LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK IISENYAWA KOMPLEKS
ALUMINIUM
KELOMPOK:3NAMANIMBERLY DWIKARYANI06111010022FERI
SETIAWAN06111010018ZULKANDRI06111010019APRIANSYAH06111010020AMALIAH
AGUSTINA06111010021SRI DWIWATI06111010023DITA DWI
FEBRIANA06111010024
PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS
SRIWIJAYA2014I. PERCOBAAN KE: 2II. JUDUL PERCOBAAN: SENYAWA
KOMPLEKS ALUMINIUMIII. TUJUAN PERCOBAAN: Mengenal beberapa
karakteristik reaksi pembentukan senyawa kompleksIV. DASAR
TEORIAluminium adalah salah satu dari beberapa logam keperakan yang
mempertahankan reflektansi penuh dalam bentuk bubuk halus,
menjadikannya sebagai komponen penting dari perak berwarna cat.
Aluminium cermin telah menyelesaikan tertinggi reflektansi dari
logam di 200-400 nm (UV) dan 3,000-10,000 nm (jauh IR) daerah;
dalam kisaran 400-700 nm itu terlihat sedikit mengungguli oleh
timah dan perak dan dalam oleh perak, (dekat IR) 700-3000 emas, dan
tembaga. Aluminium adalah anggota putih keperakan dari kelompok
boron dari unsur kimia. Unsur ini memiliki Al simbol, dan nomor
atom 13. Unsur ini tidak larut dalam air pada keadaan normal.
Aluminium adalah elemen yang paling berlimpah ketiga (setelah
oksigen dan silikon ), dan logam yang paling berlimpah di kerak
Bumi. Hal ini dikarenakan hampir 8% berat dari permukaan padat bumi
adala aluminium.Aluminium termal dan konduktor listrik, memiliki
59% konduktivitas tembaga, baik termal dan listrik. Aluminium mampu
menjadi superkonduktor, dengan suhu kritis superkonduktor sebesar
1,2 Kelvin dan medan magnet kritis dari sekitar 100 gauss (10
milliteslas). Kestabilan aluminium dibuat ketika hidrogen sekering
dengan magnesium baik dalam intang-bintang besar atau di supernova
.Aluminium adalah logam yang lembut, tahan lama, ringan, ulet dan
lentur dengan penampilan mulai dari keperakan ke abu-abu kusam,
tergantung pada kekasaran permukaan. Aluminium bukan magnetik dan
tidak mudah terbakar. Korosi dapat terjadi dengan resistensi yang
sangat baik karena lapisan permukaan tipis oksida aluminium yang
membentuk ketika logam tersebut terkena udara, efektif mencegah
lebih oksidasi . Paduan aluminium terkuat adalah kurang tahan
korosi karena galvanik reaksi dengan paduan tembaga. Hal ini
dikarenakan ketahanan korosi juga sering sangat berkurang ketika
terkena garam, terutama pada logam yang berbeda. Atom Aluminium
diatur dalam kubik berpusat muka struktur (fcc). Aluminium memiliki
energi salah-susun sekitar 200 mJ / m2.Dalam kerak bumi, aluminium
merupakan unsur (8,3% berat) logam ketiga paling berlimpah dari
semua elemen (setelah oksigen dan silikon). Karena afinitas yang
kuat untuk oksigen, hampir tidak pernah ditemukan di unsur negara;.
melainkan ditemukan dalam oksida atau silikat feldspars , kelompok
yang paling umum dari mineral dalam kerak bumi, merupakan
aluminosilikat. Logam aluminium asli dapat ditemukan sebagai fase
kecil dalam oksigen rendah fugacity lingkungan, seperti gunung
berapi interior tertentu. aluminium asli telah dilaporkan dalam
merembes dingin di timur laut lereng benua dari Laut Cina Selatan
dan Chen et al. (2011) telah mengusulkan teori asal-nya sebagai
yang dihasilkan oleh pengurangan dari tetrahydroxoaluminate (OH) 4
Al - untuk logam aluminium oleh bakteri .Adapun senyawa aluminium
yang digunakan pada percobaan ini aluminium (III) hidroksida.
Senyawa ini berwarna putih dan sukar melarut dalam medium air.
Sebagai senyawa kompleks, aluminium (III) dapat dijumpai dalam
stereokimia yang berbeda-beda, paling umum mempunyai bilangan
koordinasi 4 dan 6, yaitu dalam konfigurasi tetrahedral dan
octahedral. Aluminium juga dapat membentuk adduct dengan bilangan
koordinasi 5 dalam stereokimia trigonal bipiramidal. Dengan
bilangan koordinasi 4, 5, dan 6 ini, aluminium (III) dapat berupa
spesies anion, netral, maupun kation. Kemampuan aluminium (III)
membentuk senyawa kompleks ini disebabkan oleh karena muatan kation
yang tinggi (+3) sehingga mampu mengakomodasi donasi pasangan
electron dari ligan. Hal ini diasosiasikan dengan relative besarnya
energy solvasi (khususnya hidrasi dalam larutan air) yang berarti
molekul air terikat (secara ikatan koordinasi) cukup kuat pada
kation hingga tidak mungkin dapat diabaikan sebagai senyawa
kompleks. Hal ini berbeda dengan kation dari logam-logam golongan 1
(Alkali) dan 2 (Alkali tanah) yang mempunyai energy hidrasi sangat
lemah sehingga dalam larutannya kurang tepat bila molekul air
dipertimbangkan sebagai ligan. Sifat hidroksida aluminium, seperti
halnya zink, yang terkenal khas yaitu sifat amfoterik, artinya
hidroksida ini dapat dipandang berubah menjadi bersifat asam
apabila berada dalam lingkungan basa kuat. Kenyataannya memang
hidroksida aluminium larut dalam natrium hidroksida membentuk
spesies yang dikenal sebagai ion aluminat.Penggunaan terbesar dari
paduan aluminium dalam industri transportasi. Penggunaan lain dari
paduan aluminium yaitu dalam industri kemasan. Seperti aluminium
foil, minuman kaleng, tabung cat, dan kontainer untuk produk rumah
yang semuanya terbuat dari paduan aluminium. Kegunaan lain dari
paduan aluminium yakni bingkai jendela dan pintu, layar, atap,
dinding, kabel listrik dan peralatan, mesin mobil, sistem pemanas
dan pendingin, peralatan dapur, furnitur taman, dan mesin
berat.
IsotopAluminium telah dikenal memiliki banyak isotop , yang
massanya berkisar angka 21-42, namun hanya 27 Al ( isotop stabil )
dan 26 Al ( radioaktif isotop, t 1 / 2 = 7.2 10 5 y ) yang terjadi
secara alami memiliki 27 Al alami. Kelimpahan di atas 99,9% 26 Al
diproduksi dari. argon di atmosfer oleh spallation disebabkan oleh
sinar kosmik proton. Isotop aluminium telah menemukan aplikasi
praktis dalam laut sedimen, nodul mangan, es glasial, kuarsa dalam
batuan eksposur, dan meteorit . Al pertama kali diterapkan dalam
studi pada Bulan dan meteorit.
V. ALAT DAN BAHANAlat : Gelas Beker- Pengaduk Kertas pH
indikator- Pipet dan pemanas Corong- Gelas ukur Labu takar - Rak
tabung reaksi Tabung reaksi- BunsenBahan : Kristal hidrat aluminium
sulfat Tawas potas alum EDTA 0,1 M Al2(SO4)3 0,1 M NaOH >1,0 M
Na2CO3 Larutan encer NH3 Pita magnesium
VI. PROSEDUR PERCOBAAN1. Siapkan larutan aluminium sulfat hidrat
1,0 M dalam air, kemudian gunakan larutan ini untuk
percobaan-percobaan berikut. Spesies aluminium apa yang terdapat
dalam padatan aluminium sulfat hidrat ini (1), dan spesies
aluminium apa yang terdapat dalam larutan air (2)?2. Taksir harga
pH larutan aluminium sulfat ini dengan pH-meter dan jelaskan
hasilnya (3).3. Ke dalam 2-3 mL larutan ini tambahkan 1-2 mL
larutan pekat natrium karbonat (>1,0M), amati dan jelaskan
perubahan (persamaan reaksi) yang terjadi (4).4. Ke dalam 2-3 mL
larutan ini tambahkan sepotong pita magnesium yang bersih atau
magnesium turnings, hangatkam bila perlu agar terjadi reaksi, dan
jelaskan hasilnya (5).5. Ke dalam 2-3 mL larutan ini tambahkan
larutan natrium hidroksida tetes demi tetes hingga berlebihan,
amati setiap perubahan yang terjadi, dan jelaskan persamaan
reaksinya (6).6. Ke dalam 2-3 mL larutan ini tambahkan larutan
encer ammonia tetes demi tetes hingga berlebihan dan jelaskan ada
tidaknya perbedaan hasil pengamatan ini dengan percobaan 4 di atas
(7).7. Ke dalam 2-3 mL larutan ini tambahkan serbuk EDTA (agak
berlebihan), hangatkan untuk melarutkan EDTA. Kemudian tambahkan
larutan encer ammonia dan jelaskan hasilnya (8).
VII. HASIL PENGAMATAN
NoCara KerjaHasil Pengamatan
1.pH larutan aluminium sulfat (Al2(SO4)3)pH = 3
2.2 ml Al2(SO4)3 ditambahkan dengan 1 ml Na2CO3 > 1,0 M2 ml
Al2(SO4)3 (tidak berwarna) + 2 ml Na2CO3 > 1,0 M (tidak
berwarna) larutan putih keruh, endapan putih
3.2 ml Al2(SO4)3 ditambahkan pita magnesium, lalu dipanaskan2 ml
Al2(SO4)3 (tidak berwarna) + pita Mg (abu-abu) ada gelembung
gelembung semakin banyak, pita Mg berubah menjadi warna hitam
4.2 ml Al2(SO4)3 ditambahkan NaOH 0,1 M tetes demi tetes hingga
berlebih2 ml Al2(SO4)3 (tidak berwarna) + NaOH 0,1 M (tidak
berwarna) membentuk gumpalan putih
5.2 ml Al2(SO4)3 ditambahkan NH3 tetes demi tetes hingga
berlebih2 ml Al2(SO4)3 (tidak berwarna) + NH3 (tidak berwarna)
tidak ada perubahan
6. 2 ml Al2(SO4) ditambahkan serbuk EDTA agak berlebih lalu
dipanaskan, tambahkan larutan NH32 ml Al2(SO4)3 (tidak berwarna) +
EDTA (putih) terdapat endapan putih larutan tidak berwarna + NH3
(tidak berwarna) ada gelembung dan terbentuk endapan putih
VIII. PERSAMAAN REAKSI
Larutan aluminium sulfat dengan natrium karbonat[Al(H2O)6]3+(aq)
+ H2O(l) [Al(H2O)5(OH)]2+(aq) + H3O+(aq)[Al(H2O)5(OH)]2+(aq) +
H2O(l) [Al(H2O)4(OH)2]+(aq) + H3O+(aq)[Al(H2O)4(OH)2]+(aq) + H2O(l)
[Al(H2O)3(OH)3](s) + H3O+(aq)2H3O+(aq) + CO32-(aq) 3H2O(l) +
CO2(g)
Larutan aluminium sulfat dengan pita Mg[Al(H2O)6]3+(aq) + H2O(l)
[Al(H2O)5(OH)]2+(aq) + H3O+(aq)Mg(s) + 2H3O+(aq) Mg2+(aq) + 2H2O(l)
+ H2(g)[Al(H2O)5(OH)]2+(aq) + H2O(l) [Al(H2O)4(OH)2]+(aq) +
H3O+(aq)[Al(H2O)4(OH)2]+(aq) + H2O(l) [Al(H2O)3(OH)3](s) +
H3O+(aq)
Larutan aluminium sulfat dengan natrium hidroksidaAl2(SO4)3(aq)
+ 6NaOH(aq) 2Al(OH)3(s) + 6Na+(aq) + 3SO42-(aq)Al(OH)3(s) + OH-
[Al(OH)4]-(aq)
Larutan aluminium sulfat dengan ammonia[Al(OH)4]-(aq) + NH4+(aq)
Al(OH)3(s) + NH3(g) + H2O(l)Al3+(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O(l)
Al(OH)3(s) + 3NH4+(s)
Larutan aluminium sulfat dengan serbuk EDTAAl2(SO4)3(aq) +
2EDTA(s) 2[Al(EDTA)]-(aq) + 3SO42-(aq)
IX. PEMBAHASANPraktikum yang dilakukan kali ini adalah percobaan
mengenai senyawa kompleks aluminium, dimana bertujuan agar
praktikan dapat mengenal beberapa karakteristik reaksi pembentukan
senyawa kompleks. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
aluminium sulfat hidrat, natrium karbonat, pita magnesium, serbuk
EDTA, dan yang terakhir yaitu ammonia.Perlakuan yang pertama yaitu
mengamati spesies aluminium yang terdapat dalam padatan aluminium
sulfat hidrat. Pada pengamatan ini didapat bahwa spesies aluminium
yang terdapat dalam padatan aluminium sulfat hidrat adalah
[Al(H2O)6]3+, sedangkan spesies aluminium yang terdapat dalam
larutan air adalah [Al(H2O)5(OH)]2+. Perlakuan setelahnya yaitu
mengetahui pH Aluminium sulfat dengan indikator pH, terbaca pH
larutan yaitu 3.Selanjutnya pada perlakuan yang ketiga yaitu ke
dalam 2 mL aluminium sulfat, ditambahkan 1 mL larutan natrium
karbonat. Pada hal ini dihasilkan larutan berwarna putih keruh dan
terdapat endapan putih yang banyak namun endapan ini mengapung
karena sebelumnya praktikan mengguncang tabung reaksi yang
digunakan. Endapan putih ini berasal dari larutan aluminium sulfat
direaksikan dengan larutan natrium karbonat. Dalam hal ini natrium
karbonat menetralkan asam yang dibebaskan pada hidrolisis aluminium
selain itu juga terbentuk gas CO2.Pada perlakuan yang keempat yaitu
ke dalam 2 mL larutan aluminium sulfat ditambahkan pita magnesium,
yang kemudian dipanaskan. Sebelum dipanaskan pita magnesium yang
berwarna abu-abu itu tidak larut dan disekitar pita magnesium
tersebut terdapat gelembung gas. Pita magnesium sukar larut pada
saat belum dipanaskan karena pita magnesium hanya akan bereaksi
ketika terdapat panas disekelilingnya. Setelah dipanaskan pita
magnesium bereaksi dengan larutan menyebabkan larutan menjadi keruh
dan warna pita magnesium menjadi berwarna hitam. Dalam hal ini pita
magnesium akan bereaksi karena pembakaran pita magnesium dilakukan
didalam air dan jika reaksi diteruskan maka pita magnesium tersebut
habis.Pada perlakuan yang kelima dilakukan reaksi, ke dalam larutan
2 mL aluminium sulfat ditambahkan natrium hidroksida tetes demi
tetes hingga berlebih. Setelah direaksikan, larutan tersebut
menghasilkan gumpalan putih kecil-kecil yang melayang-layang pada
larutan, gumpalan yang terbentuk dari campuran larutan ini adalah
endapan putih aluminium hidroksida, seperti pada reaksi: Al3+(aq) +
3OH-(aq) Al(OH)3(s). Endapan tersebut akan melarut dalam reagensia
berlebihan dimana ion-ion tetrahidroksaaluminat
terbentuk.Selanjutnya pada perlakuan keenam, yaitu ke dalam 2 mL
larutan aluminium sulfat ditambahkan larutan amonia tetes demi
tetes hingga berlebih. Setelah direaksikan tidak terjadi perubahan
warna, namun seharusnya didapat larutan yang terbagi menjadi dua
lapisan. Larutan yang di atas berupa larutan encer, larutan yang
dibawah berupa gel. Dalam hal ini seharusnya terdapat endapan
hidroksida, gas ammonia yang dilepaskan, serta dihasilkan air.Pada
perlakuan yang terakhir yaitu direaksikan ke dalam 2 mL larutan
aluminium sulfat serbuk EDTA. Setelah direaksikan, pada saat cairan
belum dipanaskan terdapat endapan putih pada larutan, dalam hal ini
terjadi reaksi endoterm. Namun, setelah cairan tersebut dipanaskan,
larutan berubah menjadi bening dan terdapat gelembung gas. Setelah
ditambahkan ammonia lautan menjadi keruh kembali.
X. KESIMPULAN1. Spesies aluminium yang terdapat dalam padatan
aluminium sulfat hidrat adalah [Al(H2O)6]3+, sedangkan spesies
aluminium yang terdapat dalam larutan air adalah
[Al(H2O)5(OH)]2+.2. Endapan putih pada reaksi antara aluminium
sulfat dengan natrium karbonat berasal dari larutan aluminium
sulfat direaksikan dengan larutan natrium karbonat, dimana natrium
karbonat menetralkan asam yang dibebaskan pada hidrolisis aluminium
selain itu juga terbentuk gas CO2.3. Pita magnesium sukar larut
pada saat belum dipanaskan karena pita magnesium hanya akan
bereaksi ketika terdapat panas disekelilingnya4. Pada reaksi antara
aluminium sulfat dengan NaOH terdapat gumpalan putih kecil-kecil
yang melanag-layang pada larutan, gumpalan yang terbentuk dari
campuran larutan ini adalah endapan putih aluminium hidroksida,
seperti pada reaksi: Al3+(aq) + 3OH-(aq) Al(OH)3(s).5. Terjadi
reaksi endoterm pada saat EDTA ditambahkan ke aluminium sulfat, dan
eksoterm pada saat dipanaskan
DAFTAR PUSTAKAAriningsih, Ismi. 2012. Laporan Kimia Anorganik
Senyawa Kompleks Aluminium (Online),
(http://ismiariningsih.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-anorganik-senyawa.html,
diakses tanggal 18 Februari 2014).Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia.Khopkar, S.M. 2010.
Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-PressSugiyarto, Kristian
H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.Setiono, dkk. 1985. Vogel. Jakarta: PT Kalman Media
Pusaka
LAMPIRANpH Aluminimum Sulfat pada kertas pH indikator. pH =
3
Proses Aluminimum Sulfat + Natrium Karbonat
Proses Aluminium Sulfat + Pita Magnesium lalu dipanaskan
Proses Aluminium Sulfat + Natrium Hidroksida
Proses Aluminium Sulfat + Larutan Amonia
Proses Aluminium Sulfat + EDTA + Larutan Amonia