BAB I PENDAHULUAN A. LATA BELAKANG Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal yang saling berkaitan antara proses bilogis, proses sosio emosional dan proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan saling berpengaruh satu sama lain dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama proses perkembangan, tidak menutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalah yang akan menghambat proses perkembangan selanjutnya. Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain. Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak idak hanya menghambat perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh karena itu dalam menangani permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu aspek saja. Akan tetapi setiap permasalahan anak harus di analisis latar belakang atau penyebabnya dan ditangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan aspek biologis, sosio emosional serta aspek kognitifnya. B. RUMUSAN MASALAH Frekuensi perilaku menyimpang yang tampak, maksudnya seberapa banyak tingkah laku yang menimbulkan masalah muncul, misalnya anak ngambek setiap hari , malah ii
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATA BELAKANG
Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses
utama perkembangan anak merupakan hal yang saling berkaitan antara proses bilogis,
proses sosio emosional dan proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan saling
berpengaruh satu sama lain dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama proses
perkembangan, tidak menutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalah yang
akan menghambat proses perkembangan selanjutnya.
Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak
pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain.
Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak idak hanya
menghambat perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat
perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh
karena itu dalam menangani permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu
aspek saja. Akan tetapi setiap permasalahan anak harus di analisis latar belakang
atau penyebabnya dan ditangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan aspek
biologis, sosio emosional serta aspek kognitifnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Frekuensi perilaku menyimpang yang tampak, maksudnya seberapa banyak
tingkah laku yang menimbulkan masalah muncul, misalnya anak ngambek setiap
hari , malah beberapa kali dalam sehari maka hal itu pertanda anak bermasalah.
Intensitas perilaku maksudnya tingkat kedalaman perilaku anak yang bermasalah,
misalnya, rentang perhatian anak untuk konsentrasi sangat pendek, anak mudah
beralih perhatiannya baik dalam belajar atau bermain.
Usia anak yaitu tingkah laku anak yang mencolok yang tidak sesuai dengan tahap
perkembangan anak seusianya.
Ukuran norma budaya, maksudnya, anak dikatakan bermasalah sangat bergantung
pada ukuran budaya setempat.
C. TUJUAN
Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan anak usia dini
Memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi anak usia dini
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERMASALAHAN ANAK
Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan anak, yang
timbul karena ketidakselarasan pada perkembangannya (Anonim, 2006:9). Pada anak-
anak prasekolah perilaku yang dapat dipandang sebagai normal untuk usia tertentu juga
sulit dibedakan dari perilaku yang bermasalah. Perilaku bermasalah mungkin digunakan
untuk mengidentifikasikan membesarnya frekuensi atau intensitas perilaku tertentu
sampai pada tingkatan yang mengkhawatirkan (Campbell, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Ada
tiga kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk melihat apakah perilaku itu normatif atau
bermasalah, yaitu kriteria statistik rata-rata, kriteria sosial dan kriteria penyesuaian diri.
Menurut (Rita Eka Izzaty:2005) yang dimaksud dengan kriteria statistik adalah
perkembangan rata-rata fisik seseorang yang sesuai dengan norma statistik. Kriteria
sosial adalah tingkah laku yang dianggap menyimpang dari aturan sosial suatu daerah.
Kemudian yang dimaksud dengan kriteria penyesuaian diri adalah kemampuan individu
menyesuaikan diri. Perilaku yang dianggap meresahkan atau mengganggu diri sendiri
ataupun orang lain dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
B. JENIS-JENIS PERMASALAHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Pada dasarnya Jenis-jenis masalah Anak Usia Dini terdiri dari masalah fisik dan psiko-
sosial serta permasalahan secara umu. Permasalahan Fisik yang terjadi pada anak usia
dini/taman kanak-kanak sangat beragam. Beberapa permasalahan fisik yang dihadapi anak
usia dini/ taman kanak-kanak adalah masalah motorik, masalah penglihatan, masalah
pendengaran, masalah berbicara atau berbahasa. Permasalahan psiko-sosial yang dihadapi
anak-anak usia dini/ taman kanak-kanak juga sangat beragam. Dari beberapa jenis
permasalahan psikis anak usia dini/ taman kanak-kanak pada kesempatan kali ini penulis
mengungkapkan 4 psiko-sosial antara lain permasalahan sosio-emosional, masalah
agresivitas, masalah kecemasan dan masalah keberbakatan, sementara permasalahan anak
usia dini/ taman kanak-kanak secara umum sebagian persoalan fisik dan psiko-sosial dll.
1. Permasalahan Fisik Anak Usia taman Kanak-Kanak
A. Masalah Motorik
Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar
merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan
untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Permasalahan yang sering
terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah anak masih labil atau sulit
menggerakkan bagian tubuh secara harmonis. Misalnya: berjalan, berlari, menangkap,
ii
melempar. Selain itu juga belum sempurnanya kordinasi dalam mengontrol motorik kasar,
misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa menyentuh temannya.
Kemampuan motorik lainnya yang harus dikuasai anak usia dini/ taman kanak-kanak
adalah kemampuan motorik halus. Motorik halus merupakan keterampilan yang menyatu
antara motorik halus dengan panca indera. Kesiapan mengkoordinasikan keseluruhan ini
diperlukan untuk persiapan menulis, membaca dan sebagainya. Permasalahan yang
sering muncul adalah anak-anak masih sulit menjiplak, membentuk lingkaran, segitiga dan
sebagainya.
Ciri khas perkembangan motorik anak TK adalah :
1. memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitu mampu
mengkombinasikan gerakan motorik dengan seimbang. Keterampilan koordinasi
motorik kasar terbagi atas tiga kelompok yaitu keterampilan lokomotorik (berlari,
melompat, menderap, meluncur, berguling, berhenti, berjalan setelah berhenti sejenak,
menjatuhkan diri, dan mengelak), keterampilan nonlokomotorik (menggerakan
anggota tubuh dengan posisi tubuh diam ditempat, berayun, berbelok, mengangkat,
bergoyang, merentang, memeluk, melengkung, memutar dan mendorong), dan
keterampilan memproyeksi, menangkap dan menerima (dapat dilihat pada waktu anak
Rasa takut yang berlebihan terlihat dalam gejala-gejala seperti berikut :
1. Gejala psikis, seperti ; gangguan makan, tidur, perut, sulit bernafas, dan sakit
kepala.
2. Gejala emosional, seperti ; rasa takut, sensitif, rendah diri, ketidakberdayaan,
bingung, putus asa, marah, sedih, bersalah.
3. Gejala tingkah laku seperti : gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang di
sekolah, agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan
pada suatu benda, dan terus berada di kamar orang tua.
Penyebab anak memiliki rasa takut :
1. Intelegensi (anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi cenderung punya rasa takut
yang sama dengan anak yang berusia lebih tua, demikian pula sebaliknya).
2. Jenis kelamin (anak perempuan lebih takut dibanding laki-laki karena lingkungan
sosial lebih menerima rasa takut perempuan).
3. Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar atau kurang
sehat).
4. Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena perlindungan yang
berlebihan).
5. Kepribadian anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih
penakut).
6. Adanya contoh yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut.
7. Trauma yang dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan, bencana
alam, dll.
8. pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan,
hukuman, ejekan, ketidakperdulian, dan pelindungan diluar batas.
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik
1. Mendengarkan cerita anak
2. Lindungi dan hibur anak
3. Ajari kenyataan
4. Memberi hadiah
5. Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
ii
6. Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa takut namun ia
harus melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara pada diri sendiri).
7. Mendongeng
8. Melakukan aktivitas penuh tantangan
9. Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
10. Menggambar
K. Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan
ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung
melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia
diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
Gejala anak yang agresif :
1. Sering mendorong, memukul, atau berkelahi.
2. Menyerang dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya untuk mengganggu
permainan yang dilakukan teman-teman.
3. Menyerang dalam bentuk verbal seperti ; mencaci, mengejek, mengolok-olok,
berbicara kotor dengan teman.
4. Tingkah laku mengganggu muncul karena ingin menunjukkan kekuatan kelompok.
Biasanya melanggar aturan atau norma yang berlaku di sekolah seperti; berkelahi,
merusak alat permainan milik teman, mengganggu anak lain.
Penyebab anak agresif
1. Pola asuh yang keliru (melakukan kekerasan terhadap anak, otoriter terhadap anak
dan terlalu protektif, terlalu memanjakan anak (orang tua selalu mengijinkan atau
membenarkan permintaan anak)
2. Reaksi emosi terhadap frustasi (banyaknya larangan yang dibuat guru atau orang
tua (kecemasan yang berlebihan), sementara anak melakukan kegiatan yang sesuai
dengan kebutuhannya).
3. Tingkah laku agresif sebelumnya (tingkah laku agresif yang pernah dilakukan anak
mendapat penguatan dari keluarga atau guru).
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1. Bermain peran
2. Belajar mengenal perasaan
3. Belajar berteman melalui permainan beregu
4. Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
5. Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
ii
L. Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang,
akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Ciri anak pemalu adalah :
1. Kurang berani bicara dengan guru atau orang dewasa
2. Tidak mampu menatap mata orang lain ketika berbicara
3. Tidak bersedia untuk berdiri di depan kelas
4. Enggan bergabung dengan anak-anak lain
5. Lebih senang bermain sendiri
6. Tidak berani tampil dalam permainan
7. Membatasi diri dalam pergaulan
8. Anak tidak banyak bicara
9. Anak kurang terbuka
Penyebab anak pemalu
1. Keadaan fisik
2. Kesulitan dalam bicara
3. Kurang terampil berteman
4. Harapan orang tua yang terlalu tinggi
5. Pola asuh yang mencela
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1. Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka
2. Belajar bergabung melalui permainan
3. Mengajar cara mulai berteman
4. Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMASALAHAN ANAK USIA
DINI/ TAMAN KANAK-KANAK
Beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan anak usia dini/ taman kanak-
kanak dapat dikelompokkan dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Penyebab permasalahan dari faktor internal dalam diri anak disebabkan karena
kelemahan fisik dan karena psikisnya.
Penyebab permasalahan anak karena faktor fisik terdiri dari:
a. Kesehatan berupa kondisi tubuh yang menurun.
b. Kecacatan pada beberapa organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik, kelainan
pada sistem otak, gen atau kimia darah
Penyebab yang ditimbulkan dari faktor psikis dan sosial adalah:
a. Kecerdasan.
b. Ingatan.
ii
c. Perasaan.
d. Kemauan.
e. Keluarga.
f. Sekolah.
g. Masyarakat.
h. Media.
D. Respon Guru Tk Dalam Menghadapi Anak Tk Yang Bermasalah
1. Menghadapi emosi-emosi negatif anak, dan saat emosi negatif anak muncul sebaiknya
guru menciptakan hubungan yang akrab
2. Sabar menghadapi anak yang sedih, marah, atau ketakutan, dan tidak menjadi marah
jika menghadapi emosi anak.
3. Sadar dan menghargai emosi-emosinya sendiri.
4. Melihat emosi negatif sebagai arena yang penting dalam mengasuh anak.
5. Peka terhadap keadaan emosi anak, walaupun ungkapan emosinya tidak terlalu
kelihatan.
6. Tidak bingung atau cemas menghadapi ungkapan-ungkapan emosional anak.
7. Tidak menanggapi lucu atau meremehkan perasaan negatif anak.
8. Tidak memerintahkan apa yang harus dirasakan oleh anak.
9. Tidak merasa bahwa guru harus membereskan semua masalah bagi anak.
10. Menggunakan saat-saat emosional sebagai saat untuk mendengarkan anak, berempati
dengan kata-kata yang menyejukkan, menolong anak memberi nama emosi yang
sedang dirasakan, menentukan batas-batas dan mengajarkan ungkapan emosi yang
dapat diterima, dan mengajarkan anak untuk terampil dalam menyelesaikan masalah.
ii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang- orang
disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anak-anak usia dini/taman
kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak menganggu perkembangan anak
pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan dan arahan saat anak usia dini/ taman kanak-
kanak mengalami masalah bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi anak dalam
menjalani kehidupan selanjutnya.
Permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak yang disebabkan karena faktor internal
dan eksternal membutuhkan kerjasama semua pihak dalam menyelesaikannya. Permasalahan
anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah saja, tetapi juga harus ada
kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Dengan adanya penanganan sedini
mungkin diharapkan permasalahan anak tersebut tidak akan menghambat perkembangan
pada tahapan kehidupan lebih lanjut.
B. SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
ii
DAFTAR PUSTAKA
1. Dra. Rosmala Dewi, M.Pd. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak.
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikti. Jakarta 2005
2. Dr. Martini Jamaris, M.Sc. Ed. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak-kanak. Program PAUD PPS UNJ. Jakarta 2005
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan
sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga
selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku
umatnya.
makalah ini penulis membahas mengenai “PERMASALAHAN ANAK USIA DINI DAN
CARA PENANGANANYA”, dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat
membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Juli 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A. Pengertian Permasalahan Anak........................................................................... 2
B. jenis-jenis permasalahan anak taman kanak-kanak...............................................2
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan Aud .................................... 12
D. Respon Guru Tk Dalam Menghadapi Anak Tk Yang Bermasalah.......................13
BAB III PENUTUP................................................................................................. 14
A. Kesimpulan........................................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 15
ii
PERMASALAHAN ANAK USIA DINI DAN CARA PENANGANANYA BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Dengan mengingat kondisi petani dan kelompok tani secara makro belum sesuai dengan harapan, maka dalam rangka pemberdayaan petani, pemerintah telah mengembangkan metode pembinaan serta berbagai kelembagaan yang diarahkan kepada tercapainya landasan yang kuat bagi petani untuk berswadaya. Salah satu kelembagaan yang dikembangkan tersebut adalah kelompok tani . Yaitu kelompok yang berfungsi sebagai kelas belajar mengajar, unit produksi, wahana kerja sama, serta kegiatan usaha.
Mekanisme terbentuknya kelompok tani ini adalah melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut.
Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan mengapa petani tidak seluruhnya berpartisipasi dalam kegiatan - kegiatan kelompok itu. Dengan perkataan lain mengapa kelompok tani kurang mempunyai daya tarik bagi para anggotanya?. Bukankah tujuan dari kegiatan kelompok tersebut adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani, serta tingkat kesejahteraan petani.
1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan utama untuk memperoleh gambaran mengenai :
• Profil secara umum kelompok Tani Rukun Mejing Kalibawang• Struktur organisasi dan kerjasama kelompok tani• Identifikasi potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia kelompok tani.• Faktor- faktor yang menentukan kemampuan kelompok tani.
Dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan rekomendasi kebijaksanaan yang berhubungan dengan tata cara untuk mengembangkan peranan dan pembinaan kelompok tani dalam memberdayakan petani.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan para anggota kelompok tani itu dapat lebih dikembangkan . Mengetahui tingkat peranan kelompok tani sama dengan mengukur dinamika kelompok tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Untuk itu terlebih dulu penting untuk diketahui motor penggerak dinamika perkembangan kelompok tani tersebut. Adjid ( 1978 ), mengatakan bahwa suatu kelompok sosial mempunyai "External Structure atau Sosio Group dan Internal Structure atau Phycho Group". Yang dimaksud External Structure adalah dinamika dari kelompok untuk menanggapi tugas yang timbul karena adanya tantangan dari lingkungan dalam rangka mewujudkan cita- cita yang menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut. Sedangkan Internal Structure adalah pranata atau norma yang mengatur hubungan antar anggota dalam kelompok sehingga setiap anggota memperoleh kedudukan, peranan dan kewajiban tertentu yang berkaitan dengan ketentuan distribusi fasilitas, kekuasaan ,dan prestasi kerja.
ii
Peningkatan prdoduktivitas usahatani merupakan external structure sedangkan internal structure akan berkembang sebagai hasil interaksi sosial dari kelompok tersebut dalam melaksanakan tugasnya. (Rusidi, 1978), menjelaskan bahwa kita perlu mengetahui ciri- ciri suatu kelompok yang kompak (kohesif). Kekompakan (cohesivenese) yaitu daya lekat yang terjadi sebagai resultante dari segala kekuatan kegiatan seluruh orang yang terlibat dalam kelompok tersebut untuk tetap tinggal didalamnya. Tertariknya orang tersebut tetap tinggal dalam kelompok tersebut serta tetap aktif, dapat ditinjau dari : yang pertama dari segi mengapa orang- orang tersebut tertarik, dan yang kedua mengapa kelompok itu mempunyai daya tarik.
Maslow (1954), menyebutkan bahwa motif orang untuk berkelompok, terdorong oleh maksud untuk memenuhi berbagai kebutuhan antara lain : untuk survive, seperti kebutuhan fisik sehari- hari, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk memeproleh kekuasaan dan lain- lainnya yang diharapkan dapat dipenuhi dari kelompok tersebut. Dengan demikian dari pihak kelompok tani harus memiliki daya tarik, hal ini dapat tercermin dari tujuan kelompok, rencana kelompok, dan posisinya atau perananannya dalam masyarakat. Atau dengan kata lain bahwa kelompok tani itu menjadi objek kebutuhan atau tujuan kelompok tersebut dapat memberi kepuasan untuk memperoleh kebutuhan, adanya kesamaan antara tujuan kelompok tani dengan tujuan pribadinya. Sehingga perlu diteliti latar belakang yang mendorong usaha atau keinginan untuk melakukan usaha demi pemenuhan dengan keberhasilan ( hasrat dari petani ) termasuk motif berkelompok.
Setelah diketahui motif yang sebenarnya dari petani , kemudian perlu diteliti factor lain yang berpengaruh terhadap kekompakan suatu kelompok, antara lain : tergantung dari struktur dan tingkat kepemimpinan dari kelompok tersebut. Berhubung secara fisik kelompok tani itu telah mempunyai struktur organisasi, adanya pengurus (ketua, penulis, keuangan), petani maju, petani peserta, maka sudah dapat diduga bahwa otoritas dan wewenang serta sesuatu komunikasi akan berjalan menurut hirarhi.
Kartasapoetra (1994), mengatakan kegiatan penyuluhan telah banyak membantu para petani menolong dirinya sendiri (self helf) yang dari padanya dengan didasari semangat gotong royong yang tinggi dan penuh toleransi mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya. Persoalan tersebut timbul karena adanya keinginan untuk hidup sejahtera dengan meningkatkan income sebesar- besarnya dan kebutuhan akan cara- cara atau teknologi baru yang mereka yakini dapat meningkatkan prduksi, pendapatan serta kesejahteraan mereka. Disamping hal tersebut penyuluhan juga dapat menjembatani gap antara praktek yang biasa dilakukan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani tersebut. Yang tidak kalah pentingnya penyuluhan berfungsi sebagai penyampai, pengusaha, dan penyesuai program nasional dan regional agar dapat diikuti dan dilaksanakan petani dan sebaliknya program dari para petani dan partisipasinya dapat diperhatikan oleh Pemerintah.
Kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungannya karena mereka aktif membantu pemerintah dan dapat bekerjasama dengan baik dengan Penyuluh Lapangan serta produktivitas usahataninya cukup tinggi, mempunyai sifat keterbukaan, banyak mebantu para petani dalam memecahkan pesmasalahan yang dihadapi. Biasanya kontak tani merupakan petani pemilik atau penggarap tanah yang berpengalaman banyak dalam usahataninya, dinamis dan mempunyai pandangan positif terhadap teknologi baru. (Kartasapoetra, 1994).
Perkembangan tingkat adopsi inovasi teknologi baru antara lain ditentukan oleh perkembangan kegiatan penyuluhan. Sedangkan proses penerimaan atau penolakan inovasi teknologi baru tidak berjalan secara langsung dari sumbernya kepada petani. Akan tetapi proses ini berjalan melalui penyaring atau filter yang berupa tokoh- tokoh opini formal dan in formal, yang menyaring bagian- bagian apa dan sampai sejauh mana informasi tersebut diteruskan kepada petani, dan mau membuka atau menutup pintu social, untuk menerima atau menolak teknologi baru itu. Dengan kata lain pemindahan teknologi baru tidak berlangsung
ii
menurut langkah tunggal (one step flow of transfer) tetapi langkah ganda (multy step flow of transfer) (Hamijoyo,1974).
Perkembangan dari kelompok tani, disamping ditentukan oleh aktivitas dari kelompok tani itu sendiri, juga dipenganruhi dan ditentukan oleh kegiatan Penyuluh Pertanian. Implementasi rencana kerja dari kelompok tani akan tergantung kepada adanya kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh untuk mendukungnya. Program kerja penyuluhan yang baik apabila dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran yang tersusun dalam monografi wilayah, terutama kondisi dan situasi serta problema yang dihadapi para petani, peranan dan kemampuan penyuluh, alat bantu penyuluhan serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaannya. (Kartasapoetra, 1994).
Manusia banyak belajar dengan mencoba serangkaian tindakan yang beragam. Tingkat tindakan yang dilakukan tergantung pada penghargaan yang diterima. Jika memperoleh penghargaan , percobaan akan sering dilakukan tetapi jika gagal maka akan ragu- ragu untuk memulai kegiatan baru lagi dengan demikian penyuluh mempunyai tugas untuk meneguhkan pendirian petani. Seseorang dengan tingkat penilaian diri atau pengendalian perilaku yang tinggi, apabila mereka gagal dalam berusaha akan mengulanginya lagi sampai berhasil dengan baik dan begitu juga sebaliknya.
BAB IIIMATERI DAN METODE PENELITIAN.
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian/survey ini dilaksanakan diwilayah Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, dengan mengambil waktu selama satu bulan mulai dari perencanaan sampai dengan pembuatan laporan.
3.2 Materi Penelitian
Materi yang dipergunakan dalam penelitian/survey ini adalah Petani anggota kelompok tani, pengurus kelompok tani, tokoh informal maupun formal, petugas pertanian diwilayah penelitian sebagai responden untuk memperoleh data primer. Sedangkan untuk melengkapi informasi yang diperlukan, juga mengambil data sekunder dari monografi wilayah serta data lain yang mendukung materi penelitian.
3.3 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini dipergunakan metode Study Kasus, dengan pemilihan contoh secara Purposive Sampling yaitu mengambil contoh secara sengaja, dimana peneliti menentukan dengan sengaja contoh yang akan diteliti yang bertujuan menggambarkan beberapa sifat populasi. Untuk memperoleh informasi dari responden dipergunakan metode wawancara mempergunakan kuesener yang telah dipersiapkan lebih dulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara menganalisa data monografi wilayah penelitian.
3.4 Analisa Data
Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dipergunakan cara analisa tabel bagi kepentingan mengetahui hubungan profil Kelompok Tani Rukun. Sedangkan pembahasannya dilakukan secara diskriptif, dan data yang berupa angka disajikan dalam bentuk tabel agar mudah dalam membacanya
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
A. IDENTITAS KELOMPOK
ii
1. Nama kelompok : R U K U N2. Satus kelompok : Kelas Madya No. 11/BAR/XII/20023. Jumlah anggota : 40 orang4. Alamat : Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kec. Kalibawang, Kab. Kulon Progo, Prop. D.I. Yogyakarta5. Tanggal Pembentukan : 10 Januari 19806. Nama Ketua Kelompok :Samingan,7. Pendidikan terakhir ketua kelompok : Diploma 2 (D2)8. Usaha kelompok :
Juara I lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2009Juara I lomba kelompok sapi potong Kabupaten Kulon Progo 2008Juara III lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2001Juara IV lomba sapi potong tingkat Propinsi DIY tahun 2005Juara III lomba Pengembangan Areal Dampak UPSA Prop. 1991Juara III lomba Penghijauan Swadaya Kabupaten Kulon Progo 1991
B. GAMBARAN UMUM LOKASI KELOMPOK
1. Letak Geografis
Kelompok Peternak Sapi Potong " Rukun " adalah salah satu dari 151 lembaga tani yang ada di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Terletak di Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakarta dan secara geografis berada di kaki Pegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo.
Adapun batas-batas wilayah Kelompok Peternak " Rukun " sebagai berikut :Sebelah Utara Dukuh Sentul Desa Banjararum Kalibawang, sebelah Timur Dukuh Degan Desa Banjararum Kalibawang , sebelah Selatan Dukuh Klepu Desa Banjartarum Kalibawang dan sebelah Barat Dukuh Brajan Desa Banjararum Kalibawang
2. Topografi
Keadaan wilayah Kelompok Peternak " Rukun ", 72% merupakan perbukitan dan 28% merupakan daerah landai sampai bergelombang. Kemiringan lereng berkisar antara 0-45%, sedang ketinggian tempat dari permukaan laut antara 200-600 meter dpl.
ii
3. Tata guna lahan
Luas wilayah 61,4200 hektar, terdiri dari sawah pengairan teknis 4,5000 ha, sawah pengairan sederhana 10,4000 ha, sawah tadah hujan 2,2000 ha, tanah tegal 4,8000 ha, tanah pekarangan 28,2000 ha, dan kolam ikan seluas 0,0200 ha
4. Keadaan iklim dan sumberdaya alam
Keadaan curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir sebagai berikut : bulan kering dengan CH < 60 mm selama 3 bulan, bulan lembab dengan CH 60-80 mm selama 1 bulan dan bulan basah dengan CH > 80 mm selama 8 C danC, suhu minimum 28bulan, sedangkan keadaan suhu rata-rata : 32,5 C dan mengenai kelembaban, rata-rata dengan kelembabansuhu maksimum 37 72,5%, kelembaban minimum 70% dan kelembaban maksimum 75%.
Keadaan tanah meliputi : dataran rendah : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 30 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang dan pada dataran tinggi : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 20 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang.
C. ASPEK USAHA AGRIBISNIS
a. Aspek Usaha Agribisnis Hulu
1. PerbibitanSalah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah penyediaan bibit. Di kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan (IB). Pelaksanaan IB dilaksanakan secara mandiri, karena kelompok telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan IB. Di Kelompok Peternak Rukun, berdasarkan data PKB (Pemeriksaan Kebuntingan) dari UPTD Kesehatan Hewan Kalibawang keberhasilan IB telah dicapai dengan rasio S/C sebesar 1,75 yang berarti setiap ekor induk sapi untuk bunting dikawinkan dengan IB antara 1 - 2 kali saja. Sebagai gambaran keberhasilan IB kami sajikan data hasil pemeriksaan kebuntingan selama tiga tahun terakhir sebagai berikut :
No Tahun Frekuensi IB Kebuntingan Ratio S/C1 2007 39 21 1.852 2008 31 19 1.633 2009 37 21 1.76Jumlah 107 61 5.24Rata-rata 36 20 1.75
Selain itu di kelompok kami juga melaksanakan program sapi lahir kembar, dengan pemberian tambahan vitamin kepada induk ternak dan kegiatan ini ada kerjasama dengan BPTP Yogyakarta.
2. PakanPakan pokok hijauan dari jenis rumput gajah, selain itu juga memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti jerami, batang kedelai, jagung, kacang tanah dan cleresede. Sedangkan pakan tambahan berupa konsentrat, bekatul dan ubikayu. Pakan konsentrat pengadaanya menjalin kerjasama dengan KUD Sido Tentrem Banjararum Kalibawang Kulon Progo, dan untuk ubikayu para peternak mengusahakan sendiri dilahan pertanian yang dimiliki. Kelompok juga melakukan kegiatan fermentasi jerami guna meningkatkan kualitas pakan.
3. Obat-obatan / VaksinUntuk menjaga kesehatan ternak peternak melakukan sanitasi kandang dan kebersihan ternak
ii
secara rutin serta pemberian obat cacing setiap empat bulan sekali. Dalam pemeriksaan kesehatan ternak kelompok melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan dan kegiatan ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Untuk memudahkan pelayanan terhadap kebutuhan anggota, kelompok menyediakan vaksin dan obat-obatan ternak, antara lain : vaksin, obat cacing, mineral, stardec/starbio, GBN 1, obat lalat, EM4, tetes tebu serta obat-obatan buatan sendiri alami. Untuk vaksin dan obat-obatan kimia pengadaanya bekerjasama dengan Kios Kartika Tani di Semaken Banjararum Kalibawang Kulon Progo.
b. Aspek Usaha Budidaya
1. Perkembangan TernakProses produksi usaha ternak sapi potong didalam kelompok bervariasi, meliputi individu dalam kawasan maupun terpencar dalam lingkup satu pedukuhan. Populasi ternak sapi dari tahun ketahun perkembanganya cenderung meningkat dan pemilikan ternak rata rata setiap anggota diantara 4 - 5 ekor ,
Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik populasi ternak selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut :
No Tahun Populasi Awal Lahir Mati Jual Populasi Akhir1 2007 139 40 0 34 1452 2008 145 45 0 26 1783 2009 178 43 0 36 187
2. Sistem dan Konstruksi PerkandanganKandang berfungsi untuk melindungi ternak dari gangguan sinar matahari, angin, hujan dan penyakit. Lantai kandang dibuat dengan kemiringan ideal agar mudah dibersihkan serta untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri pada sapi betina bunting. Faktor sanitasi kandang merupakan hal penting yang harus dilakukan setiap peternak, hal ini akan menguntungan bagi derajat kesehatan ternak dan pemiliknya. Agar sanitasi kandang tetap terpelihara minimal perlu pengaturan letak penampungan kotoran ternak dan usaha pengolahanya.
Kelompok peternak Rukun telah mengusahakan sistem kandang permanen yang merupakan kandang koloni milik kelompok yang dilengkapi dengan rumah fermentasi dan rumah kompos untuk pengolahan kompos padat maupun cair. Rehab kandang koloni diperhitungkan menghabiskan biaya sebanyak Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah). Untuk kandang perorangan juga dengan konstruksi permanen dan dibuat dengan jarak 10 meter dari rumah pemukiman.
3. Upaya Perbaikan ReproduksiSalah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah bibit. Di kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan dan dalam pelaksanaan IB kelompok tani Rukun telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito, sehingga keberhasilan IB yang telah dicapai adalah dengan rasio S/C sebesar 1,75. Peternak telah melakukan pencatatan perkawinan dan kelahiran. Sedangkan untuk peremajaan induk dilakukan setelah umur delapan tahun atau setelah beranak enam kali. Selanjutnya guna meningkatkan keuntungan usaha ternak sapi potong, kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan BPTP Yogyakarta dalam menerapkan program sapi beranak kembar.
4. Formulasi RansumPemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ternak merupakan faktor penting dalam usaha ternak sapi potong. Hal tersebut diperoleh dengan pemberian pakan dan air minum yang cukup dalam jumlah dan kandungan gizinya. Pakan diberikan dalam sehari dua kali serta perlu memperhatikan bobot sapi, usia dan status kesehatan. Rata-rata kebutuhan pokok pakan sehari sebagai berikut : hijauan (HMT) sebanyak 20 kg, konsentrat sebanyak 3 kg dan hasil
ii
fermentasi sebanyak 10 kg. Pemberian pakan untuk sapi yang bunting 5 bulan keatas dan sapi menyusui perlu penambahan porsi, hal ini dimaksudkan agar produksi susu dan kegemukan sapi dapat terjaga. Dengan pemberian ransum yang tepat diharapkan kenaikan bobot badan (ADG) sebesar 0,6 kg per hari dapat tercapai. Untuk memenuhi kebutuhan pakan khususnya konsentrat dan bekatul kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan KUD Sido Tentrem Kalibawang Kulon Progo.
5. Pencegahan dan Penanganan PenyakitSistem pencegahan dan penanganan penyakit di kelompok tani Rukun dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : pemberian obat cacing setiap 4 bulan sekali, penambahan mineral, pemberian obat-obatan alami, sanitasi kandang secara rutin dan menjaga kebersihan ternak dengan cara memandikan ternak. Berkaitan dengan kesehatan ternak Kelompok telah melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan di Kecamatan Kalibawang.
6. Penanganan LimbahKelompok peternak Rukun telah melakukan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik padat (kompos) dan pupuk cair urine sapi. Produksi hasil pengolahan limbah menjadi tambahan pendapatan bagi peternak. Penjualan kompos dari tahun ke tahun ada peningkatan dan sebagai gambaran penjualan pupuk organik selama tiga tahun terakhir kami sajikan data dan grafik poduksi dan nilai jual pupuk kompos sebagai berikut :
No Tahun Produksi (ton) Nilai (Rp)1 2007 76 38.000.0002 2008 81 40.500.0003 2009 82 41.000.000
Tahun 2009 kelompok melengkapi sarana dan peralatan pembuatan kompos padat maupun cair. Guna meningkatkan teknologi pengolahan limbah kotoran ternak, kelompok bekerjasama dengan Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta, sedangkan dalam penjualan pupuk organik bekerjasama dengan Gapoktan Tani Manunggal Desa Banjararum Kalibawang.
c. Aspek Usaha Agribisnis Hilir
1. PemasaranProduk utama usaha ternak sapi potong adalah bibit sapi. Penjualan ternak di kelompok tani Rukun dari tahun ke tahun cenderung meningkat dan sebagai gambaran penjualan ternak selama dua tahun terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2008 sebanyak 26 ekor dan tahun 2009 sebanyak 36 ekor. Dalam pemasaran ternak kelompok bekerjasama dengan pedagang ternak yaitu Bapak Budiyono di Semaken Banjararum Kalibawang.
2. Pengolahan HasilPengolahan hasil ternak sapi potong untuk sementara ini difokuskan pada pengolahan kotoran ternak. Fases diolah menjadi kompos dan urine diolah menjadi pupuk cair. Selain itu kotoran ternak juga dimanfaatkan untuk memperoleh energi alternatif berupa bio energi (biogas)dari pembuatan biodegester. Manfaat ganda dari pembuatan biodegester selain sebagai sumber energi alternatif, juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak dan kesehatan lingkungan karena kandang ternak selalu dalam keadaan bersih. Selain itu juga diperoleh pupuk cair dari limbah biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang sangat baik. Sedangkan untuk produksi pupuk cair dari urine sapi rata-rata tiap bulan menghasilkan 1.000 liter, dan setelah di fermentasi dapat dijual dengan harga per liter Rp. 4.000,- dengan demikian ada penambahan pendapatan peternak sapi yang berada di kandang koloni setiap bulanya sebesar Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah).
d. Aspek Kelembagaan
ii
1. Pembentukan KelompokAdanya permasalahan yang tidak bisa diatasi oleh masing masing peternak seperti terhambatnya penyebaran informasi, kesulitan mencari bibit yang baik, mahalnya sarana produksi pakan, harga jual ternak yang selalu ada permain dari pedagang dan seringnya ada gangguan kesehatan ternak, sehingga masyarakat bersepakat dalam musyawarah untuk membentuk kelompok.
2. Struktur OrganisasiStruktur Organisasi Kelompok Tani Rukun sebagai berikut :a. Pelindung : Wartoyo (Kepala Desa)b. Ketua : I. Samingan: II. Pujimanc. Sekretaris : I. Juwito: II. Waljitod. Bendahara : I. Mujiyono: II. Mujie. Sie Keswan & Pemasaran : Maryonof. Sie Pengolahan Kompos : Pujimang. Sie HMT : Ali Usmanh. Sie Sarana Produksi : Saratun
3. Pemilihan PengurusPengurus dipilih melalui musyawarah secara demokratis, dan ketentuan mengenai pemilihan pengurus ini telah diatur dalam AD/ART dan mengenai masa bakti pengurus adalah selama 5 tahun.
4. Kegiatan Pelayanan AnggotaKelompok peternak Rukun memiliki tiga fungsi utama yaitu berfungsi sebagai wahana belajar, sebagai wahana kerjasama dan sebagai unit produksi bagi para anggota kelompok. Anggota menerima informasi teknologi dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi melalui media pertemuan rutin setiap malam Selasa Pon. Selain itu pada saat pertemuan juga ada kegiatan pelayanan pinjaman berupa uang untuk memenuhi kebutuhan modal usaha anggota. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan sarana produksi seperti pakan konsentrat, vaksin dan obat-obatan dapat dilayani melalui TPK (Tempat Pelayanan Kelompok).
5. Rencana Kerja KelompokDalam rangka untuk mengembangkan kegiatan dan usaha agribisnis sapi potong pembibitan, anggota bersepakat dalam musyawarah kelompok menetapkan rencana kerja sebagai berikut :a. Pembuatan rumah fermentasi jerami dan komposb. Perbaikan jalan produksic. Melengkapi Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)d. Gerakan sanitasi kandange. Pembuatan fermentasi jeramif. Pengobatan cacingg. Uji laboratorium hasil kompos ke UPN Yogyakartah. Pemeriksaan kesehatan dan kebuntingani. Pengadaan pakan tambahan (konsentrat)j. Kerjasama dengan berbagai pihak sesuai kebutuhan kelompokk. Pembuatan packing produksi komposl. Pemekaran kandang kelompok
6. Program PelatihanUntuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dilaksanakan melalui kerjasama dengan BPTP Yogyakarta, Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta dan Dinas terkait. Kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang pernah diikuti oleh peternak antara lain : pelatihan, magang dan studi banding.
ii
7. Perkembangan PendapatanBerdasarkan hasil analisa usahatani ternak sapi potong dapat disimpulkan bahwa pendapatan peternak dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik besaran pendapatan peternak sapi potong selama tiga tahun terakhir sebagai berikut :
No Tahun Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) B/C ratio1 2007 1.043.804.160 1.583.500.000 1.522 2008 1.223.004.160 1.904.500.000 1.563 2009 1.303.644.100 2.298.400.000 1.76
8. Sumber-sumber Modal KelompokModal kelompok yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha agribisnis dan kegiatan lainya pada akhir tahun 2009 sebesar Rp.524.450.000,- berasal dari berbagai sumber antara lain :
PKP tahun 1999 sebesar Rp.300.000.000,-Modal pinjaman kepada anggota sebesar Rp.50.000.000,-Penjualan kompos selama empat tahun sebesar Rp.155.000.000,-Jasa gilingan tepung Rp.600.000, per tahunJasa pompa air Rp.1.000.000,- per tahunPersewaan kursi Rp.250.000,- per tahunRetribusi penjualan ternak selama 3 tahun terakhir sebanyak 96 ekor @ Rp.10.000,- = Rp.960.000,-Retribusi jasa IB selama 3 tahun terakhir sebanyak 128 ekor @ Rp.5.000,- = Rp.640.000,-Bantuan pembuatan pupuk organik dari Dinas Pertanian Propinsi DIY sebesar Rp.16.000.000,-
9. Tingkat Keuntungan dan ManfaatDari pengembangan modal kelompok tersebut diatas digunakan untuk membangun fasilitas umum maupun sarana dan prasrana yang terkait dengan usaha agribisnis pembibitan sapi potong :a. Perbaikan rumah fermentasi kompos senilai Rp.15.000.000,-b. Membangun jalan aspal sepanjang 1,5 km senilai Rp.102.000.000,-c. Pembelian TV Kelompok senilai Rp.600.000,-d. Pengadaan gilingan tepung 1 buah senilai Rp.3.000.000,-e. Pengadaan pompa air 1 buah senilai Rp.3.000.000,-f. Pengadaan kursi 100 buah senilai Rp.2.800.000,-g. Pengadaan kompresor 1 buah senilai Rp.3.500.000,-h. Perluasan kandang kelompok untuk 16 ekor senilai Rp.25.000.000,-i. Pemasangan listrik kandang kelompok Rp.1.000.000,-j. Membangun tempat pakan ternak di kandang koloni senilai Rp.15.000.000,-k. Biaya sewa lokasi kandang untuk seluas 1.000 meter setiap 5 tahun Rp.3.000.000,-l. Perbaikan kandang kelompok tahun 2010 sebesar Rp.70.000.000,-m. Pembelian alat pengolah urine senilai Rp.3.000.000,
D. MITRA KERJA KELOMPOKDalam mengembangkan usaha, kelompok melakukan pengembangan jejaring kemitraan dengan berbagai pihak, seperti dalam tabel berikut ini :
No Nama Alamat Bentuk Kerjasama1. Poskeswan Banjararum Kalibawang Kulon Progo Pemeriksaan Kesehatan ternak2. Budiyono Semaken Banjararum Kalibawang Kln Progo Penyediaan bibit dan pemasaran ternak3. Kios Kartika Tani Semaken, Banjararum Kalibawang, Kln Progo Penyediaan vaksin dan obat-obatan4. KUD Sido Tentrem Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Pengadaan konsentrat, bekatul
ii
dan pupuk5. LKM Binangun Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Permodalan6. Gapoktan / LKM-A Tani Manunggal Banjararum, Kalibawang Kulon Progo 1. Permodalan 2. Pemasaranpupuk organik7. BPTP Yogyakarta 1. Pengembangan teknologi dan SDM 2. Program PSDS8. Perguruan Tinggi UPN Yogyakarta Pengembangan teknologi & SDM
E. KEUNGGULAN KELOMPOK
Jiwa semangat bekerja dari pengurus dan anggota kelompok merupakan asset yang sangat berharga untuk menuju pengembangan usaha agribisnis sapi potong perbibitan yang diharapkan.Adanya kandang koloni kelompok mempercepat sampainya informasi teknologi diterima anggota serta berbagai permasalahan segera dapat diselesaikan.Dilengkapinya fasilitas pembuatan kompos dan pupuk urine sapi memungkinkan pembuatan pupuk organik skala besar.Jaringan kemitraan yang telah terbangun dari berbagai pihak memberikan peluang peningkatan keuntungan usaha ternak sapi potong.Dimilikinya sorang Inseminator sehingga keberhasilan kebuntingan dapat dicapai dengan ratio S/C sama dengan 1,75.Dikembangkanya program pertanian terpadu, sehingga memberi peluang besar terhadap pengembangan usaha agribisnis ternak sapi.Kelompok peternak sapi potong Rukun terpilih menjadi salah satu sample Program P2SDS oleh BPTP Yogyakarta.
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
1. KesimpulanMekanisme terbentuknya kelompok tani , melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebutKegiatan kelompok ternak Rukun meliputi agribisnis hulu, aspek budidaya dan agribisnis hilir berjalan cukup baik terbukti dengan berhasilnya pelaksanaan kegiatan masing- masing aspek tersebut sesuai anjuran.Salah satu penentu keberhasilan dan dinamika kelompok adalah karena berfungsinya hubungan baik antar kelompok maupun pihak lain yang mendukung melalui perjanjian kerjasama saling menguntungkan melalui kemitraan.Dari segi ekonomi kelompok ternak Rukun ditunjang dengan adanya pemupukan modal baik dari iuran anggota, simpanan , serta pendapatan lain yang sah sesuai AD / ART. Sedangkan secara individu berdasarkan perhitungan analisa usahatani ternyata usaha ternak sapi sangat menguntungkan .
2. Saran - SaranAgar kemampuan kelompok semakin tinggi dan kuat maka pendampingan rutin dan berkelanjutan sangat diperlukan dengan berbagai metode maupun modifikasinya.Untuk meningkatkan pendapatan peternak serta menjaga kelestarian lingkungan maka pengolahan limbah kotoran ternak perlu terus digalakkan baik untuk keperluan sendiri maupun dijual sebagai pupuk organic bagi tanaman pangan.Kemampuan masing- masing anggota perlu ditingkatkan baik dari segi teknis budidaya maupun perekonomiannya sehingga mampu mempertahankan kualitas budidaya ternak sapi yang akhirnya dapat diperoleh keuntungan yang optimal..
ii
BAB VPENUTUP
Dengan berakhirnya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pendampingan kelompok tani sehingga materi dan metode nya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.Bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pembinaan kelompok ternak sapi potong ,semoga hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijaksanaan dikemudian hari.
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Dengan mengingat kondisi petani dan kelompok tani secara makro belum sesuai dengan harapan, maka dalam rangka pemberdayaan petani, pemerintah telah mengembangkan metode pembinaan serta berbagai kelembagaan yang diarahkan kepada tercapainya landasan yang kuat bagi petani untuk berswadaya. Salah satu kelembagaan yang dikembangkan tersebut adalah kelompok tani . Yaitu kelompok yang berfungsi sebagai kelas belajar mengajar, unit produksi, wahana kerja sama, serta kegiatan usaha.
Mekanisme terbentuknya kelompok tani ini adalah melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut.
Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan mengapa petani tidak seluruhnya berpartisipasi dalam kegiatan - kegiatan kelompok itu. Dengan perkataan lain mengapa kelompok tani kurang mempunyai daya tarik bagi para anggotanya?. Bukankah tujuan dari kegiatan kelompok tersebut adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani, serta tingkat kesejahteraan petani.
1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan utama untuk memperoleh gambaran mengenai :
• Profil secara umum kelompok Tani Rukun Mejing Kalibawang• Struktur organisasi dan kerjasama kelompok tani• Identifikasi potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia kelompok tani.• Faktor- faktor yang menentukan kemampuan kelompok tani.
Dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan rekomendasi kebijaksanaan yang berhubungan dengan tata cara untuk mengembangkan peranan dan pembinaan kelompok tani dalam memberdayakan petani.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan para anggota kelompok tani itu dapat lebih dikembangkan . Mengetahui tingkat peranan kelompok tani sama dengan mengukur dinamika kelompok tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Untuk itu terlebih dulu penting untuk diketahui motor penggerak dinamika perkembangan kelompok tani tersebut. Adjid ( 1978 ), mengatakan bahwa suatu kelompok sosial mempunyai "External Structure atau Sosio Group dan Internal Structure atau Phycho Group". Yang dimaksud External Structure adalah dinamika dari kelompok untuk menanggapi tugas
ii
yang timbul karena adanya tantangan dari lingkungan dalam rangka mewujudkan cita- cita yang menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut. Sedangkan Internal Structure adalah pranata atau norma yang mengatur hubungan antar anggota dalam kelompok sehingga setiap anggota memperoleh kedudukan, peranan dan kewajiban tertentu yang berkaitan dengan ketentuan distribusi fasilitas, kekuasaan ,dan prestasi kerja.
Peningkatan prdoduktivitas usahatani merupakan external structure sedangkan internal structure akan berkembang sebagai hasil interaksi sosial dari kelompok tersebut dalam melaksanakan tugasnya. (Rusidi, 1978), menjelaskan bahwa kita perlu mengetahui ciri- ciri suatu kelompok yang kompak (kohesif). Kekompakan (cohesivenese) yaitu daya lekat yang terjadi sebagai resultante dari segala kekuatan kegiatan seluruh orang yang terlibat dalam kelompok tersebut untuk tetap tinggal didalamnya. Tertariknya orang tersebut tetap tinggal dalam kelompok tersebut serta tetap aktif, dapat ditinjau dari : yang pertama dari segi mengapa orang- orang tersebut tertarik, dan yang kedua mengapa kelompok itu mempunyai daya tarik.
Maslow (1954), menyebutkan bahwa motif orang untuk berkelompok, terdorong oleh maksud untuk memenuhi berbagai kebutuhan antara lain : untuk survive, seperti kebutuhan fisik sehari- hari, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk memeproleh kekuasaan dan lain- lainnya yang diharapkan dapat dipenuhi dari kelompok tersebut. Dengan demikian dari pihak kelompok tani harus memiliki daya tarik, hal ini dapat tercermin dari tujuan kelompok, rencana kelompok, dan posisinya atau perananannya dalam masyarakat. Atau dengan kata lain bahwa kelompok tani itu menjadi objek kebutuhan atau tujuan kelompok tersebut dapat memberi kepuasan untuk memperoleh kebutuhan, adanya kesamaan antara tujuan kelompok tani dengan tujuan pribadinya. Sehingga perlu diteliti latar belakang yang mendorong usaha atau keinginan untuk melakukan usaha demi pemenuhan dengan keberhasilan ( hasrat dari petani ) termasuk motif berkelompok.
Setelah diketahui motif yang sebenarnya dari petani , kemudian perlu diteliti factor lain yang berpengaruh terhadap kekompakan suatu kelompok, antara lain : tergantung dari struktur dan tingkat kepemimpinan dari kelompok tersebut. Berhubung secara fisik kelompok tani itu telah mempunyai struktur organisasi, adanya pengurus (ketua, penulis, keuangan), petani maju, petani peserta, maka sudah dapat diduga bahwa otoritas dan wewenang serta sesuatu komunikasi akan berjalan menurut hirarhi.
Kartasapoetra (1994), mengatakan kegiatan penyuluhan telah banyak membantu para petani menolong dirinya sendiri (self helf) yang dari padanya dengan didasari semangat gotong royong yang tinggi dan penuh toleransi mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya. Persoalan tersebut timbul karena adanya keinginan untuk hidup sejahtera dengan meningkatkan income sebesar- besarnya dan kebutuhan akan cara- cara atau teknologi baru yang mereka yakini dapat meningkatkan prduksi, pendapatan serta kesejahteraan mereka. Disamping hal tersebut penyuluhan juga dapat menjembatani gap antara praktek yang biasa dilakukan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani tersebut. Yang tidak kalah pentingnya penyuluhan berfungsi sebagai penyampai, pengusaha, dan penyesuai program nasional dan regional agar dapat diikuti dan dilaksanakan petani dan sebaliknya program dari para petani dan partisipasinya dapat diperhatikan oleh Pemerintah.
Kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungannya karena mereka aktif membantu pemerintah dan dapat bekerjasama dengan baik dengan Penyuluh Lapangan serta produktivitas usahataninya cukup tinggi, mempunyai sifat keterbukaan, banyak mebantu para petani dalam memecahkan pesmasalahan yang dihadapi. Biasanya kontak tani merupakan petani pemilik atau penggarap tanah yang berpengalaman banyak dalam usahataninya, dinamis dan mempunyai pandangan positif terhadap teknologi baru. (Kartasapoetra, 1994).
Perkembangan tingkat adopsi inovasi teknologi baru antara lain ditentukan oleh perkembangan kegiatan penyuluhan. Sedangkan proses penerimaan atau penolakan inovasi
ii
teknologi baru tidak berjalan secara langsung dari sumbernya kepada petani. Akan tetapi proses ini berjalan melalui penyaring atau filter yang berupa tokoh- tokoh opini formal dan in formal, yang menyaring bagian- bagian apa dan sampai sejauh mana informasi tersebut diteruskan kepada petani, dan mau membuka atau menutup pintu social, untuk menerima atau menolak teknologi baru itu. Dengan kata lain pemindahan teknologi baru tidak berlangsung menurut langkah tunggal (one step flow of transfer) tetapi langkah ganda (multy step flow of transfer) (Hamijoyo,1974).
Perkembangan dari kelompok tani, disamping ditentukan oleh aktivitas dari kelompok tani itu sendiri, juga dipenganruhi dan ditentukan oleh kegiatan Penyuluh Pertanian. Implementasi rencana kerja dari kelompok tani akan tergantung kepada adanya kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh untuk mendukungnya. Program kerja penyuluhan yang baik apabila dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran yang tersusun dalam monografi wilayah, terutama kondisi dan situasi serta problema yang dihadapi para petani, peranan dan kemampuan penyuluh, alat bantu penyuluhan serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaannya. (Kartasapoetra, 1994).
Manusia banyak belajar dengan mencoba serangkaian tindakan yang beragam. Tingkat tindakan yang dilakukan tergantung pada penghargaan yang diterima. Jika memperoleh penghargaan , percobaan akan sering dilakukan tetapi jika gagal maka akan ragu- ragu untuk memulai kegiatan baru lagi dengan demikian penyuluh mempunyai tugas untuk meneguhkan pendirian petani. Seseorang dengan tingkat penilaian diri atau pengendalian perilaku yang tinggi, apabila mereka gagal dalam berusaha akan mengulanginya lagi sampai berhasil dengan baik dan begitu juga sebaliknya.
BAB IIIMATERI DAN METODE PENELITIAN.
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian/survey ini dilaksanakan diwilayah Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, dengan mengambil waktu selama satu bulan mulai dari perencanaan sampai dengan pembuatan laporan.
3.2 Materi Penelitian
Materi yang dipergunakan dalam penelitian/survey ini adalah Petani anggota kelompok tani, pengurus kelompok tani, tokoh informal maupun formal, petugas pertanian diwilayah penelitian sebagai responden untuk memperoleh data primer. Sedangkan untuk melengkapi informasi yang diperlukan, juga mengambil data sekunder dari monografi wilayah serta data lain yang mendukung materi penelitian.
3.3 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini dipergunakan metode Study Kasus, dengan pemilihan contoh secara Purposive Sampling yaitu mengambil contoh secara sengaja, dimana peneliti menentukan dengan sengaja contoh yang akan diteliti yang bertujuan menggambarkan beberapa sifat populasi. Untuk memperoleh informasi dari responden dipergunakan metode wawancara mempergunakan kuesener yang telah dipersiapkan lebih dulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara menganalisa data monografi wilayah penelitian.
3.4 Analisa Data
Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dipergunakan cara analisa tabel bagi kepentingan mengetahui hubungan profil Kelompok Tani Rukun. Sedangkan pembahasannya dilakukan secara diskriptif, dan data yang berupa angka disajikan dalam bentuk tabel agar mudah dalam membacanya
ii
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
A. IDENTITAS KELOMPOK
1. Nama kelompok : R U K U N2. Satus kelompok : Kelas Madya No. 11/BAR/XII/20023. Jumlah anggota : 40 orang4. Alamat : Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kec. Kalibawang, Kab. Kulon Progo, Prop. D.I. Yogyakarta5. Tanggal Pembentukan : 10 Januari 19806. Nama Ketua Kelompok :Samingan,7. Pendidikan terakhir ketua kelompok : Diploma 2 (D2)8. Usaha kelompok :
Juara I lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2009Juara I lomba kelompok sapi potong Kabupaten Kulon Progo 2008Juara III lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2001Juara IV lomba sapi potong tingkat Propinsi DIY tahun 2005Juara III lomba Pengembangan Areal Dampak UPSA Prop. 1991Juara III lomba Penghijauan Swadaya Kabupaten Kulon Progo 1991
B. GAMBARAN UMUM LOKASI KELOMPOK
1. Letak Geografis
Kelompok Peternak Sapi Potong " Rukun " adalah salah satu dari 151 lembaga tani yang ada di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Terletak di Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakarta dan secara geografis berada di kaki Pegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo.
Adapun batas-batas wilayah Kelompok Peternak " Rukun " sebagai berikut :Sebelah Utara Dukuh Sentul Desa Banjararum Kalibawang, sebelah Timur Dukuh Degan Desa Banjararum Kalibawang , sebelah Selatan Dukuh Klepu Desa Banjartarum Kalibawang dan sebelah Barat Dukuh Brajan Desa Banjararum Kalibawang
2. Topografi
ii
Keadaan wilayah Kelompok Peternak " Rukun ", 72% merupakan perbukitan dan 28% merupakan daerah landai sampai bergelombang. Kemiringan lereng berkisar antara 0-45%, sedang ketinggian tempat dari permukaan laut antara 200-600 meter dpl.
3. Tata guna lahan
Luas wilayah 61,4200 hektar, terdiri dari sawah pengairan teknis 4,5000 ha, sawah pengairan sederhana 10,4000 ha, sawah tadah hujan 2,2000 ha, tanah tegal 4,8000 ha, tanah pekarangan 28,2000 ha, dan kolam ikan seluas 0,0200 ha
4. Keadaan iklim dan sumberdaya alam
Keadaan curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir sebagai berikut : bulan kering dengan CH < 60 mm selama 3 bulan, bulan lembab dengan CH 60-80 mm selama 1 bulan dan bulan basah dengan CH > 80 mm selama 8 C danC, suhu minimum 28bulan, sedangkan keadaan suhu rata-rata : 32,5 C dan mengenai kelembaban, rata-rata dengan kelembabansuhu maksimum 37 72,5%, kelembaban minimum 70% dan kelembaban maksimum 75%.
Keadaan tanah meliputi : dataran rendah : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 30 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang dan pada dataran tinggi : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 20 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang.
C. ASPEK USAHA AGRIBISNIS
a. Aspek Usaha Agribisnis Hulu
1. PerbibitanSalah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah penyediaan bibit. Di kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan (IB). Pelaksanaan IB dilaksanakan secara mandiri, karena kelompok telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan IB. Di Kelompok Peternak Rukun, berdasarkan data PKB (Pemeriksaan Kebuntingan) dari UPTD Kesehatan Hewan Kalibawang keberhasilan IB telah dicapai dengan rasio S/C sebesar 1,75 yang berarti setiap ekor induk sapi untuk bunting dikawinkan dengan IB antara 1 - 2 kali saja. Sebagai gambaran keberhasilan IB kami sajikan data hasil pemeriksaan kebuntingan selama tiga tahun terakhir sebagai berikut :
No Tahun Frekuensi IB Kebuntingan Ratio S/C1 2007 39 21 1.852 2008 31 19 1.633 2009 37 21 1.76Jumlah 107 61 5.24Rata-rata 36 20 1.75
Selain itu di kelompok kami juga melaksanakan program sapi lahir kembar, dengan pemberian tambahan vitamin kepada induk ternak dan kegiatan ini ada kerjasama dengan BPTP Yogyakarta.
2. PakanPakan pokok hijauan dari jenis rumput gajah, selain itu juga memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti jerami, batang kedelai, jagung, kacang tanah dan cleresede. Sedangkan pakan tambahan berupa konsentrat, bekatul dan ubikayu. Pakan konsentrat pengadaanya menjalin kerjasama dengan KUD Sido Tentrem Banjararum Kalibawang Kulon Progo, dan
ii
untuk ubikayu para peternak mengusahakan sendiri dilahan pertanian yang dimiliki. Kelompok juga melakukan kegiatan fermentasi jerami guna meningkatkan kualitas pakan.
3. Obat-obatan / VaksinUntuk menjaga kesehatan ternak peternak melakukan sanitasi kandang dan kebersihan ternak secara rutin serta pemberian obat cacing setiap empat bulan sekali. Dalam pemeriksaan kesehatan ternak kelompok melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan dan kegiatan ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Untuk memudahkan pelayanan terhadap kebutuhan anggota, kelompok menyediakan vaksin dan obat-obatan ternak, antara lain : vaksin, obat cacing, mineral, stardec/starbio, GBN 1, obat lalat, EM4, tetes tebu serta obat-obatan buatan sendiri alami. Untuk vaksin dan obat-obatan kimia pengadaanya bekerjasama dengan Kios Kartika Tani di Semaken Banjararum Kalibawang Kulon Progo.
b. Aspek Usaha Budidaya
1. Perkembangan TernakProses produksi usaha ternak sapi potong didalam kelompok bervariasi, meliputi individu dalam kawasan maupun terpencar dalam lingkup satu pedukuhan. Populasi ternak sapi dari tahun ketahun perkembanganya cenderung meningkat dan pemilikan ternak rata rata setiap anggota diantara 4 - 5 ekor ,
Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik populasi ternak selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut :
No Tahun Populasi Awal Lahir Mati Jual Populasi Akhir1 2007 139 40 0 34 1452 2008 145 45 0 26 1783 2009 178 43 0 36 187
2. Sistem dan Konstruksi PerkandanganKandang berfungsi untuk melindungi ternak dari gangguan sinar matahari, angin, hujan dan penyakit. Lantai kandang dibuat dengan kemiringan ideal agar mudah dibersihkan serta untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri pada sapi betina bunting. Faktor sanitasi kandang merupakan hal penting yang harus dilakukan setiap peternak, hal ini akan menguntungan bagi derajat kesehatan ternak dan pemiliknya. Agar sanitasi kandang tetap terpelihara minimal perlu pengaturan letak penampungan kotoran ternak dan usaha pengolahanya.
Kelompok peternak Rukun telah mengusahakan sistem kandang permanen yang merupakan kandang koloni milik kelompok yang dilengkapi dengan rumah fermentasi dan rumah kompos untuk pengolahan kompos padat maupun cair. Rehab kandang koloni diperhitungkan menghabiskan biaya sebanyak Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah). Untuk kandang perorangan juga dengan konstruksi permanen dan dibuat dengan jarak 10 meter dari rumah pemukiman.
3. Upaya Perbaikan ReproduksiSalah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah bibit. Di kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan dan dalam pelaksanaan IB kelompok tani Rukun telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito, sehingga keberhasilan IB yang telah dicapai adalah dengan rasio S/C sebesar 1,75. Peternak telah melakukan pencatatan perkawinan dan kelahiran. Sedangkan untuk peremajaan induk dilakukan setelah umur delapan tahun atau setelah beranak enam kali. Selanjutnya guna meningkatkan keuntungan usaha ternak sapi potong, kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan BPTP Yogyakarta dalam menerapkan program sapi beranak kembar.
ii
4. Formulasi RansumPemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ternak merupakan faktor penting dalam usaha ternak sapi potong. Hal tersebut diperoleh dengan pemberian pakan dan air minum yang cukup dalam jumlah dan kandungan gizinya. Pakan diberikan dalam sehari dua kali serta perlu memperhatikan bobot sapi, usia dan status kesehatan. Rata-rata kebutuhan pokok pakan sehari sebagai berikut : hijauan (HMT) sebanyak 20 kg, konsentrat sebanyak 3 kg dan hasil fermentasi sebanyak 10 kg. Pemberian pakan untuk sapi yang bunting 5 bulan keatas dan sapi menyusui perlu penambahan porsi, hal ini dimaksudkan agar produksi susu dan kegemukan sapi dapat terjaga. Dengan pemberian ransum yang tepat diharapkan kenaikan bobot badan (ADG) sebesar 0,6 kg per hari dapat tercapai. Untuk memenuhi kebutuhan pakan khususnya konsentrat dan bekatul kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan KUD Sido Tentrem Kalibawang Kulon Progo.
5. Pencegahan dan Penanganan PenyakitSistem pencegahan dan penanganan penyakit di kelompok tani Rukun dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : pemberian obat cacing setiap 4 bulan sekali, penambahan mineral, pemberian obat-obatan alami, sanitasi kandang secara rutin dan menjaga kebersihan ternak dengan cara memandikan ternak. Berkaitan dengan kesehatan ternak Kelompok telah melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan di Kecamatan Kalibawang.
6. Penanganan LimbahKelompok peternak Rukun telah melakukan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik padat (kompos) dan pupuk cair urine sapi. Produksi hasil pengolahan limbah menjadi tambahan pendapatan bagi peternak. Penjualan kompos dari tahun ke tahun ada peningkatan dan sebagai gambaran penjualan pupuk organik selama tiga tahun terakhir kami sajikan data dan grafik poduksi dan nilai jual pupuk kompos sebagai berikut :
No Tahun Produksi (ton) Nilai (Rp)1 2007 76 38.000.0002 2008 81 40.500.0003 2009 82 41.000.000
Tahun 2009 kelompok melengkapi sarana dan peralatan pembuatan kompos padat maupun cair. Guna meningkatkan teknologi pengolahan limbah kotoran ternak, kelompok bekerjasama dengan Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta, sedangkan dalam penjualan pupuk organik bekerjasama dengan Gapoktan Tani Manunggal Desa Banjararum Kalibawang.
c. Aspek Usaha Agribisnis Hilir
1. PemasaranProduk utama usaha ternak sapi potong adalah bibit sapi. Penjualan ternak di kelompok tani Rukun dari tahun ke tahun cenderung meningkat dan sebagai gambaran penjualan ternak selama dua tahun terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2008 sebanyak 26 ekor dan tahun 2009 sebanyak 36 ekor. Dalam pemasaran ternak kelompok bekerjasama dengan pedagang ternak yaitu Bapak Budiyono di Semaken Banjararum Kalibawang.
2. Pengolahan HasilPengolahan hasil ternak sapi potong untuk sementara ini difokuskan pada pengolahan kotoran ternak. Fases diolah menjadi kompos dan urine diolah menjadi pupuk cair. Selain itu kotoran ternak juga dimanfaatkan untuk memperoleh energi alternatif berupa bio energi (biogas)dari pembuatan biodegester. Manfaat ganda dari pembuatan biodegester selain sebagai sumber energi alternatif, juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak dan kesehatan lingkungan karena kandang ternak selalu dalam keadaan bersih. Selain itu juga diperoleh pupuk cair dari limbah biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang sangat baik. Sedangkan untuk produksi pupuk cair dari urine sapi rata-rata tiap bulan menghasilkan 1.000 liter, dan setelah di fermentasi dapat dijual dengan harga per liter Rp. 4.000,- dengan
ii
demikian ada penambahan pendapatan peternak sapi yang berada di kandang koloni setiap bulanya sebesar Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah).
d. Aspek Kelembagaan
1. Pembentukan KelompokAdanya permasalahan yang tidak bisa diatasi oleh masing masing peternak seperti terhambatnya penyebaran informasi, kesulitan mencari bibit yang baik, mahalnya sarana produksi pakan, harga jual ternak yang selalu ada permain dari pedagang dan seringnya ada gangguan kesehatan ternak, sehingga masyarakat bersepakat dalam musyawarah untuk membentuk kelompok.
2. Struktur OrganisasiStruktur Organisasi Kelompok Tani Rukun sebagai berikut :a. Pelindung : Wartoyo (Kepala Desa)b. Ketua : I. Samingan: II. Pujimanc. Sekretaris : I. Juwito: II. Waljitod. Bendahara : I. Mujiyono: II. Mujie. Sie Keswan & Pemasaran : Maryonof. Sie Pengolahan Kompos : Pujimang. Sie HMT : Ali Usmanh. Sie Sarana Produksi : Saratun
3. Pemilihan PengurusPengurus dipilih melalui musyawarah secara demokratis, dan ketentuan mengenai pemilihan pengurus ini telah diatur dalam AD/ART dan mengenai masa bakti pengurus adalah selama 5 tahun.
4. Kegiatan Pelayanan AnggotaKelompok peternak Rukun memiliki tiga fungsi utama yaitu berfungsi sebagai wahana belajar, sebagai wahana kerjasama dan sebagai unit produksi bagi para anggota kelompok. Anggota menerima informasi teknologi dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi melalui media pertemuan rutin setiap malam Selasa Pon. Selain itu pada saat pertemuan juga ada kegiatan pelayanan pinjaman berupa uang untuk memenuhi kebutuhan modal usaha anggota. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan sarana produksi seperti pakan konsentrat, vaksin dan obat-obatan dapat dilayani melalui TPK (Tempat Pelayanan Kelompok).
5. Rencana Kerja KelompokDalam rangka untuk mengembangkan kegiatan dan usaha agribisnis sapi potong pembibitan, anggota bersepakat dalam musyawarah kelompok menetapkan rencana kerja sebagai berikut :a. Pembuatan rumah fermentasi jerami dan komposb. Perbaikan jalan produksic. Melengkapi Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)d. Gerakan sanitasi kandange. Pembuatan fermentasi jeramif. Pengobatan cacingg. Uji laboratorium hasil kompos ke UPN Yogyakartah. Pemeriksaan kesehatan dan kebuntingani. Pengadaan pakan tambahan (konsentrat)j. Kerjasama dengan berbagai pihak sesuai kebutuhan kelompokk. Pembuatan packing produksi komposl. Pemekaran kandang kelompok
ii
6. Program PelatihanUntuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dilaksanakan melalui kerjasama dengan BPTP Yogyakarta, Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta dan Dinas terkait. Kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang pernah diikuti oleh peternak antara lain : pelatihan, magang dan studi banding.
7. Perkembangan PendapatanBerdasarkan hasil analisa usahatani ternak sapi potong dapat disimpulkan bahwa pendapatan peternak dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik besaran pendapatan peternak sapi potong selama tiga tahun terakhir sebagai berikut :
No Tahun Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) B/C ratio1 2007 1.043.804.160 1.583.500.000 1.522 2008 1.223.004.160 1.904.500.000 1.563 2009 1.303.644.100 2.298.400.000 1.76
8. Sumber-sumber Modal KelompokModal kelompok yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha agribisnis dan kegiatan lainya pada akhir tahun 2009 sebesar Rp.524.450.000,- berasal dari berbagai sumber antara lain :
PKP tahun 1999 sebesar Rp.300.000.000,-Modal pinjaman kepada anggota sebesar Rp.50.000.000,-Penjualan kompos selama empat tahun sebesar Rp.155.000.000,-Jasa gilingan tepung Rp.600.000, per tahunJasa pompa air Rp.1.000.000,- per tahunPersewaan kursi Rp.250.000,- per tahunRetribusi penjualan ternak selama 3 tahun terakhir sebanyak 96 ekor @ Rp.10.000,- = Rp.960.000,-Retribusi jasa IB selama 3 tahun terakhir sebanyak 128 ekor @ Rp.5.000,- = Rp.640.000,-Bantuan pembuatan pupuk organik dari Dinas Pertanian Propinsi DIY sebesar Rp.16.000.000,-
9. Tingkat Keuntungan dan ManfaatDari pengembangan modal kelompok tersebut diatas digunakan untuk membangun fasilitas umum maupun sarana dan prasrana yang terkait dengan usaha agribisnis pembibitan sapi potong :a. Perbaikan rumah fermentasi kompos senilai Rp.15.000.000,-b. Membangun jalan aspal sepanjang 1,5 km senilai Rp.102.000.000,-c. Pembelian TV Kelompok senilai Rp.600.000,-d. Pengadaan gilingan tepung 1 buah senilai Rp.3.000.000,-e. Pengadaan pompa air 1 buah senilai Rp.3.000.000,-f. Pengadaan kursi 100 buah senilai Rp.2.800.000,-g. Pengadaan kompresor 1 buah senilai Rp.3.500.000,-h. Perluasan kandang kelompok untuk 16 ekor senilai Rp.25.000.000,-i. Pemasangan listrik kandang kelompok Rp.1.000.000,-j. Membangun tempat pakan ternak di kandang koloni senilai Rp.15.000.000,-k. Biaya sewa lokasi kandang untuk seluas 1.000 meter setiap 5 tahun Rp.3.000.000,-l. Perbaikan kandang kelompok tahun 2010 sebesar Rp.70.000.000,-m. Pembelian alat pengolah urine senilai Rp.3.000.000,
D. MITRA KERJA KELOMPOKDalam mengembangkan usaha, kelompok melakukan pengembangan jejaring kemitraan dengan berbagai pihak, seperti dalam tabel berikut ini :
ii
No Nama Alamat Bentuk Kerjasama1. Poskeswan Banjararum Kalibawang Kulon Progo Pemeriksaan Kesehatan ternak2. Budiyono Semaken Banjararum Kalibawang Kln Progo Penyediaan bibit dan pemasaran ternak3. Kios Kartika Tani Semaken, Banjararum Kalibawang, Kln Progo Penyediaan vaksin dan obat-obatan4. KUD Sido Tentrem Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Pengadaan konsentrat, bekatul dan pupuk5. LKM Binangun Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Permodalan6. Gapoktan / LKM-A Tani Manunggal Banjararum, Kalibawang Kulon Progo 1. Permodalan 2. Pemasaranpupuk organik7. BPTP Yogyakarta 1. Pengembangan teknologi dan SDM 2. Program PSDS8. Perguruan Tinggi UPN Yogyakarta Pengembangan teknologi & SDM
E. KEUNGGULAN KELOMPOK
Jiwa semangat bekerja dari pengurus dan anggota kelompok merupakan asset yang sangat berharga untuk menuju pengembangan usaha agribisnis sapi potong perbibitan yang diharapkan.Adanya kandang koloni kelompok mempercepat sampainya informasi teknologi diterima anggota serta berbagai permasalahan segera dapat diselesaikan.Dilengkapinya fasilitas pembuatan kompos dan pupuk urine sapi memungkinkan pembuatan pupuk organik skala besar.Jaringan kemitraan yang telah terbangun dari berbagai pihak memberikan peluang peningkatan keuntungan usaha ternak sapi potong.Dimilikinya sorang Inseminator sehingga keberhasilan kebuntingan dapat dicapai dengan ratio S/C sama dengan 1,75.Dikembangkanya program pertanian terpadu, sehingga memberi peluang besar terhadap pengembangan usaha agribisnis ternak sapi.Kelompok peternak sapi potong Rukun terpilih menjadi salah satu sample Program P2SDS oleh BPTP Yogyakarta.
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
1. KesimpulanMekanisme terbentuknya kelompok tani , melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebutKegiatan kelompok ternak Rukun meliputi agribisnis hulu, aspek budidaya dan agribisnis hilir berjalan cukup baik terbukti dengan berhasilnya pelaksanaan kegiatan masing- masing aspek tersebut sesuai anjuran.Salah satu penentu keberhasilan dan dinamika kelompok adalah karena berfungsinya hubungan baik antar kelompok maupun pihak lain yang mendukung melalui perjanjian kerjasama saling menguntungkan melalui kemitraan.Dari segi ekonomi kelompok ternak Rukun ditunjang dengan adanya pemupukan modal baik dari iuran anggota, simpanan , serta pendapatan lain yang sah sesuai AD / ART. Sedangkan secara individu berdasarkan perhitungan analisa usahatani ternyata usaha ternak sapi sangat menguntungkan .
2. Saran - SaranAgar kemampuan kelompok semakin tinggi dan kuat maka pendampingan rutin dan berkelanjutan sangat diperlukan dengan berbagai metode maupun modifikasinya.Untuk meningkatkan pendapatan peternak serta menjaga kelestarian lingkungan maka
ii
pengolahan limbah kotoran ternak perlu terus digalakkan baik untuk keperluan sendiri maupun dijual sebagai pupuk organic bagi tanaman pangan.Kemampuan masing- masing anggota perlu ditingkatkan baik dari segi teknis budidaya maupun perekonomiannya sehingga mampu mempertahankan kualitas budidaya ternak sapi yang akhirnya dapat diperoleh keuntungan yang optimal..
BAB VPENUTUP
Dengan berakhirnya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pendampingan kelompok tani sehingga materi dan metode nya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.Bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pembinaan kelompok ternak sapi potong ,semoga hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijaksanaan dikemudian hari.