Top Banner
ASPIRATOR, 9(1), 2017, pp. 1‐10 Diterbitkan oleh Loka Litbang P2B2 Ciamis 1 Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam Penularan Filariasis di Desa Gulinggang Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Behavior of Mansonia and Potency of Reservoir on Transmitting of Filariasis in Gulinggang Village Balangan District South Kalimantan Province Supriyono 1* , Suriyani Tan 2 , Upik Kesumawati Hadi 1 1 Divisi Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Jl Agathis Kampus IPB Darmaga, Bogor, Jawa Barat. 2 Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa no. 1, Jakarta, 11440 Abstract. Mansonia is the one of mosquitoes that can transmit filariasis in Indonesia. The research was conducted to determine diversity of Mansonia in Gulinggang Village Balangan District South Kalimantan Province and the role of reservoir on transmitting filariasis. The research was conducted in January until Mei 2015 with cross sectional data collection. Adult mosquitoes were collected by Bare Leg Collection method on three houses, which have patients with positive filaria. Adult mosquitoes collecting were done in indoor and outdoor start from 18.0006.00. Blood sampling were done on cats that maintenance by the origin people to observe of microfilaria. The result showed there were five species of Mansonia i.e. Ma. uniformis, Ma. dives, Ma. annulifera, Ma. annulata, and Ma. bonneae. Ma. uniformis was the most collected mosquitoes indoor biting (37.99%), and Ma. dives was the most outdoor biting (56.80%). The biting activity of Ma. uniformis was peak indoors at 18:00–18:45 and outdoor at 20:00–20:45. The biting activity of Ma. dives was peak outdoor at 19:0019:45. Eight from ten (80%) domestic cats were positive of microfilaria. Based on the result, it was conclude that filariasis in Gulinggang village was supported by the existence of domestic cat and the vectors. Keywords: filariasis, Mansonia, reservoar, microfilaria, Gulinggang Village Abstrak. Mansonia merupakan satu di antara genus nyamuk yang berperan dalam penularan filariasis di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis nyamuk Mansonia dan peranan reservoar dalam penularan filariasis di Desa Gulinggang Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian survei dilakukan di Desa Gulinggang yang merupakan desa endemik filariasis yaitu pada bulan Januari sampai dengan Mei 2015 dengan pengumpulan data secara cross sectional. Penelitian menggunakan 3 rumah yang terdapat penderita filariasis. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan metode Bare Leg Collection. Penangkapan dilakukan di dalam dan di luar rumah dari pukul 18:00‐06:00. Pengambilan darah dilakukan pada kucing domestik peliharaan penduduk setempat untuk dilakukan pemeriksaan mikrofilaria. Hasil penelitian didapatkan lima spesies nyamuk yaitu Ma. uniformis, Ma. dives, Ma. annulifera, Ma. annulata, dan Ma. bonneae. Ma. uniformis merupakan nyamuk yang paling banyak tertangkap di dalam rumah yaitu sebesar 37.99% sedangkan nyamuk Ma. dives banyak tertangkap di luar rumah yaitu sebesar 56.80%. Puncak kepadatan nyamuk Ma.uniformis ini mengisap darah orang di dalam rumah terjadi pada pukul 18:00–18:45, sedangkan di luar rumah pada pukul 20:00–20:45. Ma. dives memiliki puncak kepadatan pada pukul 19:00‐19:45. Sebanyak 10 ekor kucing yang diperiksa darah, menunjukkan 8 ekor terdapat mikrofilaria. Dari data ini menunjukkan bahwa kejadian filariasis di Desa Gulinggang selain terdapat nyamuk sebagai vektornya juga kucing juga berperan sebagai reservoarnya. Kata Kunci: filariasis, Mansonia, reservoar, mikrofilaria, Desa Gulinggang Naskah masuk: 28 Desember 2015 | Revisi: 9 Januari 2017| Layak terbit: 30 Maret 2017 1 Korespondensi: [email protected] | Telp : (0251) 8421 784. PENELITIAN | RESEARCH
10

Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

May 12, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

ASPIRATOR,9(1),2017,pp.1‐10Diterbitkan olehLokaLitbangP2B2Ciamis

PerilakuNyamukMansoniadanPotensiReservoardalamPenularanFilariasisdiDesaGulinggangKabupatenBalanganProvinsiKalimantanSelatan

BehaviorofMansoniaandPotencyofReservoironTransmittingofFilariasisinGulinggangVillageBalanganDistrictSouthKalimantanProvince

Supriyono1*,SuriyaniTan2,UpikKesumawatiHadi11DivisiParasitologidanEntomologiKesehatanFakultasKedokteranHewanIPB.JlAgathisKampusIPBDarmaga,Bogor,JawaBarat. 2BagianParasitologiFakultasKedokteranUniversitasTrisakti,Jl.KyaiTapano.1,Jakarta,11440

Abstract.Mansonia is theoneofmosquitoes that can transmit filariasis in Indonesia.The researchwasconducted todeterminediversityofMansonia inGulinggangVillageBalanganDistrictSouthKalimantanProvinceandtheroleofreservoirontransmittingfilariasis.TheresearchwasconductedinJanuaryuntilMei2015withcrosssectionaldatacollection.AdultmosquitoeswerecollectedbyBareLegCollectionmethodonthreehouses,whichhavepatientswithpositivefilaria.Adultmosquitoescollectingweredoneinindoorandoutdoorstartfrom18.00‐06.00.Bloodsamplingweredoneoncatsthatmaintenancebytheoriginpeopletoobserveofmicrofilaria.TheresultshowedtherewerefivespeciesofMansoniai.e.Ma.uniformis,Ma.dives,Ma.annulifera,Ma.annulata,andMa.bonneae.Ma.uniformiswas themost collectedmosquitoes indoorbiting(37.99%),andMa.diveswasthemostoutdoorbiting(56.80%).ThebitingactivityofMa.uniformiswaspeak indoorsat18:00–18:45andoutdoorat20:00–20:45.ThebitingactivityofMa.diveswaspeakoutdoor at 19:00‐19:45. Eight from ten (80%) domestic catswere positive ofmicrofilaria.Based on theresult, itwasconcludethat filariasis inGulinggangvillagewassupportedbytheexistenceofdomesticcatandthevectors.

Keywords:filariasis,Mansonia,reservoar,microfilaria,GulinggangVillage

Abstrak.MansoniamerupakansatudiantaragenusnyamukyangberperandalampenularanfilariasisdiIndonesia. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui keragaman jenis nyamukMansonia dan perananreservoar dalam penularan filariasis di Desa Gulinggang Kabupaten Balangan Provinsi KalimantanSelatan. Penelitian survei dilakukan di Desa Gulinggang yangmerupakan desa endemik filariasis yaitupadabulanJanuarisampaidenganMei2015denganpengumpulandatasecaracrosssectional.Penelitianmenggunakan 3 rumah yang terdapat penderita filariasis. Penangkapan nyamuk dilakukan denganmetodeBareLegCollection.Penangkapandilakukandidalamdandiluarrumahdaripukul18:00‐06:00.Pengambilan darah dilakukan pada kucing domestik peliharaan penduduk setempat untuk dilakukanpemeriksaanmikrofilaria.HasilpenelitiandidapatkanlimaspesiesnyamukyaituMa.uniformis,Ma.dives,Ma. annulifera,Ma. annulata,danMa. bonneae.Ma. uniformis merupakan nyamuk yang paling banyaktertangkapdidalamrumahyaitusebesar37.99%sedangkannyamukMa.divesbanyaktertangkapdiluarrumahyaitusebesar56.80%.PuncakkepadatannyamukMa.uniformisinimengisapdarahorangdidalamrumah terjadi pada pukul 18:00–18:45, sedangkan di luar rumah pada pukul 20:00–20:45.Ma. divesmemiliki puncak kepadatan pada pukul 19:00‐19:45. Sebanyak 10 ekor kucing yang diperiksa darah,menunjukkan8ekorterdapatmikrofilaria.DaridatainimenunjukkanbahwakejadianfilariasisdiDesaGulinggangselainterdapatnyamuksebagaivektornyajugakucingjugaberperansebagaireservoarnya.

KataKunci:filariasis,Mansonia,reservoar,mikrofilaria,DesaGulinggang

Naskahmasuk:28Desember2015|Revisi:9Januari2017|Layakterbit:30Maret2017

1 Korespondensi:[email protected]|Telp:(0251)8421784.

PENELITIAN | RESEARCH

Page 2: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

PerilakuNyamukMansoniadanPotensiReservoar...(Supriyonoetal)

PENDAHULUAN

Filariasismerupakan satudi antarapenyakityang membutuhkan vektor berupa nyamukdalam proses transmisi. Malayan filariasis ataufilariasis malayi merupakan filariasis yangdisebabkanoleh infeksiBrugiamalayi.B.malayidapat dibagi dalam 2 varian yaitu yang hiduppadamanusia,danyanghiduppadamanusiadanhewan.HewanyangbiasanyaterinfeksiB.malayidi antaranya adalah kera dan kucing. B.malayibersifat zoonosis karena selain ditularkanmelalui nyamuk dari manusia ke manusia jugadapat dari hewan (kucing dan primata) kemanusia.

Di kawasan Asia Tenggara termasukIndonesia, genus nyamuk Mansonia berperansebagai vektor filariasis dari spesiesB.malayi1.BeberapaspesiesMansoniadapatmenjadivektorB. malayi tipe subperiodik nokturna. DiKabupaten Muaro Jambi terdapat enam jenisnyamuk Mansonia yang merupakan nyamukvektor filariasis yaitu Ma. uniformis, Ma.annulifera,Ma.dives,Ma.bonneae,Ma.annulata,danMa.indiana.2

Sebanyak 14.932 kasus filariasis kronikditemukandi418kabupaten/kotadi34provinsidi Indonesia. Sebelumnya,penyebaran filariasisada di 401 kabupaten/kota. Provinsi NusaTenggara Timur menempati urutan pertamadengan jumlah kasus 3.175 orang, diikutiProvinsiAcehsebanyak2.375pasien3.

Prinsip dari pengendalian filariasis diIndonesiameliputiduaaspekyaitumemutuskanrantai penularan dan perawatan terhadapkecacatan pada penderita filariasis. Pemutusanrantaipenularanfilariasisdilakukandengancarapemberian obat pencegahanmasal (POPM) danpengendalian vektor. Selain penangananpenderita dengan pengobatan dan perawatanuntukmencegah danmembatasi kecacatan jugapengendalian vektor secara terpandu.Penguasaan bionomik vektor sangat diperlukandalam perencanaan pengendalian vektor, danakan memberikan hasil maksimal apabilaterdapat kesesuaian antara perilaku vektorselaku sasaran dan metode pengendalian yangditerapkan. Keberadaan reservoar juga sangatpenting untuk diketahui peranannya. Reservoardalam siklus hidup cacing filaria sangatberpotensi sebagai inang perantara penularanfilariasis, sehingga perlu dilakukan identifikasireservoar dan peranannya dalam penularanfilariasis.

Kabupaten Balangan di Provinsi KalimatanSelatan merupakan daerah endemis filariasisdenganmfrate9%.DesaGulinggangmerupakansatu diantara tiga desa endemik filariasis diKabupaten Balangan. Desa ini dikelilingi oleh

rawa dan hutan karet. Sebagian besar matapencaharian penduduk setempat adalah petanikaret.

Nyamuk sebagai vektor penular filariasisberperan penting dalam penyebaran filariasisyang berhubungan dengan kondisi lingkungandan perilaku masyarakat setempat. MasyarakatdiDesaGulinggangbiasanyapergikekebunpadamalam hari. Hal ini berpotensi kontak secaralangsung dengan nyamuk vektor, mengingathabitatperkembangannyadisekitarperkebunan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikeanekaragamannyamukMansoniadanperananreservoar dalam penularan filariasis di DesaGulinggang di Kabupaten Balangan ProvinsiKalimantan Selatan. Manfaat penelitian inidiharapkan dapat diketahui jenis‐jenis nyamukvektor, penyebaran, dan transmisi filariasis diDesa Gulinggang Kabupaten Balangan, ProvinsiKalimantan Selatan. Selain itu, dapat diketahuijenisreservoardanperanannyadalamtransmisifilariasis sehingga dapat menjadi dasar dalammenentukanstrategiyangtepat.BAHANDANMETODE

Penelitian ini merupakan penelitian survei(spotsurvey)danpengumpulandatasecaracrosssectional. Lokasi penelitian dilakukan di DesaGulinggang,KecamatanJuai,KabupatenBalanganProvinsi Kalimantan Selatan di Bulan Januarisampai denganMei 2015. Pengambilan sampelnyamuk dilakukan selama 4 kali dalam 5 bulanpengamatan. Sampel penelitian adalah semuanyamuk Mansonia yang tertangkap pada saatdilakukan penelitian. Cara pengambilan sampelsecara purposif, yaitu pengambilan sampelberdasarkan ciri dan sifat populasi yangdiketahui sebelumnya. Data yang dikumpulkanberupa Mansonia dewasa meliputi kepadatan,frekuensi tertangkap, aktivitas mengisap darah,dan keberadaan mikrofilaria di reservoar.Analisadatatersebutdilakukansecaradeskriptif.

Pengumpulandatamelaluimetode BLC (BareLeg Collection), yaitu penangkapan nyamukmenggunakan aspirator pada orang dalamkeadaan kaki terbuka sebagai umpan baginyamuk. Dalam penelitian ini digunakan tigarumah sebagai tempat koleksi nyamuk.Penangkapan nyamuk ini dilakukan padasetiap rumah dengan dua orang kolektor(penangkap) yangmasing‐masing ditempatkandi dalam dan di luar rumah. Penangkapannyamuk dilakukan dari pukul 18:00 sampaidengan pukul 06:00. Kemudian dilanjutkankembali dari pukul 06:00‐18:00 . Penangkapan dilakukan setiap jam selama 45menit dan istirahat 15 menit. Penangkapandilakukan3hariberturut‐turutdalamseminggu

Page 3: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

ASPIRATOR,9(1),2017,pp.1‐10Hakcipta©2017‐LokaLitbangP2B2Ciamis 

  3 

dan dilakukan selama 2 minggu. Selanjutnyanyamuk yang diperoleh dimasukkan ke dalampaper cup yang ditutup dengan kain kasa.Nyamuk yang telah ditangkap kemudiandimatikan dengan menggunakan kloroform dandiidentifikasi menggunakan kunci identifikasiDepkes 20084, dan WRBU (Walter ReedBiosystematicsUnit)5(2014).

Datadianalisisuntukmengetahuikelimpahannisbi, frekuensi, angka dominansi, dankepadatan nyamuk yang dinyatakan dalamnilai MHD (Man Hour Density)3. Analisistersebut menggunakan perhitungan sebagaiberikut:

Kelimpahan nisbi adalah perbandinganjumlahindividuspesiesnyamukterhadaptotaljumlah spesies nyamuk yang diperoleh dandinyatakan dalampersen (Rumus I). Frekuensinyamuk tertangkap dihitung berdasarkanperbandingan antara jumlah penangkapandiperolehnya nyamuk spesies tertentu terhadapjumlah total penangkapan (Rumus II). Angkadominansi spesies dihitung berdasarkanhasilperkalianantarakelimpahannisbidenganfrekuensi nyamuk tertangkap spesies tersebutdalamsatuwaktupenangkapan(RumusIII).ManHour Density (MHD) menyatakan kepadatannyamuk yang kontak dengan manusia dalamsatujam(/orang/jam)(RumusIV).

100%tertangkapyangnyamukspesiesTotal

tertangkapyangtertentuspesiesnyamukindividuJumlah= NisbiKelimpahan (I)

Frekuensi = Jumlahpenangkapandiperolehnyanyamukspesiestertentu

Totaljumlahpenangkapan (II)

100%nisbiKelimpahan=SpesiesDominansiAngka (III)

MHD=Jumlahnyamukspesiestertentuyangtertangkap

Jumlahkolektorx45 / 60xjumlahwaktu(jam)penangkapan (IV)

Pengambilan darah kucing dilakukan pada

kucing domestik yang dipelihara penduduksetempat. Pengambilan darah dilakukandi venafemoralis atau jugularis. Darah hasil koleksikemudian digunakan sebagai bahan pembuatanulas darah. Pembuatan ulas darah dilakukandengan menggunakan object glass. Darah hasilkoleksi diletakkanpadaobjectglass secukupnyadan dilakukan ulas. Hasil ulas darah kemudiandikeringkan dan direndammetanol. Selanjutnyadilakukan pewarnaan menggunakan Giemsa.Hasil ulas darah kemudian dicuci dengan airmengalir dan dikeringkan. Pengamatanmikrofilariamenggunakanmikroskop compounddenganpembesaran100kaliobjektif.

Penelitian inimempergunakanumpanbadanorang sehingga membutuhkan etik penelitian.Penelitian ini telahdinyatakan lolosuji etikdanmemperoleh surat etik penelitian dari FakultasKedokteran Universitas Trisakti. Semua subyekyang terlibat dalam penelitian sebagai umpanbadan orang telah dimintakan informed consentdanbersediaterlibatdalampenelitianini.

HASIL

RagamNyamukMansoniaBerdasarkanhasilpenangkapandidapatkan5

jenis nyamukyaituMa.dives,Ma.uniformis,Ma.annulifera,Ma.anulata,danMa.bonneaebaikdidalam maupun di luar rumah. Fluktuasipenangkapan nyamuk menunjukkan bahwanyamuk Mansonia dives paling banyaktertangkap pada setiap bulan penangkapan(Gambar 1). Penangkapan nyamuk tertinggiterjadi pada bulan Januari dan kecenderunganmenurun jumlahnya pada bulan berikutnya.Halinidisebabkanolehketersediaanairpadahabitatyang terdapat di Desa Gulinggang pada musimpenghujan. Jumlah nyamuk Mansonia di dalamrumah didapatkan sebanyak 179 individunyamuk dewasa sedangkan di luar rumah didapatkan sebanyak 125 nyamuk dewasa. Ma.uniformis merupakan nyamuk yang palingbanyaktertangkapdidalamrumahyaitusebesar68 (37.99%) dan selanjutnya diikuti oleh Ma.dives, Ma. annulifera, Ma. annulata, dan Ma.bonneae.NyamukMa.divesbanyaktertangkapdiluar rumah yaitu sebesar 71 nyamuk dewasa(56.80%)danyangdiikutiolehMa.uniformis,Ma.annulifera, Ma. annulata, dan Ma. bonneae(Tabel1).

Page 4: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

PerilakuNyamukMansoniadanPotensiReservoar...(Supriyonoetal)

Gambar1. FluktuasiPenangkapanNyamukMansoniadiDalamdandi LuarRumahpadaBulan Januari

sampaidenganMei2015diDesaGulinggangTabel1.JenisdanJumlahIndividusertaParameterDensitasNyamukMansoniayangTertangkapdengan

UmpanOrangdiDalamdandiLuarRumahJenisSpesies

Nyamuk

Jumlah Persentase Frekuensi Dominasi MHD

Dalam Luar Dalam Luar Dalam Luar Dalam Luar Dalam Luar

Ma.dives 66 71 36.87 56.80 0.6 0.8 21.51 42.60 2.44 2.63

Ma.uniformis 68 18 37.99 14.40 0.8 0.2 30.39 2.40 2.52 0.67

Ma.annulifera 18 17 10.06 13.60 0.3 0.1 3.35 1.13 0.67 0.63

Ma.anulata 22 12 12.29 5.60 0.3 0.1 4.10 0.47 0.81 0.26

Ma.bonneae 5 7 2.79 9.60 0.2 0.1 0.47 0.80 0.19 0.44

Frekuensi, dominasi dan Man Hour Density(MHD)

FrekuensitertangkapnyanyamukMa.divesdidalamrumahadalahsebesar0.6kalidandi luarrumah0.8kali.Hal iniberartinyamukMa.diveslebih sering tertangkap di luar rumahdibandingkan di dalam rumah. Nyamuk Ma.uniformislebihseringtertangkapdidalamrumahdibandingkan di luar rumah dengan nilaifrekuensisebesar0.8didalamrumahdan0.2diluar rumah. Jenis nyamuk Mansonia di DesaGulinggang didominasi oleh Ma. uniformis didalamrumahyaitusebesar30.39%danMa.divesdiluarrumahyaitusebesar42.60%.

Man Hour Density (MHD) menunjukkanbahwaMa. dives tertangkap 2.44 per orang perjamdidalamrumahdan2.63perorangper jamdiluarrumah.HaliniberartikepadatannyamukMa. dives yang tertangkap oleh umpan orangperjam lebih banyak di luar rumah jika

dibandingkandidalamrumah. SedangkanMHDnyamukMa.uniformissebesar2.52perorangperjamdidalamrumahdan0.67perorangper jamdiluarrumah.NyamukMa.bonneaemerupakanjenisnyamukyangpalingsedikittertangkapbaikdi dalam maupun di luar rumah (Tabel 1 danGambar2).Fluktuasi aktivitasmengisap darah nyamukMansoniaspp.

AktivitasmenghisapdarahnyamukMansoniadidalamrumahdandiluarrumahdisajikanpadaGambar 3 dan Gambar 4. Ma. uniformismerupakan jenisyangpalingmendominansi jikadibandingkan dengan nyamuk spesies lainnyapada penangkapan umpan badan di dalamrumah.

Page 5: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

ASPIRATOR,9(1),2017,pp.1‐10Hakcipta©2017‐LokaLitbangP2B2Ciamis 

  5 

Gambar2.ManHourDensity(MHD)NyamukMansoniadiDesaGulinggang

Gambar3.FluktuasiAktivitasNyamukMansoniadiDalamRumahdenganMetodeBareLegCollection

Gambar4.FluktuasiAktivitasNyamukMansoniadiLuarRumahdenganMetodeBareLegCollection

Page 6: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

PerilakuNyamukMansoniadanPotensiReservoar...(Supriyonoetal)

Jenis nyamuk ini ditemukanmengisap darahsepanjangmalam,antarapukul18:00–06:00baikdi dalam maupun di luar rumah. Puncakkepadatannyamukinimenghisapdarahorangdidalam rumah terjadi pada pukul 18:00–18:45,sedangkan di luar rumah pada pukul 20:00–20:45.Ma.divesmerupakanjenisyangterbanyakyang tertangkap di luar rumah dan terbanyakkedua di dalam rumah. Puncak aktivitasmengisap darah nyamuk ini terjadi pada pukul19:00‐19:45.Nyamukiniaktifsepanjangmalam.Selanjutnya berdasarkan jumlah populasimasing‐masing nyamuk yang tertangkap baikdidalammaupundiluarrumahadalahnyamukMa.annulifera, Ma. annulata, dan Ma. bonneae.NyamukMa. bonneae merupakan nyamuk yangpalingsedikittertangkapjikadibandingkanjenisnyamuk lainnya, baik di dalam maupun di luarrumah.Puncakaktivitasmengisapdarahnyamukiniberadapadapukul19:00‐19:45baikdidalammaupundiluarrumah.Tabel 2. Keberadaan Mikrofilaria pada Ulas

DarahKucing

Pemeriksaanlarvafilariadireservoar

Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 10ekor kucing untuk keperluan analisis reservoarmikrofilaria. Hasil ulas darah terhadap darahkucing menujukkan bahwa 80% (8 ekor) daritotalkucingyangtertangkapdiDesaGulinggangpositifterdapatlarvacacingfilaria(Tabel2).Halinimenujukkanbahwakucingmerupakanhewanyang berpotensi sebagai resorvoar filariasis didesaGulinggang.PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian di DesaGulinggang tampak bahwa jumlah nyamukMansonia yang tertangkap sangat berfluktuasisepanjangmalambaikdi dalammaupundi luarrumah. Jika data tersebut dikaitkan denganbeberapapenemuannyamukdilokasipenelitiandi daerah lain maka terdapat spesiesMansonia

yang sama. Hal ini mungkin disebabkan olehkondisi lingkungan dan habitat yang tidak jauhberbeda.Atmosoedjono(1993)6menemukanMa.dives,Ma.uniformis,Ma.annulifera,Ma.annulata,dan Ma. bonneae di Tanah Intan ProvinsiKalimantan Selatan dengan menggunakanmetode Bare Leg Collection dan Light Trap.Santoso (2015)7menemukanMa. indiana positifmengandung DNA cacing filaria di KabupatenTanjungJabungTimur.

Vektor potensial B. malayi di wilayahSumatera, Kalimantan dan Sulawesi adalahnyamukMa. uniformis,Ma. annulata,Ma. dives,Ma. indiana, An. Peditaeniatus, dan An.niggerimus. Vektor subperiodik B. malayi diwilayah Kalimantan adalah nyamuk Mansoniaspp. dan yang paling banyak di temukan adalahMa.uniformis.Nyamukinibanyakhidupdirawayang dikelilingi hutan. Di Sulawesi vektor B.malayi adalah nyamuk Anopheles danMansoniaspp.EmpatnyamuksebagaivektorutamaadalahAn.barbirostris,Ma.uniformis,Ma.divesdanMa.indiana8.

Nyamuk Mansonia mempunyai aktivitasmengisap darah pada malam hari danberfluktuasipadajam‐jamtertentu.BerdasarkanwaktumengisapdarahbeberapaspesiesnyamukMansonia mempunyai aktivitas pada awalmatahari terbenam sampai matahari terbit.Puncak aktivitas mengisap darah yang berbedasetiap spesies nyamuk Mansonia dikarenakanadanya pengaruh suhu, dan kelembapan udarayang dapat menyebabkan bertambah atauberkurangnya kehadiran nyamuk Mansonia disuatutempat.

Habitat nyamuk Mansonia spp. di DesaGulinggang adalah genangan air yang bersifatpermanen berupa rawa, yang selalu ada airsepanjang tahun. Hal ini menyebabkan nyamukmenggunakan tempat tersebut sebagai habitat.Keberadaan habitat nyamuk Mansoniamerupakan faktor utama tingginya populasinyamuk di Desa Gulinggang. Tahap pradewasanyamuk ini berkembangdi rawa. LarvanyamukMansonia mengambil oksigen melalui akartumbuhan air. Larva‐larva ini menusukkansiphonnya yang berkitin ke akar tumbuhan.Nyamuk Mansonia menyukai tanaman Pistiastratiotes dan Echhornia crassipes dibandingkandengan Azolla pinata9. Hal ini sesuai dengankeberadaantanamantersebutdisepanjangrawatempat dilakukan penelitian. Desa Gulinggangmerupakan desa yang terletak di pinggir rawa.Selain itu, sepanjang aliran rawa merupakanhutan karet produksi sebagai lahan atau matapencaharian penduduk setempat. Aktivitaspenduduk di kebun karet adalah mulai daritengah malam sampai dengan pagi hari. PadawaktuinilahpendudukDesaGulinggangpergike

Kucingke LarvaFilaria

1 positif

2 positif

3 positif

4 positif

5 positif

6 positif

7 positif

8 positif

9 negatif

10 negatif

Page 7: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

ASPIRATOR,9(1),2017,pp.1‐10Hakcipta©2017‐LokaLitbangP2B2Ciamis 

  7 

kebun karet dan berpotensi besar terjadipenularan filaria dari nyamuk ke manusia. Jikahal ini dikaitkan dengan aktivitas menggigitnyamukMansonia,menunjukkanbahwanyamukiniaktif sepanjangmalam.Bahkanpenangkapanyang dilakukan pada pagi hari pun banyakmenemukan nyamuk Mansonia. Hal ini berartipopulasinyamukMansoniasangattinggididesatersebut.

Hasil koleksi di Desa Gulinggangmenunjukkan bahwa nyamuk Ma. uniformismerupakan jenis yang paling dominandibandingkan dengan nyamuk spesies lainnyapada penangkapan umpan badan di dalamrumah.NyamukMa.uniformismerupakangenusnyamuk yang mendominasi ketika dilakukankoleksi di Kenya10. Nyamuk Ma. annulata, Ma.uniformis, Ma. indiana dan Ma. bonneaeberhabitat di rawa‐rawa. Ma. uniformismempunyai populasi tinggi pada bulan April‐Oktober dan mempunyai MHD 11.5 gigitan perorang per jam. Ma. annulata mempunyai MHD31.7 gigitan per orang per jam. Ma. divesmempunyai MHD sebesar 3.0 gigitan per orangper jam. Pada umumnya populasi nyamukMansonia meningkat pada bulan April‐Oktoberdan puncaknya di bulan Juli. Sedangkan Ma.uniformisdanMa.indianamempunyaikepadatantinggi pada bulan April‐Agustus. Nyamuk Ma.annulatadanMa.bonneae biasanyamempunyaikepadatan tinggi pada bulan Agustus‐Desember11. Ma. africana dan Ma. uniformisberperansebagaivektorWuchereriabancroftidiGhana12. Sedangkan di Tanzania Culexquinquefasciatus merupakan vektor utama W.bancrofti13.

Hasil pemeriksaan darah menunjukkanbahwa8dari10ekorkucingdiDesaGulinggangditemukanlarvaB.malayi.Haliniberartikucingkemungkinan mempunyai peran potensialsebagai reservoar dalam penularan filariasis.Infeksi B. malayi pada kucing menunjukkanbahwa terdapat hubungan antara manusia,nyamuk Mansonia spp. dan kucing sebagaireservoar. Hal ini mengakibatkan transmisi B.malayi tidak pernah terputus meskipundilakukan tindakan pengobatan masal maupunpengendalian vektor jika tidak ada intervensiterhadap reservoarnya. Pengobatan kucingterhadap infeksi B. malayi harus dilakukanmeskipun tidak menunjukkan gejala klinis. Halini dilakukan untuk mencegah terjadinyapenularan dari kucing ke manusia atausebaliknya melalui gigitan nyamuk. Pengobatanataupencegahaninfeksimikrofilariacacingyangberedar di dalam darah pada kucing dapatdilakukan dengan menggunakan fipronil, (S)‐methropene,eprinomectin,danpraziquantel46.

B.malayisangaterathubungannyadenganB.pahangi. Pada umumnya yang paling banyakmenginfeksi pada kucing adalah B. pahangimeskipun demikian beberapa laporan telahmenunjukkan bahwa B. malayi banyakditemukan di kucing atau hewan karnivoralainnya. Kesulitan dalam mendiagnosa yaituuntuk membedakan antara B. pahangi dan B.malayipadakucingdiThailanddilaporkan5.7%dari 2039ekorkucingpeliharaanyanghidupdidaerahendemikfilariasisterinfeksiB.malayi14.

Penyebaran filariasis sangat erathubungannya dengan buruknya sanitasi diperkampungan. Sebagian besar penyebaranfilariasis berada di pedesaan dibandingkan diperkotaan15. Penyebaran filariasis jugadipengaruhiolehkondisi lingkunganyaitu suhu,vegetasi, dan kemiringan lahan yang akanmendukungkeragamanvektor16, sehinggaharusdilakukan pengobatan, pengendalian vektor danmencegah kontak dengan vektor. Pengendalianvektor dan sistem pengobatan massal harusdidukung dengan pengendalian mikrofilaria direservoar. Hal ini dilakukan untuk memutusrantai penularan. Pengendalian vektor di Ghanamenggunakan pestisida sebagai upaya untukmendukung program pemberian obat secaramasal.NyamukAnophelesmenjadivektorutamasebelumnyamukMansoniaspp.terbuktisebagaivektorB.malayidiGhana17.Pengendalianvektorfilariasis juga dapat dilakukan denganmemanfaatkanMesocyclops longisetus18, ekstrakdaunGmelinaasiatica19,Acalyphaalnifolia20danTragia involucrata21 dalammengendalikan larvanyamuk Cx. quinquefasciatus sebagai vektorfilariasis.

Pengukuran faktor‐faktor infeksi filariasissangat diperlukan untukmenentukan kebijakandalammemutuspenularansepertiekologivektordan parasit sehingga dapat memprediksikejadian penyakit di suatu daerah22,23. Surveiuntuk mengetahui keberadaan mikrofilariasangat diperlukan setelah dilakukan programeliminasi filariasis24,25. Hal ini dilakukan untukmencegahmunculnyakembalikejadian filariasisdisuatudaerah.Wijegunawardanaetal.(2012)26melakukan pemetaan filariasis di Sri Langkauntuk mempermudah dalam menentukankebijakan pengendalian penyakit. Harrington etal. (2013)27 masih menemukan orang positifmikrofilariapadasurveikeberadaanmikrofilariadi masyarakat setelah dilakukan programeliminasi filariasis di Kepulauan Solomon.Pentingnya pengetahuan tentang ekologi vektorfilariasis, hubungan vektor dengan parasit danteori tentang vektor nyamuk dengan parasitnyasangat diperlukan dalam pengendalian vektordalam program eliminasi filariasis. Selain itu,migrasi penduduk dari desa ke desa lain yang

Page 8: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

PerilakuNyamukMansoniadanPotensiReservoar...(Supriyonoetal)

endemik sangat berpengaruh dalam penularanfilariasis28,29. Dukungan pemerintah sangatdiperlukansehinggadapatmempermudahdalammerancang program pengendalian filariasissepertiyangdilakukandiNigeria30,31danChina32.

Program pengendalian filariasis harusdisesuaikan dengan kondisi lokal baik sosialbudaya masyarakat maupun geografis dengantetap mengacu pada program pemerintah.Perubahan iklim akan berpengaruh terhadappenyebaran vektor dan penyakit yangditularkannya40,41,42. Mengingat habitat nyamukMansoniaspp.didaerahinimerupakangenanganair yang permanenmaka pengendalian stadiumpradewasa (larva) merupakan cara yang tepatdalam menurunkan kepadatan populasi vektor.Metodepengendaliandapatberupapembersihanhabitat perkembangbiakan nyamuk daritumbuhan air yang merupakan tempat larvanyamuk Mansonia mendapatkan oksigen.Kegiatan pengendalian berupa pembersihanhabitat dari genangan air dan tumbuhan yanghidup di air secara tidak langsung dapatmengurangi keragaman jenis nyamuk danmemutus rantai penularan penyakit yangditularkannya43,44,45. Pengendalian lain yangdapat dilakukan adalah penggunaan kelambusebagai salah satu cara penduduk untukmelindungidiriterhadapgigitannyamukvektor.Hal ini cara yang tepat mengingat puncakmenghisap darah nyamuk vektor terjadi padamalam sampai dini hari. Pengendalian denganmenggunakan kelambu berinsektisida untukpengendalian vektor malaria ternyata jugamampu menurunkan angka filariasis33,34,35 diGambia36, Nigeria37, Papua New Guinea38 danmendukungprogrampengobatanmassaldiTogodalam upaya eliminasi filariasis39. Masyarakatjuga dihimbau mengurangi aktifitas di luarrumah pada malam hari dan dianjurkanmenggunakan repelen atau penolak nyamuk.Selainpengendalianvektor,perlujugadilakukanpengendalian reservoir yang dapat menjadisumber penularan filariasis. Pemberian obatcacing secara berkala pada kucing yangdipeliharadapatmencegahpenularanfilariasis.KESIMPULAN 

Hasil penelitian didapatkan lima jenisnyamukMansoniayaituMa.dives,Ma.uniformis,Ma.annulifera,Ma.anulata,danMa.bonneaebaikdi dalam maupun di luar rumah. Jenis nyamukMansonia di Desa Gulinggang didominansi olehMa. uniformis di dalam rumah yaitu sebesar30.39%danMa.divesdiluarrumahyaitusebesar42.60%. Delapan dari 10 ekor kucing di DesaGulinggangpositiffilariaB.malayi.

UCAPANTERIMAKASIHPenulis mengucapkan terima kasih kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan,seluruh staf Puskesmas Kecamatan JuaiKabupaten Balangan Provinsi KalimantanSelatan, seluruh staf Bagian ParasitologiUniversitas Trisakti, Bagian Parasitologi danEntomologi Kesehatan IPB, serta seluruh pihakyang telah membantu dan mendukung selamapenelitiandanpenulisanartikelini.

DAFTARRUJUKAN

1. World Health Organization. Lymphatic

filariasis: the disease and its control.Technical report series. Geneva.WHO. 1992.pp.67

2. Santoso, Yahya, Salim M. Penentuan JenisNyamukMansoniasebagaiTersangkaVektorFilariasisBrugiamalayidanHewanZoonosisdiKabupatenMuaroJambi.MediaLitbangkes.2014.Vol24No4pp181‐190.

3. [Kemenkes] Kementerian KesehatanRepublikIndonesia.Dit.Jen.PPdanPL.2014

4. [Depkes RI] Departemen KesehatanRepublik Indonesia. Kunci IdentifikasiNyamukMansonia. Jakarta (ID): Dit. Jen. PPdanPL.2008

5. [WRBU] Walter Reed Biosystematics Unit.Mosquito Identification Resource. WalterReedArmyInstituteofResearch.2014

6. Atmosoedjono S, Purnomo, Ratiwayanto S,HariyaniA,Marwoto, BangsMJ. Ecology andInfectionRatesofNaturalVectorsofFilariasisin Tanah Intan, South Kalimantan (Borneo)Indonesia.1993.BulPenelitKesehatan21(2).

7. Santoso,Yahya,SuryaningtyasNH,RahayuKS.Deteksi mikrofilaria Brugia malayi padaNyamukMansoniaspp. .denganPembedahandan Metode PCR di Kabupaten TanjungJabungTimur.J.Aspirator.2015.pp29‐35.

8. Sudomo M, Izhar A, Oemijati S. LymphaticFilariasis in Indonesia. J. Ekol Kesehatan.2002.Vol1.37‐43.

9. Chandra G, Ghosh A, Biswas, Chartterje SN.Host plant preference of Mansoniamosquitoes. 2006. J. Aqua.plant Manage.44:142‐144.

10. JoelL,DavidO,DanielM,CollinsM,PaulM,etal.BloodmealanalysisandvirusdetectioninBlood fedmosquitoesCollecectedduring the2006‐2007 Rift Valley Fever Outbreak inKenya. 2014. J.VectBorneandZoonDis. Vol14,No9:656‐664.

11. Wharton RH. The Biology of MansoniamosquitoesinRelationtotheTransmissionofFilariasis in Malaya. Bull. Inst.Med.Malaya.1962.pp3:144.

Page 9: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

ASPIRATOR,9(1),2017,pp.1‐10Hakcipta©2017‐LokaLitbangP2B2Ciamis 

  9 

12. UghasiJ,HilariaEB,MaimounaC,DelphinaAG,John G, Maxwell A, et al. Mansonia africanaand Mansonia uniformis are vectors in thetrnasmission of Wuchereria bancrofti inGhana.2012.J.Paristes&Vector.5:89

13. Irish SR, Moore SJ, Derua YA, Bruce J,CameronMM. Evaluation of gravid traps forthe collection of Culex quinquefasciatus avector lymphatic of filarisis in Tanzania.2013.J.TropMedHyg.15‐22.

14. Wongkamchai S, Nochote H, Foongladha S,Dekumyoy P, Thammapalo S, et al. A highresolutionmeltingrealtimePCRformappingforfilarial infectionindomesticcats livinginbrugian filariosis‐endemic area. 2014. J. VetPar.120‐127

15. Simonsen PE, Mwakitalu ME. UrbanLymphatic Filariasis. 2013. J. Parasitol Res.112;35

16. Cano J, Rebolllo MP, Golding N, Pullan RL,Crellen T, et al. The global distribution andtransmissionlimitoflymphaticfilariasis:pastand present. 2014. J Parasites & Vectors.7:466.

17. Souza DK, Koudou B, Hope LAK, et al.Diversity and Transmission competence inlymphaticfilarisisvectors inWestAfricaandtheimplicationforacceleratedeliminationofAnopheles transmitted filariasis. 2012. J.Parasites&Vector.5:259.

18. Murugan K, Bonelli G, Ayyapan S, Dinesh D,PanneerselvamC, etal. Toxicity of seaweed‐synthetic silver nanoparticles against thefilariasisvectorCulexquinquefasciatusanditsimpact on predation efficiency of thecyclopoid crustacean Mesocyclop longisetus.2015.J.ParasitolRes.114:2243‐2253.

19. MuthukumaranU,GovindarajanM,RajeswaryM,Hoti SL. Synthesis andcharacterizationofsilver nano particle using Gmelina asiaticaleaf extract against filariasis and malariavector mosquitoes. 2015. J Parasitol Res.114;1817‐1827.

20. KovendanK,MuruganK,VicentS.Evaluationof Larvacidal Activity of Acylapha alnifoliaKlein ex Willd. (Euphorbiacea) leaf Extractagaints the malarial vector, Anophelessthepensi,denguevector,Aedesaegypti, anadBancroftian filariasis vector, Culexquinquefasciatus (Diptera Culicidae). 2012. JParasitolRes.Vol110:571‐581.

21. BhattacharyaK,ChandraG.Phagodeterrence,larvacidal and oviposistion deterrenceactivity of Tragia involucrata L(Euphorbiaceae) root extratives againstvector of lymphatic filariasis Culexquinquefasciatus (Diptera Culicidae). 2014.AsianPacJTropDis:S226‐S232.

22. Michael E, Singh BK. Hetergenous dynamic,

robustness/fragility trade off, and theeradication of macroparasitic disease,Lymphaticfilariasis.2016.JBMCMed.28:14

23. Slater H, Michael E. Predicting the Currentand Future Potential Distribution ofLymphaticFilariasisinAfricaUsingMaximumEntrophy Ecologycal Niche Modelling. 2012.PlosOne.10.1371.

24. KoromaJB,BanguraMM,HodgesMH,BahMS,Zhang Y, Bockarie MJ: Lymphatic filariasismapping by immunochromatographic testcards and baseline microfilaria survey priortomassdrugadministration inSierraLeone.2012.JParasitVectors.5:10

25. Chu BK, Deming M, Biritwum NK, BougmaWR, Dorkenoo AM, et al: Transmissionassessmentsurveys(TAS)todefineendpointsfor lymphatic filariasis mass drugadministration: a multicenter evaluation.2013.PLoSNeglTropDis.7:e2584.

26. Wijegunawardana NDD, Gunawardene YINS,ManamperiA,SenarathneH,AbeyewickremeW: Geographic information system (GIS)mappingoflymphaticfilariasisendemicareasof Gampaha District, Sri Lanka based onepidemiologicalandentomologicalscreening.Southeast Asian J Trop Med Public Health.2012,43:557‐566.

27. Harrington H, Asugeni J, Jimuru C, et al. Apracticalstrategy forrespondingtoacaseoflymphaticfilariasispost‐eliminationinPasificIsland.2013.J.Parasites&Vector.6:218.

28. Ramaiah KD. Population migration:implication for lymphatic filariasiselimination program. 2013. PloS Negl TropDis7(3)e2079.

29. SlaterH,MichaelE:Predictingthecurrentandfuture potential distributions of lymphaticfilariasis in Africa using maximum entropyecologicalnichemodelling.2012.PLoSOne.7:e32202.

30. KingJD,EigegeA,UmaruJ,JipN,MiriE,etal.Evidence for stopping mass drugadministration for lymphatic filariasis insome, but not all local government areas ofPlateau and Nasarawa States, Nigeria. 2012.AmJTropMedHyg87:272–280.

31. Okorie PN, Ademowo GO, Saka Y, Davies E,Okoronkwo C, et al. Lymphatic Filariasis inNigeria;Micro‐stratificationOverlapMapping(MOM) as a Prerequisite for Cost‐EffectiveResource Utilization in Control andSurveillance. 2013.PLoSNeglTropDis7(9):e2416.

32. De‐JianS,Xu‐LiD,Ji‐HuiD:Thehistoryoftheelimination of lymphatic filariasis in China.2013.JInfectDisPoverty.2:30.

33. BergHVD,HopeLAK,LidsaySW.MalariaandLymphatic Filariasis: the case for integrated

Page 10: Perilaku Nyamuk Mansonia dan Potensi Reservoar dalam ...

PerilakuNyamukMansoniadanPotensiReservoar...(Supriyonoetal)

10 

vector management. 2013. J. Lancet InfectDis;13:89‐94

34. RamaiahKD,OttesenA.Progressand Impactof13YearsoftheGlobalProgrameEliminateLymphaticFilariasisonReducingtheBurdenofFilarialDisease. 2014.PlosNeglTropDis.10.1371.

35. Kelly‐Hope LA, Molyneux DH, Bockarie MJ(2013)Canmalariavectorcontrolacceleratethe interruption of lymphatic filariasistransmissioninAfrica;capturingawindowofopportunity.2013.JParasites&Vectors6:39.

36. RebolloMP,SambouSM,ThomasB,BiritwumNK, Jaye M, et al. Elimination of LymphaticFilariasis in Gambia. 2015. J. Plos Negl TropDis.10.1371.

37. RichardsFO,EmukahE,GravesPM,NkwochaO, Nwankwo L, et al. Community‐widedistribution of long‐lasting insecticidal netscanhalttransmissionoflymphaticfilariasisinsoutheastern Nigeria. 2013. Am J Trop MedHyg89:578–587.

38. Reimer LJ, Thomsen EK, Tisch DJ, Henry‐HalldinCN,ZimmermanPA,BaeaME,DagoroH,SusapuM,HetzelMW,BockarieMJ,MichaelE, Siba PM, Kazura JW. Insecticidal bed netsand filariasis transmission in Papua NewGuinea.2013.NewEnglJMed369:745.

39. Sodahlon YK, Dorkenoo AM, Morgah K,Nabiliou K, Agbo K, et al. Togo is MovingToward becoming first Sub‐Saharan AfricanNation to Elimination Lymphatic FilariasisThrough Mass Drug Administration andCountrywide Morbidity Allevation. 2013. J.PlosNeglTropDis.Vol7e2080.

40. Dhimal M, Ahrens B, Kuch U. Speciescomposition, seasonal occurrence, habitatpreference and altitudinal distribution ofmalaria and other disease vector in easternNepal.2014.JParasites&Vectors.7;540

41. ShresthaUB,GautamS,BawaKS:Widespreadclimate change in the Himalayas andassociatedchangesinlocalecosystems.2012.PLoSOne.7(5):e36741‐10.1371.

42. Woodward A, Smith KR, Campbell‐LendrumD, Chadee DD, Honda Y, Liu Q, Olwoch J,Revich B, Sauerborn R: Climate change andhealth:on the lastest IPCC report. 2014.TheLancet.383(April5):1185‐1189.

43. KhanHR,IslamMM,AkterT,KarimMR,FaridMS. Diversity of mosquitoes and theirseasonal fluctuation in two wards of DhakaCity.2014.DhakaUniv.JBiolSci.23(1):17‐26.

44. Amarasinghe LD, Weerakkodi GIS. Densityand diversity of mosquitolarvae associatedwith rice field andmrshland habitats in twoclimatically different areas in Sri Langka.2014.IntJ.Entomol.Res02;59‐71.

45. Dash S, Hazra RK, Bisht SS. Investigation onthe mosquito Fauna of Shoreline Habitat ofOrisca Coast India. 2014. J.Mosq Res. Vol. 4(20).

46. Knaus M, Chester ST, Rosentel J, Kuhnert A,Rehbein S. Efficacy of a novel topicalcombination of fipronil, (S)‐metoprene,eprinomectin,andpraziquantelagainstlarvaland adult stages of the cat lungworm,Aelurostrongylus abstrusus. 2014. J. Vet.Parasitol.202(1‐2):64‐8.