Perforated Appendicitis

PERFORATED APPENDICITIS: AN UNDERAPPRECIATED

MIMIC OF INTUSSUSCEPTION ON ULTRASOUND

Muthia Fadhilah

1102010191

ABSTRACT

Pada beberapa kasus di pemeriksaan ultrasound bahwa penampilan perforasi

appendix mirip dengan intususepsi, hal ini mengakibatkan keterlambatan dalam mendiagnosis dan memberikan terapi,

sehingga memerlukan pemeriksaan imaging tambahan

OBJECTIVE

Untuk melihat perbedaan klinis dan gambaran imaging dari kedua penyakit

tersebut

MATERIALS AND METHODS

Gambaran ultrasound pada 6 anak ( 4 laki-laki da 2 perempuan) di bahas secara

independen dan konsensus oleh 3 radiolog anak. Temuan tersebut dibandingkan dan

dihubungkan dengan laporan awal penyakitnya, ultrasoundnya, flouroskopi dan

ct scan.

RESULT Dari semua pemeriksaan ultrasound memperlihatkan gambaran multiple ring

( target sign, terutama terlihat pada sudut pandang yang tranversal). 4 dari 6 anak diberikan kontras enema, 2 diantaranya

diperkirakan mempunyai intususepsi parsial/komplit.

TARGET SIGN

Tidak satupun dari pemeriksaan ultrasound menunjukan intralesi KGB yang pasti atau lemak mesentrika , tetapi central echognity karena debris (benda asing)/ appendicolith di salah artikan sebagai lemak. Semua menunjukan perilesi hyper echogenicity bahwa dalam retropeksi memperlihatkan gambaran “walling off “ dari perforasi appendix.

Ada 4 CT-scan yang menunjukan double ring,penampilan tersebut berkorelasi dengan penampilan target dari ultrasound. Dengan cincin dalam dan luar memperlihatkan dilatasi dari appendix dan walling off dari ruptur appendix. 6 anak tersebut memiliki konfirmasi bedah dengan perforasi appendix.

CONCLUSION

Perforasi appendix dapat menghasilkan temuan ultrasound yang mirip dengan

intususepsi. Korelasi gejala klinis dan evaluasi yang hati-hati mendukung kecurigaan perforasi

appendix. Namun bila masih belum meyakinkan harus diperiksa kembali dengan Ct

scan.

INTRODUCTION

Appendicitis dan intususepsi merupakan penyebab umum dari sakit perut akut pada anak-anak. Evaluasi pencitraan nyeri perut

pada anak-anak sering dimulai dari pemeriksaan sonogram perut dan panggul.

Gambaran dari appendicitis akut dan intususepsi telah digambarkan dengan baik, namun pada beberapa hal berpotensi meniru

gambaran intususepsi.

MATERIALS AND METHODS

Penelitian dari 6 anak selama 7 tahun dengan gejala nyeri perut dan pemeriksaan awal berupa

intususepsi, namun pada pemeriksaan selanjutnya didiagnosis perforasi appendix. Pada

semua pasien gambaran ulrasound awal dilakukan di IGD termasuk USG Grey scale, USG Cine, colour doppler yang dilakukan o/ tenaga

kesehatan yang terlatih.

3 dari radiologist pediatric mengevaluasi hasil ultrasound awal dengan cara non-

blinded.evaluasi tersebut dibandingkan dengan laporan dari hasil ultrasound awal dan follow

upnya. Radiologist tersebut, mengetahui diagnosis akhir berupa ruptur appendicitis .

Radiologis tersebut ditanya satu persatu mengenai gambaran ultrasound mengenai gambaran intususepsi. Dan apakah hasil

ultrasound awal menunjukan ke arah diagnosis yang benar,

RESULTS

6 anak dengan gejala sakit perut, yaitu 4 dari 6 anak memiliki riwayat demam, dan 3 dari 6 anak mengalami leukositosis. 3 dari 6 anak berusia (6-8 tahun) yang secara umum lebih tua dari usia yang biasanya mengalami intususepsi. Dan dari 2 kasus memiliki gejala klinik nyeri di LRQ, dimana hal tersebut merupakan typical dari appendicitis.

Pada anak ke-1 pada lesi terdapat kalsifikasi central shadowing yang besar. Biasanya di interpretasi sebagai masa patologis yang terkalsifikasi dan merupakan salah satu gejala intususepsi.

Pada anak ke-2 radiologis menyarankan untuk dilakukan CT Scan karena umur pasien 8 tahun & gejala klinis berupa nyeri dan panas badan walaupun temuan ultrasound konsisten dgn iliokolitis dan intususepsi ileoileal.

Pada anak ke-3 umur 23 bulan dengan diagnosis di IGD berupa intususepsi disarankan untuk ultrasound ulang dengan scanning real time, karena akan direncanakan enema air-reduction. Ternyata dari ultrasound ulang ditemukan tanda inflamasi perilession dan cairan sehingga diagnosis berubah.

DISCUSSION

Presentasi klinis pada anak dengan appendicitis dan intususepsi dapat tumpang tindih. Kedua kondisi tersebut dapat terjadi

leukositosis, demam, sakit perut. Massa teraba di LRQ. Pemeriksaan ultrasound

merupakan pemeriksaan awal dengan gejala akut abdomen. Karena ada ke khawatiran exposure radiasi pada anak yg lbh kecil, Ct Scan hanya dilakukan pada yang temuan

ultrasoundnya non diagnostik.

Deteksi intususepsi ultrasound termasuk yang sangat baik, sensitifitas 100% dengan

spesifitas 88% . Tanda-tanda intususepsi yang khas di ultrasound ada target sign,

bull’s eye atau doughnat sign berupa lingkaran konsentrik hipoecoic yang multiple.

Yang disebabkan oleh dinding usus yang edema, nodus limfatikus dan pembuluh

darah dengan fokus hyperecoic cresentic dari lemak mesentrika dari 2 lapisan usus.

Temuan klasisk sonografi appendictis akut yaitu struktur berbentuk tubular yang

muncul dari dasar caekum, dengan diameter >6mm dan dinding hiperemis serta

disekelilingnya terdapat lemak hiperechoic, cairan bebas atau limfanodus yang

membesar.

CONCLUSION

Ruptur appendicitis gambarannya mirip dengan intususepsi pada USG. Sehingga harus lebih diperhatikan pada evaluasi lemak yang berinflamasi di sekitar appendicitis dan limfanodus hipoechoic intralesi pada intususepsi ileokolik.

Pemeriksaan USG real time dan komunikasi yang baik dengan klinisi digunakan untuk membetulkan diagnosis yang salah.

Ct-Scan harus dipertimbangkan sebagai alat diagnosis jika USG dan gejala klinis kurang jelas.