Top Banner
i PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING PERGI KE TEMPAT IBADAH DAN ORANG YANG JARANG PERGI KE TEMPAT IBADAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Rr. Th. Avila Debby Herawati Is Swastanti NIM : 009114139 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
100

PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

Oct 25, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

i

PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG

SERING PERGI KE TEMPAT IBADAH DAN ORANG YANG

JARANG PERGI KE TEMPAT IBADAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Rr. Th. Avila Debby Herawati Is Swastanti

NIM : 009114139

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Page 3: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 4: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

iv

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Jesus Sang Maestro Terima kasih atas hidupku yang indah ini…

Bapakku Petrus Yoseph Heru Kuntjoro Budi Susetyo Ibuku Vincentia Tries Tantie Wibowati

…terimakasih mengenalkan tentang perjuangan hidup yang indah…

Kakakku Richardus Derry Hertanto Is Setyawan Adikku Dominicus Dhikka Perguri Is Galihing Tyas

…makasih atas persaudaraan yang indah…

…semoga karya ini cukup indah untuk kupersembahkan.

Page 5: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Penulis,

Th. Avila Debby Herawati Is Swastanti

Page 6: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

vi

Jejak-jejak yang tersamar

memaksa tatapku melebar meraba-baca.

Takut aku melangkah

…akupun tak bergerak.

Debu menebal, jejak memudar

panik dan gemetar

…gentar.

Mengapa harus kutelusur jejak itu untuk kupergi ke sana

Jalan bisa ada dimana saja.

Kulangkahkan kaki

tanpa membaca jejak-jejak

karna yakinku

pun ku sampai.

Saat kulihat ke belakang

Ada jejak-jejak baru di sana

yang kubuat sendiri

untuk menuntunmu

Yang mungkin belum temukan keyakinan.

-debby-

Page 7: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

vii

ABSTRAK

Theresia Avila Debby Herawati Is Swastanti (2007). Perbedaan Religiositas Antara Orang yang Sering Pergi ke Tempat Ibadah dan Orang yang Jarang Pergi ke Tempat Ibadah. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan religiositas antara

orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat ibadah. Religiositas adalah perilaku tampak maupun tidak tampak yang mengekspresikan keimanan manusia kepada Allah, diungkap dalam agama dan diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan kekuatan jiwa bagi seseorang dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup, memberi bantuan moral dalam menghadapi krisis serta menimbulkan kerelaan manusia menerima kenyataan sebagaimana telah ditakdirkan Tuhan. Asumsinya adalah ada perbedaan religiositas antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat ibadah.

Subyek dalam penelitian ini adalah orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat ibadah yang berjumlah 80 orang dengan rincian 40 orang sering pergi ke tempat ibadah dan 40 orang jarang pergi ke tempat ibadah.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala religiositas yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti sendiri. Dari data statistik item dan reliabilitas skala religiositas diperoleh 45 item yang dinyatakan lolos seleksi dengan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,9173. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan religiositas antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat ibadah menggunakan metode analisis data uji. t (Independent Sample Test).

Dari hasil penelitian diperoleh t. hitung sebesar 4,78 dan probabilitas 0,000. Apabila p< 0,05 maka Ho ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p< 0,05 maka Ho ditolak atau kedua mean religiositas antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat ibadah benar-benar berbeda. Maka dapat diartikan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah diterima.

Page 8: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

viii

ABSTRACT Theresia Avila Debby Herawati Is Swastanti (2007). The difference of

Religiousity Among People Who Often Go To The House of Worship and People Who Rarely Go To The Housew of Worship. Yogyakarta: Faculty of Psychology, Psychology Departement, Psychology Study Program, Sanata Dharma University.

This research has a goal to find out the difference of religiousity among

people who often go to the house of worship and people who rarely go to the house of worship. Religiousity are overt and covert behavior that expressing human faith of God, expressed in religion and daily life that give spiritual power for someone to face the challenge and life trial, giving moral support in facing crisis and making human’s favor to receive the facts as God has predestined. The assumption is there a difference among people who often go to the house of worship and people who rarely go to the house of worship.

The subjects of this research are 80 people, 40 people who often go to the house of worship and 40 people who rarely go to the house of worship in details.

The measurement being used in this research is the scale of religiousity which being arranged and developed by the researcher herself. From the statistic data item and the reliability of the religiousity scale, there are 45 item that pass the selection with alpha reliability coefficient 0, 9173. To find out the existence of the difference of religiousity among people who often go to the house of worship and people who rarely go to the house of worship, the researcher uses t. test analysis data method ( Independent Sample T. Test).

From the research, the researcher has a result of t. arithmetics 4,78 and probability 0,000. When p < 0,05 then H0 is unacceptable or both means of the population of the difference of religiousity among people who often go to the house of worship and people who rarely go to the house of worship are totally different. That is the reason why the hyphothesis of the research is acceptable.

Page 9: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …
Page 10: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang teramat dalam kuhunjukkan kehadirat-Nya, karena

berkat limpahan kasihNya yang melebihi batas kemampuan pemahaman pikir

sempitku ini, akhirnya dapat kuselesaikan juga karya sederhana ini. Tak ada

sesuatu yang berarti, yang mampu kupersembahkan kepada orang-orang rendah

hati, yang telah berkenan membantuku dari awal hingga akhir proses panjang ini.

Hanya ucapan terima kasih yang tulus kupersembahkan kepada:

1. Sang Maestro Jeshua Hamasiach dan Bunda Maria yang tak bosan

mengasihiku.

2. P. Eddy Suhartanto, S. Psi. , M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi.

3. Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. , bapak pembimbingku yang teramat sabar

menuntunku dan selalu memahami kesulitanku. Terima kasih telah

menjadi Dosen paling humanis di Fakultas Psikologi. Juga Pak Didik dan

Pak Heri, pengujiku yang baik hati.

4. Semua dosen yang rela membagikan ilmunya dengan murah hati selama

aku di Fakultas Psikologi.

5. Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Muji, Mas Doni, Pak Gi, beserta seluruh

keceriaan di sekretariat, dan ketulusan dalam setiap pelayanan pada

kami,matur nuwun sanget.

6. Mbak Ning, Mbak Kris, Mas Sunu, Mas Yuli, Mas Suradi, Mas Suwadi,

Mas Jumar, Mas Darto di UPT Perpustakaan, makasih untuk cemilannya.

Jangan menangisi kepergianku karena aku pergi untuk

Page 11: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

x

bahagia…he…he..kalau rindu boleh koq..^,^

7. Mas Poles, Mas yang manggil aku Er-er, di parkiran Paingan..horee..aku

lulus tenan!! Makasih atas sapaan “Wis lulus?”-nya tiap melihatku. Aku

jadi tergelitik neh…hiks..hiks..sedih juga perpisahan ini. ^,^

8. Pak Markus, Pak Paena, Pak Pirngadi yang memberi banyak bantuan

selama penelitian di SMA PL Sedayu, terima kasih. Juga adik-adik yang

rela berkurang jam belajarnya buat ngisi skalaku, makacih…

9. Ibu terbaikku…,”mbok, gendhukmu lulus…bernafaslah..!!” Mas Derry

“Ndhols” dan Dik Dhikka “Lampbe_muach”…aahh kita ini keluarga

bahagia koq...aku sayang kalian.

10. Sahabat-sahabat centilku Aini, Asti, Etty, Astri (PSI ‘00). Aku selalu jadi

korban tapi aku sayang kalian. Ingat, namaku sekarang juga pakai

S.Psi..catet! Lulus bukan berarti akhir persahabatan kan? As, nuwun

banget printernya. ^,^

11. Max. Brahms J. B (Dobleh alias Brambang Gosong alias Topeng Ireng),

makasih buat perhatianmu. Berjiwa sosial itu bagus, tapi ingat Brahms,

pedulikan juga orang-orang dekatmu. Merapi dan gempa membawa

berkah.

12. Bubie yang pernah rajin menyemangatiku dengan “ayo…ayo…ayo..!”-nya

makasih banyak. Ingat kata-kataku pada bulan? Bintang jatuh juga masih

ada koq. Ucup, makasih pernah jauh-jauh dari Jakarta untuk ngajak nonton

sekaten. Heri Kenthir, makasih puisi-puisi dan lagunya, semoga bahagia.

Si Crot , trimakasih cuwilan stalaknit Gua Gong-nya...masih kusimpan.

Page 12: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

xi

13. Josh Jr (Mas Tedy, Mas John, Mas Gato) yang selalu jadi kakak- kakak

yang baik.

14. Kang Dito ‘Paijo Jret’ yang setia menampung keluh kesahku dan selalu

mengingatkanku pada Sang Khalik..terimakasih atas banyak pujian yang

kurasa terlalu berlebihan hingga aku serasa bagai orang hebat.

15. Kawul (Pak Dukuh yang nyasar ke sekolah) yang sampai nawarin mau

ngetikin, katanya biar bisa segera nglamar kerjaan lewat aku, makasih

sudah setia berteriak: ”Tangi..tangi..tangi!!!” tiap jam 05.00. Kang, aku

sido lulus..

16. Para donatur misterius yang dermawan dan yang paling berjasa dalam

mengantarku ke garis finish, tanpa kalian perjalanan ini mungkin masih

panjang. Terima kasih dari hatiku yang terdalam.

17. Sheggy yang dah bantuin nunggu satu kelas saat penelitian, kamu selalu

jadi kawan baik meski aku sering kurang care ma kamu…makasih dan

maaf ya.

18. Blue-koethoequ, AB 4384 EG si Kaze R biru yang setia nemani aku

menyusuri jalan-jalan buat cari inspirasi. Juga Cuprut si motor cinta yang

tangguh meski kian renta. Hey, Kaze R tua, aku_padamu.

19. Gubug reot A5.55 yang selalu menghadirkan dan menampung banyak

cinta.

20. Theresia Gaudeta Choir dan Volante Voice, ajang gossip paling asyik.

21. Lina ‘Si Boss’ (P.Mat ’00), Anna yang sudah tidak takut brambang (PBI

’00), Enno yang rajin luluran (Ikom ’00), Wilma ndut (Far ’00) dan tikus

Page 13: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

xii

putihnya, Andre Q-ser yang punya banyak kasus (P.Sej ’00), Tjatur

‘Tajur Sing’ (S.ING ’99), Yanto ‘Cowok Kabel’ (PBSID ’00)…Karen

menyatukan kita, hebohnya Pepsi Blue dan Parangtritis…kapan lagi?

22. Bulik Ambar, Om Yanto, Wulan, Tyas, Dik Icha yang dah ngebolehin aku

jedhal-jedhul numpang ngetik sebelum di rumah ada kompi, matur nuwun

nggih..

23. Murid-muridku di TK PGRI Janti yang lucu-lucu dan aneh-aneh,

horeee…Bu Guru dah lulus..jangan bilang lagi murid punya murid yach..

24. Angel, sumber inspirasiku. Kita memang harus terus belajar…semoga

kamu bisa merasakan apa yang dirasakan oleh anak lain. Berbicaralah

dengan semua orang, setiap kata adalah berharga..

25. Danang (Omponk) n zeni (nyienk2) makasih pinjaman dananya. Aku jadi

bisa daftar ulang deh…mbak Novi Eksi, makasih dah masarin produkku

sampe Semarang , hasilnya bisa tak pake buat ngrampungin skripsi neh.

26. Semua saja yang membantuku berproses, terima kasih banyak.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna karena

memiliki berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.

Yogyakarta,

Penulis,

Th. Avila Debby Herawati I. S

Page 14: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….....………i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….……ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………....….iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………....……..v

ABSTRAK………………………………………………………...………….…..vi

ABSTRACT……………………………………………………...…………..…..vii

KATA PENGANTAR……………………………………………………..........viii

DAFTAR ISI………………………………………………………...………......xiii

DAFTAR TABEL……………………………………………………….....……xvi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………...…..……...xvii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………......1

B. Rumusan Masalah…………………………………………..……….…..8

C. Tujuan Penelitian……………………………………………..…….…...8

D. Manfaat Penelitian……………………………………………..….…….8

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Remaja………………………………………………...………….……...9

1. Pengertian Remaja……………………………………………...……9

2. Tahap Perkembangan Remaja…………………………………..…..10

Page 15: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

xiv

B. Religiositas…………………………………...…………….….….12

1. Pengertian Religiositas…………………………………………......12

2. Aspek-Aspek Religiositas………………………………………….15

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Religiositas………….…….…18

C. Tempat Ibadah dan Beribadah………………………………...….…...20

1. Pengertian Tempat Ibadah………………………………...….…....20

2. Pengertian Beribadah………………………………………….…...21

D. Dinamika Perbedaan……………………………………..….....…..…..22

E. Hipotesis……………………………………………....……..……...…24

BAB III :METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian……………………………………………....………...25

B. Identifikasi Variabel Penelitian………………………………….....….25

C. Subyek Penelitian………………………………………..……..……...26

D. Metode Pengumpulan Data…………………………………....……....27

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian………………....…….…27

2. Pengembangan Alat Pengumpul Data…………………………..…29

E. Pengujian Kelayakan Alat Penelitian…………………………….....…35

1. Uji Preliminer…………………………….……..........…………....35

2. Uji Validitas ……………………………………….….....………..36

3. Uji Seleksi Item……………………………………......…………..37

4. Uji Reliabilitas……………………………….…………..………..37

F. Metode Analisis Data…………………………………………..…..….38

1. Uji Asumsi Analisis Data…………………………………....…….39

Page 16: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

xv

2. Uji Hipotesis Penelitian…………………………...…………..39

BAB IV : PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian………………………………..……..……………41

1. Persiapan Penelitian………………………....………...........….…..41

2. Orientasi Kancah…………………………….........………........………..41

3. Uji Coba Alat Ukur……………………………....……........……...43

B. Pelaksanaan Penelitian…………………………………..………..……46

C. Hasil Penelitian…………………………………………………....…...47

1. Uji Asumsi Penelitian………………………………..…..………...47

2. Uji Hipotesa……………………………………..…..……………..49

3. Kategorisasi Skor Penelitian…………………….…….…..……….52

D. Pembahasan………………………………………….……...………....55

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………....………………61

B. Saran………………………………………………….………...……..61

DAFTAR PUSTAKA ………………………………........……….…………….64

LAMPIRAN

Page 17: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Blue Print Skala Religiositas…………………………………………32

Tabel IV.1 Distribusi Item Skala Religiositas Setelah Uji Coba…………...……44

Tabel IV.2 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Kolmogorof_Smirnov………….48

Tabel IV.3 Hasil Uji Homogenitas……………………………………………….49

Tabel IV.4 Rangkuman Hasil Hipotesa……………………………...…………..50

Tabel IV.5 Norma Kategori Skor……………………………………...………....53

Tabel IV.6 Kategori Religiositas Remaja yang Sering Pergi ke Tempat Ibadah...53

Tabel IV.7 Kategori Religiositas Remaja yang Jarang Pergi ke Tempat Ibada.…54

Page 18: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Uji Coba

Lampiran 2 Skor Kasar Skala Uji Coba

Lampiran 3 Reliabilitas Data Skala Uji Coba

Lampiran 4 Skor Setelah Seleksi Item

Lampiran 5 Reliabilitas Setelah Seleksi Item

Lampiran 6 Skala Penelitian

Lampiran 7 Data Skala Penelitian

Lampiran 8 Reliabilitas Data Skala Penelitian

Lampiran 9 Tabel Uji Normalitas

Lampiran 10 Tabel Uji Homogenitas

Lampiran 11 Tabel T-Test

Lampiran 12 Data Subyek Penelitian

Lampiran 13 Surat Pengantar Penelitian

Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian

Page 19: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan perubahan jaman yang sangat pesat

membawa dampak yang luar biasa bagi peradaban manusia. Kebutuhan

manusia semakin kompleks sehingga menuntut setiap individu untuk giat

bekerja tanpa henti. Produsen berlomba -lomba menciptakan produk terbaru,

diikuti oleh konsumen yang berlomba -lomba memiliki produk terbaru

tersebut. Dalam hal ini, uang menjadi sangat penting bagi tia p individu,

karena merupakan alat paling ampuh untuk mendapatkan segala yang

diinginkan. Praktis setiap orang menghabiskan waktunya untuk mencari uang

dan sisa waktu yang ada untuk mencari kesenangan dengan uang yang telah

didapat. Menghibur diri penting s etelah orang bekerja keras, sehingga tak ada

lagi waktu tersisa untuk hal lain. Manusia mampu merubah jaman dan jaman

mampu merubah manusia. Orang yang tak mampu mengikuti perkembangan

jaman akan tersisih dengan sendirinya. Dampak pergeseran itu, kehidupan

religius menjadi terbengkelai., bahkan Shihab (2003) menyatakan bahwa

manusia Indonesia tidak religius. Semakin jarang orang yang masih

memperhatikan kehidupan religiusnya.

Di lain pihak, banyak pengurus tempat ibadah yang giat mencari dana

untuk pembangunan tempat ibadah. Seringkali kita temui seseorang yang

Page 20: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

2

mendatangi rumah-rumah untuk meminta sumbangan dengan atau tanpa

membawa proposal pembangunan Mesjid. Dewan Paroki sebuah gereja

bahkan ada yang sampai hati membagi kartu sumbangan pembangunan

bulanan pada umatnya seperti layaknya kartu SPP milik anak sekolah. Hal itu

dilakukan untuk membuat bangunan Gereja menjadi lebih megah dan banyak

dikunjungi oleh umat.

Monks (1989) mengatakan bahwa jumlah kaum muda yamg

mengunjungi Mesjid atau Gereja secara te ratur semakin bertambah. Hal ini

juga dikemukakan oleh Subandi (1994), yang mengungkapkan bahwa dalam

dua dasawarsa ini terlihat adanya fenomena peningkatan kehidupan beragama

di seluruh dunia. Kalangan generasi muda Negara -negara timur

memperlihatkannya dengan membanjiri rumah-rumah ibadat. Adanya gejala-

gejala ini seakan menunjukkan suatu ironi dalam religiusitas dewasa ini

(Martalena, 2004).

Kata “religi” berasal dari bahasa latin religio yang akar katanya

adalah religare yang berarti mengikat (Driyarkara, 1988). Maksudnya adalah

bahwa di dalam religi (agama) terdapat aturan -aturan dan kewajiban yang

harus dilaksanakan, yang semuanya itu berfungsi mengikat dan mengutuhkan

diri seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan,

sesama manusia dan alam sekitarnya.

Banyak ahli berpendapat bahwa agama atau religi memiliki peran yang

sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Mangunwijaya (1986),

Page 21: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

3

istilah agama lebih menunjuk kepada Tuhan atau kepada “Dunia Atas” dalam

aspeknya yang resmi, yuridis, peraturan -peraturan dan hukumnya, serta

keseluruhan organisasi tafsir kitab -kitab keramat dan sebagainya yang

melingkupi segi-segi kemasyarakatan (Gessellschaft, bahasa Jerman).

Zimbardo (dalam Dwiatmoko, 1993) berpenda pat bahwa religiositas

memainkan peranan penting dalam cara hidup dan mengalami kehidupan.

Religiositas lebih melihat aspek yang “di dalam libuk hati”, riak getaran hati

nurani pribadi, sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain,

karena merupakan intimitas jiwa, du Coeur dalam arti pascal, yakni cita rasa

yang mencakup totalitas (termasuk rasio dan rasa manusiawinya) kedalaman

si pribadi manusia. Dan karena itu, pada dasarnya religiositas mengatasi atau

lebih dalam dari agama yang tampak, fo rmal, resmi. Religiositas lebih

bergerak dalam tata paguyuban ( Gemeinschaft) yang cirinya lebih intim

(Mangunwijaya, 1986).

Religiositas menurut Scneiders (dalam Caroline, 1999) merupakan

salah satu unsur yang mempengaruhi perkembangan kepribadian individu .

Religiositas dapat diartikan sebagai kehidupan beragama. Rm. Tom Jacobs

(2002) mengatakan bahwa religiositas, khususnya sebagai iman persona,

diungkapkan dalam agama dan diwujudkan dalam kehidupan sehari -hari.

Menurut Hartoko (1987) religiositas dapat ta mpil sebagai overt

behavior (perilaku tampak) dan covert behavior (perilaku tak tampak). Dalam

perilaku tampak, religius dapat dilihat dari gerak tubuh atau ungkapan verbal

Page 22: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

4

tertentu yang mengekspresikan keimanan manusia kepada Allah, misal:

gerakan tubuh tertentu umat Islam saat menjalankan sholat, membuat tanda

salib sebelum berdoa bagi umat Katolik. Perilaku tak tampak dari religiositas

dapat terekspresikan dari pandangan individu yang diwarnai oleh ajaran

agamanya. Tiap-tiap agama dan kepercayaan memilik i cara-cara yang khas

dalam mengungkapkan imannya kepada Allah, hal ini memberi corak khas

pula bagi penampilan religius penganutnya.

Glock (Paloutzian, 1996) membagi religiositas menjadi 5 aspek atau

dimensi:

a) Religiositas belief, merupakan dimensi ideologi, memberi gambaran

sejauh mana seseorang menerima hal -hal yang dogmatik dalam ajaran

agamanya.

b) Religiositas practice , merupakan dimensi ritual, yakni sejauh mana

seseorang mengerjakan kewajiban -kewajiban ritual agamanya.

c) Religiositas feeling, merupakan dimensi perasaan, memberikan gambaran

tentang perasaan-perasaan keagamaan yang dialami individu.

d) Religiositas knowledge , merupakan dimensi intelektual, yaitu seberapa

jauh pengetahuan seseorang terhadap ajaran agama yang dianutnya,

terutama yang terdapat dalam Kitab Suci ataupun karya tulis lain yang

berpedoman pada Kitab Suci.

e) Religiositas effect, merupakan dimensi konsekuensial, yakni mengungkap

sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran agamanya dalam

Page 23: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

5

kehidupan sehari-hari.

Kelima aspek di atas tidak dapat berdiri sendiri, mereka berhubungan

satu dengan yang lainnya. Orang yang memiliki religiositas belief yang tinggi

bisa dikatakan memiliki religiositas feeling dan menunjukkannya dalam

religiositas practice (Paloutzian, 1996).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi religiositas. Thouless (1992)

membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sikap

religiositas menjadi:

a) Faktor sosial, yang meliputi pengaruh pendidikan atau pengajaran dan

berbagai tekanan sosial. Hal ini mencakup semua pengaruh sosial dalam

perkembangan sikap religius, yaitu pendidikan dari orang tua, tradisi -

tradisi sosial, tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri dengan

berbagai pendapat dan sikap yang disepakati lingkungan itu.

b) Berbagai pengalaman yang membangun sikap religius, terutama

pengalaman-pengalaman yang termasuk dalam:

1) Faktor alami, yang meliputi keindahan, keselarasan, dan kebaikan di

dunia lain.

2) Faktor moral, yaitu konflik moral.

3) Faktor afektif, meliputi pengalaman emosional keagamaan.

c) Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian timbul dari kebutuhan -

kebutuhan yang tidak terpenuhi terutama terhadap kebutuhan keamanan,

cinta kasih, harga diri, dan ancaman kematian.

Page 24: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

6

d) Faktor-faktor intelektual, yaitu berbagai proses pemikiran verbal. Tiap

orang memiliki perkembangan sikap religius yang berbeda karena proses

pemikiran verbal tiap orang berbeda -beda pula.

Dari uraian tersebut, Hurlock (1991) menganggap pentingnya tingkat

perkembangan manusia sebagai faktor yang mempengaruhi kadar religiositas

seseorang. Masa dewasa dini dianggap sebagai masa yang paling tidak

religius, hal ini ditandai dengan menurunnya minat keagamaan, dan ini

seringkali menimbulkan hambatan dalam bidang keagamaan .

Tiap-tiap agama atau kepercayaan memiliki cara -cara yang khas dalam

mengungkapkan imannya kepada Allah, hal ini memberi corak khas pula bagi

penampilan religiositas penganutnya. Setiap agama juga memiliki tempat

ibadah sendiri dimana umat dapat melaksana kan salah satu kewajibannya

sebagai salah satu makhluk religius, yakni pergi ke tempat ibadah untuk

beribadah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998), tempat berarti

ruang yang tersedia untuk melakukan sesuatu, sedangkan ibadah artinya

perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan

mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Jadi tempat ibadah

berarti tempat yang tersedia untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang

didasari ketaatan mengerjakan perintah -Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Setiap agama memiliki tempat ibadah sendiri, misalnya: Mesjid milik umat

Islam, Gereja milik umat Kristen dan Katolik, Pura milik umat Hindu dan

Wihara milik umat Budha.

Page 25: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

7

Di Mekah, ada Batu Hitam yang dihormati oleh orang -orang Arab

sebelum Muslim, oleh Muhammad digabungkan ke dalam Mesjid yang

paling penting dalam dunia Islam. Batu itu dipasang dalam bangunan Ka’ba

(‘kubus’) di sebuah lapangan Mekah dan tak seorang nonMuslim pun boleh

mendekatinya. Adalah harapan setiap muslim untuk melakukan pezi arahan

sekurang-kurangnya sekali selama hidupnya dan menyentuh atau mencium

Batu itu. Peziarahan ke rumah Allah itu adalah satu dari ‘rukun Islam’. Mesjid

adalah rumah Allah dan sedemikian suci. Seseorang yang tidak dalam

keadaan bersih tidak boleh memasuk i suatu Mesjid. Lagi pula hanyalah

mereka yang murni yang dapat memperoleh manfaat dengan mengunjunginya.

Sebagai tempat-tempat untuk ibadat-ibadat Ilahi, mesjid-mesjid pada

prinsipnya adalah ‘rumah -rumah di mana Allah mengijinkan pendiriannya dan

penyebutan nama-Nya di dalamnya’. Itu berarti bahwa mesjid -mesjid

dimaksudkan untuk pelayanan sebagaimana dituntut oleh hukum, untuk

ibadah, doa, dan kewajiban-kewajiban religius lain. Sangat mulialah pergi ke

Mesjid, karena untuk setiap langkah yang diambil, sese orang mendapat

ampun bagi dosa-dosanya, Allah melindunginya pada penghakiman terakhir

dan para malaikat juga membantunya (Dhavamony, 1995).

Dari paparan di atas, maka peneliti berasumsi bahwa ada perbedaan

religiositas antara orang yang sering pergi ke t empat ibadah dan orang yang

jarang pergi ke tempat ibadah.

Page 26: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

8

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini untuk menggali, apakah ada perbedaan religiusitas antara

orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke

tempat ibadah.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris yang

menunjukkan ada tidaknya perbedaan religiositas antara orang yang sering

pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat ibadah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Memberikan wacana tambahan bagi bidang Psikologi,

khususnya Psikologi Agama, sehingga hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan literatur untuk penelitian yang lebih relevan

di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan bagi para pemuka agama, kaum religius

maupun umat awam dalam menjalani dan mengimani kehidupan

religiositasnya.

Page 27: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja (Adolescene) berasal dari bahasa Yunani (pada akhir abad

ke-16) yaitu Adolescere , yang berarti tumbuh dan berkembang menjadi

dewasa.

Hurlock (1990) dan Rita (dalam Pengantar Psikologi, ed.XI jilid I)

mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa yang penuh gejolak dan tekanan serta

perubahan yang penuh dengan perkembangan baru. Masih menurut Hurlock

(1990), ada 8 ciri remaja yaitu: masa remaja sebagai periode yang penting,

sebagai periode peralihan, sebagai periode perubahan, sebagai usia

bermasalah, masa mencari identitas, usia yang menimbulkan ketakutan,

masa yang tidak realistik, dan masa r emaja sebagai ambang masa dewasa.

Masa remaja disebut sebagai ambang masa dewasa karena remaja mulai

memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa

agar mereka dianggap dewasa oleh lingkungannya. Oleh karena itu banyak

diantara mereka yang merokok, minum minuman keras, menggunakan obat -

obatan terlarang, dan mulai memperhatikan penampilan ataupun merubah

penampilan agar mereka dianggap sudah dewasa.

WHO (dalam Sarwono, 1991) menyebutkan 3 hal mengenai masa

remaja, yaitu:

1. Individu mengalami perkembangan yang dimulai dari tanda -tanda seks

Page 28: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

10

sekunder sampai saat ia mencapai kematangan seks.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

3. Individu mengalami peralihan dari ketegantun gan sosial ekonomi yang

penuh ke keadaan yang relatif lebih mandiri.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan

tentang remaja yaitu bahwa remaja berarti tumbuh dan berkembang menjadi

dewasa, sedangkan masa remaja merupakan masa pe ralihan dari kanak-

kanak ke dewasa yang penuh gejolak, tekanan, dan perubahan -perubahan

bentuk-bentuk fisik, yang dapat menyebabkan timbulnya konsep diri kurang

baik karena ketidakpuasan terhadap fisiknya.

2. Tahap Perkembangan Remaja

Hurlock (dalam Andi, 1982), memberikan rentangan usia remaja

antara 13-21 tahun, yang dibagi menjadi dua yaitu remaja awal (13/14 tahun

sampai 17 tahun), dan remaja akhir (17 -21 tahun).

WHO (dalam Sarwono, 1991), membagi tahapan perkembangan

remaja menjadi dua yaitu remaja awal (10-14 tahun) dan remaja akhir (15 -

20 tahun). Remplein (dalam Monks, 1996), memberikan batasan usia remaja

yaitu 12-21 tahun, dan menambah masa krisis diantara masa pubertas dan

adolescene. Remplein memberikan 4 tahapan dalam pembent ukan/

perkembangan remaja, yaitu:

1. Pra pubertas, terjadi pada umur 10 ,5 -13 tahun (wanita) dan 14-16 tahun

Page 29: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

11

(laki-laki).

2. Pubertas, pada umur 13-15,5 tahun (wanita) dan 14-16 tahun (laki-laki).

3. Masa kritis, pada umur 15,5-16,5 tahun (wanita) dan 16-17 tahun (laki-

laki).

4. Adolescene / remaja, pada umur 16,5-20 tahun (wanita) dan 17-21 tahun

(laki-laki).

Hurlock (1990), membedakan usia remaja menjadi d ua periode

yaitu: awal (13-16/16 tahun) dan akhir (16/17-18/19 tahun) dengan diawali /

dimulai dengan masa pubertas pada umur 12,5 -14,5 tahun (wanita) dan 14-

16,5 (laki-laki). Berbeda dengan Hurlock, Thornburg (1982) mengacu pada

masyarakat Amerika, usia remaja terbagi dalam pandangan masyarakat

yaitu: modern (11-22 tahun) dan tradisional (13 -18 tahun). Pada masyarakat

modern anak-anak sudah memiliki pengetahuan seperti orang dewasa,

sedangkan masyarakat tradisional menganggap usia 13 tahun masuk ke usia

remaja yang diperpendek, karena anak -anak sudah dipaksa untuk hidup

mandiri dan tidak tergantung pada orang tua.

Hurlock (1990) menyatakan garis pemisah antara masa remaja awal

dan masa remaja akhir sekitar 17 tahun. Pada masa ini mereka memasuki

sekolah menengah tingkat atas, dan saat ini diakui secara hukum di

Indonesia sebagai usia remaja.

Menjadi remaja menurut Furter (Monks, 1994) berarti juga mengerti

nilai-nilai, tidak hanya memperoleh pengertian saja melainkan juga dapat

Page 30: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

12

menjalankannya. Diharapkan sej alan dengan taraf perkembangan

intelektualnya, remaja sudah dapat menginternalisasi penilaian moral,

menjadikannya sebagai nilai pribadi sendiri, termasuk nilai dan ajaran

agama. Nilai dan ajaran tersebut kemudian diamalkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Pada penelitian ini, remaja yang akan diambil sebagai sampel

penelitian adalah remaja menurut definisi dari Hurlock, yakni remaja akhir

atau remaja yang berusia 17-21 tahun.

B. Religiositas

1. Pengertian Religiositas

Kata “religi” berasal dari bahasa lati n religio yang akar katanya

ialah religare yang berarti mengikat (Driyarkara, 1988). Maksudnya ialah

bahwa di dalam religi (agama) terdapat aturan -aturan dan kewajiban yang

harus dilaksanakan, yang semuanya itu berfungsi mengikat dan

mengutuhkan diri seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya

dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitarnya.

Banyak ahli berpendapat bahwa agama atau religi memiliki

peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut

Mangunwijaya (1986), istilah agama lebih menunjuk kepada Tuhan atau

kepada “Dunia Atas” dalam aspeknya yang resmi, yuridis, peraturan -

peraturan dan hukum-hukumnya, serta keseluruhan organisasi tafsir

Page 31: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

13

kitab-kitab keramat dan sebagainya yang melingkupi segi -segi

kemasyarakatan (Gessellschaft, bahasa Jerman). Zimbardo (dalam

Dwiatmoko, 1993) berpendapat bahwa religiositas memainkan peranan

penting dalam cara hidup dan mengalami kehidupan. Religiositas lebih

melihat aspek yang “di dalam lubuk hati”, riak getaran hati nurani

pribadi, sikap personal yang sedikit banyak merupakan misteri bagi orang

lain, karena menapaskan intimitas jiwa, du Coeur dalam arti pascal,

yakni cita rasa yang mencakup totalitas (termasuk rasio dan rasa

manusiawinya) ke dalam si pribadi manusia. Dan karena itu, pada

dasarnya religiositas mengatasi atau lebih dalam dari agama yang tampak,

formal, resmi. Religiositas lebih berg erak dalam tata paguyuban

(Gemeischaft) yang cirinya lebih intim (Mangunwijaya, 1986).

Dalam Bambang Sugiharto (2004), Kierkegaard menyatakan

bahwa religius adalah tahap dimana orang sepenuhnya hidup dalam iman.

Motivasi dasar perilaku orang dalam tahap in i adalah bagaimana

menjalankan kehendak Tuhan. Hidup religius yang sejati adalah hidup

tersenyum dalam duka, damai dalam aneka ketegangan, melangkah

ringan dalam saat-saat yang berat dan menyesakkan. Baginya hidup,

betapapun bopengnya selalu merupakan pera yaan yang tak berkesudahan.

Terlepas dari pendapat tersebut, J. B. Pratt (dalam Ahmad N. P., 2000)

mengartikan religi sebagai sikap yang serius dan sosial dari individu -

individu atau komunitas-komunitas kepada satu atau lebih kekuatan yang

Page 32: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

14

mereka anggap memiliki kekuasaan tertinggi terhadap kepentingan dan

nasib mereka.

Manusia religius menurut Mangunwijaya (1986) adalah orang

yang cinta pada kebenaran dan benci segala kebohongan serta

kemunafikan. Dia seorang perasa yang halus, peka terhadap getaran -

getaran sedih orang lain, dan suka menolong. Dia banyak merenung

tentang hakikat hidup dan mencari dengan tekun serta kritis lika -liku

perangkap penipuan pada dirinya maupun masyarakat sekelilingnya. Dia

dapat bergema terhadap segala yang indah dan luhur, sampai orang lain

merasakan kedamaian dan kepastian bila dekat dengannya. Dia boleh jadi

bukan orang yang sempurna atau teladan, akan tetapi toh terasa dan jujur

harus diakui, dia manusia baik, dia punya antena religius.

Religius menurut Scneiders (dalam Carolin e, 1999) merupakan

salah satu unsur yang turut mempengaruhi perkembangan kepribadian

individu. Religiositas dapat diartikan sebagai kehidupan beragama. Rm.

Tom Jacobs (2002) mengatakan bahwa religiositas, khususnya sebagai

iman personal, diungkapkan dalam agama dan diwujudnyatakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut Hartoko (1987) religiositas dapat tampil sebagai overt

behaviour (perilaku tampak) serta covert behaviour (perilaku tak

tampak). Dalam perilaku tampak, religius dapat dilihat dari gerak tubuh

atau ungkapan verbal tertentu yang mengekspresikan keimanan manusia

Page 33: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

15

kepada Allah, misal: gerakan tubuh tertentu umat Islam saat menjalankan

sholat; membuat tanda salib sebelum berdoa bagi umat Katholik. Perilaku

tak tampak dari religiositas dapat terekspres ikan dari pandangan individu

yang diwarnai oleh pandangan agamanya. Tiap -tiap agama atau

kepercayaan memiliki cara -cara yang khas dalam mengungkapkan

imannya kepada Allah, hal ini memberi corak khas pula bagi penampilan

religiositas penganutnya.

Religiositas menurut Meichati (dalam Caroline, 1999) dapat

memberikan kekuatan jiwa bagi seseorang dalam menghadapi tantangan

dan cobaan hidup, memberikan bantuan moral dalam menghadapi krisis,

serta menimbulkan kerelaan manusia menerima kenyataan sebagaimana

telah ditakdirkan Tuhan.

Berdasarkan teori-teori mengenai religiositas, maka dalam

penelitian ini pengertian mengenai religiositas lebih mengacu pada

pengertian kolaborasi antara Rm. Tom Jacobs (2002), Hartoko (1987),

dan Meichati (dalam Caroline, 1999).

2. Aspek-Aspek Religiositas

Banyak ahli membagi religiositas ke dalam aspek -aspek. Drewes

dan Mojau (2003) menyebut lima aspek religiositas yakni:

a. aspek ajaran atau doktrin , setiap agama mengajarkan kebenaran

tertentu,

b. aspek cerita atau hikayat yang das ariah, agama-agama mengenal

Page 34: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

16

cerita atau hikayat dengan makna yang luar biasa, misalnya mengenai

terjadinya dunia,

c. aspek etika, setiap agama memberi petunjuk -petunjuk mengenai

perilaku yang dianggap tepat,

d. aspek upacara, setiap agama memiliki ritual -ritual yang dilakukan

secara kolektif atau secara pribadi, misalnya perayaan tertentu,

e. aspek pengalaman, agama-agama mengenal (supranatural), misalnya:

kontak langsung dengan “kekuasaan tertinggi”.

Glock (Paloutzian, 1996) membagi religiositas menjadi 5 aspek

atau dimensi:

a. Religiositas belief , merupakan dimensi ideology, memberi gambaran

sejauh mana seseorang menerima hal -hal yang dogmatik dalam ajaran

agamanya. Misalnya: percaya adanya surga, neraka, malaikat, kiamat,

dan lain-lain.

b. Religiositas practice , merupakan dimensi ritual, yakni sejauh mana

seseorang mengerjakan kewajiban -kewajiban ritual agamanya.

Misalnya: mengikuti misa kudus pada hari Minggu bagi umat Katolik,

kebaktian hari Minggu bagi umat Kristen Prot estan, berpuasa di bulan

Ramadhan bagi umat Islam, tidak melakukan aktivitas pada hari raya

Nyepi bagi umat Hindu, dan lain -lain.

c. Religiositas feeling, merupakan dimensi perasaan, memberi gambaran

tentang perasaan-perasaan keagamaan yang dialami individ u.

Page 35: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

17

Misalnya: merasa dicintai Tuhan, merasa dosanya diampuni, merasa

doanya dikabulkan Tuhan.

d. Religiositas knowledge , merupakan dimensi intelektual, yaitu seberapa

jauh pengetahuan seseorang terhadap ajaran agama yang dianutnya,

terutama yang terdapat dalam Kitab Suci ataupun karya tulis lain yang

berpedoman pada Kitab Suci. Misalnya: orang tahu maksud hari raya

agamanya, hukum/ dogma agamanya, memahami isi Kitab Suci, dan

lain-lain.

e. Religiositas effect, merupakan dimensi konsekuensional, yakni

mengungkap sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi olehajaran

agamanya dalam kehidupan sehari -hari. Misalnya: mau mengampuni

kesalahan sesama, mendoakan dan mencintai musuh, dan lain -lain.

Kelima aspek diatas tidak dapat berdiri sendiri, mereka

berhubungan satu dengan yang lainnya. Orang yang memiliki religiositas

belief yang tinggi bisa dikatakan memiliki religiositas feeling dan

menunjukkannya dalam religiositas practice (Paloutzian, 1996).

Lima aspek yang diungkapkan Glock diatas searah dengan aspek

religiositas Islam sebagaimana yang diungkapkan Kementerian

Kependudukan dan Lingkungan Hidup (dalam Diana, 1999), yaitu:

a. Aspek iman, menyangkut keyakinan dan hubungan manusia dengan

Tuhan, malaikat, para Nabi dan sebagainya,

b. Aspek Islam, menyangkut frekuensi, intensitas pelaksanaan ibadah

Page 36: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

18

yang telah ditetapkan, misalnya shalat, zakat dan puasa,

c. Aspek ihsan, menyangkut pengalaman dan perasaan tentang kehadiran

Tuhan, takut melanggar larangan, dan lain -lain,

d. Aspek ilmu, menyangkut pengetahuan seseorang tentang ajaran -ajaran

agama, dan

e. Aspek amal, menyangkut tingkah laku dalam kehidupan

bermasyarakat, misalnya menolong orang lain, membela orang lemah,

bekerja dan sebagainya.

Pembagian aspek religiositas yang akan dig unakan dalam

penelitian ini mengacu kepada rumusan Glock (dalam Paloutzian, 1996).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi religiositas

Thouless (1992) membedakan faktor -faktor yang mempengaruhi

perkembangan sikap religiositas menjadi:

a. Faktor sosial, yang meliputi pengaruh pendidikan atau pengajaran dan

berbagai tekanan sosial. Hal ini mencakup semua pengaruh sosial

dalam perkembangan sikap religius, yaitu pendidikan dari orang tua,

tradisi-tradisi sosial, tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan

diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati lingkungan

itu.

b. Berbagai pengalaman yang membangun sikap religius, terutama

pengalaman-pengalaman yang termasuk dalam:

Page 37: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

19

1.Faktor alami, yang meliputi keindahan, keselarasan, dan kebai kan di

dunia lain.

2.Faktor moral, yaitu konflik moral.

3.Faktor afektif, meliputi pengalaman emosional keagamaan.

c. Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian timbul dari kebutuhan -

kebutuhan yang tidak terpenuhi terutama terhadap kebutuhan

keamanan, cinta kasih, harga diri, dan ancaman kematian.

d. Faktor-faktor intelektual, yaitu berbagai proses pemikiran verbal. Tiap

orang memiliki perkembangan sikap religius yang berbeda karena

proses pemikiran verbal tiap orang berbeda -beda pula.

Dari uraian mengenai faktor -faktor yang mempengaruhi

religiositas, ternyata Hurlock (1991) menganggap pentingnya tingkat

perkembangan manusia sebagai faktor yang mempengaruhi kadar

religiositas seseorang. Masa dewasa dini dianggap sebagai masa paling

tidak religius, hal ini ditandai dengan menurunnya minat keagamaan, dan

ini seringkali menimbulkan hambatan dalam bidang keagamaan. Greely

(1988) mengatakan bahwa dalam sebagian besar penelitian mengenai

religiositas, kaum muda tampaknya kurang religius dibandi ngkan dengan

golongan usia setengah umur dan golongan setengah umur barangkali

lebih sedikit religius dibandingkan kaum tua. Biasanya kurangnya

ketaatan beragama pada kaum muda dihubungkan dengan proses

sekularisasi yaitu perubahan dalam keyakinan moral da n ritual.

Page 38: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

20

C. Tempat Ibadah dan Beribadah

1. Pengertian Tempat Ibadah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), tempat berarti

ruang yang tersedia untuk melakukan sesuatu, sedangkan ibadah artinya

perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang dida sari ketaatan

mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Jadi, tempat

ibadah berarti ruang yang tersedia untuk menyatakan bakti kepada Allah

yang didasari ketaatan mengerjakan perintah -Nya dan menjauhi laragan-

Nya.

Di Indonesia ada 5 agama dan kep ercayaan yang diakui

keberadaan-Nya. Masing-masing agama tersebut memiliki tempat ibadah

sendiri-sendiri. Tempat ibadah dari 5 agama yang ada di Indonesia

menurut pengertian Peter dan Yeni (dalam Kamus Bahasa Indonesia

Kontemporer, 1991) yakni:

a. Agama Islam

1) Mesjid: bangunan suci yang digunakan untuk tempat sembahyang

orang Islam.

2) Musala: bangunan tempat sholat yang lebih kecil daripada Mesjid.

3) Surau: Langgar, tempat ibadah umat Islam.

b. Agama Kristen dan Katolik

1) Gereja: gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara

agama Kristen.

Page 39: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

21

2) Kapel:

Tempat beribadah umat Kristen yang lebih kecil daripada

Gereja.

Ruangan kecil di Gereja yang mempunyai altar.

Ruangan atau bangunan yang digunakan sebagai tempat

kebaktian, misalnya di sekolah.

c. Agama Hindu

1) Pura: tempat beribadat umat Hindu Dharma.

2) Puri: rumah pemujaan umat Hindu.

d. Agama Budha

1) Wihara: biara yang didiami oleh para biksu atau pendeta Budha.

2) Candi: bangunan kuno yang terbuat dari batu (sebagai tempat

pemujaan, penyimpanan abu jenasah raja -raja atau pendeta-

pendeta Hindu atau Budha pada zaman dulu).

2. Pengertian Beribadah

Beribadah berasal dari kata “ibadah” yang artinya perbuatan

yang dilakukan berdasarkan rasa bakti dan taat kepada Allah, untuk

menjalankan perintah-Nya, serta menjauhi larangan-Nya. Beribadah

berarti mengerjakan segala kewajiban yang diperintahkan Allah (Peter

dan Yeni dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 1991).

Page 40: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

22

D. Dinamika perbedaan religiositas antara orang yang sering pergi ke tempat

ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat ibadah

Dewasa ini kehidupan beragama pada individu-individu semakin

kurang diperhatikan, oleh karena itu masyarakat di mana di dalamnya masih

terdapat individu-individu yang peduli terhadap keberagamaan, mencoba

melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan keberagamaan tersebut. Saat

ini mulai banyak bermunculan tempat peribadatan pada tiap -tiap kantor yang

semakin lama semakin banyak juga para pegawai yang memanfaatkannya.

Banyak sekolah yang sudah memiliki Musala, sehingga siswa -siswanya dapat

menjalankan ibadahnya (misalnya: sholat Jumat yang merupakan ibadah wajib

bagi setiap laki-laki muslim). Beribadah di tampat ibadah dipandang efektif

untuk memupuk religiositas bagi kalangan tertentu.

Berdoa dan beribadah sejatinya dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja, namun tak jarang p ula orang memandang bahwa tempat ibadah

adalah tempat paling tepat untuk memupuk religiositas. Contohnya saja

Seminari Menengah Mertoyudan yang mewajibkan siswa -siswanya mengikuti

misa harian di Kapel dan asrama putri SMA Pangudi Luhur Sedayu yang

mengharuskan para penghuninya untuk mengikuti misa harian di Gereja St.

Theresia Sedayu, semuanya itu dimaksudkan untuk memupuk religiositas pada

diri kaum muda-kaum muda tersebut. Padahal tanpa pergi ke Kapel atau ke

Gereja pun mereka juga dapat melakukan ibadah dengan cara berdoa sendiri

yang mungkin sekali akan lebih tulus dan dihayati karena timbul dari kesadaran

Page 41: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

23

pribadi, bukan semata-mata sebagai suatu kewajiban atau tradisi belaka.

Benarkah berdoa dan beribadah di tempat ibadah lebih efektif untuk memupuk

religiositas seseorang?

Crichton (1987) mengatakan bahwa sikap sadar akan panggilan Tuhan

adalah sikap yang harus dipersiapkan seseorang sebelum mengikuti misa,

karena setiap kali jemaat Kristen berkumpul untuk perayaan ekaristi, mereka

dipanggil oleh Tuhan. Dari pernyataan tersebut, muncul asumsi bahwa semakin

sering seseorang mengikuti misa (baik di Kapel atau di Gereja) maka orang

tersebut akan semakin sadar akan panggilan Tuhan, semakin “dekat” pada

Tuhan. Dister (1982) menyatakan bahwa semakin semakin se seorang mengakui

adanya Tuhan dan kekuasaan -Nya, maka akan semakin tinggi tingkat

religiositasnya. Daradjad (1978) mengemukakan tentang kesadaran agama

(religious counsciousness) yang merupakan aspek kognisi dari aktivitas agama

dan pengalaman agama (religious experience) yang membawa perasaan pada

keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (alamiah). Dari ketiga pendapat

tersebut dapat dibuat suatu analogi: semakin sering orang pergi ke tempat

ibadah, ia semakin mengakui Tuhan. Semakin seseorang mengakui Tuha n, ia

makin religius. Jadi, semakin sering seseorang pergi ke tempat ibadah, maka ia

akan semakin religius.

Berlawanan dengan pendapat di atas, Drewes dan Mojau (2003)

menyatakan bahwa bahaya bagi agama yang terorganisir ialah, bahwa

kehidupannya cenderung menjadi sangat formal dan ritualistik. Misalnya:

Page 42: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

24

menghadiri ibadah hanya pada saat -saat tertentu, tanpa memperhatikan isinya,

sudah dianggap cukup untuk hidup sebagai orang beragama. Dalam suasana

seperti itu bisa terjadi ketidaksesuaian antara kata (yang salah) dan perbuatan

(yang jahat). Ketidaksesuaian antara kata dan perbuatan ini pada gilirannya

akan menghasilkan sikap sinis terhadap ajaran agama. Senada dengan Drewes

dan Mojau, Bouyer (1994) mengungkapkan bahwa dalam menghayati

agamanya, orang dapat jatuh dalam literalisme yakni hanya terpaku pada

medium atau sarana pewahyuan Ilahi ( modus significandi) dan tidak melihat apa

yang dimaksudkan (res significata). Dari dua pendapat tersebut dapat

dimengerti bahwa seringnya orang menjalani rutinitas keagama an, termasuk

rajin pergi ke tempat ibadah justru mengancam religiositas seseorang, apakah

benar-benar religius, ataukah hanya sebagai “pangkat” saja.

Dua kutub pendapat yang saling bertolak belakang tersebut tetap

memunculkan asumsi bahwa ada perbedaan rel igiositas antara orang yang

sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat ibadah.

Hal tersebut mendorong peneliti untuk menggali tentang perbedaan religiositas

antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang perg i ke

tempat ibadah.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan

religiositas antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang

jarang pergi ke tempat ibadah.

Page 43: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah komparatif dengan menggunakan metode

kuesioner. Penelitian komparasi akan menemukan perbedaan tentang benda, orang,

kerja dan ide-ide terhadap orang, kelompok, ide atau prosedur kerja ( Arikunto,

1989). Penelitian ini adalah komparatif, yang bertujuan untuk melihat perbedaan

religiositas antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang

pergi ke tempat ibadah.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian (Arikunto, 1983). Variabel adalah suatu sifat yang dapat memiliki

bermacam-macam nilai dan bervariasi (Kerlinger, 2000).

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab kemunculan variabel

terikat yang dipandang sebagai akibatnya (Kerlinger, 2000). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah frekuensi pergi ke tempat ibadah.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang diramalkan dan dipandang sebagai

akibat yang muncul oleh adanya variabel bebas (Kerlinger, 2000). Variabel

Page 44: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

26

terikat dalam penelitian ini adalah religiositas.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa -siswi SMA Pangudi Luhur

Sedayu yang termasuk dalam usia remaja menurut definisi dari Hurlock, yakni

remaja akhir atau remaja yang berusia 17 -21 tahun. Adapun kriteria subyek yang

diambil sebagai sampel penelitian in i antara lain:

1. Laki-laki atau Perempuan

Jenis kelamin subyek dalam penelitian ini tidak dibedakan karena

pengambilan subyek memakai teknik sampling kuota.

2. Usia Remaja Akhir

Menjadi remaja menurut Furter (Monks, 1994) berarti juga mengerti

nilai-nilai, tidak hanya memperoleh pengertian saja, melainkan juga dapat

menjalankannya. Sejalan dengan taraf perkembangan intelektualnya, remaja

sudah dapat menginternalisasi penilaian moral, menjadikannya sebagai nilai

pribadi sendiri, termasuk nilai dan ajaran ag ama. Dari pernyataan tersebut,

peneliti berasumsi bahwa masa remaja akhir memang sudah saatnya memiliki

kepedulian terhadap kehidupan religiusnya dan kita akan dapat melihat

perbedaan religiositas antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan

orang yang jarang pergi ke tempat ibadah sejak awal, yakni sejak religiositas

mulai mendapat tempat khusus dalam diri seorang individu.

Page 45: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

27

3. Beragama

Subyek harus menganut salah satu dari lima agama yang diakui di

Indonesia, yakni: Islam, Kristen, Katholik, Hindu atau Budha, karena yang

dilihat dalam penelitian ini adalah perbedaan religiositas dan itu tak bisa lepas

dari kehidupan beragama seseorang.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah spesifikasi kegiatan penelitian dalam

mengukur variabel dengan kata lain penegasan arti dari konstruk atau variabel

yang digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya (Kerlinger, 2000).

Dalam penelitian ini akan dijelaskan definisi operasional tentang variabel

religiositas dan frekuensi pergi ke tempat ibadah.

a. Religiositas

Religiositas dalam penelitian ini adalah perilaku tampak maupun tidak

tampak yang mengekspresikan keimanan manusia kepada Allah, diungkap

dalam agama dan diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari -hari yang

memberikan kekuatan jiwa bagi seseorang dalam menghad api tantangan dan

cobaan hidup, memberi bantuan moral dalam menghadapi krisis serta

menimbulkan kerelaan manusia menerima kenyataan sebagaimana telah

ditakdirkan Tuhan. Atau secara sederhana, religiositas yang dimaksud disini

adalah perilaku sehari-hari baik yang tampak ataupun tidak tampak sebagai

Page 46: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

28

ekspresi iman, kekuatan jiwa dan kepasrahan kepada Tuhan. Dalam

penelitian ini akan digunakan 4 aspek dari 5 aspek religiositas menurut

rumusan Glock (dalam Paloutzian, 1996), yakni aspek ideologi, perasaan,

intelektual, dan konsekuensional. Aspek ritual dibuang dengan alasan untuk

menghindari tumpang tindih antara aspek ritual dengan variable bebas dalam

penelitian ini, yakni frekuensi pergi ke tempat ibadah.

b. Frekuensi pergi ke tempat ibadah

Frekuensi pergi ke tempat ibadah yang dimaksud disini adalah

seberapa sering seseorang pergi ke tempat ibadah. Di sini peneliti

mengelompokkan subyek ke dalam dua kelompok, yakni kelompok sering

dan kelompok jarang. Patokan yang digunakan dalam pengelompokan

tersebut disesuaikan dengan agama yang dianut oleh tiap -tiap subyek. Yang

termasuk dalam kelompok sering sesuai dengan agamanya adalah:

1. Islam:

subyek yang rutin pergi ke Mesjid pada jam -jam sholat, dan subyek

laki-laki yang selalu mengikuti sholat Jumat di Mesjid,

subyek yang selalu mengikuti pengajian di Mesjid, baik pada hari -

hari biasa dan sholat I’ed di hari raya.

2. Kristen :

Minimal selalu mengikuti kebaktian setiap hari minggu di Gereja

Mengikuti kebaktian mingguan dan tiap hari raya agama

Page 47: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

29

3. Katholik:

Minimal rutin menghadiri misa mingguan

Rutin menghadiri misa harian

Mengikuti misa harian, mingguan dan misa hari raya

4. Hindu:

Menghadiri upacara keagamaan secara rutin pada waktu -waktu

yang telah ditentukan dan juga setiap hari raya

5. Budha:

Minimal megikuti puja bakti seminggu sekali, dan juga menghadiri

puja bakti setiap hari raya.

2. Pengembangan Alat Pengumpul Data

a. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner berskala

(Scaled Questionare) yaitu kuesioner religiositas yang disusun dan

dikembangkan oleh peneliti sendiri berdasarkan teori religiositas dari Rm.

Tom Jacobs (2002), Hartoko (1987) dan Meichati (dalam Caroline, 1999)

dalam bentuk skala bertingkat yang memuat pernyataan -pernyataan yang

dapat memperlihatkan tingkat religiositas baik orang yang sering pergi ke

tempat ibadah maupun orang yang jarang pergi ke tempat ibadah. Skala

tersebut disusun dengan menggunakan metode rating yang dijumlahkan

Page 48: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

30

(summated rating), yaitu metode penskalaan pernyataan sikap yang

menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya

(Gable, dalam Azwar, 1999). Dalam skala yang menggunakan rating yang

dijumlahkan (summated rating) ini, subyek diminta untuk merespon

pernyataan-pernyataan yang dirumuskan sec ara favorable maupun

unfavorable tentang suatu obyek. Dalam hal ini obyek skala adalah

religiositas.

Untuk masing-masing indikator terdapat pernyataan favorable dan

pernyataan unfavorable dalam jumlah yang seimbang. Pernyataan favorable

adalah pernyataan yang mendukung secara teknis atau memihak obyek yang

akan diukur, sebaliknya pernyataan yang tidak mendukung ataupun kontra

terhadap obyek yang hendak diukur disebut pernyataan unfavorable.

b. Penyusunan Item

Item-item dalam penelitian ini disusun berdasa rkan blue print yang

berisi rincian aspek-aspek religiositas menurut rumusan Glock (dalam

Paloutzian, 1996). Skala religiositas yang disusun terdiri dari 56 butir item

dan secara keseluruhan butir -butir pernyataan di dalam skala terdiri atas

pernyataan favorable dan unfavorable yang meliputi 4 komponen, yaitu:

1) Ideologi

Individu yang memiliki religiositas tinggi memiliki kepercayaan

tentang adanya Tuhan yang mencipta alam semesta, percaya mengenai

kehendak Tuhan untuk manusia, percaya mengenai bagaimana k ehendak

Page 49: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

31

Tuhan terjadi dalam diri manusia. Indikator perilaku dari aspek ideologi

adalah percaya bahwa Tuhan yang mencipta alam semesta, percaya

mengenai kehendak Tuhan untuk manusia dan percaya adanya surga,

neraka, Malaikat, kiamat, dan lain -lain.

2) Perasaan

Gambaran suasana yang dimiliki individu yang religius selalu

berkaitan dengan kerinduan, keinginan untuk bersatu dengan Yang Ilahi,

pengalaman fisik, psikologis dan spiritual seseorang dan keinginan untuk

menganut suatu agama tertentu. Indikator peril aku yang mungkin digali

adalah merasa dicintai Tuhan, merasa doanya dikabulkan, dan merasa

dosanya diampuni.

3) Intelektual

Secara teoritis, individu yang religius memiliki pengetahuan yang

baik mengenai kepercayaan agamanya, sumber -sumber tentang agamanya,

dan sejarah naskah suci dalam agamanya. Indikator perilaku yang

diselidiki melalui penelitian ini adalah memahami hukum atau dogma dan

Kitab Suci agamanya, mengetahui maksud hari raya agamanya dan

mengetahui sejarah naskah suci dalam agamanya.

4) Konsekuensional

Aspek ini mengungkap sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi

oleh ajaran agamanya dalam kehidupan sehari -hari. Indikator perilaku

yang terdapat dalam item-item dalam skala ini adalah mau mengampuni

Page 50: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

32

kesalahan sesama dan mendoakan serta mencintai musuhnya.

Komponen religiositas secara rinci dapat dilihat pada blue print di

bawah ini:

Tabel III. 1

Blue Print Skala Religiositas

No. Aspek dan Indikator Perilaku Favorable Unfavorable Bobot (%)

1 Ideologi

a. Percaya bahwa Tuhan yang

mencipta alam semesta.

b. Percaya mengenai kehendak

Tuhan untuk manusia.

c. Percaya adanya Surga,

neraka, malikat, kiamat, dll.

5, 9

31, 35, 42

10, 50

2, 15

25, 37

20, 51, 54

25%

2 Perasaan

a. Memiliki kerinduan dan

keinginan untuk bersatu

dengan Yang Ilahi.

b. Merasa dicintai Tuhan,

karena doanya dikabulkan.

c. Pengalaman fisik, psikologis

1, 8

26, 40

48

12

27, 36

13, 14

25%

Page 51: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

33

dan spiritual.

d. Merasa dosanya diampuni. 22, 56 49, 55

3 Intelektual

a. Memahami hukum / dogma

dan isi Kitab Suci agamanya.

b. Mengetahui maksud hari raya

agamanya.

c. Mengetahui sejarah naskah

suci dalam agamanya.

16, 17, 23

30, 47

34, 43

6, 7

28, 38, 52

21, 29

25%

4 Konsekuensional

a. Mau mengampuni kesalahan

sesama.

b. Mendoakan dan mencintai

musuh.

3, 4, 24

32, 33, 44

11, 18, 19,

53

39, 41, 46

25%

TOTAL 28 item

(50%)

28 item

(50%)

100%

Keterangan: setiap aspek diberi bobot persentase sama karena tidak ada dasar yang

kuat untuk membedakan bobot tiap aspek (Azwar, 1999).

Page 52: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

34

c. Pemberian Skor

Dalam skala ini, subyek dihadapkan pada berbagai pernyataan dari

tiap-tiap item dengan empat pilihan jawaban sebagai alternatifnya. Alternatif

jawaban dibuat menjadi empat, maksudnya agar subyek dapat

memperkirakan sendiri jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya, masuk dalam kategori yang mana. Dari total skor yang diperoleh

nantinya, akan didapat gambaran yang lebih mendekati kondisi yang

sebenarnya. Untuk mengetahui kelompok subyek mana yang lebih religius,

akan dilihat dari rerata yang muncul.

Untuk pernyataan yang mendukung atau item yang favorable,

pemberian skor pada alternatif jawabannya adalah sebagai berikut:

Sangat Sesuai (SS) : 4

Sesuai (S) : 3

Tidak Sesuai (TS) : 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) : 1

Untuk pernyataan yang tidak mendukung atau item yang unfavorable

pemberian skor pada alternatif jawabannya adalah sebagai berikut:

Sangat Tidak Sesuai (STS) : 4

Tidak Sesuai (TS) : 3

Sesuai (S) : 2

Sangat Sesuai (SS) : 1

Page 53: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

35

E. Pengujian Kelayakan Alat Penelitian

1. Uji Preliminer

Sebelum kuesioner dikirimkan pada responden yang sesungguhnya, pada

umumnya diadakan try out preliminer terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk

mengetahui apakah item-item yang telah disusun dapat dimengerti oleh subyek

seperti dimaksud oleh penyusun item.

Maksud try out preliminer ini adalah untuk menghindari pernyataan -

pernyataan yang kurang jelas maksudny a, untuk meniadakan kata-kata yang

terlalu asing atau yang menimbulkan kecurigaan, untuk memperbaiki

pernyataan-pernyataan yang bisa dilewati atau hanya menimbulkan jawaban -

jawaban dangkal, untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan

item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian (Hadi, 1995).

2. Uji Validitas

Validitas dapat diartikan sebagai ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabi la alat tersebut mampu memberikan hasil ukur yang

sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 1999). Pada

penelitian ini pengukuran validitas alat tes yang digunakan adalah metode

validitas isi. Validitas isi (Content Validity) ini merupakan validitas yang

estimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional, untuk melihat

Page 54: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

36

sejauh mana isi tes tersebut mencerminkan atribut yang hendak diukur,

sehingga alat tes tersebut harus relevan dan tidak keluar dari batas tujuan ukur

(Azwar, 1999). Validitas isi dilakukan melalui professional judgement yang

dilakukan oleh dosen pembimbing. Jumlah item yang diajukan untuk uji coba

adalah 56 item.

Dasar kerja yang digunakan dalam professional judgement adalah memilih

item-item yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes

sehingga item yang disusun tidak memperlihatkan kualitas yang baik, harus

disingkirkan atau direvisi lebih dahulu sebelum menjadi bagian dari tes (Azwar,

1995).

Validitas isi akan tercapai apabila item -item tes memberi kesimpulan

bahwa tes tersebut mengukur aspek -aspek yang relevan. Untuk menentukan

apakah item tes telah aspek-aspek yang relevan dilakukan dengan cara

pemeriksaan ulang kecocokan isi item dengan blue print-nya.

3. Uji Seleksi Item

Uji seleksi item dilakukan dengan cara menguji kualitas item -itemnya.

Seleksi item dalam penelitian ini yaitu melalui pendekatan konsistensi internal,

dimana pengujian konsistensi item dilakukan dengan menghitung koefisiensi

korelasi antara skor subyek pada setiap ite m dengan skor total skala sehingga

akan diperoleh suatu indeks daya beda item. Indeks daya beda item inilah yang

menunjukkan perbedaan antar subyek pada aspek yang hendak diukur oleh

Page 55: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

37

skala yang bersangkutan.

Adapun syarat item yang terpakai yaitu apabila k oefisien item totalnya

memiliki daya diskriminasi lebih atau sama dengan 0,30. Menurut Azwar

(1999), indeks diskriminasi item lebih atau sama dengan 0,30 dianggap

memiliki daya beda yang memuaskan, namun apabila koefisien validitas itu

kurang dari 0,30 biasanya dianggap sangat tidak memuaskan.

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan

konsistensi (Azwar, 1999). Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila

dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran t erhadap kelompok subyek yang

sama menghasilkan angka yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam

diri subyek memang belum berubah.

Pendekatan yang digunakan dalam penghitungan reliabilitas alat tes ini

adalah koefisien alpha Cronbach, sebab koefisien alpha (α) mempunyai nilai

praktis dan koefisien yang tinggi karena hanya dilakukan sekali pada

sekelompok subyek (Azwar, 1999). Reliabilitas telah dianggap memuaskan bila

koefisien mencapai (rxx’) = 0,900. Namun koefisien yang tidak setinggi itu

biasanya sudah dianggap cukup baik (Azwar, 1999). Dengan koefisien

reliabilitas 0,900 berarti ada perbedaan (variasi) yang terjadi pada skor murni

sekelompok subyek yang bersangkutan. Dengan kata lain bahw a 10% dari

perbandingan skor yang tampak disebabkan oleh variasi atau kesalahan

Page 56: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

38

pengukuran tersebut (Azwar, 1999).

Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas ( rxx’)

yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semaki n tinggi

koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi pula reliabilitasnya.

Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0, semakin rendah

reliabilitasnya (Azwar, 1999).

Pendekatan konsistensi internal melalui prosedur Cronbac h alpha ini

bertujuan melihat konsistensi antar item atau antar bagian dalan skala.

Pendekatan ini juga dimaksudkan untuk menghindari masalah yang biasanya

timbul dari pendekatan tes ulang dan bentuk pararel. Prosedur pendekatan ini

menggunakan satu bentuk tes yang dikenakan hanya sekali saja pada kelompok

subyek. Oleh karena itu, pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi

yang tinggi.

F. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mengolah data hasil penelitian

yang masih berupa data kasar menjadi data yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan. Metode yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini

adalah uji. t dengan menggunakan program independent sample t. test dari SPSS

10,00 for windows. Uji. t digunakan denga n alasan untuk melihat perbedaan

religiositas antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dengan orang yang

jarang pergi ke tempat ibadah. Melalui uji. t dapat dilihat perbedaan mean antara

Page 57: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

39

kedua sample (Hadi, 1992).

1. Uji Asumsi Analisis Data

Untuk memperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang dari tujuan

penelitian, terlebih dulu dilakukan uji asumsi data yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran

variabel bebas dan variabel tergantung be rsifat normal atau tidak. Uji

normalitas dilakukan dengan program SPSS versi 10,00 dengan One Sample

Kolmogorof-Smirnov Test.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians dari

sampel yang akan diuji tersebut sesuai atau sam a. Uji homogenitas dilakukan

dengan menggunakan Levene’s Test for Equality of Variance.

2. Uji Hipotesis Penelitian

Data yang telah diperoleh akan diberi skor secara kuantitatif sesuai dengan

cara penilaian terhsadap skala. Kemudian, akan diuji denga n menggunakan

teknik uji. t dengan menggunakan Independent Sampling t. Test. Adapun alat

bantu yang digunakan dalam pengolahan data tersebut menggunakan program

SPSS versi 10,00. Uji. t sendiri merupakan suatu cara untuk membandingkan

dua kelompok subyek dengan mencari perbedaan mean antara sifat, tingkah

Page 58: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

40

laku atau keadaan dua kelompok. Metode ini digunakan dengan alasan untuk

menguji apakah rata-rata (mean) religiositas remaja akhir yang sering pergi ke

tempat ibadah berbeda secara signifikan dengan religi ositas remaja akhir yang

jarang pergi ke tempat ibadah.

Page 59: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Langkah pertama yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan

penelitian adalah membuat surat keterangan dari Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma. Surat tersebut berfungsi sebagai surat pengantar

dari pihak universitas untuk memperoleh perijinan me lakukan penelitian di

instansi pendidikan yang dituju.

Peneliti mendapatkan surat ijin yang dikeluarkan oleh Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma dengan nomor: 07.a/D/Psi/USD/II/2006

yang pada langkah berikutnya diserahkan peneliti kepada pimpinan Sekolah

Menengah Atas Pangudi Luhur Sedayu sebagai lokasi penelitian yang

sesungguhnya.

2. Orientasi Kancah

SMA Pangudi Luhur Sedayu didirikan pada tahun1967 atas prakarsa

dari masyarakat dan Pastor Paroki Sedayu yang merasa prihatin melihat

bahwa banyak anak lulusan SMP pada masa itu yang kesulitan untuk

melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Jauhnya jarak dan sulitnya

transportasi dari sedayu ke Yogyakarta membuat sebagian besar lulusan SMP

memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya, karena tidak adanya sekolah

Page 60: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

42

menengah di Sedayu. Awalnya sekolah ini bernama SPG Santo Paulus,

namun pada perkembangan selanjutnya yakni pada tahun 1968, sekolah ini

berada dibawah naungan Yayasan Pangudi Luhur yang dikelola oleh Bruder -

bruder FIC. Setahun kemudian, atas kebijakan pemerintah bahwa semua SPG

harus ditutup dan dengan berdasar pada SK Mendikbud RI tertanggal 25

Februari 1989, maka SPG Santo Paulus beralih fungsi menjadi SMA.

Secara umum, SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki dua tujuan. Pertama,

meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan siswa agar mampu

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sejalan dengan perkembangan jaman

dan teknologi. Kedua, meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota

masyarakat dalam mengadakan interaksi sosial dengan budaya dan

lingkungan sosialnya. Berdasarkan tujuan tersebut, SMA Pangudi Luhur

Sedayu selalu berusaha memperkaya siswa dengan pendidikan nilai,

pembentukan pribadi dan pendidikan ketrampilan.

SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki tenaga pengajar yang rata -rata S1

dan merupakan persekutuan yang selalu menekankan kerjasama dengan

semangat Sang Guru Sejati. Dengan pengajar profesional dan berkompeten di

bidangnya tersebut, sekolah ini mengupayakan agar peserta didik dapat

berkembang secara utuh dalam keunggulan, keharmonisan, intelektualitas,

sosialitas, humanitas dan religiositasnya. Kesadaran bahwa pendidikan yang

baik bukan menjadikan murid hanya sebagai konsumen tapi juga sebagai

produsen diterapkan sungguh melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi yang

Page 61: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

43

telah diberlakukan di sekolah ini dan didukung oleh hubungan yang baik dan

seimbang antar tiga komponen pendidikannya, yakni: murid, guru dan sistem

managerial yang baik dan rapi.

3. Uji Coba Alat Ukur

Hasil penelitian yang akurat memerlukan alat ukur yang akurat dan dapat

dipercaya. Untuk mendapatkan alat ukur yang handal tersebut maka skala yang

digunakan dalam penelitian ini diujicobakan terlebih dahulu, kemudian

dihitung validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut sebelum dikenakan pada

subyek penelitian.

Uji coba alat ukur dikenakan pada 40 subyek yang memenuhi kriteria

yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Pengambilan subyek uji coba alat

ukur dilakukan secara acak dari beberapa SMA yang berbeda-beda. Dari data

yang diperoleh tersebut kemudian diuji validitas dan reliabilitas alat ukurnya.

a. Validitas Isi

Uji validitas isi dilakukan sebelum uji coba dilaksanakan. Validitas isi

dilihat berdasarkan analisis rasional terhadap item -item pada skala yang

akan diberikan serta berdasarkan pendapat profesional.

Item-item yang telah disusun diperiksa relevansinya den gan

komponen atribut yang diukur. Pemeriksaan relevansi tersebut dilakukan

berdasarkan analisis rasional yang dilakukan oleh peneliti dan teman -

teman peneliti, sedangkan pendapat profesional diperoleh melalui koreksi

yang diberikan oleh dosen pembimbing.

Page 62: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

44

b. Analisis Item

Syarat item yang terpakai adalah apabila koefisien item totalnya

memiliki daya diskriminasi lebih atau sama dengan 0,30. Menurut Azwar

(1999), indeks diskriminasi item lebih atau sama dengan 0,30 dianggap

memiliki daya beda yang memuaskan, namun apabila koefisiennya kurang

dari 0,30 dianggap sangat tidak memuaskan.

Setelah dilakukan analisis item, ternyata terdapat 11 butir item yang

gugur yaitu item nomor 3, 4, 6, 7, 21, 22, 37, 49, 51, 55, 56. Dari 56 item

yang diujicobakan terdapat 45 i tem yang valid. Sebaran item yang valid

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV. 1

Distribusi Item Skala Religiositas Setelah Uji Coba

No. Aspek dan Indikator Perilaku Favorable Unfavorable Bobot

(%)

1. Ideologi

a. Percaya bahwa Tuhan

yang mencipta alam

semesta.

b. Percaya mengenai

kehendak Tuhan untuk

manusia.

c. Percaya adanya surga,

neraka, malaikat, kiamat,

5, 9

31, 35, 42

10, 50

2, 15

25, 37

20, 54

29%

Page 63: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

45

dll.

2. Perasaan

a. Memiliki kerinduan dan

keinginan untuk bersatu

dengan yang Ilahi.

b. Merasa dicintai Tuhan,

karena doanya dikabulkan.

c. Pengalaman fisik,

psikologis, dan spiritual.

d. Merasa dosanya diampuni.

1, 8

26, 40

48

-

12

27, 36

13, 14

-

23%

3. Intelektual

a. Memahami hukum/ dogma

dan isi Kitab Suci

agamanya.

b. Mengetahui maksud hari

raya agamanya.

c. Mengetahui sejarah naskah

suci dalam agamanya.

16, 17, 23

30, 47

34, 43

-

28, 38, 52

29

24%

4. Konsekuensional

a. Mau mengampuni

kesalahan sesama.

b. Mendoakan dan mencintai

musuh.

24

32, 33, 44

11, 18,

19, 53

39, 41, 46

24%

TOTAL 23 (51%) 22 (49%) 100%

c. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Page 64: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

46

Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau

keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan

pengukuran (Azwar, 2002). Pengujian reliabilitas untuk skala ini

dilakukan dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha. Reliabilitas

skala Religiositas diperoleh dengan menggunakan model Alpha dari

program SPSS versi 10.00 for Windows dan diperoleh reliabilitas sebesar

0,9173. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas tinggi jika

koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00 (Azwar, 2002). Hal ini berarti

bahwa skala religiusitas memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga layak

digunakan dalam penelitian.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Argosari,

Sedayu, Bantul. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2006.

Seperti halnya dengan uji coba alat penelitian sebelumnya, teknik pengambilan

sample dilakukan melalui purposive sampling yaitu memilih subyek yang benar -

benar mewakili karakteristik tertentu yang dipandang mempunyai sangkut -paut

yang erat dengan cirri-ciri atau sifat populasi yang sudah ditentukan sebelumnya

(Hadi, 1996).

Subyek penelitian ini berjumlah 82 orang, yang keseluruhannya memiliki

karakteristik yang sudah ditentukan dalam penelitian ini, yakni: remaja berusia

17-21 tahun, berjenis kelamin laki -laki atau perempuan dan menganut salah satu

Page 65: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

47

agama yang ada di Indonesia. Dari keseluruhan angket yang disebar, 80 angket

dianalisis dan 2 angket tidak dianalisis karena pengisian data yang tidak lengkap.

Selanjutnya dari 80 angket yang dianalisis tersebut dikelompokkan menjadi d ua,

yakni 40 angket adalah sumber data religiositas orang yang sering pergi ke

tempat ibadah dan 40 angket lainnya merupakan sumber data religiositas orang

yang jarang pergi ke tempat ibadah.

C. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi Penelitian

Untuk mendapatkan kesimpulan yang tidak menyimpang dari tujuan

penelitian, maka dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran

dan uji homogenitas (Arikunto, 1989).

a. Uji Normalitas Sebaran

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi

sebaran variabel bersifat normal atau tidak (Arikunto, 1989). Uji

normalitas dilakukan dengan program SPSS For Windows 10,00 dengan

One Sample Kolmogorov_Smirnov Test .

Tabel IV. 2

Page 66: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

48

Hasil Penghitungan Uji Normalitas Kolmogorov_Smirnov

Remaja yang sering

pergi ke tempat ibadah

Remaja yang

jarang pergi ke

tempat ibadah

Kolmogorov_Smirnov 0,711 0,984

Asymp. Sig (p) 2-

tailed

0,692 0,287

Untuk uji normalitas skor religiositas pada remaja yang sering

pergi ke tempat ibadah diperoleh p sebesar 0,692 , karena p>0,05 maka

distribusi skor religiositas adalah normal. Hasil uji normalitas untuk skor

religiositas pada remaja yang jarang pergi ke t empat ibadah sebesar 0,287

karena p>0,05 maka distribusi skor religiositasnya adalah normal.

b. Uji Homogenitas

Analisis ini dilakukan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi

untuk ANOVA, yaitu apakah sampel memiliki varian yang sama.

Homogenitas varian dalam penelitian ini diketahui melalui Levene test

seperti yang terlihat di bawah ini:

Tabel IV. 3

Page 67: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

49

Hasil Uji Homogenitas Varian

Levene Statistics Df1 df2 Sig.

.085 1 78 .771

Ho dalam uji ini adalah bahwa varian populasi adalah identik. Ho

akan diterima jika nilai probabilitas lebih dari 0,05 (p>0,05) sedangkan

jika probabilitas kurang dari 0,05 (p<0,05) maka Ho akan ditolak.

Dari hasil analisis terlihat bahwa Levene test hitung adalah 0,085

dengan probabilitas 0,771. Dengan nilai probabilitas yang lebih besar dari

0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat dibuktikan memiliki kesamaan.

2. Uji Hipotesa

Setelah dilakukan uji normal itas dan uji homogenitas maka dilakukan

uji hipotesa dengan menggunakan Independent Sample T-test dengan program

SPSS 10,00 for Windows . Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada

perbedaan religiositas antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan

orang yang jarang pergi ke tempat ibadah”. Rangkuman hasil uji hipotesis

dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV. 4

Page 68: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

50

Rangkuman Hasil Uji Hipotesa (Independent Sample t-Test)

Religiusitas N Mean SD Std

Error

df t P

Remaja yang

sering pergi ke

tempat ibadah

40 148,95 11,16 1,76 78 4,78 0,000

Sig.

Remaja yang

jarang pergi ke

tempat ibadah

40 135,45 13,95 2,21 74,44 4,78 0,000

Sig.

Keterangan:

Taraf signifikansi (5%, two-tailed)

N : Jumlah Subyek

SD : Besarnya Standar Deviasi

t : Hasil perhitungan uji -t

p : Probabilitas

Jumlah subyek dari remaja yang sering pergi ke tempat ibadah dan

yang jarang pergi ke tempat ibadah adalah 80 orang. Berdasarkan tabel diatas

dapat diketahui rerata (Mean) yang diperoleh dari kelompok remaja yang

sering pergi ke tempat ibadah sebesar 148,95 , sedangkan rerata ( Mean) dari

remaja yang jarang pergi ke tempat ibadah sebesar 135,45. Mean adalah

Page 69: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

51

jumlah skor total dibagi dengan jumlah subye k (Hadi, 1997). Nilai standar

deviasi dari remaja yang sering pergi ke tempat ibadah adalah 11,16 dan nilai

standar deviasi dari remaja yang jarang pergi ke tempat ibadah adalah 13,95.

Standar deviasi adalah pengukuran statistik yang digunakan untuk meliha t

variabilitas (penyebaran nilai -nilai) dan suatu distribusi skor (Hadi, 1997).

Dalam tabel juga tampak besarnya nilai standar error dari remaja yang sering

pergi ke tempat ibadah sebesar 1,76 , sedangkan untuk remaja yang jarang

pergi ke tempat ibadah sebesar 2,21. Nilai standar error dari kedua kelompok

subyek ini akan mempengaruhi penghitungan standar error perbedaan mean

antara kedua kelompok subyek yang nantinya turut menentukan harga uji -t.

Harga uji-t adalah harga yang digunakan sebagai patokan dalam menolak atau

menerima hipotesis.

Dari hasil penelitian tampak bahwa remaja yang sering pergi ke

tempat ibadah religiositasnya lebih tinggi daripada remaja yang jarang pergi

ke tempat ibadah, sehingga hipotesis “ada perbedaan religiositas antara orang

yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat

ibadah. Hal tersebut diketahui dari perbedaan Mean atau Rerata yang

diperoleh dari masing-masing kelompok yaitu: remaja yang sering pergi ke

tempat ibadah memperoleh Mean atau rerata seb esar 148,95, lebih besar

daripada Mean atau Rerata dari kelompok remaja yang jarang pergi ke tempat

ibadah yakni sebesar 135,45.

3. Kategorisasi Skor Penelitian

Page 70: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

52

Penentuan kategori religiositas remaja yang sering pergi ke tempat

ibadah dan remaja yang jarang pergi ke tempat ibadah dilakukan dengan

kategori jenjang berdasarkan standart deviasi dan mean teoritik. Penggunaan

kategorisasi jenjang bertujuan menempatkan subyek ke dalam kelompok

yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdas arkan atribut

yang diukur. Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari lima kategori

yaitu: Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat Tinggi (Azwar,

2002).

Dalam skala religiositas, item berjumlah 45 dengan skor 1, 2, 3, dan

4 sehingga rentang minimum adalah 1 x 45 = 45 , dan rentang maksimumnya

4 x 45 = 180. Dengan diketahui rentang maksimum dan rentang minimum

maka dapat dihitung rangenya yaitu 180 – 45 =135 dan satuan deviasi

standart (σ) 135 : 6 = 22,5, sedangkan untuk meannya ada lah ( ( 45 + 180

) : 2 ) = 112,5.

Tabel IV. 5

Page 71: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

53

Norma Kategori Skor

Skor Kategorisasi

X ≤ 78,75 Sangat rendah

78,75 < X ≤ 101,25 Rendah

101,25 < X ≤ 123,75 Sedang

123,75 < X ≤ 146,25 Tinggi

146,25 < X Sangat tinggi

Tabel IV. 6

Kategori Religiositas Remaja yang Sering Pergi ke Tempat Ibadah

Kategori Jumlah Subyek Prosentase Kategori

X ≤ 78,75 0 0 % Sangat rendah

78,75 < X ≤ 101,25 0 0 % Rendah

101,25 < X ≤ 123,75 1 2,5 % Sedang

123,75 < X ≤ 146,25 14 35 % Tinggi

146,25 < X 25 62,5 % Sangat tinggi

TOTAL 40 100 %

Dari tabel IV. 6 dapat dilihat bahwa subyek yang termasuk dalam kategori

sangat rendah dan rendah tidak ada subyek atau 0 %. Pada kate gori sedang hanya ada

Page 72: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

54

1 subyek atau 2,5 %, sedang pada kategori tinggi terdapat 14 subyek atau 35 % dan

subyek yang berada dalam kategori sangat tinggi ada 25 subyek atau 62,5 %.

Tabel IV. 7

Kategori Religiositas Remaja yang Jarang Pergi ke Tempat Ibadah

Kategori Jumlah Subyek Prosentase Kategori

X ≤ 78,75 0 0 % Sangat rendah

78,75 < X ≤ 101,25 1 2,5 % Rendah

101,25 < X ≤ 123,75 3 7,5 % Sedang

126,5 < X ≤ 149,5 30 75 % Tinggi

149,5 < X 6 15 % Sangat tinggi

TOTAL 40 100 %

Dari tabel IV. 7 dapat dilihat bahwa subyek yang berada dalam kategori sangat

rendah tidak ada atau 0 %, yang berada dalam kategori rendah ada 1 subyek atau 2,5

%, dalam kategori sedang juga ada 3 subyek atau 7,5 %. Sebanyak 30 subyek atau 75

% subyek masuk dalam kategori tinggi dan sisanya sebanyak 6 subyek atau 15 %

termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Page 73: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

55

D. Pembahasan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan religiositas pada

remaja yang sering pergi ke tempat ibadah dan yang jarang pergi ke tempat

ibadah (harga uji t = 4,78; p<0,05). Nilai mean untuk subyek (remaja) yang sering

pergi ke tempat ibadah sebesar 148,95, mean untuk subyek yang jarang pergi ke

tempat ibadah sebesar 135,45. Mean yang lebih tinggi pada subyek yang sering

pergi ke tempat ibadah menunjukkan bahwa religiositas kelompok subyek

tersebut lebih tinggi daripada religiositas subyek yang jarang pergi ke tempat

ibadah. Dengan demikian hipotesis “ada perbedaan religiositas antara orang yang

sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang jarang pergi ke tempat ibadah”

telah terbukti.

Tempat ibadah termasuk salah satu tempat yang dianggap suci oleh

umat beragama, disamping tempat -tempat peziarahan. Tempat -tempat suci

biasanya ditemukan dalam semua agama -agama di dunia. Beberapa tempat

dipersembahkan bagi Tuhan dan oleh karena itu dipisahkan dari kegiatan -kegiatan

biasa dan profan. Tempat-tempat itu adalah tempat suci, tempat -tempat yang

diberkati di mana manusia religius bertingkah laku secara berbeda daripada kalau

ia berada di tempat-tempat profan (Dhavamony, 1995). Kharisma tempat - tempat

suci memberikan pengaruh terhadap kekhusukan seseorang dalam menjalankan

kegiatan religiusnya, karena tempat -tempat tersebut beserta segala simbol -simbol

yang ada di sana mampu memberikan suasana suci. Hal ini penting bagi

seseorang untuk lebih meresapi dan menghayati religiositasnya.

Page 74: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

56

Sebelum ada tempat ibadah seperti sekarang ini, sudah ada tempat -

tempat yang dianggap suci sejak jaman dahulu, seperti kuil Sang Buddha di

Jepang, tabut Yahweh milik orang Israel Kuno, dan Batu Hitam di Mekah

(Dhavamony, 1995). Ketiga tempat suci tersebut merupakan contoh tempat -

tempat pemujaan pada jaman dahulu yang kemudian menjadi cikal bakal

dibangunnya tempat ibadah di masa sekarang ini. Dalam perkembangannya,

tempat ibadah bukan saja menjadi tempat doa, namun juga sebagai salah satu

sarana meningkatkan religiositas seseorang. Dengan sering mengunjungi tempat

ibadah diharapkan religiositas seseorang akan semakin tinggi.

Batu Hitam di Mekah, yang dihormati oleh orang -orang Arab sebelum

Muslim, oleh Muhammad digabungkan ke dalam Mesjid yang paling penting

dalam dunia Islam. Batu ini dipasang dalam bangunan Ka’ba (‘kubus’) di sebuah

lapangan Mekah dan tak seorang non Muslim pun boleh mendekatinya. Adalah

harapan setiap muslim untuk melakukan peziarahan sekurang -kurangnya sekali

selama hidupnya dan menyentuh atau mencium batu itu. P eziarahan ke rumah

Allah itu adalah satu dari rukun ‘Islam’. Mesjid adalah rumah Allah dan

sedemikian suci. Seseorang yang tidak dalam keadaan bersih tidak boleh

memasuki suatu Mesjid. Lagi pula hanya mereka yang murni yang dapat

memperoleh manfaat dengan mengunjunginya. Sebagai tempat -tempat untuk

ibadat-ibadat Ilahi, mesjid-mesjid pada prinsipnya adalah ‘rumah -rumah dimana

Allah mengizinkan pendiriannya dan penyebutan nama -Nya di dalamnya’. Itu

berarti bahwa mesjid-mesjid dimaksudkan untuk pelayanan sebag aimana dituntut

Page 75: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

57

oleh hukum, untuk ibadah, doa, dan kewajiban -kewajiban religius lain. Sangat

mulialah pergi ke Mesjid, karena untuk setiap langkah yang diambil, seseorang

mendapat ampun bagi dosa-dosanya, Allah melindunginya pada penghakiman

terakhir dan para malaikat juga membantunya (Dhavamony, 1995). Pemikiran

Dhavamony tersebut sangat sesuai dengan hasil penelitian ini, bahwa semakin

sering seseorang mengunjungi tempat ibadah, maka ia akan semakin religius. Hal

ini terjadi karena seseorang cenderung aka n lebih menjaga perilakunya ketika

berada di tempat ibadah sebagai tempat yang diyakini lebih suci dari tempat -

tempat umum lainnya. Di tempat ibadah, terlebih dalam suasana upacara

keagamaan, seseorang terkondisikan untuk lebih khusuk dalam beribadah.

Berbeda ketika seseorang menjalankan ibadah di rumahnya, akan terasa kurang

khusuk jika memang tidak benar -benar membawa niat murni untuk beribadah

sebagai salah satu kewajiban insan religius. Ikon -ikon, simbol-simbol, kotbah,

suasana upacara keagamaan di tengah jemaat lain ketika berada di tempat ibadah

sangat membantu seseorang untuk masuk dalam keyakinan iman yang lebih

mendalam.

Dhavamony (1995) meringkas berbagai arti yang terkandung dalam

analisis-analisis mengenai tempat suci. Tempat suci adalah tempat keilahian,

kekudusan, berbeda dari tempat profan, karena inilah tempat tinggal yang ilahi.

Tingkah laku di tempat seperti ini diperhatikan menyangkut kemurnian dan

hormatnya yang khusus, tidak seperti di tempat profan. Secara lebih khusus, di

tempat-tempat sucilah yang ilahi menyatakan diri dan masuk dalam persekutuan

Page 76: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

58

dan hubungan dengan manusia dan dunia. Dengan membuka komunikasi antara

yang ilahi dan manusia, menjadi mungkinlah bagi manusia untuk berpindah dari

satu bentuk keberadaan (profan) ke bentuk y ang suci. Terobosan dalam

heterogenitas dari ruang profan ini menciptakan suatu pusat lewat mana

komunikasi dengan yang ilahi ditetapkan. Maka tempat yang suci menjadi pusat

dunia bagi manusia religius (Eliade dalam Dhavamony, 1957).

Hurlock (1990) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang turut

menentukan kuat-tidaknya rasa keagamaan dan perwujudan minat agama.

Diantaranya adalah lokasi tempat tinggal dan minat religius teman -teman. Dalam

penelitian ini sebagian subyek yang sering pergi ke tempat ibadah a dalah

penghuni Asrama Putri St. Angela, dimana peraturan asrama mewajibkan setiap

penghuninya untuk selalu pergi ke Gereja, yakni untuk mengikuti misa harian,

misa hari Minggu, misa Jumat Pertama dan misa hari raya. Lokasi asrama

tersebut sangat dekat dengan Gereja dan biasanya mereka berangkat berjalan kaki

ke Gereja secara berombongan dengan teman -teman seasrama. Minat religius

mereka tentu tak jauh berbeda, karena segala aktivitas religius di Gereja maupun

di asrama selalu mereka ikuti secara bersama -sama. Sebagian lainnya tinggal di

rumah dan kost di sekitar sekolah, yaitu di dekat SMA Pangudi Luhur Sedayu

yang lokasinya juga tak jauh dari Gereja dan Mesjid. Orang yang jarang pergi ke

tempat ibadah dalam penelitian ini sebagian besar tinggal bersama kel uarganya di

rumah yang lokasinya jauh dari tempat ibadah, sehingga menjadi alasan untuk

jarang mengunjungi tempat ibadah dan membiarkan kehidupan religiusnya

Page 77: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

59

terbengkelai. Prosentase lokasi tempat tinggal subyek yang sering pergi ke tempat

ibadah adalah 75 % tinggal dekat dengan tempat ibadah, 22,5% berjarak sedang,

dan 2,5% sisanya bertempat tinggal jauh dari tempat ibadah. Adapun prosentase

subyek yang jarang pergi ke tempat ibadah adalah 37,5% bertempat tinggal jauh

dari tempat ibadah, 30% berjarak seda ng, dan 32,5% bertempat tinggal dekat

dengan tempat ibadah.

Masa remaja merupakan suatu periode masa peralihan yang berarti

remaja meninggalkan masa kanak -kanaknya untuk menuju masa dewasa tetapi

remaja belum memasuki masa dewasa (Hurlock, 1999). Remaja be rperilaku dan

membentuk sikap yang paling sesuai dengan dirinya. Bila diurutkan tingkat

religiositasnya, maka yang menempati urutan tertinggi tingkat religiositasnya

dalam penelitian ini adalah yang sering pergi ke tempat ibadah dan tinggal di

kost. Ini membuktikan bahwa kelompok remaja tersebut pergi ke tempat ibadah

sebagai bentuk sikap yang paling sesuai dengan dirinya, artinya tanpa ada

paksaan dari orang lain pun, mereka menyadari akan pentingnya pergi ke tempat

ibadah bagi kehidupan religius mereka, s ehingga hanya dua orang dari kelompok

ini yang masuk kategori tinggi, sedangkan sisanya masuk kategori sangat tinggi.

Dari seluruh subyek yang tinggal di asrama dan pergi ke tempat ibadah setiap

hari, semuanya masuk dalam kategori religiositas tinggi dan s angat tinggi. Ini

menggambarkan bahwa religiositas dapat ditingkatkan dengan membiasakan diri

untuk sering pergi ke tempat ibadah, meskipun motivasi awalnya hanyalah

menaati peraturan yang diterapkan di asrama, namun pada akhirnya dapat juga

Page 78: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

60

memupuk religiositas. Urutan selanjutnya adalah kelompok subyek yang sering

pergi ke tempat ibadah dan tinggal di rumah. Kelompok ini masuk dalam kategori

sedang, tinggi dan sangat tinggi. Penyebaran ini berkaitan dengan kegiatan

religius yang mereka ikuti di tempat iba dah tersebut disertai dengan penghayatan

atau tidak. Kategori sangat rendah dan rendah, ternyata dimiliki oleh subyek yang

jarang pergi ke tempat ibadah dan tinggal di tempat kost. Hal ini disebabkan

kurangnya kepedulian terhadap kehidupan religius dan kur angnya dorongan dari

orang di sekitarnya untuk pergi ke tempat ibadah. Mereka juga membentyuk sikap

yang mereka rasa paling sesuai dengan dirinya yaitu sikap acuh tak acuh terhadap

kehidupan religiusnya.

Dalam penelitian ini, kelompok subyek yang sering pe rgi ke tempat

ibadah memiliki mean empirik 148,95 sedangkan kelompok subyek yang jarang

pergi ke tempat ibadah memiliki mean empirik 135,45. kedua kelompok tersebut

memiliki mean empirik yang lebih besar dari mean teoritis yang hanya 112,5. Ini

artinya bahwa kedua kelompok subyek memiliki religiositas yang termasuk

tinggi. Hal ini disebabkan karena kedua kelompok tersebut memiliki karakter

yang hampir sama yakni kedua kelompok tersebut berasal dari sekolah yang sama

yaitu SMA Pangudi Luhur Sedayu yang memil iki nilai-nilai agama yang sama

dimana perhatian sekolah pada penerapan nilai -nilai agama tersebut cukup besar,

seperti rutinitas doa pada jam -jam tertentu, mengadakan kegiatan rohani

misalnya, retret dan rekoleksi.

Page 79: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

61

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan religiositas

secara signifikan antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang yang

jarang pergi ke tempat ibadah. Religiositas orang yang jarang pergi ke tempat

ibadah lebih rendah bila dibandingkan d engan religiositas orang yang sering pergi

ke tempat ibadah. Hal ini dapat dilihat dari t. hitung 4,78 dan p < 0,05. dengan

demikian hipotesis dalam penelitian ini adalah diterima yaitu ada perbedaan

religiositas secara signifikan antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan

orang yang jarang pergi ke tempat ibadah.

B. SARAN

Setelah mengetahui hasil penelitian tentang perbedaan religiositas

antara orang yang sering pergi ke tempat ibadah dan orang ya ng jarang pergi ke

tempat ibadah , ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, yakni :

1. Bagi orang yang sering pergi ke tempat ibadah (sebagai subyek penelitian ini)

Sering pergi ke tempat ibadah memang telah terbukti membuat

religiositas kelompok ini lebih tinggi, namun jangan sampai terjebak dalam

sebuah rutinitas atau tradisi belaka karena semakin sering orang pergi ke

tempat ibadah, maka resiko menjalani ibadah hanya sebagai rutinitas semakin

Page 80: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

62

besar pula. Tetaplah meningkatkan religiositas dengan berbagai kegiatan lain

yang relevan.

2. Bagi orang yang jarang pergi ke tempat ibadah (sebagai subyek penelitian ini)

Menjalankan ibadah di rumah memang tak ada buruknya, namun

suasana doa bersama-sama dengan banyak orang di tempat ibadah atau

kondisi-kondisi lain di tempat ibadah yang mendukung seseorang untuk lebih

meresapi ibadahnya, telah terbukti membedakan religiositas subyek penelitian

ini. Dengan lebih sering pergi beribadah di tempat ibadah, setiap orang

diharapkan dapat lebih meningkatkan religios itasnya.

3. Bagi para pendamping iman di lingkungan pendidikan, tempat ibadah, dan

keluarga.

Hendaknya hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi mereka

dalam memberikan bimbingan kepada putra -putrinya sesuai dengan arus

perkembangan jaman yang semak in menggeser nilai-nilai religiositas dengan

banyaknya tawaran kenikmatan yang menyesatkan dan merusak masa depan

anak muda.

4. Bagi pengurus tempat ibadah

Keberadaan tempat ibadah memang berperan penting terhadap religiositas

belum seseorang, namun memba gun tempat ibadah yang semakin megah dari

tahun ke tahun tentu dapat meningkatkan religiositas jemaatnya dari tahun ke

tahun pula. Yang perlu diperhatikan dan dipertahankan adalah suasana tempat

ibadah yang kondusif untuk beribadah, sehingga umat dapat ben ar-benar

Page 81: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

63

khusuk saat berdoa. Membangun iman umat lebih penting daripada

membangun gedung tempat ibadah.

5. Bagi peneliti lain

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, terutama terkait dengan

penggunaan istilah-istilah yang dipakai dalam skala yang han ya mengacu

pada suatu agama tertentu saja, sehingga mungkin subyek yang tidak

menganut agama tersebut tidak paham benar maksudnya. Untuk penelitian

selanjutnya yang tertarik terhadap religiositas, diharapkan lebih berhati -hati

dalam penggunaan istilah. Sel ain itu, subyek penelitian sebaiknya tidak

diambil dari satu populasi saja, tetapi diambil secara acak supaya lebih

mencakup beragam karakter, misalnya dari sebuah universitas tapi diambil

dari berbagai fakultas.

Page 82: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

64

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, N. P. 2000. Metodologi Studi Agama . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 1989. Manajemen Penelitian . Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Proyek PengembanganLembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan.

Azwar. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar. 1999. Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar. 2002. Penyusunan Skala Psikologi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar. 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya . Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Caroline, C. 1999. Religiusitas dan Sikap Agresi Pada Siswa SMU BODA . Skripsi(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Daradjat. 1978. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.

Diana, R. 1999. Hubungan antara Religiusitas dan Kreativitas pada Siswa SekolahMenegah Umum. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi PSIKOLOGIKA.

Dister, N. S. 1982. Pengalaman dan Motivasi Beragama, Pengantar PsikologiAgama. Jakarta: Lembaga Penunjang Pembangunan Na sional (Leppmas).

Drewes, B. F.; Mojau, J. 2003. Apa Itu Teologi?

Driyarkara, N. 1988. Percikan Filsafat. Jakarta: PT. Pembangunan.

Dwiatmoko, H. P. 1993. Hubungan Antara Religiositas dengan Kesepian PadaMahasiswa Beragama Islam . Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: FakultasPsikologi UGM.

Hadi, S. 1995. Statistik Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.

Page 83: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

65

Hartoko, D. 1987. Religiositas Dimensi Dasar Dalam Kehidupan Seorang Manusia .Makalah Disampaikan Pada Seminar Pemahaman Nilai -Nilai Religius DiKalangan Mahasiswa. YogyakartaUKK Misa Kampus UGM.

Hurlock, E. B. 1973. Adolesence Development . Tokyo: Mc Grww Hill KogakushaLtd.

Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan Suatu Pend ekatan Sepanjang RentangKehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Jacob, T. 2002. Paham Allah Dalam Filsafat, Agama -Agama dan Teologi .Yogyakarta: Kanisius.

Kerlinger, Fred. N. 2000. Asas-Asas Penelitian Behavior . Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Mangunwijaya, Y. B. 1982. Sastra dan Religiositas . Jakarta: Sinar Harapan.

Mangunwijaya, Y. B. 1986. Menumbuhkan Sikap Religius Anak -Anak. Jakarta: PT.Gramedia.

Martalena. 2004. Studi Deskriptif Tentang Religiositas Dewasa Dini . Skripsi TidakDiterbitkan. Fakultas Psikologi USD.

Monks. F. J. 1987. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya .Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Paloutzian, Raymond, F. 1996. Invitation to The Psychology of Religion . 2nd edition.Masachusets: A Simon and Schuster Company.

Shihab, Q. 2003. Manusia Indonesia Tidak Religius . Kliping Tentang ToleransiKehidupan Beragama. Media Indonesia No. 9 Th. XV. Jakarta: Centre forStrategic and International Studies.

Subandi. 1999. Diktat Mata Kuliah Psikologi Agama . Yogyakarta: Fakultas PsikologiUGM. Tidak diterbitkan.

Sugiharto, B. I. dan W, A. R. 2004. Wajah Baru Etika dan Agama . Yogyakarta:Kanisius.

Salim, P. dan Y. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer . Jakarta.

Thouless, R. H. 1992. Pengantar Psikologi Agama . Jakarta: Rajawali Press.

Page 84: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

06 SKOR KASAR HASIL TRY OUT.SAV -

3/31/2008 12:13:23 PM 1/4

Name Type Width Decimals Label Values Missing1 item1 Numeric 4 0 None None2 item2 Numeric 4 0 None None3 item3 Numeric 4 0 None None4 item4 Numeric 4 0 None None5 item5 Numeric 4 0 None None6 item6 Numeric 4 0 None None7 item7 Numeric 4 0 None None8 item8 Numeric 4 0 None None9 item9 Numeric 4 0 None None

10 item10 Numeric 4 0 None None11 item11 Numeric 4 0 None None12 item12 Numeric 4 0 None None13 item13 Numeric 4 0 None None14 item14 Numeric 4 0 None None15 item15 Numeric 4 0 None None16 item16 Numeric 4 0 None None17 item17 Numeric 4 0 None None18 item18 Numeric 4 0 None None19 item19 Numeric 4 0 None None20 item20 Numeric 4 0 None None21 item21 Numeric 4 0 None None22 item22 Numeric 4 0 None None23 item23 Numeric 4 0 None None24 item24 Numeric 4 0 None None25 item25 Numeric 4 0 None None26 item26 Numeric 4 0 None None27 item27 Numeric 4 0 None None28 item28 Numeric 4 0 None None29 item29 Numeric 4 0 None None30 item30 Numeric 4 0 None None31 item31 Numeric 4 0 None None32 item32 Numeric 4 0 None None33 item33 Numeric 4 0 None None34 item34 Numeric 4 0 None None35 item35 Numeric 4 0 None None36 item36 Numeric 4 0 None None37 item37 Numeric 4 0 None None38 item38 Numeric 4 0 None None39 item39 Numeric 4 0 None None40 item40 Numeric 4 0 None None41 item41 Numeric 4 0 None None42 item42 Numeric 4 0 None None43 item43 Numeric 4 0 None None44 item44 Numeric 4 0 None None45 item45 Numeric 4 0 None None46 item46 Numeric 4 0 None None47 item47 Numeric 4 0 None None48 item48 Numeric 4 0 None None49 item49 Numeric 4 0 None None50 item50 Numeric 4 0 None None51 item51 Numeric 4 0 None None52 item52 Numeric 4 0 None None

Page 85: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

06 SKOR KASAR HASIL TRY OUT.SAV -

3/31/2008 12:13:28 PM 2/4

Columns Align Measure1 6 Center Scale2 6 Center Scale3 6 Center Scale4 6 Center Scale5 6 Center Scale6 6 Center Scale7 6 Center Scale8 6 Center Scale9 6 Center Scale

10 6 Center Scale11 6 Center Scale12 6 Center Scale13 6 Center Scale14 6 Center Scale15 6 Center Scale16 6 Center Scale17 6 Center Scale18 6 Center Scale19 6 Center Scale20 6 Center Scale21 6 Center Scale22 6 Center Scale23 6 Center Scale24 6 Center Scale25 6 Center Scale26 6 Center Scale27 6 Center Scale28 6 Center Scale29 6 Center Scale30 6 Center Scale31 6 Center Scale32 6 Center Scale33 6 Center Scale34 6 Center Scale35 6 Center Scale36 6 Center Scale37 6 Center Scale38 6 Center Scale39 6 Center Scale40 6 Center Scale41 6 Center Scale42 6 Center Scale43 6 Center Scale44 6 Center Scale45 6 Center Scale46 6 Center Scale47 6 Center Scale48 6 Center Scale49 6 Center Scale50 6 Center Scale51 6 Center Scale52 6 Center Scale

Page 86: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

06 SKOR KASAR HASIL TRY OUT.SAV -

3/31/2008 12:13:28 PM 3/4

Name Type Width Decimals Label Values Missing53 item53 Numeric 4 0 None None54 item54 Numeric 4 0 None None55 item55 Numeric 4 0 None None56 item56 Numeric 4 0 None None

Page 87: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

06 SKOR KASAR HASIL TRY OUT.SAV -

3/31/2008 12:13:28 PM 4/4

Columns Align Measure53 6 Center Scale54 6 Center Scale55 6 Center Scale56 6 Center Scale

Page 88: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

07 SKOR KASAR TRY OUT.SAV -

3/31/2008 12:14:34 PM 1/2

Name Type Width Decimals Label Values Missing1 item1 Numeric 4 0 None None2 item2 Numeric 4 0 None None3 item5 Numeric 4 0 None None4 item8 Numeric 4 0 None None5 item9 Numeric 4 0 None None6 item10 Numeric 4 0 None None7 item11 Numeric 4 0 None None8 item12 Numeric 4 0 None None9 item13 Numeric 4 0 None None

10 item14 Numeric 4 0 None None11 item15 Numeric 4 0 None None12 item16 Numeric 4 0 None None13 item17 Numeric 4 0 None None14 item18 Numeric 4 0 None None15 item19 Numeric 4 0 None None16 item20 Numeric 4 0 None None17 item23 Numeric 4 0 None None18 item24 Numeric 4 0 None None19 item25 Numeric 4 0 None None20 item26 Numeric 4 0 None None21 item27 Numeric 4 0 None None22 item28 Numeric 4 0 None None23 item29 Numeric 4 0 None None24 item30 Numeric 4 0 None None25 item31 Numeric 4 0 None None26 item32 Numeric 4 0 None None27 item33 Numeric 4 0 None None28 item34 Numeric 4 0 None None29 item35 Numeric 4 0 None None30 item36 Numeric 4 0 None None31 item38 Numeric 4 0 None None32 item39 Numeric 4 0 None None33 item40 Numeric 4 0 None None34 item41 Numeric 4 0 None None35 item42 Numeric 4 0 None None36 item43 Numeric 4 0 None None37 item44 Numeric 4 0 None None38 item45 Numeric 4 0 None None39 item46 Numeric 4 0 None None40 item47 Numeric 4 0 None None41 item48 Numeric 4 0 None None42 item50 Numeric 4 0 None None43 item52 Numeric 4 0 None None44 item53 Numeric 4 0 None None45 item54 Numeric 4 0 None None

Page 89: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

07 SKOR KASAR TRY OUT.SAV -

3/31/2008 12:14:37 PM 2/2

Columns Align Measure1 6 Center Scale2 6 Center Scale3 6 Center Scale4 6 Center Scale5 6 Center Scale6 6 Center Scale7 6 Center Scale8 6 Center Scale9 6 Center Scale

10 6 Center Scale11 6 Center Scale12 6 Center Scale13 6 Center Scale14 6 Center Scale15 6 Center Scale16 6 Center Scale17 6 Center Scale18 6 Center Scale19 6 Center Scale20 6 Center Scale21 6 Center Scale22 6 Center Scale23 6 Center Scale24 6 Center Scale25 6 Center Scale26 6 Center Scale27 6 Center Scale28 6 Center Scale29 6 Center Scale30 6 Center Scale31 6 Center Scale32 6 Center Scale33 6 Center Scale34 6 Center Scale35 6 Center Scale36 6 Center Scale37 6 Center Scale38 6 Center Scale39 6 Center Scale40 6 Center Scale41 6 Center Scale42 6 Center Scale43 6 Center Scale44 6 Center Scale45 6 Center Scale

Page 90: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

Page 1

Page 91: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

ITEM1 140.9500 172.4077 .4166 .9268ITEM2 140.4000 173.3744 .4621 .9263ITEM5 140.7250 169.4865 .5457 .9255ITEM8 140.8500 169.9769 .5799 .9252ITEM9 140.4750 174.4096 .4103 .9268ITEM10 140.5500 174.5615 .4310 .9266ITEM11 141.1000 173.5795 .4190 .9267ITEM12 140.6000 173.4769 .4633 .9263ITEM13 140.7750 174.2301 .3659 .9272ITEM14 140.7500 174.3974 .4643 .9264ITEM15 140.6000 172.1949 .5531 .9256ITEM16 141.0500 174.7154 .4737 .9264ITEM17 141.6750 173.3019 .3598 .9274ITEM18 140.7000 174.9333 .4095 .9268ITEM19 140.9000 175.0154 .5014 .9264ITEM20 140.9750 173.5122 .3424 .9276ITEM23 141.3250 170.7378 .5825 .9252ITEM24 140.8500 172.4385 .5484 .9257ITEM25 140.9750 168.9994 .4882 .9263ITEM26 140.5250 174.5635 .4339 .9266ITEM27 140.7000 170.5231 .6278 .9249ITEM28 140.7000 174.7795 .4214 .9267ITEM29 141.2000 174.2667 .3290 .9276ITEM30 140.9000 174.4000 .4316 .9266ITEM31 140.7500 172.7564 .4898 .9261ITEM32 141.1000 173.4256 .3726 .9272ITEM33 141.2500 171.7308 .4831 .9261ITEM34 141.2000 174.4205 .3709 .9271ITEM35 141.1000 173.2718 .3591 .9274ITEM36 140.7000 171.0359 .6464 .9249ITEM38 141.1000 175.4256 .3005 .9277ITEM39 141.1000 172.2462 .5494 .9257ITEM40 140.8000 174.2667 .3689 .9271ITEM41 140.9750 169.5635 .5561 .9254ITEM42 140.7250 175.2301 .3519 .9272ITEM43 141.1250 175.5994 .3023 .9277ITEM44 141.1250 168.6763 .6287 .9247ITEM45 140.8500 171.2590 .5046 .9259ITEM46 141.3500 168.7974 .5284 .9258ITEM47 141.0000 174.5641 .3345 .9275ITEM48 140.6750 173.1481 .4183 .9267

Page 2

Page 92: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

ITEM50 140.7500 170.9615 .5657 .9254ITEM52 140.8500 172.6949 .5300 .9258ITEM53 141.0750 173.3019 .4991 .9261ITEM54 140.5500 173.8949 .4820 .9263

Reliability Coefficients

N of Cases = 40.0 N of Items = 45

Alpha = .9279

Page 3

Page 93: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

09 DATA PENELITIAN SERING & JARANG.SAV -

3/31/2008 12:16:34 PM 1/2

Name Type Width Decimals Label Values Missing1 i1 Numeric 3 0 None None2 i2 Numeric 3 0 None None3 i3 Numeric 3 0 None None4 i4 Numeric 3 0 None None5 i5 Numeric 3 0 None None6 i6 Numeric 3 0 None None7 i7 Numeric 3 0 None None8 i8 Numeric 3 0 None None9 i9 Numeric 3 0 None None

10 i10 Numeric 3 0 None None11 i11 Numeric 3 0 None None12 i12 Numeric 3 0 None None13 i13 Numeric 3 0 None None14 i14 Numeric 3 0 None None15 i15 Numeric 3 0 None None16 i16 Numeric 3 0 None None17 i17 Numeric 3 0 None None18 i18 Numeric 3 0 None None19 i19 Numeric 3 0 None None20 i20 Numeric 3 0 None None21 i21 Numeric 3 0 None None22 i22 Numeric 3 0 None None23 i23 Numeric 3 0 None None24 i24 Numeric 3 0 None None25 i25 Numeric 3 0 None None26 i26 Numeric 3 0 None None27 i27 Numeric 3 0 None None28 i28 Numeric 3 0 None None29 i29 Numeric 3 0 None None30 i30 Numeric 3 0 None None31 i31 Numeric 3 0 None None32 i32 Numeric 3 0 None None33 i33 Numeric 3 0 None None34 i34 Numeric 3 0 None None35 i35 Numeric 3 0 None None36 i36 Numeric 3 0 None None37 i37 Numeric 3 0 None None38 i38 Numeric 3 0 None None39 i39 Numeric 3 0 None None40 i40 Numeric 3 0 None None41 i41 Numeric 3 0 None None42 i42 Numeric 3 0 None None43 i43 Numeric 3 0 None None44 i44 Numeric 3 0 None None45 i45 Numeric 3 0 None None46 total Numeric 6 0 None None47 kelompok Numeric 8 0 {1, SERING}... None

Page 94: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

09 DATA PENELITIAN SERING & JARANG.SAV -

3/31/2008 12:16:34 PM 2/2

Columns Align Measure1 4 Right Scale2 4 Right Scale3 4 Right Scale4 4 Right Scale5 4 Right Scale6 4 Right Scale7 4 Right Scale8 4 Right Scale9 4 Right Scale

10 4 Right Scale11 4 Right Scale12 4 Right Scale13 4 Right Scale14 4 Right Scale15 4 Right Scale16 4 Right Scale17 4 Right Scale18 4 Right Scale19 4 Right Scale20 4 Right Scale21 4 Right Scale22 4 Right Scale23 4 Right Scale24 4 Right Scale25 4 Right Scale26 4 Right Scale27 4 Right Scale28 4 Right Scale29 4 Right Scale30 4 Right Scale31 4 Right Scale32 4 Right Scale33 4 Right Scale34 4 Right Scale35 4 Right Scale36 4 Right Scale37 4 Right Scale38 4 Right Scale39 4 Right Scale40 4 Right Scale41 4 Right Scale42 4 Right Scale43 4 Right Scale44 4 Right Scale45 4 Right Scale46 6 Right Scale47 8 Right Scale

Page 95: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. I1 3.3500 .5301 80.0 2. I2 3.7750 .5025 80.0 3. I3 2.7875 .6693 80.0 4. I4 3.7750 .4493 80.0 5. I5 3.3750 .6033 80.0 6. I6 3.7500 .4357 80.0 7. I7 3.6625 .5264 80.0 8. I8 2.9125 .6202 80.0 9. I9 3.3750 .6820 80.0 10. I10 3.3875 .6655 80.0 11. I11 3.2625 .5680 80.0 12. I12 3.6750 .4975 80.0 13. I13 3.0750 .6116 80.0 14. I14 2.5750 .6708 80.0 15. I15 3.4500 .6142 80.0 16. I16 3.3500 .5975 80.0 17. I17 3.2500 .6844 80.0 18. I18 2.8375 .5383 80.0 19. I19 3.2750 .6157 80.0 20. I20 3.2750 .8565 80.0 21. I21 3.6500 .6769 80.0 22. I22 3.4375 .6530 80.0 23. I23 3.4000 .6483 80.0 24. I24 2.8250 .7425 80.0 25. I25 3.1875 .5533 80.0 26. I26 3.3250 .8078 80.0 27. I27 3.1375 .6511 80.0 28. I28 2.9500 .6732 80.0 29. I29 2.6000 .6080 80.0 30. I30 3.3125 .7043 80.0 31. I31 3.5500 .7098 80.0 32. I32 2.6625 .9132 80.0 33. I33 2.6750 .7593 80.0 34. I34 2.6875 .5646 80.0 35. I35 2.5125 1.1137 80.0 36. I36 2.5125 .9678 80.0 37. I37 2.7250 .8997 80.0 38. I38 2.8000 .5603 80.0 39. I39 3.0250 .8109 80.0 40. I40 2.6750 .7758 80.0 41. I41 3.0875 .5556 80.0 42. I42 3.6000 .6080 80.0 43. I43 3.5500 .5932 80.0 44. I44 3.2250 .7111 80.0 45. I45 3.1000 .6284 80.0

Page 1

Page 96: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

I1 139.0375 193.4543 .3999 .9158I2 138.6125 195.3796 .2848 .9168I3 139.6000 192.9013 .3380 .9164I4 138.6125 192.1138 .5874 .9147I5 139.0125 190.9998 .4959 .9149I6 138.6375 194.6897 .3909 .9160I7 138.7250 191.6956 .5256 .9148I8 139.4750 193.3411 .3425 .9163I9 139.0125 189.4555 .5173 .9146I10 139.0000 189.1899 .5462 .9143I11 139.1250 195.1234 .2638 .9170I12 138.7125 192.4606 .5017 .9151I13 139.3125 188.6226 .6331 .9136I14 139.8125 191.6733 .4043 .9158I15 138.9375 193.9328 .3112 .9166I16 139.0375 196.2644 .1799 .9178I17 139.1375 188.8290 .5495 .9142I18 139.5500 191.6684 .5150 .9149I19 139.1125 191.3922 .4614 .9152I20 139.1125 191.0631 .3310 .9169I21 138.7375 186.6264 .6785 .9129I22 138.9500 188.3013 .6085 .9137I23 138.9875 189.0505 .5700 .9141I24 139.5625 190.2998 .4287 .9155I25 139.2000 191.0228 .5429 .9146I26 139.0625 187.5783 .5153 .9145I27 139.2500 187.1772 .6754 .9130I28 139.4375 190.5530 .4642 .9151I29 139.7875 191.9163 .4362 .9155I30 139.0750 193.0576 .3106 .9168I31 138.8375 187.0745 .6208 .9134I32 139.7250 192.4551 .2504 .9182I33 139.7125 196.1821 .1351 .9189I34 139.7000 193.8076 .3502 .9162I35 139.8750 193.5538 .1561 .9210I36 139.8750 197.5032 .0439 .9214I37 139.6625 197.5935 .0486 .9208I38 139.5875 189.7644 .6189 .9139I39 139.3625 185.3479 .6172 .9132I40 139.7125 187.6505 .5354 .9143I41 139.3000 190.1620 .5979 .9141

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item

Page 2

Page 97: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

Deleted Deleted Correlation Deleted

I42 138.7875 188.2201 .6620 .9133I43 138.8375 190.7454 .5209 .9147I44 139.1625 185.4036 .7086 .9124I45 139.2875 189.4986 .5629 .9142

Reliability Coefficients

N of Cases = 80.0 N of Items = 45

Alpha = .9173

NPar Tests

Descriptive Statistics

40 148.95 11.16 122 16940 135.45 13.95 81 154

SERINGJARANG

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

40 40148.95 135.45

11.16 13.95.112 .155.077 .129

-.112 -.155.711 .982.692 .290

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

SERING JARANG

Test distribution is Normal.a. Calculated from data.b.

Oneway

Descriptives

TOTAL

40 148.95 11.16 1.76 145.38 152.5240 135.45 13.95 2.21 130.99 139.9180 142.20 14.27 1.60 139.02 145.38

SERINGJARANGTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Page 3

Page 98: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

Descriptives

TOTAL

122 16981 15481 169

SERINGJARANGTotal

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

TOTAL

.085 1 78 .771

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

TOTAL

3645.000 1 3645.000 22.855 .00012439.800 78 159.48516084.800 79

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

T-Test

Group Statistics

40 148.95 11.16 1.7640 135.45 13.95 2.21

KELOMPOKSERINGJARANG

TOTALN Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean

Independent Samples Test

.085 .771Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

TOTALF Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

Page 4

Page 99: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

Independent Samples Test

4.781 78 .000 13.50

4.781 74.411 .000 13.50

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

TOTALt df Sig. (2-tailed)

MeanDifference

t-test for Equality of Means

Page 5

Page 100: PERBEDAAN RELIGIOSITAS ANTARA ORANG YANG SERING …

Independent Samples Test

2.82 7.88 19.12

2.82 7.87 19.13

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

TOTAL

Std. ErrorDifference Lower Upper

95% Confidence Intervalof the Difference

t-test for Equality of Means

Page 6