364 | JULI - AGUSTUS 2010 S eperti pada tahun-tahun lalu, American Society of Clinical On- cology (ASCO) mengeluarkan resume atas perkembangan yang ter- jadi di bidang onkologi tiap tahunnya. Kali ini, ASCO kembali mempublika- sikan perkembangan mayor tentang terapi kanker pada tahun 2009. Berikut beberapa yang penting : Perkembangan Terapi Target dan Terapi Personal (personalized medi- cine) Terapi di bidang onkologi saat ini bu- kan lagi terapi secara umum, namun sudah lebih personal. Pengetahuan akan aspek biologi kanker telah mem- bawa kemajuan, khususnya dalam bi- dang terapi target dan terapi person- al. Berikut resumenya : • Trastuzumab. Untuk pertama ka- linya obat ini terbukti efektif untuk kanker lain selain kanker payuda- ra, yaitu sebagai terapi kanker lambung. Uji klinis berskala besar memperlihatkan efektifitas trastu- zumab sebagai terapi kanker lambung dalam meningkatkan harapan hidup sebesar 26% pada pasien dengan overekspresi HER2 (HER2 positif). • Imunoterapi pertama kali diketa- hui efektif untuk neuroblastoma (disebut chimeric anti-GD2 anti- body). Imunoterapi ini menurunk- an riisiko relaps dan meningkat- kan harapan hidup sebesar 20% pada pasien neuroblastoma risiko tinggi. • Cetuximab. Suatu uji klinis acak memperlihatkan efektifitas penambahan cetuximab dalam meningkatkan harapan hidup keseluruhan sebesar 20% pada pasien kanker kepala dan leher metastatik dan meningkatkan Pro- gression-Free Survival (PFS) sebe- sar 46% dibandingkan kelompok pasien yang mendapat kemotera- pi saja. • Gefitinib. Manfaat gefitinib dik- etahui terkait status Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR). Pada suatu uji klinis berskala be- sar, gefitinib sebagai terapi lini pertama terlihat dapat memper- lambat progresifitas kanker paru jenis bukan sel kecil pada popu- lasi pasien Asia, bukan perokok / perokok ringan, dengan mu- tasi gen EGFR. Sedangkan pada pasien yang tidak mengalami mu- tasi EGFR, gefitinib tidak terlihat bermanfaat. • Bevacizumab. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat memberikan approval un- tuk bevacizumab sebagai terapi glioblastoma (tunggal, lini kedua) dan karsinoma sel renal metasta- tik (kombinasi interferon) Perkembangan Terapi Kanker Di Tahun 2009 : ASCO Review BERITA TERKINI CDK ed_178_b.indd 364 20/06/2010 21:52:27
2
Embed
perkembangan Terapi Kanker Di Tahun 2009 : aSCO · PDF filediperlukan pemeriksaan CA-125 tiap 3 bulan. • Kanker serviks. Vaksin Human Pap-pilomavirus (HPV) terlihat efektif pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
364 | JULI - AGUSTUS 2010
Seperti pada tahun-tahun lalu, American Society of Clinical On-cology (ASCO) mengeluarkan
resume atas perkembangan yang ter-jadi di bidang onkologi tiap tahunnya. Kali ini, ASCO kembali mempublika-sikan perkembangan mayor tentang terapi kanker pada tahun 2009. Berikut beberapa yang penting :
perkembangan Terapi Target dan Terapi personal (personalized medi-cine)Terapi di bidang onkologi saat ini bu-kan lagi terapi secara umum, namun sudah lebih personal. Pengetahuan akan aspek biologi kanker telah mem-bawa kemajuan, khususnya dalam bi-dang terapi target dan terapi person-al. Berikut resumenya :
• Trastuzumab. Untuk pertama ka-linya obat ini terbukti efektif untuk kanker lain selain kanker payuda-
ra, yaitu sebagai terapi kanker lambung. Uji klinis berskala besar memperlihatkan efektifitas trastu-zumab sebagai terapi kanker lambung dalam meningkatkan harapan hidup sebesar 26% pada pasien dengan overekspresi HER2 (HER2 positif).
• imunoterapi pertama kali diketa-hui efektif untuk neuroblastoma (disebut chimeric anti-GD2 anti-body). Imunoterapi ini menurunk-an riisiko relaps dan meningkat-kan harapan hidup sebesar 20% pada pasien neuroblastoma risiko tinggi.
• Cetuximab. Suatu uji klinis acak memperlihatkan efektifitas penambahan cetuximab dalam meningkatkan harapan hidup keseluruhan sebesar 20% pada pasien kanker kepala dan leher metastatik dan meningkatkan Pro-gression-Free Survival (PFS) sebe-
sar 46% dibandingkan kelompok pasien yang mendapat kemotera-pi saja.
• Gefitinib. Manfaat gefitinib dik-etahui terkait status Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR). Pada suatu uji klinis berskala be-sar, gefitinib sebagai terapi lini pertama terlihat dapat memper-lambat progresifitas kanker paru jenis bukan sel kecil pada popu-lasi pasien Asia, bukan perokok / perokok ringan, dengan mu-tasi gen EGFR. Sedangkan pada pasien yang tidak mengalami mu-tasi EGFR, gefitinib tidak terlihat bermanfaat.
• Bevacizumab. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat memberikan approval un-tuk bevacizumab sebagai terapi glioblastoma (tunggal, lini kedua) dan karsinoma sel renal metasta-tik (kombinasi interferon)
perkembangan Terapi Kanker Di Tahun 2009 : aSCO Review
BERITA TERKINI
CDK ed_178_b.indd 364 20/06/2010 21:52:27
365| JULI - AGUSTUS 2010
BERITA TERKINI
• everolimus. Obat dengan target mTOR ini mendapat approval dari FDA Amerika Serikat sebagai te-rapi lini kedua karsinoma sel renal. Obat ini bermanfaat memperlama PFS (4,0 vs 1,9 bulan {plasebo})
perkembangan Terapi StandarPada tahun 2009, beberapa uji klinis berskala besar dinantikan publikasinya dan menjadi acuan perubahan terapi standar untuk berbagai jenis kegana-san. Berikut rekomendasi yang dibuat berdasarkan uji klinis berskala besar :
• Kanker biliaris stadium lanjut. Ter-api kombinasi gemcitabine – cis-platin merupakan regimen yang paling efektif saat ini. Kombinasi keduanya menghasilkan pening-katan harapan hidup sebesar 32% dan mengurangi progresifitas hingga hampir sepertiganya (30%) dibandingkan pemberian gem-citabine saja.
• Kanker paru stadium lanjut. Terapi pemeliharaan dengan perme-trexed meningkatkan harapan hidup pasien kanker paru jenis bu-kan sel kecil sebesar 50% diband-ingkan plasebo, sementara risiko terjadinya efek samping rendah.
• Kanker prostat stadium dini. Ra-dioterapi pasca pembedahan diketahui meningkatkan harapan hidup pada pasien dengan jenis kanker ini.
perkembangan prevensi Kanker dan Skrining• Kanker prostat. Sejak 20 tahun
terakhir para peneliti telah mem-perdebatkan perlunya pemerik-saan Prostate-Specific Antigen (PSA) secara rutin. Pada tahun 2009 pertanyaan tersebut telah terjawab. Dari 2 uji klinis berskala besar diketahui bahwa pemerik-saan (PSA) hanya sedikit menu-runkan mortalitas akibat kanker prostat dan cenderung berhubun-gan dengan overdiagnosis dan terapi.
• Kanker ovarium. Terapi kanker ovarium relaps berdasarkan pen-ingkatan kadar CA-125 (petanda
tumor untuk kanker ovarium) tidak bermanfaat. Dari suatu penelitian berskala besar diketahui bahwa pemberian terapi kanker ovarium relaps berdasarkan peningkatan kadar CA-125 tidak meningkat-kan harapan hidup dibandingkan penundaan terapi hingga mun-cul gejala. Oleh sebab itu, tidak diperlukan pemeriksaan CA-125 tiap 3 bulan.
• Kanker serviks. Vaksin Human Pap-pilomavirus (HPV) terlihat efektif pada wanita dengan usia yang lebih tua (25 – 45 tahun) yang be-lum pernah terinfeksi HPV strain yang terdapat dalam vaksin HPV.
Beberapa Hasil negatif• Terapi adjuvan penambahan bev-
acizumab terhadap regimen stan-
dar (FOLFOX) tidak menambah manfaat dalam mencegah reku-rensi kanker kolon pada pasien yang telah menjalani operasi un-tuk kanker tersebut.
• Regimen kombinasi 3 obat ke-moterapi (cyclophosphamide plus methotrexate / fluorouracil atau cyclophosphamide plus doxorubi-cin) lebih efektif dan memiliki efek samping lebih ringan dibanding-kan capecitabine tunggal pada pasien kanker payudara stadium dini usia ≥ 65 tahun.
Disampaikan pula perubahan angka harapan hidup 5 tahun berbagai jenis kanker sejak tahun 1975 hingga tahun 2004 :