PERMODALAN PADA BANK SYARIAH TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH Tentang PERMODALAN PADANG BANK SYARIAH Oleh Kelompok 4 ROMI WIDODO :09 202 041 RAMDA SYAFRINA :09 202 038 TIA IRMALA SARI :09 202 017 ANDRIANI VIOLITA :08 202 003 Dosen Asy’ari Hasan,.S.H.I,.Mag Elfadli,.S.E.I
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERMODALAN PADA BANK SYARIAH
TUGAS KELOMPOK
MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH
Tentang
PERMODALAN PADANG BANK SYARIAH
Oleh Kelompok 4
ROMI WIDODO :09 202 041
RAMDA SYAFRINA :09 202 038
TIA IRMALA SARI :09 202 017
ANDRIANI VIOLITA :08 202 003
Dosen
Asy’ari Hasan,.S.H.I,.Mag
Elfadli,.S.E.I
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2011
KATA PENGANTARAssalammualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Karena berkat rahmat dan karunia
nya penulis dapat menyelesaikan makalah pada kesempatan kali ini. Dan tidak lupa pula
penulis memohonkan salawat beserta salam kepada Allah agar disampaikannya kepada
junjungan kita yakninya nabi Muhammad SAW, Karena telah membawa kita dari zama yang
tidak berpendidikan dan tak beradap ke zaman ytang berintelektual dan berpendidikan seperti
yang kita rasakan pada saat sekarang ini.
Kami sebagi penulis makalah yang kesempatan kali ini akan mencoba menjelaskan
bagian bagian yang terpenting dalam Manajemen Dana Bank yaitu Permodalan Pada Bank
Syariah. Dalam penulisan makalah ini tentu kami penulis mengalami banyak kesulitan
terutama dalam proses pencarian bahan dan sumber sumber yang ada yang dapat menunjang
terselesainya makalah ini, tapi atas bantuan dan dukungan dari teman teman semua,Dosen
pembimbing dan terutama sekali dukungan moril dan materil dari orang tua penulis sendiri.
Atas dukungan itu maka penulis mengucapkan terimakasih karena atas dukungan itu penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik baiknya.
Meskipun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan tapi penulis mengharapkan agar
makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua dalam menambah wawasan keilmuan kita
tentang perbankan syariah. Uuntuk itu terlebih dulu pemakalah mengucapkan terimakasih
atas perhatiannya.Dan penulis mengucapakan selamat membaca makalah ini dan mudah
mudahan bahasa yang ada dapat mudah dimengerti, Amien!!!!
Batusangkar, 4 Maret 2011
Penulis
……………………..
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii
BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………………………………………. I
a. Latar Belakang Masalah………………………………………………………1
b. Rumusan Masalah……………………………………………………………..1
c. Tujuan………………………………………………………………………….1
BAB 11. PEMBAHASAN…………...………………………………………………………2
a. Manajemen Permodalan Bank Syariah..............................................................2
b. Fungsi Modal Bank............................................................................................3
c. Sumber sumber Permodalan Bank.....................................................................4
d. Sumber sumber permodalan Bank Syariah........................................................5
e. Kecukupan Modal Bank Syariah.......................................................................6
f. Penerapan CAR Untuk Perbankan di Indonesia...............................................8
g. Aktiva Tertimbang Menurut resiko Bank Syariah............................................10
BAB 111. PENUTUP...............................................................................................................13
a. Kesimpulan........................................................................................................13
b. Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini perbankan syariah sudah banyak bermunculan diindonesia baik
itu dipusat maupun itu didaerah. Untuk itu perlu rasanya kita mengetahui apa itu perbankan
syariah , apa apa saja unsur unsur yang ada didalamya serta dari mana saja modal yang
diperoleh bank syariah itu sendiri.apa apa saja transaksi transaksi yang dilakukan dan bagai
mana proses pembiayaan yang dilakukan.
Tapi pada saat sekarang ini dalam manajemen dana bank ini pemakalah akan
mencoba membahas tentang permodalan dalam perbankan syariah. Bank syariah adalah
lembaga keuangan yang bergerak dalam proses pengumpulan dan penyaluran dana dari
masyarakat untuk masyarakat yang membutuhkan.
Selain dana yang dikumpulkan dari masyarakat tentu ada dana yang berasal dari
pemilik atau sumber lainnya. Untuk itu penulis akan mencoba membahas tentang permodalan
ini secara lebih mendalam.
1.2.Rumusan Masalah pada kesempatan kali ini dalam permodalan perbankan syariah ini penulis akan
menguraikan tentang:
1.Manajemen Permodalan Bank syariah
2.Fungsi modal Bank
3.Sumber Sumber Permodalan Bank
4.Sumber Permodalan Bank Syariah
5.kecukupan Modal Bank
6.Penerapan car untuk perbankan di Indonesia
7.Aktiva Tertimbang Menurut resiko bank syariah
1.3.Tujuan Dari makalah ini penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermamfaat bagi kita
semua terutama sekali bagi kami penulis makalah ini sendiri.semogfa dengan ditulisnya
makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang perbankan syariahbterkhususnya
bagaimana permodalan dalaqm perbankan syariah itu sendiri.
BAB 11
PEMBAHASAN
11.1.Manajemen permodalan Bank Syariah Bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah lembaga yang
didirikan dengan orientasi laba.Untuk mendirikan lembaga yang demikian perlu didukung
dengan aspek permodalan yang kuat, kekuatan aspek permodalan akan membangun
kepercayaan dari masyarakat, karena bank merupakan lembaga kepercayaan.Untuk tetap
menjaga kepercayaan masyarakat itu perangkat yang strategis yang harus digunakan adalah
permodalan yang cukup memadai, karena modal merupakan faktor yang penting dalam
perkembangan dan kemajuan bank sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat. Dalam
penciptaan aktiva selain menciptakan keuntungan juga memungkinkan terjadinya resiko, oleh
karena itu modal harus bisa digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya resiko
kerugian atas aktiva , terutama dana dana yang berasal dari pihak ketiga atau masyarakat.
Modal Bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian
badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping untuk
memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.[1]
Menurut Zainul Arifin, Modal adalah sesuatu yang mewakili pemilik dalam
perusahaan. Berdasarkan nilai buku modal didefenisikan sebagai kekayaan bersih(net worth),
yaitu selisih nilai buku aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban (liabilities)[2].
Prinsi prinsip dasar manajemen permodal bank
Pengelolaan modal bank terfokus pada kecukupan untukmembiayai operasi bank atau
memenuhi berbagai kepentingan, p[risip modal akan tercermin langkah langah dalam
memperhitungkan kebutuhan modal yang memadaio , yaitu:
a) Menyusun rencana keuanga secara menyeluruh
b) Menentukan modal yang memadai
c) Menbgusahakan pemenuhan modal dari internal tampa merusak kepentingan
pemiliknya/pemegang saham
d) Mengusahakan kekurangan modal dari pihak luar.
Bentuk bentuk dasar modal bank
a) Subordinatede debt.yaitu hutang pada pihak lain yang pelunasannya hannya dapat dilakukan
setelah tepenuhinya kewajiban pembayaran pada kreditur lainnya, misalnya penitip dana
(deposan). Subordinatede debt biasanya berbunga dan bank akan membayar bunga tertentu
dimasa yang akan datang.
b) preferredStock,yaitu sejumlah dana tertentu yang ditanamkan oleh pemilik saham yang
kewajiban untuk membayar deviden dalam jumlah tertentu hanya dapat dilakukan setelah
terpenuhinya pembayaran atas pemilik dana(deposan)
c) Common Stock.yaitu modal dasar yang dimiliki oleh suatu bank yang biasanya terdiri dari
dana saham , harga saham diatas pari, cadangan modal dan laba ditahan.
Clasifikasi modal menururt otoritas moneter adalah
1) Firs tier capital,yaitu modal utama yang tertanam dalam bank tersebut
Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik. Bagi Bank milik koperasi
modal setor terdiri dari simpanan pokok dan simpana wajib para anggotanya.
Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham.
Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk
selisih nilai yang tercatat dengan harga (apabila saham tersebut dijual).
Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan dengan
persetujuan RUPS.
Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas
persetujuan RUPS.
Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS diputuskan untuk
tidakdibagikan
Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum ditetapkan
penggunaannya oleh RUPS.Jumlah laba tahun lalu hanya diperhitungkan sebesar 50 %
sebagai modal inti. Bila tahun lalu rugi harus dikurangkan terhadap modal inti.
Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan.
- Laba ini diperhitungkan hanya 50% sebagai modal inti.
- Bila tahun berjalan rugi, harus dikurangkan terhadap modal inti.
Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan, yaitu
modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank pada anak
perusahaan tersebut anak perusahaan tersebut.
Bila dalam pembukuan bank terdapat goodwill, maka jumlah modal inti harus
dikurangkan dengan nilai goodwill tersebut. Bank syariah dapat mengikuti sepenuhnya
pengkategorian unsur-unsur tersebut di atas sebagai modal inti, karena tidak ada hal-hal yang
bertentangan dengan prinsp-prinsp syariah.
2.Modal pelengkap (tier 2)
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan dari laba setelah
pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Secara terinci modal
pelengkap dapat berupa :
Cadangan revaluasi aktiva tetap
Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifkaskan
Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri :
Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan dipersamakan dengan modal dan telah
dibayar penuh
Tidak dapat dilunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI
Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal memikul kerugian bank
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila bank dalam keadaan rugi
Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat sbb:
Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan bank
Mendapat persetujuan dari BI
Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan
Minimal berjangka waktu 5 tahun
Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI
Hak tagih dalam hal terjadi terjadi likuidasi berlaku paling akhir (kedudukannya sama
dengan modal)
Modal pelengkap ini hanya dapat diperhitungkan sebagai modal setinggi-tingginya
100 % dari jumlah modal inti.
Khusus menyangkut modal pinjaman dan pinjaman subordinasi, bank syariah tidak
dapat mengkategorikannya sebagai modal, karena sebagaimana diuraikan di atas, pinjaman
harus tunduk pada prinsip qard dan qard tidak boleh diberikan syarat-syarat seperti ciri-ciri
atau syarat-syarat yang diharuskan dalam ketentuan tersebut.
b. Tata-cara Perhitungan Kebutuhan modal minimum
Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko
(ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang
tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin
dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi
pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang
besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang
didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.
11.7.Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) bank syariahResiko atas modal berkaitan dengan dana yang diinvestasikan pada aktiva beresiko,
baik yang beresiko rendah ataupun yang resikonya lebih tinggi dari yang lain. ATMR adalah
faktor pembagi (denominator) dari CAR sedangkan modal adalah faktor yang dibagi
(numerator) untuk mengukur kemampuan modal menanggung resiko atas aktiva tersebut.
Dalam menelaah ATMR pada bank syariah, terlebih dahulu harus dipertimbangkan ,
bahwa aktiva bank syari’ah dapat dibagi atas:
Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/atau kewajiban atau hutang (wadi’ah atau qard
dan sejenisnya)
Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profit and loss Sharing Investment Account)
yaitu mudharabah (baik General Investment Account/mudharabah mutlaqah yang tercatat
pada neraca/on balance sheet maupun Restricted Investment Account/mudharabah
muqayyadah yang dicatat pada rekening administratif/off balance sheet).
Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan kewajiban atau hutang, resikonya
ditanggung oleh modal sendiri, sedangkan aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil,
resikonya ditanggung oleh dana rekening bagi hasil itu sendiri. Namun demikian,
sebagaimana telah diuraikan di atas, pemilik rekening bagi hasil dapat menolak untuk
menanggung resiko atas aktiva yang dibiayainya, apabila terbukti bahwa resiko tersebut
timbul akibat salah urus (mis management), kalalaian atau kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen bank selaku mudharib. Oleh karenanya tetap ada potensi resiko, (katakanlah
dengan probability 50 %), yang harus ditanggung oleh modal bank sendiri. Hal ini
mengandung konsekuensi bahwa atas aktiva ini harus pula dibentuk PPAP.
Berdasarkan pembagian jenis aktiva tersebut di atas, maka pada prinsipnya bobot
resiko bank syari’ah atas :
Aktiva yang dibiaya oleh modal bank sendiri dan / atau dana pinjaman (wadi’ah, card dan
sejenisnya) adalah 100 %. Sedangkan
Aktiva yang dibiaya oleh pemegang rekening bagi hasil (baik general ataupun restricted
investment account) adalah 50 %
Kualitas Aktiva Produktif (FKAP)
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang cukup unik, karena mekanisme
produknya dapat dilakukan dengan jual beliatau memberikan dana untuk investasi, hal ini
tidak dapat dijalani selain bank syariah. Dengan demikian, beragamnya transaksi tersebut
menunjukkan peluang besarnya aktiva yang dapat diproduktifkan.
Aktiva produktif bank syari’ah dapat dibedakan atas :
a. Piutang penjualan (murabahah) dan sewa (ijarah)
b. Investasi pada:
Musyarakah
Mudharabah
Salam
Istishna’
Persediaaa
Aktiva yang disewakan
Kualitas piutang penjualan (murabahah) dan sewa (ijarah) didasarkan pada
kemampuan membayar, kondisi keuangan dan prospek usaha. Demikian juga kualitas
investasi pada musyarakah dan mudharabah dapat di dasarkan atas tingkat kesesuaian antara
realisasi bagi hasil dengan proyeksinya, kondisi keuangan dan prospek usaha.
Dalam pembiayaan mudharabah, bank dapat menolak untuk menanggung resiko, bila
ternyata diakibatkan oleh kesengajaan, kelalian atau pelanggaran oleh nasabah sebagai
mudharib. Berdasarkan hal itu maka faktor jaminan dalam pembiayaan mudharabah dapat
diperhitungkan untuk menutup resiko tersebut.
Salam dan istishna’ adalah cara memperoleh barang dengan membayar di muka
sedang barangnya akan diterima kemudian, dan bukan aktiva produktif. Oleh karena itu tidak
diperlukan perhitungan KAPnya. Sedangkan untuk masalah pencadangannya diatur dalam
standar akuntansi sebagaimana unsur aktiva lain (seperti aktiva dalam proses). Demikian pula
halnya dengan persediaan dan aktiva yang disewakan.
BAB 111
PENUTUP
111.1.Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwamodal dalam sebuah bank
sangat penting sekali dimana dengan adanya modal dapat menjaga keaman dan kenyamana
para nasabah agar tetap percaya dan yakin akan keberlansungan proses bank yang
bersangkutan. langkah langah dalam memperhitungkan kebutuhan modal yang memadai ,
yaitu:
Menyusun rencana keuanga secara menyeluruh
Menentukan modal yang memadai
Menbgusahakan pemenuhan modal dari internal tampa merusak kepentingan
pemiliknya/pemegang saham
Mengusahakan kekurangan modal dari pihak luar.
Sumber utama modal bank syariah adalah modal inti (core capital) dan kuasi ekuitas.
Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal yang
disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan kuasi ekuitas
adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening bagi hasil (mudharabah)
111.2.SaranDalam makalah ini penulis berharap agar makalah ini dapat bermamfaat bagi kita
semua dan semoga bisa menambah wawasan pembaca hendaknya. Disini penulis juga minta
maaf pada pembaca jika ada salah salah kata dalam pengetikan makalah ini atau ada persepsi
yang berbeda dari pembaca kami harap dapat dimaklumi, sertakritikan yang membagun dari
pembaca sangatlah kami harapkan agar kami penulis bisa memperbaiki untuk masa yang
akan datangnya.
DAFTAR PUSTAKADrs.Zainul Arifin,MBA.’Dasar dasar manajemen perbankan
syariah’.Jakjarta:Alvabet.2003
Muhammad Syafii Antonio,Bank Syariah, wacana ulama dan
cendikiawan.Jakarta:kerja sama BI dan Tazkia Institute,1999
Muchdarsyah Sinungan, stategi Manajemen Bank, menghadapi tahun
2000,Jakarta:Rineka Cipta.1994
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, Jakarta : Gema
Insani 2001
Abdul Ghofur Anshori ,Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.2007
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : Raja Grafindo
Persada. 2004
Muhaammad, Manajemen Bank Syariah, Edisi revisi, Yogyakarta:UPP AMP
YKPN.2005
Mavyn Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah, Jakarta : Serambi Ilmu
Semesta.2007
Muhammad, Mnanajemen Dana Bank. Yogyakarta : Adipura. 2004
Taswan,S.E.,M.Si, Manajemen perbankan, Yogyakarta : UPP STIM YKPN. 2006
Zainul Arifin ,Dasar dasar manajemen Bank Syariah, Jakarta : Alfabeta.2002
Drs.Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Jakarta : PT Bumi Aksara.1999
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta : Ekonisia.2004
[1] Taswan,S.E.,M.Si,Manajemen perbankan,Yogyakarta:UPP STIM YKPN,2006[2] Zainul Arifin,Dasar dasar manajemen Bank Syariah,Jakarta:Alfabeta,2002[3]Drs.Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank,Jakarta:PT Bumi Aksara.1999[4] Muhammad,Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonisia.2004[5] Drs.Zainul Arifin,MBA.’Dasar dasar manajemen perbankan syariah’.Jakjarta:Alvabet.2003[6] Muhaammad,Manajemen Bankj Syariah, Edisi revisiYogyakarta:UPP AMP YKPN.2005[7] Muhammad Syafii Antonio,Bank Syariah, wacana ulama dan cendikiawan.Jakarta:kerja sama BI dan Tazkia
Institute,1999[8]Muchdarsyah Sinungan, stategi Manajemen Bank, menghadapi tahun 2000,Jakarta:Rineka Cipta.1994