perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 1990-1998 SKRIPSI Oleh : DIAN FITRIANA K4407015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
89
Embed
PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN … · 2013-07-21 · karena daerah ini memiliki tanah-tanah yang baik, air yang mencukupi. ... no decrease a lot of worker in Colomadu Sugar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 1990-1998
SKRIPSI
Oleh :
DIAN FITRIANA
K4407015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 1990-1998
Oleh :
DIAN FITRIANA
K4407015
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2011
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Dra. Sutiyah, M. Pd, M. Hum NIP.19507081986012001
Pembimbing II
Drs. Saiful Bachri, M. Pd NIP. 19520603 198503 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan telah
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Sri Wahyuni, M. Pd
Sekretaris : Drs. Herimanto, M. Pd, M. Si
Penguji I : Dra. Sutiyah, M. Pd, M. Hum
Penguji II : Drs. Saiful Bachri, M. Pd
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19621126 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAK
Dian Fitriana. Perkembangan Industri Gula Colomadu dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Tahun 1990-1998. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Sejarah berdirinya Pabrik Gula Colomadu, (2) Perkembangan industri gula Colomadu tahun 1990-1998, (3) Perubahan sosial ekonomi masyarakat Colomadu tahun 1990-1998.
Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah laporan produksi PG Colomadu, buku, serta sumber lisan dai saksi mata. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasikan data sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Pabrik gula Colomadu didirikan pada tanggal 8 desember 1861, oleh KGPAA Mangkunegoro IV (1853-1881). Pada tahun 1861 Mngkunegoro IV mengajukan rencana mengenai berdirinya sebuah pabrik gula pada Residen Nieuwenhuysen. Sejak beberapa waktu sebelumnya telah dipilih tempat yang tepat di desa Malangjiwan, karena daerah ini memiliki tanah-tanah yang baik, air yang mencukupi. Tempat tersebut dianggap paling cocok untuk perkebunan tebu. Peletakan batu pertama untuk pabrik gula Colomadu pada tanggal 8 Desember 1861. (2) Sejak tahun 1990, produksi PG Colomadu mengalami penurunan karena luas lahan tebu di kawasan Colomadu mulai menyempit akibat pemekaran kota Surakarta sehingga terjadi alih fungsi lahan untuk pemukiman. Untuk mengatasi hal tersebut PG Colomadu membuka lahan tebu di daerah Simo dan Sambi. Tetapi usaha kurang behasil karena lokasi penanaman yang jauh membuat PG harus mengeluarkan biaya dan waktu yang lebih banyak. Hal itulah yang menjadi pertimbangan direksi untuk menutup PG Colomadu, padahal kondisi dan aset pabrik masih layak digunakan untuk memproduksi gula. (3) Pengaruh penutupan PG Colomadu terhadap masyarakat diantaranya dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial yaitu adanya perubahan hubungan masyarakat dengan PG Colomadu dan Pemerintah setelah adanya UU no. 12 Tahun 1992 tentang budidaya tanaman. Daerah Colomadu yang pada awalnya merupakan daerah pertanian berkembang menjadi sasaran pendirian pemukiman penduduk akibat semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk di Kota Surakarta. Selain itu tradisi Cembengan yang dahulu sering diadakan di PG Colomadu sudah tidak ada lagi. Pengaruh dalam bidang ekonomi yaitu mata rantai perekonomian masyarakat Colomadu yang tergantung kepada musim giling terputus karena PG Colomadu sudah tidak berproduksi lagi sejak tahun 1998. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat sekitar PG Colomadu dalam memenuhi kebutuhan hidup setelah PG tidak lagi beroperasi adalah mencari kerja di luar wilayah Colomadu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRACT
Dian Fitriana. Development of Colomadu Sugar Industry and Economic Social Change of Colomadu Community in 1990 1998. Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, University of Sebelas Maret, July 2011.
This Objectively of the research are observed: (1) History of establishing Colomadu Sugar Factory. (2) Developing Colomadu Sugar Industry 1990 1998. (3) Economic Social change of Colomadu community 1990 1998.
In accordance to the research objective, this research used historical method. Step in historical method covered: heuristic, critic, interpretation, and historiography. Main data source are secondary data used by writer. Collecting data technical are library study. Technical analysis used technically analysis of history, i.e.: analysis that preferred in sharpness of historical fact interpretation.
Based on the output of research could be concluded: (1) Colomadu Sugar Factory established in December 8, 1861, by KGPAA Mangkunegoro IV (1853 1881). In 1861, a sugar factory establishment plan proposed by Mangkunegoro IV to Residence of Nieuwenhuysen. Several time before he has choose right place in Malangjiwan village, a good place, for there are good soils, water flow and forests. The place regarded very suitable for sugar cane plants. December 8, 1861, was laying of a cornerstone for the Sugar Factory of Colomadu. (2) Since 1990, Colomadu Sugar Factory production decreasing because wide of sugar cane area in Colomadu is narrow, this result of blossom out Surakarta City, so that was happened change position of fungtion area for settlement. To solve that things Colomadu Sugar Factory was opened sugar cane area in Simo and Sambi, so that no decrease a lot of worker in Colomadu Sugar Factory. But, that effort less succed because location far planting area was made Colomadu Sugar Factory must to take out the cost and the more time. That is become direction judgment to close Colomadu Sugar Factory, whereas the condition from manufacture equipment was still used suitable to produce sugar. (3) Impacting by decreasing Colomadu Sugar Factory is very large. Especially is in social and economic fields. In the social field is relationship change between community with Colomadu Sugar Factory and Government for Legislation No. 12, 1992 about plant cultivation. Colomadu area formerly as agricultural area develop to citizen housing for increasing population growth and density in Surakarta city. In the other hand, Cembengan tradition that always conduct in Colomadu Sugar Factory now is not exist anymore. Impact in the economic field i.e economic chain of Colomadu community that depend on milling season was cut caused by Colomadu Sugar Factory was not producted since 1998. Community Colomadu around Colomadu Sugar Factory effort in fulfilled their life need are getting job in out side of Colomadu area.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
MOTTO
h SWT tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mau berusaha merubah keadaanya yang ada pada diri mereka
-sia semua ada hikmahnya berjalanlah dengan naluri
itu dan akan menjauhkan dari penyesalan. Yang berlalu biarlah menjadi guru
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini dipersembahkan kepada:
Ayah dan Ibu tercinta
Mas Aziz dan Dek Yoga tersayang
Drs. Joko Slamet
Teman-temanku
1. Power Rangers (Leley, Fitri, Woe2, Kikis)
2. Laluna (Heri, Perdana, Risang, Sani, Lambang)
3. Bety, Iis, Margi, Renda, Yanis, Heni, Zulaikah Kalian is the best
Teman-teman Pendidikan Sejarah
2007
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan berkat-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian
dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi
ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat
teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui
permohonan penyusunan Skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Sutiyah, M.Pd, M. Hum, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Drs. Saiful Bachri, M. Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Ayah dan Ibu yang setiap malam mendoakan dan setiap butir tetes air
mata dan keringatnya yang terurai untuk memberikan semangat hidup.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis
selama ini.
8. Teman-teman Pendidikan Sejarah 2007
Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin, namun penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
untuk menyempurnakannya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan sejarah.
Surat Permohonan Menyusun Skripsi.....................
Surat Ijin Menyusun Skripsi....................................
Surat Ijin Penelitian.................................................
Surat Keterangan Penelitian....................................
Surat Keputusan Pemberhentian Tenaga Kerja.....
73
74
77
79
80
85
87
88
89
90
94
101
102
103
104
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa Orde Baru bisa dikatakan masa keemasan pertanian Indonesia.
Hal itu terbukti ketika tahun 1985, Indonesia mampu menjadi Negara swasembada
beras. Berkaca dari keberhasilan tersebut maka pemerintah mencoba keberhasilan
lain dalam bidang perkebunan. Salah satunya perkebunan tebu yang merupakan
salah satu bahan utama dalam pembuatan gula pasir. Program itu dilakukan dalam
rangka untuk mencapai kembali swasembada gula seperti tahun 1930.
Dalam upaya mendorong petani agar mau menanam tebu pemerintah
melakukan berbagai cara seperti, program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Cara
ini merupakan sebuah produk kebijakan pemerintah Orde Baru. Untuk kebijakan
agraria pemerintah selalu menekankan dua segi, (1) memfokuskan kepada
peningkatan produksi dari penataan struktur agraria. Hal ini dilakukan karena
pemerintah Orde Baru lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi sebagai strategi pembangunan, (2) penekanan stabilitas politik dalam
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi dipandang sebagai persyaratan bagi
terlaksananya program kebijakan pemerintah.
Sikap pemerintah yang memberikan dukungan kepada pemilik modal dalam
membangun perkebunan-perkebunan besar dengan tanah-tanah yang luas.
Akibatnya jumlah petani yang tidak bertanah semakin besar. Selain itu secara
tidak sadar kebijakan yang dipilih ini telah meminggirkan petani. TRI dipandang
sebagai solusi bagi pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi gula
secara cepat. Ide ini timbul karena pada dekade tahun 1960-an terjadi pergeseran
dalam konsumsi gula nasional yang terus meningkat sedangkan produksi gula
mengalami penurunan.
Kebijakan agraria diarahkan dengan membuka peluang seluas-luasnya
bagi pemodal besar dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal
ini mendorong pihak swasta agar berperan lebih besar dalam upaya
pengembangan ekonomi dengan menggunakan teknologi yang maju dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Salah satu cara yang ditempuh adalah penggunaan lahan yang beralih dari
penanaman sumber pangan untuk kelangsungan hidup petani menjadi sumber
penumpukan kapital untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi.
Perjalanan dari sistem TRI pada kenyataannya adalah paksaan kepada
petani untuk ikut serta dalam program dengan jalan menanam tebu di tanah
mereka. Paksaan ini bertujuan untuk pencapaian target yang ditetapkan setiap
tahunnya, baik dalam luas lahan areal maupun jumlah produksi. Selain itu paksaan
ini mendorong pemimpin daerah agar mampu mencapai target yang telah
produksi seringkali cara-cara yang bersifat memaksa digunakan agar petani
terlibat dalam penanaman tebu. Cara tersebut biasanya berupa pemangilan kepada
petani yang lahannya tidak mau atau menolak ditanami tebu untuk bertemu
Kepala Desa atau Pamong Desa yang di sertai pegawai Kecamatan. Cara ini
efektif karena petani merasa enggan atau takut berurusan dengan aparat Desa.
Industri gula adalah salah satu industri tua yang pernah ada di dalam
negeri. Terlepas dari masih kurangnya produksi gula, industri ini telah menempuh
perjalanan panjang sejak masa kolonial Belanda. Setidaknya hingga kini pabrik-
pabrik produsen gula yang beroperasi adalah peninggalan masa lalu yang sudah
berusia lebih dari 100 tahun. Barangkali tak ada yang memasukkan pabrik gula
(PG) ini sebagai bangunan cagar budaya. Namun tak ada salahnya memandang
pabrik yang sebagian masih berproduksi ini sebagai saksi sejarah. Di Soloraya ada
beberapa pabrik gula yang sama-sama peninggalan masa kolonial. Dua di
antaranya pernah dimiliki penguasa Mangkunegaran dengan Mangkunagoro IV
sebagai pendirinya, yaitu PG Colomadu dan PG Tasikmadu.
Pabrik Gula Colomadu yang terletak di daerah Desa Malangjiwan,
Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini merupakan
salah satu peninggalan kejayaan Mangkunegaran pada abad ke-19. Pabrik ini
merupakan saksi bisu zaman keemasan agroindustri di masa kolonial.
Pada perkembangannya Pabrik Gula Colomadu memberikan banyak
kontribusi terhadap masyarakat di sekitar Pabrik Gula Colomadu. Ratusan hingga
ribuan orang, mulai mekanik mesin, masinis lokomotif tebu, sopir truk, hingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembabat tebu adalah serpihan faktor produksi sebuah PG yang menggantungkan
hidupnya di situ. Mengepulnya asap dapur, di samping keberlanjutan ekonomi
daerah, mau tak mau turut dipengaruhi oleh Pabrik Gula Colomadu.
Awal pelaksanaan program TRI di Colomadu dapat berjalan dengan baik
karena hubungan patronase yang kuat antara petani dan elit desa. Hubungan ini
dapat berjalan dengan baik karena elite desa yang ditunjuk oleh pemerintah selalu
memberikan tauladan kepada petani. Tauladan yang diberikan kepada petani
adalah pemberikan penyuluhan tentang menanam tebu yang baik dan benar.
Usaha yang dilakukan oleh elite desa ini telah mendorong petani memperluas
lahan penanaman tebu di Colomadu.
Kebijakan dalam program TRI membuat petani merasa kehilangan
kebebasan untuk mengolah lahan pertanian sendiri. Petani lebih memilih
menanam padi daripada menanam tebu, karena akan lebih banyak memberi
penghasilan bagi para petani. Keengganan petani menanam tebu karena sebelum
masa panen tiba petani sudah punya utang kepada Pabrik Gula. Utang itu
meliputi, penjagaan lahan pertanian, pupuk, bibit, dan obat-obatan yang harus
dibayar setelah panen. Sementara ongkos giling dan ongkos angkutan masih juga
dibebankan kepada petani. Alasan yang dikemukakan di atas membuat perjalanan
sistem TRI di Pabrik Gula Colomadu tidak berhasil. Ketidakberhasilan ini terlihat
dari Pabrik Gula Colomadu dalam mendapatkan bahan baku merasa kesulitan.
Pada dekade tahun 1990-an di Pabrik Gula Colomadu sudah mulai
kekurangan bahan baku dalam proses pembuatan gula. Hal ini terjadi karena
petani di daerah ini sudah enggan menanam tebu. Keenggan para petani di daerah
Pabrik Gula Colomadu karena mulai berkembangnya daerah Colomadu ke arah
lingkungan perkotaan, sehingga tanah atau lahan di sekitar Pabrik Gula Colomadu
banyak yang beralih fungsi dari sawah menjadi daerah pemukiman (perumahan)
dan tempat usaha seperti misalnya rumah makan. Pengalihan fungsi lahan
membuat para petani enggan tanahnya ditanami tebu. Hal ini bisa terjadi karena
Program TRI sudah tidak bisa mengikat petani.
Menurut Petani program TRI membuat terjadi disintegrasi dalam
penguasaan proses produksi gula. Proses produksi tebu dilakukan oleh petani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sedangkan proses pengolahan dilakukan oleh PG. Sementara penyediaan sarana
produksi pertanian dilakukan oleh KUD, dan pembiayaan kegiatan produksi tebu
disediakan pemerintah melalui paket kredit bersubsidi. Konsekuensi dari
pemisahan tersebut adalah terjadinya berbagai hambatan manajemen produksi dan
penurunan standar penerapan budidaya tebu dan teknologi prosesing, sehingga
berakibat pada rendahnya hasil panen tebu (Mubyarto, 1968:57).
Pengalihan lahan pertanian yang semula digunakan untuk penanaman tebu
sebagai bahan baku utama pembuatan gula dialihkan para petani untuk menanam
palawija atau padi. Selain itu, berkembangnya Kecamatan Colomadu yang lebih
dinamis akibat dari perubahan Kota Solo yang semakin berkembang. Perubahan
tersebut berdampak pada tingkat interaksi yang semakin intens. Mengingat bahwa
letak Kecamatan Colomadu berdekatan dengan Kota Solo. Itu merupakan masalah
perkembangan kota yang mempuyai aspek menyangkut perubahan perubahan
yang dikehendaki dan dialami oleh warga kota.
Perubahan yang dikehendaki adalah pemenuhan kebutuhan prasarana dan
fasilitas hidup di kota. Akibat dari itu membuat Colomadu berkembang menjadi
daerah pinggiran kota. Hal ini mendorong lahan di Colomadu menjadi sasaran
dari pemenuhan kebutuhan masyarakat kota. Pemenuhan ini dapat dilihat dari
semakin berkembangnya daerah Colomadu menjadi daerah investasi baru yang
semakin berubah sesuai dengan perkembangan Kota Solo yang dinamis.
Akibatnya Pabrik Gula Colomadu ditutup oleh PTPN IX pada pertengahan
tahun 1998 tepatnya tanggal 1 Mei. Keputusan ini tentu sangat pahit, bagi para
karyawan Pabrik Gula Colomadu. Karyawan tetap yang sudah bekerja di atas 20
tahun dipercepat pensiunnya dan mereka diberi pesangon tergantung pada tingkat
pangkatnya. Sebagian yang lain dipindahkan ke pabrik gula Tasikmadu
Karanganyar, termasuk mesin-mesinnya.
Dalam penulisan ini nantinya akan diakhiri tahun 1998, sebab pada saat itu
Pabrik Gula Colomadu ditutup oleh PT PN IX. Perkembangan Pabrik Gula
Colomadu tahun 1990-1998 memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan
masyarakat yang tinggal disekitar pabrik Gula Colomadu. Pengaruh tersebut tidak
hanya dalam bidang sosial saja tetapi juga dalam bidang ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berdasarkan latar belakang di depan maka untuk menulis masalah tumbuh
kembangnya industri gula Colomadu sangat menarik dikaji dalam judul
omi
Masyarakat Tahun 1990-
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sejarah berdirinya industri gula Colomadu?
2. Bagaimanakah perkembangan industri gula Colomadu tahun 1990-1998?
3. Bagaimana perubahan sosial ekonomi masyarakat sekitar pabrik gula
Colomadu tahun 1990-1998?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan
ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya industri gula Colomadu
2. Untuk mengetahui perkembangan industri gula Colomadu tahun 1990-
1998
3. Untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi masyarakat sekitar pabrik
gula Colomadu tahun 1990-1998
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
a. Menambah ilmu pengetahuan yang berguna dalam rangka pengembangan
ilmu sejarah yang berkaitan dengan tema pembahasan.
b. Menambah pemahaman tentang sejarah agraria, terutama tentang sejarah
pergulaan.
c. Memberikan sumbangan terhadap penelitian dan penulisan sejarah
perkembangan industri gula khususnya di Colomadu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
b. Memberikan sumbangan terhadap penelitian selanjutnya, khususnya dalam
sejarah pergulaan yang ada di Indonesia.
c. Digunakan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
langsung dengan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Industri
a. Pengertian Industri
Menurut Nurimansjah Hasibuan (1993:12) secara mikro, pengertian
industri adalah:
Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun demikian, dari segi pembentukan pendapatan, yakni yang cenderung bersifat makro, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Menurut Hardjantho Sumodisastro (1985: 1) industri ialah tiap usaha yang
merupakan unit produksi yang membuat barang dan atau yang mengerjakan
sesuatu barang atau bahan untuk masyarakat di suatu tempat tertentu. Pengertian
industri menurut Biro Pusat Statistik (1985: 15) merupakan perusahaan atau usaha
industri yang merupakan satu unit (kesatuan usaha) yang melakukan kegiatan
ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu
bangunan/lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai
produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggung
jawab atas resiko usaha tersebut.
Pembangunan industri merupakan satu jalur kegiatan untuk peningkatan
kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang
lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan
mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal
sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Hal ini berarti pula sebagai usaha
untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan
ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara
vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus
secara horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang
semakin bertambah (Lincolyn Arsyad, 1998 : 297-298).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa industri adalah
berbagai bentuk kegiatan ekonomi. Sedangkan kegiatan ekonomi dapat dilakukan
oleh perorangan maupun oleh perusahaan. Oleh karena itu berbagai ragam atau
jenis perusahaan dapat dikatakan merupakan industri. Dapat dikatakan bahwa
industri adalah suatu perusahaan atau pabrik yang memproduksi bahan mentah
menjadi barang jadi dengan menggunakan mesin dan karyawan yang mempunyai
ketrampilan tertentu.
b. Macam-macam Industri
1) Industri Berdasarkan Proses Produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri
alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler (http : //geografi-bumi,
blog spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 16 April 2011).
2) Industri Berdasarkan Jenis Produksi
a) Industri Berat, yaitu industri yang pada hakekatnya merupakan pangkalan
bagi industri-industri lainnya. Menurut ukurannya, industri berat adalah
industry besar yang mempergunakan mesin/instalasi yang berat misalnya:
pertambangan, industri metallurgi atau industri pengolahan logam-logam,
industri semen, dan industri kimia dasar.
b) Industri Ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk
dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri
minuman (http : //geografi-bumi, blog spot.com//2009/10/ klasifikasi
industri.html. 16 April 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3) Industri Berdasarkan Bahan Baku
Setiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada
apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan
baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung
dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan
industri hasil kehutanan.
b) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil
industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri
kain.
c) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya
adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:
perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata (http://geografi
bumi,blogspot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 16 April 2011).
4) Industri Berdasarkan Produk yang dihasilkan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan
tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri
anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda
yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau
digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri
baja, dan industri tekstil.
c) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda
yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau
membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.(http://geografi-
bumi,blog spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html.16 April 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2.Produksi
a. Faktor yang Mempengaruhi Produksi
1) Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan input dari proses transformasi menjadi produk
jadi. Cara membedakan apakah bahan baku termasuk bahan penolong dengan
mengadakan penelusuran terhadap elemen-elemen atau bahan-bahan ke dalam
produk jadi. Cara pengadaan bahan baku bisa diperoleh dari sumber-sumber alam,
petani atau membeli, misalnya serat diolah menjadi benang-benang (Nasution,
2003:103).
Menurut Baridawan yang dikutip oleh Swandari (2008:12) bahan baku
adalah barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah
dapat diikuti biayanya.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan baku adalah
bahan-bahan utama yang akan digunakan dalam proses produksi.
2) Produksi
Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input
diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang disebut output. Proses
perubahan bentuk faktor-faktor produksi tersebut disebut dengan proses produksi
(Boediono, 1996 : 63).
Pada dasarnya produksi merupakan proses penciptaan atau penambahan
faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat lebih
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Produksi dapat ditinjau dari dua
pengertian, yaitu pengertian secara teknis dan pengertian secara ekonomis.
Ditinjau dari pengertian secara teknis, produksi merupakan proses pendayagunaan
sumber-sumber yang telah tersedia guna memperoleh hasil yang lebih dari segala
pengorbanan yang telah diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian secara
ekonomis, produksi merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang
tersedia untuk memperoleh hasil yang terjamin kualitas maupun kuantitasnya,
terkelola dengan baik sehingga merupakan komoditi yang dapat diperdagangkan.
Adanya hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan output
yang dihasilkan dinyatakan dalam suatu fungsi produksi (Soekartawi, 1990:14).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan produksi adalah pengubahan
barang dan jasa yang disbut input menjadi barang-barng dan jasa yang disebut
output guna memenuhi kebutuhan rumah tangga ataupun kebutuhan industri.
3) Pemasaran
Menurut Suyadi Prawiro (2002:152) pemasaran adalah suatu keseluruhan
system yang meliputi kegiatan-kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
(jasa) untuk memuaskan kebutuhan para konsumen rumah tangga maupun
konsumen industri. Termasuk di dalamnya menjaga mutu produk sesuai rencana.
Pemasaran seyogyanya dimulai sejak barang (jasa) belum diproduksi.
Artinya tidak dimulai pada saat produk selesai, juga tidak berakhir saat penjualan.
Semua kegiatan yang akan dilakukan dalam bidang pemasaran harus dirancang
sejak dini dan ditujukan untuk menentukan produk apa, berapa luas pasarannya,
berapa harganya dan bagaimana promosinya. Kegiatan pemasaran timbul apabila
manusia memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan cara
yang disebut pertukaran (Suyadi Prawiro, 2002:153)
Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam menjalankan usaha
pertanian, karena pemasaran merupakan tindakan ekonomis yang sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan petani. Produksi yang baik
akan sia-sia dengan harga pasar yang rendah karena tingginya produksi tidak
mutlak memberi keuntungan yang tinggi tanpa disertai dengan pemasaran yang
baik dan efisien (Mubyarto, 1995).
Menurut Kotler yang dikutip oleh Erwanto (2010:20) pemasaran adalah
fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum
terpenuhi sekarang dan mengatur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar
target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai
produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi
pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat
dengan pola jawaban industri (dalam hal ini termasuk industri di bidang pertanian)
yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dari beberapa definisi mengenai pemasaran, dapat disimpulkan bahwa
pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk
memindahkan suatu produk dari produsen ke titik konsumen, termasuk di
dalamnya menjaga mutu produk sesuai rencana.
4) Tenaga Kerja
Tenga kerja merupakan salah satu faktor produksi selain modal, sumber
daya alam, dan kewirausahaan. Faktor produksi tenaga kerja sangat penting
karena sangat menentukan keberhasilan produksi. Ciri khusus yang dimiliki faktor
produksi ini ialah tidak dapat hilang atau berkurang apabila faktor produksi itu
dipakai, dimanfaatkan atau dijual. Semakin sering faktor produksi ini dipakai
bukan kadarnya semakin berkurang, akan tetapi justru sebaliknya dan bahkan
nilainya menjadi semakin tinggi.
Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64
tahun. Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu
angkatan kerja (labour force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labour
force) adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun
siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku.
Sedangkan penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja
penuh maupun tidak bekerja penuh (Dumairy, 1997: 74).
Menurut Suroto (1992:17), tenaga kerja adalah kemampuan manusia untuk
mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa, baik
untuk dirinya sendiri ataupun orang lain. Tenaga ini dikeluarkan oleh manusia
dengan menggunakan organ-organ otak sebagai pusat jaringan syaraf dan panca
indra sebagai sistem komunikasinya serta tulang dan otot, terutama pada jari,
tangan, kaki, dan punggung yang menjadi alat mekanismenya. Disebabkan oleh
anggota badan yang digunakan tersebut berbeda, maka sering dibedakan antara
kerja fisik dan kerja psikis. Disebut kerja fisik atau jasmaniah adalah karena
dianggap lebih banyak menggunakan tenaga otot daripada tenaga otak.
Sedangakan kerja psikis atau kerja otak karena dianngap bahwa dalam
melakukannya lebih banyak menggunakan tenaga psikis daripada otot dan tulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Lebih tepat lagi kalau alasannya karena hasilnya lebih banyak ditentukan dengan
pikiran dan panca indera, imajinasi, dan emosi.
Menurut Mulyadi (2009:319), tenaga kerja dibagi menjadi 2 yaitu: (1).
Tenaga kerja langsung yang merupakan semua karyawan yang secara langsung
ikut serta memproduksi produk jadi yang jasanya dapat diusut secara langsung
pada produk dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam
memproduksi produk, (2). Tenaga kerja tak langsung yaitu tenaga kerja yang
jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga
kerja merupakan seseorang yang siap bekerja untuk mengoptimalkan kemampuan
yang ada pada dirinya baik yang terlibat langsung pada proses produksi maupun
yang tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi.
5) Upah
Bagi sebagian tenaga kerja atau karyawan di Indonesia, upah masih
merupakan faktor perangsang dalam mendorong karyawan untuk berprestasi. Bagi
sebagian tenaga kerja atau karyawan di Indonesia, upah masih merupakan faktor
yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan baik
dan merupakan faktor kepuasan. Masalah pengupahan bagi manajemen personalia
adalah tugas yang cukup sulit dan komplek karena menyangkut faktor emosional
dari sudut pandang karyawan, serta merupakan salah satu aspek yang berarti bagi
karyawan dan perusahaan.
Upah adalah bagian dari kompensasi yang terbesar. Kompensasi berbentuk
fasilitas-fasilitas yang dapat dinilai dengan uang, selain upah. Dalam Undang-
Undang Kecelakaan Tahun 1974 No. 33Pasal 7 ayat a dan b, dimaksudkan dengan
upah adalah : (1) tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh
sebagai ganti pekerja (2) perumahan, makan, bahan makanan serta pakaian
dengan percuma yang nilainya ditaksir menurut harga umum ditempat itu.
Dewan Penelitian Pengupahan Nasional, memberikan definisi upah
sebagai berikut: Upah ialah suatu imbalan dari pemberian kerja kepada penerima
kerja untuk suatu pekerjaan atas jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi
sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
produksi dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut
suatu persetujuan, Undang-Undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja (Danang Arif Nugraha,
2003:34-35).
Menurut Nitisemito (1997: 89) upah adalah penghargaan dari energi
karyawan yang dimanifestasikan sebagai hasil produksi, atau suatu jasa yang
dianggap sama dengan itu, yang berujud uang tanpa suatu jaminan yang pasti
dalam tiap-tiap minggu atau bulan. Maka hakekatnya upah adalah suatu
penghargaan dari energi karyawan yang dimanifestasikan.
Dari definisi upah di atas meskipun berbeda beda tetapi memiliki maksud
yang sama yaitu upah merupakan pengganti atas jasa yang telah diserahkan oleh
pekerja kepada pihak Majikan.
b. Faktor yang menghambat produksi
Menurut Soekartawi (1990:15) dalam proses produksi terdapat faktor yang
dapat menghambat jalannya produksi. Faktor tersebut antara lain adalah:
1) Kebudayaan Masyarakat
Sebelum membangun dan menjalankan kegiatan industri sebaiknya patut
dipelajari mengenai adat-istiadat, norma, nilai, kebiasaan, dan lain sebagainya
yang berlaku di lingkungan sekitar. Tidak sensitif terhadap kehidupan masyarakat
sekitar mampu menimbulkan konflik dengan penduduk sekitar. Selain itu ketidak
mampuan membaca pasar juga dapat membuat barang hasil produksi tidak laku di
pasaran karena tidak sesuai dengan selera konsumen, tidak terjangkau daya beli
masyarakat, boikot konsumen, dan lain-lain.
2) Teknologi
Dengan berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu akan dapat
membantu industri untuk dapat memproduksi dengan lebih efektif dan efisien
serta mampu menciptakan dan memproduksi barang-barang yang lebih modern
dan berteknologi tinggi. Namun teknologi yang buruk dapat mengakibatkan
proses produksi terhambat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Pemerintah
Pemerintah adalah bagian yang cukup penting dalam perkembangan suatu
industri karena segala peraturan dan kebijakan perindustrian ditetapkan dan
dilaksanakan oleh pemerintah beserta aparat-aparatnya. Pemerintahan yang tidak
stabil dpat mengakibatkan produksi macet, karena kurangnya keamanan, dan
subsidi.
4) Dukungan Masyarakat
Semangat masyarakat untuk mau membangun daerah atau negaranya akan
membantu industri di sekitarnya. Masyarakat yang cepat beradaptasi dengan
pembangunan industri baik di desa dan di kota akan sangat mendukung sukses
atau tidaknya suatu indutri.
5) Kondisi Alam
Kondisi alam yang baik serta iklim yang bersahabat akan membantu
industri memperlancar kegiatan usahanya. Di Indonesia memiliki iklim tropis
tanpa banyak cuaca yang ekstrim sehingga kegiatan produksi rata-rata dapat
berjalan dengan baik sepanjang tahun. Kondisi alam yang kurang baik dapat
menghambat produksi, misalnya bencana alam.
6) Kondisi Perekonomian
Pendapatan masyarakat yang baik dan tinggi akan meningkatkan daya beli
masyarakat untuk membeli produk industri, sehingga efeknya akan sangat baik
untuk perkembangan perindustrian lokal maupun internasional. Jika pendapatan
masyarakat rendah maka daya beli rakyat juga rendah dan hal itu dapat
mempengaruhi perkembangan industri.
3.Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Masyarakat
Dalam kehidupan manusia menunjukkan adanya keterikatan dan perasaan
saling membutuhkan satu sama lain. J. L. Gillin dan J. P. Gillin yang dikutip Abu
Ahmadi (1990: 220) menyatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia
yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan
yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kecil. Menurut Ralp Linton yang dikutip Abu Ahmadi (1990: 220), masyarakat
adalah kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga
mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Berdasarkan definisi Ralp Linton
tersebut, maka masyarakat timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah lama
hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama. Kelompok manusia yang
dimaksud di atas yang belum terorganisasikan mengalami proses yang
fundamental yaitu: (1) adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota, dan
(2) timbul perasaan berkelompok secara lambat laun.
Adanya sarana untuk berinteraksi menyebabkan suatu kolektif manusia itu
akan berinteraksi. Tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi
merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan
lain yang khusus, yaitu tingkah laku yang khas. Ikatan khusus yang membuat satu
kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat yaitu: (1) pola tingkah laku yang
khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu, (2) pola itu
harus bersifat mantap dan kontinyu, atau dengan kata lain pola khas itu sudah
menjadi adat istiadat yang khas dan (3) adanya satu rasa identitas di antara para
warga atau anggotanya bahwa mereka memang merupakan satu kesatuan khusus
yang berbeda dari kesatuan-kesatuan yang lain (Koentjaraningrat, 1983: 147).
Soerjono Soekanto (2006: 27) mengatakan bahwa community adalah
masyarakat yang tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batasbatas tertentu,
di mana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di
antara anggota dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar batas
wilayahnya. Roucek dan Warren yang dikutip Jefta Leibo (1995: 7), menyatakan
bahwa secara umum dalam kehidupan masyarakat di pedesaan mempunyai
beberapa karakteristik, antara lain:
1) Mereka memiliki sifat yang homogen dalam hal (mata pencaharian, nilai-nilai
dalam kebudayaan, serta dalam sikap dan tingkah laku)
2) Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit
ekonomi.Artinya semua anggota keluarga turut bersama-sama terlibat dalam
kegiatan pertanian ataupun mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
ekonomi rumah tangga. Selain itu juga sangat ditentukan oleh kelompok
primer, yakni dalam memecahkan suatu masalah, keluarga cukup memainkan
peranan dalam pengambilan keputusan final.
3) Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada (misalnya
keterikatan anggota masyarakat dengan tanah atau desa kelahirannya)
4) Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet daripada di kota,
serta jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih besar atau banyak.
Karakteristik yang dikemukakan oleh Roucek dan Warren ini, tidak
semuanya berlaku di setiap desa, karena setiap desa itu memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, tergantung pada seberapa jauh tingkat perubahan (kemajuan)
yang telah dicapai oleh masyarakat desa tertentu.
Masyarakat merupakan obyek studi dari disiplin ilmu sosiologi, oleh
karena itu masyarakat tidak hanya dipandang sebagai suatu kumpulan individu
semata-mata, melainkan suatu pergaulan hidup karena mereka cenderung hidup
bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa ahli sependapat
dengan argumen di atas, yang kemudian lebih ditegaskan lagi oleh Soleman B.
Tanako (1993: 11) bahwa masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan
individu atau penjumlahan dari individu-individu semata-mata. Masyarakat
merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama.
Masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk karena hubungan dari
anggotanya. Dengan perkataan lain, masyarakat adalah suatu sistem yang
terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut dengan sistem
kemasyarakatan.
Soleman B. Tanako (1993: 12) menjelaskan bahwa sebagai suatu
pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia maka tentunya
masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok yang lebih menegaskan definisi
masyarakat itu sendiri, yaitu:
1) Manusia yang hidup bersama
2) Bergaul selama jangka waktu cukup lama
3) Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari satu kesatuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dari beberapa pendapat para tokoh di atas maka masyarakat dapat
didefinisikan sebagai sekelompok manusia yang hidup bersama dan saling
berinteraksi karena mereka memiliki kesamaan karakteristik dan kepentingan
ataupun tujuan hidup yang minimal sama.
b. Pengertian Perubahan Sosial
Soerjono Soekanto (2006: 13), menjelaskan pengertian sosial sebagai
berikut:
Istilah sosial pada ilmu-ilmu sosial memiliki arti yang berbeda dengan misalnya istilah sosialisme atau istilah sosial pada departemen sosial. Apabila istilah sosial pada ilmu sosial merujuk pada obyeknya, yaitu masyarakat, sosialisme merupakan suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum ( atas alat-alat produksi dan jasa dalam bidang ekonomi). Sementara itu, istilah sosial pada departemen sosial menunjuk pada kegiatan kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti misalnya tuna karya, tuna susila, orang jompo, yatim piatu dan lain sebagainya, yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan ataupun kesejahteraan sosial.
Soerjono Soekanto (2006:261) menjelaskan pengertian perubahan sosial
sebagai berikut:
Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan cepat. Perubahan bisa berkaitan dengan: 1) Nilai-nilai sosial; 2) Pola perilaku; 3) Organisasi; 4) Lembaga kemasyarakatan; 5) Lapisan masyarakat; 6) Kekuasaan, wewenang dll. Perubahan berkaitan dengan banyak hal, salah satunya adalah dalam
kehidupan sosial masyarakat. Istilah sosial dapat diartikan sebagai hal yang
berkenaan dengan masyarakat dan suka memperhatikan kepentingan umum.
Dari pengertian di atas, maka perubahan yang dimaksud di sini adalah
perubahan yang berkenaan dengan tata kehidupan sosial masyarakat. Perubahan
tersebut adalah perubahan sosial, perubahan sosial juga memiliki beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
definisi, menurut Selo Soemardjan (1991: 304) perubahan sosial dapat dibagi
dalam dua kategori, perubahan yang disengaja dan yang tidak disengaja (intended
dan unintended change). Yang dimaksud dengan perubahan sosial yang disengaja
adalah perubahan yang telah diketahui dan direncanakan sebelumnya oleh para
anggota masyarakat yang berperan sebagai pelopor perubahan. Sedangkan
perubahan sosial yang tidak direncanakan ialah perubahan yang terjadi tanpa
diketahui atau direncanakan sebelumnya oleh anggota masyarakat.
Perubahan sosial tidak hanya diartikan sebagai suatu kemajuan atau
progress tetapi dapat pula berupa suatu kemunduran (regress). Selo Soemarjan
yang dikutip Surjono Soekanto (2006:263) mengartikan bahwa perubahan sosial
sebagai perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap, pola perilakunya di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat. Tekanan definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian
mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi dalam
atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan
sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Jadi perubahan sosial dapat terjadi
karena perbedaan keadaan di antara sistem-sistem sosial dalam sebuah
masyarakat. Kemudian menurut Piott Sztomka (2007:3) konsep dasar perubahan
sosial mencakup tiga gagasan: (1) perbedaan; (2) pada waktu berbeda; (3) di
antara keadaan sistem sosial yang sama.
Gillin dan Gillin yang dikutip Surjono Soekanto (2006: 263) mengatakan
perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima,
baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat.
Mac Iver yang dikutip Surjono Soekanto (2006: 263) mengatakan bahwa
perubahanperubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(social relantionships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan
(equilibrium) hubungan sosial.
Dari beberapa pengertian mengenai perubahan sosial di atas dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan-perubahan hubungan
antara masyarakat dengan pihak tertentu dalam lingkup social misalnya hubungan
antara petani dengan pihak pabrik.
c. Penyebab Perubahan Sosial
Untuk mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab
yang melatar belakangi terjadinya perubahan itu. Soerjono Soekanto (2005: 318)
menyatakan bahwa penyebab perubahan sosial sumbernya terletak di dalam
masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar.
a) Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain:
1) Bertambah atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga
kemasyarakatannya, sedangkan berkurangnya penduduk mungkin
disebabkan berpindahnya penduduk akibat urbanisasi maupun
transmigrasi. Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan,
misalnya dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang
mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2) Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru yang menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan terdiri dari penemuan baru dalam kebudayaan jasmaniah
maupun rohaniah. Misalnya, dalam kebudayaan jasmaniah yaitu dengan
ditemukannya radio menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga
kemasyarakatan seperti pendidikan agama, pemerintahan, rekreasi dan
lain-lain. Penemuan dalam kebudayaan rohaniah misalnya, adanya
ideologi baru, aliran kepercayaan baru, sistem hukum yang baru dan lain-
lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3) Pertentangan (conflict) masyarakat
Pertentangan-pertentangan antara individu dengan kelompok atau
perantara kelompok dengan kelompok menyebabkan terjadinya perubahan
sosial dan kebudayaan.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang meletus di sebuah negara mengakibatkan terjadinya
perubahan-perubahan besar dalam negara tersebut, yang dapat merubah
segenap lembaga kemasyarakatan.
b) Sebab-sebab yang bersumber dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain:
1) Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar
manusia seperti terjadinya bencana alam yang menyebabkan masyarakat
yang mendiami suatu daerah tertentu terpaksa harus menyesuaikan diri
dengan keadaan alam yang baru.
2) Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan karena biasanya negara yang menang akan
memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah.
3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Penyebab perubahan sosial juga bisa datang dari faktor pribadi
masyarakat, misalnya keinginan dari setiap individu yang ada dalam
masyarakat untuk merubah kehidupannya, sehingga mau tidak mau
struktur masyarakat tersebut berubah pula. Pendapat ini diperkuat oleh
Morris Ginsberg sebagaimana dikutip dalam Tilaar (2002:7) sebagai
berikut;
Menelaah mengenai faktor-faktor penyebab perubahan. Dari beberapa faktor yang dikemukakannya dapat kita catat tiga faktor yang bertumpu pada pribadi seseorang. Sebab-sebab tersebut ialah: 1) Keinginan-keinginan keputusan yang sadar dari pribadi-pribadi untuk mengadakan perubahan, 2) sikap pribadi tertentu karena kondisi sosial yang telah berubah, dan 3) pribadi atau kelompok yang menonjol di dalam suatu masyarakat yang menginginkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d. Pengertian Perubahan Ekonomi
Perubahan ekonomi adalah suatu proses kenaikan dan penurunan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara. Dalam perubahan ekonomi tidak dapat terlepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi, 13
April 2011).
Perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan yang relatif dari
penduduk menjadi indikator yang penting mengenai tekanan-tekanan sosial
ekonomi yang lebih besar. Perubahan penduduk dipergunakan sebagai indikator
bagi perbedaan sosial dan perubahan ekonomi. Pertumbuhan atau pergerakan
penduduk pedesaan biasanya disebabkan oleh 3 faktor penting, yaitu kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk (Djoko Suryo, 1989: 11).
Karaketeristik (cirri khas) pada masyarakat pertanian tradisional adalah
sifat ekonominya masih subsisten, yaitu berproduksi untuk memenuhi kebutuhan
sendiri. Tingkat kesejahteraan individu (dan keluarganya) tergantung pada luasnya
tanah pertanian dan kemampuan yang dimilki keluarga tersebut untuk mengolah
dan mengelola tanahnya. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh
tingkat kesuburan tanah pertanian yang ditempati.
Dengan adanya Industri, maka orientasi masyarakat sebagian besar tidak
lagi pada pertanian tetapi kepada pabrik. Ada yang menjadi administrator, staf
mengalami peleburan dengan PT Perkebunan XVIII (Persero) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1996 menjadi PT Perkebunan
Nusantara IX ( Persero ) hal ini dilakukan pemerintah pada tanggal 14
Februari 1996 (SDM pabrik gula Colomadu tentang Perpu No 14 Tahun
1996). PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) terbagi ke dalam dua divisi,
yaitu pertama divisi tanaman tahunan yang meliputi tanaman kopi, kakao,
karet dan teh sedangkan divisi kedua adalah tanaman semusim yaitu,
tanaman tebu. Berdasarkan alasan itu PG Colomadu masuk ke dalam
divisi kedua. PG Colomadu diakhir tahun 1997 mengalami kesulitan bahan
baku. Hal ini membuat PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) melakukan
penutupan.
2. Sejak tahun 1990, produksi PG Colomadu mengalami penurunan karena
luas lahan tebu di kawasan Colomadu mulai menyempit akibat pemekaran
kota Surakarta sehingga terjadi alih fungsi lahan untuk pemukiman. Untuk
mengatasi hal tersebut PG Colomadu membuka lahan tebu di daerah Simo
dan Sambi. Sehingga tidak mengurangi jumlah pekerja di PG Colomadu.
Akan tetapi usaha tersebut kurang behasil karena lokasi penanaman yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
jauh membuat PG harus mengeluarkan biaya dan waktu yang lebih
banyak. Hal itulah yang menjadi pertimbangan direksi untuk menutup PG
Colomadu, padahal kondisi dan aset pabrik masih layak digunakan untuk
memproduksi gula.
3. Pengaruh yang ditimbulkan oleh PG Colomadu terhadap masyarakat
sangat besar. Terutama dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam bidang
sosial yaitu adanya perubahan hubungan masyarakat dengan PG
Colomadu dan Pemerintah setelah adanya UU no. 12 Tahun 1992 tentang
budidaya tanaman. Daerah Colomadu yang pada awalnya merupakan
daerah pertanian berkembang menjadi sasaran pendirian pemukiman
penduduk akibat semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan
kepadatan penduduk di Kota Surakarta. Perubahan ini terjadi karena
berkembangnya daerah tepian kota yang mendorong pertumbuhan
perekonomian yang menuntut pembangunan infrastruktur baik berupa
jalan, bangunan industri dan pemukiman. Akibatnya banyak lahan sawah
terutama yang berada di sekitar daerah pinggiran perkotaan mengalami
alih fungsi ke penggunaan tersebut. Perkembangan peduduk yang semakin
pesat membuat kebutuhan perumahan bagi penduduk meningkat.
Akibatnya lahan di sekitar PG Colomadu dijadikan sasaran bagi pendirian
pemukinan penduduk yang baru.
B. Implikasi
1. Teoritis
Secara teoritis, implikasi pada penelitian ini adalah pada masalah industri dan
sosial-ekonomi. Perkembangan Pabrik ini dapat merugikan kelompok tertentu,
dan juga sebaliknya bisa menguntungkan kelompok yang lain. Secara sosial
ekonomi, perkembangan pabril ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan
penduduk di sekitar perkebunan, meskipun berdasarkan data-data yang diperoleh
tidak sampai menimbulkan gerakan sosial.
2. Praktis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Penelitian ini berupaya menggali suatu wacana baru dalam penulisan
sejarah. Wacana baru yang dimaksud adalah pengaruh keberadaan Pabrik gula
Colomadu terhadap kehidupan masyarakat khususnya petani, karena petanilah
yang berhubungan langsung dengan Pabrik Gula. Pada masa kejayaan industri
gula Colomadu, masyarakat telah berubah dari masyarakat pertanian tradisional
menjadi masyarakat pertanian modern yang berorientasi kepada industri, yaitu
industri gula. Hal tersebut tentu merubah kehidupan sosial ekonomi masyarakat
yang tadinya sebagai masyarakat pertanian tradisional yang berciri khas berbeda
dengan masyarakat industri. Selain itu juga dapat menambah wacana baru
mengenai Culture Stelsel di alam kemerdekaan.
3. Metodologis Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis.
Pemilihan metode ini didasarkan pada kegiatan pemecahan masalah dengan
mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang
akan dikaji untuk memahami kejadian pada masa lalu kemudian menguji dan
menganalisa secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam
bentuk tertulis dari sumber sejarah tersebut untuk dijadikan suatu cerita sejarah
yang obyektif, menarik dan dapat dipercaya. Pengumpulan data dilakukan melalui
teknik studi pustaka dengan mengadakan riset di perpustakaan terhadap sumber-
sumber seperti arsip atau dokumen, buku dan majalah.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dalam pencarian sumber arsip atau
dokumen tertulis tidak secara lengkap. Hal ini dikarenakan sumber arsip dan
dokumen yang memuat tentang PG Colomadu sebagian ada yang hilang. Oleh
karena itu penulis tidak mampu menemukan sumber primer secara lengkap dan
menyeluruh.
C. Saran
1. Bagi Pemerintah
Pemerintah sebagai penyelenggara Pabrik Gula seharusnya melindungi
dan memelihara bangunan Pabrik yang saat ini sudah tidak berproduksi. Pabrik
Gula Colomadu merupakan peninggalan Mangkunegara IV, seharusnya dilindungi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
sebagai bangunan cagar budaya yang perlu dilestarikan dengan menjadikan
tempat wisata berupa museum.
2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, seharusnya berperan dalam menjaga bangunan Pabrik
sebagai cagar budaya dengan cara mendukung program pemerintah yang akan
dilaksanakan dengan cara tidak mencorat-coret tembok pabrik serta tidak mencuri
benda-benda peninggalan pabrik.
3. Bagi Mahasiswa
Bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan Sejarah, penelitian
ini dapat dijadikan peluang untuk penelitian lain. Misalnya nasib para pegawai
pabrik yang di PHK, nasib aset peninggalan pabrik, serta sikap masyarakat sekitar
terhadap penutupan pabrik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 70
DAFTAR PUSTAKA Arsip Laporan Produksi PG Colomadu Tahun 1970-1996 Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 013/SK/MENTAN/BIMAS/XII/82 Tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi Bab IV mengenai Sarana Produksi dan Bibit Pasal 6 dan 7 Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 013/SK/MENTAN/BIMAS/XII/82 Tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi Bab V mengenai Perkreditan Sistem TRI Pasal 8 Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 013/SK/MENTAN/BIMAS/XII/82 Tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi Bab XI mengenai Pemasaran Gula Pasal 18 Tenaga Kerja dan Upah PG Colomadu Buku-buku Abu Ahmadi. 1990. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Abdurrchman S. 1975. Pemikiran-pemikiran untuk Mengatasi Kebutuhan Tanah
untuk Tanaman Tebu. Surabaya: Majalah Gula Indonesia. Aiko Kurasawa. 1993. Mobilisasi dan Kontrol. Jakarta: Gramedia. Bintarto, R. 1984. Urbanisasi dan Permasalahannya. Yogyakarta: Ghalia Indonesia. Djoko Suryo. 1989. Sejarah Sosial Pedesaan Karesidenan Semarang 1830-1900.
Yogyakarta: UGM Press. Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Logos
Wacana. Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Hadari Nawawi. 1995. Metodologi Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Hadi Sabari Yunus. 1984. Teori dan Model Struktur Keruangan Kota.
Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM. Hardjanto Sumodisastro. 1985. Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta: PT
Gunung Agung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Helius Syamsudin dan Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Jefta Leibo. 1995. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Andi Offset. Koentjaraningrat. 1983. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. _____________. 1986. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Lincoln Arsyad. 1998. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Louis Gottschalk. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. _______. 1984. Masalah Industri Gula di Indonesia. Yogyakarta: LP3ES. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Nugroho Notosusanto. 1971. Norma-norma Penelitian dan Penulisan Sejarah.
Jakarta: Dephankam. Nurimansjah Hasibuan. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli, dan
Regulasi. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia. Piotr Sztompka. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada. Raldi H. Koestoer. 1997. Perspektif Lingkungan Desa-Kota Teori dan Kasus.
Jakarta: UI Press.
, A. 1998. Peranan Program Tebu Rakyat Intensifikasi dalam Sistem Bimbingan Masal. Jakarta: Badan Pengendali Bimas.
Sartono Kartodirjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Selo Soemardjan. 1991. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: UGM Press. Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata Karya Aksara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soetono, H.R. 2000. Timbulnya Kepentingan Tanam Perkebunan di Daerah
Mangkunegaran. Surakarta: Reksopustoko. Soleman B. Taneko. 1993. Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi
Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suroto. 1992. Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Kesempatan Kerja.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Tilaar. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik
Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo. Suyadi Prawiro Sentono. 2002. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu
Total Quality Management Abad 21 Studi Kasus dan Analisis Membangun Jakarta: Bumi Aksara
Wasino. 2008. Kapitalisme Bumi Putra, Perubahan Masyarakat Mangkunegaran.