Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global 5 Aktivitas ekonomi global pada triwulan terakhir 2018 kembali melambat dipicu oleh pelemahan kinerja konsumsi dan ekspor. Aktivitas konsumsi melemah terimbas oleh penurunan wealth effect –akibat pelemahan kinerja pasar saham. Sementara pelemahan ekspor diakibatkan oleh tensi perdagangan dunia, yang mengakibatkan kegiatan perdagangan global menurun signifikan. Harga komoditas cenderung menurun –terutama harga minyak– seiring perlambatan permintaan dunia dan perbaikan pasokan (supply). Kinerja investasi di beberapa negara utama dunia tertahan sejalan dengan melemahnya sentimen bisnis –terdampak oleh permintaan global yang menurun dan isu geopolitik. Perbedaan arah pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia kembali melebar pada TW4-18. Ekonomi AS melanjutkan penguatan seiring penerapan kebijakan fiskal yang ekspansif dan perbaikan sektor tenaga kerja. Kinerja yang berbeda ditunjukkan oleh beberapa negara utama dunia lainnya seperti Kawasan Euro, dan Tiongkok. Ekonomi Kawasan Euro termoderasi cukup signifikan sejalan dengan pelemahan konsumsi, investasi, dan perdagangan –terimbas oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi Tiongkok melambat sejalan dengan pelemahan konsumsi dan perlambatan investasi akibat implementasi kebijakan deleveraging dan sentimen negatif dari tensi perdagangan global. Tekanan inflasi dunia menurun seiring pelemahan permintaan global dan penurunan harga komoditas –terutama harga minyak. Penurunan inflasi terjadi pada seluruh kelompok negara maju, seperti AS, Kawasan Euro, Inggris, dan Jepang. Inflasi di negara-negara tersebut menurun akibat pelemahan harga energi. Sementara itu, inflasi pada kelompok negara berkembang cenderung bervariasi dengan tendensi semakin menurun. Perlambatan konsumsi, pelemahan harga energi, dan penurunan harga bahan makanan menjadi faktor penyebab PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL BAB 1
12
Embed
PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - bi.go.id · oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global
5
Aktivitas ekonomi global pada triwulan terakhir 2018 kembali melambat dipicu oleh
pelemahan kinerja konsumsi dan ekspor. Aktivitas konsumsi melemah terimbas oleh penurunan
wealth effect –akibat pelemahan kinerja pasar saham. Sementara pelemahan ekspor
diakibatkan oleh tensi perdagangan dunia, yang mengakibatkan kegiatan perdagangan global
menurun signifikan. Harga komoditas cenderung menurun –terutama harga minyak– seiring
perlambatan permintaan dunia dan perbaikan pasokan (supply). Kinerja investasi di beberapa
negara utama dunia tertahan sejalan dengan melemahnya sentimen bisnis –terdampak oleh
permintaan global yang menurun dan isu geopolitik.
Perbedaan arah pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia kembali melebar pada
TW4-18. Ekonomi AS melanjutkan penguatan seiring penerapan kebijakan fiskal yang ekspansif
dan perbaikan sektor tenaga kerja. Kinerja yang berbeda ditunjukkan oleh beberapa negara
utama dunia lainnya seperti Kawasan Euro, dan Tiongkok. Ekonomi Kawasan Euro termoderasi
cukup signifikan sejalan dengan pelemahan konsumsi, investasi, dan perdagangan –terimbas
oleh ketidakpastian negosiasi Brexit, gangguan produksi sektor otomotif, dan dinamika politik
di beberapa negara utama di Kawasan Euro. Ekonomi Tiongkok melambat sejalan dengan
pelemahan konsumsi dan perlambatan investasi akibat implementasi kebijakan deleveraging
dan sentimen negatif dari tensi perdagangan global.
Tekanan inflasi dunia menurun seiring pelemahan permintaan global dan penurunan
harga komoditas –terutama harga minyak. Penurunan inflasi terjadi pada seluruh kelompok
negara maju, seperti AS, Kawasan Euro, Inggris, dan Jepang. Inflasi di negara-negara tersebut
menurun akibat pelemahan harga energi. Sementara itu, inflasi pada kelompok negara
berkembang cenderung bervariasi dengan tendensi semakin menurun. Perlambatan konsumsi,
pelemahan harga energi, dan penurunan harga bahan makanan menjadi faktor penyebab
PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL
BAB
1
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019
6
Perekonomian global ke depan
diprakirakan melandai seiring aktivitas
ekonomi dunia yang diperkirakan masih akan
melambat terutama pada paruh pertama
2019. IMF memprakirakan PDB dunia pada
2019 tumbuh sebesar 3,5% yoy1, lebih rendah
dari 2018 sebesar 3,7% yoy. Pada 2020, IMF
memproyeksikan ekonomi dunia tumbuh
membaik sebesar 3,6% yoy. Sementara itu,
World Bank memprakirakan ekonomi dunia
(PDB PPP) pada 2019 dan 2020 tumbuh pada
level yang sama dengan proyeksi IMF, yaitu
masing-masing sebesar 3,5% dan 3,6%.
Kondisi perekonomian dunia ke depan
masih akan dibayangi sejumlah risiko. Potensi
risiko antara lain berasal dari berlanjutnya
tensi perdagangan global antara AS dengan
negara utama dunia, pelemahan ekonomi
negara maju dan Tiongkok, ketidakpastian di
pasar keuangan global, dan faktor geopolitik.
Selain itu, beberapa faktor fundamental masih
perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi
kondisi perekonomian global ke depan,
terutama terkait faktor produktivitas yang
melambat dan jumlah penduduk usia lanjut
yang meningkat (aging population).
A. Perkembangan Ekonomi Global
Kinerja Ekonomi Global
Perekonomian dunia pada TW4-18
kembali tumbuh melambat, melanjutkan
tren perlambatan yang berlangsung sejak
triwulan terakhir 2017. Aktivitas ekonomi
1 World Economic Outlook – IMF Januari 2019.
penurunan inflasi di beberapa negara
emerging seperti Tiongkok dan India.
Volatilitas di pasar saham global
meningkat sejalan dengan pelemahan
aktivitas ekonomi dunia, kenaikan Federal
Fund Rate (FFR) pada TW4-18, dan
ketidakpastian negosiasi perdagangan AS-
Tiongkok. Kinerja pasar saham global, baik
di negara maju maupun negara berkembang,
terkoreksi cukup signifikan pada TW4-18.
Tekanan pada pasar saham memicu investor
mengalihkan aset ke safe heaven aset,
terutama pasar obligasi. Sejalan dengan
itu, kinerja pasar obligasi global mengalami
perbaikan terindikasi dari penurunan yield
obligasi, baik di pasar obligasi negara maju
maupun negara berkembang.
Respons kebijakan yang ditempuh
oleh bank sentral cenderung mixed. The Fed
menempuh kebijakan moneter ketat untuk
merespons pertumbuhan ekonomi yang
semakin kuat dan perbaikan pada sektor
tenaga kerja. ECB dan BOJ mempertahankan
kebijakan akomodatif untuk mendukung
aktivitas ekonomi, dan memberikan sinyal
akan mempertahankan tingkat suku bunga
rendah dalam jangka waktu tertentu.
Sementara itu, respons kebijakan bank sentral
negara berkembang juga beragam. People’s
Bank of China (PBC) mempertahankan suku
bunga kebijakan dan menurunkan Giro Wajib
Minimum (GWM), sedangkan Reserve Bank
of India (RBI) menempuh kebijakan bias ketat
di tengah meredanya laju kenaikan inflasi.
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global
7
penghujung tahun relatif tidak berdampak
signifikan terhadap perekonomian AS pada
TW4-18.
Berbeda dengan kinerja ekonomi
AS, aktivitas ekonomi beberapa negara
utama dunia, antara lain Kawasan Euro,
Inggris, dan Tiongkok, justru melemah.
PDB Kawasan Euro kembali termoderasi
cukup dalam menjadi 1,2% yoy pada TW4-18
(dari 1,6% pada TW3-18), merupakan level
terendah dalam lima tahun terakhir. Aktivitas
konsumsi, investasi, dan perdagangan di
Kawasan Euro melemah sejalan dengan
pemburukan sentimen akibat aksi demontrasi
yang memicu kerusuhan di Perancis,
terganggunya produksi sektor otomotif
Kawasan Euro, ketidakpastian negosiasi
Brexit, serta ketegangan perdagangan
diantara negara-negara utama dunia.
Perlambatan aktivitas ekonomi terjadi pada
mayoritas negara utama di Kawasan Euro,
yaitu Jerman, Perancis, dan Italia, sedangkan
kinerja ekonomi Spanyol relatif masih stabil.
Sementara itu, PDB Inggris juga tumbuh
melambat menjadi 1,3% yoy, dari 1,6%
pada TW3-18. Pemulihan ekonomi Inggris
juga tertahan terimbas oleh ketidakpastian
negosiasi dan politik Brexit serta pelemahan
permintaan dunia –sehingga menyebabkan
investasi dan net ekspor terkontraksi.
Kinerja ekonomi Tiongkok kembali
termoderasi seiring pelemahan konsumsi,
investasi, dan ekspor. PDB Tiongkok tumbuh
melambat menjadi 6,4% yoy, dari 6,5% pada
TW3-18. Kinerja konsumsi melambat terimbas
oleh penyaluran kredit yang tertahan akibat
global pada TW4-18 menurun dibandingkan
triwulan sebelumnya terutama disebabkan
oleh pelemahan aktivitas konsumsi dan kinerja
ekspor negara utama di dunia. Aktivitas
konsumsi dan kinerja ekspor melemah dipicu
oleh ketegangan perdagangan dunia terutama
antara AS dengan Tiongkok –yang berdampak
pada makin melambatnya perdagangan
dunia– dan penurunan wealth effect –akibat
pelemahan kinerja pasar saham. Kinerja
investasi juga cenderung melambat, kecuali
di AS dan Jepang, sejalan dengan pelemahan
sentimen bisnis akibat perlambatan ekonomi
global dan isu geopolitik. Secara keseluruhan,
ekonomi dunia 2018 tumbuh 3,7% yoy2,
menurun dibandingkan capaian 2017 sebesar
3,8% yoy.
Perbedaan arah pertumbuhan
ekonomi negara-negara di dunia
berlanjut pada TW4-18. Divergensi
pertumbuhan ekonomi dunia pada TW4-18
bahkan semakin lebar seiring kinerja ekonomi
AS yang kembali membaik. GDP AS pada
TW4-18 tumbuh 3,1% yoy –pencapaian
pertumbuhan tertinggi sejak TW1-15–
membaik dari level sebelumnya sebesar
3% (TW3-18). Perbaikan kinerja ekonomi
AS terutama ditopang oleh implementasi
kebijakan fiskal yang lebih ekspansif berupa
peningkatan pengeluaran pemerintah dan
pemangkasan pajak, serta perbaikan pada
sektor tenaga kerja –antara lain tercemin
dari kenaikan tingkat upah. Sementara itu,
dampak partial government shutdown di
2 World Economic Outlook – IMF Januari 2019.
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019