Prosiding Simposium Nasional Polimer V PERKEMBANGAN ADDITIVE POLIMER Asmu Wahyu Saptoraharjo PT Tripolyta Indonesia Jl. Raya Cilegon Km 123, Banten ABSTRAK ISSN /4/0-8720 PERKEMBANGAN ADDITIVE POLIMER. Tiga jenis aditif : Antioxidant, slip dan clarifying yang akhir-akhir ini banyak dipergunakan pada berbagai aplikasi polimer polyolefin dibahas dalam paper ini. Peranan Antioxidant sebagai penangkal pembentukan radikal maupun pengurai hidroperoksida diungkapkan dengan harapan memberikan pemahaman tentang zat-zat kimia lain yang dapat berfungsi sebagai Antioxidant. Jenis Antioxidant komersil seperti irganox 1010, irgafos P 168 dan jenis-jenis yang lebih baru lainnya serta kombinasinya menunjukkan perkembangan yang pesat pada industri aditif ini. Slip agent dipergunakan paling banyak pada aplikasi blown film. Satu dari kemasan plastik yang sangat besar dikonsumsinya di Indonesia. Saat ini yang paling banyak digunakan sebagai Slip agent adalah oleamida dan urikamida. PE lebih sering menggunakan uriakamida, karena memiliki kestabilan termallebih tinggi. Pada mas a lalu banyak juga digunakan stearamida maupun wax lainnya, namun saat ini sudah ditinggalkan karena kebutuhan koefisien friksi yang lebih rendah. Dimasa lalu sumber aditif ini berasal dari tulang belulang hewan, namun belakangan, terutama di Indonesia dan negara muslim lainnya bergeser ke sumber vegetal. Aditif ketiga yang dibahas adalah Clarifying agent atau juga dikenal sebagai Nucleating agent. Terutama banyak digunakan untuk Polipropilen kopolimer random. Baik pada aplikasi Injection Molding maupun Blow Molding. Zat aditif ini dapat menaikkan transparansi dari Polipropilen sehingga pada aplikasi Extrusion stretch blow molding, polimer Polipropilen yang bersifat semikristalin dapat setrasparan PET amorf pada kemasan botol. Sumber utama dari aditif ini adalah Sorbitol. Namun sampai sekarang hanya satu supplier yang mampu membuat aditif ini dengan kesetimbangan sifat tranparasi maupun sifat organoleptic. Terakhir dibahas pula tentang aspek legal dari pemakaian aditif dalam polimer terutama restriksi melalui batasan migrasi spesifik sedangkan FDA-USA lebih menekankan pada ekstrak maksimum dengan beberapa pelarut pad a kondisi spesifik. ANTI OXYDANT, SLIP AGENT DAN CLARIFYING Contoh additive dalam polimer Additive HDPE lOPE LLDPE PP PS PA PET v v v v v v v v v v v v v v v v v v UV absorber v v v v v v v v 26
7
Embed
PERKEMBANGAN ADDITIVE POLIMER - Digilib-BATANdigilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kimia/Polimer-V2005... · Prosiding Simposium Nasional Polimer V PERKEMBANGAN ADDITIVE
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Prosiding Simposium Nasional Polimer V
PERKEMBANGAN ADDITIVE POLIMER
Asmu Wahyu SaptoraharjoPT Tripolyta Indonesia
Jl. Raya Cilegon Km 123, Banten
ABSTRAK
ISSN /4/0-8720
PERKEMBANGAN ADDITIVE POLIMER. Tiga jenis ad itif : Antioxidant, slip dan clarifying yangakhir-akhir ini banyak dipergunakan pada berbagai aplikasi polimer polyolefin dibahas dalam paper ini.Peranan Antioxidant sebagai penangkal pembentukan radikal maupun pengurai hidroperoksida diungkapkandengan harapan memberikan pemahaman tentang zat-zat kimia lain yang dapat berfungsi sebagai Antioxidant.Jenis Antioxidant komersil seperti irganox 1010, irgafos P 168 dan jenis-jenis yang lebih baru lainnyaserta kombinasinya menunjukkan perkembangan yang pesat pada industri aditif ini. Slip agent dipergunakanpaling banyak pada aplikasi blown film. Satu dari kemasan plastik yang sangat besar dikonsumsinya diIndonesia. Saat ini yang paling banyak digunakan sebagai Slip agent adalah oleamida dan urikamida.PE lebih sering menggunakan uriakamida, karena memiliki kestabilan termallebih tinggi. Pada mas a lalu banyakjuga digunakan stearamida maupun wax lainnya, namun saat ini sudah ditinggalkan karena kebutuhankoefisien friksi yang lebih rendah. Dimasa lalu sumber aditif ini berasal dari tulang belulang hewan,namun belakangan, terutama di Indonesia dan negara muslim lainnya bergeser ke sumber vegetal. Aditif ketigayang dibahas adalah Clarifying agent atau juga dikenal sebagai Nucleating agent. Terutama banyak digunakanuntuk Polipropilen kopolimer random. Baik pada aplikasi Injection Molding maupun Blow Molding.Zat aditif ini dapat menaikkan transparansi dari Polipropilen sehingga pada aplikasi Extrusion stretch blowmolding, polimer Polipropilen yang bersifat semikristalin dapat setrasparan PET amorf pada kemasan botol.Sumber utama dari aditif ini adalah Sorbitol. Namun sampai sekarang hanya satu supplier yang mampumembuat aditif ini dengan kesetimbangan sifat tranparasi maupun sifat organoleptic. Terakhir dibahas pulatentang aspek legal dari pemakaian aditif dalam polimer terutama restriksi melalui batasan migrasi spesifiksedangkan FDA-USA lebih menekankan pada ekstrak maksimum dengan beberapa pelarut pad a kondisispesifik.
ANTI OXYDANT, SLIP AGENT DAN CLARIFYING
Contoh additive dalam polimer
Additive HDPElOPELLDPEPPPSPAPET
Clarifying/nucleating
vvv
Lubricant
vvvvv
antistatic
vvvvvvv
Phenolic Antioxydant
vvvvvvv
Organophosphit
vvvv vantioxydant
UV absorber
vvvvvvv
Slip agent
vvvv v
26
Perkembangan Additive Polimer (Asmu Waltyu Saptoraltarjo)
1.Antioxydantpengaruh antioxydant dan kombinasinya
Prosiding Simposium Nasiollal Polimer V ISSN 1410-8720
Aspek legal additive untuk kemasan makanan
• Regulasi ED :Directive 90/126/EEC, termasuk cara. memperoleh persetujuan food contact di EU :uji migrasi, uji toksikologi dari uji terse but dihasilkan TDI,Tolerable daily Intake dengan satuan mg/kg berat badan.Terakhir TDI dikonversikan ke SML, Spesific Migration Limitberupa TDI x 60 dalam satuan mg additive/kg makanan (ppm).Saat ini restriksi untuk limit migrasi keseluruhan (OML)adalah 60 ppm.
• Directive 82/711/EEC (=basic rule for testing migrationof additive and constituent of plastic intended to come in tocontact with foodstufj) 92/48/EEC,93/9/EEC, dan 96/11/EEC(amandement directive 90)
• EC Directive 94/62/EC limit set untuk heavy metals :Pb,Cd,Hg dan hexavalent chromium
• Regulasi USA (FDA): Title 21 Code of Federal RegulationCFR. Untuk polyolefin : part 177: 1520 :restriksi padamaximum extractable :air, xylene, hexane, pada berbagai suhu
• Regulasi Japan (JHOSP A): mirip degan FDA menggunakanmaximum extractable dan limit set heavy metals.