BAB II PEMBAHASAN A. PERILAKU SOSIAL BUDAYA TERHADAP KESEHATAN 1. Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi Hubungan manusia dengan lingkungan, dengan tingkahlakunya, dengan penyakitnya dan cara-cara dimana tingkahlakunya dan penyakitnya mempengaruhi evolusi dan kebudayaannya selalu melalui proses umpanbalik. Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalahmasalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkahlaku individu dan kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh pada penyakit malaria ditemukan pada daerah berikilim tropis dan subtropis sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit ini, juga pada daerah diatas 1700 meter diatas permukaan laut malaria tidak bisa berkembang. Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbedadengan bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC, dll pada umumnya terdapat pada negaranegara berkembang, sedangkan penyakit-penyakit noninfeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada negara- negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERILAKU SOSIAL BUDAYA TERHADAP KESEHATAN
1. Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi
Hubungan manusia dengan lingkungan, dengan tingkahlakunya, dengan penyakitnya
dan cara-cara dimana tingkahlakunya dan penyakitnya mempengaruhi evolusi dan
kebudayaannya selalu melalui proses umpanbalik. Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi
studi tentang masalahmasalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkahlaku individu dan
kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam
populasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh pada penyakit malaria ditemukan pada daerah
berikilim tropis dan subtropis sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan
penyakit ini, juga pada daerah diatas 1700 meter diatas permukaan laut malaria tidak bisa
berkembang.
Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbedadengan
bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah,
TBC, dll pada umumnya terdapat pada negaranegara berkembang, sedangkan penyakit-
penyakit noninfeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada negara-
negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua
kelompok tersebut.
Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus belajar
mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi ini
dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang sering memainkan peranannya dalam
mencetuskan penyakit. Penyakit adalah bagian dari lingkungan hidup manusia. Contoh
penyakit Kuru (lihat Foster/Anderson, hal 27-29:’MISTERI KURU’).
A. Pentingnya Strategi Coping dalam Pemecahan Masalah
Strategi coping menunjuk pada berbagai upaya , baik mental maupun perilaku, untuk
menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang
penuh tekanan. Dengan perkataan lain strategi coping merupakan suatu proses dimana
individu berusaha untuk menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari
masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun
perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.
Jenis Strategi Coping
Menurut para ahli ada 2 jenis strategi coping, yaitu:
problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian
dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress
emotion-focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur
emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan
oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk
mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-
hari (Lazarus & Folkman, 1984).
Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat
tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau
masalah yang dialaminya. Contoh: seseorang cenderung menggunakan problem-solving
focused coping dalam menghadapai masalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti
masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan; sebaliknya ia akan cenderung
menggunakan strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalah-masalah
yang menurutnya sulit dikontrol seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit
yang tergolong berat seperti kanker atau Aids.
Hampir senada dengan penggolongan jenis coping seperti dikemukakan di atas, dalam
literatur tentang coping juga dikenal dua strategi coping ,yaitu active & avoidant coping
strategi (Lazarus mengkategorikan menjadi Direct Action & Palliative). Active coping
merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber
stres, sementara avoidant coping merupakan strategi yang dilakukan individu untuk
menjauhkan diri dari sumber stres dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri
dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stres. Apa yang dilakukan
individu pada avoidant coping strategi sebenarnya merupakan suatu bentuk mekanisme
pertahanan diri yang sebenarnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu karena
cepat atau lambat permasalahan yang ada haruslah diselesaikan oleh yang bersangkutan.
Permasalahan akan semakin menjadi lebih rumit jika mekanisme pertahanan diri tersebut
justru menuntut kebutuhan energi dan menambah kepekaan terhadap ancaman.
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping
Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya
individu yang meliputi kesehatan fisik/energi, keterampilan memecahkan masalah,
keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi.
Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres
individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar
Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan
akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian
ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping
tipe : problem-solving focused coping
Keterampilan Memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi,
mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan,
kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin
dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan
yang tepat.
Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku
dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.
Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional
pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara,
teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya
Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau layanan
yang biasanya dapat dibeli.
B. DEFINISI KELUARGA
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran
serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatankesehatan keluarga
adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
D. DEFINISI MASYARAKAT
Pengantar
Faktor sosial budaya mempengaruhi kesehatan (Blum).Manusia adalah mahluk
social.Manusia adalah mahluk berbudaya.Kebudayaan mempengaruhi perilaku manusia
Definisi masyarakat
Masyarakat adalah kesatuan hidup dari mahluk-mahluk manusia yang terikat oleh sistem
adat istiadat tertentu (Koentjaraningrat)
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, sikap,
tradisi, dan perasaan persatuan yang sama (Gillin & Gillin)
Ciri dari masyarakat Ciri –ciri dari masyarakat adalah ;
Adanya sejumlah orang , Tinggal dalam suatu daerah tertentu, Mengadakan hubungan satu sama lain yang teratur, Membentuk sistem hubungan antar manusia, Terikat karena kepentingan yang sama. Tujuan bersama dan bekerja sama, Adanya perasaan solidaritas, Sadar adanya saling ketergantungan, Membentuk norma-norma, Membentuk kebudayaan bersama.
Unsur-unsur Masyarakat
Kesatuan Sosial : Bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dalam kehidupan masyarakat meliputi : kerumunan, golongan dan kelompok
Pranata SosialHimpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan
pokok dalam kehidupan masyarakat.
Fungsi Pranata Fungsi Pranata meliputi : (1)Sebagai pedoman bertingkah laku, (2)Menjaga keutuhan, (3)Sebagai sistem pengendalian social.
Pengertian Norma
1.Cara (usage) : Bentuk perbuatan antar individu, Penyimpangan berakibat celaan.
2.Kebiasaan (folkways) : Bentuk perbuatan yang diulang dalam bentuk yang sama, Lebih
mengikat daripada ‘cara’
3. Tata Kelakuan (mores) : Kebiasaan yang dianggap cara berperilaku dan diterima sebagai
norma pengatur Pelanggaran akan dihukum
4. .Adat Istiadat (customs) : Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-
pola perilaku masyarakat Pelanggaran akan menerima sanksi keras
Konsep mempelajari kebudayaan
1.Hindari sikap ethnocentrism (memberi penilaian tertentu kepada kebudayaan yang
dipelajar)
2.Tidak menyadari kebudayaan lain, kecuali memasuki masyarakat tersebut
3.Variasi kemudahan perubahan yang berbeda pada tiap unsur kebudayaan
4.Unsur kebudayaan saling kait mengait
Bentuk Perubahan Sosial Budaya
1.Perubahan terjadi secara lambat v.s cepat
2.Perubahan yang pengaruhnya kecil v.s besar
3.Perubahan yang direncanakan v.s tidak direncanakan
Inovasi
Proses perubahan yang terjadi dalam waktu yang pendek
Syarat inovasi :1.Masyarakat merasa butuh perubahan2.Perubahan dipahami dan dikuasai masyarakat
3.Perubahan dapat diajarkan4.Perubahan tidak merusak prestise pribadi atau kelompok
Aspek Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan a.l
1.Umur :misal penyakit infeksi v.s penyakit degeneratif
2.Jenis kelamin :Misal kanker payudara
3.Pekerjaan :Pekerja tambang v.s petani
4.Sosial ekonomi
E. PENERAPAN KONSEP TRANSKULTURAL PD PERAWATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
AB Susanto merumuskan harapan pasien dalam bentuk 8 C
1.Comfort atau kenyamanan adalah sebagai hasil orentasi konsumen terhadap
rumah sakit.
2.Cope, sebagai insitusi penyelamat, rumah sakit harus dapat mengatasi kegawat
daruratan, risiko, dan keamanan pasien terkait penyakit yang diderita.
3.Competent rumah sakit dituntut memiliki tenaga yang professional
4.Comunikatif menjalankan komunikasi sebagai bentuk hubungan interpersonal.
5.Curiosity-nya dengan mendapatkan informasi yang benar dan jelas.
6.Considerate pasien juga memiliki privacy dan hak untuk didengar, untuk memilih
dan memutuskan setiap hal menyangkut dirinya.
7.Conducive lingkungan yang kondusif merupakan factor penting yang diharapkan
pasien.
8.Cost atau biaya yang menyangkut nilai uang.
Low, menawarkan rumus simple untuk memberikan layanan terhadap konsumen, yaitu GST
– Greet,Smile, dan Thanks
Tujuan umum dlm proses Transkultural Nursing
1.Memberikan posisi pertama pd keyakinan budaya, prakteknya dan konsep sehat
dan sakit yg dianut klien.
2.Respek (mengerti) budaya dan keyakinan klien.
3.Perkembangan budaya mendukung Diagnosa keperawatan dan intervensi sesuai
dgn konsep klinik nyata.
4.Memberikan pelayanan sesuai budaya untuk berinteraksi dgn individu.
5.Perhatian pada pasien dan pasangannya.
6.Perlindungan yang benar pada individu mendapatkan pelayanan kesehatan yg