PERSEPSI GURU TERHADAP UNDANG-UNDANG RI N0. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, GOLONGAN JABATAN DAN KULTUR SEKOLAH Studi Kasus Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun Oleh : DINA KURNIASTUTI 021334 084 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 SKRIPSI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Embed
PERSEPSI GURU TERHADAP UNDANG -UNDANG RI N0. … · · 2017-12-18Kita adalah pelukis dari potret diri kita masing -masing. ... Universi tas Sanata Dharma ... A. Jenis Penelitian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERSEPSI GURU TERHADAP UNDANG-UNDANG RI N0. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DITINJAU DARI
TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, GOLONGAN JABATAN DAN KULTUR SEKOLAH
Studi Kasus Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh :
DINA KURNIASTUTI
021334 084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Kita adalah pelukis dari potret diri kita masing-masing. Kita
akan menjadi apa nantinya ditentukan oleh sikap kita,
perbuatan kita dan segala sesuatu yang kita pelajari.
(Mary-Ellen Drummond)
Ku Persembahkan Karya ini Untuk : 0. Bapak Ibuku yang tercinta 1. Suami dan ke-2 anakku yang
tersayang 2. Keluargaku yang terkasih 3. Nusa dan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 03 April 2007
Penulis
Dina Kurniastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DITINJAU DARI
TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, GOLONGAN JABATAN, DAN KULTUR SEKOLAH
Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA di Kabupaten Sleman
Dina Kurniastuti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru; (3) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan; (4) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Sleman pada bulan Desember 2006. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 1516 guru. Sampel penelitian berjumlah 336 guru. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan (F hitung = 2,768 > F tabel = 2,6318); (2) ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru (F hitung = 2,864 > Ftabel = 2,6318); (3) ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan (F hitung = 2,771 > F tabel = 2,0455); (4) ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah (F hitung = 18,273 > F tabel = 2,3989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
TEACHER’S PERCEPTION TOWARD RI CONSTITUTION NO.14, 2005 ABOUT LECTURER AND TEACHER VIEWED FROM THE
EDUCATIONAL LEVEL, TEACHERS’ STATUS, OFFICIAL CATEGORY AND SCHOOL CULTURE
A Case Study : Senior High School Teachers in Sleman Regency
Dina Kurniastuti Sanata Dharma University
2007
The purposes of this research were to know whether or not there were any differences of teachers’ perception toward RI. Constitution No. 14, 2005 about lecturer and teacher viewed from : 1) the educational level; 2) teachers’ status; 3) official categori; 4) school culture. This research was conducted at private and public senior high schools in Sleman Regency during December 2006. The method of data collection was documentation and questionnaire. The population of this research was 1516 teachers. The samples of this research were 336 teachers. The technique of sampling taken was purposive sampling. The technique of data analysis was F test. The results of this research showed that: (1) there was a difference of teachers’ perception toward RI. Constitution No. 14, 2005 about lecturer and teacher viewed from the educational level (Fcount = 2,768 > Ftable = 2,6318); (2) there was a difference of teachers’ perception toward RI. Constitution No. 14, 2005 about lecturer and teacher viewed from teachers’ status (Fcount = 2,864 > Ftable = 2,6318); (3) there was a difference of teachers’ perception toward RI. Constitution No. 14, 2005 about lecturer and teacher viewed from official category (Fcount = 2,771 > Ftable = 2,0455); (4) there was a difference of teachers’ perception toward RI. Constitut ion No. 14, 2005 about lecturer and teacher viewed from school culture (Fcount = 18,273 > Ftable = 2,3989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah
selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk mem,enuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan
Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan
berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
1. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
2. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,
dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skipsi ini.
4. Bapak Ibu guru di SMA negeri dan swasta se Kabupaten Sleman yang telah
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak Ngadiyo, S.Pd. dan ibu ku Siti Sudarmiyati, S.Pd. yang dengan sabar
memberikan dorongan, nasehat dan selalu berdoa untuk penulis.
6. Suamiku tercinta Priyo Siswanto yang dengan sabar menemani, memberikan
dorongan dan tidak lupa memberi semangat penulis.
7. Temanku Yunatan Arie angkatan 2001, yang telah menjadi teman seperjuangan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-temanku angkatan 2002 Pendidikan Akuntansi B, Fransiska Eka
(Tea-us), Kris Suminar (Kris-sum), Elisabeth Yuli P. (Elly), Theresia Yuanditha
(Dhita), de’ Herlina N.K (Ci-Plux) dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung yang berarti dalam penulisan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan dan bantuannya mendapat imbalan yang sepantasnya dari
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Yogyakarta, April 2007
Penulis
Dina Kurniastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………….…….… I HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………..ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..iii MOTTO……………………………………………………………………………....iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………………v ABSTRAK……………………………………………………………………………vi ABSTRACT…………………………………………………………………………vii KATA PENGANTAR………………………………………………………………viii DAFTAR ISI………………………………………………………………………….x DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..xiv DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………...xv BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 1
A. Batasan Masalah…………………………………………………………. 6
A. Rumusan Masalah………………………………………………………...7
A. Tujuan Penelitian……………………………………………………….…7
A. Manfaat Penelitian………………………………………………………. .8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persepsi……………………………………………………. ..10
A. Guru……………………………………………………………………. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
A. Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan dosen………….……………………………………………………. 20
A. Tingkat Pendidikan………………………………………………………24
A. Status Guru………………………………………………………………26
A. Golongan Jabatan………………………………………………….……..27 .
A. Kultur Sekolah…………………………………………………………...28
A. Kerangka Berpikir……………………………………………………….32 BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………..40
A. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………………..40
A. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………40
A. Variabel Penelitian dan Pengukurannya…………………………………41
Lampiran 8. Daftar Tabel Statistik…………………………………………...177
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian…………………………………………….184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
. Latar Belakang Masalah
Buramnya wajah pendidikan Indonesia dicerminkan dari rendahnya mutu
pendidikan, rendahnya angka indeks mutu sumber daya manusia, dan rendahnya
daya saing bangsa. Rendahnya mutu pendidikan tentu bukan semata-mata
disebabkan mutu kependidikan. Ada banyak faktor lain yang cukup dominan
menentukan tinggi rendahnya mutu pendidikan suatu bangsa, antara lain:
kesejahteraan tenaga kependidikan, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan,
perlindungan tenaga kependidikan, dan lain- lain.
Kehadiran Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
dimaksudkan sebagai landasan hukum kebijakan pemerintah pusat dan daerah di
masa yang akan datang termasuk penyelenggara pendidikan. Undang-undang
tersebut menjadi payung hukum untuk menata dan membangun hari depan guru
dan dosen menjadi tenaga profesional dan bermartabat. Tenaga guru dan dosen
diharapkan sejalan dengan tuntutan mutu akademik pada satuan-satuan
pendidikan.
Di Indonesia, usulan perbaikan kesejahteraan guru memang bergulir tanpa
kejelasan. Undang-undang guru dan dosen, yang dinanti oleh jutaan guru di
seluruh pelosok negeri akhirnya disahkan pada tanggal 06 Desember 2005 lalu.
Undang-undang ini akan memberi perlindungan atas hak dan kewajiban profesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan jaminan peningkatan kesejahteraan guru. Undang-undang tersebut secara
eksplisit menyebutkan bahwa peningkatan gaji guru paling sedikit dua kali lipat
dari PNS non guru untuk golongan, pangkat, dan masa kerja yang sama.
Tunjangan profesi guru sebesar 50% dari gaji pokok, serta tunjangan khusus
untuk guru di daerah terpencil (gurcil) atau di daerah khusus besarnya seratus
persen dari gaji pokok.
Berdasarkan undang-undang tersebut posisi guru sebagai sebuah profesi
akan mendapatkan perlindungan hukum dan kesejahteraan guru semakin terjamin.
Karenanya, sudah saatnya guru-guru di Indonesia harus bersiap-siap memasuki
era dan semangat baru, yakni berkonsentrasi untuk meningkatkan kualitas kinerja
secara profesional, tanpa harus berpikir mencari penghasilan lain dengan cara
mencari pekerjaan sampingan. Hal demikian tentu sumbangan guru akan lebih
besar bagi bangsa untuk bangkit dari keterpurukan, menjadi bangsa yang cerdas,
maju, mandiri, sejahtera dan berbudaya serta memiliki daya saing dalam tataran
pergaulan internasional.
Akankah kesejahteraan guru seperti yang tercantum dalam undang-undang
itu terealisasi? Hal itu tentu tergantung kepada kemampuan pemerintah.
Meskipun demikian pemerintah diharapkan dapat merealisasikannya meski secara
bertahap, misalnya dimulai dengan meningkatkan tunjangan profesi. Kemudian,
jika anggaran sudah memungkinkan barulah pada peningkatan gaji pokok.
Pemerintah dapat secara bertahap meningkatkan anggaran pendidikan hingga
sebesar 20% pada APBD sesuai amanat UUD 1945 dan UU Nomor 20 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2003 tentang Sisdiknas agar undang-undang guru dan dosen tidak mengalami
hambatan dalam pelaksanaannya.
Pasal-pasal dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen sangat
ideal untuk membentuk guru dan dosen yang profesional sekaligus terpenuhi hak-
haknya. Salah satu unsur yang mendukung adalah dengan adanya sertifikasi. Uji
sertifikasi pendidik merupakan kontrol kualitas calon pendidik, sehingga setiap
orang yang memiliki sertifikasi pendidik telah dinilai dan diyakini mampu
melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih peserta didik. Sertifikasi ini
akan menimbulkan dampak positif terhadap profesi guru di tanah air. Selain
meningkatkan kualitas guru juga ada pengakuan dari pemerintah terhadap profesi
guru. Sertifikasi mengajar ini sangat penting dimiliki oleh para pendidik.
Berdasarkan hasil sertifikasi, guru dan dosen bisa mendapatkan berbagai fasilitas
terutama yang berhubungan dengan tunjangan yang akan diperoleh. Upaya yang
harus ditempuh guru untuk mendapatkan sertifikasi ini cukup sulit karena harus
memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut antara lain: setiap pengajar
baik guru maupun dosen harus mempunyai kualifikasi akademis yaitu minimal
mempunyai ijasah D4 atau S1, guru pernah mengikuti mata kuliah dasar keguruan
minimal 36 SKS dan guru harus berhasil dalam uji kompetensi sebagai seorang
pengajar.
Latar belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik yang
dimiliki oleh guru. Latar belakang guru di sekolah dengan demikian dapat
menjadi ukuran kualitas guru. Tidak semua guru di sekolah mempunyai latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
belakang pendidikan yang memadai (D4/S1). Banyak guru dengan tingkat
pendidikan DII dan DIII menjadi guru di sekolah. Sejalan dengan tuntutan
undang-undang, diduga kuat perbedaan tingkat pendidikan guru ini akan
menyebabkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap undang-undang
akan berbeda.
Golongan jabatan guru ditentukan dari tingkat pendidikan, jam mengajar,
prestasi, masa kerja dan sebagainya. Kenaikan golongan jabatan guru non PNS
dan guru PNS berbeda, guru PNS berdasarkan pada masa kerja sedangkan guru
non PNS berdasarkan jam mengajar. Semakin tinggi golongan jabatan seorang
guru maka semakin tinggi gaji yang akan diterimanya sehingga kesejahteraannya
dapat terjamin. Sejalan dengan tuntutan undang-undang, diduga kuat perbedaan
golongan jabatan guru ini akan menyebabkan cara pandang guru atau persepsi
guru terhadap undang-undang akan berbeda.
Status guru merupakan kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam
suatu sistem sosial. Guru dengan status non PNS akan termotivasi untuk
mendapatkan sertifikasi dibandingkan guru PNS sebab guru yang memiliki
sertifikasi akan memperoleh tunjangan fungsional sehingga guru non PNS yang
gajinya terbilang relatif rendah akan mempunyai tambahan pendapatan. Sejalan
dengan tuntutan undang-undang, diduga kuat perbedaan status guru ini akan
menyebabkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap undang-undang
akan berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Persepsi guru juga bisa dibentuk dari kebudayaan tempat tinggalnya, karena
kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu merupakan salah satu faktor
yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang
dan memahami keadaan di dunia ini. Salah satunya adalah dipengaruhi oleh
kultur sekolah yaitu suatu nilai yang dianut oleh sekolah yang mempengaruhi
tumbuh dan berkembangnya guru. Pada kultur sekolah yang bercirikan power
distance kecil, persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen
diduga lebih positif dibandingkan dengan power distance besar. Sebab perbedaan
kekuasaan antara atasan dan bawahan sama serta sistem hirarki bukan merupakan
dasar dan hanya sebatas aturan yang berbeda. Sedangkan pada kultur sekolah
yang bercirikan power distance besar memiliki karakteristik yang sebaliknya.
Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan individualism,
persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen diduga lebih
positif dibandingkan dengan guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan
collectivism, sebab guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan individualism
sistem kerja yang dianut adalah sistem kerja individual sehingga baik buruknya
kerja tergantung pada guru sendiri. Sedangkan pada kultur sekolah yang
bercirikan collectivism memiliki karakteristik yang sebaliknya.
Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan masculinity
persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen diduga lebih
posit if dibandingkan dengan guru pada sekolah yang bercirikan femininity, sebab
guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan masculinity, cara mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
masalah akan lebih tegas. Sedangkan pada kultur sekolah yang bercirikan
femininity memiliki karakteristik yang sebaliknya.
Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan uncertainty
avoidance kuat, persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen
diduga lebih positif dibandingkan dengan guru yang berasal dari sekolah yang
bercirikan uncertainty avoidance lemah, sebab guru dengan uncertainty
avoidance kuat suka bekerja keras. Sedangkan pada kultur sekolah yang
bercirikan uncertainty avoidance lemah memiliki karakteristik yang sebaliknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut terutama karena telah disahkannya UU
RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang akan mewujudkan harapan
para pendidik khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian, dengan judul “Persepsi Guru Terhadap
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau
Dari Tingkat Pendidikan, Status Guru, Golongan Jabatan dan Kultur
Sekolah”, studi kasus pada guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten
Sleman.
A. Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap Undang-Undang
RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Penelitian ini memfokuskan pada
tingkat pendidikan guru, status guru, golongan jabatan guru dan kultur sekolah.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
juga ada banyak aspek, tetapi dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada
bab empat bagian pertama dari UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru yaitu
kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi, bagian kedua tentang hak dan kewajiban.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan guru?
2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru?
3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan guru?
4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari pendidikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan guru.
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Pemerintah
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan
yang berkaitan dengan profesi guru, khususnya yang berkaitan dengan
kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi serta hak dan kewajiban guru yang
dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk
memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk
menjadi guru yang profesional.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan pengetahuan dan memberikan pengalaman yang
bermanfaat terutama mengenai profesi guru yang erat kaitannya dengan
kesejahteraan dan penghargaan terhadap profesi guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk penelitian-
penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran
yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.
5. Bagi Universitas
Dapat memberi tambahan informasi khususnya tentang profesi guru, sebagai
penyelenggara pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berkualifikasi
sebagai tenaga pengajar dan dapat memberikan tambahan referensi penelitian
yang ada di perpustakaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara
obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya
ukuran, warna dan bentuk (Winkel, 1986:161). Menurut Masidjo (1995:96), tingkah
laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi
yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri
fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam
suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan
antara rangsangan-rangsangan yang ada. Menurut Mahfudh Shalahuddin (1991:73),
persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu
yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.
Menurut Bimo Walgito (1994:53), persepsi merupakan suatu proses yang didahului
oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya. Supaya individu dapat menyadari dan dapat
mengadakan persepsi maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :
0. Adanya objek yang dipersepsi
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus
dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat datang dari
dalam yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai
reseptor.
0. Alat indera atau reseptor
Yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus, dan ada pula syaraf sensoris
sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan
syaraf otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respons
diperlukan syaraf motoris.
0. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula adanya
perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi, maka untuk
mengadakan persepsi ada syarat yang bersifat fisik atau kealaman, fisiologis dan
psikologis.
Persepsi seseorang sering dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (Miftah Tohha
dalam Yulianti, 2005:7) :
0. Psikologi
Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi
oleh keadaan psikologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1. Keluarga
Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah keluarga. Orang tua telah
mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan
di dunia ini banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka diturunkan kepada anak-
anak mereka.
2. Kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor
yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan
memahami keadaan di dunia ini.
Menurut Irwanto (1988:76) persepsi lebih bersifat psikologis daripada
merupakan proses penginderaan, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi, yaitu :
a. Perhatian yang selektif
Individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu sehingga
obyek-obyek atau gejala-gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai obyek
pengamat.
b. Ciri-ciri rangsang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik
perhatian. Demikian juga rangsang yang besar di antara yang kecil, yang kontras
dengan latar belakangnya dan yang intensitas rangsangnya paling kuat.
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dibandingkan orang
yang bukan seniman. Anak pada golongan ekonomi rendah menganggap satu
keping uang logam bernilai besar dibanding dengan anak orang kaya.
d. Pengalaman terdahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang
mempersepsi dunianya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
persepsi merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginter
pretasikan dan mengevaluasi obyek atau subyek lain yang dipersepi, menyangkut sifat-
sifatnya, kualitasnya dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai
obyek atau subyek yang dipersepsikan.
A. Guru
1. Pengertian Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Guru adalah seorang pekerja profesional yang diberi tugas, wewenang dan
tanggung jawab oleh atasan yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di
sekolah, khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar atau kegiatan
instruksional dari mata pelajaran yang diampunya. Untuk melaksanakan tugas
tersebut secara bertanggung jawab, seorang guru wajib memiliki berbagai
kemampuan dasar keguruan. Kemampuan dasar keguruan yang dimaksud meliputi
kemampuan dasar personal-sosial dan kemampuan dasar profesional (Masidjo,
1995:10). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Sardiman
(1986:123-125) guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar
mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan. Untuk dapat melakukan peranan dan
melaksanakan tugas serta tanggungjawabnya, guru memerlukan syarat-syarat
tertentu yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Persyaratan administratif
Meliputi soal kewarganegaraan (warga negara Indonesia), umur (sekurang-
kurangnya 18 tahun), berkelakuan baik, mengajukan permohonan serta
ketentuan lain sesuai dengan kebijakan yang ada.
2. Persyaratan teknis
Persyaratan teknis yang bersifat formal yaitu harus berijasah pendidikan guru.
Syarat yang lain adalah menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendisain
program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan
pendidikan/ pengajaran.
3. Persyaratan psikis
Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis antara lain sehat rohani,
dewasa dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar,
ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani
bertanggungjawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian.
4. Persyaratan fisik
Meliputi berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mungkin mengganggu
pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit menular. Dalam persyaratan
ini juga termasuk kerapian dalam berpakaian dan kebersihan.
2. Hak dan Kewajiban Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, guru sebagai
seorang pendidik mempunyai hak untuk memperoleh (Undang-Undang
Sisdiknas,2003):
a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
c. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan perkembangan kualitas
d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual
e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaraan pelaksanaan tugas.
Selain itu guru sebagai seorang pendidik, juga mempunyai kewajiban untuk
(Undang-Undang Sisdiknas, 2003):
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis.
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan
c. Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
3. Peranan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Peter F. Oliver dalam Piet A. Sahertian (1990:36), guru
mempunyai peranan sebagai berikut :
a. Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai informasi
disebut juga sebagai penceramah pada zaman itu.
b. Guru sebagai orang sumber (resource person). Guru dianggap sebagai manusia
sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak
didik.
c. Guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar,
memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.
d. Guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan
siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa,
menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.
e. Guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan sebagai
master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala
untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala
sehingga semua berpartisipasi bersama.
f. Guru sebagi tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam
cara.
g. Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang
disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
h. Guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan
dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar
menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan
mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.
i. Guru sebagai penyusun program. Guru merancangkan pelajaran. Menyusun
desain mengajar di mana siswa dapat belajar baik secara individual maupun
secara kelompok.
j. Guru dapat juga berperan sebagai manipulator (pengubah lingkungan belajar).
Guru dapat menciptakan iklim belajar, melalui berbagai stimulus, seperti
penguatan (reinforcement). Sehingga siswa mengalami perubahan tingkah laku.
4. Kode Etik Guru
Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan
tuhas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia
berpedoman pada kode etik guru yang berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117) :
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan binbingan dan pembinaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya.
g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial.
h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
5. Prinsip Guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen, profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan
khusus yang dilaksanankan berdasarkan prinsip sebagai berikut :
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketagwaan dan berakhlak mulia.
c. Memiliki kualifikasi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
e. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
f. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
g. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
h. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen
diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis,
berkeadilan, tidak diskriminatif dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa dan kode etik
profesi.
B. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen
Dipandang dari sudut kekuatan hukumnya, undang-undang adalah sumber hukum
yang terpenting dan terutama. Undang-undang adalah peraturan yang ditetapkan oleh
presiden dengan persetujuan (bukan disahkan) Dewan Perwakilan Rakyat (Iman
Soepomo, 1972:20). Undang-Undang No. 14 tahun 2005 ini merupakan undang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
undang yang mengatur tentang guru dan dosen. Di dalam undang-undang tentang guru
dan dosen ini berisi beberapa bab. Salah satu bab diantaranya yang akan dibahas
adalah bab yang ke IV yaitu guru. Bab ini mempunyai sembilan bagian, namun penulis
membatasi hanya pada bagian pertama yaitu kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi,
bagian kedua yaitu hak dan kewajiban. Isi dari pasal-pasal yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :
1. Bagian Kesatu : Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi
Seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani adalah
kondisi kesehatan fisik mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugas
dengan baik. Kondisi kesehatan fisik dan mental tersebut ditujukan kepada
penyandang cacat. Sedangkan kualifikasi akademik dapat diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Kompetensi guru
itu sendiri dapat diperoleh melalui pendidikan profesi, antara lain :
a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik.
b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran luas
dan mendalam.
d. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Sertifikat pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, yang dilaksanakan
secara objektif, transparan dan akuntabel. Semua orang yang telah memperoleh
sertifikat pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru
pada satuan pendidikan tertentu.
2. Bagian Kedua : Hak dan Kewajiban
Dalam melaksanakan tugas profesionalnya, guru berhak memperoleh
penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum yaitu pendapatan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup guru dan keluarga secara wajar, baik sandang, pangan,
papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan jaminan hari tua serta jaminan
kesejahteraan sosial. Selain itu juga berhak mendapatkan promosi dan penghargaan
sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; memperoleh perlindungan dalam
melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual; memperoleh kesempatan
untuk meningkatkan kompetensi; memperoleh dan memanfaatkan sarana dan
prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaraan tugas keprofesionalan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah
pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan; memperoleh rasa
aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas; memiliki kebebasan
untuk berserikat dalam organisasi profesi; memiliki kesempatan untuk berperan
dalam penentuan kebijakan pendidikan; memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau
memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Di sisi lain, guru juga berkewajiban untuk merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran; meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni; bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar
belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru serta
nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
C. Tingkat Pendidikan
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman. Jenjang pendidikan adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,
tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Ada 3 jenis pendidikan
dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ini yaitu :
1. Pendidikan formal
Yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan
Perguruan Tinggi
2. Pendidikan nonformal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang. Misalnya berbentuk kursus-kursus.
3. Pendidikan informal
Yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Winkel (1986:160)
Pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak terencana dan
tersusun secara tegas dan tidak sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama
dalam keluarga.
Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK) mempunyai empat macam
program pendidikan guru (Piet A. Sahertian, 1994 : 68) yaitu :
1. Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1) dengan lama studi 4-7 tahun.
2. Program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 Tahun (S2)
3. Program Doktor dengan lama studi 8-11 tahun (S3)
4. Program Non Gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut :
a. program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun
b. Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun
c. Program diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun
Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada mereka yang
berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada
berbagai tingkatan sekolah. Program akta mengajar ini terdiri atas:
1. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah
memperoleh 60 Sks dalam bidang non kependidikan.
3. Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester setelah
memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan.
4. Akta IV dengan beban kresit 20 SKS ditempuh selama dua semester setelah
memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan.
5. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki 160 SKS
bidang studi di luar kependidikan.
D. Status Guru
Guru meliputi semua orang di sekolah-sekolah yang bertanggung jawab dalam
pendidikan para murid. Status (kedudukan) yang dipergunakan dalam hubungannya
dengan guru-guru berarti martabat atau penghargaan yang diberikan kepada mereka,
sebagai tingkat pengakuan atas pentingnya fungsi mereka serta atas kemampuan
mereka dalam melakukannya dan persyaratan kerja, penggajian serta keuntungan-
keuntungan materi lainnya yang diberikan kepada mereka dibandingkan dengan
golongan-golongan karya lainnya.
Menurut Piet A. Sahertian (1994:10) yang dimaksud dengan status guru adalah
kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam suatu sistem sosial. Di dalam
pendidikan, status guru itu terdiri atas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Guru Negeri adalah guru yang diangkat dan bekerja dalam suatu instansi milik
pemerintah, guru yang diperkerjakan di suatu instansi swasta tetapi tetap digaji oleh
negara.
b. Guru swasta adalah guru yang diangkat oleh suatu yayasan tertentu dan digaji oleh
yayasan atau lembaga tersebut. Guru swasta masih dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok seperti :
- Guru Honorer adalah guru yang bekerja karena diangkat oleh yayasan atau
lembaga tertentu dan digaji oleh yayasan tersebut tetapi belum mengajar penuh
atau dapat dikatakan sebagai guru bantu.
- Guru Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan dan sudah
berstatus sebagai guru tetap dari yayasan.
- Guru Tidak Tetap Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan
tetapi statusnya belum tetap.
E. Golongan Jabatan
Jabatan atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan
terakhir guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Jenjang kepangkatan menurut golongan ruangnya adalah sebagai berikut (Booklet
Kepegawaian, 2003:20) :
1. I/a : Juru Muda
2. I/b : Juru Muda Tingkat I
3. I/c : Juru
4. I/d : Juru Tingkat I
5. II/a : Pengatur Muda
6. II/b : Pengatur Muda Tingkat I
7. II/c : Pengatur
8. II/d : Pengatur Tingkat I
9. III/a : Penata Muda
10. III/b : Penata Muda Tingkat I
11. III/c : Penata
12. III/d : Penata Tingkat I
13. IV/a : Pembina
14. IV/b : Pembina Tingkat I
15. IV/c : Pembina Utama Muda
16. IV/d : Pembina Utama Madya
17. IV/e : Pembina Utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
F. Kultur Sekolah
1. Pengertian Kultur Sekolah
Hofstede (1994:5) mengartikan kultur sebagai :
“A collective phenomenon, because it is at least partly shared with people
who live or lived within the same social environment, which is there it was
learned. It is collective programming of the mind which distinguishes the
members of the one group or category of people from another”.
Kultur merupakan bentuk pemprograman mental secara kolektif yang
membedakan anggota kelompok satu dengan kelompok yang lainnya dalam pola
pikir, perasaan dan tindakan anggota suatu kelompok. Hofstede (1994:4) menyebut
kultur sebagai: “software of the mind”. Substansi perbedaan tersebut lebih
tampak pada praktik kultur dari pada nilai-nilai. Sebagai bentuk pemprograman
mental secara kolektif, kultur cenderung sulit berubah, kalaupun berubah akan
membutuhkan waktu yang lama dan perlahan-lahan.
Berdasarkan pengertian kultur menurut Antropolog Clifford Geertz dalam
Siti Sumarni (2005), kultur sekolah dideskripsikan sebagai pola nilai, norma, sikap
hidup, ritual dan kebiasaan yang baik dalam lingkungan sekolah, sekaligus cara
memandang persoalan dan memecahkannya. Ini bermakna bahwa secara alami
kultur akan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikut dan sekolah didesain
untuk memperlancar proses tranmisi kultural antar generasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sekolah merupakan lembaga utama yang didesain untuk memperlancar
proses transmisi kultural antar generasi tersebut. Merujuk pada konteks organisasi
menurut Depdiknas dalam Dapiyanta (2002:92) kultur adalah kualitas kehidupan
yang diwujudkan dalam aturan-aturan atau norma, tata kerja, kebiasaan, gaya
seorang anggota. Kualitas itu tumbuh dan berkembang sesuai nilai-nilai dan spirit
atau keyakinan yang dianut oleh organisasi. Kultur dapat dipahami dari dua sisi yaitu
batiniah dan lahiriah. Dari sisi batiniah kultur berupa nilai, prinsip, semangat dan
keyakinan yang dianut oleh organisasi. Adapun pada sisi lahiriah kultur berupa
aturan atau prosedur yang mengatur hubungan antar anggota organisasi baik formal
maupun informal, prosedur kerja yang harus diikuti pemimpin dan anggota
organisasi, kebiasaan kerja yang dimiliki keseluruhan anggota organisasi, symbol,
image dan sebagainya.
Kultur sekolah diartikan sebagai kualitas kehidupan sebuah sekolah yang
tumbuh dan berkembang berdasarkan nilai atau spirit yang dianut sekolah tersebut.
Kualitas ini berwujud dalam bentuk bagaimana keseluruhan anggota sekolah,
kepala sekolah, para guru, para tenaga kependidikan bekerja, belajar dan
berhubungan satu sama lainnya, sebagaimana telah menjadi tradisi sekolah. Jadi
sesuai dengan hal yang terkait dengan kultur, maka kultur sekolah bisa diartikan
sebagai suatu nilai yang dianut oleh sekolah yang mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya kualitas kehidupan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menurut Dapiyanta (2002:93), kultur sekolah ialah perilaku lahir batin dari
komunitas sekolah dalam menjalankan kehidupan sekolah yang berpola dan
mentradisi. Mentradisi disini tidak berarti berhenti, melainkan dinamis, selalu
berproses. Menurut Arief Ahmad (2005) kultur sekolah yang positif dapat
menghasilkan produk kultur yang baik seperti peningkatan kinerja individu dan
kelompok, peningkatan kinerja sekolah dan institusi, terjamin hubungan yang sinergi
antara warga sekolah, timbul iklim akademik yang baik serta interaksi yang
menyenangkan. Kultur sekolah yang kondusif akan tercermin dalam organisasi
sekolah, deskripsi tugas sekolah, kebijakan, aturan, tata tertib sekolah,
kepemimpinan dan hubungan serta penampilan fisik.
Berdasarkan pengertian kultur tersebut diatas, kultur sekolah dapat
dideskripsikan sebagai pola nilai-nilai, norma-norma, sikap, ritual, mitos dan
kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah. Kultur
sekolah tersebut sekarang ini dipegang bersama baik oleh kepala sekolah, guru, staf
administrasi maupun siswa, sebagai dasar mereka dalam memahami dan
memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah.
Dimensi-dimensi yang terdapat dalam kultur sekolah yaitu dimensi power
distance (jarak kekuasaan) merupakan tingkat dalam nama kekuasaan anggota
institusi didistribusikan secara berbeda. Dimensi individualism menggambarkan
suatu masyarakat dimana pertalian atar individu cenderung memudar. Dimensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
collectivism menunjukkan suatu kondisi kelompok dimana individu sejak lahir
diintegrasikan secara kuat sehingga mereka menjadi sangat loyal. Dimensi
masculinity menunjukkan suatu kelompok dimana peran sosial gender terdapat
perbedaan yang jelas. Dimensi femininity menunjukkan masyarakat dimana
individu akan merasa terancam dalam suatu ketidakpastian. Pada sekolah, dimensi
power distance (jarak kekuasaan) mencakup indikator yaitu perbedaan kekuasaan
antara atasan dan bawahan, tingkat pengawasan, sistem penggajian, hubungan
antara atasan dan bawahan didukung inisiatif atasan. Dimensi collectivism vs
individualism mencakup dasar hubungan atasan dan bawahan, sistem manajemen
kerja yang dianut dan pemberian gaji didasarkan pada keterampilan dan aturan.
Dimensi femininity vs masculinity mencakup indikator guru mampu mengatasi
masalah; atasan tegas, yakin dan penuh inisiatif; mempunyai filosofi hidup untuk
bekerja; dan memecahkan masalah dengan musyawarah. Dimensi uncertainty
avoidance mencakup anggota sekolah yang suka bekerja keras, waktu adalah
uang, penghargaan terhadap ide dan sikap, motivasi dengan keamanan dan
penghargaan atau rasa memiliki serta ketelitian dan ketepatan waktu datang dengan
alamiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
G. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Guru Terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Cara pandang guru terhadap undang-undang sangat dipengaruhi oleh
tingkat pendidikannya. Antara guru yang satu dengan guru yang lain akan
mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Tingkat pendidikan guru yang
dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai untuk dapat melaksanakan
tugas profesinya sebagai seorang guru. Tingkat pendidikan formal mencakup SD,
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Untuk dapat menjadi seorang guru saat ini
minimal harus berpendidikan D2, sebab pada umumnya guru-guru saat ini
berpendidikan D2, D3, D4/S1 dan S2. Sedangkan guru-guru lama yang masih
berpendidikan terakhir SPG atau yang setaranya, pemerintah memberikan
kesempatan untuk melanjutkan studinya.
Pada umumnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi
tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin luas wawasan serta
pengetahuannya pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang ingin
diraihnya. Selain itu juga semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka guru tersebut
akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan
prestasi disekolah seperti membuat karya tulis, menulis buku, dan sebagainya. Guru
dengan pendidikan S1 akan memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dan keterampilan yang lebih mantap dibandingkan dengan guru yang berpendidikan
D3. Dengan semakin luasnya wawasan, keinginan yang tinggi untuk
mengembangkan prestasi, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan
keterampilan yang berbeda ini maka pandangan guru terhadap undang-undang
tentang guru dan dosen akan berbeda pula. Cara pandang inilah yang secara tidak
langsung akan mempengaruhi guru dalam memandang undang-undang tentang guru
dan dosen.
Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
Ha1 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan.
1. Persepsi Guru Terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Ditinjau dari Status Guru
Guru yang bekerja dalam suatu instansi tertentu akan mempunyai persepsi
yang berbeda-beda terhadap undang-undang tentang guru dan dosen ini. Sebab
guru yang bekerja di suatu instansi atau sekolah baik negeri maupun swasta
mempunyai status yang berbeda-beda. Ada guru swasta yang berstatus sebagai
guru tetap tetapi ada juga yang berstatus diperkerjakan oleh pemerintah dan ada
guru yang masih berstatus honorer. Demikian juga guru-guru yang bekerja di
sekolah negeri ada yang sudah menjadi guru tetap, ada yang masih menjadi guru
tidak tetap dan ada yang menjadi guru bantu atau guru honorer. Guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
berstatus non PNS akan menjalankan tugasnya lebih berat dibandingkan guru yang
PNS karena status guru non PNS ditentukan juga dengan prestasi dan jam
mengajar, sedangkan guru PNS akan lebih ringan karena status yang sudah pasti
dan adanya kenaikan pangkat yang berkala. Guru di sekolah swasta yang berstatus
non PNS akan menjalankan tugasnya sungguh-sungguh karena kelangsungan hidup
sekolah akan sangat tergantung dari guru-guru di sekolah tersebut, sedangkan guru
PNS akan lebih ringan karena guru tersebut dijamin oleh pemerintah. Dengan
adanya sertifikasi dimungkinkan guru yang berstatus non PNS akan berpandangan
lebih positif terhadap undang-undang tentang guru dan dosen dibandingkan dengan
guru PNS. Walaupun gaji yang diterima oleh guru yang non PNS terbilang relatif
lebih rendah dari guru PNS tetapi, jika guru tersebut mempunyai sertifikasi maka
secara otomatis guru non PNS yang bersertifikasi mempunyai tambahan
pendapatan seperti berbagai tunjangan yang didapatkan dari kepemilikan sertifikasi
tersebut, misalnya tunjangan fungsional. Sehingga guru-guru tersebut termotivasi
untuk mendapatkan sertifikasi, di lain pihak kualitas pendidikan juga akan
mengalami peningkatan sebab guru yang sudah memegang sertifikasi merupakan
guru yang sudah berkompetensi dan mendapatkan pengakuan sebagai tenaga
profesional. Dari segi inilah persepsi setiap guru ditinjau dari statusnya akan nampak
perbedaannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Ha2 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari status guru.
1. Persepsi Guru Terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru
Golongan jabatan seorang guru erat kaitannya dengan tingkat pendidikan
seorang guru. Sebab golongan jabatan yang dipegang oleh seorang guru itu
dibedakan berdasarkan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin tinggi golongan jabatannya dan semakin tinggi gaji yang
diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin. Faktanya setiap guru
mempunyai golongan jabatan yang berbeda-beda sebab tingkat pendidikannya juga
berbeda.
Penggolongan jabatan seorang guru itu didasarkan pada ijasah pendidikan
terakhirnya. Pada umumnya guru-guru yang bekerja di Sekolah Menengah Atas
paling rendah bergolongan III/a yaitu penata muda sampai pada tingkat golongan
tertinggi yaitu IV/e atau pembina utama. Selain dari tingkat pendidikannya kenaikan
golongan jabatan guru non PNS ditentukan dari jam mengajarnya, prestasi, masa
kerja dan sebagainya, sehingga guru non PNS akan lebih berat dibandingkan
dengan kenaikan golongan jabatan guru PNS yang akan mengalami kenaikan
berkala. Semakin tinggi golongan jabatan seorang guru maka semakin tinggi gaji
yang akan diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin. Dari adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
perbedaan golongan itu maka dimungkinkan juga adanya perbedaan persepsi guru
terhadap undang-undang ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
Ha3 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan guru.
1. Persepsi Guru Terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Ditinjau dari kultur Sekolah
Seorang guru tidak akan lepas dari lingkungan tempat tinggalnya. Sebab
seorang guru juga manusia biasa yang dibesarkan dan dididik di lingkungan dimana
dia berasal sesuai dengan adat kebudayaannya. Sedangkan kebudayaan dan
lingkungan masyarakat tertentu merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam
mempengaruhi sikap dan cara pandang seseorang. Persepsi guru terhadap undang-
undang tentang guru dan dosen akan berbeda sebab kultur sekolah berbeda antara
kultur sekolah yang satu dengan kultur sekolah yang lain. Pada guru yang berasal
dari kultur sekolah yang bercirikan power distance kecil, perbedaan kekuasaan
antara atasan dan bawahan sama serta hirarki bukan merupakan dasar dan hanya
sebatas aturan yang berbeda, tingkat pengawasan tidak terstruktur dalam hirarki
tinggi, sistem penggajian tidak menunjukkan batas yang lebar antara atasan dan
bawahan, hubungan antara atasan dan bawahan didukung inisiatif atasan dan juga
bawahan. Pada guru yang berasal dari kultur sekolah dengan power distance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
besar akan terjadi sebaliknya. Hal demikian persepsi guru terhadap undang-undang
tentang guru dan dosen lebih positif pada guru yang berasal dari kultur sekolah
dengan power distance kecil daripada guru dari kultur sekolah sekolah dengan
power distance besar.
Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan individualism,
hubungan atasan dan bawahan bukan dirasa sebagai hubungan moral seperti dalam
keluarga sehingga terjadi persaingan antara satu dengan yang lain, sistem
manajemen kerja yang dianut adalah sistem kerja individual sehingga baik buruknya
kerja tergantung dari guru sendiri, penggajian dalam budaya individu didasarkan
pada keterampilan, dan aturan bukan didasarkan pada perhitungan kelompok
seningga guru akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh gaji yang lebih
besar. Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan collectivism
akan terjadi sebaliknya. Hal demikian menyebabkan persepsi guru terhadap
undang-undang tentang guru dan dosen lebih positif guru dari kultur sekolah yang
bercirikan individualism dibandingkan guru yang berasal dari kultur sekolah
dengan bercirikan collectivism.
Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan masculinity;
cara mengatasi masalah akan lebih tegas, ambisi, dan persaingan sebab
menekankan pada hsil dan ingin memberikan penghargaan atas dasar persamaan;
atasan yang tegas, yakin dan penuh inisiatif sehingga akan lebih memajukan sekolah;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
berfilosofi hidup untuk bekerja sehingga dalam bekerja akan terjadi suasana yang
menyenangkan karena tidak hanya sekedar mencari materi; memecahkan masalah
dengan musyawarah sehingga setiap keputusan yang diambil adalah hasil dari
kompromi dan negosiasi. Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang
bercirikan femininity akan terjadi sebaliknya. Hal demikian menyebabkan persepsi
guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen lebih positif guru dari kultur
sekolah yang bercirikan masculinity dibandingkan dengan guru yang berasal dari
sekolah yang bercirikan femininity.
Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan uncertainty
avoidance kuat, anggota sekolah suka bekerja keras sehingga tujuan dari sekolah
akan lebih cepat tercapai, waktu adalah uang sehingga semua bekerja pada saat
yang telah ditentukan, penghargaan terhadap ide dan sikap sehingga setiap
perubahan adalah ide atau gagasan bersama, motivasi dengan keamanan dan
penghargaan atau rasa memiliki sehingga setiap orang yang ada di sekolah akan
termotivasi untuk menghindari resiko dan akan mempertahankan harga diri,
ketelitian dan ketepatan waktu datang dengan alamiah sehingga setiap orang yang
ada di sekolah akan menjalankan tugasnya secara teliti dan melakukannya secara
tepat waktu oleh sebab ditentukan dalam peraturan sekolah. Pada guru yang
berasal dari kultur sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance lemah, akan
terjadi sebaliknya. Hal demikian menyebabkan persepsi guru terhadap undang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
undang tentang guru dan dosen lebih positif guru dari kultur sekolah yang bercirikan
uncertainty avoidance kuat dibandingkan guru yang berasal dari kultur sekolah
dengan ciri uncertainty avoidance lemah.
Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
Ha4 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian yang mendalam
tentang sesuatu objek atau subjek pada area yang terbatas. Dengan demikian
hasil hanyalah berlaku pada kasus dimana objek dan subjek yang diteliti dan
tidak dapat digeneralisasikan pada kasus lain.
A. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru-guru yang akan dimintai informasi atau guru
sebagai sumber informasi yaitu guru SMA di Kabupaten Sleman.
1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen, tingkat pendidikan, status guru, golongan jabatan
dan kultur sekolah.
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu untuk penelitian ini yaitu pada bulan November-Desember 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk penelitian yaitu SMA N I Mlati, SMA N I
Godean, SMA N I Minggir, SMA N I Seyegan, SMA Muh. Seyegan,
SMA Muh. Gamping, SMA Muh. Mlati, MAN Godean, SMA Ma’arif
Tempel, SMA St. Mikael, SMA Dr. Wahidin dan SMA Proklamasi.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
0. Variabel Tingkat Pendidikan Guru
Tingkat pendidikan guru adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
dicapai oleh guru. Pemberian skor dalam variabel ini adalah sebagai
berikut:
- ≤ D2 skor 1
- D3 skor 2
- D4/S1 skor 3
- S2 skor 4
0. Variabel Status Guru
Status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam suatu
sistem sosial (sekolah). Pemberian skor dalam variabel ini adalah sebagai
berikut:
- Guru Negeri (PNS) skor 4
- Guru Tetap Yayasan skor 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Guru Tidak Tetap Yayasan skor 2
- Guru Honorer/Bantu skor 1
1. Variabel Golongan Jabatan Guru
Golongan jabatan guru adalah jabatan seorang guru yang didapat
berdasarkan pada ijasah pendidikan formal terakhir guru. Pemberian skor
dalam variabel ini adalah sebagai berikut:
- II/a skor 1 - III/a skor 5 - IV/a skor 9
- II/b skor 2 - III/b skor 6 - IV/b skor 10
- II/c skor 3 - III/c skor 7 - IV/c skor 11
- II/d skor 4 - III/d skor 8 - IV/d skor 12
2. Variabel kultur sekolah
Kultur sekolah adalah suatu nilai yang dianut oleh sekolah yang
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya guru di sekolah. Dimensi
kultur sekolah mencakup power distance, collectivism vs individualism,
femininity vs masculinity dan uncertainty avoidance. Berikut ini disajikan
tabel operasionalnya:
No Dimensi Indikator No Item
1. Power Distance
a. Perbedaan kekuasaan antara atasan dan bawahan
b. Tingkat pengawasan c. Sistem penggajian d. Hubungan antara atasan dan bawahan
didukung inisiatif atasan
1 2 3 4
2. Collectivism vs
a. Dasar hubungan atasan dan bawahan b. Sistem manajemen kerja yang dianut
9 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Individualism c. Pemberian gaji didasarkan pada keterampilan dan aturan.
11
3. Femininity Vs Masculinity
a. Guru mampu mengatasi masalah b. Atasan tegas, yakin dan penuh inisiatif c. Mempunyai filosofi hidup untuk bekerja d. Memecahkan masalah dengan musyawarah
5 6 7 8
4. Uncertainty Avoidance
a. Anggota sekolah yang suka bekerja keras b. Waktu adalah uang c. Penghargaan terhadap ide dan sikap d. Motivasi dengan keamanan dan
penghargaan atau rasa memiliki e. Ketelitian dan ketepatan waktu datang
dengan alamiah
12 13 14 15
16
Pengukuran variabel kultur sekolah didasarkan pada indikator-
indikatornya. Masing-masing indikatornya dijabarkan dalam bentuk
pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala Likert, yaitu sangat setuju
(SS) =4, setuju (S) =3, tidak setuju (TS) = 2 dan sangat tidak setuju
(STS)= 1
3. Variabel Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang Republik Indonesia No.
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen adalah
proses dalam diri guru untuk mengetahui adanya undang-undang Republik
Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
menginterprestasikan undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen dan mengevaluasi undang-undang Republik
Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen khususnya tentang
guru yaitu menyangkut kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, hak dan
kewajiban guru. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Variabel Sub Variabel Indikator Item
1. Kualifikasi 1. Berpendidikan tinggi program sarjana 1
2. Kompetensi 1. Kompetensi
Pedagogik
2. Kompetensi
Kepribadian
3. Kompetensi
Profesional
4. Kompetensi
Sosial
1. Kemampuan guru membuat rencana pembelajaran
2. Kemampuan guru menerapkan metode pembelajaran
3. Kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran
4. Perilaku guru menjadi teladan atau contoh bagi peserta didik
5. Kemampuan guru menjelaskan materi pelajaran
6. Kemampuan guru menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran
7. Guru mempunyai wawasan tambahan selain dari buku berkaitan dengan materi pelajaran
8. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa berkaitan dengan materi pelajaran
9. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama guru berkaitan dengan profesi
10. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang tua/wali berkaitan dengan
perkembangan peserta didik
11. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat berkaitan dalam
kehidupan bermasyarakat
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3. Sertifikasi 1. Penyelenggara
2. Objektif
3. Transparan
4. Akuntabel
5. Kesempatan
1. Sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang ditunjuk oleh pemerintah
2. Sertifikasi harus menjelaskan keadaan yang sebenarnya guru
3. Uji sertifikasi harus terbuka
4. Uji sertifikasi harus dapat dipertanggungjawabkan oleh guru yang memilikinya
5. Setiap guru yang mempunyai sertifikasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diangkat
13
14
15
16
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sama
untuk diangkat
menjadi guru
pada satuan
pendidikan
tertentu
6. Anggaran
menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu
6 .Pemerintah berkewajiban menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan
sertifikasi pendidik
18
4. Hak dan
kewajiban
1. Hak
1. Pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup guru dan keluarga secara wajar baik
sandang pangan, papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan jaminan kesejahteraan hari tua
2. Berhak mendapatkan kenaikan pangkat berdasarkan prestasi kerja
3. Mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan tugas berkaitan dengan kekayaan intelektual
4. Guru berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi
5. Guru berhak memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang tugasnya
6. Mempunyai kebebasan dalam penilaian sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru dan
peraturan perundang-undangan
7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas
8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi
9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan
10. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya
11. Guru berhak memperoleh penghasilan yang ditetapkan berdasarkan pangkat, golongan dan masa
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kerja
12. Guru berhak memperoleh tambahan penghasilan sebagai komponen kesejahteraan yang
ditentukan berdasarkan tanggungan keluarga
13. Guru berhak memperoleh tunjangan yang diberikan kepada guru yan memiliki sertifikat pendidik
sebagai penghargaan atas profesionalitasnya
14. Guru berhak memperoleh tunjangan sebagai kompensasi atas kesulitan hidup yang dihadapi
dalam melaksanakan tugas didaerah khusus
15. Guru berhak memperoleh tambahan kesejahteraan dalam bentuk asuransi, pelayanan kesehatan,
atau bentuk kesejahteraan lain
16. Guru yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
17. Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat diberi gaji
berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama
18. Guru berhak memperoleh tunjangan profesi setelah guru memiliki sertifikasi
19. Guru berhak memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok
20. Tunjungan profesi dialokasikan dalam APBN dan/atau APBD
21. Guru yang diangkat oleh pemerintah berhak atas tunjangan fungsional
22. Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat berhak
memperoleh tunjangan fungsional yang disubsidi oleh pemerintah.
23. Tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional dialokasikan dalam APBN dan/atau
APBD
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Kewajiban
24. Guru yang bertugas didaerah khusus berhak mendapatkan tunjangan khusus dari pemerintah.
25. Guru berhak memperoleh tunjangan khusus sebesar satu kali gaji pokok guru
26. Guru yang ditempatkan didaerah khusus berhak memperoleh rumah dinas yang disediakan oleh
pemerintah
27. Guru memperoleh tambahan kesejahteraan seperti tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan,
beasiswa dan penghargaan
28. Putra-putri guru berhak mendapatkan kemudahan dalam hal pendidikan, pelayanan kesehatan
dan bentuk kesejahteraan lain.
29. Pemerintah menjamin terwujudnya maslahat tambahan
30. Guru wajib membuat rencana pembelajaran
31. Guru wajib melaksanakan kegiatan belajar mengajar
32. Guru wajib mengadakan tes untuk menilai dan mengevaluasi pembelajaran
33. Guru wajib meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
34. Guru wajib bertindak objektif dan tidak diskriminatif
35. Guru wajib menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru serta
nilai-nilai agama dan etika
36. Guru wajib memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
Pengukuran variabel persepsi guru terhadap undang-undang didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator
dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala Likert, yaitu sangat setuju (SS) = 4; setuju (S) = 3; tidak setuju
(TS) = 2; dan sangat tidak setuju (STS) =1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 1999:72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh guru SMA di Kabupaten Sleman. Menurut sumber dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Sleman, jumlah guru SMA di Kabupaten Sleman
ada 1.516 guru dari 55 Sekolah.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 1999:73). Pengukuran sampel ini dihitung dengan
rumus Slovin (Consuelo, 1993:161):
21 NeN
n+
=
Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi E = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)
Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/ batas
kesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah :
( )205,0516.11516.1
+=n
= 316,4927 atau sekitar 316 orang yang akan menjadi sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
1999:78). Peneliti menetapkan sampel penelitian ini adalah guru di 12
SMA yaitu 4 Negeri, 3 Muhammadiyah, 1 MAN, 1 Yayasan Islam, 1
Yayasan Kristen/Katolik dan 2 Swasta) di Kabupaten Sleman,
Yogyakarta. Pertimbangan dipilihnya 12 sekolah tersebut adalah
keterwakilan masing-masing status sekolah tempat guru mengajar. Berikut
ini daftar sekolah tempat penelitian ini dilakukan :
Tabel 3.1 Daftar Tempat Penelitian
No Nama SMA Jumlah Guru 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
SMA N I Mlati SMA N I Godean SMA N I Minggir SMA N I Seyegan SMA Muh. Seyegan SMA Muh. Gamping SMA Muh. Mlati MAN Godean SMA MA’arif Tempel SMA St. Mikael SMA Dr. Wahidin SMA Proklamasi
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Total 336
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135) Kuesioner ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk mengumpulkan data persepsi guru terhadap Undang-
Undang tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan, status
guru dan golongan jabatan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden
bertempat tinggal/melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen ini digunakan
untuk mengumpulkan data sekunder yaitu tentang jumlah guru yang
berada di Kabupaten Sleman.
G. Uji Kuesioner
1. Pengujian Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang
ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur
(Husein Umar, 2003:72). Pengujian validitas dilakukan dengan
mengkorelasikan antara skor jawaban masing-masing item pertanyaan
pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi
product moment (Husein Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut:
r =( ) ( )
( ) ( )∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−2222 YYnXXn
YXXYn
Keterangan : r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
X = skor item n = jumlah responden
Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi
dengan signifikansi 5%. Jika r hitung lebih besar dari pada r tabel , maka butir
soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal
tersebut tidak valid.
Uji validitas ini menggunakan responden yang berjumlah 30 di luar
sampel penelitian, dimana db = n – 2. Derajat kebebasan ini sebesar 28
(30– 2), sehingga rtabel dari 0,05 ; 28 = 0,239. Uji validitas dilakukan
dengan bantuan program komputer SPSS 11.5 for windows. Adapun
rangkuman dari hasil penelitian validitas adalah sebagai berikut :
a. Hasil pengujian validitas untuk butir pernyataan dari kuesioner bagian
kedua tentang kultur sekolah adalah sebagai berikut :
Pada taraf signifikansi sebesar 5% dengan db = n – 2 diperoleh r tabel
sebesar 0,239. Sedangkan nilai r hitung adalah : 0,5861 (butir 1); 0,4344
untuk normalitas sebagai berikut (Imam Ghozali, 2002:36):
( ) ( )XSXFmaksimumD no −=
Keterangan: D = Deviasi maksimum Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Kriteria penerimaan:
- Jika nilai Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai probabilitas
(ρ= 0,05), maka H0 diterima.
- Jika nilai Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari nilai probabilitas
(ρ= 0,05), maka H0 ditolak.
b. Uji Homogenitas
Sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian, maka
terlebih dahulu harus dipastikan bahwa kelompok-kelompok yang
membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal
sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi
kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata
tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok sampel, dan ini
mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka
dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari populasi yang sama. Ada beberapa metode yang telah ditemukan
untuk melakukan pengujian ini. Salah satunya yaitu menggunakan
Analisis Varian Satu Jalur (Sugiyono, 1991:198-200). Adapun rumus
untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut :
X = n
xn
i∑
=1
1
S = 1
)(1
21
−
∑=
−
n
xxn
i
Selanjutnya pengujian homogenitas varians diuji dengan uji F
F = terkecilVariansterbesarVarians
......
Harga F tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel
dengan dk pembilang ηa – 1 dan dk penyebut ηc – 1. Apabila
Fhitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa varian data yang
akan dianalisis adalah homogen, dan apabila F hitung ≥ F tabel maka
dapat disimpulkan bahwa varian data yang akan dianalisis tidak
homogen sehingga perhitungan ANOVA tidak dapat dilanjutkan.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pertama dilakukan langkah- langkah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Perumusan hipotesis
Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat
pendidikan
Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat
pendidikan
b. Untuk menentukan tingkat signifikansi koefisien korelasi yaitu
dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada taraf
signifikan α = 0,05 dengan db = n – 2. Berikut ini disajikan
rumus perhitungan nilai t :
r
nrthit −
−=
12
c. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji F yang
merupakan alternatif uji parametrik dari analisis varian satu
jalur (One Way Anova). Rumus yang digunakan untuk pengujian
adalah sebagai berikut (Sugiyono, 1999: 75):
F =
kNnjT
x
kNT
nT
n
i
k
j
k
j
jij
k
j j
j
−
−
−
∑∑ ∑
∑
= = =
−
=
1 1 1
2
1
2
22
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan :
Xij = Nilai Individu ke i dari sampel j K = Banyaknya sampel ( sampel 1, sampel 2,…,sampel k) Nj = Banyaknya individu (ukuran) sampel j. Tj = Jumlah semua nilai individu dari sampel j. T = T1 + T2 + T3 N = Banyaknya semua sampel
d. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan didasarkan pada perband ingan Fhitung
dengan F tabel adalah :
§ Jika Fhitung ≤ F tabel maka Ho diterima
§ Jika Fhitung > F tabel maka Ho ditolak
Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu:
§ Jika nilai probabilitas (Sig.) > taraf nyata (0,05), maka Ho
diterima.
§ jika nilai probabilitas (Sig.) < taraf nyata (0,05), maka Ho
ditolak
Catatan: Pengujian hipotesis 2, 3 dan 4 dilakukan dengan cara
yang sama dengan pengujian hipotesis 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2006. Subjek penelitian
ini adalah guru-guru pada 12 SMA di Kabupaten Sleman, SMA tersebut adalah
SMA N I Mlati, SMA N I Godean, SMA N I Minggir, SMA N I Seyegan, SMA
Muh. Seyegan, SMA Muh. Gamping, SMA Muh. Mlati, MAN Godean, SMA
Ma’arif Tempel, SMA St. Mikael, SMA Dr. Wahidin dan SMA Proklamasi.
Jumlah responden penelitian adalah 336 guru. Semua butir pertanyaan/peryataan
dalam penelitian ini telah diisi secara lengkap. Berdasarkan jawaban 350
responden dan data yang diperoleh dari penelitian ini sebanyak 336 responden
yang semua butir pertanyaan/pernyataan dalam penelitan ini telah diisi secara
lengkap dan dapat memenuhi syarat penelitian. Berikut ini akan disajikan tabel
yang memuat uraian tentang responden dari masing-masing sekolah.
Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian
Jumlah Kuesioner Nama Sekolah Tersebar Kembali Tdk Lengkap Responden
SMA N I Mlati 30 30 2 28 SMA N I Godean 30 29 1 28 SMA N I Minggir 30 29 1 28 SMA N I Seyegan 30 30 2 28 SMA Muh. Seyegan 29 29 1 28 SMA Muh. Gamping 29 28 0 28 SMA Muh. Mlati 29 28 0 28 MAN Godean 29 29 1 28 SMA MA’arif Tempel 29 29 1 28
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
SMA St. Mikael 28 28 0 28 SMA Dr. Wahidin 29 28 0 28 SMA Proklamasi 28 28 0 28 Jumlah 350 345 9 336
Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini.
1. Deskripsi Responden Penelitian
a. Tingkat Pendidikan Guru
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan Guru
D2 D3 D4 S1 S2
Nama Sekolah
L P L P L P L P L P
Juml
1.SMA N I Mlati 0 0 0 1 0 0 13 9 5 0 28 2. SMA N I Godean 0 0 6 1 0 0 4 17 0 0 28 3. SMA N I Minggir 0 0 0 2 0 0 8 17 1 0 28 4. SMA N I Seyegan 0 0 1 0 0 0 10 15 1 1 28 5. SMA Muh. Seyegan 0 0 3 0 0 0 9 16 0 0 28 6. SMA Muh. Gamping 0 0 2 0 0 0 15 11 0 0 28 7. SMA Muh. Mlati 0 0 4 0 0 0 11 12 0 1 28 8. MAN Godean 0 0 0 3 0 0 12 13 0 0 28 9. SMA Ma’arif 1 0 10 0 0 0 12 5 0 0 28 10. SMA St. Mikael 0 0 0 1 0 0 4 14 1 8 28 11. SMA Dr. Wahidin 1 1 3 0 0 0 13 10 0 0 28 12. SMA Proklamasi 1 0 0 1 0 0 12 13 1 0 28 JUMLAH 2 1 29 9 0 0 123 153 9 10 336
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden penelitian
berpendidikan D2 ada 3 orang (2 laki- laki dan 1 perempuan), D3 ada 38
orang (29 laki- laki dan 9 perempuan), S1 ada 276 orang (123 laki- laki dan
153 perempuan) dan yang berpendidikan S2 ada 19 orang (9 laki- laki dan
10 perempuan). Dengan demikian sebagian besar responden penelitian
berpendidikan S1.
a. Status Pekerjaan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Status Pekerjaan
Status Guru
PNS GTY GTT G. Kontrak Nama Sekolah
L P L P L P L P
Juml.
1.SMA N I Mlati 5 19 0 0 3 0 0 1 28 2. SMA N I Godean 10 15 0 0 0 1 0 2 28 3. SMA N I Minggir 9 19 0 0 0 0 0 0 28 4. SMA N I Seyegan 10 12 0 0 1 1 1 3 28 5. SMA Muh. Seyegan 6 10 1 1 3 3 1 3 28 6. SMA Muh. Gamping 8 4 2 1 3 6 2 2 28 7. SMA Muh. Mlati 4 10 0 3 5 5 1 0 28 8. MAN Godean 14 10 2 0 0 0 0 2 28 9. SMA Ma’arif 7 9 3 1 6 3 0 0 28 10. SMA St. Mikael 10 10 2 3 0 2 0 1 28 11. SMA Dr. Wahidin 10 5 1 1 7 4 0 0 28 12. SMA Proklamasi 8 11 0 0 5 1 1 2 28 JUMLAH 101 134 11 10 33 25 6 16 336
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden penelitian
berstatus pegawai negeri sipil (PNS) ada 235 orang (101 laki- laki dan 134
perempuan), guru tetap yayasan ada 21 orang (11 laki- laki dan 10
perempuan), guru tidak tetap ada 58 orang (33 laki- laki dan 25
perempuan) dan yang berstatus guru bantu/guru kontrak ada 22 orang (6
laki- laki dan 16 perempuan). Dengan demikian sebagian besar responden
penelitian berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Golongan Jabatan
Tabel 4. 4 Deskripsi Responden Menurut Golongan Jabatan
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hasil uji normalitas jika ditinjau dari tingkat pendidikan, diperoleh
nilai Z (Kolmogorov Smirnov) sebesar 8,900 dengan probabilitas (P) = 0,60.
Karena nilai PValue (0,60) > 0,05 maka distribusi untuk tingkat pendidikan
adalah normal. Hasil uji normalitas jika ditinjau dari status guru, diperoleh
nilai Z (Kolmogorov Smirnov) sebesar 7,856 dengan probabilitas (P) = 0,059.
Karena nilai PValue (0,059) > 0,05 maka distribusi untuk status guru adalah
normal. Hasil uji normalitas jika ditinjau dari golongan jabatan, diperoleh
nilai Z (Kolmogorov Smirnov) sebesar 4,503 dengan probabilitas (P) = 0,074.
Karena nilai PValue (0,074) > 0,05 maka distribusi untuk golongan jabatan
adalah normal. Dan hasil uji normalitas jika ditinaju dari kultur sekolah
diperoleh nilai Z (Kolmogorov Smirnov) sebesar 4,741 dengan probabilitas
(P) = 0,069. Karena nilai PValue (0,069) > 0,05 maka distribusi untuk kultur
sekolah adalah normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0. Uji Homogenitas
Untuk membuktikan bahwa kelompok-kelompok yang membentuk
sampel berasal dari populasi yang sama. Pembuktian adanya kesamaan
variansi kelompok tersebut dilakukan dengan bantuan komputer program
SPSS for windows. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut :
. Uji Homogenitas Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan
Tabel 4.12 Test of Homogeneity of Variances
Hasil Pengujian Homogenitas Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Levene Statistic Df1 df2 Sig. 3.571 3 332 .140
Dari tabel 4.12 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk tingkat
pendidikan 3,571 dengan probabilitas (Sig.) sebesar 0,140. Karena PValue
(0,140) > 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai
varians yang sama.
. Uji Homogenitas Ditinjau Dari Status Guru
Tabel 4.13 Test of Homogeneity of Variances
Hasil Pengujian Homogenitas Ditinjau Dari Status Guru
Status Guru
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.823 3 332 .079
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel 4.13 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk status guru
2,823 dengan probabilitas (Sig.) sebesar 0,079. Karena PValue (0,079) >
0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians
yang sama.
. Uji Homogenitas Ditinjau Dari Golongan Jabatan
Tabel 4.14 Test of Homogeneity of Variances
Hasil Pengujian Homogenitas Ditinjau Dari Golongan Jabatan
Golongan Jabatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.972 6 256 .445
Dari tabel 4.14 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk golongan
jabatan 1,972 dengan probabilitas (Sig.) sebesar 0,445. Karena PValue
(0,445) > 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai
varians yang sama.
. Uji Homogenitas Ditinjau Dari Kultur Sekolah
Tabel 4.15 Test of Homogeneity of Variances
Hasil Pengujian Homogenitas Ditinjau Dari Kultur Sekolah
Kultur Sekolah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.235 4 331 .296
Dari tabel 4.15 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk kultur sekolah
1,235 dengan probabilitas (Sig.) sebesar 0,296. Karena PValue (0,296) >
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians
yang sama.
0. Uji Hipotesis
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan uji One Way Anova. Data diambil dari jawaban kuesioner yang
disebar kepada responden. Peneliti menggunakan bantuan komputer program
SPSS 11.5 for windows untuk melakukan uji One Way Anova. Faktor – faktor
yang mempengaruhi persepsi guru terhadap undang-undang dikelompokkan
dalam 4 kelompok yaitu tingkat pendidikan, status guru, golongan jabatan dan
kultur sekolah. Dan hasil analisisnya adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Hipotesis I
a. Rumusan Hipotesis
H0 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan.
Ha1 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan.
a. Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau dari Tingkat Pendidikan.
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Between Groups 2232.123 3 744.041 2.763 .003 Within Groups 96390.437 332 290.333 Total 98622.560 335
a. Penarikan Kesimpulan
Hasil pengujian Persepsi Guru terhadap UU RI No.14 tahun
2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan guru
menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA Fhitung = 2,763 lebih
besar dari Ftabel = 2,6318. Oleh karena probabilitasnya 0,003 < 0,05
maka disimpulkan bahwa H0 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada
perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan guru.
1. Pengujian Hipotesis II
a. Rumusan Hipotesis
H0 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru.
Ha2 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Uji Hipotesis
Tabel 4.17 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau dari Status Guru.
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 56.603 3 18.868 2.864 .032 Within Groups 98565.956 332 296.885 Total 98622.560 335
a. Penarikan Kesimpulan
Hasil pengujian Persepsi Guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005
tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru menunjukkan bahwa
perhitungan uji ANOVA Fhitung = 2,864 lebih besar dari Ftabel = 2,6318.
Oleh karena probabilitasnya 0,032 < 0,05 maka disimpulkan bahwa H0
ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru
terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau
dari status guru.
1. Pengujian Hipotesis III
a. Rumusan Hipotesis
H0 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan
jabatan.
Ha3 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Uji Hipotesis
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau dari Golongan Jabatan.
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 3585.128 7 512.161 2.771 .013 Within Groups 74024.493 256 289.158 Total 77609.621 263*
*68 guru tidak memiliki golongan jabatan
a. Penarikan Kesimpulan
Hasil pengujian Persepsi Guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005
tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan guru
menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA Fhitung = 2,771 lebih
besar dari Ftabel = 2,0455. Oleh karena probabilitasnya 0,013 < 0,05
maka disimpulkan bahwa H0 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada
perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan guru.
1. Pengujian Hipotesis IV
a. Rumusan Hipotesis
H0 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah
Ha4 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Uji Hipotesis
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau dari Kultur Sekolah.
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Between Groups 17838.862 4 4459.716 18.273 .000 Within Groups 80783.697 331 244.060 Total 98622.560 335
a. Penarikan Kesimpulan
Hasil pengujian Persepsi Guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005
tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah menunjukkan
bahwa perhitungan uji ANOVA Fhitung = 18,273 lebih besar dari Ftabel
= 2,3989. Oleh karena probabilitasnya 0,000 < 0,05 maka disimpulkan
bahwa H0 ditolak. Hal tersebut berarti ada perbedaan persepsi guru
terhadap UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau
dari kultur sekolah.
A. PEMBAHASAN
1. Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan
persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditinjau dari tingkat pendidikan. Kesimpulan ini didukung oleh hasil
perhitungan nilai Fhitung = 2,768 lebih besar dari Ftabel = 2,6318. Nilai
probabilitas 0,003 lebih kecil dari taraf signifikasi (α =5%) atau = 0,05.
Berdasarkan deskripsi data tentang tingkat pendidikan guru diperoleh
hasil sebagai berikut: D2 ada sebanyak 3 guru; D3 ada sebanyak 38 guru; S1
ada sebanyak 276 guru; S2 ada 19 guru Hasil tersebut menunjukkan bahwa
secara umum responden berpendidikan D4/S1. Sedangkan deskripsi data
tentang persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen diperoleh hasil sebagai berikut: untuk kriteria sanga t positif sebanyak
16 responden, positif sebanyak 219 responden, cukup positif sebanyak 216
responden, negatif sebanyak 35 responden dan sangat negatif sebanyak 20
responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara umum responden
mempunyai persepsi terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen adalah positif.
Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar
berpendidikan D4/S1. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru sebagian besar
telah menempuh pendidikan formal yang tinggi. Tingkat pendidikan guru
yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai untuk dapat
melaksanakan tugas profesinya sebagai seorang guru. Pada umumnya
orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan
yang dicapai oleh seseorang maka semakin luas wawasan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengetahuannya pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang ingin
diraihnya. Tingkat pendidikan guru yang dimaksud adalah tingkat
pendidikan formal yang dicapai untuk dapat melaksanakan tugas profesinya
sebagai seorang guru. Selain itu juga semakin tinggi tingkat pendidikan
guru maka guru tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih
tinggi untuk mengembangkan prestasi di sekolah seperti membuat karya
tulis, menulis buku, dan sebagainya. Guru dengan pendidikan S1 akan
memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang
lebih mantap dibandingkan dengan guru yang berpendidikan D2 atau D3.
Sedangkan hasil deskripsi tentang persepsi guru terhadap UU RI
No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen secara umum terkategorikan
positif. Hal tersebut tampak dari dukungan guru untuk berpendidikan tinggi
minimal program sarjana, membuat rencana pembelajaran, metode
pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran; menjelaskan materi dengan
baik; mampu berinteraksi dengan siswa dan orang tua siswa serta
masyarakat dengan baik. Adanya sertifikasi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang ditunjuk pemerintah dan uji sertifikasi yang terbuka
serta anggaran dari pemerintah untuk mengadakan sertifikasi. Adanya hak
guru untuk mendapatkan pendapatan; kenaikan pangkat; perlindungan
kekayaan intelektual; peningkatan kompetensi; penggunaan sarana dan
prasarana sekolah; kebebasan penilaian yang sesuai dengan kode etik guru;
jaminan keselamatan kerja; kebebasan berserikat; berperan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menentukan kebijakan pendidikan; memperoleh pendidikan dan pelatihan;
memperoleh segala tambahan pendapatan dan tunjangan yang sesuai dengan
keadaan guru; kemudahan pendidikan dan kesehatan bagi putra-putri guru
serta jaminan dari pemerintah terwujudnya maslahat tambahan. Adanya
kewajiban untuk membuat rencana pembelajaran; melaksanakan kegiatan
belajar dengan baik termasuk mengadakan tes dan mengembangkan
kualifikasi akademik; bertindak objektif dan tidak diskriminatif serta
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan memupuk persatuan
dan kesatuan.
Semakin luasnya wawasan yang dimiliki seorang guru maka keinginan
untuk mengembangkan prestasi, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan
dan keterampilan yang berbeda ini ternyata membuat pandangan guru
terhadap undang-undang tentang guru dan dosen berbeda pula. Guru yang
mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi maupun yang rendah
mempunyai pandangan yang berbeda terhadap Undang-undang RI No.14
tahun 2005. Namun, hasil penelitian membuktikan bahwa pada umumnya
guru memandang positif undang-undang ini. Hal tersebut karena sebagian
besar responden berpendidikan S1, pendidikan minimal yang ada dalam
undang-undang adalah S1 sehingga kemungkinan besar guru merasa bahwa
keinginan yang selama ini didambakan ada dalam isi undang-undang
tersebut. Adanya perbedaan persepsi guru terhadap undang-undang jika
ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang belum memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas yang ada dalam
undang-undang misalnya tingkat pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3
maka mereka harus menempuh pendidikan kembali supaya dapat sesuai
dengan syarat yang ada dalam undang-undang, sedangkan untuk
melanjutkan studinya mereka masih membutuhkan biaya yang jumlahnya
tidak sedikit serta waktu yang lumayan lama. Hal ini berbeda dengan para
guru yang sudah menyandang gelar S1 mereka dapat langsung mengikuti
program yang ada dalam undang-undang dan jika lulus mereka dapat
menikmati semua fasilitas/tunjangan yang ditawarkan dalam undang-
undang. Sehingga dambaan setiap guru selama ini dapat terwujud seperti
adanya pengakuan terhadap profesi guru, dijamin kesejahteraannya, ada
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya dan guru dapat
berkonsentrasi untuk meningkatkan kualitas kinerja secara profesional,
tanpa harus berpikir mencari penghasilan lain dengan cara mencari
pekerjaan sampingan. Opini masyarakat tentang profesi guru pun akan
berubah menjadi sebuah profesi yang tak kalah membanggakan
dibandingkan dengan profesi lain.
1. Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen Ditinjau dari Status Guru.
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan
persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
ditinjau dari status guru. Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai Fhitung =2,864 lebih besar dari Ftabel = 2,6318. Nilai probabilitas 0,032
lebih kecil dari taraf signifikasi (α =5%) atau = 0,05.
Berdasarkan deskripsi data tentang status guru diperoleh hasil sebagai
berikut: guru berstatus PNS sebanyak 235 responden, berstatus GTY
sebanyak 21 responden, berstatus GTT sebanyak 58 responden dan berstatus
GB/GH sebanyak 22 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara
umum responden berstatus PNS. Sedangkan deskripsi data tentang persepsi
guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen diperoleh
hasil sebagai berikut: untuk kriteria sangat positif sebanyak 65 responden,
positif sebanyak 132 responden, cukup positif sebanyak 96 responden
negatif sebanyak 42 responden dan sangat negatif sebanyak 1 responden.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara umum responden mempunyai
persepsi terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen adalah
positif.
Hasil deskripsi data tentang status guru sebagian besar guru berstatus
PNS. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar guru diangkat dan
bekerja dalam suatu instansi milik pemerintah serta guru dipekerjakan di
suatu instansi swasta tetapi tetap digaji oleh negara. Guru yang berstatus
non PNS akan menjalankan tugasnya lebih berat dibandingkan guru yang
PNS karena status guru non PNS ditentukan juga dengan prestasi dan jam
mengajar. Guru PNS meskipun jam mengajar sedikit dan kurang berprestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak akan mengubah statusnya dan akan tetap memperoleh kenaikan
pangkat yang berkala sedangkan guru non PNS akan mengajar dengan jam
mengajar yang lebih banyak dan mencari prestasi untuk mengubah
statusnya. Selain itu guru di sekolah swasta yang berstatus non PNS akan
menjalankan tugasnya lebih sungguh-sungguh karena kelangsungan hidup
sekolah akan sangat tergantung dari guru-guru di sekolah tersebut,
sedangkan guru PNS akan lebih ringan karena guru tersebut dijamin oleh
pemerintah.
Sedangkan hasil deskripsi tentang persepsi guru terhadap UU RI
No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen secara umum terkategorikan
positif. Hal tersebut tampak dari dukungan guru untuk berpendidikan tinggi
minimal program sarjana; membuat rencana pembelajaran, metode
pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran; menjelaskan materi dengan
baik; mampu berinteraksi dengan siswa dan orang tua siswa serta
masyarakat dengan baik. Adanya sertifikasi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang ditunjuk pemerintah dan uji sertifikasi yang terbuka
serta anggaran dari pemerintah untuk mengadakan sertifikasi. Adanya hak
guru untuk mendapatkan pendapatan; kenaikan pangkat; perlindungan
kekayaan intelektual; peningkatan kompetensi; penggunaan sarana dan
prasarana sekolah; kebebasan penilaian yang sesuai dengan kode etik guru;
jaminan keselamatan kerja; kebebasan berserikat; berperan dalam
menentukan kebijakan pendidikan; memperoleh pendidikan dan pelatihan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperoleh segala tambahan pendapatan dan tunjangan yang sesuai dengan
keadaan guru; kemudahan pendidikan dan kesehatan bagi putra-putri guru
serta jaminan dari pemerintah terwujudnya maslahat tambahan. Adanya
kewajiban untuk membuat rencana pembelajaran; melaksanakan kegiatan
belajar dengan baik termasuk mengadakan tes dan mengembangkan
kualifikasi akademik; bertindak objektif dan tidak diskriminatif serta
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan memupuk persatuan
dan kesatuan.
Guru yang bekerja di suatu instansi atau sekolah baik negeri maupun
swasta mempunyai status yang berbeda-beda. Ada guru swasta yang
berstatus sebagai guru tetap tetapi ada juga yang berstatus diperkerjakan
oleh pemerintah dan ada guru yang masih berstatus honorer. Demikian juga
guru-guru yang bekerja di sekolah negeri ada yang sudah menjadi guru
tetap, ada yang masih menjadi guru tidak tetap dan ada yang menjadi guru
bantu.
Guru yang berstatus non PNS akan menjalankan tugasnya lebih berat
dibandingkan guru yang PNS karena status guru non PNS ditentukan juga
dengan prestasi dan jam mengajar. Guru PNS meskipun jam mengajar
sedikit dan kurang berprestasi tidak akan mengubah statusnya dan akan
tetap memperoleh kenaikan pangkat yang berkala sedangkan guru non PNS
akan mengajar dengan jam mengajar yang lebih banyak dan mencari
prestasi untuk mengubah statusnya. Selain itu guru di sekolah swasta yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berstatus non PNS akan menjalankan tugasnya lebih sungguh-sungguh
karena kelangsungan hidup sekolah akan sangat tergantung dari guru-guru
di sekolah tersebut, sedangkan guru PNS akan lebih ringan karena guru
tersebut dijamin oleh pemerintah.
Dengan adanya perbedaan status tersebut ternyata membuat
pandangan guru terhadap undang-undang tersebut berbeda. Guru yang
mempunyai status PNS memandang Undang-Undang RI No.14 tahun 2005
cenderung positif dari pada yang non PNS. Hal tersebut karena guru yang
berstatus non PNS harus berjuang untuk mendapatkan sertifikasi jika
mereka tidak dapat meraihnya mereka tidak akan mendapatkan apa yang ada
dalam isi undang-undang tersebut, sehingga mereka harus mencari insentif
lain supaya dapat memenuhi kebutuhannya karena gaji yang diterima oleh
guru yang non PNS terbilang relatif lebih rendah dari guru PNS tetapi, jika
guru tersebut mempunyai sertifikasi maka secara otomatis guru non PNS
yang bersertifikasi mempunyai tambahan pendapatan seperti berbagai
tunjangan yang didapatkan dari kepemilikan sertifikasi tersebut, misalnya
tunjangan fungsional. Sehingga guru-guru tersebut termotivasi untuk
mendapatkan sertifikasi, di lain pihak kualitas pendidikan juga akan
mengalami peningkatan sebab guru yang sudah memegang sertifikasi
merupakan guru yang sudah berkompetensi dan mendapatkan pengakuan
sebagai tenaga profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen Ditinjau dari Golongan Jabatan.
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan
persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
ditinjau dari golongan jabatan. Kesimpulan ini didukung oleh hasil
perhitungan nilai Fhitung = 2,771 lebih besar dari Ftabel = 2,0455. Nilai
probabilitas 0,013 lebih kecil dari taraf signifikasi (α =5%) atau = 0,05.
Berdasarkan deskripsi data tentang golongan jabatan diperoleh hasil
sebagai berikut: guru bergolongan II/c ada sebanyak 2 responden, guru
bergolongan II/d sebanyak 2 responden, bergo longan III/a sebanyak 26
responden, bergolongan III/b sebanyak 10 responden, bergolongan III/c
sebanyak 29 responden, bergolongan III/d sebanyak 86 responden,
bergolongan IV/a sebanyak 112 responden dan yang bergolongan IV/b
sebanyak 1 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara umum
responden bergolongan IV/a. Sedangkan deskripsi data tentang persepsi
guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen diperoleh
hasil sebagai berikut: untuk kriteria sangat positif sebanyak 148 responden,
positif sebanyak 93 responden, cukup positif sebanyak 14 responden dan
negatif sebanyak 3 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara
umum responden mempunyai persepsi terhadap UU RI No.14 tahun 2005
tentang guru dan dosen adalah positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil deskripsi data tentang golongan jabatan guru sebagian besar
bergolongan IV/a. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar guru
mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, jam mengajar yang lama, masa
kerja yang lama dan prestasi sebagai guru yang baik. Golongan jabatan
seorang guru erat kaitannya dengan tingkat pendidikan, jam mengajar, masa
kerja dan prestasi seorang guru. Sebab golongan jabatan yang dipegang oleh
seorang guru itu dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan, jam mengajar,
masa kerja dan prestasinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jam
mengajar, masa kerja dan prestasinya maka semakin tinggi golongan jabatan
seorang guru. Kenaikan golongan jabatan guru non PNS sangat ditentukan
tingkat pendidikan, jam mengajar, masa kerja dan prestasinya, sehingga
guru non PNS akan lebih berat dibandingkan dengan kenaikan golongan
jabatan guru PNS yang memperoleh kenaikan golongan jabatan yang
berkala. Semakin tinggi golongan jabatan seorang guru maka akan semakin
tinggi gaji yang diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin.
Sedangkan hasil deskripsi tentang persepsi guru terhadap UU RI
No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen secara umum terkategorikan
positif. Hal tersebut tampak dari dukungan guru untuk berpendidikan tinggi
minimal program sarjana; membuat rencana pembelajaran, metode
pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran; menjelaskan materi dengan
baik; mampu berinteraksi dengan siswa dan orang tua siswa serta
masyarakat dengan baik. Adanya sertifikasi yang diselenggarakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perguruan tinggi yang ditunjuk pemerintah dan uji sertifikasi yang terbuka
serta anggaran dari pemerintah untuk mengadakan sertifikasi. Adanya hak
guru untuk mendapatkan pendapatan; kenaikan pangkat; perlindungan
kekayaan intelektual; peningkatan kompetensi; penggunaan sarana dan
prasarana sekolah; kebebasan penilaian yang sesuai dengan kode etik guru;
jaminan keselamatan kerja; kebebasan berserikat; berperan dalam
menentukan kebijakan pendidikan; memperoleh pendidikan dan pelatihan;
memperoleh segala tambahan pendapatan dan tunjangan yang sesuai dengan
keadaan guru; kemudahan pendidikan dan kesehatan bagi putra-putri guru
serta jaminan dari pemerintah terwujudnya maslahat tambahan. Adanya
kewajiban untuk membuat rencana pembelajaran; melaksanakan kegiatan
belajar dengan baik termasuk mengadakan tes dan mengembangkan
kualifikasi akademik; bertindak objektif dan tidak diskriminatif serta
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan memupuk persatuan
dan kesatuan.
Golongan jabatan seorang guru erat kaitannya dengan tingkat
pendidikan, jam mengajar, masa kerja dan prestasi seorang guru. Sebab
golongan jabatan yang dipegang oleh seorang guru itu dibedakan
berdasarkan tingkat pendidikan, jam mengajar, masa kerja dan prestasinya.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, jam mengajar, masa kerja dan
prestasinya maka semakin tinggi golongan jabatannya dan semakin tinggi
gaji yang diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Faktanya setiap guru mempunyai golongan jabatan yang berbeda-beda
sebab tingkat pendidikan, jam mengajar, masa kerja dan prestasi guru juga
berbeda. Penggolongan jabatan seorang guru itu didasarkan pada ijasah
pendidikan terakhirnya, banyaknya jam mengajar di sekolah, lama
menjalani profesi guru dan prestasi yang dicapainya sesuai dengan profesi
sebagai guru. Hasil yang didapat dari penelitian membuktikan bahwa guru-
guru yang bekerja di Sekolah Menengah Atas paling rendah bergolongan
II/c yaitu pengatur sampai pada tingkat golongan tertinggi yaitu IV/b atau
pembina tingkat I.
Kenaikan golongan jabatan guru non PNS sangat ditentukan tingkat
pendidikan, jam mengajar, masa kerja dan prestasinya, sehingga guru non
PNS akan lebih berat dibandingkan dengan kenaikan golongan jabatan guru
PNS yang memperoleh kenaikan golongan jabatan yang berkala. Semakin
tinggi golongan jabatan seorang guru maka semakin tinggi gaji yang
diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin.
Dengan adanya perbedaan golongan jabatan tersebut ternyata
membuat pandangan guru terhadap undang-undang tersebut berbeda. Guru
yang mempunyai golongan jabatan tinggi memandang Undang-Undang RI
No.14 tahun 2005 cenderung positif. Hal tersebut karena guru yang
mempunyai golongan jabatan yang tinggi dapat langsung menikmati
fasilitas atau tunjangan yang dijanjikan dalam undang-undang tersebut
apabila sudah memegang sertifikasi, selain itu guru dengan jabatan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan terjamin kesejahteraannya karena tingginya pangkat serta golongan
yang disandangnya akan menentukan juga tingginya gaji yang akan
diterimanya. Hal ini akan berbeda dengan guru yang menyandang pangkat
serta golongan yang rendah mereka harus berjuang dalam mendapatkan
sertifikasi serta harus bekerja lebih giat lagi untuk dapat mencukupi
kebutuhan hidupnya sebab gaji yang akan diterimanya akan sesuai dengan
pangkat dan golongannya.
1. Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen Ditinjau dari Kultur Sekolah
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan
persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
ditinjau dari kultur sekolah. Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan
nilai Fhitung =18,273 lebih besar dari Ftabel = 2,3989. Nilai probabilitas 0,000
lebih kecil dari taraf signifikasi (α =5%) atau = 0,05.
Berdasarkan deskripsi data tentang kultur sekolah diperoleh hasil
sebagai berikut: guru yang masuk dalam kriteria sangat kondusif ada
sebanyak 91 responden, kriteria kondusif ada 157 responden, kriteria cukup
kondusif ada 75 responden, kriteria tidak kondusif ada 9 responden dan
kriteria sangat tidak kondusif ada 4 responden. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa secara umum responden termasuk dalam kriteria kondusif.
Sedangkan deskripsi data tentang persepsi guru terhadap UU RI No. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun 2005 tentang guru dan dosen diperoleh hasil sebagai berikut: untuk
kriteria sangat positif sebanyak 148 responden, positif sebanyak 146
responden, cukup positif sebanyak 36 responden dan negatif sebanyak 6
responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara umum responden
mempunyai persepsi terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen adalah sangat positif.
Sedangkan hasil deskripsi tentang persepsi guru terhadap UU RI
No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen secara umum terkategorikan
positif. Hal tersebut tampak dari dukungan guru untuk berpendidikan tinggi
minimal program sarjana; membuat rencana pembelajaran, metode
pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran; menjelaskan materi dengan
baik; mampu berinteraksi dengan siswa dan orang tua siswa serta
masyarakat dengan baik. Adanya sertifikasi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang ditunjuk pemerintah dan uji sertifikasi yang terbuka
serta anggaran dari pemerintah untuk mengadakan sertifikasi. Adanya hak
guru untuk mendapatkan pendapatan; kenaikan pangkat; perlindungan
kekayaan intelektual; peningkatan kompetensi; penggunaan sarana dan
prasarana sekolah; kebebasan penilaian yang sesuai dengan kode etik guru;
jaminan keselamatan kerja; kebebasan berserikat; berperan dalam
menentukan kebijakan pendidikan; memperoleh pendidikan dan pelatihan;
memperoleh segala tambahan pendapatan dan tunjangan yang sesuai dengan
keadaan guru; kemudahan pendidikan dan kesehatan bagi putra-putri guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
serta jaminan dari pemerintah terwujudnya maslahat tambahan. Adanya
kewajiban untuk membuat rencana pembelajaran; melaksanakan kegiatan
belajar dengan baik termasuk mengadakan tes dan mengembangkan
kualifikasi akademik; bertindak objektif dan tidak diskriminatif serta
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan memupuk persatuan
dan kesatuan.
Deskripsi kultur sekolah dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar guru berasal dari kultur sekolah yang terkategorikan power
distance kecil (147 guru atau 43,75%), collectivism vs individualism pada
individualis (93 guru atau 27,68%), sangat maskulin (138 guru atau
41,07%), dan uncertainty avoidance kuat (129 guru atau 38,39%). Pada
sekolah dengan dimensi power distance kecil tampak dari perbedaan
kekuasaan antara atasan dan bawahan sama serta sistem hirarki bukan
merupakan dasar dan hanya sebatas aturan yang berbeda, tingkat
pengawasan tidak terstruktur dalam hirarki tinggi, sistem penggajian tidak
menunjukkan batas yang lebar antara atasan dan bawahan, hubungan antara
atasan dan bawahan didukung inisiatif atasan dan juga bawahan. Pada
sekolah dengan dimensi collectivism vs individualism pada individualis
tampak dari hubungan atasan dan bawahan bukan dirasa sebagai hubungan
moral seperti dalam keluarga sehingga terjadi persaingan antara satu dengan
yang lain, sistem kerja yang dianut adalah sistem kerja individual sehingga
baik buruknya kerja tergantung dari guru sendiri, penggajian dalam budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
individu didasarkan pada keterampilan, dan aturan bukan didasarkan pada
perhitungan kelompok sehingga guru akan berusaha semaksimal mungkin
untuk memperoleh gaji yang lebih besar. Pada sekolah dengan dimensi
masculinity yaitu sangat maskulin tampak dari cara mengatasi masalah akan
lebih tegas, ambisi, dan persaingan sebab menekankan pada hasil dan ingin
memberikan penghargaan atas dasar persamaan; atasan yang tegas, yakin
dan penuh inisiatif sehingga akan lebih memajukan sekolah; berfilosofi
hidup untuk bekerja sehingga dalam bekerja akan terjadi suasana yang
menyenangkan karena tidak hanya sekedar mencari materi; memecahkan
masalah dengan musyawarah sehingga setiap keputusan yang diambil
adalah hasil dari kompromi dan negosiasi. Pada sekolah dengan dimensi
uncertainty avoidance kuat tampak dari anggota sekolah suka bekerja keras
sehingga tujuan dari sekolah akan lebih cepat tercapai, waktu adalah uang
sehingga semua bekerja pada saat yang telah ditentukan, penghargaan
terhadap ide dan sikap sehingga setiap perubahan adalah ide atau gagasan
bersama, motivasi dengan keamanan dan penghargaan atau rasa memiliki
sehingga setiap orang yang ada di sekolah akan termotivasi untuk
menghindari resiko dan cenderung akan mempertahankan harga diri,
ketelitian dan ketepatan waktu datang dengan alamiah sehingga setiap orang
yang ada di sekolah akan menjalankan tugas secara teliti dan melakukannya
secara tepat waktu oleh sebab ditekankan dalam peraturan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil deskripsi tentang persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun
2005 tentang guru dan dosen secara umum terkategorikan positif. Hal
tersebut tampak dari dukungan guru untuk berpendidikan tinggi minimal
program sarjana; membuat rencana pembelajaran, metode pembelajaran dan
mengevaluasi pembelajaran; menjelaskan materi dengan baik; mampu
berinteraksi dengan siswa dan orang tua siswa serta masyarakat dengan
baik. Adanya sertifikasi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
ditunjuk pemerintah dan uji sertifikasi yang terbuka serta anggaran dari
pemerintah untuk mengadakan sertifikasi. Adanya hak guru untuk
mendapatkan pendapatan; kenaikan pangkat; perlindungan kekayaan
intelektual; peningkatan kompetensi; penggunaan sarana dan prasarana
sekolah; kebebasan penilaian yang sesuai dengan kode etik guru; jaminan
keselamatan kerja; kebebasan berserikat; berperan dalam menentukan
kebijakan pendidikan; memperoleh pendidikan dan pelatihan; memperoleh
segala tambahan pendapatan dan tunjangan yang sesuai dengan keadaan
guru; kemudahan pendidikan dan kesehatan bagi putra-putri guru serta
jaminan dari pemerintah terwujudnya maslahat tambahan. Adanya
kewajiban untuk membuat rencana pembelajaran; melaksanakan kegiatan
belajar dengan baik termasuk mengadakan tes dan mengembangkan
kualifikasi akademik; bertindak objektif dan tidak diskriminatif serta
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan memupuk persatuan
dan kesatuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005
tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah. Hal ini menunjukkan
bahwa guru yang berasal dari kultur sekolah yang berorientasi pada power
distance kecil, collectivism vs individualism pada individualis, sangat
masculinity, dan uncertainty avoidance kuat ada perbedaan dalam
memandang UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru
menginginkan segera direalisasikan undang-undang tersebut karena posisi
guru sebagai sebuah profesi akan mendapatkan perlindungan hukum dan
kesejahteraan guru semakin terjamin.
Menurut Siti Sumarni (2005), kultur sekolah adalah pola nilai, norma,
sikap hidup, ritual dan kebiasaan yang baik dalam lingkungan sekolah,
sekaligus cara memandang persoalan dan memecahkannya. Ini bermakna,
kutur akan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan sekolah
didesain untuk memperlancar proses transmisi kultural antar generasi.
Kultur sekolah yang satu dengan sekolah yang lain berbeda hal ini membuat
pola nilai, norma, sikap hidup, ritual, kebiasaan yang baik dalam lingkungan
sekolah, sekaligus cara memandang persoalan dan memecahkannya akan
berbeda pula. Perbedaan pola nilai, norma, sikap hidup, ritual, kebiasaan
yang baik dalam lingkungan sekolah, sekaligus cara memandang persoalan
dan memecahkannya yang membuat persepsi guru terhadap UU RI No. 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika ditinjau dari kultur sekolah persepsi guru terhadap undang-undang
menunjukkan adanya perbedaan antara guru yang bekerja di sekolah dalam
kategori kondusif dengan guru yang bekerja di sekolah yang tidak kondusif.
Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru masuk
dalam kategori sekolah yang kondusif. Adanya perbedaan tersebut adalah
karena sekolah yang masuk dalam kategori kondusif akan tercermin dalam
organisasi sekolah yang terkontrol dengan baik, deskripsi tugas sekolah
yang jelas, aturan dan tata tertib sekolah yang dipatuhi, hubungan antar
warga sekolah yang harmonis dan penampilan fisik sekolah yang menarik.
Hal tersebut dilaksanakan dengan baik supaya masa depan sekolah juga
akan semakin baik, sebab hasil yang dicapai pada saat ini akan diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain itu guru-guru yang bekerja
di sekolah tersebut dapat terus melaksanakan kewajibannya sebagai
pendidik dan akan mendapatkan haknya sebagai guru seperti yang
dijanjikan dalam undang-undang serta dapat terus meningkatkan
kompetensinya sehingga kesejahteraan guru dapat terjamin. Berbeda dengan
sekolah yang termasuk dalam kategori tidak kondusif, di sini akan terjadi
yang sebaliknya. Terkadang organisasi sekolah tidak tersusun dengan baik,
deskripsi tugas yang tidak jelas bahkan aturan dan tata tertib sekolah tidak
dipatuhi oleh warga sekolahnya, sehingga kelangsungan sekolah tersebut
belum tentu terjamin di kemudian hari dan akan berdampak pada nasib guru
terutama berkaitan dengan kesejahteraannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada Bab IV, maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini didukung dengan
hasil perhitungan nilai Fhitung = 2,768 lebih besar dari Ftabel = 2,6318. Nilai
probabilitas 0,003 lebih kecil dari taraf signifikasi (α =5%) atau = 0,05.
2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari status guru. Hal ini didukung dengan hasil
perhitungan nilai Fhitung = 2,864 lebih besar dari Ftabel = 2,6318. Nilai
probabilitas 0,032 lebih kecil dari taraf signifikasi (α =5%) atau = 0,05.
3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan. Hal ini didukung dengan
hasil perhitungan nilai Fhitung = 2,771 lebih besar dari Ftabel = 2,0455. Nilai
probabilitas 0,013 lebih kecil dari taraf signifikasi (α =5%) atau = 0,05.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
4. Ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah. Hal ini didukung dengan hasil
perhitungan nilai Fhitung = 18,273 lebih besar dari Ftabel = 2,3989. Nilai
probabilitas 0,000 lebih kecil dari taraf signifikasi (α =5%) atau = 0,05.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti berdasarkan penelitian ini
adalah:
1. Hasil penelitian pertama menunjukkan ada perbedaan persepsi guru terhadap
UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat
pendidikan. Sejalan dengan hasil penelitian bahwa tingkat pendidikan guru
sebagian besar berpendidikan D4/S1 hal tersebut menunjukkan bahwa guru
sebagian besar telah menempuh pendidikan formal yang tinggi. Semakin
tinggi tingkat pendidikan guru maka guru tersebut akan semakin mempunyai
keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan profesi guru seperti
membuat karya tulis, menulis buku, dan sebagainya. Sesuai dengan tuntutan
undang-undang yang mewajibkan guru harus memiliki kualifikasi akademik
yang diperoleh dengan program sarjana dan diploma empat, maka
pemerintah harus memberikan kemudahan bagi guru yang belum S1/D4
misalnya dengan memberi keringanan biaya dalam menempuh studinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Hasil penelitian kedua menunjukkan ada perbedaan persepsi guru terhadap
UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru.
Sejalan dengan hasil penelitian bahwa status guru sebagian besar guru
berstatus PNS, hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar guru
diangkat dan bekerja dalam suatu instansi milik pemerintah serta guru
dipekerjakan di suatu instansi swasta tetapi tetap digaji oleh negara.
Pemerintah seharusnya segera melaksanakan sertifikasi bagi guru-guru
sehingga guru yang non PNS akan termotivasi untuk memperoleh sertifikasi
untuk memperoleh tunjangan profesi. Selain hal tersebut guru yang
bersertifikasi merupakan guru yang sudah berkompeten dan mendapatkan
pengakuan sebagai tenaga professional sehingga kualitas pendidikan akan
mengalami peningkatan. Sebaiknya pemerintah juga segera mengangkat guru
yang berstatus non PNS seperti guru honorer atau guru bantu menjadi guru
tetap, sehingga kesejahteraan para guru tersebut juga terjamin. Sebab pada
dasarnya guru PNS maupun guru honorer atau guru bantu tersebut
mempunyai kewajiban yang sama dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.
3. Hasil penelitian ketiga menunjukkan ada perbedaan persepsi guru terhadap
UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan
jabatan. Sejalan dengan hasil penelitian bahwa golongan jabatan guru
sebagian besar bergolongan IV/a hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar guru mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, jam mengajar yang
lama, masa kerja yang lama dan prestasi sebagai guru yang baik. Kenaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
golongan jabatan guru sebaiknya dipermudah dengan peraturan yang jelas
dan tidak membedakan status guru dalam memberikan kenaikan golongan
jabatan sebab semakin tinggi golongan jabatan seorang guru maka akan
semakin tinggi gaji yang diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat
terjamin. Selain itu pemerintah sebaiknya memberikan tunjangan atau subsidi
yang lebih tinggi kepada guru yang masih menyandang golongan yang
rendah karena guru yang masih menyandang golongan yang rendah hanya
akan menerima gaji yang rendah pula.
4. Hasil penelitian keempat menunjukkan ada perbedaan persepsi guru terhadap
UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah.
Sejalan dengan hasil penelitian bahwa kultur sekolah sebagian besar masuk
dalam kategori kondusif, sebaiknya sekolah perlu meningkatkan dan
menciptakan kultur sekolah yang sangat kondusif berorientasi pada power
distance kecil terutama tentang perbedaan kekuasaan antara atasan dan
bawahan yang pada dasarnya adalah sama serta sistem hirarki bukan
merupakan dasar dan hanya sebatas aturan yang berbeda. Pada dimensi
individualis sebaiknya lebih berorientasi pada sistem kerja yang dianut
adalah sistem kerja individual misalnya guru segera melaksanakan tugasnya
masing-masing tanpa harus menunggu guru yang lain. Pada dimensi
masculinity sebaiknya lebih berorientasi pada filosofi masing-masing guru
bahwa dengan menyandang profesi guru hidupnya sepenuhnya mengabdi di
bidang pendidikan demi kecerdasan bangsa. Dan pada dimensi uncertainty
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
avoidance sebaiknya lebih berorientasi pada waktu yang dimiliki guru
merupakan sesuatu yang berharga terutama bagi siswa-siswanya, sehingga
waktu dapat dikatakan sebagai uang, untuk itu guru tidak boleh membiarkan
waktu begitu saja berlalu tanpa adanya manfaat pada bidang pendidikan.
5. Para peneliti yang lain diharapkan dapat menggunakan skripsi ini sebagai
bahan acuan dalam melakukan suatu penelitian dan dapat memperluas
cakrawala pengetahuan tentang dunia pendidikan terutama guru melalui
wacana – wacana pendidikan yang lain, sehingga dapat menyumbangkan
hasil penelitiannya untuk kemajuan dunia pendidikan, terutama mengenai
guru. Selain itu juga dapat dilakukan penelitian di jenjang pendidikan yang
lebih rendah.
C. Keterbatasan
1. Peneliti tidak dapat mengetahui kejujuran responden dalam menjawab
kuesioner. Apabila responden tidak menjawab dengan jujur , maka hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini menjadi bias.
2. Keterbatasan dana yang digunakan untuk penelitian dan jumlah responden
atau guru-guru di Kabupaten Sleman yang sangat banyak, sehingga peneliti
hanya mengambil sampel untuk diteliti yaitu 336 responden dari 12 Sekolah
Menengah Atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Arief. 2005. “Upaya Membangun Kultur Sekolah Yang Kondusif”.
http://www. Pikiran-Rakyat.com/cetak/1004/11/0310.htm Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Ed. Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta. Dapiyanta, Fx. 2005. “Relevansi Kultur Sekolah Bagi Internalisasi Nilai-nilai Dalam
Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah”. Widya Dharma, Vol.16, Oktober 2005. Yogyakarta: LPUSD.
Emory, Cooper. 1995. Metodologi Penelitian dan Bisnis. Jakarta: Erlangga. ------------2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Hofstede, Geer. 1994. Cultures and Organizations. London: Harper Collins
Supriadi, Dedi. 2003. Guru Di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah, Direktorat Tenaga Kependidikan
Soepomo, Iman. 1972. Pengantar Hukum Perburuhan. Jakarta: Djambatan
------------.2003. Booklet Kepegawaian. Yogyakarta: Kantor Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman.
Tohha, Miftah (Maria Rita Yulianti. 2005). “Persepsi Siswa Terhadap Profesi Guru
Ditinjau dari Jenis Pekerjaan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Gaya Mendidik Orang Tua)”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma: FKIP.
Topatimasang, Roem. 1998. Sekolah itu Candu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Walgito, Bimo. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Winkel. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA Mrican, Tromol Pos 29, (515352, 513301) YOGYAKARTA
KUESIONER PENELITIAN
PERSEPSI GURU TERHADAP UNDANG-UNDANG RI
NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN, DITINJAU DARI
TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, GOLONGAN JABATAN,
DAN KULTUR SEKOLAH
Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA di Kabupaten Sleman Yogyakarta
(Penelitian dalam rangka penyusunan skripsi)
2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal : Pengisian Kuesioner Kepada Yth: Bapak Ibu/Guru SMA Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Saya bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “Persepsi Guru terhadap Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Status Guru, Golongan Jabatan, dan Kultur Sekolah”. Bagi saya, penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu Guru menjadi
responden penelitian ini. Saya berharap Bapak/Ibu Guru berkenan untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu Guru dan memastikan bahwa jawaban Bapak/Ibu Guru hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak mengganggu
aktivitas Bapak/Ibu Guru. Oleh sebab itu, saya mohon maaf sebelumnya. Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan
banyak terima kasih.
Yogyakarta, Oktober 2006 Hormat saya,
Dina kurniastuti Peneliti
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Kuesioner ini terdiri dari 3 (tiga) bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagian I : Identitas Responden Bagian II : Kultur Sekolah Bagian III : Persepsi Guru terhadap Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
2. Pilihlah SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Pilihlah jawaban dengan memberi tanda (X) pada pertanyaan bagian II dan III pada kolom yang telah disediakan. Jawablah semua pertanyaan yang ada dan jangan ada yang terlewatkan. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah, karena semua jawaban yang Bapak/Ibu Guru berikan adalah benar. Oleh karena itu pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu Guru sendiri. Semua jawaban yang Bapak/Ibu Guru berikan dijamin kerahasiaannya, sehingga Bapak/Ibu Guru tidak perlu khawatir oranglain akan mengetahuinya. Kesungguhan Bapak/Ibu Guru dalam menjawab pertanyaan berikut sangat saya perlukan, selamat mengerjakan dan terimakasih banyak atas bantuan dan kerjasamanya.
BAGIAN I Identitas Responden
1. Nama : 2. Jenis Kelamin : Laki- laki/Perempuan (coret salah satu) 3. Status : a. Guru Negeri (PNS) c. Guru Tidak Tetap : b. Guru Tetap Yayasan d. Guru Honorer/Bantu 4. Golongan Jabatan : a. II/a e. III/a i. IV/a b. II/b f. III/b j. IV/b c. II/c g. III/c k. IV/c d. II/d h. III/d l. IV/d 5. Pendidikan Terakhir: a. < D2 c. D3 e. S2 b. D2 d. D4/S1
BAGIAN II
Kultur Sekolah
No Pernyataan Pendapat 1 Di sekolah, kepala sekolah tidak SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menampakkan sebagai atasan dan guru serta karyawan tidak merasa sebagai bawahan, dan begitu juga sebaliknya
2 Sebagai guru, saya diberi kebebasan dalam melaksanakan tugas dan tangung jawab sebagai guru di sekolah ini
SS S TS STS
3 Di sekolah, besar gaji yang diterima kepala sekolah, guru dan karyawan sangat berbeda
SS S TS STS
4 Inisiatif kepala sekolah merupakan dasar tindakan para guru dan karyawan
SS S TS STS
5 Kepala sekolah, guru dan karyawan berlomba menunjukkan prestasi pada tugas dan tanggung jawab masing-masing
SS S TS STS
6 Kepala sekolah memiliki sikap yang tegas, percaya diri, dan penuh inisiatif untuk memajukan sekolah
SS S TS STS
7 Setiap komponen di sekolah ini umumnya berfilosofi hidup untuk bekerja bukan bekerja untuk hidup
SS S TS STS
8 Permasalahan yang muncul di sekolah diselesaikan berdasarkan persetujuan bersama
SS S TS STS
9 Di sekolah, hubungan kepala sekolah, guru dan karyawan terasa seperti suasana keluarga
SS S TS STS
10 Pengelolaan sekolah semata-mata didasarkan pada model pengelolaan yang dikembangkan sendiri oleh kepala sekolah
SS S TS STS
11 Dasar penggajian di sekolah ini didasarkan pada tinggi rendahnya ketrampilan dan ketepatan pada aturan yang berlaku
SS S TS STS
12 Setiap orang di sekolah ini bekerja keras (misal: membuat karya tulis, buku, dll)
SS S TS STS
13 Setiap guru yang bekerja di sekolah ini hanya bekerja pada jam kerja yang sudah ditentukan
SS S TS STS
14 Setiap guru yang bekerja di sekolah ini menghargai ide atau gagasan dan perubahan kearah yang baru
SS S TS STS
15 Setiap orang yang berada di sekolah ini termotivasi untuk menghindari risiko dan mempertahankan harga diri
SS S TS STS
16 Kepala sekolah, guru serta karyawan menjalankan tugas secara teliti dan melakukannya secara tepat waktu oleh sebab ditekankan dalam peraturan sekolah
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN III Persepsi Guru terhadap Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen
No Pernyataan Pendapat 1 Aturan dalam undang-undang guru dan
dosen, hanyalah guru yang berpendidikan sarjana (S1/D4) yang layak untuk mengajar di SMA merupakan aturan yang positif
SS S TS STS
2 Tuntutan undang-undang guru dan dosen bahwa guru harus mampu membuat rencana pembelajaran adalah tuntutan yang realistis
SS S TS STS
3 Tuntutan undang-undang guru dan dosen bahwa guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi adalah tutuntutan yang realistis
SS S TS STS
4 Tuntutan undang-undang guru dan dosen bahwa guru harus mampu mengevaluasi hasil pembelajaran dengan benar adalah tuntutan yang realistis
SS S TS STS
5 Aturan yang menetapkan bahwa setiap perilaku guru harus dapat menjadi teladan bagi peserta didik merupakan aturan yang benar
SS S TS STS
6 Aturan yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kemampuan menyampaikan materi pembelajaran secara benar adalah aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
7 Aturan yang menyatakan bahwa guru harus mampu menjawab setiap pertanyaan mengenai materi pelajaran merupakan aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
8 Aturan perundangan guru dan dosen menyatakan bahwa guru harus mempunyai wawasan tambahan tentang materi pelajaran selain dari buku pelajaran adalah aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
9 Aturan undang-undang guru dan dosen bahwa guru dan peserta didik harus berkomunikasi secara lancar dan mampu berinteraksi tentang materi pelajaran adalah aturan yang realistis
SS S TS STS
10 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa sesama guru harus
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkomuniksi dan berinteraksi berkaitan dengan profesinya adalah aturan yang realistis
11 Guru dan orang tua/wali harus berkomunikasi dan berinteraksi mengenai perkembangan peserta didik adalah hal yang mudah dijalankan
SS S TS STS
12 Tuntutan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru dalam kehidupan bermasyarakatnya harus dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik adalah tuntutan yang realistis
SS S TS STS
13 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa pemerintah hanya menunjuk LPTK tertentu yang mengeluarkan sertifikasi adalah aturan yang benar
SS S TS STS
14 Aturan dalam undang-undang guru dan dosen bahwa sertifikasi dapat mengukur kemampuan sebenarnya yang dimiliki oleh guru adalah aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
15 Uji sertifikasi yang terbuka sesuai dengan aturan dalam perundangan guru dan dosen merupakan hal yang dapat diwujudkan
SS S TS STS
16 Hasil uji sertifikasi guru harus dapat dipertanggungjawabkan oleh guru yang memilikinya
SS S TS STS
17 Dalam perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam satuan pendidikan tertentu hanyalah guru yang memiliki sertifikasi adalah aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
18 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru harus memiliki sertifikasi dan pemerintah juga harus menyediakan anggarannya merupakan aturan yang positif
SS S TS STS
19 Menurut aturan dalam undang-undang guru dan dosen yang menyatakan bahwa pendapatan guru cukup memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan jaminan hari tua adalah aturan yang dapat terwujud
SS S TS STS
20 Aturan dalam undang-undang guru dan dosen yang menyatakan bahwa kenaikan pangkat berdasarkan prestasi kerja adalah
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aturan yang dapat diterima 21 Aturan perundangan guru dan dosen yang
menyatakan bahwa guru memperoleh perlindungan kemampuan intelektualnya adalah aturan yang positif
SS S TS STS
22 Aturan dalam undang-undang guru dan dosen yang menyatakan bahwa setiap guru memiliki kesempatan untuk mengikuti seminar adalah aturan yang dapat terwujud
SS S TS STS
23 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru berhak menggunakan setiap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah adalah hal yang mudah dijalankan
SS S TS STS
24 Menurut aturan dalam undang-undang guru dan dosen, guru harus memberi penilaian sesuai dengan kaidah pendidikan dan kode etik guru adalah aturan yang dapat terwujud
SS S TS STS
25 Guru dalam menjalankan tugasnya akan merasa aman dengan adanya undang-undang guru dan dosen
SS S TS STS
26 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru yang bebas memilih organisasi profesi adalah hal yang positif
SS S TS STS
27 Aturan dalam undang-undang guru dan dosen guru menyatakan bahwa guru dapat ikut dalam penentuan kebijakan pendidikan adalah hal yang positif
SS S TS STS
28 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru memperoleh pelatihan adalah hal yang positif
SS S TS STS
29 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru memperoleh gaji yang sesuai dengan pangkat, golongan dan masa kerja adalah aturan yang dapat terwujud
SS S TS STS
30 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru memperoleh tunjangan sesuai dengan tanggungan keluarga merupakan aturan yang realistis
SS S TS STS
31 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru akan memperoleh tunjangan fungsional adalah hal yang dapat terwujud
SS S TS STS
32 Aturan perundangan guru dan dosen yang SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyatakan bahwa guru yang bertugas didaerah khusus akan memperoleh tunjangan khusus adalah aturan yang dapat diterima
33 Tambahan pendapatan dalam bentuk asuransi, pelayanan kesehatan dan tambahan kesejahteraan lain akan terwujud dengan adanya aturan undang-undang guru dan dosen
SS S TS STS
34 Aturan perundangan guru dan dosen guru yang menyatakan bahwa guru yang diangkat oleh pemerintah sudah selayaknya digaji oleh pemerintah merupakan aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
35 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh mayarakat dan digaji sesuai kesepakatan kerja adalah aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
36 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru yang memperoleh tunjangan profesi hanyalah guru yang memiliki sertifikasi adalah hal yang positif
SS S TS STS
37 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa besarnya tunjangan profesi adalah satu kali gaji pokok merupakan aturan yang dapat dijalankan
SS S TS STS
38 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa tunjangan profesi dialokasikan dalam APBN dan/atau APBD adalah aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
39 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru yang diangkat oleh pemerintah memperoleh tunjangan fungsional adalah aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
40 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselengarakan oleh masyarakat, mendapat tunjangan fungsional yang disubsidi dari pemerintah adalah aturan yang dapat dijalankan
SS S TS STS
41 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dialokasikan dalam APBN dan/atau APBD adalah aturan yang dapat diterima
42 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru di daerah khusus memperoleh tunjangan khusus dari pemerintah merupakan aturan yang dapat terwujud
SS S TS STS
43 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa tunjangan khusus sebesar satu kali gaji pokok adalah aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
44 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru yang ditempatkan di daerah khusus akan memperoleh rumah dinas adalah aturan yang dapat diwujudkan
SS S TS STS
45 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru memperoleh maslahat tambahan berupa tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa adalah aturan yang dapat diterima
SS S TS STS
46 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa putra putri guru akan memperoleh kemudahan dalam pendidikan, pelayanan kesehatan dan kesejahteraan lain adalah aturan yang dapat diwujudkan
SS S TS STS
47 Aturan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa pemerintah akan menjamin terwujudnya maslahat tambahan adalah aturan yang dapat dijalankan
SS S TS STS
48 Tuntutan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru wajib membuat rencana pembelajaran adalah tuntutan yang dapat diterima
SS S TS STS
49 Tuntutan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru wajib melaksanakan kegiatan belajar adalah tuntutan yang dapat dijalankan
SS S TS STS
50 Tuntutan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru wajib melaksanakan tes untuk menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran adalah tuntutan yang dapat dijalankan
SS S TS STS
51 Tuntutan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru harus mengembangkan pengetahuannya sejalan dengan perkembangan ilmu penetahuan,
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
teknologi dan seni adalah hal yang positif 52 Tuntutan perundangan guru dan dosen yang
menyatakan bahwa guru harus objektif dan tidak diskriminatif adalah tuntutan yang dapat terwujud
SS S TS STS
53 Tuntutan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru harus menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika adalah tuntutan yang dapat dijalankan
SS S TS STS
54 Tuntutan perundangan guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru wajib memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bagsa adalah tuntutan yang dapat dijalankan
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Kultur Sekolah
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. ITEM1 2.9000 .9229 30.0 2. ITEM2 2.2667 .7849 30.0 3. ITEM3 2.9667 .9279 30.0 4. ITEM4 2.2667 .9444 30.0 5. ITEM5 2.8333 .8743 30.0 6. ITEM6 2.8333 .9499 30.0 7. ITEM7 2.6000 .9685 30.0 8. ITEM8 2.6000 .8944 30.0 9. ITEM9 3.2333 .7739 30.0 10. ITEM10 2.3333 .8841 30.0 11. ITEM11 2.5667 .8976 30.0 12. ITEM12 2.7000 .9154 30.0 13. ITEM13 2.4000 .8550 30.0 14. ITEM14 3.1000 .7589 30.0 15. ITEM15 3.0667 .7849 30.0 16. ITEM16 3.0333 .8503 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 43.7000 69.1138 8.3135 16 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted ITEM1 40.8000 59.8897 .5861 .8667 ITEM2 41.4333 63.0816 .4344 .8731 ITEM3 40.7333 61.0989 .4932 .8709 ITEM4 41.4333 60.8057 .5035 .8705 ITEM5 40.8667 58.9471 .7004 .8618 ITEM6 40.8667 60.1195 .5493 .8684 ITEM7 41.1000 57.5414 .7238 .8600 ITEM8 41.1000 58.0931 .7496 .8594 ITEM9 40.4667 65.4299 .2464 .8799 ITEM10 41.3667 61.4816 .4941 .8708 ITEM11 41.1333 63.9816 .3013 .8790 ITEM12 41.0000 58.3448 .7102 .8610 ITEM13 41.3000 64.6310 .2729 .8797 ITEM14 40.6000 63.0759 .4531 .8724 ITEM15 40.6333 60.1023 .6898 .8632 ITEM16 40.6667 63.2644 .3790 .8754
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 16 Alpha = .8769
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Undang – Undang Tentang Guru Dan Dosen
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. ITEM17 3.4667 .5713 30.0 2. ITEM18 3.3333 .6609 30.0 3. ITEM19 3.5000 .5085 30.0 4. ITEM20 3.4667 .5074 30.0 5. ITEM21 3.5000 .5724 30.0 6. ITEM22 3.4000 .6747 30.0 7. ITEM23 3.2667 .5833 30.0 8. ITEM24 3.5667 .5040 30.0 9. ITEM25 3.4000 .6747 30.0 10. ITEM26 3.6000 .5632 30.0 11. ITEM27 2.9667 .7649 30.0 12. ITEM28 3.3667 .7184 30.0 13. ITEM29 3.1667 .7466 30.0 14. ITEM30 3.0000 .9826 30.0 15. ITEM31 3.1667 .7915 30.0 16. ITEM32 3.2000 .6644 30.0 17. ITEM33 3.4333 .5683 30.0 18. ITEM34 3.4667 .5074 30.0 19. ITEM35 3.4000 .6747 30.0 20. ITEM36 3.2000 .8052 30.0 21. ITEM37 3.3000 .7022 30.0 22. ITEM38 3.3000 .7497 30.0 23. ITEM39 3.1000 .6618 30.0 24. ITEM40 3.3667 .7184 30.0 25. ITEM41 3.2667 .6915 30.0 26. ITEM42 3.4667 .5713 30.0 27. ITEM43 3.4333 .5683 30.0 28. ITEM44 3.4667 .5713 30.0 29. ITEM45 3.4667 .5074 30.0 30. ITEM46 3.4667 .5713 30.0 31. ITEM47 3.5000 .5724 30.0 32. ITEM48 3.4667 .5713 30.0 33. ITEM49 3.3333 .6609 30.0 34. ITEM50 3.4333 .6789 30.0 35. ITEM51 3.0000 .9097 30.0 36. ITEM52 3.0000 .7428 30.0 37. ITEM53 3.3000 .5960 30.0 38. ITEM54 3.4333 .6261 30.0 39. ITEM55 3.4000 .6215 30.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40. ITEM56 3.0667 .6915 30.0 41. ITEM57 3.3000 .5350 30.0 42. ITEM58 3.4667 .5713 30.0 43. ITEM59 3.3667 .6687 30.0 44. ITEM60 3.3333 .6065 30.0 45. ITEM61 3.3667 .7184 30.0 46. ITEM62 3.4000 .6215 30.0 47. ITEM63 3.4000 .4983 30.0 48. ITEM64 3.4000 .5632 30.0 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 49. ITEM65 3.4333 .5040 30.0 50. ITEM66 3.6000 .4983 30.0 51. ITEM67 3.4667 .5074 30.0 52. ITEM68 3.6000 .4983 30.0 53. ITEM69 3.6000 .4983 30.0 54. ITEM70 3.6667 .4795 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 181.8333 360.4195 18.9847 54 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted ITEM17 178.3667 345.1368 .7045 .9559 ITEM18 178.5000 343.0862 .6901 .9558 ITEM19 178.3333 346.2299 .7361 .9559 ITEM20 178.3667 348.5161 .6147 .9563 ITEM21 178.3333 352.9885 .3303 .9573 ITEM22 178.4333 346.5299 .5349 .9565 ITEM23 178.5667 353.3575 .3065 .9574 ITEM24 178.2667 346.4782 .7295 .9559 ITEM25 178.4333 349.4954 .4150 .9571 ITEM26 178.2333 350.5989 .4506 .9568 ITEM27 178.8667 348.6713 .3908 .9573 ITEM28 178.4667 343.8437 .6028 .9562 ITEM29 178.6667 343.1954 .6025 .9562 ITEM30 178.8333 345.7989 .3737 .9579 ITEM31 178.6667 346.5747 .4486 .9570 ITEM32 178.6333 348.0333 .4819 .9568 ITEM33 178.4000 342.1793 .8522 .9553 ITEM34 178.3667 348.5161 .6147 .9563 ITEM35 178.4333 349.4954 .4150 .9571 ITEM36 178.6333 343.4126 .5482 .9565 ITEM37 178.5333 341.4299 .7128 .9557 ITEM38 178.5333 345.5678 .5127 .9567 ITEM39 178.7333 345.6506 .5824 .9563
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ITEM40 178.4667 342.8092 .6426 .9560 ITEM41 178.5667 346.9437 .5046 .9567 ITEM42 178.3667 346.4471 .6416 .9561 ITEM43 178.4000 342.1793 .8522 .9553 ITEM44 178.3667 345.5506 .6846 .9560 ITEM45 178.3667 347.6195 .6629 .9561 ITEM46 178.3667 346.4471 .6416 .9561 ITEM47 178.3333 344.9885 .7104 .9559 ITEM48 178.3667 351.5506 .3987 .9570 ITEM49 178.5000 347.3621 .5123 .9566 ITEM50 178.4000 345.4897 .5733 .9563 ITEM51 178.8333 349.1092 .3084 .9581 ITEM52 178.8333 349.5230 .3725 .9573 ITEM53 178.5333 350.6713 .4208 .9570 ITEM54 178.4000 347.6276 .5311 .9565 ITEM55 178.4333 349.2885 .4626 .9568 ITEM56 178.7667 350.3230 .3716 .9573 ITEM57 178.5333 349.8437 .5142 .9566 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted ITEM58 178.3667 346.4471 .6416 .9561 ITEM59 178.4667 349.9126 .4021 .9571 ITEM60 178.5000 348.4655 .5117 .9566 ITEM61 178.4667 349.4299 .3900 .9572 ITEM62 178.4333 351.6333 .3604 .9572 ITEM63 178.4333 350.3920 .5242 .9566 ITEM64 178.4333 348.7368 .5403 .9565 ITEM65 178.4000 348.0414 .6447 .9562 ITEM66 178.2333 347.0816 .7050 .9560 ITEM67 178.3667 346.1023 .7447 .9559 ITEM68 178.2333 349.6333 .5655 .9565 ITEM69 178.2333 350.4609 .5205 .9566 ITEM70 178.1667 348.6954 .6419 .9563 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 54 Alpha = .9573
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA SEKOLAH GENDER STATUS GOLONGAN PENDIDIKAN ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8SMA N I GODEAN 2 4 . 3 4 2 3 3 3 4 3 3SMA N I GODEAN 2 4 . 3 4 3 2 4 4 4 4 4SMA N I GODEAN 2 1 8 3 2 3 3 4 3 4 3 3SMA N I GODEAN 2 1 7 3 3 3 3 2 3 3 3 3SMA N I GODEAN 2 1 9 3 2 3 4 4 3 4 4 4SMA N I GODEAN 1 1 9 3 3 3 4 3 2 2 2 3SMA N I GODEAN 1 1 9 3 3 3 3 4 2 4 2 3SMA N I GODEAN 2 1 9 3 2 3 3 2 3 2 3 3SMA N I GODEAN 2 1 9 3 2 3 3 3 3 3 3 3SMA N I GODEAN 1 1 9 3 4 4 1 1 4 4 1 4SMA N I GODEAN 2 1 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3SMA N I GODEAN 2 1 . 2 3 3 3 3 3 3 3 2SMA N I GODEAN 2 3 . 3 2 3 2 3 3 3 2 3SMA N I GODEAN 1 1 9 3 3 3 4 3 4 3 4 3SMA N I GODEAN 1 1 9 3 3 3 1 2 3 3 3 3SMA N I GODEAN 1 1 8 3 2 4 3 4 3 4 2 4SMA N I GODEAN 1 1 8 3 1 2 2 3 3 3 3 4SMA N I GODEAN 2 1 9 3 2 4 4 3 3 4 2 4SMA N I GODEAN 2 1 5 3 1 4 4 3 4 3 3 3SMA N I GODEAN 2 1 9 3 2 4 4 4 3 4 2 4SMA N I GODEAN 2 1 5 3 4 2 1 3 4 4 4 3SMA N I GODEAN 2 1 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3SMA N I GODEAN 1 1 9 3 2 4 4 1 4 3 1 4SMA N I GODEAN 2 1 9 3 2 4 4 3 3 4 2 3SMA N I GODEAN 2 1 9 3 1 1 3 2 1 4 3 4SMA N I GODEAN 1 1 8 3 4 3 3 3 4 3 3 4SMA N I GODEAN 1 1 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3SMA N I GODEAN 2 1 8 3 4 4 4 4 4 4 4 4SMA N I MLATI 1 1 8 3 3 3 2 3 3 3 3 3SMA N I MLATI 1 1 9 4 1 2 3 3 4 3 4 4SMA N I MLATI 1 1 8 3 2 3 2 3 3 2 2 3SMA N I MLATI 2 1 7 3 3 3 2 2 3 3 3 3SMA N I MLATI 2 1 8 2 2 4 2 3 4 4 3 3SMA N I MLATI 2 1 8 3 1 3 2 2 4 4 4 3SMA N I MLATI 2 1 9 3 3 3 3 4 3 4 1 3SMA N I MLATI 2 1 8 3 3 3 2 2 3 4 3 3SMA N I MLATI 1 1 9 3 2 3 3 2 3 3 3 3SMA N I MLATI 1 1 5 3 3 4 3 2 4 4 4 4SMA N I MLATI 2 1 8 3 3 3 3 2 3 4 3 3SMA N I MLATI 2 1 8 3 4 4 1 3 3 4 1 4SMA N I MLATI 2 1 8 3 2 3 3 2 3 3 3 3SMA N I MLATI 1 1 9 4 2 3 2 3 4 3 3 3SMA N I MLATI 1 1 9 3 3 3 3 3 4 4 4 3SMA N I MLATI 1 1 5 3 3 4 2 4 4 4 3 4SMA N I MLATI 1 1 7 4 2 4 4 2 4 3 3 4SMA N I MLATI 1 1 9 4 2 3 3 2 3 3 2 3SMA N I MLATI 1 1 9 3 4 3 3 2 3 4 2 3SMA N I MLATI 1 1 10 3 2 3 3 3 3 3 3 3SMA N I MLATI 1 3 5 3 2 4 2 2 4 4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMA N I MLATI 2 3 . 3 2 4 1 4 4 4 2 4SMA N I MLATI 1 3 . 3 2 3 3 2 4 4 4 4SMA N I MLATI 1 1 8 4 3 3 2 3 4 4 2 3SMA N I MLATI 2 1 9 3 1 4 3 3 4 4 3 3SMA N I MLATI 1 4 . 3 3 4 3 3 3 4 2 4SMA N I MLATI 2 1 8 3 4 4 4 4 4 4 3 3SMA N I MLATI 1 1 9 3 3 3 3 3 2 2 3 3SMA N I SEYEGAN 2 1 8 3 4 3 3 3 4 4 3 3SMA N I SEYEGAN 1 1 9 3 4 2 3 3 3 4 3 3SMA N I SEYEGAN 1 3 6 3 1 4 4 4 4 4 4 4SMA N I SEYEGAN 2 1 9 4 4 4 3 3 3 3 3 3SMA N I SEYEGAN 2 3 . 3 3 3 3 3 3 4 2 3SMA N I SEYEGAN 2 4 . 3 2 4 3 2 4 4 4 4SMA N I SEYEGAN 2 1 6 3 1 4 4 3 3 2 2 3SMA N I SEYEGAN 2 4 . 3 3 3 2 2 3 3 2 3SMA N I SEYEGAN 1 4 . 3 4 4 4 1 4 4 4 4SMA N I SEYEGAN 2 1 8 3 1 3 3 3 4 4 2 3SMA N I SEYEGAN 2 1 9 3 1 3 3 3 4 4 3 4SMA N I SEYEGAN 1 1 9 3 3 4 3 2 4 4 4 3SMA N I SEYEGAN 1 1 8 3 1 4 4 1 4 4 3 3SMA N I SEYEGAN 1 1 9 3 4 3 4 4 4 4 3 4SMA N I SEYEGAN 1 1 9 2 2 2 3 1 3 4 3 3SMA N I SEYEGAN 2 1 9 3 3 4 3 2 4 3 4 3SMA N I SEYEGAN 2 1 9 3 2 3 4 4 3 4 4 4SMA N I SEYEGAN 1 1 9 3 3 3 4 3 2 2 2 3SMA N I SEYEGAN 1 1 9 3 3 3 3 4 2 4 2 3SMA N I SEYEGAN 2 1 9 3 2 3 3 2 3 2 3 3SMA N I SEYEGAN 2 4 . 3 4 3 2 4 4 4 4 4SMA N I SEYEGAN 2 1 8 3 2 3 3 4 3 4 3 3SMA N I SEYEGAN 2 1 7 3 3 3 3 2 3 3 3 3SMA N I SEYEGAN 2 1 9 3 2 3 4 4 3 4 4 4SMA N I SEYEGAN 1 1 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3SMA N I SEYEGAN 2 1 8 3 4 4 4 4 4 4 4 4SMA N I SEYEGAN 1 1 8 3 3 3 2 3 3 3 3 3SMA N I SEYEGAN 1 1 9 4 1 2 3 3 4 3 4 4SMA N I MINGGIR 2 1 9 3 3 3 3 2 4 4 3 3SMA N I MINGGIR 2 1 9 3 2 3 2 3 3 3 3 3SMA N I MINGGIR 2 1 8 3 3 3 3 2 4 4 4 3SMA N I MINGGIR 2 1 9 3 1 1 1 2 4 4 1 4SMA N I MINGGIR 2 1 9 3 3 2 3 3 3 3 3 3SMA N I MINGGIR 1 1 8 3 1 3 3 4 4 4 4 3SMA N I MINGGIR 1 1 8 3 4 4 1 2 4 4 1 4SMA N I MINGGIR 2 1 6 3 1 4 4 4 4 4 4 4SMA N I MINGGIR 2 1 7 3 2 2 4 3 3 4 4 4SMA N I MINGGIR 2 1 8 3 2 4 3 4 4 4 3 4SMA N I MINGGIR 1 1 8 3 3 3 3 2 3 3 3 3SMA N I MINGGIR 2 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4SMA N I MINGGIR 2 1 8 3 2 3 3 3 3 3 3 2SMA N I MINGGIR 2 1 9 3 2 3 3 3 3 3 3 2SMA N I MINGGIR 2 1 9 3 4 4 1 4 4 4 2 4