Top Banner
69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan adalah data penjualan dari bulan April 2005 sampai bulan April 2006 (13 bulan). Tabel 4.1 Penjualan Pipa PVC Periode Penjualan (batang) Apr-05 3425 Mei 2005 3365 Juni 2005 3885 Juli 2005 3655 Agustus 2005 3245 Sep-05 3480 Oktober 2005 3765 Nov-05 3685 Desember 2005 3770 Januari 2006 3125 Febuari 2006 3890 Maret 2006 3960 Apr-06 3875 Sumber: Bagian Penjualan PT Harapan Widyatama Pertiwi 4.1.2 Data-data Agregat Planning Untuk dapat melakukan perhitungan Aggregate Planning secara baik dan benar, maka diperlukan sejumlah data yang berhubungan dengan Aggregate
52

Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

May 02, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

69

BAB 4

PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC

Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil

pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan adalah data penjualan

dari bulan April 2005 sampai bulan April 2006 (13 bulan).

Tabel 4.1 Penjualan Pipa PVC

Periode Penjualan (batang) Apr-05 3425 Mei 2005 3365 Juni 2005 3885 Juli 2005 3655 Agustus 2005 3245 Sep-05 3480 Oktober 2005 3765 Nov-05 3685 Desember 2005 3770 Januari 2006 3125 Febuari 2006 3890 Maret 2006 3960 Apr-06 3875

Sumber: Bagian Penjualan PT Harapan Widyatama Pertiwi

4.1.2 Data-data Agregat Planning

Untuk dapat melakukan perhitungan Aggregate Planning secara baik dan

benar, maka diperlukan sejumlah data yang berhubungan dengan Aggregate

Page 2: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

70

Planning. Data-data berikut ini diambil dari kondisi aktual PT Harapan

Widyatama Pertiwi pada bulan April 2006.

Tabel 4.2 Data-data Agregat Planning

Jumlah persediaan pipa PVC 1000 batang

Kebutuhan karyawan produksi/shift 25 orang Kebutuhan karyawan pengemasan/shift

10 orang

Kebutuhan karyawan gudang 5 orang Gaji karyawan per minggu Rp 200,000/orang Jumlah shift 3 Upah lembur Rp 8,000/org/jam Biaya persediaan perbatang Rp 950 Biaya produksi perbatang Rp 55,000 Biaya listrik dan air untuk produksi Rp 80,000,000/bulan Biaya listrik dan air untuk gudang Rp 5,000,000/bulan Biaya maintenance gudang Rp 2,000,000/bulan Biaya maintenance dep.produksi Rp 12,000,000/bulan Kapasitas gudang 5000 batang

Sumber: Management Keuangan PT Harapan Widyatama Pertiwi

4.1.3 Data-data Perhitungan Kapasitas

Untuk dapat melakukan perhitungan kapasitas secara baik dan benar,

maka diperlukan sejumlah data yang berhubungan dengan perhitungan

kapasitas. Data-data berikut ini diambil dari kondisi aktual PT Harapan

Widyatama Pertiwi pada bulan April 2006.

Tabel 4.3 Data-data Perhitungan Kapasitas

Kapasitas produksi/minggu 800 batang Tingkat efisiensi mesin 90% Tingkat utilisasi mesin 95%

Sumber: Manager Pabrik PT Harapan Widyatama Pertiwi

Page 3: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

71

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Pengolahan Data Peramalan

Data-data penjualan pipa PVC yang telah dikumpulkan digunakan

untuk proses peramalan dengan menggunakan beberapa jenis metode

peramalan yang ada. Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode

peramalan: Simple Average, Moving Average, Weighted Moving Average,

Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Double Exponential

Smoothing, Double Exponential Smoothing with Trend dan Linear Regression.

4.2.1.1 Metode Simple Average

Merupakan metode yang mengambil rata-rata dari seluruh data

observasi yang dikumpulkan untuk meramalkan data yang akan datang.

Persamaannya adalah:

X = 1/T (X1 + X2 + X3 +…+ Xt)

dimana:

X = data peramalan yang akan datang

Xt = data observasi pada periode ke t

T = jumlah periode observasi

Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB

khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 hasil peramalan

penjualan produk pipa PVC dengan menggunakan metode Simple Average

untuk bulan berikutnya adalah sebagai berikut:

Page 4: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

72

Tabel 4.4 Hasil Peramalan Metode Simple Average

Periode Peramalan (batang)

Mei 2006 3625

Sumber: hasil pengolahan data

Disamping data hasil peramalan, juga diperoleh perhitungan-

perhitungan yang berguna untuk validasi dan verifikasi hasil peramalan sebagai

berikut:

CFE = 1304.065

MAD = 257.6072

MSE = 87915.28

MAPE = 7.0878

Tracking Signal = 0.2232

4.2.1.2 Metode Moving Average

Metode rata-rata bergerak n-periode menggunakan formula sebagai

berikut:

(permintaan dalam n-periode terdahulu)

Rata-rata Bergerak n-periode = __________________________________

n

Page 5: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

73

dimana n adalah banyaknya periode dalam rata-rata bergerak. Apabila kita

menggunakan rata-rata bergerak 3 periode, maka formula dari metode rata-

rata bergerak 3-periode adalah:

(permintaan dalam 3-periode terdahulu)

Rata-rata Bergerak 3-periode = _________________________________

3

Dalam penelitian ini, hanya dicantumkan hasil peramalan dengan

metode Moving Average yang memberikan hasil permalan terbaik dengan nilai

error terkecil. Setelah dilakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan

periode lima bulan sebagai metode yang mempunyai nilai error terkecil untuk

penggunaan metode Moving Average. Dari pengolahan data dengan

menggunakan software WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear

Regression versi 1.00 hasil peramalan penjualan produk pipa PVC dengan

menggunakan metode Moving Average 5 periode adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Peramalan Metode Moving Average

Periode Peramalan (batang)

Mei 2006 3724

Sumber: hasil pengolaha data

CFE = 850

MAD = 231

MSE = 70101.75

MAPE = 6.3616

Tracking Signal = 3.6796

Page 6: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

74

4.2.1.3 Metode Weighted Moving Average

Model rata-rata bergerak terbobot lebih responsif terhadap perubahan,

karena data dari periode yang baru biasanya diberi bobot yang lebih besar.

Suatu model rata-rata bergerak n-periode, Weighted MA-n dinyatakan sebagai

berikut:

(pembobot periode n)(permintaan aktual periode n)

Weighted MA-n = __________________________________________

(pembobot)

Dalam penelitian ini, hanya dicantumkan hasil peramalan dengan

metode Weighted Moving Average yang memberikan hasil peramalan terbaik

dengan nilai error terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software

WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 Setelah

melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan periode lima bulan

sebagai metode yang mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode

Weighted Moving Average.

Hasil peramalan penjualan pipa PVC dengan metode Weighted Moving

Average adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Peramalan Metode Weighted Moving Average

Periode Peramalan (batang)

Mei 2006 3810

Sumber: hasil pengolahan data

Page 7: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

75

CFE = 801.5

MAD = 237.8125

MSE = 84921.84

MAPE = 6.5892

Tracking Signal = 3.3703

4.2.1.4 Metode Simple Exponential Smoothing

Peramalan menggunakan metode pemulusan eksponensial dilakukan

berdasarkan formula berikut: Ft = Ft-1 + α(At-1 – Ft-1)

dimana:

Ft = nilai ramalan untuk periode waktu ke-t

Ft-1 = nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu

α = koefisien pemulusan

At-1 = nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu

Dalam penelitian ini yang dicantumkan hasil peramalan dengan metode

Simple Exponential Smoothing yang memberikan hasil terbaik dengan nilai error

terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB

khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 setelah

melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan nilai α = 0.5 yang

mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Simple Exponential

Smoothing adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Peramalan Metode Exponential Smoothing

Page 8: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

76

Periode Peramalan (batang)

Mei 2006 3841

Sumber: hasil pengolahan data

Metode ini hanya dapat menghasilkan hasil peramalan untuk satu bulan

kedepan walaupun dengan menggunakan software WinQSB dapat diaplikasikan

namun hasil yang diperoleh untuk peramalan berikutnya tidak dapat diambil

untuk peramalan bulan berikutnya karena hasil yang diperoleh nilainya selalu

sama.

CFE = 831.8457

MAD = 243.8647

MSE = 98460.95

MAPE = 6.8061

Tracking Signal = 3.4110

4.2.1.5 Metode Double Exponential Smoothing

Berikut ini adalah persamaan yang dipakai dalam perhitungan Double

Exponential Smoothing:

S’t = α Xt+(1- α).S’t-1

S”t= α S’t+ (1- α).S”t-1

at = 2S’t – S”t

bt= α (S’t– S”t) / (1- α)

Ft+m = at + bt (m)

Page 9: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

77

dimana:

α = koefisien pemulusan

S’t = nilai-nilai penghalusan eksponensial tunggal

S”t = nilai-nilai penghalusan eksponensial ganda

at = penyesuaian nilai penghalusan tunggal untuk periode t

bt = komponen kecenderungan

Ft+m = nilai ramalan untuk m periode ke depan dari t

Dalam penelitian ini yang dicantumkan adalah hasil peramalan dengan

metode Double Exponential Smoothing yang memberikan hasil terbaik dengan

nilai error terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software

WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 setelah

melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan nilai α = 0.7 yang

mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Double Exponential

Smoothing.

Hasil peramalan penjualan pipa PVC dengan menggunakan metode

Double Exponential Smoothing adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Peramalan Metode Double Exponential Smoothing

Periode Peramalan (batang)

Mei 2006 3858

Juni 2006 3858

Juli 2006 3858

Sumber: hasil pengolahan data

CFE = 812.979

Page 10: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

78

MAD = 246.5073

MSE = 100807.5

MAPE = 6.8830

Tracking Signal = 3.2979

4.2.1.6 Metode Exponential Smoothing with Trend

Persamaan untuk koreksi kecenderungan (trend correction)

menggunakan suatu konstanta pemulusan beta, α, yang dihitung berdasarkan

formula berikut:

Tt = (1 - α) Tt-1 + α (Ft – Ft-1)

dimana:

Tt = smoothed trend untuk periode t

α = konstanta dari trend smoothing yang dipilih

Tt-1 = smoothed trend untuk periode t-1 (periode yang lalu)

Ft = nilai ramalan berdasarkan metode pemulusan eksponensial sederhana,

untuk periode t

Ft-1 = nilai ramalan berdasarkan metode pemulusan eksponensial sederhana,

untuk periode t-1

Dalam penelitian ini yang dicantumkan adalah hasil peramalan dengan

metode Exponential Smoothing with Trend yang memberikan hasil terbaik dengan

nilai error terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software

WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 setelah

Page 11: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

79

melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan nilai α = 0.1 dan β =

0.5 yang mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Exponential

Smoothing with Trend. Hasil peramalan penjualan produk pipa PVC dengan

menggunakan metode Exponential Smoothing with Trend adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Peramalan Metode Exponential Smoothing with Trend

Periode Peramalan (batang)

Mei 2006 3802

Juni 2006 3847

Juli 2006 3892

Sumber: hasil pengolahan data

CFE = 899.0383

MAD = 229.0824

MSE = 74374.44

MAPE = 6.3808

Tracking Signal = 3.9245

4.2.1.7 Metode Double Exponential Smoothing with Trend

Berikut ini adalah persamaan yang dipakai dalam perhitungan Double

Exponential Smoothing with Trend:

S’t = α Xt + (1- α).S’t-1

S”t = α S’t + (1- α).S”t-1

at = 2S’t – S”t

Page 12: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

80

bt = α (S’t – S”t) / (1- α)

Ft+m = at + bt (m)

dimana:

S’t = nilai-nilai penghalusan eksponensial tunggal

S”t = nilai-nilai penghalusan eksponensial ganda

at = penyesuaian nilai penghalusan tunggal untuk periode t

bt = komponen kecenderungan

Ft+m = nilai ramalan untuk m periode ke depan dari t

M = jumlah periode peramalan

Dalam penelitian ini yang dicantumkan adalah hasil peramalan dengan

metode Double Exponential Smoothing with Trend yang memberikan hasil terbaik

dengan nilai error terkecil. Dari pengolahan data dengan menggunakan software

WinQSB khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 setelah

melakukan beberapa kali trial and error maka didapatkan nilai α = 0.2 yang

mempunyai nilai error terkecil untuk penggunaan metode Double Exponential

Smoothing with Trend.

Hasil peramalan penjualan produk pipa PVC dengan menggunakan

metode Double Exponential Smoothing with Trend adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Peramalan Double Exponential Smoothing with Trend

Page 13: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

81

Periode Peramalan (batang)

Mei 2006 3851

Juni 2006 3880

Juli 2006 3910

Sumber: hasil pengolahan data

CFE = 733.4309

MAD = 237.5239

MSE = 90605.72

MAPE = 6.6422

Tracking Signal = 3.0878

4.2.1.8 Metode Linear Regression

Pada metode ini, data masa lalu menunjukkan fluktuasi yang acak di

sekitar garis lurus dengan kemiringan tertentu dimana persamaan garis yang

mewakilinya merupakan persamaan linier. Persamaannya adalah :

y’t = a + bt

a = 1/n ( yt - b t)

n t.yt - y(t) . t

b = ____________

n t2 – (t)2

dimana:

t = periode waktu ke t

Page 14: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

82

yt = data yang lalu

y’t = peramalan yang dilakukan

Dari pengolahan data dengan menggunakan software WinQSB

khususnya aplikasi Forecasting and Linear Regression versi 1.00 hasil peramalan

penjualan produk pipa PVC dengan menggunakan metode Linear Regression

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Peramalan Metode Linear Regression

Periode Peramalan (batang)

Mei 2006 3832

Juni 2006 3861

Juli 2006 3890

Sumber: hasil pengolahan data

CFE = -4.88

MAD = 178.6221

MSE = 55603.48

MAPE = 5.0987

Tracking Signal = -2.73

4.2.2 Verifikasi Peramalan

Untuk mengetahui apakah peramalan yang dilakukan itu valid atau

tidak, perlu dilakukan suatu verifikasi peramalan. Tabel MR berikut ini

memperlihatkan nilai Moving Range dari peramalan penjualan produk Pipa

PVC. Perhitungan verifikasi peramalan menggunakan data peramalan

Page 15: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

83

berdasarkan metode Linear Regression yang mempunyai nilai error terkecil.

Perhitungan nilai MR berdasarkan rumus:

MR = [(Ft – At) – ( Ft-1 – At-1)]

dimana:

MR = Moving Range

Ft = nilai ramalan periode t

At = nilai aktual periode t

Ft-1 = nilai ramalan periode t-1

At-1 = nilai aktual periode t-1

Tabel 4.12 Perhitungan Moving Range

Forecast Demand F-D (Error) MR 3448.297 3425 23.297 3477.747 3365 112.747 89.45 3507.198 3885 -377.802 -490.549 3536.648 3655 -118.352 259.45 3566.099 3245 321.099 439.451 3595.55 3480 115.55 -205.549

3625 3765 -140 -255.55 3654.451 3685 -30.549 109.451 3683.901 3770 -86.099 -55.55 3713.352 3125 588.352 674.451 3742.802 3890 -147.198 -735.55 3772.253 3960 -187.747 -40.549 3801.703 3875 -73.297 114.45

Sumber: hasil pengolahan data

Page 16: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

84

MRavg = 3470 / 12 = 289.167

UCL = 2.66 x 289.167 = 769.183

LCL = -2.66 x 289.167 = - 769.183

Daerah A = |2/3 UCL| = |512.789|

Daerah B = |1/3 UCL| = |256.394|

-1000-800-600-400-200

0200400600800

1000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Periode

Erro

r

Errorucllcla+a-b+b-

Gambar 4.1 Grafik Verifikasi Peramalan

4.2.3 Aggregate Planning

Berdasarkan metode peramalan yang paling sesuai dengan pola data

permintaan pipa PVC yaitu metode Linear Regression, dapat dibuat suatu

rencana produksi untuk 3 bulan mendatang (12 minggu). Hasil peramalan

permintaan pipa PVC untuk bulan Mei 2006 sampai Juli 2006 adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.13 Peramalan Produksi pipa PVC

Minggu Peramalan Produksi (batang)

14 958

15 958

16 958

Page 17: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

85

17 958

18 966

19 966

20 966

21 966

22 973

23 973

24 973

25 973

Sumber: hasil pengolahan data

Perencanaan agregat dilakukan untuk menentukan jumlah produksi

yang paling optimal untuk menekan biaya produksi. Dalam melakukan

perhitungan terhadap total biaya produksi, hal-hal yang dipertimbangkan

adalah:

- Gaji karyawan per minggu dan biaya lembur

- Biaya produksi dan biaya penyimpanan pipa PVC Perbatang

- Level persediaan yang diinginkan perusahaan

Metode perencanaan agregat yang digunakan adalah metode jumlah

produksi konstan (level production) dan metode chase production.

Perhitungan biaya persediaan per minggu

= (biaya karyawan bagian gudang + biaya listrik, air + biaya maintenance

fasilitas gudang) : kapasitas maksimum gudang

= (5 x Rp 200,000 x 3 shift + Rp 5,000,000/4 + Rp 2,000,000/4): 5000

Page 18: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

86

= Rp 950

Perhitungan biaya produksi per batang

= (biaya karyawan bagian produksi dan pengemasan + biaya listrik, air +

biaya maintenance fasilitas pabrik) : kapasitas produksi/minggu (actual

capacity)

= (35 x Rp 200,000 x 3 shift+ Rp 80,000,000/4 + Rp 12,000,000/4): 800

= Rp 55,000

Produk pipa PVC maksimal yang dapat dihasilkan oleh PT Harapan

Widyatama Pertiwi dalam satu hari kerja normal tanpa lembur sebesar 240

batang maka dalam satu shift perusahaan dapat menghasilkan 80 batang. Dalam

satu minggu waktu kerja normal (6 hari kerja) dapat dihasilkan 1440 batang.

Apabila permintaan yang ada tidak melebihi 1440 batang maka tidak

diperlukan lembur karyawan baik pada bagian produksi maupun pada bagian

pengemasan.

Pada saat ini PT Harapan Widyatama Pertiwi memproduksi sekitar 800

batang pipa PVC setiap minggu tanpa memperhitungkan jam lembur. PT

Harapan Widyatama Pertiwi juga menginginkan tingkat persediaan yang tetap

sebesar 1000 batang sebagai tindakan preventif apabila terjadi lonjakan

permintaan yang tinggi ataupun terjadi kemacetan dalam proses produksi pipa

PVC.

Contoh perhitungan metode konstan untuk minggu ke-4:

Page 19: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

87

Jumlah produksi = 11588/12 = 966

Persediaan = (3864 – 3832 ) + 1000 = 1032

Gaji karyawan = (25+10) x Rp 200,000 x 3 = Rp 21,000,000

Jumlah karyawan lembur = 0

Biaya lembur = 0

Biaya persediaan = 1032 x Rp 950 = Rp 980,400

Biaya produksi = 966 x Rp 55,000 = Rp 53,130,000

Total biaya = total biaya produksi + total biaya persediaan + total

biaya lembur + total gaji karyawan

= Rp 637,560,000 + Rp 11,652,700 + 0 + Rp 252,000,000

= Rp 901,212,700

Contoh perhitungan metode chase untuk minggu ke-4:

Jumlah produksi = 958 (sama dengan jumlah permintaan)

Persediaan = 1000

Gaji karyawan = (25+10) x Rp 200,000 x 3 = Rp 21,000,000

Jumlah karyawan lembur = 0

Biaya lembur = 0

Biaya persediaan = 1000 x Rp 950 = Rp 950,000

Biaya produksi = 958 x Rp 55,000 = Rp 52,690,000

Total biaya = total biaya produksi + total biaya persediaan + total

biaya lembur + total gaji karyawan

= Rp 637,340,000 + Rp 11,400,000 + 0 + Rp 252,000,000

Page 20: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

88

= Rp 900,740,000

Dari kedua metode diatas, dapat dilihat bahwa metode yang

menghasilkan biaya terkecil adalah metode Chase, sehingga dapat dikatakan

bahwa metode chase merupakan metode yang paling optimal. Hasil perhitungan

dengan metode Chase ini akan divalidasi dengan perhitungan Resource

Requirement Planning sebelum digunakan pada tahap penyusunan Master

Production Scheduling.

4.2.4 Resource Requirement Planning

Setelah dilakukan perhitungan Aggregate Planning untuk mendapatkan

rencana produksi dengan biaya terendah, maka tahap berikutnya dalam

Manufacturing Resource Planning adalah perhitungan Resource Requirement

Planning yang merupakan tingkat perencanaan tertinggi dalam perencanaan

kapasitas. Tahapan yang dilakukan untuk RRP adalah sebagai berikut ini:

Memperoleh rencana produksi dari perencanaan agregat

Dari perencanaan agregat yang telah dilakukan sebelumnya, didapat

bahwa metode produksi dengan biaya terendah adalah metode chase

strategy, sehingga dalam penyusunan RRP ini juga berdasarkan pada

metode chase strategy. Dalam perhitungan RRP ini, periode waktu yang

digunakan juga dalam satuan minggu.

Tabel 4.14 Rencana Produksi dari Perencanaan Agregat

Page 21: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

89

Periode

(Minggu ke-)

Permintaan

Total

(batang)

Rencana

Produksi Chase

Method (batang)

Tingkat

Inventori

(batang)

14 958 958 1000

15 958 958 1000

16 958 958 1000

17 958 958 1000

18 966 966 1000

19 966 966 1000

20 966 966 1000

21 966 966 1000

22 973 973 1000

23 973 973 1000

24 973 973 1000

25 973 973 1000

Sumber: hasil pengolahan data

Menentukan struktur produk

Hanya terdapat satu bagian struktur produk yaitu pembuatan produk

pipa itu sendiri, karena tidak adanya penggabungan beberapa macam

part untuk memproduksi finish good.

Page 22: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

Gambar 4.2 Struktur Produk pipa PVC

Menghitung bill of resources

Bill of resources tergantung pada struktur produk di atas dimana formula

yang digunakan untuk menghitung bill of resources adalah: Rata-rata waktu

pembuatan = proporsi product mix x jam standar pembuatan per produksi.

Dalam hal ini, karena proporsi product mix untuk produk pipa PVC adalah

100% maka rata-rata waktu pembuatan yang digunakan sama dengan jam

standar Pembuatan per produksi dari produk pipa PVC yaitu sebesar 24jam

/ 240 batang = 0.10 jam/batang.

Menghitung Kebutuhan Sumber Daya Total

Dengan sumber daya yang tersedia selama satu minggu yang terdiri dari 6

hari kerja adalah 6 x 24 jam = 144 jam.

Page 23: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

91

Tabel 4.15 Tabel Perhitungan Sumber Daya Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Rencana

Produksi

(batang)

Rata-rata

Waktu

pembuatan per

Unit (Jam)

Kebutuhan

Sumber

Daya

(1) x (2)

Sumber

Daya yang

Tersedia

(Jam)

Kekurangan/K

elebihan

Sumber Daya

(4) – (3)

958 0.10 95.80 144 48.20

958 0.10 95.80 144 48.20

958 0.10 95.80 144 48.20

958 0.10 95.80 144 48.20

966 0.10 96.60 144 47.40

966 0.10 96.60 144 47.40

966 0.10 96.60 144 47.40

966 0.10 96.60 144 47.40

973 0.10 97.30 144 46.70

973 0.10 97.30 144 46.70

973 0.10 97.30 144 46.70

973 0.10 97.30 144 46.70

Sumber: pengolahan data

Mengevaluasi rencana

Pada langkah terakhir ini dalam penyusunan RRP adalah melakukan

evaluasi terhadap hasil perhitungan kebutuhan sumber daya total. Dari

tabel yang diperoleh diatas, dapat dilihat bahwa dari segi kapasitas

produksi, tidak terdapat kekurangan kapasitas pada semua periode yang

Page 24: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

92

berlangsung. Sedangkan dari segi inventori, terdapat inventori sebesar

12000 batang selama 12 periode yang dimasukkan dalam perhitungan.

4.2.5 Master Production Scheduling

Apabila perencanaan agregat produksi dan perencanaan kebutuhan

sumber daya sebagai tingkatan tertinggi dalam hierarki perencanaan prioritas

dan perencanaan kapasitas telah dapat diselesaikan, maka tahap berikutnya

adalah melakukan penjadwalan produksi induk (MPS). Data-data yang

digunakan untuk penyusunan MPS adalah data-data hasil perhitungan

perencanaan agregat produksi yang telah divalidasi dengan perencanaan

kebutuhan sumber daya.

Dalam penyusunan MPS, rencana produksi bulanan dibagi menjadi

rencana produksi mingguan. Satu bulan diasumsikan dibagi atas empat minggu.

Minggu pertama dalam bulan Mei 2006 dianggap sebagai minggu ke 14 dalam

tahun 2006. Jumlah produksi sama banyak untuk tiap minggunya sehingga

didapat MPS sebagai berikut:

Tabel 4.16 Tabel Perhitungan MPS

Periode (Minggu ke-) 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Sales Forecast 958 958 958 958 966 966 966 966 973 973 973 973 Actual Orders 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Projected Available Balance 2916 2916 3874 2916 3882 2916 3882 2916 3889 2916 3889 2916

Available to Promise 1916

916

932

932

946

946

Cumulative ATP 1916 1916 2832 2832 3764 3764 4696 4696 5642 5642 6588 6588MPS 1916 1916 1932 1932 1946 1946

Page 25: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

93

OH = on hand = 1000 DTF = Demand Time Fences = 2 minggu SS = safety stock = 1000 PTF = Planning Time Fences = 4 minggu

Sumber: hasil pengolahan data

Perhitungan MPS:

- Projected Available Balance sebelum DTF = On-Hand Balance + MPS –

Actual Orders = 1000 + 1916 - 0 = 2916

- Projected Available Balance setelah DTF = PAB sebelumnya + MPS –

maksimum (Sales Forecast atau Actual Orders) = 2916 + 1916 - 958 = 3874

- Available to Promise = (On-Hand Balance + MPS – Safety Stock) – Jumlah

Actual Orders sebelum MPS berikutnya = (1000 + 1916 - 1000) – 0 = 1916

- Actual Orders bernilai 0 semua karena pada saat penyusunan MPS belum

ada pesanan yang masuk

Dari tabel MPS diatas, dapat dilihat bahwa angka untuk MPS adalah

jumlah rencana produksi selama periode 2 minggu sesuai dengan besarnya

Demand Time Fence. MPS dwi-mingguan tersebut kemudian dibagi lagi menjadi

rencana produksi mingguan seperti berikut ini:

Tabel 4.17 Rencana Produksi Mingguan Bulan Mei 2006

Minggu ke- 14 15 16 17

Jumlah Produksi

(batang)

958 958 958 958

Sumber: hasil pengolahan data

Page 26: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

94

Tabel 4.18 Rencana Produksi Mingguan Bulan Juni 2006

Minggu ke- 18 19 20 21

Jumlah Produksi

(batang)

966 966 966 966

Sumber: hasil pengolahan data

Tabel 4.19 Rencana Produksi Mingguan Bulan Juli 2006

Minggu ke- 22 23 24 25

Jumlah Produksi

(batang)

973 973 973 973

Sumber: hasil pengolahan data

4.2.6 Rough Cut Capacity Planning

Rough Cut Capacity Planning merupakan urutan kedua dari hierarki

perencanaan kapasitas. RCCP melakukan validasi terhadap MPS yang juga

menempati urutan kedua dalam hierarki perencanaan prioritas produksi.

Untuk mempermudah dalam memahami cara perhitungan RCCP secara benar,

dilakukan penjabaran dengan empat langkah yang diperlukan untuk

melaksanakan RCCP, yaitu:

Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS

Dari MPS yang telah disusun sebelumnya, dapat diperoleh informasi

jumlah rencana produksi pipa PVC untuk waktu 3 bulan ke depan

sebagai berikut:

Page 27: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

95

Tabel 4.20 Jadwal Produksi pipa PVC

Minggu ke- Jadwal Produksi (batang)

14 958

15 958

16 958

17 958

18 966

19 966

Minggu ke- Jadwal Produksi (batang)

20 966

21 966

22 973

23 973

24 973

25 973

Sumber: hasil pengolaha data

Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu

Pada perhitungan Resource Requirement Planning (RRP) telah diketahui

bahwa pada produk pipa PVC hanya terdapat satu bagian struktur

produk yaitu pembuatan pipa PVC itu sendiri. Waktu tunggu produk

juga tidak ada, karena tidak adanya penggabungan beberapa macam

part untuk memproduksi finish good.

Page 28: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

96

Menentukan bill of resources

Jam standar pembuatan per unit dari produk pipa PVC yaitu sebesar

24jam / 240 batang = 0.10 jam/batang. Kemudian dilakukan perhitungan

waktu pembuatan rata-rata untuk jadwal produksi setiap periode

sebagai berikut:

Tabel 4.21 Waktu Pembuatan Rata-rata

(1) (2) (3) (4)

Periode

(Minggu ke-

)

Rencana

Produksi

(batang)

Rata-rata Waktu

pembuatan/Unit

(Jam)

Waktu

pembuatan

Rata-rata

(Jam)

(2) x (3)

14 958 0.10 95.80

15 958 0.10 95.80

16 958 0.10 95.80

17 958 0.10 95.80

18 966 0.10 96.60

19 966 0.10 96.60

20 966 0.10 96.60

21 966 0.10 96.60

22 973 0.10 97.30

23 973 0.10 97.30

Page 29: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

97

24 973 0.10 97.30

25 973 0.10 97.30

Sumber: hasil pengolahan data

Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat laporan

RCCP

Perhitungan kebutuhan sumber daya spesifik perlu mempertimbangkan

tingkat efisiensi mesin produksi. Perhitungan kebutuhan kapasitas jam

mesin berdasarkan analisis RCCP adalah sebagai berikut:

Tabel 4.22 Perhitungan Kapasitas Jam Mesin

1 2 3 4 5

Waktu

pembuatan

Rata-rata

(Jam)

Efisiensi Kebutuha

n Aktual

(Jam)

(1) / (2)

Kapasitas

Tersedia

(Jam)

Kelebihan

Kapasitas

(Jam)

(4) – (3)

95.80 0.9 106.44 144 37.56

95.80 0.9 106.44 144 37.56

95.80 0.9 106.44 144 37.56

95.80 0.9 106.44 144 37.56

96.60 0.9 107.33 144 36.67

96.60 0.9 107.33 144 36.67

96.60 0.9 107.33 144 36.67

96.60 0.9 107.33 144 36.67

97.30 0.9 108.11 144 35.89

Page 30: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

98

97.30 0.9 108.11 144 35.89

97.30 0.9 108.11 144 35.89

97.30 0.9 108.11 144 35.89

Sumber: hasil pengolahan data

Sumber daya yang tersedia selama satu minggu yang terdiri dari 6 hari

kerja adalah 6 x 24 jam = 144 jam.

Selanjutnya hasil-hasil dari RCCP ditampilkan dalam suatu diagram

yang dikenal sebagai load profile. Load profile merupakan metode yang umum

dipergunakan untuk menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan versus

kapasitas yang tersedia.

Gambar 4.3 Grafik Capacity Load Profile

4.2.7 Bill of Material

0 20 40 60 80

100 120 140 160

Waktu

14-17 18-21 22-25

Periode

Kebutuhan Aktual Lapasitas Tersedia

Page 31: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

Bill of Material merupakan daftar dari semua material, parts dan

subassemblies serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk

memproduksi satu unit produk.

Untuk memproduksi sebatang pipa PVC diperlukan resin 970 kg (48.5%),

complex stabilizer 60 kg (3%), pigment 210 kg (10.5%), dan Zat Kapur 760 kg

( 3CaCo ) (38%). Semua material yang digunakan dalam produksi pipa PVC

tersebut berada pada level yang sama pada level Bill of Material karena tidak terjadi

penggabungan part tambahan lain. Bill of Material dari pipa PVC adalah sebagai

berikut:

Gambar 4.4 Bill of Material pipa PVC

4.2.1 Material Requirement Planning

Berdasarkan Bill of Material dari produk pipa PVC dan data hasil peramalan

permintaan yang telah disusun ke dalam MPS, maka tahap berikutnya adalah tahap

penyusunan Rencana Kebutuhan Material atau Material Requirement Planning.

Sama seperti MPS yang telah dibuat sebelumnya, MRP untuk produksi pipa PVC

selama bulan Mei 2006 sampai dengan bulan

Page 32: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

100

Juli 2006 dibagi menjadi mingguan yaitu mulai dari minggu ke-14 sampai

dengan minggu ke-25.

Penyusunan MRP dilakukan dengan menggunakan metode Lot for Lot.

Hal ini disesuaikan dengan kenyataan yang ada dimana perusahaan PT

Harapan Widyatama Pertiwi dalam melakukan pemesanan tidak dibatasi oleh

aturan mengenai jumlah minimum pemesanan ataupun dibatasi oleh kapasitas

tertentu. Oleh karena itu metode Lot for Lot sangat cocok untuk diaplikasikan

dalam penyusunan MRP untuk produk pipa PVC yang dihasilkan oleh PT

Harapan Widyatama Pertiwi. Karena hasil peramalan tidak semuanya

berbentuk bilangan bulat (mengandung angka pecahan), maka dalam

penyusunan MRP ini semua data yang ada mengalami pembulatan ke atas.

Data-data tambahan yang dibutuhkan dalam penyusunan MRP untuk

material penyusun pipa PVC adalah sebagai berikut:

Tabel 4.23 Data Lead Time, On Hand dan Safety Stock

Material Lead Time

(minggu)

On Hand Safety Stock Kebutuhan

minggu ke-

Resin 1 60 karung 60 karung 14

Zat Kapur 1 50 karung 50 karung 14

Complex stabilizer 1 5 karung 5 karung 13

Pigment 1 15 karung 15 karung 13

Sumber: Bagian Gudang PT Harapan Widyatama Pertiwi

MRP untuk bahan baku dalam produksi pipa PVC adalah sebagai

berikut:

Page 33: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

101

MRP Resin

Jumlah Gross Requirement Resin bulan Mei 2006 didapat melalui

perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.24 Perhitungan Gross Requirement Resin

Perhitungan Hasil

Peramalan permintaan pipa PVC

bulan Mei 2006

958 batang

Jumlah yang harus diproduksi 958 / 60 15.97

Jumlah Resin yang diperlukan 15,97 * 970 kg 15490.90 kg =

309.82 karung@50

kg

Jumlah Resin yang diperlukan

dalam 1 minggu

309.82 karung/ 4 77.46 ∼ 78 karung

Sumber: hasil pengolahan data

Jumlah Gross Requirement untuk bulan Juni dan Juli 2006 didapat

melalui perhitungan yang sama dengan perhitungan diatas, dengan perbedaan

pada jumlah peramalan permintaan Pipa PVC.

Tabel 4.25 MRP untuk Resin

Lead Time : 1 minggu Safety Stock : 60 karung

On Hand : 60 karung Lot Size : L4L

Periode (Minggu ke-) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Gross Requirements

78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

Scheduled Receipts

Projected On-Hand

-18 -96 -174 -252 -330 -408 -486 -564 -642 -720 -798 -876

Page 34: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

102

Projected Available

60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

Net Requirements

78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

Planned Order Receipts

78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

Planned Order Release

78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

Sumber: hasil pengolahan data

MRP Zat Kapur

Jumlah Gross Requirement Zat Kapur untuk bulan Mei 2006 didapat

melalui perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.26 Perhitungan Gross Requirement Zat Kapur

Perhitungan Hasil

Peramalan permintaan pipa PVC

bulan Mei 2006

958 batang

Jumlah yang harus diproduksi 958 / 60 15.97

Jumlah Zat Kapur yang

diperlukan

15.97 * 760 kg 12134.67 kg =

242.69 karung@50

kg

Jumlah Zat Kapur yang

diperlukan dalam 1 minggu

242.69 karung/ 4 60.67 ∼ 61 karung

Sumber: hasil pengolahan data

Jumlah Gross Requirement untuk bulan Juni dan Juli 2006 didapat

melalui perhitungan yang sama dengan perhitungan diatas, dengan perbedaan

pada jumlah peramalan permintaan pipa PVC.

Tabel 4.27 MRP untuk Zat Kapur

Page 35: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

103

Lead Time : 1 minggu Safety Stock : 50 karung

On Hand : 50 karung Lot Size : L4L

Periode (Minggu ke-) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Gross Requirements

61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61

Scheduled Receipts

Projected On-Hand

-11 -72 -133 -194 -255 -316 -377 -438 -499 -560 -621 -682

Projected Available

50 50 50

50 50 50 50 50 50 50 50 50

Net Requirements

61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61

Planned Order Receipts

61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61

Planned Order Release

61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61

Sumber: hasil pengolahan data

MRP Complex Stabilizer

Jumlah Gross Requirement Complex Stabilizer untuk bulan Mei 2006

didapat melalui perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.28 Perhitungan Gross Requirement Complex Stabilizer

Perhitungan Hasil

Peramalan permintaan pipa PVC

bulan Mei 2006

958 batang

Jumlah yang harus diproduksi 958 / 60 15.97

Jumlah Complex Stabilizer yang

diperlukan

15.97 * 60 kg 958.20 kg = 19.16

karung@50 kg

Jumlah Complex Stabilizer yang

diperlukan dalam 1 minggu

19.16 karung/ 4 4.79 ∼ 5 karung

Sumber: hasil pengolahan data

Page 36: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

104

Jumlah Gross Requirement untuk bulan Juni dan Juli 2006 didapat

melalui perhitungan yang sama dengan perhitungan diatas, dengan perbedaan

pada jumlah peramalan permintaan pipa PVC

Tabel 4.29 MRP untuk Complex Stabilizer

Lead Time : 1 minggu Safety Stock : 5 karung

On Hand : 5 karung Lot Size : L4L

Periode (Minggu ke-) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Gross Requirements

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Scheduled Receipts

Projected On-Hand

0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40 -45 -50 -55 -60

Projected Available

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Net Requirements

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Planned Order Receipts

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Planned Order Release

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Sumber: hasil pengolahan data

MRP Pigment

Jumlah Gross Requirement Pigment untuk bulan Mei 2006 didapat melalui

perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.30 Perhitungan Gross Requirement Pigment

Perhitungan Hasil

Peramalan permintaan pipa PVC

bulan Mei 2006

958 batang

Jumlah yang harus diproduksi 958 / 60 15.97

Jumlah Pigment yang diperlukan 15.97 * 210 kg 3353.70 kg = 67.07

Page 37: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

105

karung@50 kg

Jumlah Pigment yang diperlukan

dalam 1 minggu

67.07 karung/ 4 16.77 ∼ 17 karung

Sumber: hasil pengolahan data

Jumlah Gross Requirement untuk bulan Juni dan Juli 2006 didapat

melalui perhitungan yang sama dengan perhitungan diatas, dengan perbedaan

pada jumlah peramalan permintaan pipa PVC.

Tabel 4.31 MRP untuk Pigment

Lead Time : 1 minggu Safety Stock : 15 karung

On Hand : 15 karung Lot Size : L4L

Periode (Minggu ke-) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Gross Requirements

17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17

Scheduled Receipts

Projected On-Hand

-2 -19 -36 -53 -70 -87 -104 -121 -138 -155 -172 -189 -206

Projected Available

15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Net Requirements

17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17

Page 38: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

106

Planned Order Receipts

17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17

Planned Order Release

17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17

Sumber: hasil pengolahan data

4.2.9 Capacity Requirement Planning

Tahapan yang diperlukan untuk melaksanakan analisis CRP yaitu:

Memperoleh informasi tentang pesanan produksi yang dikeluarkan (planned

order release) dari MRP.

Informasi pesanan produksi yang dikeluarkan berdasarkan perhitungan

MRP yang telah dilakukan sebelumnya merupakan pesanan untuk material,

bukan merupakan pesanan untuk pembuatan part, sehingga dengan demikian

informasi pesanan produksi yang dikeluarkan MRP tidak dapat digunakan

dalam perhitungan CRP. Hal ini terjadi karena dalam proses produksi pipa

PVC ini hanya terdiri atas 1 level saja, dimana tidak terjadi penggabungan

beberapa part dalam suatu tahap pembuatan produk. Oleh karena itu

digunakan data jadwal produksi sesuai dengan MPS yang telah dihitung.

Tabel 4.32 Jadwal Produksi pipa PVC

Minggu ke- Jadwal Produksi (batang)

14 958

15 958

16 958

17 958

18 966

Page 39: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

107

19 966

20 966

21 966

22 973

23 973

24 973

25 973

Sumber: hasil pengolahan data

Memperoleh informasi tentang standard run time per unit dan standard setup

time per size.

Tabel 4.33 Standard run time per unit dan Standard setup time per size

Periode Lot Size

(batang)

Setup Time/ Lot

(menit)

Run Time/ Unit

(jam)

Run Time/

Unit (menit)

Minggu 14-17 958 60 0.10 6

Minggu 18-21 966 60 0.10 6

Minggu 22-25 973 60 0.10 6

Sumber: hasil pengolahan data

Menghitung kapasitas yang dibutuhkan dari masing-masing pusat kerja.

Tabel 4.34 Operation Time per Unit Produk pipa PVC

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Periode

(minggu)

Lot Size

(batang

)

Setup

Time/Lot

(menit)

Setup

Time/Unit

(menit)

(3) / (2)

Run

Time/Unit

(menit)

Operation

Time/Unit

(menit)

(4) + (5)

Total

Operation

Time

(menit)

(2) x (6)

14-17 958 60 0.0626 6 6.0626 5807.97

Page 40: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

108

18-21 966 60 0.0621 6 6.0621 5855.99

22-25 973 60 0.0617 6 6.0617 5898.03

Sumber: hasil pengolahan data

Keterangan perhitungan Operation time:

• Setup time/lot sebesar 60 menit untuk jumlah lot selama 1 minggu karena

pada kondisi aktual, mesin-mesin produksi bekerja terus-menerus selama

24 jam dalam sehari dan hanya dimatikan pada saat hari libur saja.

• Run time/unit didapat dari 0.10 jam x 60 menit = 6 menit

Membuat laporan CRP

Setelah kapasitas yang dibutuhkan dari pusat kerja telah ditentukan,

maka tahap berikutnya adalah pembuatan laporan CRP untuk setiap periode

dalam rencana produksi sebagai berikut:

Tabel 4.35 Laporan CRP tentang Kebutuhan Kapasitas Jam Mesin

No. Deskripsi Minggu

14-17

Minggu

18-21

Minggu

22-25

(1) Waktu yang tersedia

(menit)

8640 8640 8640

(2) Tingkat Utilisasi Mesin

(kondisi aktual)

0.95 0.95 0.95

(3) Tingkat Efisiensi Mesin

(kondisi aktual)

0.90 0.90 0.90

Page 41: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

109

(4) Kapasitas Tersedia

= (1) x (2) x (3)

7387.20 7387.20 7387.20

(5) Kebutuhan Aktual 5807.97 5855.99 5898.03

(6) Kelebihan Kapasitas

= (4) – (5)

1579.23 1525.21 1489.17

Sumber: hasil pengolahan data

Keterangan Laporan CRP:

• Waktu yang tersedia = 6 hari x 24 jam x 60 menit = 8640 menit

• Tingkat utilisasi dan efisiensi mesin merupakan kondisi aktual

perusahaan

• Kebutuhan aktual didapat dari perhitungan Total Operation Time

pada table 4.35

4.3 Analisa Data

4.3.1 Analisis Peramalan

Hasil pengumpulan data penjualan pipa PVC yang telah dikumpulkan

dan telah dilakukan proses peramalan berdasarkan beberapa jenis metode

peramalan yang ada. Dalam penelitian ini digunakan delapan metode

peramalan yaitu: Simple Average, Moving Average, Weighted Moving Average,

Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Double Exponential

Smoothing, Double Exponential Smoothing with Trend dan Linear Regression.

4.3.2 Pemilihan Metode Terbaik

Page 42: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

110

Setelah peramalan dilakukan pada data penjualan dengan menggunakan

delapan metode, maka dipilih metode peramalan yang terbaik. Standar yang

digunakan dalam menentukan apakah suatu metode peramalan menghasilkan

hasil peramalan yang baik adalah dengan melihat nilai Mean Square Error atau

MSE, MAD dan CFE serta MAPE. Akurasi peramalan akan semakin tinggi

apabila nilai-nilai MAD, CFE, Tracking Signal, MSE dan MAPE semakin kecil.

Dari ketiga jenis standar nilai tersebut, nilai MAPE yang paling berbobot

dalam menentukan validitas hasil peramalan. Dari delapan metode peramalan

yang dipakai dalam penelitian ini, metode dengan nilai MAPE terkecil yaitu

metode Linear Regression dengan nilai MAPE = 5.0987 Metode Linear Regression

juga mempunyai nilai MAD, CFE dan Tracking Signal terkecil diantara metode

peramalan yang lain.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa metode Linear

Regression merupakan metode yang terbaik untuk meramalkan jumlah

penjualan produk pipa PVC selama beberapa periode singkat ke depan. Oleh

karena itu pula hasil peramalan dengan menggunakan metode Linear Regression

digunakan sebagai dasar dalam perhitungan-perhitungan selanjutnya.

4.3.3 Metode Linear Regression

Hasil peramalan dengan menggunakan metode Linear Regression untuk

penjualan produk pipa PVC untuk periode Mei sampai dengan Juli 2006 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.36 Hasil Peramalan Permintaan Metode Linear Regression

Page 43: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

111

Bulan Mei 2006 Juni 2006 Juli 2006

Peramalan

(batang)

3832 3861 3890

Sumber: hasil pengolahan data

Kelebihan dari penggunaan metode peramalan dalam melakukan proses

pemesanan bahan baku ke supplier adalah efisiensi waktu, tenaga dan biaya.

Sedangkan ada juga kekurangan dari menggunakan metode peramalan ini yaitu

pada setiap periode, bagian produksi dan marketing harus melakukan proses

update terhadap data periode yang baru lewat. Kemudian harus dilakukan

proses perhitungan peramalan lagi, sebab ada kemungkinan perubahan metode

peramalan yang terbaik karena ada kemungkinan terjadi perubahan pola data

dengan masuknya data yang terbaru.

4.3.4 Analisis Verifikasi Peramalan

Dari grafik verifikasi peramalan yang telah dibuat, dapat disimpulkan

bahwa tidak ada data yang berada di luar batas UCL dan LCL. Setelah

dilakukan analisis data verifikasi satu demi satu ternyata tidak ada data yang

berada diluar UCL dan LCL. Tidak ada data yang berada dalam kondisi out of

control. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode peramalan dengan

metode Linear Regression sudah cukup baik.

4.3.5 Analisis Agregate Planning

Page 44: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

112

Perencanaan agregat dilakukan dengan mempertimbangkan biaya-biaya

seperti yang tercantum secara terperinci dalam subbab 4.1.2 untuk

mendapatkan total biaya yang terkecil. Perencanaan agregat ini dilakukan

dengan menggunakan dua metode, yaitu metode produksi konstan dan metode

produksi chase. Hasil perhitungan total biaya untuk masing-masing metode

produksi adalah sebagai berikut:

Metode produksi konstan

Total perhitungan biaya dengan metode konstan adalah sebesar Rp

901,212,700 untuk produksi selama 12 minggu.

Metode produksi chase

Total perhitungan biaya dengan metode chase adalah sebesar Rp

900,740,000untuk produksi selama 12 minggu.

Dari kedua metode produksi diatas, didapatkan bahwa yang mempunyai total

biaya terkecil adalah perencanaan agregat dengan metode produksi chase.

Jumlah produksi selama 12 minggu dengan metode produksi chase adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.37 Jumlah Produksi dengan Metode Chase

Minggu ke- Jumlah Produksi (dus)

14 958

15 958

Page 45: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

113

16 958

17 958

18 966

19 966

20 966

21 966

22 973

23 973

24 973

25 973

Sumber: hasil pengolahan data

4.3.6 Analisis Resource Requirement Planning

Resource Requirement Planning merupakan tingkat perencanaan tertinggi

dalam perencanaan kapasitas. Penyusunan RRP berdasarkan pada metode chase

strategy yang mempunyai biaya terkecil dalam perhitungan aggregate planning

sebelumnya. Produk pipa PVC hanya terdiri dari satu bagian struktur produk

yaitu pembuatan pipa itu sendiri karena tidak ada penggabungan part lainnya.

Rata-rata waktu pembuatan yang digunakan sama dengan jam standar

pembuatan per produksi dari produk pipa PVC karena proporsi product mix

untuk produk pipa PVC adalah 100% yaitu sebesar 24 jam / 240 batang = 0.10

jam/batang. Dari perhitungan sumber daya total didapatkan bahwa ternyata

tidak terdapat kekurangan sumber daya dalam satuan waktu. Hal ini berarti

proses produksi dapat berjalan seperti yang telah direncanakan. Sedangkan

Page 46: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

114

dari segi inventori, terdapat inventori sebesar 12000 batang selama 12 periode

yang dimasukkan dalam perhitungan.

4.3.7 Analisis Master Production Scheduling

Data-data hasil peramalan yang digunakan untuk penyusunan MPS

adalah data-data hasil dari peramalan dengan menggunakan metode yang

terbaik untuk masalah ini, yaitu metode Linear Regression dengan nilai MAPE =

5.0987. Dalam penyusunan MPS, rencana produksi bulanan dibagi menjadi

rencana produksi mingguan. Jumlah produksi sama banyak untuk tiap

minggunya.

Dari tabel MPS pengolahan dapat dilihat adanya kenaikan rencana

jumlah produksi pipa PVC. Pada bulan Mei 2006 tercatat rencana produksi

sebesar 3832 batang, sedangkan pada bulan Juni 2006 tercatat rencana

produksi sebesar 3861 batang dan pada bulan Juli 2006 sebesar 3890 batang.

Hal ini berarti terjadi kenaikan sebesar kurang lebih 30 batang tiap bulan atau

sekitar 8% per tahun.

Kenaikan jumlah produksi berarti semakin mendatangkan keuntungan

bagi perusahaan dan juga sebagai pertanda bahwa produk yang diproduksi oleh

perusahaan ini dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Kenaikan rencana

produksi ini juga tidak melebihi kapasitas produksi pabrik PT Harapan

Widyatama Pertiwi yang dapat menghasilkan 1440 batang pipa PVC dalam satu

minggu waktu kerja normal (6 hari kerja).

Page 47: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

115

4.3.8 Analisis Rough Cut Capacity Planning

Informasi mengenai jumlah rencana produksi pipa PVC untuk waktu 3

bulan ke depan diperoleh dari MPS. Pada perhitungan Resource Requirement

Planning(RRP) juga telah diketahui bahwa pada produk pipa PVC hanya

terdapat satu bagian struktur produk yaitu pembuatan pipa itu sendiri. Waktu

tunggu produk juga tidak ada. Jam standar pembuatan per produksi dari

produk piap PVC yaitu sebesar 24jam / 240 batang = 0.10 jam/batang.

Dalam perhitungan kebutuhan sumber daya spesifik perlu

dipertimbangkan tingkat efisiensi mesin produksi. Dari hasil perhitungan yang

dilakukan kebutuhan kapasitas jam mesin, dapat disimpulkan bahwa semua

kebutuhan aktual periode tidak ada yang melebihi kapasitas yang tersedia. Hal

ini berarti jadwal produksi seperti yang tercantum dalam MPS dapat

dilaksanakan.

4.3.9 Analisis Bill of Material

Produk pipa PVC ini dibuat dengan komponen resin sebesar 48.5%,

complex stabilizer sebesar 3%, pigment sebesar 10.5%, dan Zat Kapur ( 3CaCo )

sebesar 38% dari keseluruhan. Semua material yang digunakan dalam produksi

pipa PVC tersebut berada pada level yang sama pada level Bill of Material

karena tidak terjadi penggabungan part tambahan lain.

Page 48: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

116

4.3.10 Analisis Material Requirement Planning

MRP untuk produksi pipa PVC selama bulan Mei 2006 sampai dengan

bulan Juli 2006 dibagi menjadi mingguan yaitu diasumsikan dimulai dari

minggu ke-14 (minggu pertama bulan Mei) sampai dengan minggu ke-25

(minggu keempat bulan Juli). Penyusunan MRP dilakukan dengan

menggunakan metode Lot for Lot.

Analisis MRP Resin

Dalam MRP, dapat diketahui bahwa Gross Requirement untuk Resin mulai

dari minggu ke-14 (awal bulan Mei 2006) sebesar 78 karung @50 kg. Jumlah

Projected Available untuk Resin selalu berjumlah 60 karung, sesuai dengan

kebijakan safety stock yang disarankan. Net Requirements dan Planned Order

Receipts besarnya sama dengan Gross Requirement, sedangkan Planned Order

Release sama dari segi jumlah dengan Planned Order Receipts, hanya saja lebih

awal satu minggu karena adanya lead time untuk Resin selama satu minggu.

Dengan penerapan metode Lot for Lot dalam penyusunan MRP untuk

produk pipa PVC ini tentunya akan memudahkan perusahaan dalam

melakukan pemesanan, karena pada prinsipnya perusahaan melakukan

pemesanan material langsung berdasarkan pada jumlah material yang

dibutuhkan untuk proses produksi selanjutnya. Jumlah safety stock sebanyak 60

karung Resin dimaksudkan sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu

Page 49: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

117

pengiriman material dari supplier mengalami hambatan atau keterlambatan,

sehingga tidak akan menganggu jalannya proses produksi.

Analisis MRP Zat Kapur

Dalam MRP, dapat diketahui bahwa Gross Requirement untuk Zat Kapur

mulai dari minggu ke-14 (awal bulan Mei 2006) sebesar 61 karung @50 kg dan

seterusnya berjumlah sama sampai minggu ke-25 (akhir bulan Juli 2006).

Jumlah Projected Available untuk Zat Kapur selalu berjumlah 50 karung, sesuai

dengan kebijakan safety stock yang disaranakan. Net Requirements dan Planned

Order Receipts besarnya sama dengan Gross Requirement, sedangkan Planned

Order Release sama dari segi jumlah dengan Planned Order Receipts, hanya saja

lebih awal satu minggu karena adanya lead time untuk Zat Kapur selama satu

minggu.

Dengan penerapan metode Lot for Lot dalam penyusunan MRP untuk

produk pipa PVC ini tentunya akan memudahkan perusahaan dalam

melakukan pemesanan, karena pada prinsipnya perusahaan melakukan

pemesanan material langsung berdasarkan pada jumlah material yang

dibutuhkan untuk proses produksi selanjutnya. Jumlah safety stock sebanyak 50

karung Zat Kapur dimaksudkan sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu

pengiriman material dari supplier mengalami hambatan atau keterlambatan,

sehingga tidak akan menganggu jalannya proses produksi.

Page 50: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

118

Analisis MRP Complex Stabilizer

Dalam MRP, dapat diketahui bahwa Gross Requirement untuk Complex

Stabilizer mulai dari minggu ke-13 (akhir bulan April 2006) sebesar 5 karung

dan seterusnya berjumlah sama sampai minggu ke-24 (akhir bulan Juli 2006).

Jumlah Projected Available untuk plastik pembungkus selalu berjumlah 5

karung, sesuai dengan kebijakan safety stock yang disarankan. Net Requirements

dan Planned Order Receipts besarnya sama dengan Gross Requirement,

sedangkan Planned Order Release sama dari segi jumlah dengan Planned Order

Receipts, hanya saja lebih awal satu minggu karena adanya lead time untuk

Complex Stabilizer selama satu minggu.

Jumlah safety stock sebanyak 5 karung plastik pembungkus dimaksudkan

sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu pengiriman material dari supplier

mengalami hambatan atau keterlambatan, sehingga tidak akan menganggu

jalannya proses produksi.

Analisis MRP Pigment

Dalam MRP, dapat diketahui bahwa Gross Requirement untuk Pigment

mulai dari minggu ke-13 (akhir bulan April 2006) sebesar 17 karung dan

seterusnya berjumlah sama sampai minggu ke-24 (akhir bulan Juli 2006).

Jumlah Projected Available untuk plastik pembungkus selalu berjumlah

15 karung, sesuai dengan kebijakan safety stock yang disarankan. Net

Page 51: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

119

Requirements dan Planned Order Receipts besarnya sama dengan Gross

Requirement, sedangkan Planned Order Release sama dari segi jumlah dengan

Planned Order Receipts, hanya saja lebih awal satu minggu karena adanya lead

time untuk Complex Stabilizer selama satu minggu.

Jumlah safety stock sebanyak 15 karung plastik pembungkus

dimaksudkan sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu pengiriman material

dari supplier mengalami hambatan atau keterlambatan, sehingga tidak akan

menganggu jalannya proses produksi.

4.3.11 Analisis Capacity Requirement Planning

Capacity Requirement Planning(CRP) memperoleh informasi tentang

pesanan produksi yang dikeluarkan (planned order release) dari MRP. Karena

dalam proses produksi pipa PVC ini hanya terdiri atas 1 level saja, dimana

tidak terjadi penggabungan beberapa part dalam suatu tahap pembuatan satu

produk maka digunakan data jadwal produksi sesuai dengan MPS yang telah

dihitung.

Pada tahap berikutnya dalam CRP adalah perhitungan standard run time

per unit dan standard setup time per size untuk produksi pipa PVC. Setup time/lot

sebesar 60 menit karena pada kondisi aktual, mesin-mesin produksi bekerja

terus-menerus selama 24 jam dalam sehari dan hanya dimatikan pada saat hari

libur saja. Run time/unit sebesar 6 menit seperti yang telah dihitung dalam

Resource Requirement Planning. Dari perhitungan kapasitas yang dibutuhkan

Page 52: Periode Lot Size Setup Setup Run Operation Total Time/Lot Time/Unit Time/Unit Time/Unit Operation Time

120

didapatkan total operation time berkisar antara 5808 menit sampai 5899 menit

yang berarti masih terjadi kelebihan kapasitas jam mesin sebesar sekitar 1500

menit tiap minggunya. Berarti perencanaan produksi yang telah dihitung dalam

MPS dan rencana pemesanan material yang telah dihitung dalam MRP dapat

dilaksanakan dengan baik tanpa terjadi kekurangan kapasitas jam mesin.

4.3.12 Penerapan MRP II untuk Perencanaan Ketersediaan Kapasitas

Berdasarkan hasil pegamatan dan perhitungan yang telah dilakukan,

maka diberikan suatu saran perbaikan pada PT Harapan Widyatama Pertiwi

untuk menerapkan MRP II untuk merencanakan dan menghitung ketersediaan

kapasitas. Dengan penerapan MRP II perusahaan dapat mengetahui secara lebih

dini apabila terjadi kekurangan kapasitas maupun jumlah bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi. Serta dapat memprediksi secara lebih tepat

dan akurat mengenai jumlah permintaan pipa PVC di masa mendatang dengan

menggunakan metode peramalan. Apabila kekurangan kapasitas produksi

dapat diketahui lebih dini maka perusahaan dapat segera mengambil tindakan-

tindakan penanggulangan sehingga proses produksi dapat tetap berjalan dan

permintaan konsumen dapat terpenuhi dengan baik.