PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
147
Embed
PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Irmasarirestini_10050005094_skr_2011... · Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... STUDI DESKRIPTIF MENGENAI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DUKUNGAN SOSIAL DAN RESILIENSI
ANAK JALANAN DI HARRY ROESLI FOUNDATION BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana
Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung
Oleh:
Irmasari Restini
10050005094
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS PSIKOLOGI
BANDUNG
2011
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DUKUNGAN SOSIAL DAN RESILIENSI
Irmasari Restini (10050005094). Studi Deskriptif Mengenai Dukungan Sosial dan
Resiliensi Anak Jalanan Di Harry Roesli Foudation Bandung.
Jumlah anak jalanan di Kota Bandung mengalami penambahan 5,4% setiap tahunnya. Faktor terbesar yang menyebabkan anak turun ke jalanan yaitu faktor ekonomi. Situasi atau keadaan tersebut seharusnya tidak terjadi pada usia mereka, dimana mereka perlu mendapatkan pendidikan dan bimbingan yang tepat bagi perkembangan mereka di masa remaja. Salah satu bentuk kepedulian terhadap kehidupan anak jalanan, Harry Roesli Foundation memberikan pembinaan baik mental maupun skill. Dalam menjalankan kehidupannya, anak jalanan di Harry Roesli Foundation mengalami berbagai tekanan sehingga mereka membutuhkan adanya dorongan, dukungan, dan umpan balik yang berkesinambungan dari orang lain yang disebut dukungan sosial. Dukungan sosial dapat bersumber dari orang-orang terdekat mereka seperti keluarga, teman, dan kakak pengasuh. Tekanan-tekanan yang dialami oleh anak jalanan seperti, perasaan dimarginalkan oleh masyarakat, hilangnya masa anak-anak karena harus mengganti peran mereka sebagai tulang punggung keluarga, dan lingkungan jalanan yang sangat keras. Anak-anak jalanan di Harry Roesli Foundation, memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam beradaptasi dan mengatasi masalah dalam hidupnya. Berhasil tidaknya usaha yang dilakukan anak jalanan dalam beradaptasi dan menghadapi masalah dalam kehidupannya, akan kembali pada faktor individu, yakni sejauh mana anak jalanan memiliki ketahanan untuk menghadapi berbagai tekanan hidup yang disebut sebagai resiliensi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai sumber dukungan sosial yang diterima dan dibutuhkan, bentuk dukungan sosial yang diterima dan dibutuhkan, serta bagaimana resiliensi pada anak jalanan di Harry Roesli Foundation dalam menjalankan kehidupannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah populasi anak jalanan yang berada di Harry Roesli Foundation dengan jumlah 15 orang. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang diturunkan dari konsep teori dukungan sosial yang dikemukakan Cobb(Sarafino:2002) dan konsep teori resiliensi yang dikemukakan Benard (2004).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak jalanan di Harry Roesli Foundation menerima dukungan sosial yang tinggi, dimana sumber dukungan sosial yang paling banyak diterima berasal dari kakak pengasuh dan bentuk dukungan sosial yang paling banyak diterima adalah bentuk dukungan instrumental. Mayoritas anak jalanan di Harry Roesli Foundation memiliki resiliensi yang tinggi, dimana umumnya mereka memiliki aspek resiliensi yang tinggi pada aspek autonomy.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti sidang sarjana
Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Penulis menyadari selama proses
pembuatan skripsi ini banyak menghadapi hambatan dan rintangan yang tidak dapat
dihindari. Syukur alhamdulillah berkat bimbingan, bantuan, sumbangan pikiran dan
dorongan dari berbagai pihak yang selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini walaupun masih banyak kekurangannya.
Dengan terselesaikannya skripsi ini, maka penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu dan Bapak tercinta atas kesabaran, motivasi, dukungan materi yang tidak
terbilang, dan doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis selama penulis menjalani
perkuliahan hingga skripsi ini terselesaikan.
2. Kakak-kakakku tersayang, Aa Ganjar, Teh Gilang, Teh Edith, Teh Tuten, dan Teh
Feny yang selalu siap membantu serta senantiasa menjadi panutan bagi penulis.
3. Ibu Ihsana Sabriani B, S.Psi. M.Si, yang telah sangat membantu penulis dengan
bimbingan, pemikiran, tenaga dan waktunya.
iii
4. Ibu Siti Qadariah, Dra, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian dan
penyempurnaan skripsi ini.
5. Ibu DR. Hj. Endang Pudjiastuti, M.Pd, selaku dosen wali penulis yang selalu
memberikan perhatian dan dorongan selama penulis menjalani perkuliahan di
Fakultas Psikologi.
6. Bapak DR.H. Umar Yusuf, S.Psi. M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Unisba.
7. Seluruh dosen dan staff akademik Fakultas Psikologi Unisba yang telah memberikan
waktu dan tenaganya untuk membantu penulis selama berada di kampus ini.
8. Sahabat-sahabatku di Fakultas Psikologi, Lia, Winda, Weni, Rini, atas semangat,
bantuan, dan dukungan selama menjalani perkuliahan dan pembuatan skripsi ini.
9. Teman-teman bimbingan yang memberikan masukan dan saran kepada penulis, Teh
Garlicha, Teh Satya, Teh Santi, Wilda, dan Inay yang saling memberikan semangat.
10. Sahabat-sahabatku Nena Namira, Riny Novianty, dan Amna Amelya yang terus
memberikan semangat dan doanya.
11. Pihak Harry Roesli Foundation yang telah memberi izin kepada penulis untuk
mengambil data dari anak jalanan di Harry Roesli Foundation.
12. Kakak-kakak pengasuh di Harry Roesli Foundation, Aa Yala, Aa Uwie, dan Teh
Rena atas bantuannya dalam memberikan informasi dan terimakasih atas waktu yang
telah diluangkan serta kerjasamanya dengan penulis.
13. Teman-teman binaan Harry Roesli Foundation yang telah banyak membantu dalam
proses pengambilan data. Terimakasih karena telah bersikap terbuka terhadap penulis.
Semoga kalian sukses dalam apa yang kalian tempuh.
iv
14. Letda Tek. Aprian Trediawan yang selalu memberikan perhatian dan semangat,
terimakasih atas dukungan dan bantuan yang tak terhingga, serta kesediaannya untuk
mendengarkan semua keluh kesah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaiakn skripsi ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga seluruh kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada
penulis diridhai oleh Allah SWT dan diberikan balasan kebaikan yang berlipat. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, Februari 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 13
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................ 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Anak Jalanan ............................................................................ 15
2.1.1 Definisi Anak Jalanan ............................................................. 15
2.1.2 Kategorisasi Anak Jalanan ...................................................... 16
2.1.3 Faktor Penyebab Anak Jalanan ............................................... 17
2.1.4 Aktivitas Anak Jalanan ............................................................ 19
2.2 Harry Roesli Foundation.......................................................... 19
2.2.1 Latar Belakang Harry Roesli Foundation ................................ 19
2.2.2 Pembinaan Anak Jalanan ......................................................... 20
• Keluarga mendengarkan kesulitan yang dihadapi anak jalanan dalam menjalankan kehidupannya
(30) (37)
• Teman mendengarkan kesulitan yang dihadapi anak jalanan dalam menjalankan kehidupannya
(2) (46)
• Pengasuh bersedia mendengarkan kesulitan yang dihadapi anak jalanan dalam menjalankan kehidupannya
(54), (31) (64), (3)
• Keluarga mengerti dan merasakan keadaan anak jalanan dalam menjalankan kehidupannya
(7), (43) (58), (4)
• Teman mengerti dan merasakan keadaan anak jalanan dalam menjalankan kehidupannya
(5), (55) (21, (39)
• Pengasuh mengerti dan merasakan keadaan anak jalanan dalam menjalankan kehidupannya
(1) (53)
2. Esteem • Keluarga memberikan penghargaan positif kepada anak jalanan
(38), (32) (62), (6)
Bab III Metodologi Penelitian 61
support • Teman memberikan penghargaan positif kepada anak jalanan
(16) (56)
• Pengasuh memberikan penghargaan positif kepada anak jalanan
(26), (66) (50), (22)
• Keluarga memberikan persetujuan terhadap gagasan atau ide yang disampaikan anak jalanan
(68), (17) (27), (33)
• Teman memberikan persetujuan terhadap gagasan atau ide yang disampaikan anak jalanan
(51), (8) (67), (23)
• Pengasuh memberikan persetujuan terhadap gagasan atau ide yang disampaikan anak jalanan
(14), (47) (40), (28)
3.Instrumental
support
• Keluarga memberikan bantuan langsung yang dibutuhkan anak jalanan
(20), (59) (65), (34)
• Teman memberikan bantuan langsung dalam bentuk barang, fasilitas yang dibutuhkan anak jalanan
(61), (19) (45), (13)
• Pengasuh memberikan bantuan langsung dalam bentuk barang, fasilitas yang dibutuhkan anak jalanan
(48), (9) (52), (35)
4.Informational
support
• Keluarga memberikan saran dan informasi yang berkaitan dengan masa depan yang akan dijalani oleh anak jalanan
(41), (12) (60), (24)
• Teman memberikan saran dan informasi yang berkaitan dengan masa depan yang akan dijalani oleh anak jalanan
(44) (63)
• Pengasuh memberikan saran dan informasi yang berkaitan dengan masa depan yang akan dijalani oleh anak jalanan
(36) (10)
5. Networking
support • Keluarga memberikan kesempatan
memberikan kesempatan untuk dilibatkan menjadi bagian dari suatu kelompok
(42) (25)
Bab III Metodologi Penelitian 62
• Teman-teman memberikan kesempatan untuk dilibatkan menjadi bagian dari suatu kelompok
(15), (57) (49), (18)
• Kakak pengasuh memberikan kesempatan untuk dilibatkan menjadi bagian dari suatu kelompok
(29) (11)
Keterangan : Skala terdiri dari 68 item yang mewakili kelima aspek dari dukungan
sosial. Item yang dicetak tebal dan digaris bawahi adalah item yang tidak valid.
3.5.3 Alat Ukur Resiliensi
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
yaitu, kuesioner yang dibuat berdasarkan teori dari Bonie Benard, 2004.
Pengukuran resiliensi menggunakan alat berupa kuesioner dengan format skala.
Pada setiap item, subjek diminta untuk menempatkan dirinya pada skala 1 sampai
4.
Alternatif jawaban :
SS : Sangat sesuai
S : Sesuai
KS : Kurang sesuai
TS : Tidak sesuai
Didasarkan pada jawaban subjek yang mempertimbangkan jenis pernyataan,
terdapat dua jenis pernyataan yaitu item positif (+) dan item negatif (-). Penilaian
yang akan diberikan pada jawaban pernyataan memiliki bobot nilai 1 sampai
dengan 4 dengan ketentuan sebagai berikut :
Bab III Metodologi Penelitian 63
Untuk item positif (+) Untuk item negatif (-)
SS : 4 SS : 1
S : 3 S : 2
KS : 2 KS : 3
TS : 1 TS : 4
Tabel 3.2 Kisi-kisi Alat Ukur Resiliensi
Aspek Sub Aspek Indikator Item Positif Item Negatif1. Social
competence
• Responsiveness • Mampu memberikan respon positif ketika berbicara dengan orang lain
(1), (7), (98) (5), (3), (62)
• Mampu menerima masukan dari orang lain
(2), (97) (18), (99)
• Communication • Mampu mengungkapkan apa yang dirasakan tanpa menyakiti orang lain
(60), (101) (4), (112)
• Mampu berkomunikasi dengan baik dalam berhubungan dengan orang lain
(92), (6) (8), (78)
• Empthy and
Caring
• Mampu memahami perasaan orang lain yang sedang kesulitan
(34), (93) (17), (63)
• Mampu peduli dengan memberikan pertolongan kepada orang lain
(59), (96) (10), (94)
Bab III Metodologi Penelitian 64
• Compassion,
alturism,
forgiveness
• Mampu memaafkan diri sendiri dan orang lain yang menyakiti hatinya
(16), (102) (50), (95)
• Memiliki keinginan untuk menolong orang lain yang mengalami keadaan yang sama dengan dirinya
(33), (77) (87), (11)
2. Problem Solving
• Planning • Mampu merencanakan langkah-langkah dalam menjalankan kehidupannya dan menetapkan tujuannya
(35), (9) (100), (49)
• Flexibility • Mampu untuk mencari solusi atau alternatif dalam menghadapi tekanan hidupnya
(32), (103) (19), (64)
• Tidak menyerah saat mendapat hambatan dalam menjalankan kehidupannya
(104), (36) (54), (51)
• Resourcefulness • Mampu mengenali masalah sebagai tantangan
(58), (15) (82), (12)
• Mampu mencari kesempatan agar dapat bertahan dalam menjalankan kehidupannya sebagai anak jalanan
(86), (57) (20), (88)
Bab III Metodologi Penelitian 65
• Critical thinking and insight
• Mampu untuk dapat mengambil pelajaran dari masalah yang dihadapi
(56), (105) (65), (31)
3.Autonomy • Positive identity • Memiliki identitas diri yang positif untuk menghargai dan mengenali diri sendiri
(111), (14) (66), (76)
• Internal locus of control and initiative
• Mampu mengontrol dirinya sendiri dengan bertingkah laku sesuai norma dan peraturan yang berlaku
(110), (67) (29), (79)
• Mampu memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan dalam hidupnya
(47), (109) (30), (81)
• Self efficacy and mastery
• Yakin akan kemampuan diri sendiri
(75) (37)
• Mampu untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru
(85), (61) (55), (13)
• Adaptive distancing and resistance
• Memiliki kemampuan untuk tidak terpengaruh pada pengaruh buruk di lingkungan sekitar
(24), (89) (42), (68)
• Memiliki sikap tidak tergantung orang lain.
(84), (48) (21), (106)
Bab III Metodologi Penelitian 66
• Self awarness and mindfulness
• Mampu mengontrol emosi dan tidak mudah terpancing emosi
(26), (46) (38), (80)
• Humor • Mampu untuk menciptakan suasana gembira
(108), (44) (53), (27)
4. Sense of purpose
• Goal direction, achievement motivation, and educational aspirations
• Mampu untuk mengarahkan tindakan untuk mencapai tujuan
(25), (71) (39), (107)
• Special interest, creativity, and imaginations
• Memiliki minat/hobi pada bidang tertentu
(43), (72) (83), (69)
• Optimism and hope
• Mempunyai keyakinan akan masa depannya
(22), (73) (28), (41)
• Memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik
(45), (90) (70), (52)
• Faith, spirituality, and sense of meaning
• Mampu mendekatkan diri pada Tuhan
(23), (74) (40), (91)
Keterangan: Skala terdiri dari 112 item yang mewakili keempat aspek dari
resiliensi. Item yang dicetak tebal dan digaris bawahi adalah item yang idak valid.
3.6 Uji Coba Alat Ukur
Proses uji coba alat ukur dimaksdukan untuk mengetahui apakah alat ukur
yang digunakan valid dan reliable untuk penelitian ini, karena suatu pengukuran
yang baik harus memiliki validitas dan realibilitas.
Bab III Metodologi Penelitian 67
3.6.1 Validitas Alat Ukur
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut
memiliki ketepatan dalam melakukan pengukuran, atau dengan kata lain apakah
alat ukur tersebut dapat benar-benar mengukur apa yang hendak diukur
(Suharsimi Arikunto : 1998).
Validitas : Korelasi antara skor tiap item dengan skor total item
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi rank spearman yang
dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0. Penelitian ini digunakan karena jenis
data yang diperoleh adalah data ordinal. Rumus korelasi rank Spearman :
���
����
����
��� +−�
��
����
����
��� +−
���
��� +−
=
��
�2
22
2
2
21))((
21))((
21)()(
NNYRNNXR
NNYRXRrs
Keterangan : R(X) = Ranking variabel X (skor item) R(Y) = Ranking variabel Y (skor total)
N = Jumlah subjek penelitian
3.6.2 Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dipercaya atau dapat diandalkan, yang menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten. (Djamaludin Ancok, 1989 : 22). Reliabilitas untuk
mengetahui sejauh mana alat ukur yang digunakan tersebut memiliki taraf
ketelitian, kepercayaan, kekonstanan ataupun kestabilan.
.Dalam penelitian ini, setelah melakukan uji validitas alat ukur dan
mendapatkan item-item yang valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas alat
ukur. Metode analisis reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Bab III Metodologi Penelitian 68
metode Split Half (Belah Dua). Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut (Djamaludin Ancok, 1989:25) :
1. Membagi item-item valid menjadi dua belahan (kelompok), yaitu item
bernomor ganjil dan item bernomor genap. Item yang bernomor genap
dikelompokkan sebagai belahan pertama, sedangkan yang bernomor ganjil
dikelompokkan sebagai belahan kedua.
2. Skor masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan. Langkah ini akan
menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yakni skor total
belahan pertama dan skor belahan kedua.
3. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dan skor total belahan kedua
dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman.
4. Karena angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat ukur
yang dibelah, maka angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada
angka korelasi yang didapat jika alat ukur tersebut tidak dibelah. Oleh karena
itu harus dicari angka reliabilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah. Cara
mencari reliabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan mengkorelasikan
angka korelasi yang diperoleh dengan memasukkan ke dalam rumus :
tt
tttot r
rR
+=
1)(2
Keterangan : rtot : angka reliabilitas keseluruhan item rtt = rs : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua
Parameter untuk menafsirkan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas alat
ukur dilihat berdasarkan parameter dari Guilford (Subino, 1987:115).
Bab III Metodologi Penelitian 69
Tabel 3.3 Kriteria Guilford
Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas 0,00-0,20 Tidak ada Reliabilitas 0,21-0,40 Reliabilitas rendah 0,41-0,70 Reliabilitas sedang 0,71-0,90 Reliabilitas tinggi 0,91-0,99 Reliabilitas sangat tinggi
1,00 Reliabilitas sempurna
Setelah diketahui bahwa kuesioner tersebut valid dan reliabel melalui uji
validitas dan reliabilitas di atas. Selanjutnya, data-data yang valid digunakan
dalam analisis selanjutnya (analisis statistik deskriptif). Untuk mengetahui berapa
besar frekuensi (persentase) responden/anak jalanan yang menerima dukungan
sosial atau yang memiliki resiliensi yang tinggi dan rendah, maka perlu dilakukan
pengkategorian berdasarkan kriteria ideal, dengan cara menentukan nilai median
dari alat ukur sebagai patokannya.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dengan menggunakan metode statistik persentase (%). Alasan
menggunakan teknik persentase adalah :
• Data yang digunakan adalah data ordinal
• Data yang didapat bersifat kuantitatif
Teknik statistik persentase adalah sebagai berikut :
Bab III Metodologi Penelitian 70
a. Menentukan norma kategori dukungan sosial dan norma kategori resiliensi
secara keseluruhan dan norma kategori tiap aspek dengan dua kelas yaitu
tinggi dan rendah. Tahapan membuat frekuensi adalah :
o Jumlah item dikalikan dengan nilai skala terkecil dan dikalikan dengan
nilai skala terbesar
o Menentukan rentang yaitu dengan cara mengurangi hasil perkalian jumlah
item dengan nilai skala terbesar dengan hasil perkalian jumlah item
dengan nilai skala terkecil
o Menentukan panjang kelas
o Ambil perkalian jumlah item dengan nilai skala terkecil sebagai minimum
dalam kelas terendah, kemudian tambahkan panjang kelas kepada skor
minimum
o Kelas yang tinggi berikutnya mulai dengan nilai di atas skor maksimum
dari kelas terendah dan seterusnya hingga sampai skor maksimum dari
kelas tertinggi yaitu hasil perkalian jumlah item dengan nilai skala terbesar
b. Menghitung persentase norma kategori dukungan sosial dan norma kategori
resiliensi dengan perhitungan :
Jumlah Frekuensi x 100% �Banyak Populasi
c. Menghitung persentase norma kategori tiap aspek dukungan sosial dan norma
kategori tiap aspek resiliensi dengan perhitungan :
Jumlah Frekuensi x 100% �Banyak Populasi
Bab III Metodologi Penelitian 71
d. Hasil perhitungan tersebut kemudian dianalisa secara deskriptif, sehingga
secara umum dapat menggambarkan bagaimana dukungan sosial dan
bagaimana resiliensi subjek penelitian.
3.8 Prosedur Penelitian
Secara keseluruhan prosedur penelitian ini terdiri dari lima tahap yaitu
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Melakukan studi kepustakaan dan observasi untuk menetapkan
masalah
b. Memilih topik penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti
c. Menyusun usulan rancangan penelitian sesuai dengan permasalahan
yang diteliti
d. Menetapkan lokasi dan sampel penelitian
e. Menetukan teknik pengambilan data
f. Menentukan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian
g. Menetapkan jadwal pengambilan data
2. Tahap pengambilan data
a. Mencari data populasi sampel anak jalanan di Harry Roesli
Foundation sesuai dengan karakteristik sampel yang telah ditentukan
b. Meminta sampel mengisi alat ukur yang telah dipersiapkan
Bab III Metodologi Penelitian 72
3. Tahap pengolahan data
a. Melakukan skoring dari data yang telah diperoleh
b. Melakukan tabulasi data
c. Mengolah data
4. Tahap pembahasan
a. Menginterpretasikan hasil analitis yang dibahas berdasarkan teori
yang digunakan
b. Membahasa dan menarik kesimpulan dari hasil interpretasi
c. Memberikan saran atas manfaat dari penelitian yang telah dilakukan
5. Tahap akhir
a. Menyusun laporan penelitian
b. Memperbaiki dan menyempurnakan laporan penelitian secara
menyeluruh
73
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai dukungan
sosial dan resiliensi pada anak jalanan di Harry Roesli Foundation Bandung. Dari
pengambilan data yang telah dilakukan, peneliti melakukan pengambilan data
kepada seluruh populasi anak jalanan yang berada di Harry Roesli Foundation
Bandung. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil-hasil pengolahan yang
dilengkapi dengan pembahasan yang didasarkan pada perhitungan statistik serta
penjelasan-penjelasan teoritis.
4.1 Hasil dan Pengolahan data Dukungan Sosial
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Frekuensi dan Persentase
Dukungan Sosial
Kriteria f p (%)Rendah 2 13,33Tinggi 13 86,67
Total 15 100
Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Frekuensi Dan Persentase Dukungan Sosial
Bab IV Hasil dan Pembahasan 74
Berdasarkan tabel dan gambar di atas terlihat bahwa dari 15 orang anak jalanan
yang menjadi objek penelitian ini, 86,67% (13 orang) anak jalanan menerima
dukungan sosial yang tinggi. Sedangkan 13,33% (2 orang) anak jalanan menerima
dukungan sosial yang rendah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mayoritas
anak jalanan memiliki dukungan sosial yang tinggi. Artinya, lebih banyak anak
jalanan di Harry Roesli Foundation yang memaknakan menerima dukungan sosial
dari orang lain dibandingkan anak jalanan yang memaknakan jarang menerima
dukungan sosial dari orang lain.
Tabel 4.2 Bentuk dan Sumber Dukungan Sosial yang Diterima Anak Jalanan
di Harry Roesli Foundation Bandung
Subjek Dukungan Emosional
Dukungan Penghargaan
Dukungan Instrumental
Dukungan Informasi
Dukungan Jaringan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 A T T T T T T T T T T T T T T T B T T T T T T T T T T T T R T T C T T T T T T T T T R R T R T T D R R T R T T R R R R R R R R R E T T T R T T T T T T T T R T T F R T T R R T R R T R T T R T R G T T T T T T T T T R T T R T T H T T T R T T R T R R R T R T T I T T T T T T R T T T T T R T T J T T T T T T T T T T T T T T R K T T T T T T T T T T T T R T T L R T T R R T R T T R R T R T R M R T T R T T R T R R T T R T T N T T T T T T T T T T T T R T T O T T T T T T T T T T T T R T T
Ket : 1 = Sumber Dukungan dari Keluarga 2 = Sumber Dukungan dari Teman 3 = Sumber Dukungan dari Kakak Pengasuh T = Tinggi R = Rendah
Bab IV Hasil dan Pembahasan 75
Untuk mengetahui persentase tinggi rendah sumber dukungan sosial yang
diterima oleh anak jalanan, maka disajikan tabel hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Persentase Sumber Dukungan Sosial yang Diterima Anak Jalanan di Harry
Roesli Foundation Bandung
Kriteria Keluarga Teman Kakak Pengasuh n % n % n %
Tinggi 38 50.67 65 86.67 66 88 Rendah 37 49.33 10 13.33 9 12
Gambar 4.2 Diagram Hasil Perhitungan Persentase Sumber Dukungan Sosial yang
Diterima Anak Jalanan di Harry Roesli Foundation Bandung
Berdasarkan tabel dan gambar di atas terlihat mayoritas (88%) anak jalanan
menerima dukungan sosial dari Kakak Pengasuh. Sebanyak (86,67%) anak
jalanan menerima dukungan sosial dari teman. Sedangkan (52%) anak jalanan
menerima dukungan sosial dari keluarga. Artinya, anak jalanan di Harry Roesli
Foundation memaknakan lebih menerima dukungan sosial dari kakak pengasuh
dibandingkan dengan teman dan keluarga.
Bab IV Hasil dan Pembahasan 76
Tabel 4.4 Gambaran Profile Sumber Dukungan Sosial yang Diterima Anak Jalanan di
Harry Roesli Foundation Bandung
Subjek Sumber Dukungan Sosial yang Diterima
A Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh B Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh C Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh D Kakak Pengasuh E Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh F Teman dan Kakak Pengasuh G Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh H Teman dan Kakak Pengasuh I Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh J Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh K Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh L Teman dan Kakak Pengasuh M Teman dan Kakak Pengasuh N Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh O Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh
Untuk mengetahui persentase tinggi rendah bentuk dukungan yang di
sosial yang diterima oleh anak jalanan pada tiap aspek bentuk dukungan sosial,
maka disajikan tabel hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil perhitungan Persentase Peraspek Bentuk Dukungan Sosial yang
Diterima Anak Jalanan di Harry Roesli Foundation Bandung
Kriteria
Dukungan Emosional
Dukungan Penghargaan
Dukungan Instrumental
Dukungan Informasi
Dukungan Jaringan
n % n % n % n % n % Tinggi 13 86.67 12 80 14 93.33 8 53.33 11 73.33 Rendah 2 13.33 3 20 1 6.67 7 46.67 4 26.67 Ket : n = Jumlah responden % = Persentase
Bab IV Hasil dan Pembahasan 77
�������
�����
����
�����
������
����
�����
�����
�
�
��
��
��
�
��
��
��
��
��
�����������������
�������������������
��������������������
���������� ������
��������!�������
"�����
#��$��
Gambar 4.3 Diagram Hasil Perhitungan Persentase Peraspek Bentuk Dukungan Sosial
yang Diterima Anak Jalanan di Harry Roesli Foundation Bandung
Berdasarkan tabel dan diagram di atas terlihat bahwa dari 15 orang anak jalanan
yang diteliti, 93,33% (14 orang) anak jalanan cenderung menerima aspek
dukungan sosial pada aspek dukungan instrumental. Kemudian, 86,67% (13
orang) anak jalanan cenderung menerima aspek dukungan sosial pada aspek
dukungan emosional. Sebanyak 80% (12 orang) anak jalanan cenderung
menerima aspek dukungan sosial yang pada aspek dukungan penghargaan.
73,33% (11 orang) anak jalanan cenderung menerima aspek dukungan sosial pada
aspek dukungan jaringan. Sedangkan 53,33% (8 orang) anak jalanan cenderung
menerima aspek dukungan sosial pada aspek dukungan informasi. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa penerimaan dukungan yang paling dirasakan
tinggi diantara kelima bentuk dukungan sosial adalah penerimaan bentuk
dukungan instrumental. Artinya, anak jalanan di Harry Roesli Foundation
memaknakan banyak menerima bentuk dukungan langsung berupa peminjaman
Bab IV Hasil dan Pembahasan 78
alat musik, penyediaan tempat untuk berlatih musik, pengajaran keterampilan-
keterampilan yang menunjang bagi pekerjaan anak jalanan. Sebaliknya,
penerimaan dukungan yang dirasakan paling rendah diantara kelima bentuk
dukungan sosial adalah penerimaan bentuk dukungan informasi. Artinya, anak
jalanan di Harry Roesli Foundation memaknakan kurang menerima dukungan
berbentuk bantuan berupa saran, informasi, ataupun umpan balik dari orang lain.
Tabel 4.6 Gambaran Profile Bentuk Dukungan Sosial yang Diterima dan yang
Dibutuhkan Anak Jalanan
Subjek Bentuk Dukungan Sosial yang Diterima
A Emosional, Penghargaan, Instrumental, Informasi, Jaringan B Emosional, Penghargaan, Instrumental, Informasi, Jaringan C Emosional, Penghargaan, Instrumental, Jaringan D Penghargaan E Emosional, Penghargaan, Instrumental, Informasi, Jaringan F Instrumental G Emosional, Penghargaan, Instrumental, Jaringan H Emosional, Instrumental, Jaringan I Emosional, Penghargaan, Instrumental, Informasi, Jaringan J Emosional, Penghargaan, Instrumental, Informasi K Emosional, Penghargaan, Instrumental, Informasi, Jaringan L Emosional dan Instrumental M Emosional, Penghargaan, Instrumental, Jaringan N Emosional, Penghargaan, Instrumental, Informasi, Jaringan O Emosional, Penghargaan, Instrumental, Informasi, Jaringan
4.2 Hasil dan Pengolahan Data Resiliensi
Tabel 4.7 Hasil Frekuensi dan Persentase Tinggi Rendah Resiliensi
Kriteria f %Rendah 2 13,33Tinggi 13 86,67
Total 15 100
Bab IV Hasil dan Pembahasan 79
Gambar 4.4 Hasil Frekuensi dan Persentase Tinggi Rendah Resiliensi
Berdasarkan tabel dan gambar di atas terlihat bahwa dari 15 orang anak
jalan yang menjadi objek penelitian ini, 86,67% (13 orang) anak jalanan memiliki
resiliensi yang tinggi. Sedangkan 13,33% (2 orang) anak jalanan memiliki
resiliensi yang rendah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mayoritas anak
jalanan memiliki resiliensi yang tinggi. Artinya, anak jalanan di Harry Roesli
Foundation memiliki kemampuan adaptasi yang baik dalam mengatasi
pengalaman yang tidak menyenangkan dan tetap teguh dalam situasi menekan
ketika menjalankan kehidupannya sebagai anak jalanan.
Untuk mengetahui persentase tinggi rendah resiliensi yang dimiliki oleh
anak jalanan pada tiap aspek resiliensi, maka disajikan tabel hasil perhitungan
sebagai berikut:
Bab IV Hasil dan Pembahasan 80
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Persentase
Aspek-aspek Resiliensi
Kriteria Social
Competence Problem solving Autonomy Sense of
purpose n % n % n % n %
Tinggi 12 80 10 66,67 13 86,67 11 73,33 Rendah 3 20 5 33,33 2 13,33 4 26,67
Ket : n = Jumlah responden % = Persentase
�����
�����
�����
�����
��
�����
���������
����
����
�����
�����
�����
����
�����
�����
�����
�����
�����
%�&����&��'����&�
���(�������)���
*������+ %������ �'��'���
"�����
#��$��
Gambar 4.5 Diagram Hasil Perhitungan Persentase Aspek-Aspek Resiliensi
Berdasarkan tabel dan diagram di atas terlihat bahwa dari 15 orang anak
jalanan/responden yang diteliti, 86,67% (13 orang) anak jalanan cenderung
memiliki aspek resiliensi yang tinggi pada aspek autonomy. Kemudian, 80% (12
orang) anak jalanan cenderung memiliki aspek resiliensi yang tinggi pada aspek
social competence. Sebanyak, 66,67% (11 orang) anak jalanan/responden
cenderung memiliki aspek resiliensi yang tinggi pada aspek sense of power.
Sedangkan 53,33% (10 orang) anak jalanan cenderung memiliki aspek resiliensi
yang tinggi pada aspek problem solving. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa mayoritas anak jalanan cenderung memiliki aspek resiliensi autonomy
Bab IV Hasil dan Pembahasan 81
yang lebih dominan. Artinya, anak jalanan di Harry Roesli Foundation cenderung
memiliki kemampuan untuk bertindak secara mandiri dan tidak tergantung orang
lain dalam menghadapi berbagai tekanan dalam menjalankan kehidupannya
sebagai anak jalanan.
Tabel 4.9 Gambaran Profile Resiliensi Anak Jalanan
di Harry Roesli Foundation Bandung
Subjek Resiliensi A Tinggi; semua aspek resiliensi tinggi B Tinggi; semua aspek resiliensi tinggi C Tinggi; aspek social competence rendah, 3 aspek resiliensi tinggi D Rendah; 3 aspek resiliensi rendah, aspek social competence tinggi E Tinggi; aspek sense of purpose rendah, 3 aspek resiliensi tinggi F Rendah; 3 aspek resiliensi rendah, aspek sense of purpose tinggi G Tinggi; semua aspek resiliensi tinggi H Tinggi; aspek social competence dan sense of purpose rendah, 2 aspek resiliensi tinggi I Tinggi; semua aspek resiliensi tinggi J Tinggi; aspek problem solving rendah, 3 aspek resiliensi tinggi K Tinggi; semua aspek resiliensi tinggi L Tinggi; aspek problem solving dan sense of purpose rendah, 2 aspek resiliensi tinggi M Tinggi, aspek problem solving rendah, 3 aspek resiliensi tinggi N Tinggi; semua aspek resiliensi tinggi O Tinggi; semua aspek resiliensi tinggi
4.3 Pembahasan
Pembahasan akan mengacu pada analisis dan konsep teoritis yang
digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran mengenai sumber dukungan sosial, bentuk dukungan sosial, dan
resiliensi anak jalanan yang berada di Harry Roesli Foundation dalam
menjalankan kehidupannya.
Bab IV Hasil dan Pembahasan 82
4.3.1 Pembahasan Secara Keseluruhan
Dalam menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi dalam hidupnya, anak
jalanan tidak dapat menghadapinya sendiri melainkan membutuhkan adanya
dorongan, dukungan dan umpan balik dari orang lain. Anak jalanan membutuhkan
orang lain yang dianggap bermakna dalam kehidupannya. Bryant
(Santrock:2005) mengatakan bahwa dukungan sosial sangat diperlukan anak
ketika anak mengalami tekanan. Dukungan sosial diartikan sebagai adanya
penerimaan dari orang tua atau sekelompok orang lain terhadap individu yang
menimbulkan persepsi dalam diri individu tersebut bahwa ia disayangi,
diperhatikan, dihargai dan ditolong saat diperlukan ataupun dalam mengatasi
tantangan, stress, dan penderitaan (Cobb, Sarafino:2002).
Berdasarkan pengolahan data statistik diperoleh hasil bahwa mayoritas
anak jalanan yang berada di Harry Roesli Foundation memaknakan menerima
dukungan sosial. Dengan adanya penerimaan dukungan sosial, akan
menumbuhkan keyakinan dalam diri anak jalanan bahwa ia tidak menghadapi
masalahnya sendiri. Anak jalanan merasa ada orang yang akan membantu dan
memberikan dukungan terhadap masalah yang dihadapinya. Sebaliknya, bagi anak
jalanan yang memaknakan kurang menerima dukungan sosial, mereka
memaknakan bahwa dukungan yang diberikan orang lain kepada anak jalanan
dirasakan kurang membantu dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
Dukungan sosial yang mereka terima bersumber dari orang-orang terdekat
mereka seperti keluarga, teman, dan kakak pengasuh. Sumber dukungan yang
paling banyak diterima anak jalanan berasal dari kakak pengasuh (Gambar 4.2).
Bab IV Hasil dan Pembahasan 83
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kakak pengasuh dapat dipersepsikan
sebagai orang penting oleh anak jalanan. Hal ini disebabkan waktu pembinaan
yang cukup lama, intensitas seringnya anak jalanan datang ke Harry Roesli
Foundation dan seringnya anak jalanan berinteraksi dengan kakak pengasuh
memungkinkan mereka mendapatkan kesempatan yang lebih banyak untuk
mendapatkan perhatian dari kakak pengasuh. Hal ini sejalan dengan teori yang
mengatakan bahwa individu yang memiliki jaringan sosial dengan kuantitas dan
kualitas yang agak tinggi dari hubungan, mungkin memiliki banyak kesempatan
untuk menerima dukungan sosial (Michelle, Schaefer, Coyne & Lazarus,
Sarafino:2002). Selain itu, adanya ketersediaan bantuan dan dukungan kakak
pengasuh di saat anak jalanan membutuhkan bantuan. Kakak pengasuh
menampilkan tingkah laku yang menyatakan bahwa anak jalanan dapat
mengandalkan mereka, terutama disaat anak jalanan membutuhkan bantuan
langsung yang mereka butuhkan ketika anak jalanan mengalami kesulitan dalam
menjalankan kehidupannya. Kakak pengasuh memberikan dukungan kepada anak
jalanan untuk mengembangkan bakat-bakat dan keterampilannya sehingga mereka
mendapatkan pengetahuan dalam bermain musik, memiliki kesempatan untuk
dapat pentas, memiliki informasi mengenai jadwal pentas, dan memberikan
penilaian mengenai kemampuan mereka.
Sumber dukungan sosial yang paling rendah berasal dari keluarga
(Gambar 4.2). Situasi yang terjadi pada anak jalanan berbeda dengan anak pada
umumnya, karena sebagian besar anak jalanan jarang melakukan kontak dengan
keluarganya. Keluarga cenderung menjadikan mereka sebagai alat pencari uang,
Bab IV Hasil dan Pembahasan 84
selain harus bekerja di jalanan. Anak jalanan juga sering mendapat perlakuan
yang tidak menyenangkan dari keluarganya misalnya dimarahi atau dipukul jika
penghasilan mereka sehari tidak memenuhi target yang ditetapkan oleh keluarga
mereka. Selain itu, banyak anak jalanan yang mengalami konflik dengan
keluarganya. Dalam hal ini, anak jalanan merasa bahwa keluarga kurang
memberikan perhatian kepada anak jalanan sehingga keluarga kurang mengetahui
kebutuhannya, keluarga jarang memberikan petunjuk atau pengarahan terhadap
masalah yang dihadapi oleh anak jalanan sehingga kurang adanya timbal balik
yang terjadi diantara mereka, selain itu anak jalanan lebih sering menghabiskan
waktu bersama teman dan kakak pengasuh dibandingkan dengan keluarga.
Badan Kesejahteraan Sosial Nasional. 2000. Modul 1 Pelatihan Pimpinan Rumah Singgah. Jakarta: Badan Kesejahteraan Nasional.
Badan Kesejahteraan Sosial Nasional. 2000. Modul 2 Pelatihan Pekerja Sosial Rumah Singgah. Jakarta: Badan Kesejahteraan Nasional.
Benard, B. 2004. Resiliency What We Have Learned. San Francisco : WestEd.
Farinduany, Irda. 2008. Hubungan Dukungan Sosial Yang Diterima oleh Remaja Jalanan Dari Relawan Pendamping Dengan Global Self-Worth Remaja Jalanan Binaan Harry Roesli Foundation. Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.
Hurlock, Elizabeth.B. 1994. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Edisi kelima, Erlangga.
Kerlinger, F.N. 2003. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
McLoyd, V.C. 1998. Socioeconomic Disadvantage and Child Development. American Psychologist.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Santrock, J.W. 2004. Life-Span Development. Jakarta : Edisi kelima, Erlangga.
Sarafino, Edward P. 2002. Chapter 4. Stress, biopsychosocial factors, and illness. Health Psychology Biopsychosocial Interaction 4th Editon. New York : John Wiley & Sons.
Steinberg,L. 2002.Adolescence, 6th Edition. Boston : McGraw-Hill
Sudjana, 1989. Metode Statistika Edisi 5. Bandung: CV Tarsito. Taylor, Shelley E. 1999. Part 3. Stress and coping. Health Psychology 4th Edition.
Singapore: McGraw Hill International.
xi
Yanuarti Lofa, Astried. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Area Pendidikan Pada Anak Jalanan Pengasong di RPA Sejiwa Bandung yang Masih Bersekolah. Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.
Sumber Internet : www.depsos.go.idwww.indomedia.comhttp://de.groups.yahoo.com/cabairawithttp://www.pikiranrakyat.comhttp://www.kompas.com
��
��������������������������������
TABULASI DATA HASIL UJI VALIDITAS TERHADAP ALAT UKUR DUKUNGAN SOSIAL
65, 69, 77, 84, 85, 91, 93, 98, 104, 110, dan 112. Dengan demikian, item-item yang tidak
valid tersebut tidak digunakan dalam analisis selanjutnya pada penelitian ini (analisis
reliabilitas alat ukur dan analisis statistik deskriptif).
HASIL KORELASI SKOR TOTAL GANJIL DAN SKOR TOTAL GENAP DALAM UJI RELIABILITAS TERHADAP ALAT UKUR
DUKUNGAN SOSIAL MENGGUNAKAN PROGRAM SPSS 17 BESERTA PERHITUNGAN KOEFISIEN RELIABILITAS
Correlations SKOR TOTAL
GENAPSpearman's rho SKOR TOTAL
GANJIL Correlation Coefficient .951**
Sig. (1-tailed) .000N 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
rtt 2xrtt 1+rtt rtot0,951 1,902797 1,951 0,975094
Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap item-item yang valid dari alat ukur Dukungan
Sosial dengan menggunakan alat bantu program SPSS, dapat terlihat bahwa korelasi antar
belahan diperoleh sebesar 0,951, sehingga diperoleh koefisien reliabilitasnya sebesar
0,975094. Dengan melihat kriteria tabel Guilford, dapat dikatakan bahwa koefisien
reliabilitas tersebut termasuk ke dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi. Dengan
demikian, alat ukur dukungan sosial reliabel.
HASIL KORELASI SKOR TOTAL GANJIL DAN SKOR TOTAL GENAP DALAM UJI RELIABILITAS TERHADAP ALAT UKUR RESILIENSI MENGGUNAKAN PROGRAM SPSS 17 BESERTA PERHITUNGAN
KOEFISIEN RELIABILITAS
Correlations SKOR TOTAL
GENAP Spearman's rho SKOR TOTAL
GANJIL Correlation Coefficient .928**
Sig. (1-tailed) .000N 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
rtt 2xrtt 1+rtt rtot0,928 1,856887 1,928 0,962894
Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap item-item yang valid dari alat ukur Resiliensi
dengan menggunakan alat bantu program SPSS, dapat terlihat bahwa korelasi antar
belahan diperoleh sebesar 0,928, sehingga diperoleh koefisien reliabilitasnya sebesar
0,962894. Dengan melihat kriteria tabel Guilford, dapat dikatakan bahwa koefisien
reliabilitas tersebut termasuk ke dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi. Dengan
demikian, alat ukur resiliensi reliabel.
FREKUENSI
KRITERIA IDEAL DUKUNGAN SOSIALa. Nilai Maksimal : 50 x 4 = 200 b. Nilai Minimal : 50 x 1 = 50 c. Rentang : 200 – 50 = 150 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 150/2 = 75 f. Nilai Median : 50 + 75 = 125 g. Interval Kelas : - Rendah : 50 – 124 - Tinggi : 125 – 200 �KRITERIA IDEAL SUMBER DUKUNGAN KELUARGAa. Nilai Maksimal : 19 x 4 = 76 b. Nilai Minimal : 19 x 1 = 19 c. Rentang : 76–19 = 57 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 57 / 2 = 28,5 f. Nilai Median : 19 + 28,5 = 47,5 g. Interval Kelas : - Rendah : 19 – 47 - Tinggi : 47,5– 76
KRITERIA IDEAL SUMBER DUKUNGAN TEMANa. Nilai Maksimal : 16 x 4 = 64 b. Nilai Minimal : 16 x 1 = 16 c. Rentang : 64–16 = 48 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 48 / 2 = 24 f. Nilai Median : 16 + 24 = 40 g. Interval Kelas : - Rendah : 16 – 40 - Tinggi : 41 – 64
KRITERIA IDEAL SUMBER DUKUNGAN KAKAK PENGASUH a. Nilai Maksimal : 15 x 4 = 60 b. Nilai Minimal : 15 x 1 = 15 c. Rentang : 60–15 = 45 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 45 / 2 = 22,5 f. Nilai Median : 15 + 22,5 = 37,5 g. Interval Kelas : - Rendah : 15 – 37,5 - Tinggi : 38 – 60 �KRITERIA IDEAL ASPEK EMOTIONAL SUPPORT a. Nilai Maksimal : 14 x 4 = 56 b. Nilai Minimal : 14 x 1 = 14 c. Rentang : 56 – 14 = 42 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 42/2 = 21 f. Nilai Median : 14 + 21 = 35 g. Interval Kelas : - Rendah : 14 – 34
- Tinggi : 35 – 56
KRITERIA IDEAL ASPEK ESTEEM SUPPORT a. Nilai Maksimal : 15 x 4 = 60 b. Nilai Minimal : 15 x 1 = 15 c. Rentang : 60 – 15 = 45 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 45/2 = 22,5 f. Nilai Median : 15 + 22,5 = 37,5 g. Interval Kelas : - Rendah : 14 – 37
- Tinggi : 37,5 – 60
KRITERIA IDEAL ASPEK INSTRUMENTAL SUPPORT a. Nilai Maksimal : 8 x 4 = 32 b. Nilai Minimal : 8 x 1 = 8 c. Rentang : 32 – 8 = 24 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 24/2 = 12 f. Nilai Median : 8 + 12 = 20 g. Interval Kelas : - Rendah : 8 – 19
- Tinggi : 20 – 32
KRITERIA IDEAL ASPEK INFORMATIONALSUPPORT a. Nilai Maksimal : 6 x 4 = 24 b. Nilai Minimal : 6 x 1 = 6 c. Rentang : 24 – 6 = 18 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 18/2 = 9 f. Nilai Median : 6 + 9 = 15 g. Interval Kelas : - Rendah : 6 – 14
- Tinggi : 15 – 24
KRITERIA IDEAL ASPEK NETWORKING SUPPORT a. Nilai Maksimal : 7 x 4 = 28 b. Nilai Minimal : 7 x 1 = 7 c. Rentang : 28 – 7 = 21 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 21/2 = 10,5 f. Nilai Median : 7 + 10,5 = 17,5 g. Interval Kelas : - Rendah : 7 – 17
- Tinggi : 17,5 – 28
KRITERIA IDEAL RESILIENSIa. Nilai Maksimal : 75 x 4 = 300 b. Nilai Minimal : 75 x 1 = 75 c. Rentang : 300 – 75 = 225 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 225/2 = 112,5 f. Nilai Median : 75 + 112,5 = 187,5 g. Interval Kelas : - Rendah : 75 – 187
- Tinggi : 187,5 – 300
KRITERIA IDEAL SOCIAL COMPETENCEa. Nilai Maksimal : 23 x 4 = 92 b. Nilai Minimal : 23 x 1 = 23 c. Rentang : 92 – 23 = 69 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 69/2 = 34,5 f. Nilai Median : 23 + 34,5 = 57,5 g. Interval Kelas : - Rendah : 23 – 57
- Tinggi : 57,5 – 92
KRITERIA IDEAL PROBLEM SOLVINGa. Nilai Maksimal : 16 x 4 = 64 b. Nilai Minimal : 16 x 1 = 16 c. Rentang : 64 – 16 = 48 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 48/2 = 24 f. Nilai Median : 16 + 24 = 40 g. Interval Kelas : - Rendah : 16 – 40
- Tinggi : 41 – 64
KRITERIA IDEAL AUTONOMYa. Nilai Maksimal : 22 x 4 = 88 b. Nilai Minimal : 22 x 1 = 22 c. Rentang : 88 – 22 = 66 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 66/2 = 33 f. Nilai Median : 22 + 33 = 55 g. Interval Kelas : - Rendah : 22 – 55
- Tinggi : 56 – 88
KRITERIA IDEAL SENSE OF PURPOSEa. Nilai Maksimal : 14 x 4 = 56 b. Nilai Minimal : 14 x 1 = 14 c. Rentang : 56 – 14 = 42 d. Banyaknya Kelas (Tinggi dan Rendah) : 2 e. Panjang Kelas : 42/2 = 21 f. Nilai Median : 14 + 21 = 35 g. Interval Kelas : - Rendah : 14 – 35
- Tinggi : 36 – 56
TABEL 1.1 DATA SKOR DAN KRITERIA DUKUNGAN SOSIAL
Subjek Emotional Support
Esteem Support
Instrumental Support
Informational Support
Networking Support
SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA 1 45 TINGGI 49 TINGGI 31 TINGGI 22 TINGGI 22 TINGGI 2 52 TINGGI 51 TINGGI 28 TINGGI 19 TINGGI 22 TINGGI 3 44 TINGGI 45 TINGGI 26 TINGGI 14 RENDAH 21 TINGGI 4 35 RENDAH 39 TINGGI 17 RENDAH 13 RENDAH 15 RENDAH 5 52 TINGGI 41 TINGGI 29 TINGGI 19 TINGGI 23 TINGGI6 34 RENDAH 34 RENDAH 22 TINGGI 14 RENDAH 16 RENDAH 7 42 TINGGI 45 TINGGI 28 TINGGI 14 RENDAH 24 TINGGI 8 42 TINGGI 37 RENDAH 22 TINGGI 13 RENDAH 25 TINGGI 9 47 TINGGI 52 TINGGI 25 TINGGI 18 TINGGI 25 TINGGI 10 42 TINGGI 46 TINGGI 30 TINGGI 22 TINGGI 17 RENDAH 11 43 TINGGI 52 TINGGI 30 TINGGI 19 TINGGI 22 TINGGI 12 39 TINGGI 36 RENDAH 24 TINGGI 14 RENDAH 16 RENDAH 13 44 TINGGI 42 TINGGI 22 TINGGI 14 RENDAH 21 TINGGI 14 54 TINGGI 54 TINGGI 28 TINGGI 23 TINGGI 26 TINGGI 15 50 TINGGI 53 TINGGI 29 TINGGI 20 TINGGI 22 TINGGI
TABEL 1.2 HASIL PERHITUNGAN FREKUENSI DUKUNGAN SOSIAL
SUBJEK TOTAL KRITERIA1 169 TINGGI 2 172 TINGGI 3 150 TINGGI 4 119 RENDAH 5 164 TINGGI6 120 RENDAH 7 153 TINGGI 8 139 TINGGI 9 167 TINGGI10 157 TINGGI 11 166 TINGGI 12 129 TINGGI 13 143 TINGGI 14 185 TINGGI 15 174 TINGGI
SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA1 67 Tinggi 55 Tinggi 47 Tinggi2 60 Tinggi 57 Tinggi 55 Tinggi3 57 Tinggi 48 Tinggi 47 Tinggi4 38 Rendah 41 Tinggi 38 Tinggi5 55 Tinggi 57 Tinggi 52 Tinggi6 35 Rendah 41 Tinggi 45 Tinggi7 54 Tinggi 51 Tinggi 52 Tinggi8 45 Rendah 51 Tinggi 45 Tinggi9 57 Tinggi 55 Tinggi 55 Tinggi10 64 Tinggi 49 Tinggi 45 Tinggi11 62 Tinggi 51 Tinggi 53 Tinggi12 43 Rendah 44 Tinggi 44 Tinggi13 44 Rendah 55 Tinggi 46 Tinggi14 65 Tinggi 61 Tinggi 59 Tinggi15 62 Tinggi 58 Tinggi 54 Tinggi
TABEL 1.9 DATA SUMBER DUKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA
RESPONDEN Social Competence Problem Solving Autonomy Sense of PurposeSKOR KRITERIA SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA
1 70 TINGGI 53 TINGGI 71 TINGGI 47 TINGGI 2 73 TINGGI 53 TINGGI 77 TINGGI 45 TINGGI 3 56 RENDAH 46 TINGGI 72 TINGGI 40 TINGGI4 63 TINGGI 37 RENDAH 54 RENDAH 32 RENDAH 5 69 TINGGI 58 TINGGI 81 TINGGI 34 RENDAH 6 47 RENDAH 37 RENDAH 51 RENDAH 36 TINGGI 7 75 TINGGI 45 TINGGI 69 TINGGI 40 TINGGI 8 54 RENDAH 49 TINGGI 60 TINGGI 33 RENDAH9 84 TINGGI 47 TINGGI 71 TINGGI 44 TINGGI 10 62 TINGGI 39 RENDAH 62 TINGGI 46 TINGGI 11 80 TINGGI 52 TINGGI 84 TINGGI 51 TINGGI 12 65 TINGGI 38 RENDAH 57 TINGGI 34 RENDAH 13 73 TINGGI 38 RENDAH 74 TINGGI 44 TINGGI 14 86 TINGGI 60 TINGGI 84 TINGGI 53 TINGGI 15 72 TINGGI 48 TINGGI 73 TINGGI 48 TINGGI
TABEL 2.2 HASIL PERHITUNGAN FREKUENSI RESILIENSI
RESPONDEN SKOR KRITERIA1 241 TINGGI 2 248 TINGGI 3 214 TINGGI 4 186 RENDAH 5 242 TINGGI6 171 RENDAH 7 229 TINGGI 8 196 TINGGI 9 246 TINGGI 10 209 TINGGI11 267 TINGGI 12 194 TINGGI 13 229 TINGGI 14 283 TINGGI 15 241 TINGGI
TABEL 3 Data Sumber Dukungan dan Bentuk Dukungan yang Dibutuhkan Anak Jalanan
Subjek Dukungan Sosial yang Dibutuhkan Anak Jalanan
A 1. Keluarga : Emosional dan Instrumental2. Teman : Instrumental 3. Kakak Pengasuh : Instrumental dan Informasi
B 1. Keluarga : Emosional2. Teman : Penghargaan3. Kakak Pengasuh : Emosional dan Jaringan
C 1. Keluarga : Instrumental 2. Teman : Instrumental 3. Kakak Pengasuh : Informasi
D 1. Keluarga : Jaringan2. Teman : Penghargaan3. Kakak Pengasuh : Instrumental dan Informasi
E 1. Keluarga : Instrumental2. Teman : Jaringan 3. Kakak Pengasuh : Emosional
F 1. Keluarga : Emosional2. Teman : Informasi3. Kakak Pengasuh : Penghargaan dan Instrumental
G 1. Keluarga : Instrumental dan Jaringan 2. Teman : Penghargaan 3. Kakak Pengasuh : Informasi
H 1. Keluarga : Instrumental2. Teman : Instrumental dan Informasi 3. Kakak Pengasuh : Informasi
I 1. Keluarga : Emosional2. Teman : Jaringan3. Kakak Pengasuh : Instrumental
J 1. Keluarga : Instrumental2. Teman : Penghargaan3. Kakak Pengasuh : Informasi dan Jaringan
K 1. Keluarga : Penghargaan2. Teman : Informasi 3. Kakak Pengasuh : Emosional
L 1. Keluarga : Informasi2. Teman : Emosional3. Kakak Pengasuh : Instrumental
M 1. Keluarga : Informasi 2. Teman : Emosional dan Instrumental 3. Kakak Pengasuh : Instrumental dan Jaringan
N 1. Keluarga : Emosional2. Teman : Penghargaan, Informasi, dan Jaringan3. Kakak Pengasuh : Informasi
O 1. Keluarga : Instrumental2. Teman : Jaringan3. Kakak Pengasuh : Emosional
Tabel 4 Sumber Dukungan yang Dibutuhkan Anak Jalanan
Subjek Sumber Dukungan Sosial yang Diterima
Sumber Dukungan Sosial yang Dibutuhkan
A Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Teman dan Keluarga B Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Kakak Pengasuh C Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Teman dan Kakak Pengasuh D Kakak pengasuh Teman E Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Teman dan Kakak Pengasuh F Teman dan Kakak Pengasuh Kakak Pengasuh G Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Kakak Pengasuh H Teman dan Kakak Pengasuh Teman I Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Kakak Pengasuh J Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Keluarga K Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Kakak Pengasuh L Teman dan Kakak Pengasuh Kakak Pengasuh M Teman dan Kakak Pengasuh Teman N Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Teman Kakak Pengasuh O Keluarga, Teman, Kakak Pengasuh Kakak Pengasuh
ANGKET
Nama :
Umur :
Lama di HRF :
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan penerimaan adik
terhadap dukungan yang diperoleh dari orang-orang disekeliling adik. Pernyataan
tersebut terdiri dari 68, setiap pernyataan menggambarkan keadaan yang adik rasakan
saat ini. Pada setiap pernyataan terdapat 4 alternatif jawaban :
SS : Apabila pernyataan Sangat Sesuai dengan keadaan adik
S : Apabila pernyataan Sesuai dengan keadaan adik
KS : Apabila pernyataan Kurang Sesuai dengan keadaan adik
TS : Apabila pernyataan Tidak Sesuai dengan keadaan adik
Tugas adik adalah memilih salah satu diantara alternatif pilihan jawaban yang
paling menggambarkan keadaan adik-adik. Caranya adalah dengan memberi tanda silang
(X) pada kolom disamping pernyataan.
Contoh :
No. Pernyataan SS S KS TS 1. Orang tua mengizinkan saya bekerja sebagai pengamen x
Berarti jawaban adik untuk pernyataan tersebut adalah sangat sesuai karena orang tua
mengizinkan adik untuk bekerja sebagai pengamen.
Bekerjalah dengan teliti. Isilah secara berurutan dan jangan ada pernyataan yang
terlewati. Semua jawaban yang saudara berikan benar dan terjaga kerahasiannya. Oleh
karena itu kakak mengharapkan kejujuran adik-adik dalam menjawab setiap pernyataan
yang ada.
Atas perhatian dan kerjasamanya, kakak ucapkan terima kasih.
SELAMAT BEKERJA
No. Pernyataan SS S KS TS 1. Kakak pengasuh memberi waktu istirahat berlatih jika saya
harus mencapai target setoran
2. Teman-teman mendengarkan cerita saya ketika saya bertengkar dengan orang lain
3. Kakak pengasuh mengabaikan saya ketika saya sedang bercerita mengenai keluarga saya
4. Keluarga memaksa saya tetap bekerja di jalanan walaupun sedang hujan deras
5. Teman-teman menawarkan makanan pada saya ketika saya belum mendapatkan uang dari mengamen
6. Keluarga menilai kemampuan bermain gitar saya lebih jelek dibandingkan orang lain
7. Keluarga membolehkan saya untuk tidak bekerja di jalanan ketka sedang hujan deras
8. Teman-teman mendengarkan pendapat saya mengenai pembagian hasil mengamen
9. Kakak pengasuh meminjamkan alat musik untuk latihan di rumah
10. Kakak pengasuh mengabaikan saya ketika saya mengalami kesulitan untuk menentukan cita-cita saya
11. Kakak pengasuh malas mengajak saya untuk menjadi relawan korban banjir
12. Keluarga mengingatkan saya untuk berlatih musik 13. Teman-teman malas untuk mengajarkan alat musik yang
mereka kuasai
14. Kakak pengasuh menghargai pendapat saya mengenai lagu yang akan dipakai untuk pentas
15. Teman-teman mengajak saya untuk olahraga bersama 16. Teman-teman mengakui kemampuan saya dalam bermusik 17. Keluarga mendukung keinginan saya untuk menjadi musisi 18. Teman-teman malas mengajak saya untuk menjadi panitia
hari kemerdekaan
19. Teman-teman mengajarkan alat musik ketika saya kesulitan untuk memainkannya
20. Keluarga membolehkan saya untuk mengikuti latihan musik
21. Teman-teman malas mengajak saya untuk mengamen bersama-sama ketika saya belum mendapatkan uang
22. Kakak pengasuh menolak memberikan uang ketika saya tampil dalam acara pentas musik
23. Teman-teman memotong pembicaraan ketika saya memberikan pendapat mengenai pembagian tim dalam mengamen
24. Keluarga “cuek” terhadap masa depan saya
No. Pernyataan SS S KS TS 25. Keluarga beranggapan bahwa mengikuti kegiatan gerakan
anti narkoba hanya membuang-buang waktu untuk bekerja
26. Kakak pengasuh mengajak saya untuk menjadi guru musik di tempat lesnya
27. Keluarga mengatakan bahwa cita-cita saya tidak bisa terwujud
28. Kakak pegasuh “cuek” ketika saya berpendapat mengenai atraksi panggung
29. Kakak pengasuh mengajak saya untuk terlibat aktif dalam kegiatan donor darah
30. Keluarga mendengarkan keluhan yang saya hadapi ketika berada di jalanan
31. Kakak pengasuh memberikan saran mengenai kesulitan keuangan yang saya hadapi
32. Keluarga mendukung kegiatan saya di jalanan 33. Keluarga meremehkan keinginan saya untuk menjadi
seniman
34. Keluarga enggan memberikan uang untuk biaya pendaftaran perlombaan musik
35. Kakak pengasuh melarang saya ketika saya meminjam alat musik untuk latihan
36. Kakak pengasuh memberikan informasi mengenai jadwal acara pentas seni
37. Keluarga mengabaikan saya ketika saya mengeluh mengenai pekerjaan saya di jalanan
38. Keluarga menghargai pekerjaan yang saya lakukan 39. Teman-teman menyalahkan saya ketika saya memiliki
masalah keuangan dengan keluarga saya
40. Kakak pengasuh mengabaikan pendapat saya mengenai gerakan-gerakan dalam bermain perkusi
41. Saudara memberikan saran mengenai alat musik apa yang baik untuk saya kembangkan
42. Keluarga mengizinkan saya untuk mengikuti kegiatan pencegahan HIV AIDS
43. Keluarga menanyakan kondisi kesehatan saya ketika muka saya terlihat pucat
44. Teman-teman mengingatkan saya ketika saya jarang mengikuti latihan musik
45. Teman-teman menolak ketika saya pinjam buku musik 46. Teman-teman memperlihatkan raut wajah kurang senang
ketika saya menceritakan masalah di jalanan
47. Kakak pengasuh setuju dengan saran saya dalam bermain biola
48. Kakak pengasuh memberikan ongkos pengganti datang ke tempat latihan musik
No. Pernyataan SS S KS TS 49. Teman-teman malas mengajak saya olahraga bersama 50. Kakak pengasuh meremehkan kemampuan saya dalam
bermain musik
51. Teman-teman memberikan dukungan terhadap ide saya dalam bermain musik di jalanan
52. Kakak pengasuh diam saja ketika saya kesulitan dalam memainkan alat musik
53. Kakak pengasuh menuntut saya untuk terus berlatih walaupun saya sedang sakit
54. Kakak pengasuh menyediakan waktu untuk mendengarkan masalah saya
55. Teman-teman menghibur hati saya ketika saya bertengkar dengan keluarga saya
56. Teman-teman mengejek saya ketika bermain musik 57. Teman-teman melibatkan saya menjadi panitia hari
kemerdekaan
58. Keluarga marah jika saya pulang telat untuk latihan musik bersama teman-teman
59. Saudara saya meminjamkan alat musik untuk tampil di café
60. Keluarga diam saja ketika saya meminta saran dalam menentukan kehidupan saya
61. Teman-teman meminjamkan uang ketika saya sangat memerlukannya
62. Keluarga mengeluh dengan penghasilan saya di jalanan 63. Teman-teman menyembunyikan informasi mengenai
tempat diadakannya perlombaan musik
64. Kakak pengasuh “cuek” ketika saya kesulitan dalam belajar musik
65. Keluarga melarang saya untuk membeli alat musik 66. Kakak pengasuh memberikan ongkos lebih ketika saya
rajin latihan musik
67. Teman-teman meremehkan ide-ide saya dalam penampialn musik di jalanan
68. Keluarga memberi dukungan dalam menentukan masa depan saya
ANGKET
Nama :
Umur :
Lama di HRF :
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan keadaan adik.
Pernyataan tersebut terdiri dari 112, setiap pernyataan menggambarkan keadaan yang
adik-adik rasakan saat ini. Pada setiap pernyataan terdapat 4 alternatif jawaban :
SS : Apabila pernyataan Sangat Sesuai dengan keadaan adik
S : Apabila pernyataan Sesuai dengan keadaan adik
KS : Apabila pernyataan Kurang Sesuai dengan keadaan adik
TS : Apabila pernyataan Tidak Sesuai dengan keadaan adik
Tugas adik adalah memilih salah satu diantara alternatif pilihan jawaban yang
paling menggambarkan keadaan saudara. Caranya adalah dengan memberi tanda silang
(X) pada kolom disamping pernyataan.
Contoh :
No. Pernyataan SS S KS TS 1. Saya senang mendengarkan musik x
Berarti jawaban adik untuk pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan adik saat ini
Bekerjalah dengan teliti. Isilah secara berurutan dan jangan ada pernyataan yang
terlewati. Semua jawaban yang saudara berikan benar dan terjaga kerahasiannya. Oleh
karena itu kakak mengharapkan kejujuran adik-adik dalam menjawab setiap pernyataan
yang ada.
Atas perhatian dan kerjasamanya, kakak ucapkan terima kasih.
SELAMAT BEKERJA
No. Pernyataan SS S KS TS 1. Saya menjawab dengan jujur ketika ada orang yang
bertanya mengenai kehidupan saya
2. Saya mendengarkan masukan dari orang lain mengenai pekerjaan saya di jalanan
3. Saya terganggu ketika ada orang yang bertanya mengenai kehidupan saya di jalanan
4. Saya langsung memukul teman saya ketika pembagian hasil mengamen tidak sesuai
5. Saya berkata kasar ketika ada orang yang bertanya mengenai pekerjaan saya di jalanan
6. Saya berani mengeluarkan ide dalam bermusik ketika sedang berdiskusi bersama teman-teman
7. Saya menanggapi teman yang sedang bercerita mengenai masalah pribadinya
8. Saya malu bertanya kepada kakak pengasuh tentang materi musik yang belum saya pahami
9. Saya menetapkan target setoran untuk membeli barang yang diinginkan
10. Saya tetap mengamen ketika melihat teman saya dipukuli oleh anak jalanan lain
11. Saya mau menolong teman saya jika ada imbalannya 12. Saya malas untuk datang latihan musik ketika di HRF
akan diadakan ujian keterampilan musik
13. Saya malas untuk mencoba menguasai alat musik lain 14. Banyak teman-teman lawan jenis yang mendekati
saya
15. Saya tertantang untuk lebih berkreasi ketika banyak saingan dalam mengamen
16. Saya memaafkan orang lain yang melakukan kesalahan kepada saya
17. Saya “cuek” ketika teman saya sedang bersedih 18. Saya malas untuk mendengarkan masukan dari orang
lain tentang pekerjaan saya di jalanan
19. Saya diam saja meski sedang butuh uang lebih 20. Saya ragu mendapat tempat mangkal baru untuk
mengamen
21. Saya tergantung pada teman ketika mengamen di jalan
22. Saya yakin anak jalanan mempunyai kesempatan untuk menjadi artis
23. Saya berdoa kepada Tuhan agar diberi kemudahan dalam rezeki
24. Saya mengabaikan ajakan teman-teman untuk menggunakan obat-obat terlarang
No. Pernyataan SS S KS TS 25. Saya bekerja sampai larut malam untuk
menghasilkan uang lebih banyak
26. Saya menjaga perkataan saya ketika berbicara dengan orang lain
27. Saya kehilangan selera humor ketika berada di jalanan
28. Menurut saya, cerita anak jalanan yang akhirnya menjadi orang sukses hanya terdapat di film saja
29. Saya merusak fasilitas umum seperti mencoret-coret tembok, merusak telepon umum,dll
30. Saya malas berusaha mengembangkan kemampuan saya dalam bernyanyi
31. Saya malas menyimpan alat musik pada tempatnya setelah selesai latihan walaupun telah ditegur oleh kakak pengasuh
32. Saya mengkolaborasikan alat musik agar dapat menarik perhatian pengguna jalan untuk memberikan uangnya
33. Saya mau membagikan makanan saya kepada teman 34. Saya menghibur teman saya yang sedang sedih 35. Saya melatih kemampuan saya dalam bermain gitar
agar bisa bermain di café-café
36. Saya berusaha untuk lebih giat berlatih ketika gagal dalam audisi pentas musik
37. Saya ragu dapat mengembangkan kemampuan bermain kendang yang saya miliki
38 Saya marah tanpa alasan yang jelas ketika berada di jalanan
39. Saya malas mengamen sampai larut malam meskipun sedang membutuhkan uang lebih
40. Saya malas beribadah ketika sedang menghadapi masalah keuangan
41. Kesempatan untuk bisa sekolah sampai perguruan tinggi adalah hal yang tidak mungkin bagi anak jalanan
42. Saya terpengaruh teman-teman untuk menggunakan narkoba
43. Saya menyenangi musik sehingga saya dapat menciptakan nada-nada musik dari barang-barang bekas
44. Saya mampu membuat suasana disekitar saya menjadi ceria
45. Saya bisa mewujudkan keinginan saya untuk membahagiakan orang tua
No. Pernyataan SS S KS TS 46. Saya berusaha memisahkan teman saya yang sedang
berkelahi dengan teman “geng” lain
47. Saya berlatih di luar jam latihan agar lebih cepat menguasai musik
48. Saya berusaha menyelesaikan sendiri permasalahan keuangan saya
49. Saya sulit melaksanakan rencana yang telah saya buat 50. Saya menyalahkan keluarga atas keadaan saya
sebagai anak jalanan
51. Saya ragu dapat menjadi seorang musisi 52. Saya pasrah dengan keadaan saya sebagai anak
jalanan
53. Saya mudah tersinggung mendengar lelucon orang lain mengenai keadaan saya
54. Saya malas mengamen ketika matahari sangat terik 55. Saya takut gagal untuk mencoba pekerjaan lain selain
mengamen
56. Saya lebih berhati-hati menggunakan alat musik yang dipinjamkan HRF setelah ditegur oleh kakak pengasuh
57. Saya disiplin dalam mengikuti latihan musik di HRF 58. Saya lebih giat berlatih ketika orang lain
menyepelekan kemampuan saya dalam bermusik
59. Saya menolong teman saya ketika dipukul oleh anak jalanan lain
60. Saya mengatakan ketidaksukaan saya ketika diejek teman tanpa harus memukulnya
61. Saya bernyanyi sambil menari untuk menarik perhatian pengguna jalan
62. Saya malas bila ada orang lain yang menceritakan masalahnya kepada saya
63. Saya mengabaikan keluhan teman saya yang sedang bermasalah
64. Saya kesulitan bersaing dengan teman-teman dalam bermain musik di jalanan
65. Saya menggunakan alat musik dengan cara kasar sehingga mudah rusak
66. Saya menutupi identitas saya sebagai anak jalanan 67. Saya tetap sopan saat mengamen di jalanan 68. Saya terbawa ajakan teman-teman saya untuk bolos
latihan musik di HRF
69. Saya tidak memiliki hobi apapun 70. Saya ragu dapat keluar dari pekerjaan saya sebagai
anak jalanan
No. Pernyataan SS S KS TS 71. Saya berlatih sungguh-sungguh agar kemampuan
menyanyi saya menjadi lebih baik
72. Saya dapat memperbaiki alat musik yang rusak sehingga teman-teman banyak yang meminta tolong pada saya
73. Dengan kemampuan musik yang saya miliki, saya yakin bisa seperti tokoh idola saya
74. Saya berdoa kepada Tuhan sebelum pergi untuk mengamen di jalanan
75. Saya bisa mengembangkan kemampuan saya dalam bermain biola menjadi lebih baik
76. Saya orang yang tidak berguna 77. Saya bersedia meminjamkan uang kepada teman
yang sangat membutuhkan
78. Saya takut untuk mengeluarkan ide dalam bermusik ketika sedang berdiskusi bersama teman
79. Saya menggunakan obat-obat terlarang untuk menghadapi masalah
80. Saya mudah terpengaruh oleh perkataan teman-teman saya
81. Saya ragu dapat meraih cita-cita dengan kemampuan yang saya miliki
82. Saya malas berlatih ketika orang lain menyepelekan kemampuan saya dalam bermusik
83. Saya malas untuk mencari bakat yang saya miliki 84. Saya mencoba sendiri dalam mengulik lagu 85. Saya mengamen sambil menjadi tukang parkir 86. Saya mengikuti perkembangan informasi mengenai
peluang untuk manggung
87. Saya malas untuk berbagi makanan dengan teman saya
88. Saya malu untuk mencoba tampil di suatu acara pentas musik
89. Saya tetap datang latihan di HRF walaupun teman-teman mengajak bermain
90. Saya bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah melalui jalur seni
91. Saya lupa berdoa ketika akan tampil di pentas musik 92. Saya berani bertanya kepada kakak pengasuh tentang
materi musik yang belum saya pahami
93. Saya mendengarkan keluhan teman saya ketika hasil mengamennya tidak mencapai target
94. Saya diam saja ketika melihat orang lain tertabrak motor di jalan
No. Pernyataan SS S KS TS 95. Saya sulit memberikan maaf pada orang yang
melakukan kesalahan pada saya
96. Saya memberitahu teman-teman ketika ada pembagian makanan gratis
97. Saya mengikuti saran yang diberikan orang lain mengenai penampilan saya bermusik di jalanan
98. Saya akan menjelaskan ketika kakak pengasuh bertanya mengenai “pacar” saya
99. Saya susah menerima saran dari orang lain mengenai kemampuan musik saya
100. Saya bingung akan masa depan saya 101. Saya memberitahukan kekesalan saya jika pembagian
hasil mengamen tidak adil tanpa melakukan pertengkaran
102. Saya menerima keadaan saya sebagai anak jalanan tanpa menyalahkan keluarga saya
103. Saya mencari pekerjaan sambilan ketika sedang butuh uang lebih
104. Saya tetap mengamen walaupun cuaca sangat panas 105. Saya mengecek kelengkapan alat musik sebelum
pergi pentas agar bisa bermain musik dengan baik
106. Saya malu datang sendiri untuk latihan musik 107. Saya bolos latihan ketika akan diadakan pentas musik 108. Saya senang bercanda dengan teman-teman saya 109. Saya berusaha untuk tetap bersemangat dalam
menjalani kehidupan
110. Saya menghindari obat-obat terlarang 111. Saya menerima keadaan saya sebagai anak jalanan 112. Saya merusak barang teman saya ketika dia