Top Banner
i “PERJALANAN COKEKAN” (Sebuah Film Dokumenter tentang kehidupan grup Cokekan di Kota Surakarta dan kondisi kesenian Cokekan saat ini ) Tugas Akhir Video Dokumenter Disusun Oleh : Fathoni Nurkholis D0202049 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
48

“PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

Mar 03, 2019

Download

Documents

duongnguyet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

i

“PERJALANAN COKEKAN”

(Sebuah Film Dokumenter tentang kehidupan grup Cokekan di Kota Surakarta dan kondisi kesenian Cokekan saat ini )

Tugas Akhir Video Dokumenter

Disusun Oleh :

Fathoni Nurkholis

D0202049

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan

Dihadapan Panitia Ujian Tugas Akhir Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing Tugas Akhir

Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D NIP. 197102170 199802 1 001

Page 3: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

iii

PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Jumat

Tanggal : 29 April 2010

Panitia Ujian

Ketua : Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D

NIP. 19600813 198702 2 001 ( )

Sekretaris : Drs. Hamid Arifin, M.Si

NIP. 19600517 198803 1 002 ( )

Penguji : Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D

NIP. 19710217 199802 1 001 ( )

Mengetahui

Dekan FISIP UNS

Drs. Supriyadi, SU

NIP. 19530128 198101 1 001

Page 4: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

iv

MOTTO

....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, kecuali mereka

mau berusaha mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...

(Al-Qur’an, Surat Ar-Ra’d :11)

Sangat mudah membunuh waktu

Dan lebih mudah lagi bagi waktu untuk membunuh kita

You are what you think

(Walt Disney)

There are no gains without pains

(Benjamin Franklin)

Page 5: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

v

PERSEMBAHAN

Karya Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk Ibu Hj. Sukarjati dan Alm Bp. H.

Fadjar Nugroho

Untuk kakak-kakakku tercinta, keponakan-keponakanku, dan

Apriliani Laras Shinta

Serta seluruh pemain Cokekan

Page 6: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah. Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah

memberi rahmat dan hidayah hingga tugas akhir ini akhirnya dapat terselesaikan

melalui perjuangan panjang selama satu tahun lebih. Dalam film “Perjalanan Sang

Pemetik Siter” ini, penulis mencoba menggambarkan kehidupan para pengamen

Cokekan di Kota Solo pada khususnya.

Penulis berharap dengan film ini mampu memberi ruang lebih bagi para

pengamen Cokekan untuk mempertontonkan kemampuan yang mereka punya. Selain

itu, penulis juga berharap agar kesenian-kesenian seperti karawitan dan Cokekan pada

khususnya bias mendapat apresiasi yang lebih di mata masyarakat, khusunya di

kalangan generasi muda.

Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan

hanya milik Allah semata. Namun tanpa adanya bantuan-bantuan dari berbagai pihak,

akan lebih besar kesalahan-kesalahan terdapat pada karya ini. Untuk itu ijinkanlah

penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu terwujudnya karya ini. Terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Allah SWT, atas limpahan karunia dan rahmat-Nya hingga tugas akhir

ini dapat terselesaikan.

2. Kedua orang tuaku, Ibu Hj. Sukarjati, dan Alm. Bp. H. Fadjar Nugroho

atas semua pengorbanan, kesabaran, dukungan, kasih sayang dan

pengertiannya.

3. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Komunikasi serta Pembimbing Akademis pengganti bagi Penulis.

4. Bapak Sri Hastjarjo, S.Sos, PhD selaku Pembimbing Tugas Akhir yang

telah banyak mebantu penulis baik secara teknis maupun non-teknis.

5. Pak Tarno, Bu Kariyem, Pak Tukimin, dan Bu Ragini serta keluarga

besar Cokekan Pringgading, Bp. Dr. Drajat Tri Kartono dosen

Sosiologi FISIP UNS, Bp. Suraji ketua jrurusan Karawitan ISI Solo,

dan Mas Gembong Staf Dinas Pariwisata Solo atas kesediannya

menjadi nara sumber.

Page 7: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

vii

6. Kakak-kakakku tercinta Farichah Nurhayati, Khoirul Murod, Fauzi

Nurhadi, Ani Puspita, Fadhilah Nurhadiyati, dan Dicky Tupanisdiarto,

serta keponakan-keponakanku Fakhriyah Fatin, Arik Akhdan, Khayla

Nashita, dan Irfan Gerrard yang selalu memberikan motivasi dan

pengertian serta kesabarannya.

7. Apriliani Laras Shinta, atas semua pengorbanan, kesabaran, dukungan

yang tak kenal lelah, dan kasih sayang.

8. Teman-teman seperjuangan, Bayu, Nicky, Agus, Fida, Lies, Gathi, Tia.

9. M. Chrisnawardani, Aris, Ichi, Andri, Ade, Bambang, dan anak-anak

keluarga besar Psikopat.

10. Keluarga besar Komunikasi 2002 unggul.

11. Keluarga besar Futsal For Fun.

12. Keluarga besar Kine Klub FISIP UNS.

13. Teman-teman terbaik, Andy Rahman, Tom Udin, Aris Supriyanto,

Chory Chamdany, Soka Salena, Anang, Gita Pitaloka, Sofie, Bayu

Ciptadi, Yanuar Budi, Mustofa Salya, Heri Irwinanto, Liestria

Permana.

Serta semua pihak yang belum sempat kami sebutkan satu persatu

dalam tulisan ini, penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surakarta, 26 Januari 2010

FATHONI NURKHOLIS

Page 8: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………………………………………………………………………………. i

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………………... ii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………... iii

MOTTO……………………………………………………………………………. iv

PERSEMBAHAN…………………………………………………………………... v

KATA PENGANTAR……………………………………………………………... vi

DAFTAR ISI………………………………………………………………………viii

SINOPSIS…………………………………………………………………………... x

BAB I : LATAR BELAKANG...................................................................................1

BAB II : KERANGKA PEMIKIRAN........................................................................ 8

BAB III : VISI, MISI dan TUJUAN PENGGARAPAN.......................................... 19

BAB IV : FILM DOKUMENTER........................................................................... 20

BAB V : KESIMPULAN & SARAN…………………………………………....... 34

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 36

LAMPIRAN

Treatment.................................................................................................................. 37

Naskah………………………………………………………………………..…….42

Photo Board.............................................................................................................. 45

Shooting Script..........................................................................................................53

Shooting Breakdown................................................................................................. 56

Shot List.................................................................................................................... 58

Page 9: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

ix

Editing Script............................................................................................................ 60

Transkrip Pertanyaan Wawancara............................................................................ 65

Shooting Equipment..................................................................................................76

Tim Produksi............................................................................................................. 77

Budgeting.................................................................................................................. 78

Page 10: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

x

SINOPSIS

Fathoni Nurkholis, NIM D0202049, “Perjalanan Cokekan” (Sebuah Film

Dokumenter tentang tentang kehidupan grup Cokekan di Kota Surakarta dan kondisi

kesenian Cokekan saat ini), Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010

Film dengan genre dokumenter mengisahakan betapa sulitnya grup Cokekan

saat ini untuk mencari nafkah, sementara hanya pengalaman dan kemampuan bermain

Cokekan yang mereka miliki. Mereka terbentur oleh selera masyarakat yang berubah

seiring dengan arus perkembangan jaman. Ketika kultur-kultur feodal yang menopang

kesenian ini telah jatuh, maka komunitas Cokekan ini tidak lagi mampu bersaing

dengan kesenian-kesenian yang ada saat ini.

Semakin tergerusnya Cokekan, ditambah lagi dengan faktor usia para

pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, membuat suatu kekhawatiran kalau suatu saat

musik atau kesenian ini akan punah. Film ini mencoba menggambarkan bahwa

Cokekan merupakan suatu kesenian yang layak untuk dipertahankan. Karena Cokekan

menawarkan sesuatu yang tidak terdapat pada kesenian lain, yaitu sajian musik yang

mampu membuat hati terasa damai, tenang, atau yang sering kita sebut klangenan ati.

Page 11: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xi

SYNOPSIS

Fathoni Nurkholis, NIM D0202049, “Perjalanan Sang Pemetik Siter” ( A Documentary About A siter Player In Surakarta), Majoring on mass communication, Faculty of Politics and Socials Science, Sebelas Maret University,2010. A film with documentary genre tries to expose the journey of a group of cokekakan player in Surakarta. Mr. Tarno, A cokekakan player comes from Ngawi, East Java. Try to look for his fortune with his wife in Surakarta. Any kind of job he has tried until he became a cokekan player. Highly motivated to preserve to the original culture of Java, all at once because of his lack of capital, and with his ability to play kendang and siter, Mr. Tarno goes to a restaurant to another in Surakarta. Because the taste of people that always changed, cokekan missed its fans, especially for youngster, and the domination of popular culture. It’s hard for cokekan to enter the music industry with its entire limit.

BAB I

LATAR BELAKANG Indonesia merupakan bangsa multikultural. Oleh karena itu setiap daerah

memiliki budaya dan kebudayaannya masing-masing. Menurut E.B Tylor (1871)

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan

oleh manusia sebagai anggota masyarakat.1

Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan, seperti yang ada di

Indonesia kesenian yang berkembang adalah kesenian tradisional. Kesenian memiliki

berbagai bentuk salah satunya adalah seni musik. Mulai dari alat musik sampai

dengan irama lagu yang berbeda-beda dengan ciri khas masing-masing di tiap-tiap

daerah. Di tanah Jawa sendiri beragam kesenian bermunculan, salah satunya adalah

seni karawitan. Karawitan adalah jenis karya estetik musikal yang menggunakan

tangga nada pentatonik.2

1 Soerjono Soekanto, Sosiologi : Suatu Pengantar.Rajawali Pers,1990,Halaman 172 2jogjanews.com/2009/11/02/kesenian-pakem-vs-kesenian-kontemporer/

Page 12: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xii

Dalam jagat seni musik tradisional Jawa, seni karawitan pun mengalami

nasib yang hampir sama. Tragisnya, di dunia seni karawitan itu sendiri terjadi

perbenturan antara yang beraliran klasik dengan yang cenderung "ngepop", mungkin

berbeda dengan nasib seni karawitan gaya Cianjuran, Jaipongan atau Goyang

Karawang, yang merupakan ikon kekhasan Jawa Barat dan seakan tak pernah

berbenturan.

Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik yang biasa di

sebut gamelan. Gamelan jelas bukan alat musik yang asing bagi peminat kesenian.

Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik

baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik

gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama.

Gamelan Jawa merupakan sebuah bentuk gamelan yang berbeda dengan

Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih

lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda

yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar,

karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama

musik gamelannya.

Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah

keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak

sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan

toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang

sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara

gong pada setiap penutup irama 3.

3 http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-cultural-performance/gamelan-show/

Page 13: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xiii

Untuk menata segala kehidupan menjadi selaras dalam kehidupan duniawi

dan rohani/ batin adalah pandangan hidup dan kesehari-harian masyarakat jawa pada

umumnya, misalnya cara berbusana yang serasi (tidak kontras, tidak seronok, tidak

selalu mencari perhatian), keselarasan dalam berbicara meskipun sedang dalam emosi

batin yang meledak-ledak tetap berusaha santun dalam mengungkapkan isi hatinya.

Ngono ya ngono nanging aja ngono (begitu ya begitu tapi jangan begitu) adalah

peribahasa jawa dalam mengungkapkan keselarasan dapat menahan emosi 4.

Keselarasan berarti dirinya dapat mengatur keseimbangan emosi dan

menata perilaku yang laras, harmonis dan tidak menimbulkan kegoncangan. Saling

menjaga diri, saling menjaga cipta, rasa, karsa dan perilaku, adalah pandangan hidup

dan realitas hidupnya walau terjadi ritme-ritme karena dinamika kehidupan

masyarakat. Dari sini maka irama Gendhing atau musik dari Gamelan termasuk

tembang jawa itu disusun dan dibuat.

Boleh jadi perkembangannya dimulai dari kenthongan, tepukan tangan,

pukulan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis, dsb. Lalu alat musik jawa itu

berkembang dalam bentuk bilahan kayu, bambu atau lempengan besi, lembaran kulit

dan bambu yang dilubangi. Setelah menjadi seperangkat alat musik kemudian

dinamai Gamelan, mula-mula untuk mengiringi tarian, dan semakin semarak karena

di dukung lagu (tembang) oleh penyanyi (swarawati/wiraswara). Kemudian berfungsi

pula untuk menyemarakkan upacara-upacara Namun yang paling intensif ialah untuk

mengiringi pagelaran wayang atau tari dan seni panggung (kethoprak atau sendratari).

Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set

alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong

dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan

4 http://semarasanta.wordpress.com/2007/09/12/gamelan-simponi-musik-jawa-bercita-rasa-keselarasan-hidup/

Page 14: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xiv

adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam

pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang

panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama

gending 5.

Di Solo misalnya, upacara Kirab Gunungan Sekaten pada bulan Maulid

untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW, dari Karaton Kasunanan

Surakarta ke Mesjid Agung di Alun-alun Utara juga diiringi irama Gendhing

Carabalen dari perangkat Gamelan yang terdiri dari saron, centhe, keprak, kenong.

Selama sepekan, maka Gamelan yang terdiri dari Kyai Guntursaroi dan Gunturmadu

dikumandangkan oleh para niyaga (penabuh/pemusik) Karaton dari Bangsal

Pradangga di halaman Masjid Agung.

Citra sebagai kota budaya sudah melekat cukup lama di kota Solo. Citra

ini tidak terlepas dari keberadaan dua lembaga adat budaya Jawa yang hingga kini

masih bertahan, yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran.

Hampir tiap tahun kedua lembaga ini menggelar perhelatan adat tahunan. Mulai dari

Grebeg Besar, Kirab pusaka Kebo Bule ”Kiai Slamet”, Jumenengan Sinuhun Paku

Buwono, Malam Selikuran, serta Syawalan. Ditambah dengan kegiatan-kegiatan rutin

lainnya seperti latihan tari, sinden dan sebagainya. Selain itu Kota Solo telah

memunculkan banyak nama seniman-seniman kondang, seperti Gesang, Waldjinah,

Slamet Gundono, Eko Supriyanto, Anom Suroto, dan sebagainya.

Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman, Kota Solo seakan-akan

kehilangan ”roh budaya”. Apabila dilihat dari keberadaannya di masa lampau sebagai

pusat budaya Jawa, orang Solo tak lagi berbudaya Jawa. Pemaknaan budaya Jawa

berarti menggunakan bahasa Jawa, menulis dengan aksara Jawa, dan berpakaian

5 http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-cultural-performance/gamelan-show/

Page 15: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xv

Jawa. Berbudaya Jawa juga berarti berperilaku menurut budaya Jawa. Hal ini hanya

terlihat dalam acara-acara adat.

Menurut pemerhati budaya di Kota Solo, Winarso Kalinggo, orang Solo

tidak lagi berperilaku Jawa karena pemandangan di hadapan mereka saat ini adalah

pemandangan modern, bukan lagi pemandangan yang identik dengan budaya Jawa.

Bukan berarti menolak modernitas, misalnya saja bangunan mal di Solo bukan tidak

mustahi dibuat dengan arsitektur Jawa, menampilkan tulisan Jawa, dan menghadirkan

suasana mal dengan alunan gendhing Jawa.

Sujamto dalam bukunya Otonomi, Birokrasi, dan Partisipasi, menyebutkan

esensi budaya Jawa adalah religius, nondoktriner atau nondogmatis, toleran,

akomodatif, dan optimistis. Jadi etos orang Jawa lebih beroientasi pada kesempurnaan

batin ketimbang segi-segi lahiriah ataupun materiil. Ini tercermin dari sebagian

falsafah yang dianut orang Jawa, yakni Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake,

dan sugih tanpa banda.

Terkikisnya kesenian-kesenian tradisional Jawa tidak luput juga karena

minimnya ruang untuk berapresiasi. Kesenian tradisional terkesan sulit, harus

memenuhi pakem, sehingga kecenderungan budaya Jawa lebih ke arah kontemporer

dimana seniman lebih bebas berkarya tanpa batasan pakem dan ruang apresiasi publik

terhadap seni budaya kontemporer lebih luas. Dalam hal ini terjadi perubahan pola

hidup ke arah matrealistis dan praktis.

Perubahan pola hidup ini berdampak pada perkembangan seni karawitan.

Di jaman yang serba cepat dan praktis ini, semakin sulit bagi para seniman karawitan

untuk mencari nafkah untuk memnuhi kebutuhan hidup. Mereka tidak bisa berdiam

diri, menunggu orang menyewa mereka untuk acara perkawinan misalnya. Terlebih

Page 16: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xvi

dengan munculnya organ tunggal atau campur sari, seni karawitan semakin

ditinggalkan.

Para seniman karawitan harus turun ke jalan, mengamen dari satu warung

ke warung yang lain untuk menyambung hidup. Namun tidak mungkin bagi mereka

membawa seperangkat alat gamelan komplit karena tidak efisien. Mereka hanya

bermodalkan siter, kendang, dan gong tiup yang terbuat dari bambu, untuk

memainkan musik, mengiringi sinden yang bernyanyi. Disinilah lahir sebuah kesenian

baru, mereka sering disebut dengan Siteran atau Cokekan.

Karena kepraktisan dan toleransinya dalam memainkan lagu (tidak hanya

lagu Jawa), selain itu karena harga yang lebih murah daripada menyewa seperangkat

gamelan komplit, Cokekan masih mendapat tempat dalam publik. Cokekan masih

sering diapakai untuk malam tirakatan, acara sunatan, bahkan mengisi di suatu hotel.

Pada perjalanan selanjutnya Cokekan dikenal sebagai seni barangan (ngamen).

Di Kota Solo, mayoritas para pemain Cokekan ini berasal dari daerah

Ngawi. Di Solo mereka menyewa sebuah kamar kos untuk menyimpan alat sekaligus

tempat menginap. Pada siang hari, mereka biasa mengamen di warung-warung

terkemuka di kota Solo. Sedangkan kalau malam hari mereka berkumpul mengamen

di selatan Keraton Mangkunegaran.

Cokekan pernah ditafsirkan sebagai musik Cina yang menyusup ke dalam

karawitan. Kesalahpahaman itu terjadi karena kesenian Cokekan disamakan dengan

Seni Cokek. Padahal keduanya adalah kesenian yang berbeda. Cokek adalah seni

musik yang berasal dari Betawi. Pada jaman itu Cokek difungsikan untuk menyambut

tahun baru Cina atau hari-hari padusan Cina. Pada kesempatan itu, orang-orang Cina

menyediakan instrumennya, sedangkan orang Jawa yang memainkannya. Instumen itu

terdiri dari 4 alat musik, yakni sebuah slompret dengan empat lubang, rebab Cina,

Page 17: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xvii

thing-thong berjumlah empat buah, dan kendang kecil berfungsi sebagai pengatur

irama.

Anggapan tersebut timbul karena adanya akulturasi budaya, dimana pada

zaman dahulu orang-orang tionghoa merupakan pedagang yang berlayar dari satu

negara ke negara lain. Bukti dari adanya akulturasi budaya pada gamelan adalah

adanya ukiran naga ( liong ) yang merupakan ciri khas dari bangsa cina pada

perangkat gamelan.6

Dalam karya ini penulis ingin memberikan kajian bahwa nasib para

pencokek saat ini mulai tidak jelas, diakibatkan oleh perubahan yang merupakan

pengaruh dari media yang kemudian menimbulkan budaya massa dan budaya pop.

Cerita para pencokek dan unsur yang mempengaruhi perubahan kebudayaan akan

dikaji dan disajikan lewat sebuah karya film dokumenter sebagai pembuka cakrawala

penulis pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

BAB II

DASAR PEMIKIRAN

2.1 Kebudayaan

Menurut Herakleitos, filsuf dari Yunani, ruang dan waktu adalah bingkai,

didalamnya seluruh realitas kehidupan kita jalani. Kita tidak bisa mengerti benda-

benda nyata apapun tanpa meletakkannya pada bingkai ruang waktu (Cassirer, 1987 :

63).

Lingkungan tempat manusia hidup sangat terbatas. Dan ruang itu dipenuhi

dengan hal-hal yang ditemui dan dialami oleh manusia. Selain hal tersebut, ada juga

unsur dan wujud yang diwarisi dan dipelajari dari peninggalan nenek moyang.

6 Hasil wawancara dengan Bapak Suraji

Page 18: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xviii

Peradaban manusia selalu dinamis dan mudah bereaksi pada kegiatan dalam suatu

lingkungan pada waktu tertentu. Individu atau suatu kelompok manusia

menginterpretasikan suatu peristiwa berbeda dengan individu atau kelompok manusia

dengan latar belakang yang berbeda. Dengan kata lain kita hidup dalam suatu

lingkungan yang membentuk sikap individu, kebudayaan masyarakat, dan lingkungan

alam.

Kebudayaan ibarat sebuah tenda yang menaungi berbagai aspek kehidupan

manusia. Semakin tinggi dan luas tenda, semakin sehat aspek-aspek kehidupan yang

berada di bawahnya, karena terbuka ruang lapang untuk mudah bergerak. Sebaliknya

semakin sempit dan rendah tenda yang menaungi membuat berbagai aspek yang

dalam naungannya semakin sempit, pengap dan tidak ada ruang gerak. Hal ini berlaku

untuk semua aspek kebudayaan seperti sistem kepercayaan dan religiusitas, kesenian,

bahasa, organisasi sosial politik, sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi dan

matapencaharian, dan pendidikan.

Pada hakekatnya bahwa budaya tidak akan terlepas dari perilaku manusia.

Budaya berkenaan dengan berbagai macam sistem tindakan manusia, segala sesuatu

yang dikerjakan manusia dan segala sesuatu yang dibuat oleh manusia. Seluruh

perbendaharaan perilaku manusia sangat bergantung pada budaya tempat manusia itu

dibesarkan. Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana mereka bertindak, bagaimana

mereka hidup dan berkomunikasi merupakan respon terhadap budaya mereka.

Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, keduanya saling berkaitan.

Budaya merupakan landasan komunikasi dan komunikasi terikat oleh budaya 7.

Budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa dan tentang apa, tetapi

budaya juga menentukan bagaimana komunikasi berlangsung, bagaimana orang

7 Jalaludin Rahkmat dan Dedy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. hal 56

Page 19: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xix

menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-kondisi untuk

mengirim, memperhatikan, dan menafsirkan pesan. Sebaliknya dengan komunikasi,

cara-cara kita berkomunikasi, keadaan komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang

kita pergunakan dan perilaku-perilaku nonverbal kita semua itu merupakan respon

terhadap budaya kita.

Bronislaw Malinowski mengajukan unsur pokok kebudayaan yang

meliputi (a) sistem normatif yaitu sistem norma-norma yang memungkinkan

kerjasama antara para anggota masyatakat agar dapat menguasai alam di

sekelilingnya, (b) organisasi ekonomi, (c) mechanism and agencies of education yaitu

alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas untuk pendidikan dan keluarga

merupakan lembaga pendidikan yang utama, (d) organisasi kekuatan ( the

organization of force) 8.

Seiring dengan berjalannya waktu, terdapat beberapa pengikisan suatu

budaya oleh budaya lain. Walter Benjamin, seorang kritikus sastra dan kebudayaan,

mengkritik budaya kapitalisme, yang dimaksud adalah bahwa reproduksi budaya

secara massal dalam masyarakat industri kapitalisme telah menghilangkan kekuatan

”aura” seni dan kedalaman estetis dari hal-hal yang diproduksi. ”Aura” ini lenyap

karena kegiatan reproduksi dimaknai dengan kegiatan teknis belaka untuk mengejar

tujuan-tujuan ekonomis-kapitalis. Padahal, adanya ”aura” itu memberi makna yang

dalam terhadap suatu produk yang dihasilkan 9.

Dalam History dan Class Consciousness, Lukacs menguraikan bahwa

kapitalisme menguasai seluruh dimensi kehidupan masyarakat sehingga interaksi

dalam kehidupan masyarakat ini selalu ditandai oleh pemiskinan makna hidup yang

autentik. Kebebasan untuk mengaktualkan dimensi kemanusiaan dalam masyarakat

8 Mudji Sutrisno & Hendar Putranto, Teori-teori Kebudayaan, Kanisius, Yogyakarta, 2005 9 ibid

Page 20: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xx

yang mampu memaknai kebebasan dirinya kemudian diganti oleh adanya aktivitas

pertukaran nilai uang yang secara objektif menimbulakan keterasingan hidup. Proses

ini disebut komodifikasi. Hal ini terkait erat dengan proses reifikasi, yaitu proses

mmerosotnya dimensi manusia yang utuh menjadi benda belaka: manusia kehilangan

jati dirinya sebagai subjek pelaku bagi dirinya sendiri karena lenyapnya kreativitas.

Proses ini berujung pada fetisisme komoditas, yaitu pemberhalaan hidup manusia pada

barang-barang hasil industri. Dengan fenomena ini, jati diri masyarakat menjadi

terfragmentasi kedalam sistem sosial yang dibingkai oleh kepentingan ekonomis

belaka 10.

2.2 Budaya Massa

Komunikasi dan informasi menjadi asset yang sangat berharga untuk

melakukan kontak sosial tanpa batas. Desa global adalah kata yang paling tepat untuk

mendeskripsikan berkah kemajuan di bidang transportasi dan teknologi

telekomunikasi tersebut. Dunia terintegrasi dalam sebuah cyberspace seolah-olah

berdekatan dan tidak saling tercerai berai. Berkah desa global telah menciptakan apa

yang disebut dengan gaya hidup global. Gaya hidup merupakan sarana untuk

mengekspresikan diri kita.11 Menurut Toffler suatu gaya hidup adalah suatu siasat

yang melawan tekanan pilihan yang banyak. Dalam kehidupan yang terintegrasi dalm

dunia siber manusia diseragamkan oleh produk budaya global. Dalam waktu yang

bersamaan globalisasi juga melahirkan budaya populer yang baru. Dalam proses

produksi ekonomi, seni dan budaya. Kecepatan produk, kuantitas dan kecanggihan

produk, telah membawa era modernisasi menuju ke arah postmodernisme. Orang

10 ibid 11 Andrik Purwasito,Komunikasi Multikultural, Muhammadiyah University press, Surakarta, 2003.

Page 21: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxi

tidak ingin hidup yang biasa-biasa saja. Mereka mengekpresikan pola kehidupan

dengan gaya hidup yang sesuai dengan semangat zamannya.12

Globalisasi informasi yang dibentuk oleh media massa memang sangat

terasa cepat dirasakan dalam masyarakat. Kecenderungan pesan mengalir dari arus

budaya utama ( mainstream ), yakni budaya yang dibangun dari wilayah pusat (

centrum ) yang bertempat di belahan bumi utara yaitu budaya barat ke masyarakat

yang sering dianggap lemah, yang pada umunya wilayah pinggiran ( pheriperique ),

yang pada umunya berada pada bumi bagian selatan.13

Kata pengaruh sering didefinisikan di masyarakat jawa sebagai suatu efek

yang negatif. Media secara massif memang melipatgandakan peristiwa dengan

caranya yang khas. Media massa mempengaruhi masyarakat karena perannya yang

lembut menularkan pesan-pesan ”bebas” kepada masyarakat tanpa pandang bulu.14

Dalam komunikasi hasil dari tindakan komunikasi menghasilkan apa yang

disebut sebagai efek media massa. Media massa tetap merupakan kebutuhan ”pokok”

bagi perubahan sosial. Media massa dipercaya mempunyai kekuatan atas

efeknyamempengaruhi masyarakat tanpa henti-henti.

Dengan alat-alat ( sarana ) komunikasi, seperti televisi, buku-buku, dan

lain-lain. Maka pada gilirannya akan tampak perubahan –perubahan besar di dalam

masyarakat. Budaya massa pada saat ini lebih banyak menghasilkan seni yang ringan

dan hal-hal yang tak mungkin. Akibatnya orang cenderung menyukai karya-karya

yang ringan. Hal ini berakibat timbul penggolongan budaya tinggi dan budaya rendah.

Peran media massa dalam hal ini sangat besar, ditunjang pula dengan adanya

publisitas, iklan dan reportase.

12 ibid 13 ibid 14 ibid

Page 22: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxii

Industri media sangat erat kaitannya dengan tumbuhnya semangat

kapitalisme. Industri media yang dibangun dengan semangat kapitalisme tentu akan

menghasilkan pesan atau produk media yang berorientasi pada bertambahnya modal.

Sebagian besar isi media tidal secara eksplisit menunjukan keberpihakannya. Tetapi

secara halus pesan-pesan kapitalisme yang menuntun masyarakat untuk berperilaku

konsumtif.

2.3 Musik Pop

Musik pop ada dimana-mana. Ia telah kian menjadi bagian yang tidak

terelakkan dari kehidupan kita.Tidak disangsikan lagi bahwa industri musik memiliki

kekuatan ekonomi dan budaya yang sangat besar. Penting kiranya membedakan

antara kekuatan budaya industri dan kekuatan pengaruhnya.

Menurut Stuart Hall dan Paddy Whannel (1964) budaya musik pop membantu

memperlihatkan pemahaman akan identitas dikalangan kaum muda; budaya yang

disediakan oleh pasar hiburan komersialmemainkan peranan penting. Ia

mencerminkan sikap dan sentimen yang telah ada di sana, pada saat bersamaan

menyediakan wilayah yang penuh ekspresi serta sederet simbol yang melalui simbol

itu sikap tersebut dapat diproyeksikan. Budaya remaja merupakan sebuah panduan

kontradiktif antara yang autentik dan yang dimanufaktur. Ia adalah area ekspresi diri

bagi kaum muda dan padang rumput yang subur bagi provider komersial.(276)15

Selain itu, lagu-lagu pop merefleksikan kesulitan remaja dalam menghadapi

kekusutan persoalan emosional dan seksual. Lagu-lagu pop menyerukan kebutuhan

untuk menjalani kehidupan secara langsung dan intens. Lagu-lagu itu

mengekspresikan dorongan akan keamanan di dunia emosional yang tidak pasti dan

15 John Storey, Cultural studies dan kajian budaya pop, Jalasutra,Yogyakarta,2007.

Page 23: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxiii

berubah-rubah. Fakta bahwa lagu-lagu itu diproduksi bagi pasar komersial berarti

bahwa lagu dan setting itu kekurangan autentisitas. Kendati demikian, lagu-lagu itu

mendramatisasi perasaan-perasaan autentik. Lagu-lagu itu mengekspresikan dilema

emosional remaja dengan gamblang.(280)16

Mengonsumsi musik tertentu menjadi sebuah cara menunjukan diri pada dunia

( way of being ). Konsusmsi musik ditunjukkan sebagai tanda yang dengannya kaum

muda menilai dan dinilai oleh orang lain.

Dengan kata lain, lagu-lagu pop memiliki kekuatan untuk menjadikan bahasa

biasa menjadi intens dan vital; kata-kata itu selanjutnya beresonansi - kata-kata

tersebut membawa sentuhan fantasi ke dalam penggunaan biasa kita atas kata-kata itu.

Lagu-lagu pop bekerja dengan tepat sepanjang lagu-lagu itu bukan sajak. Kadangkala

lagu po dimunculkan orang, secara umum, tidak menjelaskan melainkan mendorong:

mereka memberi pemerataan emosional terhadap frasa-frasa yang lazim yang dimiliki

hampir semua orang untuk mengekspresikan perhatian/keprihatinan mereka sehari-

hari. Bahasa yang mengepung kita tiba-tiba tampak terbuka lagu-lagu pop memberi

kita cara untuk meolak kerutinan. 17

2.4 Gamelan Jawa

Seni musik sebagai bagian dari kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh

kapitalisme, dimana selera publik yang menentukan. Tidak seperti yang sering

dikatakan banyak orang, sebenarnya musik bukan bahasa universal. Makna musikal

tidak dapat menyeberang lintas budaya. Jika ingin dimengerti, kita harus berbicara

dengan menggunakan bahasa musik dari budaya setempat 18.

16 ibid 17 ibid 18 http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg03540.html

Page 24: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxiv

Setiap kebudayaan di dunia, memiliki dua komponen utama, yaitu bahasa

dan musik mereka sendiri. Dalam kebanyakan budaya, baik bahasa maupun musik

dipakai untuk berkomunikasi. Bahasa memakai kata-kata sebagai media untuk

membagikan pemikiran dan ide. Musik memakai kombinasi kata (biasanya dalam

bentuk puisi) dan komponen ritmis melodis untuk berkomunikasi. Seperti bahasa,

musik dapat mengomunikasikan pemikiran dan ide. Bahkan kadangkala musik dapat

dipakai untuk tingkatan-tingkatan komunikasi yang lebih mendalam yang

mengungkapkan hal-hal yang tak dapat dikatakan secara langsung. Musik, melalui

puisi dan bunyi, fungsinya dapat menjadi amat penting dalam menyampaikan

ungkapan-ungkapan dalam kehidupan sehari-hari 19.

Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan

gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5

nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog

memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan

interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan,

yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta

melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada 20.

Gamelan bisa dilihat sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri maupun

sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak.

Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya dipadukan dengan

suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita

disebut waranggana). Pertunjukan musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan

gamelan klasik ataupun kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah

19 ibid 20http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-cultural-performance/gamelan-show/

Page 25: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxv

jazz-gamelan yang merupakan paduan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis

21.

2.5 Sejarah Cokekan

Cokekan muncul sejak adanya budaya Jawa, terutama pada masa

priyayi. Selain menjadi wujud kebudayaan, pada zaman perang cokekan dapat

digunakan sebagai alat penyamaran. Pada mulanaya para pencokek tidak mengamen

di jalan-jalan melainkan mendapat tanggapan ( diundang untuk mengisi acara),

cokekan . Para seniman karawitan harus turun ke jalan, mengamen dari satu warung

ke warung yang lain untuk menyambung hidup. Namun tidak mungkin bagi mereka

membawa seperangkat alat gamelan komplit karena tidak efisien. Mereka hanya

bermodalkan siter, kendang, dan gong tiup yang terbuat dari bambu, untuk

memainkan musik, mengiringi sinden yang bernyanyi. Disinilah lahir sebuah kesenian

baru, mereka sering disebut dengan Siteran atau Cokekan.

Karena kepraktisan dan toleransinya dalam memainkan lagu (tidak hanya

lagu Jawa), selain itu karena harga yang lebih murah daripada menyewa seperangkat

gamelan komplit, Cokekan masih mendapat tempat dalam publik. Cokekan masih

sering diapakai untuk malam tirakatan, acara sunatan, bahkan mengisi di suatu hotel.

Pada perjalanan selanjutnya Cokekan dikenal sebagai seni barangan (ngamen).

Di Kota Solo, mayoritas para pemain Cokekan ini berasal dari daerah

Ngawi. Di Solo mereka menyewa sebuah kamar kos untuk menyimpan alat sekaligus

tempat menginap. Pada siang hari, mereka biasa mengamen di warung-warung

terkemuka di kota Solo. Sedangkan kalau malam hari mereka berkumpul mengamen

di selatan Keraton Mangkunegaran.

21 ibid

Page 26: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxvi

Cokekan pernah ditafsirkan sebagai musik Cina yang menyusup ke dalam

karawitan. Kesalahpahaman itu terjadi karena kesenian Cokekan disamakan dengan

Seni Cokek. Padahal keduanya adalah kesenian yang berbeda. Cokek adalah seni

musik yang berasal dari Betawi. Pada jaman itu Cokek difungsikan untuk menyambut

tahun baru Cina atau hari-hari padusan Cina. Pada kesempatan itu, orang-orang Cina

menyediakan instrumennya, sedangkan orang Jawa yang memainkannya. Instumen itu

terdiri dari 4 alat musik, yakni sebuah slompret dengan empat lubang, rebab Cina,

thing-thong berjumlah empat buah, dan kendang kecil berfungsi sebagai pengatur

irama.

Anggapan tersebut timbul karena adanya akulturasi budaya, dimana pada

zaman dahulu orang-orang tionghoa merupakan pedagang yang berlayar dari satu

negara ke negara lain. Bukti dari adanya akulturasi budaya pada gamelan adalah

adanya ukiran naga ( liong ) yang merupakan ciri khas dari bangsa cina pada

perangkat gamelan.22

Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, daya tarik cokekan sudah

mulai berkurang tergantikan oleh hasil dari budaya populer.

2.6 Cokekakan VS Musik Pop

Pada saat ini jenis musik yang mendominasi adalah musik pop. Selain kata-

katanya yang mudah diingat, nadanya yang enak didengar. Cokekan menjadi musik

kelas bawah. Hanya segelintir orang yang masih mengapresiasi keberadaan cokekan.

Musik keraton pun berubah menjadi musik jalanan.

Musik tradisional tidak akan beratahan terutama dalam masyarakat yang selalu

berubah. Kesenian daerah harus dapat berkembang sesuai dengan zaman. Contohnya

22 Hasil wawancara dengan Bapak Suraji

Page 27: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxvii

saja lagu- lagu dangdut berusaha mengikuti trend pasar, oleh karena itu musik

dangdut masih dapat bertahan sampai sekarang.

BAB III

VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. VISI

Film Dokumenter ini mempunyai visi ingin memberikan pandangan

lain dalam melihat Cokekan, tidak hanya sebagai pengamen jalanan, akan tetapi

juga sebagai musisi tradisional yang secara langsung juga berperan dalam

pelestarian kebudayaan Jawa.

B. MISI

Misi dalam pembuatan film dokumenter ini adalah memberikan

panggung yang lebih besar kepada para pemain Cokekan agar mampu bertahan

dan mendapat apresiasi yang lebih di mata masyarakat.

C. TUJUAN

1. Mencoba menggali potensi lain Cokekan sebagai ikon budaya Kota Solo.

2. Memaparkan satu contoh kebudayaan yang mulai tersisihkan.

3. Sebagai syarat kelulusan program kesarjanaan Strata satu, berupa tugas

pengganti non skripsi.

BAB IV

FILM DOKUMENTER

Page 28: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxviii

Film dokumenter merupakan media komunikasi yang berbentuk audio

visual, dimana produksi audio visual adalah suatu proses kreatif yang melibatkan

penggunaan peralatan-peralatan yang rumit dan koordinasi sekelompok individu yang

mempunyai kepekaan estetis dan kemampuan teknis untuk mengkomunikasikan

pikiran dan perasaan kepada penonton. Film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan

penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.

Namun pada intinya, film dokumenter tetap berpihak pada hal senyata mungkin 23.

Film dokumenter mempunyai peranan yang cukup luas, tidak hanya di

dunia perfilman, namun juga merambah sektor-sektor lain seperti pendidikan, politik,

dsb. Film dokumenter bisa dikatakan sebagai induk dari perkembangan seni

perfilman, selain sebagai wahana dokumentasi, dan penyebaran informasi. Lebih jauh

lagi, film dokumenter juga menjadi sarana bagi perkembangan eksplorasi dan

penelitian, baik ilmu-ilmu alam, maupun ilmu-ilmu sosial. Di bidang ilmu

pengetahuan alam, film dokumenter memberikan kontribusi besar dan terpercaya,

misalnya penelitian flora, fauna, dan geografi. Dalam dunia ilmu pengetahuan sosial,

film dokumenter dapat dijadikan sarana bagi kajian-kajian etnografis, dan

kesejarahan, selain terutama menjadi bagian terpenting bidang jurnalistik.

Film dokumenter termasuk dalam kategori film non cerita, Pada mulanya

ada dua tipe film non cerita yaitu yang termasuk dalam film dokumenter dan film

faktual. Film faktual, umumnya menampilkan fakta. Kamera sekedar merekam

peristiwa. Film ini hadir dalam bentuk film berita (newsreel) dan film dokumentasi.

Film berita, titik beratnya pada segi pemberitaan atau suatu kejadian aktual,

23 Heru Effendy, Mari Membuat Film, Panduan, Yogyakarta, 2002, hal 12

Page 29: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxix

sedangkan film dokumentasi hanya merekam kejadian tanpa diolah lagi, misalnya

dokumentasi peristiwa perang atau upacara kemerdekaan 24.

Dalam membuat film dokumenter, Shanty Harmayn mengatakan ada tiga

elemen penting yang akan kita lalui sebelum masuk dan mengerjakan tahapan-

tahapan produksi dari film dokumenter itu. Ketiga elemen itu antara lain:

1. Organizing logic (point of view, make a case, present an argument)

2. Evidentiary editing

3. Prominent role of speech 25

Organizing logic (menyusun kerangka berpikir) tentang ide film kita,

dimulai dengan menentukan dari mana kita mengambil point of view (sudut pandang)

tentang suatu fakta yang akan kita buat menjadi film dokumenter. Penentuan point of

view ini sangat penting, karena akan menentukan bagaimana penuturan film kita

nantinya. Apakah film kita itu akan bertutur dari ‘kacamata’ orang pertama, orang ke

dua, atau pun orang ke tiga. Dari hal itu juga dapat diketahui berada di pihak manakah

si film maker dalam film itu. Lalu kita menentukan permasalahan atau fakta apa yang

menarik (make a case) kita untuk membuatnya menjadi sebuah film. Yang tak kalah

penting adalah film kita tersebut nantinya dapat mengungkapkan argumentasi yang

didasari fakta yang riil, tentang bagai mana kita memandang serta menilai suatu fakta

yang kita filmkan itu. Karena film dokumenter juga dapat disajikan sebagai sarana

pengungkapan ide, gagasan, argumentasi, atau pun solusi terhadap sebuah fakta sosial

yang terjadi (present an argument).

Setelah melalui tahap organizing logic, maka telah jelas apa yang akan

ingin kita kemukakan dalam film dokumenter yang kita buat. Elemen penting

24 Marselli Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1996, hal 13

25 Metro-TV, dan in-docs, loc. cit.

Page 30: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxx

selanjutnya yang harus dilakukan adalah evidentiary editing, yaitu mengumpulkan

bukti-bukti nyata yang mendukung argumentasi yang akan kita kemukakan. Bukti

atau fakta ini harus terfokus kepada masalah apa yang akan kita ungkap. Harus dapat

dipilah, mana saja fakta yang berkaitan dengan permasalahan utama dari subyek film

yang akan kita ungkap.

Dalam pembuatan film dokumenter, kejelian adalah hal yang pokok.

Sehingga diperlukan suatu pemikiran dan proses teknis yang matang. Suatu produksi

program film memerlukan tahapan proses perencanaan, proses produksi, hingga hasil

akhir produksi. Tahapan tersebut sering dikenal dengan Standard Operation Procedure

(SOP), yang terdiri dari:

1. Pra Produksi (ide, perencanaan, persiapan)

2. Produksi (pelaksanaan)

3. Pasca Produksi (Penyelesaian dan Penayangan)

I. Pra Produksi

Merupakan tahap awal dari proses produksi, termasuk didalamnya adalah

penemuan ide, pengumpulan bahan berupa data-data untuk mendukung fakta atau

subyek yang dipilih. Tahap pra produksi ini sangat penting karena merupakan

landasan untuk melaksanakan produksi dan harus dilakukan dengan dengan rinci dan

telliti sehingga akan membantu kelancaran proses produksi. Jika tahap ini telah

dilaksanakan secara rinci dan baik, sebagian dari produksi yang direncanakan sudah

beres 26. Kegiatan ini meliputi :

1. Memilih Subyek Film Dokumenter (choosing a subject)

26 Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Grasindo, Jakarta, 1997, hal 20

Page 31: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxxi

Ada beberapa kemungkinan yang menjadi dasar untuk memilih

subyek. Subyek film dokumenter bisa berhubungan dengan sejarah, mitos atau

legenda, sosial budaya, sosial ekonomi, atau yang lainnya. Pertimbangan

dipilihnya suatu subyek bukan hanya karena kebetulan semata tetapi melalui

proses panjang, melalui penelitian dan memiliki dasar pemikiran yang kuat.

Dalam sebuah film dokumenter, apa yang disajikan mengandung subyektivitas

pembuatnya, dalam arti sikap atau opini pembuat film terhadap realita yang

didokumentasikannya.

Tugas akhir ini mengangkat tentang pengamen Cokekan di Kota Solo. Subyek

ini dipilih karena kesan pertama yang dilihat penulis tentang kesenian ini

adalah keunikan mereka. Mereka sebisa mungkin tetap menjaga identitas jawa

mereka meskipun jarang ada orang yang memperhatikan.

2. Riset (Research)

Riset (penelitian) adalah salah satu bagian terpenting sebelum

pembuatan film dokumenter. Riset digunakan untuk mendukung fakta-fakta

tentang subyek yang telah dipilih. Riset dilakukan untuk mendapatkan data-

data yang bisa diperoleh melalui wawancara dengan tokoh ahli, kepustakaan,

media massa, internet, dokumen mapun sumber lain.

Menurut Garin Nugroho, riset juga berhubungan dengan tema film.

Riset tema film berhubungan dengan penguasaan pada wacana yang

menyangkut disiplin ilmu dan kebutuhan mendiskripsikannya ke bentuk

visual. Pendampingan kepustakaan dan ahli lokal juga penting dan harus

dilakukan.

Penelitian untuk tugas akhir ini diawali pada bulan Agustus 2007

dengan mencari informasi langsung dari para pengamen Cokekan di sekitar

Page 32: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxxii

Kota Solo. Dari puluhan orang yang tergabung di dalam grup Cokekan

Pringgading (lokasi dimana tempat mereka menyewa rumah kontrakan),

penulis memilih Pak Tarno sebagai perwakilan dari grup ini, karena Pak Tarno

sangat terbuka dan bekerja sama, dan apa yang di utarakan Pak Tarno selama

masa riset sudah mewakili grup Cokekan ini.

Kemudian penulis mencari berbagai referensi, mulai dari buku di

perpustakan Mangkunegaran dan ISI Solo. Selain itu penulis juga mencari

nara sumber yang menguasai bidangnya masing-masing. Dan pada akhirnya

penulis meminta bantuan kepada Bp. Suraji, S.Kar sebagai ahli karawitan, Bp.

Dr. Drajat Tri Kartono sebagai sosiolog, dan Bp. Gembong Hadi Wibowo,

S.Psi, M.Si sebagai wakil dari pemerintahan dalam hal ini Dinas Pariwisata

Kota Solo.

3. Mempersiapkan Detail Produksi

Mempersiapkan detail berarti menyiapkan segala hal yang diperlukan

agar proses produksi dapat berjalan lancar. Persiapan-persiapan tersebut antara

lain:

a. Data Teknis

b. Sinopsis atau tulisan ringkas mengenai garis besar cerita, meliputi

adegan adegan poko dan garis besar pengembangan cerita 27.

c. Treatment, dapat dijabarkan sebagai perlakuan tentang hal-hal yang

dijabarkan dalam sinopsis. Sebuah uraian mengenai segala urutan

kejadian yang akan tampak di layar TV atau Video. Uraian itu bersifat

naratif, tanpa menggunakan istilah teknis 28.

27 Marselli Sumarno, Opcit, hal 117 28 PCS. Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, Grasindo, Jakarta, 1993. hal 46

Page 33: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxxiii

d. Naskah atau skenario, yaitu cerita dalam bentuk rangkaian sekuen dan

adegan-adegan yang siap digunakan untuk titik tolak produksi film,

tetapi belum terperinci.

e. Shooting Script adalah naskah versi siap produksi yang berisi sudut

pengambilan gambar atau angle dan bagian-bagian kegiatan secara

rinci dan spesifik.

f. Timetable Shooting atau penjadwalan Shooting yang berbentuk

Shooting Breakdown dan Shooting Schedule.

II. Produksi

Tahap ini merupakan kegiatan pengambilan gambar atau shooting.

Pengambilan gambar dilakukan berdasarkan shooting script dan shooting breakdown

dengan pengaturan jadwal seperti yang tercantum dalam shooting schedule. Saat

pengambilan stock shot maupun proses editing, ada beberapa istilah serapan dari

bahasa asing yang lazim digunakan. Sekedar penambah pengetahuan kita, berikut ini

adalah istilah-istilah yang sering dipakai :

1. Angle, sudut pengambilan gambar yang berhubungan dengan peletakan atau

posisi kamera, yang terdiri dari low angle (sudut rendah), high angle (sudut

tinggi), eye level (sejajar mata obyek).

2. Close up, gambar yang diambil dengan kamera berada dekat dengan subjek,

atau tampak dekat dengan subyek, kadang wajah mannusia memenuhi ruang,

Juga biasa disebut, close shot, disingkat CS, atau CU 29.

3. Continuity, kesinambungan mood gambar.

4. Composition, pengaturan letak subyek film dalam frame kamera

29 Heru Effendi, op. cit. hal 132

Page 34: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxxiv

5. Cut, transisi instan dari suatu gambar ke ganbar lainnya 30.

6. Dissolve, efek optis antara dua pengambilan gambar, dengan gambar kedua

mulai muncul ketika gambar pertama perlahan-lahan menghilang 31.

7. Extreme close up, sebuah close up yang sangat besar, biasanya bagian yang

diperbesar dari sebuah benda atau bagian tubuh. Misalnya hanya hidung, mata

telinga sesorang 32.

8. Extreme long shot, shot yang diambil dari jarak yang sangat jauh, mulai kira-

kira 200 meter sampai ke yang lebih jauh lagi 33.

9. Fade out, fade in, efek berupa berupa perubahan gambar perlahan-lahan hilang

menjadi gelap (fade out), atau gambar yang muncul perlahan-lahan dari

kegelapan. Digunakan untuk menekankan berakhirnya waktu atau akhir dari

adegan atau cerita 34.

10. Follow focus, perubahan fokus kamera selama adegan untuk memperthankan

fokus pada aktor yang bergerak mendekati atau menjauhi kamera 35.

11. Follow shot, pengambilan gambar dengan kamera bergerak berputar untuk

mengikuti pergerakan pemeran dalam adegan 36.

12. Head room, ruang antara bagian atas suatu obyek dalam gambar dengan

bagian atas frame 37.

13. Long shot, shot pengambilan gambar yang objek tujuannya jauh atau tampak

jauh dari kamera, sering disingkat LS 38.

30 Ibid. hal 133 31 Ibid. hal 134

32 Marselli Sumarno, op. cit. hal 113.

33 Ibid 34 Heru Effendi, op. cit. hal 136 35 Ibid. hal 138 36 Ibid 37 Ibid. hal 139

Page 35: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxxv

14. Medium long shot, gambar dengan subjek berada diantara , medium shot dan

long shot. Biasa disingkat MLS 39.

15. Medium shot, memunculkan gambar orang dengan keseluruhan atau hampir

keseluruhan tingginya. Biasa disingkat MS 40.

16. Moving shot, merekam film dari objek yang bergerak 41.

17. N. G. ,singkatan dari not good (tidak baik). Istilah ini dipakai sebagai

komentar terhadap penampilan atau perekaman gambar yang tidak baik pada

laporan kamera dan suara, misalnya N. G. sound, N. G. action 42.

18. Pan, menggerakkan kamera ke kanan atau ke kiri pada poros horizontal nya

43.

19. Scenario, naskah yang siap untuk titik tolak produksi film 44.

20. Scene, adegan 45.

21. Sequence, babak atau kumpulan adegan 46.

22. Shot, Sebuah unit visual terkecil berupa potngan film, berapapun panjang atau

pendeknya 47.

38 Ibid. hal 141 39 Ibid. hal 143 40 Ibid 41 Ibid 42 Marselli Sumarno, op. cit. hal 114. 43 Ibid. hal 115 44 Ibid. hal 116 45 Ibid 46 Ibid 47 Ibid

Page 36: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxxvi

23. Stock footage, materi siap pakai: mulai dari news release, dokumenter, dan

fitur film, yang dipandang berguna untuk film lainnya. Tujuan penggunaan

stock footage dari perpustakaan mungkin untuk otentisitas historis atau untuk

menghemat biaya 48.

24. Swish pan, gerakan panning secara cepat, menyebabkan gambar film menjadi

kabur, untuk memunculkan kesan gerakan gerakan mata secara cepat dari sisi

satu ke sisi lainnya 49.

25. Synopsis, versi sangat pendek dari sebuah cerita, tanpa adanya detil, Hanya

garis besar 50.

26. Teaser, adegan pertama dari keseluruhan cerita atau potongan gambar dari

cerita-biasanya adegan paling menarik yang digunakan untuk memancing

penonton untuk melihat keseluruhannya 51.

27. Tilt, gerakan kamera menunduk dan mendongak pada poros vertikalnya 52.

28. Treatment, presentasi detil dari cerita sebuah film, namun belum dalam bentuk

naskah 53.

29. Two shot, pengambilan gambar yang terditidari dua kharakter, biasanya dekat

dengan kamera. Three shot berisi tiga kharakter dan seterusnya 54.

30. Voice over, suara di luar kamera, bisa berupa narasi atau penutran seorang

tokoh. Biasa disingkat VO 55.

48 Heru Effendi, op. cit , Yogyakarta, 2002. hal 152 49 Ibid 50 Ibid 51 Ibid. hal 153 52 Marselli Sumarno, op. cit. hal 117. 53 Heru Effendi, op. cit . hal 154 54 Ibid 55 Ibid. hal 155

Page 37: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxxvii

31. Working title, penamaan dalam bentuk apapun terhadap film atau serial

televisi dengan tujuan diidentifikasi, dan dapat pula diubah ketika dipasarkan

56.

Dalam karya ini, penulis melakukan produksi dalam kurang lebih 10 hari.

Pengambilan gambar grup Cokekan dilakukan di lokasi antara lain warung wongso

lemu Keprabon, warung bambu Mangkunegaran, bakso rusuk Palur, Manahan, hotel

Lor In, warung di sekitar jembatan bacem Sukoharjo, dan taman balekambang Solo.

Untuk pengambilan wawancara Bp. Suraji, S.Kar dilakukan di ruang karawitan ISI

Solo, wawancara Bp. Dr. Drajat Tri Kartono dilakukan di ruang Lab UCYD kampus

FISIP UNS Solo, dan wawancara Bp. Gembong Hadi Wibowo, S.Psi, M.Si dilakukan

di taman Balekambang Solo.

III. Pasca Produksi

Pasca produksi bisa dikatakan sebagai tahap akhir dari keseluruhan proses

produksi. Tahap ini dilaksanakan setelah semua pengambilan gambar selesai. Tahap

pasca produksi ini meliputi logging, editing, dan mixing.

Logging merupakan kegiatan pencatatan timecode hasil shooting, setelah

logging, dilakukan penyusunan gambar sesuai skenario atau shooting script melalui

editing. Setelah editing selesai dilakukan mixing gambar dengan suara. Suara dapat

berupa atmosfir, suara asli, background musik, atau narasi. Untuk lebih rinci, ketiga

tahapan ini akan diuraikan melalui data teknis yang terlampir.

Usai melakukan tahapan eksekusi produksi atau shooting, proses

selanjutnya dalam sebuah produksi film adalah tahap proses editing. Sekalipun

proses editing dilakukan pada tahap pasca produksi, namun sekali lagi perlu

56 Ibid. hal 156

Page 38: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxxviii

ditekankan, bahwa seluruh proses ini harus dipersiapkan dan diracang semenjak

tahap pra produksi agar dapat mempermudah dalam mengerjakan tahapan ini.

Hal ini bisa dilakukan melelui diskusi antara editor dengan sutradara. Editor

kemudian merancang tahapan editing untuk kemuduian diserahkan kepada

produser dan sutradara dan didiskusikan lagi untuk mencari kemungkinan

terbaik dari film yang diproduksi 57.

Secara sederhana proses urutan editing dapat diilustrasikan dengan

bagan sebabai berikut 58:

Hasil akhir dari proses shooting yang berupa stock shot dikumpulkan

untuk selanjutnya dicatat time code nya dalam log book, proses ini disebut

logging. Setelah mengetahui letak time code gambar yang akan diambil dalam

57 Ibid. hal 111 58 Lianto, Tonny, op. cit. hari ke empat

Logging

Final Off Line

Loading/Capturing/Digitalizing

Rough Cut

Final On Line

Assembling

Materi Shooting/Stock Shot

Page 39: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xxxix

stock shot, proses yang dilakukan selanjutnya adalah proses memilih dan

memasukkan gambar mana yang akan digunakan yang biasa disebut capturing

atau loading. Di era digital, tahap ini juga disertai dengan pengunahan format

analog menjadi digital, khususnya yang masih menggunakan sarana pita

megnetik. Prosesnya biasa dikenal dengan digitalizing.

Gambar-gambar yang sudah di capture tadi kemudian ditata atau

diurutkan baik audio maupun video nya dalam sebuah time line. Prosesnya

dikenal dengan sebutan assembling. Setelah dicopy hasil proses capturing ini

biasa disebut rough cut. Karena rouhg cut ini masih bersifat kasar, maka perlu

di‘haluskan’ lagi, khususnya lebih terkonsentrasi pada struktur ceritanya dalam

proses final off line. Untuk hasil yang lebih maksimal dan perfect dari film,

alangkah lebih baik jika setelah tahapan final off line, masih dilakukan

sentuhan akhir atau finishing touch terutama pada tampilan gambar maupun

suara agar lebih terkesan dramatis dan estetis sehingga mampu membawa mood

penonton masuk dalam cerita film. Tahap ini biasa dikenal dengan final on line.

Akhirnya setelah melalui semua tahapan tersebut, film dapat dilepas ke

publik. Media agar film itu dapat sampai kepada ke publik pun bisa di pilih,

mulai dari forum diskusi kampus, festival, televisi, sampai bioskop sesuai

keinginan Sang film maker maupun tujuan dari pembuatan film dokumenter

tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 40: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xl

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan dalam tugas akhir

ini, yaitu:

· Sebuah kesenian khususnya seni musik membutuhkan suatu komunitas

agar tetap eksis. Dalam hal ini, penopang Cokekan atau musik-musik

karawitan pada jaman dahulu adalah Keraton. Ketika Keraton tidak lagi

aktif, maka kesenian-kesenian tersebut harus berjalan sendiri. Selain itu

juga dibutuhkan regenerasi.

· Faktor-faktor yang menyebabkan Cokekan tidak bisa berkembang antara

lain:

1. Perubahan selera masyarakat pada jenis musik. Cokekan

berhadapan dengan budaya kapitalis dimana musik menjadi

sebuah industri, tidak sekedar hiburan.

2. Para pemain Cokekan tidak mampu mengikuti selera masyarakat

saat ini. Mereka tidak mampu untuk memainkan musik-musik

yang sedang populer untuk saat ini.

B. SARAN

Ada beberapa saran yang ingin disampaikan penulis dalan karya tugas akhir

ini, yaitu:

Page 41: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xli

· Bagi para pemain Cokekan diharapkan belajar untuk dapat mengikuti

selera masyarakat saat ini. Misalnya belajar memainkan musik-musik

yang sedang populer saat ini namun tetap dengan aransemen Cokekan.

· Mengadakan acara-acara rutin, misalnya lomba atau festival-festival

kebudayaan yang mampu memotivasi kreatifitas para pelaku seni agar

semakin berkembang. Selain itu juga sebagai sarana hiburan untuk

masyarakat.

· Dibutuhkan suatu keselarasan antara pemerintah, masyarakat dan

komunitas suatu kesenian, dalam hal ini Cokekan agar dapat

mempertahankan eksistensi dari suatu kesenian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Burton, Graeme. Yang Tersembunyi Di Balik Media. Yogyakarta: Jalasutra, 2008.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990.

Nugroho, Fajar. Cara Pinter Bikin Film Dokumenter. Yogyakarta: Galang Press,

2007.

Pratista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.

Purwasito, Andrik. Komunikasi Multikultural. Surakarta: Muhammadiyah

University Press, 2003.

Rahkmat, Jalaludhin dan Dedy Mulyana. Komunikasi Antar Budaya. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2005.

Storey, John. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra,

2007.

Page 42: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xlii

Sumarno, Marselli. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia, 1996.

Sutisno, PCS. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta:

Grasindo, 1993.

Sutrisno, Mudji & Hendar Putranto. Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta:

Kanisius, 2005.

Wibowo, Fred. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: Grasindo, 1997.

LAMPIRAN

TREATMENT

Judul : “Perjalanan Cokekan”

Durasi : 27 menit

Oleh : Fathoni Nurkholis

TEMA

Kehidupan grup Cokekan di Kota Solo dan kondisi kesenian Cokekan saat ini

IDE DASAR

Mengetahui bagaimanakah suka duka grup Cokekan di Kota Solo dan bagaimana

kesenian Cokekan menghadapi perubahan jaman saat ini.

FILM STATEMENT

Menggambarkan Cokekan sebagai salah satu kebudayaan yang patut untuk

dipertahankan.

PERMASALAHAN

Page 43: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xliii

Cokekan di kota Solo dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama

adalah grup Cokekan yang tergabung dalam suatu sanggar seni. Grup ini hanya akan

tampil ketika ada orderan atau tanggapan. Sedangkan kelompok yang kedua adalah

grup Cokekan jalanan. Mereka setiap hari ada di warung-warung di sekitar Kota Solo

untuk mengamen. Grup Cokekan kedua ini sangat menggantungkan hidupnya pada

Cokekan. Namun karena beberapa faktor, Cokekan saat ini tidak lagi diminati seperti

dahulu kala. Sehingga pendapatan yang mereka terima setiap harinya pas-pasan.

Selain itu, muncul kekhawatiran bahwa kesenian ini akan punah suatu saat, karena

tidak ada regenerasi atau karena tidak ada lagi peminat dari kesenian ini.

TESIS

Banyak faktor yang mempengaruhi Cokakekan saat ini sehingga tidak bisa

berkembang. Di antaranya karena adanya perubahan selera masyarakat. Dimana

musik yang disukai saat ini adalah musik-musik high culture, yaitu sajian musik yang

digarap dengan aransemen yang megah, panggung-panggung yang besar dengan tata

lampu yang gemerlap. Selain itu karena jatuhnya penopang komunitas Cokekan ini.

BAHAN DASAR

Mencari data-data tertulis lewat artikel, maupun internet. Wawancara dengan

beberapa pemain Cokekan dan nara sumber ahli serta melakukan riset lapangan dan

visual.

JUDUL FILM

“Perjalanan Cokekan”

ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Page 44: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xliv

Judul ini mencoba menceritakan perjalanan Cokekan dan pelakunya dalam

menghadapi arus kapitalisme yang ada saat ini.

AUDIENS

Kalangan Akademis, Masyarakat Umum, khususnya generasi muda.

LOKASI

Warung-warung makan di Solo.

RINGKASAN SAJIAN

Film dengan genre dokumenter mengisahakan betapa sulitnya grup Cokekan

saat ini untuk mencari nafkah, sementara hanya pengalaman dan kemampuan bermain

Cokekan yang mereka miliki. Mereka terbentur oleh selera masyarakat yang berubah

seiring dengan arus perkembangan jaman. Ketika kultur-kultur feodal yang menopang

kesenian ini telah jatuh, maka komunitas Cokekan ini tidak lagi mampu bersaing

dengan kesenian-kesenian yang ada saat ini.

Semakin tergerusnya Cokekan, ditambah lagi dengan faktor usia para pemainnya

yang rata-rata sudah lanjut, membuat suatu kekhawatiran kalau suatu saat musik atau

kesenian ini akan punah. Film ini mencoba menggambarkan bahwa Cokekan

merupakan suatu kesenian yang layak untuk dipertahankan. Karena Cokekan

menawarkan sesuatu yang tidak terdapat pada kesenian lain, yaitu sajian musik yang

mampu membuat hati terasa damai, tenang, atau yang sering kita sebut klangenan ati.

Story Line

Ø Opening

Film ini akan dibuka dengan penampilan grup Cokekan yang terdiri

dari penabuh siter, kendang dan 2 orang pesinden di Taman Balekambang

Solo.

Page 45: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xlv

Shot-shot penting:

· Penampilan grup Cokekan

Ø Content

· Sekuen I

Pada sekuen pertama film ini akan sedikit menjelaskan tentang sejarah

Cokekan dan gambaran tentang kehidupan yang dialami para pelaku Cokekan

di Kota Solo.

Shot-shot penting

- Grup Cokekan sedang mengamen di warung-warung

- Para pengamen Cokekan sedang beristirahat

- Situasi kos-kosan yang dihuni para pengamen Cokekan

- Wawancara pengamen Cokekan

- Wawancara ahli karawitan

· Sekuen II

Sekuen ke dua lebih terfokus pada pembahasan faktor apa saja yang

membuat kesenian ini sulit untuk berkembang. Diantaranya karena pengaruh

selera masyarakat, dan peran pemerintah dalam menangani kesenian-kesnian

di Kota Solo.

Shot-shot penting

- Wawancara ahli karawitan

- Wawancara sosiolog

- Wawancara staf Departemen Pariwisata Solo

- Para pengamen Cokekan yang sedang beraksi

· Sekuen III

Page 46: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xlvi

Di sekuen ke tiga ini membahas tentang alasan-alasan apa saja yang

membuat Cokekan mampu bertahan sampai sekarang.

Shot-shot penting

- Wawancara ahli karawitan

- Wawancara sosiolog

- Wawancara pengamen Cokekan

- Cokekan yang sedang ngamen

Ø Closing

Video ini ditutup dengan penampilan grup Cokekan yang

membawakan tembang Sri Uning di Taman Balekambang Solo.

Shot-shot penting

- Penampilan grup Cokekan

- Credit Title

Page 47: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xlvii

Page 48: “PERJALANAN COKEKAN” - digilib.uns.ac.id... · pemainnya yang rata-rata sudah lanjut, ... menawarkan sesuatu yang tidak ... Seni karawitan di Jawa memakai seperangkat alat musik

xlviii