perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN PERILAKU MEROKOK PADA PERAWAT DAN NON- PERAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ANINDITA MURTI HAPSARI G0009016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2013
53
Embed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ...... · J.Teknik Analisis Data ... menjadi contoh dalam bidang kesehatan secara khusus bagi pasien. ... interaksi perawat lebih
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PERILAKU MEROKOK PADA PERAWAT DAN NON-
PERAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ANINDITA MURTI HAPSARI
G0009016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul: Perbedaan Perilaku Merokok pada Perawat dan Non-
TABEL 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Perbedaan Perilaku Merokok
TABEL 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur
TABEL 3. Distribusi Sanpel Berdasarkan Onset Merokok
TABEL 4. Distribusi Sampel Berperilaku Merokok (+) Berdasarkan Perilaku Merokok
TABEL 5. Distribusi Sampel Berperilaku Merokok (+) Berdasarkan Kategori Perokok
TABEL 6. Distribusi Sampel Berperilaku Merokok (+) Berdasarkan Tempat Merokok
TABEL 7. Distribusi Sampel Berperilaku Merokok (+) Berdasarkan Motivasi Merokok
TABEL 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Teman (Peer Group)
TABEL 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Paparan Iklan Rokok
TABEL 10. Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda tentang Hubungan jenis Perbedaan,
Kelompok teman, Paparan Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok Perawat
RSUD Dr. Moewardi
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Anindita Murti Hapsari. G0009016. 2013. Perbedaan Perilaku Merokok pada Perawat dan
Non-Perawat di RSUD Dr.Moewardi. skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Latar Belakang: Rokok sejak lama telah menjadi permasalahan kesehatan global di seluruh
belahan dunia. Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO, dinyatakan bahwa hingga Januari
2011 lebih dari 1 miliar orang di dunia mengkonsumsi tembakau, dengan angka mortalitas
mencapai lebih dari 5 juta orang setiap tahun (Kementerian Komunikasi dan Informatika RI,
2011). Sebanyak 1 dari 10 kematian manusia diseluruh dunia dapat dikaitkan dengan perilaku
merokok (Springer et al., 2008).Hingga saat ini terdapat sekitar 50% rumah tangga di
Indonesia yang memiliki seorang perokok di rumahnya, maka dari itu dapat diestimasikan
sekitar 50% masyarakat di Indonesia terpapar asap rokok. Jumlah tersebut menjadikan
Indonesia diurutan ke-3 dalam jumlah perokok terbesar di dunia, setelah China dan India,
dengan perincian 65,1% adalah laki-laki dan 78% di antaranya mulai merokok sebelum usia
19 tahun (Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, 2011).
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah cross sectional yaitu penelitian yang
mempelajari risiko terjadinya efek, dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek.
Penelitian ini variabel bebas dan variabel terikatnya dinilai pada satu saat menurut keadaan
pada waktu observasi. Untuk mengetahui perbedaan perilaku merokok pada perawat dan non
perawat di RSUD Dr.Moewardi. (Isgiyanto,2009) diolah dengan Statistical Product and
Service Solution (SPSS) 17.00 for Windows.
Hasil Penelitian: Dari tabel di atas diperoleh Odds Ratio (OR) untuk jenis perbedaan = 2,067
dengan p = 0,048. Hal ini menunjukkan bahwa Non-Perawat memiliki risiko untuk
berperilaku merokok dua kali lebih besar daripada Perawat (OR = 2,067; p = 0,048).
Hubungan tersebut secara statistik signifikan.
Simpulan Penelitian: Odds Ratio (OR) untuk pengaruh iklan = 1,560 dengan p = 0,240
menunjukkan bahwa Perawat yang sering menerima paparan iklan rokok memiliki risiko
untuk berperilaku merokok dua kali lebih besar daripada mahasiswa yang jarang menerima
paparan iklan rokok. Hubungan tersebut secara statistik tidak signifikan.
Kata kunci : Perawat, Merokok, Non-Perawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Anindita Murti Hapsari. G0009016. 2013. Smoking Behavior Differences in Nurses and
Non-Nurses in hospitals Dr.Moewardi. Mini Thesis. Faculty of Medicine Sebelas Maret
University Surakarta.
Background: Smoking has long been a global health problem around the world. Based on data released by the WHO, stated that in January 2011 to more than 1 billion people in the world consume tobacco, with a mortality rate reaches more than 5 million people each year (Ministry of Communication and Information, 2011). As many as 1 out of 10 human deaths worldwide can be attributed to smoking behavior (Springer et al., 2008). To date there are about 50% of households in Indonesia have a smoker in the house, and therefore can be estimated around 50% of people exposed to secondhand smoke in Indonesia. The amount is made Indonesia In order -3 in the number of smokers in the world, after China and India, with detail 65.1% were men and 78% of them started smoking before the age of 19 years (Ministry of Communication and Information, 2011).
Method: The study was cross-sectional research that studied the risk of effects, dynamics of
correlation between risk factors with effects. This study independent variables and the
dependent variable assessed at one time according to the circumstances at the time observasi.
For know the difference between smoking behavior of nurses and non-nurses in hospitals
Dr.Moewardi. (Isgiyanto, 2009) prepared by the Statistical Product and Service Solutions
(SPSS) for Windows 17:00.
Result: From the table above were obtained Odds Ratios (OR) for this kind of difference =
2.067 to p = 0.048. This shows that Non-Nurses are at risk for smoking behavior two times
greater than the nurse (OR = 2.067, p = 0.048). The relationship was statistically significant.
Conclusion: Odds Ratio (OR) for the effect of ad = 1.560 and p = 0.240 indicates that nurses often receive exposure to cigarette advertising at risk for smoking behavior two times greater than students who rarely receive exposure to cigarette advertising. The relationship was not statistically significant.
Keywords: Nurses, Smoking, Non-Nurse
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rokok sejak lama telah menjadi permasalahan kesehatan global di seluruh
belahan dunia. Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO, dinyatakan bahwa
hingga Januari 2011 lebih dari 1 miliar orang di dunia mengkonsumsi
tembakau, dengan angka mortalitas mencapai lebih dari 5 juta orang setiap
tahun (Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, 2011). Sebanyak 1 dari
10 kematian manusia di seluruh dunia dapat dikaitkan dengan perilaku
merokok (Springer et al., 2008). Hingga saat ini terdapat sekitar 50% rumah
tangga di Indonesia yang memiliki seorang perokok di rumahnya, maka dari
itu dapat diestimasikan sekitar 50% masyarakat di Indonesia terpapar asap
rokok. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia di urutan ke-3 dalam jumlah
perokok terbesar di dunia, setelah China dan India, dengan perincian 65,1%
adalah laki-laki dan 78% di antaranya mulai merokok sebelum usia 19 tahun
(Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, 2011).
Kegiatan merokok di Indonesia, pada saat ini telah diatur oleh pemerintah
yang pada awalnya tertuang dalam pasal 13 peraturan daerah no. 2 tahun 2005
mengenai tempat – tempat umum yang harus menjadi area bebas rokok,
seperti : pusat perbelanjaan, bandara, terminal, tempat kerja, sarana
pendidikan, perkantoran, rumah ibadah, dan rumah sakit. Peraturan itu
kemudian disempurnakan oleh Undang – Undang Kesehatan pasal 115
No.36/2009 yang menyatakan bahwa pemerintah daerah wajib menetapkan
kawasan tanpa rokok di wilayahnya (Depdagri, 2006). Salah satu tempat
umum yang menjadi area bebas rokok adalah rumah sakit. Namun hingga saat
ini sering kali peraturan mengenai area bebas rokok diabaikan, bukan hanya
oleh masyarakat umum, tetapi juga oleh pegawai rumah sakit. Salah satu yang
turut berperan di dalamnya adalah perawat. Perawat merupakan bagian dari
penyelenggara kesehatan yang memiliki andil besar dalam kesehatan pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan juga sebagai contoh yang sering menjadi panutan bagi pasien, oleh karena
interaksi perawat lebih banyak pada pasien, dibandingkan dengan petugas
kesehatan lainnya (Perdikaris, et al., 2010 ; Becker, et al., 1986).
Penyelenggara kesehatan, dalam hal ini perawat memiliki peranan penting
dalam mencegah dan mengurangi perilaku merokok yang dilakukan oleh
pasien, maupun pengunjung rumah sakit. Sifat dan perilaku merokok yang
ditunjukkan oleh perawat akan mempengaruhi kegiatan merokok pasien
(Perrin, et al., 2006). Beberapa penelitian, seperti di Lima, Peru, menyatakan
bahwa terdapat 67,1% perawat yang merokok, dan setelah dilakukan survey,
para perawat tersebut ternyata mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh
merokok. Selain itu perawat juga mengetahui bahwa dirinya adalah contoh
bagi pasien agar dapat berhenti merokok (Saaverda, et al., 2010). Penelitian
lainnya yang dilakukan di 15 pusat kesehatan di Palma, Spanyol,
menunjukkan bahwa 18 bulan setelah dilakukan penerapan larangan merokok
di seluruh pusat kesehatan di Spanyol, didapatkan 80% perawat pusat
kesehatan berhasil untuk berhenti merokok. Alasan untuk berhenti merokok
adalah para perawat menyadari bahwa perilaku merokok di tempat umum
semakin hari semakin bertambah buruk, serta adanya rasa bersalah dan rasa
malu oleh karena profesi perawat merupakan professional kesehatan yang
menjadi contoh dalam bidang kesehatan secara khusus bagi pasien. Selain itu
terdapat peningkatan dari sikap perilaku perawat terhadap pasien, serta
peningkatan produktivitas dalam pelayanan (Veny, et al., 2011). Adapun
penyebab merokok yang paling banyak, disebabkan oleh karena tempat kerja
serta tekanan oleh karena pekerjaan sebagai penyelenggara kesehatan
(Perdikaris, et al., 2010).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
serupa yakni membedakan perilaku merokok antara perawat dan non-perawat
di RSUD Dr. Moewardi,dengan harapan dapat mendukung analisis data terkait
perilaku merokok di kalangan pegawai rumah sakit, dan dapat menambah data
mengenai perilaku merokok dan analisisnya dari hasil penelitian yang sudah
ada sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan perilaku merokok pada Perawat dan Non-
Perawat RSUD Dr. Moewardi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan perilaku merokok pada Perawat dan Non-
Perawat RSUD Dr.Moewardi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui adakah pengaruh beban kerja yang mempengaruhi faktor
intrinsik dan ekstrinsik.
b. Mengetahui adakah perilaku merokok pada Perawat RSUD
Dr.Moewardi.
c. Mengetahui adakah perilaku merokok pada Non-Perawat RSUD
Dr.Moewardi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritik
a.Sebagai informasi ilmiah mengenai perbedaan perilaku merokok pada
Perawat dan Non-Perawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta secara
umum.
b.Data penelitian dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan perilaku merokok dengan faktor lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai gambaran perilaku merokok Perawat di RSUD Dr.
Moewardi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
b. Meningkatkan kesadaran akan bahaya rokok sehingga dapat
mengurangi jumlah perokok di kalangan RSUD Dr. Moewardi.
c. Sebagai masukan bagi instansi kesehatan maupun lembaga terkait
yang bergerak dalam bidang promosi kesehatan terutama gerakan
antirokok dikalangan pegawai rumah sakit pada khususnya
d. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai data pelengkap dari
data lainnya mengenai perilaku merokok masyarakat di Indonesia
pada umumnya, dan pada kalangan pegawai rumah sakit pada
khususnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Rokok
a. Pengertian Rokok
Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana
tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (PP
RI No. 19 Tahun 2003). Sedangkan asap rokok dibentuk oleh asap
utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke).
Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh
perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang
disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau
perokok pasif. Kandungan bahan kimia pada asap rokok samping
ternyata lebih tinggi dibanding asap rokok utama, antara lain karena
tembakau terbakar pada temperatur rendah ketika rokok sedang tidak
dihisap, menyebabkan pembakaran menjadi kurang lengkap sehingga
mengeluarkan lebih banyak bahan kimia (Rahmatullah, 2007).
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jenis rokok dibedakan berdasarkan beberapa hal. Menurut
Sitepoe dalam Syazana (2010), rokok dibedakan menjadi tiga jenis
berdasarkan bahan baku atau isinya yaitu:
1) Rokok putih, yaitu rokok yang bahan baku atau isinya
hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.
2) Rokok kretek, yaitu rokok yang bahan baku atau isinya
berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3) Rokok klembak, yaitu rokok yang bahan baku atau isinya
berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Berdasarkan penggunaan filternya, terdapat dua jenis rokok
yaitu:
1) Rokok Filter (RF), yaitu rokok yang pada bagian
pangkalnya terdapat gabus.
2) Rokok Non-Filter (RNF), yaitu rokok yang pada bagian
pangkalnya tidak terdapat gabus.
Berdasarkan bahan pembungkusnya, maka rokok dibedakan
menjadi empat jenis yaitu:
1) Rokok klobot, yaitu rokok yang pembungkusnya berupa
daun jagung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Rokok kawung, yaitu rokok yang dibungkus dengan daun
aren
3) Rokok sigaret, yaitu rokok dengan bahan pembungkusnya
kertas
4) Cerutu, yaitu rokok yang dibungkus daun tembakau.
Sedangkan berdasarkan proses pembuatannya, maka terdapat
dua jenis rokok yaitu:
1) Sigaret kretek tangan, yaitu rokok yang dibuat dengan cara
dilinting atau digiling menggunakan tangan atau alat bantu
sederhana
2) Sigaret kretek mesin, yaitu rokok yang dibuat dengan
menggunakan mesin.
b. Kandungan Rokok
Pada saat rokok dihisap, maka komponen-komponen rokok
akan dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya bahan yang mudah
menguap akan berubah menjadi asap lalu bersama komponen lainnya
mengalami kondensasi. Dengan demikian, komponen rokok yang
dihisap oleh perokok terdiri dari gas (85%) dan partikel (15%) (Zhu et
al, 2004). Menurut Kabo (2008) bahwasanya rokok mengandung 4000
bahan kimia yang kebanyakan toksik (bersifat racun), 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik. Di antara zat-zat tersebut yang paling
berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO). Zat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
beracun lainnya antara lain hidrogen sianida, formaldehida, ammonia,
fenol, nitrogen dioksida (NO2), dan lain sebagainya.
1) Nikotin
Nikotin (nicotine) adalah alkaloid cair yang sangat
beracun, tidak berwarna, mudah larut, berbau mirip piridin
serta rasa terbakar, dan diperoleh dari tembakau atau
diproduksi secara sintetis (Dorland, 2002).
Gambar 1. Struktur Kimia Nikotin
Seperti yang diungkapkan oleh Fahri dan Yunus
dalam Darmawati (2010), efek nikotin dapat menyebabkan
perangsangan terhadap hormon katekolamin (adrenalin)
yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung
tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah
akan semakin meninggi, dapat berakibat timbulnya
hipertensi. Efek lainnya yaitu merangsang
berkelompoknya trombosit, trombosit akan menggumpal
dan akhirnya menyumbat pembuluh darah yang sudah
sempit akibat asap rokok yang mengandung CO. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat meningkatkan angka kejadian penyakit
kardiovaskular.
Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga
memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Nikotin
mampu menginduksi rasa puas atau senang dan
mengurangi rasa stres juga cemas. Para perokok
menggunakannya untuk mengendalikan ketegangan dan
mengatur suasana perasaan Hal inilah yang menyebabkan
para perokok walaupun sudah memiliki niat berhenti
merokok masih sulit untuk melakukannya (Benowitz,
2010). Gejala putus nikotin antara lain: disforik atau