Top Banner
PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN TUGAS AKADEMIK (Studi Kasus pada Dua Orang Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh : Fuad Insani Anif 141114039 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109

PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

Jun 24, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA

DALAM MENGERJAKAN TUGAS AKADEMIK

(Studi Kasus pada Dua Orang Mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Fuad Insani Anif

141114039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

i

PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA

DALAM MENGERJAKAN TUGAS AKADEMIK

(Studi Kasus pada Dua Orang Mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Fuad Insani Anif

141114039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

iv

HALAMAN MOTTO

“Karya tanpa ide akan hampa, ide tanpa karya

adalah omong kosong”

- Rekti Yoewono -

“Jangan remehkan keajaiban, keajaiban hanya terjadi pada mereka

yang tak pernah menyerah”

- Emporio Ivankov -

“Hidup ini keras, buktikan dirimu kuat. Yang membedakan pemenang

dan pecundang hanya satu: pemenang tahu cara berdiri saat jatuh,

pecundang lebih nyaman tetap ada di posisi jatuh”

- Fiersa Besari -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk

Kedua Orang Tuaku Tercinta

Agus Anta & Sriyati

Kedua kakakku Iin Sulchani Anif & Diah Aprilia Adha,

serta adikku Reyno Fatdeo Syafi’i

Dosen pembimbingku yang selalu sabar dan setia membantu selama proses

penulisan ini hingga akhir

Teman-teman dan keluarga BK Universitas Sanata Dharma yang telah menemani,

membantu, menolong, memotivasi, dan memberi semangat selama proses

penulisan ini hingga akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

viii

ABSTRAK

PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA

DALAM MENGERJAKAN TUGAS AKADEMIK

(Studi Kasus pada Dua Orang Mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014)

Fuad Insani Anif

Universitas Sanata Dharma

2018

Penelitian ini bertujuan: 1) mendapatkan informasi bagaimana gambaran

perfeksionisme pada dua orang mahasiswa dalam mengerjakan tugas akademik;

2) mengetahui aspek perfeksionisme yang dominan pada dua orang mahasiswa

yang menjadi subjek penelitian; 3) mengetahui dampak perfeksionisme yang

dialami dua orang mahasiswa dalam mengerjakan tugas akademik; 4) menemukan

faktor-faktor apa saja yang menyebabkan dua orang mahasiswa perfeksionis

dalam mengerjakan tugas akademik.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus.

Subjek penelitian terdiri dari dua mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

adalah observasi dan wawancara. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan

yaitu dengan mereduksi data penelitian, pengelompokkan data berdasarkan

kategori, memberi kode, dan menafsirkan data. Untuk mengukur keabsahan

penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran bahwa kedua subjek tersebut

memiliki aspek kepribadian perfeksionis yang berbeda, yaitu perfeksionis yang

berorientasi pada diri (self-oriented) dan perfeksionis yang diharapkan oleh orang

lain (socially-prescribed). Dampak yang sering terjadi pada kedua subjek adalah

sering terlambat mengerjakan tugas akademik dalam mengumpulkan tugas yang

telah ditentukan oleh dosen. Hal tersebut dikarenakan kedua subjek mengerjakan

tugas pada saat deadline dan pada saat pengumpulan tugas kedua subjek ini

merasa tidak puas terhadap tugas yang dikerjakan lalu mengecek hingga

mendetail. Ada perbedaan faktor yang menyebabkan kedua subjek sebagai pribadi

yang perfeksionis, yaitu internal dan eksternal. Faktor yang menyebabkan Mawar

sebagai pribadi perfeksionis adalah faktor eksternal dari pola asuh keluarga.

Sebaliknya, faktor yang membentuk pribadi perfeksionis pada Melati adalah

faktor internal. Melati tidak dituntut oleh orangtuanya untuk unggul dalam semua

mata kuliah namun orangtuanya meminta Melati paham dan mengerti terhadap

apa yang dipelajari. Melati sendiri yang membentuk dirinya sebagai pribadi yang

perfeksionis. Hal tersebut dikarenakan Melati merasa tertantang untuk

mendapatkan nilai yang sempurna dan membuktikan bahwa dirinya memiliki

kualitas yang pantas untuk dibanggakan.

Kata Kunci: Perfeksionisme, Mahasiswa, Tugas Akademik, Studi Kasus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

ix

ABSTRACT

COLLAGE STUDENTS PERFECTIONISM

IN DOING ACADEMIC TASKS

(Case Study on Two Collage Students of Guidance and Counseling Study

Program Sanata Dharma University, 2018)

Fuad Insani Anif

Universitas Sanata Dharma

2018

The objectives of the study are 1) to get information about the description

of perfectionism on two collage students who do academic tasks; 2) to know the

dominant of perfectionism aspects on these two college students; 3) to know the

impact of perfectionism on the two college students while doing academic tasks;

4) to find the factors which cause the two perfectionist college students in doing

academic tasks.

This study is a qualitative case study. The subjects of the study are two

college students of Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma

University. The techniques to collect the data are observation and interview. To

analyze the qualitative data used are with reducing the research data, grouping

the data based on its category, coding, and interpreting data. To measure the

validity of this study, the researcher uses triangulation source.

The result of this study shows descriptions that the two subjects have

different perfectionist personality; self-oriented perfectionist and socially-

prescribed perfectionist (perfectionist caused by other people expectation). The

frequently impact happened on the two subjects are often doing academic tasks

lately; when they submit the tasks given by the lecturer. It is caused by doing the

tasks on the deadline and in that time, they are not satisfied with what they have

done, moreover they still check in detail. There are different factors which make

the two subjects become perfectionist person; internal and external factors.

Mawar, the first subject has perfectionist personality; it is because of parenting

from her family. Otherwise, Melati, the second subject becomes perfectionist

person because of internal factor. Melati’s parents do not insist on getting

excellent result on her all courses, however they ask Melati to comprehend and

grasp what she studied. Melati makes herself to be perfectionist person. She has

challenges to get excellent mark and to prove that she has a good quality to be

proud of.

Key Words : Perfectionism, College student, Academic task, Case Study

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, perlindungan, serta

penyertaan-Nya dalam proses penyelesaian skripsi ini dengan judul

“Perfeksionisme pada Mahasiswa dalam Mengerjakan Tugas” dapat terselesaikan

dengan baik dan tepat waktu.

Peneliti menyadari bahwa selama proses menulis skripsi ini banyak pihak

yang berperan dalam membimbing, mendampingi, mengingatkan, mendukung,

dan mendoakan setiap proses yang dijalani. Oleh sebab itu, peneliti ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma.

3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

4. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd. selaku dosen pembimbing kesayangan

yang selalu sabar membimbing dan memotivasi peneliti.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas

bimbingan dan pendampingan selama peneliti menempuh studi.

6. Bapak Stefanus Priyatmoko selaku petugas sekretariat Program Studi

Bimbingan dan Konseling yang membantu dan melayani administrasi selama

peneliti menempuh studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

xi

7. Teman-teman mahasiswa yang meluangkan diri menjadi subjek dalam

penelitian ini.

8. Orangtuaku Agus Anta dan Sriyati yang selalu memberikan doa, dukungan,

perhatian, kasih sayang, nasihat serta penguatan yang diberikan kepada

peneliti.

9. Saudaraku Iin Sulchani Anif, Diah Aprilia Adha, Reyno Fatdeo Syafi’i atas

nasihat, kasih sayang, dan dukungan yang diberikan kepada peneliti.

10. Guslita Seventina, Rahmi Suciana, Rachmadi Bambang PW, Estorina Br

Bangun, Fajar Ahmad, Mita Yuliani yang bersedia membantu dan

mendukung peneliti.

11. Teman-teman satu bimbingan Michael Rio Jatikusumo, Tyas Umirah,

Nicolaus Daru P, Yasinta Kusuma A, Chandra Filemon, Pandu Wibisono,

Amandus Febrian yang telah memberikan motivasi satu dengan yang lain.

12. Sahabatku yang telah senantiasa memberi dukungan dan semangat Yonatan

Vernandito TK, Ramdhani Kurniawan, Argo Tri Aji, Anan Purnama

Priantoro DS.

13. Ikatan Remaja Urang Ayu Ngadiwinatan (IRUNG Crew) yang telah

senantiasa memberikan semangat dan doa.

14. Teman-teman BK angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling

atas kebersamaan selama studi hingga penulisan skripsi.

15. Semua pihak yang telah mendoakan, mendukung, dan membantu dalam

proses pembuatan hingga penyelesaian skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................................ vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 10

G. Batasan Istilah .................................................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................... 12

A. Hakikat Perfeksionisme ..................................................................................... 12

1. Pengertian Perfeksionisme ........................................................................... 12

2. Sebab-sebab Terbentuknya Kepribadian Perfeksionisme ............................ 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

xiv

3. Jenis-jenis Perfeksionisme ........................................................................... 15

4. Aspek Perfeksionisme .................................................................................. 16

5. Karakteristik Individu yang Perfeksionis ..................................................... 19

6. Perfeksionis di Bidang Akademik ................................................................ 21

7. Dampak Perfeksionis pada Perkembangan Akademik ................................ 23

B. Mahasiswa dan Tugas Akademik....................................................................... 24

1. Karakteristik Mahasiswa dan Aktifitas Akademik ...................................... 24

2. Hakikat Tugas Akademik ............................................................................. 25

3. Ragam Tugas Akademik pada Mahasiswa .................................................. 26

4. Perfeksionis dalam Mengerjakan Tugas Akademik, Sebab dan

Akibatnya ..................................................................................................... 27

C. Kerangka Pikir ................................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................. 31

A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 32

C. Subjek Penelitian ................................................................................................ 32

1. Identitas Subjek Pertama .............................................................................. 33

2. Identitas Subjek Kedua ................................................................................ 34

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 34

1. Observasi ...................................................................................................... 35

2. Wawancara ................................................................................................... 38

E. Keabsahan Data .................................................................................................. 41

F. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 45

A. Deskripsi Data .................................................................................................... 45

B. Pelaksanaan Intervensi dan Hasil Penelitian ...................................................... 46

C. Pembahasan ........................................................................................................ 54

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 59

A. Simpulan ............................................................................................................ 59

B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 61

C. Saran ................................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 63

LAMPIRAN ................................................................................................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ......................................................................................................................... 35

Tabel 3.2 ......................................................................................................................... 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 67

Lampiran 2. Verbatim Wawancara ................................................................................ 68

Lampiran 3. Lembar Coding .......................................................................................... 85

Lampiran 4. Observasi Mawar ....................................................................................... 89

Lampiran 5. Observasi Melati ........................................................................................ 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

batasan istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap mahasiswa tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang

berbeda-beda, baik secara internal maupun eksternal, sehingga mahasiswa

memiliki sifat yang unik dan personal. Perbedaan-perbedaan ini dapat

menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap setiap mahasiswa, sehingga

situasi atau tugas yang sama akan dipersepsi dan disikapi berbeda-beda oleh

setiap mahasiswa. Salah satu lingkungan pendidikan yaitu kampus,

merupakan salah satu contoh dimana ditemukan banyak mahasiswa yang

beraneka ragam. Sikap mahasiswa dalam menghadapi masalah dan

melaksanakan tugas, baik tugas harian ataupun tugas akhir akan berbeda-beda

meskipun berada dalam jenjang pendidikan yang sama.

Mahasiswa satu dan yang lainnya akan membuat tugas dari dosen

dengan cara yang berbeda-beda, dan hasil yang berbeda-beda pula. Sebagian

mahasiswa menganggap tugas dari dosen baik itu tugas harian maupun tugas

akhir sebagai sebuah beban yang sangat berat, sebagian merasa tidak

mempermasalahkan tugas tersebut. Ada mahasiswa yang menuntut standar

nilai yang cukup tinggi agar membuat dirinya termotivasi untuk mencapainya

namun tidak realistis. Perasaan untuk mencapai standar nilai yang tinggi akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

2

ditekan oleh diri dan orang lain. Tekanan berupa kritikan dari orang lain

merupakan hal yang tidak menyenangkan bagi mahasiswa. Hal tersebut

merupakan indikasi perfeksionis yang ditentukan pada mahasiswa

perfeksionis berlomba mengumpulkan tugas lebih cepat dari waktu yang

ditentukan karena tugas yang terlalu mudah, atau mengumpulkan tugas lebih

lambat karena individu berusaha mengerjakan sesempurna mungkin.

Bukti nyata bahwa perfeksionis dapat mengganggu mahasiswa dalam

suatu pekerjaan adalah mahasiswa perfeksionis yang menganggap target

realistis, dapat menerima dan belajar dari kesalahan, dan memaafkan diri

sendiri memandang sebagai hal yang menghambat karir. Mungkin hal-hal itu

berat dilakukan untuk seorang yang perfeksionis (Rickt, 2015). Perfeksionisme

bisa memperburuk kondisi seseorang karena selalu mengkhawatirkan

kesalahan dan membuat perasaan orang lain terpuruk. Kondisi ini bisa

membuat kelelahan dan berpotensi menimbulkan sejumlah masalah

kesehatan, antara lain depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan,

kelaparan, dan bahkan kematian dini (Rezkisari, 2015).

Tjahjono (Dessy, 2010) mengatakan harapan dan tuntutan yang terlalu

tinggi dapat menimbulkan perfeksionisme yang berlebihan. Akibatnya kasus

perfeksionisme yang berat dapat menghalangi mahasiswa untuk berprestasi

sesuai dengan potensinya. Sejalan dengan Peters (Aditomo dan Retnowati,

2010) yang menyatakan bahwa perfeksionisme lebih banyak ditemui pada

mahasiswa yang memiliki kapasitas intelektual di atas rata-rata atau pada

populasi berpendidikan tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

3

Stoeber dan Roche (2014) berpendapat bahwa perfeksionisme

berkembang dalam diri individu melalui pola asuh ataupun dengan meniru

perilaku keluarga. Individu perfeksionis tidak terlepas dari pola asuh yang

merasa kurang aman. Pola asuh yang tidak aman membuat individu merasa

kurang diterima, tertolak, dan kurang dicintai oleh keluarga. Menurut Ellis

(Klibert dkk, 2015) perasaan tertolak menimbulkan evaluasi dan kritik yang

melekat pada diri individu. Oleh karena itu, individu cenderung mencari

penerimaan dan cinta dengan menerapkan standar yang tinggi. Individu yang

sudah menerapkan standar yang tinggi dan sulit dicapai dapat membuat

dirinya tidak puas apa yang sudah dilakukan selama berproses.

Menurut Adler & Hamachek (Rice, 1998) perfeksionisme terbagi

menjadi dua macam, yaitu normal dan neurotik. Menurut Hamachek,

perfeksionis yang normal dapat menetapkan standar pencapaian mereka

dalam batas-batas keterbatasan dan kekuatan mereka. Dengan demikian,

kesuksesan lebih mungkin dicapai. Perfeksionis normal mendapatkan

kepuasan dan kenikmatan mendalam dari upaya keras dalam melakukan

sesuatu. Sebaliknya, perfeksionis yang neurotik menetapkan standar

pencapaian yang lebih tinggi daripada yang biasanya dapat dicapai. Mereka

sulit merasa puas karena mereka jarang berhasil melakukan sesuatu sebaik

yang mereka inginkan. Karena itu mereka memandang bahwa dirinya tidak

pantas untuk merasa puas dan merasa bahwa dirinya tidak berharga karena

gagal mencapai standar yang mereka tetapkan sendiri. Sejalan dengan Adler

(Aditomo dan Retnowati, 2004) mengatakan bahwa perfeksionisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

4

merupakan aspek perkembangan yang normal dan hanya menjadi masalah

ketika individu menetapkan standar-standar superioritas yang tidak realistis

dalam mencapai tujuan.

Menurut Hewit dan Flett (1991) perfeksionisme adalah berjuang

untuk tidak melakukan kesalahan dan untuk mencapai kesempurnaan dalam

setiap aspek kehidupan individu. Perfeksionisme mencakup standar yang

tinggi untuk diri sendiri, standar yang tinggi untuk orang lain, dan percaya

bahwa orang lain memiliki pengharapan kesempurnaan untuk dirinya.

Komponen percaya pada orang lain dapat menciptakan harapan

kesempurnaan untuk dirinya menimbulkan dampak buruk pada penyesuaian

psikologis mahasiswa.

Dalam Multidimensionsal Perfectionism Scale yang disusun Hewitt,

dkk. (Aditomo dan Retnowati, 2004) disebutkan perfeksionisme terbagi

menjadi tiga komponen, yaitu perfeksionis self-oriented, perfeksionisme

other-oriented, dan perfeksionis socially prescribed. Perfeksionis self-

oriented terkait dengan menetapkan standar yang amat tinggi terhadap diri,

kritik, dan pengawasan diri berlebihan yang membuat seseorang tidak bisa

menerima kesalahan atau kegagalan. Dimensi perfeksionisme yang ini

mengandung hasrat untuk terus-menerus berusaha agar tidak pernah salah

atau gagal. Perfeksionisme self-oriented yang tinggi memiliki potensi adaptif

sebagai rangsangan yang sehat untuk mencapai prestasi atau menghasilkan

karya besar, namun bila berinteraksi dengan pengalaman yang negatif, dapat

menghasilkan depresi (Hewitt dkk., 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

5

Perfeksionisme other-oriented terkait dengan kecenderungan individu

menuntut agar orang lain memenuhi standar-standar yang amat tinggi,

sedangkan perfeksionisme yang socially prescribed adalah persepsi bahwa

orang lain menuntut dan mengharapkan dirinya untuk selalu berhasil

mencapai prestasi dengan standar yang tidak realistis. Tuntutan yang datang

dari orang lain ini terkait dengan persepsi individu perfeksionis bahwa hal itu

harus dipenuhi untuk mendapatkan penerimaan dan penghargaan dari

lingkungannya (Blatt, 1995).

Hasil observasi peneliti pada dua orang mahasiswa Bimbingan dan

Konseling angkatan 2014, peneliti melihat pada subjek berinisial Mawar dan

Melati. Pada subjek Mawar, peneliti melihat bahwa awalnya subjek

merupakan salah satu mahasiswa yang cerdas dalam perkulihan baik pada

saat proses pembelajaran atau dilihat nilai akademiknya, oleh karena itu

orangtuanya menuntut Mawar untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa subjek termasuk socially prescribed, yaitu

orangtuanya menuntut dan mengharapkan dirinya untuk selalu berhasil

mencapai prestasi dan mendapatkan beasiswa. Oleh karena itu tuntutan dari

orangtua yang mengharapkan target tinggi dalam mengerjakan tugas harian

ataupun tugas akhir membuat subjek yang perfeksionis dapat menimbulkan

ketidakseimbangan antara tugas akademik dan tugas organisasi. Hal tersebut

tidak sesuai dengan target yang telah dibuatnya. Akibatnya justru membuat

nilainya menurun sehingga subjek mendapatkan berbagai kritikan dari

mahasiswa lain maupun dosen. Subjek sering khawatir dengan nilainya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

6

turun karena akan mempengaruhi syarat untuk memenuhi beasiswanya dan

takut akan mengecewakan orangtuanya. Subjek mengakui bahwa dirinya

seorang perfeksionis namun hal itu hanya demi memotivasi dirinya agar bisa

mendapatkan nilai yang maksimal dan syarat untuk tetap mendapatkan

beasiswa.

Berbeda dengan subjek kedua yang berinisial Melati, peneliti melihat

bahwa subjek yang kedua ini termasuk perfeksionis self-oriented yang selalu

menetapkan target nilai yang tinggi seperti setiap mata kuliah harus

mendapatkan nilai A. Namun subjek dalam proses perkuliahan sering

terlambat mengumpulkan tugas dari waktu yang telah ditentukan. Hal

tersebut dikarenakan subjek sering tidak puas dengan apa yang telah

dikerjakannya lalu subjek memeriksa lagi tugasnya sebelum

mengumpulkannya hingga mendetail agar dapat diperbaiki lagi. Subjek

beranggapan bahwa untuk terus-menerus berusaha agar tidak pernah salah

atau gagal dalam mengerjakan tugas apapun. Pada saat berdiskusi subjek

sering membebaskan pendapat kepada orang lain namun pada akhirnya tetap

saja secara tidak langsung mengharuskan orang lain untuk menyetujui

pendapat subjek. Hal ini membuktikan bahwa masih ada kecenderungan

perfeksionisme dalam diri mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang dan fakta yang telah terjadi, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang mengangkat judul “Perfeksionisme

pada Mahasiswa dalam Mengerjakan Tugas Akademik” (Studi Kasus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

7

pada Dua Orang Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat

diketahui berbagai masalah yang terjadi terkait dengan perfeksionisme pada

mahasiswa dalam mengerjakan tugas akademik, dapat diidentifikasikan

berbagai masalah sebagai berikut :

1. Ada mahasiswa yang menuntut standar nilai yang cukup tinggi agar

membuat dirinya termotivasi untuk mencapainya namun tidak realistis.

2. Perasaan untuk mencapai standar nilai yang tinggi akan ditekan oleh diri

dan orang lain.

3. Mahasiswa perfeksionis berlomba mengumpulkan tugas lebih cepat dari

waktu yang ditentukan karena tugas yang terlalu mudah, atau

mengumpulkan tugas lebih lambat karena individu berusaha mengerjakan

sesempurna mungkin.

4. Mahasiswa perfeksionis yang menganggap target realistis, dapat

menerima dan belajar dari kesalahan, dan memaafkan diri sendiri

memandang sebagai hal yang menghambat karir.

5. Harapan dan tuntutan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan

perfeksionisme yang berlebihan.

6. Kasus perfeksionisme yang berat dapat menghalangi mahasiswa untuk

berprestasi sesuai dengan potensinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

8

7. Subjek yang perfeksionis dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara

tugas akademik dan tugas organisasi.

8. Subjek mengakui bahwa dirinya seorang perfeksionis namun hal itu

hanya demi memotivasi dirinya agar bisa mendapatkan nilai yang

maksimal dan syarat untuk tetap mendapatkan beasiswa.

9. Subjek sering tidak puas dengan apa yang telah dikerjakannya lalu subjek

memeriksa lagi tugasnya sebelum mengumpulkannya hingga mendetail

agar dapat diperbaiki lagi.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, agar tidak keluar dari topik permasalahan perlu

dilakukan pembatasan dari beberapa masalah yang ada. Maka peneliti

memilih butir 1, 2, 3 menjadi fokus masalah yang diteliti. Dari 3 butir

permasalahan tersebut peneliti akan melakukan penelitian studi kasus tentang

“Perfeksionisme Pada Mahasiswa Dalam Mengerjakan Tugas Akademik”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran perfeksionisme pada mahasiswa dalam mengerjakan

tugas akademik?

2. Aspek perfeksionis mana yang dominan pada dua orang mahasiswa yang

menjadi subjek penelitian?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

9

3. Dampak perfeksionisme apa saja yang dialami mahasiswa dalam

mengerjakan tugas akademik?

4. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa perfeksionis dalam

mengerjakan tugas-tugas akademik?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan informasi bagaimana gambaran perfeksionisme pada

mahasiswa dalam mengerjakan tugas akademik.

2. Mengetahui aspek perfeksionisme yang dominan pada dua orang

mahasiswa yang menjadi subjek penelitian.

3. Mengetahui dampak perfeksionisme yang dialami mahasiswa dalam

mengerjakan tugas akademik.

4. Menemukan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa

perfeksionis dalam mengerjakan tugas akademik.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi mengenai

gambaran perfeksionis pada mahasiswa mengerjakan tugas, kemudian

mengetahui apa saja gejala perfeksionis yang dialami mahasiswa dalam

mengerjakan tugas akademik dan faktor-faktor mana saja yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

10

menyebabkan mahasiswa perfeksionis dalam mengerjakan tugas

akademik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan informasi

tentang perfeksionisme pada mahasiswa dalam mengerjakan tugas

akadmeik.

b. Bagi Mahasiswa prodi BK USD

Penelitian ini diharapkan menjadi suatu informasi yang berguna bagi

mahasiswa mengenai gejala perfeksionis apasaja yang dialami ketika

mengerjakan tugas akademik.

c. Bagi Dosen prodi BK USD

Memiliki pandangan mengenai gambaran perfeksionis pada mahasiswa

mengerjakan tugas akademik dan memiliki pengetahuan mengenai

gejala perfeksionis yang dialami selama mengerjakan tugas akademik.

G. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dan terjadinya penafsiran yang

berbeda dalam memaknai judul, maka peneliti akan mencoba memberikan

batasan untuk memperjelas kata-kata yang menjadi variabel penelitian

sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

11

1. Perfeksionisme

Perfeksionisme adalah keinginan individu untuk berusaha mencapai suatu

kesempurnaan dalam hal akdemik karena adanya standar tinggi yang

ditetapkan oleh diri sendiri maupun orang lain yang tidak realistis.

2. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling adalah individu yang sedang

menempuh pendidikan di program studi bimbingan dan konseling di

Universitas Sanata Dharma.

3. Tugas Akademik adalah hal yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan

untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang,

pekerjaan yang dibebankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang dijadikan dasar untuk membangun

kerangka konseptual. Berdasarkan judul penelitian, maka dalam bab ini peneliti

akan mengemukakan beberapa konsep yang berkaitan dengan variabel penelitian,

yaitu: kajian teori, kajian penelitian yang relevan, kerangka pikir.

A. Hakikat Perfeksionisme

1. Pengertian Perfeksionisme

Menurut Hewitt dan Flett’s (1991) perfeksionisme merupakan

sebuah paham kepribadian yang memiliki karakteristik untuk berjuang

dengan standar yang tinggi dan berlebihan pada kritikan dan evaluasi.

Menurut Horney (dalam Yustinus, 2013) perfeksionis merupakan salah

satu kebutuhan neurotik akan kesempurnaan dan ketaktercelaan, dengan

berjuang terus-menerus akan kesempurnaan, orang-orang neurotik

“menerima” bukti tentang harga diri dan superioritas mereka. Mereka

takut membuat kesalahan-kesalahan dan dikritik. Orang-orang yang

memiliki kebutuhan ini berusaha membuat dirinya tak terkalahkan dan

tanpa cela. Mereka terus-menerus mencari kekurangan dalam diri mereka

supaya kekurangan-kekurangan itu dapat disembunyikan dari orang lain.

Tuntutan dari lingkungan sekitar seperti orangtua dan dosen yang

selalu menginginkan hasil yang terbaik membuat mahasiswa menjadi

sangat peka terhadap kegagalan. Keadaan ini dapat membuat perasaan

mahasiswa menjadi tidak nyaman apabila pada saat ditengah-tengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

13

penyelesaian tugas mereka merasa kesulitan untuk menyelesaikan tugas

tersebut secara sempurna. Perasaan bersalah yang muncul sebagai akibat

dari rasa peka yang berlebihan terhadap kegagalan dapat membuat

mereka memilih aktivitas-aktivitas yang dapat memberikan kesenangan

dibandingkan dengan mengerjakan tugas. Dengan begitu individu yang

perfeksionis akan melakukan penghindaran dengan melakukan

prokrastinasi sebagai bentuk coping terhadap segala tuntutan dan tekanan

yang mereka rasakan.

2. Sebab-sebab Terbentuknya Kepribadian Perfeksionisme

Menurut Stoeber dan Roche (2014) hal yang paling mendasar

yang membentuk individu dengan kepribadian perfeksionis adalah pola

asuh dari lingkungan terutama keluarga. Dalam lingkungan keluarga,

individu berkembang dengan pola asuh orangtua yang membentuk

sebuah kebiasaan. Untuk membentuk sebuah kebiasaan individu

cenderung meniru pengasuh mereka.

Dalam hal ini, orangtua sengaja membandingkan seorang

individu dengan yang lain untuk membuat malu individu dengan harapan

individu mengubah perilakunya, tetapi yang diperoleh bukan perubahan

perilaku positif, melainkan rasa tidak aman, minder dan rasa tidak

mampu. Perfeksionisme dari orangtua inilah yang juga bisa menjadi

dasar terbentuknya perasaan minder individu. Banyak orangtua mematok

standar yang terlalu tinggi dan tidak realistis terhadap individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

14

Akibatnya, ketika ternyata harapan itu tidak dapat terpenuhi, individu

jadi merasa dirinya tidak berguna lalu minder. Permasalahan tersebut

terus-menerus terjadi sampai mereka berkembang di dalam masyarakat.

Permasalahan individu tidak hanya berakibat terhadap perasaannya,

namun juga pada pemikirannya.

Individu yang memiliki permasalahan dan hidup di lingkungan

masyarakat cenderung membandingkan pada hal lain untuk diterima oleh

masyarakat. Individu tersebut cenderung individualistik dan menerapkan

standar diri berdasarkan standar masyarakat agar dapat mengembangkan

diri supaya dapat diterima di lingkungan masyarakat. Mereka ingin

diterima oleh lingkungan namun tidak mau mendapat kritik maupun

evaluasi oleh masyarakat, sehingga cenderung menerapkan standar yang

tinggi dalam diri. Menerapkan standar yang tinggi dilakukan secara terus

menerus dan membuat individu tidak pernah puas.

Hal ini secara tidak sadar, individu memiliki pemikiran yang

tidak realistik pada dirinya sendiri maupun anggapan orang lain. Individu

akan merasa ditekan oleh lingkungan atas pencapainya. Mereka akan

menerapkan standar yang tinggi bagi diri, kemudian mereka juga

menerapkan standar tersebut pada orang lain.

Ketika individu gagal dalam melakukan suatu hal, maka individu

akan mengevaluasi dirinya dengan terus mengatakan “seharusnya”. Oleh

karena itu, individu sering menekan diri dan lingkungan secara terus-

menerus sehingga membentuk kecenderungan perfeksionis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

15

3. Jenis-Jenis Perfeksionisme

Hamachek (dalam Peters, 1996) menjabarkan perfeksionisme

dalam dua jenis, yaitu perfeksionisme normal dan neurotik.

Perfeksionisme normal dijabarkan sebagai seseorang yang memperoleh

perasaan kesenangan atau kenikmatan yang sangat nyata dari usaha kerja

yang sungguh-sungguh. Sementara perfeksionisme neurotik adalah ketika

seseorang tidak dapat merasakan kepuasan, dalam pandangannya mereka

tidak pernah terlihat cukup baik sesuai keinginannya.

Perfeksionisme neurotik ini dipaparkan pula oleh Pachts (dalam

Codd, 2001) yang menyatakan sikap perfeksionisme merupakan sikap

seseorang untuk mencapai kesempurnaan yang hampa serta membuat

seseorang kacau, dan dihubungkan secara signifikan dengan masalah

psikologi. Masalah psikologi tersebut antara lain depresi, anorexia

nervosa, bulimia, obsessive-compulsive personality disorder, Type A

coronary-prone behavior, migraine, psychosomatic disorder, panic

disorder, dan bunuh diri.

Codd (dalam Dessy, 2010) membagi perfeksionisme menjadi dua

bagian, yaitu perfeksionisme sehat dan perfeksionisme menyimpang.

Perfeksionisme sehat ditunjukkan pada sikap adanya kebutuhan yang

kuat untuk tertib dan teratur, menunjukkan penerimaan diri terhadap

kesalahan, menikmati harapan tinggi orangtua, menunjukkan coping

positif terhadap tendensi perfeksionisme, mempunyai model peran yang

mampu menekankan untuk selalu melakukan yang terbaik, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

16

menunjukkan usaha diri sendiri untuk mendapatkan kesempurnaan.

Penyimpangan perfeksionisme ditunjukkan pada kecemasan terhadap

kesalahan yang diperbuat, memiliki standar yang terlalu tinggi, merasa

orang lain memiliki harapan berlebih dan adanya kritik negatif dari orang

lain terhadap dirinya, menanyakan kembali keputusannya sendiri,

kehilangan strategi coping yang efektif, dan menunjukkan kebutuhan

terhadap izin.

4. Aspek Perfeksionisme

Hewitt dan Flett (1991) menyimpulkan bahwa perfeksionisme

memiliki aspek intrapersonal dan aspek sosial. Secara lebih spesifik,

analisis faktor terhadap MPS (Multidimensional Perfectionism Scale)

menghasilkan tiga komponen perfeksionisme: self-oriented perfectionism

sebagai dimensi intrapersonal, dan other-oriented perfectionism dan

socially prescribed perfectionism sebagai dimensi sosial atau

interpersonalnya.

a. Perfeksionisme self-oriented

Perfeksionis ini berfokus pada orientasi diri sendiri terkait dengan

menetapkan standar yang amat tinggi terhadap diri, kritik, dan

pengawasan diri berlebihan yang membuat seseorang tidak bisa

menerima kesalahan atau kegagalan. Dimensi perfeksionisme yang

ini mengandung hasrat untuk terus-menerus berusaha agar tidak

pernah salah atau gagal. Perfeksionisme self-oriented yang tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

17

memiliki potensi adaptif sebagai rangsangan yang sehat untuk

mencapai prestasi atau menghasilkan karya besar, namun bila

berinteraksi dengan pengalaman yang negatif, dapat menghasilkan

depresi (Hewitt dkk., 1995; Blatt, 1995).

b. Perfeksionisme other-oriented

Perfeksionis ini, lebih berorientasi kepada orang lain terkait dengan

kecenderungan individu menuntut agar orang lain memenuhi

standar-standar yang amat tinggi dan reaktivitas kesalahan yang

dibuat oleh orang lain. Pada aspek ini individu menampilkan

kekakuan, kemarahan dan tidak dapat memberi toleransi yang

menimbulkan permasalahan dalam relaasi dengan orang lain baik di

rumah ataupun dalam pekerjaan. Permintaan dan harapan yang

berlebihan pada orang lain seringkali membuat individu

menyalahkan orang lain, sombong dan dominan pada orang lain.

Individu tersebut memiliki masalah ketika menyerahkan tugas pada

orang lain karena khawatir hasilnya tidak sempurna.

c. Perfeksionisme socially prescribed

Perfeksionis ini adalah persepsi bahwa orang lain menuntut dan

mengharapkan dirinya untuk selalu berhasil mencapai prestasi

dengan standar yang tidak realistis. Tuntutan yang datang dari orang

lain ini terkait dengan persepsi individu perfeksionis bahwa hal itu

harus dipenuhi untuk mendapatkan penerimaan dan penghargaan

dari lingkungannya (Blatt, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

18

Menurut Frost, dkk (dalam Blatt, 1995; Dunkley, 2000)

mengkonseptualisasikan perfeksionisme menjadi enam dimensi: (1)

excessive concern over making mistakes (ketakutan berlebihan terhadap

kesalahan), (2) high personal standards (standar-standar personal yang

tinggi), (3) perception of high parental expectations (persepsi bahwa

orangtua punya harapan-harapan yang tinggi terhadap diri), (4)

perception of high parental criticism (persepsi bahwa orangtua amat

kritis terhadap diri), (5) doubt regarding the quality of one’s actions

(keraguan tentang kualitas tindakan yang dilakukan), dan (6) preference

for order and organization (kecenderungan pada kerapian dan

keteraturan).

Dua aspek, yaitu standar personal yang tinggi dan keteraturan-

kerapian, diasosiasikan dengan kebiasaan kerja yang baik, kerja keras,

dan prestasi tinggi. Aspek-aspek lain, terutama aspek ketakutan

berlebihan terhadap kesalahan, persepsi bahwa orangtua menetapkan

standar tinggi, dan keraguan terhadap kualitas tindakan, terkait dengan

penyesuaian maladaptif. Salah satu aspek positif, yaitu keteraturan-

kerapian, dipandang kurang dekat dengan konsep perfeksionisme umum,

karena perfeksionis belum tentu merupakan individu yang teratur, dan

sebaliknya, individu yang sangat rapi dan teratur belum tentu

perfeksionis (Frost dkk., dalam Chang, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

19

5. Karakteristik Individu yang Perfeksionis

Menurut Ratna & Widayat (2012) karakteristik individu yang

perfeksionis terbagi menjadi enam, yaitu:

a. Memiliki cita-cita tinggi, standar pribadi yang tinggi (High Self-

expectation) dalam berbagai hal, orang lain memiliki

standar/ekspetasi tinggi, dan ekspetasi tinggi terhadap orang lain

dikelompokkan menjadi karakteristik penetapan standar.

Karakteristik ini dibagi menjadi 3, yaitu: memiliki standar tinggi

pribadi pada berbagai hal; mempercayai bahwa orang lain juga

menetapkan standar tinggi yang harus dicapat; dan memiliki standar

tinggi pada orang lain dalam berbagai hal.

b. Melakukan usaha terbaik untuk mencapai kesempurnaan atau

standar, dan toleransi rendah terhadap kesalahan atau kegagalan

dikelompokkan menjadi karakteristik pencapaian standar yaitu:

melakukan usaha terbaik untuk mencapai kesempurnaan atau

standar, dan toleransi rendah terhadap kesalahan atau kegagalan.

c. Kebanggan terhadap usaha sendiri, menyalahkan diri sendiri atas

kesalahan atau kegagalan yang berkaitan dengan faktor yang dapat

dikontrol, merasa frustasi ketika mengalami kegagalan meskipun

telah memberikan usaha terbaik, ragu-ragu ketika mengumpulkan

tugas atau ujian karena takut melakukan kesalahan, sulit menerima

kritik atau saran dari orang lain, memiliki ketelitian dan kehati-

hatian dalam mengerjakan sesuatu, keyakinan kuat terhadap diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

20

sendiri, tidak suka dikalahkan oleh orang lain, keinginan kuat untuk

dihargai, merasa lebih hebat/baik dari orang lain, merasa selalu

bekerja sendiri meskipun dalam kelompok, mengerjakan tugas

berurutan satu per satu, dan keteraturan dalam setiap hal

dikelompokkan menjadi karakteristik personal. Karakteristik ini

dibagi menjadi 9, yaitu: memperhatikan detil, keteraturan, dan

organisasi; keyakinan yang kuat pada diri sendiri; kekhawatiran

terhadap kesalahan; mengukur perpedaan antara apa yang dicapai

dan yang seharusnya dicapai; kecenderungan untuk tidak mudah

menerima kritik dari orang lain; meragukan kemampuan orang lain;

dan kiritik terhadap kesalahan atau kegagalan diri sendiri.

d. Reaksi negatif berlebihan ketika melakukan kesalahan atau

mengalami kegagalan, mood yang cepat berubah ketika melakukan

kesalahan atau mengalami kegagalan, tidak mudah melupakan

kesalahan atau kegagalan yang dialami, dan perasaan negatif ketika

tidak bisa memenuhi harapan orang lain di kelompokkan menjadi

karakteristik emosional yang terdiri dari 6 karakteristik, yaitu:

kecenderungan bereaksi negatif terhadap kesalahan atau kegagalan,

memiliki mood yang cepat berubah ketika membuat kesalahan atau

mengalami kegagalan, dan perasaan malu ketika tidak memenuhi

harapan orang lain.

e. Orang lain akan memberikan kritik jika tidak mencapai standar yang

mereka tetapkan, dan memberikan kritik pada orang lain yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

21

sesuai standar yang diinginkan dikelompokkan karakteristik sosial

yang terbagi menjadi: kepercayaan bahwa orang lain akan

memberikan kritik jika tidak mencapai standar atau ekspetasi yang

mereka tetapkan, dan kecenderungan menyalahkan atau mengkritik

orang lain ketika tidak sesuai standar pribadi.

f. Memiliki motivasi tinggi untuk sempurna, orang lain memberikan

semangat (support) untuk mencapai kesempurnaan, dan mengerjakan

segala sesuatu dengan sempurna demi mendapatkan nilai yang

sempurna dikelompokkan menjadi karakteristikmotivasional, yaitu:

memiliki motivasi intrinsik dan ekstrinsik untuk mencapai

kesempurnaan atau standar, dan memiliki motivasi kuat untuk

menghindari kegagalan.

6. Perfeksionis di Bidang Akademik

Ines (2010) mengungkapkan ciri-ciri orang yang perfeksionis di

bidang akademik, yaitu:

a. Selalu bekerja dengan sepenuh hati dan totalitas.

b. Berambisi untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan.

c. Cenderung memaksakan diri untuk melakukan segalanya, walaupun

sebenarnya sudah di luar batas kemampuannya.

d. Mudah sekali kecewa, jika ada satu atau sedikit kekurangan saja,

yang walaupun di mata orang lain biasa saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

22

e. Cenderung sulit untuk rela mendelegasikan tugas atau pekerjaannya

kepada orang lain.

f. Cenderung tidak mudah percaya atau terkadang meremehkan

kemampuan orang lain.

g. Mudah emosi dan sering egois.

Selain ciri-ciri di atas, menurut Ines (2010) sikap yang sering ditunjukkan

oleh seorang perfeksionis di bidang akademik adalah sebagai berikut :

a. Sangat berkomitmen, bahkan sering berlebihan dan bisa mencapai

terobsesi.

b. Tidak suka mendelegasikan tugas bagi orang lain, atau kurang

percaya pada kemampuan orang lain.

c. Memiliki kesulitan untuk menghitung prioritas dengan sehat.

d. Memiliki dorongan yang sangat besar untuk mengendalikan segala

sesuatu.

e. Berkompetisi dengan kuat, terdorong untuk menang dalam banyak

hal, bahkan untuk hal-hal yang tidak berarti sekalipun.

f. Memiliki standar yang sangat tinggi, bahkan cenderung tidak

realistis.

g. Sulit untuk fleksibel, cenderung kaku, dan menuntut orang lain

dengan menggunakan standar yang tinggi.

Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari

perfeksionisme adalah keinginan seseorang untuk mencapai suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

23

kesempurnaan dalam hal akademik karena adanya standar tinggi yang

ditetapkan oleh individu kepada dirinya, orang lain dan pengharapan

orang lain untuk standar tinggi tersebut.

7. Dampak Perfeksionisme pada Perkembangan Akademik

Perfeksionisme memiliki dampak positif dan negatif. Dampak

positifnya adalah dapat mendorong seseorang untuk dapat menghadapi

halangan dan rintangan dalam mengerjakan segala sesuatu. Sedangkan

dampak negatifnya adalah apabila sering menunda-nunda pekerjaan

karena ingin mencari kesempurnaan dalam mencapai hasil dari pekerjaan

itu. Sementara itu Baron dan Wagele (2005: 28) mengungkapkan dampak

positif menjadi tipe perfeksionis adalah :

a. Disiplin dan mampu menyelesaikan banyak hal.

b. Bekerja keras untuk menjadikan dunia ini lebih baik.

c. Memiliki standar dan etika tinggi, tidak terkecuali bagi diri sendiri.

d. Logis, bertanggung jawab dan berdedikasi dalam segala hal yang di

lakukan.

e. Bisa menyatukan fakta-fakta sehingga mendapatkan pemahaman

yang baik dan dapat menemukan solusi yang bijaksana.

f. Menjadi yang terbaik sebisa mungkin dan mengangkat sisi terbaik

dari diri orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

24

Sedangkan dampak negatif menjadi tipe perfeksionis menurut

Baron dan Wagele (2005: 29) antara lain:

a. Dikecewakan diri sendiri atau orang lain ketika yang diharapkan tak

terlaksana.

b. Merasa dibebani tanggung jawab yang terlalu berat.

c. Merasa hal yang dilakukan tak pernah cukup memuaskan.

d. Tidak mendapat penghargaan atas apa yang telah dilakukan untuk

orang lain.

e. Kecewa karena orang lain tidak berusaha sekeras saya.

f. Terobsesi atas apa yang telah dilakukan dan yang seharusnya

dilakukan.

g. Merasa tegang, gelisah, dan memandang segala hal terlalu serius.

B. Mahasiswa dan Tugas Akademik

1. Karakteristik Mahasiswa dan Aktivitas Akademik

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang

menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta

atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa

dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam

berpikir dan keerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak

dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada

diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

25

Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu berpikir yang

saling melengkapi (Dwi Siswoyo, 2007: 121).

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di

universitas, institut atau akademi, mereka yang terdaftar sebagai murid di

perguruan tinggi. Karakteristik mahasiswa secara umum yaitu stabilitas

dalam kepribadian yang mulai meningkat, karena berkurangnya gejolak-

gejolak yang ada didalam perasaan. Mereka cenderung memantapkan dan

berpikir dengan matang terhadap sesuatu yang akan diraihnya, sehingga

mereka memiliki pandangan yang realistik tentang diri sendiri dan

lingkungannya. Selain itu, para mahasiswa akan cenderung lebih dekat

dengan teman sebaya untuk saling bertukar pikiran dan saling

memberikan dukungan, karena dapat kita ketahui bahwa sebagian besar

mahasiswa berada jauh dari orang tua maupun keluarga. Karakteristik

mahasiswa yang paling menonjol adalah mereka mandiri, dan memiliki

prakiraan di masa depan, baik dalam hal karir maupun hubungan

percintaan. Mereka akan memperdalam keahlian dibidangnya masing-

masing untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang

membutuhkan mental tinggi.

2. Hakikat Tugas Akademik

Tugas akademik yang diberikan oleh guru/dosen dapat dikerjakan di

sekolah, kampus, dan rumah. Tugas-tugas tersebut dapat membangun

prestasi dan kemampuan siswa/mahasiswa dalam bidang akademik. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

26

Woolfolk (1990) menegaskan tugas akademik adalah pekerjaan yang harus

dipenuhi oleh siswa/mahasiswa, termasuk lingkup muatan dan operasi

mental yang diperlukan untuk mengasah kemampuan siswa/mahasiswa.

Tugas akademik mengandung sejumlah operasi tertentu yang menuntut

siswa/mahasiswa untuk menghafal, membuat suatu kesimpulan,

menganalisa, menggolongkan, ataupun menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Erika ( 2012) menjelaskan tugas akademik merupakan sesuatu yang

bersifat ilmu pengetahuan, wajib dikerjakan dan dilakukan. Oleh karena itu,

tugas akademik tersebut perlu untuk dikerjakan dengan baik. Tugas

akademik juga sesuatu yang harus dikerjakan atau beban yang diserahkan

kepada orang lain untuk diselesaikan, yang berhubungan dengan akademik

atau berhubungan dengan dunia pendidikan dan bersifat akademis.

3. Ragam Tugas Akademik pada Mahasiswa

Menurut Slameto (Nugrahani, 2012) mengerjakan tugas dapat

berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru/dosen,

termasuk membuat atau mengerjakan latihan - latihan yang ada di dalam

buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Jadi, tugas akademik

merupakan tugas bersifat akademis yang diserahkan kepada

siswa/mahasiswa untuk dikerjakan dan diselesaikan seperti mengerjakan PR

(pekerjaan rumah), membuat laporan praktikum dengan membuat

kesimpulan, ringkasan, dan menganalisa, menghafal materi belajar, serta

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

27

4. Perfeksionis dalam Mengerjakan Tugas Akademik, Sebab dan

Akibatnya

Perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan berjuang

memenuhi standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain, serta

memenuhi ekspetasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan (Frost

et al, 1990; Hewitt & Flett, 1991). Individu dengan standar tinggi

personal menetapkan standar berlebihan dirinya. Individu dengan standar

tinggi personal juga berupaya keras agar standarnya tercapai. Tidak

jarang individu dengan standar tinggi personal memberikan punishment

bagi dirinya apabila tidak mampu mencapai standar yang ia tetapkan.

Standar tinggi ditetapkan individu berkaitan dengan kualitas

akademik. Individu yang memiliki standar tinggi berusaha secara keras

dan memaksa dirinya agar mencapai tujuan. Individu dengan standar

personal tinggi juga kurang mampu mengontrol emosi dan tekanan

membuat individu mudah terserang stres. Individu tersebut juga merasa

tidak puas terhadap statusnya sebagai mahasiswa apabila tidak mampu

memenuhi standar.

Individu perfeksionis juga memiliki standar interpersonal. Standar

interpersonal adalah standar tinggi yang dibuat oleh individu terhadap

pekerjaan orang lain. Individu dengan standar interpersonal juga

memiliki harapan agar orang lain mampu bekerja dengan sempurna.

Individu perfeksionis memiliki persepsi bahwa orang lain

menetapkan bagi dirinya (Shafran, Egan, Wade, 2010). Persepsi tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

28

seperti orang lain menuntut individu untuk bekerja dengan sempurna

dengan menilai pekerjaan individu.

Individu perfeksionis memiliki respon negatif akan kesalahan.

Individu tersebut memandang bahwa kesalahan adalah sebuah kegagalan

dan merasa inferior atas kesalahan tersebut. Individu perfeksionis juga

percaya bahwa dirinya kehilangan rasa hormat dari orang lain. Respon

negatif akan kesalahan berkaitan dengan motivasi dan performasi

akademik. Individu yang memiliki respon negatif akan kesalahan juga

kurang mampu mengontrol emosi dan mengatasi tekanan yang berasal

dari dirinya dan tekanan sosial.

Individu perfeksionis selalu merasa tidak puas atas pekerjaannya.

Individu tersebut merasa ragu-ragu dan merasa pekerjaan yang ia lakukan

belum selesai. Keetidakpuasan pada pekerjaan individu terkait dengan

hasil dan jangka waktu bekerja. Ketidakpuasan pada pekerjaan ini juga

terkait dengan kualitas akademik, kontrol emosi dan pengelolaan tekanan

atau tuntutan dalam dirinya.

C. Kerangka Pikir

Mahasiswa mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengerjakan

tugas dan mempunyai potensi masing-masing. Sebagian mahasiswa

menganggap tugas dari dosen baik itu tugas harian maupun tugas akhir

sebagai sebuah beban yang sangat berat, sebagian merasa tidak

mempermasalahkan tugas tersebut. Dari hal tersebut, mengindikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

29

bahwa mahasiswa yang menuntut standar nilai yang cukup tinggi agar

membuat dirinya termotivasi untuk mencapainya adalah mahasiswa yang

mempunyai sifat perfeksionis yang normal. Namun, jika perasaan untuk

mencapai standar nilai yang tinggi akan ditekan oleh diri dan orang lain.

Tekanan berupa kritikan dari orang lain merupakan hal yang tidak

menyenangkan bagi mahasiswa. Hal tersebut, akan mengarah kepada

kepribadian perfeksionis yang neurotik. Tanda-tanda seperti ditentukan pada

beberapa mahasiswa menjadikan mengumpulkan tugas lebih cepat dari

waktu yang ditentukan karena tugas yang terlalu mudah, atau mengumpulkan

tugas lebih lambat karena individu berusaha mengerjakan sesempurna

mungkin.

Kepribadian perfeksionis tersebut, dapat menimbulkan stimulus ketika

mengerjakan tugas akademik. Stimulus pada mahasiswa yang mempunyai

kepribadian perfksionis neurotik dalam mengerjakan tugas seperti selalu

mempunyai standar yang tinggi dan berpikir untuk melakukan sesuatu dengan

sempurna, tanpa kesalahan apapun. Mereka yakin bahwa kesempurnaan itu

akan berbuah kesuksesan. Di satu sisi lain, sifat ini diperlukan agar kita bisa

memberikan hasil terbaik.

Untuk mendapatkan hasil yang sempurna membutuhkan waktu lama

sehingga mahasiswa harus melewati tenggat waktu atau bahkan membuat

orang lain kesulitan karena mahasiswa akan menuntut mereka memiliki

standar kerja yang sama. Akibatnya, ketika keinginan untuk sempurna

semakin tinggi tidak bisa dikendalikan sehingga berubah menjadi obsesi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

30

Ketika mahasiswa tidak bisa mencapai apa yang diharapkannya (nilai

A) maka mahaiswa tersebut merasa tidak puas dan menyalahkan dirinya

sendiri karena sudah terobsesi. Maka mahasiswa tersebut akan memperbaiki

caranya namun dengan hal yang sama. Berbeda dengan mahasiswa normal,

walaupun mereka mempunyai target yang cukup tinggi tetapi mereka sadar

akan potensi yang dimilikinya. Hasilnya mereka cukup puas dan mensyukuri

atas hasil kerja kerasnya.

Mahasiswa

Perfeksionisme

Neurotik

Perfeksionisme

Normal

Stimulus dalam

mengerjakan tugas

Harapan pencapaian dan

tuntutan penerimaan dari

lingkungan tinggi

Harapan pencapaian dan

tuntutan penerimaan dari

lingkungan rendah

Evaluasi dan kritik

terhadap hasil negatif

Ketidakpuasan terhadap

hasil mengerjakan tugas

akademik

Kepuasan terhadap hasil

mengerjakan tugas

akademik

Evaluasi dan kritik

terhadap hasil positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini dipaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek

penelitian, teknik dan instumen data, keabsahan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

metode studi kasus. Bogdan dan Tailor (Moleong, 2007) menjelaskan bahwa

penelitian yang menggunakan metode kualitatif menghasilkan data deskriptif,

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Penelitian kualitatif ini bersifat alamiah. Penelitian tidak berusaha

memanipulasi keadaan maupun kondisi lingkungan penelitian melainkan

melakukan penelitian terhadap suatu keadaan pada situasi dimana keadaan

tersebut memang ada. Penelitian ini secara sengaja melihat dan membiarkan

kondisi yang diteliti berada dalam keadaan yang sebenarnya.

Metode penelitian adalah studi kasus. Studi kasus merupakan studi

yang mendalam tentang individu dan berjangka waktu relatif lama, terus

menerus serta menggunakan objek tunggal, artinya kasus dialami oleh satu

orang. Dalam kasus ini peneliti mengumpulkan data mengenai diri subjek dari

keadaan masa sebelumnya, masa sekarang dan lingkungan sekitarnya.

Kelebihan dari studi kasus adalah kemungkinan untuk melakukan

penyeledikan secara mendalam dimana studi kasus berusaha untuk

memahami individu atau orang dewasa secara utuh dalam totalitas lingkungan

individu tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

32

Peneliti melakukan studi kasus dengan landasan teori sebagai acuan

ketika peneliti akan menggali suatu hal yang berkaitan dengan subjek.

Diharapkan dengan landasan teori yang telah disebutkan pada bab

sebelumnya dapat mendasari setiap langkah yang dilakukan oleh peneliti,

baik ketika menyusun pedoman wawancara, ketika melakukan wawancara

ketika menggali data dari sumber lain yang terkait.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 dan bulan Febuari

2018 di kos subjek. Kos subjek dipilih sebagai tempat dari penelitian ini

dikarenakan kos tersebut nyaman dan aman untuk wawancara serta menjaga

asas kerahasiaan dari subjek. Waktu yang digunakan oleh peneliti selama

wawancara pada Melati sekitar satu jam dari pukul 16.00-17.00 WIB

sedangkan wawancara peneliti dengan Mawar sekitar satu jam dari pukul

20.00-21.00 WIB.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Mawar dan Melati (nama

samaran). Alasan pemilihan Mawar dan Melati sebagai subjek karena

memperlihatkan tanda-tanda seseorang yang perfeksionis dalam mengerjakan

tugas, hal ini berhasil dilihat langsung oleh peneliti dari sifatnya yang

memiliki standar yang tinggi, keteraturan dalam mengerjakan sesuatu dengan

terstruktur, reaktivitas terhadap kesalahan, detail dan memeriksa setiap apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

33

yang dikerjakan. Sifatnya tersebut muncul ketika Mawar dan Melati sedang

mendapatkan tugas dari dosen baik kelompok maupun individu. Mawar dan

Melati memiliki standar yang tinggi untuk hasil yang ingin dicapai yaitu

mendapatkan nilai A.

Peneliti sebelumnya sudah meminta ijin kepada Mawar dan Melati

untuk dijadikan subjek penelitian dan beruntungnya Mawar dan Melati

bersedia untuk diajak kerjasama dalam proses penelitian ini. Mawar dan

Melati merupakan teman sekelas peneliti, sehingga diharapkan peneliti bisa

dan mau terbuka dalam proses penelitian ini sehingga nantinya mendapatkan

hasil yang baik.

1. Identitas Subjek Pertama

a. Nama : Mawar (disamarkan)

b. Tempat, tanggal lahir : Madiun, 11 Agustus 1995

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Kristen

e. Alamat : Madiun

f. Anak ke (dari) : 1 (tunggal)

g. Pendidikan terakhir : SMK

h. Hobi : Membaca dan Menyanyi

i. Cita-cita : Dosen/ Berkarir dalam dunia pendidikan

j. Cacat Tubuh : Tidak ada

k. Bahasa Sehari-hari : Bahasa Indonesia

l. Motto Hidup : Blessed for Blessing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

34

2. Identitas Subjek Kedua

a. Nama : Melati (disamarkan)

b. Tempat, tanggal lahir : Boawae, 05 Agustus 1997

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Katolik

e. Alamat : Nagenai

f. Anak ke (dari) : 1 dari 2 bersaudara

g. Pendidikan terakhir : SMA

h. Hobi : Membaca, menari, memasak, menyanyi

i. Cita-cita : Konselor Profesional dan Pengusaha

j. Cacat Tubuh : Tidak ada

k. Bahasa Sehari-hari : Bahasa Indonesia

l. Motto Hidup : Selalu jadi berkat untuk sesama dan

senantiasa percaya kepada Tuhan

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data

dapat menggunakan sumber primer, dan sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

35

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, contohnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi

yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih

banyak pada observasi berperanserta, wawancara yang mendalam, dan

dokumentasi. Terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu: teknik

pengumpulan data dengan observasi, teknik pengumpulan data dengan

wawancara, teknik pengumpulan data dengan dokumen, triangulasi. Dalam

hal ini, peneliti menggunakan tiga macam teknik yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah salah satu cara mengumpulkan dengan

mengamati perilaku subjek secara langsung. Melalui observasi, peneliti

belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono,

2013). Peneliti melakukan observasi saat pertama datang ke tempat

subjek berkumpul dan selama proses penggalian data yang dilakukan

bersama subjek.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menggunakan instrumen

penelitian berupa pengamatan (observasi), karena observasi merupakan

teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesfik dari sifat

perfeksionis harus dicermati, sebab sifat perfeksionis akan tampak dalam

wujud perilaku. Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah

mengamati sifat perfeksionis pada mahasiswa dalam mengerjakan tugas

meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

36

a. Tujuan :

Untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik

maupun non fisik dalam pelaksanaan penelitian kualitatif.

b. Aspek yang diamati:

Tabel 3.1 Pedoman Observasi

1) Perilaku mahasiswa ketika sedang mengerjakan tugas di kampus.

No Mawar Melati

1. Subjek mengerjakan ketika

waktunya sudah deadline.

Mengerjakan tugas sambil

mendengarkan musik.

2. Subjek fokus mengerjakan

tugas dengan adanya

referensi (buku dan internet)

Ketika sedang berdiskusi, subjek

mengerjakan tugas yang belum

diselesaikan.

3. Subjek mengerjakan sambil

ngobrol dengan teman.

Ketika subjek mengerjakan tugas,

ia jarang memperdulikan

disekitarnya

4. Subjek mengerjakan dengan

terstruktur

Subjek mengerjakan tugas dengan

membanding-bandingkan dengan

teman yang lain, jika ada yang

kurang ditambahi oleh subjek.

2) Ketakutan berlebihan terhadap kesalahan mengerjakan tugas

No Contoh Perilaku

1. Subjek cemas tidak mendapatkan nilai A.

2. Subjek khawatir dengan tugas yang sudah dikumpulkan.

3. Subjek mengecek kembali tugas yang sudah dikerjakan

3) Standar-standar personal yang tinggi terhadap diri

No Contoh Perilaku

1. Subjek membandingkan hasil nilai dirinya dengan teman yang

lebih tinggi

2. Subjek selalu mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh demi

meraih IPK yang memuaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

37

4) Hasrat untuk terus-menerus berusaha agar tidak pernah salah atau

gagal.

No Contoh Perilaku

1. Subjek cenderung mengeluh dan tidak puas dalam mencapai

tujuan.

2. Subjek lebih teliti dalam mengerjakan tugas untuk meminimalisir

kesalahan.

3. Subjek meminta tugas pengganti kepada dosen ketika ia terlambat

mengumpulkan tugas.

5) Keraguan tentang kualitas tindakan yang dilakukan.

No Contoh Perilaku

1. Subjek ragu-ragu dengan jawabannya.

2. Subjek terlambat mengumpulkan tugas demi menyempurnakan

tugas.

3. Subjek cenderung detil dan memeriksa sedang mengerjakan tugas.

6) Perilaku yang cenderung pada kerapian dan keteraturan.

No Contoh Perilaku

1. Subjek mengerjakan tugas secara terstruktur.

2. Subjek mengerjakan tugas dalam keadaan rapi.

3. Subjek cenderung mengerjakan tugas secara sistematik dan sesuai

dengan aturan.

4. Subjek mengurutkan jawaban tugas secara tertata.

7) Proses belajar mengerjakan tugas baik sendiri maupun dengan

teman-teman.

8) Suasana/iklim kehidupan sehari-hari baik secara akademik

maupun sosial.

9) Interaksi dengan teman di kampus.

No Contoh Perilaku

1. Subjek sering berbeda pendapat dengan temannya.

2. Subjek sering berdiskusi dalam mengerjakan tugas

3. Subjek sering berkomunikasi dengan semua orang atau orang-

orang tertentu saja

10) Sarana belajar (buku referensi, laptop, internet, alat tulis, dsb).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

38

2. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini diadakan bebas terpimpin yang

menggunakan petunjuk umum wawancara. Dalam hal ini pewawancara

terlebih dahulu membuat kerangka dan garis pokok pertanyaan yang

telah dirumuskan tidak harus ditanyakan secara berurutan. Penggunaan

petunjuk wawancara sebagai garis besar dimaksudkan agar fokus yang

telah ditetapkan, sehingga semua fokus dapat terungkap. Dalam

mengumpulkan data, peneliti melakukan wawancara langsung dengan

narasumber yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Pada teknik ini, peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan

responden atau subjek yang diteliti, kemudian peneliti menanyakan

sesuatu yang telah direncanakan dalam pedoman wawancara kepada

responden.

Pedoman wawancara ini diadakan bebas terpimpin yang

menggunakan petunjuk umum wawancara. Dalam hal ini pewawancara

terlebih dahulu membuat kerangka dan garis pokok pertanyaan yang

telah dirumuskan tidak harus ditanyakan secara berurutan. Penggunaan

petunjuk wawancara sebagai garis besar dimaksudkan agar fokus yang

telah ditetapkan, sehingga semua fokus dapat terungkap. Dalam

mengumpulkan data, peneliti melakukan wawancara langsung dengan

narasumber yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Pada wawancara ini, peneliti datang berhadapan muka secara langsung

dengan responden atau subjek yang diteliti, kemudian peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

39

menanyakan sifat perfeksionis pada mahasiswa dalam mengerjakan tugas

yang telah direncanakan dalam pedoman wawancara kepada responden.

a. Pertanyaan penelitian :

Berdasarkan Skala Perfeksionisme Multidimensi

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

No Aspek Indikator Pertanyaan

1. Self-Oriented Menetapkan Standar

yang amat tinggi

terhadap diri.

1. Apa tujuan anda mengerjakan

tugas?

2. Apa yang anda pikirkan dan

rasakan ketika anda tidak berhasil

mencapai tujuan anda?

3. Apa yang dimaksud dengan

kesuksesan menurut anda?

4. Menurut anda seberapa penting,

jika anda mendapatkan nilai A?

5. Bagaimana usaha anda untuk

menjadi yang terbaik dalam

mengerjakan tugaas?

Kritik dan pengawasan

diri.

6. Hal-hal apa sajakah yang membuat

anda merasa ada yang kurang dari

pekerjaan yang anda lakukan?

7. Seberapa penting anda melakukan

hal terbaik dalam mengerjakan

tugas?

8. Bagaimana perasaan anda ketika

tugas yang anda kerjakan belum

maksimal?

Hasrat untuk terus-

menerus berusaha agar

tidak pernah salah atau

gagal.

9. Menurut anda, apakah anda merasa

tidak mempunyai kekurangan

ketika mengerjakan tugas?

10. Apakah anda harus bekerja dengan

potensi penuh setiap saat?

11. Apakah anda selalu memotivasi

diri anda ketika anda mulai

kesusahan dalam mengerjakan

tugas?

Kecenderungan pada

kerapian dan keteraturan

yang sangat detail.

12. Apakah anda mengerjakan tugas

dengan terstruktur?

13. Apakah anda mengerjakan tugas

secara sistematik dan sesuai

dengan aturan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

40

14. Apakah anda dalam mengerjakan

tugas selalu tertata rapi?

2. Other-Oriented Kecenderungan individu

menuntut agar orang lain

memenuhi standar-

standar yang amat tinggi.

15. Apakah anda berharap lebih

terhadap teman-teman anda?

16. Jika anda meminta seseorang untuk

melakukan sesuatu, apa yang anda

harapkan dari seorang tersebut?

17. Seberapa sering anda mengkritik

teman anda dalam mengerjakan

tugas?

18. Apakah anda tidak tahan melihat

orang lain membuat kesalahan?

19. Apakah anda memiliki harapan

yang tinggi (nilai A) untuk teman

anda?

20. Apakah anda berusaha mengajak

belajar kepada teman yang

mempunyai nilai rata-rata agar

mendapatkan nilai A?

21. Apakah anda pernah menyuruh

teman anda untuk mengerjakan

tugas yang sulit?

Reaktivitas terhadap

kesalahan

22. Apakah anda sering mengatur

teman anda ketika teman anda

melakukan kesalahan?

23. Apakah anda merasa selalu ada

yang kurang terhadap tugas yang

orang lain kerjakan?

3. Socially-

Prescribed

Orang lain menuntut dan

mengharapkan individu

untuk selalu berhasil

mencapai prestasi

dengan standar yang

tidak realistis.

24. Bagaimana tanggapan orang-orang

ketika anda membuat kesalahan?

25. Apakah keluarga anda

mengharapkan anda untuk

mencapai nilai maksimal?

26. Apakah orangtua anda

mengharapkan anda untuk unggul

dalam semua mata kuliah?

27. Bagaimana pendapat orangtua anda

jika gagal mendapatkan hasil yang

maksimal?

28. Bagaimana menurut pendapat

orang lain ketika anda sudah

melakukan yang terbaik?

29. Apakah anda merasa bahwa orang

terlalu menuntut anda?

30. Apakah orang-orang yang penting

bagi anda “seharusnya” tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

41

pernah mengecewakan anda?

Tuntutan dari orang lain,

terkait dengan persepsi

individu perfeksionis

dapat dipenuhi untuk

mendapatkan

penerimaan dan

penghargaan dari

lingkungannya.

31. Bagaimana perasaan anda untuk

memenuhi harapan orang lain?

32. Jika anda membantu teman anda

mengerjakan tugas dengan baik,

dengan begitu apakah anda

diharapkan untuk membantunya

lagi?

33. Bagaiamana tanggapan orang lain

jika anda tidak unggul dalam

segala hal?

34. Bagaimana pendapat anda ketika

anda tidak dapat diganggu dengan

orang-orang yang tidak mau

berusaha untuk menjadi lebih baik?

Keraguan tentang

kualitas tindakan yang

dilakukan.

35. Bagaimana orang lain

mengharapkan lebih dari anda?

36. Bagaimana pendapat orang lain

ketika anda masih berkompeten

bahkan jika anda melakukan

kesalahan?

E. Keabsahan Data

Agar penelitian ini menjadi penelitian ilmiah, maka data yang

diperoleh perlu diperiksa keabsahannya. Metode pengujian keabsahan data

yang digunakan adalah triangulasi. Triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Meleong,

2008). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber.

Hal itu dapat dicapai dengan cara: (1) membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang

di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3)

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengna apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa

yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

42

dikatakannua sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat

biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang

pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu

dokumen yang berkaitan (Meleong, 2008:331).

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan,dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menysusn ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain. Tahapan analisis yang dilakukan peneliti

yaitu:

1. Rekam

Peneliti merekan seluruh pembicaraan wawancara dengan responden

menggunakan recorder.

2. Menyusun verbatim

Peneliti menyusun verbatim dari seluruh pembicaraan yang terekam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

43

3. Reduksi data

Dari hasil verbatim yang kompleks dan rumit, peneliti merangkum

verbatim, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dan membuang yang tidak perlu.

4. Pengkodean/Coding

Pengkodean yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengkondean

berbuka. Pengkodean berbuka merupakan bagian dari analisis yang

terutama barkaitan dengan pemberian nama dan pengelompokkan

fenomena melalui pemeriksaan data yang cermat (Strauss & Corbin,

2003:56). Adapun prosedur yang digunakan yaitu:

a. Penemuan Kategori

Konsep-konsep hasil penelitian dikelompokkan yang sama dengan

yang sama. proses pengelompokkan konsep yang tampaknya

berhubungan dengan fenomena yang sama disebut pengkategorian

(Strauss & Corbin, 2003:60).

b. Penamaan Kategori

Setelah data dikategorikan, kategori-kategori tersebut perlu diberikan

nama/coding. Sumber nama yang digunakan peneliti adalah kata dan

frase yang digunakan mudah diinigat. Pentingnya penamaan kategori

yaitu agar peneliti dapat mengingatnya dan membahasnya.

c. Variasi Cara Pengkodean Berbuka

Terdapat beberapa cara pendekatan terhadap proses pengkodean

berbuka. Pendekatan yang peneliti gunakan yaitu mengkodean per

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

44

kalimat atau paragraf. Peneliti mencari gagasan utama yang

terkandung dalam kalimat atau paragraf, lalu memberikannya nama/

kode.

5. Analisis

Peneliti menganalisis data yang telah disusun dan sudah diberi kode.

Setelah memberi kode pada tema yang muncul dalam verbatim,

selanjutnya adalah kategorisasi atau penyajian data. Kategorisasi berarti

memilah-milah tema-tema yang besar, sub-sub tema dari semua data

sehingga dapat ditemukan pola dari verbatim. Setelah menemukan

kalimat yang memperkuat tema, maka tahap selanjutnya menyaring data.

Penyaringan data dilakukan dengan mencari gambaran besar dari hasil

penelitian, memilah yang penting dan yang tidak penting, temuan yang

utama atau yang hanya penunjang. Setelah semua tahap dilakukan,

selanjutnya melakukan interpretasi akhir. Tahap ini menjelaskan makna

yang terpenting dari data yang diperoleh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang informasi-informasi yang telah diperoleh

dilapangan pada saat penelitian sebagai studi kasus seperti yang telah dijelaskan

dalam BAB III. Informasi berikut diperoleh langsung dari sumber yang relevan

sebagai penguat data.

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan

wawancara. Terlebih dahulu dilakukan dengan observasi di lapangan, setelah

itu observasi penelitian dilakukan terhadap dua subjek. Observasi dilakukan

demi untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan lingkungan kehidupan

sehari-hari subjek. Hasil observasi ini akan digunakan dalam penyusunan

guide interview (pedoman wawancara) yang akan digunakan dalam

penelitian. Guide interview yang disusun akan berisi beberapa pertanyaan

yang diharapkan mampu mengungkapkan permasalahan penelitian.

Guide interview yang disusun berdasarkan perntanyaan yang

diharapkan mampu mengungkapkan hal-hal yang menjadi pertanyaan

penelitian. Kemudian disusun daftar pertanyaan yang dapat dilihat pada

lampiran. Dalam proses wawancara, pertanyaan dapat dikembangkan sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan penelitian.

Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah peneliti mencari subjek yang

tepat untuk dijadikan bahan penelitian. Peneliti menemui langsung kedua

subjek yang akan diteliti karena kedua subjek menyadari bahwa diri subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

46

adalah pribadi yang perfeksionis. Setelah itu peneliti berbicara dengan baik-

baik mengenai diri subjek sebagai pribadi yang perfeksionis sehingga

mendapatkan ijin dari kedua pihak subjek untuk dijadikan bahan penelitian.

Setelah adanya kesediaan dari subjek untuk diteliti, maka selanjutnya

menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan penelitian. Penentuan

waktu yang disepakati untuk penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Januari

2018 dan 31 Januari 2018.

Wawancara yang pertama dilakukan di kos Melati pada tanggal 28

Januari 2018 pukul 16.00-17.00 WIB. Wawancara kedua dilaksanakan di kos

Mawar pada tanggal 31 Januari pukul 21.00-22.00 WIB.

B. Pelaksanaan Intervensi dan Hasil Penelitian

Dari observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap kedua

subjek diperoleh hasil yang berkaitan dengan pribadi perfeksionisme dalam

mengerjakan tugas akademik.

1. Gambaran perfeksionis pada mahasiswa dalam mengerjakan tugas

akademik.

a. Mawar

Mawar merupakan anak perempuan tunggal yang

mempunyai hobi membaca dan menyanyi. Mawar lulusan dari SMK

yang mempunyai cita-cita sebagai dosen atau berkarir di dunia

pendidikan. Ekonomi keluarga Mawar tergolong menengah, hal itu

membuat Mawar berhenti satu tahun setelah lulus SMK untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

47

bekerja demi membantu perekonomian orangtua dan sambil mencari

beasiswa untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Setelah

mendapatkan beasiswa penuh untuk masuk program studi

Bimbingan dan Konseling di Universitas Sanata Dharma, Mawar

dituntut oleh orangtuannya untuk selalu berhasil mencapai prestasi.

Oleh karena itu, tuntutan orangtua mengharapkan nilai yang

maksimal (A) dalam mengerjakan tugas.

Dalam proses perkuliahan, Mawar termasuk mahasiswa yang

selalu fokus saat proses pembelajaran berlangsung. Bagi Mawar

sembilan puluh persen harus memperhatikan dosen karena Mawar

cenderung menggunakan gaya belajar mendengarkan (auditory) dan

selalu mencatat penjelasan dari dosen. Hal ini terbukti ketika proses

belajar berlangsung handphone miliknya selalu di matikan karena

dapat mengganggu dirinya untuk konsentrasi. Usaha-usaha tersebut

bertujuan untuk mencapai nilai yang maksimal (A) dan dapat

membanggakan kedua orangtua. Namun disisi lain Mawar juga

merasa kecewa dan tertekan ketika tidak berhasil mencapai tujuan.

Dalam mengerjakan tugas, Mawar mempunyai target sendiri kapan

dia mengerjakan tugas tetapi sering kelewat batas dari target yang

ditetapkan. Mawar juga sering mencemaskan isi atau konten yang

dikerjakan orang lain (merasa tidak puas).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

48

b. Melati

Melati adalah anak pertama dari dua bersaudara, Melati

mempunyai hobi membaca, menari, memasak, dan menyanyi. Cita-

cita Melati adalah menjadi seorang konselor profesional dan

sekaligus pengusaha. Melati memiliki target yang tinggi karena

menurut Melati memiliki kualitas diri untuk mampu mencapai tujuan

yang diinginkan. Melati selalu memiliki pola pikir sendiri yang

menuntut dirinya sendiri untuk mengerjakan tugas dengan usaha

terbaik karena ingin membuktikan bahwa Melati mampu dan

membuat bangga orangtua.

Melati sering mendengarkan musik sambil mengerjakan

tugas. Dalam proses mengerjakan tugas Melati cenderung menunda-

nunda hingga deadline. Terkadang ketika kerja kelompok Melati

memprioritaskan mengerjakan tugasnya terlebih dahulu karena

dalam waktu dekat akan dikumpulkan.

2. Aspek perfeksionis yang dominan pada 2 mahasiswa yang menjadi

subjek penelitian.

Kedua subjek memiliki jenis perfeksionis yang berbeda dalam

mengerjakan tugas. Hasil data yang didapatkan oleh peneliti terhadap

Mawar bahwa subjek merupakan pribadi perfeksionis socially prescribed

yang mengarah ke perfeksionis yang menyimpang. Hal tersebut

dikarenakan subjek dituntut oleh orangtuanya untuk bisa mendapatkan

nilai yang maksimal. Oleh karena itu, Mawar merasa tertekan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

49

tuntutan orangtua yang mengharapkan nilai yang maksimal (A) dalam

mengerjakan tugas. Dalam hal ini Mawar mengungkapkan:

Mawar: “Iya sangat, mama biasanya “hah IPmu segitu? Kok turun”

oh my god, terutama papaku sih, papaku tuh orangnya menuntut

banget nilai. Jadi itulah kenapa aku jadi kayak ambisius, yang harus

gini-gini, orangtuaku juga nuntut. Apalagi aku anak tunggal, ya

cuman aku yang bisa diharapkan, biasanya kayak kemaren “loh

kemaren 4, kok sekarang jadi 3,8” ya gitu-gitulah. Sebenernya kalo

marah tuh enggak cuman kalimat-kalimatnya itu membuatku untuk ya

gak boleh aku dapet nilai segitu, kek pernah papaku ngomong tpi aku

lupa kalimatnya yang intinya “loh anak e papa kan pinter Ipnya tuh

4” jadi membuat seolah-olah gak boleh nilai turun. Marahin bentak-

bentak itu enggak cuman ya itu tadi mengucapkan kalimat-kalimat

harapan dan menuntuk untuk aku bisa yang kayak gini dan gak boleh

kayak gitu. Kalo papaku sering banding-bandingin aku sama si A si B

padahal papaku gak tau juga nilainya berapa, kalo mamaku lebih

mendetail biasanya “kenapa toh nilaimu bisa turun? Kebanyakan

rapat yo? Kecapekan? Mana yang lebih jadi prioritasmu gitu-gitu.”

Untuk alasan apa Mawar ingin selalu nilai yang unggul, dalam hal ini

subjek mengungkapkan sebagai berikut:

Mawar: “Ya itu tadi sama kayak itu. “Yo kan kamu dulu bisa to

ngerjain kayak gini kok sekarang gak bisa?”. Kalo papaku sih ya itu

tadi “anak e papa itu pinter toh? Lhaiya kamu pasti bisa”. Intinya

kalimatnya diulang-ulang kurang lebih kayak gitu. Aku tau papaku

nuntut kayak gitu alesannya kenapa? Misalkan aku kan dapet

beasiswa aku tahu kebutuhanku maksudte itu segagai dasar kenapa

aku harus unggul. Tapi kalo mamaku ingetin “kamu kan dapet

beasiswa kan? Kamu harus tau prioritasmu apa?” diingetin juga

masa perjuanganku biar daper beasiswa untuk terus bertahan. Ohiya

gini juga “kamu kan dari keluarga yang sederhana ya? Jadi bawa

nama baik keluarga. Kamu juga harus bisa kayak yang lain-lain.”

Sedangkan hasil data yang didapatkan oleh peneliti terhadap

Melati bahwa subjek merupakan pribadi perfeksionis self-oriented yang

mengarah ke perfeksionis menyimpang. hal tersebut dikarenakan Melati

mempunyai standar yang tinggi dalam tujuannya sehingga Melati

menekan dirinya sendiri harus bisa mencapainya. Jika Melati gagal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

50

mencapai tujuannya maka Melati akan merasa terpukul. Hal ini dapat

dilihat kutipan hasil wawancara dengan subjek Melati.

Untuk tujuan apa Melati mengerjakan tugas, dalam hal ini subjek

mengungkapkan sebagai berikut:

Melati: “Tujuan saya adalah saya ingin.. yang pertama

menyelesaikan tugas yang di berikan dosen, tapi lebih dari itu saya

mengerjakan tugas karena saya ingin memberikan yang terbaik, saya

ingin orang tau kualitas saya seperti ini dilihat dari tugas saya. Saya

ingin tugas saya itu berkualitas baik dan orang yang melihat itu akan

paham, mengerti, memuji “oh ternyata dia bisa berpikir seperti ini”

kayak gitu sih.”

Melati memikirkan dan merasakan ketika tidak mencapai tujuan yang

diharapkan, dalam hal ini subjek mengungkapkan sebagai berikut:

Melati: “Pertama sedih iya pasti, kayak ngerasa minder apalagi

ngeliat temen ada yang berhasil. Itu mungkin kalo dari 100%

perasaanku ada di 10% lebih dari itu saya sadar, saya harus belajar

karena saya seperti ini karena salah saya sendiri. Lebih melihat kesitu

yaa sebagai pelajaran “lain kali jangan lagi seperti itu”.

Menyalahkan diri sendiri juga ada sih pas pada hari itu tapi esok

harinya terus lupa karena kan itu salah saya sendiri.”

3. Dampak perfeksionis yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan

tugas akademik.

Dampak yang sering dialami oleh Mawar antara lain merasa

kecewa dan tertekan ketika tidak berhasil mencapai tujuan, sering

menunda-nunda mengerjakan tugas, mencemaskan isi atau konten yang

dikerjakan orang lain (tidak puas). Setelah merasa gagal, Mawar

merefleksikan diri untuk melihat kembali dimana letak kesalahan yang

dilakukannya. Hal tersebut terbukti dengan kutipan hasil wawancara pada

Mawar sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

51

Mawar: “Wah kalo aku sih rasanya sedih, kecewa, terus tertekan

juga. Nah pas sedih itu aku pasti merefleksikan diriku, dimana yang

kurang apa yang belum? Dari situ aku mesti menuntut diri untuk lebih

baik lagi.”

Hal-hal yang membuat Mawar merasa ada yang kurang dari pekerjaan

dilakukan, dalam hal ini subjek mengungkapkan sebagai berikut:

Mawar: “Kalo aku tipikal orangnya sebernernya bertarget gitukan

aku bakal ngerjainnya hari ini selesainya segini gitu kan? Tapi

kadangnya meleset gitulah manusia hahaha, kelewat dari target.

Kadang kayaknya molor gitu, misal masih ada dua hari lagi kok.

Akhirnya gitu deh. Kadang baru mulai sedikit terus ada yang lebih

diperioritaskan lagi jadi ditunda. Jadi meleset gak tepat

deadlinenya.”

Dampak yang dialami Mawar tidak hanya dari orientasi diri saja

(internal) namun juga berorientasi pada orang lain (eksternal). Seperti

dalam kerja kelompok, Mawar selalu merasa ada yang kurang dalam

pekerjaan salah satu anggota kelompok. Hal tersebut terbukti dari

ungkapan wawancara Mawar sebagai berikut:

Mawar: “Iya, biasanya gak sempurna. Bukan gak sempurna lebih

tepatnya kek gini. Biasanya sebenernya dia bisa ngerjain lebih, tapi

dikerjainnya yaudahlah 1 paragraf aja cukup ngapain sih banyak-

banyak kek curhat. Kayak dia tuh sebenernya dong, maksudte masih

banyak yang dia bisa gali dan aku ngerti dia bisa lebih ngerjain

daripada itu tapi gak maksimal. Lebih ke isi sih konten kurang

maksimal gak lengkap.”

Sedangkan dampak yang dialami oleh Melati antara lain sering

merasa sedih dan minder melihat orang lain berhasil, masih sering

terlambat dalam mengumpulkan tugas karena mengerjakan tugas saat

deadline, selalu merasa ada yang kurang terhadap tugas yang dikerjakan

teman. Ungkapan tersebut terdapat pada hasil wawancara. Kutipan hasil

wawancara pada Melati sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

52

Melati: “Pertama sedih iya pasti, kayak ngerasa minder apalagi

ngeliat temen ada yang berhasil. Itu mungkin kalo dari 100%

perasaanku ada di 10% lebih dari itu saya sadar, saya harus belajar

karena saya seperti ini karena salah saya sendiri. Lebih melihat kesitu

yaa sebagai pelajaran “lain kali jangan lagi seperti itu”.

Menyalahkan diri sendiri juga ada sih pas pada hari itu tapi esok

harinya terus lupa karena kan itu salah saya sendiri.”

Hal-hal yang membuat Melati merasa ada yang kurang dari pekerjaan

yang dilakukan, dalam hal ini subjek mengungkapkan sebagai berikut:

Melati: “Yang merasa kurang itu karena deadline, mengerjakan ya

saat itu mau dikumpulkan kalo misalnya beberapa jam sebelum

dikumpulkan maksudnya saya mengukur dulu tingkat kesulitannya

dimana atau sehari sebelum itu. Makanya saya masih merasa kurang

yaitu saya kan kerjanya deadline kayak gini, khawatirnya nanti bener

atau enggak ya itu karna deadline sih. Karena aku tipe deadline.”

Dampak lain yang dialami Melati dalam memandang pekerjaan

orang lain ketika sedang kerja kelompok adalah merasa kurang sempurna

dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut terbukti dalam ungkapan

wawancara Melati sebagai berikut:

Melati: “Iya ketika saya diminta untuk mengecek kembali tugas teman

yang belum dikumpulkan nah disitu saya sering minta untuk

diperbaiki kalo ada yang salah.”

4. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa perfeksionis dalam

mengerjakan tugas akademik.

Mawar menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa

perfeksionis dalam mengerjakan tugas. Salah satu faktor penyebab

pembentukan kepribadian perfeksionis yang paling mendasar adalah

pola asuh dari lingkungan keluarga. Sesuai dengan pendapat Stoeber dan

Roche (2012) yang mengatakan dalam lingkungan keluarga, individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

53

berkembang dengan pola asuh orangtua yang membentuk sebuah

kebiasaan. Untuk membentuk sebuah kebiasaan individu cenderung

meniru mengasuh mereka. Hal ini dapat ditemukan kutipan wawancara

berikut:

Mawar: “Iya sangat, mama biasanya “hah IPmu segitu? Kok turun”

oh my god, terutama papaku sih, papaku tuh orangnya menuntut

banget nilai. Jadi itulah kenapa aku jadi kayak ambisius, yang harus

gini-gini, orangtuaku juga nuntut. Apalagi aku anak tunggal, ya

cuman aku yang bisa diharapkan, biasanya kayak kemaren “loh

kemaren 4, kok sekarang jadi 3,8” ya gitu-gitulah. Sebenernya kalo

marah tuh enggak cuman kalimat-kalimatnya itu membuatku untuk ya

gak boleh aku dapet nilai segitu, kek pernah papaku ngomong tpi aku

lupa kalimatnya yang intinya “loh anak e papa kan pinter Ipnya tuh

4” jadi membuat seolah-olah gak boleh nilai turun. Marahin bentak-

bentak itu enggak cuman ya itu tadi mengucapkan kalimat-kalimat

harapan dan menuntuk untuk aku bisa yang kayak gini dan gak boleh

kayak gitu. Kalo papaku sering banding-bandingin aku sama si A si B

padahal papaku gak tau juga nilainya berapa, kalo mamaku lebih

mendetail biasanya “kenapa toh nilaimu bisa turun? Kebanyakan

rapat yo? Kecapekan? Mana yang lebih jadi prioritasmu gitu-gitu.”

Orangtua Mawar mengharapkan mawar untuk unggul dalam semua

mata kuliah, dalam hal ini subjek mengungkapkan sebagai berikut:

Mawar: “Iya mereka selalu mengharapkan unggul dalam semua mata

kuliah, karena hal itu menjadi dasar agar saya tetap mendapatkan

beasiswa untuk terus kuliah dan membawa nama baik orangtua.”

Menurut pendapat orangtua Mawar jika Mawar gagal mendapatkakn

hasil yang maksimal, dalam hal ini subjek mengungkapkan sebagai

berikut:

Mawar: “Itu tadi sih, kurang lebih sama. intinya gak boleh turunlah

minimal sama kayak yang kemaren. Kalo turun pasti ditanya yaa

ujung-ujungnya kayak gitu lagi. Gitu sih.”

Berbeda dengan Melati, orangtua Melati tidak menuntut Melati

untuk mendapatkan nilai yang sempurna atau unggul dalam semua mata

kuliah namun Melati sendiri yang menetapkan bahwa dirinya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

54

sempurna. Melati mempunyai tolak ukur sendiri bagaimana dirinya bisa

mengerjakan tugas dengan baik. Hal ini dapat ditemukan kutipan

wawancara berikut:

Melati: “Kalo dari keluarga sih tidak tapi orangtua cuman

menginginkan yang terbaik saja dan yang penting saya dapat

memahami dan mengerti materi yang dipelajari.”

Orangtua Melati mengharapkan Melati untuk unggul dalam semua

mata kuliah, dalam hal ini subjek mengungkapkan sebagai berikut:

Melati: “Tidak, karena orangtua saya bukan tipe yang menuntut

anaknya untuk harus ini-itu mereka cukup yang terbaik buat saya. Ya

saya tau mana yang terbaik buat saya.”

Menurut pendapat orangtua Melati jika Melati gagal mendapatkakn

hasil yang maksimal, dalam hal ini subjek mengungkapkan sebagai

berikut:

Melati: “Biasanya Orangtua saya cuman memaklumi dalam arti tidak

menjatuhkan saya kalo saya gagal dapat nilai A misalnya. Terus

biasanya motivasi saya untuk bisa lebih baik lagi.”

C. Pembahasan

1. Gambaran perfeksionis pada mahasiswa dalam mengerjakan tugas

akademik.

Gambaran perfeksionisme pada kedua mahasiswa dalam

mengerjakan tugas merupakan suatu proses dimana kedua subjek

berusaha untuk tidak melakukan kesalahan untuk mencapai nilai

maksimal. Namun untuk mencapai nilai maksimal kedua subjek harus

menuntut dirinya atau dituntunt oleh orangtua untuk tidak membolehkan

nilainya turun. Kedua subjek mempuyai jenis yang berbeda tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

55

berdampak negatif yang sama pada kedua subjek seperti sedih dan

kecewa akan dirinya sendiri ketika kedua subjek merasa kurang puas apa

yang dikerjakannya.(WMRDP-1)(WMLAP-1)

2. Aspek perfeksionis yang dominan pada 2 mahasiswa yang menjadi

subjek penelitian

Dalam proses mengerjakan tugas akademik, gambaran dari kedua

mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini menemui berbagai macam

masalah karena memiliki kepribadian perfeksionis. Kepribadian

perfeksionis ini menjadi suatu hambatan bagi mahasiswa dalam

mengerjakan tugas, hambatan yang dialami mahasiswa berupa tekanan

dari dalam diri (Self-Oriented) maupun dari orang lain (Socially-

prescribed). Subjek Mawar yang mengalami kepribadian perfeksionis

berupa tekanan dari diri dan orang lain (WMRAP-1, WMRAP-2,

WMRFP-1, WMRDP-2). Hal ini juga dikatakan temannya bahwa Mawar

seringkali dituntut oleh orangtuanya untuk berprestasi agar tetap

mendapatkan beasiswa, karena keluarga Mawar memiliki ekonomi

menengah. Sedangkan subjek Melati mengalami kepribadian perfeksinis

berupa tekanan dari dalam diri (WMLAP-1). Pendapat teman Melati juga

mengatakan bahwa Melati sering berjuang agar tidak melalukan

kesalahan untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Sejalan dengan Hewitt

dan Flett (1991, 1993) yang menjelaskan bahwa perfeksionis ini berfokus

pada orientasi diri terkait dengan menetapkan standar yang amat tinggi

terhadap diri, kritik, dan pengawasan diri berlebihan yang membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

56

seseorang tidak bisa menerima kesalahan atau kegagalan. Dimensi

perfeksionisme yang ini mengandung hasrat untuk terus-menerus

berusaha agar tidak pernah salah atau gagal. Sedangkan hambatan berupa

tekanan dari orang lain terkait persepsi bahwa orang lain menuntut dan

mengharapkan dirinya untuk selalu berhasil mencapai prestasi dengan

standar yang tidak realistis.

3. Dampak perfeksionis yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan

tugas akademik.

Dampak dari kepribadian perfeksionis ini membuat subjek merasa

sedih, kecewa, dan tertekan untuk berusaha lebih baik lagi. Melihat dari

situ subjek langsung merefleksikan diri untuk melihat dimana

kekurangannya dan menuntut diri untuk lebih sempurna. Dampak lain

dari kedua subjek adalah sering mengerjakan tugas kelewat batas

pengumpulan yang telah ditentukan oleh dosen. Hal tersebut dikarenakan

kedua subjek mengerjakan tugas pada saat deadline dan pada saat

pengumpulan tugas kedua subjek ini merasa tidak puas terhadap tugas

yang dikerjakan lalu mengecek hingga mendetail. Akibatnya kedua

subjek sering terlambat mengumpulkan tugas (WMRDP-1)(WMLDP-2).

Hal ini juga didukung dengan pernyataan salah satu teman kedua subjek

yang beranggapan bahwa subjek Melati selalu mengerjakan tugas ketika

waktunya sudah deadline baru serius dan fokus mengerjakan tugas.

Akibatnya subjek Melati sering mengeluh kepada salah satu temannya

karena cemas akan tugasnya yang belum maksimal. Sedangkan anggapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

57

untuk subjek Mawar adalah seringkali menunda-nunda mengerjakan

tugas dimana menurut salah satu temannya subjek Mawar

memperioritaskan tugas yang sudah deadline dahulu. Tidak hanya itu,

menurut salah teman Mawar juga berpendapat bahwa Mawar terlalu

mendetail untuk menuntut teman hinggga sempurna.

4. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa perfeksionis dalam

mengerjakan tugas akademik.

Terdapat dua faktor yang mampu membentuk kepribadian

perfeksionis yaitu internal dan eksternal. Dalam faktor eksternal, menurut

Stober dan Roche (2014) menyebutkan bahwa hal yang paling mendasar

membentuk individu dengan kepribadian perfeksionis adalah pola asuh

dari lingkungan terutama dari keluarga. Dalam lingkungan keluarga,

individu berkembang dengan pola asuh orangtua yang membentuk

sebuah kebiasaan. Secara tidak sengaja individu meniru kebiasaan cara

pola asuh mereka. Seperti yang dilakukan oleh orangtua Mawar terhadap

Mawar, orangtua Mawar selalu mengharapkan Mawar untuk unggul

dalam semua mata kuliah (WMRAP-2), karena hal itu menjadi dasar agar

Mawar tetap mendapatkan beasiswa untuk terus kuliah dan membawa

nama baik orangtua (WMRFP-2). Mawar dituntut oleh orangtuannya

sejak dari dulu ketika masih sekolah, hingga saat ini Mawar terbiasa

dengan tuntutan dari orangtuanya karena orangtuanya menginginkan

yang terbaik untuk Mawar. Hal ini juga didukung pendapat dari teman

Mawar yang beranggapan bahwa Mawar selalu menuntut dirinya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

58

sempurna karena tidak ingin mengecewakan orangtuanya. Sebaliknya

dengan Mawar, faktor yang membentuk kepribadian Melati adalah faktor

internal. Melati tidak dituntut oleh orangtuanya untuk unggul dalam

semua mata kuliah namun orangtuanya meminta Melati paham dan

mengerti terhadap apa yang dipelajari. Melati sendiri yang membentuk

dirinya sebagai pribadi yang perfeksionis. Hal tersebut dikarenakan

Melati merasa tertantang untuk mendapatkan nilai yang sempurna dan

membuktikan bahwa dirinya memiliki kualitas yang pantas untuk

dibanggakan (WMLFP-1). Menurut salah satu teman Melati bahwa

Melati selalu menuntut dirinya sendiri dan ingin mendapatkan nilai A

karena Melati ingin menunjukkan bahwa dirinya bisa mengerjakan tugas

yang sulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

59

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini dipaparkan simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

Bagian kesimpulan memaparkan keseluruhan hasil penelitian. Bagian

keterbatasan penelitian memuat keterbatasan peneliti. Bagian saran memuat

masukan bagi peneliti lain supaya dapat melakukan penelitian yang jauh lebih dari

peneliti ini.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan

penelitian yang berkaitan dengan perfeksionisme pada mahasiswa

mengerjakan tugas adalah:

1. Gambaran perfeksionisme pada mahasiswa dalam mengerjakan tugas

merupakan suatu proses dimana kedua subjek berusaha untuk tidak

melakukan kesalahan dalam mencapai nilai maksimal. Namun untuk

mencapai nilai maksimal kedua subjek harus menuntut dirinya untuk

tidak melakukan kesalahan. Hal itu berdampak negatif pada kedua subjek

seperti sedih dan kecewa akan dirinya sendiri ketika kedua subjek merasa

kurang puas apa yang dikerjakannya.

2. Kasus yang diteliti oleh peneliti adalah dua mahasiswa yang khususnya

mengalami kepribadian perfeksionis. Kedua subjek tersebut, memiliki

jenis kepribadian yang berbeda yaitu perfeksionis yang berorientasi pada

diri (self-oriented) dan perfeksionis yang diharapkan oleh orang lain

(socially-prescribed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

60

3. Kedua subjek juga merasakan dampak sebagai seorang yang

perfeksionis. Dampak yang sering terjadi oleh kedua subjek adalah sering

mengerjakan tugas kelewat batas pengumpulan yang telah ditentukan

oleh dosen. Hal tersebut dikarenakan kedua subjek mengerjakan tugas

pada saat deadline dan pada saat pengumpulan tugas kedua subjek ini

merasa tidak puas terhadap tugas yang dikerjakan lalu mengecek hingga

mendetail. Akibatnya kedua subjek sering terlambat mengumpulkan

tugas. Disitu kedua subjek merasa sedih, kecewa, dan tertekan untuk

berusaha lebih baik lagi. Lalu subjek langsung merefleksikan diri untuk

melihat dimana kekurangan dan menuntut diri untuk lebih sempurna.

4. Ada perbedaan faktor yang menyebabkan kedua subjek sebagai pribadi

yang perfeksionis, yaitu internal dan eksternal. Faktor yang

menyebabkan Mawar sebagai pribadi perfeksionis adalah faktor eksternal

dari pola asuh dari keluarga. Dimana pola asuh orangtua yang

membentuk sebuah kebiasaan. Secara tidak sengaja individu meniru

kebiasaan cara pola asuh mereka. Orangtua subjek sering menginginkan

kedua subjek untuk semaksimal mungkin mengerjakan tugas karena

orangtua menginginkan yang terbaik, dari situlah kedua subjek membuat

standar yang tinggi secara terus menerus dan subjek tidak pernah puas.

Sebaliknya dengan Mawar, faktor yang membentuk kepribadian Melati

adalah faktor internal. Melati tidak dituntut oleh orangtuanya untuk

unggul dalam semua mata kuliah namun orangtuanya meminta Melati

paham dan mengerti terhadap apa yang dipelajari. Melati sendiri yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

61

membentuk dirinya sebagai pribadi yang perfeksionis. Hal tersebut

dikarenakan Melati merasa tertantang untuk mendapatkan nilai yang

sempurna dan membuktikan bahwa dirinya memiliki kualitas yang pantas

untuk dibanggakan.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan dan kekurangan. Peneliti ini

sadar bahwa masih banyak yang harus di perbaiki dan di sempurnakan.

Adapun keterbatasan peneliti antara lain:

1. Subjek menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah subjek

sehingga sulit dipahami oleh peneliti.

2. Waktu yang terbatas karena subjek sering mengikuti kegiatan organisasi

masing-masing sehingga peneliti sulit mengatur waktu untuk wawancara.

3. Peneliti sulit mencari literatur buku cetak yang berkaitan dengan

perfeksionisme sehingga peneliti hanya menggunakan jurnal.

C. Saran

1. Pihak prodi BK USD

Pihak prodi BK USD dapat memiliki kegiatan yang mampu memicu

kesadaran diri mahasiswa sebagai pribadi perfeksionis agar dalam

mengerjakan tugas tidak cenderung menunda-nunda pekerjaan dan cemas

terhadap tugas yang sudah dikumpulkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

62

2. Mahasiswa Perfeksionis

Ada baiknya mahasiswa yang memiliki kepribadian perfeksionis harus

memahami dirinya sendiri, dengan begitu mahasiswa dapat mengarahkan

dirinya sebagai perfeksionis yang normal atau positif.

3. Peneliti Lain

a. Peneliti hendakknya dapat membangun relasi yang hangat dan

mendalam dengan subjek yang akan menjadi responden dalam

penelitian tersebut. Hal ini menghindari persepsi negatir yang pernah

diterima/dimiliki oleh peneliti tersebut.

b. Peneliti tidak menutup kemungkinan untuk membangun relasi dengan

subjek yang lain. Hal itu akan memperkaya informasi yang

dibutuhkan sehingga informasi tersebut tidak hanya terfokus pada

subjek yang sudah ditentukan.

c. Peneliti hendaknya fleksibel dengan keadaan yang terjadi di lapangan

karena tidak menutup kemungkinan akan menjumpai hal-hal yang

baru/informasi yang baru terlepas dari tujuan yang ingin diteliti.

d. Peneliti dapat mengobservasi setiap perkembangan yang terjadi pada

diri subjek dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

63

DAFTAR PUSTAKA

Aditomo, A & S. Retnowati. (2004). Perfeksionisme, Harga Diri, dan

Kecenderungan Depresi pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi no 1, ISSN:

0215-8884.

Baron, R. & Wagele, E. (2005). Eneagram, Mengenal 9 Tipe Kepribadian

Manusia dengan Lebih Asyik. (Penerjemah: Leinovar Bahvein). Jakarta: PT.

Serambi Ilmu Semesta.

Blatt, S.J. 1995. The Destructiveness of Perfectionism: Implications for the

Treatment of Depression. American Psychologist.

Chang, E.C. 2000. Perfectionism as a Predictor of Positive and Negative

Psychological Outcomes: Examining a Mediation Model in Younger and

Older Adults. Journal of Counseling Psychology.

Codd, M. (2001). Perfectionism and Gifted Adolescent: Recognizing and helping

Gifted Adolescent Deal with their Perfectionism Tendencies.

http://www.riage.org/perfectionism2.html. Diakses tanggal 15 November

2017.

Dunkley, D.M., Blankstein, K.R., Halsall, J., Williams, M., & Winkworth, G.

2000. The Relation Between Perfectionism and Distress: Hassles, Coping,

and Perceived Social Support as Mediators and Moderators. Journal of

Counseling Psychology.

Dwi Siswoyo. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Erika Tjan. (2012). Komitmen terhadap Tugas Akademik Ditinjau dari Persepsi

terhadap tugas. Diakses dari http://eprints.unika.ac.id/4141/ pada tanggal 14

April 2018.

Flett, P.L., Hewitt, P.L., Shapiro, B., & Rayman, J. (2001). Perfectionism, and

Adjusment in Dating Relationship. Current Psychology.

Hewitt, P.L., & Flett, G.L. (1990). Perfeksionisme dan depresi: Analisis

multidimensi Jurnal Perilaku Sosial dan Kepribadian.

Hewitt,P.L., & Flett, G.L. (1991). Perfectionism in Self and Social Context:

Conzeptualization, Assesment, and Assosiation with Psychopatology. Jurnal

of Personality and Social Psychology.

https://beritaonline24.com/perfeksionis-bahaya-yang-dapat-merusak-karir-anda/ diakses

pada tanggal 12 Mei 2017.

http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/15/08/03/nshrtz328-sifat-

perfeksionis-bisa-mengganggu-kesuksesan diakses pada tanggal 12 Mei 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

64

Ines. (2010). Plus Minus Perfectionist Type. Diakses dari

http://kenesannes.blogspot.com/2010/07/plus-minus-perfectionist-type.html.

Pada tanggal 14 April 2018.

Klibert, J., Lamis, D.A., Naufel, K, Yancey, C.T., & Lohr, S. (2015). Associations

between Perfectionism and Generalized Anxiety: Examining Cognitive

Schmas and Gender. J Rat-Emo Cognitive – Behav Ther Spinger Science.

Martin M Antony. (1998). When Perfect Isn’t Good Enough: Strategies for

Coping with Perfectionism. US: New Harbinger Publications.

Meleong, Lexy J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Meleong, Lexy J. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Nugrahani U.P., (2010). Hubungan antara Persepsi terhadap Tugas

Akademik dengan Motivasi Belajar pada Siswa program Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (SMA Negeri 7 Purworejo). Diakses dari

http://eprints.undip.ac.id/10934/1/INTISARI.pdf pada tanggal 15 April 2018

Peters, C. (1996). Perfectionism. http://www.nexos.edu.au/teachstud/

~gat/peters.htm. Diakses tanggal 15 November 2017.

Pranungsari, Dessy. (2010). Kecerdasan dan Perfeksionisme Pada Anak Gifted di

Kelas Akselerasi. Humanitas.

Pratiwi, Sardiyah. (2016). Hubungan antara Perfeksionisme dan Ketidakpuasan

Terhadap Citra Tubuh Dewasa Awal. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Pishghadam, Reza (2011). Leaner Perfectionism and its Role in Foreign Language

Learning Success, Academic Achievement, and Leaner Anxiety. Journal of

Language Teaching and Research, Vol 2, No 2, Finland: Academy Publisher

Manufactured in Finland.

Rice, K.G., Ashby, J.S., & Slaney, R.B. 1998. Self-Esteem as a Mediator Between

Perfectionism and Depression: A Structural Equations Analysis. Journal of

Counseling Psychology.

Sekartini, R., Machmuroch, Karyanta, N., (2013). Pengaruh Perfeksionisme

Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Program Akselerasi. Jurnal

Psikologi dan Perkembangan Volume 2, No.3, Bandung: Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga.

Semiun, Yustinus, OFM. (2013). Teori-Teori Kepribadian Psikoanalitik

Kontemporer – 2. Yogyakarta : Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

65

Shafran, R, Egan, S., &Wade, T. (2010). Overcoming Perfectionism A self-help

guide using Cognitive Behavioral Tecniques. London: Constable & Robinson

Ltd.

Stairs, A.M, Smith, G.T., Zapolski,C.B., Comb, J.L., & Settles, R.E. (2012).

Clarifying the Construct of Perfectionism. Assesment SAGE.

Stoeber, J., & Roche, D.L. (2014). Affect Intensity Contribute to Perfectionistic

Self – Presentation in Adolescents Beyond Perfectionism. J Rat-Emo

Cognitive – Behave Ther.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar Baru

Algensido Offset.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Ratna, Paramita & Widayat, Iwan (2012). Perfeksionisme pada Remaja Gifted

(Studi Kasus pada Peserta Didik Kelas Akselerasi di SMAN 5 Surabaya).

Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

Wattimena, Elizabeth (2015). Hubungan Antara Perfeksionisme Dengan

Prokrastinasi Akademik Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa di

Fakultas Psikologi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana.

Winkel, W.S. (2012). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi.

Woolfolk, A. E. 1990. Educational Psychology Fourth Edition. New Jersey:

Prentice-Hall, Inc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

66

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

68

LAMPIRAN VERBATIM WAWANCARA

A. Subjek Mawar

Waktu : 1 Febuari 2018

Tempat : Kos Mawar

NO. Subjek Wawancara

1. Peneliti Apa yang dimaksud dengan kesuksesan menurut anda?

2. Mawar Kesuksesan menurutku itu berarti ketika aku punya tujuan yang

terwujud, jadi aku punya visi gitu ya dan aku bisa mewujudkan visi

itu gimana caranya mewujudkan visi itu lewat misi jadi misi itu

kayak serangkaian strategi-strategi yang ditempuh untuk meraih

visi, kayak gitu sih.

3. Peneliti Apa tujuan anda mengerjakan tugas?

4. Mawar Tujuan saya mengerjakan tugas adalah untuk memperoleh hasil

yang terbaik (A).

5. Peneliti Apa yang anda pikirkan dan rasakan ketika anda tidak berhasil

mencapai tujuan anda?

6. Mawar Wah kalo aku sih rasanya sedih, kecewa, terus tertekan juga. Nah

pas sedih itu aku pasti merefleksikan diriku, dimana yang kurang

apa yang belum? Dari situ aku mesti menuntut diri untuk lebih

baik lagi.

7. Peneliti Apa usaha anda untuk menjadi yang terbaik dalam mengerjakan

tugas?

8 Mawar Pertama kalo di kelas berusaha memperhatikan dosen karena aku

tipe belajarnya auditori jadi yang belajar lewat pendengaran dan

pasti aku sangat memperhatikan. Kedua menyingkirkan segala

macam godaan yaitu hp, karena pasti data seluler tak matiin, terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

69

hp tak masukin dalam tas. Yang ketiga mencari tahu bagaimana

karakteristik dosen mengajar bagaimana cara mengajarnya dan

bagaimana memberikan nilai. Yang keempat memaksimalkan

mengerjakan tugas kalo bisa diberikan terbaik. Yang kelima

mencatat penjelasan dosen, karena yang keluar saat ujian adalah

penjelasan dosen.

9 Peneliti Menurut anda seberapa penting, jika anda mendapatkan nilai A?

10 Mawar Sangat penting gila, bagiku adalah suatu kewajiban mendapatkan

nilai A hahaha. Aku dapet nilai B aja tuh terpuruk banget, kok bisa

aku dapet nilai B apa yang salah? Kemarin apa tugas yang belum

dikumpulin? Atau hubunganku dengan pembimbingnya

maksudnya yang ngajar gimana. Pokoknya lebih merenung kenapa

kok gak dapet A. Ya menurutku terlalu idealis sih kadang gak

bagus juga. Jadi kalo menurutku mensyaratkan semua mata kuliah

itu A hahaha. 90% sih dapet A kalo gak sih 10% memaklumi diri.

11 Peneliti Hal-hal apa sajakah yang membuat anda merasa ada yang kurang

dari pekerjaan yang anda lakukan?

12 Mawar Kalo aku tipikal orangnya sebernernya bertarget gitukan aku bakal

ngerjainnya hari ini selesainya segini gitu kan? Tapi kadangnya

meleset gitulah manusia hahaha, kelewat dari target. Kadang

kayaknya molor gitu, misal masih ada dua hari lagi kok. Akhirnya

gitu deh. Kadang baru mulai sedikit terus ada yang lebih

diperioritaskan lagi jadi ditunda. Jadi meleset gak tepat

deadlinenya.

13 Peneliti Seberapa penting anda melakukan hal terbaik dalam mengerjakan

tugas?

14 Mawar Penting sekali, kalo diskala 1-10 aku di angka 8 jadi ya pentingnya

ya penting banget. Soalnya ya sebenarnya yang pertama dapat nilai

tapi gak cuman dapet nilai sebenernya waktu kita ngerjain tugas

jadi paham apa yang diajarkan dosen kayak ngukur kita dong apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

70

blong. Kalo kita paham berarti kita bisa mengerjakan, kalo belum

bisa berarti ada yang belum paham.

15 Peneliti Bagaimana perasaan anda ketika tugas yang anda kerjakan belum

maksimal?

16 Mawar Ihh sedih, kecewa kayak merasa beban oh besok harus gak boleh

kayak gini. Kadang merasa bersalah gitu, aku belum maksimal nih

gak boleh kayak gini padahal sebenernya kemarin tuh bisa ngerjain

kayak gini lebih maksimal. Solusinya jika dikasih kesempatan

dikerjain lebih maksimal lagi kayak ngeluarin effort terbaik

biasanya aku ngeliat itu tugas apa tugasi sisipan 1, 2, UTS makin

besar nilainya maka semakin mengerjakan dengan maksimal.

17 Peneliti Menurut anda, apakah anda merasa tidak mempunyai kekurangan

ketika mengerjakan tugas?

18 Mawar Ya enggaklah, jadi aku punya deadline akhirnya gak bisa tepatin

deadline. Jadi sebenernya aku punya deadlineku sendiri tapi gak

bisa nepatin deadlinenya itu gitu. Misalnya aku nargetin hari ini,

tapi ujung-ujungnya enggak tak kerjain. Besoklah aku kerjain

minjem buku perpus, udah minjem nih habis gitu besoknya gak tak

kerjain. Udah dapet materinyakan tapi malah gak tak kerjain ya

begitulah.

19 Peneliti Apakah anda harus bekerja dengan potensi penuh setiap saat?

20 Mawar Iya, misalkan di kelas 90% itu aku bakal memperhatikan dosen

mengajar, jarang banget aku gak perhatiin dosen. Kalo skala 1-10

nih ya berarti ya 9. Kecuali kalo bener-bener sakit banget atau

bener-bener ada suatu hal yang penting. Tapi aku gak bakalan

pegang hp tpi kalo aku pengang hp pasti gak konsen jadi bener-

bener nyatet dan dengerin dosen.

21 Peneliti Apakah anda selalu memotivasi diri anda ketika anda mulai

kesusahan dalam mengerjakan tugas?

22 Mawar Iya, misalnya kalo aku berdoa sih. Kalo aku mulai susah gak bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

71

ngapa-ngapain ya berdoa, kayak minta kekuatan dari Tuhan, baca

Alkitab, baca Firman kayak gitu. Karna kalo orang-orang dapet

quotes motivasi tapi kalo aku dapetnya dari Firman. Yang kedua

biasanya kayak refleksi diri yaa itu tadi kayak pertanyaan

sebelumnya seperti merenungkan diri, kalo aku gagal itu kira-kira

gagalku kenapa ya? Yang salah aku dimana? Yang ketiga sharing

dengan orang yang aku percaya, jadi kayak minta saran gitu. Aku

juga sering sih nulis-nulis visiku dan tujuanku. Kalo aku udah

mulai down ya aku liat kembali tulisan-tulisan itu.

23 Peneliti Apakah anda mengerjakan tugas dengan terstruktur?

24 Mawar Iya aku tipikal orang yang berurutan jadi gak bisa loncat-loncat,

bisa sih kalo kepepet tapi aku lebih suka kalo ngerjain sesuatu yaa

bertahap walaupun nomer satunya susah gitu. Kecuali kalo UAS,

karna kan kalo UAS waktunya mepet. Tapi kalo mengerjakan

tanpa waktu biasanya kerjainnya gitu.

25 Peneliti Apakah anda mengerjakan tugas secara sistematik dan sesuai

aturan?

26 Mawar Iya pasti aku baca peraturan dulu cermat-cerma. Tak baca, kadang

aku 2x bacanya terus aku tipikal orang yang sebelum ngerjain, aku

akan baca dulu soal itu sampai selesai jadi aku gak akan kerjain

dulu tapi tak pahami dulu. Biasanya soal itu saling berkaitan,

misalkan nomer 1 suruh jelasin apa nanti nomer 2 ada kaitannya

dengan nomer 1. Jadi aku baca dulu perintahnya terus baca soalnya

1-10 terus aku mengkonsep jawabannya nomer 1 ini, nomer 2 ini,

jadi pastiin jawabannya.

27 Peneliti Apakah anda dalam mengerjakan tugas selalu tertata rapi?

28 Mawar Iya biasanya nek aku tak bikin garis lurus dipinggir biar rapi terus

kalo gak ada penggaris biasanya tak lipet. Kalo UAS tertulis

tulisannya sih awal-awal bagus tapi kalo udah mepet tinggal 1 jam

setengah jam makin gak karuan. Tapi kalo rapi sih ya rapi, sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

72

penomoran juga kayak di skripsi gitu.

29 Peneliti Apakah anda berharap lebih terhadap teman-teman anda?

30 Mawar Tergantung sih, kalo layak ya gak papa tapi kalo karakternya gak

layak ya.. tau gak maksudku? Kalo misalkan dia kelihatan

sungguh-sungguh dalam studinya ya.. misalkan sering merhatiin

dosen, sering aktif di kelas, sering nyatet yaa gak papa tapi

ternyata dianya agak pie-pie terus dapet nilai yang sama kok

kayaknya gak adil gitu sih. Aku liatnya tergantung dia berjuangnya

sih.

31 Peneliti Jika anda meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, apa yang

anda harapkan dari orang tersebut?

32 Mawar Ya dia juga, gini karna aku sering menuntut diriku untuk lebih baik

otomatis itu juga menjadi standar untuk menuntut orang kalo aku

minta ngelakuin yang terbaik gitu.

33 Peneliti Seberapa sering anda mengkritik teman anda dalam mengerjakan

tugas?

34 Mawar Emm ini kerja kelompok gak? Kalo kerja kelompok o yaiyalah

pasti itu buat kebaikan bersama itu nilaiku nilaimu e. Jadi itu ya

harus bersama-sama berjuangnya maksudte kek ayok larinya

bareng-bareng jangan nanti yang lain jalan. Jangan sampe aku

berjuang terus orang lain mung gak ada kontribusinya. Yaa aku

melakukan sempurna ya kamu juga dong. Itu kalo kelompok

sangat karena nilainya bareng-bareng. Tapi kalo kerjanya

individual karna kayak menurutku aku bertanggung jawab atas

hidupku, kalo bertanggung jawab atas hidupmu.

35 Peneliti Apakah anda tidak tahan melihat orang lain membuat kesalahan?

36 Mawar Hmm contohnya dirapat ini tadi deh, aku tuh orangnya paling gak

suka melanggar peraturan. Maksudte kalo udah sepakat siapa yang

gak bisa dateng di rapat hubungi aku gitu terus masih banyak

banget yang 5 menit sebelum rapat baru ngabarin. Maksudte halo?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

73

Ini aku udah ngomongin ini berminggu-minggu sebelumnya, mbok

ngertiin gitu maksudte yaa kecuali hal-hal yang mendadak,

misalnya kecelakaan atau apa. Tapikan itu beda, tapi kalo kayak

tiba-tiba ini kak ini masih ngambil baju korsa kak. Lho kan kamu

seharusnya bisa memilih prioritas. Kayak kadang aku suka susah

mentolerin kesalahan orang, terutama dalam hal peraturan.

Misalkan kamu gak boleh dateng rapat lebih dari 3 kali. Kalo misal

lebih mana komitmenmu? Gitu lho.

Kalo dalam konteks mengerjakan tugas, sama sih. Apalagi ada

sangkut pautnya sama aku di dalam kelompok. Misalkan dia

tugasnya download video terus aku ngerjain ppt. Tapi videonya

gak ada atau bahkan tidak ditemukan sama sekali, setidaknya apa

kek “ra ketang elek-elek seng penting video” setidaknya berusaha.

Kalo tidak sama sekali kayak bakal “lho kok bisa?” aku pasti akan

mencari alesannya kenapa samapai setedail-detailnya. Kalo aku

udah dapet penjelasan yang rasional bisa agak memaklumi tapi

kalo yang gak rasional gondok sih tapi berusaha menegurnya

dengan kasih maksudte yaudah nanti kita memohon dosen untuk

nyusulin videonya tapi aku tetep akan bikin dia untuk bertanggung

jawab. Gilak jadi inget masa-masa maba, sering aku dulu kayak

gitu.

37 Peneliti Apakah anda memiliki harapan yang tinggi ( nilai A) untuk teman

anda?

38 Mawar Enggak, kalo satu kelompok iya soalnya nilai kita bersama. Tapi

kalo individu enggak tapi kadang gak suka eh risih bukan gak

suka. Ketika ada orang yang sering bolos, sering banget gak

ngerjain tugas, terus lagi presentasi gak menguasai walaupun gak

sekelompok sama aku ya? Kayak pengen ayoklah mbok kamu

bangkit jangan kayak gitu to, ayok to maksudte udah mahasiswa

lho udah gede biaya mahaiswa itu gak murah rasanya pengen nilai

A enggak cuman pengen teriak ayok to mbok jangan gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

74

39 Peneliti Apakah anda berusaha mengajak belajar kepada teman yang masih

mempunyai nilai rata-rata agar mendapatkan nilai A?

40 Mawar Ngajak? Berarti bukan dia yang minta? Kalo ngajak enggak, tapi

kalo dia minta diajarin, aku ya sebisa yang aku mampu. Misalkan

nilaimu standar nih terus aku yang ayok yok tak ajain itu enggak.

Tapi kalo kamu minta tolong war, kalo waktu aku bisa secara aku

bisa ya ayok-ayok aja. Karna kalo dia gak punya kemauan ya

percuma juga.

41 Peneliti Apakah anda pernah menyuruh teman anda untuk mengerjakan

tugas yang sulit?

42 Mawar Enggak, tugas-tugas yang sulit pasti aku lebih percaya aku yang

ngerjain. Jadi biasanya ada tugas kelompok, pasti aku cari soal

yang lebih sulit untuk dikerjain aku aja. Aku tipikal orang yang

kurang percaya sama pekerjaan orang jadi mending untuk hal-hal

yang sulit pasti aku yang kerjain mereka yang lebih agak gampang

aja. Pikirku main aman sih, aku mau bertanggung jawab untuk hal

yang sulit biar daripada nanti kenapa-napa mending aku aja

biasanya gitu.

43 Peneliti Apakah anda sering mengatur teman anda ketika teman anda

melakukan kesalahan?

44 Mawar Iya, ngingeting sih pasti. “enggak lho enggak kayak gitu itu

spasinya gak 1,5 lho 1 doang” ngingeting biasanya. Terus kalo

dikelompok biasanya emang lebih suka ini sih mengelola maksudte

kek “tugasnya ini kamu ini” kayak mimpin sih. Lebih kayak

manejemen mengelola “nanti aku ini kamu ini, kita ngumpul hari

ini jam segini.”

Kadang kalo aku ngeliat orang yang ngerjain terus aku ngecek

masih ada typo pasti aku ngingetin atau langsung memperbaiki,

tergantung karakter orangnya sih kalo enak dikasih tau ya cukup

dikasih tau tapi kalo ngeyel ya tak perbaiki diem-diem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

75

45 Peneliti Apakah anda merasa selalu ada yang kurang terhadap tugas yang

orang lain kerjakan?

46 Mawar Iya, biasanya gak sempurna. Bukan gak sempurna lebih tepatnya

kek gini. Biasanya sebenernya dia bisa ngerjain lebih, tapi

dikerjainnya yaudahlah 1 paragraf aja cukup ngapain sih banyak-

banyak kek curhat. Kayak dia tuh sebenernya dong, maksudte

masih banyak yang dia bisa gali dan aku ngerti dia bisa lebih

ngerjain daripada itu tapi gak maksimal. Lebih ke isi sih konten

kurang maksimal gak lengkap.

47 Peneliti Bagaimana tanggapan orang-orang ketika anda membuat

kesalahan?

48 Mawar Biasanya mereka juga ngingetin, gak tau sih mereka jangan-jangan

kayak aku juga gitu ya? Yang aku tau ya itu ngingetin misalnya

“heh ini salah lho, ternyata bukan teorinya Darwin, tapi teorinya

Maslow gitu, ohiya deng aku lupa”. Biasanya responnya kayak

gitu.

49 Peneliti Apakah keluarga anda mengharapkan anda untuk mencapai nilai

maksimal?

50 Mawar Iya sangat, mama biasanya “hah IPmu segitu? Kok turun” oh my

god, terutama papaku sih, papaku tuh orangnya menuntut banget

nilai. Jadi itulah kenapa aku jadi kayak ambisius, yang harus gini-

gini, orangtuaku juga nuntut. Apalagi aku anak tunggal, ya cuman

aku yang bisa diharapkan, biasanya kayak kemaren “loh kemaren

4, kok sekarang jadi 3,8” ya gitu-gitulah. Sebenernya kalo marah

tuh enggak cuman kalimat-kalimatnya itu membuatku untuk ya

gak boleh aku dapet nilai segitu, kek pernah papaku ngomong tpi

aku lupa kalimatnya yang intinya “loh anak e papa kan pinter

Ipnya tuh 4” jadi membuat seolah-olah gak boleh nilai turun.

Marahin bentak-bentak itu enggak cuman ya itu tadi mengucapkan

kalimat-kalimat harapan dan menuntuk untuk aku bisa yang kayak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

76

gini dan gak boleh kayak gitu. Kalo papaku sering banding-

bandingin aku sama si A si B padahal papaku gak tau juga nilainya

berapa, kalo mamaku lebih mendetail biasanya “kenapa toh

nilaimu bisa turun? Kebanyakan rapat yo? Kecapekan? Mana yang

lebih jadi prioritasmu gitu-gitu”

51 Peneliti Apakah orangtua anda mengharapkan anda untuk unggul dalam

semua mata kuliah?

52 Mawar Ya itu tadi sama kayak itu. “Yo kan kamu dulu bisa to ngerjain

kayak gini kok sekarang gak bisa?”. Kalo papaku sih ya itu tadi

“anak e papa itu pinter toh? Lhaiya kamu pasti bisa”. Intinya

kalimatnya diulang-ulang kurang lebih kayak gitu. Aku tau papaku

nuntut kayak gitu alesannya kenapa? Misalkan aku kan dapet

beasiswa aku tahu kebutuhanku maksudte itu segagai dasar kenapa

aku harus unggul. Tapi kalo mamaku ingetin “kamu kan dapet

beasiswa kan? Kamu harus tau prioritasmu apa?” diingetin juga

masa perjuanganku biar daper beasiswa untuk terus bertahan.

Ohiya gini juga “kamu kan dari keluarga yang sederhana ya? Jadi

bawa nama baik keluarga. Kamu juga harus bisa kayak yang lain-

lain.”

53 Peneliti Bagaimana pendapat orangtua anda jika gagal mendapatkan hasil

yang maksimal?

54 Mawar Itu tadi sih, kurang lebih sama. intinya gak boleh turunlah minimal

sama kayak yang kemaren. Kalo turun pasti ditanya yaa ujung-

ujungnya kayak gitu lagi. Gitu sih.

55 Peneliti Bagaima menurut pendapat orang lain ketika anda sudah

melakukan hal yang terbaik?

56 Mawar Kadang, pernah sih aku kalo diskala 1 -10 kalo gak 6 atau7 lah,

aku tuh ngerasa belum maksimal tapi orang lain nganggap itu

maksimal ki? Jadi misalkan disuruh cari 1 buku nih, tapi aku cari

3-4 buku biar bisa cari yang lain. Aku nangkepnya kan disuruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

77

carinya 1 doang tapi kok lebih dari 1 kadang aku pengen bandingin

teori A sama B atau dari buku ini tuh bukunya lebih mudah atau

gimana gitu. Biasanya pendapat orang-orang kalo aku bekerja sih

kan gaya belajarku auditori dan kemampuan lebihku dalam

berbicara atau verbal biasanya bakal “kak sering MC ya kok

ngomongnya lancar” biasanya gitu sih.

57 Peneliti Apakah anda merasa bahwa orang terlalu menuntut anda?

58 Mawar Kalo temen sih mempercayakan lebih, oh misalnya temenku “koe

wae koe wae sek ngomong ya aku aja tak ini.” Aku sih yaa..

59 Peneliti Apakah orang-orang yang penting bagi anda “seharusnya” tidak

pernah mengecewakan anda?

60 Mawar Kalo orang yang gak penting gak ada dampaknya gitu lho, tapi

kalo orang yang penting, sering ketmu, orang dekat punya peranan

penting kalo mereka salah gitu ya buat aku kecewa dan sedih.

Bahasa puitisnya menggoreskan luka eaa. Karna orangnya

bermakna yang membuat luka.

61 Peneliti Bagaimana perasaan anda untuk memenuhi harapan orang lain?

62 Mawar Ada satu titik itu bangga sih, kalo misalkan bisa memenuhi apa

yang orang lain pengen. Ada kepuasan lebih, misalkan temen

“ayoklah kamu aja yang ngomong”, kadang aduh kok aku lagi tapi

kadang oh aku dipercaya ya berarti aku mampu kok melakukannya

“yaudahlah aku sini”. Ada rasa bangga, rasa puas gitu.

63 Peneliti Jika anda membantu teman anda mengerjakan tugas dengan baik,

dengan begitu apakah anda diharapkan untuk membantunya lagi?

64 Mawar Oh misalkan kamu minta bantu kamu, terus nanti kamu merasa

terbantu dan pengen dibantu lagi? Ya mungkin merasa nyaman,

enak untuk minta tolong jadi ya nambah porsi misalkan “besok aku

ajarin lagi ya?”

65 Peneliti Bagaimana tanggapan orang lain jika anda tidakunggul dalam

segala hal?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

78

66 Mawar Harus berapa kali aku menyebut tentang papaku? Papaku yang

paling gak suka, papaku itu sangat membentuk karakter. Kalo

temen-temen itu kok kayaknya enggak ya? Tapi ternyata tante-

tanteku itu mereka juga selalu gitu. “mbak Mawar kan pinter wong

kemaren habis juara satu kok jadi gini” jadi diinget-inget masa lalu

dulu pernah dicapai itu intinya kamu jagan melenceng gitu jangan

turun harus naik.

67 Penelti Bagaimana pendapat anda ketika anda tidak dapat diganggu

dengan orang-orang yang tidak mau berusaha untuk menjadi lebih

baik?

68 Mawar Ya aku orangnya tegas sih, kalo misal enggak ya enggak. Misal

diajak temen nih dan aku gak suka kegiatan yang buatku gak

menarik. Intinya kalo itu gak menguntungkan buat aku,

menguntungkan dalam arti maksudte ada ketertarikan aku dapet

sesuatu hal.

69 Peneliti Bagaimana orang lain mengharapkan lebih dari anda?

70 Mawar Biasanya kalo dalam tim yah, ujung-ujungnya yang disuruh

mimpin aku sih. Maksudte kayak tadi “kamu deh yang ngomong”

“lah kamu bisanya kapan kita ngikut”. Soalnya iya lebih suka

mimpin daripada dipimpin soalnya kalo nunggu-nunggu kerja

kelompok atau apa? Kutunggu-tunggu kok gak ada aktif duluan?

Maksudte gak ada yang menggerakkan. Gak ada yang ngajak

ayoklah jampok

71 Peneliti Bagaimana pendapat orang lain ketika anda masih berkompeten,

tetapi anda melakukan kesalahan?

72 Mawar Orang lain ngeluh, loh oh harusnya pptnya cuman segitu aja

harusnya bisa lebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

79

B. Subjek Melati

Waktu : 28 Januari 2018

Tempat : Kos Melati

NO. Subjek Wawancara

1. Peneliti Apa yang dimaksud dengan kesuksesan menurut anda?

2. Melati Kesuksesan itu kalo menurut aku adalah kita bisa mendapatkan

apa yang menjadi taeget kita, misalnya pengen lulus 3,5 tahun

dan hal itu tercapai maka itu sukses. Ketika saya melakukan

sesuatu terus saya dapat timbal balik, misalnya saya kerja maka

saya dapat uang artinya sukses. Kita melakukan sesuatu

mendapatkan hasilnya dan targetnya tercapai begitu.

3. Peneliti Apa tujuan anda mengerjakan tugas?

4. Melati Tujuan saya adalah saya ingin.. yang pertama menyelesaikan

tugas yang di berikan dosen, tapi lebih dari itu saya

mengerjakan tugas karena saya ingin memberikan yang

terbaik, saya ingin orang tau kualitas saya seperti ini dilihat dari

tugas saya. Saya ingin tugas saya itu berkualitas baik dan orang

yang melihat itu akan paham, mengerti, memuji “oh ternyata

dia bisa berpikir seperti ini” kayak gitu sih.

5. Peneliti Apa yang anda pikirkan dan rasakan ketika anda tidak berhasil

mencapai tujuan anda?

6. Melati Pertama sedih iya pasti, kayak ngerasa minder apalagi ngeliat

temen ada yang berhasil. Itu mungkin kalo dari 100%

perasaanku ada di 10% lebih dari itu saya sadar, saya harus

belajar karena saya seperti ini karena salah saya sendiri. Lebih

melihat kesitu yaa sebagai pelajaran “lain kali jangan lagi

seperti itu”. Menyalahkan diri sendiri juga ada sih pas pada hari

itu tapi esok harinya terus lupa karena kan itu salah saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

80

sendiri.

7. Peneliti Apa usaha anda untuk menjadi yang terbaik dalam mengerjakan

tugas?

8 Melati Usaha saya yang pertama banyak baca, setelah itu sebelum

menjawab membaca ulang pertanyaan diarahkan sebenarnya

yang mau ditanyakan itu kearah mana? Karena kalo cuman

baca sebentar “oh paling ini jawabannya padahal kan yang lain”

lebih lama membacanya, tempatkan teman lain maksudnya saya

juga harus bisa seperti dia atau saya harus bisa lebih dari dia,

setelah itu kalo saya masih belum paham saya akan

menanyakan kepada teman lain yang sudah paham “ini

maksudnya pertanyaan ini, dosen maunya seperti apa? Kalo

saya sudah mendapatkan gambaran dari orang lain lagi baru

saya mengerjakan.

9 Peneliti Menurut anda seberapa penting, jika anda mendapatkan nilai

A?

10 Melati Sangat-sangat penting dan lebih pada kepuasan diri, selain itu

juga bangga “oh ternyata kamu ni hebat bisa dapet segitu”

11 Peneliti Hal-hal apasajakah yang membuat anda merasa ada yang

kurang dari pekerjaan yang anda lakukan?

12 Melati Yang merasa kurang itu karena deadline, mengerjakan ya saat

itu mau dikumpulkan kalo misalnya beberapa jam sebelum

dikumpulkan maksudnya saya mengukur dulu tingkat

kesulitannya dimana atau sehari sebelum itu. Makanya saya

masih merasa kurang yaitu saya kan kerjanya deadline kayak

gini, khawatirnya nanti bener atau enggak ya itu karna deadline

sih. Karena aku tipe deadline.

13 Peneliti Seberapa penting anda melakukan hal terbaik dalam

mengerjakan tugas?

14 Melati Sangat-sangat penting, alesannya itu apa ya? Selain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

81

membuktikan saya mampu itu juga kan nilai untuk

mendapatkan pujian dari orang lain juga apalagi dari dosen

yang seneng apa yang diharapkannya sesuai apa yang saya

kerjakan.

15 Peneliti Bagaimana perasaan anda ketika tugas yang anda kerjakan

belum maksimal?

16 Melati Perasaan saya sedih yang mengarah untuk membuat saya

menyalahkan diri sendiri. Rasanya pengen benerin lagi,

misalnya kalo dikasih kesempatan aduh saya ingin

memperbaiki pengen nambah ini, kok ini masih ada yang

kurang. Kurang lebih seperti itu.

17 Peneliti Menurut anda, apakah anda merasa tidak mempunyai

kekurangan ketika mengerjakan tugas?

18 Melati Punya, saya tetep punya kekurangan seperti saya tidak punya

catatannya dan saya cuman ngendelin mengingat saja.

19 Peneliti Apakah anda harus bekerja dengan potensi penuh setiap saat?

20 Melati Jika saya ingin mendapatkan hasil yang terbaik maka saya

harus juga maksimal. Kalo aku cuman pengen “udahlah segini

cukup” ya aku cuman dapet segitu. Kalo misal aku pengen

dapet nilai A maka saya juga fokus harus bener-bener kesitu.

21 Peneliti Apakah anda selalu memotivasi diri anda ketika anda mulai

kesusahan dalam mengerjakan tugas?

22 Melati Itu harus, selalu. Ketika capek ngingetin “ini udah jam berapa

kalo misal gak ngerjain tugas nilaimu jatuh, kamu sudah susah

payah seperti ini” kalo enggak “Melati kamu pasti bisa”gitu.

23 Peneliti Apakah anda mengerjakan tugas dengan terstruktur?

24 Melati Tidak, karena kalo saya terstruktur apalagi tipe mengerjakan

deadline kan karena sudah mendekati jamnya kalo saya

terstruktur berarti nanti tidak selesai karena terfokus pada yang

tersulit itu. Biasanya saya mengerjakan tugas yang mudah dulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

82

terus yang susah belakangan soalnya nanti soal yang sulit masih

ada waktu yang banyak.

25 Peneliti Apakah anda mengerjakan tugas secara sistematik dan sesuai

aturan?

26 Melati Saya mengerjakan sesuai dengan aturan, ketika dosen meminta

untuk mengerjakan 1-5 maka saya juga mengerjakan juga 5.

Terus kalo dosen maunya sebatas A ke B maksudnya saya tidak

nambah lagi dengan pemikiran saya sendiri kayak gitu, saya

menambah kecuali tidak ada aturan yang seperti itu.

27 Peneliti Apakah anda dalam mengerjakan tugas selalu tertata rapi?

28 Melati Iya selalu, ingin tugas saya tuh bisa dimengerti maksudnya pas

orang liat “wah ini rapi” dan sistematis karena orang dapat

mengerti apa yang saya tulis ketika saya mengerjakan dengan

rapi. Menurut saya itu kerapian itu nilai tambah.

29 Peneliti Apakah anda berharap lebih terhadap teman-teman anda?

30 Melati Kalo untuk setara dengan saya, saya tidak terlalu berharap.

Ketika dia menunjukkan bahwa dia punya keinginan untuk ikut

andil dalam tugas itu, saya sudah sangat bersyukur kemampuan

dia sampai mana pasti kan kita dipasangkan dengan teman lain

yang bisa sampai segitu-segitu. Maksudnya dapat mengerti jika

teman-temannya seperti itu mereka tunjukkan keinginan

harapan saya bahwa mereka cukup peduli dengan tugas itu. Ikut

aktif saja atau mencari referensi itu sudah cukup entah nanti

perkembangannya seperti apa? Bisa bekerja lebih keras juga

gak papa seperti itu.

31 Peneliti Jika anda meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, apa

yang anda harapkan dari orang tersebut?

32 Melati Keaktifan dan kesungguhannya apa yang disuruh itu saja udah

cukup luar biasa.

33 Peneliti Seberapa sering anda mengkritik teman anda dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

83

mengerjakan tugas?

34 Melati Kalo diskala 1-10, saya diangka 3 soalnya kalo dia selalu

berpikiran pesimis. Misal “aduh kita cuman bisa kerja gini-gini

yah” saya cuman bisa bilang “jangan seperti itu karena gini-

gini”sebenernya ya saya biarkan saja gitu.

35 Peneliti Apakah anda tidak tahan melihat orang lain membuat

kesalahan?

36 Melati Iya, saya sangat tidak tahan. Itu untuk dirinya sendiri misalnya

gini, ini bukan tugas kelompok kan? Ini kalo kita kerja masing-

masing terus ada teman “udah ah cukup segini aja” itu paling

saya gemas kalo orang seperti itu. Kalo kerja kelompok masih

bisa nolong kan nah kalo kerja sendiri? Penting asal kerja itu

saya paling hhh.. bagaimana mau dapet niali baik kalo kerjanya

aja gini.

37 Peneliti Apakah anda memiliki harapan yang tinggi ( nlai A) untuk

teman anda?

38 Melati Tidak sih, maksudnya memang saya harus bilang kalau bekerja

harus dengan terbaik, saya juga harus melihat kemampuan

teman saya kan? Tapi kalo dia pesimis seperti itu kan saya tidak

pernah mengikuti jalan pemikirannya dia membantu saya itu

saja sudah cukup nanti untuk urusan supaya gimana dapet A

biasanya saya inisiatif sendiri.

39 Peneliti Apakah anda berusaha mengajak belajar kepada teman yang

masih mempunyai nilai rata-rata agar mendapatkan nilai A?

40 Melati Iya tetapi kalo saya yang menawarkan bantuan sih tidak, tapi

kalo teman yang berinisiatif sendiri meminta bantuan kepada

saya baru saya mau bantu sebisa saya.

41 Peneliti Apakah anda pernah menyuruh teman anda untuk mengerjakan

tugas yang sulit?

42 Melati Bukan menyuruh mengerjakan tetapi lebih pada menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

84

kepada saya bagaimana caranya lalu saya mengerjakan sendiri.

43 Peneliti Apakah anda sering mengatur teman anda ketika teman anda

melakukan kesalahan?

44 Melati Iya mungkin lebih ke memperbaiki sih. Misal ketika melihat

pekerjaan teman terus ada yang menurutku salah seperti “titik,

koma, spasi, margins, dsb” nah itu baru saya meminta untuk

memperbaiki

45 Peneliti Apakah anda merasa selalu ada yang kurang terhadap tugas

yang orang lain kerjakan?

46 Melati Iya ketika saya diminta untuk mengecek kembali tugas teman

yang belum dikumpulkan nah disitu saya sering minta untuk

diperbaiki kalo ada yang salah.

47 Peneliti Bagaimana tanggapan orang-orang ketika anda membuat

kesalahan?

48 Melati Kebanyakan orang-orang ya memaklumin saya terus ditegur

“besok-besok jangan diulangi lagi ya” biasanya sih gitu.

49 Peneliti Apakah keluarga anda mengharapkan anda untuk mencapai

nilai maksimal?

50 Melati Kalo dari keluarga sih tidak tapi orangtua cuman menginginkan

yang terbaik saja dan yang penting saya dapat memahami dan

mengerti materi yang dipelajari.

51 Peneliti Apakah orangtua anda mengharapkan anda untuk unggul dalam

semua mata kuliah?

52 Melati Tidak, karena orangtua saya bukan tipe yang menuntut anaknya

untuk harus ini-itu mereka cukup yang terbaik buat saya. Ya

saya tau mana yang terbaik buat saya

53 Peneliti Bagaimana pendapat orangtua anda jika gagal mendapatkan

hasil yang maksimal?

54 Melati Biasanya Orangtua saya cuman memaklumi dalam arti tidak

menjatuhkan saya kalo saya gagal dapat nilai A misalnya. Terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

85

biasanya motivasi saya untuk bisa lebih baik lagi.

55 Peneliti Bagaima menurut pendapat orang lain ketika anda sudah

melakukan hal yang terbaik?

56 Melati Kalo orang dekat sih biasanya lebih memuji saya “ wah kamu

hebat ya bisa begini” mereka juga bangga kalo saya bisa

melakukan pekerjaan sebaik mungkin.

57 Peneliti Apakah anda merasa bahwa orang terlalu menuntut anda?

58 Melati Tidak karena saya bukan tipe orang yang bisa dituntut oleh

orang lain.

59 Peneliti Apakah orang-orang yang penting bagi anda “seharusnya” tidak

pernah mengecewakan anda?

60 Melati Ketika orang dekat kecewa terhadap saya maka sebaliknya saya

juga akan merasa kecewa terhadap mereka.

61 Peneliti Bagaimana perasaan anda untuk memenuhi harapan orang lain?

62 Melati Saya merasa tertantang dan terdorong ingin membuktikan diri

saya bahwa saya bisa melakukannya.

63 Peneliti Jika anda membantu teman anda mengerjakan tugas dengan

baik, dengan begitu apakah anda diharapkan untuk

membantunya lagi?

64 Melati Iya mereka biasanya bilang“besok kapan-kapan bantuin aku

lagi ya” tetapi tidak tahu kapan teman akan meminta bantuan

lagi kepada saya. Jika waktu dan saya merasa bisa mengajari

saya akan membantu teman saya kembali.

65 Peneliti Bagaimana tanggapan orang lain jika anda tidakunggul dalam

segala hal?

66 Melati No comment

67 Penelti Bagaimana pendapat anda ketika anda tidak dapat diganggu

dengan orang-orang yang tidak mau berusaha untuk menjadi

lebih baik?

68 Melati Menurut saya tidak masalah karena setiap orang mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

86

usaha masing-masing.

69 Peneliti Bagaimana orang lain mengharapkan lebih dari anda?

70 Melati Orang-orang sih lebih mengharapkan saya untuk dapat

memiliki andil yang lebih besar dan lebih berat. Karena saya

tipe orang yang mudah tertantang dan ingin menunjukkan

kualitas saya agar dapat membanggakan teman-teman.

71 Peneliti Bagaimana pendapat orang lain ketika anda masih

berkompeten, tetapi anda melakukan kesalahan?

72 Melati Kebanyakan teman-teman masih tetap memuji (memaklumi)

walaupun saya melakukan kesalahan. “Lain kali jangan begini

ya, nanti akibatnya begini-begini”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

87

LEMBAR KODING WAWANCARA

Subjek Mawar

No

Urut

Data Teks Koding

001

002

003

004

005

006

007

008

009

010

011

012

013

014

015

016

017

020

021

022

023

024

025

026

027

028

029

030

031

032

033

034

035

036

037

038

039

040

041

042

Apakah keluarga anda mengharapkan anda untuk

mendapatkan nilai yang maksimal?

Iya sangat, mama biasanya “hah IPmu segitu? Kok

turun” oh my god, terutama papaku sih, papaku tuh

orangnya menuntut banget nilai. Jadi itulah kenapa

aku jadi kayak ambisius, yang harus gini-gini,

orangtuaku juga nuntut. Apalagi aku anak tunggal, ya

cuman aku yang bisa diharapkan, biasanya kayak

kemaren “loh kemaren 4, kok sekarang jadi 3,8” ya gitu-

gitulah. Sebenernya kalo marah tuh enggak cuman

kalimat-kalimatnya itu membuatku untuk ya gak boleh

aku dapet nilai segitu, kek pernah papaku ngomong tpi

aku lupa kalimatnya yang intinya “loh anak e papa kan

pinter Ipnya tuh 4” jadi membuat seolah-olah gak boleh

nilai turun. Marahin bentak-bentak itu enggak cuman ya

itu tadi mengucapkan kalimat-kalimat harapan dan

menuntuk untuk aku bisa yang kayak gini dan gak boleh

kayak gitu. Kalo papaku sering banding-bandingin aku

sama si A si B padahal papaku gak tau juga nilainya

berapa, kalo mamaku lebih mendetail biasanya “kenapa

toh nilaimu bisa turun? Kebanyakan rapat yo?

Kecapekan? Mana yang lebih jadi prioritasmu gitu-

gitu.”

Apakah orangtua anda mengharapkan untuk unggul

dalam semua mata kuliah?

Ya itu tadi sama kayak itu. “Yo kan kamu dulu bisa

to ngerjain kayak gini kok sekarang gak bisa?”.

Kalo papaku sih ya itu tadi “anak e papa itu pinter

toh? Lhaiya kamu pasti bisa”. Intinya kalimatnya

diulang-ulang kurang lebih kayak gitu. Aku tau

papaku nuntut kayak gitu alesannya kenapa? Misalkan

aku kan dapet beasiswa aku tahu kebutuhanku maksudte

itu sebagai dasar kenapa aku harus unggul. Tapi kalo

mamaku ingetin “kamu kan dapet beasiswa kan? Kamu

harus tau prioritasmu apa?” diingetin juga masa

perjuanganku biar daper beasiswa untuk terus bertahan.

Ohiya gini juga “kamu kan dari keluarga yang

sederhana ya? Jadi bawa nama baik keluarga. Kamu

juga harus bisa kayak yang lain-lain.

Apa yang anda pikirkan dan rasakan ketika anda tidak

WMRAP-1 &

WMRFP-1

WMRAP-2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

88

043

044

045

046

047

048

049

050

051

052

053

054

055

056

057

058

059

060

061

062

063

064

065

066

067

068

069

070

071

072

berhasil mencapai tujuan anda?

Wah kalo aku sih rasanya sedih, kecewa, terus

tertekan juga. Nah pas sedih itu aku pasti

merefleksikan diriku, dimana yang kurang apa yang

belum? Dari situ aku mesti menuntut diri untuk lebih

baik lagi.

Hal-hal apa sajakah yang membuat anda merasa ada

yang kurang dari pekerjaan yang anda lakukan?

Kalo aku tipikal orangnya sebernernya bertarget

gitukan aku bakal ngerjainnya hari ini selesainya

segini gitu kan? Tapi kadangnya meleset gitulah

manusia hahaha, kelewat dari target. Kadang

kayaknya molor gitu, misal masih ada dua hari lagi kok.

Akhirnya gitu deh. Kadang baru mulai sedikit terus ada

yang lebih diperioritaskan lagi jadi ditunda. Jadi meleset

gak tepat deadlinenya.

Apakah anda merasa selalu ada yang kurang terhadap

tugas yang orang lain kerjakan?

Iya, biasanya gak sempurna. Bukan gak sempurna lebih

tepatnya kek gini. Biasanya sebenernya dia bisa

ngerjain lebih, tapi dikerjainnya yaudahlah 1

paragraf aja cukup ngapain sih banyak-banyak kek

curhat. Kayak dia tuh sebenernya dong, maksudte

masih banyak yang dia bisa gali dan aku ngerti dia bisa

lebih ngerjain daripada itu tapi gak maksimal. Lebih ke

isi sih konten kurang maksimal gak lengkap.

Bagaimana menurut pendapat orangtua anda jika anda

gagal mendapatkakn hasil yang maksimal?

Itu tadi sih, kurang lebih sama. intinya gak boleh

turunlah minimal sama kayak yang kemaren. Kalo

turun pasti ditanya yaa ujung-ujungnya kayak gitu

lagi. Gitu sih.

WMRDP-1

WMRDP-2

WMRDP-3

WMRFP-2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

89

LEMBAR KODING WAWANCARA

Subjek Melati

No

Urut

Data Teks Koding

001

002

003

004

005

006

007

008

009

010

011

012

013

014

015

016

017

020

021

022

023

024

025

026

027

028

029

030

031

032

033

034

035

036

037

038

039

040

041

042

Apa tujuan anda mengerjakan tugas?

Tujuan saya adalah saya ingin.. yang pertama

menyelesaikan tugas yang di berikan dosen, tapi lebih

dari itu saya mengerjakan tugas karena saya ingin

memberikan yang terbaik, saya ingin orang tau

kualitas saya seperti ini dilihat dari tugas saya. Saya

ingin tugas saya itu berkualitas baik dan orang yang

melihat itu akan paham, mengerti, memuji “oh

ternyata dia bisa berpikir seperti ini” kayak gitu sih.

Apa yang anda pikirkan dan rasakan ketika anda tidak

berhasil mencapai tujuan anda?

Pertama sedih iya pasti, kayak ngerasa minder apalagi

ngeliat temen ada yang berhasil. Itu mungkin kalo

dari 100% perasaanku ada di 10% lebih dari itu saya

sadar, saya harus belajar karena saya seperti ini karena

salah saya sendiri. Lebih melihat kesitu yaa sebagai

pelajaran “lain kali jangan lagi seperti itu”.

Menyalahkan diri sendiri juga ada sih pas pada hari

itu tapi esok harinya terus lupa karena kan itu salah saya

sendiri.

Hal-hal apa sajakah yang membuat anda merasa ada

yang kurang dari pekerjaan yang anda lakukan?

Yang merasa kurang itu karena deadline, mengerjakan

ya saat itu mau dikumpulkan kalo misalnya

beberapa jam sebelum dikumpulkan maksudnya

saya mengukur dulu tingkat kesulitannya dimana

atau sehari sebelum itu. Makanya saya masih merasa

kurang yaitu saya kan kerjanya deadline kayak gini,

khawatirnya nanti bener atau enggak ya itu karna

deadline sih. Karena aku tipe deadline.

Apakah anda merasa selalu ada yang kurang terhadap

tugas yang orang lain kerjakan?

Iya saat saya diminta untuk mengecek kembali tugas

teman yang belum dikumpulkan nah disitu saya

sering minta untuk diperbaiki kalo ada yang salah.

Apakah keluarga anda mengharapkan anda untuk

mendapatkan nilai yang maksimal?

Kalo dari keluarga sih tidak tapi orangtua cuman

menginginkan yang terbaik saja dan yang penting

saya dapat memahami dan mengerti materi yang

WMLAP-1

WMLAP-2 &

WMLDP-1

WMLDP-2

WMLDP-3

WMLFP-1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

90

043

044

045

046

047

048

049

050

051

052

053

054

055

dipelajari.

Apakah orangtua anda mengharapkan anda untuk

unggul dalam semua mata kuliah?

Tidak, karena orangtua saya bukan tipe yang

menuntut anaknya untuk harus ini-itu mereka

cukup yang terbaik buat saya. Ya saya tau mana yang

terbaik buat saya.

Bagaimana menurut pendapat orangtua anda jika anda

gagal mendapatkakn hasil yang maksimal?

Biasanya orangtua saya cuman memaklumi dalam

arti tidak menjatuhkan saya kalo saya gagal dapat

nilai A misalnya. Terus biasanya motivasi saya untuk

bisa lebih baik lagi.

WMLFP-2

WMLFP-3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

91

1. Lampiran Observasi Mawar

No Hari/Tanggal Tempat Deskripsi

1. Rabu, 17 Januari

2018

Kampus Mawar datang terlambat ketika ada

pertemuan pelatihan skripsi.

Disitu, Mawar siap mengerjakan

skripsi dengan membawa buku

referensi agar skripsinya lebih

ilmiah.

Mawar seringkali berdiskusi atau

membandingkan pekerjaan dengan

teman satu tim untuk memecahkan

kebingungannya dalam

mengerjakan skripsi.

Mawar seringkali mengecek

kembali pekerjaan yang sudah

dikerjakan untuk ditelitii lagi

sehingga tidak ada lagi keraguan

mengumpulkan tugas. Ketika

sedang mengecek kembali terlihat

Mawar masih ingin

menyempurnakan pekerjaannya

walaupun waktu sudah diluar batas

pengumpulan, hal ini demi

mendapatkan nilai yang maksimal.

2. Kamis, 1 Febuari

2018

Kos Mawar Dalam mengerjakan skripsi selalu

terstruktur (berurutan dari BAB I,

BAB II, dst) agar terlihat rapi dan

enak dibaca oleh dosen.

Mawar menyadari bahwa dirinya

tidak bisa lulus tahun ini maka dari

itu Mawar sering datang terlambat

ataupun menunda-nunda

mengumpulkan tugas. Disisi lain,

Mawar juga cemas dengan

skripsinya jika tidak mendapatkan

hasil yang maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN …

92

2. Lampiran Observasi Melati

No Hari/Tanggal Tempat Deskripsi

1. Rabu, 17 Januari

2018

Kampus Melati datang terlambat ke kampus

ketika ada kegiatan pelatihan di

kampus. Saat kegiatan berlangsung

melati mengerjakan skripsi sambil

mendengarkan musik.

Ketika diajak berdiskusi, Melati

sibuk dengan mengerjakan tugas

yang belum diselesaikan.

Melati mengerjakan tugas dengan

rapi namun tidak terstruktur (tidak

diurutkan secara tertata)

2. Rabu, 31 Januari

2018

Kos Melati Melati cenderung memeriksa hasil

pekerjaannya sebelum

dikumpulkan.

Melati mengeluh dan kurang puas

saat nilainya tidak maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI