Top Banner
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah perjanjian internasional di bidang perpajakan antar kedua negara guna menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat perekonomian kedua negara dengan prinsip saling menguntungkan antar kedua negara dan dilaksanakan oleh penduduk antar kedua negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut. Tujuan P3B adalah sebagai berikut: a. Tidak terjadi pemajakan berganda yang memberatkan ikim dunia usaha; b. Peningkatan investasi modal dari luar negeri ke dalam negeri; c. Peningkatan sumber daya manusia; d. Pertukaran informasi guna mencegah pengelakan pajak; e. Kedudukan yang setara dalam hal pemajakan antar kedua negara. Azas utama yang dijadikan landasan untuk mengenakan pajak adalah: a. Azas domisili atau azas kependudukan; b. Azas Sumber; c. Azas Nasionalitas atau azas kewarganegaraan. Metode hak pemajakan di berbagai negara, untuk menghindari pemajakan berganda, antara lain: a. Metode Pemajakan Unilateral Metode ini mengatur bahwa negara Republik Indonesia mempunyai kekuatan hukum didalamnya yang mengatur masyarakat atau badan internasional dan ditetapkan sepihak oleh negara Indonesia sendiri, dengan kata lain tidak ada yang bisa mengatur negara kita lain karena hail itu merupakan kewibawaan dan kedaulatan negara kita. b. Metode Pemajakan Bilateral Metode ini dalam penghitungan pengenaan pajaknya harus mempertimbangkan perjanjian kedua negara (Tax Treaty). Indonesia tidak dapat sesuka hati menerapkan jumlah pajak terutang penduduk asing atau badan internasional dua negara yang telah mengadakan perjanjian. Justru peraturan perpajakan Indonesia tidak berlaku bilamana terdapat Tax Treaty.
57

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda-model

Jul 07, 2016

Download

Documents

Sofia Dini

pajak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah perjanjian internasional di bidang perpajakan antar kedua negara guna menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat perekonomian kedua negara dengan prinsip saling menguntungkan antar kedua negara dan dilaksanakan oleh penduduk antar kedua negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut.Tujuan P3B adalah sebagai berikut:a.Tidak terjadi pemajakan berganda yang memberatkan ikim dunia usaha;b.Peningkatan investasi modal dari luar negeri ke dalam negeri;c.Peningkatan sumber daya manusia;d.Pertukaran informasi guna mencegah pengelakan pajak;e.Kedudukan yang setara dalam hal pemajakan antar kedua negara.Azas utama yang dijadikan landasan untuk mengenakan pajak adalah:a.Azas domisili atau azas kependudukan;b.Azas Sumber;c.Azas Nasionalitas atau azas kewarganegaraan.Metode hak pemajakan di berbagai negara, untuk menghindari pemajakan berganda, antara lain:a.Metode Pemajakan UnilateralMetode ini mengatur bahwa negara Republik Indonesia mempunyai kekuatan hukum didalamnya yang mengatur masyarakat atau badan internasional dan ditetapkan sepihak oleh negara Indonesia sendiri, dengan kata lain tidak ada yang bisa mengatur negara kita lain karena hail itu merupakan kewibawaan dan kedaulatan negara kita.b.Metode Pemajakan BilateralMetode ini dalam penghitungan pengenaan pajaknya harus mempertimbangkan perjanjian kedua negara (Tax Treaty). Indonesia tidak dapat sesuka hati menerapkan jumlah pajak terutang penduduk asing atau badan internasional dua negara yang telah mengadakan perjanjian. Justru peraturan perpajakan Indonesia tidak berlaku bilamana terdapatTax Treaty.c.Metode Pemajakan MultilateralMetode ini didasarkan pada konvensi internasional yang ketentuan atau ketetapan atau keputusan yang dihasilkan untuk kepentingan banyak negara yang ditandatangani oleh berbagai negara, misalnya Konvensi Wina.Metode Penghindaran Pajak Berganda adalah:a.Pembebasan / Pengecualian;b.Kredit Pajak;c.Metode Lainnya.Model Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda:a.Model OECD (Organization for Economic Cooperation and Development);b.Model UN (United Nation);c.Model Indonesia (Gabungan antara model OECD dan UN).DAFTAR P3B YANG BERLAKU EFEKTIFNONEGARASAAT BERLAKU EFEKTIF

1Algeria1 Januari 2001

2Australia1 Juli 1993

3Austria1 Januari 1989

4Bangladesh1 Januari 2007

5Belgium1 Januari 2002

6Brunei Darussalam1 Januari 2003

7Bulgaria1 Januari 1993

8Canada1 Januari 1980

9Czech1 Januari 1997

10China1 Januari 2004

11Denmark1 Januari 1987

12Egypt1 Januari 2003

13Finland1 Januari 1990

14France1 Januari 1981

15Germany1 Januari 1992

16Hungary1 Januari 1994

17India1 Januari 1988

18Italy1 Januari 1996

19Japan1 Januari 1983

20Jordan1 Januari 1999

21Korea, Republic of1 Januari 1990

22Korea, Democratic Peoples Republic of1 Januari 2005

23Kuwait1 Januari 1999

24Luxembourg1 Januari 1995

25Malaysia1 Januari 1987

26Mexico1 Januari 2005

27Mongolia1 Januari 2001

28Netherlands1 Januari 2004

29New Zealand1 Januari 1989

30Norway1 Januari 1991

31Pakistan1 Januari 1991

32Philippines1 Januari 1983

33Poland1 Januari 1994

34Romania1 Januari 2000

35Russia1 Januari 2003

36Saudi Arabia1 Januari 1985

37Seychelles1 Januari 2001

38Singapore1 Januari 1992

39Slovak1 Januari 2002

40South Africa1 Januari 1999

41Spain1 Januari 2000

42Sri Lanka1 Januari 1995

43Sudan1 Januari 2001

44Sweden1 Januari 1990

45Switzerland1 Januari 1990

46Syria1 Januari 1999

47Taipei1 Januari 1996

48Thailand1 Januari 2004

49Tunisia1 Januari 1994

50Turkey1 Januari 2001

51UAE (United Arab Emirates)1 Januari 2000

52Ukraine1 Januari 1999

53United Kingdom1 Januari 1995

54United States of America1 Pebruari 1997

55Uzbekistan1 Januari 1999

56Venezuela1 Januari 2001

57Vietnam1 Januari 2000

TIME TEST P3B YANG BERLAKU EFEKTIF(BENTUK USAHA TETAP)NO.NEGARAKONSTRUKSIINSTALASIJASA LAINNYA

PERAKITANPENGAWASAN KONSTRUKSI

1Algeria3 bulan3 bulan3 bulan3 bulan3 bulan/12 bulan

2Australia120 hari120 hari120 hari120 hari120 hari/ 12 bulan

3Austria6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

4Bangladesh183 hari183 hari183 hari183 hari91 hari/ 12 bulan

5Belgium6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

6Brunei Darussalam183 hari3 bulan3 bulan183 hari3 bulan / 12 bulan

7Bulgaria6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan120 hari / 12 bulan

8Canada120 hari120 hari120 hari120 hari120 hari / 12 bulan

9Czech6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

10China6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan / 12 bulan

11Denmark6 bulan3 bulan3 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

12Egypt6 bulan4 bulan4 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

13Finland6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

14France6 bulanN/A6 bulan183 hari / 12 bulan183 hari / 12 bulan

15Germany6 bulan6 bulanN/AN/A7,5 %

16Hungary3 bulan3 bulan3 bulan3 bulan4 bulan / 12 bulan

17India183 hari183 hari183 hari183 hari91 hari / 12 bulan

18Italy6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

19Japan6 bulan6 bulanN/A6 bulanN/A

20Jordan6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan1 bulan / 12 bulan

21Korea, Republic of6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

22Korea, Democratic Peoples Republic of12 bulan12 bulan12 bulan12 bulan6 bulan / 12 bulan

23Kuwait3 bulan3 bulan3 bulan3 bulan3 bulan / 12 bulan

24Luxembourg5 bulan5 bulan5 bulan5 bulan10%

25Malaysia6 bulan6 bulan6 bulanN/A3 bulan / 12 bulan

26Mexico6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan91 hari / 12 bulan

27Mongolia6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

28Netherlands6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

29New Zealand6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

30Norway6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

31Pakistan3 bulan3 bulan3 bulan3 bulan15%

32Philippines6 bulan3 bulan3 bulan6 bulan183 hari / 12 bulan

33Poland183 hari183 hari183 hari183 hari120 hari / 12 bulan

34Romania6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan4 bulan / 12 bulan

35Russia3 bulan3 bulan3 bulan3 bulanTanpa Time Test

36Saudi Arabia *N/AN/AN/AN/AN/A

37Seychelles6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

38Singapore183 hari183 hari183 hari6 bulan4 bulan / 12 bulan

39Slovak6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan91 hari / 12 bulan

40South Africa6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan120 hari / 12 bulan

41Spain183 hari183 hari183 hari183 hari3 bulan / 12 bulan

42Sri Lanka90 hari90 hari90 hari90 hari90 hari / 12 bulan

43Sudan6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

44Sweden6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

45Switzerland183 hari183 hari183 hari183 hari5 %

46Syria6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan183 hari / 12 bulan

47Taipei / Taiwan6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan183 hari / 12 bulan

48Thailand6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan / 12 bulan

49Tunisia3 bulan3 bulan3 bulan3 bulan3 bulan / 12 bulan

50Turkey6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan183 hari / 12 bulan

51UAE (United Arab Emirates)6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan

52Ukraine6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan4 bulan / 12 bulan

53United Kingdom183 hari183 hari183 hari183 hari91 hari / 12 bulan

54United States of America120 hari120 hari120 hari120 hari120 hari / 12 bulan

55Uzbekistan6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

56Venezuela6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan10%

57Vietnam6 bulan6 bulan6 bulan6 bulan3 bulan / 12 bulan

Keterangan :*P3B antara Indonesia dengan Saudi Arabia hanya mengatur mengenai transportasi penerbangan dalam jalur internasional.

DEPENDENT PERSONAL SERVICES(HUBUNGAN KERJA)NO.NEGARATIME TESTDIBAYAR OLEHSUBJEK PAJAKINDONESIADIBEBANKANPADA BUTDI INDONESIA

1Algeria91 hari /12 bulanYesYes

2Australia120 hari /12 bulanYesYes

3Austria183 hari /12 bulanYesYes

4Bangladesh183 hari /12 bulanYesYes

5Belgium183 hari /12 bulanYesYes

6Brunei Darussalam183 hari /12 bulanYesYes

7Bulgaria183 hari /taxable yearYesYes

8Canada120 hari /12 bulanYesYes

9Czech183 hari /12 bulanYesYes

10China183 hari /12 bulanYesYes

11Denmark183 hari /12 bulanYesYes

12Egypt90 hari /12 bulanYesYes

13Finland183 hari /12 bulanYesYes

14France183 hari /12 bulanYesYes

15Germany183 hari /calendar yearYesYes

16Hungary183 hari /12 bulanYesYes

17India183 hari /12 bulanYesYes

18Italy183 hari /fiscal yearYesYes

19Japan183 hari /calendar yearYesYes

20Jordan183 hari /12 bulanYesYes

21Korea, Republic of183 hari /fiscal yearYesYes

22Korea, Democratic Peoples Republic of183 hari /12 bulanYesYes

23Kuwait183 hari /calendar yearYesYes

24Luxembourg183 hari /taxable yearYesYes

25Malaysia183 hari /calendar yearNoYes

26Mexico183 hari /12 bulanYesYes

27Mongolia91 hari /calendar yearYesYes

28Netherlands183 hari /12 bulanYesYes

29New Zealand183 hari /12 bulanYesYes

30Norway183 hari /12 bulanYesYes

31Pakistan90 hari /12 bulanYesYes

32Philippines183 hari /calendar yearYesYes

33Poland183 hari /taxable yearYesYes

34Romania183 hari /12 bulanYesYes

35Russia90 hari /calendar yearYesYes

36Saudi ArabiaN/AN/AN/A

37Seychelles183 hari /12 bulanYesYes

38Singapore183 hari /calendar yearYesYes

39Slovak183 hari /12 bulanYesYes

40South Africa183 hari /12 bulanYesYes

41Spain183 hari /12 bulanYesYes

42Sri Lanka90 hari /12 bulanYesYes

43Sudan183 hari /12 bulanYesYes

44Sweden183 hari /12 bulanYesYes

45Switzerland183 hari /12 bulanYesYes

46Syria183 hari /12 bulanYesYes

47Taipei / Taiwan183 hari /fiscal yearYesYes

48Thailand183 hari /fiscal yearYesYes

49Tunisia183 hari /calendar yearYesYes

50Turkey183 hari /12 bulanYesYes

51UAE (United Arab Emirates)183 hari /fiscal yearYesYes

52Ukraine183 hari /calendar yearYesYes

53United Kingdom183 hari /12 bulanYesYes

54United States of America120 hari /12 bulanYesYes

55Uzbekistan183 hari /12 bulanYesYes

56Venezuela183 hari /12 bulanYesYes

57Vietnam90 hari /12 bulanYesYes

INDEPENDENT PERSONAL SERVICES(PEKERJAAN BEBAS)NO.NEGARATIME TEST

1Algeria91 days/12 months

2Australia120 days/12 months

3Austria90 days/12 months

4Bangladesh183 days/fiscal year

5Belgium91 days/12 months

6Brunei Darussalam183 days/12 months

7Bulgaria91 days/taxable year

8Canada120 days/12 months

9Czech91 days/taxable year

10China183 days/12 months

11Denmark91 days/12 months

12Egypt90 days/12 months

13Finland90 days/12 months

14FranceN/A

15Germany120 days/fiscal year

16Hungary90 days/12 months

17India91 days/12 months

18Italy90 days/12 months

19Japan183 days/calendar year

20Jordan90 days/12 months

21Korea, Republic of90 days/calendar year

22Korea, Democratic Peoples Republic of183 days/12 months

23Kuwait183 days/12 months

24Luxembourg91 days/taxable year

25Malaysia183 days/calendar year

26Mexico91 days/12 months

27Mongolia91 days/calendar year

28Netherlands91 days/12 months

29New Zealand90 days/12 months

30Norway90 days/12 months

31Pakistan90 days/12 months

32Philippines90 days/calendar year

33Poland91 days/taxable year

34Romania120 days/12 months

35RussiaN/A

36Saudi ArabiaN/A

37Seychelles90 days/12 months

38Singapore90 days/12 months

39Slovak91 days/fiscal year

40South Africa120 days/12 months

41Spain90 days/12 months

42Sri Lanka90 days/12 months

43Sudan90 days/12 months

44Sweden90 days/12 months

45Switzerland183 days/12 months

46Syria183 days/12 months

47Taipei / Taiwan120 days/taxable year

48Thailand183 days/fiscal year

49Tunisia120 days/taxable year

50Turkey183 days/12 months

51UAE (United Arab Emirates)Fixed Base

52Ukraine183 days/12 months

53United Kingdom91 days/12 months

54United States of America120 days/12 months

55Uzbekistan90 days/12 months

56Venezuela90 days/12 months

57Vietnam90 days/12 months

HAK PEMAJAKAN ATAS PENGHASILAN TERTENTUNO.COUNTRYPELAYARANPENERBANGANPENGHASILAN LAINNYA

1AlgeriaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Sumber

2AustraliaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

3AustriaNegara Sumber dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Domisili

4BangladeshNegara Sumber dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Domisili

5BelgiumNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

6Brunei DarussalamNegara Sumber dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Sumber

7BulgariaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

8CanadaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

9CzechNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

10ChinaNegara Domisili dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

11DenmarkNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

12EgyptNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

13FinlandNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

14FranceNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

15GermanyNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

16HungaryNegara Sumber dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

17IndiaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

18ItalyNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

19JapanNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

20JordanNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

21Korea, Republic ofNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

22Korea, Democratic Peoples Republic ofNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/Sumber

23KuwaitNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

24LuxembourgNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

25MalaysiaNegara Sumber dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

26MexicoNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Sumber

27MongoliaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

28NetherlandsNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

29New ZealandNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

30NorwayNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

31PakistanNegara SumberNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

32PhilippinesNegara Sumber dengan Tarif Maksimal 1,5% dari BrutoNegara Sumber dengan Tarif Maksimal 1,5% dari BrutoNegara Domisili/ Sumber

33PolandNegara SumberNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

34RomaniaNegara Sumber dengan Tarif Maksimal 2%Negara DomisiliNegara Sumber

35RussiaNegara Sumber dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Sumber

36Saudi ArabiaN/ANegara DomisiliN/A

37SeychellesNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

38SingaporeNegara Sumber dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Domisili

39SlovakNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

40South AfricaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Sumber

41SpainNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

42Sri LankaNegara Sumber dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Domisili

43SudanNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

44SwedenNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

45SwitzerlandNegara DomisiliNegara DomisiliN/A

46SyriaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

47Taipei / TaiwanNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

48ThailandNegara Sumber dengan 50% Potongan PajakNegara DomisiliNegara Sumber

49TunisiaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

50TurkeyNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

51UAE (United Arab Emirates)Negara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

52UkraineNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili

53United KingdomNegara DomisiliNegara DomisiliN/A

54United States of AmericaNegara DomisiliNegara DomisiliN/A

55UzbekistanNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

56VenezuelaNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

57VietnamNegara DomisiliNegara DomisiliNegara Domisili/ Sumber

TARIF PPh PASAL 26UNTUK P3B YANG BERLAKU EFEKTIFNO.COUNTRYINTERESTROYALTIESDIVIDENBRANCHPROFIT TAX

PORTFOLIOSUBSTANTIALHOLDING

1Algeria15%15%15%15%10%

2Australia10%10%/15%15%15%15%

3Austria10%10%15%10%12%

4Bangladesh10%10%15%10%10%

5Belgium10%10%15%10%10%

6Brunei Darussalam10%15%15%15%10%

7Bulgaria10%10%15%15%15%

8Canada10%10%15%10%15%

9Czech12,5%12,5%15%10%12,5%

10China10%10%10%10%10%

11Denmark10%15%20%10%15%

12Egypt15%15%15%15%15%

13Finland10%10%/15%15%10%15%

14France15%10%15%10%10%

15Germany10%10%/15%15%10%10%

16Hungary15%15%15%15%N/A

17India10%15%15%10%10%

18Italy10%10%/15%15%10%12%

19Japan10%10%15%10%10%

20Jordan10%10%10%10%N/A

21Korea, Republic of10%15%15%10%10%

22Korea, Democratic Peoples Republic of10%10%10%10%10%

23Kuwait5%20%10%10%10%

24Luxembourg10%12,5%15%10%10%

25Malaysia15%15%15%15%12,5%

26Mexico10%10%10%10%10%

27Mongolia10%10%10%10%10%

28Netherlands10%10%10%10%10%

29New Zealand10%15%15%15%N/A

30Norway10%10%/15%15%15%15%

31Pakistan15%15%15%10%10%

32Philippines15%15%/25%20%15%20%

33Poland10%15%15%10%10%

34Romania12,5%12,5%/15 %15%12,5%12,5%

35Russia15%15%15%15%12,5%

36Saudi Arabia *N/AN/AN/AN/AN/A

37Seychelles10%10%10%10%N/A

38Singapore10%15%15%10%15%

39Slovak10%10%/15%10%10%10%

40South Africa10%10%15%10%10%

41Spain10%10%15%10%10%

42Sri Lanka15%15%15%15%Sesuai UU Domestik

43Sudan15%10%10%10%10%

44Sweden10%10%/15%15%10%15%

45Switzerland10%12,5%15%10%10%

46Syria10%15%/20%10%10%10%

47Taipei / Taiwan10%10%10%10%5%

48ThailandRI = 15%THAI = 10%/25% **15%20%15%Sesuai UU Domestik

49Tunisia12%15%12%12%12%

50Turkey10%10%15%10%15%

51UAE (United Arab Emirates)5%5%10%10%5%

52Ukraine10%10%15%10%10%

53United Kingdom10%10%/15%15%10%10%

54United States of America10%10%15%10%10%

55Uzbekistan10%10%10%10%10%

56Venezuela10%20%15%10%10%

57Vietnam15%15%15%15%10%

Keterangan :*P3B antara Indonesia dengan Saudi Arabia hanya mengatur mengenai transportasi penerbangan dalam jalur internasional.

**Berdasarkan ketentuan pasal 11 ayat 2 P3B RI-Thailand, terdapat pembedaan tarif atas bunga.

N/AP3B tersebut tidak mengatur mengenai Tarif PPh Pasal 26.

ax TreatyTax treaty adalah perjanjian perpajakan antara dua negara yang dibuat dalam rangka meminimalisir pemajakan berganda dan berbagai usaha penghindaran pajak. Perjanjian ini digunakan oleh penduduk dua negara untuk menentukan aspek perpajakan yang timbul dari suatu transaksi di antara mereka. Penentuan aspek perpajakan tersebut dilakukan berdasarkan klausul-klausul yang terdapat dalam tax treaty yang bersangkutan sesuai jenis transaksi yang sedang dihadapi.Setiap tax treaty mempunyai prinsip-prinsip dasar yang kurang lebih sama, sebagai bagian dari konvensi internasional di mana setiap negara yang terlibat dalam suatu tax treaty menyusun treaty-nya masing-masing berdasarkan model-model perjanjian yang diakui secara internasional. Di dunia ini, ada dua model treaty yang sering dijadikan acuan dalam menyusun suatu treaty yaitu model OECD dan model PBB.Memahami treaty yang berlaku antara suatu negara dengan negara lainnya, bisa dimulai dengan memahami prinsip-prinsip dasar tersebut. Dalam kenyataannya, memahami suatu tax treaty tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Bahasa yang digunakan, jumlah klausul yang cukup banyak, pemahaman seseorang tentang dasar-dasar perpajakan dan berbagai sebab lainnya merupakan hal yang dapat mempengaruhi kesulitan tersebut. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar dan prinsip umum yang berlaku dalam suatu treaty, seseorang akan menjadi lebih mudah memahami suatu treaty yang secara spesifik berlaku untuk negara tertentu.Sebagai suatu perjanjian, sebuah treaty adalah kontrak yang mengikat suatu negara dengan negara lain dalam hal perlakuan perpajakan. Oleh sebab itu, di dalamnya selalu berisi klausul-klausul, pasal-pasal dan ayat-ayat yang berkaitan dengan suatu aspek transaksi dan pihak tertentu tertentu. Pasal-pasal atau ayat-ayat (article atau artikel) yang terdapat dalam sebuah tax treaty pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi empat bagian besar yaitu bagian yang mengungkapkan cakupan tax treaty, bagian yang mengatur minimalisasi pengenaan pajak berganda, bagian tentang pencegahan penghindaran pajak dan bagian yang mencakup hal-hal lainnya.Semua bagian itu cenderung lebih mudah dipahami dari pada berbagai definisi, istilah dan pengertian yang sering disebutkan dalam suatu tax treaty. Berbagai definisi, istilah dan pengertian inilah yang menjadi lebih penting untuk dipahami setiap pihak khususnya berkaitan dengan kepentingan dalam praktek bisnis sehari-hari.Cakupan Tax TreatyPersonal ScopePasal dan ayat ini mengatur tentang kepada siapa sajakah ketentuan dalam treaty yang bersangkutan bisa diterapkan. Di sini diatur ketentuan tentang siapa saja yang merupakan orang pribadi, badan usaha dan entitas lainnya yang berdasarkan treaty tersebut dianggap sebagai penduduk dari salah satu negara yang terikat perjanjian termasuk di dalamnya orang pribadi, badan atau entitas lainnya yang dianggap sebagai penduduk dengan status kependudukan ganda (double residence).Biasanya, di sini tidak diartikan lebih lanjut definisi mengenai penduduk maupun perihal kependudukan ganda. Kedua hal tersebut diatur dalam klausul lain yaitu dalam klausul tentang general definitions dan tentang residence. Oleh karena itu, pengertian personal scope berkaitan erat dengan pengertian-pengertian dalam dua klausul tersebut.Taxes CoveredDi sini diatur tentang jenis-jenis pajak yang perlakuannya menggunakan ketentuan dalam tax treaty yang bersangkutan. Jenis pajak yang diatur di sini akan mengikuti ketentuan sesuai tax treaty dan mengabaikan ketentuan internal yang berlaku di masing-masing negara. Dalam beberapa hal, ketentuan suatu tax treaty memiliki kekuatan yang berada di atas sistem perundang-undangan yang berlaku secara internal di dalam suatu negara.Aturan dalam tax treaty hanya diberlakukan untuk jenis pajak langsung seperti Pajak Penghasilan (PPh). Atas pajak tidak langsung seperti Pajak Pertambahan Nilai atau pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tidak diatur dalam tax treaty. Dalam ketentuan umumnya (general definitions), diatur tentang definisi istilah-istilah umum yang berkaitan dengan definisi persons (orang atau badan), national (negara atau kearganegaraan), international traffic (lalu lintas internasional), enterprise (badan usaha) dan lain-lain.ResidenceDi sini diatur tentang dua hal yaitu definisi penduduk (berkaitan dengan personal scope) serta tie breaker rule yaitu ketentuan yang menentukan tidak berlakunya status residence atas suatu pihak dengan karakteristik tertentu. Definisi penduduk sebagaimana diatur dalam paragraf pertama klausul ini adalah setiap orang pribadi atau badan yang berdasarkan ketentuan internal suatu negara seperti keberadaan, domisili, tempat kedudukan manajemen atau sebab-sebab lain yang mempunyai karakteristik yang sama dapat dikenai pajak di negara tersebut. Dengan kata lain, penduduk adalah Subjek Pajak dalam negeri suatu negara yang dikenai pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan lokal yang berlaku di negara tersebut.Klausul ini juga menegaskan bahwa orang pribadi atau badan tidak dapat langsung dianggap sebagai penduduk suatu negara hanya karena mendapatkan penghasilan yang bersumber dari negara tersebut. Dalam prakteknya, orang pribadi atau badan dapat dianggap sebagai penduduk dari dua negara berdasarkan azas world wide income yang dianut. Hal ini bisa terjadi karena setiap negara pada dasarnya berhak mengatur definisi penduduk sesuai dengan versinya masing-masing.Diperlakukan sebagai penduduk dari dua negara sekaligus dalam konteks pemajakan berganda sama sekali bukan hal yang menyenangkan. Pasalnya, orang pribadi atau perseroan yang bersangkutan dapat dikenai pajak sesuai ketentuan pajak yang masing-masing berlaku di kedua negara tersebut. Jika kedua negara sama-sama menganut prinsip world wide income, dapat dibayangkan betapa berat beban pajak yang harus ditanggung oleh pihak yang bersangkutan. Apabila kondisi seperti ini tetap dibiarkan, tentunya akan membawa dampak negatif terhadap kelancaran investasi salah satu negara karena pihak tersebut cenderung tidak berinvestasi guna menghindari beban pajak yang terlalu besar.Menyadari efek-efek negatif tersebut, artikel residence selanjutnya mengatur langkah yang dapat digunakan untuk menghilangkan status kependudukan ganda yang sering disebut dengan tie breaker rule.Tie breaker rule dibedakan menjadi dua yaitu yang diterapkan untuk orang pribadi dan yang diterapkan untuk selain orang pribadi. Tie breaker rule untuk orang pribadi terdiri dari penentuan permanent home (tempat tinggal tetap), center of economic and social interests (pusat kepentingan ekonomi dan sosial), habitual abode (tempat kebiasaan untuk tinggal), national (kewarganegaraan) serta mutual agreement (perjanjian antar otoritas perpajakan).Langkah-langkah tersebut di atas secra berurutan bersifat prioritas. Artinya, apabila dengan menggunakan ketentuan pertama masalah kependudukan ganda telah bisa dipecahkan, maka langkah kedua dan seterusnya tidak perlu digunakan lagi.Sementara itu tie breaker rule untuk pihak selain orang pribadi hanya ada satu ketentuan yaitu tempat di mana manajemennya efektif berada.Permanent EstablishmentKlausul ini mengatur tentang seberapa jauh jangkauan suatu negara dalam mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber dari negara tersebut.Pada zaman sekarang, suatu usaha tidak hanya dilakukan di negara sendiri. Di negara lain pun suatu pihak melakukan usaha. Apabila usaha di negara lain itu sebut saja negara X ternyata berhasil, adalah hal yang logis jika otoritas pajak di negara X ingin mengenakan pajak atas penghasilan yang diterima.Namun berkaitan dengan keinginan tersebut, tentu harus ada batas-batas atau aturan yang jelas hingga bisnis yang dilakukan yang sekaligus merupakan investasi di negara X tetap dapat berjalan dengan baik. Cerminan dari batas atau aturan tersebut adalah ketentuan tentan permanent establishment atau bentuk usaha tetap (BUT).Contoh-contoh dari BUT dapat dikategorikan menjadi empat macam yaitu:BUT Fasilitas FisikBUT tipe ini merupakan tipe yang paling mudah diketahui keberadaannya. BUT timbul karena adanya fasilitas fisik seperti gedung, kantor perwakilan, pabrik, bengkel dan lain-lain;BUT AktivitasTimbulnya BUT tipe ini ditandai dengan adanya aktivitas yang melebihi batas waktu tertentu (time test) yang dilakukan di negara lain. Aktivitas tersebut bisa berupa pelaksanaan berbagai macam jasa (seperti jasa konstruksi atau jasa-jasa lainnya). Lamanya time test yang digunakan dapat berbeda-beda antara satu tax treaty dan tax treaty yang lain. Time test ini disesuaikan dengan kesepakatan dari kedua negara;BUT AsuransiTimbulnya BUT asuransi ditandai dengan keadaan di mana suatu perusahaan asuransi menerima premi atau menanggung risiko di negara lain;BUT KeagenanBUT tipe keagenan timbul jika terdapat agen di negara lain yang memiliki wewenang untuk menentukan kontrak atau mengurus barang-barang dagang di negara lain.Di dalam klausul ini juga ditentukan kondisi-kondisi di mana BUT dianggap tidak muncul seperti dalam hal suatu tempat yang hanya berfungsi untuk memajang barang-barang dagangan, tempat yang hanya digunakan untuk pembelian barang dagangan atau mengumpulkan informasi dan sebagainya.Entry Into ForceKlausul ini menjelaskan tentang saat berlakunya sebuah tax treaty. Saat berlakunya tax treaty sangat tergantung dari selesainya tahap-tahap pembentukannya. Pembentukan sebuah tax treaty yang dimulai dari penandatanganan oleh kedua otoritas yang berwenang dan dilanjutkan dengan ratifikasi di kedua negara. Setelah kedua negara selesai meratifikasi, selanjutnya dilakukan pertukaran dokumen-dokumen ratifikasi. Setelah pertukaran dokumen ratifikasi ini selesai dilakukan maka tax treaty pun dapat diberlakukan.TerminationKlausul ini menjelaskan tentang saat berakhirnya sebuah tax treaty. Tax treaty dapat berakhir setelah periode tertentu yang telah disepakati oleh kedua negara. Salah satu negara dapat mengakhiri sebuah tax treaty dengan cara mengadakan pemberitahuan terlebih dahulu yang harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan yang telah disepakati.Minimalisasi Pemajakan BergandaIncome from Immovable PropertyKlausul ini mengatur tentang pemajakan atas penghasilan yang berasal dari harta tak bergerak termasuk penghasilan yang bersumber dari pertanian atau sektor perhutanan. Di dalamnya diatur bahwa negara tempat harta tak bergerak tersebut terletak juga dapat mengenakan pajak atas penghasilan dari harta tersebut. Artikel ini tidak memberikan definisi harta tak bergerak namun menegaskan bahwa definisi harta tak bergerak disesuaikan dengan undang-undang domestik negara tempat harta tersebut terletak.Business ProfitsKlausul ini merupakan perluasan dari klausul permanent establishment yang mengatur tentang pengenaan pajak atas laba usaha milik penduduk suatu negara yang bersumber dari negara treaty partner (negara pasangan dalam tax treaty). Penentuan dapat atau tidaknya negara treaty partner mengenakan pajak, sangat tergantung pada ada atau tidaknya BUT di suatu negara. Laba usaha milik penduduk suatu negara pada dasarnya hanya dapat dikenakan pajak di negara tersebut. Namun, apabila penduduk suatu negara mendapatkan penghasilan di negara treaty partner melalui BUT-nya, maka negara treaty partner tersebut berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang diterima melalui BUT itu.Shipping, Inland Waterways Transport and Air TransportKlausul ini menjelaskan tentang pemajakan atas penghasilan yang diterima oleh perusahaan pelayaran (termasuk pengangkutan di sungai dan danau) dan perusahaan penerbangan yang beroperasi di jalur internasional. Perusahaan yang bergerak di bidang ini bisa memperoleh penghasilan dari beberapa negara. Jika setiap negara mengenakan pajak atas laba yang diterimanya maka perusahaan pelayaran atau penerbangan tersebut tentunya akan menanggung beban pajak yang terlalu besar.Dalam artikel ini umumnya diatur dua alternatif pengenaan pajak. Alternatif pertama, memberikan hak pemajakan kepada negara tempat di mana manajemen efektif berada. Alternatif kedua, sama dengan alternatif pertama dengan pengecualian untuk penghasilan dari pengoperasian kapal laut yang hak pemajakannya diberikan kepada kedua negara sekaligus.DividendsDividen merupakan penghasilan yang diterima oleh pemegang saham dari suatu perusahaan. Tak sedikit negara yang mengenakan pajak atas penghasilan berupa dividen ini. Indonesia pun mengenakan pajak atas dividen baik yang diterima oleh Wajib Pajak dalam negeri maupun Wajib Pajak luar negeri. Klausul dividends, sebagaimana namanya, memang merupakan aturan mengenai pengenaan pajak atas penghasilan berupa dividen. Dalam klausul ini dinyatakan bahwa negara tempat dividen berasal juga berhak mengenakan pajak atas dividen tersebut. Selanjutnya, artikel ini juga menyatakan tentang tarif pajak maksimal yang dapat dikenakan di negara asal dividen tersebut yang dibedakan menjadi dua yaitu tarif untuk dividen portofolio (saham dengan kepentingan semata-mata investasi) dan untuk dividen dari penyertaan langsung (saham dengan kepentingan kontrol).Pada setiap tax treaty, besar tarif tersebut berbeda-beda namun umumnya lebih kecil dari tarif pajak domestik bagi dividen yang berlaku di kedua negara. Definisi dari dividen yang tidak diatur dalam general definitions juga diberikan dalam artikel ini.InterestKlausul ini mengatur tentang pemajakan atas penghasilan bunga yang diterima dari negara treaty partner. Selain memberikan definisi tentang bunga, klausul ini juga mengatur bahwa negara tempat bunga berasal (treaty partner) juga dapat mengenakan pajak atas bunga tersebut. Tak berbeda dari artikel dividen, artikel bunga pun mengatur tentang tarif maksimal pemotongan pajak untuk negara tempat dividen berasal.RoyaltiesKlausul ini mengatur tentang pemajakan atas penghasilan royalti yang diterima dari negara treaty partner. Tak berbeda dari artikel dividen dan bunga, artikel royalti ini juga memberikan definisi royalti di samping mengatur bahwa negara tempat royalti berasal dapat mengenakan pajak sesuai dengan tarif maksimal yang disepakati.Capital GainsArtikel ini mengatur tentang penghasilan berupa keuntungan pemindahtanganan harta. Ketentuan dalam tax treaty pada umumnya mengatur bahwa negara tempat harta tersebut terletak sebelum dipindahkan juga berhak untuk mengenakan pajak. Termasuk dalam pengertian harta dalam artikel ini adalah harta berupa perumahan dalam suatu kawasan real estate.Independent Personal ServicesKlausul ini mengatur tentang pemajakan atas penghasilan yang diterima orang pribadi yang bersumber dari negara treaty partner sebagai imbalan dari jasa-jasa profesional yang diberikannya di negara tersebut. Aturan ini pada dasarnya sejalan dengan aturan permanent establishment dan business profits namun secara khusus ditujukan untuk orang pribadi yang memberikan jasa-jasa profesional (seperti dokter, pengacara) untuk dan atas namanya sendiri di negara treaty partner. Negara treaty partner tempat jasa tersebut dilakukan dapat mengenakan pajak sepanjang orang pribadi tersebut memiliki pangkalan tetap di sana atau berada di negara treaty partner melebihi batas waktu yang disepakati bersama.Dependent Personal ServicesKlausul ini mengatur tentang pemajakan atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi sehubungan dengan pemberian jasa yang dilakukannya di negara lain dalam suatu hubungan kerja. Berbeda dari pemberian jasa oleh independent personal yang dilakukan untuk dan atas namanya sendiri, jasa yang diberikan oleh orang pribadi yang dimaksud di sini merupakan jasa yang dilakukan untuk dan atas nama pihak lain yang memiliki hubungan kerja dengannya.Di sini diatur bahwa negara tempat orang pribadi tersebut bekerja dapat mengenakan pajak atas penghasilan yang diterimanya. Namun untuk mengenakan pajak tersebut ada beberapa syarat kumulatif yang terlebih dahulu harus dipenuhi yaitu:- Orang pribadi yang bersangkutan berada di negara lain melebihi time test yang telah disepakati;- Penghasilan yang diterima oleh orang pribadi tersebut dibayarkan oleh pemberi kerjanya- Penghasilan tersebut tidak dibebankan kepada BUT.Directors FeesKlausul ini mengatur tentang pemajakan atas penghasilan yang diterima oleh direktur yang bekerja pada perusahaan yang berada di negara lain (merupakan penduduk di negara tersebut). Dalam klausul ini dinyatakan bahwa penghasilan yang diterima oleh direktur dalam kapasitasnya yang murni sebagai seorang direktur dapat dikenai pajak di negara domisili perusahaannya tanpa memandang jangka waktu keberadaannya di sana.Bila diperhatikan, prinsip ini berbeda dari prinsip pemajakan atas penghasilan orang pribadi yang lain sebagaimana diatur dalam klausul dependent dan independent personal services yang menggunakan syarat jangka waktu keberadaan sebagai alat menentukan aspek pemajakan.Namun demikian, apabila pekerjaan yang dilakukan tidak lagi murni sebagai seorang direktur maka pemajakan atas penghasilan tersebut tidak lagi mengikuti ketentuan dalam klausul ini. Penentuan aspek pemajakannya disesuaikan dengan jenis kegiatan (pekerjaan) yang dilakukan oleh direktur tersebut. Jika direktur tersebut melakukan tugas-tugas manajerial misalnya, maka aspek pemajakannya mengacu pada klausul dependent personal services. Namun apabila direktur tersebut bekerja sebagai konsultan pada perusahaan, maka aspek pemajakannya dalam hal ini akan mengacu pada klausul independent personal services.Artistes and SportsmenKlausul ini mengatur tentang pemajakan atas penghasilan yang diterima oleh artis (entertainer) dan olahragawan (sportsmen) dari negara lain. Prinsip pemajakan yang diatur dalam artikel ini adalah negara tempat penghasilan tersebut bersumber dapat mengenakan pajak atas penghasilan yang diterima oleh artis atau atlit. Prinsip ini juga berlaku meskipun penghasilan tersebut tidak langsung dibayarkan kepada sang artis/atlit (dibayarkan kepada pihak lain, contohnya agen). Termasuk dalam pengertian entertainer dalam artikel ini antara lain yaitu artis televisi, artis radio atau musisi. Sedangkan yang termasuk olahragawan antara lain adalah pemain sepak bola, pemain golf, pemain tenis, pemain catur atau pemain bridge.PensionsKlausul ini mengatur tentang penghasilan yang diterima oleh pensiunan swasta. Pada umumnya, penghasilan berupa pensiun dikenai pajak di negara tempat di mana pekerjaan itu dahulunya dilakukan. Namun sebagian besar tax treaty mengatur bahwa penghasilan tersebut dikenai pajak di negara di mana yang bersangkutan menjadi penduduk pada saat pensiun.Government ServiceKlausul ini mengatur tentang perlakuan perpajakan atas penghasilan yang diterima oleh para pegawai negeri. Pada prinsipnya, hak pemajakan atas penghasilan yang diterima oleh para pegawai negeri diberikan kepada negara di mana ia bekerja. Hal yang sama juga berlaku atas penghasilan yang diterima oleh pensiunan pegawai negeri. Namun demikian, apabila pegawai negeri atau pensiunan tersebut merupakan warga negara dari salah satu negara dan sudah sejak awal menjadi penduduk di negara tersebut maka penghasilan yang diterimanya hanya dikenakan pajak di sana.Pencegahan Penghindaran PajakAssociated EnterprisesKlausul ini mengatur tentang perlakuan perpajakan atas pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. Apabila terjadi transaksi antara pihak-pihak di kedua negara yang memiliki hubungan istimewa, akan ada kecenderungan di mana harga transaksi yang disepakati bukan merupakan harga yang wajar. Harga wajar adalah harga yang terjadi antara dua pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Salah satu efek dari adanya harga yang tidak wajar itu adalah terjadinya pergeseran laba dari suatu negara kepada negara lainnya. Hal ini dipandang sebagai suatu usaha untuk mengihindari pajak dari suatu negara. Dalam kondisi demikian, kepada negara yang bersangkutan diberikan hak untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian sehubungan dengan pergeseran laba tersebut.Exchange of InformationKlausul ini mengatur tentang pertukaran informasi antar otoritas pajak di kedua negara yang terikat dalam suatu tax treaty. Dengan adanya pertukaran informasi, dapat dikatakan bahwa klausul ini merupakan salah satu senjata dalam menanggulangi praktek-praktek penyelundupan atau penggelapan pajak. Pertukaran informasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pertukaran informasi secara rutin dan pertukaran informasi berdasarkan permintaan.Ketentuan Lain-LainNon DiscriminationKlausul ini mengatur tentang persamaan perlakuan perpajakan yang diberikan oeh suatu negara kepada warga negara dan kepada bukan warga negara. Suatu negara yang terikat tax treaty memiliki kewajiban untuk memberikan perlakuan perpajakan yang sama untuk warga negaranya dan untuk mereka yang bukan warga negaranya. Perlakuan perpajakan yang sama ini mengandung arti bahwa dalam suatu kondisi yang sama, pihak yang bukan warga negara dari suatu negara tidak boleh menanggung kewajiban pajak yang lebih berat daripada yang ditanggung oleh warga negara dari negara tersebut. Perlakuan yang sama juga harus diberikan kepada mereka yang bukan merupakan warga negara dari kedua negara yang terikat perjanjian.Mutual Agreement ProcedureKlausul ini mengatur tentang prosedur yang digunakan oleh kedua negara untuk berkomunikasi dalam menyelesaikan berbagai perbedaan pandangan antara pembayar pajak dengan otoritas pajak mengenai kasus perpajakan tertentu. Klausul ini dapat dipandang sebagai semacam sarana bagi para pembayar pajak untuk curhat tentang suatu perlakuan perpajakan yang tidak disetujuinya. Melalui ketentuan dalam klausul ini, otoritas perpajakan pun memiliki sarana untuk memecahkan kesulitan yang timbul sebagai akibat dari perbedaan interpretasi atas suatu ketentuan dalam sebuah tax treaty. Namun demikian, perlu diingat bahwa mutual agreement procedure tidak mencakup seluruh klausul yang terdapat dalam sebuah tax treaty. Klausul-klausul yang dapat menikmati ketentuan dalam mutual agreement antara lain adalah business profits, related persons dan royalty.Member of Diplomatic Missions and Consular PostsKlausul ini mengatur tentang perlakuan perpajakan yang diberikan kepada anggota dari suatu misi diplomatik dan konsulat. Dalam kesepakatan internasional, setiap penghasilan yang diterima oleh anggota suatu korps diplomatik atau konsulat, ditetapkan hanya dikenai pajak di negara di mana mereka berasal. Ketentuan dalam klausul ini pun mengatur hal yang sama. Jadi, meskipun anggota korps diplomatik atau konsulat mendapatkan penghasilan yang bersumber dari negara di mana mereka bertugas, negara tersebut tidak dapat mengenakan pajak atasnya.PenutupTax treaty muncul karena dua sebab yang mendasar yaitu, keinginan untuk menghindari pemajakan berganda yang bisa berakibat buruk bagi dunia investasi, dan keinginan untuk mencegah usaha-usaha penghindaran pajak yang dapat berpengaruh terhadap penerimaan pajak suatu negara.Setiap tax treaty antara suatu negara dan negara lainnya adalah suatu perjanjian yang bersifat spesifik hanya mengikat negara-negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut. Namun demikian, secara umum setiap tax treaty mengikuti prinsip-prinsip dasar dari model-model tax treaty yang ada seperti model OECD atau model PBB, yang dijadikan sebagai acuan pada saat pembuatannya. Memahami prinsip-prinsip dasar tersebut akan memudahkan setiap pihak dalam memahami berbagai tax treaty yang ada, antara berbagai negara umumnya dan antara Indonesia dengan negara-negara lain khususnya.

Mungkin sedikit saya tambahkan..

OECD dan UN Model merupakan kerangka acuan bagi negara-negara yang akan membuat Tax Treaty ( Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda )Untuk lebih jelas lagi silahkan baca dibawah ini..

PERPAJAKAN INTERNASIONAL

PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA(P3B =TAX TREATY)

PENGANTAR

P3B merupakan jaringan kerjasama antarnegara dalam sektor perpajakan (sebagaimana terjadi dalam bidang investasi, perdagangan, produksi & distribusi, sains & teknologi antarnegara baik regional maupun global).

P3B adalah perjanjian bilateral (dalam kasus tertentu dapat bersifat multilateral) yang ditutup oleh 2 negara dengan tujuan utama untuk menentukan solusi terhadap pajak berganda internasional yang disebabkan oleh implementasi hak pemajakan (berdasar ketentuan domestik) kedua negara atas suatu obyek (subyek) pajak yang sama (Surrey, 1980).

Semua P3B berkaitan dengan PPh saja dan pada umumnya hanya meliputi pajak negara saja (national tax) & tidak termasuk pajak daerah (local tax). Tentang mekanisme pengenaan & pemungutan pajak tsb., diserahkan kepada ketentuan domestik yang berlaku di negara terkait.

PAJAK BERGANDA INTERNASIONALINTERNATIONAL DOUBLE TAXATION

PAJAK GANDA YURIDIS

Pengenaan pajak oleh 2 administrasi perpajakan atau lebih terhadap subyekpajak yang sama, atas obyek pajak yang sama, dalam periode pajak yang identik.

PAJAK GANDA EKONOMIS

Pengenaan pajak oleh 2 administrasi perpajakan atau lebih terhadap subyekpajak yang berbeda, atas obyek pajak yang sama, dalam periode pajak yangidentik.

PENYEBAB

Domisili rangkap (conflict of residence) definisi penduduk berbedaantara satu negara dengan negara lainnya. Kewarganegaraan rangkap (ius sanguinis vs ius soli) Azas domisili (residence principle) vs Azas kebangsaan(nationality/citizenship principle) Perbedaan penentuan sumber penghasilan

MEKANISME ELIMINASI

Unilateral P3B (Tax treaty) : Bilateral atau Multilateral Harmonisasi Pajak

MODEL-MODEL P3B

1. MODEL KONVENSI OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) Dimulai dengan prakarsa LBB tahun 1921 dengan rumusan pertama tahun 1928 Revisi Model konvensi Mexico 1943 Revisi Model konvensi London 1946 Model OECD 1963 sesuai perkembangan ekonomi pasca PD-II Model OECD 1977 Model OECD 1992 karena adanya globalisasi & liberalisasi ekonomi antarnegara OECD, perubahan mode bisnis lintas perbatasan, dan kecanggihan mode penghindaran pajak (tax evasion), serta kebutuhan akan peningkatan kerjasama dan berbagi pengalaman bidang perpajakan.

Dirumuskan selaras dengan kebutuhan harmonisasi hubungan perpajakan diantara negara OECD Prinsip yang dianut : hak pemajakan ada pada negara domisili (resident country). Negara sumber (source country) harus rela untuk menahan diri dari klaim pemotongan pajak sumber, dan apabila mengaplikasikan pemotongan pajak sumber (withholding tax at source) negara sumber harus mengurangi tarif pajaknya untuk memberikan kepastian bahwa beban pajak negara sumber selalu dapat diserap oleh batasan kredit pajak negara domisili. Apabila baik negara sumber maupun negara domisili diperbolehkan untuk menerapkan ketentuan pajak domestiknya, keringan pajak berganda diberikan dengan meminta negara domisili untuk menyediakan kredit atau bebas pajak atas penghasilan yang telah dikenakan pajak oleh negara sumber. Biasanya dilakukan antarnegara anggota OECD (negara-negara maju).

2. MODEL KONVENSI PBB (UN = United Nations Model) Didesain khusus untuk P3B antara negara berkembang atau antara negara berkembang dengan negara maju. Prinsip yang dianut : terdapat sharing of taxation antara Negara sumber dengan negara domisili. Dirumuskan karena premis Model OECD yang kebanyakan meminta Negara sumber untuk merelakan penerimaan pajaknya, kurang tepat untuk dipakai sebagai panduan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik hubungan ekonomi negara maju dengan negara berkembang diwarnai oleh ketimpangan arus penghasilan antar kedua kelompok negara tsb. Arus penghasilan satu arah (dari negara berkembang lebihbesar mengalir ke negara maju) menyebabkan pengorbanan yang kurang proporsional dan mengenyampingkan kepentingan pemajakan negara sumber. Model konvensi PBB termutakhir 1981.

3. MODEL KONVENSI AMERIKA SERIKAT (US = United States Model) Digunakan sebagai acuan untuk P3B antara USA dengan negara mitraperjanjiannya. Model terakhir (US-1980).

4. MODEL KONVENSI NORDIC Prinsip yang dianut : mengikuti Model konvensi OECD dengan beberapamodifikasi yang disesuaikan dengan sistem perpajakan di kawasan Nordic. Merupakan multilateral convention untuk the European Nordic States :Denmark, Finland, Iceland, Norway dan Sweden, termasuk Faroe Island, County ofAland dan Greenland.

5. MODEL ANDEAN PACT Dirumuskan tahun 1969 oleh Cartagena Agreement dan ditandatanganioleh negara-negara Andean : Bolivia, Chile, Colombia, Ecuador, Peru danVenezuela. Prinsip yang dianut : Hak utama pemajakan diberikan kepada negarasumber.

TUJUAN P3B

Mengeliminasi pajak berganda internasional (avoidance of doubletaxation) Mencegah penyelundupan pajak (prevention of fiscal evasion) Pires (1989) : Melindungi wajib pajak Mendorong atau menarik investasi (dengan berbagai keringanan pajak) Memudahkan ekspansi perusahaan negara maju Membantu mengurangi dan menanggulangi penghindaran dan penyelundupanpajak, meningkatkan kerjasama aplikasi ketentuan domestik, perbaikan pertukaraninformasi dan pengalaman perpajakan, peningkatan pengetahuan tentang kemampuanbayar wajib pajak, perbaikan interpretasi ketentuan pajak (misalnya sehubungandengan praktek transfer pricing) Harmonisasi kriteria pemajakan Mencegah diskriminasi Menumbuhsuburkan hubungan ekonomis, dsb antarnegara pejanji Meningkatkan pencegahan penyalahgunaan perjanjian dan kerjasamadalam penetapan dan penagihan serta aktivitas administrasi perpajakan lainnya Mendorong transfer keahlian, ilmu pengetahuan & teknologi, dan knowhow Membagi hak pemajakan (sharing of taxation)

PRINSIP PEMAJAKAN ATAS PENGHASILAN DARI HARTA TAK GERAK(TAXATION OF INCOMEFROM IMMOVABLE PROPERTY)

Ketentuan Umum (Model Konvensi OECD 1963, 1977 dan UN)

1) Penghasilan dari harta tak gerak dikenakan pajak di negara dimanaharta tak gerak tersebut terletak (situs country).

2) Terminologi harta tak gerak ditentukan sesuai dengan hukum negaradimana harta tak gerak itu berada,berupa : Aksesoris milik dari harta tak gerak (property accessory toimmovable property) Ternak dan alat-alat yang digunakan dalam pertanian dan kehutanan(livestock and equipment used in agriculture and forestry) Hak milik atas tanah berdasarkan hukum umum Hak petik hasil atas harta tak gerak Hak atas pembayaran ganti rugi, baik berupa suatu jumlah yang tetapatau tidak tetap yang bertalian dengan pengusahaan atau konsesi untukeksploitasi kandungan mineral, sumber alam lainnya, demikian pula segala macampiutang terkecuali surat-surat obligasi dan surat-surat pengakuan utang yangdijamin dengan hipotik. Catatan :Kapal, perahu, dan pesawat terbang tidak dianggap sebagai harta tak gerak.

3) Ketentuan pengenaan pajak tersebut di atas berlaku untuk : Pemakaian langsung (direct use) Persewaan (letting) atau penggunaan dalam bnetuk lain dari harta takgerak (use in any other form of immovable property) Penghasilan harta tak gerak milik suatu enterprise Penghasilan harta tak gerak yang dipergunakan dalam menjalankankegiatan pekerjaan bebas (property used for the performance of independentpersonal services)

1. Menurut Tax Treaty Indonesia AmerikaDiatur dalam Article 6 : Income From Immovable (Real) Property

1) Penghasilan dari harta tak gerak dikenakan pajak di negara dimanaharta tak gerak tersebut terletak. Penghasilan dari harta tak gerak meliputi : Penghasilan sehubungan dengan pengoperasian pertambangan (mines),sumur minyak dan gas bumi (oil or gas wells), peternakan (quarries), atau sumberdaya lam lainnya (other natural resources). Laba yang diperoleh dari penjualan, pertukaran, atau pengalihanharta atau hak yang menimbulkan penghasilan di atas. Catatan :Penghasilan bunga dari peminjaman yang dijamin oleh harta tak gerak sehubungandengan pengoperasian pertambangan, peternakan dan sumber alam lainnya tidakdianggap sebagai penghasilan dari harta tak gerak.2. Menurut Tax Treaty Indonesia SingapuraDiatur dalam Article 6 : Income From Immovable PropertyDitto dengan ketentuan umum, hanya ada penambahan di dalam terminologi hartatak gerak juga meliputi :

Hak pengusahaan peternakan dan tempat ekstraksi sumber daya alamlain, termasuk kayu (timber) atau produk kehutanan lain.

3. Menurut Tax Treaty Indonesia Jepang4. Menurut Tax Treaty Indonesia BelandaDiatur dalam Article 6 : Income From Immovable PropertyDitto dengan ketentuan umum Model.

PRINSIP PEMAJAKAN ATAS PENGHASILAN DARI PEMINDAHTANGANAN HARTA(CAPITAL GAINS)

Prinsip-prinsip pemajakan atas penghasilan dari pemindahtanganan harta(capital gains) adalah sebagai berikut :

Keuntungan yang diperoleh dari pemindahtanganan harta tak gerak,dikenakan pajak di negara dimana harta tak gerak tersebut terletak.

Keuntungan yang diperoleh dari pemindahtanganan harta gerak (movableproperty) yang merupakan bagian kekayaan suatu BUT (permanent establishment)termasuk keuntungan dari pemindahtanganan seluruh perusahaan (BUT itu sendiri),dapat dikenakan pajak di negara tempat BUT tersebut berada.

Keuntungan yang diperoleh dari pemindahtanganan harta gerak (movableproperty) dari suatu pangkalan tetap (fixed base) yang tersedia bagi orang yangmelakukan pekerjaan bebas (independent personal service), dapat dikenakan pajakdi negara tempat pangkalan tetap tersebut berada.

Keuntungan yang diperoleh dari pemindahtanganan harta lainnya, hanyadapat dikenakan pajak di negara domisili dari pihak yang melakukanpemindahtanganan harta tersebut.

SIMULASI

1. ABC International, Inc., sebuah perusahaan Amerika Serikat yangbergerak di bidang pertambangan minyak & gas bumi mendapat hak konsesi dariPERTAMINA untuk melakukan eksplorasi & eksploitasi migas di Kawasan Teluk Jabo,NTT. Setelah kegiatan eksplorasi & eksploitasi berjalan, ABC International,Inc., berkewajiban membayar royalty kepada PERTAMINA sebesar 0,1% dari crude oilyang ditambang. Di tahun 1998, ABC International, Inc. menjual hak konsesipenambangan tsb kepada XYZ, Ltd., yang juga perusahaan minyak & gas bumiAmerika. Atas penjualan tsb., ABC International, Inc. memperoleh keuntungansebesar USD 5,000,000Pertanyaan :Bahas aspek perpajakan internasional transaksi tsb. Berdasarkan P3B RI-USA danprosedur pemajakannya menurut UU domestik !

2. Tn. Ho Kie Sek Ali adalah WNI yang telah menetap di Hongkong selama10 tahun. Ia memiliki rumah di Jl. Asemka, Jakarta yang dikontrakkan kepada PT.Demo Anti Kekerasan (PTDAK). Nilai kontrak per-tahun sebesar USD 30,000 terdiriatas : rental space USD 20,000; service charge USD 2,500; dan maintenance chargeUSD 7,500.Pertanyaan :Bagaimana status pemajakan atas transaksi di atas ?

PRINSIP PEMAJAKANATASPENGHASILAN DARI MODALTAXATION ON CAPITAL INCOME

DIVIDEN/DIVIDEND

Hak utama pemajakan (primary taxing right) atas dividen terdapatpada negara domisili. Tarif pajak atas dividen dikenakan penuh sesuai dengan UUpajak domestik.

Negara sumber (tempat penanaman modal/asal dividen) diberikan jugahak pemajakan sekunder atas dividen (secondary taxing right) yang terbatassebesar tarif yang ditentukan (disepakati) dalam P3B (reduced rate).

Penerapan reduced rate di negara sumber dapat diperlakukan kepada :q Siapa saja asalkan penerima dividen; atauq Terbatas kepada penerima dividen yang merupakan beneficial ownerdari dividen yang bersangkutanTergantung pada ketentuan yang terdapat dalam P3B.

Dalam hal investasi modal untuk mana dividen yang dibayarkanmemiliki hubungan efektif (effectively connected) dengan suatu BUT (permanentestablishment), maka yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan mengenai laba usaha(business profit) dan bukan ketentuan-ketentuan mengenai dividen.

Laba dari suatu BUT yang telah dikenakan pajak (net profit after taxof a PE) yang dikirim ke Kantor Pusatnya, umumnya dikenakan pajak tambahan yangmerupakan Branch Profit Tax. Besarnya reduced rate dari Branch Profit Taxdidasarkan pada ketentuan P3B.

Istilah (definisi) umum dividen dalam P3B :Income from :q Shares (saham)q Jouisance shares (saham tanpa penyertaan) atau jouisance rights(tanda-tanda yang bukan merupakan saham tetapi mendapatkan hak atas pembagianlaba/keuntungan)q Mining sharesq Founders shares (saham pendiri)q Other rights not being debt claim, participating in profits, as wellas income from other corporate rights which is subjected to the same taxationtreatment as income from shares by the laws of the States (hak lainnya untukikut serta dalam pembagian laba/keuntungan yang tidak merupakan piutang maupunpenghasilan dari hak perusahaan lain, yang oleh hukum pajak negara dimanaperusahaan yang melakukan pembagian laba tsb. berkedudukan, dipersamakan denganpenghasilan dari saham)

Pembedaan dividen dalam P3B (akan berpengaruh pada reduced taxtreaty applicable rate) :q Intercorporate Dividend Hubungan holding-subsidiary Cross-shareholding Direct investment Substantial holding Deelneming Pesertaan (sara-sara)

q Portofolio Dividend Kepemilikan saham dalam hubungan memperbungakan uang Belegging

BUNGA/INTEREST

Hak utama pemajakan (primary taxing right) atas bunga terdapat padanegara domisili. Tarif pajak atas bunga dikenakan penuh sesuai dengan UU pajakdomestik.

Negara sumber (tempat asal bunga) diberikan juga hak pemajakansekunder atas bunga (secondary taxing right) yang terbatas sebesar tarif yangditentukan (disepakati) dalam P3B (reduced rate).

Penerapan reduced rate di negara sumber dapat diperlakukan kepada :q Siapa saja asalkan penerima bunga; atauq Terbatas kepada penerima bunga yang merupakan beneficial owner daribunga yang bersangkutanTergantung pada ketentuan yang terdapat dalam P3B.

Bunga akan dianggap berasal dari suatu negara (negara sumber) jika pembayarbunga adalah negara itu, bagian politiknya, pemerintah daerahnya, penduduknegara itu, atau bunga tsb. dibebankan kepada BUT atau pangkalan tetap (fixedplace) yang ada di negara itu.

Jika penerima bunga adalah pemerintah atau bank sentral, atas bungatsb. tidak dikenakan pajak di negara sumber.

Dalam hal pinjaman untuk mana bunga yang dibayarkan memilikihubungan efektif (effectively connected) dengan suatu BUT (permanentestablishment), maka yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan mengenai laba usaha(business profit) dan bukan ketentuan-ketentuan mengenai bunga (interest).

Istilah (definisi) umum bunga dalam P3B :Income from :q Debt-claims of every kind (klaim utang apa saja, baik surat-suratperbendaharaan negara, obligasi, atau surat-surat utang lainnya)q Whether or not secured by mortgage (dijamin ataupun tidak dijamindengan hipotik)q Whether or not carrying a right to participate in the debtors profit(baik berhak maupun tidak terhadap bagian laba debitur)q In particular, income from government securities (surat-suratberharga pemerintah)q Bonds or debenturesq Other income assimilated to income from money lent by the taxation lawof the State in which income arises (penghasilan lain sehubungan denganpeminjaman uang yang berdasarkan UU perpajakan negara dimana utang tsb. terjadi,dipersamakan dengan bunga)

Beberapa P3B (Perancis & Phillipina) membedakan reduced tax treatyapplicable rate untuk bunga ke dalam kategori :q Interest from public issues bonds (Phillipina)q Interest paid to bank or to another enterprise (France)q Interest paid by (France) : Bank Financial institution Enterprises yang bergerak di bidang : agriculture, plantation,forestry, fishery, mining, manufacturing, industries, transportation, low costhousing projects, tourism and infrastructure

ROYALTI (ROYALTY)

Hak utama pemajakan (primary taxing right) atas royalty terdapatpada negara domisili. Tarif pajak atas royalty dikenakan penuh sesuai dengan UUpajak domestik.

Negara sumber (tempat asal royalty) diberikan juga hak pemajakansekunder atas royalty (secondary taxing right) yang terbatas sebesar tarif yangditentukan (disepakati) dalam P3B (reduced rate).

Penerapan reduced rate di negara sumber dapat diperlakukan kepada :q Siapa saja asalkan penerima royalty; atauq Terbatas kepada penerima royalty yang merupakan beneficial ownerdari royalty yang bersangkutanTergantung pada ketentuan yang terdapat dalam P3B.

Dalam hal hak atau harta untuk mana royalty yang dibayarkan memilikihubungan efektif (effectively connected) dengan suatu BUT (permanentestablishment), maka yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan mengenai laba usaha(business profit) dan bukan ketentuan-ketentuan mengenai royalti (royalty).

Istilah (definisi) umum royalty dalam P3B :Payment of any kind received as a consideration for (Pembayaran yang diterimadalam bentuk apapun sebagai jasa timbal atas) :q The use or the right to use (penggunaan atau hak penggunaan) : Any copyright of literary ( hakcipta karya sastra) Artistic or scientific work including cinematograph films (karya seniatau karya ilmiah, termasuk film sinematograf) Any patent (hak paten) Trade mark (merek dagang) Design or model Plan (Rencana) Secret formula or process (rumus/formula rahasia atau proses)q The use or the right to use (penggunaan atau hak penggunaan) : Industrial equipment Commercial equipment Scientific equipmentq Information concerning (informasi tentang pengalaman) di bidang : Industri Perdagangan Ilmu pengetahuan

Khusus P3B dengan Australia (komprehensif) :

1) The use of, or the right to use any copyright, patent, design ormodel, plan, secret formula or process, trademark or other like property orright;2) The use or the right to use any industrial, commercial or scientificequipment;3) The supply of scientific, technical, industrial or commercialknowledge or information;4) The supply of any assistance that is ancillary and subsidiary to andis furnished as a means of enabling the initial application of any such propertyor right as is mentioned in 1), any such equipment as is mentioned in 2) or anysuch knowledge or information as is mentioned in 3)5) The use of or the right to use :i. Motion picture film; orii. Films or video tapes for use in connection withtelevision; oriii. Tapes for use in connection with radio broadcasting6) Total or partial forbearance in respect of the use or supply of anyproperty or right referred above

Pembedaan royalty menurut saran Model Konvensi PBB :Royalty sebagai imbalan sehubungan dengan pemakaian : Harta berwujud (tangible asset) Harta tak berwujud (intangible asset) :q Intelectual propertyq Industrial property

SIMULASI

v American Transport, Ltd (ATL) adalah perusahaan Amerika yang memilikisaham 40% dari perusahaan transportasi Indonesia, PT. Indonesia Lalu Lintas(PILL). Sebesar 20% saham PILL dimiliki oleh Malayan Airland SDN Berhad (MASB)sedang sisanya dimiliki oleh perusahaan Indonesia lainnya, PT. Atmosfir Nirwana(PAN). Berdasarkan RUPS, di tahun 1997 PILL akan membagikan 50% laba setelahpajaknya sebesar Rp 5.000.000.000,- sebagai dividen kepada seluruh pemegangsahamnya sebanding dengan kepemilikan sahamnya.Pertanyaan :a) Sebutkan ketentuan perpajakan (baik domestik maupun P3B) yang terkaitdengan transaksi tersebut !b) Hitung kewajiban perpajakan yang harus dilakukan PILL serta apa syaratyang diperlukan untuk penerapan tax treaty rate !

PT. Astina International Motor (PAIM) selaku agen tunggal pemegangmerek (ATPM) dan agen perakitan mobil Kurawa di Indonesia mengikat kontrakperjanjian dengan Shumeo Mobil Corporation (SMC), sebuah perusahaan otomobilJepang, untuk pembuatan gambar bagian-bagian tertentu dari tiap tipe Kurawa yangakan dipasarkan di Indonesia. Untuk keseluruhanp gambar yang dibuat oleh SMC,pihak PAIM dikenakan drawing fee sebesar USD 700,000Disamping itu, dalam paket kontrak yang sama disebutkan pula bahwa pihak SMCjuga menyediakan jasa bantuan teknik kepada PAIM untuk merakit (assembling)gambar-gambar tersebut dengan nilai kontrak USD 300,000. Khusus untuk pembayaranjasa bantuan teknik tsb., PAIM ternyata membebankannya sebagian (dengan porsi40%) kepada PT. Alengka Mobil (PAM) yang merupakan distributor mobil Kurawa.

Instruksi :Bahas aspek perpajakan yang ada untuk masing-masing perusahaan (PAIM, MMC danPAM) secara komprehensif !

v Sing Computer Indonesia, Ltd (SCIL) adalah BUT yang terdaftar pada KPPBADORA dan merupakan salah satu cabang (branch) dari kantor pusat (HeadQuarter)-nya di Orchard Road, Singapore. Operasi BUT di Indonesia mencakupkeseluruhan penjualan dan jasa di bidang teknologi komputer.Pada tahun 1997, Financial Report SCIL menunjukkan adanya pembebanan(pembayaran) sbb :a. Licence fee atas penjualan computer software sebesar SGD 65,000kepada HQ-nya di Singaporeb. Interest loan sebesar SGD 30,000 kepada Singapore National Bank, Pte.Ltd. dan guarantee fee yang mem-back-up loan tsb. kepada HQ-nya di Singaporesejumlah SGD 3,000c. Management and consulting fee sebesar SGD 25,000 kepada HQ-nya dimanapihak kantor pusat mengirimkan 2 orang personal-nya ke BUT untuk jangka waktukurang lebih 4 buland. Technical service fee sejumlah SGD 10,000 kepada Hongkong HardwareTechnic, Inc., sebuah perusahaan hardware computer terkemuka di Hongkong.Pekerjaan jasa teknik ini, seluruhnya dilakukan di Hongkong.

Instruksi :a. Ulas aspek perpajakan internasional dari pembayaran-pembayaran diatas sesuai dengan ketentuan P3B antara Indonesia & Singapore !b. Hitung kewajiban perpajakan yang harus dilakukan SCIL ataspembayaran-pembayaran tsb. serta potential tax exposure yang dapat terjadi danjelaskan argumentasi Saudara !c. Jika laba setelah pajak dari BUT SCIL sebesar SGD 150,000 (equivalentdengan Rp 400.000.000) akan ditransfer ke HQ-nya di Singapore, kewajibanperpajakan apalagi yang harus dilakukan SCIL ?

PRINSIP PEMAJAKANATASPENGHASILAN DARI PEKERJAAN

PENGHASILAN DARI PEKERJAAN BEBAS(INDEPENDENT PERSONAL SERVICES)

Prinsip-prinsip pemajakan atas penghasilan dari pekerjaan bebas adalah :

Penghasilan dari pekerjaan bebas (income from independent personalservices) hanya dikenakan pajak di negara domisili, kecuali :q Jika pekerja bebas ybs memiliki pangkalan tetap (fixed base) yangsecara teratur digunakan untuk melakukan aktivitas/pekerjaanq Jika pekerja bebas ybs berada lebih dari waktu yang ditentukan dalamketentuan P3B (ketentuan mengenai uji waktu/time test)

Dalam 2 kasus di atas, negara sumber (negara di manakegiatan/pekerjaan tsb. dilakukan) dapat mengenakan pajak atas penghasilan daripekerjaan bebas :

q Jika pekerja bebas ybs memiliki pangkalan tetap (fixed base) yangsecara teratur digunakan untuk melakukan aktivitas/pekerjaan dari incomeattributable to fixed base.(Pemajakan dilakukan di negara sumber tanpa memperhatikan asal pembayaran =seluruh penghasilan yang dapat dianggap diperoleh oleh fixed base-nya di negarasumber).

q Jika pekerja bebas ybs berada lebih dari waktu yang ditentukan dalamketentuan P3B (ketentuan mengenai uji waktu/time test) sepanjang menerimapenghasilan yang bersumber dari negara sumber (menerima pembayaran dari penduduknegara sumber) dan melampaui suatu jumlah tertentu yang disepakati dalam P3B.

Istilah professional services secara umum meliputi :q Especially independent scientific (kegiatan ilmiah bebas)q Literary (kesusastraan)q Artistic (kesenian)q Educational or teaching activities as well as Independent activitiesq Physicians (fisikawan)q Lawyers (pengacara)q Engineers (teknisi)q Architects (arsitek)q Dentist (dokter gigi)q Accountant (akuntan)q Independent activities of a similar character (pekerjaan bebas lainyang memiliki karakter serupa)

PENGHASILAN DARI HUBUNGAN KERJA(DEPENDENT PERSONAL SERVICE)

Prinsip-prinsip pemajakan atas penghasilan dari hubungan pekerjaan adalah :

Penghasilan yang berasal dari hubungan pekerjaan (dependent personalservice) pada prinsipnya hanya dikenakan pajak di negara domisili.

Penghasilan yang berasal dari hubungan pekerjaan (dependent personalservice) dapat juga dikenakan pajak di negara sumber dalam hal (alternatif) :

q Penerima penghasilan berada di negara sumber lebih dari 183 hari dalamjangka waktu 12 bulan (atau uji waktu lain yang disepakati dalam ketentuan P3B);atau

q Penghasilan ybs. dibayarkan oleh atau atas nama pemberi kerja(majikan) yang merupakan penduduk negara sumber; atau

q Penghasilan ybs. dibebankan kepada suatu BUT (PE) atau pangkalan tetap(FB) yang berada di negara sumber.

Penghasilan atas dependent personal services yang diperoleh penduduksuatu negara sehubungan dengan pekerjaan di atas kapal (ship) atau pesawat udara(aircraft) dalam lalu-lintas internasional, dikenakan pajak di negara tempateffective management perusahaan.

SIMULASI

John Winston Lenon, penduduk Liverpool, Inggris, pada bulan Maret 1998dikirim oleh perusahaannya, Beatles Inc. yang berdomisili di Inggris, untukbekerja di Indonesia selama 2 bulan. Dalam penempatannya tsb., ia akan menerimagaji sebesar USD 7,000 per bulan. Gaji tsb., dibayarkan langsung oleh Beatles,Inc dan perusahaannya tsb., tidak memiliki BUT di Indonesia.

Instruksi :Bagaimana perlakuan pemajakan atas penghasilan yang diterima Mr. John WinstonLenon ?

v Tun Akbar Ahmad adalah penduduk Malaysia. Perusahaan tempat ia bekerja,Jangan Banyak Cakap Sdn Bhd (JBC), menempatkan ia di PT. Kerja Keras (PTKK) diJakarta sehubungan dengan Service Agreement yang ditandatangani JBC dan PTKK.Pekerjaan tsb. berlangsung dari 1 Januari 1998 sampai dengan 27 Februari 1998.Atas penempatan tsb., Tun Akbar Ahmad menerima gaji sebesar Rp 8.000.000 perbulan yang dibayarkan oleh PTKK.

Instruksi :Bagaimana perlakuan pemajakan atas penghasilan yang diterima oleh Tuan AkbarAhmad ?

Mr. Phillip Collins (K/3), seorang pengacara penduduk Amerika Serikat,dalam lawatannya ke Indonesia bertemu dengan teman Indonesianya semasa kuliahdulu, Tn. Andi Colek yang kemudian meminta bantuan untuk menangani kasus hukumperusahaan milik Tn. Andi Colek. Legal services yang dilakukan olehnyamengakibatkan Mr. Phillip Collins berada di Indonesia selama 10 bulan, terhitungdari tanggal 1 Februari 1997 s/d 30 November 1997. Untuk pekerjaannya itu, iamemperoleh legal advisory fee sebesar USD 100,000 yang dibayarkan oleh PT. ABCyang dipimpin oleh Tn. Andi Colek.

Instruksi :Bagaimana perlakuan perpajakan atas penghasilan legal advisory fee yangditerima oleh Mr. Phillip Colins ?

q Mr. Steven Tyler adalah warganegara USA dan untuk kepentingan pajakjuga merupakan penduduk USA. Perusahaan tempat ia bekerja, Aerosmith, Ltdberkedudukan di Washington DC, USA, menempatkan ia untuk proyek yang dikerjakanoleh BUT Aerosmith, Ltd di Indonesia selama 3 bulan, terhitung 1 Maret 1998 s/d31 Juli 1998. Proyeknya sendiri, berdasarkan kontrak, akan berlangsung selama 2tahun, mulai 1 Januari 1998.Gaji Mr. Steven Tyler sebesar USD 7,500 per bulan dibayarkan oleh Aerosmith,Ltd - USA. Oleh kantor pusatnya, biaya gaji tsb., dialokasikan kepada BUT yangkemudian direimburse oleh BUT dan dibebankan sebagai biaya gaji sebagaipengurang penghasilan BUT di dalam perhitungan SPT PPh Badan BUT.

Instruksi :Bagaimana perlakuan pemajakan atas penghasilan yang diterima oleh Mr. StevenTyler ?

PRINSIP PEMAJAKAN ATAS SPECIAL INCOME MENURUT KETENTUAN P3B

1. Directors fees (Penghasilan direktur)

Dapat dikenakan pajak di negara sumber (negara dimana perusahaanpembayar bertempat kedudukan) karena board of directors dianggap bersenyawadengan perusahaan. Istilah director yang digunakan dalam P3B berasal dari pengertianAnglo Saxon, yaitu : orang yang menjadi anggota board of directors danmenentukan strategi & policy perusahaan (bukan day to day management).Sementara, pengertian direktur di Indonesia adalah bagian dari manajemen danbekerja memimpin perusahaan (termasuk kategori dependent personal services).

2. Income earned by artists, entertainers, and athletes (Penghasilanseniman, penghibur, dan olahragawan)

Dapat dikenakan pajak di negara sumber (negara tempat aktivitaskesenian, hiburan, atau olahraga tsb dilangsungkan). Apabila penghasilan tsb tidak diterima langsung oleh seniman,entertainer, maupun olahragawan ybs, tetapi melalui agen atau badanpenyelenggara, maka penghasilan tetap dapat dikenakan pajak di negara tempatkegiatan kesenian, hiburan, atau olahraga tsb dilangsungkan/dilakukan.

3. Income from governmental functions/services and pensions (Gajipegawai negeri & pejabat negara dan pensiun)

Penghasilan dari jabatan pemerintah, termasuk uang pensiun-nya,hanya dikenakan pajak di negara domisili (negara dimana jabatan pemerintah itudiberikan/beban kas negara pembayar). Istilah pensiun didefinisikan sebagai pembayaran berkala, bukansebagai jasa timbal dari suatu prestasi yang dilakukan, melainkan merupakanpembayaran yang dilakukan setelah hubungan dinas/kerja diputuskan (berkaitandengan hubungan kerja di masa lampau). Prinsip pemajakan umum :v Pembayaran dari kas negara sebagai balas jasa pelaksanaan fungsipemerintahan dikenakan pajak di negara sumber (= negara yang membayar).v Pembayaran pensiun dari kas negara dikenakan pajak di negara asal (=negara yang membayar).v Pembayaran pensiun dari dana-dana swasta dikenakan pajak di negaradomisili.

4. Income received by students and apprentices (Penghasilan siswa,mahasiswa, dan pemagang)

Jika memenuhi persyaratan yang ditentukan, hanya dikenakan pajak dinegara domisili. Persyaratan dimaksud, antara lain :q Pembatasan tentang macam pembayaran, misalnya pengiriman uang darinegara asal, uang balas jasa atau hasil kerja, uang subsidi, tunjangan, beasiswa, atau hadiah.q Pembatasan besarnya pembayaran/penghasilan yang diterimaq Pembatasan jangka waktu pembayaran/penerimaan penghasilan (misalnya :untuk waktu maksimum 3 tahun, dsb).

5. Income earned by teachers & researchers (Penghasilan para guru, gurubesar, dan peneliti)

Jika memenuhi persyaratan yang ditentukan, hanya dikenakan pajak dinegara domisili. Persyaratan dimaksud, antara lain :q Keberadaannya di negara sumber adalah untuk keperluan ilmiah(pendidikan atau penelitian).q Tidak bersifat komersial.q Pembatasan jangka waktu tinggal yang tidak melebihi batas waktutertentu (lazimnya 2 tahun).q Yang bersangkutan sebelum berada di negara sumber, merupakan taxresidence negara mitra P3B.

Jika persyaratan dimaksud dipenuhi, maka penghasilan yangditerima/diperoleh para guru, guru besar, dan peneliti tidak akan dikenakanpajak di negara sumber tanpa mempersoalkan : siapa yang membayar (negara domisili atau negara sumber atau danaswasta negara domisili atau negara sumber) dan apakah penghasilan tsb akan dikenakan pajak di negara domisili atautidak

6. Other income (Penghasilan lain-lain)

Penghasilan lain (yang tidak tercakup dalam pasal-pasal khusus P3B =income which are not expressely mentioned), hanya dikenakan pajak di negaradomisili. Namun demikian, ada juga P3B yang mengatur bahwa other income dapatdikenakan pajak di negara sumber.

SIMULASI

Tn. Amir adalah mantan atase bidang ekonomi Indonesia pada negaraSingapore yang telah pensiun sejak tahun 1997. Di tahun 1998, karenakedekatannya dengan pihak dunia usaha Singapore, ia diminta untuk menjadi salahseorang board of director Singaindo Manufacturing, Pte. Ltd, sebuah perusahaanSingapore yang memfokuskan penjualannya kepada para supplier-nya di Indonesia.Untuk menjalankan fungsinya sebagai direktur, Tn. Amir berada di Singaporeselama 200 hari sepanjang tahun 1998. Dalam tahun itu, ia memperoleh penghasilandirector fee sebesar SGD 50,000 dan pensiun sebesar Rp 10.000.000,-

Pertanyaan :Bahas aspek perpajakan internasional atas penghasilan Tn. Amir menurutketentuan P3B antara RI & Singapore, terutama yang menyangkut :a) pemajakan atas directors feeb) pemajakan atas pensiunc) pemajakan atas seluruh penghasilan

v Dream Theatre, sebuah kelompok musik progressive rock Amerika, menunjukdengan promotor music Earache - Hongkong sebagai agennya untuk mempromosikanalbum terbarunya di kawasan Asia Pacific. Di Indonesia, Earache menandatanganikontrak senilai USD 40,000 dengan PT. Musikindo untuk penyelenggaraan konserDream Theatre di Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Instruksi :Bahas aspek perpajakan internasional atas transaksi di atas !

Kelompok kesenian profesional Sriwedari diminta oleh Pemda JawaTengah untuk mengadakan promosi wisata daerah Jateng di Malaysia. Kegiatan itudidanai seluruhnya oleh pihak Pemda Jateng. Acara pementasan di beberapa kota diMalaysia didukung oleh sebuah Biro Perjalanan Wisata Malaysia yang membayarbalas jasa sebesar Rp 50.000.000,- terhadap aksi panggung kelompok Sriwedariuntuk masa pertunjukan 3 kali seminggu itu.

Instruksi :Bahas dan berikan pendapat saudara atas aspek perpajakan internasionalkejadian tsb menurut P3B RI dan Malaysia !

Beberapa penduduk USA mendatangi Saudara dan menanyakan apakah pihakfiskus Indonesia berwenang mengenakan PPh atas penghasilan yang mereka terima diIndonesia. Berikan jawaban anda (yang singkat tapi informatif) apabila informasiyang Saudara terima dari orang-orang tsb terbatas pada :a) I am a chemistry teacher in the British International School,Serpongb) I am an archeology student at the University of Indonesia, Depokc) I am an assistant manager of Washington Engineering & Construction,Inc., USAd) I am an ambassador posted in Indonesiae) I am a dentistf) I am a finance manager of PT. Bolak Balik, Jakarta

Instruksi :Bahas seluruh aspek perpajakan internasional kasus di atas dengan melihatketentuan P3B antara Indonesia dan USA, khususnya mengenai ada-tidaknya wewenangfiskus Indonesia untuk mengenakan PPh serta persyaratannya) !

METODE-METODEPENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

1. Metode pembebasan/pengecualian (Exemption)

Subject exemption Biasanya diberlakukan terhadap anggota korps diplomatik, konsuler, danorganisasi internasional. Sesuai dengan hukum internasional universal, mendapat tax priviledge(hak istimewa pemajakan). Hanya dikenakan pajak oleh negara pengirimnya (sending state) sebagaipemegang hak pemajakan eksklusif.

Object/income exemption Full exemption (Exemption without progression) Mengecualikan penghasilan (kerugian) LN dari dasar pemajakan WPDN. Exemption with progression Penghasilan LN dibebaskan dari pajak domestik, namun untuk keperluanpenghitungan pajak, pengaruh progresi penghasilan LN terhadap pengenaan pajakatas penghasilan global, tetap dipertahankan. Jika negara domisili memberlakukan tarif sepadan (proporsional atauflat rate) pengaruh progresi = nihil. Progresi akan berpengaruh positif apabila penghasilan LN negatif(rugi) karena merupakan pengurang dasar penghitungan pajak atas penghasilanglobal.

Tax exemption Tax exemption at the top Tax exemption at the bottom Proportional tax exemption

2. Metode kredit pajak (tax credit)

Full tax credit (kredit penuh) Mengurangkan pajak yang terutang/dibayar di LN sepenuhnya terhadappajak domestik yang dialokasikan terhadap penghasilan dimaksud. Jika tarif pajak negara domisili > dari tarif pajak negara sumber WPakan melakukan pembayaran pajak tambahan (kurang bayar). Jika tarif pajak negara domisili = dari tarif pajak negara sumber kredit pajak penuh menyerap (dan mengurangi) pajak domestik (tidak adapembayaran pajak tambahan (Nihil). Jika tarif pajak negara domisili < dari tarif pajak negara sumber WPakan meminta pengembalian pajak (tax refund). Hal ini berarti negara domisilimemberikan subsidi kepada WP untuk membayar pajak di LN dalam rangkamempertahankan netralitas ekspor kapital.

Ordinary/normal tax credit (kredit terbatas) Pengurangan pajak LN terhadap pajak domestik dengan batasan jumlahterendah antara :q Pajak domestik yang dialokasikan kepada penghasilan LN (batasanteoretis), danq Pajak yang sebenarnya terutang atau dibayar di LN (batasan faktual)atas penghasilan LN yang termasuk dalam penghasilan global

Dapat dilakukan penghitungan secara : Bergabung (overall) Tiap negara (per country) Basket-limitation : kombinasi antara metode overall dan sumber tiapnegara dengan memperhatikan kategori penghasilan dan tarif pajak yang berlaku dinegara luar tempat sumber penghasilan (contoh : USA)

Matching/sparing tax credit (kredit fiktif) Diberikan oleh negara domisili investor terhadap pajak yang seharusnyadikenakan oleh negara sumber apabila seandainya negara sumber tidak membebaskanpajak tsb berdasar ketentuan perangsang iklim investasi. Jumlah kredit dapat sebesar tarif pajak negara sumber (full) atausembarang (proporsional atau berdasarkan prosentase tertentu).

Metode kredit pajak sehubungan dengan penghasilan dari anakperusahaan LN, berupa penghasilan dividen, dapat dilakukan dengan : Kredit langsung (direct tax credit) kredit terhadap pajak atasdividen. Kredit tidak langsung (indirect tax credit) kredit terhadap pajakatas laba anak perusahaan yang terkait dengan dividen tsb.

3. Metode lainnya (Manual Pires dalam International Juridical DoubleTaxation on Income)

Metode yang dikaitkan dengan pajak : Pembagian pajak (tax sharing) antara negara domisili dan negarasumber. Pembagian hak pemajakan (division of taxing power) dengan penentuantarif pajak maksimum atas penghasilan yang diperoleh WPLN. Keringanan tarif (reduction of the rate) terhadap penghasilan LN. Pengurangan pajak (reduction of the tax) dengan suatu jumlah tertentu(%) dari penghasilan LN. Pemajakan dengan jumlah tetap (lumpsum atau forfait taxation).

Metode yang dihubungkan dengan penghasilan :q Klasifikasi (atribusi, divisi atau distribusi) penghasilan sesuaidengan kategori tertentu untuk menentukan pemajakan antara negara sumber dannegara domisili.q Pengurangan pajak LN dari PKP (deduction method)q Pengurangan penghasilan LN

PENCEGAHANPAJAK BERGANDA INTERNASIONAL

Ketentuan pencegahan pajak ganda (double taxation) dalam P3B, terdiri atas 3(tiga) lapisan, yaitu :

1. Pencegahan pajak ganda melalui pencegahan dual residence Dual residence menimbulkan beban pajak ganda yang paling berat diselesaikan dengan memperhatikan tahapan :q letak kepentingan pokok (vital interest);q letak tempat tinggal tetap (permanent home);q kebiasaan berdiam (habitual abode);q atau kedudukan effective management atau letak pengorganisasian (wherethe company is organized/incorporated).

2. Perangkat pencegahan pajak ganda lapis kedua, terdiri dari : Pembagian hak/wewenang pemungutan pajak antara negara domisili dengannegara sumber (sharing of taxing right) Merupakan sebagian besar isi dari P3B dengan menerapkan pembagianhak pemajakan antara negara domisili dan negara sumber untuk jenis-jenispenghasilan sbb :a. Income from immovable (real) propertyb. Income from business profitc. Income from shipping, inland waterways transport, and air transportd. Dividende. Interestf. Royalty and technical servicesg. Capital gainsh. Independent personal services incomei. Dependent personal services incomej. Directors feek. Artist, entertainers, and sportsmens incomel. Pensionsm. Income from government servicesn. Income earned by students and apprenticeso. Other (not expresselly mentioned income)

Metode-metode yang dapat dipakai oleh negara domisili untukmengeliminasi beban pajak berganda (methods of the elimination of doubletaxation or relief of double taxation) Exemption methods Credit methods Others

3. Mutual Agreement Procedures (MAP)Contoh : Kasus Representative Office yang semata-mata melakukan penelitianpasar & sales promotion (non-PE) dengan Jepang MAP : dikeluarkannya KMK634/1994 tentang Norma Penghitungan Khusus 0,44% dari nilai ekspor bruto(final). Kasus kontrak Turn-key project dengan pihak Jerman, dimana KantorPusat (HO) perusahaan Jerman memproduksi dan mengekspor barang langsung keIndonesia, meskipun pelaksanaan proyek itu di-manage dan diawasi oleh BUT-nya diIndonesia (Force of attraction rule tidak berlaku dalam P3B RI-Jerman) MAP :dibuat ketentuan mengenai norma penghitungan penghasilan neto dari supply barangyang disediakan oleh pemborong yang menyatakan bahwa 5% dari harga barang-barangyang di-supply oleh HO merupakan penghasilan BUT.

Anton Panjaitananton.p@...> wrote:Mungkin saya bisa bantu,

Maksud dari arm's length dalam OECD atau UN adalah setiap transaksiantara 2 pihak yang memungkinkan adanya efek kepanjangan tangan (arm'slength) dari satu pihak terhadap pihak lain sehingga dar perspektiftaxation terjadi indikasi transfer pricing ataupun conflik of interestdalam transaksi itu. Mungkin ada yang bisa dibantu tambahkan?

Rgds

-----Original Message-----From:[email protected][mailto:[email protected]]On Behalf Of erisSent: Monday, 2 January 2006 10:46 AMTo:[email protected]: Re: [forum-pajak] Arm's length di OECD dan UN Tax Treaty Modelmaksudnya apa ya?

P' Iwan

Saya coba bantu ni, Mingkinteman2 juga bisa nambahan..OECD & UN Model adalah dua proses pengadaan P3B (Tax Treaty) yang berlaku secara umum di Dunia.Untuk Organization for Economic Cooperation and Development Model (OECD) adalah Model P3B yang dibuat berdasarkan kepentingan negara2 maju, sedangkanUnited Nations Model ( UN Model) adalah model P3B atas kepentingan negara2 Berkembang.Model P3B Indonesia adalah merupakan Modifikasi dari UN Model.Sesuai dengan azas sumber (source principle), Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia akan mengenakan pemotongan PPh Pasal 26 atas penghasilan berupa bunga, dividen dan royalti yang bersumber dari Indonesia yang diterima oleh subjek pajak luar negeri. Namun demikian, jika penerima penghasilan adalah resident dari negara mitra P3B Indonesia maka ketentuan dalam Undang-undang PPh tersebut tidak berlaku sepanjang ada konflik pengaturan antara UU PPh dengan P3B yang berlaku.Dalam suatu P3B, terdapat ketentuan tentang bagaimana pembagian hak pemajakan antara negara sumber dan negara domisili atas penghasilan berupa bunga, dividen dan royalti. Yang dimaksud dengan negara domisili (resident country) adalah negara tempat penerima penghasilan berupa bunga, dividen dan royalti berdomisili dan menjadi subjek pajak dalam negeri di negara tersebut. Negara sumber (source country) di fihak lain adalah negara tempat penghasilan berupa bunga, dividen dan royalti berasal atau timbul.Prinsip Pemajakan DividenDalam OECD Model, prinsip pemajakan atas dividen ini diatur dalam Pasal 10. Berdasarkan Pasal 10 ini, negara domisili berhak untuk mengenakan pajak pada penghasilan berupa dividen. Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan oleh sebuah perusahaan di negara kepada penduduk (resident) dari negara domisili dapat dikenakan pajak di negara domisili.Dividends paid by a company which is a resident of a Contracting State to a resident of the other Contracting Statemay betaxedin that other StateDividen yang dibayarkan oleh suatu perusahaan yang merupakan penduduk suatu Negara pihak pada Persetujuan kepada penduduk Negara pihak lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lainnyaNamun demikian, negara sumbet juga diberikan hak untuk mengenakan pajak terhadap dividen yang dibayarkan kepada penduduk negara domisili dengan pembatasan tarif. Hal ini diatur dalam paragraf kedua dari Pasal 10 OECD Model.However, such dividends may also be taxed in the Contracting State of which the company paying the dividends is a resident and according to the laws of that State, but if the beneficial owner of the dividends is a resident of the other Contracting State,the tax so charged shall not exceed:a)5 per cent of the gross amount of the dividends if the beneficial owner is a company (other than a partnership) which holds directly at least 25 per cent of the capital of the company paying the dividends;b)15 per cent of the gross amount of the dividends in all other cases.Namun demikian, dividen tersebut dapat juga dikenakan pajak di Negara dimana perseroan yang membayarkan dividen tersebut adalah penduduk dan sesuai dengan hukum Negara tersebut, tetapi apabila pemilik saham yang menikmati dividen tersebut adalah penduduk dari Negara pihak lainnya, pajak yang dikenakan tidak akan melebihi:a) 5 persen dari jumlah kotor dividen apabila pemilik manfaat adalah perusahaan (selain persekutuan) yang memegang secara langsung paling sedikit 25 persen dari modal perseroan yang membayarkan dividen;b) 15 persen dari jumlah kotor dividen dalam hal lainnya.Frasa shall not exceed menunjukkan bahwa ada batas maksimum tarif yang boleh dikenakan oleh negara sumber. Dalam OECD Model ini, batas maksimum tarifnya adalah 5% jika dividen ini berasal dari penyertaan langsung yang memiliki batas kepemilikan saham paling sedikit 25% dan 15% untuk kepemilikan saham di bawah 25%. Angka-angka ini akan bervariasi dalam berbagai P3B sesuai dengan hasil perundingan antara Indonesia dengan negara-negara mitra P3B.Dalam UN Model, konstruksi Pasal 10 ini hampir sama dengan OECD Model. Yang membedakan adalah bahwa dalam UN Model, persentase tarif dikosongkan dan batas kepemilikan untuk penyertaan langsung yang lebih rendah yaitu 10% saja.Prinsip Pemajakan BungaSama dengan prinsip pemajakan atas dividen, pada prinsipnya hak pemajakan atas bunga ada pada negara domisili tetapi hak pemajakan ini tidak bersifat ekslusif karena negara sumber juga diberikan hak untuk mengenakan pajak dengan batasan tarif. Perhatikan isi dari Pasal 11 paragraf pertama dan kedua draft P3B OECD Model di bawah ini.1. Interest arising in a Contracting State and paid to a resident of the other Contracting Statemay be taxedin that other State.Bunga yang berasal dari suatu Negara dan dibayarkan kepada penduduk Negara pihak lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lainnya.2. However, such interest may also be taxed in the Contracting State in which it arises and according to the laws of that State, but if the beneficial owner of the interest is a resident of the other Contracting State,the tax so charged shall not exceed10 per cent of the gross amount of the interest. The competent authorities of the Contracting States shall by mutual agreement settle the mode of application of this limitationNamun demikian, bunga tersebut dapat juga dikenakan pajak di Negara di mana ia muncul dan sesuai dengan hukum Negara tersebut, tetapi apabila pemilik manfaat dari bunga tersebut adalah penduduk Negara pihak lainnya, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi 10 persen dari jumlah bruto bunga. Para pejabat yang berwenang dari kedua Negara pihak harus melalui kesepakatan bersama menyelesaikan cara penerapan pembatasan iniKata-kata may be taxed pada paragraf pertama menunjukkan hak pemajakan negara domisili yang tidak ekslusif. Pargraf kedua OECD Model ini memberikan juga hak pemajakan kepada negara sumber dengan batas maksimum tarif sebesar 10% atas jumlah bruto penghasilan bunga.Prinsip Pemajakan RoyaltiBerbeda dengan pemajakan atas dividen dan bunga, prinsip pemajakan atas royalti dalam OECD Model memberikan hak ekslusif kepada negara domisili untuk mengenakan pajak. Dengan