Top Banner
1 JURNAL SKRIPSI PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Peminatan Utama Public Relations Oleh : FERDIAN SABEKTI 0911221008 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
21

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

Mar 17, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

1

JURNAL SKRIPSI

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API

MATARMAJA

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Peminatan Utama Public Relations

Oleh :

FERDIAN SABEKTI

0911221008

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

2

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API

MATARMAJA

Ferdian Sabekti, Diyah Ayu Amalia Avina. SE.,M.Si dan Fitri Hariana Oktaviani SS., SE.,

M.Commun., Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas

Brawijaya Malang.

ABSTRAK

Peningkatan kualitas pelayanan merupakan syarat yang harus dilakukan bagi

perusahaan penyedia layanan jasa seperti pada PT Kereta Api Indonesia (Persero), untuk

tetap mempertahankan minat konsumennya. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dapat

dilakukan dengan peningkatan fasilitas dan sistem yang ada pada setiap moda transportasinya

seperti yang dilakukan pada kereta api Matarmaja. Kereta api Matarmaja adalah kereta

ekonomi yang melayani rute dari Malang hingga tujuan akhir Jakarta. Namun karena banyak

kekurangan dan permasalahan yang ada pada kereta ini, membuat posisi kereta api

Matarmaja menjadi buruk dimata konsumennya. Maka dari itu guna untuk mempertahankan

minat konsumen PT KAI mengambil upaya dengan meningkatkan fasilitas dan sistem yang

ada pada kereta matarmaja ini. Upaya perbaikan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh PT

KAI, yang berdampak pada peningkatan fasilitas dan sistem yang ada pada kereta matarmaja

merupakan tindakan PT KAI untuk mengembalikan minat dan merubah kesan konsumen

terhadap kereta matarmaja. Hal ini dapat dikategorikan sebagai upaya repositioning kereta

Matarmaja dibenak para konsumennya. Repositioning menjadi jalan yang ditempuh saat

perusahaan menganggap positioning sebelumnya menjadi buruk.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana persepsi

konsumen terhadap repositioning kereta api Matarmaja. Jenis penelitian ini bertipe kualitatif

deskriptif dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semistruktur,

observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik

analisis data Miles dan Huberman dengan metode analisis tematik Braun & Clarke (2006)

yang dipersonalisasikan dengan Bambacas & Patrikson (2008). Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa konsumen pengguna jasa kereta api Matarmaja memberikan persepsi

positif terkait repositioning yang dilakukan pada kereta api tersebut. Konsumen menganggap

kereta Matarmaja sekarang sebagai kereta api yang tidak panas, bersih, bebas asongan dan

perokok, teratur, aman, murah. Melalui pelayanan yang baik, keamanan, serta fasilitas dan

sistem yang sudah dibenahi membuat PT KAI (Persero) dapat mereposisi kereta Matarmaja

ini menjadi kereta api yang nyaman, dan aman.

Kata Kunci : Persepsi Konsumen, Repositioning

Page 3: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

3

Pendahuluan

Latar Belakang

Sarana transportasi merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dan

sangat dibutuhkan masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari. Terdapat hubungan

erat antara transportasi dengan jangkauan

dan lokasi kegiatan manusia baik barang

atau jasa. Perusahaan yang bergerak

dibidang transportasi bersaing

menawarkan dan berusaha merebut minat

konsumen untuk menggunakan produk

atau jasa yang ditawarkan dari sebuah

perusahaan transportasi. Setiap perusahaan

dituntut selalu peka terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi pada pasar dan

harus mampu menciptakan ide-ide yang

kreatif agar jasa yang ditawarkannya dapat

menarik dan memberi kepuasan pada

konsumen.

Kebutuhan akan adanya jasa

transportasi kereta api sangatlah penting

dirasakan oleh semua pihak, baik kalangan

atas, menengah dan bawah. Kalangan

menengah dan bawah banyak yang

memilih menggunakan mode angkutan

kereta api untuk mendukung perjalanan

jauhnya. Hal tersebut dikarenakan PT.

Kereta Api menyediakan berbagai jenis

kereta kelas ekonomi yang harga tiketnya

sangat ekonomis dan terjangkau bagi

kalangan menengah dan bawah. Seperti

halnya pada kereta ekonomi Matarmaja

yang melayani rute dari Malang ke-

Jakarta. Harga tiket yang ditawarkan oleh

PT. Kereta Api yakni Rp. 65.000,-

(Handayani, 2014).

Sebelum dibenahi tahun 2012,

kereta Matarmaja ini banyak memiliki

kekurangan, diantaranya banyak

penumpang yang berdiri karena tidak

memiliki tempat duduk, kapasitas

penumpang yang berlebihan, tidak

tersedianya air bersih ditoilet, kondisi

gerbong yang kotor, harga tiket yang dijual

lebih mahal oleh para calo, dan keamanan

yang masih kurang diterapkan oleh pihak

PT KAI(Mewujudkan Sebuah KA

Matarmaja, 2012).

Page 4: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

4

Kondisi tersebut memang dianggap

biasa oleh para penumpang yang dulu

sudah sering menggunakan kereta

Matarmaja untuk perjalanan jauhnya.

Sebagian calon penumpang lain

beranggapan berbeda dengan adanya

kondisi seperti itu. Tidak jarang ada calon

penumpang yang merasa was-was bila

menaiki kereta Matarmaja, karena dengan

adanya banyak kekurangan pada pelayanan

di kereta Matarmaja membuat tindak

kejahatan bisa saja terjadi. Salah satu

contoh tindak kejahatan yang terjadi

dikereta api seperti yang diberitakan dalam

Memo Arema edisi 26-12-2011, yakni

peristiwa pencurian dengan metode obat

bius (Gie, 2011).

Permasalahan seperti tindak

kriminalitas yang dicontohkan diatas,

tentunya akan menentukan posisi

Matarmaja dibenak konsumen. Pemosisian

(Positioning) adalah upaya-upaya untuk

“menancapkan” produk/merek kedalam

benak konsumen diantara produk/merek

pesaing (Surjaatmadja, 2008, h.14).

Kekurangan yang ada pada kereta

Matarmaja jika dibiarkan terus-menerus,

memungkinkan para konsumen kereta api

memilih untuk berganti menggunakan

moda transportasi lain yang menawarkan

fasilitas dengan kenyamanan yang lebih

memuaskan. Maka di tahun 2012, PT. KAI

mulai mengambil upaya guna mengurangi

kekurangan tersebut dengan memperbaiki

fasilitas dan sistem yang dipakai dalam

semua mode transportasinya. Seperti yang

dilakukan pada kereta Matarmaja, PT. KAI

mulai merombak kereta ekonomi

Matarmaja ini menjadi moda transportasi

yang lebih layak dan nyaman untuk

digunakan. Yakni dengan merubah toilet

yang dulunya kotor dan bau, kini bersih

dan wangi. Air bersih didalam toilet selalu

tersedia sesuai kebutuhan, lengkap dengan

sabun cair. Juga ada petugas yang selalu

memeriksa dan menjaga kebersihan toilet.

Selain itu PT. KAI juga memasang

pendingin udara/air conditioner (AC) pada

setiap gerbong kereta Matarmaja. Fasilitas

ini diberikan untuk memberikan rasa

Page 5: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

5

nyaman bagi para penumpang dalam

melakukan perjalanan jauh. Supaya

penumpang tidak merasakan panas ketika

berada didalam gerbong KA (Subiantoro,

2012).

Beberapa upaya perbaikan kualitas

pelayanan yang dilakukan oleh PT. KAI,

yang berdampak pada fasilitas dan sistem

pada kereta Matarmaja merupakan

tindakan PT. KAI untuk mengembalikan

minat dan merubah kesan konsumen

terhadap kereta matarmaja tersebut. Hal ini

dapat dikategorikan sebagai upaya

repositioning kereta Matarmaja dibenak

para konsumennya. Repositioning

(pemosisian kembali) adalah kegiatan yang

mengarah pada pemberian posisi atau

makna baru pada brand yang sudah ada,

dengan cara memperbaiki produk atau jasa

yang ditawarkan, tanpa merubah nama

brand (Tjiptono, 2004, h. 24). Dengan

upaya yang dilakukan, pihak PT. KAI juga

memposisikan kembali kereta matarmaja

dibenak para konsumennya. Positioning

kereta api Matarmaja yang disebut sebagai

kereta api “orang pribumi” karena harga

tiket yang murah namun memiliki banyak

permasalahan dan kekurangan hingga

membuat calon penumpang baru berfikir

dua kali untuk menggunakan kereta api

tersebut, kini dirubah menjadi kereta api

ekonomi yang “nyaman dan aman”,

dengan penambahan fasilitas dan sistem

yang dibenahi.

Positioning

(dari sisi pengirim

pesan)

Repositioning

(dari sisi pengirim

pesan)

Kereta api “ orang pribumi

Kereta api yang “

nyaman dan aman “

Sumber : Hasil wawancara pra-penelitian dengan

Sri Winarto, kepala humas Daop 8 Surabaya

Tabel 1. Positioning dan repositioning

Kereta Api Matarmaja

Sumber : data diolah peneliti, 2014

Merubah mindset masyarakat

terkait repositioning kereta api Matarmaja

terutama konsumen pengguna jasa atau

calon penumpang baru tidaklah mudah,

karena untuk melakukan itu diperlukan

promosi atau sosialisasi secara terus-

menerus dari pihak hubungan masyarakat

Page 6: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

6

(Public Relations) lewat bantuan media

cetak maupun elektronik. Akan tetapi,

meski telah dilakukan repositioning pada

kereta Matarmaja tersebut, peneliti melihat

bahwa media masih menangkap hal ini

bukan sebagai hal yang positif. Terbukti

dengan adanya nada berita yang

diberitakan oleh media tentang PT. KAI

terutama pada kereta Matarmaja masih

negatif. Hal tersebut berdasarkan pada

berita yang dikumpulkan oleh peneliti dari

media online pada tahun 2012, dimana PT.

KAI mulai melakukan perbaikan dan

peningkatan fasilitas hingga sekarang

2014. Peneliti menemukan 35 berita online

yang terkait dengan kereta Matarmaja,

dimana 18 dari berita tersebut masih

memberikan nada yang negatif terhadap

kualitas jasa kereta api dan 17 berita

memberikan nada yang positif. Media

yang memberikan nada yang negatif

diantaranya tribunnews.com, republika

online, surya online, antara news.com,

kompasiana, detiknews, dan tempo.co.

Media yang memberikan nada yang positif

diantaranya republika online, liputan6,

pikiran rakyat online, berita jatim online,

berita surabaya.net, cetroone, kompas.com,

malang post, online, dan tribun news.com.

Peneliti menggunakan media

online sebagai sumber pembanding, karena

untuk mencari informasi terkait berita

tentang kereta api Matarmaja, konsumen

banyak yang menggunakan internet dan

memilih media online sebagai sumber

pencarian yang paling mudah untuk segera

menemukan informasi. Sehingga untuk

melihat nada berita dari media yang mudah

dibaca konsumen, peneliti menggunakan

media online tersebut. Berikut gambar

yang menunjukkan perbandingan media

yang menjadi sample.

Page 7: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

7

17 berita 18 berita

0

2

4

6

8

10

Nada Positif Nada Negatif

Perbandingan Jumlah Sampel Berita dari Media

Nada Positif

Nada Negatif

Gambar 1.2 Perbandingan Jumlah Sampel

Berita dari Media

Sumber : Data diolah peneliti, 2014

Berdasarkan data diatas dapat

dilihat perbandingan nada berita yang

diberikan oleh media terhadap pemberitaan

mengenai pelayanan jasa kereta api

Matarmaja. Media yang memberikan nada

negatif memberitakan tentang

keterlambatan jadwal, kecelakaan kereta,

perubahan tarif, kenaikan tarik KA dan

pelayanan yang buruk. Sedangkan media

yang memberikan nada yang positif

memberitakan tentang penurunan tarif KA,

penambahan jumlah penumpang, dan

perbaikan fasilitas. Namun disini peneliti

ingin mengetahui secara langsung

mengenai bagaimana hasil persepsi

konsumen terhadap repositioning yang

dilakukan oleh PT. KAI pada kereta

Matarmaja tersebut, apakah sama dengan

pendapat yang diberitakan oleh media atau

konsumen mempunyai pendapat lain.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Rakhmat tentang persepsi, yaitu

“pengalaman tentang objek, peristiwa atau

hubungan–hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan” (2009, h.51). Melalui

penelitian ini, dapat menjadi bahan

evaluasi sejauh mana konsumen

mengetahui repositioning yang dilakukan

oleh PT. KAI, dan persepsi konsumen

yang timbul karena adanya repositioning

dapat menjadi masukan untuk PT. KAI

terhadap perbaikan kualitas dan pelayanan

yang telah dilakukan pada kereta

Matarmaja tersebut.

Dalam ranah komunikasi, manfaat

untuk menggali konsep positioning dan

repositioning penting untuk dilakukan. Hal

ini dikarenakan bahwa antara pengirim

Page 8: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

8

pesan dan penerima pesan pastinya

memiliki persepsi yang berbeda. Bahkan

antara satu konsumen dan konsumen lain

tentunya juga memiliki persepsi yang

berbeda dalam menerima suatu pesan yang

dikirim oleh pengirim pesan. Maka dari itu

penting untuk mengetahui persepsi yang

muncul dari konsumen supaya dapat

diketahui kesesuaian positioning yang

muncul dari pengirim dan penerima pesan,

sehingga nantinya dapat menjadi kajian

dalam ranah komunikasi untuk

membangun pola positioning yang

berhasil.

Repositioning yang terjadi pada

kereta api Matarmaja menjadikan

penelitian ini menarik dan layak untuk

diteliti karena perubahan positioning ini

tentunya merupakan hal yang tidak mudah

untuk dilakukan. Terlebih sebelumnya

kereta api matarmaja memiliki positioning

yang buruk dibenak konsumennya dan

media juga masih memberikan nada berita

yang negatif walaupun setelah dilakukan

repositioning tersebut. Oleh karena itu,

berdasarkan uraian latar belakang diatas,

maka dalam penelitian ini peneliti

mengambil judul “Persepsi Konsumen

terhadap Repositioning Kereta Api

Matarmaja”.

Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini menguraikan

beberapa teori yang digunakan untuk

meneliti persepsi konsumen terhadap

repositioning kereta api Matarmaja. Teori-

teori yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain, brand positioning,

repositioning, persepsi konsumen, dan

peran public relations dalam repositioning.

Brand positioning memberikan

pemahaman tentang bagaimana posisi

merek itu dibentuk. Repositioning

memberikan pemahaman bagaimana posisi

sebuah merek itu diposisikan kembali atau

diatur kembali tanpa merubah nama brand.

Persepsi konsumen digunakan untuk

menganalisis bagaimana konsumen

mempersepsikan reposisi yang dilakukan

pada kereta api Matarmaja. Sedangakan

peran public relations dalam repositioning

Page 9: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

9

digunakan untuk melihat sejauh mana

humas dalam menyampaikan dan memberi

pemahaman kepada konsumen terhadap

repositioning yang dilakukan pada kereta

api Matarmaja.

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis bagaimana

persepsi konsumen terhadap repositioning

kereta api Matarmaja. Oleh karena itu

penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif berjenis deskriptif dengan

paradigma konstruksionisme sosial –

intepretatif. Konstruksionisme sosial

adalah suatu pandangan dimana realitas

didapatkan atas kesepakatan bersama

sebagai sebuah kelompok (Berger &

Luckmann, 1991, h.34).

2. Fokus Penelitian

Peneliti berfokus pada persepsi

konsumen terhadap repositioning yang

dilakukan pada kereta api Matarmaja. Pada

penelitian ini, persepsi konsumen dibatasi

pada hasil pemikiran/ hasil persepsi pada

tahap recall dan bukan pada proses

persepsi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini dilakukan dengan tiga (3)

cara, yaitu : wawancara semistruktur,

observasi partisipan, dan dokumentasi.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini adalah tahapan analisis interaktif Miles

dan Huberman (Sugiyono, 2013, h.246)

yang menyatakan terdapat tiga tahap

analisis data terdiri dari tiga komponen

penting, yaitu : reduksi data, penyajian

data, dan verifikasi.

Pembahasan

Positioning dan repositioning

merupakan upaya yang dilakukan dari

dalam perusahaan, untuk membentuk citra

tertentu dari perusahaan yang berkaitan

dengan kemampuan serta tujuan

Page 10: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

10

perusahaan dengan iklim yang ada diluar

perusahaan. Positioning merupakan

pemasaran yang menitikberatkan kepada

komunikasi perusahaan untuk

menyampaikan suatu keunggulan dan nilai

lainnya atas produk yang ditawarkan

melalui suatu keunikan tertentu agar dapat

lebih mudah diingat dan diterima oleh

konsumen. Sedangkan repositioning

adalah usaha memposisikan ulang citra

yang terbentuk pada suatu perusahaan

setelah sekian lama berjalan, dan

berinteraksi dengan masyarakat. Jika

positioning dan repositioning ini sudah

dilaksanakan oleh perusahaan, maka

perusahaan tinggal menunggu bagaimana

persepsi yang akan muncul dari para target

marketnya atau dari para konsumennya.

Persepsi konsumen merupakan proses

dimana konsumen menginterpretasikan

stimulus (rangsangan) yang diterimanya

terhadap suatu objek, situasi, peristiwa

orang lain berdasarkan pengalaman masa

lampau, sikap, harapan, dan nilai yang ada

pada diri individu

Sebagaimana positioning dan

repositioning kereta api Matarmaja ini,

dimana persepsi yang berbeda telah

muncul dari para konsumen terkait

keadaan kereta ini antara yang dulu dengan

yang sekarang. Berikut ini adalah tabel

perbandingan persepsi dari para informan

terhadap positioning dan repositioning

kereta api Matarmaja :

Positioning Repositioning

Kereta api yang “ susah

dapet tempat duduk, kotor,

banyak asongan dan

pengamen, semrawut,

banyak copet, murah ”

Kereta api yang “ tidak

panas, bersih, bebas

asongan dan perokok,

teratur, aman, murah ”

Sumber : Hasil pengkategorian persepsi konsumen

dari para informan pengguna jasa kereta api

Matarmaja

Tabel 5. Perbandingan Persepsi

Konsumen Antara Positioning

dan Repositioning

Sumber : data diolah peneliti, 2014

Berdasarkan data diatas dapat

dilihat perbandingan persepsi yang muncul

dari para konsumen pengguna jasa kereta

api Matarmaja, ketika sebelum dilakukan

repositioning, persepsi yang muncul dapat

Page 11: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

11

dikatakan buruk karena konsumen

menganggap fasilitas yang ada pada kereta

api Matarmaja ini masih kurang, gerbong

kereta juga dianggap kotor, kondisi

didalam kereta juga dikatakan tidak

teratur, banyak pedagang asongan serta

kurang aman namun masyarakat masih

memilih kereta ini dikarenakan harga

tiketnya yang murah. Sedangkan setelah

dilakukan repositioning persepsi yang

muncul dalam benak konsumen yakni

positif karena konsumen menyebut kereta

ini sebagai kereta api yang tidak panas,

bersih, bebas asongan dan perokok, teratur,

aman, murah. Karena adanya perbaikan

sistem dan fasilitas yang ada didalamnya.

Hal ini sesuai dengan positioning

dan repositioning yang dijelaskan oleh

kepala humas PT KAI (Persero) daop 8

Surabaya. Berikut adalah tabel positioning

dan repositioning yang dikemukakan oleh

pengirim pesan yaitu kepala humas PT

KAI (Persero) Daop 8 Surabaya :

Tabel 6. Kesesuain Positioning Kereta

Api Matarmaja

Positioning Repositioning

Pengirim

Pesan /

Sender

Kereta api “ orang

pribumi “ (

banyak

permasalahan dan

kekurangan )

Kereta api yang “

nyaman dan

aman “

Penerima

Pesan /

Receiver

Kereta api yang

susah dapet tempat

duduk, kotor,

banyak asongan

dan pengamen,

semrawut, banyak

copet, murah

Kereta api yang

tidak panas,

bersih, bebas

asongan dan

perokok, teratur,

aman, murah

Kesesuaian

Positioning

Fasilitas minim,

semrawut, dan

murah

Tidak panas,

bersih, teratur

dan aman

Sumber : data diolah peneliti, 2014

Berdasarkan data diatas, dapat

dilihat bahwa positioning dan

repositioning yang disampaikan oleh

kepala humas PT KAI (Persero) daop 8

Surabaya sebagai pengirim pesan sesuai

Page 12: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

12

dengan persepsi yang muncul dari para

konsumen sebagai penerima pesan. Saat

manajer humas Daop 8 menyebutkan

bahwa kereta api Matarmaja ini sebagai

kereta orang pribumi karena harga tiket

yang murah namun memiliki banyak

permasalahan dan kekurangan, persepsi

yang diberikan oleh konsumen juga

sedemikian rupa yakni menyebut kereta ini

sebagai kereta yang “susah dapet tempat

duduk, kotor, banyak asongan dan

pengamen, semrawut, banyak copet,

murah “. Hal ini dapat diartikan bahwa

dulu kereta api ini memang memiliki

banyak kekurangan baik itu permasalahan

dalam hal pelayanan ataupun dalam segi

fasilitas yang diberikan sehingga para

konsumennya memiliki persepsi yang

buruk dikarenakan PT KAI (Persero) tidak

segera membenahi dan terkesan

membiarkan saja keadaan tersebut.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pada hasil

pembahasan, maka kesimpulan yang

didapatkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Konsumen memberikan

persepsi negatif terhadap

keadaan kereta api

Matarmaja sebelum

dilakukan repositioning, hal

ini terbukti dari pernyataan

informan yang memberikan

persepsi negatif terhadap

keadaan kereta api

Matarmaja sebelum

dilakukan repositioning

dikarenakan keadaan kereta

api Matarmaja dari sisi

pelayanan, kebersihan, dan

keamanannya masih buruk.

Informan menganggap

kereta ini sebagai kereta api

yang susah dapet tempat

duduk, kotor, banyak

asongan dan pengamen,

semrawut, banyak copet,

murah. Hal ini sesuai

dengan positioning kereta

Page 13: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

13

api Matarmaja yakni

sebagai kereta “orang

pribumi“ yang murah

namun banyak kekurangan

dan permasalahan.

Kesesuain positioning yang

ada pada kereta tersebut

dengan persepsi konsumen

yakni fasilitas minim,

semrawut, dan murah.

2. Persepsi konsumen

terhadap repositioning

kereta api Matarmaja

cenderung positif, hal ini

terlihat dari persepsi yang

diberikan oleh para

informan dengan

menganggap kereta ini

sebagai kereta api yang

tidak panas, bersih, bebas

asongan dan perokok,

teratur, aman, murah.

Melalui pelayanan yang

baik, keamanan, serta

fasilitas dan sistem yang

sudah dibenahi membuat

PT KAI (Persero) dapat

mereposisi kereta ini

menjadi kereta yang

nyaman, dan aman.

Kesesuaian positioning

yang ada pada kereta

tersebut dengan persepsi

konsumen yakni tidak

panas, bersih, teratur dan

aman.

3. Upaya humas dalam

mengkomunikasikan

repositioning masih

terbatas hanya pada brosur,

spanduk, dan mengundang

wartawan. Hal ini memang

tepat untuk upaya

mengkomunikasikan

repositioning namun

komunikasi yang dijalin

humas hanya berbatas pada

ketiga hal itu saja. Sehingga

peran humas dalam

mengkomunikasikan

Page 14: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

14

repositioning dirasa belum

maksimal.

4. PT KAI belum melakukan

evaluasi terhadap

repositioning yang

dilakukan pada kereta api

Matarmaja ini sehingga

feedback hasil dari

repositioning dibenak

konsumen belum diketahui.

Saran dan Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka

peneliti dapat memberikan saran dan

keterbatasan penelitian sebagai berikut :

1. PT KAI (Persero) harusnya

melakukan peremajaan terhadap

moda transportasinya seperti pada

kereta api Matarmaja ini.

Peremajaan dapat dilakukan

dengan memperbaiki keadaan luar

atau badan kereta, tidak hanya

perbaikan didalam saja supaya

dapat menjadi penanda atau

pembeda terhadap repositioning

yang dilakukan pada kereta api

Matarmaja tersebut.

2. Sebaiknya upaya Humas dalam

mengkomunikasikan repositioning

lebih dimaksimalkan atau diperluas

lagi misalnya membuat jejaring

sosial seperti facebook atau twitter

yang dapat menjadi penghubung

antara humas dengan konsumennya

sehingga selain konsumen

mendapatkan informasi dan dapat

mengkroscek pemberitaan dimedia

terkait kereta api Matarmaja

dengan bertanya langsung pada

humas sebagai sumber informasi.,

humas juga mendapatkan masukan

apa yang menjadi kebutuhan dan

keinginan konsumen untuk

meningkatkan pelayanan yang ada

sekaligus menjadi evaluasi atas

repositioning yang dilakukan.

3. PT KAI (Persero) juga harus lebih

menjalin hubungan baik dengan

awak media sehingga dapat

diperoleh berita-berita yang positif

Page 15: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

15

dari media mengenai produk-

produk PT KAI.

4. PT KAI (Persero) harusnya

melakukan evaluasi terhadap

kinerja yang telah dilakukan,

supaya PT KAI (Persero) tahu

sejauh mana konsumen mengetahui

repositioning yang telah dilakukan

pada kereta api Matarmaja dan

bagaimana cara konsumen

mempersepsikan kereta api

Matarmaja tersebut dalam benak

mereka sehingga dalam

mempertahankan minat konsumen

untuk tetap menggunakan kereta

Matarmaja atau menarik calon

penumpang baru dapat tercapai.

5. Untuk penelitian selanjutnya

diharapkan mengambil teknik

sampling yang lebih luas yakni

menggunakan metode survey atau

kuisioner kemudian mempertajam

analisis data sehingga hasil yang

diperoleh juga lebih baik dan lebih

optimal

6. Penelitian ini hanya berbatas pada

hasil persepsi konsumen saja, oleh

karena itu untuk penelitian

selanjutnya dengan tema yang

sama, yaitu persepsi konsumen

terhadap repositioning lebih baik

lagi apabila membahas tentang

bagaimana proses persepsi yang

muncul dalam benak konsumen,

sehingga teori dan konsep yang

digunakan dalam analisis dapat

lebih bervariasi.

Daftar Pustaka

Braun, V & Clarke, V. (2006). Using

thematic analisys in psychology.

England: Routledge

Bambacas, M & Patrikson, M. (2008).

Interpersonal communication skills

that enhance organisational

commitment. Australia: Emerald

Group Publishing Limited

Berger, P. L & Luckmann, T. (1991). The

social construction of reality. USA:

Penguin Books

Davis, M. (2009). The fundamentals of

branding. Switzerland: AVA

Publishing SA

Page 16: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

16

Djuraid, H. M. (2013). Jonan dan evolusi

kereta api Indonesia. Jakarta: PT

Mediasuara Shakti

Devito, J. (2007). The interpersonal

communication book. New York:

Pearson Education.

Ferrinadewi, E. (2008). Merek dan

psikologi konsumen. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Jefkin, F. (2003). Public relations edisi

kelima. Jakarta : Erlanggga

Kartajaya, H., Yuswohady., Mussry, J.,

dan Taufik. (2005). Positioning,

diferensiasi, dan brand. Jakarta:

Gramedia

Kotler, P & Gary, A. (2004). Dasar-dasar

pemasaran. ( jilid 1). Penerjemah

Alexander Sindoro. Jakarta : PT.

Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, P dan Keller, K. L. (2006).

Manajemen pemasaran. ( jilid 1).

Penerjemah Benyamin Molan.

Jakarta : PT. Indeks

Kriyantono, R. (2006). Teknik praktis riset

komunikasi. Jakarta : Kencana

prenada Media Group

Machfoedz, M. (2010). Komunikasi

pemasaran modern. Yogyakarta :

Cakra Ilmu

Moleong, L. J. (2006). Metodologi

penelitian kualitatif. (edisi revisi).

Bandung : Remaja Rosdakarya

Olii, H & Erlita, N. (2011). Opini publik.

Jakarta: Indeks

Rakhmat, J. (2009). Psikologi komunikasi.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Ruslan, R. (2012). Manajemen public

relations dan media komunikasi.

(ed. rev.ke-11). Jakarta : PT Raja

Gravindo Persada

Surjaatmadja, S. (2008). Dasar-dasar

manajemen merek. Malang:

Bayumedia Publishing

Sugiyono. (2013). Metode penelitian

kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Tjiptono, F. (2004). Manajemen jasa.

Yogyakarta: Andi

Tjiptono, F. (2011). Manajemen dan

strategi merek. Yogyakarta : CV

Andi Offset

Trout, J & Rivkin, S. (2010).

Repositioning pemasaran dalam

era kompetisi, perubahan, dan

krisis. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo

Winardi. (2004). Manajemen perilaku

organisasi. Jakarta : Kencana

Page 17: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

17

Mewujudkan sebuah KA Matarmaja

“berkelas”, apakah mungkin?. (2012).

Diakses pada 5 Februari 2014, dari

http://lifestyle.kompasiana.com/cat

atan/2012/01/10/mewujudkan-

sebuah-ka-matarmaja-berkelas-

apakah-mungkin-426305.html

Gie. (2011). Penumpang Matarmaja,

dibius bandit dikasih makan minum, 2 tas

amblas. Diakses pada 5 Februari

2014, dari http://www.memoarema.com/1186

9/penumpang-matarmaja-dibius-

bandit-dikasih-makan-minum-2-

tas-amblas.html/11869

Subiantoro, P. H. (2012). KA ekonomi

Matarmaja ber ac diresmikan. Diakses

pada 5 Februari 2014, dari http://www.centroone.com/photo/2

012/08/3v/ka-ekonomi-ber-ac-

matarmaja-diresmikan/

Ainun, Y. (2012). KA ekonomi Malang-

Jakarta dilengkapi ac. Diakses pada 5

Februari 2014, dari

http://regional.kompas.com/read/20

12/07/29/17183554/KA.Ekonomi.

Malang Jakarta.Dilengkapi.AC

Mulai 1 september tiket ka ekonomi ac

turun. (2013). Diakses pada 5 Februari

2014,darihttp://beritajatim.com/eko

nomi/177293/Mulai_1_September_

Tiket_KA__Ekonomi_AC_Turun.h

tml#.U7L_mrF0chA

Tiket ka ekonomi ac akan naik 100 persen

per januari 2014. (2013). Diakses Pada

5 Februari 2014, dari

http://news.detik.com/surabaya/rea

d/2013/10/26/142026/2396234/475

/tiket-ka-ekonomi-ac-akan-naik-

100-persen-per-januari-2014

Handayani, L. S. (2013). Asik, mulai 1

april tarif kereta api ekonomi turun.

Diakses pada 5 Februari 2014, dari

http://www.republika.co.id/berita/n

asional/umum/14/03/05/n1xtbbasyi

k-mulai-1-april-tarif-kereta-api-

ekonomi-turun

Ado. (2014). Bandara Ahmad Yani

ditutup, stasiun tawang alun kebanjiran

penumpang. Diakses pada 5

Februari 2014, dari

http://news.liputan6.com/read/8275

12/bandara-ahmad-yani-ditutup-

stasiun-tawang-kebanjiran-

penumpang

Handayani, L. (2014). Banjir di Jakarta,

jadwal kereta ke Jawa telat. Diakses

pada 5 Februari 2014, dari

http://www.republika.co.id/berita/n

asional/umum/14/02/05/n0il6z-

banjir di-jakarta-jadwal-kereta-ke-

jawa-telat

Page 18: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

18

Banjir, rel KA ditinggikan lebih dari 1

meter. (2014). Diakses pada 5 Februari

2014, dari http://www.pikiran-

rakyat.com/node/268878

Nugroho, Y. S. A. (2013). KA Matarmaja

jurusan pasar senen anjlok di batang.

Diakses pada 5 Februari 2014, dari

http://www.tribunnews.com/region

al/2013/05/30/ka-matarmaja-

jurusan-malang-pasar-senen-

anjlok-di-batang

Kun & Num. (2013). Tiket KA Matarmaja

Malang-Jakarta turun harga. Diakses

pada 5 Februari 2014, dari

http://beritajatim.com/ekonomi/177

069/Tiket_KA_Matarmaja_Malang

-

Jakarta_Turun_Harga.html#.U8LQ

37EgW_w

Tia. (2014). Animo tinggi, KA tambahan

Kartajaya diperpanjang. Diakses pada 5

Februari 2014, dari

http://beritasurabaya.net/index_sub

.php?category=4&id=10789

Chusna, A. (2013). Humas daop VII

Madiun : semua alat berfungsi normal.

Diakses pada 5 Februari 2014, dari

http://www.antarajatim.net/lihat/be

rita/108879/humas-daop-vii-

madiun-semua-alat-berfungsi-

normal

Sukarelawati, E. (2014). KA Jakarta-

Malang terlambat 8 jam. Diakses pada 5

Februari 2014, dari

http://www.antaranews.com/berita/

415777/ka-jakarta-malang-

terlambat-delapan-jam

Syairwan, I. (2013). Mahasiswa Malang

keberatan tiket KA Matarmaja naik.

Diakses pada 5 Februari 2014, dari

http://surabaya.tribunnews.com/20

13/03/10/mahasiswa-malang-

keberatan-tiket-ka-matarmaja-naik

Maulidiyah, L. (2012). Mulai 1 desember,

KA Matarmaja single tarif. Diakses

pada 5 Februari 2014, dari

http://surabaya.tribunnews.com/20

12/10/14/mulai-1-desember-ka-

matarmaja-single-tarif

Permana, M. A. (2012). PT KAI bantah

ada penumpang berdiri. Diakses pada 5

Februari 2014, dari

http://pemilu.tempo.co/read/news/2

012/08/20/083424634/PT-KAI-

Bantah-Ada-Penumpang-Berdiri

Arif, S. (2012). Tiket KA Matarmaja

ditetapkan jadi tarif tunggal. Diakses pada

5

Page 19: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

19

Februari 2014, dari

http://www.antaranews.com/berita/

340281/tiket-ka-matarmaja-

ditetapkan-jadi-tarif-tunggal

Van. (2013). Tiket KA Matarmaja penuh

hingga 3 september. Diakses pada 5

Februari 2014, dari

http://www.malang-post.com/kota-

malang/71828-tiket-ka-matarmaja-

penuh-hingga-3-september

Mauludiyah, L. (2012). Tiket Matarmaja,

Malang-Jakarta ludes hingga 7 januari

2013. Diakses pada 5 Februari

2014, dari

http://www.tribunnews.com/region

al/2012/12/18/tiket-matarmaja-

malang-jakarta-ludes-hingga-7-

januari-2013

Dewa. (2012). Jelang lebaran PT KAI jual

tiket tambahan. Diakses pada 5

Februari 2014, dari

http://www.sapulidinews.com/pend

idikan/berita.php?id=2555

Pitakasari, A. R. (2012). Hore! tiket KA

ekonomi bakal bisa dibeli online. Diakses

pada 5 Februari 2014, dari

http://www.republika.co.id/berita/n

asional/umum/12/05/03/m3fus3-

hore-tiket-ka-ekonomi-bakal-bisa-

dibeli-online

Fia & Fit. (2012). KA rute Malang-Jakarta

laris manis. Diakses pada 5 Februari

2014, dari http://malang-

post.com/arsip-berita/58656-ka-

rute-malang--jakarta-laris-manis

Pio. (2013). Kini, tiket kereta api tersedia

24 jam. Diakses pada 5 Februari 2014,

dari

http://jaringnews.com/ekonomi/um

um/15207/kini-tiket-kereta-api-

tersedia-jam

Ainun, Y. (2013). Antisipasi lonjakan

penumpang stasiun Malang tambah dua

KA. Diakses pada 5 Februari 2014,

dari

http://regional.kompas.com/read/20

13/07/23/1609358/Antisipasi.Lonja

kan.Penumpang.Stasiun.Malang.Ta

mbah.Dua.KA

Widianto, E. (2013). Libur akhir tahun,

kereta menuju Malang ludes. Diakses

pada 5 Februari 2014, dari

http://www.tempo.co/read/news/20

13/12/25/090540008/Libur-Akhir-

Tahun-Kereta-Menuju-Malang-

Ludes

Page 20: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

20

Ishommudin. (2013). Setelah lebaran, tarif

KA ekonomi turun 50 persen. Diakses

pada 5 Februari 2014, dari

http://www.tempo.co/read/news/20

13/07/05/173493800/Setelah-

Lebaran-Tarif-KA-Ekonomi-

Turun-50-Persen

Wadrianto, G. K. (2013). Tarif KA

Matarmaja naik, LBH Malang pidanakan

PT

KAI. Diakses pada 5 Februari 2014,

dari

http://regional.kompas.com/read/20

13/03/20/16464848/Tarif.KA.Mata

rmaja.Naik..LBH.Malang.Pidanaka

n.PT.KAI.

Rizki, F. (2013). Tiket KA Matarmaja

melambung, LBH akan somasi PT KAI.

Diakses pada 5 Februari 2014, dari

http://www.aktual.co/nusantara/17

4416tiket-ka-ekonomi-melambung-

lbh-akan-somasi-pt-kai

Lebaran, belasan kereta api molor dari

jadwal. (2014). Diakses pada 5 Februari

2014, dari

http://www.jpnn.com/read/2014/07

/30/248994/Lebaran,-Belasan-

Kereta-Api-Molor-dari-Jadwal

Zahroni. (2014). Penumpang ngeluh,

pedagang asongan masih banyak di

kereta.

Diakses pada 5 Februari 2014, dari

http://harianterbit.com/read/2014/0

9/15/8275/32/21/Penumpang-

Ngeluh-Pedagang-Asongan-Masih-

Banyak-di-Kereta

Sismanto, A. (2014). Tiket KA ekonomi

jarak jauh naik 100%. Diakses pada 5

Februari 2014, dari

http://ekbis.sindonews.com/read/87

5505/34/--1403259856

Hastanto, J. D. (2014). Dua remaja tewas

tersambar sepur Matarmaja. Diakses

pada 5 Februari 2014, dari

http://www.suaramerdeka.com/v1/i

ndex.php/read/news/2014/06/24/20

7004/Dua-Remaja-Tewas-

Tersambar-Sepur-Matarmaja

Sasangka, B. A. (2012). Mulai 1 desember,

semua KA ekonomi non-ac pakai tarif

sama. Diakses pada 5 Februari

2014, dari

http://www.solopos.com/2012/10/1

1/tarif-baru-ka-mulai-1-desember-

semua-ka-ekonomi-non-ac-pakai-

tarif-sama-338002

Page 21: PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API MATARMAJA

21

Yuniar, M & Anam, K. (2014). KAI

pasrah subsidi kereta ekonomi bakal

dicabut.

Diakses pada 5 Februari 2014, dari

http://www.tempo.co/read/news/20

14/09/25/090609502/KAI-Pasrah-

Subsidi-Kereta-Ekonomi-Bakal-

Dicabut

www.kereta-api.co.id

Agmasari, S. (2014). Diantar Matarmaja

(Malang part 1). Diakses pada 12

Desember 2014, dari

http://silvitaagmasari.blogspot.com

/2014/06/diantar-matarmaja-

malang-part-i.html

Tunnida, I. (2013). My trip by Matarmaja.

Diakses pada 12 Desember 2014, dari

http://lifeofagirl-

nida.blogspot.com/2013/10/my-

trip-by-matarmaja-part-iv.html

Simms. C dan Trott. P. (2007). An analysis

of the repositioning of the “BMW

Mini” brand. Product & brand

management, 16/5, 297-309.

Ampuero, O & Vila, N. (2006). Consumer

perceptions of product packaging.

Consumer marketing, 23/2, 102-

114.