Permasalahan Gizi Indonesia dan Hubungannya dengan Konsep Keluarga Sehat Sejahtera Atmarita, MPH, Dr.PH Seminar Nasional 2018 “The Role of Family Nutrition on Healthy Balanced Diet” Universiatas AISYIYAH YOGYAKARTA, 31 Maret, 2018
Permasalahan Gizi Indonesia dan Hubungannya dengan
Konsep Keluarga Sehat Sejahtera
Atmarita, MPH, Dr.PH Seminar Nasional 2018 “The Role of Family Nutrition on Healthy Balanced Diet”
Universiatas AISYIYAH YOGYAKARTA,
31 Maret, 2018
“This is the People’s Agenda, a plan of action for ending poverty in all its dimensions, irreversibly, everywhere, and leaving no one behind. It seeks to ensure peace and prosperity, and forge partnerships with people and planet at the core. The integrated, interlinked and indivisible 17 Sustainable Development Goals are the people’s goals and demonstrate the scale, universality and ambition of this new Agenda.”
2
Ambitious new agenda would end poverty by 2030 and universally promote shared economic prosperity, social development and environmental protection
Indikator Dampak Program Pembangunan SDM cerdas berkualitas
• SDG’s (17) WELL BEINGHEALTHY WEALTHY
Kematian ibu Kematian bayi Kematian anak Status gizi
Menurun
Membaik
GIZI PILAR SDM CERDAS DAN BERKUALITAS
Source: Ricardo Uauy, et.al, 2011
There is now considerable evidence that
nutritional imbalances
during gestation and lactation are linked
to non-communicable diseases, such
as obesity, cardiovascular
disease, diabetes, hypertension, and cancer.
If metabolic disturbances occur during critical
time windows of development, the resulting
epigenetic alterations can lead to permanent
changes in tissue and organ structure or
function and predispose individuals to
disease.
Dasar Pemikiran
Barker’s hypothesis
The fetal origins of adult disease (FOAD) hypothesis ……..risk factors from intrauterine environmental exposures affect the fetus’ development during sensitive periods, and increases the risk of specific diseases in adult life….
5
Membangun berat
badan potensial
MASA MASA ““EMASEMAS”” DAN DAN ““KRITISKRITIS””
Membangun
tinggi badan
potensial
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
badan optimal
Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro dan mikro)
secara seimbang, diperoleh dari menyusui
eksklusif sampai 6 bulan, diteruskan dengan
ASI dan MP-ASI
Butuh gizi
mikro & protein Butuh Kalori
KonsepsiKonsepsi 20 mg LAHIR 20 mg LAHIR 2 TAHUN2 TAHUN
KehamilanKehamilan & & PertumbuhanPertumbuhan JaninJanin PertumbuhanPertumbuhan BayiBayi & & AnakAnak
Pertumbuhan otak
Masa Emas dan Kritis Pertumbuhan dan Perkembangan Anak:
1000 hari pertama Kehidupan
6
Kerangka Teori: Continuum of Care
Pemeriksaan Kehamilan
Persalinan, nifas & neonatal
Pelayanan bagi bayi
Pelayanan bagi balita
Pelayanan bagi anak SD
Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja
•Konseling gizi & kes
•ANC terpadu
•Fe & asam folat
•Konseling gizi & kes
• Inisiasi Menyusu Dini
•KB pasca persalinan
•Konseling gizi dan kes •ASI eksklusif • Imunisasi dasar lengkap •MPASI •Pemantauan
pertumbuhan
• Konseling gizi dan kes • Pemantauan
pertumbuhan & perkembangan
•Konseling gizi dan kes •Upaya Kes Sklh
• Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll
• Kespro remaja
•Konseling Gizi dan kesehatan • Pelayanan KB
Pelayanan PUS & WUS
Lansia
• Konseling gizi dan kes
• Kualitas • Degenerasi
7
Perbaikan Kualitas SDM – Kesepakatan Global
Mencapai Generasi Emas 2045 Mampukah?
“Pemerintah secara konsisten melakukan intervensi untuk mengurangi dampak kekurangan gizi kronis yang berakibat pada kegagalan dalam mencapai tinggi badan normal pada bayi atau stunting. Hal ini mengingat seribu hari pertama kehidupan akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, terkait dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik, serta kesiapan untuk belajar, berinovasi dan berkompetisi. Program ini akan sangat penting untuk memperbaiki kualitas anak-anak Indonesia ke depan sebagai investasi kita di sumberdaya manusia Indonesia”
(Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo 16 Agustus 2017).
Ilustrasi………….
Two young women:16-17 yrs 1st Visit to health Facility:5-6month gestation age K4??
11
Nikah di Usia Muda… USIA PRODUKTIF LEBIH LAMA ……. BANYAK ANAK…..DAN MISKIN
Berapa besar masalah gizi di Indonesia, dan bagaimana sebarannya? Apa Dampaknya pada SDM? Bagaimana hubungannya dengan Keluarga Sehat Sejahtera?
Pernikahan Anak <20 tahun
Jenis kelamin: 2010-2013
Jenis Kelamin Kota Desa
10-14 th 15-19 th 10-14 th 15-19 th
Tahun 2010
Laki-laki 0.1 1.3 0.1 2.2
Perempuan 0.1 7.2 0.3 17.5
Tahun 2013
Laki-laki 1.1 2.0 1.3 2.6
Perempuan 0.2 6.6 0.3 14.0
Sosek & jenis kelamin, 2013
Sosek-2013 Laki-laki Perempuan
10-14 th 15-19 th 10-14 th 15-19 th
Q1 1.1 3.0 0.3 17.3
Q2 1.4 2.6 0.3 15.7
Q3 1.2 2.3 0.2 11.1
Q4 1.2 2.0 0.1 6.9
Q5 1.1 1.8 0.2 3.9
15
Proporsi Wanita Usia Subur Risiko Kurang Energi Kronis (KEK)*) : 2007 & 2013
31
,3
23
,8
16
,1
12
,7
12
,6
10
,3
5,6
30
,9
18
,2
13
,1
10
,2
8,9
7,9
8,1
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
2007
Hamil Tidak Hamil
38
,5
30
,1
20
,9
21
,4
17
,3
17
,6
20
,7
46
,6
30
,6
19
,3
13
,6
11
,3
10
,7
11
,8
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
15-19 20-24 25=29 30-34 35-39 40-44 45-49
2013
Hamil Tidak Hamil
*) Risiko KEK – jika Lingkar lengan atas (LILA)<23,5 cm 16
Persentasi asupan Energy, Protein, Lemak, dan Karbohidrat terhadap AKG pada Ibu hamil, SKMI 2014
Umur Energy (KKal) % AKG Protein (g) % AKG Lemak (g) % AKG CHO (g) % AKG
16 - 18 tahun 1498.8 61.8 52.5 66.5 47.0 58.0 223.2 67.2
19 - 29 tahun 1697.9 66.6 61.3 80.6 55.5 65.3 246.7 70.7
30 - 49 tahun 1698.7 69.3 63.6 82.5 57.2 81.7 241.2 66.4
Rasio Asupan Makanan Ibu Hamil, SKMI 2014
11,0
1,3
3,1
9,0
2,5
1,4
0,2
3,4
1,7
1,5
11,7
4,0
29,0
1,9
0,0
17,9
0,4
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0
Serealia
Umbi2-an
Kacang2-an
Sayur dan olahan
Buah dan Olahan
Daging dan olahan
Jerohan
Ikan dan olahan
Telur dan olahan
Susu dan olahan
Lemak, minyak dan olahan
Gula, sirup, dan confectionary
Bumbu
Minuman
Makanan komposit
Air
Suplemen
Persen
Bah
an/K
elom
pok
Pan
gan
11,0
1,3
3,0
9,2
1,5
1,3
,1
3,8
1,5
,4
11,8
4,1
31,0
2,3
,0
17,7
,1
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0
Serealia
Umbi2-an
Kacang2-an
Sayur dan olahan
Buah dan Olahan
Daging dan olahan
Jerohan
Ikan dan olahan
Telur dan olahan
Susu dan olahan
Lemak, minyak dan olahan
Gula, sirup, dan confectionary
Bumbu
Minuman
Makanan komposit
Air
Suplemen
Persen
Ba
ha
n/K
elo
mp
ok P
an
ga
n
Rasio Asupan Makanan Ibu Tidak Hamil, SKMI 2014
Berat Badan lahir dan Panjang Badan lahir: 2010-2013
Berat Badan lahir:2010-2013 Panjang Badan Lahir, 2013
20
11,1%
82,5%
6,4% 10,2%
85,0%
4,8%
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
100,0%
<= 2.500 gr >2500 - 3999 gr > 4.000 gr
2010 2013
20,2
76,4
3,3
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
<48 cm 48 - 52 cm > 52 cm
Proses Mulai Menyusui: 2013 & 2016
Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016
41,3
31,5
3,3
11,6 12,2
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
< 1 Jam (IMD) 1-6 Jam 7-23 Jam 24-47 jam ≥ 48 jam
Per
sen
42,7
28,3
5,0 5,4
18,6
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
<1 Jam (IMD) 1-6 Jam 7-23 Jam 24-47 Jam ≥ 48 Jam
Per
sen
44,3
66,7
Ya Tidak
79,8
1,6
14,3
4,1
1,6
0,9
0,9
1,2
13,3
2,7
4,1
2,3
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Susu formula
Susu non-formula
Madu/Madu+air
Air gula
Air tajin
Air kelapa
Kopi
Teh manis
Air putih
Bubur tepung/bubur saring
Pisang dihaluskan
Nasi dihaluskan
Persen
Jeni
s ya
ng d
iber
ikan
Bayi yang diberi Makanan Prelakteal, 2013
Karakteristik Kategori Proses Menyusui
< 1 Jam (IMD) 1-6 Jam 7-23 Jam 24-47 jam ≥ 48 jam
Tempat Tinggal Kota 42.4 30.7 3.5 11.5 12.0
Desa 40.2 32.4 3.1 11.8 12.5
Indeks Kepemilikan Kuintil 1 39.1 32.3 2.9 13.1 12.6
Kuintil 2 40.4 32.6 2.7 12.4 11.9
Kuintil 3 42.4 31.9 3.1 11.4 11.4
Kuintil 4 41.1 30.6 3.6 11.7 13.1
Kuintil 5 42.9 30.8 4.0 10.2 12.1
Pendidikan KK Tdk Pernah Sekolah 39.1 30.5 3.7 13.9 12.7
Tidak tamat SD 40.8 30.3 3.2 13.2 12.5
Tamat SD 40.8 32.7 2.7 11.6 12.1
Tamat SMP 41.9 30.9 3.4 11.4 12.4
Tamat SMA 41.3 31.6 3.6 11.1 12.3
Pekerjaan KK Tidak bekerja 43.7 28.5 3.2 11.8 12.8
Pegawai 41.6 30.6 3.4 11.8 12.7
Wiraswasta 42.8 30.3 3.5 11.9 11.5
Petani/Nelayan/Buruh 40.0 33.0 3.2 11.5 12.3
Lainnya 41.9 32.2 3.0 10.4 12.5
Kategori Proses Mulai Menyusui, menurut Karateristik, 2013
Pola ASI dan MP-ASI, Riskesdas 2013
Umur bulan Tidak disusui Menyusui
Eksklusif
Breastfeed & Plain water
only
Breastfeed & consuming non-
milk liquid
Breasfeed & consuming
other milk
Breastfeed & consuming
complementary food
0 5.7 52.7 1.4 5.8 33.4 0.9
1 9.0 48.7 2.8 6.5 30.9 2.2
2 13.3 46.0 1.7 5.7 31.3 2.0
3 13.4 42.2 2.0 5.0 32.8 4.6
4 14.3 41.9 1.7 5.8 30.8 5.5
5 17.9 36.6 1.7 5.2 30.3 8.3
6 24.3 30.2 1.4 5.5 28.0 10.6
7 25.7 27.3 1.6 4.9 27.5 13.0
8 23.8 26.2 1.7 6.1 26.6 15.5
9 29.8 24.5 2.5 5.8 23.5 13.9
10 28.5 23.3 2.1 5.1 26.6 14.3
11 26.9 23.5 2.4 4.8 27.9 14.6
12 29.1 23.2 2.4 5.1 24.4 15.8
13 33.3 20.9 1.7 5.9 23.1 15.0
14 35.4 22.2 1.5 4.4 23.0 13.6
15 31.8 22.4 2.4 5.7 23.4 14.2
16 36.9 21.5 2.2 5.4 20.4 13.6
17 41.8 18.3 1.4 5.0 21.0 12.5
18 46.3 17.6 1.2 4.4 17.6 12.9
19 47.2 17.0 1.5 3.9 18.3 12.1
20 49.7 15.4 1.4 3.8 18.9 10.7
21 52.1 15.3 2.0 3.4 17.4 9.7
22 56.9 13.4 1.2 4.5 15.8 8.3
23 58.1 13.5 1.3 3.3 14.2 9.5
Indonesia 31.7 26.5 1.8 5.0 24.3 10.7
SDKI-2012
Age in months Not breast- feeding Exclusively breastfed
Breast- feeding and
consu- ming plain
water only
Breast- feeding and
consu- ming non milk
liquids1
Breast- feeding and
consu- ming other
milk
Breast- feeding and
consu- ming comple-
mentary foods
Total
0-1 3.9 50.8 4.2 0.1 31.5 9.6 100.0
2-3 6.4 48.9 9.0 0.9 18.0 16.7 100.0
4-5 12.5 27.1 7.9 0.8 7.9 43.9 100.0
6-8 12.8 3.4 2.5 0.5 2.1 78.8 100.0
9-11. 20.4 1.1 1.0 0.5 0.3 76.8 100.0
12-17 25.4 1.0 0.6 0.2 0.1 72.8 100.0
18-23 40.3 0.7 0.2 0.3 0.0 58.4 100.0
Non-milk liquids include juice, juice drinks, clear broth or other liquids
Menyusui Eksklusif, Sirkesnas 2016
Umur
N
Ya Tidak
(%) (%)
0 Bulan 160 48.8 51.3
1 Bulan 153 44.4 55.6
2 Bulan 122 47.5 52.5
3 Bulan 138 37.7 62.3
4 Bulan 131 32.1 67.9
5 Bulan 149 22.8 77.2
Persentasi asupan Energy, Protein, Lemak, dan Karbohidrat terhadap AKG pada bayi dan Anak, SKMI 2014
Umur Energy (KKal) % AKG Protein (g) % AKG Lemak (g) % AKG CHO (g) % AKG
0-6 bulan 550 25.8 12 34.7 34 15.5 58 34.4
7-11 bulan 725 57.1 18 75.4 36 35.6 82 76.9
1-3 tahun 1125 102.9 26 151.7 44 93.0 155 103.3
Asupan Makanan Bayi & Anak 0-35 bulan, SKMI 2014
Umur Kelompok Pangan % Umur Kelompok Pangan % Umur Kelompok Pangan %
0-6 bln Serealia 23.5
7-11 bln Serealia 95.8
1-3 thn Serealia 98.5
Umbi2-an 0.3 Umbi2-an 0.6 Umbi2-an 0.5
Kacang2-an 1.4 Kacang2-an 0.9 Kacang2-an 0.1
Buah & Olahan 1.8 Buah & Olahan 0.6 Daging & olahan 0.1
Susu & olahan (ASI
:70%) 73.0 Telur & olahan 0.1 Susu & olahan 0.9
Total 100.0 Susu & olahan 1.9 Total 100.0
Total 100.0
Pola Asuh
Kebijakan
Pedoman MP-ASI WHO/Unicef:
Setiap bayi 6-23 bulan mengonsumsi sekurangnya 4 kelompok jenis makanan (dari 7 kelompok bahan makanan) dengan frekuensi minimal 3x sehari (minimum acceptable diet).
Fakta
51,8
75,5
58,2 61,4
78,7
66,1
34,2
43,1 36,6
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
Among breastfedchildren
Among non-breastfed children
Among all children6-23 months
IYCF 5: Minimum dietarydiversity
IYCF 6: Minimum mealfrequency
IYCF 7: Minimumacceptable diet
• Perlu ditinjau kembali kebijakan tentang MP-ASI, • Perlu ada penyempurnaan pedoman MP-ASI • Perlu ada dukungan kebijakan yang menjamin terjadinya proses pembelajaran antara ibu dan fasilitator
Dampak yang terjadi……. Gagal Tumbuh Intergenerasi
Kejadian gagal tumbuh intergenerasi
Stunting adalah Kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama, sejak konsepsi, kehamilan hingga usia 2 tahun, dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak sampai usia berikutnya
Kejadian di Indonesia
Kondisi anak Indonesia pada umumnya baik pada saat lahir, akan tetapi terjadi gagal tumbuh setelah memasuki usia 3 bulan.
-2,00
-1,50
-1,00
-0,50
0,00
0,50
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57
Me
an
Z-S
co
res
Umur (Bulan)
WAZ HAZ
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,0
110,0
120,0
0 - 5 bulan 6 -11 bulan 12 -23 bulan 24 - 35bulan
36 - 47bulan
48 - 60bulan
Tin
gg
i/P
an
jan
g B
ad
an
Rata
-rata
(cm
)
Anak Stunted Anak Normal
10,3 cm
6,0 cm
8,4 cm
8,8 cm
11,2 cm
11.9 cm
Anak yang mengalami gagal tumbuh sejak dalam kandungan akan cenderung tumbuh pendek ketika mencapai usia 18 tahun. Empat dari sepuluh balita di Indonesia adalah stunting.
Rata-rata Tinggi Badan Anak Umur 5-18 tahun dibanding Rujukan (WHO 2007) : 2007-2013
100,0
110,0
120,0
130,0
140,0
150,0
160,0
170,0
180,0
190,0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Rata
2 T
ing
gi B
ad
an
(cm
)
Umur (tahun)
Rujukan 2007 2010 2013
Beda 12,5 cm
33
100,0
110,0
120,0
130,0
140,0
150,0
160,0
170,0
180,0
190,0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Rata
2 T
ing
gi B
ad
an
(cm
)
Umur (tahun)
Rujukan 2007 2010 2013
Beda 9,8 cm
Laki-laki Perempuan
Balita Stunting 2001-2013
29,4
27,3
35,8
33,8
36,2
29,6
29,6
37,7 37,3
38,1
29,5
28,5
36,8
35,6
37,2
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
SKRT 2001 SKRT 2005 Riskesdas 2007 Riskesdas 2010 Riskesdas 2013
Perempuan Laki-laki Total
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%D
I Ace
h
Sum
atra
Uta
ra
Sum
atra
Bar
at
Riau
Jam
bi
Sum
ater
a Se
lata
n
Beng
kulu
Lam
pung
Bang
ka B
elitu
ng
Kepu
laua
n Ri
au
DKI
Jaka
rta
Jaw
a Ba
rat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
kart
a
Jaw
a Ti
mur
Bant
en Bali
Nus
a Te
ngga
ra B
arat
Nus
a Te
ngga
ra T
imur
Kalim
anta
n Ba
rat
Kalim
anta
n Te
ngah
Kalim
anta
n Se
lata
n
Kalim
anta
n Ti
mur
Sula
wes
i Uta
ra
Sula
wes
i Ten
gah
Sula
wes
i Sel
atan
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Sula
wes
i Bar
at
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Papu
a Ba
rat
Papu
a
Hanya 7 kabupaten di Indonesia dengan prevalensi stunting kurang dari 20 persen, yaitu: Wakatobi, Kota Pangkal Pinang, Kota Tanjung Pinang, Kota Salatiga, Klungkung, Kota Bitung, dan Tana Tidung.
DISPARITAS MASALAH STUNTING ANTAR PROVINSI
Proporsi Anak Pendek menurut Umur dan Jenis Kelamin, 2013
28
,6
41
,1
43
,0
39
,4
37
,8
29
,0
27
,7
27
,6
28
,1
30
,8
32
,3
35
,1
37
,7
40
,2
36
,7
35
,9
36
,5
38
,9
37
,4
24
,9
36
,1 4
0,8
39
,9
38
,7
27
,5
25
,5
25
,1
27
,8
30
,7
33
,7
35
,8
34
,9
34
,1
32
,8
29
,7
26
,0
23
,3
26
,2
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pers
en
Umur (tahun)
Laki-laki Perempuan
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
6,9 4,8 3,3 2,7 2,2 2,2 3,1 4,2 6,2 8,9 13,9
18,6 25,4
24,4 23,3 22,7 22,6 22,3 23,2 25,2
28,2 31,7
35,6
39,8 41,0
42,8
2,7 4,6 7,5 10,7 12,9 14,0 14,5
14,5 14,3
14,0
11,0 10,0
7,3
16,7 12,4 7,5 5,1 4,1 3,7
3,5 4,2
5,0
5,7
6,7 7,2
7,5
43,7 46,4
45,0 41,1 38,3 35,6 32,9 31,3
28,6 25,4
21,2 18,3
13,9
5,6 8,6 14,0 17,9 20,1 21,3 20,7 17,6 14,2 10,4 7,3 5,0 3,1
Pendek-Kurus Pendek-Normal Pendek-Gemuk Normal-Kurus Normal-Normal Normal-Gemuk
Proporsi Penduduk Dewasa >18 Tahun berdasarkan Komposit TB dan IMT, 2013
37
Status Sosial Ekonomi Obesitas (%) Hipertensi (%)*) DM (%) Stroke (per 1000)
2007 2013 2007 2013 2007 2013 2007 2013
Terbawah 7.3 7.0 6.7 8.5 0.8 1.6 7.7 13.1
Menengah bawah 8.5 10.7 7.0 9.7 0.9 1.6 8.0 12.6
Menengah 9.7 13.5 7.4 9.7 1.1 1.8 7.9 12.0
Menengah atas 11.4 17.9 8.0 9.7 1.2 2.4 8.7 11.8
Teratas 13.5 21.4 8.7 9.5 1.7 3.0 9.3 11.2
*)Berdasarkan wawancara: penduduk yang terdeteksi tenaga kesehatan dan minum obat
Meningkatnya obesitas, dan penyakit
tidak menular (usia 18+), Riskesdas 2007 & 2013
Dampak kurang gizi pada pendidikan
DAMPAK MASALAH GIZI PADA MUTU SDM INDONESIA
Gizi kurang & infeksi
Kecerdasan anak terganggu dan
tidak produktif
MUTU SDM RENDAH
Gizi cukup & sehat
Anak cerdas dan produktif
MUTU SDM TINGGI
ASET BEBAN
Prevalensi Stunting menurut Pendidikan Ibu dan Sosial Ekonomi, 2013
49,3 48,2
40,7 36,6
31,5
42,7 45,0
41,4 37,0
31,1 28,7
33,8
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total
Pendidikan Rendah Pendidikan Tinggi
Pendidikan Rendah: Tidak sekolah sd Tama SD; Pendidikan Tinggi: SMP sd PT
Perbedaan Perkembangan Kognitif antara anak stunting dan anak normal, study di 3 provinsi: Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, 2009
***
*** *** ***
*** *** *** ***
***
***
*** ** **
***
***
***
*** p >.001
** p >.01 and p< .001
Proporsi Partisipasi Anak Pra-sekolah: 3-6 tahun
Partisipasi Pra Sekolah (sedang) Partisipasi Pra Sekolah (pernah + sedang)
22,6 19,7
22,1 22,2 23,8 24,0 22,2 20,4
53,4 54,6 57,4
59,8 62,7
71,7 71,5 71,8
37,7 36,8 39,4 40,9
46,9 48,5 47,4 46,2
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Usia 3-4 th Usia 5-6 th Usia 3-6 th
19,4 16,0 18,2
18,0 19,5
22,3 20,7 19,2
27,2
33,4 35,5 37,2
39,3
47,5 48,0 49,4
23,2 24,5 26,7
27,5 32,7
35,3 34,7 34,4
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017Usia 3-4 th Usia 5-6 th Usia 3-6 th
Pendidikan yang Ditamatkan Penduduk 15 Tahun ke Atas
7,3 6,7 6,1 5,8 5,5 5,9 3,9 2,9
12,7 15,1 14,3 14,1 13,7 12,6 12,3 11,4
29,7 28,5 28,1 28,2 27,4 27,8 33,1 27,8
20,6 20,2 20,6 20,5 20,8 21,4 16,5 21,8
29,7 29,5 30,9 31,4 32,6 32,3 34,3 36,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tidak/belum sekolah Tidak tamat SD SD/sederajat SMP/sederajat SM +/sederajat
Unsur-unsur yang terlibat untuk menangani masalah gizi
Penyebab langsung
adalah karena kurang
asupan gizi dalam
waktu lama disertai
infeksi penyakit.
Sedangkan penyebab
tidak langsung adalah
ketahanan pangan
keluarga, pola asuh,
kesehatan lingkungan,
serta pelayanan
kesehatan.
Modifikasi dari Lancet…
Peningkatan
Produksi
Perbaikan Gizi
tumbuh kembang Fisik
& mental Anak
Investasi Sektor
Sosial (Gizi,
Kes. Pendidikan)
Peningkatan Kualitas SDM
Kemiskinan Kurang Ekonomi Meningkat
Faktor yang berkaitan dengan upaya peningkatan SDM
STATUS
GIZI
7. Ketersediaan pangan keluarga
1. Ketersediaan pangan
di masyarakat
6. Daya beli keluarga
4. K
ese
mp
ata
n
ke
rja
9. Kebersihan lingkungan,
higiene perorangan
2. Harga pangan
3. T
ing
ka
t p
en
did
ika
n
8. Pola Asuh/Perawatan
anggota keluarga
12
. Ju
mla
h A
RT
11. Akses ke pelayanan
kesehatan
5. Pendapatan
keluarga
10.Pelayanan
kesehatan
Bagaimana bentuk intervensi yang perlu dilakukan?
SELURUH KELUARGA 1. Mempraktekkan:
a.Pemberian ASI eksklusif serta MP-ASI
b.Pemberian gizi seimbang c.Pemeliharaan kesehatan d.Pola asuh & stimulasi
perkembangan e.Perlindungan anak
2. Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
3. Menggunakan garam beryodium 4. Memanfaatan pekarangan 5. Meningkatkan daya beli 6. Gizi seimbanga
KELUARGA MISKIN 6. Menerima bantuan pangan
darurat; a. PMT balita, ibu hamil b. Raskin
POSYANDU • Penimbangan
balita (D) • Konseling • Suplementasi gizi • YANKES, deteksi
intervensi dini perkembangan
• PMT Pemulihan • Konseling • Stimulasi perkembangan
Puskesmas
RS
Sehat, BB Naik (N)
Gizi buruk, mslh perkembangan, dan sakit
BB Tidak
naik (T),
Gizi kurang
PPG
Sehat, BB Naik (N)
Sembuh, tidak perlu PMT
Sembuh perlu PMT
Intervensi
jangka
menengah
panjang
Intervensi
jangka
pendek,
darurat
KELUARGA MASYARAKAT & LINTAS SEKTOR
PELAYANAN
KESEHATAN
emua Balita Punya
KMS
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
1. PENDAFTARAN
2. PENIMBANGAN BALITA
3. PENGISIAN KMS
4. PENYULUHAN
5. PELAYANAN OLEH PETUGAS
ALUR KEGIATAN POSYANDU
Rasional Gizi
• Anak merupakan kelompok penduduk yang harus mendapat perhatian utama
• Masa dua tahun pertama kehidupan anak merupakan masa emas dan juga masa kritis untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya
• Investasi kesehatan dan pendidikan pada anak usia dini akan menentukan kualitas SDM suatu bangsa
• Jumlah anak usia 0-4 tahun yang hampir 24 juta merupakan modal untuk kemajuan negara di masa depan jika intervensi dilakukan tepat waktu dan benar
• Memasuki usia reproduksi seorang remaja harus sehat karena akan meneruskan generasi berikutnya
• Mengaplikasi Gizi Seimbang semua umur mulai dari lahir
Menyediakan dan mendekatkan pelayanan berkualitas yang terjangkau oleh masyarakat termasuk rujukannya, dengan perhatian khusus pada kelompok penduduk rawan agar:
1. Setiap janin dalam kandungan tumbuh dan bayi lahir sehat dan selamat.
2. Setiap bayi dan balita hidup sehat, tumbuh dan berkembang secara optimal.
Kebijakan
From Early Child Development To
Human Development *
World Bank Report, 2002
Note: The implications of this for governments is clear. If the quality of human capital is important for the future, then governments should restructure themselves to have a ministry of human development that allows integration of early child development in relation to health, learning, and behaviour, and refocuses public policy development to better integrate the various government functions into a more integrated system.
Rekomendasi Intervensi Jangka Panjang
Penundaan Usia Perkawinan
Promosi PHBS
Pemberdayaan Masyarakat Ekonomi Keluarga
Fortifikasi Pangan
Keluarga Berencana
Peningkatan pendidikan pada perempuan
Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dan air bersih
Gizi Seimbang untuk seluruh Keluarga
Bersatu mengatasi stunting untuk Indonesia
TERIMA KASIH