Perkembangan santri – konsep dasar perilaku Page 1 Modul 1 PERILAKU DAN MEKANISME PERILAKU A. PENDAHULUAN Memahami perilaku santri merupakan hal yang penting bagi guru. Proses pendidikan dan pembelajaran menuntut guru untuk berinteraksi dengan santri. Interaksi yang terjalin haruslah interaksi yang mendidik. Pemahaman terhadap apa, mengapa, bagaimana santri berperilaku membantu guru menetapkan stimulasi yang dilakukan agar santri menampilkan perilaku diharapkan sebagai indikator terjadi proses belajar dan tercapainya hasil belajar. Materi perilaku dan mekanisme perilaku merupakan materi awal bagaimana memahami santri. Pada modul 1 (satu) ini dipaparkan konsep dasar perilaku dimulai dari definisi perilaku sampai dengan bagaimana santri menyesuaikan diri. Pembahasan diurutkan secara konseptual dan praksis sehingga diahir modul anda diharapkan memahami secara utuh apa, mengapa, dan bagaimana santri berperilaku.sehingga anda dapat merancang stimulasi yang mendorong santri menunjukkan perilaku tertentu sesuai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda mampu menganalisa perilaku santri dan perilaku anda sendiri sebagai calon pendidik sehingga pada akhirnya anda dapat meningkatkan kualitas perilaku anda sebagai pendidik yang professional dan kualitas perilaku siswa sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai sebagai hasil belajar dan pendidikan. Secara khusus anda diharapkan dapat : a. mengidentifkasi faktor-faktor pencetus perilaku b. mengidentifikasi motif santri berperilaku c. menganalisa mekanisme perilaku santri d. mengidentifikasi perilaku pertahanan diri santri
51
Embed
PERILAKU DAN MEKANISME PERILAKU PENDAHULUANfile.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN... · Materi perilaku dan mekanisme perilaku merupakan materi awal bagaimana
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 1
Modul 1
PERILAKU DAN MEKANISME PERILAKU
A. PENDAHULUAN
Memahami perilaku santri merupakan hal yang penting bagi guru. Proses
pendidikan dan pembelajaran menuntut guru untuk berinteraksi dengan santri.
Interaksi yang terjalin haruslah interaksi yang mendidik. Pemahaman terhadap
apa, mengapa, bagaimana santri berperilaku membantu guru menetapkan
stimulasi yang dilakukan agar santri menampilkan perilaku diharapkan sebagai
indikator terjadi proses belajar dan tercapainya hasil belajar.
Materi perilaku dan mekanisme perilaku merupakan materi awal
bagaimana memahami santri. Pada modul 1 (satu) ini dipaparkan konsep dasar
perilaku dimulai dari definisi perilaku sampai dengan bagaimana santri
menyesuaikan diri. Pembahasan diurutkan secara konseptual dan praksis
sehingga diahir modul anda diharapkan memahami secara utuh apa, mengapa,
dan bagaimana santri berperilaku.sehingga anda dapat merancang stimulasi yang
mendorong santri menunjukkan perilaku tertentu sesuai tujuan pembelajaran dan
pendidikan.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda mampu menganalisa
perilaku santri dan perilaku anda sendiri sebagai calon pendidik sehingga pada
akhirnya anda dapat meningkatkan kualitas perilaku anda sebagai pendidik yang
professional dan kualitas perilaku siswa sesuai dengan kompetensi yang harus
dicapai sebagai hasil belajar dan pendidikan. Secara khusus anda diharapkan
dapat :
a. mengidentifkasi faktor-faktor pencetus perilaku
b. mengidentifikasi motif santri berperilaku
c. menganalisa mekanisme perilaku santri
d. mengidentifikasi perilaku pertahanan diri santri
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 2
Pencapaian kemampuan yang diharapkan memerlukan dukungan
pemahaman anda terhadap konsep dasar dan pemahaman tentang santri (cara
pandang terhadap santri) dari materi perkuliahan/ modul landasan pendidikan
serta menguasai konsep dasar dan pemahaman tentang pendidikan serta proses
pendidikan dan pembelajaran (cara pandang tentang pendidikan dan
pembelajaran) dari materi perkuliahan/ modul paedagogik
Modul terdiri dari dua kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 (satu)
disajikan secara berurutan mulai dari definisi perilaku, factor-faktor pencetus
perilaku, motif sebagai penggerak perilaku, dan motivasi berperilaku. Pada
bagian 2 (dua) dipaparkan : jenis-jenis perilaku, mekanisme perilaku, pencapaian
tujuan perilaku, dan bagaimana santri menyesuaikan diri penyesuaian diri pada
pencapaian tujuan perilaku. Hubungan antar bahasan divisualisasikan dalam peta
konsep sebagai berikut :
perilaku
faktor
motif-motivasi
mekanisme
Tujuan perilaku
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 3
Pemahaman terhadap paparan modul ini dapat dicapai bila anda mempelajari
modul ini dengan memperhatikan petunjuk belajar sebagai berikut :
a. Bacalah paparan modul dengan seksama dari mulai bagian pendahuluan
hingga rangkuman.
b. Pergunakan glosarium untuk memahami arti kata atau konsep yang
diarasakan belum dikenal atau sulit dipahami.
c. Bila diperlukan cari sumber bacaan tambahan yang ada dalam daftar
rujukan untuk memperoleh pengayaaan pemahaman
d. Kerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul sehingga anda secara
praksis paham konsep yang disajikan
e. Setelah selesai membaca paparan dan mengerjakan tugas, kerjakan tes
formatif
f. Periksa hasil pekerjaan anda berdasarkan kunci, hitung berapa nilai anda.
Jika nilai anda kurang dari standar, lihat pada bagian mana anda kurang,
lalu baca kembali paparan modul, dan cobalah mengulang menjawab
pertanyaan tes formatif kembali. Pafahami penjelasan jawaban yang
benar pada kunci jawaban.
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 4
B.I. KEGIATAN BELAJAR I
KONSEP DASAR PERILAKU
Apakah anda seseorang yang memikirkan dengan serius pakaian apa
yang akan anda kenakan besok hari, atau anda mengenakan pakaian yang
menurut anda nyaman untuk dikenakan saat tersebut, atau anda hanya
mengambil pakaian yang berada paling atas`dari tumpukan pakaian dalam
lemari, atau anda mengenakan pakaian yang tersedia karena hanya pakaian itu
yang masih bersih untuk digunakan. Jawaban anda menunjukkan perilaku anda
dalam berpakaian.
Apakah anda pernah memperhatikan bagaimana santri-santri bermain.
Ada santri yang asik dengan mainannya sendiri, ada santri yang berusaha
mengajak teman-temannya bermain bersama, ada santri yang mengikuti
kemanapuan dan apapun yang dikerjakan oleh temannya. Mengapa mereka
menunjukkan perilaku yang berbeda ?, apa yang menyebabkan perilaku mereka
berbeda padahal berada dalam kegiatan yang sama bermain.
Pada saat anda mengajar, anda mungkin pernah menghadapi beragam
situasi dan beragam tampilan perilaku santri. Keributan pada saat masuk kelas,
karena ada santri yang berlari masuk ke kelas, santri yang menyapa temannya,
santri yang memperlihatkan mainan pada temannya, santri yang menceritakan
pengalamannya, santri yang mengerjakan pr karena lupa mengerjakan di rumah
atau santri yang duduk sendiri dibangkunya menunggu kegiatan pembelajaran
dimulai. Mengapa para siswa melakukan aktivitas-aktivitas tersebut?. Faktor-
faktor apa yang membuat perilaku para siswa berbeda?. Secara konseptual
bagaimana hal tersebut dijelaskan.
1. Definisi Perilaku
Perilaku adalah manifestasi hayati makhluk hidup, hidup.
Apapun yang menunjukkan makhluk hidup, hidup itulah adalah perilaku.
Pada dasarnya yang berperilaku tidak hanya manusia tetapi semua makhluk
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 5
hidup. Kualitas perilaku yang ditampilkan Pada paparan modul ini kita tidak
akan membahas perilaku makhluk hidup. Kita adalah manusia dan yang
menjadi sasaran layanan pendidikan dan pembelajaran adalah manusia
khusus santri. Pembahasan kita spesifik pada perilaku santri dalam proses
pendidikan dan kegiatan pembelajaran..
Perhatikan gambar 1.1 dibawah ini, gambar-gambar tersebut
menunjukkan manusia sedang berperilaku.
Gambar 1,1 beragam perilaku manusia
Manusia dalam perspektif psikologi dipandang sebagai individu. Individu
yang memiliki karakteristik dan keunikan tertentu, ciri-ciri yang spesifik dan
khas baik yang bersifat fisik maupun psikis. Secara garis besar manusia
terdiri atas aspek jasmani atau fisik dan rohani psikis, walaupun disebut
terpisah dalam kenyataanya kedua tidak dapat dipisahkan, merupakan satu
kesatuan yang utuh (undivided – tidak terpisahkan). Keutuhan ini akan
terpisah msantriala manusia mati. Pada saat itu individu tidak lagi
berperilaku. Sebagai individu manusia memiliki ciri yang esensial yaitu
selalu berperilaku atau melakukan kegiatan. Perilaku meliputi perilaku yang
nampak maupun perilaku yang tidak nampak (Nana Syaodih, 2004).
Perilaku yang nampak adalah perilaku yang dapat dilihat seperti
berkedip, berlari, dan menulis. Perilaku yang tidak nampak adalah perilaku
yang tidak dapat dilihat oleh mata tetapi menunjukkan sisi kehidupan
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 6
manusia, seperti berpikir, dan berperasaan. Kita tidak dapat melihat
bagaimana individu berpikir, yang dapat kita lihat perilaku berikutnya
sebagai keputusan hasil berpikir, mungkin bergerak atau mungkin diam.
Individu berperilaku dalam interaksinya dengan lingkungan. Perilaku
individu memiliki arti/ makna yang berbeda dalam konteks lingkungan yang
berbeda.
Santri sebagai individu akan terus menerus berperilaku selama mengikuti
kegiatan pembelajaran dan proses pendidikan di sekolah. Berdasarkan
paparan yang telah anda baca, coba identifikasi perilaku yang ditampilkan
santri dalam kegiatan pembelajaran. Tuliskan pada tabel berikut
Perilaku santri dalam proses pembelajaran adalah :
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
Apakah kolom pada tabel diatas masih kurang, ya pasti, karena banyak
sekali perilaku yang ditampilkan santri. Santri adalah individu yang selalu
berperilaku.
Apakah perilaku yang ditampilkan santri terjadi karena apa yang ingin
mereka lakukan atau karena ada faktor-faktor lain yang menyebabkan
mereka berperilaku. Apakah anda mungkin menjadi penyebab mereka
melakukan suatu perilaku tertentu, ataukah apakah memang anda secara
sengaja menginginkan mereka menunjukkan suatu perilaku ?
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 7
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Para ahli berbeda pendapat tentang apa yang menyebabkan individu
berperilaku.Pendekatan yang berbeda menunjukkan pandangan yang berbeda
tentang penyebab individu berperilaku. Berdasarkan pandangan tentang
penyebab perilaku dapat didentifikasi jenis-jenis perilaku yang ditampilkan
oleh individu. Pendekatan dan pandangannya terhadap penyebab perilaku
dapat diidentifikasi sebagai berikut .
a. Pendekatan psikoanalisa
kesadaran
ambang sadar
ketidaksadaran
gambar 1.2 kesadaran dan ketidaksadaran
Psikoanalisa memandang perilaku individu dipengaruhi oleh
kesadaran individu. Tokoh Psikoanalisa Sigmund Freud menggambarkan
kehidupan individu ibarat gunung es. Sebagian gunung es tampak
dipermukaan air, bagian ini disebut kesadaran, perilaku sepenuhnya
dilakukan atas dasar kesadaran atau perilaku yang sepenuhnya dalam
kontrol individu. Contoh santri berangkat dan mengikuti proses
pembelajaran dikelas dan menyadari keberadaannya di sekolah dan di
dalam kelas.
Sebagian gunung es tenggelam, bagian ini disebut ketidaksadaran
dan merupakan bagian yang lebih besar. Individu melakukan aktivitas-
aktivitas secara tidak sadar atau di luar kontrol dirinya. Contoh, kita
melihat siswa yang meyangga kepalanya pada saat mendengarkan
penjelasan guru, padahal kepalanya tiak berat dan kalau kita tanyakan
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 8
pada mereka kenapa mereka menyangga kepalanya, mereka menjawab
tidak tahu.
Diantara kesadaran dan ketidaksadaran terdapat bagian ambang
sadar. Ambang sadar bersifat fluktuatif sejalan dengan kondisi kesadaran
dan ketidaksadaran individu. Contoh, melamun pada saat anda sedang
menunggu seseorang, anda sadar menunggu, apa yang terjadi dalam
lamunan adalah hal-hal yang terjadi dalam alam bawah sadar atau
ketidaksadaran, melamun menjadi wilayah ambang sadar. Pada saat anda
masih mengontrol diri anda, walaupun anda sedang melamun anda
mudah tersadarkan atau dapat merespon dengan cepat sapaan teman
anda, tetapi pada saat lamunan anda sangat mendalam anda menjadi
terkaget-kaget atau malah kebingungan terhadap sapaan teman anda,
karena sejenak anda tidak ada dalam dunia nyata tetapi masuk pada
dunia yang anda ciptakan. Pada budaya Jawa Barat orang tua sering
mengingatkan untuk tidak berlama-lama melamun agar mudah kembali
pada dunia nyata atau dalam kesadaran.
Pada konteks islam, kesadaran dan ketidaksadaran memperoleh
perhatian. Melakssantrian ibadah dilakukan dalam kesadaran. Contoh
shalat dilakssantrian dalam kesadaran pada waktu tertentu, gerakan
tertentu dan surat, ayat atau bacaan tertentu. Sebagaimana Qs An-Nisa
(4) ayat 103 : “……….. Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. Pada saat
seseorang tertidur diantara waktu shalat, individu diwajibkan untuk
berwudhu kembali, karena tidak tahu apa yang terjadi pada saat tidur
mungkin saja terjadi sesuatu yang membatalkan wudhu contoh kentut,
tidur adalah kondisi ketidaksadaran
b. Pendekatan behavioral
Pendekatan behavioral memandang perilaku manusia merupakan
proses stimulus respon.
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 9
atensi
S R
sensasi
Bagan 1.1 proses stimulus respon
Individu akan berperilaku (merespon) msantriala terstimulasi. Stimulus
datang dari lingkungan mengenai alat-alat dria manusia. Alat dria adalah
panca indra, meliputi pendengaran – telinga, penciuman – hidung,
pengecap – lidah, penglihatan – mata, peraba – kulit; serta hati dan
pikiran. Stimulasi yang mengenai alat-alat dria menjadi sensasi. Sensasi
membuat individu memberikan respon. Perilaku sebagai respon individu
terhadap stimulasi yang dirasakan disebut atensi (perhatian). Perilaku
individu dapat menjadi stimulasi bagi orang lain. Perilaku yang
mengudang respon yang sangat intens pada orang lain kita sebut
sensasional.
Santri memperhatikan guru didalam kelas karena sensasi suara,
gerakan maupun kemenarikan materi yang disampaikan oleh guru.
Mari kita ingat-ingat perilaku-perilaku apa yang dilakukan oleh guru
yang membuat para santri memberikan perhatian pada pembelajaran
yang kita lakukan atau memberikan perhatian secara pribadi pada guru.
Cobalah tuliskan dalam tabel dibawah ini
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 10
Jawaban anda menunjukkan bahwa perilaku guru menstimulasi
perilaku santri. Perilaku santri dipengaruhi oleh stimulasi yang datang
dari lingkungan. Salah satu teori dalam pendekatan behavioristik yaitu
teori Tabularasa menyatakan santri ibarat pualam putih, perilaku yang
ditampilkan santri tergantung coretan-coretan yang dilakukan orang
dewasa terhadapnya. Salah satu jargon para ahli behavioristik adalah “
berikan pada sepuluh orang santri, akan kujadikan sepuluh orang yang
berbeda (menjadi apa yang dinginkan)”.
Lingkungan yang dipersiapkan/ dirancang membentuk perilaku
tertentu pada individu. Contoh dalam kegiatan pendidikan secara utuh
dapat kita lihat pada pendidikan yang dilakukan di lingkungan ABRI dan
kepolisian serta sekolah-sekolah kedinasan lain. Bagaimana berbagai
aturan dan penciptaan kondisi dipersipkan dengan harapan tertampilkan
perilaku tertentu yang diharapkan.
Gambar 1.3 Lingkungan yang nyaman
Apa yang anda bayangkan pada saat melihat gambar diatas ?,
Bagaimana perilaku santri-santri yang tinggal dalam rumah yang asri
seperti tampak pada gambar?. Santri-santri akan merasa aman, nyaman
dan berbahagia, sehingga perilaku yang tertampilkan adalah perilaku
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 11
penuh kegembiraan. Mungkinkah kita menciptakan lingkungan sekolah
kita seperti itu?. Jawabannya “harus”, kalau kita ingin santri kita merasa
betah, nyaman dan ingin berada disekolah.
Islam mengajarkan, santri terlahir fitrah, yang menjadikannya
islam, majusi, atau nasrani adalah orang tuanya. Kepatuhan santri pada
Yang Maha Kuasa Allah SWA akan terbentuk bilamana orang tua
mengajarkan santri untuk tidak mempersekutukan Allah, sebagaimana
Qs Lukman (31) ayat 12 -19. “Dan ingatlah ketika luqman berkata pada
santrinya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, : Wahai santriku!
menulis dengan rapih dan cepat, menggunting bagian-bagian gambar
secara detail tanpa kesalahan, mempergunakan computer dengan
trampil.
5) Gerakan kompleks atau unjuk perilaku dari gerakan-gerakan motorik
dengan keterampilan penuh atau keahlian penuh. Indikator keahlian
adalah cepat, lembut, tindakan akurat, menggunakan energi yang
minimum. Meliputi keterampilan mengendarai kendaraan,
keterampilan melakukan permainan, keterampilan mempergunakan
peralatan elektronik, keterampilan menggunakan peralatan musik,
keterampilan akademik yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Contoh : santri dapat memasukkan bola dengan akurat ke jarring
pada permainan bola basket, atau memakul bola pingpong dengan
kecepatan tertentu sehingga tidak dapat dijangkau oleh lawan.
6) Adaptasi adalah mempergunakan berbagai gerakan secara terampil
untuk menyelesaikan berbagai situasi permasalahan. Contoh
memodifikasi gerakan berenang untuk menjaga kesehatan, bergerak
untuk berenang dengan pakaian lengkap untuk menolong orang yang
hamper tenggelam disungai, melakukan gerakan dalam permainan
dalam gaya tertentu/ gaya khusus yang menjadi ciri khas,
mempergunakan ujung gunting untuk membuka baut karena tidak
ada obeng.
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 37
7) Keaslian adalah mengkreasi gerakan untuk kesehatan, menyelesaikan
suatu permasalahan atau menghasilakna suatu karya seni. Contoh
mengkreasi gerakan tarian, mengkreasi komposisi musik, mendesain
pakaian, mendesain suasana kelas untuk keperluan pesta 17
agustusan.
Penguasaan pendidik terhadap ranah perilaku sangat bermanfaat
dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Penetapan indikator perilaku yang diharapkan sebagai hasil belajar harus
meliputi ketiga ranah dan memperhatikan tingkatan ranah. Penetapan
tingkatan ranah menunjukkan kualifikasi kualitas perilaku santri terhadap
materi dan proses pembelajaran. Penetapan tingkatan ranah berimplikasi
pada penetapaan dan pelaksanaan strategi pembelajaran hingga tercapai hasil
belajar yang diharapkan. Instrumen evaluasi untuk mengukur dan
memperoleh timbal balik keberhasilan proses dan hasil pembelajaran disusun
utuk mengukur pencapaian tingkat ranah yang ditetapkan.
e. Perilaku instingtif adalah perilaku yang dilakukan secara spontan oleh
individu karena individu merasa berada dalam kondisi terancam atau harus
mempertahankan diri. Perilaku instingtif juga sering disebut sebagai perilaku
refleks karena dilakukan secara spontan. Contoh kita secara spontan
menggosok mata kita pada saat dirasakan ada benda yang masuk ke mata,
secara spontan berteriak pada saat tangan kita terjepit atau tertusuk sesuatu,
segera kita menarik buku pada saat ada air yang tumpah dekat buku yang
sedang kita tulis.
f. Perilaku bertujuan
Perilaku yang dilakukan karena suatu tujuan tertentu. Contoh santri menyapa
dan bersikap sopan pada guru karena ingin memperoleh nilai baik dan
setelah memperoleh nilai tidak lagi menyapa atau bersikap sopan. Perilaku
bertujuan juga disebut perilaku mekanistis karena perilaku yang dilakukan
merupakan pengulangan dari perilaku yang menghasilkan kesenangan atau
ketercapaian tujuan. Contoh santri mengulang berbohong mencari alasan
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 38
pada saat lupa tidak mengerjakan tugas sekolah karena sebelumnya daoat
terhindar dari hukuman guru dengan mempergunakan alasan yang sama.
Pada suatu peristiwa individu tidak hanya menunjukkan atau melakukan
satu perilaku tetapi berbagai jenis perilaku secara bersamaan atau secara
simultan. Pada saat santri berada didalam kelas mengikuti pembelajaran hampir
semua jenis perilaku terjadi. Coba identifikasi berbagai jenis perilaku dan bentuk
perilaku yang dilakukan oleh santri di dalam kelas. Tuliskan jawaban anda
dalam tabel berikut.
No Jenis Perilaku Deskripsi perilaku
Contoh Perilaku tidak kasat mata Mengingat seseorang
(indikasi yang nampak mengerutkan
kening, termenung, sebentar-bentar
mengamati orang yang dirasa pernah
dikenal)
1
2
3
4
5
6
7
Jawaban anda menunjukkan pemahaman anda terhadap paparan tentang
jenis-jenis perilaku.
Perkembangan santri
2. Mekanisme Perilaku
Apa yang membuat individu berperilaku telah dipaparkan pada kegiatan 1,
bagaimana proses berperilaku hingga mencapai tujuan, di
diagram 1.1 berikut.
Diagram 1.1 Mekanisme perilaku
Diagram 1.1 menunjukkan perilaku terjadi karena individu merasakan adanya
stimulasi atau kebutuhan baik yang dari diri sendiri (internal) maupun dari luar
diri (eksternal). Kebutuhan yang dirasakan merupakan motif atau energi
psikologis yang menggerakan perilaku
melakukan perilaku (motivasi). Kebutuhan yang dirasakan individu pada suatu
saat mungkin lebih dari satu hingga menimbulkan konflik dalam diri diri
individu. Perilaku bermakna da
dilakukan untuk mencapai tujuan. Individu menghadapi peluang dan hambatan
pada saat berperilaku.
nampak apakah tujuan tercapai atau gagal. Ketercapaian
individu merasa puas. Individu pada dasarnya harus selalu berada dalam kondisi
homoestatis sehingga m
•stimulasi/ kebutuhan internal
•stimulasi / kebutuhan eksternal
motif/ motivasi
konflik
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Mekanisme Perilaku
Apa yang membuat individu berperilaku telah dipaparkan pada kegiatan 1,
bagaimana proses berperilaku hingga mencapai tujuan, di
diagram 1.1 berikut.
iagram 1.1 Mekanisme perilaku
Diagram 1.1 menunjukkan perilaku terjadi karena individu merasakan adanya
stimulasi atau kebutuhan baik yang dari diri sendiri (internal) maupun dari luar
diri (eksternal). Kebutuhan yang dirasakan merupakan motif atau energi
psikologis yang menggerakan perilaku. Energi menjadi kekuatan individu untuk
melakukan perilaku (motivasi). Kebutuhan yang dirasakan individu pada suatu
saat mungkin lebih dari satu hingga menimbulkan konflik dalam diri diri
individu. Perilaku bermakna dalam interaksi dengan lingkungan. Perilaku
dilakukan untuk mencapai tujuan. Individu menghadapi peluang dan hambatan
pada saat berperilaku. Setelah perilaku/ aktivitas atau kegiatan dilakukan akan
nampak apakah tujuan tercapai atau gagal. Ketercapaian
individu merasa puas. Individu pada dasarnya harus selalu berada dalam kondisi
homoestatis sehingga msantriala individu memperoleh kepuasan karena tujuan
stimulasi/ kebutuhan
stimulasi / kebutuhan
motif/ motivasi
konflik
•perilaku
•lingkungan dimana individu berperilaku
peluang, hambatan • tujuan tercapai
•gagal
Page 39
Apa yang membuat individu berperilaku telah dipaparkan pada kegiatan 1,
bagaimana proses berperilaku hingga mencapai tujuan, divisualisasikan pada
Diagram 1.1 menunjukkan perilaku terjadi karena individu merasakan adanya
stimulasi atau kebutuhan baik yang dari diri sendiri (internal) maupun dari luar
diri (eksternal). Kebutuhan yang dirasakan merupakan motif atau energi
. Energi menjadi kekuatan individu untuk
melakukan perilaku (motivasi). Kebutuhan yang dirasakan individu pada suatu
saat mungkin lebih dari satu hingga menimbulkan konflik dalam diri diri
lam interaksi dengan lingkungan. Perilaku
dilakukan untuk mencapai tujuan. Individu menghadapi peluang dan hambatan
Setelah perilaku/ aktivitas atau kegiatan dilakukan akan
nampak apakah tujuan tercapai atau gagal. Ketercapaian tujuan membuat
individu merasa puas. Individu pada dasarnya harus selalu berada dalam kondisi
ala individu memperoleh kepuasan karena tujuan
tujuan tercapai
gagal
homoestatis -kepuasan
penyesuaian diri
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 40
tercapai individu akan merasakan kebutuhan yang baru. Upaya pemenuhan
kebutuhan, perfilaku yang dilakukan dan kepuasaan yang dirasakan bilamana
dilakukan secara berulang oleh individu menjadi gaya hidup individu. Bilamana
tujuan tidak tercapai atau gagal individu harus melakukan penyesuaian diri agar
tetap berada pada kondisi homoestatis (seimbang secara fisik dan psikologis/
psikhis).. Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan merubah tujuan,
memperbaiki perilaku dan mentoleransi kegagalan adalah individu yang sehat
secara psikologis. Individu yang tidak mampu mengatasi hambatan untuk
mencapai tujuan, tidak dapat menerima kegagalan pencapaian tujuan, atau tidak
dapat menyesuaikan diri akan mengalami frustrasi.
Pemahaman terhadap mekanisme perilaku menuntun anda untuk menganalisa
perilaku individu khususnya santri anda.
Contoh. Ani seorang murib ibtidaiyah kelas 2 diantar ke ruang guru oleh teman-
temanya dalam kondisi habis menangis. Menurut teman-teman yang
mengantarnya Ani terjatuh di halaman karena terdorong oleh Ali yang sedang
mengejar bola sepak. Ani menceritakan peristiwanya, setelah memperoleh
minum dan kakinya yang terluka diberi obat merah, ani terseyum kembali dan
minta ijin untuk kembali bermain bersama teman-teman.
Kebutuhan yang dirasakan ani adalah kebutuhan kasih sayang karena merasa
sakit, perilaku yang ditampilkannya menangis, tujuannya agar memperoleh
dukungan atau perhatian dan penggobatan dari orang lain untuk menghilangkan
rasa sakitnya. Peroleh pengobatan dan ketenangan membuat ani merasa
kebutuhan baru yaitu bermain kembali bersama teman-teman.
Coba sekarang anda analisis kasus berikut :
Andi murid kelas 4 ibtidaiyah sedang mengikuti pelajaran menggambar . Andi bersemangat menggambar. Ali temannya mendekat dan menanyakan gambar andi. Andi menjawab sambil tetap menggambar. Ali tertarik dengan gambar Andi , mendekatkan diri dan secara tidak sadar pensil yang dibawanya mencoret gambar Andi. Andi berteriak marah dan merobek kertas gambarnya
Analisa perilaku Andi :
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 41
3. Tujuan perilaku
Pemenuhan kebutuhan dan aktivitas/ perilaku dilakukan untuk mencapai tujuan.
Pencapaian tujuan membuat individu merasakan kepuasan / kebahagiaan.
Peningkatan kebutuhan dan kualitas perilaku membuat tujuan perilaku juga
meningkat. Peningkatan tujuan perilaku sesuai peningkatan hirarki kebutuhan
membuat kualitas individu menjadi lebih baik dan sehat.
Individu harus belajar merencsantrian kehidupannya dengan menetapkan tujuan
hidup yang jelas. Di implementasikan menjadi tujuan-tujuan antara, dan target-
target perilaku secara khusus. Tujuan yang jelas mendorong persepsi positif
terhadap kebutuhan. Secara psikologis tujuan yang menjelas mengembangkan
persepsi diri, penghargaan diri dan konsep diri yang positif. Pencapaian tujuan
meningkatkan penghargaan diri.
Santri seyogyanya memperoleh pengalaman belajar untuk : 1) mengembangkan
persepsi yang positif terhadap pendidikan, sekolah, mata pelajaran, pendidik dan
santri yang lain; 2) menetapkan target pencapaian hasil belajar khususnya nilai
ingin dicapai berdasarkan harapan diri terhadap penguasaanmateri pembelajaran;
3) memperoleh model pebelajar dari guru (guru sebagai model individu yang
senang belajar dan selalu belajar); 4) mengembangkan keterampilan belajar
sesuai tuntutan akademik sekolah; 5) mengembankan cita-cita dan harapan
untuk meraih cita-cita.
4. Penyesuaian diri
Perilaku individu memiliki arti dalam interaksi dengan lingkungan.
Perilaku individu selalu berada dalam konteks lingkungan. Ketidaktercapaian
tujuan membuat individu harus melakukan perilaku untuk yang membuat
individu mendekat terhadap tujuan sehingga memperoleh manfaat atau makna
bagi dirinya. Interaksi yang didasari oleh adanya penerimaan atau saling
mendekatkan diri terhadap hal-hal yang disenangi, diharapkan atau
Perkembangan santri – konsep dasar perilaku
Page 42
menguntungkan bagi individu (tujuan) disebut dengan penyesuaian diri (Nana
Syaodih, 2004: 57).
Pada saat individu berperilaku dan tidak dapat mencapai tujuan perilaku
individu harus melakukan penyesuaian diri sehingga kembali mendekatkan diri
individu terhadap tujuan. Penyesuaian diri dapat dilakukan secara autoplastic
yaitu dengan mengubah diri sendiri baik itu mengubah tujuan, cara atau bentuk
perilaku, dan kepribadian serta menerima kegagalan secara realistis. Contoh
santri memperoleh nilai kurang dalam suatu mata pelajaran. Santri mengubah
cara belajar sehingga dapat memahami semua materi pelajaran. Cara lain untuk
menyesuaikan diri adalah alloplastic atau mengubah lingkungan. Hal–hal yang
ada dalam lingkungan di ubah sehingga dapat menstimulasi atau sesuai dengan
kebutuhan individu. Contoh Santri mengusulkan adanya perpustakaan agar dapat
memperoleh sumber belajar yang lebih banyak untuk memperoleh nilai yang
lebih baik, atau santri meminta guru untuk memberikan pelajaran tambahan agar
lebih memahami materi pelajaran.
Individu yang sehat secara psikologis adalah individu yang mampu
menyesuaikan diri. Pada kenyatatanyaan banyak individu yang tidak mampu
menyesuaikan diri secara sehat karena tidak mampu mentoleransi frustasi dan
membuat pertahanan diri sebagai upaya mencapai kondisi homostatis atau
keseimbangan. Individu tampil dalam perilaku yang salah suai. Perilaku salah
suai meliputi:
1) marah, individu mempertahankan diri dengan kemarahan dari mulai