Top Banner
PERSEPSI MASYARAKAT GAYO TENTANG PACUAN KUDA SKRIPSI Diajukan Oleh Mukti Ali 421006001 Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH 1437 H/2016 M
68

PERSEPSI MASYARAKAT GAYO TENTANG PACUAN KUDAAwalnya, Pacuan Kuda diselenggarakan di Kampung Bintang, tepatnya dari tepi pantai Pantai Menye yang jaraknya sekitar 1,5 km. Arena Pacuan

Feb 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PERSEPSI MASYARAKAT GAYO TENTANG

    PACUAN KUDA

    SKRIPSI

    Diajukan Oleh

    Mukti Ali

    421006001

    Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam

    FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

    BANDA ACEH

    1437 H/2016 M

  • vi

    Persepsi Masyarakat Gayo tentang Pacuan Kuda

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komonikasi UIN Ar-Raniry

    Darussalam Banda Aceh Sebagai Salah Satu Beban Studi

    Program Sarjana S-1 Dalam Ilmu Dakwah

    Oleh

    Mukti Ali

    Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komonikasi

    Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam

    NIM: 421006001

    Disetujui Oleh :

    Pembimbing I

    Drs. Arifin Zain, M.Ag

    NIP : 1968681225 199402 1 001

    Pembimbing II

    Juli Andriyani, M.Si

    NIP : 19740722 200710 2001

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puju syukur kehadirat Allah yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya, dan

    limpahan rahmat-Nya, selanjutnya shalawat dan salam kepada Nabi besar

    Muhammad beserta keluarga dan para sahabat yang telah membawa perubahan dari

    alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan dan bertauhid kepada Allah,

    penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Masyarakat Gayo

    Tentang Pacuan Kuda” meskipun dengan kekurangan dan keterbatasan ilmu

    namun, dengan izin-Nya Allah penulis mampu mengemas tulisan ini dalam bentuk

    skripsi.

    Skripsi ini disusun sebagai salah satu beban studi SKS dan syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Bimbingan Konseling Islam pada Fakultas Dakwah dan

    Komunikasi UIN ar-Raniry Banda Aceh. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat

    bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan yang sangat berarti dari berbagai

    pihak. Rasa syukur ini penulis iringi dengan rasa terimaksi yang sebesar-besarnya

    kepada:

    Almarhum ayahanda Abu Mukmin Bin Abdurrahman, dan ibunda tercinta

    Lamdiah serta adik-adikku tersayang Ruhdi, Mahara, Mazidah dan Nenek yang telah

    memberikan do’a yang tulus dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan pendidikan

  • ii

    dan penulisan skripsi ini. Orang tua tercinta atas segala kasih sayang dan bimbingan

    memadu, penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

    Bapak Drs Arifin Zain, M, Ag selaku dosen pembimbing pertama dan ibu Juli

    Andriyani, M. Si selaku pembimbing ke dua, yang banyak membantu dalam

    memberikan bimbingan, saran, arahan dan motivasi kepada penulis dari awal hingga

    selesainya skripsi ini. Selanjutnya kepada Bapak Drs. Maimun Yusuf, M. Ag selaku

    Penasehat Akademik yang telah member motivasi dan dukungan dari awal kuliah

    hingga selsai, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.

    Sahabatku yang aku banggakan Hendra Permata Surya, Sudirman, Joy,

    Muhammaddinsyah, Ashadi, Wirma Suhud, reja, Syahlaini, Dijah, Salwani,

    Maswandi, Mukhsin dan Puji, yang telah memberikan motivasi dan semangat selama

    menyelesaikan skripsi ini. Sahabat-sahabatku seperjuangan BKI ’10 khususnya

    Mizan Andesta, Muslem, Firdaus, Harni Lastuti, Siti Rahmah, Nely Zawilda terima

    kasih atas kebersamaan, canda tawa, untuk dan motivasi dalam menyelesaikan

    pendidikan ini.

    Ungkapan terima kasih turut penulis sampaikan kepada semua pihak yang

    telah membantu penulis sehingga skripsi ini selsai sebagaimana mestinya. Hanya

    Allah yang dapat membalas semua kebaikan berlimpat ganda.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, bukan tidak

    mustahil dapat ditemukan kekurangan dan kekhilafan, namun penulis sudah berusaha

    dengan segala kemampuan yang ada. Oleh karena itu, diharapkan saran yang dapat

    dijadikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. Atas segala bantuan dan perhatian

  • iii

    dari semua pihak, semoga skripsi ini bermamfaat dan mendapat pahala dari Allah.

    Amin Ya Rabbal’Alamin.

    Banda Aceh, 5 Januari 2016

    Penulis

  • v

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

    ABSTRAK ............................................................................................................ iv

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

    DAFTAR LAMPIRAN

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6

    D. Penejelasa Istilah ............................................................................ 6

    BAB II KAJIAN TEORITIS ...................................................................... 11

    A. Persepsi .......................................................................................... 11

    1. Pengertian Persepsi .................................................................... 11

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ............................. 13

    3. Jenis-jenis Persepsi .................................................................... 18

    4. Hakikat Persepsi ........................................................................ 22

    B. Pacuan Kuda ................................................................................. 23

    1. Sejarah Pacuan Kuda Kabupaten Bener Meriah ....................... 23

    2. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pacuan Kuda. ..................... 32

    3. Pacuan Kuda dalam Perspektif Islam ........................................ 34

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 39

    A. Jenis Penelitian dan Pendekatan .................................................... 39

    B. Lokasi dan Subyek Penelitian ....................................................... 40

    1. Lokasi........................................................................................ 40

    2. Subyek Penelitian ..................................................................... 40

    C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 41

    1. Observasi .................................................................................. 41

    2. Wawancara ................................................................................ 42

    3. Teknik Analis Data ................................................................... 43

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 45

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 45

    B. Hasil Penelitian ............................................................................. 46

    1. Persepsi Masyarakat Bener Meriah Tentang Pacuan Kuda ....... 46

    2. Pandangan Islam terhadap Pacuan Kuda ................................... 50

    C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 53

  • vi

    BAB V PENUTUP ......................................................................................... 57

    A. Kesimpulan .................................................................................... 57

    B. Saran .............................................................................................. 57

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • v

    Abstrak

    Skripsi ini berjudul “Persepsi Masyarakat Gayo Tentang Pacuan Kuda Menurut

    Konsep Islam”. Pacuan kuda adalah lomba dimana seorang joki menunggangi kuda

    untuk mencapai garis finish secepatnya dengan lintasan yang telah ditentukan.

    Persepsi masyarakat Bener Meriah tentang pacuan kuda menjadikan pacuan kuda

    sebagai adat budaya sekaligus menjadi hiburan bagi mereka, Pandangan Islam

    tentang pacuan kuda sangat baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi

    masyarakat Bener Meriah tentang pacuan kuda, untuk memahami pandanagn Islam

    terhadap pacuan kuda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif,

    dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Penentuan subjek penelitian

    menggunakan tehnik purposive sampling. Subjek penelitian ini sebanyak sepuluh

    orang, yaitu Ketua Majlis Permusyawaratan Ulama (MPU) Bener Meriah, Ketua

    Majlis Adat Gayo Bener Meriah, Tokoh-tokoh adat Gayo Bener Meriah empat orang,

    Petua Gayo Bener Meriah tiga orang, Ketua Dinas Syari’at Islam Bener Meriah. Hasil

    penelitian menunjukan bahwa persepsi masyarakat Bener Meriah tentang pacuan

    kuda adalah sebagai adat budaya masyarakat Gayo dari zaman dahulu sampai

    sekarang yang tetap diselenggarakan disetiap tahunnya. Islam membolehkan

    melaksanakan pacuan kuda karena pada masa Rasulullah sudah pernah ada dan

    mempersiapkan latihan untuk ketangkasan fisik, namun pelaksanaannya harus lebih

    mengikuti aturan-aturan syari’at Islam.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kabupaten Bener Meriah dengan Ibu kotanya Simpang Tiga Redelong

    terletak antara 4° 33’50”- 4°54’50” lintang utara dan 96°40’75”17’50” bujur timur

    dengan tinggi rata-rata di atas permukaan laut 100-2.500 meter. Kabupaten yang

    memiliki luas 1.919’69 km² terdiri dari 10 Kecamatan dan 233 Desa dengan

    Kecamatan yang paling luas yaitu Kecamatan Syiah Utama yang luasnya hampir

    setengah dari kabupaten Bener Meriah.1 Kabupaten Bener Meriah merupakan salah

    satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Aceh, Indonesia. Bener Meriah terletak di

    dataran tinggi tanah Gayo yang merupakan hasil dari pemekaran kabupaten Aceh

    Tengah, berdasarkan undang-undang Nomor 41 Tahun 2003 Tanggal 7 Januari 2004.2

    Pada masyarakat Kabupaten Bener Meriah ini, terdapat satu even hiburan

    tahunan yang menyelenggarakan secara kontinu hingga saat ini. Biasanya even ini

    dilaksanakan bertepatan pada bulan Agustus, di dalamnya kita akan menyaksikan

    kumpulan orang dalam jumlah yang banyak, mereka berdatangan dari setiap daerah

    bersama keluarga atau teman-temannya untuk menyaksikan sebuah pertunjukkan

    yang bersifat kompetitif. Pertunjukan ini diselenggarakan dalam sebuah arena ______________

    1 Rusdi Sufi dan Agus Budi Wibowo, Gayo Sejarah dan Legenda, ( Banda Aceh: Badan

    Arsip dan Perpustakaan Aceh, 2013), hlm.9.

    2 Bener Meriah dalam Angka Bener Beriah In Figures 2011, (Kerja Sama Badan Pusat

    Stetistik dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bener Meriah), hlm. 256.

  • 2

    lapangan yang berbentuk lingkaran dengan dibatasi rotan dalam setiap sudutnya. Di

    dalam arena ini terlihat beberapa ekor kuda yang berpacu kencang saling mendahului

    yang dikemudi oleh pengemudi yang disebut joki. Hiburan kebudayaan ini adalah

    Pacuan Kuda atau pacu kude. Saat ini penyelenggaran Pacuan Kuda tidak hanya

    dilaksanakan pada bulan agustus, namun dilaksanakan juga pada bulan Februari yang

    bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Bener Meriah.

    Menurut A.R. Hakim Aman Pinan dalam buku Pesona Tanoh Gayo. "Pacu

    Kuda" sebagai sebuah hiburan rakyat sudah terselenggara sebelum Belanda

    menginjakkan kakinya di Bumi Gayo.3 Pacuan Kuda secara tradisi diselenggarakan

    pada saat selepas panen padi di persawahan tanah Gayo. Masa selepas panen padi ini

    seringkali bertepatan dengan bulan agustus. Maka Pacuan Kuda kemudian resmi

    diadakan pada bulan Agustus, selain karena alasan tadi, pertimbangan lainnya adalah

    dalam bulan Agustus cuaca cukup mendukung karena berada dalam musim kemarau,

    sehingga Pacuan Kuda dikira cocok untuk digelar.

    Awalnya, Pacuan Kuda diselenggarakan di Kampung Bintang, tepatnya dari

    tepi pantai Pantai Menye yang jaraknya sekitar 1,5 km. Arena Pacuan tepat di tepi

    pantai sisi barat berbatasan dengan Danau Laut Tawar, sementara sisi timur dipagar

    dengan Geluni. Waktu penyelenggaraannya dimulai dari jam 08.00 WIB - 10.00

    WIB, kemudian dilanjutkan setelah Shalat Ashar hingga 18.00 WIB. Uniknya, yang

    ______________

    3 Hakim AR, Pesona Tanoh Gayo, (Takengon: Linge Media, 2000), hlm, 23.

  • 3

    terkesan istimewa dengan Pacuan Kuda di Kampung Bintang adalah persyaratan Joki,

    mereka tidak dibenarkan menggunakan baju alias telanjang dada.4

    Menurut Bukhari Ketua Adat Kabupaten Bener Meriah Pacuan Kuda

    merupakan salah satu tradisi dan budaya masyarakat Gayo yang sudah ada sejak

    dahulu. Sedangkan menurut kebiasaan suku Gayo terutama di Kabupaten Bener

    Meriah Pacuan Kuda diadakan sejak dahulu dan telah menjadi kebiasaan bagi

    masyarakat Bener Meriah. Tidak ada hadiah bagi pemenang, hanya "gah" atau

    marwah gengsi atau status sosial yang dipertaruhkan dan dipertahankan. Kemenangan

    yang diperoleh tersebut dilanjutkan dengan perayaan dan syukuran oleh penduduk

    setempat dengan sistem yaitu saling sumbang menyumbang untuk biaya perayaan

    kemenangan tersebut. Dengan memotong hewan ternak dan makan bersama. 5

    Fakta yang terjadi saat ini, penyelenggaraan Pacuan Kuda yang awalnya

    bertujuan untuk mengharumkan nama Kabupaten, silaturahmi, memenangkan hadiah,

    dan menarik para wisatawan untuk datang pada even ini, sehingga dapat menambah

    pendapatan daerah. Namun sebaliknya, cenderung lebih banyak mudharatnya dan

    penyimpangan yang terjadi. Pernyataan ini dibuktikan dengan banyaknya oknum

    yang tidak bertanggung jawab melakukan perbuatan yang dilarang oleh Agama,

    ______________

    4 Muhammad Ibrahim dan Hakim Aman Pinan, Syari’at dan Adat Istiadat, Jilid 3 (Takengon:

    Yayasan Maqomam Mahmuda, 2005), hlm.2015.

    5 Wawancara dengan bapak Bukhari sebagai Ketua Adat Bener Meriah pada tanggal 24

    februari 2015.

  • 4

    negara serta hukum adat, seperti kasus perjudian, perzinaan, maisir, khalwat,

    penipuan, perkelahian, permusuhan.

    Kasus yang paling menonjol dan tidak lepas dari penglihatan masyarakat

    adalah perjudian. Sedang masalah perjudian sangat jelas dilarang oleh agama, negara

    dan hukum adat. Tetapi kasus ini tidak dicegah, diperhatikan dengan baik saat even

    ini berlangsung, hal ini membuat sebagian masyarakat yang beragama berpandangan

    acara Pacuan Kuda ini tidak relevan dilaksanakan meskipun telah turun-temurun.

    Sedangkan sebagian lain dari masyarakat tetap dengan komitmennya supaya even

    Pacuan Kuda ini terus diselenggarakan, karena Pacuan Kuda merupakan budaya yang

    harus tetap dijaga dan dilestarikan selamanya.

    Dari pernyataan di atas kontradiksi atas penyelenggaraan Pacuan Kuda ini

    apabila dicermati menjadi dua perspektif, yaitu perspektif positif dan negatif.

    Pertama, pandangan positif tentang Pacuan Kuda yang ada pada masyarakat Gayo

    merupakan salah satu bentuk untuk melestarikan budaya yang ada pada masyarakat

    Gayo dan juga sebagai hiburan yang diselenggarakan sebanyak satu kali dalam

    setahun dan juga sebagai memperingati hari ulang tahun Kabupaten Bener Meriah.

    Sedangkan dampak negatif dari Pacuan Kuda yang ada pada tradisi masyarakat Gayo

    merupakan sebagai tempat terjadinya perjudian, ajang pertemuan remaja putra dan

    putri, khalwat, maisir serta hal-hal yang secara jelas dilarang oleh agama, negara dan

    adat.

  • 5

    Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas, tradisi Pacuan Kuda tidak

    berarti melenceng dari Syariat dan Adat Gayo Bener Meriah. Namun, dalam

    pelaksanaannya terdapat penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan

    nilai-nilai keislaman. Berdasarkan observasi awal peneliti, ditemukan para peserta

    Pacuan Kuda melakukan perjudian, ritual-ritual (dukun) yang tidak sesuai dengan

    norma agama dan adat istiadat. Pada kegiatan itu kerap banyak orang

    menghamburkan uang untuk pesta pora bersama dalam acara penutupan Pacuan

    Kuda. Pelakunya didominasi para pasangan non muhrim. Hal ini sangat bertentangan

    dengan penerapan syariat Islam di Aceh yang bertujuan untuk menyampaikan dan

    menyeru amar ma’ruf nahi mungkar.

    Dari uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

    permasalahan tersebut dalam sebuah skripsi. Penulis mencoba mengkaji lebih dalam

    mengenai dengan judul “Persepsi Masyarakat Gayo tentang Pacuan Kuda menurut

    Konsep Islam.”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang

    menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana persepsi masyarakat Bener Meriah tentang Pacuan Kuda?

    2. Bagaimana pandangan Islam terhadap Pacuan Kuda?

  • 6

    C. Tujuan dan manfaat penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Bener Meriah tentang Pacuan Kuda.

    2. Untuk memahami pandangan Islam terhadap Pacuan Kuda.

    Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini dibagai menjadi dua:

    1. Secara teoritis, dapat mengasah daya pikir dan intelektualitas peneliti dalam

    mengkaji serta meneliti suatu permasalahan yang terjadi pada suatu

    lingkungan dalam menghasilkan sebuah karya ilmiah tentang masyarakat

    Gayo khususnya tentang persepsi Pacuan kuda.

    2. Secara praktis, diharapkan dapat menjadi pertimbangan beberapa pihak

    terhadap pentingnya Pacuan Kuda tatanan masyarakat Gayo. Hasil penelitian

    ini dapat menambah wawasan kepada para pembaca agar memahami Pacuan

    Kuda dalam konsep Islam.

    D. Penjelasan Istilah

    Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami judul penelitian ini dan tidak

    menimbulkan penafsiran yang keliru, dari penulis perlu memberikan penjelasan

    terhadap kalimat dalam penelitian yaitu:

  • 7

    1. Persepsi Masyarakat Gayo

    Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, persepsi yaitu tanggapan

    (penerimaan) langsung dari sesuatu.6 Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah

    penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah

    pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan.

    Persepsi menurut filsafat adalah sistem dari otak yang dianugerahi oleh Tuhan dan

    membuat kita lebih beradab, namun ketika ego sudah menguasai diri, maka kita

    seolah melangkahi Tuhan dan membuat kebenaran hakiki dari pemahaman kita

    sendiri.

    Jika dilahat dalam kamus khusus Ilmu Psikologi, (perception) diartikan

    sebagai berikut;7

    a. Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan

    bantuan indra.

    b. Kesadaran dari proses-proses dari organis.

    c. Satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang

    berasal dari masa lalu.

    ______________

    6W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. 3 (Jakarta: Balai Pustaka,

    2007), hlm. 880.

    7J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi diterjemahkan oleh. Kartini Kartono (Jakarta: Raja

    Grafindo, 2006), hlm. 358.

  • 8

    d. Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari

    kemampuan organisme untuk melakukan pembedaan di antra

    perangsang-perangsang.

    e. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang

    serta merata mengenai sesuatu.

    Dalam kamus tersebut dijelaskan bahwa persepsi dalam konteks dunia

    kontemporer, secara umum diperlakukan sebagai suatu variabel campur tangan

    (intervening variabel), bergantung pada faktor-faktor perangsang seperti cara belajar,

    perangkat, keadaan jiwa atau suasana hati dan faktor-fakor motivasional. Maka, arti

    suatu objek atau suatu kejadian objektif ditentukan baik oleh kondisi peransang

    maupun oleh faktor-faktor organisme.

    Chaplin menjelaskan proses dimulai dengan perhatian, yaitu proses mengamat

    selektif. Faktor-faktor perangsang yang penting dalam perbuatan memperhatikan ini

    ialah perubahan, intensitas, ulangan, kontras, dan gerak. Faktor-faktor organisme

    yang penting adalah minat, kepentingan dan kebiasaan memperhatikan yang telah

    dipelajari. Persepsi yaitu tahap kedua dalam upaya mengamati dunia, mencakup

    pemahaman dan mengenali atau mengetahui objek-objek serta kejadian-kejadian.

    Adapun persepsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tanggapan

    (penerimaan) langsung dari masyarakat Gayo terhadap fenomena Pacuan Kuda yang

    ada di tanah Gayo.

  • 9

    Sedangkan Masyarakat Gayo adalah suku bangsa yang berdiam di

    Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Daerah asal kediaman orang

    Gayo ini dikenal dengan nama Dataran Tinggi Gayo, dan orang Gayo sendiri

    menyebut dengan istilah Tanoh Gayo, yang artinya Tanah Gayo.8

    Secara umum berdasarkan perubahan situasi dan kondisi sosial budayanya,

    maka daerah Gayo dibagi menjadi lima wilayah yaitu:

    1. Gayo Lut, yang wilayahnya terletak di sekitar Danau laut Tawar

    Takengon.

    2. Gayo Deret, yang wilayahnya meliputi sekitar Linge atau Isak.

    3. Gayo Lues, wilayahnya mencakup Gayo Lues (Belang Kejeren).

    4. Gayo Serbajadi, meliputi wilayahnya sekitar Serbejadi, Sembuang Lukop

    (Aceh Timur).

    5. Gayo Kalul, wilayahnya meliputi bahagian paling timur dari Kabupaten

    Aceh timur sampai Pulau Tige.9

    Jadi yang dimaksud dengan persepsi masyarakat Gayo Bener Meriah dalam

    penelitian ini adalah tanggapan atau dari Masyarakat Gayo Kabupaten Bener Meriah

    terhadap Pacuan Kuda.

    ______________

    8 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional di Dataran Tinggi Gayo, (Banda Aceh:

    Balai Pustaka Sejarah dan Nilai Tradisional, 2011), hlm. 19.

    9 M.J. Melalatoa. Kebudayaan Gayo, Jakarta, (Balai Pustaka, 1992), hlm 23.

  • 10

    2. Pacuan Kuda

    Pacuan kuda adalah lomba dimana seorang joki mengendarai/ menunggangi

    kuda untuk mencapai garis finish secepatnya dengan lintasan yang telah ditentukan.

    Hal ini biasa dilakukan pada zaman kekaisaran Romawi. Selain itu pacuan kereta

    kuda ini juga terdapat dalam berbagai mitologi di wilayah Eropa. Pacuan kuda sering

    berkaitan dengan judi, dan darisanalah pendapatan utama bagi penyelenggara, selain

    itu Pacuan Kuda juga disebut dengan olah raga.10

    .

    3. Konsep Islam

    Islam secara bahasa berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun

    menurut syari’at apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka

    yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal. Sedangkan kata iman

    berkaitan dengan amal hati. Menurut Kamus Buku Pintar Islam, Islam adalah agama

    Tauhid yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad Saw.11

    ______________

    10 Dinas Kabupaten Sumbawa, Kumpulan Cerita Rakyat Sumbawa, (Sumbawa: Tiara Perkasa:

    2006), hlm. 27.

    11 Nogarsyah & Moede Gayo, Buku Pintar Islam, (Jakarta: Ladang Pustaka & Inti Media, tth),

    hlm.1.

  • 11

    BAB II

    KAJIAN TEORITIS

    A. Persepsi

    1. Pengertian persepsi

    Persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman

    terhadap suatu benda ataupun sesuatu kajian yang dialami. Dalam kamus standar

    dijelaskan bahwa persepsi dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan

    oleh benda yang semata-mata menggunakan pengamatan pengindraan. Persepsi ini

    didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisir data indera

    (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari

    di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri. Menurut Kamus Umum Bahasa

    Indonesia, persepsi yaitu tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.1 Menurut

    Kamus Inggris Indonesia, perception yaitu penglihatan tanggapan daya memahami

    menanggapi.2

    Para ahli menberikan banyak definisi tentang persepsi di antaranya adalah

    kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap

    satu objek rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini persepsi

    melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau

    ______________

    1W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Edisi

    Ketiga, 2007), hlm. 880.

    2John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggirs Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka

    Utama, 1989), hlm, 424.

  • 12

    objek.3 Jika dilihat dalam pendapat lain, Sodang P Siagian menggambarkan persepsi

    bahwasanya apa yang ingin dilihat oleh seseorang belum tentu sama dengan fakta

    yang sebenarnya.Terkait dengan hal ini, Sodang juga mengklasfikasikan yang

    mempengaruhi persepsi seseorang.4

    Persepsi datang dari diri sendiri. Artinya apabila seseorang melihat sesuatu

    dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihat itu, dia

    mempengaruhi karakteristik individu yang berpengaruh seperti sikap, motif,

    kepentingan, minat pengalaman dan harapan. Sasaran objek persepsi tersebut

    mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya

    berpengaruh terhadap persepsi yang melihatnya. Seperti gerakkan, suara, ukuran,

    tindak-tindakkan dan ciri-ciri lainya dari persepsi yang menentukan cara pandangan

    orang yang melihatnya.

    Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu

    suatu proses yang diterima stimulus individu melalui alat reseptor yaitu alat indera.

    Proses penginderaan ini tidak terlepas dari proses persepsi. Alat indera merupakan

    penghubung antara individu untuk menafsirkan dan memahami dunia eksternal.

    Gibson mengemukakan bahwa persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan

    oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya. Dengan kata lain,

    persepsi mancakup penerimaan stimulus, pengorganisasian, dan penerjemahan atau ______________

    3Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kecana,

    2009), hlm. 110.

    4Sodang P Siagaan Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: Asdi Mahastya, 2004), hlm.

    100.

  • 13

    penafsiran stimulus yang diorganisasikan dengan cara yang dapat mempengaruhi

    perilaku dan pembentukkan sikap.5

    Jadi persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,

    yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut

    proses sensor. Proses itu tidak berhenti begitu saja, melaikan stimulus tersebut

    diturunkan dan diproses selanjutnya merupakan proses persepsi karena itu proses

    persepsi tidak lepas dari proses pengindraan, dan proses penginderaan tidak lepas dari

    proses persepsi.

    2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

    Persepsi merupakan proses dimana individu dapat mengenali objek-objek dan

    fakta-fakta objektif dengan menggunakan alat-alat individu. Persepsi seseorang

    terhadap sesuatu objek tidak berdiri sendiri, akan tetapi dipengaruhi oleh berbagai

    faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Setiap orang memiliki

    persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama, menurut Singgih Gunarsa,

    faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang di antaranya adalah:

    a. Motif, adanya motif menyebabkan munculnya keinginan individu

    melakukan sesuatu atau sebaliknya.

    b. Kesediaan dan harapan

    c. Intensitas rangsangan, kuat lemahnya rangsangan yang diterima akan

    sangat berpengaruh kepada individu

    ______________

    5 Kusherdyana, Pemahaman Lintas Budaya, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 17.

  • 14

    d. Pengulangan suatu rangsangan, pengulangan rangsangan yang muncul akan

    menarik perhatian.6

    Selain itu, ada dua faktor yang menentukan seleksi rangsangan yaitu faktor

    intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi kebutuhan psikologis, latar belakang,

    pengalaman kepribadian dan penerimaan diri, sedangkan faktor ekstern meliputi

    intensitas, ukuran, kontras, gerakan dan ulangan.7 Lain halnya dengan Achmad

    Mubarok, yang menyebutkan bahwa saat mempersepsikan sesuatu hal dipengaruhi

    oleh faktor yaitu:8

    a. Faktor perhatian

    Perhatian adalah proses mental dimana kesadaran terhadap suatu stimuli lebih

    menonjol, dan pada saat yang sama terhadap stimuli yang lain melemah.

    b. Faktor fungsional

    Faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi antara lain faktor kebutuhan,

    kesiapan mental, suasana emosional dan latar belakang budaya.

    c. Faktor Struktural

    Menurut teori Gestalt, bila seseorang mempersepsikan sesuatu, maka ia

    mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian-bagian.

    ______________

    6 Singgih Gunarsa, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Sumber Widya, 2002), hlm. 107.

    7 Udai Pareek, Perilaku Organisasi, (Jakarta: ikrar Mandiri, 2006), hlm. 14.

    8 Achamd Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Puataka Firdaus, 2002), hlm. 109.

  • 15

    Oleh karena itu apa yang dipersepsikan pada suatu waktu tertentu akan

    tergantung bukan saja pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang

    beradanya stimulus itu. Seperti pengalaman-pengalaman sensoris kita yang terdahulu,

    perasaan pada waktu itu, prasangka-prasangka, keinginan-keinginan, sikap dan

    tujuan. Kalau di satu pihak proses kognitif saling berkaitan satu sama lain.

    Mengingat persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses

    pengindraan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi:9

    a. Perhatian yang selektif

    Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

    rangsangan dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus menanggapi

    semua rangsangan yang diterimanya untuk itu, individu memusatkan perhatiannya,

    pada rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala lain

    tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan.

    b. Ciri-ciri rangsang

    Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik

    perhatian. Demikain juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil; yang

    kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsang yang paling kuat.

    c. Nilai dan kebutuhan individu

    Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam

    pengamatannya dibanding seorang bukan seniman. Penelitaian juga menunjukan,

    ______________

    9 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, hlm…, 128-129.

  • 16

    bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin lebih besar daripada

    anak-anak orang kaya.

    Bimo juga merumuskan faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi

    persepsi yaitu:

    a. Objek yang dipersepsi

    Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau respoter.

    Stimulus tidak hanya dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga

    dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan langsung mengenai syaraf

    penerima yang berkerja sebagai reseptor. Namun pada hal ini sebagian besar stimulus

    datang dari luar individu.

    b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

    Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.

    Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus

    yang diterima reseptor ke pusat syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai

    alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

    c. Perhatian

    Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya

    perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka

    megadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

    aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekelompok objek. Seperti

    diketahui bahwa itu tidak mucul begitu saja, akan tetapi persepsi lahir dari berbagai

    proses yang dilalui.

  • 17

    Mulanya objek menimbulkan stimulus kemudian stimulus mengenai alat

    indera atau reseptor. Pada dasarnya objek dan stimulus berbeda, tapi adakalanya

    objek dan stimulus dapat bersatu, minsalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek

    langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut. Proses stimulus

    mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang

    diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini disebut

    sebagai proses biologis.10

    Sedangkan menurut Krech dan Crutch Field sebagaimana dikutip oleh

    Jalaluddin Rakhmad ada empat faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu:

    a. Kebutuhan

    Kebutuhan Merupakan salah satu dorongan kejiwaan yang mendorong

    manusia untuk melakukan suatu tindakan, misalnya rangsangan, keinginan, tuntutan

    dan cita-cita.

    b. Kesiapan mental

    Kesiapan mental adalah Kesanggupan penyesuaian atau penyesuaian sosial

    atau keduanya sekaligus untuk menciptakan hubungan-hubungan sosial yang

    berhasil.

    ______________

    10 Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif, (Jakarta: Selemika

    Humanika. 2010), hlm. 225

  • 18

    c. Suasana emosional

    Suasana emosional adalah Kondisi perasaan yang berkesinambungan,

    dicirikan dengan selalu timbulnya perasaan-perasaan yang senang atau tidak senang

    latar belakang atau tata nilai yang dianut oleh seseorang.

    d. Latar belakang budaya

    Latar belakang budaya merupakan disiplin tersendiri dalam psikologi antar

    budaya.11

    Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dalam konteks ini dapat

    disimpulkan secara garis besar bahwa persepsi individu dipengaruhi oleh faktor

    internal dan external. Faktor internal ialah faktor-faktor yang bersifat personal.

    Misalnya kebutuhan individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian, jenis

    kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor external adalah faktor di luar

    individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh

    terhadap seseorang dalam mempresepsikan sesuatu.

    3. Jenis-jenis Persepsi

    Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh

    indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.

    ______________

    11 Jalaludin Rakhmad, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989), hlm.

    56.

  • 19

    a. Persepsi visual

    Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan

    untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya. Salah satu dari indera, alat tubuh yang

    digunakan untuk melihat adalah mata. Banyak binatang yang indera penglihatannya

    tidak terlalu tajam dan menggunakan indera lain untuk mengenali lingkungannya,

    misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang daya penglihatannya menurun

    dapat menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki

    penglihatannya. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi,

    dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual

    merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang

    biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

    b. Persepsi auditori

    Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

    Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Pada manusia dan binatang

    bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri

    dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua

    binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu.

    c. Persepsi perabaan

    Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi

    menjadi tiga bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan subkutis. Kulit berfungsi

    sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang: Sebagai alat peraba

    yang dilengkapi dengan bermacam-macam reseptor, yang peka terhadap berbagai

  • 20

    rangsangan. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi

    dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya mencolok

    masuk ke daerah epidermis.

    d. Persepsi penciuman

    Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu

    hidung. Penciuman adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi

    oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel

    sensor pada antena invertebrata dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan

    bau.

    e. Persepsi pengecapan

    Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

    Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung dan merupakan

    satu dari lima indera tradisional. Indera ini merujuk pada kemampuan mendeteksi

    rasa suatu zat seperti makanan atau racun. Pada manusia dan banyak hewan

    vertebrata lain, indera pengecapan terkait dengan indera penciuman pada persepsi

    otak terhadap rasa. Sensasi pengecapan klasik mencakup manis, asin, asam, dan

    pahit. Belakangan, ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk

    menambahkan kategori lain, terutama rasa gurih (umami) dan asam lemak.

    Pengecapan adalah fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel reseptor pengecapan pada

    manusia ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak, serta epitelium faring

    dan epiglotis.

  • 21

    Berbicara tentang jenis-jenis persepsi, kesan juga sering dikategorikan

    menjadi paling dasar terhadap penilaian yang diperoleh melalui proses penginderaan.

    Dalam mengkaji bagaimana orang membentuk kesan tentang orang lain, ada enam

    jenis umum tentang persepsi yang harus diketahui, yaitu:12

    1. Orang membentuk kesan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan

    informasi minimal dan kemudian menyebut ciri-ciri umum dari orang lain.

    2. Orang memberi perhatian khusus pada ciri yang paling menonjol dari

    seseorang, bukan memperhatikan seluruh ciri seseorang.

    3. Dalam memproses informasi tentang orang lain, akan memberi makna yang

    koheren pada perilaku mereka. Sampai tingkat tertentu, menggunakan

    konteks perilaku orang lain untuk menyimpulkan makna perilaku, mereka

    bukan menginterpresasikan perilaku secara terpisah.

    4. Meggunakan struktur kognitif kita untuk memahami perilaku orang lain.

    Untuk mengidenfikasikan wanita sebagi dokter, kita menggunakan informasi

    tentang dokter secara lebih umum ketimbang menarik kesimpulan dari

    atribut perempuan itu dan makna perilakunya.

    5. Kebutuhan pihak yang memahami dan tujuan personal juga akan

    memengaruhi bagaimana dia memandang orang lain. Misalnya, kesan anda

    ______________

    12 Shelley E. Taylor, dkk, Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.

    41.

  • 22

    tentang seseorang yang anda temui hanya sekali akan berbeda dengan kesan

    anda terhadap teman karib anda.

    Jadi jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual, Persepsi

    perabaan, persepsi penciuman dan persepsi pengecapan. Agar seseorang dapat

    menyadari dan dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi

    diantaranya yaitu.

    1. Adanya objek yang dipersepsi, objek menimbulkan stimulus yang

    mengenai indera dan dapat datang dari dalam yang langsung mengenai

    syaraf penerima sensoris tapi berfungsi sebagai reseptor.

    2. Adanya indera atau reseptor, sebagai alat untuk menerima stimulus

    diperlukan adanya perhatian sebagai langkah awal menuju persepsi atau

    jenis-jenis persepsi.

    4. Hakikat Persepsi

    1. Persepsi Merupakan Kemampaun kognitif

    Persepsi ternyata banyak melibatkan kegiatan kognitif. Pada awal

    pembentukaan persepsi, orang telah menentukan apa yang telah akan diperhatikan.

    Setiap kali kita memusatkan perhatian lebih besar kemungkinan kita akan

    memperoleh makna dari apa yang telah kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan

    pengalaman yang lalu, dan dikemudian hari akan diingat kembali.

  • 23

    2. Peran Atensi dalam Persepsi

    Selama kita tidak dalam keadaan tidur, maka sejumlah rangsangan yang besar

    sekali saling berlomba menurut perhatian kita. Biasanya, manusia dan hewan lainya

    akan memilih mana yang rangsangan tersebut yang paling menarik dan paling

    mengesankan. Keterbukaan kita untuk memilih inilah yang disebut dengan atensi

    atau perhatian.13

    B. Pacuan Kuda

    1. Sejarah Pacuan Kuda Kabupaten Bener Meriah

    Pacuan Kuda adalah lomba dimana seorang joki mengendarai/ menunggangi

    kuda untuk mencapai garis finish secepatnya dengan lintasan yang telah ditentukan.

    Pacuan Kuda tradisional Gayo bukan untuk berburu hadiah, tetapi lebih pada marwah

    atau kehormatan. Sebab, biaya mengurus kuda jauh lebih besar daripada hadiah yang

    diperebutkan. Dalam sebulan, biaya makan dan vitamin seekor Kuda tak kurang dari

    Rp 3 juta. Adapun hadiah untuk juara pertama sekitar Rp 6 juta, hanya cukup untuk

    dua bulan makan kuda.14

    ______________ 13 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, hlm…, 113-

    114.

    14 Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 September 2015, (Pesta di Tengah

    Deru Kaki Kuda). hlm 24.

  • 24

    Even akbar Pacuan Kuda tradisional yang digelar setiap bulan Agustus di

    dataran tingi Gayo dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Republik

    Indonesia, diakui merupakan pertunjukan yang sangat digemari masyarakat Gayo,

    karena itu perlu diketahui sejak kapan, dimana pertama kali dilaksanakan, bagaimana

    cara mempertandingkannya serta apa-apa saja syarat-syarat Pacuan Kuda di dataran

    tinggi Gayo khususnya di Kabupaten Bener Meriah.15

    Menurut A.R. Hakim Aman Pinan dalam buku Pesona Tanoh Gayo."Pacu

    Kuda" sebagai sebuah hiburan rakyat sudah terselenggara sebelum Belanda

    menginjakkan kakinya di Bumi Gayo. Pacuan Kuda secara tradisi diselenggarakan

    pada saat selepas panen padi di persawahan tanah Gayo. Masa selepas panen padi ini

    seringkali bertepatan dengan bulan Agustus. Maka Pacuan Kuda kemudian resmi

    diadakan pada bulan Agustus, selain karena alasan diatas, pertimbangan lainnya

    adalah dalam bulan Agustus cuaca cukup mendukung karena berada dalam musim

    kemarau, sehingga Pacuan Kuda dianggap cocok untuk digelar.

    Awalnya Pacuan Kuda diselenggarakan di kampung Bintang, tepatnya dari

    tepi Pantai Menye yang jaraknya sekitar 1,5 km. Arena Pacuan tepat di tepi pantai sisi

    barat berbatasan dengan danau Laut Tawar, sementara sisi timur dipagar dengan

    Geluni. Waktu penyelenggaraannya dimulai dari jam 08.00 WIB - 10.00 WIB,

    kemudian dilanjutkan setelah shalat ashar hingga pukul 18.00 WIB. Uniknya, yang

    terkesan istimewa dengan Pacuan Kuda di kampung Bintang adalah persyaratan joki,

    ______________

    15 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional di Dataran Tinggi Gayo, (Banda Aceh:

    Balai Pustaka Sejarah dan Nilai Tradisional, 2011), hlm. 60-67.

  • 25

    mereka tidak dibenarkan menggunakan baju alias telanjang dada. Lalu apa yang

    diperoleh para pemenang tidak ada hadiah, kecuali hanya gah atau marwah yang

    dipertaruhkan. Kemenangan yang diperoleh tersebut dilanjutkan dengan perayaan dan

    syukuran oleh penduduk setempat dengan sistim berpegenapen yaitu saling sumbang

    menyumbang untuk biaya perayaan kemenangan tersebut.16

    Pacuan Kuda awalnya hanyalah aktivitas iseng pemuda-pemuda kampung di

    Gayo, terutama di Bintang dan sekitar pemukiman-pemukiman di sekeliling Danau

    Laut Tawar, selesai musim panen padi di sekitar Danau Laut Tawar. Sudah menjadi

    kebiasaan anak muda, menangkap Kuda yang berkeliaran dengan kain sarung tanpa

    sepengetahuan pemiliknya dan memacunya. Saat memacu, kadangkala serempak

    dengan kelompok pemuda dari kampung lain, yang melakukan hal yang sama. Lalu

    terjadi interaksi sosial, di mana para joki masing-masing kampung sepakat untuk

    mengadakan pertandingan Pacuan Kuada antara kampung tampa hadiah bagi

    pemenang. Tidak disadari, akhirnya sejak awal tahun 1930-an, aktivitas ini berubah

    menjadi tradisi tahunan yang melibatkan beberapa kampung.17

    Melihat antusias masyarakat melaksanakan Pacuan Kuda begitu semarak,

    ditahun 1912 pemerintah Kolonial Belanda menyatukan rakyat dengan upaya

    memindahkan pacuan kuda ke Takengon, tepatnya di Blang Kolak yang sekarang

    bernama Lapangan Musara Alun. Acara Pacuan Kuda yang diselenggarakan oleh

    ______________

    16 Hakim AR, Pesona Tanoh Gayo. (Takengon: Linge Media, 2000), hlm, 23.

    17 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional Di Dataran Tinggi Gayo…, hlm. 63.

  • 26

    Kolonial Belanda dikaitkan dengan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina. Supaya event

    tersebut meriah, pemerintah Kolonial menyediakan biaya makan kuda, hadiah dan

    piagam kepada juara.

    Tradisi memberikan hadiah berlanjut sampai hari ini. Sistem dan aturan

    Pacuan Kuda di Blang Kolak juga berubah. Arena pacuan dibuat oval yang diberi

    pagar dari radang (rotan). Para joki yang sebelumnya mengendarai kuda dengan

    bertelanjang dada, maka di arena Pacu Blang Kolak kepada para joki diberi baju

    warna warni.

    Kemudian, kuda-kuda yang di bolehkan bertanding bukan hanya dari

    Kampung Bintang, tetapi juga kuda-kuda dari seluruh wilayah Onder-Afdeling

    Takengon dan daerah lainya. Menyangkut dengan penonton, tidak ada pembatasan,

    bagi anak-anak, pria maupun wanita sehingga Pacuan Kuda tersebut menjadi hiburan

    rakyat.Yang pasti, pada akhirnya pacu kuda ini menjadi tradisi dan bagian hidup dari

    rakyat Gayo.18

    Sampai kemudian, pada tahun 1956-an (bersamaan dengan lahirnya UU.No. 7

    Drt/ 1956 dan UU.No. 24/1956 terbentuknya Kabupaten Aceh Tengah), pelaksanaan

    Pacuan Kuda diambil alih oleh Pemda Aceh Tengah. Pada priode tahun 1950-an

    Pacuan Kuda asal kampong Kenawat, Gelelungi, Pegasing, Kebayakan dan Bintang,

    boleh dikatakan paling aktif dalam perlombaan ini.

    ______________

    18 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional Di Dataran Tinggi Gayo…, hlm. 64.

  • 27

    Sejalan dengan peningkatan program pembangunan Kabupaten Aceh Tengah,

    khususnya di bidang perikanan, bidang peternakan, pada masa kepemimpinan Bupati

    Drs. Bukhari Ishaq, maka sekitar tahun 1995 untuk meningkatkan kualitas Pacuan

    Kuda dihadirkan pejantan Pacuan Kuda dari Australia yang kemudian disilangkan

    dengan kuda lokal asal Gayo Aceh Tengah.

    Hasilnya persilangan disebut “Kuda Astaga” (Australia Gayo), yang

    posturnya lebih besar dan larinya lebih cepat. Pacuan Kuda ini membutuhkan

    lapangan pertandingan yang memadai. Dengan penuh pertimbangan akhirnya pada

    masa kepemimpinan Bupati Aceh Tengah Drs. H. Mustafa M. Tamy, MM dengan

    persetujuan rakyat, lapangan Pacuan Kuda dipindahkan dari Lapangan Musara Alun

    ke lapangan Blang Bebangka pada tahun 2002.

    Perkembangan serupa juga terjadi di Kabupaten Bener Meriah yang baru saja

    mekar dari Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2005. Pada kepemimpinan Pj.

    Bupati, Ir. Ruslan Abdul Gani dan Bupati Definitif, Ir. Tagore Abu Bakar, lapangan

    Pacuan Kuda di Kabupaten Bener Meriah dibangun dengan sebutan “lapangan

    Sengada di daerah Rembele”.

    Kegiatan pertandingan Pacuan Kuda sudah dilaksanakan sejak tahun 2006

    sampai 2014 dalam rangka hari jadi kabupaten tersebut. Tentang teknis Pacuan Kuda

    sama seperti di kabupaten Aceh Tengah. Akhirnya Pacuan Kuda di Dataran Tinggi

    Gayo terus membudaya. Bila bulan Agustus, even akbar Pacuan Kuda digelar di

    Takengon Kabupaten Aceh Tengah, maka pada bulan yang sama juga digelar di

    Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Bener Meriah yang diselenggarakan

  • 28

    berketepatan dengan hari jadi Kabupaten pada bulan Februari. Sudah menjadi

    teradisi, bila sehari tidak ikut menonton Pacuan Kuda rasanya hati merasa tidak puas,

    layaknya ada suatu yang kurang.19

    a. Aturan Permainan Pacuan Kuda

    Di kabupaten Aceh Tengah dan Gayo Lues Pacuan Kuda dilaksanakan pada

    bulan Agustus bertepatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Berbeda dengan

    Kabupaten Bener Meriah, penyelengaraan Pacuan Kuda di bulan Februari

    berketepatan dengan hari jadi Kabupaten Bener Meriah sendiri. Dan juga

    pertimbangan pelaksanaan di bulan Agustus dan Februari cuaca di bulan tersebut

    sangat mendukung dan curah hujan agak sedikit dibandingkan dengan bulan-bulan

    lainya.20

    Pelaksanaan pacu kuda di Dataran Tinggi Gayo berbeda dengan pacuan kuda

    yang diselenggarakan oleh daerah lain, karena Pacuan Kuda ini memiliki keunikan

    dalam menjaga nilai-nilai tradisi luhur sebelumnya. Hal ini dapat dilihat ketika

    perlombaan Pacu Kuda dimulai terlebih dahulu dimintakan izin kepada Cik Kuala

    dan Cik Linung Bulen penguasa di daerah itu. Selanjutnya diadakan musyawarah

    (rapat panitia).

    Peserta yang hadir dalam pertemuan itu utusan-utusan dari masing-masing

    kampung. Mereka bermusyawarah, kemudian dengan restu Cik Kuala dan Cik

    ______________

    19 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional Di Dataran Tinggi Gayo…, hlm. 67.

    20 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional Di Dataran Tinggi Gayo…, hlm. 68-76.

  • 29

    Linung Bulen dan diangkat sebuah panitia yang menangani kegiatan ini. Sesuai

    peraturan pertandingan yang disepakati, semua kuda yang ikut dipertandingkan dan

    kuda-kuda harus diberi nama. Contoh nama kuda adalah gempar alam, gerbuk paya,

    kilet barat, kuda lantik, kuda ujung peninyon dan seterusnya.

    Restu (izin) dari penguasa dan rapat bersama ini dilakukan untuk menghindari

    hal-hal terburuk dalam pelaksanaan Pacuan Kuda nantinya, seperti perselisihan kerap

    terjadi dalam perlombaan.Tradisi ini sendiri, masih terbukti dan mendapat

    kepercayaan penuh dari masyarakat setempat. Bagi masyarakat Gayo, Pacuan Kuda

    merupakan ajang hiburan dan tempat berkumpulnya para kawula muda serta

    memupuk kebersamaan dari berbagai daerah di dataran tinggi Gayo.

    Setelah terbentuknya panitia pelaksanaan, maka ditetapkan beberapa kelas

    bagi kuda yang akan diperlombakan sesuai dengan tinggi badan dan usia yaitu:

    Kelas A (super) dengan tinggi 150 cm ke atas,

    Kelas A (biasa)140-149,9 cm,

    Kelas B 132-13,9 cm,

    Kelas C 125-131,9 cm,

    Kelas D 115-124,9 cm

    Masing-masing dibagi dua, Kuda muda dengan umur minimal dua hingga

    lima tahun dan Kuda tua berumur lima tahun ke atas. Berdasarkan kriteria tersebut,

    panita pelaksanaan juga melakukan pemeriksaan gigi seri Kuda. Bagi masing-masing

    pemilik kuda yang ikut serta pacuan, diberikan bantuan dana dari panitia pelaksana

    sebesar Rp. 100.000, per ekor dengan peruntukan sebagai uang pembelian rumput

  • 30

    (pakan) kuda selama pelaksanaan berlangsung. Pemberian bantuan ini juga

    disesuaikan antara perserta lokal dan perserta luar yang biasanya dari daerah Gayo

    lues dan Bener Meriah.

    b. Pacuan Kuda Tradisi Rakyat Gayo

    Pacuan Kuda di dataran Tinggi Gayo sarat akan tradisi yang diwariskan oleh

    pendahulu sebelumnya. Nilai-nilai tersebut hingga saat ini sebagian masih terjaga dan

    terpelihara oleh masyarakat Gayo.Tidak heran bila Pacuan Kuda di Gayo sangat

    berbeda dengan daerah lainnya.

    Sebelumnya, permainan Pacuan Kuda tidak dibolehkan kaum perempuan ikut

    menyaksikan, hal ini pernah terjadi di kampung Bintang, hanya laki-laki saja yang

    menontonnya. Namun setelah mengalami beberapa perubahan sistem dan kondisi

    zaman maka, para wanita dibolehkan untuk menyaksikannya. Ini pertama sekali

    berlaku setelah lapangan pacuan kuda pindah di Belang Kolak. Siapa saja dibenarkan

    menonton baik laki-laki maupun perempuan untuk semua umur.

    Pacuan Kuda di Tanah Gayo sebagai even akbar sangat digandrungi

    masyarakat, karena even ini menghadirkan banyak orang terutama dari kampung-

    kampung luar yang datang dan menginap di rumah saudaranya. Hal ini dikarenakan

    aktivitas selama kegiatan pacuan kuda berlangsung selama tujuh hari tidak berhenti

    dari pagi sampai esok harinya. Adapun aktivitas pada pagi hari dimulai pada Pukul

    08.88 sampai Pukul 09.00 yang diperuntukkan khusus bagi anak sekolah, walaupun

  • 31

    sekolah tidak libur, tapi dibuat kegiatan pertandingan, yang ditempatkan di kantor

    Bupati.21

    Pertandingan untuk anak-anak nilai materialnya sangat murah namu nalai-

    nilai kebersamaan dan nialai bersaing tinggi sekali misalnya: pancing botol, bawa

    telur dalam sendok, memasukkan benang dalam jarum-jarum, ambil uang dalam jeruk

    dan sebagainya. Setelah pukul 09.00, pertandingan anak-anak berhenti, dan semuanya

    pergi ke lapangan Meusara Alun. Semua orang berkumpul untuk bermain dan

    menyaksikan pertandingan Pacuan Kuda sampai pukul 12.00. Waktu shalat Zuhur,

    semua kegiatan berhenti, bagi orang tua setelah selesai sholat ke sungai untuk lomba

    sampan yang dimulai dari jembatan sampai pinggir danau yang sudah dipersiapkan

    benderah merah. Kapasitas dalam sampan biasa samapai lima orang. Pertandingan ini

    masih ada pada tahun 1960 an. Bahkan ada satu permainan yang dilaksanakan tapi

    tidak bertahan lama umurnya, yaitu jalan di atas tali. Dikarenakan banyak masyarakat

    yang tidak mampu ikut bertanding. Permainan sampan dimulai dari pukul 14.00

    sampai pukul 16.00 sore dan dilanjukan bermain sepak bola sampai pukul 18.00. 22

    Di malam harinya setelah shalat isya diadakan didong dimana lokasinya di

    Kantor Kapolres sampai pagi shalat subuh dilanjukan seperti biasa samapai hari ke

    tujuh. Selama tujuh hari tersebut masyarakat tidak pulang, sehingga dianggap hari

    raya besar dan turnamen terbesar setiap tahun pada hari kemerdekaan 17 Agustus,

    ______________

    21 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional Di Dataran Tinggi Gayo…, hlm. 83.

    22 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional Di Dataran Tinggi Gayo…, hlm. 84.

  • 32

    hanya masyarakat membawa bekal yang banyak untuk tujuh hari. Tidak heran bagi

    yang melihat aktivitas orang Gayo ini tercermin pada pedoman hidup mereka yang

    sampai hari ini masih ada, yaitu: Murip i kandung beden, mate i kandung tanoh yang

    artinya hidup di kandung badan mati di kandung tanah. Maksud dari pepatah tersebut

    adanya nilai semangat, kegotongroyongan dan nilai religius dalam bingkai adat

    keagamaan. Bagi orang Gayo, adat diartikan suatu kebiasaan, tata cara atau

    peraturan-peraturan yang telah dibiasakan secara turun menurun yang ditetapkan oleh

    raja, dan hukum-hukum agama Islam yang difatwakan oleh ulamanya. 23

    2. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pacuan Kuda

    Dalam sebuah Pacuan Kuda terdapat beberapa nilai yang terkandung di

    dalamnya, mulai dari sektor pariwisata, perekonomian, dan budaya.

    a. Pariwisata

    Di Indonesia sektor parawisata mempunyai peranan yang penting dalam

    menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Itu sebabnya

    pemerintah menetapkan sektor pariwisata sebagai prioritas dalam pembangunan.

    Sebagi sektor ekonomi, pariwisata memiliki potensi dan keunggulan antara lain

    sebagi sumber devisa, menciptakan lapangan kerja, dan memperluas kesempatan

    kerja.

    Selain itu pariwisata berperan dalam meningkatkan pendapatan pemerintah

    dan masyarakat, pemerataan pembangunan serta mengurangi ketimpangan

    ______________

    23 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional Di Dataran Tinggi Gayo…, hlm. 85.

  • 33

    pembangunan, baik secara struktual, spasial, dan sektoral. Di samping itu pariwisata

    mampu memberikan dampak ekonomi terhadap pemerintah dan masyarakat.

    Pariwisata mampu menjadi wahana bagi masyarakat meningkatkan rasa cinta tanah

    air dan lingkungan hidup. Untuk itu pembangunan pariwisata terus dipacu dan tiap-

    tiap pemerintah daerah mempunyai keyakinan bahwa pariwisata dapat menjadi sektor

    andalan dalam pertumbuhan ekonomi rakyat serta penambahan daerah.

    Permainan tradisional Pacuan Kuda telah memberikan konstribusi yang cukup

    besar bagi penduduk dan perkembangan pariwisata di daerah Gayo, dengan adanya

    perlombaan Pacuan Kuda yang diselenggarakan tiap setahun sekali telah memberi

    perubahan yang cukup berarti pada peningkatan kesejahteraan penduduk Gayo. Hal

    ini dapat dilihat, pemerintah daerah telah berhasil mengembangkan dunia

    kepariwisataan dalam upaya megentaskan masyarakat dari kepungan kemiskinan

    berdasarkan realitas objektif. Tentu hal ini dapat dilakukan bila adanya kerjasama dan

    keterlibatan segala elemen masyarakat dan dukungan positif. Tentu hal ini dapat

    dilakukan bila adanya kerjasama dan keterlibatan segala elemen masyarakat dan

    dukungan positif dari pemerintah daerah setempat. Segala upaya kemajuan pariwisata

    terus ditingkatkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.24

    b. Perekonomian

    Seiring dengan meningkatnya sektor pariwisata, perekonomian masyarakat

    juga meningkat selama perhelatan pacuan kuda. selama berlangsungnya Pacuan

    ______________

    24 Piet Rusdi, Pacu Kude; Permainan Tradisional Di Dataran Tinggi Gayo…, hlm. 94.

  • 34

    Kuda, hampir seluruh masyarakat Takengon, Bener Meriah, hingga Gayo Lues

    berkumpul di lapangan balapan untuk menyaksikan pertandingan balapan kuda walau

    hanya untuk sekedar berbelanja. Ada banyak pedagang yang mendagagkan

    dagangannya, mulai dari berjualan, pakaian, makanan, mainan, peralatan rumah

    tangga, dan sebagainya. Pertukaran uang antara pedagang dan pembeli sangat banyak

    terjadi pada saat itu seiring pacuan kuda berlangsung di sisi lain dari arena pacuan.

    c. Adat/Budaya

    Sebagai salah satu kebiasaan masyarakat Gayo, Pacuan Kuda menjadi sesuatu

    yang melekat bagi mereka dan menjadi kebiasaan untuk diselenggarakan. Untuk

    mengingat dan menjaga budaya yang telah terbentuk dari sejak zaman nenek moyang

    suku Gayo, pacuan terus diadakan setiap tahunnya. Dan juga untuk terus melestarikan

    Pacuan Kuda ini, pacuan kuda diadakan 1 tahun sekali, di mana perlombaan diadakan

    selain memperingati HUT Negara Indonesia, juga untuk memeperingati Hari Ulang

    Tahun ketiga Kabupaten bersaudara Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues yang

    diadakan di setiap kabupatennya.

    3. Pacuan Kuda dalam Perspektif Islam

    Cabang olah raga yang mendapatkan perhatian dalam syari’at Islam

    diantaranya adalah lomba menunggang dan balap kuda. Lomba semacam ini dapat

    menumbuhkan jiwa ksatria, meningkatkan keterampilan dalam memacu kuda, serta

    memanfaatkannya untuk berbagai tujuan yang sangat mulia: seperti berjihad dijalan

    Allah. Firman Allah sebagai berikut:

  • 35

    25 Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

    sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)

    kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak

    mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan

    Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya

    (dirugikan).” (QS. Al-Anfal:60)

    Menurut ayat diatas bahwa Allah menyuruh kita untuk menjadi orang kuat,

    kuat fisik dan keahlian berupa keahlian untuk menunggang kuda, dengan demikian

    ummat Islam mempunyai ketahanan tubuh sehingga musuh musuh Allah merasa

    ketakutan untuk menghadapi Ummat Islam. Mempunyai keahlian untuk menunggang

    kuda merupakan bentuk menafkahkan tenaga untuk Islam dan berjuang pada jalan

    Allah.

    Bahkan dalam ayat yang lain, selain kuda digunakan untuk berperang dan

    bergulat juga sebagai perhiasan. Sebagaimana Firman Allah sebagai berikut:

    26

    ______________

    25 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 184.

    26 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, hlm. 268.

  • 36

    Artinya: “dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu

    menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang

    kamu tidak ketahuinya.” (QS. An-Nahl:8)

    Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:

    ًِ َو َسّلَم، َقاَل: اَل َسَبَق ِاَلا ِفً ُخِّف َأْو َحاِفِر. ٍْ ٌَْرَة، َعِه الَىِبً َصّلى اهلل َعَّل ٌَُر َعْه َأِبً 27

    Artinya: “Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda, “Tidak ada

    perlombaan kecuali dalam ketangkasan kuda, serta pacuan kuda.”

    سابق الىبً صّلً اهلل عّلًٍ وسّلم بالخٍل التً ضمرث، مه : عه ابه عمر قال

    الحفٍاء، وكان امذٌا ثىٍت الوداع، وسابق بٍه الخٍل التً لم تضمر مه الثىٍت الً

    البخاري قال سفٍان: مه الحفٍاء زاد فٍمه سابق. ابه عمر,ق، وكانمسجذ بىً زرٌ

    28.الً ثىٍت الوادع خمست امٍال، اوستت امٍال، ومه الثىٍت الً مسجذ بىً زرٌق مٍل

    Artinya: Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma berkata, “Nabi Shallahu Alaihi wa

    Sallam pernah mengikuti lomba kuda (yang telah dipersiapkan dengan sempurna)

    dari Hafaya’ dan berakhir di Tsaniyyatul Wada,’ dan mengikuti lomba dengan kuda

    (tidak dipersiapkan dengan sempurna) dari Tsaniyyah hingga masjid Bani Zuraiq,

    dan Ibnu Umar adalah termasuk orang yang ikut berlomba. Al-Bukhari

    menambahkan: Sufyan berkata, “Jarak antara Hafaya’ dan Tsaniyyatul Wada’ ialah

    5 mil atau 6 mil dan dari Tsaniyyah hingga masjid Banu Zuraiq adalah 1 mil.”

    عه ابً ٌرٌرة قال: قال رسول اهلل صّلً اهلل صّلً اهلل عّلًٍ وسّلم: ال سبق اال

    29.(رواي احمذ والثال ثت وصححً ابه حبان) وحافراو وصل ا ،فً خّف

    ______________

    27Muhammad Nasirudin Al-albani, Shahih Sunan An-Nasa’I Jilid 2, (Jakarta: Pustaka Azzam

    2006), hal. 853.

    28Muhammad Bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani, Subulus Salam-Syarah Bulughul Maram

    Jilid 3, (Jakarta: Darus Sunah, 2013), hlm, 512

    29Muhammad Bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani, Subulus Salam-Syarah Bulughul Maram

    Jilid 3, hlm, 513.

  • 37

    Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullahu Alaihi

    wa Sallam bersabda, ”Tidak ada perlombaan kecuali untuk onta, atau panah,, atau

    kuda. (HR. Ahmad dan Ats-Tsalatsah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban).

    Hadits tersebut adalah dalil yang mensyariatkan perlombaan, dan tidak

    termasuk perbuatan sia-sia bahkan termasuk olah raga yang baik melatih keahlian

    berperang, dan sangat berguna ketika berjihad, hukumnya berubah-ubah antara

    mustahab atau mubah tergantung kondisi dan tujuan.

    Al-Qurthubi berkata, “Ulama bersepakat memperbolehkan perlombaan

    dengan kuda atau lainnya dan juga lomba lari, demikian juga lomba lempar tombak

    dan penggunaan-penggunaan senjata, karena hal itu termasuk melatih kemampuan

    berperang. Hadits di atas juga merupakan dalil yang membolehkan untuk berkuda

    persiapan berjihad, bahkan ada yang berpendapat bahwa hal itu mustahab.

    Hadits ini adalah dalil yang membolehkan pemberian bonus, jika bonus tidak

    berasal dari perserta lomba seperti dari imam (pemimpin) dengan memberikannya

    kepada siapa yang berhasil; maka hal itu dibolehkan menurut kesepakatan ulama, tapi

    jika berasal dari peserta lomba; maka tidak diperbolehkan; karena sama dengan judi.

    Jadi Pacuan Kuda dalam perspektif Islam dibolehkan asalkan tidak

    bertentangan dengan norma-norma agama, karena dilihat dari keterangan ayat dan

    hadits diatas bahwa Rasulullah pernah mengadakan lomba Pacuan Kuda dan

    memberikan hadiah bagi pemenangnya. Dengan demikian lomba pacuan kuda dan

  • 38

    pemberian hadiah bagi pemenangnya telah mendapat legalisasi dalam syari’at Islam

    sejak zaman kenabian.

    Dari keterangan ayat dan hadits di atas bahwa mengadakan lomba pacuan

    kuda yang sering dilakukan di daerah Gayo khusunya di Kabupaten Bener Meriah

    adalah boleh, karena menjalankan sebuah ajaran Islam yang sesuai dengan Syari’at

    Islam yang mulia dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

  • 39

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian dan Pendekatan

    Penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif dengan penelitian deskriptif

    analitis, dikarenakan agar dapat meminimalkan antara peneliti dan informan. Dalam

    penelitian ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi

    meliputi analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan dan segala sesuatu

    dalam penelitian ini ditentukan dari hasil pengumpulan data yang mencerminkan

    keadaan yang sesungguhnya di lapangan.

    Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk

    memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan

    mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan

    fenomena yang diteliti.1

    Penelitian ini ingin memberikan gambaran atau melukiskan hasil pengamatan

    yang didapat dari lapangan dan menjelaskannya dengan kata-kata. Field Risearch.

    adalah pencarian data di lapangan karena penelitian yang dilakukan menyangkut

    dengan persoalan-persoalan atau kenyataan-kenyataan dalam kehidupan nyata, bukan

    ______________

    1Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk ilmu-ilmu sosial, (Jakarta:

    Salemba Humanika, 2012), hlm. 18.

  • 40

    pemikiran abstrak yang terdapat dalam teks-teks dan dokumen-dokumen tertulis atau

    terekam.2

    B. Lokasi dan Subyek Penelitian

    1. Lokasi

    Mengingat berbagai keterbatasan yang dihadapi, maka perlu dilakukan

    pembatasan lokasi guna lebih fokus dalam penelitian ini. Oleh karena itu, lokasi

    penelitian yang diambil adalah di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.

    2. Subyek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling

    yaitu dengan menggunakan teknik penentuan responden dengan pertimbangan

    tertentu.3 Responden merupakan orang yang dianggap lebih mengetahui mengenai

    apa yang diharapkan oleh peneliti sehingga akan memudahkan penyelesaian

    penelitian ini. Subjek penelitian ditentukan sepuluh orang, yaitu Ketua Majlis

    Permusyawaratan Ulama (MPU) Bener Meriah, Ketua Majlis Adat Gayo Bener

    Meriah, Tokoh-tokoh adat Gayo Bener Meriah empat orang, Petua Gayo Bener

    Meriah tiga orang, Ketua Dinas Syari’at Islam Bener Meriah.

    ______________

    2 Nasir Budiman dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Cet: I, Banda Aceh, Ar-Raniry,

    2004, hlm. 23-24.

    3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.

    85.

  • 41

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menempuh beberapa

    langkah, yaitu observasi, wawancara dan teknik analisis data.

    1. Observasi

    Observasi meliputi kegiatan yang dilakukan terhadap objek dengan

    menggunakan alat indra.4 Jadi observasi disini adalah mengamati secara langsung

    terhadap objek penelitian melalui kelima alat indera, baik melalui penglihatan yaitu

    mata, penciuman yaitu hidung, pendengaran yaitu telinga, peraba dengan kulit atau

    organ tubuh lainnya dan melalui pengecap yaitu lidah.

    Proses pengumpulan data melalui observasi dapat dibagi menjadi dua model,

    yaitu:5

    a. Observasi Berperan Serta (Participant Observation)

    Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi berperan

    serta kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

    sumber data penelitian.

    b. Observasi Non-partisipan

    Observasi nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat langsung dan hanya

    sebagai pengamat independen.

    ______________

    4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), (Jakarta: Rineka

    Cipta. 2010), hlm. 47.

    5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D…, hlm. 145.

  • 42

    Observasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi

    non-partisipan, dimana peneliti hanya terlibat sebagai pengamat independen.

    2. Wawancara

    Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar

    informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

    suatu topik tertentu.6 Pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah suatu

    kegiatan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

    pertanyaan-pertanyaan pada para responden. Wawancara bermakna berhadapan

    langsung antara interviewer(s) dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara

    lisan.7 Hasil wawancara tersebut berupa jawaban dari responden berupa informasi

    terhadap permasalahan penelitian dan dijadikan data dalam penulisan skripsi ini.

    Untuk mendapatkan informasi yang mendalam, peneliti melakukan

    wawancara terarah, yaitu wawancara yang dilaksanakan secara bebas, tetapi

    kebebasan ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan

    kepada responden dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara.8 Hal ini

    diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa data yang diperlukan dalam

    penelitian ini.

    ______________

    6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D..., hlm. 231.

    7 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

    2004), hlm. 39.

    8 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada

    Media Group, 2013), hlm. 135.

  • 43

    Dalam wawancara, penulis menggunakan cara pencatatan langsung dan

    disertai dengan bantuan tape recorder (alat perekam). Hal ini diperlukan untuk

    memastikan pokok-pokok materi yang disampaikan responden sesuai dengan yang

    telah dihimpun.

    3. Teknik Analis Data

    Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

    terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis

    data meliputi data reduction, data display dan conclusion drawing/ verification.9

    a. Data Reduction (Reduksi Data), yaitu merangkum, memilih hal-hal

    pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.10

    Dalam penelitian ini, penulis melakukan reduksi data melalui bentuk

    analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

    menyingkirkan hal yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian

    kesimpulan-kesimpulan dapat ditarik dan dijelaskan.

    b. Data Display (penyajian data). Langkah selanjutnya adalah penyajian

    data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori,

    flowchart, dan sejenisnya.11

    Peneliti berusaha menjelaskan hasil

    penelitian ini dengan singkat, padat dan jelas.

    ______________

    9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D…, hlm. 246-252.

    10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D…, hlm. 247.

    11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D…, hlm. 249.

  • 44

    c. Conclusion Drawing/ Verification, yaitu penarikan kesimpulan dan

    verifikasi.12

    Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan

    verifikasi terhadap temuan baru yang sebelumnya remang-remang

    objeknya sehingga setelah dilakukan penelitian menjadi jelas.

    ______________

    12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D…, hlm. 252.

  • 57

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan maka dapat

    disimpulakn bahwa:

    Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat

    Gayo tentang pacuan kuda atau Pacu Kude merupakan salah satu adat dan budaya

    masyarakat Gayo yang ada juga zaman nenek moyang suku Gayo pada zaman

    dahulu. Awalnya pacuan kuda ini bertujuan untuk menghibur masyarakat yang

    ada di kabupaten tersebut. Pandangan masyarakat Gayo bahwa pacuan Kuda

    sangat positif, ini didasari dari pengalaman-pengalaman yang langsung dialami

    oleh para masyarakat Gayo pada umumnya. Islam melihat Pacuan Kuda

    merupakan sangat baik apalagi kegiatan yang diniatkan untuk berjihad dan Nabi

    Muhammad juga pernah mengadakan perlombaan Pacuan Kuda, baik yang pernah

    dilatih ataupun yang sama sekali belum terlatih.

    B. Saran

    Adapun saran-saran ditujukan berbagai pihak terkait dalam peneliti ini

    yaitu.

    1. Diharapkan kepada tokoh-tokoh adat Gayo beserta seluruh jajarannya dan

    khususnya kepada warga masyarakat Gayo kiranya ketika melatih kuda

    dan memperlombakan kuda agar tidak memukul kuda karena itu sama saja

    menyiksa kuda, dan menjaga tradisi adat Gayo agar tidak pudar oleh

  • 58

    waktu dan perkembangan zaman, sehingga di era modren tradisi adat Gayo

    (Pacuan Kuda) bisa tetap dilestarikan.

    2. Diharapakan kepada ketua Majlis Permusawaratan Ulam (MPU) Bener

    Meriah dan kepada seluruh instansi terkait (Dinas Syariat Islam) agar

    dapat menumbuhkan nilai-nilai keislaman yang sesuai dengan syariat

    Islam dalam pelaksanaan tradisi pacuan kuda yang ada di dalam adat

    budaya Gayo khususnya di kabupaten Bener Meriah.

    3. Bagi pihak-pihak yang terkait agar, dapat memberikan dukungan kepada

    Pemda agar pelaksanaan kegiatan tradisi adat Gayo (pacuan kuda), tetap

    terlestarikan dan diharapakan bisa berjalan sesuai dengan sayariat Islam.

  • 45

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Kabupaten Bener Meriah terletak antara 4 33’50” – 40 54’50” lintang

    utara dan 96°40’75”17’50” bujur timur dengan tinggi rata-rata di atas permukaan

    laut 100-2.500 meter. Kabupaten yang memiliki luas 1.919,69 km² ini terdiri dari

    10 kecamatan dan 233 desa dengan kecamatan yang paling luas yaitu kecamatan

    Syiah Utama yang luasnya hampir setengah dari kabupaten Bener Meriah.1

    Kabupaten Bener Meriah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

    provinsi Aceh, Indonesia. Bener Meriah terletak di dataran tinggi tanah Gayo

    yang merupakan hasil dari pemekaran kabupaten Aceh Tengah, berdasarkan

    undang-undang Nomor 41 Tahun 2003 tanggal 7 Januari 2004.2

    Salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Bener Meriah adalah

    kecamatan Bukit dari tiga mukim yaitu mukim Simpang Tiga, mukim Redelong,

    dan mukim Teritit yang tiap- tiap mukim mempunyai batasan desa tersendiri. Di

    desa peneliti mengambil lokasi penelitian yaitu di kabupaten Bener Meriah,

    Kecamatan Bukit, mukim Simpang Tiga tepat di Kampung Karang Rejo.

    Kabupaten Bener Meriah menyelenggarakan Pacuan Kuda untuk hiburan

    bagi masyarakat yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Biasanya even ini

    ______________

    1 Rusdi Sufi dan Agus Budi Wibowo, Gayo Sejarah dan Legenda, ( Banda Aceh: Badan

    Arsip dan Perpustakaan ACEH, 2013), hlm.9.

    2 Bener Meriah dalam Angka Bener Beriah In Figures 2011, (kerja Sama Badan Pusat

    Stetistik dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bener Meriah), hlm. 256.

  • 46

    dilaksanakan untuk memperingati hari ulang tahun kabupaten Bener Meriah pada

    bulan Februari. Masyarakat sangat antusias untuk datang menyaksikan

    perlombaan Pacuan Kuda. Perlombaan ini diadakan dalam sebuah lapangan yang

    luas, di tengah-tengah lapangan tersebut terdapat sebuah lingkaran yang dipagari

    dengan kayu sebagai pembatas untuk penonton. Kuda berlari mengelilingi

    lingkaran lapangan dengan kencang, setiap kuda yang mengikuti lomba memiliki

    seorang penunggang kuda yang disebut joki. Joki bertugas mengendalikan kuda

    pada saat perlombaan berlangsung, jika joki terjatuh dari kuda yang

    ditungganginya maka kuda tersebut didiskulalifikasi dari perlombaan. Pacuan

    Kuda atau pacu kude adalah kebudayaan yang menjadi hiburan bagi pada

    masyarakat Gayo. Bulan Agustus Pacuan Kuda diselenggarakan oleh Kabupaten

    Aceh Tengah dan dilanjutkan di kabupaten Gayo Lues.

    B. Hasil Penelitian

    1. Persepsi Masyarakat Bener Meriah Tentang Pacuan Kuda

    Menurut Tengku Al-Hukman, Pacuan Kuda sudah menjadi tradisi adat

    budaya masyarakat Gayo sejak turun temurun, dan didalam Pacuan Kuda inipun

    banyak peningkatan masyarakat dari sisi ekonomi, sosial, kehidupan beragama

    dan pariwisata. Pertama. Dari sisi ekonomi dapat memberikan pendapatan lebih

    bagi masyarakat Bener Meriah yang berdagang karena hak saksi jual beli melebihi

    dari pendapatan sehari-hari yang memajukan dapat dari daerah tersebut. Kedua,

    dari segi sosial Pacuan Kuda dapat menimbulkan suatu pendekatan diri antara

    sesama suku dalam menjalin tali persaudaraan dan sebagai hiburan keluarga yang

  • 47

    dapat mempeerat silaturahmi. Ketiga, sementara dari sisi kehidupan beragama

    Pacuan Kuda dapat membuat antara pemeluk agama saling menghargai dan tidak

    menimbulkan nilai-niali sara karena acara Pacuan Kuda sebagai tempat untuk

    menghibur diri. Keempat, ditinjau dari sisi pariwisata, maka pada Pacuan Kuda

    dapat menjadikan unsur budaya masyarakat yang diandalkan dalam usaha

    pengembangan pariwisata di Aceh khusunya di derah Gayo. Pacuan Kuda ini

    merupakan salah satu wisata budaya yang membuat para wisatawan menikmati

    hiburan dan dapat menjadi kelangsungan industri pariwisata di daerah Gayo3

    Pacuan Kuda atau pacu kude merupakan adat dan budaya masyarakat

    Gayo, sebelum Pacuan Kuda dimulai panitia akan mengadakan do’a bersama

    yang isi dari do’a tersebut adalah agar Allah menjaga penonton dan pengendara

    kuda selama acara tersebut berjalan. Di samping itu juga ada acara tawar khusus

    atau biasa disebut dengan peusezuk yang mana acara tawar tersebut mempunyai

    makna tersendiri bagi rakyat Gayo. Pacuan Kuda juga merupakan even tahunan

    yang menjadikan masyarakat dahulu merasa terhibur. Saat diadakan Pacuan Kuda

    reaksi masyarakat sangat antusias, karena ini merupakan ajang tahunan pesta

    rakyat Gayo, dimana masyarakat sangat bahagia.4

    Pacuan Kuda merupakan kegiatan yang sangat bagus karena dapat

    dijadikan sebagai hiburan masyarakat Gayo. Pada umumnya masyarakat sendiri

    terus mendukung adanya pelaksanaan Pacuan Kuda di Bener Meriah. Awalnya

    ______________

    3 Hasil Wawancara dengan Tengku Al-Hukman Sebagai ketua MPU Bener Meriah, pada

    Tanggal 17 November 2015.

    4 Hasil Wawancara dengan Bapak Bukhari sebagai Ketua Adat Bener Meriah, pada

    Tanggal 17 November 2015.

  • 48

    Pacuan Kuda dilaksanakan di Aceh Tengah tapi saat ini dengan adanya

    pelaksanaan Pacuan Kuda di Bener Meriah, hal ini sangat memudahkan

    masyarakat untuk mengunjungi Pacuan Kuda tersebut. Dahulu mengalami

    kesulitan melihat Pacuan Kuda, namun saat ini masyarakat Bener Meriah mudah

    menghasilkannya. Bilamana ada hiburan Pacuan Kuda di Bener Meriah, maka

    masyarakat sangat antusias karena Pacuan Kuda dilaksanakan hanya setahun

    sekali di Bener Meriah, begitu juga di Aceh Tengah, dan Gayo Lues.5

    Pacuan Kuda adalah salah satu hiburan masyarakat, khusus masyarakat

    Gayo. Sebagai hiburan, Pacuan Kuda bagus dalam sudut pandang rakyat Gayo

    khususnya Bener Meriah. Masyarakat menyambut gembira seperti ada semacam

    gairah menumbuh kembangkan dan banyak wahana permainan. Sebagai contah

    anak-anak memiliki tempat bermainnya, bahwa orang tua membawa anak-

    anaknya ke tempat permainan yang digemarinya.6

    Pacuan Kuda sebenarnya merupakan kegiatan orang Gayo dari generasi ke

    generasi, dan reaksi masyarakat gembira ria saat pelaksanaan. Sebelum

    dilaksanakan Pacuan Kuda, masyarakat sudah mempersiapkan belanja untuk

    kegiatan tersebut.7

    Pelaksanaan Pacuan Kuda sangat meriah karena sesuai dengan ajaran

    agama dan tidak bertentangan dengan syari’at. Pacuan Kuda boleh dilakukan dan

    ______________

    5 Hasil Wawancara dengan Bapak Syuhada Selaku Tokoh Adat Pada Tanggal, 21

    November 2015.

    6 Hasil Wawancara dengan Bapak Amiruddin Selaku Tokoh Adat Pada Tanggal, 19

    November, 2015.

    7 Hasil Wawancara dengan Bapak Basili Selaku Tokoh Adat pada Tanggal 20

    November, 2015.

  • 49

    jika tidak bertentangan pelaksanaannya dengan syari’at, jika bertentangan dengan

    syari’at maka haram pelaksanaan Pacuan Kuda tersebut. Seperti dibebaskan dalam

    tehnik Pacuan Kuda tersebut perjudian atau ada sogok menyogok dan lain-lainya,

    secara garis besar tradisi pacuaan kuda boleh hukumnya sejauh kalau tidak

    bertentangan dengan sayri’at dalam teknis pelaksanaanya.8

    Pacuan Kuda menjadi sarana hiburan bagi seluruh masyarakat Gayo,

    karena Pacuan Kuda dilaksanakan setahun sekali, sehingga masyarakat senantiasa

    menunggu pelaksanaannya dan masyarakat sangat menyukainya sehingga Pacuan

    Kuda ini menjadi sarana hiburan.9 Pandangan Bapak M. Noh, Pacuan Kuda

    adalah adat budaya masyarakat Gayo, oleh sebab itu pemerintah dan alim ulama

    menjadikan kegiatan Pacuan Kuda sebagai agenda tahunan juga sebagai sarana

    hiburan untuk masyarakat Gayo khusunya yang berdomisili di Aceh Tengah,

    Gayo Lues, dan Bener Meriah. Penyelenggaraan Pacuan Kuda yang hanya

    setahun sekali menjadikannya sebagai sarana hiburan yang paling diminati oleh

    masyarakat Gayo, selain itu didalam proses penyelenggaraan Pacuan Kuda juga

    sebagai upaya pemerintah untuk melestarikan adat budaya masyarakat Gayo

    karena ditampilkan juga kesenian Gayo diantaranya Didong Gayo, Saman dan

    Tari Guel.10

    ______________

    8 Hasil Wawancara dengan Bapak Hendra Wansyah Selaku Tokoh Adat Tanggal 20

    November 2015

    9 Hasil wawancara dengan Bapak Muhamddinsyah Selaku Tokoh Adat Pada Tanggal. 20

    Nonember 2015.

    10 Wawancara dengan Bapak M. Noh Selaku Petua Adat Pada Tanggal 20 November

    2015.

  • 50

    Dalam pandangan Bapak Iwan Pacuan Kuda sangat layak diadakan karena

    merupakan salah satu agenda memperingati dalam hari jadi kabupaten Bener

    Meriah sehingga generasi muda tidak melupakan perjuanggan baik secara

    demokrasi dan secara profesional. Saat diadakan Pacuan Kuda khususnya di

    dataran tinggi Gayo masyarakat sangat antusias, karena Pacuan Kuda tersebut

    sudah terbangun secara turun temurun yang awalnya berasal dari kabupaten Aceh

    Tengah Takengon. Mengingat di dataran tinggi tanah Gayo satu-satunya hiburan

    hanya Pacuan Kuda lah yang dapat mengumpulkan masyarakat, sehingga hal ini

    menjadi tradisi di masyarakat Gayo khususnya Kabupaten Bener Meriah.11

    2. Pandangan Islam terhadap Pacuan Kuda

    Menurut Tengku Sulaiman Pacuan Kuda dalam persiapannya baik, karena

    Rasullullah pernah memperlombakan kuda. Jadi zaman Rasul sudah

    diperlombakan Pacuan Kuda, sebagaimana hadistnya hadist Rasulullah.

    فح عه ا ته عمش: ان سسُل اهلل صم اهلل عه وا عمشته اهلل ا عه عثٕذ

    ل امٕا نّ ثىٕة انُداع َتٕىٍما ستة خفٕاءهم اجشْ انمضمش مه اخٕم مه اسَ عهًٕ

    شثٓ فشسٓ مسجذ تىٓ صسٔق َتٕىٍما مٕم فُانُداع انّ َما نم ٔضمش مه ثىٕة

    .)سَاي انتش مٕزِ( جذاسا.12

    Artinya: Dari Ubaidillah Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu “Sesungguhnya

    Rasulullah Saw pernah memperlombakan kuda yang sudah dilatih (mudommar)

    mulai dari Hafaya’ sampai ke Tsaniyyatul Wada’ jarak antara kuda ketempat itu

    6 Mil (6 Kilo). Dan Nabi memperlombakan kuda yang belum dilatih mulai dari

    Tsanatul Wada’ sampai masjid Bani Zuraiq, jauh antara kuda ketempat itu Satu

    ______________

    11 Hasil Wawancara dengan Bapak Iwan Sebagai Tokoh Adat Pada Tanggal 19

    November 2015.

    12 Al-Imam Abu Isa Al-Tarmidzi, Sunan Al-Tarmidzi, (Libanon, 2006), hlm 428.

  • 51

    Kilo (1 Mil) dan aku Ibnu Umar termaksud orang yang ikut didalam perlombaan

    tersebut dan kuda ku berserta dengan aku melompat pagar.

    Jadi pandangan Islam tentang Pacuan Kuda sangat baik, apalagi jika di

    niatkan untuk berjihad, pahalanya berlipat gaanda. Jika dikaitkan dengan Islam,

    bahwa ada hadits yang menyatakan bahwa debu yang menempel di telapak kaki

    kuda para sahabat lebih baik dari pada dunia dan isinya maksudnya adalah karena

    kuda digunakan memperjuangkan agama.13

    Pandangan Islam terhadap Pacuan Kuda positif, karena Pacuan Kuda

    merupakan ajaran Nabi Muhammad kepada ummatnya. Pada zaman Nabi

    Muhammad kendaraan berperang, alat berdagang adalah kuda yang saat itu kuda

    merupakan alat bantu ummat manusia pada umumnya disamping unta dan

    kedelai, Nabi Saw bersabda.

    اهلل صهّ اهلل ه تكش ته عثذ اهلل ته ستٕع األوصاسِ قال : قال سسُل ع

    )سَاي احمذ(. َس كُب انحٕهّ انشمأةعهمُا أَالدكم انسثاحة َ :عهًٕ َسهم14

    Artinya: Dari Bakri Bin Abdullah Bin Rabiah Al-a