Page 1
PERENCANAAN DAN ANALISA TEGANGAN PRESSURE VESSEL
VERTICAL TYPE DISTILLATION COLUMN DENGAN
MENGGUNAKAN SOFTWARE INVENTOR 2015
Fahrurrozi
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
Jl. Majapahit No.62 Mataram, Nusa Tenggara Barat, 83125
E-mail : [email protected]
Abstrak
Pressure vessel vertical type Distillation Colomn direncanakan berdasarkan code
ASME (The American Society Of Mechanical Engineering) VIII Div 1 untuk mencari
ketebalan minimum pressure vessel type distillation column yang beroperasi pada tahun
2017 di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah. Penelitian ini
dimulai dengan pengambilan data sheet dan data lapangan di PT. Pertamina (Persero)
Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah. Fasilitas Sulfur Recovery Unit (SRU), selanjutnya
memperhitungkan ketebalan minimum berdasarkan ASME VIII Div 1, pemodelan
gambar 3D dan simulasi mengunakan software autodesk inventor 2015. Hasilnya
didapatkan ketebalan minimum yaitu head 13,66 mm, shell 13,69 mm, dan Skirt 3,47 mm.
Dengan mempertimbangkan bahan di pasaran material SA-516 Gr 70 maka head dan shell
menggunakan ketebalan 14 mm sedangkan skirt menggunakan ketebalan 5 mm. Hasil
tegangan pada tekanan 0.217 MPa diperoleh tegangan vone Mises 0,249 MPa; selanjutnya
pada tekanan 0.197 MPa diperoleh tegangan vone Mises 0,226 MPa; dan pada tekanan 0,196
diperoleh tegangan vone Mises 0,225 MPa; serta pada tekanan 0.195 MPa diperoleh
tegangan vone Mises 0,224 MPa. Material head dan shell mempunyai yield strength
sebesar 260 MPa, dengan demikian, dapat dikatakan aman karena tidak melebihi yield
strength material berdasarkan teori kegagalan energi distorsi.
Kata kunci : Distilaion Colomn, Pressure Vessel, ASME VIII divisi 1, analisa tegangan,
autodesk inventor,
PENDAHULUAN
PT. Pertamina (Persero) Refinery
Unit IV Cilacap merupakan salah satu dari 7
jajaran Refinery Unit di tanah air, yang
memiliki kapasitas produksi terbesar yakni
348.000 barrel/hari, dan terlengkap
fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis
karena memasok 34% kebutuhan BBM
nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau
Jawa. (PT.Pertamina Reviney Unit IV).
Salah satu alat bantu suatu proses
pengolahan minyak pada PT. Pertamina
Refinery Unit IV Cilacap adalah distillation
column yang merupakan tabung (vessel)
bertekanan dan pada temperatur tertentu yang
berfungsi memisahkan kandungan pada acid
gas (gas alam yang bersifat asam) yang
mengandung CO2 (karbondioksida) dan H2S
(hidrogen sulfida) sehingga menjadi
beberapa produk dengan metode distilation
diantaranya; bahan baku pembuatan gas LPG
(liquefied petroleum gas) berbentuk gas dan
cair murni untuk bahan baku pembuatan
bahan kimia obat-obatan.
Tabung (vessel) bertekanan yang
digunakan harus mampu menahan tekanan
yang terjadi pada saat operasi baik tekanan
dari internal maupun external sehingga tidak
menyebabkan tabung (vessel) bertekanan
rusak. Tabung (vessel) bertekanan banyak
masalah-masalah yang dialami terkait dengan
tabung (vessel) bertekanan yaitu kebocoran,
ledakan, tidak sesuai dengan operasi, distorsi
dan keluaran produk tidak sesuai harapan,
maka analisa tegangan sangat penting
dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui
tegangan terjadinya pada bejana tekan
tersebut.
Page 2
Dalam perencanan tabung bertekanan
pemilihan material direkomendasikan
mengunakan sfesifikasi material SA 516
grade 70 karena sfesifikasi material tersebut
yeld strength sampai 260 Mpa, sehigga
mampu menahan beban tekan yang terjadi
akibat operasi pengelolahan acid gas di PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV
Cilacap. (Section Head Project Engineering,
2016).
Analisa kegagalan adalah suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
penyebab terjadinya kerusakan. Secara
keseluruhan jenis kegagalan pada material
dapat terbentuk seperti fatigue, keausan
(wear), korosi, patah (fracture), impact dan
lainnya. Kegagalan terjadi karena beberapa
faktor yaitu beban statik, sehingga seiring
timbulnya tegangan akibat beban yang
melebihi yield strength. Dan pada dasarnya
kegagalan dapat terjadi dikarenakan besaran
akibat kondisi operasi sifat kritis material
(Kurniawan, 2014).
Tegangan-tegangan yang terjadi pada
bejana tekan dapat dianalisa dengan software
karena bejana tekan merupakan benda 3
dimensi sehingga titik-titik analisa yang
harus dilakukan banyak. Untuk
mempermudah analisis dan mendapatkan
hasil yang lebih akurat maka dalam
penelitian digunakan sebuah software yang
bisa digunakan untuk menganalisis tegangan.
Saat ini software yang digunakan secara
umum di pasaran dalam menganalisis elemen
hingga antara lain ANSYS, CATIA, UGS,
Solid Work, Pro Enginer, Autodesk Inventor
(Kapustova, 2010).
Dari sekian banyak software untuk
melakukan analisis tegangan maka dalam
penelitian ini akan digunakan Autodesk
Inventor untuk menganalisis tegangan pada
bejana tekan (pressure vessel) karena
Autodesk Inventor memiliki tool yang lebih
lengkap dibandingkan software yang lain,
material yang lebih lengkap, proses
penggambaran 3D lebih cepat dan dapat
menggunakan software elemen hingga lain
dalam Autodesk Inventor. Menganalisis
bejana tekan (pressure vessel) pada Autodesk
Inventor, maka bejana tekan (pressure
vessel) harus direncanakan dan digambar
terlebih dahulu sesuai dengan dimensi yang
tertera di data sheet. Setelah proses
penggambaran selesai dikerjakan maka
analisis tegangan akan dilakukan dengan
menggunakan tool stress analisis pada
Autodesk Inventor.
TINJAUAN PUSTAKA
Pressure vessel dikenai berbagai
beban yang memberikan intensitas tegangan
yang berbeda dalam komponen pressure
vessel . Nilai tegangan adalah fungsi dari
sifat beban, geometri, dan konstruksi
komponen pressure vessel.[10]
.Bejana tekan dirancang berdasarkan
code tertentu yang memberikan persamaan
dan aturan untuk keamanan pada komponen
utama bejana tekan.[4]
Pressure vessel dirancang sesuai
dengan code ASME VIII Divisi 1, dirancang
dengan aturan dan tidak memerlukan
evaluasi rinci dari semua tegangan.
Perancang harus memilih kombinasi beban
untuk desain yang aman dan ekonomis,
sehingga dalam mendesain bejana tekan
perancang harus memahami beberapa tipe
mengenai tegangan dan pembebanan.[11]
Perancangan bejana tekan vertikal
dengan variasi pembebanan pada nozzle. Dari
simulasi pembebanan eksentris didapat
bahwa penambahan variasi beban dari bejana
tekan dapat meningkatkan rasio tegangan
dari nozzle dan reinforcement pad. [7]
Perancangan bejana tekan horizontal
dengan variasi pembebanan pada nozzle. Dari
simulasi pelepasan support didapat bahwa
penambahan variasi beban dari bejana tekan
dapat meningkatkan rasio tegangan dari
nozzle dan reinforcement pad.[8]
Perancangan bejana tekan horisontal
berbasis code ASME VIII Div 2. Dari hasil
perancangan didapat bahwa bejana tekan
divisi 2 mempunyai daerah perancangan
yang berbeda dengan divisi 1 dan 3
didasarkan pada tekanan dan
temperaturnya.[9]
Page 3
Mengangkat materi mengenai
bejana tekan vertikal separator dengan
variasi tekanan dan beban eksentris.[12]
METODE PENELITIAN
Diagram Alir Penelitian
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Prosedur Penelitian
Desain Percobaan
Tegangan yang terjadi pada bejana
tekan setelah dilakukan simulasi
menggunakan software autodesk inventor
adalah sebagai berikut :
1. Tegangan von mises
2. First principal stress
3. Third principal stress
4. Tegangan arah sumbu X
5. Tegangan arah sumbu Y
6. Tegangan arah sumbu Z
7. Tegangan geser bidang XY
8. Tegangan geser bidang XZ
9. Tegangan geser bidang YZ
Alur Simulasi Kekuatan Terhadap Variasi
Tekanan
1. Part dan assembly dalam bentuk 3D (tiga
dimensi)
Gambar 2. Part dan assembly 3D
2. Masuk Ke Tool Stress Analysis Inventor
Gambar 3. Tool Stress Analysis
3. Membuat Simulasi Baru
Gambar 4. Simulasi Baru
4. Pemberian Material Simulasi
Gambar 5. Pemberian Material Simulasi
Page 4
5. Penentuan Fixed Area
.
Gambar 6. Penentuan Fixed Area
6. Pemberian Beban Tekanan Internal
Gambar 7. Pemberian Beban Tekan Internal
7. Pemberikasaan Contacts (sambungan)
Gambar 8. Pemberikasaan Contacts
8. Mesh View
Gambar 9. Mesh View
9. Running Stress Analysis
Gambar 10. Running Stress Analysis
Arah Pembacaan Tegangan Pada Bejana
Tekan Software Inventor 2015
Sebelum melakukan analisis tegangan
terhadap variasi tekanan, terlebih dahulu
ditetepkan arah dari model 3D bejana tekan
agar mempermudah dalam membaca
tegangan yang terjadi. Arah dari model 3D
bejana tekan didapatkan dari arah acuan pada
software autodesk inventor. Arah acuan
bejana tekan dalam model 3D dapat dilihat
pada gambar 3.11. Sumbu Z positif pada
model 3D bejana tekan mengarah ke atas
atau sumbu vertikal pada arah proyeksi
bejana tekan sesungguhnya.
Gambar 11 Arah Acuan Dari Model 3d
Bejana Tekan
Setelah arah acuan pada model 3D
didapatkan, maka arah tegangan yang terjadi
dapat ditetapkan. Untuk mempermudah
dalam pembacaan tegangan nantinya, arah
dari tegangan dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Page 5
(a) (b)
Gambar 12 (a) Principal Planes, (b)
Principal Planes Stress (Collins, 1992)
Untuk benda yang berbentuk silinder
seperti pada shell, arah tegangan yang terjadi
dapat digambarkan dalam bentuk potongan
dari silinder tersebut. Untukmempermudah
dalam pembacaan, arah principal stress pada
shell bentuk silinder dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 14 Principal Stress Pada Shell
Bentuk Silinder (Collins, 1992)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kekuatan Bejana Tekan
Terhadap Simulasi Tekanan
Dalam penelitian ini dilakukan
analisis kekuatan bejana tekan terhadap
variasi tekanan. Tekanan pada bejana tekan
menyebabkan tegangan pada shell dan head.
Tegangan pada shell meliputi tegangan
sirkumferensial dan tegangan longitudinal.
Tegangan pada head selain tegangan terdapat
dua tegangan tersebut juga terdapat tegangan
radial.
1. Titik Tinjauan Simulasi Tekanan
Analisis kekuatan bejana tekan
terhadap variasi tekanan didasarkan pada
tegangan maksimum yang terjadi pada bejana
tekan tersebut saat menerima tekanan
internal. Pada titik itulah nantinya peneliti
melakukan analisis pada semua variasi
tekanan yang dikenai pada bejana tekan
apakah tegangan yang terjadi melebihi atau
tidak tegangan yang diijinkan. Setelah
melakukan pengamatan dan simulasi,
didapat bahwa untuk masing-masing
tegangan yang terjadi, titik maksimum
yang terjadi pada bejana tekan berbeda-
beda. Titik maksimum saat menerima
beban tekanan internal dapat dilihat pada
gambar 15 sampai dengan 23.
Gambar 15 Titik Tinjaan Tegangan vone
Mises Stress
Gambar 16 Titik Tinjauan First Principal
Stress
Page 6
Gambar 17 Titik Tinjauan Third Principal
Stress
Gambar 18 Titik Tinjauan Tegangan Arah
Sumbu X
Gambar 19 Titik Tinjauan Tegangan Arah
Sumbu Y
Gambar 20 Titik Tinjauan Tegangan Arah
Sumbu Z
Gambar 21 Titik Tinjauan Tegangan Geser
XY
Gambar 22 Titik Tinjauan Tegangan Geser
XZ
Gambar 23 Titik Tinjauan Tegangan Geser
YZ
Page 7
2. Besar Tegangan Yang Terjadi Pada
Simulasi Tekanan
Setelah melakukan analsisis,
selanjutnya adalah mencatat besarnya
tegangan yang terjadi untuk masing-masing
tegangan pada tiap titik tinjauan yang telah
ditentukan. Besarnya tegangan yang terjadi
adalah sebagai berikut
Tabel 1 Tegangan yang terjadi pada simulasi
variasi tekanan
N
o
Tekanan
(MPa)
Vone
Mises
Stress
(MPa)
1st
Principal
Stress
(MPa)
3rd
Principal
Stress
(MPa)
Teganan
Arah
Sumbu X
(MPa)
1 0.217 0.249 0.167 0.034 0.068
2 0.197 0.226 0.152 0.031 0.062
3 0.196 0.225 0.151 0.031 0.062
4 0.195 0.224 0.150 0.031 0.061
Tegangan
Geser
Arah
XY
(MPa)
Tegangan
Geser
Arah
XZ
(MPa)
Tegangan
Arah
Sumbu Y
(MPa)
Tegangan
Geser
Arah
YZ
(MPa)
Teganan
Arah
Sumbu
Z
(MPa)
0.084 0.078 0.088 0.069 0.147
0.077 0.071 0.080 0.062 0.134
0.076 0.070 0.079 0.062 0.133
0.076 0.070 0.079 0.062 0.133
Berdasarkan Tabel 1 besarnya tegangan
maksimum yang terjadi pada bejana tekan
dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 24 Grafik Hubungan Tekanan
Dengan Vone Mises Stress
Gambar 25 Grafik Hubungan Tekanan
Dengan 1st Principal Stress
Gambar 26 Grafik Hubungan Tekanan
Dengan 3rd Principal Stress
Gambar 17 Grafik Hubungan Tekanan
Dengan Tegangan Arah Sumbu X
Gambar 28 Grafik Hubungan Tekanan
Dengan Tegangan Arah Sumbu Y
Page 8
Gambar 29 Grafik Hubungan Tekanan
Dengan Tegangan Arah Sumbu Z
Gambar 30 Grafik Hubungan Tekanan
Dengan Tegangan Geser Bidang XY
Gambar 31 Grafik Hubungan Tekanan
Dengan Tegangan Geser Bidang XZ
Gambar 32 Grafik Hubungan Tekanan
Dengan Tegangan Geser Bidang YZ
3. Pembahasan
Berdasarkan hasil simulasi
menggunakan Autodesk Inventor pada
pressure vessel dapat terlihat distribusi
tegangan Vone Mises, 1st Principal Stress,
3rd Principal Stress, arah sumbu X, arah
sumbu Y arah sumbu Z, Tegangan Geser
Bidang XY, Tegangan Geser Bidang XZ dan
Tegangan Geser Bidang YZ yang terlihat
pada gambar 4.2 sampai dengan 4.10 yang
diambil pada tegangan maksimum pressure
vessel. Dan dapat dilihat dari grafik 4.12
sampai dengan garfik 4.19 grafik hubungan
antara tekanan dengan Vone Mises, 1st
Principal Stress, 3rd Principal Stress, arah
sumbu X, arah sumbu Y arah sumbu Z,
Tegangan Geser Bidang XY, Tegangan
Geser Bidang XZ dan Tegangan Geser
Bidang YZ terlihat tegangan paling tinggi
pada tekanan 0,217 MPa, selanjutnya
menurun pada tekanan 0,197 MPa,
selanjutnya 0,196 MPa dan 0,195 MPa. jadi
semakin besar tekanan yang diberikan maka
semakin besar pula tegangan yang terjadi
pada pressure vessel distillation colomn
tersebut.
Dari Tabel 1, dapat dilihat tergantung
arahnya. Selanjutnya dari tabel hasil
pengamatan dapat dilakukan analisis
kegagalan untuk mengetahui pada tekanan
berapa bejana tekan tersebut dapat
dinyatakan gagal. Teori kegagalan pada
penelitian ini menggunakan teori energi
distorsi, dimana suatu benda multiaksial
dinyatakan gagal apabila tegangan vone
Mises yang terjadi melebihi tegangan yang
diijinan saat pengujian spesimen dengan
material yang sama. Pada saat simulasi, titik
tinjauan tegangan vone Mises berada pada
head. Head menggunakan bahan SA-516
Gr 70 dengan maximum yield strength
sebesar 260 MPa. Hubungan antara
tekanan, tegangan vone Mises yang terjadi
dan yield strength dari material SA-516 Gr
70 dapat dinyatakan dengan grafik berikut :
Page 9
Gambar 33 Grafik Hubungan Tekanan,
Tegangan Vone Mises Dan Tegangan Yang
Dijinkan.
Dari Studi simulasi tekanan dengan
menggunakan autodesk inventor 2015
dilakukan pada pressure vessel distillation
colomn berdasarkan data tekanan di lapangan
diperoleh hasil tegangan yaitu pada tekanan
0.217 MPa diperoleh tegangan vone Mises
0,249 MPa, selanjutnya pada tekanan 0.197
MPa diperoleh tegangan vone Mises 0,226
MPa, dan 0,196 diperoleh tegangan vone
Mises 0,225 MPa, yang terakhir pada tekanan
0.195 MPa diperoleh tegangan vone Mises
0,224 MPa. Tegangan yang terbesar terjadi
pada head yaitu di sekitar garis tangen yang
ditunjukan pada gambar 4.2 sampai dengan
4.10. Dari Gambar 4.20 material SA 516 gr
70 head dan shell mempunyai yield strength
sebesar 260 MPa, jika untuk faktor keamanan
untuk pressure vessel vertical type
distillation colomn pada lampiran 1 sebesar
15 maka tegangan yang diijikan untuk
pressure vessel vertical type distillation
colomn sebesar 17,3 MPa. dengan demikian,
dapat dikatakan aman karena tidak melebihi
tegangan yang diijikan material sesuai
dengan teori kegagalan energi distorsi yaitu
kegagalan diprediksi terjadi pada keadaan
tegangan multiaksial bilamana energi distorsi
per unit volume sama atau lebih besar dari
energi distorsi per unit volume pada saat
terjadinya kegagalan dalam pengujian
tegangan uniaksial sederhana terhadap
pressure vessel dari material yang sama.
KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan dan analisa
tegangan pressure vessel vertical type
distillation colomn dengan menggunakan
software autodesk inventor 2015, secara garis
besar terdapat beberapa poin penting
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Pada penelitian ini digunakan panduan
rumus dari ASME (The American Society
Of Mechanical Engineering) untuk
menghitung ketebalan head, shell dan
skirt, didapatkan hasil perhitungan
ketebalan minimum yaitu head 13,66 mm
berbentuk ellipsoidal, shell 13,69 mm, dan
Skirt 3,47 mm. Dengan melihat
ketersediaan bahan di pasaran untuk
material SA-516 Gr 70 maka head dan
shell menggunakan ketebalan 14 mm serta
skirt menggunakan ketebalan 5 mm.
2. Pemodelan 3D sesuai dimensi, dan studi
simulasi tekanan dengan software
autodesk inventor 2015 didapatkan hasil
tegangan yaitu pada tekanan 0.217 MPa
diperoleh tegangan vone Mises 0,249
MPa, selanjutnya pada tekanan 0.197 MPa
diperoleh tegangan vone Mises 0,226
MPa, dan pada tekanan 0,196 MPa
diperoleh tegangan vone Mises 0,225
MPa, serta pada tekanan 0.195 MPa
diperoleh tegangan vone Mises 0,224
MPa. Tegangan yang terbesar terjadi pada
head yaitu di sekitar garis tangen,
material head dan shell pada pressure
vessel mempunyai faktor keamanan
sebesar 15 maka tegangan yang diijikan
untuk pressure vessel vertical type
distillation colomn sebesar 17,3 MPa.
Page 10
DAFTAR PUSTAKA
[1] ASME, 2004, ASME Boiler and Pressure
Vessel Code Section VIII Division 1,
Rules for Construction of Pressure
Vessel, ASME Press, New York.
[2] ASME, 1998, ASME B16.5, Pipe Flanges
and Flanged Fitting NPS ½ Through
NPS 24,, ASME Press, New York.
[3] ASME, 2010, ASME Boiler and Pressure
Vessel Code Section II Materials,
ASME Press, New York
[4] Bednar, 1986, Pressure Vessel
Design Handbook, Krieger Publishing
Company, Florida.
[5] Budynas, Richard G., 1999, Advanced
Strength and Applied Stress Analysis,
McGraw-Hill, Singapore.
[6] Collins, Jack.A., 1992, Failure of
Materials in Mechanical Design, A
Wiley-Interscience Publication, New
York
[7] Fathoni, Jundan Rais, 2013, Perancangan
Bejana Tekan Vertikal dan Simulasi
Pembebanan pada Nozzle (Studi
Kasus Separator Unit Karaha PT.
Pertamina Geothermal Energy),
Jurusan Teknik Mesin dan Industri
UGM, Yogyakarta.
[8] Hutagaol, Eko, 2013, Perancangan
Bejana Tekan Horisontal dengan
Variasi Pembebanan pada Nozzle
(Studi Kasus Perancangan Slug
Cacther di Jalur Perpipaan Gas
Semarang-Gresik), Jurusan Teknik
Mesin dan Industri UGM,
Yogyakarta.
[9] Kurniawan, Deni Aditya, 2014,
Perancangan Bejana Tekan Horisontal
Berbasis Code ASME VIII Divisi 2
(Studi Kasus Test Separator Field
Peciko 3, Total E&P Indonesia),
Jurusan Teknik Mesin dan Industri
UGM, Yogyakarta.
[10] Megyesy, Eugene F., 1997, Pressure
Vessel Handbook 10th
Edition,
Pressure Vessel Publishing Inc.,
Tulsa.
[11] Moss, D.R., 2004, Pressure Vessel
Design Manual 3rd
Edition, Gulf
Professional Publishing.
[12] Widodo, Median Ari, 2014, Analisis
Tegangan Bejana Tekan Vertikal
Berbasis Code Asme VIII Div 1
Menggunakan Autodesk Inventor,
Jurusan Teknik Mesin dan Industri
UGM, Yogyakarta