PERSEPSI PEMUSTAKA TEHADAP LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (DPAD) KOTA TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan oleh: MUHAMMAD ILYAS ALBANI NIM. 1110025000050 JURUSAN ILMU PERPSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
122
Embed
PERSEPSI PEMUSTAKA TEHADAP LAYANAN SIRKULASI DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36613/2/MUHAMMAD... · pemustaka terhadap layanan sirkulasi peminjaman di perpustakaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERSEPSI PEMUSTAKA TEHADAP LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAANDINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (DPAD) KOTA TANGERANG
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
oleh:
MUHAMMAD ILYAS ALBANINIM. 1110025000050
JURUSAN ILMU PERPSTAKAAN DAN INFORMASIFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA 1438 H/2017 M
i
ABSTRAK
Muhammad Ilyas Albani. (NIM. 1110025000050). Persepsi PemustakaTerhadap Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Dinas Perpustakaan danArsip Daerah Kota Tangerang, Skripsi. Dibawah bimbingan PungkiPurnomo, MLIS, Jakarta: Program Studi Ilmu Perpustakaan FakultasAdab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadaplayanan sirkulasi di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang, peminjaman,pengembalian, sanksi/denda, dan statistik peminjaman dan pengembalian.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif.Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui observasi, kuesioner danwawancara. Sampel adalah pengunjung Perpustakaan DPAD KotaTangerang sebanyak 30 orang, observasi menggunakan metode accidentSampling. Hasil dari data yang diperoleh kemudian diolah. Untuk mengukurpersepsi Pemustaka peneliti menggunakan skala Likert yag bertujuan untukmengukur sikap, pendapat dan persepsi pengguna. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi diperpustakaan DPAD Kota Tangerang secara keseluruhan ialah sangatnyaman dengan hasil skor rata-rata yaitu 4,37. Dengan rincian persepsipemustaka terhadap layanan sirkulasi peminjaman di perpustakaan DPADKota Tangerang mempunyai skor 4,42 (sangat nyaman), persepsi pemustakaterhadap layanan sirkulasi pengembalian di perpustakaan DPAD KotaTangerang mempunyai skor 4,38 (sangat nyaman), persepsi pemustakaterhadap layanan sirkulasi sanksi/denda mempunyai skor 4,31 (sangatnyaman), dan persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi diperpustakaan DPAD Kota Tangerang 4,35 (sangat nyaman)
Kata Kunci: persepsi, pemustaka, layanan sirkulasi, perpustakaan DPAD
ii
ABSTRACT
Muhammad Ilyas Albani. (NIM 1110025000050). Perception User AgainstIn The Library Circulation Services Departemen Library and RegionalArchives Tangerang City, Essay. Under the guidance of PungkiPurnomo, MLIS, Jakarta: Studies Program Faculty of Adab andHumanities Library, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2017.
This reserach aims to determine the perception user against DPAD Librarycirculation services in the city of Tangerang, borrowing, repayment,penalties/fines, and borrow and return statistics. This research is descriptivewith quantitative method. Research data collection is done throughobservation, questionnaire and interviews. Sample are visitor DPADTangerang City Library as many 30 people, observation using accidentsampling method. The result of the data obtained are then processed. Tomeasure user perceptions the reseracher used a Likert scale which aims tomeasure attitudes, opinions and perceptions of the user. The result showedthat the perception of user against DPAD library circulation Services inTangerang City as a whole is very comfortable with the result of the averagescore 4.37 with details of perception user against borrowing at the LibraryCirculation service DPAD Tangerang City has a score 4.42 (verycomfortable), perception user of the refund in the library circulation serviceDPAD Tangerang City has a score 4,38 (very comfortable), perception useragainst santions circulation service/fines have a score 4.31 (verycomfortable), and the perception user against DPAD library circulationservice in the city of Tangerang 4.35 (very comfortable).
Bagan 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi .................................. 41
Bagan 2 Konsep Peneitian Persepsi Pemustaka Terhadap Layana Sirkulasi 42
Bagan 3 Struktur Organisasi Perpustakaan DPAD ...................................... 58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner
Lampiran 2 Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan umum sebagai salah satu pusat informasi yang
disediakan dan dinikmati untuk semua lapisan masyarakat dalam
memperoleh akses informasi. Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007
tentang perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat yang layanannya diperuntukan bagi masyarakat luas
di wilayahnya masing-masing.1 Perpustakaan umum, termasuk
Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang, harus mengelola perpustakaan berdasarkan pada standar
tertentu yang menjamin perpustakaan dikelola secara profesional. Adapun
beberapa acuan yang berkaitan dengan pelayanan perpustakaan adalah
Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang sebagai perpustakaan umum daerah yang sedang berkembang
selalu senantiasa melakukan perbaikan, pembenahan, dan berusaha
mempertahankan layanannya. Hal ini dibuktikan dengan disediakannya
layanan-layanan seperti peminjaman dan pengembalian (sirkulasi),
pembuatan kartu anggota secara gratis, layanan internet gratis, waktu
layanan yang memadai dari pukul 08.00-15.00 WIB. Jumlah koleksi buku
yang dimiliki koleksi umum 42.669 judul dan 56.445 eks, , koleksi khusus
1 R.I. Perpustakaan Nasional, “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Republik Indonesia,”Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007.
2
96 judul dan 184 eks, koleksi referensi 628 judul dan 774 eks, koleksi E-
book 6.245 judul, koleksi Ejournal 8 subjek dan 5 judul mengalami
peningkatan di tahun 2014. Koleksi buku tersebut dari berbagai bidang,
seperti sosial, ekonomi, politik, hukum, komunikasi, bahasa, dan
sebagainya. Pada tahun 2010 sebanyak 7.000 orang, sedangkan pada tahun
2013 jumlah pengunjung di perpustakaan meningkat menjadi 10.784
orang. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah pengunjung di
perpustakaan setiap tahunnya.2 Sebagian besar pengunjung adalah pelajar
dan mahasiswa. Tiap-tiap layanan juga memiliki ruang tersendiri,
contohnya layanan anak, layanan internet. Pustakawan yang ada di
Pepustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang sudah melakukan kegiatan-kegiatan contohnya sosialisasi
kearsipan dan lomba untuk meningkatkan pelayanan mereka.
Namun, pada kenyataannya ada sebagian pemustaka yang merasa
nyaman dengan fasilitas dan layanan yang diberikan, namun masih ada
saja yang belum merasa nyaman dan mengeluh pada fasilitas dan layanan
yang diberikan. Hal ini berdasarkan observasi singkat yang dilakukan
penulis kepada pemustaka. Dari pelayanan yang diberikan perpustakaan
ternyata dapat menimbulkan kepuasan yang berbeda-beda bagi pemustaka.
Meski demikian, Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
(DPAD) Kota Tangerang terus berupaya agar tingkat kunjungan ke
perpustakaan dapat meningkat, antara lain gencar melakukan sosialisasi
2 Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, “Profil Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah KotaTangerang,” 2013, (diakses 23 Maret2017)https://dpad.tangerangkota.go.id/#!/content/kanal/index/80/PROFIL.
3
kepada masyarakat dan lomba-lomba. Selain itu, pemasangan pamflet
ataupun sarana promosi lainnya di setiap kantor kelurahan dan kecamatan
yang ada di wilayah setempat.3
Perpustakaan daerah selaku salah satu lembaga pelayanan publik
perlu selalu berbenah diri. Upaya pembenahan adalah dengan
memperhatikan layanannya. Perpustakaan umum dapat dikatakan berhasil
jika perpustakaan itu dimanfaatkan secara optimal oleh pemustaka.
Perpustakaan umum dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
sesuai seperti yang diinginkan oleh pemustaka. Perbaikan layanan perlu
dilakukan oleh perpustakaan umum untuk memenuhi kebutuhan
pemustakanya. Perpustakaan harus mampu memberikan layanan yang
terbaik untuk pemustaka. Oleh karena itu pustakawan dituntut untuk lebih
profesional sehingga didapatkan hasil yang optimal.
Di masa sekarang ini tuntutan terhadap penyelenggaraan pelayanan
ini semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan
layanan masyarakat yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun
perusahaan swasta yang bergerak dibidang jasa pelayanan.
Pelayanan adalah aktivitas atau kegiatan yang ditawarkan oleh
organisasi atau perorangan kepada pelanggan atau pengunjung yang
bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Pelayanan merupakan
bagian dari beberapa rangkaian aktivitas yang diperuntukan kepada orang
yang membutuhkan layanan. Layanan pada dasarnya adalah orang yang
3 Ibid.
4
memberikan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain berupa
barang atau jasa yang membutuhkan suatu informasi. Layanan disebuah
administrasi berbeda dengan layanan pada kegiatan kemasyarakatan yang
lain, seperti layanan perizinan, kesehatan, kependudukan dan keagamaan.
Perbedaan itu berkaitan dengan fungsi dan tugas masing-masing bidang,
meskipun pada dasarnya pelayanan mempunyai prinsip-prinsip yang sama
atau berdekatan. Pada prinsipan konsep layanan memiliki berbagai macam
definisi berbeda redaksi, namun pada intinya merujuk pada konsep yang
sama.
Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang mampu memberikan
kepuasan bagi yang menerima pelayanan dengan standarisasi yang telah
ditentukan oleh lembaga atau pengguna jasa. Standar pelayanan adalah
tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pelayanan dan acuan penelitian pelayanan sebagai kewajiban dan janji
penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang
berkualitas, mudah, cepat, terjangkau, dan terukur.
Pelayanan publik merupakan salah satu isu yang sering menjadi
pusat perhatian oleh masyarakat umum. Terutama jika dikaitkan dengan
pemenuhan harapan, kebutuhan, kepentingan masyarakat, kemudahan dan
kenyamanan bagi seluruh lapisan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan. Pelayanan publik diharapkan dapat mempermudah masyarakat
dalam memperoleh berbagai fasilitas jasa dan non jasa yang telah
disediakan pemerintah kepada seluruh lapisan masyarakat.
5
Dengan adanya pelayanan yang baik maka akan menciptakan rasa
kepuasan dan respon yang baik dari masyarakat pada umumnya dan
penerima layanan pada khususnya. Tingkat kepuasan seseorang
berpengaruh terhadap bagaimana layanan yang diterima baik berupa
kesederhanaan prosedur yang tidak menyulitkan, kejelasan dalam hal
persyaratan teknis dan rincian biaya, kepastian waktu, tanggung jawab,
kemudahan akses, keramahan, sopan santun, dan kenyamanan.
Sehingga DPAD Kota Tangerang memperoleh acuan yang dapat
mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan perpustakaan. Apabila pihak
DPAD Kota Tangerang tidak memerhatikan layanan sirkulasi dalam
pengolahan yang dilakukan akan menjadi tajuk utama dalam membenahi
pemustaka atau masyarakat umum yang memanfaatkan perpustakaan.
Penulis melihat berbagai aspek yang ada untuk menjadi suatu
permasalahan yang dimiliki oleh DPAD Kota Tangerang.
Upaya untuk meningkatkan kecerdasan bangsa tidak harus melalui
pendidikan formal, akan tetapi dapat juga melalui jalur pendidikan
nonformal. Oleh karena itu, diperlukan adanya sarana komunikasi
informasi ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat yaitu
perpustakaan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis
tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai pelayanan sirkulasi di
perpustakaan Kota Tangerang dengan melakuakan penelitian yang
berjudul “PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN
6
SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN
ARSIP DAERAH (DPAD) KOTA TANGERANG.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitiaan lebih fokus maka penelitian dibatasi: Persepsi
pemustaka terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan DPAD Kota
Tangerang yang terdiri dari peminjaman, pengembalian, sanksi/denda,
dan statistik.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatan masalah penelitian tersebut di atas, maka dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Persepsi
pemustaka pada layanan sirkulasi di perpustakaan DPAD yang
mencakup peminjaman, pengembalian, sanksi/denda, dan statistik?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persepsi pemustaka
terhadap layanan sirkulasi di perpustakaan DPAD Kota Tangerang,
mencakup peminjaman, pengembalian, sanksi/denda dan statistik.
2. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
teoritis dan manfaat praktis,
a. Secara teoritis
Dari segi teoritis, manfaat penelitian ini adalah sebagai salah satu
upaya menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
7
pengalaman khususnya yang berkaitan dengan evaluasi
pengelolaan perpustakaan.
b. Secara Praktis
1) Bagi penulis, dapat melatih dan berfikir secara ilmiah serta
mengetahui secara langsung harapan pemustaka dari kinerja
pustakawan.
2) Bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang,
dapat dijadikan evaluasi serta bahan untuk melakukan layanan
sirkulasi agar dapat lebih baik.
D. Definisi Istilah
1. Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan.4
2. Pemustaka
Pemakai perpustakaan (pemustaka) adalah segala-galanya bagi
perpustakaan, segala bentuk kegiatan perpustakaan harus selalu
diarahkan pada kepentingan masyarakat. Masyarakat yang
menggunakan jasa pelayanan perpustakaan pada umumnya individu
ataupun kelompok yang berbeda-beda latar belakangnya.5
Layanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa
memberikan bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses
peminjaman dan pengembalian bahan pustaka Akan tetapi teori lain
menyatakan bahwa pelayanan sirkulasi meliputi semua bentuk
kegiatan pencatatan yang berhubungan dengan pemanfaatan,
penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat waktu untuk
kepentingan pemakai jasa perpustakaan.6
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab pertama memuat argumentasi seputar peneltian,
melputi:
latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode peneliti,
definisi istilah, penelitian yang relevan dan sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Literatur
Bab ini membahas tentang: pengertian perpustakaan umum
meliputi, tujuan, fungsi dan tugas perpustakaan umum.
pengertian layanan, macam-macam layanan dan kualitas
layanan. Dalam bab ini juga membahas tentang persepsi
6 Soetminah. Perpustakaan, kepustakaan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisisus, 1992.
9
pemustaka, faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi
dan penelitian terdahulu.
BAB III Metode Penelitian
Bab ke tiga membahas hal-hal yang berkaitan dengan
metode penelitian yang meliputi jenis dan pendekatan
penelitian, sumber data, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, teknik analisa data, dan tempat dan
waktu penelitian..
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ke empat terdiri dari bagian, yakni penjelasan lebih
lanjut teknik pengambilan sampel atau kriteria informan
yang ditetapkan, tahapan penelitian, penjelasan tentang
informan, hasil penelitian yang berupa tabulasi dan
cuplikan hasil wawancara dan diakhiri dengan pembahasan
yang disesuaikan dan menjawab tujuan penelitian.
BAB V Penutup
Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian, yang meliputi:
penarikan kesimpulan yang ditarik dari pembahasan dari
subsub sebelumnya, dan beberapa rekomendasi berupa
saran-saran. Baik kesimpulan dan saran wajib menjawab
tujuan penelitian secara singkat dan padat.
10
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Teori tentang jenis perpustakaan
1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah tempat atau lokasi yang
menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk
kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum dapat di artikan
juga sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan
menyediakan berbagai macam informasi ilmu pengetahuan, budaya
dan teknologi untuk meningkatkan dan memperoleh pengetahuan bagi
masyarakat luas.
Perpustakaan umum berbeda dengan perpustakaan sekolah,
kampus, kantor, pribadi atau yang lainnya, meski berkonsep serta
pengelolaannya relatif sama. Hanya saja perpustakaan non umum
biasanya cenderung untuk lingkungan terbatas dan mempunyai
peraturan khusus serta koleksi terbatas yang disesuaikan dengan
lingkungannya.
Perpustakaan umum menyediakan bermacam bahan koleksi
bagi semua tingkatan usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa
sampai lanjut usia, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Oleh
karena itu, perpustakaan umum mempunyai nilai strategis untuk
11
mencerdaskan kehidupan bangsa karena fungsinya melayani semua
lapisan masyarakat sebagai sarana pembelajaran.
Salah satu dari beberapa perpustakaan adalah perpustakaan
daerah. Perpustakaan daerah atau yang lebih dikenal dengan
perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat umum tidak memandang status sosial ataupun aspek
lainnya. Menurut Sutarno NS, bahwa perpustakaan umum merupakan
salah satu jenis perpustakaan yang ada kabupaten/kota, kecamatan,
desa/kelurahan mempunyai koleksi berbagai ilmu pengetahuan dan
berfungsi melayani seluruh lapisan masyarakat disekitarnya.7
Pengertian perpustakaan umum yang lain adalah perpustakaan yang
diselenggarakan dengan dana umum,8 sedangkan soetminah
mengdefinisikan perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
mempunya tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa
membedakan tingkat usia, tingkat sosial, dan tingkat pendidikan.9
Perpustakaan adalah mencakup suatu ruangan, bagian dari
gedung/bangunan atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku
koleksi, yang diatur dan disusun demikian rupa, sehingga mudah
untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh
pembaca.10
7 N. S. Sutarno, Kamus Perpustakaan Dan Informasi (Jala Permata, 2008). h. 165.8 Basuki Sulistyo, “Pengantar Ilmu Perpustakaan,” Jakarta: Universitas Terbuka, 1993. h. 46.9 Soetminah, Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992),
h. 34.10 Sutarno Ns, “Perpustakaan Dan Masyarakat: Edisi Revisi,” Jakarta: Sagung Seto, 2006. h.
11.
12
Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai
tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau
keperluan pemakai.11
Pengertian perpustakaan umum menurut Hermawan dan Zen
adalah: “Perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat
tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku,
pendidikan dan sebagainya.”12
Sedangkan Pengertian perpustakaan umum menurut Sjahrial-
Pamuntjak adalah: “Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku,
bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat
umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan
untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan
perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaaan, kedudukan, kebudayaan
dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan
dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya
sebagai tanda kenggotaan dari perpustakaan tersebut.”13
Secara lebih konkrit perpustakaan dapat dirumuskan sebagai
suatu unit kerja dari sebuah lembaga pendidikan yang berupa tempat
penyimpanan koleksi buku-buku pustaka untuk menunjang proses
pendidikan. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
11 I. Ketut Widiasa, “Manajemen Perpustakaan Sekolah,” Perpustakaan Sekolah: Kajian,Metode, Praktik, Dan Evaluasi Perpustakaan Sekolah. Tahun 1 (2007): 8–18.
12 S. Rachman Hermawan and Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu PendekatanTerhadap Profesi Dan Kode Etik Pustakawan Indonesia (Sagung Seto, 2006).
bahwa perpustakaan adalah tempat untuk mengembangkan informasi
dan pengetahuan yang dikelola oleh suatu lembaga pendidikan,
sekaligus sebagai sarana edukatif untuk membantu memperlancar
cakrawala pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar.
Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertian perpustakaan
berubah secara berangsur-angsur. Pada mulanya setiap ada kumpulan
buku-buku koleksi yang dikelola secara rapi dan teratur disebut
perpustakaan, tetapi karena adanya perkembangan teknologi modern
dalam usaha pelestarian dan pengembangan informasi, maka koleksi
perpustakaan tidak hanya terbatas buku-buku saja tetapi juga beraneka
ragam jenisnya.
2. Tujuan perpustakaan umum dirinci ke dalam tiga jenis tujuan yaitu:14
a. Tujuan Umum
Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan
kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang
berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan
rohani masyarakat berada dalam jangkauan layanan, sehingga
berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat
dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh
dalam menunjang pembangunan nasional.
14 Mastini Hardjoprakoso, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Jakarta:Perpustakaan Nasional RI, 1992). h. 6.
14
b. Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional dan tujuan khusus Perpustakaan Umum adalah :
1) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca,
serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor
kehidupan.
2) Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta
memanfaatkan informasi ;
3) Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara
dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan
berhasil guna ;
4) Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri ;
5) Memupuk minat dan bakat masyarakat ;
6) Menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab
dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan
membaca masyarakat ;
7) Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional
yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam
pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
c. Tujuan Operasional
Tujuan Operasional Perpustakaan umum merupakan
pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai
15
serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor,
diukur dan dievaluasi keberhasilannya.
3. Fungsi Perpustakaan Umum
Penyelenggaraan sebuah perpustakaan tentunya ingin
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Perpustakaan umum
mempunyai tugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan
mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat
umum. Selain mempunyai tujuan dan tugas perpustakaan tentunya
juga memiliki fungsi yang harus dilaksanakan. Dalam buku Pedoman
Perlengkapan Perpustakaan dinyatakan bahwa perpustakaan umum
berfungsi untuk:15
a. Menyediakan bahan pendidikan.
b. Menyediakan dan menyebar luaskan informasi.
c. Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi
d. Menyediakan bahan-bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan
bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat.
e. Melestarikan bahan pustaka dan hasil budaya bangsa untuk dapat
dimanfaatkan masyarakat umum.
f. Menyediakan layanan penelitian.
15 Ibid.
16
Dari pernyataan diatas dapat dilihat fungsi perpustakaan dibagi
menjadi enam bagian fungsi perpustakaan umum. Sedangkan menurut
Yusuf, fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut:16
a. Fungsi Edukatif
Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan
berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber
belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya
mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup
dan gemar membaca.
b. Fungsi Informatif
Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan
lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi. Bacaan ilmiah
populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting
lainnya.
c. Fungsi Kultural
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai
hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam.
Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya
berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti
perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.
16 Salim Yusuf et al., “Analysis and Interpretation of Treatment Effects in Subgroups ofPatients in Randomized Clinical Trials,” Jama 266, no. 1 (1991): 93–98.
17
d. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan
ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku
fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja, dan dewasa.
Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan
imajinasi oembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan
dewasa.
Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan umum memilik empat fungsi yang umum yaitu fungsi
edukatif, informatif, kulttural, dan rekreasi. Akan tetapi pada
pernyataan dalam buu pedoman perlengkapan perpustakaan umum
menambahkan fungsi perpustakaan sebagai layanan riset dan
penyediaan bahan rujukan.
4. Tugas Perpustakaan Umum
Sesuai dengan pengertian perpustakaan, maka tugas dari
perpustakaan meliputi pengumpulan, menyimpan dan menyajikan
koleksi yang tersedia kepada pengguna.
Tugas pokok perpustakaan umum meliputi:17
a. Perpustakaan Umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat
untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat.
17 Pawit M. Yusuf and Yaya Suhendar, “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,”Jakarta: Kencana, 2007. h. 18.
18
b. Perpustakaan Umum menyediakan bahan pustaka yang dapat
menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca
sedini mungkin.
c. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai
dengan kebutuhan dalam meningkatkan pengetahuan untuk
menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal.
d. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk
dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak
sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan
umum adalah melayani pemenuhan kebutuhan informasi pengguna,
meningkatkan minat baca dan meningkatkan taraf hidup masyarakat
yang layak sehingga mampu berpartisipasi dalam pembangunan
nasional.
B. Teori tentang variabel yang diteliti
1. Layanan Sirkulasi di Perpustakaan
Dilihat dari makna, kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris
yaitu “circulation” yang mempunyai arti perputaran, peredaran.
Sedangkan dalam ilmu perpustakaan, kata sirkulasi sering dikenal
dengan peminjaman namun demikian pengertian pelayanan sirkulasi
sebenarnya adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang
berkaitan dengan pemanfaatan bahan pustaka. Pelayanan sirkulasi
adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai
19
perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembalian bahan
pustaka.18
Salah satu kegiatan utama atau jasa utama perpustakaan adalah
peminjaman buku dan materi lainya. Kegiatan peminjaman ini sering
dikenal dengan nama sirkulasi artinya peminjaman. Meja sirkulasi,
seringkali di anggap ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian
inilah yang pertama kali berhubungan dengan pengguna atau pemakai
serta paling sering di gunakan pemakai, karenanya unjuk kerja staf
sirkulasi dapat berpengaruh terhadap citra perpustakaan.19
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pelayanan sirkulasi adalah kegiatan yang harus ada di dalam
perpustakaan yang berhubungan dengan bagian peminjaman dan
pengembalian bahan pustaka agar dapat dipergunakan oleh pengguna
secara maksimal. Agar perpustakaan dapat memainkan peranya
dengan baik/berdaya guna maka perpustakaan harus didukung oleh
sarana, prasarana serta tenaga kerja pengelola yang handal. Untuk itu
tenaga pengelola perpustakaan perlu dibekali pengetahuan dan
keterampilan mengelola perpustakaan khususnya pada bagian
pelayanan sirkulasi.
18 Maurits W. Lalopua, Servi S. Sumendap, and Melky Turang, “Sikap Pemustaka TerhadapLayanan Sirkulasi Berbasis Slims Di Perpustakaan UNIKA DE LA SALLE MANADO,” JurnalActa Diurna 4, no. 4 (2015), http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/8690.
19 Ni Ketut Evarini, I. Putu Suhartika, and Ni Putu Premierita Haryanti, “Evaluasi LayananSirkulasi Perpustakaan Politeknik Negeri Bali,” Jurnal Ilmiah D3 Perpustakaan 1, no. 1 (2016),http://ojs.unud.ac.id/index.php/d3perpus/article/view/21810.
pelayanan yang dilakukan oleh pustakawan, oleh karena itu, perlu
dipahami pengertian pokok tentang pelayanan sirkulasi, referensi,
informasi, dan pelayanan bimbingan pembaca. Pelayanan sirkulasi
adalah kegiatan melayangkan koleksi perpustakaan kepada para
pemakai atau pengguna perpustakaan dengan berbagai macam
kegiatan seperti:21
a. Membuat peraturan mengenai pemakaian/peminjaman koleksi.
b. Membuat pengumuman tentang pendaftaran anggota
perpustakaan langsung tertulis diperpustakaan.
c. Melakukan penagihan kepada para anggota perpustakaan yang
belum mengembalikan pinjamannya, padahal sudah habis batas
waktu peminjamanya dengan cara ditagih langsung ataupun
lewat surat tagihan.
d. Mencatat dengan tertib dan teratur semua pemasukan uang
pendaftaran anggota perpustakaan maupun uang denda
keterlambatan pengembalian koleksi pustaka, untuk kemudian
menyetorkannya kepada yang berwenang ataupun pimpinan
perpustakan.
e. Melayani permintaan “Surat Bebas Pinjaman Pustaka (SBPP)”
kepada para anggota perpustakan yang memerlukan untuk
keperluan studi.
21 Indonesia, Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi(Perpustakaan Nasional RI, 2000), http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/10144.
22
Layanan sirkulasi hampir ada disemua jenis perpustakaan yang
menyelenggarakan kegiatan layanan karena layanan ini merupakan
kegiatan utama penyelenggaraan layanan perpustakaan. Sering sekali
disebutkan bahwa layanan sirkulasi merupakan indikator utama
keberhasilan suatu perpustakaan:
Dengan adanya tujuan pelayanan sirkulasi maka pemakaian
koleksi dapat secara efektif, pengawasan terhadap bahan pustaka akan
mudah dilakukan dan koleksi perpustakaan akan terjaga karena
diketahui siapa peminjam koleksi, waktu pengembalian yang jelas dan
pelanggaran dapat diketahui dengan segera.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perpustakaan maka harus
disesuaikan fungsi dan masing-masing petugas pelayanan sirkulasi.
Fungsi dan tugas pelayanan sirkulasi sangat penting karena dapat
membantu pengguna perpustakaan memperoleh bahan pustaka dan
dapat melindungi bahan pustaka.
Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut diatas, maka bagian
pelayanan sirkulasi melaksanakan tugas sebagai berikut :
a. Pengawasan pintu masuk dan keluar perpustakaan.
b. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, pengunduran
b. Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa
yang sedang dipinjam.
Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang
dipinjam. Sistem layanan terbuka merupakan cara yang dapat
membantu pengguna perpustakaan untuk mecari informasi yang
dibutuhkan secara langsung ke rak. Pada perpustakaan tinggi yang
melayanai civitas akademika dan koleksi yang banyak biasanaya
menggunakan sistem layanan terbuka.
Pelayanan pemakai sistem tertutup merupakan pelayanan
sirkulasi yang tidak memungkinkan pemakai memilih dan mengambil
sendiri bahan pustaka. Pada sistem pelayanan tertutup ini setiap
penggunjung harus mengetahui dahulu dengan jelas pengarang atau
judul buku subjek yang diinginkan kemudian meminta petugas
perpustakaan mencarikannya keruang koleksi.
Secara umum yang dimaksud dengan layanan sirkulasi adalah
kegiatan yang melayani peminjaman bahan-bahan perpustakaan.
Beberapa hal yang menjadi tugas pokok pelayanan adalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana perpustakaan dapat melayani kehendak pemakai
dengan prosedur yang ringan dan tidak memberatkan kelancaran
proses yang diberikan.
27
b. Bagaimana bahan-bahan perpustakaan yanh dipinjam dapat
dikembalika serta mencegah kerusakan, hilang atau tidak
dikembalikan dengan prosedur atau tatatertib tertentu.
Perpustakaan selalu menyelenggarakan kegiatan peminjaman.
Untuk kelancaran prosedur administrasi peminjaman bahan pustaka
ini, keterangan tentang bahan-bahan pustaka yang dipinjam dan
dikembalikan keperpustakaan harus dicatat dengan ketentuan-
ketentuan atau peraturan teknis kegiatan ini menyangkut”
a. Keanggotaan perpustakaan
Pencatatan keanggotaan perlu dilakukan oleh perpustakaan
untuk memudahkan prosedur peminjaman secara administrasi.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk menjadi anggota
perpustakaan melalui pendaftaran menjadi anggota perpustakaan.
Biasanya perpustakaan selalu membuka kesempatan bagi yang
berminat menjadi anggota perpustakaan dengan masa
keanggotaan yang telah ditentukan, misalnya setahun atau dua
tahun.
Sebagai tanda buti keanggotaan, anggota perpustakaan
diberi kartu anggota perpustakaan. Kartu anggota perpustakaan
ini diberikan kepada setiap pengguna yang ingin mendaftarkan
diri sebagai anggota perpustakaan. Kegunaannya sebagai tanda
28
pengenal bila akan berhubung dengan pustakawan untuk
melakukan peminjaman buku atau bahan pustaka lainnya.
b. Perlengkapan Peminjaman buku
Selain kartu anggota perpustakaan, diperlukan pula suatu
perlengkapan regestrasi untuk anggota perpustakaan yang harus
disimpan atau di-file diperpustakaan sebagai data arsip dan alat
pengontrol peminjaman koleksi perpustakaan.
Pada kartu regestrasi di perlukan kolom-kolom khusus yang
berfungsi untuk mencatat buku-buku yang akan dipinjam atau
sedang dipinjam. Kegunaan yang dapat diperoleh dari
penggunaan kartu regestrasi ini diantaranya;
1) Sebagai alat untuk mengecek buku-buku yang dipinjam
oleh anggota perpustakaan bila terdapat permasalahan
dalam pengambilan karena perpindahan atau
mengundurkan diri sebagai anggota perpustakaan.
2) Mengetahui sejauh mana bimbingan pembaca yang
menggunakan buku-buku dari perpustakaan. Bimbingan
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,
kecakapan pembaca, dan belajar dari pemakai (anggota
perpustakaan) bersangkutan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat dan
29
menarik serta memberikan bimbingan yang lebih dalam
melayani pemakainya.
3) Memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan
pemanduan kepada pemakai perpustakaan.
4) Sebagai alat kontrol atau disamping itu sebagai tugas
administrasi yang harus dilakukan bila ada pemesanan
buku untuk pemberian surat peringatan pengembalian
buku bagi anggota perpustakaan yang terlambat
mengembalikan kepada petugas.
5) Sebagai alat untuk mencatat perpanjangan waktu
peminjaman buku jika anggota perpustakaan
membutuhkannya lagi.
c. Prosedur peminjaman
Sudah menjadi suatu kewajiban, setiap bahan pustaka yang
masuk dan keluar harus dicatat agar terorganisasi dan terawasi
dengan sebaik baiknya. Hal ini sangat erat hubungannya dengan
pemeliharaan bahan-bahan pustaka agar tidak hilang dan rusak
serta memudahkan pemeliharaan. Permasalahan yang harus
ditanggulangi oleh perpustakaan dalam menjalankan fungsinya
adalah adanya kehilangan dan kerusakan bahan-bahan pustaka
memerlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, harus
30
diingat bagaimana menyusun dan menggunakan anggaran biaya
perpustakaan yang tersedia.24
Maka untuk itu dalam proses peminjaman pertugas
peminjaman memeriksa kartu anggota kemudian mengambil serta
memeriksa kartu regestrasi anggota dalam laci peminjaman. Pada
buku yang akan dipinjam terdapat kartu buku dan kartu
peminjaman. Petugas sirkulasi segera mencatat dalam kolom-
kolom kartu buku dan kartu peminjaman berupa tanggal
peminjaman dan tanggal pengembalian buku yang akan
dipinjamkan. Jangan lupa identitas peminjam dicatat dalam kartu
regestrasi, kemudian kartu buku dicabut dari kantung bukunya
lalu di-file dalam laci peminjaman. Pertama, disimpan dibawah
tanggal pengembalian. Kedua, disusun menurut nama
pengarangnya atau dibawah label bukunya. Kartu regestrasi
anggota segera di-file dalam laci penghimpunan menurut nama
peminjamnya.
Petugas perpustakaan (sirkulasi) harus terampil dan cermat
dalam melayani peminjam buku karena mungkin dalam satu
waktu bersamaan harus melayani peminjaman buku lebih dari
satu orang dan ini perlu pula perhatian dan pelayanan yang
seksama. Layanilah yang terdahulu melakukan peminjaman,
24 Ibid., h. 128.
31
kemudian para peminjam selanjutnya. Perlu diingat, pelayanan ini
merupakan salah satu tugas yang cukup vital karena menyangkut
kenyamanan dan kemudahan yang diberikan perpustakaan.25
Pada waktu meminjamkan bahan-bahan pustaka kepada
peminjam/anggota, petugas perlu memerhatikan hal-hal sebagai
berikut;
1) Kartu buku dicabut dari kartu buku.
2) Kartu regestrasi diambil dari laci regestrasi.
3) Mencatat segala sesuatu pada kolom-kolom yang
terdapat pada kartu buku, kartu regestrasi peminjaman.
4) Kartu anggota bersama dengan buku dipinjam
diserahkan pada peminjamnya.
5) Kartu buku dan kartu regestrasi dimasukan kedalam laci
peminjaman sebagai bahan pencatatan bila buku akan
dikembalikan serta sebagai bahan data peminjaman buku
(statistik).
Beberapa cara dalam menyusun kartu buku, yaitu kartu
disusun menurut tanggal pengembalian bersama dengan itu
disusun menurut label buku atau menurut susunan abjad
pengarangnya. Cara penyusunan seperti ini bisa dilakukan
diperpustakaan yang jarang melakukan peminjaman. Untuk
25 Ibid., h. 131.
32
perpustakaan yang jarang melakukan peminjaman bahan
pustakanya, kartu buku disusun menurut susunan abjad
pengarangnya. Kartu regestrasi dapat disusun menurut nomor
anggota.
Bilamana peminjam mengembalikan buku, petugas
perpustakaan melakukan beberapa prosedur pengembalian bahan
pustaka berikut;26
1) Memeriksa dan mengecek tanggal akhir peminjaman
apakah peminjam tepat mengembalikan buku sesuai
dengan tanggal yang tertera dalam kartu peminjaman,
2) Kartu diambil dalam laci peminjaman dan dimasukkan
kedalam kantong buku setelah diadakan pencoretan yang
diperlukan pada tanggal pengembaliannya.
3) Kartu regestrasi peminjaman diambil dari laci
peminjaman kemudian seperti halnya pad kartu buku
dilakukan pula pencoretan catatan tentang buku
bersangkutan. Setelah itu petugas peminjaman segera
mengembalikannya untuk di-file pada laci peminjaman.
4) Kartu peminjaman yang ada pada buku diberi pencoretan
yang diperluas seperti halnya kedua kartu sebelumnya.
26 Ibid., h. 133.
33
Setelah itu, buku disimpan pada rak-rak buku sesuai
dengan sistem yang digunakan.
Pembaca perpustakaan terkadang tidak cukup membaca
buku yang dipinjam selama batas waktu yang ditentukan atau
karena kepentingan lain buku itu masih dibutuhkan. Karena itu
pembaca diberi kesempatan perpanjang waktu peminjaman atau
pembaharuan peminjaman bahan pustaka. Karena itu,
peminjaman dapat dilakukan dengan beberapa prosedur sebagai
berikut;27
1) Menyerahkan bahan pustaka yang dipinjamkan
bersamaan dengan kartu anggotanya. Cara ini
mempermudah petugas sirkulasi melakukan pencatatan
sesuatu yang diperlukan keterangan-keterangan buku
tersebut.
2) Hanya menyerahkan kartu anggota perpustakaan saja
tanpa bahan pustaka
3) Tanpa bahan pustaka dan kartu anggota, tetapi hanya
memberitahukan melalui surat atau telepon.
Dari ketiga cara tersebut, cara terbaik yang perlu ditemput
adalah cara pertama. Keuntungannya bagi petugas sirkulasi atau
27 Ibid., h. 133.
34
peminjam mempermudah pencatatan dan menghilankan keragu-
raguan dalam pencatatannya.
d. Surat peringatan dan peminjaman buku
Sering ditemui suatu kasus pada proses pelayanan
peminjaman ini pembaca lalai atau lupa mengembalikan buku-
buku yang dipinjamkan, sehingga pada waktu petugas
perpustakaan mengecek buku tersebut tidak ada. Karena itu
diperlukan pengiriman surat peringatan kepada peminjam tentang
buku itu. Biasanya pemberian surat peringatan ini dilakukan
beberapa kali bila pemberian surat peringatan yang terakhir
diabaikan oleh peminjamnya, perpustakaan dapat mengambil
tindakan sebagai konsekuensi kelalaiannya itu. Tindakan yang
dapat diambil berupa skorsing dalam beberapa waktu tidak diberi
kesempatan meminjam buku.
Dalam pembuatan surat peringatan ini perlu dicantumkan
beberapa hal tersebut dibawah ini:28
1) Nama peminjam.
2) Nomor anggota perpustakaan.
3) Keterangan buku (pengarang, judul label buku).
4) Tanggal batas waktu peminjaman.
28 Ibid., h. 135.
35
5) Keterangan lain yang perlu dituliskan.
e. Pembuatan statistik peminjaman bahan pustaka
Sebagai sarana yang diperlukan untuk mengetahui berapa
banyak bahan pustaka yang dipinjam dan dignakan
diperpustakaan serta beberapa orang pengunjung yang selalu
datang memanfaatkan bahan-bahan pustaka yang tersedia pada
jangka waktu tertentu, diperlukan statistik baik untuk peminjaman
bahan pustaka maupun untuk pengunjung perpustakaan. Selain
untuk mengetahui bahan pustaka dan pengunjung perpustakaan
terutama untuk keperluan laporan perpustakaan dan mengetahui
jumlah bahan pustaka yang dipinjam, jenis atau golongan bahan
pustaka yang dipinjam setiap hari, minggu, bulan dan tahun.
Statistik juga berguna bagi petugas perpustakaan untuk
mengetahui bahan-bahan yang belum ada dalam perpustakaan
tetapi sangat dibutuhkan oleh para pengguna perpustakaan,
beberapa jumlah judul buku yang hilang dan sudah tidak dapat
digunakan lagi sebagai bahan koleksi perpustakaan.
Pembuatan statistik ini sangat membantu bagi perpustakaan
yang bersangkutan dalam mengukur sejauh mana pelayanan yang
dapat diberikan setiap waktunya. Selain itu, perpustakaan juga
mengetahui keberadaan bahan koleksi dan kebutuhan yang
seharusnya dipenuhi sehubungan dengan fungsinya sebagai
36
sarana pembantu penyelenggaraan pendidikan di daerah yang
bersangkutan.
Statistik pengunjung ini harus dibuat sebaik-baiknya, sebab
dari hasil yang ada akan dibuat bahan pengambilan keputusan
lembaga perpustakaan yang bersangkutan untuk dijadikan dasar
dalam membuat perencanaan pengadaan bahan koleksi
perpustakaan.
Untuk mengetahui keterangan-keterangan yang berkenaan
dengan pembuatan Statistik pengunjung dan peminjaman bahan
koleksi perpustakaan harus dipahami bahwa beberapa hal
menyangkut pelayanan ini perlu pengumpulan data Statistik
dengan aspek-aspek berikut:29
1) Banyaknya pembaca dan peminjam bahan pustaka dirinci
menurut susunan golongan/klasifikasinya. Koleksi yang
disediakan diperpustakaan dalam jangka waktu tertentu dan
golongan/klasifikasi yang sering digunakan atau digemari
oleh pengunjungnya.
2) Banyaknya pengunjung dan peminjam bahan koleksi
perpustakaan menurut tingkat usia dan jenjang
pendidikannya.
29 Ibid., h. 137.
37
Secara singkat langkah-langkah yang dapat dilaksanakan
oleh petugas perpustakaan dalam mengumpulkan data-data
Statistik:
1) Setiap pengunjung perpustakaan yang masuk dan akan
mempergunakan koleksi harus mengisi buku tamu yang biasa
diletakkan didekat pintu masuk.
2) Menghitung jumlah kartu buku yang disusun menurut label
bukunya. Petugas sirkulasi/peminjaman harus mencatat
keterangan yang diperlukan dalam kartu-kartu buku itu.
Hitung kartu buku itu setelah perpustakaan pada hari itu
ditutup.
3) Jumlah pembaca adalah jumlah pengunjung dikurangi
peminjam. Perhitungan ini dilakukan secara umum untuk
mengetahui jumlah pembaca yang ada diperpustakaan.
4) Jumlah pengunjung dapat dilihat pada daftar hadir atau buku
tamu yang dilektakkan dipintu masuk. Janganlah sekali-sekali
menghitung jumlah pengunjung yang meminjam buku karena
terkadang mereka meminjam buku lebih dari satu judul.
5) Pengunjung yang melakukan riset dapat dibuktikan dengan
melihat surat ketetangan yang dibawanya.
6) Jumlah bahan pustaka yang dipinjam atau digunakan oleh
pengunjung dapat dilihat dari kartu-kartu buku yang ada
didalam laci-laci peminjaman.
38
Dari hasil pengumpulan data Statistik pengunjung dan
peminjaman bahan pustaka, dapat diketahui perkembangan
kegiatan yang dilakukan terutama perkembangan pengunjung dan
jumlah peminjaman bahan pustaka dalam jangka waktu tertentu.
Dari data tersebut dapat diketahui pulsa sejauh mana terjadi
peningkatan atau bahkan penurunan pengunjung dan peminjaman
bahan pustaka sehingga penyelenggara perpustakaan dapat
dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan
koleksi dan pelayanannya.30
2. Persepsi Pemustaka
Dengan memberikan layanan yang baik dalam memenuhi
kebutuhan informasi pengguna, maka dapat dilihat bawah layanan
sangat penting dalam mencapai tujuan perpustakaan. Perpustakaan
umum yang selalu mengutamakan kepentingan pemustaka, hendaknya
selalu memperhatikan bagaimana persepsi dari pemustaka tentang
segala hal yang berkaitan dengan perpustakaan dalam hal layanan,
fasilitas serta pustakawan agar selalu memberikan kenyamanan serta
meningkatkan minat baca pemustaka. Berhubung dengan hal bagi
pemustaka memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap layanan
perpustakaan.
30 Ibid., h. 138.
39
Menurut Sarwono dalam pandangan konvensional persepsi
dianggap sebagai kumpulan penginderaan, sebagai proses pengenalan
objek yang merupakan aktivitas kognisi dimana otak aktif menilai
untuk memberi makna dan penilaian baik atau buruk. Seperti misalnya
penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata,
penciuman yang memakai media molekul bau (aroma), dan
pendengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah
penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh pembelajaran,
ingatan, harapan, dan perhatian.31
Dalam jurnal yang ditulis oleh Cahyo Budi Santoso terdapat
kutipan yang menyatakan bahwa “Persepsi adalah pengalaman
tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.32
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
proses pengenalan terhadap objek (benda, manusia, gagasan, gejala
dan peristiwa) yang merangsang untuk diterima oleh panca indera,
hasil dari pengolahan otak dan ingatan
31 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Lingkungan (Grasindo, 1992),http://digilib.unikom.ac.id/repo/sector/buku/view/1/key/9352/PSIKOLOGI-lingkungan.pdf.
32 Cahyo Budi Santoso, “Pengaruh Lingkungan Keluarga, Motivasi Dan Persepsi MahasiswaTentang Profesi Akuntan Publik Terhadap Minat Menjadi Akuntan Publik Pada MahasiswaProgram Studi Akuntansi Universitas Riau Kepulauan Batam,” Measurement 8, no. 1 (2016),http://journal.unrika.ac.id/index.php/measurement/article/view/199.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut
Stepen P. Robbins33, adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang berada dalam diri sendiri yang mempersepsi, berupa
sikap, motif, pengalaman dan harapan.
b. Faktor yang berada dalam objek yang dipersepsikan (target)
berupa suara, ukuran, latar belakang dan kedekatan.
c. Faktor yang berada dalam situasi berupa tempat kerja dan
pkeadaan sosial.
Seperti bagan dibawah ini faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi sebagai berikut:
Sesuai dengan pembahasan penulis, maka faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi pada penelitian ini terfokus kepad faktor-
faktor yang berada dalam diri persepsi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi34 yaitu sebagai berikut:
33 Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, “Perilaku Organisasi,” Edisi Bahasa Indonesia.Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006, http://www.academia.edu/download/43791329/RESUME_PERILAKU_ORGANISASI.docx.
34 Marihot Tua Efendi Hariandja, Perilaku Organisasi (Bandung: Unpar Press, 2006)., h. 74 –75.
a. Attitude (sikap) dipengaruhi nilai yang dianut oleh seseorang
terhadap suatu objek yang dapat mempengaruhi persepsi.
b. Motive (motif) merupakan suatu keinginan atau kebutuhan
seseorang.
c. Interest (perhatian) adalah suatu yang sangat diperhatikan
seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan latar belakang
orang tersebut.
35 Stephen P. Robbins, “Organizational Behavior, Englewood Cliffs,” NewJersey: Prentice HallInternational Ltd, 1996., h. 126.
SITUASIWaktuKeadaan/Tempat KerjaKeadaan Sosial
PEMERSEPSISikapMotifPengalamanPengharapan
PERSEPSI
TARGETGerakanSuaraUkuranLatar belakangKedekatan
42
d. Experience (pengalaman) dapat mempengaruhi salah satu dari
objek atau peristiwa yang sangat diperhatikan oleh orang.
e. Expectation (pengharapan) seseorang terhadap sesuatu yang dapat
mempengaruhi persepsi.
Berdasarkan uraian diatas maka konsep munculnya persepsi
pemustaka yang diaplikasikan kedalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Bagan 2 Konsep penelitian persepsi pemustaka terhadap layanan
sirkulasi
Sumber: Iwin Ardyawin, Rohanda, Tati Sumiati.36
Oleh sebab itu, pelayanan adalah inti dari perpustakaan itu
sendiri, dan harus terbentuk secara kokoh. Perpustakaan harus
memahami bahwa metode dan teknik yang efektif tergantung dari
situasi, harus disesuaikan dengan unsur waktu dan unsur lainnya.
Ditambah lagi dengan keterampilan yang harus diaplikasikan oleh
36 Iwin Ardyawin, Rohanda, and Tati Sumiati, “Persepsi Pemustaka Mengenai Layanan Depositdi Badan Perpustakaan dan Kearsipan daerah Provinsi Jawa Barat” (Jurnal, UniiversitasPadjajaran, 2012).
Layanan SirkulasiPerpustakaan:PeminjamanPengembalianStatistikSanksi/Denda
43
pustakawan dalam melaksanakan layanan untuk memenuhi kebutuhan
pemustaka. Komunikasi yang terjadi antara pustakawan dengan
pemustaka dalam pelayanan dimulai ketika adanya perhatian
pustakawan terhadap kebutuhan pemustaka. Pada saat tersebut, peran
dari pustakawan sebagai konsultan informasi sangat besar. Karena
pustakawan berhubungan langsung dengan pemustaka yang
membutuhkan informasi. Inilah sarana terjalinnya hubungan baik
antara pustakawan dengan pemustaka karena kemampuan pustakawan
dalam menyampaikan informasi dapat menumbuhkan kepercayaan
pemustaka terhadap pustakawan sebagai spesialis informasi.
C. Penelitian Terdahulu
Untuk menghindari adanya duplikasi dalam penulisan ini, penulis
memaparkan beberapa hasil penulisan terdahulu yang telah ditulis
sebelumnya dengan judul yang ada relevansinya dengan judul yang
penulis angkat saat ini. Beberapa judul penulis tersebut antara lain
sebagai berikut.
Widodo Mulyo Rusdihanto37 dalam tesis berjudul Perbaikan
Kualitas Layanan Berdasarkan Kepuasan Pengguna dan Standarisasi
Sumber Daya (Studi Kasus Perpustakaan Politenknik Negeri Semarang).
Penelitian ini menghasilkan suatu gambaran sebagai berikut. Pertama,
analisis deskriptif menghasilkan kepuasan pengguna perpustakaan
37 Widodo Mulyo Rusdihanto, “Perbaikan Kualitas Layanan Berdasarkan Kepuasan PenggunaDan Standarisasi Sumber Daya (Studi Kasus Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang)” (Tesis,Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012).
44
Polines dipengaruhi oleh factor-faktor a) akses internet perpustakaan
sangat lambat b) koleksi buku dan jurnal perpustakaan tidak lengkap, dan
c) lokasi parker perpustakaan sangat jauh. Sedangkan analisis
inferensialnya menghasilkan kepuasan pengguna perpustakaan Polines
dengan persamaan regresi linier berganda, dimana kepuasan pengguna
dipengaruhi oleh 2,6% variael pelayanan, 28,6% variable lokasi, dan
32,7% variable waktu. Sedangkan sisanya 58,3% dipengaruhi oleh
variable lain diluar penelitian. Kedua, analisis standarisasi sumber daya
menghasilkan gambaran:
1. Untuk memenuhi populasi 364 orang dosen dan 3.513 orang
mahasiswa, perpustakaan Polines membutuhkan standar minimal
kebutuhan buku dan jurnal sebanyak 14.425 judul 232.453 eksemplar
buku dan 3.500 judul, 3.500 eksemplar jurnal. Dar standar minimal
kebutuhan buku dan jurnal dapat diketahui proporsi anggaran masing-
masing program studi untuk pengadaan buku dan jurnal.
2. Untuk menampung dan melayankan standar minimal kebutuhan buku
dan jurnal membutuhkan 4.00 m2 ruangan dengan rncian 2.800 m2
untuk area koleksi dan pengguna, 800 m2 untuk area pegawai, dan 400
m2 untuk area kebutuhan lainnya.
3. Untuk mengelola dan melayankan standar minimal kebutuhan buku
dan jurnal membutuhkan 23 orang pustakwan dan 12 tenaga
adminstrasi. Ketiga, variable kepuasan pengguna ada kaitannya
dengan standarisasi sumber daya dalam memprediksi kualitas layanan.
45
Keempat, untuk mengatasi permasalahan tersebut, perpustakaan
berupaya memperbaiki kualitas layanannya agar dapat meningkatkan
pengunjung sehingga mendukung dan visi perguruan tinggi.
Rr. iridayanti Kurniasih38 dengan judul Analisis Kualitas Layanan
Perpustakaan dengan metode LibQUAL+TM di Perpustakaan Universitas
Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dan menganalisis kepuasan pemustaka terhadap kualitas layanan, yang
ditinjau dari persepsi dan harapan pemustaka dengan menggunakan
metode Libqual+TM yang mencakup:
1. Affect of service (kemampuan dan sikap pustakawan dalam melayani
pemustaka),
2. Information control (koleksi dan akses),
3. Library as place (ketersediaan fasilitas dan ruang perpustakaan).
Hasil penelitian menyebutkan melalui wawancara dapat
disimpulkan bahwa kemampuan atau sikap pustakawan dalam melayani
sudah cukup tapi belum memenuhi harapan. Informan merasa kurangnya
interpersonal dan kemampuan dalam memberikan pelayanan kepada
pemustaka seperti: masih ada pustakawan yang cuek, tidak friendly,
tidak welcome dan kurang senyum. Sedangkan pada koleksi informan
mengngoleksi yang up to date, akses koleksi yang tidak efektif, dan
untuk fasilitas perpustakaan masih kurang memadai serta letak
38 Iriayanti Kurniasih Rr, “Analisis Kualitas Layanan Perpustakaan Dengan MetodeLibqual+TM Di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Semarang” (Tesis, Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga, 2012).
46
perpustakaan yang tidak efisien, sehingga dapat disimpulkan masih
kurangnya kualitas layanan yang ada pada perpustakaan pusat UNIMUS.
Penulis dalam penelitian sebelumnya menggunakan pembahasan
seputar Perbaikan Layanan Berdasarkan Kepuasan Pengguna dan
Standarisasi Sumber Daya (Studi Kasus Perpustakaan Politenknik Negeri
Semarang). dan Analisis Kualitas Layanan Perpustakaan dengan metode
Liqual+TM di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Semarang,
namun penulis memberikan acuan yang berbeda dari evaluasi pelayanan
yang memberikan standar perpustakaan yang telah dikeluarkan oleh
perpustakaan RI.
Dalam pembahasan ini pula penulis memberikan metode-metode
yang telah menjadi salah satu syarat utama dalam penyelenggaran
perpustakaan. Walaupun ada perbeadaan yang mengacu dari penelitian
sebelumnya. Dengan adanya pengertian dari peneletian sebelumnya
penulispun memberikan alasan dalam pengambilan judul tersebut.
Penulis memberikan definisi dan beberapa pengertian tentang
manfaatnya standar nasional perpustakaan yang telah dikeluarkan oleh
perpustakaan RI.
Perbedaan dari penelitian diatas, dalam pembahasan ini penulis
memberikan gambaran umum layanan apa aja yang terdapat dan
bagaimana layanan di perpustakaan DPAD Kota Tangerang. Sedangkan
pada penelitian Widodo Mulyo membahas perbaikan kualitas layananan
berdasarkan pada kepuasan pengguna dan standarisasi sumber daya.
47
Kemudian pada penelitian kedua Rr. iridayanti Kurniasih membahas
tentang analisis kualitas layanan perpustakaan menggunakan metode
Liqual+TM. Sehingga kedua penelitian sebelumnya dapat menjadi acuan
penulis untuk memberikan data yang relevan dipembahasan ini.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal apa adanya. Metode
deskriptif memungkinkan peneliti untuk memilih satu objek penelitian
untuk dikaji secara mendalam.39 Dalam konteks penelitian ini, penelitian
deskriptif digunakan untuk menggambarkan analisa persepsi pemustaka
terhadap layanan sirkulasi di perpustakaan DPAD Kota Tangerang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif
adalah analisa yang dilakukan terhadap angka, baik angka yang
merupakan respresentasi dari suatu kuantita (kuantitas murni) maupun
angka yang merupakan hasil dari konversi data kualitatif (yakni data
kualitatif yang dikuantifikasikan).40
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan dijelaskan oleh
seorang peneliti di dalam penelitiannya.41 Dalam penelitian ini yang
menjadi Populasi dibatasi hanya pemustaka (anggota dan non anggota) di
Pepustakaan DPAD Kota Tangerang. Jumlah Pemustaka di Perpustakaan
DPAD Kota Tangerang pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun
39 Prasetya Irawan, Logika Penelitian Dan Prosedur Penelitian (Pengantar Teori dan PanduanPrktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Sekolah Tinggi Ilmu AdministrasiNegara, Jakarta: STIA-LAN PRESS, 1999). h. 60.
40 Ibid., 92.41 Ibid., 72
49
2017 adalah sebanyak 4.703 orang. Perpustakaan ini buka setiap hari
termasuk hari Sabtu dan Minggu, maka rata-rata pemustaka yang datang
perhari adalah 51 Orang.
Sampel adalah wakil dari populasi.42 Teknik penentuan sampel
dalam penelitian ini menggunakan sampling insidental. Menurut Sugiyono
Sampling insidental adalah tehnik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.43
Gay dan Diehl pada kajian penelitian untuk kelas bisnis dan
manajemen memberikan saran ukuran sampel minimal:44
1. Penelitian deskriptif, jumlah sampel minimum adalah 10% dari
populasi
2. Penelitian korelasi, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek
3. Penelitian kausal perbandingan, jumlah sampel minimum adalah
30 subjek per group
4. Penelitian eksperimental, jumlah sampel minimum adalah 15
subjek per group
Pada penelitian ini penulis mengambil jumlah sampel minimum
sebanyak 30 pemustaka sebagai sampel penelitian.
42 Ibid., 7243 Metode Penelitian Bisnis Sugiyono, “Metode Penelitian Kombinasi,” Bandung: CV Alfabeta, 2004.44 Gay, L.R and Diehl, P.L, Research Methods for Business And. Management (New York: MacMillan
Publishing Company, n.d.).
50
C. Teknik pengumpulan data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari dua
sumber, yakni sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data
primer meliputi sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
tanpa perantara.45 Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
kuesioner dan observasi di lapangan. Sumber data sekunder meliputi data
yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya.46 Data sekunder
diperoleh dari dokumen, buku referensi, dan lain-lain.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi
Metode penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada
pengamatan langsung terhadap objek penelitian.47 Observasi bertujuan
untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitas-aktifitas
yang tengah berlangsung. Kemudian hasil dari observasi tersebut
dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal-hal
yang diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu.
Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengetahui
persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi diperpustakaan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang.
45 Irawan, Logika Penelitian Dan Prosedur Penelitian., 8646 Ibid., 8747 Ibid., h. 63.
51
2. Study Pustaka
Data- data yang digunakan penulis berasal dari sejumlah buku-buku,
internet, artikel dan dokumen-dokumen lainnya.
3. Angket/kuesioner
Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun
secara sistematis, kemudian disebarkan untuk diisi oleh responden.
Angket disebut pula dengan kuesioner (pertanyaan).48 Penyebaran
angket berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data yang
objektif dimana responden yang dimaksud adalah pemustaka pada
Perpustakaan DPAD Kota Tangerang. Kuesioner digunakan untuk
menjawab masalah mengenai tingkat kenyamanan pada Perpustakaan
DPAD Kota Tangerang berdasarkan persepsi pemustaka terhadap
layanan sirkulasi.
D. Teknik Analisis Data
Langkah dalam analisis data yang dilakukan sebagai berikut:
1. Editing
Setelah seluruh data hasil kuesioner dan observasi terkumpul
kemudian diperiksa apakah ada kekeliruan atau kekurangan dalam
pengisiannya. Kegiatan ini disebut editing yaitu kegiatan yang
dilaksanakan setelah penelitian menghimpun data lapangan.
48 Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan KebijakanPublik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya,” Jakarta: Prenada Media, 2005., h. 123
52
2. Persentase data
Setelah editing data-data kuesioner yang terkumpul, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan perhitungan data-data kuesioner
dengan menggunakan rumus persentase berikut:
P=F/Nx100
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi yang diambil
N : Banyaknya individu (Number of case)
Setelah data diperoleh dan dihitung dengan menggunakan
rumus persentase, maka untuk memudahkan penafsiran terhadap
nilai persentase yang telah diolah, data dideskripsikan
Berikut ini merupakan hasil analisa dari persepsi pemustaka terhadap
layanan sirkulasi di Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah kota
Tangerang
1. Persepsi Pemustaka Terhadap Peminjaman di Perpustakaan DPAD
Petugas perpustakaan harus dapat melayani peminjaman buku
dengan trampil dan cermat agar Pemustaka merasa nyaman dan puas atas
pelayanan petugas. Pemustaka berhak mendapatkan kenyamanan dan
kepuasan pada saat meminjam di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang.
Untuk mengetahui sejauh mana Persepsi Pemustaka Terhadap Peminjaman
di Perpustakaan DPAD, maka Penulis menggunakan tujuh pernyataan
seperti yang tertera pada tabel 7.
62
Tabel 7
Persentase Persepsi Pemustaka terhadap Peminjaman
di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang
No Pertanyaaan Jawaban Skor1 Meminjam harus menunjukkan kartu
anggota terlebih dahuluSangat Puas 4,66
2 Peminjam koleksi hanya dibatasi maksimal2 buku
Sangat Puas 4,5
3 Jangka waktu peminjaman buku hanyadibatasi 1 minggu
Sangat Puas 4,43
4 Anggota baru hanya boleh perpanjang bilasudah 3 kali transaksi peminjaman
Sangat Puas 4,36
5 Meminjam hanya boleh perpanjang jikatidak ada yag memesan buku tersebut
Sangat Puas 4,46
6 Peminjam bisa memperpanjang bila jikaorang yang mesan maumenunggu/mengalihkan ke bahan pustakalain
Sangat Puas 4,4
7 Waktu peminjaman dalam seminggumencukupi kebutuhan anda
Nyaman 4,15
Skor rata-rata (X) = 30,96/7= 4,42 (Sangat Puas)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam layanan peminjaman
Pemustaka sangat puas dengan skor rata-rata sebesar 4,42. Terutama
terhadap layanan dimana meminjam harus menunjukkan kartu anggota
terlebih dulu dengan skor rata-rata sebesar 4,66. Menunjukkan kartu
anggota sebelum meminjam merupakan prosedur umum peminjaman di
semua perpustakaan termasuk di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang,
untuk memastikan bahwa Pemustaka adalah benar anggota Perpustakaan
DPAD Kota Tangerang. Selanjutnya Pemustaka menyatakan sangat puas
terhadap layanan dimana peminjaman koleksi hanya dibatasi 2 buku
dengan skor rata-rata 4,5. Hal ini menunjukkan bahwa Pemustaka memang
menghendaki agar dapat meminjam buku yang diinginkan tanpa terkendala
63
buku tersebut sedang dipinjam Pemustaka lain. Skor terendah yaitu 4,15
(puas) untuk pernyataan waktu peminjaman dalam seminggu mencukupi
kebutuhan Anda. Berarti Pemustaka puas dengan aturan ini namun masih
ada Pemustaka yang merasa waktu peminjaman selama seminggu belum
mencukupi. Selanjutnya dapat dilihat persepsi pemustaka terhadap setiap
pernyataan tentang peminjaman di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang.
a. Menunjukkan kartu saat meminjam
Menunjukkan kartu anggota sebelum meminjam
merupakan prosedur umum peminjaman di semua perpustakaan.
Untuk memastikan bahwa Pemustaka adalah benar anggota
Perpustakaan DPAD Kota Tangerang. Prosedur ini sudah
berjalan dengan baik di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang.
Tabel 8Menunjukkan kartu saat meminjam
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 20 66,7% 100Setuju 4 10 33,3% 40Ragu-Ragu 3 0 0 0Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 140Skor Rata-Rata X=140/30=4,66
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
menunjukkan kartu anggota terlebih dahulu pada saat
meminjam. Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar
responden (66,7%) sangat setuju dan hampur setengahnya
(3,3%) setuju. Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel ini adalah
64
4,66. Skor ini didapat dari olahan data dengan menggunakan
skala likert. Skor ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal ini
menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan
DPAD tentang menunjukkan kartu anggota dulu pada saat
meminjam adalah sangat puas.
b. Peminjam koleksi dibatasi
Peraturan peminjaman di Perpustakaan DPAD Kota
Tangerang diantaranya adalah peminjaman koleksi hanya
dibatasi maksimal 2 buku. Tujuannya agar seluruh pemustaka
dapat meminjam buku yang diinginkan tanpa terkendala buku
yang ingin dipinjam sedang dipinjam pemustaka lain.
Tabel 9Peminjam koleksi dibatasi
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 17 56,7% 85Setuju 4 11 36,7% 44Ragu-Ragu 3 2 6,7% 6Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 135Skor Rata-Rata X=135/30=4.5
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
peminjaman koleksi dibatasi maksimal 2 buku. Dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden (56,7%) sangat setuju,
sebagian kecil (6,7%) ragu-ragu, dan hampir setengahnya
(36,7%) setuju. Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel ini
adalah 4,5. Skor ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal ini
65
menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan
DPAD tentang peminjam koleksi hanya dibatasi 2 buku sangat
puas.
c. Jangka waktu peminjaman hanya 1 minggu
Peraturan lainnya dalam peminjaman buku adalah
peminjaman hanya dibatasi selama satu minggu, dengan tujuan
untuk kenyamanan sesama pemustaka yaitu jika ada pemustaka
lain yang ingin meminjam buku yang sama maka tidak terlalu
lama menunggu.
Tabel 10Jangka waktu peminjaman
hanya 1 minggu
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 14 46,7% 70Setuju 4 15 50% 60Ragu-Ragu 3 1 3,3% 3Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 133Skor Rata-Rata X=133/30=4.43
Tabel diatas menjelaskan tentang jangka waktu
peminjaman hanya 1 minggu. Dari tabel diatas terlihat bahwa
dari setengahnya responden (50%) setuju, sebagian kecil (3,3%)
ragu-ragu, dan hampir setengahnya (46,7%) sangat setuju. Hasil
skor rata-rata persepsi pada tabel ini adalah 4,43. Skor ini
didapat dari olahan data dengan menggunakan skala likert. Skor
ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan
66
bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang
Jangka waktu peminjaman buku hanya dibatasi 1 minggu adalah
sangat puas.
d. Anggota baru perpanjang transaksi peminjaman
Peraturan berikutnya di Perpustakaan DPAD Kota
Tangerang adalah Anggota baru hanya boleh memperpanjang
pinjaman jika sudah tiga kali transaksi peminjaman. Tujuannya
untuk menjaga kenyamanan semua pemustaka di Perpustakaan
DPAD Kota Tangerang
Tabel 11Anggota baru perpanjang
transaksi peminjamanJawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 14 46,7% 70Setuju 4 14 46,7% 56Ragu-Ragu 3 1 3,3% 3Tidak Setuju 2 1 3,3% 2Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 131Skor Rata-Rata X=131/30=4.36
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
anggota baru diperbolehkan memperpanjang peminjaman bila
sudah melakukan 3 kali transaksi peminjaman. Dari tabel diatas
terlihat bahwa hampir setengahnya responden (46,7%) sangat
setuju, sebagian kecil (3,3%) ragu-ragu, sebagian kecil (3,3%)
tidak setuju, dan hampir setengahnya (46,7%) setuju. Hasil skor
rata-rata persepsi pada tabel ini adalah 4,36. Skor ini berada
pada skala interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan bahwa
67
persepsi pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang Anggota
baru hanya boleh perpanjang bila sudah 3 kali transaksi
peminjaman adalah sangat puas.
e. Meminjam boleh perpanjang saat buku tidak dipesan
Peraturan lainnya di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang
adalah pemustaka hanya boleh memperpanjang jika tidak ada
yang memesan buku tersebut. Tujuannya untuk kenyamanan
semua pemustaka di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang, agar
pemustaka lain bisa segera dapat meminjam buku yang dipesan.
Tabel 12Meminjam boleh perpanjang saat buku tidak dipesan
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 15 50% 75Setuju 4 14 46,7% 56Ragu-Ragu 3 1 3,3% 3Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 134Skor Rata-Rata X=134/30=4.46
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
meminjam diperbolehkan jika tidak ada yang memesan buku.
Dari tabel diatas terlihat bahwa setengahnya responden (50%)
sangat setuju, sebagian kecil (3,3%) tidak setuju, dan hampir
setengahnya (46,7%) setuju. Hasil skor rata-rata persepsi pada
tabel ini adalah 4,46. Skor ini berada pada skala interval 4,25-
5,00, hal ini menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di
68
Perpustakaan DPAD tentang Meminjam hanya boleh perpanjang
jika tidak ada yang memesan buku tersebut adalah sangat puas
f. Peminjaman bisa memperpanjang bila mengalihkan ke
bahan pustaka lain
Salah satu peraturan di Perpustakaan DPAD Kota
Tangerang ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi
pemustaka. Untuk melaksanakan peraturan ini diperlukan
keluwesan pustakawan atau petugas pelayanan untuk
menjelaskan kepada pemustaka jika terjadi ada beberapa
pemustaka yang sangat memerlukan buku yang sama dengan
stok terbatas.
Tabel 13Peminjaman bisa memperpanjang bila mengalihkan
ke bahan pustaka lain
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 14 46,7% 70Setuju 4 15 50% 60Ragu-Ragu 3 0 0 0Tidak Setuju 2 1 3,3 2Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 132Skor Rata-Rata X=132/30=4.4
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
peminjaman bisa memperpanjang bila orang yang memesan
mau menunggu/mengalihkan buku yang akan dipinjam ke buku
yang lain. Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar
responden (50%) setuju, sebagian kecil (3,3%) tidak setuju, dan
69
hampir setengahnya (46,7%) sangat setuju. Hasil skor rata-rata
persepsi pada tabel ini adalah 4,44. Skor ini berada pada skala
interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan bahwa persepsi
pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang peminjaman bisa
memperpanjang bila orang yang mesan mau
menunggu/mengalihkan ke bahan pustaka lain adalah sangat
puas.
g. Peminjaman dalam seminggu mencukupi
Hasil penelitian awal penulis tidak semua pemustaka
merasa cukup waktu peminjaman hanya seminggu. Tapi jika
dinilai untuk kenyamanan semua pemustaka maka sudah dirasa
cukup waktu peminjaman selama seminggu. Jika memang
belum selesai menggunakan buku tersebut pemustaka dapat
memperpanjang peminjaman dengan syarat-syarat tertentu.
Tabel 14Peminjaman dalam seminggu mencukupi
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 11 36,7% 55Setuju 4 14 46,7% 56Ragu-Ragu 3 4 13,3% 12Tidak Setuju 2 1 3,3% 2Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 125Skor Rata-Rata X=125/30=4.15
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
waktu peminjaman dalam seminggu mencukupi kebutuhan anda.
Dari tabel diatas terlihat bahwa hampir setengahnya responden
70
(46,7%) setuju, hampir setengahnya (36,7%) sangat setuju,
sebagian kecil (3,3%) tidak setuju dan sebagian kecil (13,3%)
ragu-ragu. Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel ini adalah
4,15. Skor ini berada pada skala interval 3,43-4,23, hal ini
menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan DPAD
tentang Waktu peminjaman dalam seminggu mencukupi
kebutuhan anda adalah puas.
2. Persepsi Pemustaka terhadap Pengembalian di Perputakaan DPAD
Dalam layanan sirkulasi selain layanan peminjaman,
layanan pengembalian juga perlu diatur agar dapat memberikan
kenyamanan bagi Pemustaka termasuk Pemustaka di Perpustakaan
DPAD Kota Tangerang. Untuk melihat seberapa jauh peraturan
yang dibuat sehubungan dengan pengembalian sudah memberikan
kenyamanan kepada Pemustaka di Perputakaan DPAD Kota
Tangerang, maka perlu dilihat persepsi Pemustaka terhadap lima
pernyataan mengenai pengembalian buku, yang dapat dilihat pada
tabel 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi Pemustaka
mengenai layanan pengembalian di Perpustakaan DPAD Kota
Tangerang menyatakan sangat puas dengan skor rata-rata 4,42.
Ada dua pernyataan yang mendapat skor tertinggi yaitu
pengembalian harus memperlihatkan buku yang dipinjam beserta
71
kartu anggota terlebih dahulu dan pengembalian buku harus tepat
waktu, dengan skor rata-rata 4,6.
Tabel 15Persentase Pemustaka terhadap Pengembalian
di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang
No Pertanyaan Jawaban Skor1 Pengembalian harus memperlihatkan
buku yang dipinjam beserta kartuanggota terlebih dahulu
Sangat Puas 4,6
2 Pengembalian buku harus tepat waktu Sangat Puas 4,63 Pengembalian yang melewati batas
waktu dianggap suatu pelanggaranyang mendapatkan sanksi
Sangat Puas 4,4
4 Perpustakaan sepatutnya memberikanperingatan sebelum batas akhir waktupeminjaman
Sangat Puas 4,3
5 Peringatan atau pemberitahuan batashanya sekali saja
Puas 4,03
Skor rata-rata (X) = 30,96/7= 4,42 (Sangat Puas)
Aturan ini memang dibuat untuk menjaga ketertiban
layanan pengembalian dan menjaga kenyamanan Pemustaka agar
dapat meminjam buku yang sedang dipinjam Pemustaka lain sesuai
dengan waktu yang dijanjikan Petugas perpustakaan. Skor
berikutnya adalah 4,3 untuk pernyataan pengembalian yang
melewati batas waktu dianggap suatu pelanggaran yang
mendapatkan sanksi, hal ini menunjukkan bahwa Pemustaka sangat
puas dengan aturan ini yang bertujuan untuk menjaga kenyamanan
semua Pemustaka. Seringkali ditemui dalam pelayanan
pengembalian Pemustaka lalai atau lupa mengembalikan buku-
buku yang dipinjam. Untuk menjaga ketertiban pengembalian buku
maka dianggap perlu membuat aturan yaitu pengembalian yang
72
melewati batas waktu akan diberikan sanksi. Hal ini diberlakukan
bukan utuk menghukum tapi hanya untuk mengingatkan
Pemustaka agar dapat mengembalikan buku tepat waktu.
Untuk melihat seberapa jauh peraturan yang dibuat sehubungan
dengan pengembalian sudah memberikan kenyamanan kepada
pemustaka di Perputakaan DPAD Kota Tangerang maka perlu dilihat
persepsi Pemustaka terhadap setiap pernyataan mengenai pengembalian
buku.
a. Memperlihatkan kartu saat pengembalian koleksi
Peraturan yang pertama dalam pengambalian buku atau
literatur lain di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang adalah
pada waktu pengembalian harus memperlihatkan buku yang
dipinjam beserta kartu anggota terlebih dahulu. Untuk melihat
sejauh mana peraturan ini memberikan kenyamanan bagi
pemustaka dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 16Memperlihatkan kartu saat pengembalian koleksi
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 19 63,3% 95Setuju 4 10 33,3% 40Ragu-Ragu 3 1 3,3% 3Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 138Skor Rata-Rata X=138/30=4.6
Tabel diatas menjelaskan tentang menunjukkan
pengembalian harus memperlihatkan buku yang dipinjam
73
beserta kartu anggota. Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian
besar responden (63,3%) sangat setuju, sebagian kecil(3,3%)
ragu-ragu dan hampir setengahnya (33,3%) setuju. Hasil skor
rata-rata persepsi pada tabel ini adalah 4,6. Skor ini berada pada
skala interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan bahwa persepsi
pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang pengembalian harus
memperlihatkan kartu anggota adalah sangat puas.
b. Pengembalian buku harus tepat waktu
Peraturan berikutnya adalah pengembalian buku harus tepat
waktu. Hal ini diatur agar pemustaka lain yang memerlukan
buku yang sedang dipinjam bisa mendapatkan buku tersebut
sesuai dengan waktu yang dijanjikan. Untuk melihat apakah
pemustaka merasa nyaman dengan aturan ini dapat dilihat dari
hasil pendataan pada tabel dibawah ini.
Tabel 17Pengembalian buku harus tepat waktu
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 20 66,7% 100Setuju 4 8 26,7% 32Ragu-Ragu 3 2 6,7% 6Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 138Skor Rata-Rata X=138/30=4.6
Tabel diatas menjelaskan tentang menunjukkan
pengembalian buku harus tepat waktu. Dari tabel diatas terlihat
bahwa sebagian besar responden (66,7%) sangat setuju,
74
sebagian kecil (6,7%) ragu-ragu dan hampir setengahnya
(26,7%) setuju. Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel ini
adalah 4,6. Skor ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal ini
menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan
DPAD tentang pengembalian buku harus tepat waktu adalah
sangat puas.
c. Sanksi saat pengembalian melewati batas
Seringkali ditemui dalam pelayanan pengembalian
pemustaka lalai atau lupa mengembalikan buku-buku yang
dipinjam. Untuk menjaga ketertiban pengembalian buku maka
dianggap perlu membuat aturan pengembalian yang melewati
batas waktu akan diberikan sanksi. Hal ini diberlakukan bukan
utuk menghukum tapi hanya untuk mengingatkan Pemustaka
agar dapat mengembalikan buku tepat waktu. Bagaimana
persepsi pemustaka untuk aturan ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 18Sanksi saat pengembalian
melewati batas
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 13 43,3% 65Setuju 4 16 53,3 64Ragu-Ragu 3 1 3,3% 3Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 132Skor Rata-Rata X=132/30=4.4
75
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
pengembalian yang melewati batas waktu dianggap suatu
pelanngaran yang mendapatkan sanksi. Dari tabel diatas terlihat
bahwa sebagian besar responden (53,3%) setuju, sebagian kecil
(3,3%) ragu-ragu dan hampir setengahnya (43,3%) sangat
setuju. Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel ini adalah 4,4.
Skor ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal ini
menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan
DPAD tentang pengembalian yang melewati bayas waktu
dianggap suatu pelanggaran yang mendaptkan sanksi adalah
sangat puas.
d. Memberikan peringatan sebelum batas akhir
Untuk menjaga ketertiban pengembalian buku selain
memberikan sanksi jika terlambat mengembalikan, perlu juga
memberikan peringatan sebelum batas akhir peminjaman.
persepsi pemustaka mengenai aturan ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 19Memberikan peringatan sebelum batas akhir
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 12 40% 60Setuju 4 16 53,3% 64Ragu-Ragu 3 1 3,3% 3Tidak Setuju 2 1 3,3% 2Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 129Skor Rata-Rata X=130/24=4.3
76
Tabel diatas menjelaskan persepsi Pemustaka tentang
perpustakaan sepatutnya memberikan peringatan sebelum batas
akhir. Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden
(53,3%) setuju, sebagian kecil (3,3%) ragu-ragu, sebagian kecil
(3,3%) tidak setuju, dan hampir setengahnya (40%) sangat
setuju. Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel ini adalah 4,3.
Skor ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal ini
menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan
DPAD tentang perpustakaan sepatutnya memberikan peringatan
sebelum batas akhir adalah sangat puas.
e. Pemberitahuan batas pengembalian
Pemberitahuan batas akhir pengembalian hanya akan
disampaikan satu kali saja untuk menjaga kenyamanan
Pemustaka yang terlambat mengembalikan buku. Untuk
mengetahui apakah aturan ini nyaman bagi Pemustaka .
Tabel 20Pemberitahuan batas pengembalian
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 11 36,7% 55Setuju 4 12 40% 48Ragu-Ragu 3 5 16,7% 15Tidak Setuju 2 1 3,3% 2Sangat Tidak Setuju 1 1 3,3% 1Jumlah 30 100% 121Skor Rata-Rata X=121/30=4.03
Tabel diatas menjelaskan tentang menunjukkan
peringatan atau pemberitahuan batas hanya sekali saja. Dari
77
tabel diatas terlihat bahwa hampir setengahnya responden (40%)
setuju, sebagian kecil (16,7%) ragu-ragu, sebagian kecil (3,3%)
tidak setuju, sebagian kecil (3,3%) sangat tidak setuju dan
hampir setengahnya (36,7%) sangat setuju. Hasil skor rata-rata
persepsi pada tabel ini adalah 4,03. Skor ini didapat dari olahan
data dengan menggunakan skala likert. Skor ini berada pada
skala interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan bahwa persepsi
pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang peringatan atau
pemberitahuan batas hanya sekali saja adalah puas.
3. Persepsi Pemustaka terhadap Sanksi/Denda di Perpustakaan
DPAD
Sanksi/denda hanya diberlakukam jika Pemustaka terlambat
mengembalikan, merusakkan buku atau menghilangkan buku pinjaman.
Hal ini diperlukan untuk menjaga kelengkapan koleksi. Untuk mengetahui
sejauh mana persepsi Pemustaka terhadap sanksi/denda di Perpustakaan
DPAD, maka Penulis menggunakan lima pernyataan seperti yang tertera
pada tabel 21.
78
Tabel 21Persentase Persepsi Pemustaka terhadap Sanksi/Denda
di Perpusakaan DPAD Kota Tangerang
No Pertanyaan Jawaban Skor1 Keterlambatan akan diberi sanksi tidak
diperbolehkan meminjam atau perpanjang bahanpustaka selama seminggu
Nyaman4,20
2 Tidak ada keringanan terhadap besarnya dendayang diberikan
Sangat Puas 4,26
3 Pemustaka harus mengganti buku yang telah hilang Sangat Puas 4,464 Buku yang hilang bisa diganti dengan buku yang
samaSangat Puas 4,40
5 Bila terjadi kerusakan harus diganti dalam bentukbuku yang sama
Sangat Puas 4,26
Skor rata-rata (X) = 21,58/5= 4,31 (Sangat Puas)
Skor rata-rata untuk persepsi Pemustaka terhadap pernyataan
tentang sanksi/denda di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang adalah
sebesar 4,31. Artinya Pemustaka merasa sangat puas dengan sanksi/denda
yang diterapkan. Skor terbesar adalah 4,46 yaitu persepsi Pemustaka
tentang Pemustaka harus mengganti buku yang telah hilang. Berarti
Pemustaka memahami bahwa penggantian buku yang hilang diterapkan
bukan untuk menghukum tapi untuk menjaga kelengkapan koleksi buku di
Perpustakaan. Pernyataan lain dengan skor yang cukup besar yaitu 4,4
adalah tentang buku yang hilang bisa diganti dengan buku yang sama,
berarti Pemustaka sangat puas dengan aturan itu. Skor terkecil adalah
untuk pernyataan tentang keterlambatan akan diberi sanksi tidak
diperbolehkan meminjam atau perpanjang bahan pustaka selama
seminggu, dengan skor sebesar 4,20 ini artinya Pemustaka merasa puas
79
dengan aturan itu. Berikutnya dapat dilihat persepsi Pemustaka tarhadap
setiap pernyataan mengenai sanksi/denda di DPAD Kota Tangerang
a. Keterlambatan diberi sanksi tidak boleh perpanjang selama
seminggu
Sanksi pertama adalah keterlambatan akan diberikan sanksi
tidak diperbolehkan meminjam atau memperpanjang bahan
pustaka selama seminggu. Apakah sanksi ini dapat diterima oleh
pemustaka dapat kita lihat dari hasil penelitian diawah ini.
Tabel 22Keterlambatan diberi sanksi tidak diperbolehkan meminjam
atau perpanjang selama seminggu
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 16 53,3% 80Setuju 4 8 26,7% 32Ragu-Ragu 3 2 6,7% 6Tidak Setuju 2 4 13,3% 8Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 126Skor Rata-Rata X=126/30=4.2
Tabel diatas menjelaskan tentang keterlambatan akan
diberi sanksi tidak diperbolehkan meminjam atau perpanjang
bahan pustaka selama seminggu. Dari tabel diatas terlihat bahwa
sebagian besar responden (53,3%) sangat setuju, hampir
setengahnya (26,7%) setuju, sebagian kecil (6,7%) ragu-ragu,
dan sebagian kecil (13,3%) tidak setuju. Hasil skor rata-rata
persepsi pada tabel ini adalah 4,2. Skor ini berada pada skala
interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan bahwa persepsi
80
pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang keterlambatan akan
diberi sanksi tidak diperbolehkan meminjam atau perpanjang
bahan pustaka selama seminggu adalah puas.
b. Keringanan besarnya denda tidak diberikan
Denda yang diberikan dalam keterlambatan pegembalian,
merusakkan, atau menghilangkan bahan pustaka, dinilai tdak
terlalu memberatkan pemustaka, karena sanksi/denda yang
diberlakukan bukan untuk menghukum tapi hanya untuk
mengingatkan pemustaka agar bisa tertib dalam layanan sirkulasi
di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang.
Tabel 23Keringanan besarnya denda tidak diberikan
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 14 46,7% 70Setuju 4 12 40% 48Ragu-Ragu 3 3 10% 9Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 1 3,3% 1Jumlah 30 100% 128Skor Rata-Rata X=128/30=4.26
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
tidak adanya keringanan terhadap besarnya denda yang
diberikan. Disini terlihat bahwa hampir setengahnya responden
(46,7%) sangat setuju, hampir setengahnya (40%) setuju,
sebagian kecil (10%) ragu-ragu, dan sebagian kecil (3,3%)
sangat tidak setuju. Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel ini
adalah 4,26 . Skor ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal
81
ini menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan
DPAD tentang tidak adanya keringanan terhadap besarnya
denda yang diberikan adalah sangat puas.
c. Mengganti buku yang telah hilang
Sanksi/denda berikutnya adalah pemustaka harus
mengganti buku yang telah hilang
Tabel 24Mengganti buku yang telah hilang
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 16 53,3% 80Setuju 4 12 40% 48Ragu-Ragu 3 2 6,7% 6Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 134Skor Rata-Rata X=134/30=4.46
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
pemustaka harus mengganti buku yang telah hilang. Dari tabel
diatas terlihat bahwa sebagian besar responden (53,3%) sangat
setuju, hampir setengahnya (40%) setuju, dan sebagian kecil
(6,7%) ragu-ragu Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel ini
adalah 4,46. Skor ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal
ini menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan
DPAD tentang pemustaka harus mengganti buku yang telah
hilang adalah sangat puas.
82
d. Buku hilang diganti buku yang sama
Untuk menjaga kelengkapan koleksi bahan pustaka maka
diminta Pemustaka mengganti buku yang hilang dengan buku
yang sama. Seberapa nyaman Pemustaka dengan pernyataan ini
bisa dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 25Buku hilang diganti buku yang sama
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 14 46,7% 70Setuju 4 14 46,7% 56Ragu-Ragu 3 2 6,7% 6Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 132Skor Rata-Rata X=132/30=4.4
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
buku yang hilang bisa diganti dengan buku yang sama. Dari tabel
diatas terlihat bahwa hampir setengahnya responden (46,7%)
setuju, hampir setengahnya (46,7%) sangat setuju, dan sebagian
kecil (6,7%) ragu-ragu. Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel
ini adalah 4,4. Skor ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal
ini menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan
DPAD tentang buku yang hilang bisa diganti dengan buku yang
sama adalah sangat puas.
e. Kerusakan harus diganti dengan buku yang sama
Mengganti dalam bentuk buku yang sama berlaku juga jika
ada buku yang rusak. Untuk itu perlu juga diketahui bagaimana
83
persepsi pemustaka, apakah hal ini mengurangi kenyamanan atau
tidak.
Tabel 26Kerusakan harus diganti dengan buku yang sama
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 13 43,3% 65Setuju 4 14 46,7% 56Ragu-Ragu 3 1 3,3% 3Tidak Setuju 2 2 6,7% 4Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 128Skor Rata-Rata X=128/30=4.26Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang bila terjadi
kerusakan harus diganti dalam bentuk buku yang sama. Dari tabel
diatas terlihat bahwa hampir setengahnya responden (46,7%) setuju,
hampir setengahnya (43,3%) sangat setuju, dan sebagian kecil (3,3%)
ragu-ragu, (6,7%) tidak setuju. Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel
ini adalah 4,26. Skor ini berada pada skala interval 4,25-5,00, hal ini
menunjukkan bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan DPAD
tentang bila terjadi kerusakan harus diganti dalam bentuk buku yang
sama adalah sangat puas
4. Persepsi Pemustaka terhadap Statistik Sirkulasi di Perpustakaan
DPAD Kota Tangerang.
Sebagai salah satu bagian dari layanan sirkulasi Perpustakaan
DPAD Kota Tangerang sudah membuat statistik sirkulasi. Pembuatan
statistik ini sangat membantu bagi Perpustakaan DPAD Kota
Tangerang dalam mengukur sejauh mana pelayanan yang dapat
84
diberikan setiap waktunya. Untuk itu perlu diketahui bagaimana
persepsi Pemustaka terhadap 5 pernyataan mengenai Statistik sirkulasi.
Tabel 27Persentase Persepsi Pemustaka Terhadap
Statistik Sirkulasi Di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang
No Pertanyaan Jawaban Skor1 Bagian sirkulasi harus membuat statistik
sirkulasi (peminjaman dan pengembalian)Sangat Puas 4,43
2 Statistik peminjaman dan pengembalianbermanfaat bagi pemustaka
Sangat Puas 4,33
3 Statistik peminjaman dan pengembalianmerupakan bukti kinerja perpustakaan
Puas 4,23
4 Statistik harus memberikan informasitentang keterlambatan pemustaka dalampengembalian
Sangat Puas 4,36
5 Statistik harus memberikan informasitentang banyaknya koleksi yanghilang/rusak
Sangat Puas 4,40
Skor rata-rata (X) = 21,75/5= 4,35 (Sangat Puas)
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa untuk persepsi
Pemustaka terhadap statistik sirkulasi menyatakan sangat puas dengan
dengan skor rata-rata sebesar 4,35. Skor tertinggi masing-masing
pernyataan adalah untuk pernyataan bagian sirkulasi harus membuat
statistik sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) dengan skor 4,43.
Hal ini menunjukkan bahwa Pemustaka di Perpustakaan DPAD Kota
Tangerang merasa sangat puas dengan adanya statistik sirkulasi yang
telah dibuat. Pernyataan berikutnya yang mendapat skor cukup tinggi
adalah pernyataan tentang statistik harus memberikan informasi
tentang keterlambatan pemustaka dalam pengembalian dengan skor
sebesar 4,36.. Pernyataan yang mendapat skor persepsi terendah
85
adalah pernyataan tentang statistik peminjanjaman dan pengembalian
merupakan bukti kinerja perpustakaan yaitu sebesar 4,23. Hal ini
menunjukkan persepsi Pemustaka merasa puas dengan pernyataan itu.
Pembuatan statistik layanan perpustakaan merupakan tugas
perpustakaan yang cukup penting sebagai alat evaluasi kemajuan atau
keberhasilan perpustakaan
a. Statistik Sirkulasi (Peminjaman dan Pengembalian)
Untuk mengetahui seberapa perlunya pembuatan statistik
sirkulasi bagi Perpustakaan DPAD Kota Tangerang dapat dilihat
dari persepsi pemustaka tentang hal itu.
Tabel 28Statistik Sirkulasi (Peminjaman dan Pengembalian)
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 19 63,3% 95Setuju 4 8 26,7% 32Ragu-Ragu 3 3 10% 6Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 133
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
bagian sirkulasi harus embuat statistik sirkulasi (peminjaman dan
pengembalian). Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar
responden (63,3%) sangat setuju, hampir setengahnya (26,7%)
setuju, dan sebagian kecil (10%) ragu-ragu,. Hasil skor rata-rata
persepsi pada tabel ini adalah 4,43. Skor ini berada pada skala
interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan bahwa persepsi
86
pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang bagian sirkulasi harus
embuat statistik sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) adalah
sangat puas
b. Statistik peminjaman dan pengembalian bermanfaat bagi
pemustaka
Manfaat statistik sirkulasi bagi Pemustaka yaitu dapat melihat
efisinsi berbagai kegiatan pelayanan dan kinerja Pustakawan.
Untuk mengetahui persepsi pemustaka tentang bagian sirkulasi
harus membuat statistik sirkulasi dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 29Statistik peminjaman dan pengembalian
bermanfaat
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 14 46,7% 70Setuju 4 12 40% 48Ragu-Ragu 3 4 13,3% 12Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 130Skor Rata-Rata X=130/30=4.33
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
statistik peminjaman dan pengembalian bermanfaat bagi
pemustaka. Dari tabel diatas terlihat bahwa hampir setengahny
responden (46,7%) sangat setuju, hampir setengahnya (40%)
setuju, dan sebagian kecil (13,3%) ragu-ragu. Hasil skor rata-rata
persepsi pada tabel ini adalah 4,33. Skor ini berada pada skala
87
interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan bahwa persepsi pemustaka
di Perpustakaan DPAD tentang statistik peminjaman dan
pengembalian bermanfaat bagi pemustaka adalah sangat puas.
c. Statistik bukti kinerja perpustakaan
Pembuatan statistik peminjaman dan pengembalian dapat
meningkatkan pelayanan terhadap pemustaka. Dengan demikian
Pustakawan dengan cepat mengevaluasi bagaimana kinerja saat ini
dibandingkan dengan pada bulan atau tahun sebelumnya. Jadi
statistik peminjaman dan pengembalian merupakan bukti kinerja
perpustakaan.
Tabel 30Statistik bukti kinerja perpustakaan
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 15 50% 75Setuju 4 13 43,3% 46Ragu-Ragu 3 2 6,7% 6Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100 127Skor Rata-Rata X=127/30=4.23
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
statistik peminjaman dan pengembalian merupakan bukti kinerja
perpustakaan. Dari tabel diatas terlihat bahwa setengahnya
responden (50%) sangat setuju, hampir setengahnya (43,3%)
setuju, dan sebagian kecil (6,7%) ragu-ragu. Hasil skor rata-rata
persepsi pada tabel ini adalah 4,23. Skor ini berada pada skala
interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan bahwa persepsi
88
pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang statistik peminjaman
dan pengembalian merupakan bukti kinerja perpustakaan adalah
puas.
d. Statistik memberikan informasi pemustaka dalam
pengembalian
Untuk kenyamanan Pemustaka apakah perlu dibuat statistik
yang memberikan informasi tentang keterlambatan pemustaka
dalam pengembalian. Bagaimana persepsi pemustaka tentang
hal ini dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 31Statistik memberikan informasi pemustaka dalam
pengembalian
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 12 40% 60Setuju 4 17 56,7% 68Ragu-Ragu 3 1 3,3% 3Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 131Skor Rata-Rata X=131/30=4.36
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
statistik harus memberikan informasi tentang keterlambatan
pemustaka dalam pengembalian. Dari tabel diatas terlihat bahwa
sebagian besar responden (56,7%) setuju, hampir setengahnya
(40%) sangat setuju, dan sebagian kecil (3,3%) ragu-ragu. Hasil
skor rata-rata persepsi pada tabel ini adalah 4,36. Skor ini
berada pada skala interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan
89
bahwa persepsi pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang
statistik harus memberikan informasi tentang keterlambatan
pemustaka dalam pengembalian adalah sangat puas.
e. Statistik memberikan informasi banyaknya koleksi
hilang/rusak
Hal berikutnya yang perlu dicatat dalam statistik adalah
informasi tentang banyaknya koleksi yang hilang atau rusak.
Bagaimana persepsi pemustaka tentang hal ini dijelaskan pada
tabel berikut ini.
Tabel 32Statistik memberikan informasi tentang banyaknya
koleksi hilang/rusak
Jawaban Bobot Nilai F P SSangat Setuju 5 13 43,3% 65Setuju 4 16 53,3% 64Ragu-Ragu 3 1 3,3% 3Tidak Setuju 2 0 0 0Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0Jumlah 30 100% 132Skor Rata-Rata X=132/30=4.4
Tabel diatas menjelaskan persepsi pemustaka tentang
statistik harus memberikan informasi tentang banyaknya koleksi
yang hilang/rusak. Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian
besar responden (53,3%) setuju, hampir setengahnya (43,3%)
sangat setuju, dan sebagian kecil (3,3%) ragu-ragu. Hasil skor
rata-rata persepsi pada tabel ini adalah 4,44. Skor ini berada
pada skala interval 4,25-5,00, hal ini menunjukkan bahwa
90
persepsi pemustaka di Perpustakaan DPAD tentang statistik
harus memberikan informasi tentang banyaknya koleksi yang
hilang/rusak adalah sangat puas.
5. Skor rata-rata Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Sirkulasi di
Perpustakaan DPAD Kota Tangerang
Pada bagian persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi di
perpustakaan DPAD Kota Tangerang. Skor tertinggi terdapat pada
persepsi pemustaka terhadap meminjam harus menunjukkan kartu
anggota terlebih dahulu adalah Sangat Nyaman. pemustaka menerima
aturan ini dengan sangat nyaman karena mengerti bahwa hal ini perlu
diatur untuk menjaga ketertiban peminjaman dan bertujuan untuk
memberikan kenyamanan bagi pemustaka, dan terbukti perpustakaan
DPAD Kota Tangerang memberikan pelayanan untuk peminjaman
dengan memperlihatkan bukti kartu anggota terlebih dahulu.
Secara keseluruhan perlu diketahui bagaimana persepsi pemustaka
terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang apakah
sudah nyaman atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada
tabel berikut ini
91
Tabel 33Rekaptulasi skor persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi
No Pernyataan JawabanSkor
(Rata-rata)1 Meminjam harus menunjukkan kartu anggota terlebih dahulu Sangat Puas 4,662 Peminjam koleksi hanya dibatasi maksimal 2 buku Sangat Puas 4,5
3 Jangka waktu peminjaman buku hanya dibatasi 1 minggu Sangat Puas 4,43
4 Anggota baru hanya boleh perpanjang bila sudah 3 kalitransaksi peminjaman
Sangat Puas4,36
5 Meminjam hanya boleh perpanjang jika tidak ada yagmemesan buku tersebut
Sangat Puas4,46
6 Peminjam bisa memperpanjang bila jika orang yang mesanmau menunggu/mengalihkan ke bahan pustaka lain
Sangat Puas4,4
7 Waktu peminjaman dalam seminggu mencukupi kebutuhananda
Puas 4,15
8 Pengembalian harus memperlihatkan buku yang dipinjambeserta kartu anggota terlebih dahulu
Sangat puas4,6
9 Pengembalian buku harus tepat waktu Sangat puas 4,6
10 Pengembalian yang melewati batas waktu dianggap suatupelanggaran yang mendapatkan sanksi
Sangat puas4,4
11 Perpustakaan sepatutnya memberikan peringatan sebelumbatas akhir waktu peminjaman
Sangat puas4,3
12 Peringatan atau pemberitahuan batas hanya sekali saja Puas 4,0313 Keterlambatan akan diberi sanksi tidak diperbolehkan
meminjam atau perpanjang bahan pustaka selama seminggu Puas4,2
14 Tidak ada keringanan terhadap besarnya denda yangdiberikan
Sangat puas 4,26
15 Pemustaka harus mengganti buku yang telah hilang Sangat puas 4,46
16 Buku yang hilang bisa diganti dengan uku yang sama Sangat puas 4,4
17 Bila terjadi kerusakan harus diganti dalam bentuk buku yangsama
Sangat puas4,26
18 Bagian sirkulasi harus membuat statistik sirkulasi(peminjaman dan pengembalian)
Sangat puas4,43
19 Statistik peminjaman dan pengembalian bermanfaat bagipemustaka
Sangat puas4,33
20 Statistik peminjaman dan pengembalian merupakan buktikinerja perpustakaan
puas 4,23
21 Statistik harus memberikan informasi tentang keterlambatanpemustaka dalam pengembalian
Sangat puas 4,36
22 Statistik harus memberikan informasi tentang banyaknyakoleksi yang hilang/rusak
puas 4,4
X= 96,22/22= 4,37 (sangat puas)
92
Dan skor terendah terdapat pada peringatan atau pemberitahuan
batas hanya sekali saja, skala ini menunjukkan bahwa persepsi pemustaka
terhadap layanan sirkulasi yaitu puas. Dikarenakan pemberitahuan batas
hanya diberikan sekali saja sehingga membuat beberapa pemustaka
Secara keseluruhan perlu diketahui bagaimana persepsi pemustaka
terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang apakah
sudah nyaman atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada
tabel berikut ini
Dan skor terendah terdapat pada peringatan atau pemberitahuan
batas hanya sekali saja, skala ini menunjukkan bahwa persepsi pemustaka
terhadap layanan sirkulasi yaitu puas. Dikarenakan pemberitahuan batas
hanya diberikan sekali saja sehingga membuat beberapa pemustaka
terkadang mengabaikannya atau melupakan. Namun hampir seluruh
pengunjung yang menggunakan layanan sirkulasi mengatakan bahwa
mereka mendukung adanya pemberitahuan batas peminjaman tidak hanya
sekali saja. Bagi para pemustaka itu sendiri dengan adanya pemberitahuan
yang berkelanjutan mempengaruhi tanggung jawab atas peminjaman
bahan pustaka di perpustakaan DPAD Kota Tangerang.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil skor rata-rata yaitu
4,37. Skor ini berada pada titik 4,25-5,04. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi di
perpustakaan DPAD Kota Tangerang adalah Sangat Puas.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas pada bab
IV penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut tentang persepsi
pemustaka terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang, Penulis menyimpulkan bahwa
persepsi Pemustaka terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan DPAD kota
Tangerang dinilai sangat nyaman. Skor rata-rata keseluruhan variabel
adalah 4,35, terletak pada skala 4,25-5,00 dengan rincian persepsi sebagai
berikut:
1. Persepsi Pemustaka terhadap peminjaman di Perpustakaan DPAD
Kota Tangerang yang mencakup: harus menunjukkan kartu anggota,
peminjam hanya dibatasi dua buku, jangka waktu peminjaman, syarat
perpanjang anggota baru dan angota lama, dan jangka waktu
peminjaman memiliki skor rata-rata 4,42 (sangat memuaskan).
2. Persepsi Pemustaka terhadap pengembalian di Perpustakaan DPAD
Kota Tangerang yang mencakup: harus memperlihatkan buku yang
dipinjam beseta kartu anggota, harus tepat waktu, jika melewati batas
waktu akan mendapatkan sanksi, peringatan dan pemberitahuan batas
akhir peminjaman memiliki skor rata-rata sebesar 4, 39 (sangat puas).
3. Persepsi Pemustaka terhadap sanksi/denda diperpustakaan DPAD
Kota Tangerang yang mencakup: tidak diperbolehkan meminjam atau
perpanjang bahan pustaka selama seminggu, tidak ada keringanan
94
terhadap besarnya denda yang diberikan, harus mengganti buku yang
telah hilang, buku yang hilang bisa diganti dengan buku yang sama,
bila terjadi kerusakan harus diganti dalam bentuk buku yang sama
memiliki skor rata-rata 4,32 (sangat puas).
4. Persepsi Pemustaka terhadap statistik yang mencakup: harus membuat
statistik sirkulasi, bermanfaat bagi Pemustaka, merupakan bukti
kinerja perpustakaan, harus memberikan informasi tentang
keterlambatan pemustaka dalam pengembalian, harus memberikan
informasi tentang banyaknya koleksi yang hilang/rusak memiliki skor
rata-rata 4,35 (sangat puas).
B. SaranDari kesimpulan diatas penulis ingin memberikan saran dalam
rangka pengembangan layanan sirkulasi di perpustakaan DPAD Kota
Tangerang sebagai berikut:
1. Peraturan tentang cara peminjaman, pengembalian, sanksi/denda, dan
statistik dibuat secara jelas dan dipampang ditempat yang strategis
sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh pemustaka.
2. Petugas pelayanan harus dapat menjelaskan dengan baik kewajiban
pemustaka pada waktu dan peraturan pada saat mengembalikan
terutama pada anggota baru agar tidak terjadi kesalahan pada waktu
pemustaka mengembalikkan buku atau literatur lainnya.
3. Jangka waktu peminjaman perlu ditambah menjadi 2 minggu karena
jangka waktu peminjaman selama seminggu untuk 2 buku dirasa
kurang oleh pemustaka.
95
4. Untuk meningkatkan pelayanan batas akhir waktu peminjaman perlu
diberitahukan kepada pemustaka dan cukup sekali saja.
5. Petugas pelayanan diharapkan dapat menjelaskan dengan baik jika ada
pemustaka yang terlambat mengembalikan buku atau menghilangkan
buku, sehingga pemustaka dapat menerima sanksi atau denda yang
dikenakan.
6. Buku yang hilang sebaiknya diganti dengan buku yang sama jika
masih memungkinkan, tapi jika buku tersebut sudah tidak dijual maka
diganti dengan buku yang serupa.
7. Untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan DPAD Kota Tangerang
perlu membuat statistik sirkulasi secara berkala minimal sebulan
sekali. Sebagai bahan evaluasi kinerja Pustakawan dalam layanan
sirkulasi.
8. Statistik sirkulasi dibuat dalam bentuk aplikasi yang dapat ditampilkan
dan dilihat oleh pemustaka melalui komputer yang disediakan diruang
pelayanan, agar Pemustaka dapat melihat bagaimana kinerja
Pustakawan di Perpustakaan DPAD Kota Tangerang dan merasa
nyaman atas layanan yang diberikan.
96
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. “Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, DanKebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.” Jakarta: PrenadaMedia, 2005.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah. “Profil Dinas Perpustakaan Dan ArsipDaerah Kota Tangerang,”2013.https://dpad.tangerangkota.go.id/#!/content/kanal/index/80/PROFIL.
Evarini, Ni Ketut, I. Putu Suhartika, and Ni Putu Premierita Haryanti. “EvaluasiLayanan Sirkulasi Perpustakaan Politeknik Negeri Bali.” Jurnal Ilmiah D3Perpustakaan 1, no. 1 (2016). http://ojs.unud.ac.id/index.php/d3perpus/article/view/21810.
Gay, L.R, and Diehl, P.L. Research Methods for Business And. Management.New York: MacMillan Publishing Company, n.d.
Hardjoprakoso, Mastini. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum.Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. Perilaku Organisasi. Bandung: Unpar Press,2006.
Indonesia. Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan PerguruanTinggi. Perpustakaan Nasional RI, 2000. http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/10144.
Irawan, Prasetya. Logika Penelitian Dan Prosedur Penelitian. Pengantar Teoridan Panduan Prktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula,Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara, Jakarta: STIA-LAN PRESS,1999.
Iriayanti Kurniasih Rr. “Analisis Kualitas Layanan Perpustakaan Dengan MetodeLibqual+TM Di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Semarang.”Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012.
Iwin Ardyawin, Rohanda, and Tati Sumiati. “Persepsi Pemustaka MengenaiLayanan Deposit di Badan Perpustakaan dan Kearsipan daerah ProvinsiJawa Barat.” Jurnal, Uniiversitas Padjajaran, 2012.
Lalopua, Maurits W., Servi S. Sumendap, and Melky Turang. “Sikap PemustakaTerhadap Layanan Sirkulasi Berbasis Slims Di Perpustakaan UNIKA DELA SALLE MANADO.” Jurnal Acta Diurna 4, no. 4 (2015).http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/8690.
Marwiyah-NIM, Siti, and others. “Pengaruh Ketersediaan Koleksi PerpustakaanTerhadap Minat Baca Siswa Di Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1Yogyakarta.” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011. http://digilib.uin-suka.ac.id/5892/.
Mulyo Rusdihanto, Widodo. “Perbaikan Kualitas Layanan Berdasarkan KepuasanPengguna Dan Standarisasi Sumber Daya (Studi Kasus PerpustakaanPoliteknik Negeri Semarang).” Tesis, Universitas Islam Negeri SunanKalijaga, 2012.
Nasution, Sudariyah. “Perkembangan Perpustakaan Umum Saat Tinggal Landas:Prospektif Pelayanan Perpustakaan Umum.” Pembimbing Pembaca 7, no.4 (1985): 344–5.
Ns, Sutarno. “Perpustakaan Dan Masyarakat: Edisi Revisi.” Jakarta: Sagung Seto,2006.
Perpustakaan Nasional, R. I. “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 RepublikIndonesia.” Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007.
Rachman Hermawan, S., and Zulfikar Zen. Etika Kepustakawanan: SuatuPendekatan Terhadap Profesi Dan Kode Etik Pustakawan Indonesia.Sagung Seto, 2006.
Santoso, Cahyo Budi. “Pengaruh Lingkungan Keluarga, Motivasi Dan PersepsiMahasiswa Tentang Profesi Akuntan Publik Terhadap Minat MenjadiAkuntan Publik Pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi UniversitasRiau Kepulauan Batam.” Measurement 8, no. 1 (2016).http://journal.unrika.ac.id/index.php/measurement/article/view/199.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. “Metode Penelitian Kombinasi.” Bandung:CV Alfabeta, 2004.
Sulistyo, Basuki. “Pengantar Ilmu Perpustakaan.” Jakarta: Universitas Terbuka,1993.
Sumpeno, Wahyudin. Perpustakaan Masjid: Pembinaan Dan Pengembangan.Remaja Rosdakarya, 1994.
Sutarno, N. S. Kamus Perpustakaan Dan Informasi. Jala Permata, 2008.
Wasito, Hermawan. “Pengantar Metodologi Penelitian: Buku PanduanMahasiswa,” 1997.
Widiasa, I. Ketut. “Manajemen Perpustakaan Sekolah.” Perpustakaan Sekolah:Kajian, Metode, Praktik, Dan Evaluasi Perpustakaan Sekolah. Tahun 1(2007): 8–18.
Yusuf, Pawit M., and Yaya Suhendar. “Pedoman Penyelenggaraan PerpustakaanSekolah.” Jakarta: Kencana, 2007.
Yusuf, Salim, Janet Wittes, Jeffrey Probstfield, and Herman A. Tyroler. “Analysisand Interpretation of Treatment Effects in Subgroups of Patients inRandomized Clinical Trials.” Jama 266, no. 1 (1991): 93–98.
PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DIPERPUSTAKAAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
(DPAD) KOTA TANGERANG
LEMBAR KUESIONER
Dalam rangka penelitian skripsi tentang “Persepsi PemustakaTerhadap Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan ArsipDaerah Kota Tangerang”. Maka pada kesempatan kali ini penulis memohonkesediaan saudara/saudari untuk berpartisipasi memberikan jawabanterhadap kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kuesionerini dibuat untuk kepentingan ilmiah dan kerahasiaan pengisian kuesioner iniakan dijaga sepenuhnya. Atas perhatia dan kesediaan saudara/i untukberpartisipasi dalan kuesioner ini, penulis ucapkan terimakasih
1. Petunjuk pengisian:Pilihlah pernyataan sesuai dengan diri anda, dengan memberi
tanda () pada salah satu pilihan yang terdapat dalam kolom sebelahkanan.
5 = Sangat Setuju (SS)4 = Setuju (S)3 = Ragu – ragu (RR)2 = Tidak Setuju (TS)1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Data Responden Jenis Kelamin : Pendidikan : Usia :
SELAMAT MENGERJAKAN
~~TERIMAKASIH~~
NO 1. Persepsi pemustaka terhadap peminjaman diperpustakaan DPAD
SS S RR TS STS
5 4 3 2 11 Meminjam harus menunjukkan kartu anggota terlebih
dahulu2 Peminjam koleksi hanya dibatasi maksimal 2 buku3 Jangka waktu peminjaman buku hanya dibatasi 1
minggu4 Anggota baru hanya boleh perpnajang bila sudah 3 kali
transaksi peminjaman5 Meminjam hanya boleh perpanjang jika tidak ada yang
memesan buku tersebut6 Peminjaman bisa memperpanjang bila orang yang
mesan mau menunggu/mengalihkan ke bahan pustakalain
7 Waktu peminjaman dalam seminggu mencukupikebutuhan anda
2. Persepsi pemustaka terhadap pengembalian diperpustakaan DPAD
SS S RR TS STS
5 4 3 2 11 Pengembalian harus memperlihatkan buku yang
dipinjam beserta kartu anggota terlebih dahulu2 Pengembalian buku harus tepat waktu3 Pengembalian yang melewati batas waktu dianggap
suatu pelanggaran dan mendapatkan sanksi4 Perpustakaan sepatutnya memberikan peringatan
sebelum batas akhir waktu peminjaman5 Peringatan atau pemberitahuan batas hanya sekali saja
3. Persepsi pemustaka terhadap sanksi/denda diperpustakaan DPAD
SS S RR TS STS
5 4 3 2 11 Keterlambatan akan diberi sanksi tidak diperbolehkan
meminjam atau perpanjang buku selama seminggu2 Tidak ada keringanan terhadap besarnya denda yang
diberikan3 Pemustaka harus mengganti buku yang telah hilang4 Buku yang hilang bisa diganti dengan buku yang sama5 Bila terjadi kerusakan harus diganti dalam bentuk buku
yang sama4. Persepsi pemustaka terhadap statistik di perpustakaan
DPADSS S RR TS STS
5 4 3 2 11 Bagian sirkulasi harus membuat statistik sirkulasi
(peminjaman dan pengembalian)2 Statistik peinjaman dan pengembalian bermanfaat bagi
pemustaka3 Statistik peminjaman dan pengembalian merupakan
bukti kinerja perpustakaan4 Statistik harus memberikan informasi tentang
keterlambatan pemustaka dalam pengembalian5 Statistik harus memberikan informasi tentang
banyaknya koleksi yang hilang/rusak
Lampiran – lampiranLayanan sirkulasi
Ruang Story Telling cerita anak – anak
Ruangan koleksi referensi dan tempat baca referensi
Ruang baca koleksi dan loker pengunjung
BIODATA PENULIS
Muhammad Ilyas Albani, lahir di Jakarta 23 Maret
1993, putra terakhir dari Ayahanda Hermawan
Christianto dengan Ibunda Pudji Pangastuti.
Penulis bertempat tinggal di jalan Gede Raya Rt
002/019 No 36, Perumnas 1 Karawaci, Kota
Tangerang. Penulis menyelesaikan pendidikan
dasar di SDI Al-Istiqomah (tahun 2004). Kemudian melanjutkan sekolah
menengahnya di SMPN 20 Kota Tangerang (tahun 2007) dan SMA
NUSANTARA 1 (tahun 2010). Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan
pada program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan
Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Persepsi
Pemustaka terhadap Layanan Sirkulasi di Perpustakaan DPAD Kota
Tangerang”. Peneliti pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan di
Perpustakaan Bank Indonesia (perpustakaan riset) 2013 dan menjalani