METODA-METODA DALAM PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA Cadangan batubara (coal reserves) merupakan hal penting dalam menentukan penambangan endapan dengan ekonomis. Tingkat kepastian cadangan terestimasi menentukan resiko kelayakan ekonomi tambang dan garansi bagi pengembalian modal (capital investment). Estimasi sumberdaya batubara (coal resources) dan cadangan meliputi klasifikasi (kategorisasi) dari kalkulasi sumberdaya batubara dan cadangan. Perhitungan cadangan ini merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan eksplorasi. Perhitungan yang dimaksud di sini dimulai dari sumberdaya sampai pada cadangan yang dapat di tambang yang merupakan tahapan akhir dari proses eksplorasi. Hasil perhitungan cadangan tertambang kemudian akan digunakan untuk mengevaluasi apakah sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan layak untuk di tambang atau tidak. Adapun metode perhitungan cadangan antara lain : a. Metode Cross Section Masih sering dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari perhitungan. Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih dengan menggunakan komputer.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
METODA-METODA DALAM PERHITUNGAN
CADANGAN BATUBARA
Cadangan batubara (coal reserves) merupakan hal penting dalam menentukan
penambangan endapan dengan ekonomis. Tingkat kepastian cadangan terestimasi
menentukan resiko kelayakan ekonomi tambang dan garansi bagi pengembalian
modal (capital investment). Estimasi sumberdaya batubara (coal resources) dan
cadangan meliputi klasifikasi (kategorisasi) dari kalkulasi sumberdaya batubara dan
cadangan.
Perhitungan cadangan ini merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan
eksplorasi. Perhitungan yang dimaksud di sini dimulai dari sumberdaya sampai pada
cadangan yang dapat di tambang yang merupakan tahapan akhir dari proses
eksplorasi. Hasil perhitungan cadangan tertambang kemudian akan digunakan untuk
mengevaluasi apakah sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan layak untuk
di tambang atau tidak.
Adapun metode perhitungan cadangan antara lain :
a. Metode Cross Section
Masih sering dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari perhitungan. Hasil
perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk
mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih dengan menggunakan komputer.
b. Metode Isoline (Metode Kontur)
Metoda ini dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana ketebalan dan kadar
mengecil dari tengah ke tepi endapan. Volume dapat dihitung dengan cara
menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian
mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.
c. Metode Model Blok (Grid)
Aspek yang paling penting dalam perhitungan cadangan adalah metode penaksiran,
terdapat bermacam-macam metode penaksiran yang bisa dilakukan yaitu metode
klasik yang terdiri dari NNP (Neighborhood Nearest Point) dan IDW (Inverse
Distance Weighting) serta metode non klasik yaitu penaksiran dengan menggunakan
Kriging. Metode Kriging adalah yang paling baik dalam hal ketepatan penaksirannya
(interpolasi), metode ini sudah memasukkan aspek spasial (posisi) dari titik referensi
yang akan digunakan untuk menaksir suatu titik tertentu.
d. Metode Poligon (area of influence)
Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang konvensional.
Metoda ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif homogen dan
mempunyai geometri yang sederhana.
Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang
berada di tengah-tengah poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda
poligon daerah pengaruh (area of influence). Daerah pengaruh dibuat dengan
membagi dua jarak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu
Metode Poligon
Metode poligon ini merupakan metode yang sederhana dibandingkan
dengan metode lainnya, karena pada perhitungan cadangan endapannya tidak begitu
memperhatikan struktur patial daerah yang akan diobservasi dan tidak begitu
memperhatikan data-data dari titik-titik bor disekitarnya.
Sebelum melakukan perhitungan dengan metode poligon terlebih dahulu
diketahui variabel yang mempengaruhi perhitungan, diantaranya :
1. Luas blok/poligon yang akan dihitung.
2. Ketebalan endapan batubara pada lubang bor yang terletak pada blok yang
akan dihitung cadangan endapan batubaranya.
3. SG (Spesific Gravity) batubara yang terletak pada blok yang akan dihitung.
Metode poligon untuk penghitungan cadangan batubara dilakukan sebagai berikut:
1. Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh yang dibentuk
oleh garis-garis berat antara titik terdekat disekitarnya.
2. Garis-garis tersebut diekstensikan sejauh setengah jarak dari titik-titik
disekitarnya yang membentuk suatu daerah pengaruh.
3. Masing-masing daerah/blok diperlukan sebagai satu poligon yang mempunyai
kadar dan ketebalan yang konstan yaitu sama dengan kadar dan ketebalan titik
bor di dalam poligon tersebut.
4. Menentukan luas daerah/blok (m2) yang akan dihitung dengan cadangan
batubaranya
5. Kemudian mencari volume endapan batubara (m3) dengan cara mengalikan luas
daerah (m2) dengan ketebalan endapan batubara (m) pada daerah/blok tersebut.
6. Kemudian didapat berat cadangan endapan batubara (ton) dengan cara
mengalikan volume batubara (m3) dengan SG batubara pada daerah tersebut.
7. Demikian juga penghitungan cadangan endapan batubara pada blok-blok yang
lainnya, sehingga didapatkan cadangan endapan batubara pada suatu daerah.
Kesimpulan
Kekurangan dan kelebihan metode poligon
Kelebihan :
a. Perhitungan dapat dilakuakan dalam waktu singkat.
b. Cocok untuk yang tidak bervariasi.
kelemahan :
a. Kurang tepat untuk yang bervariasi (inconsistent bed )
Aplikasi ini akan sedikit memudahkan untuk menghitung endapan dengan
metode poligon
FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS DALAM PENENTUAN
CADANGAN TERTAMBANG
Sebelum mulai menghitung suatu nilai cadangan tertambang, maka ada 2
(dua) faktor utama yang harus dikuantifikasi, yaitu Faktor Pembatas Cadangan dan
Faktor Losses.
a) Faktor-faktor pembatas suatu cadangan :
Minimum ketebalan lapisan batubara, hal ini berhubungan dengan teknik
penambangan & stripping ratio.
Maksimum ketebalan tanah penutup, hal ini berhubungan dengan nilai
stripping ratio.
Maksimum stripping ratio, hal ini berhubungan dengan nilai atau tingkat
kelayakan penambangan.
Maksimum kemiringan lapisan batubara, hal ini akan berhubungan dengan
teknologi penambangan dan nilai stripping ratio.
Minimum (%) yield proses untuk mendapatkan batubara bersih, yaitu kalau
diperkirakan akan dilakukan proses pencucian.
Maksimum kandungan abu, yaitu sesuai dengan standar pasar yang akan
dimasuki.
Maksimum kandungan sulfur, yaitu sesuai dengan standar pasar yang akan
dimasuki.
Batasan alamiah – geografis, yaitu berhubungan dengan batasan-batasan
alam yang harus diperhatikan, seperti adanya sungai besar, daerah
konservasi alam, atau adanya jalan negara, atau adanya suatu areal tertentu
yang tidak mungkin dipindahkan.
Batasan alamiah – geologi, yaitu berhubungan dengan batasan-batasan
geologi, seperti adanya sesar, intrusi, dll.
b) Faktor Losses
Yaitu faktor-faktor kehilangan cadangan akibat tingkat keyakinan geologi
maupun akibat teknis penambangan. Beberapa faktor losses adalah :
Geological Losses, yaitu faktor kehilangan akibat adanya variasi ketebalan,
parting, maupun pada saat pengkorelasian lapisan batubara.
Mining Losses, yaitu faktor kehilangan akibat teknis penambangan, seperti
faktor alat, faktor safety, dll.
Processing Losses, yaitu faktor kehilangan (recovey yield) akibat
diterapkannya metoda pencucian batubara atau kehilangan pada proses
lanjut di Stockpile.
Faktor-faktor pembatas pada umumnya sudah cukup jelas. Dalam penerapannya,
faktor-faktor pembatas tersebut akan menjadi Pit Limit dalam panambangan.
Sedangkan faktor-faktor losses diterapkan pada saat proses perhitungan cadangan,
dan dapat dikuantifikasi besar nilai losses tersebut. Berikut akan diuraikan contoh
cara pengkuantifikasian faktor losses tersebut.
Geological Losses
Biasanya untuk kemudahan, langsung diambil nilai umum yaitu 5 – 10%.
Namun dapat juga dengan memperhatikan pola variasi ketebalan batubara, yaitu
dengan bantuan analisis statistik. Parameter statistik yang dapat digunakan
adalah : standard deviasi, koefisien variasi, atau standard error.
Mining Losses
Secara umum, untuk metoda Strip Mining digunakan mining losses sebesar 10%,
sedangkan untuk tambang bawah tanah digunakan mining losses sebesar 40-50%
yaitu (metoda Long Wall mempunyai Recovery 60-70%, metoda Room & Pillar
mempunyai Recovery 50-60%), untuk auger mining digunakan mining losses
sebesar 60-70% (atau Recovery 30-40% sesuai dengan spesifikasi perlatannya).
Untuk metoda Strip Mining (open pit), kadang-kadang juga digunakan
pendekatan ketebalan lapisan yang akan ditinggalkan, yaitu 10 cm pada roof &
10 cm pada floor. Jika ketebalan lapisan hanya 1 m, maka Mining Losses =
20%., sedangkan jika ketebalan lapisan adalah 2 m maka Mining Losses = 10%.,
dan jika ketebalan lapisan adalah 5 m maka Mining Losses = 4%.
Processing Losses (yield), sangat tergantung pada hasil uji ketercucian (washability
test), dimana harga perolehan (yield) ditentukan dari hasil uji tersebut.
PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODA
PENAMPANG
Karena batubara merupakan endapan dengan tingkat homogenitas yang
tinggi, maka untuk perhitungan cadangan dapat diterapkan metoda konvensional
(klasik) dengan tingkat ketelitian yang cukup baik. Untuk tujuan praktis, metoda
penampang dapat diterapkan untuk perhitungan jumlah cadangan tertambang.
Metoda Penampang
Pada prinsipnya, perhitungan cadangan dengan menggunakan metoda
penampang ini adalah mengkuantifikasikan cadangan pada suatu areal dengan
membuat penampang-penampang yang representatif dan dapat mewakili model
endapan pada daerah tersebut.
Pada masing-masing penampang akan diperoleh (diketahui) luas batubara dan
luas overburden. Volume batubara & overburden dapat diketahui dengan mengalikan
luas terhadap jarak pengaruh penampang tersebut. Perhitungan volume tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan 1 (satu) penampang, atau 2 (dua) penampang, atau 3
(tiga) penampang, atau juga dengan rangkaian banyak penampang.
a. Dengan menggunakan 1 (satu) penampang.
Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa 1 penampang mempunyai daerah
pengaruh hanya terhadap penampang yang dihitung saja
Gambar : Perhitungan volume menggunakan satu penampang
Volume = (A x d1) + (A x d2)
dimana : A = luas overburden
d1 = jarak pengaruh penampang ke arah 1
d2 = jarak pengaruh penampang ke arah 2
Volume yang dihitung merupakan volume pada areal pengaruh penampang
tersebut. Jika penampang tunggal tersebut merupakan penampang korelasi
lubang bor, maka akan merefleksikan suatu bentuk poligon dengan jarak
pengaruh penampang sesuai dengan daerah pengaruh titik bor (poligon) tersebut.
b. Dengan menggunakan 2 (dua) penampang
Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa volume dihitung pada areal di antara
2 penampang tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah variasi (perbedaan)
dimensi antara kedua penampang tersebut. Jika tidak terlalu berbeda (Gambar
4a), maka dapat digunakan rumus mean area & rumus kerucut terpancung, tetapi
jika perbedaannya terlalu besar (Gambar 4b) maka digunakan rumus obelisk.
Gambar : Perhitungan volume menggunakan dua penampang
Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
Rumus mean area :
Rumus kerucut terpancung :
Rumus obelisk : ,
c. Dengan menggunakan 3 (tiga) penampang
Metoda 3 (tiga) penampang ini digunakan jika diketahui adanya variasi (kontras)
pada areal di antara 2 (dua) penampang, maka perlu ditambahkan penampang
antara untuk mereduksi kesalahan (Gambar 5). Untuk menghitungnya digunakan
rumus prismoida.
Gambar : Perhitungan volume menggunakan tiga penampang
Rumus prismoida :
Metode Poligon (area of influence)
Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang konvensional.
Metoda ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif homogen dan
mempunyai geometri yang sederhana.
Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang
berada di tengah-tengah poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda
poligon daerah pengaruh (area of influence). Daerah pengaruh dibuat dengan
membagi dua jarak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu.
Andaikan ketebalan endapan bijih pada titik 1 adalah t1 dengan kadar rata-
rata k1, maka volume - assay - produk (V%) = S1 x t1 x k1 (volume pengaruh). Bila
spec. gravity dari bijih = ρ , maka tonnage bijih = S1 x t1 x k1 x ρ ton.
Belum memperhitungkan tata letak (ruang) nilai data di sekitar poligon, Tidak ada
batasan yang pasti sejauh mana nilai conto mempengaruhi distribusi ruang.
Gambar : Metode Poligon
Metode Area of Influence untuk perhitungan cadangan dilakukan sebagai berikut :
1) Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh yang dibentuk
oleh garis-garis berat antara titik terdekat disekitarnya.
2) Masing-masing daerah / blok diperlukan sebagai poligon yang mempunyai kadar
dan ketebalan yang konstan yaitu sama dengan kadar dan ketebalan titik bor di
dalam poligon tersebut.
3) Cadangan endapan diperoleh dengan menjumlahkan seluruh tonase tiap blok /
poligon, sedangkan kadar rata-ratanya dihitung memakai pembobotan tonase.
Pola lubang bor yang teratur
Gambar : Metode Triangulasi (Trianguler grouping
Gambar : Metode Circular USGS 1983
Data-Data Awal
Peta-peta dasar (peta topografi, peta geologi, peta struktur elevasi roof/floor
batubara),
Peta isopach ketebalan dan atau peta poligon daerah pengaruh lubang bor.
Peta Lokasi Pit Potensial & batasan-batasannya.
Hasil analisis kestabilan lereng.
Seluruh data-data awal tersebut akan menjadi dasar dalam pembuatan (konstruksi)
series penampang perhitungan cadangan.
Data-Data Olahan & Konvensi
Penaksiran tebal (jika diperlukan), untuk penaksiran ini dapat digunakan metoda
poligon, metoda inverse distance, atau metoda geostatistik.
Penaksiran kualitas (jika diperlukan), untuk penaksiran ini juga dapat digunakan
metoda poligon, metoda inverse distance, atau metoda geostatistik.
Geological Losses, Mining Losses, Processing Losses, seperti yang telah
diuraikan sebelumnya dapat melalui konvensi maupun dengan perhitungan.