-
PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM
DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER 188 DENGAN
BERBAGAI DRUG LOAD
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Farmasi
(S.Farm.) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Anggita Novelina
NIM : 158114110
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena
atas berkat, rahmat, dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan
judul “Perbedaan Profil Disolusi Kurkumin Pada Sistem Dispersi
Padat Ekstrak
Kunyit – Poloxamer 188 Dengan Berbagai Drug Load” untuk memenuhi
salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi. Skripsi ini
merupakan bagian dari
penelitian Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. yang berjudul
“Pengaruh
Pembawa terhadap Profil Disolusi Kurkumin dalam Dispersi Padat
Ekstrak Kunyit
dengan Berbagai Pembawa dan Kajian Stabilitas Kurkumin”
berdasarkan SK No.
Far/055/V/2018/ST/D.
Penyusunan skripsi ini disertai dengan banyak bantuan dan
dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas
Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku dosen
pembimbing
yang selalu membimbing serta memberikan saran dan motivasi
kepada penulis selama penelitian hingga penyusunan naskah
serta
atas bantuan dalam menyediakan alat dan bahan penelitian.
3. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku dosen penguji atas
bantuan,
kritik, dan saran selama proses penyusunan naskah proposal
hingga
naskah skripsi.
4. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji
atas
bantuan, kritik, dan saran selama proses penyusunan naskah
proposal hingga naskah skripsi.
5. Nacalai Tesque, Inc. Jepang atas pemberian standar
kurkumin.
6. PT. Phytochemindo Reksa atas pemberian ekstrak kunyit.
7. PT. Mega Setia Agung Kimia atas pemberian Poloxamer 188.
8. Pak Bima, Mas Bimo, Pak Musrifin, Pak Wagiran, Mas Kethul
dan
Mas Yusuf selaku laboran dan karyawan laboratorium Fakultas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
Farmasi yang telah membantu penulis dalam proses penelitian
skripsi di laboratorium.
9. Bapak Jefri Julianus, M,Si. Atas segala bimbingan, saran
dan
semnagat selama penulisan hingga akhir revisi.
10. Papi Tarcisius Marbun, Mami Norita Rismawati, Tante
Despita
Elita, Adik Brigita Febrito dan seluruh keluarga besar yang
selalu
memberikan perhatian, semangat, dukungan penuh, dan doa
untuk
penulis dalam kelancaran studi hingga penyelesaian skripsi.
11. Teman-teman seperjuangan skripsi Glenys, Monica, Vivi,
Yansen,
Grace, Tata, Elsa, Nia atas segala kerja sama dan bantuan
dalam
penyelesaian skripsi ini seperjuangan kelompok skripsi atas
segala
bantuan dan kerja sama selama penyusunan skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat penulis Hana Pratiwi Febiastuti, Yoyo
Sutiksno,
Kezia, Thio Santa Monica, Anastasia Oktaviani, yang selalu
mendukung dan menyemangati penulis kapanpun
13. Teman-teman FSM C, Fifteen Pharmacy, dan semua pihak
yang
telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan secara satu
per
satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan,
oleh
karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada.
Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak.
Yogyakarta, 27 Maret 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
.................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
............................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
..................................................... v
PRAKATA
..............................................................................................................
vi
DAFTAR ISI
..........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL
...................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR
...............................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN
...........................................................................................
xi
INTISARI
...............................................................................................................
xii
ABSTRACT
...........................................................................................................xiii
PENDAHULUAN....................................................................................................1
METODE PENELITIAN
.........................................................................................3
HASIL DAN PEMBAHASAN
................................................................................8
KESIMPULAN
......................................................................................................16
SARAN
..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................17
LAMPIRAN
...........................................................................................................19
BIOGRAFI
PENULIS............................................................................................43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula Dispersi Padat Ekstrak Kunyit - Poloxamer
188..........................6
Tabel II. Data Akurasi dan Presisi
.........................................................................10
Tabel III. Hasil Uji Drug Load Campuran Fisik (CF) dan Dispersi
Padat (DP) ...10
Tabel IV. Hasil Uji Kelarutan Campuran Fisik (CF) dan Dispersi
Padat (DP) .....11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Kurkumin
.................................................................................1
Gambar 2. Struktur Poloxamer
188..........................................................................2
Gambar 3. Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi
..........................................9
Gambar 4. Grafik Kelarutan Campuran Fisik dan Dispersi Padat
.........................12
Gambar 5. Kurva Persen Terdisolusi Campuran Fisik dan Dispersi
Padat dengan Drug Load Ekstrak Kunyit = 33%
.........................................................................13
Gambar 6. Kurva Persen Terdisolusi Campuran Fisik dan Dispersi
Padat dengan Drug Load Ekstrak Kunyit = 50%
.........................................................................13
Gambar 7. Kurva Persen Terdisolusi Campuran Fisik dan Dispersi
Padat dengan Drug Load Ekstrak Kunyit = 67%
.........................................................................13
Gambar 8. Kurva Hubungan Waktu dengan %Terdisolusi CF dan DP
.................14
Gambar 9. Grafik Nilai DE120 Campuran Fisik dan Dispersi
Padat.......................15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Singkatan
................................................................................19
Lampiran 2. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Kunyit
..................................20
Lampiran 3. Informasi Produk Standar
Kurkumin.................................................21
Lampiran 4. Penentuan Panjang Gelombang Maks Kurkumin Medium
Disolusi .22
Lampiran 5. Kurva Baku dalam Medium Disolusi
................................................25
Lampiran 6. Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol
.............................................26
Lampiran 7. Pembuatan Dispersi Padat
.................................................................27
Lampiran 8. Pembuatan Campuran Fisik
...............................................................27
Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik Uji
Kelarutan................................................28
Lampiran 10. Hasil Analisis Statistik Uji Disolusi
................................................32
Lampiran 11. Statistika Uji Disolusi DE menit ke-120
.........................................34
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian
...................................................................41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
PERBEDAAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN PADA SISTEM
DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT – POLOXAMER 188 DENGAN
BERBAGAI DRUG LOAD
Anggita Novelina
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,
Indonesia
INTISARI
Kunyit (Curcuma longa L.) memiliki kandungan senyawa
kurkuminoid
dengan komponen terbesar adalah kurkumin yang memiliki banyak
aktivitas
farmakologis. Kurkumin digolongkan dalam kelompok
Biopharmaceutics
Classification System (BCS) kelas II, dimana obat tersebut
memiliki kelarutan yang
rendah tetapi permeabilitasnya tinggi. Kelarutan yang rendah
menyebabkan
disolusi obat rendah dan juga bioavailabilitas oral obat rendah.
Metode yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan disolusi kurkumin
adalah dispersi
padat (DP). Pada penelitian ini, akan diteliti perbedaan profil
disolusi kurkumin
dengan berbagai drug load pada sistem DP ekstrak
kunyit-poloxamer 188.
Pembuatan DP dilakukan menggunakan metode solvent evaporation
yaitu
dengan cara mencampurkan ekstrak kunyit dan poloxamer 188,
kemudian pelarut
dihilangkan dengan metode penguapan pelarut yaitu rotary
evaporator dan open
vacuum. Persentase drug load penggunaan poloxamer 188 terhadap
ekstrak kunyit
dalam penelitian ini adalah 33%, 50%, 67%. Parameter yang diukur
yaitu uji
kelarutan, uji disolusi, perhitungan dissolution efficiency, dan
uji drug load. Uji
disolusi digunakan alat disolusi tipe dayung dan kadar
ditetapkan dengan
menggunakan spektrofotometer UV-visibel. Hasil yang diperoleh
menunjukkan
perbedaan drug load pada formulasi DP memberikan perbedaan yang
signifikan
terhadap disolusi kurkumin apabila dibandingkan dengan kontrol
(campuran fisik),
dimana hasil DE120 yang paling tinggi ditemukan pada formula DP
drug load 33%,
yakni 29,15%±0,62.
Kata kunci: kurkumin, disolusi, dispersi padat, Poloxamer
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DIFFERENCES OF CURCUMIN DISSOLUTION PROFILES IN SOLID
DISPERSION SYSTEMS TURMERIC EXTRACT-POLOXAMER 188
WITH VARIOUS DRUG LOADS
Anggita Novelina
Department of Pharmacy, Sanata Dharma University, Yogyakarta,
Indonesia
ABSTRACT
Turmeric (Curcuma longa L.) contains curcuminoid compunds with
the largest component is curcumin that has many pharmacological
activities. Curcumin
is classified into the class II of Biopharmaceutics
Classification System (BCS), where the drug has low solubility in
water but high permeability. Low solubility
causes a lower rate of dissolution and a lower bioavailability
of curcumin. A method that can be used to increase solubility and
dissolution rate of curcumin is solid dispersion (SD). In this
study, the differences in curcumin dissolution profile will
be examined in the system using Poloxamer 188 as a surfactant
carrier. SD was made using the solvent eevaporation method by
mixing the
turmeric extract and Poloxamer 188, then the solvent was removed
by vacuum. The percentage of the drug loads used in this study was
33%, 50%, and 67%. The measured parameters were drug loads,
solubility, and dissolution rate. A paddle
typo dissolution tester is used in the dissolution test and the
levels of curcumin were determined by UV-visible spectrophotometer.
The results showed the differences
of drug load in SD formulation gave a significant difference to
the dissolution of curcumin compared to the control (physical
mixture), where the highest DE120 results was found in the SD with
drug load 33%, at 29,15%±0.62.
Keywords: curcumin, dissolution, solid dispersion, Poloxamer
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
PENDAHULUAN
Kunyit (Curcuma longa Linn.) merupakan tanaman obat dan rempah
yang
termasuk dalam famili Zingeberaceae dan asli Asia Tenggara
(Shehzad et al.,
2013). Kandungan utama dari kunyit ialah kurkuminoid yang
terdiri dari kurkumin
(77%) desmetoksikurkumin (17%), bisdemetoksikurkumin (3%) (Huang
et al.,
1995). Kurkumin yang merupakan zat warna dari kurkumin memiliki
aktivitas
farmakologis sebagai antiarthritis, anti depresi, dan penyakit
neurodegenerative,
antioksidan, antiinflamasi, antikanker, antimutagenik,
antimikroba, antiviral,
antidiabetes, serta mencegah penyakit alzheimer (Rohman,
2012).
Kurkumin digolongkan sebagai kelas II pada klasifikasi
Biopharmaceutics
Classification System (BCS), dimana obat-obat kelas ini
kelarutannya rendah dalam
air, namun permeabilitasnya tinggi (Wan et al., 2012). Kurkumin
memiliki nilai log
P 2,36 (Grynkiewicz and Slifirski, 2012), nilai pKa sekitar 7,8
dan kelarutannya
dalam dalam media aqueous pH 5,0 hanya 11ng/mL, menyebabkan
kecepatan
disolusi menjadi rendah dan berdampak juga terhadap
bioavailabilitas kurkumin
yang rendah (Hu et al., 2015).
Gambar 1. Struktur Kurkumin
Bioavailabilitas rendah dapat ditingkatkan apabila kelarutan dan
laju
disolusi obat dinaikkan. Cara yang dapat dilakukan antara lain
dengan physical
redesign of curcumin, yaitu penambahan surfaktan, pembentukan
misel, liposom,
enkapsulasi, teknologi nanopartikel, teknologi mikropartikel dan
dispersi padat
(Prasad, 2014). Cara yang dapat dipilih ialah dengan sistem
dispersi padat.
Dispersi padat adalah dispersi zat aktif/obat dalam matriks
inert atau
pembawa dalam bentuk padat dengan proses pelelehan, pelarutan
atau kombinasi
keduanya. Umumnya dispersi padat terdiri dari matriks yang
hidrofilik dan senyawa
obat yang hidrofobik. Matriks dapat berupa senyawa bentuk amorf
atau kristal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
senyawa obat akan terdispersi secara molekular. Sistem ini
memiliki kelebihan
yakni pembuatannya yang mudah, gampang dioptimasi dan
reprodusibilitasnnya
yang tinggi (Chiou and Riegelman, 1971).
Pembawa yang digunakan ialah senyawa yang bersifat hidrofilik
seperti
polimer, turunan selulosa, gula, poliakriliat, dan asam organik
(Nikghalb et al.,
2012). Sistem dispersi padat dapat meningkatkan disolusi dengan
mekanisme
pengecilan ukuran partikel, meningkatkan kelarutan jenuh,
meningkatkan
keterbasahan dan merubah bentuk kristal obat menjadi amorf (Chow
et al., 2015).
Sistem ini juga meningkatkan luas permukaan partikel dan
meningkatkan kontak
dengan zat pembawanya. Obat yang sukar larut dalam air apabila
didispersikan ke
dalam matriks yang mudah larut dalam air akan membentuk ukuran
partikel yang
lebih kecil sehingga akan meningkatkan kelarutannya.
Poloxamer 188 merupakan surfaktan nonionik yang banyak
digunakan
sebagai bahan karier dan agen pembasahan terdiri dari triblok
kopolimer
polioksietilena-polioksipropilena-polioksietilena. Poloxamer
terdiri dari sebuah
rantai sentral hidrofobik polyoxypropylene (POP) dan dua buah
rantai identikal
hidrofilik lateral polyoxyethylene (POE) (Chen et al., 2013).
Poloxamer 188
berwujud padat, berwarna putih dengan bentuk seperti serpihan
(flakes), memiliki
nilai POP 27, dan POE 80, viskositas 1000 cps, berat molekul
rata-rata 7680-9510,
dan titik lebur 52–57°C. Poloxamer berbentuk cair pada suhu
rendah (-10 °C) dan
membentuk gel semipadat pada suhu tubuh (Kim et al., 2014).
Penambahan
poloxamer sebagai surfaktan diharapkan mampu menurunkan tegangan
permukaan
dan meningkatkan pembasahan permukaan kurkumin sehingga akan
menambah
kelarutan dari kurkumin.
Gambar 2. Struktur poloxamer 188
Penelitian Putri (2018) menunjukkan adanya peningkatan kelarutan
dan
laju disolusi kurkumin dengan pembentukan dispersi padat
menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Poloxamer 407 dan tiga serial drug load yakni 33%, 50%, dan 67%.
Pada formulasi
yang mengandung Poloxamer 407 sebanyak 50% dan 67% menunjukkan
pelepasan
yang lebih baik dibandingkan formulasi 33%. Peningkatan
kelarutan yang paling
tinggi adalah pada formulasi yang mengandung poloxamer 67% yaitu
sebesar 3,68x
dan pada formula 50% sebesar 3,71x dan 33% 2,87x. Rata-rata
persen terdisolusi
paling tinggi adalah pada formula yang mengandung poloxamer
sebanyak 67%.
Dispersi padat kurkumin dengan pembawa poloxamer 188 dengan
berbagai
proporsi drug load yang dihasilkan dengan metode pelarutan akan
meningkatkan
laju disolusi, dimana semakin kecil drug load diperkirakan
semakin meningkatkan
disolusi kurkumin.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas
(Pyrex
Iwaki), effendorf, timbangan analitik (Mettler Toledo),
microtube, hotplate
magnetic stirrer (Wilten & Co), magnetic stirrer, ayakan
No.mesh 60, labu alas
bulat (Duran Schott), rotary evaporator (Buchi), pompa vakum
(Gast Doa-P504-
BN), oven vakum (Brouwer), mortar dan stamper, mikropipet
(Socorex),
makropipet (Socorex), dry box (DB 38-28), spektrofotometer
UV-Visibel
(Shimadzu UV-800), pH meter (SI Analytics Lab 850), vortex
(Scientific, Inc G-
56E), shaker (Innova 2100), silika gel elektrik (PRO Moisture
Absorber), alat uji
disolusi tipe dayung (Guoming RC-6D), dan centrifuge (Gemmy
PLC-05)
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar
kurkumin
(Nacalay, Japan), ekstrak kunyit terstandar yang mengandung
kurkuminoid sebesar
97,56% (PT. Phytochemindo Reksa), Poloxamer 188 (PT. Mega Setia
Agung
Kimia), (PT. Konimex), metanol p.a (Merck), etanol 96%, akuades
(laboratorium
Kimia Organik Universitas Sanata Dharma), cangkang kapsul keras
ukuran 00,
Sodium Lauryl Suphate (SLS) (Merck) dan dapar fosfat pH 6,0
sebagai medium
disolusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
Pembuatan Larutan Baku Kurkumin
a. Pembuatan Larutan Stok Kurkumin (1mg/mL)
Standar kurkumin ditimbang seksama kurang lebih 1,0 mg,
kemudian
diencerkan dengan 1 mL metanol p.a di dalam microtube, di-vortex
hingga larut
dan ditutup menggunakan aluminium foil agar terlindung dari
cahaya.
b. Pembuatan Larutan Intermediet Kurkumin (0,01 mg/mL)
Larutan stok diambil 0,05 mL, lalu dimasukkan ke labu takar 5 mL
yang
ditutup aluminium foil, dan diencerkan dengan metanol p.a hingga
batas tanda.
Pembuatan Medium Disolusi
Medium disolusi yang digunakan yaitu 0,5% (b/v) sodium lauryl
sulfate
dalam 20 mM dapar fosfat pH 6,0
Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum (λ maks)
a. Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kurkumin dengan Pelarut
Metanol
Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 0,25 mL; 1,50 mL;
dan
2,50 mL lalu diencerkan dengan metanol p.a pada labu ukur 5 mL
hingga batas
tanda. Larutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer
visibel pada panjang
gelombang antara 350-600 nm. Pada penentuan ini dilakukan
replikasi sebanyak 3
kali.
b. Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kurkumin dengan Medium
Disolusi
Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 1,00 mL; 1,50 mL;
dan
2,50 mL kemudian diencerkan dengan medium disolusi pada labu
ukur 5 mL hingga
batas tanda. Larutan diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer visibel pada
panjang gelombang antara 400-600 nm. Pengukuran dilakukan
replikasi sebanyak
3 kali
Pembuatan Kurva Baku Kurkumin
a. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Metanol
Kurva ini dibuat untuk mendapatkan persamaan dalam pelarut
metanol,
yang akan digunakan dalam uji drug load kurkumin. Larutan
intermediet kurkumin
dibuat menjadi enam seri konsentrasi yaitu 0,488 μg/mL; 0,978
μg/mL; 1,955
μg/mL; 2,938 μg/mL; 3,910 μg/mL; dan 4,888 μg/mL dalam labu
takar 5,0 mL dan
diencerkan dengan pelarut methanol p.a hingga batas tanda.
Pengukuran dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
dengan replikasi sebanyak tiga kali. Larutan ini kemudian diukur
absorbansinya
pada λ maksimum (421 nm). Persamaan kurva baku didapatkan dengan
menghitung
regresi linear.
b. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Medium Disolusi
Kurva ini dibuat untuk mendapatkan persamaan dalam pelarut
medium
disolusi, yang akan digunakan dalam uji kelarutan dan uji
disolusi. Larutan
intermediet kurkumin dibuat menjadi empat belas seri konsentrasi
yaitu 0,010
μg/mL; 0,020 μg/mL; 0,039 μg/mL; 0,079 μg/mL; 0,098 μg/mL;
0,1969 μg/mL;
0,394 μg/mL; 0,492 μg/mL; 0,984 μg/mL; 1,969 μg/mL; 2,953 μg/mL;
3,937
μg/mL; 4,922 μg/mL; 6,398 μg/mL dalam labu takar 5,0 mL dengan
pelarut
medium disolusi. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali. Larutan
ini diukur
absorbansinya pada λ maksimum (429 nm). Persamaan kurva baku
didapatkan
dengan menghitung regresi linear.
Verifikasi Metode Analisis
a. Penetapan Akurasi dan Presisi
Akurasi dihitung dengan melihat nilai perolehan kembali
(recovery),
presisi dinyatakan dengan nilai koefisien variasi (KV). Larutan
intermediet
kurkumin dibuat dengan konsentrasi 1,968 μg/mL; 2,953 μg/mL;
4,922 μg/mL,
kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL, dan diencerkan
dengan medium
disolusi hingga batas. Larutan diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 429
nm dan direplikasi sebanyak 3 kali. Hasil pengukuran serapan
dihitung
menggunakan persamaan kurva baku untuk mengetahui kadar
kurkumin, kemudian
dihitung perolehan kembali dan koefisien variasi.
b. Penetapan Linearitas
Linearitas ditentukan dengan nilai korelasi persamaan regresi
linear dari
replikasi kurva baku. Larutan intermediet kurkumin dibuat dengan
konsentrasi
0,010 μg/mL; 0,020 μg/mL; 0,039 μg/mL; 0,079 μg/mL; 0,098 μg/mL;
0,1969
μg/mL; 0,394 μg/mL; 0,492 μg/mL; 0,984 μg/mL; 1,969 μg/mL; 2,953
μg/mL;
3,937 μg/mL; 4,922 μg/mL; 6,398 μg/mL. Larutan diukur
absorbansinya pada
panjang gelombang 429 nm dan direplikasi sebanyak 3 kali.
Linearitas dievaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
dengan least square analysis sehingga didapatkan persamaan kurva
baku kurkumin
dan nilai r.
Pembuatan Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-Poloxamer 188
Formula yang digunakan untuk pembuatan DP dan CF ada pada tabel
I.
Tabel I. Formula Dispersi Padat Ekstrak Kunyit - Poloxamer
188
Formula Drug Load
Dispersi Padat Ekstrak Kunyit (g) Poloxamer 188 (g)
I 33% 1,98 4,02
II 50% 3 3
III 67% 4,02 1,98
Bobot setiap formula adalah 6 gram
Ekstrak kunyit dan poloxamer 188 ditimbang sejumlah formula,
kemudian
dilarutkan dengan etanol di gelas beker menggunakan magnetic
strirrer hingga
homogen. Setelah larut, larutan ekstrak kunyit dicampur ke dalam
campuran larutan
poloxamer 188 dengan magnetic stirrer hingga homogen. Pelarut
dihilangkan
menggunakan rotary evaporator dan dimasukkan ke dalam oven
vacuum hingga
kering dan dapat ditukur bobot tetapnya. Setelah didapatkan
bobot tetap, serbuk
diayak dengan nomor mesh 60. Serbuk hasil ayakan kemudian
ditimbang untuk
perhitungan hasil perolehan kembali (rendemen) dan disimpan
dalam dry box
hingga akan dilakukan pengujian.
Pembuatan Campuran Fisik Ekstrak Kunyit – Poloxamer 188
Ekstrak kunyit dan Poloxamer 188 ditimbang masing-masing
sesuai
dengan formula kemudian dicampur hingga homogen menggunakan
mortir dan
stamper, kemudian diayak dengan ayakan nomor mesh 60 dan
disimpan dalam dry
box hingga akan dilakukan pengujian.
Uji Drug Load
Dispersi padat dan campuran fisik ditimbang sebanyak 10 mg
lalu
dilarutkan dengan methanol p.a di dalam labu takar 10 mL.
Larutan kemudian di-
stirrer hingga larut dan di-centrifuge, kemudian supernatant
yang terbentuk diukur
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum, serta kadar
kurkumin dihitung
menggunakan kurva baku kurkumin dalam pelarut metanol. Replikasi
dilakukan
sebanyak 3 kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Uji Kelarutan
Dispersi padat dan campuran fisik ditimbang sebanyak 20 mg,
lalu
dilarutkan dengan 20 mL dapar fosfat pH 6,0 di dalam erlenmeyer.
Campuran
diaduk dengan menggunakan shaker selama 48 jam dan kecepatan
putar 75 rpm di
suhu ruangan dan terlindung dari cahaya. Setelah 48 jam, larutan
di-centrifuge, dan
supernatannya diukur absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum serta
dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
Uji Disolusi
Dispersi padat dan campuran fisik ditimbang 500,0 mg dan
dimasukkan
ke dalam kapsul kosong 00, dengan replikasi sebanyak tiga kali.
Uji disolusi
dilakukan menggunakan alat disolusi tipe 2 USP yakni dayung
(paddle) dengan
suhu 37±0,5ºC (USP, 2011) dan kecepatan putar 75 rpm. Medium
disolusi terdiri
dari 500 mL dapar fosfat pH 6,0 dan SLS 0,5% (b/v) Cuplikan
diambil
menggunakan makropipet pada waktu setelah 5, 10, 20, 30, 45, 60,
90, dan 120
menit sebanyak 5 mL. Setiap kali dilakukan cuplikan, medium yang
hilang
sebanyak 5 mL diganti dengan medium yang baru dengan jumlah yang
sama.
Penetapan Kadar Kurkumin Terdisolusi
Sebanyak 5 mL cuplikan yang telah diambil di-centrifuge pada
kecepatan
6000 rpm selama 5 menit, lalu supernatant yang terbentuk di
ambil dan hasilnya
diencerkan dengan medium disolusi di dalam labu takar 10 mL.
Kemudian diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer visibel pada panjang
gelombang maksimal
yang telah didapatkan.
Analisis Hasil Uji Kelarutan dan Disolusi
Pengujian secara statistik dilakukan dengan menggunakan aplikasi
real
statistic pada Microsoft Excel. Uji kelarutan dan perbedaan laju
disolusi diuji
normalitasnya menggunakan metode Shapiro-Wilk Test. Jika data
yang didapatkan
terdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan uji T,
namun apabila data
yang didapatkan tidak terdistribusi normal, pengujian dilakukan
dengan Mann-
Whitney test. Untuk melihat perbedaan profil disolusi kurkumin
dalam sistem
dispersi padat dan campuran fisik dihitung nilai disolusi
efisiensi pada menit ke-
120 (DE120). Untuk setiap formula dilakukan uji normalitas untuk
melihat distribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
data dengan Shapiro-Wilk Test. Bila data terdistribusi normal,
maka dilanjutkan
menggunakan ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan bila data
tidak normal
maka pengujian dilakukan dengan Kruskal-Wallis Test. Data
dikatakan berbeda
bermakna bila nilai p
-
9
(Riyanto, 2015). Menurut AOAC (2002), metode dikatakan memenuhi
uji linearitas
apabila nilai koefisien korelasi (r) >0,99. Persamaan kurva
baku yang diperoleh
dalam medium disolusi yaitu y= 0,1279x+0,0009 (Gambar 3).
Berdasarkan hasil
yang telah, maka metode yang digunakan telah memenuhi
syarat.
Gambar 3. Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi
2. Akurasi dan Presisi
Akurasi ditetapkan dengan tujuan untuk mengetahui derajat
ketepatan
antara nilai yang telah diukur dengan nilai sebenarnya yang
diperoleh. Parameter
akurasi dinyatakan dalam persentase perolehan kembali (recovery)
(Riyanto, 2015).
Metode dinyatakan akurat apabila %recovery untuk kadar obat
dalam rentang 1-10
μg/mL yaitu 80-110% (AOAC, 2016). Presisi dilakukan dengan
tujuan untuk
mengetahui tingkat keakuratan antara hasil uji sampel. Parameter
ini dinyatakan
dengan koefisiensi variasi (KV) (Riyanto, 2015). Metode dapat
dinyatakan presisi
apabila nilai koefisien variasi untuk kadar sampel 0,1-1,0 μg/mL
adalah KV
-
10
Tabel II. Data Akurasi dan Presisi (n=3)
Pengujian Konsentrasi
Teoritis
(μg/mL)
Abs dari
3
replikasi
Konsentrasi
yang Diperoleh
(μg/mL)
Recovery (%)
KV (%)
Rendah R1
1,97
0,23 1,71 86,98
4,80 Rendah R2 0,24 1,79 90,95 Rendah R3 0,25 1,88 95,72
Sedang R1
2,95
0,36 2,71 91,88
0,72 Sedang R2 0,36 2,75 93,20 Sedang R3 0,36 2,74 92,67
Tinggi R1 4,92
0,58 4,46 90,71 1,41 Tinggi R2 0,60 4,59 93,25
Tinggi R3 0,59 4,55 92,46
Uji Drug Load
Uji drug load dilakukan untuk mengetahui kandungan kurkumin
yang
sebenarnya dalam sediaan dan uji ini dilakukan campuran fisik
(CF) dan dispersi
padat (DP). Selain itu, dengan melakukan uji ini, zat aktif yang
hilang dari sediaan
selama proses pembuatan dapat diketahui. Hasil uji drug load
yang diperoleh untuk
CF Formula 1,2,3 adalah 30,69%; 53,26%; dan 60,33%; sedangkan
untuk DP
diperoleh 31,65%; 50,90%; dan 69,46% (tabel III).
Berdasarkan hasil uji, diketahui hasil persentase recovery drug
load pada
formula CF lebih kecil daripada formula DP, hal ini disebabkan
karena pembuatan
formula DP mengalami proses pelarutan, pengeringan, penggerusan
dan
pengayakan, sehingga ukuran partikel yang di dapat menjadi lebih
kecil dan
meningkatkan kelarutan kurkumin.
Tabel III. Hasil Uji Drug Load Campuran Fisik dan Dispersi
Padat
Sampel CF F1 CF F2 CF F3 DP F1 DP F2 DP F3
Replikasi 1 30,45 52,37 59,67 30,48 50,59 68,73
Replikasi 2 30,61 53,44 60,84 33,01 51,00 68,73
Replikasi 3 31.02 53.99 60,49 31,47 51,09 70,92
Rata-rata drug
load SD (%)
30,69 ± 0,30
53,26 ± 0,82
60,33 ± 0,60
31,65 ± 1,27
50,90 ± 0,27
69,46 ± 1,27
Drug load teoritis
32,08 48,63 65,11 32,07 48,67 65,03
Rata-rata %
recovery 95,67 109,54 92,66 98,69 104,56 106,81
KV (%) 0,97 1,54 1,00 4,03 0,52 1,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
Uji Kelarutan
Uji kelarutan bertujuan untuk melihat kelarutan antara serbuk DP
dan
serbuk CF dalam medium disolusi dapar fosfat pH 6,0 (tabel IV;
gambar 4). Uji ini
diamati selama 2 hari dan merupakan parameter termodinamik.
Pada hasil uji kelarutan diperoleh peningkatan kelarutan pada
formula 1
CF dibanding DP (drug load 33%) sebesar 2,54 kali; pada formula
2 CF dibanding
DP (drug load 50%) sebesar 2,13 kali; dan CF F3 dibanding DP F3
(drug load 67%)
mampu meningkatkan kelarutan sebesar 2,32 kali. Kadar kurkumin
terlarut yang
paling tinggi terjadi pada formula 2. Peningkatan yang paling
tinggi terjadi pada
formula 1, namun memiliki tingkat kadar kurkumin yang terendah
dari ketiga
formula DP, hal ini kemungkinan disebabkan karena polimer
poloxamer dapat
menyerap kelembaban selama penyimpanan, dan dapat mengakibatkan
terjadinya
pemisahan fase, pembentukan kristal, ataupun perubahan dari
bentuk amorf
menjadi bentuk kristal yang dapat menurunkan kelarutan formula
(Sridhar, et al.,
2013). Dilakukan pengujian statistik untuk melihat signifikansi
dengan Mann-
Whitney Test dan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
(signifikan) yang
ditunjukkan dengan nilai p
-
12
Gambar 4. Grafik Kelarutan Campuran Fisik dan Dispersi Padat
Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan untuk melihat jumlah obat yang
terdisolusi tiap
waktu pelepasan kurkumin pada formula campuran fisik dan
dispersi padat dalam
medium disolusi. Uji ini memberi profil pelepasan obat sebagai
profil
farmakoinetika obat dalam tubuh (Fudholi, 2013). Medium disolusi
yang digunakan
terbuat dari 0,5% b/v SLS dalam sodium phosfate buffer pH 6,0.
Uji dilakukan
dengan menggunakan medium disolusi dan menambahkan surfaktan
Sodium Lauryl
Sulfate (SLS). Menurut British Pharmacopeia (2011), obat yang
termasuk dalam
golongan BCS kelas II disarankan medium disolusinya menggunakan
bantuan
surfaktan. Konsentrasi SLS dibuat sebesar 0,5% berdasarkan
Rahman et al., (2009)
dimana dari konsentrasi 0,1%-3%, konsentrasi 0,5% merupakan
konsentrasi efektif
pada disolusi kurkumin dan sudah melebihi nilai Critical Micelle
Concentration
(CMC) SLS. Alat disolusi yang digunakan adalah tipe 2 USP dayung
(paddle),
dengan suhu selama pengujian diatur 37 ± 0,5ºC (USP, 2011).
Hasil ada pada
gambar 5,6,7, dan 8.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ka
da
r K
urk
um
in T
erla
rut
CF DP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Gambar 5. Kurva %Terdisolusi CF dan DP dengan Drug Load Ekstrak
Kunyit 33%
Gambar 6. Kurva %Terdisolusi CF dan DP dengan Drug Load Ekstrak
Kunyit 50%
Gambar 7. Kurva %Terdisolusi CF dan DP dengan Drug Load Ekstrak
Kunyit 67%
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
0 50 100
Pe
rse
n T
erd
iso
lusi
(%
)
Waktu (menit)
CF F1 33%
DP F1 33%
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
0 50 100
Pe
rse
n T
erd
iso
lusi
(%
)
Waktu (menit)
CF F2 50%
DP F2 50%
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
0 50 100
Pe
rse
n T
erd
iso
lusi
(%
)
Waktu (menit)
CF F3 67%
DP F3 67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Gambar 8. Kurva Hubungan Waktu dengan %Terdisolusi CF dan DP
Waktu pengamatan uji dilakukan dari menit ke-0 sampai ke-120.
Apabila
waktu disolusi dilanjutkan, ada kemungkinan hasilnya akan
menurun. Pengamatan
selama 2 jam merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan
lambung
berkisar antara 180-300 menit. (Bolondi, et al., 1985, Varon, et
al., 2010). Pada uji
ini, diperoleh hasil rata-rata persen terdisolusi dari yang
tinggi ke rendah yakni DP
F1> DP F2 > DP F3 > CF F1 > CF F2 > CF F3. Semua
formula DP memiliki rata-
rata %terdisolusi lebih tinggi daripada CF. Pengamatan hingga
menit ke-120
menunjukkan bahwa secara umum formulasi dispersi padat mampu
meningkatkan
disolusi. Pengukuran Dissolution Efficiency (DE) dan AUC
dilakukan untuk
menggambarkan hasil uji disolusi zat aktif yang dapat
dikomparasi dalam suatu
medium pada jangka waktu tertentu. Semakin banyak waktu yang
digunakan maka
akan semakin banyak titik pada kurva dan menghasilkan nilai DE
yang semakin
besar (Fudholi, 2013). Kapsul terpecah pada rata-rata kurang
dari 5 menit,
mendandakan proses disolusi terjadi. Hasil pengukuran nilai
DE120 pada gambar 7.
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
0 20 40 60 80 100 120
Terd
iso
lusi
(%
)
Waktu (menit)
CF F1 33%
DP F1 33%
CF F2 50%
DP F2 50%
CF F3 67%
DP F3 67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Gambar 9. Grafik Nilai DE120 Campuran Fisik dan Dispersi
Padat
Hasil dari nilai DE120 yang diperoleh lalu di uji statistik.
Dari pengukuran
nilai DE antara DP dan CF untuk Formula 3, uji statistik
menunjukkan bahwa ketiga
data memiliki nilai p DP F3 > DP F2. Hal ini sesuai
dengan penelitian Putri (2018), dimana DP drug load 33%
memberikan hasil
disolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan DP drug load 50%
dan DP drug
load 67%. Selain itu juga dapat disimpukan bahwa dengan kenaikan
jumlah
pembawa, maka persen terdisolusi akan naik. Kenaikan jumlah
pembawa yakni
poloxamer 188 diketahui dapat mencegah kemungkinan terjadinya
kristalisasi
(Singh et al., 2011).
Dari penelitian yang telah di lakukan, formula 1 dengan drug
load 30%
lebih dipilih untuk digunakan karena pada uji kelarutan dan
disolusi, formula
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Rat
a R
ata
DE 1
20
(%)
DE 120 CF DE 120 DP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
dispersi padat menghasilkan perbedaan yang signifikan
dibandungkan dengan
campuran fisik. Pada hasil disolusi, formula 1 DP mampu
menaikkan laju disolusi
hingga 40% dan pada hasil uji disolusi, formula 1 DP memberikan
kenaikan yang
paling tinggi, yaitu 2.54 kali.
KESIMPULAN
Penelitian dan pembuatan formula DP ekstrak kunyit dengan
berbagai
drug load menggunakan pembawa poloxamer 188 terbukti memberikan
perbedaan
signifikan p
-
17
DAFTAR PUSTAKA
AOAC, 2002. AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of
Chemical
Methods for Dietary Supplements and Botanicals, 1-38.
AOAC, 2016. Appendix F: Guidelines for Standard Method
Performance
Requirements. AOAC International, 1-18.
Bolondi, L., Bortolotti, M., Santi, V., Calletti, T., Gaiani,
S., and Labò, G., 1985.
Measurement of gastric emptying time by real-time
ultrasonography.
Gastroenterology, 89 (4), 752–759
British Pharmacopoeia, 2011. British Pharmacopoeia, The British
Pharmacopoeia Commission, London.
Chen, J., Zhou, R., Li, L., Li, B., Zhang, X., and Su, J., 2013.
Mechanical, Rheological and Release Behaviors of a Poloxamer 407/
Poloxamer 188/Carbopol 940 Thermosensitive Composite Hydrogel.
Molecules, 18 (10),
12415–12425. Chiou, W.L., and Riegelman, S., 1971.
Pharmaceutical Applications of Solid
Dispersion Systems. Journal of Pharmaceutical Sciences, (9),
1283. Chow, S.F., Wan, K.Y., Cheng, K.K., Wong, K.W., Sun, C.C.,
Baum, L., and
Chow, A.H.L., 2015. Development of highly stabilized
curcumin
nanoparticles by flash nanoprecipitation and lyophilization.
European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, 94,
436–449
Fudholi, A., 2013. Disolusi dan Pelepasan Obat In Vitro. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 137-143.
Grynkiewicz, G., and Ślifirski, P., 2012. Curcumin and
Curcuminoids in Quest for
Medicinal Status. ACTA ABP Biochimica Polonica, 59 (2), 201 –
212. Hu, L., Shi, Y., Yang, X., Li, J.H., Wang, S., Gao, N., Ji,
J., Niu, F., and Chen, Q.,
2015. Enhancement of Oral Bioavailability of Curcumin by a Novel
Solid Dispersion System. AAPS PharmSciTech, 16 (6), 1327–1334.
Huang, M.T., Ma, W., Lu, Y.P., Chang, R.L., Fisher, C.,
Manchand, P.S., Newmark
H.L., and Conney, A.H., 1995. Effects of curcumin,
demethoxycurcumin, bisdemethoxycurcumin and tetrahydrocurcumin on
12-0-
tetradecanoylphorbol-13-acetate induced tumor promotion.
Carcinogenesis, 16 (10), 2493.
Kim, S.Y., Chae, S.W., and Lee, J., 2014. Effect of Poloxamer
407 as a carrier
vehicle on rotator cuff healing in a rat model. J Orthop Surg
Res, 9 (12). Nikghalb, Ladan Akbarpour, Gurinder Singh, Gaurav
Singh, and Kimia Fazaeli
Kahkeshan. 2012. “Solid Dispersion: Methods and Polymers to
Increase the Solubility of Poorly Soluble Drugs.” Journal of
Applied Pharmaceutical Science 2(10): 170–75.
Prasad, S., Gupta, S.C., Tyagi, A.K., and Aggarwal, B.B., 2014.
Curcumin, a component of golden spice: From bedside to bench and
back. Biotechnology
Advances, 32 (6), 1053–1064. Putri, Sastira. 2018. “Perbendaan
Profil Disolusi Kurkumin pada Sistem Dispersi
Padat Ekstrak Kunyit-Poloxamer 407 dengan Berbagai Drug Load.”
Sanata
Dharma University: 14–15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Rahman, S.M.H., Telny, T.C., Ravi, T.K., and Kuppusamy, S.,
2009. Role of
Surfactant and pH in Dissolution of Curcumin. Indian J Pharm
Sci., 71(2), 139-142.
Riyanto, 2015. Validasi & Verifikasi Metode Uji: Sesuai
dengan ISO/IEC 17025,
Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi, Yogyakarta, Deepublish,
28, 39, 52. Rohman, 2009, Kromatografi Untuk Analisis Obat, Graha
Ilmu, Yogyakarta, pp.45,
47, 53, 217. Shehzad, A., Lee, J., Lee, Y.S., 2013. Review
Article Curcumin in Various Cancers.
International Union of Biochemistry and Molecular Biology, 39
(1), 56 – 68.
Singh, S., Baghel, R.S., and Yadav, L., 2011. A review on solid
dispersion. International Journal of Pharmacy & Life Sciences,
2(9), 1078 – 1095.
Sridhar, I., Doshi, A., Joshi, B., Wankhede, V., and Doshi, J.,
2013. Solid Dispersions: an Approach to Enhance Solubility of
poorly Water Soluble Drug. Journal of Scientific and Innovative
Research, 2 (3), 688.
USP, 2011. Dissolution. The United States Pharmacopeia
Convention. USA.
Varon, A.R., Zuleta, J., 2010. From the Physiology of Gastric
Emptying to the
Understanding of Gastroparesis. Rev Col Gastroenterol, 25(2),
208
Wan, S., Sun, Y., Qi, X., and Tan, F., 2012. Improved
Bioavailability of Poorly
WaterSoluble Drug Curcumin in Cellulose Acetate Solid
Dispersion. AAPS
PharmSciTech, 13 (1), 159–166.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Singkatan
1. BCS : Biopharmaceutical Classification System
2. CF : Campuran Fisik
3. KV : Koefisien Variasi
4. DE : Dissolution Efficiency
5. DP : Dispersi Padat
6. p.a : Pro Analysis
7. SD : Solid Dispersion; Standard Deviation
8. SLS : Sodium Lauryl Sulfate
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Lampiran 2. Certificate of Analysis (CoA) ekstrak kunyit dari
PT.
Phytochemindo Reksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Lampiran 3. Product Information Standar Kurkumin dari Nacalai,
Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Lampiran 4. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kurkumin
dalam
Medium Disolusi – Overlay Panjang Gelombang Maksimum
1. Scanning Panjang Gelombang Maksimum Konsentrasi Rendah
dalam
Medium Disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
2. Scanning Panjang Gelombang Maksimum Konsentrasi Sedang
dalam
Medium Disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
3. Scanning Panjang Gelombang Maksimum Konsentrasi Tinggi
dalam
Medium Disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Lampiran 5. Kurva Baku dalam Medium Disolusi
y = 0,1279x + 0,0009
R² = 0,99736
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000
Abso
rbansi
Konsentrasi Kurkumin (μg/mL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
Lampiran 6. Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol
y = 0.146x + 0.0193
R² = 0.9932
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 1 2 3 4 5 6
Ab
so
rban
si
Konsentrasi (μg/mL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Lampiran 7. Pembuatan Dispersi Padat
1. Penimbangan Bahan untuk Dispersi Padat
Formula 1
(Drug load 33%)
Formula 2
(Drug load 50%)
Formula 3
(Drug load 67%)
Ekstrak Kunyit (g)
1,9802 3,0097 4,0229
Poloxamer
188 (g) 4,0209 2,999 1,9899
2. Perhitungan Rendemen Dispersi Padat
% Rendemen =berat yang diperoleh
berat teoritisx 100%
Berat yang
diperoleh (g) Berat Teoritis
(g) % Rendemen
Formula 1
(Drug load 33%) 4,9928 6,0011 83,20%
Formula 2 (Drug load 50%)
4,6681 6,0096 77,77%
Formula 3
(Drug load 67%) 4,8301 6,0128 80,33%
Lampiran 8. Pembuatan Campuran Fisik
1. Penimbangan Bahan untuk Campuran Fisik
Formula 1
(Drug load 33%)
Formula 2
(Drug load 50%)
Formula 3
(Drug load 67%)
Ekstrak Kunyit (g)
1,6511 2,5030 3,3508
Poloxamer
188 (g) 3,3506 2,4999 1,6510
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik Uji Kelarutan
1. Uji Normalitas Campuran Fisik dan Dispersi Padat
menggunakan
Saphiro-Wilk Test
a. Formula 1
Nilai p
-
29
c. Formula 3
Nilai p
-
30
b. Formula 2 (Uji Mann-Whitney)
Nilai p
-
31
3. Uji Normalitas antar Dispersi Padat
Nilai p>0,05 maka data tidak terdistribusi normal
4. Uji Signifikansi antar DP dengan Uji Kruskal Wallis
Nilai p
-
32
Lampiran 10. Hasil Analisis Statistik Uji Disolusi
1. Data Penimbangan Kapsul
Sampel R1 (mg) R2 (mg) R3 (mg) Rata-rata
(mg) SD
CF F1 500.1 500.2 500.1 500.13 0.06
CF F2 499.8 500.1 499.9 499.93 0.15
CF F3 500.2 500.3 500.2 500.23 0.06
DP F1 499.9 499.8 499.9 499.87 0.06
DP F2 500 500.1 500.1 500.07 0.06
DP F3 499.9 500.3 500.1 500.10 0.20
Keterangan :
CF = Campuran Fisik
DP = Dispersi Padat
R = Replikasi
SD = Standar Deviasi
2. Contoh Hasil Data Uji Disolusi
a. Campuran Fisik Formula 1
menit abs C
(μg/mL) Q
(μg/500mL) Q (mg) %D
Rata-rata %D ± SD
0 0 0 0 0 0 0
5 R1 0.077 26.58 13291.63 13.29 5.58
5.17±0,36 R2 0.069 23.46 13291.63 13.29 5.58
R3 0.07 23.85 13291.63 13.29 5.58
10
R1 0.166 61.38 30688.04 30.69 12.89
11,99±1.05 R2 0.141 51.60 30688.04 30.69 12.89 R3 0.158 58.25
30688.04 30.69 12.89
20 R1 0.218 81.70 40852.23 40.85 17.16
17,43±0,25 R2 0.224 84.05 40852.23 40.85 17.16
R3 0.222 83.27 40852.23 40.85 17.16
30
R1 0.282 106.72 53362.00 53.36 22.41
21,40±1,61 R2 0.28 105.94 53362.00 53.36 22.41 R3 0.247 93.04
53362.00 53.36 22.41
45 R1 0.298 112.98 56489.44 56.49 23.73
22,44±1,20 R2 0.28 105.94 56489.44 56.49 23.73
R3 0.269 101.64 56489.44 56.49 23.73
60
R1 0.324 123.14 61571.54 61.57 25.86
25,78±0,29 R2 0.319 121.19 61571.54 61.57 25.86
R3 0.326 123.92 61571.54 61.57 25.86
90
R1 0.354 134.87 67435.50 67.44 28.33
28,08±1,78 R2 0.328 124.71 67435.50 67.44 28.33 R3 0.371 141.52
67435.50 67.44 28.33
120 R1 0.391 149.34 74667.71 74.67 31.36
31,01±0,48 R2 0.38 145.04 74667.71 74.67 31.36
R3 0.389 148.55 74667.71 74.67 31.36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
b. Dispersi Padat Formula 1
menit abs C
(μg/mL)
Q
(μg/500mL) Q (mg) %D
Rata-rata
%D ± SD 0 0 0 0 0 0 0
5 R1 0.062 20.72 10359.66 10.36 6.99
0,62±0,88 R2 0.053 17.20 8600.47 8.60 5.80
R3 0.049 15.64 7818.61 7.82 5.27
10
R1 0.074 25.41 12705.24 12.71 8.57
8,61±0,46 R2 0.071 24.24 12118.84 12.12 8.17 R3 0.078 26.97
13487.10 13.49 9.10
20 R1 0.135 49.26 24628.62 24.63 16.61
16,61±0,79 R2 0.129 46.91 23455.82 23.46 15.82
R3 0.141 51.60 25801.41 25.80 17.40
30
R1 0.15 55.12 27560.59 27.56 18.59
18,68±0,93 R2 0.144 52.78 26387.80 26.39 17.79
R3 0.158 58.25 29124.32 29.12 19.64
45
R1 0.195 72.71 36356.53 36.36 24.52
26,76±2,31 R2 0.211 78.97 39483.97 39.48 26.63 R3 0.23 86.40
43197.81 43.20 29.14
60 R1 0.251 94.61 47302.58 47.30 31.90
32.08±0,67 R2 0.258 97.34 48670.84 48.67 32.82
R3 0.248 93.43 46716.18 46.72 31.51
90
R1 0.319 121.19 60594.21 60.59 40.87
40,91±0,73 R2 0.314 119.23 59616.89 59.62 40.20 R3 0.325 123.53
61767.01 61.77 41.66
120 R1 0.335 127.44 63721.66 63.72 42.98
44,56±1,39 R2 0.351 133.70 66849.10 66.85 45.08
R3 0.355 135.26 67630.96 67.63 45.62
Keterangan: R= replikasi; abs= Absorbansi; C= Konsentrasi; Q=
Jumlah kurkumin
terukur; %D= Persen terdisolusi; SD= Standar Deviasi
c. Perhitungan AUC dan DE Campuran Fisik Formula 1
R1 R2 R3 R1 R2 R3 Rata-rata
DE(%) SD
AUC AUC AUC DE (%) DE (%) DE (%)
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0.01 12.32 12.52 0.00 2.46 2.50 1.66 1.43
46.18 39.42 43.10 4.62 5.17 5.56 5.12 0.47
150.25 142.48 148.61 9.82 9.71 10.21 9.91 0.26
197.87 199.55 185.15 13.14 13.13 12.98 13.08 0.09
346.07 333.82 306.66 16.45 16.17 15.47 16.03 0.51
371.93 357.84 355.31 18.54 18.09 17.52 18.05 0.51
812.83 774.81 836.23 21.39 20.67 20.97 21.01 0.36
895.35 849.95 913.82 23.50 22.48 23.24 23.08 0.53
0.01 12.32 12.52 0.00 2.46 2.50 1.66 1.43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
d. Perhitungan AUC dan DE Dispersi Padat Formula 1
Keterangan: %D= Persen Terdisolusi; AUC= Area Under Curve;
DE=Dissolution Effiency; SD= Standar Deviasi
Lampiran 11. Statistika Uji Disolusi DE menit ke-120
1. Uji Normalitas antara Campuran Fisik dan Dispersi Padat
menggunakan Shapiro-Wilk Test
a. Formula 1
Nilai p>0,05 maka data terdistribusi normal
R1 R2 R3 R1 R2 R3 Rata-rata
DE(%) SD
AUC AUC AUC DE (%) DE (%) DE (%)
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17.47 14.50 13.18 3.49 2.90 2.64 3.01 0.44
38.89 34.93 35.93 5.64 4.94 4.91 5.16 0.41
125.91 119.95 132.50 9.11 8.47 9.08 8.89 0.36
176.00 168.06 185.23 11.94 11.25 12.23 11.81 0.50
323.33 333.15 365.85 15.15 14.90 16.28 15.44 0.74
423.20 445.85 454.84 18.41 18.61 19.79 18.94 0.75
1091.62 1095.36 1097.55 24.40 24.58 25.39 24.79 0.53
1257.74 1279.23 1309.15 28.64 28.97 29.84 29.15 0.62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
b. Formula 2
Nilai p>0,05 maka data tidak terdistribusi normal
c. Formula 3
Nilai p
-
36
2. Uji Signifikansi antara Campuran Fisik dan Dispersi Padat
a. Formula 1 (F-Test dan T-Test)
Nilai p
-
37
c. Formula 3 (Uji Mann-Whitney)
Nilai p0,05 maka data terdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
b. Formula 1 dan 2
Nilai p
-
39
d. Formula 2 dan 3
Nilai p
-
40
b. Formula 1 dan 2
Nilai p
-
41
d. Formula 2 dan 3
Nilai p>0,05 maka data tidak berbeda bermakna
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian
1. Pembuatan Formula DP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
2. Foto Uji Drug Load
3. Foto Uji Kelarutan
4. Foto Uji Disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Anggita Novelina, lahir di Pekanbaru
pada tanggal 17 November 1996, merupakan anak pertama dari
Tarcisius Marbun dan Norita Rismawati. Penulis telah
menempuh studi di SD Santa Maria Pekanbaru (2003-2009),
SMP Santa Maria Pekanbaru (2009-2012), dan SMA Santa
Maria Pekanbaru (2012-2015). Setelah itu penulis
menyelesaikan studi S1 di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata
Dharma Yogyakarta dengan judul tugas akhir: “Perbedaan Profil
Disolusi
Kurkumin pada Sistem Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-Poloxamer 188
dengan
Berbagai Drug Load”. Selama masa studi, penulis aktif dalam
organisasi
kemahasiswaan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi
sebagai anggota
komisi publikasi dan informasi (2016), lalu menjadi koordinator
komisi publikasi
dan informasi (2017). Selain itu penulis juga aktif dalam
beberapa kegiatan
kemahasiswaan dalam lingkup fakultas yang meliputi kepanitiaan
seperti LCC
Kimia, Karya Tulis dan Poster Ilmiah (2017-2018); Pharmacy
Performance dan
Road to School (2015-2017), TITRASI 2016-2018, Penulis juga
tergabung dalam
Tim Redaksi Pharmaholic (2015-2017) dan pernah menjadi pemateri
dalam
Talkshow Jurnalistik dan Desain Grafis (2017). Penulis juga
menjadi asisten dosen
pada mata kuliah Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi pada
tahun 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI