2.1.4 GaramDapur Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam, garam dapur, garam meja, atau garam karang, merupakan senyawa ionik dengan rumus NaCl. Natrium klorida adalah garam yang paling bertanggung jawab atas kadar garam dari laut dan dari cairan ekstraselular multiseluler dari banyak organisme. Sebagai bahan utama garam bisa dimakan, itu biasanya digunakan sebagai bumbu dan makanan pengawet. NaCl mempunyai massa molar 58,443 g / mol, tidak berwarna, berbau, kepadatannya 58,443 g / mol, titik lebur 801 °C, dan titik didih 1413 o C ( Anonim, 22 oktober 2010). 2.2 Entalpi Jika sebuah sistem bebas untuk mengubah volumenya terhadap tekanan luar yang tetap, perubahan energi dalamnya tidak lagi sama dengan energi yang diberikan kepada kalor. Energi yang diberikan sebagai kalor diubah menjadi kerja untuk memberikan tekanan balik terhadap lingkungannya, sehingga dU<dq. Kita akan menunjukkan bahwa pada tekanan tetap, kalor yang diberikan sama dengan perubahan dalam sifat termodinamika yang lain dari sistem, yaitu entalpi H (Atkins, 1993 : 44). Entalpi pelarutan standart merupakan perubahan entalpi standart jika zat itu melarut di dalam pelarut dengan sejumlah tertentu. Entalpi pembatas pelarutan adalah perubahan entalpi standart jika zat melarut dalam pelarut dengan jumlah tak terhingga, sehingga interaksi antara dua ion (atau molekul terlarut untuk zat bukan elektrolit) dapat diabaikan (Atkins, 1999 : 50). Untuk menentukan perubahan entalpi yang terjadi pada larutan, maka konsentrasi larutannya perlu ditetapkan terlebih dahulu. Panas pelarutan suatu zat adalah perubahan entalpi yang terjadi bila 1 mol zat itu dilarutkan ke dalam suatu pelarutan untuk mencapai konsentrasi tertentu. Panas pelarutan tersebut dinamakan panas pelarutan integral atau panas pelarutan total. Panas pelarutan bukan bergantung pada jenis zat yang dilarutkan, jenis pelarut, suhu, dan tekanan, tetapi bergantung pada konsentrasi larutan yang hendak dicapai (Alberty, 1992 : 32).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2.1.4 GaramDapur
Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam, garam dapur, garam meja, atau garam karang, merupakan senyawa ionik dengan rumus NaCl. Natrium klorida adalah garam yang paling bertanggung jawab atas kadar garam dari laut dan dari cairan ekstraselular multiseluler dari banyak organisme. Sebagai bahan utama garam bisa dimakan, itu biasanya digunakan sebagai bumbu dan makanan pengawet. NaCl mempunyai massa molar 58,443 g / mol, tidak berwarna, berbau, kepadatannya 58,443 g / mol, titik lebur 801 °C, dan titik didih 1413oC (Anonim, 22 oktober 2010).
2.2 Entalpi
Jika sebuah sistem bebas untuk mengubah volumenya terhadap tekanan luar yang tetap, perubahan energi dalamnya tidak lagi sama dengan energi yang diberikan kepada kalor. Energi yang diberikan sebagai kalor diubah menjadi kerja untuk memberikan tekanan balik terhadap lingkungannya, sehingga dU<dq. Kita akan menunjukkan bahwa pada tekanan tetap, kalor yang diberikan sama dengan perubahan dalam sifat termodinamika yang lain dari sistem, yaitu entalpi H (Atkins, 1993 : 44).
Entalpi pelarutan standart merupakan perubahan entalpi standart jika zat itu melarut di dalam pelarut dengan sejumlah tertentu. Entalpi pembatas pelarutan adalah perubahan entalpi standart jika zat melarut dalam pelarut dengan jumlah tak terhingga, sehingga interaksi antara dua ion (atau molekul terlarut untuk zat bukan elektrolit) dapat diabaikan (Atkins, 1999 : 50).
Untuk menentukan perubahan entalpi yang terjadi pada larutan, maka konsentrasi larutannya perlu ditetapkan terlebih dahulu. Panas pelarutan suatu zat adalah perubahan entalpi yang terjadi bila 1 mol zat itu dilarutkan ke dalam suatu pelarutan untuk mencapai konsentrasi tertentu. Panas pelarutan tersebut dinamakan panas pelarutan integral atau panas pelarutan total. Panas pelarutan bukan bergantung pada jenis zat yang dilarutkan, jenis pelarut, suhu, dan tekanan, tetapi bergantung pada konsentrasi larutan yang hendak dicapai (Alberty, 1992 : 32).
Ada beberapahal yang harus diperhatikan pada perubahanentalpi :
1. ∆H, ∆E atau q positif, artinya system memperoleh tenaga.2. W>0 → kerja dilakukan oleh sistem
W<0 → kerja dilakukan terhadap system (Sukardjo, 1997 : 34).
Panas pelarutan adalah panas yang menyertai reaksi kimia pada pelarutan mol zat solute dalam n mol solvent pada tekanan dan temperature yang sama. Hal ini disebabkan adanya ikatan kimia dari atom-atom. Panas pelarutan dibagi menjadi dua yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan diferensial. Panas pelarutan didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi bila dua zat atau lebih zat murni dalam keadaan standar dicampur pada tekanan dan temperatur tetap untuk membuat larutan (Alberty, 1992 : 35).
Bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam pelarut, kalor dapat diserap atau dilepaskan, kalor reaksi bergantung pada konsentrasi larutan akhir. Bila zat terlarut dilarutkan dalam pelarut yang secara kimia sama dan tidak ada komplikasi mengenai ionisasi atau solvasi, kalor pelarutan hamper sama dengan peluluhan. Kalor pelarutan, integral antara 2 kemolalan m1
dan m2 adalah kalor yang menyertai pengenceran tertentu dengan konsentrasi M, yang mengandung 1 mol zat terlarut dengan pelarut murni untuk membuat larutan dengan konsentrasi m2 (Alberty, 1992: 34).
Pengaruh temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan (∆H) negatif, daya larut turun dengan naiknya temperatur. Bila panas pelarutan (∆H) positif, daya larut naik dengan naiknya temperatur. Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan cair, tetapi berpengaruh pada daya larut gas (Sukardjo, 1997 : 142).
Pada larutan jenuh terjadi kesetimbangan antara zat terlarut dalam larutan dan zat yang tidak terlarut. Pada keadaan kesetimbangan ini kecepatan melarut sama dengan kecepatan mengendap dan konsentrasi zat dalam larutan akan selalu tetap. Jika kesetimbangan terganggu dengan adanya perubahan temperatur maka konsentrasi larutannya akan berubah. Menutur Van’t Hoff pengaruh temperatur terhadap kelarutan dinyatakan sebagai berikut :
d ln S/dt = (∆H)/RT2
dengan mengintegralkan dari T1 ke T2 maka akan dihasilkan
ln S2/S1 = (∆H/R) (T1-1-T2
-1).
Ln S = -(∆H)/RT + konstanta
Dimana :
1. S1,S2 = kelarutan masing – masing zat pada temperature T1 dan T2 (g/1000gram solven).
2. ∆H = panas pelarutan (panas pelarutan/ g (gram)).3. R = konstanta gas umum.
Secara umum panas pelarutan adalah positif (endodermis) sehingga menurut Van’t Hoff makin tinggi temperatur maka akan semakin banyak zat yang larut. Sedangkan untuk zat – zat yang panas pelarutannya negatif (eksotermis), maka semakin tinggi suhu maka akan semakin berkurang zat yang dapat larut (Tim Kimia Fisika, 2009 : 2).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
- Thermostat 0-500C
- Thermometer 500 C
- Buret 50 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Gelas takar 250 ml
- Pipet volume 10 ml
- Pengaduk gelas
- Tabung reaksi
3.1.2 Bahan :
- Asam oksalat
- Larutan NaOH 0,5 N
- Indicator PP
- Es batu dan garam dapur
Fungsi garam
Dalam percobaan ini dilakukan penambahan garam, hal ini dilakukan bertujuan untuk menurunkan titik beku air serta meningkatkan titik didih agar es akan tetap membeku dalam waktu yang agak lama sehingga memudahkan percobaan ini terutama percobaan yang di lakukan pada suhu yang rendah.
4.2.3 Pengaruh suhu
Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan. Adanya kalor (panas) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antar molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antar molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik antar molekul-molekul air dan terjadi kelarutan. Energi kinetik rata-rata molekul pada suhu tinggi lebih besar daripada energi kinetik rata-rata molekul pada suhu rendah.
Pengaruh temperatur pada kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya, jika air dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm. Jadi jika proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih tinggi.
4.2.4 Pengaruh tekanan
Faktor berikutnya adalah pengaruh tekanan pada kelarutan, Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. Sebab suatu tekanan berhubungan dengan volum
dan volum cairan itu sendiri tidak mengalami perubahan yang besar, hal ini berbeda dengan volum gas. Partikel gas geraknya lebih bebas dibandingkan dengan cairan, sehingga pengaruh tekanan pada zat cair lebih kecil dibanding pengaruhnya terhadap gas.
4.2.4 Reaksi endoterm dan eksoterm
Ketika asam oksalat dilarutkan dalam air, campuran tersebut menjadi dingin, hal itu menunjukkan bahwa proses melarutnya asam oksalat adalah endoterm. Hal ini dibuktikan dengan makin sedikitnya jumlah asam oksalat yang larut seiring dengan turunnya suhu, yakni pada suhu yang semakin rendah maka akan terdapat endapan yang semakin banyak serta pada waktu dilakukan pengadukan, suhu larutan turun dan diluar beaker gelas terasa dingin. Begitu juga sebaliknya, jika suatu zat dilarutkan dalam air, campurannya menjadi panas, hal itu menandakan bahwa proses melarutnya tersebut adalah eksoterm. Jumlah panas yang diabsorbsi atau dilepaskan bila suatu zat membentuk larutan disebut panas larutan, yang diberi simbol ∆Hpelarutan. Panas pelarutan adalah perbedaan energi yang dimiliki larutan setelah terbentuk dan energi yang dimiliki komponen larutan sebelum dicampur. Jadi :
∆Hpelarutan = ∆Hpelarutan – ∆Hkomponen
besarnya panas kelarutan dapat memberikan keterangan mengenai gaya tarik relatif antara bermacam-macam partikel dalam larutan tersebut.
BAB.5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Semakin tinggi suhu maka semakin besar tingkat kelarutannya. Tekanan tidak berpengaruh besar terhadap kelarutan. Digunakan garam sebagai penurun titik beku air serta meningkatkan titik didih air. Eksoterm merupakan proses pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan. Endoterm ialah proses penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem. Percobaan entalpi pelarutan ini merupakan proses endoterm.
5.2 Saran
Selalu periksa kondisi alat sebelum melakukan percobaan guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Selalu tingkatkan ketelitian dalam pengamatan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Ikuti petunjuk asisten dan buku penuntun untuk meminimalisasi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, Robert.A. 1991. Kimia Fisik. Jakarta : Erlangga.
Anonim. 2010. Asam Asetat. http://www.id.wikipedia.org/Asam-Asetat diakses tanggal 22 oktober 2010.
Anonim. 2010. Natrium Hidroksida. http://www.id.wikipedia.org/Natrium-Hidroksida diakses tanggal 22 oktober 2010.
Anonim. 2010. Natrium Klorida. http://www.id.wikipedia.org/Natrium-Klorida diakses tanggal 22 oktober 2010.
Anonim. 2010. Pheolptealein. http://www.id.wikipedia.org/Phenolptealein diakses tanggal 22 oktober 2010.
Atkins, Pw. 1999. Kimia Fisika Jilid 1 edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.
Brady, James. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta: Jakarta.
Tim Kimia Fisika. 2010. Penuntun Praktikum Termodinamika kimia. UNEJ: Jember.
LAMPIRAN
Perhitungan :
1. T = 26 → =
= × NaOH
= 0.5 M × 39.5 mL
= 19.75 mmol = 1.975 × 10-2 mol
= ×
= × 1.975 × 10-2 mol
= 9.875 × 10-3 mol
S = × ×
= 10 × 9.875 × 10-3 mol × 90
= 8.8875
S = × × ×
= 10 × 9.875 × 10-3 mol × 90 ×
= 8.875
S = × ×
= × × 90
= 35.55
ln S = ln 35.55 × 10-2
= 3.57
1. T = 22 → =
= × NaOH
= 0.5 M × 35.35 mL
= 17.675 mmol = 1.7675 × 10-2 mol
= ×
= × 1.7675 × 10-2 mol
= 8.84 × 10-3 mol
S = × ×
= 10 × 8.84 × 10-3 mol × 90
=
S = × × ×
= 10 × 8.84 × 10-3 mol × 90 ×
=
S = × ×
= × × 90
= 31.8
ln S = ln 31.8 × 10-2
= 3.46
1. T = 18 → =
= × NaOH
= 0.5 M × 32.65 mL
= 16.325 mmol = 1.6325 × 10-2 mol
= ×
= × 1.6325 × 10-2 mol
= 8.162 × 10-3 mol
S = × ×
= 10 × 8.162 × 10-3 mol × 90
=
S = × × ×
= 10 × 8.162 × 10-3 mol × 90 ×
=
S = × ×
= × × 90
= 29.39
ln S = ln. 29.39 × 10-2
= 3.38
1. T = 14 → =
= × NaOH
= 0.5 M × 27.85 mL
= 13.925 mmol = 1.3925 × 10-2 mol
= ×
= × 1.3925 × 10-2 mol
= 6.9625 × 10-3 mol
S = × ×
= 10 × 6.9625 × 10-3 mol × 90
=
S = × × ×
= 10 × 6.9625 × 10-3 mol × 90 ×
=
S = × ×
= × × 90
= 25.07
ln S = ln 25.07
= 3.22
1. T = 10 → =
= × NaOH
= 0.5 M × 26.1 mL
= 13.05 mmol = 1.305 × 10-2 mol
= ×
= × 1.305 × 10-2 mol
= 6.525 × 10-3 mol
S = × ×
= 10 × 6.525 × 10-3 mol × 90
=
S = × × ×
= 10 × 6.525 × 10-3 mol × 90 ×
= 5.8725
S = × ×
= × × 90
= 23.49
ln S = ln 23.49
= 3.16
1. T = 6 → =
= × NaOH
= 0.5 M × 18.25 mL
= 9.125 mmol = 9.125 × 10-3 mol
= ×
= × 9.125 × 10-3 mol
= 4.5625 × 10-3 mol
S = × ×
= 10 × 4.5625 × 10-3 mol × 90
=
S = × × ×
= 10 × 4.5625 × 10-3 mol × 90 ×
=
S = × ×
= × × 90
= 16.43
ln S = ln 4.10625
= 1.412
Penentuan ∆H :
m = -
∆H = – m × R
= – (-2892.4) × 8,314
= 24047.42
= 24.04742
Leave a comment
PEMBUATAN LARUTAN KI DAN LARUTAN NACL
I. Topik :Pembuatan larutan KI dan pembuatan larutan Nacl
II. Hari/tgl :Rabu,27 Oktober 2010
III. Tujuan :Mengetahui cara pembuatan larutan KI dan larutan Nacl
IV. Dasar teori
Wirjosoemarto ( 2000) Menyatakan bahwa larutan merupakan campuran homogeny dari
dua macam zat atau lebih. Dalam berbagai percobaan kimia sering digunakan larutan baku
yang terdiri atas larutan baku primer dan sekunder. Larutan baku primer adalah larutan yang
dijadikan acuan untuk penetapan konsentrasi larutan lain. Larutan baku sekunder adalah
larutan yang konsentrasinya distandarisasi terhadap larutan baku primer.
Mulyono (2006) Menyataan bahwa zat padat untuk menghasilkan larutan sering
digunakan dalam keseharian. Caranya sejumlah zat padat dihilangkan volume pelarut
dimasukkan sejumlah zat padat biasanya diikuti pengadukan. Pembuatan larutan zat padat
sebagai pereaksi umum atau perkhusus tidaklah sederhana pereaksi itu untuk tujuan analisa
kuantitatif atau tujuan lain. Sedangkan teknik pengenceran pada umumnya asam anorganik
berupa cairan pekat. Zat cair organic umumnya bersifat mudah menguap dan terbakar.
Annisanfushie (2008) Menyatakan bahwa larutan didefinisikan sebagai campuran
homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas cairan atau padatan. larutan
encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil salute relative terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute
adalah zat terlarut.
V. Alat dan bahan
a. Alat
- Gelas ukur 100 ml 1 buah
- Gelas kimia 100 ml 2 buah
- Spatula 2 buah
- Neraca ohause 1 buah
- Botol 2 buah
- Corong 2 buah
b. Bahan
- Kalium iodida(KI) 4,15 gr
- Natrium klorida (Nacl) 1,46 gr
- Aquades 100 ml
VI. Cara kerja
A. Untuk kalium iodide (KI)
1. Menimbang 4,5 gr KI menggunakan neraca ohause.
2. Mengukur 50 ml aquades menggunakan gelas ukur menggunakan gelas ukur 100 ml.
3. Memasukkan 50 ml aquades ke dalam gelas kimia.
1. Memasukkan sedikit demi sedikit KI ke dalam gelas kimia sambil di aduk.
2. Setelah dingin menyimpan larutan ke dalam botol dan member label.
B. Untuk kalium klrorida (Nacl)
1. Menimbang 1,46 gr Nacl menggunakan neraca ohause.
2. Mengukur 50 ml aquades menggunakan gelas ukur 100 ml.
3. Memasukkan 50 ml aquades ke dalam gelas kimia.
4. Memasukkan sedikit demi sedikit Nacl ke dalam gelas kimia sambil di aduk.
5. Setelah dingin,menyimpan larutan ke dalam botol dan member label.
VII. Data hasil pengamatan
N
O
Reaksi Sebelum direaksikan Setelah direaksikan
1 KI+Nacl KI Berwarna putih
padat,tidak berbau.
Nacl Berwarna putih
Larutan KI yang dilarutkan
dengan aquades,setelah
diaduk terjadi reaksi yaitu
larutan menjadi dingin.
dan tidak berbau. Begitu juga pada Nacl.
VIII. Deskripsi Data
a. Pembuatan Larutan KI
Berdasarkan data hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa,pada percobaan pertama KI
sebelum direaksikan berbentuk padat dan berwarna putih,dan pada aquades berbentuk cair
dan berwarna bening (tidak berbau). Setelah direaksikan oleh KI dan direaksikan
menggunakan aquades,setelah di aduk KI mudah terlarut dan menjadi bening(tidak berbau).
b. Pembuatan Larutan Nacl
Berdasarkan data hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa,pada percobaan kedua Nacl
sebelum direaksikan berbentuk padat dan berwarna putih,dan pada aquades berbentuk cair
dan berwarna bening(tidak berbau). Setelah direaksikan oleh Nacl dan direaksikan oleh
aquades,kemudian diaduk,setelah di aduk Nacl mudah terlarut dan menghasilkan warna yang
bening dan tidak berbau.
IX. Analisis Data
a. Menghitung volume asam yang akan di diencerkan dilarutan yang akan dibuat.
Untuk kalium Iodida (KI) 0,5
Diket : M KI = 0,5 M
Aquades = 50 ml = 0,05 l
Mr kI = 166
Dit : gr……..?????
Jawab: m =n/v
0,5 =n/0,05
n =0,025
n =gr/mr
0,025 =gr/166
gr =4,15 gram
b. Untuk Nacl 0,05
Diket : M Nacl =0,5 m
Aquades =50ml =0,05l
Mr Nacl =58,5
Dit : gr……..?????
Jawab: m =n/v
O,5 =n/0,05
n =0,025
n =gr/mr
0,025 =gr/58,5
Gr =1,46
X. Pembahasan
Pada pembuatan larutan KI dan larutan Nacl,menggunakan aquades sebagai zat pelarut.
Aquades yang digunakan sebanyak 50 ml pada setiap pengenceran larutan. Aquades
merupakan pelarut universal sehingga banyak digunakan sebagai pelarut. Zat terlarut dalam
percobaan ini adalah KI dan Nacl sedangkan zat pelautnya adalah aquades. Aquades
merupakan zat cair yang tidak berbau dan dapat digunakan sebagai pelarut,untuk dapat
melarutka KI dan Nacl. Menurut kesetimbangan air merupakan elekiliy yang sangat
lemah,karena sebagian molekul air tereonisasi menurut reaksi H2O(Aq) H+(aq) + OH-
(Aq), oleh
karena itu jumlah molekul air yang teronisasi sangat sedikit. Pada pembuatan larutan pertama
pada Kalium Iodida (KI) yang dilarutkan menggunakan aquades menghasilka larutan yang
berwarna putih,setelah diaduk. Prosedur kerja pada Kalium Iodida (KI).
1. Menimbang 4,15 gr KI mengunakan neraca ohause.
2. Mengukur 50 ml aquades menggunakan gelas ukur 100 ml.
3. Memasukkan 50 ml aquades kedalam gelas kimia.
4. Memasukkan sedikit demi sedikit KI kedalam gelas kimia sambil diaduk.
5. Setelah dingin menyimpan larutan kedalam botol dan member label.
Asam klorida adalah larutan aquatic dari gas hydrogen ,ini merupakan asam kuat.
Senyawa ini digunakan secara luas oleh industri, cara menentukan larutan ini yaitu dengan
cara menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan larutan,dan menghitung volume asam
yang akan diencerkan,membuat prosedur kerja dan melakukan percobaan. Larutan
merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita,suatu sistem homogen yang mengandung
dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik yang
disebut larutan. Komponen pada larutan terdiri dari dua jenis yaitu pelarut dan terlaru. Pelarut
merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Larutan
terbentuk melalui pencamouran dua atau lebih zat murni yang molekulnya beriteraksi
langsung dalam sejumlah kecil solute. Prosedur kerja pada Natrium Klorida(Nacl).
1. Menimbang1,46 gr Nacl menggukan neraca ohause.
2. Mengukur 50ml aquades mengunakan gelas ukur 100ml
3. Memasukkan 50ml aquades kedalam gelas kimia.
4. Memasukkan sedikit demi sedikit Nacl kedalam gelas kimia sambil di aduk.
5. Setelah dingin menyimpan larutan kedalam botol dan member table.
XI. Kesimpulan
Dari data hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa larutan merupakan campuran
homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Zat terlarut pada percobaan ini adalah KI dan