Perencanaan Ulang Sistem Drainase Di Daerah Semarang Tengah Redesign Drainage System In Central Semarang Area Dadi Abdilah dan Didik Bambang Supriyadi Jurusan Teknik Lingkungan, Kampus ITS Sukolilo Surabaya. Email: [email protected]Abstrak Daerah Semarang Tengah merupakan daerah yang selalu tergenang air pada saat hujan khususnya di sekitar Kelurahan Sekayu, Kauman, Kranggan, dan Purwodinatan yang berada pada Subsistem Kali Semarang. Pada kawasan tersebut terjadi genangan saat hujan setinggi sekitar 10-30 cm dengan lama genangan 1-2 jam. Hal ini disebabkan tidak berfungsinya dengan baik saluran drainase. Dengan adanya permasalahan diatas, Tugas Akhir ini bertujuan untuk merencanakan ulang sistem drainase eksisting Kali Semarang berdasarkan kapasitas dan fungsinya. Yang pertama dilakukan pada perencanaan ulang drainase ini adalah analisa hidrologi menggunakan metode Gumbel, van Breen, dan Talbot. Kemudian dilakukan analisa hidrolika dengan cara mengevaluasi debit saluran eksisting dengan debit rencana yang merupakan penjumlahan limpasan hujan dan air buangan. Analisa ini untuk mengetahui apakah saluran eksisting dapat menampung debit limpasan sehingga dapat dilakukan tindak lanjut untuk mengatasinya. Hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa 34 saluran perlu dilakukan perubahan desain diantaranya 12 saluran dilakukan pelebaran saluran yang didesain berbentuk trapesium dengan pasangan batu kali dan 22 saluran dilakukan penambahan kedalaman saluran. Jumlah anggaran yang diperlukan untuk perbaikan tersebut sebesar Rp 12.854.727.000,00 Kata Kunci : Sistem drainase, Genangan, Kali Semarang. Abstrac Central Semarang is always flooded by the rain, consequently in the subdistrict of Sekayu, Kauman, Kranggan, and Purwodinatan at drainage system Semarang river. The stagnan water usually happened 1-2 hours with 10-30cm depth. The problem of stagnant water caused by the drainage channels not active. Referring to that condition, this final project was aimed to redesign Semarang river system based on capacity and functionality.. The first doing on redesign drainage is analysis hidrology with Gumbel method, Van Breen, and Talbot. Then calculate hydraulic analysis to evaluate the capacity existing channel and capacity of calculation with content wastewater. The purpose the analysis is want to know drainage channels catch the surface runoff. Referring to evaluation can to knows that 34 channels must be redesign, among them extension 12 channels with design trapezium types and 22 channels with increase the depth. The total cost for redesign is Rp 12.854.727.000,00 Keyword : Drainage system, Flood, Semarang river
12
Embed
Perencanaan Ulang Sistem Drainase Di Daerah Semarang ... · metode Gumbel, van Breen, dan Talbot. Kemudian dilakukan analisa hidrolika dengan cara mengevaluasi debit saluran eksisting
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Perencanaan Ulang Sistem DrainaseDi Daerah Semarang Tengah
Redesign Drainage SystemIn Central Semarang Area
Dadi Abdilah dan Didik Bambang Supriyadi
Jurusan Teknik Lingkungan, Kampus ITS Sukolilo Surabaya.
Daerah Semarang Tengah merupakan daerah yang selalu tergenang air pada saat hujan khususnya disekitar Kelurahan Sekayu, Kauman, Kranggan, dan Purwodinatan yang berada pada Subsistem KaliSemarang. Pada kawasan tersebut terjadi genangan saat hujan setinggi sekitar 10-30 cm dengan lamagenangan 1-2 jam. Hal ini disebabkan tidak berfungsinya dengan baik saluran drainase. Dengan adanyapermasalahan diatas, Tugas Akhir ini bertujuan untuk merencanakan ulang sistem drainase eksisting KaliSemarang berdasarkan kapasitas dan fungsinya.
Yang pertama dilakukan pada perencanaan ulang drainase ini adalah analisa hidrologi menggunakanmetode Gumbel, van Breen, dan Talbot. Kemudian dilakukan analisa hidrolika dengan cara mengevaluasidebit saluran eksisting dengan debit rencana yang merupakan penjumlahan limpasan hujan dan air buangan.Analisa ini untuk mengetahui apakah saluran eksisting dapat menampung debit limpasan sehingga dapatdilakukan tindak lanjut untuk mengatasinya.
Hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa 34 saluran perlu dilakukan perubahan desain diantaranya 12saluran dilakukan pelebaran saluran yang didesain berbentuk trapesium dengan pasangan batu kali dan 22saluran dilakukan penambahan kedalaman saluran. Jumlah anggaran yang diperlukan untuk perbaikantersebut sebesar Rp 12.854.727.000,00
Kata Kunci : Sistem drainase, Genangan, Kali Semarang.
Abstrac
Central Semarang is always flooded by the rain, consequently in the subdistrict of Sekayu, Kauman,Kranggan, and Purwodinatan at drainage system Semarang river. The stagnan water usually happened 1-2hours with 10-30cm depth. The problem of stagnant water caused by the drainage channels not active.Referring to that condition, this final project was aimed to redesign Semarang river system based oncapacity and functionality..
The first doing on redesign drainage is analysis hidrology with Gumbel method, Van Breen, andTalbot. Then calculate hydraulic analysis to evaluate the capacity existing channel and capacity ofcalculation with content wastewater. The purpose the analysis is want to know drainage channels catch thesurface runoff.
Referring to evaluation can to knows that 34 channels must be redesign, among them extension 12channels with design trapezium types and 22 channels with increase the depth. The total cost for redesign isRp 12.854.727.000,00
hujan, analisis hidrolika, debit limpasan hujan, dimensi saluran, bentuk dan jenis saluran, analisa air
buangan, bangunan pelengkap, tinggi jagaan.
3. Metodologi Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan kerangka perencanaan sebagai pedoman penelitian.
Kerangka perencanaan dapat diliat pada Gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Perencanaan
4. Analisa dan Pembahasan
Pada analisa dan pembahasan ini digunakan dua jenis analisa yaitu analisa hidrologi dan
analisa hidrolika.
Analisa hidrologi ini menggunakan data curah hujan maksimum yang diperoleh dari Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG) Semarang. Data tersebut diperoleh selama 20 tahun terakhir,
IDE STUDIPerencanaan Ulang Sistem Drainase Di Daerah Semarang Tengah
IDENTIFIKASI MASALAH• Terjadinya genangan air di daerah studi• Mengevaluasi sistem drainase eksisting• Mengidentifikasi penyebab terjadinya genangan dan upaya pengendaliannya
STUDI LITERATUR• Drainase Perkotaan• Penyebab dan Pengendali Banjir• Analisis Hidrologi• Hidrolika Saluran Terbuka
PENGUMPULAN DATA PRIMER• Kondisi Saluran Drainase, meliputi :• Dimensi Saluran• Bentuk Saluran• Tinggi Endapan bulan Maret & Mei 2009
• Arah Aliran• Tinggi Muka Air di Saluran Primer• Debit Air Buangan Domestik• Lebar Jalan (untuk panjang gorong-gorong)
PENGUMPULAN DATASEKUNDER
• Data Curah Hujan• Data/Peta Topografi, TataGuna Lahan,
Genangan Air• Data Jumlah penduduk dan Fasilitas
Umum di wilayah studi• Data Sistem Drainase Eksisting
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN• Analisis Hidrologi• Analisis Hidrolika• Evaluasi Saluran dan Bangunan Pelengkap• Gambar Detail• Perhitungan BOQ dan RAB
KESIMPULAN DAN SARAN
sejak tahun 1989 sampai tahun 2008 berdasarkan stasiun pengamat yang terdekat dengan wilayah
perencanaan, yaitu stasiun Siliwangi, A.Yani, dan Deli.
Lengkung Intensitas Hujan PUH 5 Tahun
0100200300400
0 100 200 300
Durasi (mm/jam)In
tens
itas
Huj
an(m
m/ja
m)
I talbotI shermanI ishiguro
Gambar 3.2. Grafik Intensitas Hujan PUH 5 Tahun
Lengkung Intensitas Hujan PUH 10 Tahun
0100200300400500
0 100 200 300
Durasi (menit)
Inte
nsita
s H
ujan
(mm
/jam
)
I talbotI shermanI ishiguro
Gambar 3.3. Grafik Intensitas Hujan PUH 10 Tahun
Berdasarkan hasil analisa maka nilai yang dipilih adalah hasil perhitungan Metode Talbot
dengan selisih intensitas hujan ( I) yang terkecil untuk PUH 5 dan 10 tahun. Dipilih nilai terkecil
karena memiliki tingkat kesalahan terkecil sehingga untuk perhitungan diharapkan
penyimpangannya kecil dengan tingkat kesalahan kecil. Dengan demikian, persamaan intensitas
hujan yang digunakan, sebagai berikut :
PUH 5 Tahun → I =t49
13075+
PUH 10 Tahun → I=t49
16975+
Analisis Hidrolika
1. Pembagian Blok Pelayanan
Pembagian blok pelayanan selain berdasarkan pada keadaan topografi dan tata guna lahan
yang ada di wilayah studi juga berdasarkan pada data eksisting yang ada yang sesuai dengan batas
administratif. Blok pelayanan ini dibagi menjadi 14 blok.
2. Perhitungan Koefisien Pengaliran
Perhitungan ini dilakukan setelah penentuan blok pelayanan yang berdasarkan atas keadaan
topografi dan tata guna lahan yang ada. Tata guna lahan memberikan pengaruh pada nilai koefisien
pengaliran air hujan (runoff) ditunjukkan dengan nilai C. Data ini dapat diperoleh dari data tata
guna lahan yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan harga koefisien pengaliran (C). Besarnya
nilai C dapat diambil dari pola pengaliran terhadap bentuk-bentuk peruntukkan lahan, sedangkan
untuk tiap beban yang lebih dari satu saluran dilakukan perhitungan koefisien pengaliran gabungan
(Cr gabungan).
3. Perhitungan Debit Limpasan Hujan
Perhitungan ini berdasarkan nilai koefisien pengaliran (c), intensitas hujan rencana
(berdasarkan rumus hujan yang terpilih, yaitu metode Talbot) dan luas daerah aliran (A).
Sebelumnya ditentukan terlebih dahulu panjang saluran (Ld), panjang limpasan (Lo), beda elevasi
antar saluran dan beda elevasi pada limpasan.
4. Debit Rencana Total
Perhitungan debit rencana total merupakan hasil penjumlahan debit air buangan dan debit
limpasan hujan. Debit hasil penjumlahan inilah yang nantinya dibandingkan dengan debit saluran
eksisting sehingga dapat diketahui apakah saluran tersebut aman atau tidak.
5. Perhitungan Kapasitas Saluran Eksisting
Kapasitas saluran eksisting dihitung dari kapasitas saluran penuh untuk debit hujan yang
direncanakan dan dari kapasitas dengan adanya sedimen dalam saluran eksisting.
6. Evaluasi Debit Eksisting dengan Debit Limpasan
Perlunya evaluasi ini untuk mengetahui apakah saluran eksisting dapat menampung debit
limpasan sehingga dapat dilakukan tindakan lanjut untuk mengatasinya.
7. Dari analisa sebelumnya, dapat diketahui beberapa saluran yang kapasitasnya tidak
memenuhi maupun yang memenuhi. Untuk memudahkan dalam menganalisis, berikut penjelasan
dari tiap-tiap saluran :
a. Saluran Sekunder Bedakan (5-6), Karang Anyar (15-16), Beteng (17-16), Subandaran (18-
Dari pengamatan diwilayah evaluasi dan perencanaan terdapat beberapa bangunan
pelengkap yang berupa gorong-gorong yang juga perlu dilakukan evaluasi mengenai kapasitas dan
kecepatan aliran air suatu saluran. Gorong-gorong yang dievaluasi adalah gorong-gorong yang
melintasi jalan raya. Pada perhitungan kapasitas gorong-gorong ini menggunakan PUH 10 tahun.
11. Bill Of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Bill Of Quantity merupakan perincian seluruh bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
perencanaan. Pada perhitungan ini akan dijelaskan mengenai bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan
serta berapa jumlah bahan yang dibutuhkan setelah dilakukan perencanaan ulang. Jumlah anggaran
yang diperlukan untuk perbaikan tersebut sebesar Rp 12.854.727.000,00.
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang dihasilkan dari hasil analisis dan pembahasan mengenai sistem drainase
kawasan Semarang Tengah Subsistem Kali Semarang, diantaranya :
1. Yang menjadi penyebab adanya genangan di kawasan Semarang Tengah Subsistem Kali
Semarang adalah adanya kapasitas saluran yang kurang memadai yang disebabkan oleh dimensi
saluran yang tidak sesuai dengan kapasitas rencana dan terjadinya pendangkalan dan
penyempitan saluran akibat adanya sedimen yang menumpuk.
2. Terdapat beberapa saluran yang perlu dilakukan perubahan dimensi berupa pendalaman saluran
serta pelebaran saluran yaitu pada saluran di jl.Simpang, jl.Bedakan, jl. Thamrin, jl.Gajah Mada,
Plampitan, jl.Gambiran, jl.Imam Bonjol, dimana untuk perbaikan tersebut diperlukan biaya
yang terdapat dalam RAB (Rencana Anggaran Biaya) sebesar Rp 12.854.727.000,00
Daftar Pustaka
Anggrahini, 1997, Hidrolika Saluran Terbuka, CV. Citra Media, Surabaya.
Anonim, 1986, Standard Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan, DirjenPengairan, Departemen Pekerjaan Umum, Galang Persada, Bandung.
Anonim, 1999, Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang ke-PLP-an Perkotaan dan Pedesaan, Volume 1, Departemen Pekerjaan Umum Dirjen CiptaKarya. Jakarta.
Anonim, 2000, Laporan Akhir Semarang Drainage Master Plan (SDMP) 2018, Jilid 2, Juli2007, Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang.
Anonim, 2006, Standar Harga Satuan Pokok Pekerjaan (HSPK) Kota Semarang Tahun 2005,Pemerintah Kota Semarang, Semarang.
Anonim, 2008, Kota Semarang Dalam Angka 2007, Badan Pusat Statistik Kota Semarang,Semarang.
Anonim, 2008, Kecamatan Semarang Tengah Dalam Angka 2007, Badan Pusat Statistik KotaSemarang, Semarang.
Chow, V. T., 1959, Hidrolika Saluran Terbuka, terjemahan, 1997 : E.V. Nensi Rosalina,Erlangga, Jakarta.
Chow, V. T., 1988, Applied Hydrology, Mc. Graw-Hill Book Company, New York.
Kodoatie, Robert J., Sugiyanto, 2002, Banjir, Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannyadalam Perspektif Lingkungan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Masduki H.M., 1988, Diktat Kuliah Drainase Pemukiman, Institut Teknologi Bandung,Bandung.
Pandebesie, Hartati, Salami, Wijaya, Sijoatmodjo, 2002, Pengelolaan Sistem Drainase danPenyaluran Air Limbah, Teknik Perencanaan Penyehatan Lingkungan PermukimanJurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS.
Subarkah, I., 1980, Hidrologi Untuk Bangunan Air, Idea Dharma, Bandung.
Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Sosrodarsono dan Takeda, 1987, Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramitha, Jakarta.
www.semarang.go.id. 2006. Penanganan Banjir Di Semarang.