Page 1
1
JURNAL SKRIPSI
PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API
MATARMAJA
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Peminatan Utama Public Relations
Oleh :
FERDIAN SABEKTI
0911221008
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
Page 2
2
PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP REPOSITIONING KERETA API
MATARMAJA
Ferdian Sabekti, Diyah Ayu Amalia Avina. SE.,M.Si dan Fitri Hariana Oktaviani SS., SE.,
M.Commun., Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Brawijaya Malang.
ABSTRAK
Peningkatan kualitas pelayanan merupakan syarat yang harus dilakukan bagi
perusahaan penyedia layanan jasa seperti pada PT Kereta Api Indonesia (Persero), untuk
tetap mempertahankan minat konsumennya. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dapat
dilakukan dengan peningkatan fasilitas dan sistem yang ada pada setiap moda transportasinya
seperti yang dilakukan pada kereta api Matarmaja. Kereta api Matarmaja adalah kereta
ekonomi yang melayani rute dari Malang hingga tujuan akhir Jakarta. Namun karena banyak
kekurangan dan permasalahan yang ada pada kereta ini, membuat posisi kereta api
Matarmaja menjadi buruk dimata konsumennya. Maka dari itu guna untuk mempertahankan
minat konsumen PT KAI mengambil upaya dengan meningkatkan fasilitas dan sistem yang
ada pada kereta matarmaja ini. Upaya perbaikan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh PT
KAI, yang berdampak pada peningkatan fasilitas dan sistem yang ada pada kereta matarmaja
merupakan tindakan PT KAI untuk mengembalikan minat dan merubah kesan konsumen
terhadap kereta matarmaja. Hal ini dapat dikategorikan sebagai upaya repositioning kereta
Matarmaja dibenak para konsumennya. Repositioning menjadi jalan yang ditempuh saat
perusahaan menganggap positioning sebelumnya menjadi buruk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana persepsi
konsumen terhadap repositioning kereta api Matarmaja. Jenis penelitian ini bertipe kualitatif
deskriptif dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semistruktur,
observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik
analisis data Miles dan Huberman dengan metode analisis tematik Braun & Clarke (2006)
yang dipersonalisasikan dengan Bambacas & Patrikson (2008). Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa konsumen pengguna jasa kereta api Matarmaja memberikan persepsi
positif terkait repositioning yang dilakukan pada kereta api tersebut. Konsumen menganggap
kereta Matarmaja sekarang sebagai kereta api yang tidak panas, bersih, bebas asongan dan
perokok, teratur, aman, murah. Melalui pelayanan yang baik, keamanan, serta fasilitas dan
sistem yang sudah dibenahi membuat PT KAI (Persero) dapat mereposisi kereta Matarmaja
ini menjadi kereta api yang nyaman, dan aman.
Kata Kunci : Persepsi Konsumen, Repositioning
Page 3
3
Pendahuluan
Latar Belakang
Sarana transportasi merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dan
sangat dibutuhkan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Terdapat hubungan
erat antara transportasi dengan jangkauan
dan lokasi kegiatan manusia baik barang
atau jasa. Perusahaan yang bergerak
dibidang transportasi bersaing
menawarkan dan berusaha merebut minat
konsumen untuk menggunakan produk
atau jasa yang ditawarkan dari sebuah
perusahaan transportasi. Setiap perusahaan
dituntut selalu peka terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada pasar dan
harus mampu menciptakan ide-ide yang
kreatif agar jasa yang ditawarkannya dapat
menarik dan memberi kepuasan pada
konsumen.
Kebutuhan akan adanya jasa
transportasi kereta api sangatlah penting
dirasakan oleh semua pihak, baik kalangan
atas, menengah dan bawah. Kalangan
menengah dan bawah banyak yang
memilih menggunakan mode angkutan
kereta api untuk mendukung perjalanan
jauhnya. Hal tersebut dikarenakan PT.
Kereta Api menyediakan berbagai jenis
kereta kelas ekonomi yang harga tiketnya
sangat ekonomis dan terjangkau bagi
kalangan menengah dan bawah. Seperti
halnya pada kereta ekonomi Matarmaja
yang melayani rute dari Malang ke-
Jakarta. Harga tiket yang ditawarkan oleh
PT. Kereta Api yakni Rp. 65.000,-
(Handayani, 2014).
Sebelum dibenahi tahun 2012,
kereta Matarmaja ini banyak memiliki
kekurangan, diantaranya banyak
penumpang yang berdiri karena tidak
memiliki tempat duduk, kapasitas
penumpang yang berlebihan, tidak
tersedianya air bersih ditoilet, kondisi
gerbong yang kotor, harga tiket yang dijual
lebih mahal oleh para calo, dan keamanan
yang masih kurang diterapkan oleh pihak
PT KAI(Mewujudkan Sebuah KA
Matarmaja, 2012).
Page 4
4
Kondisi tersebut memang dianggap
biasa oleh para penumpang yang dulu
sudah sering menggunakan kereta
Matarmaja untuk perjalanan jauhnya.
Sebagian calon penumpang lain
beranggapan berbeda dengan adanya
kondisi seperti itu. Tidak jarang ada calon
penumpang yang merasa was-was bila
menaiki kereta Matarmaja, karena dengan
adanya banyak kekurangan pada pelayanan
di kereta Matarmaja membuat tindak
kejahatan bisa saja terjadi. Salah satu
contoh tindak kejahatan yang terjadi
dikereta api seperti yang diberitakan dalam
Memo Arema edisi 26-12-2011, yakni
peristiwa pencurian dengan metode obat
bius (Gie, 2011).
Permasalahan seperti tindak
kriminalitas yang dicontohkan diatas,
tentunya akan menentukan posisi
Matarmaja dibenak konsumen. Pemosisian
(Positioning) adalah upaya-upaya untuk
“menancapkan” produk/merek kedalam
benak konsumen diantara produk/merek
pesaing (Surjaatmadja, 2008, h.14).
Kekurangan yang ada pada kereta
Matarmaja jika dibiarkan terus-menerus,
memungkinkan para konsumen kereta api
memilih untuk berganti menggunakan
moda transportasi lain yang menawarkan
fasilitas dengan kenyamanan yang lebih
memuaskan. Maka di tahun 2012, PT. KAI
mulai mengambil upaya guna mengurangi
kekurangan tersebut dengan memperbaiki
fasilitas dan sistem yang dipakai dalam
semua mode transportasinya. Seperti yang
dilakukan pada kereta Matarmaja, PT. KAI
mulai merombak kereta ekonomi
Matarmaja ini menjadi moda transportasi
yang lebih layak dan nyaman untuk
digunakan. Yakni dengan merubah toilet
yang dulunya kotor dan bau, kini bersih
dan wangi. Air bersih didalam toilet selalu
tersedia sesuai kebutuhan, lengkap dengan
sabun cair. Juga ada petugas yang selalu
memeriksa dan menjaga kebersihan toilet.
Selain itu PT. KAI juga memasang
pendingin udara/air conditioner (AC) pada
setiap gerbong kereta Matarmaja. Fasilitas
ini diberikan untuk memberikan rasa
Page 5
5
nyaman bagi para penumpang dalam
melakukan perjalanan jauh. Supaya
penumpang tidak merasakan panas ketika
berada didalam gerbong KA (Subiantoro,
2012).
Beberapa upaya perbaikan kualitas
pelayanan yang dilakukan oleh PT. KAI,
yang berdampak pada fasilitas dan sistem
pada kereta Matarmaja merupakan
tindakan PT. KAI untuk mengembalikan
minat dan merubah kesan konsumen
terhadap kereta matarmaja tersebut. Hal ini
dapat dikategorikan sebagai upaya
repositioning kereta Matarmaja dibenak
para konsumennya. Repositioning
(pemosisian kembali) adalah kegiatan yang
mengarah pada pemberian posisi atau
makna baru pada brand yang sudah ada,
dengan cara memperbaiki produk atau jasa
yang ditawarkan, tanpa merubah nama
brand (Tjiptono, 2004, h. 24). Dengan
upaya yang dilakukan, pihak PT. KAI juga
memposisikan kembali kereta matarmaja
dibenak para konsumennya. Positioning
kereta api Matarmaja yang disebut sebagai
kereta api “orang pribumi” karena harga
tiket yang murah namun memiliki banyak
permasalahan dan kekurangan hingga
membuat calon penumpang baru berfikir
dua kali untuk menggunakan kereta api
tersebut, kini dirubah menjadi kereta api
ekonomi yang “nyaman dan aman”,
dengan penambahan fasilitas dan sistem
yang dibenahi.
Positioning
(dari sisi pengirim
pesan)
Repositioning
(dari sisi pengirim
pesan)
Kereta api “ orang pribumi
“
Kereta api yang “
nyaman dan aman “
Sumber : Hasil wawancara pra-penelitian dengan
Sri Winarto, kepala humas Daop 8 Surabaya
Tabel 1. Positioning dan repositioning
Kereta Api Matarmaja
Sumber : data diolah peneliti, 2014
Merubah mindset masyarakat
terkait repositioning kereta api Matarmaja
terutama konsumen pengguna jasa atau
calon penumpang baru tidaklah mudah,
karena untuk melakukan itu diperlukan
promosi atau sosialisasi secara terus-
menerus dari pihak hubungan masyarakat
Page 6
6
(Public Relations) lewat bantuan media
cetak maupun elektronik. Akan tetapi,
meski telah dilakukan repositioning pada
kereta Matarmaja tersebut, peneliti melihat
bahwa media masih menangkap hal ini
bukan sebagai hal yang positif. Terbukti
dengan adanya nada berita yang
diberitakan oleh media tentang PT. KAI
terutama pada kereta Matarmaja masih
negatif. Hal tersebut berdasarkan pada
berita yang dikumpulkan oleh peneliti dari
media online pada tahun 2012, dimana PT.
KAI mulai melakukan perbaikan dan
peningkatan fasilitas hingga sekarang
2014. Peneliti menemukan 35 berita online
yang terkait dengan kereta Matarmaja,
dimana 18 dari berita tersebut masih
memberikan nada yang negatif terhadap
kualitas jasa kereta api dan 17 berita
memberikan nada yang positif. Media
yang memberikan nada yang negatif
diantaranya tribunnews.com, republika
online, surya online, antara news.com,
kompasiana, detiknews, dan tempo.co.
Media yang memberikan nada yang positif
diantaranya republika online, liputan6,
pikiran rakyat online, berita jatim online,
berita surabaya.net, cetroone, kompas.com,
malang post, online, dan tribun news.com.
Peneliti menggunakan media
online sebagai sumber pembanding, karena
untuk mencari informasi terkait berita
tentang kereta api Matarmaja, konsumen
banyak yang menggunakan internet dan
memilih media online sebagai sumber
pencarian yang paling mudah untuk segera
menemukan informasi. Sehingga untuk
melihat nada berita dari media yang mudah
dibaca konsumen, peneliti menggunakan
media online tersebut. Berikut gambar
yang menunjukkan perbandingan media
yang menjadi sample.
Page 7
7
17 berita 18 berita
0
2
4
6
8
10
Nada Positif Nada Negatif
Perbandingan Jumlah Sampel Berita dari Media
Nada Positif
Nada Negatif
Gambar 1.2 Perbandingan Jumlah Sampel
Berita dari Media
Sumber : Data diolah peneliti, 2014
Berdasarkan data diatas dapat
dilihat perbandingan nada berita yang
diberikan oleh media terhadap pemberitaan
mengenai pelayanan jasa kereta api
Matarmaja. Media yang memberikan nada
negatif memberitakan tentang
keterlambatan jadwal, kecelakaan kereta,
perubahan tarif, kenaikan tarik KA dan
pelayanan yang buruk. Sedangkan media
yang memberikan nada yang positif
memberitakan tentang penurunan tarif KA,
penambahan jumlah penumpang, dan
perbaikan fasilitas. Namun disini peneliti
ingin mengetahui secara langsung
mengenai bagaimana hasil persepsi
konsumen terhadap repositioning yang
dilakukan oleh PT. KAI pada kereta
Matarmaja tersebut, apakah sama dengan
pendapat yang diberitakan oleh media atau
konsumen mempunyai pendapat lain.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Rakhmat tentang persepsi, yaitu
“pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan–hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan” (2009, h.51). Melalui
penelitian ini, dapat menjadi bahan
evaluasi sejauh mana konsumen
mengetahui repositioning yang dilakukan
oleh PT. KAI, dan persepsi konsumen
yang timbul karena adanya repositioning
dapat menjadi masukan untuk PT. KAI
terhadap perbaikan kualitas dan pelayanan
yang telah dilakukan pada kereta
Matarmaja tersebut.
Dalam ranah komunikasi, manfaat
untuk menggali konsep positioning dan
repositioning penting untuk dilakukan. Hal
ini dikarenakan bahwa antara pengirim
Page 8
8
pesan dan penerima pesan pastinya
memiliki persepsi yang berbeda. Bahkan
antara satu konsumen dan konsumen lain
tentunya juga memiliki persepsi yang
berbeda dalam menerima suatu pesan yang
dikirim oleh pengirim pesan. Maka dari itu
penting untuk mengetahui persepsi yang
muncul dari konsumen supaya dapat
diketahui kesesuaian positioning yang
muncul dari pengirim dan penerima pesan,
sehingga nantinya dapat menjadi kajian
dalam ranah komunikasi untuk
membangun pola positioning yang
berhasil.
Repositioning yang terjadi pada
kereta api Matarmaja menjadikan
penelitian ini menarik dan layak untuk
diteliti karena perubahan positioning ini
tentunya merupakan hal yang tidak mudah
untuk dilakukan. Terlebih sebelumnya
kereta api matarmaja memiliki positioning
yang buruk dibenak konsumennya dan
media juga masih memberikan nada berita
yang negatif walaupun setelah dilakukan
repositioning tersebut. Oleh karena itu,
berdasarkan uraian latar belakang diatas,
maka dalam penelitian ini peneliti
mengambil judul “Persepsi Konsumen
terhadap Repositioning Kereta Api
Matarmaja”.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini menguraikan
beberapa teori yang digunakan untuk
meneliti persepsi konsumen terhadap
repositioning kereta api Matarmaja. Teori-
teori yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain, brand positioning,
repositioning, persepsi konsumen, dan
peran public relations dalam repositioning.
Brand positioning memberikan
pemahaman tentang bagaimana posisi
merek itu dibentuk. Repositioning
memberikan pemahaman bagaimana posisi
sebuah merek itu diposisikan kembali atau
diatur kembali tanpa merubah nama brand.
Persepsi konsumen digunakan untuk
menganalisis bagaimana konsumen
mempersepsikan reposisi yang dilakukan
pada kereta api Matarmaja. Sedangakan
peran public relations dalam repositioning
Page 9
9
digunakan untuk melihat sejauh mana
humas dalam menyampaikan dan memberi
pemahaman kepada konsumen terhadap
repositioning yang dilakukan pada kereta
api Matarmaja.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis bagaimana
persepsi konsumen terhadap repositioning
kereta api Matarmaja. Oleh karena itu
penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif berjenis deskriptif dengan
paradigma konstruksionisme sosial –
intepretatif. Konstruksionisme sosial
adalah suatu pandangan dimana realitas
didapatkan atas kesepakatan bersama
sebagai sebuah kelompok (Berger &
Luckmann, 1991, h.34).
2. Fokus Penelitian
Peneliti berfokus pada persepsi
konsumen terhadap repositioning yang
dilakukan pada kereta api Matarmaja. Pada
penelitian ini, persepsi konsumen dibatasi
pada hasil pemikiran/ hasil persepsi pada
tahap recall dan bukan pada proses
persepsi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan tiga (3)
cara, yaitu : wawancara semistruktur,
observasi partisipan, dan dokumentasi.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah tahapan analisis interaktif Miles
dan Huberman (Sugiyono, 2013, h.246)
yang menyatakan terdapat tiga tahap
analisis data terdiri dari tiga komponen
penting, yaitu : reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi.
Pembahasan
Positioning dan repositioning
merupakan upaya yang dilakukan dari
dalam perusahaan, untuk membentuk citra
tertentu dari perusahaan yang berkaitan
dengan kemampuan serta tujuan
Page 10
10
perusahaan dengan iklim yang ada diluar
perusahaan. Positioning merupakan
pemasaran yang menitikberatkan kepada
komunikasi perusahaan untuk
menyampaikan suatu keunggulan dan nilai
lainnya atas produk yang ditawarkan
melalui suatu keunikan tertentu agar dapat
lebih mudah diingat dan diterima oleh
konsumen. Sedangkan repositioning
adalah usaha memposisikan ulang citra
yang terbentuk pada suatu perusahaan
setelah sekian lama berjalan, dan
berinteraksi dengan masyarakat. Jika
positioning dan repositioning ini sudah
dilaksanakan oleh perusahaan, maka
perusahaan tinggal menunggu bagaimana
persepsi yang akan muncul dari para target
marketnya atau dari para konsumennya.
Persepsi konsumen merupakan proses
dimana konsumen menginterpretasikan
stimulus (rangsangan) yang diterimanya
terhadap suatu objek, situasi, peristiwa
orang lain berdasarkan pengalaman masa
lampau, sikap, harapan, dan nilai yang ada
pada diri individu
Sebagaimana positioning dan
repositioning kereta api Matarmaja ini,
dimana persepsi yang berbeda telah
muncul dari para konsumen terkait
keadaan kereta ini antara yang dulu dengan
yang sekarang. Berikut ini adalah tabel
perbandingan persepsi dari para informan
terhadap positioning dan repositioning
kereta api Matarmaja :
Positioning Repositioning
Kereta api yang “ susah
dapet tempat duduk, kotor,
banyak asongan dan
pengamen, semrawut,
banyak copet, murah ”
Kereta api yang “ tidak
panas, bersih, bebas
asongan dan perokok,
teratur, aman, murah ”
Sumber : Hasil pengkategorian persepsi konsumen
dari para informan pengguna jasa kereta api
Matarmaja
Tabel 5. Perbandingan Persepsi
Konsumen Antara Positioning
dan Repositioning
Sumber : data diolah peneliti, 2014
Berdasarkan data diatas dapat
dilihat perbandingan persepsi yang muncul
dari para konsumen pengguna jasa kereta
api Matarmaja, ketika sebelum dilakukan
repositioning, persepsi yang muncul dapat
Page 11
11
dikatakan buruk karena konsumen
menganggap fasilitas yang ada pada kereta
api Matarmaja ini masih kurang, gerbong
kereta juga dianggap kotor, kondisi
didalam kereta juga dikatakan tidak
teratur, banyak pedagang asongan serta
kurang aman namun masyarakat masih
memilih kereta ini dikarenakan harga
tiketnya yang murah. Sedangkan setelah
dilakukan repositioning persepsi yang
muncul dalam benak konsumen yakni
positif karena konsumen menyebut kereta
ini sebagai kereta api yang tidak panas,
bersih, bebas asongan dan perokok, teratur,
aman, murah. Karena adanya perbaikan
sistem dan fasilitas yang ada didalamnya.
Hal ini sesuai dengan positioning
dan repositioning yang dijelaskan oleh
kepala humas PT KAI (Persero) daop 8
Surabaya. Berikut adalah tabel positioning
dan repositioning yang dikemukakan oleh
pengirim pesan yaitu kepala humas PT
KAI (Persero) Daop 8 Surabaya :
Tabel 6. Kesesuain Positioning Kereta
Api Matarmaja
Positioning Repositioning
Pengirim
Pesan /
Sender
Kereta api “ orang
pribumi “ (
banyak
permasalahan dan
kekurangan )
Kereta api yang “
nyaman dan
aman “
Penerima
Pesan /
Receiver
Kereta api yang
susah dapet tempat
duduk, kotor,
banyak asongan
dan pengamen,
semrawut, banyak
copet, murah
Kereta api yang
tidak panas,
bersih, bebas
asongan dan
perokok, teratur,
aman, murah
Kesesuaian
Positioning
Fasilitas minim,
semrawut, dan
murah
Tidak panas,
bersih, teratur
dan aman
Sumber : data diolah peneliti, 2014
Berdasarkan data diatas, dapat
dilihat bahwa positioning dan
repositioning yang disampaikan oleh
kepala humas PT KAI (Persero) daop 8
Surabaya sebagai pengirim pesan sesuai
Page 12
12
dengan persepsi yang muncul dari para
konsumen sebagai penerima pesan. Saat
manajer humas Daop 8 menyebutkan
bahwa kereta api Matarmaja ini sebagai
kereta orang pribumi karena harga tiket
yang murah namun memiliki banyak
permasalahan dan kekurangan, persepsi
yang diberikan oleh konsumen juga
sedemikian rupa yakni menyebut kereta ini
sebagai kereta yang “susah dapet tempat
duduk, kotor, banyak asongan dan
pengamen, semrawut, banyak copet,
murah “. Hal ini dapat diartikan bahwa
dulu kereta api ini memang memiliki
banyak kekurangan baik itu permasalahan
dalam hal pelayanan ataupun dalam segi
fasilitas yang diberikan sehingga para
konsumennya memiliki persepsi yang
buruk dikarenakan PT KAI (Persero) tidak
segera membenahi dan terkesan
membiarkan saja keadaan tersebut.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pada hasil
pembahasan, maka kesimpulan yang
didapatkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Konsumen memberikan
persepsi negatif terhadap
keadaan kereta api
Matarmaja sebelum
dilakukan repositioning, hal
ini terbukti dari pernyataan
informan yang memberikan
persepsi negatif terhadap
keadaan kereta api
Matarmaja sebelum
dilakukan repositioning
dikarenakan keadaan kereta
api Matarmaja dari sisi
pelayanan, kebersihan, dan
keamanannya masih buruk.
Informan menganggap
kereta ini sebagai kereta api
yang susah dapet tempat
duduk, kotor, banyak
asongan dan pengamen,
semrawut, banyak copet,
murah. Hal ini sesuai
dengan positioning kereta
Page 13
13
api Matarmaja yakni
sebagai kereta “orang
pribumi“ yang murah
namun banyak kekurangan
dan permasalahan.
Kesesuain positioning yang
ada pada kereta tersebut
dengan persepsi konsumen
yakni fasilitas minim,
semrawut, dan murah.
2. Persepsi konsumen
terhadap repositioning
kereta api Matarmaja
cenderung positif, hal ini
terlihat dari persepsi yang
diberikan oleh para
informan dengan
menganggap kereta ini
sebagai kereta api yang
tidak panas, bersih, bebas
asongan dan perokok,
teratur, aman, murah.
Melalui pelayanan yang
baik, keamanan, serta
fasilitas dan sistem yang
sudah dibenahi membuat
PT KAI (Persero) dapat
mereposisi kereta ini
menjadi kereta yang
nyaman, dan aman.
Kesesuaian positioning
yang ada pada kereta
tersebut dengan persepsi
konsumen yakni tidak
panas, bersih, teratur dan
aman.
3. Upaya humas dalam
mengkomunikasikan
repositioning masih
terbatas hanya pada brosur,
spanduk, dan mengundang
wartawan. Hal ini memang
tepat untuk upaya
mengkomunikasikan
repositioning namun
komunikasi yang dijalin
humas hanya berbatas pada
ketiga hal itu saja. Sehingga
peran humas dalam
mengkomunikasikan
Page 14
14
repositioning dirasa belum
maksimal.
4. PT KAI belum melakukan
evaluasi terhadap
repositioning yang
dilakukan pada kereta api
Matarmaja ini sehingga
feedback hasil dari
repositioning dibenak
konsumen belum diketahui.
Saran dan Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka
peneliti dapat memberikan saran dan
keterbatasan penelitian sebagai berikut :
1. PT KAI (Persero) harusnya
melakukan peremajaan terhadap
moda transportasinya seperti pada
kereta api Matarmaja ini.
Peremajaan dapat dilakukan
dengan memperbaiki keadaan luar
atau badan kereta, tidak hanya
perbaikan didalam saja supaya
dapat menjadi penanda atau
pembeda terhadap repositioning
yang dilakukan pada kereta api
Matarmaja tersebut.
2. Sebaiknya upaya Humas dalam
mengkomunikasikan repositioning
lebih dimaksimalkan atau diperluas
lagi misalnya membuat jejaring
sosial seperti facebook atau twitter
yang dapat menjadi penghubung
antara humas dengan konsumennya
sehingga selain konsumen
mendapatkan informasi dan dapat
mengkroscek pemberitaan dimedia
terkait kereta api Matarmaja
dengan bertanya langsung pada
humas sebagai sumber informasi.,
humas juga mendapatkan masukan
apa yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen untuk
meningkatkan pelayanan yang ada
sekaligus menjadi evaluasi atas
repositioning yang dilakukan.
3. PT KAI (Persero) juga harus lebih
menjalin hubungan baik dengan
awak media sehingga dapat
diperoleh berita-berita yang positif
Page 15
15
dari media mengenai produk-
produk PT KAI.
4. PT KAI (Persero) harusnya
melakukan evaluasi terhadap
kinerja yang telah dilakukan,
supaya PT KAI (Persero) tahu
sejauh mana konsumen mengetahui
repositioning yang telah dilakukan
pada kereta api Matarmaja dan
bagaimana cara konsumen
mempersepsikan kereta api
Matarmaja tersebut dalam benak
mereka sehingga dalam
mempertahankan minat konsumen
untuk tetap menggunakan kereta
Matarmaja atau menarik calon
penumpang baru dapat tercapai.
5. Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan mengambil teknik
sampling yang lebih luas yakni
menggunakan metode survey atau
kuisioner kemudian mempertajam
analisis data sehingga hasil yang
diperoleh juga lebih baik dan lebih
optimal
6. Penelitian ini hanya berbatas pada
hasil persepsi konsumen saja, oleh
karena itu untuk penelitian
selanjutnya dengan tema yang
sama, yaitu persepsi konsumen
terhadap repositioning lebih baik
lagi apabila membahas tentang
bagaimana proses persepsi yang
muncul dalam benak konsumen,
sehingga teori dan konsep yang
digunakan dalam analisis dapat
lebih bervariasi.
Daftar Pustaka
Braun, V & Clarke, V. (2006). Using
thematic analisys in psychology.
England: Routledge
Bambacas, M & Patrikson, M. (2008).
Interpersonal communication skills
that enhance organisational
commitment. Australia: Emerald
Group Publishing Limited
Berger, P. L & Luckmann, T. (1991). The
social construction of reality. USA:
Penguin Books
Davis, M. (2009). The fundamentals of
branding. Switzerland: AVA
Publishing SA
Page 16
16
Djuraid, H. M. (2013). Jonan dan evolusi
kereta api Indonesia. Jakarta: PT
Mediasuara Shakti
Devito, J. (2007). The interpersonal
communication book. New York:
Pearson Education.
Ferrinadewi, E. (2008). Merek dan
psikologi konsumen. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Jefkin, F. (2003). Public relations edisi
kelima. Jakarta : Erlanggga
Kartajaya, H., Yuswohady., Mussry, J.,
dan Taufik. (2005). Positioning,
diferensiasi, dan brand. Jakarta:
Gramedia
Kotler, P & Gary, A. (2004). Dasar-dasar
pemasaran. ( jilid 1). Penerjemah
Alexander Sindoro. Jakarta : PT.
Indeks Kelompok Gramedia.
Kotler, P dan Keller, K. L. (2006).
Manajemen pemasaran. ( jilid 1).
Penerjemah Benyamin Molan.
Jakarta : PT. Indeks
Kriyantono, R. (2006). Teknik praktis riset
komunikasi. Jakarta : Kencana
prenada Media Group
Machfoedz, M. (2010). Komunikasi
pemasaran modern. Yogyakarta :
Cakra Ilmu
Moleong, L. J. (2006). Metodologi
penelitian kualitatif. (edisi revisi).
Bandung : Remaja Rosdakarya
Olii, H & Erlita, N. (2011). Opini publik.
Jakarta: Indeks
Rakhmat, J. (2009). Psikologi komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Ruslan, R. (2012). Manajemen public
relations dan media komunikasi.
(ed. rev.ke-11). Jakarta : PT Raja
Gravindo Persada
Surjaatmadja, S. (2008). Dasar-dasar
manajemen merek. Malang:
Bayumedia Publishing
Sugiyono. (2013). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Tjiptono, F. (2004). Manajemen jasa.
Yogyakarta: Andi
Tjiptono, F. (2011). Manajemen dan
strategi merek. Yogyakarta : CV
Andi Offset
Trout, J & Rivkin, S. (2010).
Repositioning pemasaran dalam
era kompetisi, perubahan, dan
krisis. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
Winardi. (2004). Manajemen perilaku
organisasi. Jakarta : Kencana
Page 17
17
Mewujudkan sebuah KA Matarmaja
“berkelas”, apakah mungkin?. (2012).
Diakses pada 5 Februari 2014, dari
http://lifestyle.kompasiana.com/cat
atan/2012/01/10/mewujudkan-
sebuah-ka-matarmaja-berkelas-
apakah-mungkin-426305.html
Gie. (2011). Penumpang Matarmaja,
dibius bandit dikasih makan minum, 2 tas
amblas. Diakses pada 5 Februari
2014, dari http://www.memoarema.com/1186
9/penumpang-matarmaja-dibius-
bandit-dikasih-makan-minum-2-
tas-amblas.html/11869
Subiantoro, P. H. (2012). KA ekonomi
Matarmaja ber ac diresmikan. Diakses
pada 5 Februari 2014, dari http://www.centroone.com/photo/2
012/08/3v/ka-ekonomi-ber-ac-
matarmaja-diresmikan/
Ainun, Y. (2012). KA ekonomi Malang-
Jakarta dilengkapi ac. Diakses pada 5
Februari 2014, dari
http://regional.kompas.com/read/20
12/07/29/17183554/KA.Ekonomi.
Malang Jakarta.Dilengkapi.AC
Mulai 1 september tiket ka ekonomi ac
turun. (2013). Diakses pada 5 Februari
2014,darihttp://beritajatim.com/eko
nomi/177293/Mulai_1_September_
Tiket_KA__Ekonomi_AC_Turun.h
tml#.U7L_mrF0chA
Tiket ka ekonomi ac akan naik 100 persen
per januari 2014. (2013). Diakses Pada
5 Februari 2014, dari
http://news.detik.com/surabaya/rea
d/2013/10/26/142026/2396234/475
/tiket-ka-ekonomi-ac-akan-naik-
100-persen-per-januari-2014
Handayani, L. S. (2013). Asik, mulai 1
april tarif kereta api ekonomi turun.
Diakses pada 5 Februari 2014, dari
http://www.republika.co.id/berita/n
asional/umum/14/03/05/n1xtbbasyi
k-mulai-1-april-tarif-kereta-api-
ekonomi-turun
Ado. (2014). Bandara Ahmad Yani
ditutup, stasiun tawang alun kebanjiran
penumpang. Diakses pada 5
Februari 2014, dari
http://news.liputan6.com/read/8275
12/bandara-ahmad-yani-ditutup-
stasiun-tawang-kebanjiran-
penumpang
Handayani, L. (2014). Banjir di Jakarta,
jadwal kereta ke Jawa telat. Diakses
pada 5 Februari 2014, dari
http://www.republika.co.id/berita/n
asional/umum/14/02/05/n0il6z-
banjir di-jakarta-jadwal-kereta-ke-
jawa-telat
Page 18
18
Banjir, rel KA ditinggikan lebih dari 1
meter. (2014). Diakses pada 5 Februari
2014, dari http://www.pikiran-
rakyat.com/node/268878
Nugroho, Y. S. A. (2013). KA Matarmaja
jurusan pasar senen anjlok di batang.
Diakses pada 5 Februari 2014, dari
http://www.tribunnews.com/region
al/2013/05/30/ka-matarmaja-
jurusan-malang-pasar-senen-
anjlok-di-batang
Kun & Num. (2013). Tiket KA Matarmaja
Malang-Jakarta turun harga. Diakses
pada 5 Februari 2014, dari
http://beritajatim.com/ekonomi/177
069/Tiket_KA_Matarmaja_Malang
-
Jakarta_Turun_Harga.html#.U8LQ
37EgW_w
Tia. (2014). Animo tinggi, KA tambahan
Kartajaya diperpanjang. Diakses pada 5
Februari 2014, dari
http://beritasurabaya.net/index_sub
.php?category=4&id=10789
Chusna, A. (2013). Humas daop VII
Madiun : semua alat berfungsi normal.
Diakses pada 5 Februari 2014, dari
http://www.antarajatim.net/lihat/be
rita/108879/humas-daop-vii-
madiun-semua-alat-berfungsi-
normal
Sukarelawati, E. (2014). KA Jakarta-
Malang terlambat 8 jam. Diakses pada 5
Februari 2014, dari
http://www.antaranews.com/berita/
415777/ka-jakarta-malang-
terlambat-delapan-jam
Syairwan, I. (2013). Mahasiswa Malang
keberatan tiket KA Matarmaja naik.
Diakses pada 5 Februari 2014, dari
http://surabaya.tribunnews.com/20
13/03/10/mahasiswa-malang-
keberatan-tiket-ka-matarmaja-naik
Maulidiyah, L. (2012). Mulai 1 desember,
KA Matarmaja single tarif. Diakses
pada 5 Februari 2014, dari
http://surabaya.tribunnews.com/20
12/10/14/mulai-1-desember-ka-
matarmaja-single-tarif
Permana, M. A. (2012). PT KAI bantah
ada penumpang berdiri. Diakses pada 5
Februari 2014, dari
http://pemilu.tempo.co/read/news/2
012/08/20/083424634/PT-KAI-
Bantah-Ada-Penumpang-Berdiri
Arif, S. (2012). Tiket KA Matarmaja
ditetapkan jadi tarif tunggal. Diakses pada
5
Page 19
19
Februari 2014, dari
http://www.antaranews.com/berita/
340281/tiket-ka-matarmaja-
ditetapkan-jadi-tarif-tunggal
Van. (2013). Tiket KA Matarmaja penuh
hingga 3 september. Diakses pada 5
Februari 2014, dari
http://www.malang-post.com/kota-
malang/71828-tiket-ka-matarmaja-
penuh-hingga-3-september
Mauludiyah, L. (2012). Tiket Matarmaja,
Malang-Jakarta ludes hingga 7 januari
2013. Diakses pada 5 Februari
2014, dari
http://www.tribunnews.com/region
al/2012/12/18/tiket-matarmaja-
malang-jakarta-ludes-hingga-7-
januari-2013
Dewa. (2012). Jelang lebaran PT KAI jual
tiket tambahan. Diakses pada 5
Februari 2014, dari
http://www.sapulidinews.com/pend
idikan/berita.php?id=2555
Pitakasari, A. R. (2012). Hore! tiket KA
ekonomi bakal bisa dibeli online. Diakses
pada 5 Februari 2014, dari
http://www.republika.co.id/berita/n
asional/umum/12/05/03/m3fus3-
hore-tiket-ka-ekonomi-bakal-bisa-
dibeli-online
Fia & Fit. (2012). KA rute Malang-Jakarta
laris manis. Diakses pada 5 Februari
2014, dari http://malang-
post.com/arsip-berita/58656-ka-
rute-malang--jakarta-laris-manis
Pio. (2013). Kini, tiket kereta api tersedia
24 jam. Diakses pada 5 Februari 2014,
dari
http://jaringnews.com/ekonomi/um
um/15207/kini-tiket-kereta-api-
tersedia-jam
Ainun, Y. (2013). Antisipasi lonjakan
penumpang stasiun Malang tambah dua
KA. Diakses pada 5 Februari 2014,
dari
http://regional.kompas.com/read/20
13/07/23/1609358/Antisipasi.Lonja
kan.Penumpang.Stasiun.Malang.Ta
mbah.Dua.KA
Widianto, E. (2013). Libur akhir tahun,
kereta menuju Malang ludes. Diakses
pada 5 Februari 2014, dari
http://www.tempo.co/read/news/20
13/12/25/090540008/Libur-Akhir-
Tahun-Kereta-Menuju-Malang-
Ludes
Page 20
20
Ishommudin. (2013). Setelah lebaran, tarif
KA ekonomi turun 50 persen. Diakses
pada 5 Februari 2014, dari
http://www.tempo.co/read/news/20
13/07/05/173493800/Setelah-
Lebaran-Tarif-KA-Ekonomi-
Turun-50-Persen
Wadrianto, G. K. (2013). Tarif KA
Matarmaja naik, LBH Malang pidanakan
PT
KAI. Diakses pada 5 Februari 2014,
dari
http://regional.kompas.com/read/20
13/03/20/16464848/Tarif.KA.Mata
rmaja.Naik..LBH.Malang.Pidanaka
n.PT.KAI.
Rizki, F. (2013). Tiket KA Matarmaja
melambung, LBH akan somasi PT KAI.
Diakses pada 5 Februari 2014, dari
http://www.aktual.co/nusantara/17
4416tiket-ka-ekonomi-melambung-
lbh-akan-somasi-pt-kai
Lebaran, belasan kereta api molor dari
jadwal. (2014). Diakses pada 5 Februari
2014, dari
http://www.jpnn.com/read/2014/07
/30/248994/Lebaran,-Belasan-
Kereta-Api-Molor-dari-Jadwal
Zahroni. (2014). Penumpang ngeluh,
pedagang asongan masih banyak di
kereta.
Diakses pada 5 Februari 2014, dari
http://harianterbit.com/read/2014/0
9/15/8275/32/21/Penumpang-
Ngeluh-Pedagang-Asongan-Masih-
Banyak-di-Kereta
Sismanto, A. (2014). Tiket KA ekonomi
jarak jauh naik 100%. Diakses pada 5
Februari 2014, dari
http://ekbis.sindonews.com/read/87
5505/34/--1403259856
Hastanto, J. D. (2014). Dua remaja tewas
tersambar sepur Matarmaja. Diakses
pada 5 Februari 2014, dari
http://www.suaramerdeka.com/v1/i
ndex.php/read/news/2014/06/24/20
7004/Dua-Remaja-Tewas-
Tersambar-Sepur-Matarmaja
Sasangka, B. A. (2012). Mulai 1 desember,
semua KA ekonomi non-ac pakai tarif
sama. Diakses pada 5 Februari
2014, dari
http://www.solopos.com/2012/10/1
1/tarif-baru-ka-mulai-1-desember-
semua-ka-ekonomi-non-ac-pakai-
tarif-sama-338002
Page 21
21
Yuniar, M & Anam, K. (2014). KAI
pasrah subsidi kereta ekonomi bakal
dicabut.
Diakses pada 5 Februari 2014, dari
http://www.tempo.co/read/news/20
14/09/25/090609502/KAI-Pasrah-
Subsidi-Kereta-Ekonomi-Bakal-
Dicabut
www.kereta-api.co.id
Agmasari, S. (2014). Diantar Matarmaja
(Malang part 1). Diakses pada 12
Desember 2014, dari
http://silvitaagmasari.blogspot.com
/2014/06/diantar-matarmaja-
malang-part-i.html
Tunnida, I. (2013). My trip by Matarmaja.
Diakses pada 12 Desember 2014, dari
http://lifeofagirl-
nida.blogspot.com/2013/10/my-
trip-by-matarmaja-part-iv.html
Simms. C dan Trott. P. (2007). An analysis
of the repositioning of the “BMW
Mini” brand. Product & brand
management, 16/5, 297-309.
Ampuero, O & Vila, N. (2006). Consumer
perceptions of product packaging.
Consumer marketing, 23/2, 102-
114.