STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) WATES YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Serjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta HANA MELIA ROSALINA 3210069 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2014
34
Embed
PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/893/2/Hana Melia Rosalina_3210069_nonfull.… · stikes jenderal a. yani yogyakartaperpustakaan hubungan praktik pemberian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIRDENGAN IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH (RSUD) WATES YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Serjana KeperawatanSTIKES A.Yani Yogyakarta
HANA MELIA ROSALINA3210069
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDRAL ACHMAD YANIYOGYAKARTA
2014
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya nyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah terdapat skripsi
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis, juga tidak terdapat skripsi atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini akan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Juli 2014
( Hana Melia Rosalina)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan
rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Praktik Pemberian Asi Pada Bayi Baru Lahir dengan Ikterus
Neonatorium di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates Yogyakarta”.
Skripsi ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan
setulus-tulusnya kepada:
1. Dr. I Edy Purwoko, Sp. B, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Ida Nursanti, S.Kep., Ns.,MPH, selaku Puket III dan pembimbing utama yang
telah memberikan semangat, bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Yuni Very Anto, S.Kep., Ns, selaku Pembimbing Kedua yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Atik Ba’diah, S.Kp., S.Pd.,M.Kes, selaku penguji yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberi dorongan sehingga
terwujud skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
dan besar harapan penulis semoga skripsi ini mendapatkan masukan guna
perbaikan, karena penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat
B. Ikterus Neonatorum ........................................................................... 101. Definisi.......................................................................................... 102. Macam-macam ikterus.................................................................. 113. Etiologi.......................................................................................... 124. Penilaian Ikterus............................................................................ 145. Penilaian Ikterus Secara Visual .................................................... 156. Tanda dan Gejala .......................................................................... 167. Ciri-Ciri Bayi Mengalami Hiperbilirubinemia ............................. 168. Komplikasi.................................................................................... 169. Penatalaksanaan Ikterus ................................................................ 17
C. Pemberian ASI Pada Bayi Baru Lahir ............................................... 191. Definisi.......................................................................................... 192. Komponen ASI ............................................................................. 203. Keuntungan dan Manfaat ASI ...................................................... 22
D. Kerangka Teori .................................................................................. 26E. Kerangka Konsep Penelitian.............................................................. 27F. Hipotesa ............................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian......................................................................... 28B. Lokasi dan Waktu .............................................................................. 28
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
C. Populasi dan Sampel.......................................................................... 28D. Variabel Penelitian............................................................................. 30E. Definisi Operasional .......................................................................... 30F. Alat dan Metode Pengumpulan Data................................................. 31G. Validitas dan Reliabilitas................................................................... 32H. Analisa dan Model Statistik............................................................... 33I. Etika Penelitian.................................................................................. 36J. Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil................................................................................................... 39
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................. 392. Karakteristik responden ................................................................ 403. Analisis Hasil Penelitian ............................................................... 41
B. Pembahasan ....................................................................................... 421. Praktik Pemberian ASI ................................................................. 422. Ikterus Neonatorum ...................................................................... 443. Hubungan Praktik Pemberian ASI pada Bayi Baru Lahir dengan IkterusNeonatorum ....................................................................................... 454. Keeratan Hubungan ...................................................................... 47
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 48BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 49B. Saran .................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR TABELHal
Tabel 2.1 Rumus Penilaian Ikterus Menurut Derajat Kramer ............................ 15Tabel 2.2 Penilaian Ikterus menurut MTBS ....................................................... 15Tabel 2.3 Klasifikasi Ikterus menurut MTBS ..................................................... 15Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 30Tabel 3.2 Interpretasi Koefesiensi Korelasi ........................................................ 35Tabel 4.1 Karakteristik responden ...................................................................... 40Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan praktik pemberian ASI ................... 41Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan ikterus neonatorum......................... 41Tabel 4.4 Hubungan praktik pemberian ASI pada bayi baru lahir dengan ikterus
HalGambar 1. Penilaian Ikterus Menurut Derajat Kramer ........................... 14Gambar 2. Kerangka Teori ...................................................................... 26Gambar 3. Kerangka Konsep................................................................... 27
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Jadwal PenelitianLampiran 2. Lembar Permohonan Menjadi RespondenLampiran 3. Inform ConsentLampiran 4. Lembar Chek List Praktek Pemberian ASI Pada Bayi Baru LahirLampiran 5. Lembar Penilaian Ikterus ‘Neonatorum Secara VisualLampiran 7. Lembar Formulir Pemeriksaan Ikterus NeonatorumLampiran 8. Lembar Konsultasi Dosen PembimbingLampiran 9. Data PenelitianLampiran 10. Surat Ijin Penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIRDENGAN IKTERUS NEONATORUM DI RSUD WATES YOGYAKARTA
Hana Melia Rosalina1, Ida Nursanti2, Yuni Very Anto3
INTISARI
Latar Belakang: Ikterus neonatorum merupakan perubahan warna kekuninganpada kulit dan atau sklera bayi baru lahir yang disebabkan oleh deposisi jaringanbilirubin. Ikterus pada bayi baru lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulandan lebih tinggi pada bayi yang kurang bulan. Ikterus fisiologis timbul pada umur≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak kaki dan tangan. Kuning padabayi baru lahir dapat dicegah dengan praktik pemberian ASI.Tujuan: Mengetahui hubungan praktik pemberian ASI pada bayi baru lahirdengan ikterus neonatorum di RSUD Wates Yogyakarta.Metode: Menggunakan rancangan survey analitik dengan pendekatan cohortprospektif. Jenis penelitian ini yaitu observasional dengan pengambilan sampelpurposive sampling. Besar sampel yaitu 65 sesuai kriteria inklusi eksklusi.Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Data dianalisis dengan ujistatistik chi square (x2) dengan tingkat kemaknaan 95% dan p (α < 0,05).Hasil: Dari 65 responden yang mendapatkan full breastfeeding sebanyak 52(80%), yang mengalami ikterus sebanyak 21 bayi (32,3%) dan dari 13 (20%)responden yang mendapatkan partial feeding mengalami ikterus sebanyak 11 bayi( 16,9%), hasil uji p sebesar 0,004.Kesimpulan: Bayi dengan full breastfeeding memiliki resiko lebih tinggi untukterjadinya ikterus neonatorum dibandingkan bayi dengan partial feeding.Sehingga perlu memotivasi ibu menyusui setidaknya 10-12 kali perhari akanmembantu pengelolaan penyakit kuning.
Kata Kunci: Praktik pemberian ASI, bayi baru lahir, ikterus neonatorum.
1 Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Dosen Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
3 Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Wates
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE BREASTFEEDING PRACTICEFOR NEWBORN INFANTS AND THE ICTERUS NEONATORUM AT
RSUD WATES, YOGYAKARTA
Hana Melia Rosalina1, Ida Nursanti2, Yuni Very Anto3
ABSTRACTBackground: The icterus neonatorum is a yellowish color change on the skin andor the sclera of a newborn infant caused by the bilirubin tissue deposition. Theicterus on newborn infants occurs by 25-50% on the term neonates (infants) andhigher on the preterm infants. The physiologic icterus appears at the age of ≥ 24hours to ≤ 14 days and does not appear on hand palms and foot soles. Theyellowish color on a newborn infant can be prevented by the breastfeedingpractice.Objective: To investigate the relationship between the breastfeeding practice fornewborn infants and the icterus neonatorum at RSUD Wates, Yogyakarta.Method: The study employed an analytic survey design by means of theprospective cohort approach. The type of the study was observational and thesample was selected using the purposive sampling technique. The sample size wasin accordance with the inclusion-exclusion criteria. The data were collected byobservation sheets. They were analyzed by the chi square (χ2) statistical analysisat a significance level of 95% and p (α< 0.05).Results: Of 65 respondents, 52 infants (80%) received full breastfeeding and 21(32.3%) of them suffered from the icterus; and of 13 infants (20%) receivingpartial feeding, 11 (16.9%) of them suffered from the icterus. The result of the testwas indicated by p = 0.004.Conclusion: Infants receiving full breastfeeding have a higher risk of sufferingfrom the icterus neonatorum than those receiving partial feeding. Therefore, it isnecessary to motivate mothers to breast feed their infants at least 10-12 times aday to help to manage the jaundice (icterus).
Hal ini akan berbeda pada bayi yang mendapatkan susu formula. Produk
formula untuk adaptasi maupun formula komplit yang komposisinya mendekati
ASI diberikan sebagai pengganti air susu ibu. kandungan nutrisi pada susu
formula dan ASI tidak sama, ASI memiliki antibody dan immunoglobulin yang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi, dan yang penting adalah IgA yang
berfungsi melindungi permukaan mukosa terhadap serangan masuknya bakteri
patogen serta virus. Kandungan susu formula tidak sebaik yang dimiliki ASI.
Susu formula tidak memiliki kolostrum yang berfungsi mengurangi konsentrasi
bilirubin (yang menyebabkan bayi kuning) sehingga bayi lebih terhindar dari
jaundice (Proverawati & Rahmawati, 2010).
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Oktaviyanti, (2013) yang berjudul” Perbedaan Rerata Kadar Bilirubin Pada
Neonatus Yang Mendapat Asi Eksklusif Dan Tidak Eksklusif”. Didapatkan hasil
yaitu tidak terdapat perbedaan rerata kadar bilirubin pada neonatus yang mendapat
ASI eksklusif dan tidak eksklusif. Dalam penelitian Oktaviyanti, (2013) hal itu
bisa disebabkan karena neonatus yang mendapat ASI eksklusif memiliki
karakteristik perilaku yang optimal dalam pemberian ASI. Pemberian ASI yang
optimal meliputi, inisiasi menyusu dini, pemberian ASI sebanyak 10 sampai 12
kali perhari mulai dari hari pertama kelahiran, menanggapi segera apabila
neonatus mulai lapar, dan tidak memberikan makanan tambahan atau suplemen.
Mengurangi frekuensi pemberian ASI dan pemberian makanan tambahan seperti
air atau air gula berhubungan dengan meningkatnya kadar bilirubin serum pada 5
hari pertama kehidupan dan dapat menimbulkan breastfeeding jaundice.
4. Keeratan Hubungan
Keeratan hubungan dalam penelitian ini didapatkan nilai koefisien
contingency yaitu sebesar 0,334. Menurut Sugiyono (2010) jika nilai koefisien
contingency antara 0,20 – 0,399 maka hubungan dua variabel itu termasuk rendah.
Nilai koefisien contingency pada penelitian ini adalah 0,334 atau diantara 0,020 –
0,399. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang rendah
antara praktik pemberian ASI pada bayi baru lahir dengan kejadian ikterus
neonatorum di RSUD Wates Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
C. Keterbatasan Penelitian
Faktor lain yang mempengaruhi ikterus neonatorum yaitu usia kehamilan,
IMD, onset, berat lahir, mekonium dan metode persalinan. Tetapi dalam
penelitian ini peneliti hanya meneliti tentang hubungan Praktik Pemberian ASI
Pada Bayi Baru Lahir Dengan Ikterus Neonatrorum di RSUD Wates Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Hubungan Praktik
Pemberian ASI Pada Bayi Baru Lahir Dengan Ikterus Neonatorum di RSUD
Wates Yogayakarta tahun 2014 maka dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah bayi dengan praktik
pemberian ASI full breastfeeding, yaitu sebanyak 52 (80%) sedangkan
yang partial feeding sebanyak 13 (20%) dengan praktik pemberian partial
feeding setelah di rumah.
2. Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah responden yang
tidak mengalami ikterus, yaitu sebanyak 33 (50,8%) sedangkan yang
mengalami ikterus sebanyak 32 (49,2%).
3. Ada hubungan yang signifikan antara variabel praktik pemberian ASI pada
bayi baru lahir dengan variabel ikterus neonatorum, dengan p sebesar
0,004 (α < 0,05) H0 ditolak dan keeratan hubungan sebesar 0,334 (rendah).
B. Saran
1. Kepada Rumah Sakit
Dengan menunjukkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan kepada perawat dan bidan di ruang nifas, agar petugas kesehatan
melakukan antisipasi dan deteksi dini pada bayi baru lahir yang
bermasalah untuk mencegah terjadinya ikterus neonatorum.
2. Kepada peneliti lain
Bagi peneliti lain dapat dijadikan data dasar atau bahan acuan untuk
meneliti dan menggali faktor-faktor lain yang mempengaruhi praktik
pemberian ASI pada bayi baru lahir dan ikterus neonatorum.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
50
3. Bagi ibu postpartum
Dengan adanya penelitian ini ibu postpartum bisa menambah pengetahuan
tentang ikterus neonatorum secara fisiologis pada bayi baru lahir yang
disebabkan karena praktik pemberian ASI sehingga dapat mengurangi
terjadinya iktreus neonatorum
4. Bagi peneliti
Dapat menjadikan penelitian ini sebagai tambahan ilmu pengetahuan yang
kemudian dapat ditindak lanjuti dengan penelitian lain.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Ali R., Ahmed S., Qadir M., Ahmad K. (2012). Icterus Neonatorum in Near-Termand term Infants. SQU Medical Journal, 12 (2): 153-160.
Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Armawati, N.M. (2011). Kejadian Hiperbilirubinemia Berdasarkan PemberianMinum Bayi Di Ruang Bayi RSUK PTPN XII. 2010. Jurnal PenelitianKesehatan Suara Forikes.
Blackburn, S.T. (2007). Maternal Fetal and Neonatal Physiology. A ClinicalPerspective. Washington: Saunders Elsevier.
Dahlan, M.S. (2013). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: SalembaMedika.
Dewi V.N.L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: SalembaMedika.
. (2012). Asuhan Neoantus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: SalembaMedika.
Dewi V.N.L. dan Sunarsih. T. (2011). Asuhan Kebidanan Pada IBU NIFAS.Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. (2003) Menurut survei demografi dan kesehatan indonesia 2003angka kematian bayi menurun http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=633 (Dikutip tanggal 5 Februari jam 21:34).
. (2008). Buku Bagan Menejemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta.
. (2009). Kumpulan Buku Acuan Kesehatan Bayi Baru Lahir. Jakarta:Depkes RI.
. (2013) Profil kesehatan indonesia 2012. Jakarta: Kementrian kesehatanRepublik Indonesia.
Eglash A, Montgomery A, Wood J. 2008. Breastfeeding. Dis Mon, 54 (6): 343-411.
Fanaroff A, & Lissauer T. (2009). At a Glance Neonatal. Jakarta: Erlangga.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Gusliham, (2009). Dasa Tjipta, Kuning Pada Bayi Baru Lahir. Kapan Harus KeDokter?. Medan, Devisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan AnakFK USU.
Hardjito K, Wahjurini PH, Linda W.W. (2011). Hubungan Pemberian ASIEksklusif Dengan Frekuensi Kejadian Sakit Pada Bayi Usia 6-12 BulanDi Desa Jugo Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Jurnal PenelitianKesehatan Suara Forikes.
Hidayat Aziz A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta:Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2010). Ibu Selamat, Bayi Sehat, Suami Siaga.http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=790. (Diakses tanggal 23Januari jam 15.00 WIB).
Kusmini, R. (2012). Asuhan Kebidanan pad Bayi yang Baru Lahir. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Kosim MS, Soetandjo R, Sakurdana M. (2008). Dampak Lama Fototerapiterhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total pada HiperbilirubinemiaNeonatal. Sari Pediatri, Volume 10, Nomor 3.
Labbok, M. (2000). What Is The Definition of Breastfeeding, From BreastfeedingAbstracts. http://www.lalecheleague.org/ba/feb00.html
(Diakses tanggal 7 april jam 14.59).
Laderwig. P. W., Marcia., Sally. (2006). Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir.Jakarta: EGC.
Markum, H. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI: Jakarta.
Marmi dan Rahardjo Kukuh. (2012). Asuhan neonates, Bayi, Balita, dan AnakPrasekolah. Yogyakarta: Pustaka belajar.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Maryunani A, dan Nurhayati. (2008). Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (AsuhanNenoatus). Jakarta: TIM.
Mishra S, Agarwal R, Deorari A. K., Paul V. K., (2008). Jaundice In TheNewborns. Indian Journal Of Pediatrics, 75 (2): 157-163.
Nakao Y., Moji K., Honda S., Oishi K. (2008). Initiation of Breastfeeding Within120 Minutes After Birth is Associated With Breastfeeding At FourMonths Among Japanese Women: A self-administered QuestionnaireSurvey. International Breasfeeding Journal, 3 (1).
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: ECG.
Nursanti I. (2011). Perawatan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: STIKES A. yaniYogyakarta.
. (2011). Pengaruh Kecukupan Asupan ASI Terhadap Risiko TerjadinyaIkterus Neonatorum Di Yogyakarta. Program Pascasarjana FakultasKedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Oktaviyanti, N, A. (2013). Perbedaan Rerata Kadar Bilirubin Pada NeonatesYang Mendapat ASI Eksklusif Dan Tidak Eksklusif. Program PendidikanSarjana Kedokteran fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Proverawati A, dan Rahmawati E. (2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui.Yogyakarta: Nuha Medika.
Riwidikdo, H. (2009). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendika Press.
Saifuddin, A.B. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan MaternalDan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwano Prawirohardjo.
Shealy K. R., Scanlon K. S., Wolfe J. L., Fein S. B., and Strawn L. M. G. (2008).Characteristics Of Breastfeeding Practices Among Us Mothers.Pediatrics., 122: 50-55
Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Surasmi, A. (2005). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.ALVABETA: Bandung
Sukardi A.N.R., Sulikah. (2013). Hubungan Antara Asfiksia Dengan KejadianIkterus Neonatorum Di RSUD dr. Sayidiman Magetan. Tunas – TunasRI.
WHO (2003). Managing newborn problems:a guide for doctors, nurses, andmidwives. Departement of Reproductive Health and Research, WorldHealth Organization: Geneva
. (2011). Exclusive breastfeeding for six months best for babieseverywhere.http://www.who.int/mediacentre/news/statements/2011/breastfeeding_20110115/en/ (Diakses tanggal 21 Februari 2014 jam 15.49 WIB).
. (2012). Newborns: Reducing Mortality.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs333/en/ (Diakses tanggal27 januari jam 14.30 WIB).