Top Banner
PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR (MOTOR ABILITY) TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada Siswa Putra Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Oleh : Triyono Agus Saputro NIM. K 5605044 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i
67

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

Mar 30, 2019

Download

Documents

vankhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN KEMAMPUAN

GERAK DASAR (MOTOR ABILITY) TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER

(Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training

Pada Siswa Putra Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat Tahun

Ajaran 2009/2010)

SKRIPSI

Oleh :

Triyono Agus Saputro

NIM. K 5605044

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

i

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

2

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN KEMAMPUAN

GERAK DASAR (MOTOR ABILITY) TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER

(Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training

Pada Siswa Putra Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat Tahun

Ajaran 2009/2010)

Oleh :

Triyono Agus Saputro

NIM. K 5605044

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

3

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Agustiyanto, M.Pd NIP. 19680818 199403 1 001

Pembimbing II Fadilah Umar, S.Pd, M.Or

NIP. 19720927 200212 1 001

iii

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

4

Skirpsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan

mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 1 April 2010

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs.Bambang Wijanarko, M.Kes .......................

Sekretaris : Islahuzzaman Nuryadin S. Pd, M. Or .......................

Anggota I : Drs. H. Agustiyanto, M. Pd .......................

Anggota II : Fadilah Umar, S. Pd. M. Or .......................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001

iv

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

5

ABSTRAK

Triyono Agus Saputro. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR (MOTOR ABILITY) TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada Siswa Putra Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh latihan

acceleration sprint dan sprint training terhadap kecepatan lari 40 meter pada siswa putra

kelas V SD Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. (2) Perbedaan

pengaruh kemampuan motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap kecepatan lari 40

meter pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010. (3) Interaksi antara latihan acceleration sprint-sprint training dan kemampuan

gerak dasar (motor ability) terhadap kecepatan lari 40 meter pada siswa putra kelas V SD Se-

Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010 yang berjumlah 70 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

stratatified random sampling. Dari jumlah populasi 70 orang diambil 40 siswa. Teknik

pengumpulan data dengan tes dan pengukuran kemampuan gerak dasar (motor ability) dari

Barry L Johnson And Jack K Nelson (1986:365) dan tes kecepatan lari 40 meter. Teknik

analisis data yang digunakan adalah ANAVA 2 X 2 dan uji Newman Keuls.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut : (1) Ada

perbedaan pengaruh signifikan antara latihan acceleration sprint dan sprint training terhadap

kemampuan kecepatan lari 40 meter pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3

Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukan F0

30.565 > Ft 4.110, dengan selisih perbedaan 0.30. (2) Ada perbedaan pengaruh yang

signifikasi antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap kemampuan

kecepatan lari 40 meter pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan

Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010 Dari hasil analisis data menunjukan F0 12.870 > Ft

4.110, dengan selisih perbedaan 0.16. (3) Ada interaksi antara pendekatan latihan acceleration

sprint - sprint training dan motor ability terhadap kemampuan kecepetan lari 40 meter pada

siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010 Dari hasil analisis data menunjukan F0 6.863 > Ft 4.110.

v

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

6

vi

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

7

MOTTO

· Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang mengalami

kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya dunia dan akhirat.

(HR. Ibnu dari Abu Hurairah)

· Jauhilah penyakit hati maka itu akan menuntunmu menuju kemudahan hidup dunia

maupun akhirat.

(Penulis)

· Jalani hidup ini untuk melakukan yang terbaik.

(Penulis)

vii

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

8

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan Ibu tercinta

Kakak tersayang

Dewi Tri Hastuti yang selalu ada untuk ku

Teman-teman Angkatan 2005

Adik-adik JPOK FKIP UNS

Almamater

vii

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

9

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Menyadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat

bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan dan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs.H. Agustiyanto, M.Pd, sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Fadillah Umar, S.Pd, M.Or, sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala sekolah SD Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat yang telah memberikan ijin

penelitian.

7. Siswa Putra Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat Tahun Ajaran

2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha

Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

ix

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PENGAJUAN ....................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ................................................ iii

PENGESAHAN .................................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................5

C. Pembatasan Masalah .......................................................................5

D. Perumusan Masalah ................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................6

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................8

1. Lari Jarak Pendek/Sprint .............................................................. 8

a. Pengertian lari jarak pendek.................................................... 8

b. Lari cepat 40 meter.................................................................. 9

c. Teknik dasar lari jarak pendek................................................. 10

2. Latihan ...................................................................................12

a. Pengertian latihan ................................................................... 12

b. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam lari 40 meter.........13

c. Tujuan latihan......................................................................... 14

d. Prinsip-prinsip latihan........................................................... 15

x

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

11

3. Latihan kecepatan dengan acceleration sprint ............................. 17

a. Metode acceleration sprint................................................... 17

b. Kelebihan dan kelemahan latihan acceleration

sprint ..................................................................................... 18

4. Latihan kecepatan dengan sprint training..................................... 19

a. Metode sprint training.......................................................... 19

b. Kelebihan dan kelemahan sprint taining .............................. 19

5. Kemampuan gerak dasar (motor ability) ...................................... 20

a. Pengertian kemampuan gerak dasar...................................... 20

b. Factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

gerak dasar ............................................................................ 21

6. Komponen tes kemampuan gerak dasar ....................................... 24

a. Perkembangan kemampuan lari............................................ 25

b. Perkembangan kemampuan melompat ................................. 25

c. Perkembangan kemampuan melempar ................................. 25

B. Kerangka Pemikiran .....................................................................26

C. Hipotesis ....................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 29

B. Metode Penelitian ........................................................................29

C. Variabel Penelitian............................................................................. 31

D. Definisi Variabel Penelitian .............................................................. 31

E. Populasi dan Sampel ......................................................................... 32

F. Teknik pengumpulan Data ................................................................. 33

G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data................................................................................. 39

B. Mencari Reliabilitas ........................................................................ 42

C. Uji Prasyarat Analisis...................................................................... 43

D. Pengujian Hipotesis......................................................................... 44

E. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 45

xi

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

12

BAB V KESIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 50

B. Implikasi ......................................................................................... 50

C. Saran .............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 52

LAMPIRAN ..................................................................................................... 54

xii

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Nilai Rata- Rata Tes Awal dan Tes Akhir

Kemampuan kecepatan lari 40 meter Tiap Kelompok

Berdasarkan Perlakuan dan Tingkat Motor Ability....................................... 41

Gambar 2. Histrogram Perbandingan Nilai Rata-Rata Peningkatan

Hasil Kemampuan kecepatan lari 40 meter Antar Kelompok

Perlakuan...................................................................................................... 41

Gambar 3. Bentuk Interaksi Nilai Peningkatan Hasil kecepatan

lari 40 meter.................................................................................................. 49

Gambar 4. Pelaksanaan Tes lari 40 meter ......................................................................... 86

Gambar 5. Dokomentasi Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 95

xii

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

14

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Kecepatan Lari 40 Meter Menurut Kelompok

Perlakuan ............................................................................................... 39

Tabel 2. Ringkasan Tes Awal Dan Tes Akhir .......................................................... 42

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas............................................................. 42

Tabel 4.Hasil Klasifikasi Dan Penilaian Motor Ability........................................... 42

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dan Liliefors ............................................................ 43

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas dengan Barlett...................................................... 43

Tabel 7. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor...................... 44

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls .......................................... 45

Tabel 9. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor

Utama Terhadap Hasil Kecepatan Lari 40 Meter .................................... 49

xiv

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Tes Motor Ability Siswa Putra Kelas V SD Se-Dabin 3

Kecamatan Kebakkramat Tahun Ajaran 2009/2010 ........................ 54

Lampiran 2. Rangking Data Tes Motor Ability Siswa Putra Kelas V SD

Se-Dabin Kecamatan Kebakkramat Tahun Ajaran 2009/2010.. 55

Lampiran 3.Rekapitulasi Data Hasil Tes Motor Ability Dan Pengklasifikasian Kategori .............58

Lampiran 4. Rekapitulasi Pembagian Kelompok Penelitian Berdasarkan

Motor Ability Siswa Putra Kelas V SD Se-Dabin

Kecamatan Kebakkramat Tahun Ajaran 2009/2010 ........................ 59

Lampiran 5. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir lari 40

meter kelompok motor ability beserta pembagian

dalam sel-sel ........................................................................................... 61

Lampiran 6. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Akhir Lari 40 Meter Pada

Kelompok1 & 2 ( Kelompok Latihan acceleration sprint)........ 62

Lampiran 7. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Akhir Lari 40 meter Pada

Kelompok3 & 4 ( Kelompok Latihan sprint training) .................... 63

Lampiran 8. Tabel Kerja Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Awal

Kemampuan Kecepatan lari 40 meter ............................................. 65

Lampiran 9. Uji Normalitas data Tes Awal Kelompok Perlakuan ......................... 72

Lampiran 10. Uji Homogenitas Pembagian Kelompok Sel-sel

Berdasarkan Hasil Tes Awal ........................................................... 76

Lampiran 11. Data Perhitungan Anava Eksperimen Faktorial 2X2........................ 79

Lampiran 12. Hasil Rentang Newman-Keuls ......................................................... 81

Lampiran 13. Petunjuk Pelaksanaan Tes Motor Ability .......................................... 83

Lampiran 14. Petunjuk Pelaksanaan Tes Lari Zig-Zag ........................................... 83

Lampiran 15. Petunjuk Pelaksanaan Tes Lempar Bola Medecine .......................... 84

Lampiran 16. Petunjuk Pelaksanaan Tes standing broad jump ............................... 86

Lampiran 17. Petunjuk Pelaksanaan lari 40 meter.................................................. 85

xvi

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

16

Lampiran 18. Program Latihan acceleration sprint dan sprint training .............86

xvii

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Atletik merupakan cabang olahraga yang mempunyai peran penting untuk

menunjang perkembangan gerak dasar anak dalam olahraga. Atletik merupakan salah

satu cabang olahraga yang diajarkan disekolah-sekolah. Penerapan olahraga atletik

disekolah-sekolah dapat dikuasai oleh seorang siswa karena gerakan-gerakan dalam

atletik sangat erat dengan aktivitas sehari-hari, misalnya: lari, melompat, melempar.

Gerakan-gerakan tersebut membantu dalam usaha mengalihkan bentuk-bentuk gerak

dasar yang dimiliki anak sebelum memasuki sekolah menjadi bentuk-bentuk gerak dasar

yang mengarah pada gerak dasar atletik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1992:18) bahwa, “pembentukan gerak dasar khususnya pembentukan gerak dasar atletik adalah suatu dorongan dalam usaha mengalihkan bentuk-bentuk gerak dasar yang dimiliki anak sebelum memasuki sekolah menjadi bentuk-bentuk gerak dasar yang mengarah pada gerak dasar atletik”.

Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) salah satu cabang olahraga yang terdapat pada

sub bidang studi adalah cabang atletik, dimana olahraga ini memerlukan perhatian khusus

dalam penangannya untuk mencapai prestasi maksimal dari dalam diri atlet maupun

siswanya. Dari dalam kurikulum pada Sekolah Dasar cabang atletik yang dipelajari salah

satunya adalah lari sprint. Dimana dalam cabang ini diperlukan kondisi fisik yang baik

serta bentuk latihan yang tepat dan sesuai. Namun demikian kenyataan yang sebenarnya

disuatu lembaga pendidikan khususnya tingkat Sekolah Dasar masih banyak guru atau

pelatih kurang memperhatikan penggunaan metode latihan yang tepat dalam menangani

siswa atau atletnya. Hal inilah yang menjadikan salah satu factor penghambat dalam

perkembangan olahraga khususnya cabang atletik.

Kemampuan gerak anak dapat ditingkatkan melalui pembelajaran atletik. Oleh

karena itu, cabang olahraga atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang wajib

diajarkan di sekolah-sekolah.

1

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

18

Menurut Ucup Yusup dan Adang Suherman (1999/2000:1) bahwa, “mengapa

cabang olahraga atletik wajib diajarkan di sekolah-sekolah, secara logis karena atletik

merupakan mother atau ibu dari semua cabang olahraga”. Gerakan-gerakan yang ada

dalam atletik dimiliki sebagian besar cabang-cabang olahraga”. Dalam pembelajaran

atletik disekolah diajarkan berbagai macam nomor cabang olahraga atletik. Salah satu

nomor cabang olahraga itu diantaranya adalah lari 40 meter.

Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1992:48) “Bahwa untuk tes lari

cepat yang telah ditentukan oleh pusat kesegaran jasmani”:

1. Anak umur 6-9 tahun ( SD kelas 1,2, dan 3) jarak 30 meter

2. Anak umur 10-12 tahun ( SD kelas 4,5, dan 6) jarak 40 meter

3. Anak umur 13-15 tahun ( SMP) jarak 50 meter

4. Anak umur 16-19 tahun ( SMA) jarak 60 meter

Bahwa dari pendapat tersebut untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani untuk

kelas 5 atau anak usia 10-12 tahun terutama kecepatan lari adalah menggunakan jarak 40

meter. Lari cepat 40 meter merupakan gerakan lari yang dilakukan kecepatan penuh dari

start sampai garis finish. Upaya untuk meningkatkan kemampuan lari cepat 40 meter

siswa sekolah dibutuhkan latihan yang sistematis dan kontinyu.

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang dengan

meningkatan beban latihan secara bertahap yang dilakukan secara teratur dan terpogram

untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Ada berbagai macam bentuk dan

metode latihan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecepatan lari 40 meter.

Metode untuk meningkatkan kecepatan lari 40 meter diantaranya adalah acceleration

sprint dan sprint training.(Mulyono.B 2000:20). Dalam pelaksanaan latihan lari cepat 40

meter harus diterapkan latihan yang baik dan tepat. Latihan acceleration sprint dan sprint

training merupakan bentuk latihan yang menekankan pada pengulangan gerak. Dari

kedua latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga kemungkinan akan

memiliki pengaruh yang berbeda pula dalam meningkat kemampuan lari 40 meter.

Disamping itu juga kecepatan lari seseorang tidak hanya dipengaruhi metode latihan dan

program latihan yang diterapkan dalam pelatihan. Tetapi faktor interen atau kemampuan

yang dimiliki siswa sangat berpengaruh dalam melakukan gerakan yaitu salah satunya

kemampuan kondisi fisik.

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

19

Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan lari adalah kemampuan gerak

dasar(motor ability). Motor ability merupakan komponen biomotorik yang penting dalam

mengintegrasikan berbagai gerakan. Dengan kata lain kemampuan gerak dasar

merupakan gerak yang sering dilakukan oleh setiap anak, sehingga dengan kemampuan

gerak dasar yang baik sangat mempengaruhi kemampuan aktivitas gerakan yang

dilakukan siswa.

Menurut Mulyono B (1994:294) bahwa “kemampuan motorik atau kemampuan

gerak dasar adalah hadirnya kemampuan bawaan dan kemampuan yang diperoleh dalam

melakukan keterampilan gerak (motor skill) dari sifat yang umum atau fundamental

diluar kemampuan olahraga spesialisasi tingkat tinggi”. Pentingnya pertumbuhan fisik

dan perkembangan gerak yang baik tersebut perlu benar-benar disadari oleh guru

pendidikan jasmani disekolah dasar. Salah satu kemampuan fisik yang harus diperhatikan

dalam perkembangan anak didik menuju pembentukan siswa yang berkualitas adalah

kemampuan motorik. Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani kemampuan motorik

sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan kesanggupan siswa dalam melakukan tugas

sehari-hari sebagai anak didik untuk meningkatkan pengetahuan dan prestasi dalam

pendidikan siswa. Mengingat pentingnya peranan kemampuan motorik maka kemampuan

motorik perlu ditingkatkan. Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan motorik disekolah antara lain pendidikan jasmani, bermain,

dan kegiatan ekstrakulikuler olahraga. Usia sekolah dasar merupakan masa-masa yang

sangat menentukan didalam kemungkinan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan

yang lebih baik dikemudian hari. Pada umumnya permainan yang dilakukan oleh murid

sekolah dasar merupakan pengembangan dari motorik yang diajarkan oleh guru penjas.

Pendidikan jasmani sendiri menurut Arma Abdullah(1994:2) memiliki antara lain : (1) perkembangan kesehatan jasmani dan organ-organ tubuh, (2) perkembangan mental-emosional, (3) perkembangan otot-otot syaraf atau keterampilan jasmani, (4) perkembangan social, (5) perkembangan kecerdasan atau intlektual.

Siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010 adalah objek yang dijadikan sampel penelitian untuk membuktikan jawaban

masalah yang muncul dalam penelitian. Siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan

Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010 menarik untuk diteliti, karena kemampuan lari 40

meter belum terlatih. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam pendidikan jasmani hanya

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

20

terbatas pada pengenalan teknik lari cepat 40 meter dan siswa mempraktekkanya namun

waktunya terbatas. Secara teknik siswa mengetahui dan memahami teknik lari cepat 40

meter yang baik dan benar, namun kemampuan lari 40 meter masih rendah karena siswa

kurang latihan dan kurang tepatnya guru dalam menerapkan suatu metode latihan untuk

meningkatkan kecepatan lari. Dari beberapa metode latihan untuk meningkatkan

kecepatan lari diantaranya penggunaan metode latihan acceleration sprint dan sprint

traning. Jika tidak ditunjang dengan latihan yang sistematis dan kontinyu diluar jam

pelajaran sekolah, maka kemampuan lari cepat 40 meter tidak akan meningkat.

Disamping itu juga kemampuan gerak dasar (motor ability) yang dimiliki siswa juga

belum diketahui, karena belum pernah diadakan tes dan pengukuran kemampuan gerak

dasar. Kondisi inilah yang menyebabkan pencapaian prestasi lari cepat 40 meter masih

rendah. Untuk meningkatkan kemampuan lari cepat 40 meter siswa putra kelas V SD Se-

Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010, maka perlu latihan yang baik

dan teratur. Inilah salah satu alasan mengambil sampel penelitian pada siswa putra kelas

V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian

mengambil judul “Perbedaan pengaruh latihan acceleration sprint, sprint traning dan

kemampuan gerak dasar terhadap kecepatan lari 40 meter pada siswa putra kelas V SD

Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010”. Berdasarkan hal tersebut

muncul beberapa masalah yang perlu dikaji dan diteliti secara mendalam baik secara teori

maupun praktek melalui penelitian eksperimen.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu ditelusuri faktor-faktor yang menyebabkan prestasi lari cepat 40 meter siswa

putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010

masih rendah.

2. Belum pernah dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan lari cepat 40

meter siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010.

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

21

3. Belum diketahui pengaruh latihan acceleration sprint dan sprint traning terhadap

kemampuan lari cepat 40 meter pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3

kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

4. Belum diketahui kemampuan gerak dasar (motor ability) pada siswa putra kelas

V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

5. Kemampuan lari cepat 40 meter pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3

kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010 masih rendah.

6. Kurangnya kopetensi guru dalam meningkatkan kemampuan lari pada siswa putra

kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini, masalah penelitian

dibatasi sebagai berikut:

1. Pengaruh latihan acceleration sprint dan sprint traning terhadap kemampuan lari

cepat 40 meter pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat

tahun ajaran 2009/2010.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

22

2. Kemampuan gerak dasar (motor ability) terhadap kemampuan lari cepat 40 meter

pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010.

3. Kemampuan lari cepat 40 meter pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3

kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan acceleration sprint dan sprint traning

terhadap kemampuan lari cepat 40 meter pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3

kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010?

2. Adakah pengaruh kemampuan gerak dasar (motor ability) tinggi dan kemampuan

gerak dasar (motor ability) rendah terhadap kemampuan lari cepat 40 meter pada

siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010?

3. Adakah interaksi antara latihan acceleration sprint, sprint traning dan

kemampuan gerak dasar (motor ability) terhadap kemampuan lari cepat 40 meter

pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh latihan acceleration sprint dan sprint traning terhadap

kemampuan lari cepat 40 meter pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3

kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

2. Perbedaan pengaruh kemampuan gerak dasar (motor ability) tinggi dan

kemampuan gerak dasar (motor ability) rendah terhadap kemampuan lari cepat 40

meter pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun

ajaran 2009/2010.

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

23

3. Ada tidaknya interaksi antara latihan acceleration sprint, sprint traning dan

kemampuan gerak dasar (motor ability) terhadap kemampuan lari cepat 40 meter

pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain:

1. Bagi siswa dapat meningkatkan kemampuan lari 40 meter dan factor-faktor yang

mendukungnya khususnya peranan kemampuan gerak dasar (motor ability),

sehingga dapat mendukung pencapaian prestasi lari 40 meter menjadi lebih baik.

2. Bagi guru penjas dan siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat

dapat menambah pengetahuan dalam ilmu olahraga pada umumnya dan metode

latihan lari cepat serta serta pentingnya motor ability dalam peningkatan

kemampuan lari 40 meter.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Lari Jarak Pendek/Sprint

a. Pengertian Lari Sprint

Lari sprint atau istilah lain lari jarak pendek merupakan lari yang dilakukan

dengan kecepatan penuh dari garis start sampai garis finish dengan waktu yang sesingkat

mungkin. Hal ini sesuai dengan pendapat Aip Syarifuddin(1992:41) bahwa, “Lari jarak

pendek atau lari cepat (sprint) adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh

seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang

secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start)

sampai melewati garis akhir (finish)”.

Lari merupakan bagian dasar dalam kegiatan Atletik. Didalam gerakan lari

terdapat tahap pada waktu kedua kaki tidak harus menginjak tanah atau melayang, Hal

inilah yang membedakan lari dengan jalan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

dalam gerakan lari mulai dari saat salah satu kaki mulai melangkah menyentuh tanah dan

sampai menyentuh tanah kembali.

Selanjutnya untuk lebih jelasnya dalam pembagian nomor atletik Yoyo B. Ucup Y,

Adang S (1999:10-11) menjelaskan sebagai berikut:

a) Nomor jalan yang terdiri dari jarak 5 km, 10 km, 20 km, dan 50 km. b) Nomor lari yang ter dir dari:

- Lari jarak pendek (sprint) meliputi: lari 50 meter, 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.

- Lari jarak menengah (middle distance) meliputi: lari 800 meter dan 1500 meter.

- Lari jarak jauh ( long distance) meliputi: lari 3000 meter, 5000 meter, 10000 meter.

- Lari maraton dengan jarak 42 km, 195 km - Lari khusus meliputi: lari gawang 100 meter, 110 meter, 400, dan lari

halang rintang 3000 meter. - Lari estafet 4x100 meter dan 4x400 meter

c) Nomor lompat, meliputi: lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah.

8

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

25

d) Nomor lempar, meliputi: lempar lembing, lempar cakram, lontar martil dan tolak peluru.

Arma Abdullah (1981:38) membedakan nomor lari dalam tiga sudut pandang, yaitu:

a. Nomor lari dipandang dari jarak tempuhnya, dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: - Lari jarak pendek - Lari jarak menengah - Lari jarak jauh

b. Nomor lari dipandang dari jumlah pelakunya, dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: - Lari perorangan - Lari bergantian - Lari beregu

c. Nomor lari dipandang dari lapang atau rentangan yang ada dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: - Lari gawang - Lari steaple chast - Lari lading

Dalam pembelajaran atletik di Sekolah Dasar diajarkan berbagai macam nomor

cabang olahraga atletik. Salah satu nomor cabang olahraga itu diantaranya adalah lari 40

meter. Pada siswa kelas 5 atau anak usia 10-12 tahun tes yang di gunakan untuk

kecepatan lari adalah menggunakan jarak 40 meter. Lari 40 meter termasuk lari jarak

pendek atau cepat. Sedangkan pengertian dari jarak pendek sendiri atau sering disebut

dengan lari sprint, yaitu cara lari pada waktu pelari menempuh seluruh jarak dengan

kecepatan maksimal.

b. Lari cepat (sprint ) 40 meter

Tes lari cepat yang digunakan untuk anak usia 10-12 tahun adalah lari 40 meter,

hal tersebut untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa atau anak. Lari cepat 40

meter merupakan lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh dari garis start sampai

garis finish menempuh jarak 40 meter. Menurut Aip Syarifuddin(1992:41) bahwa, “Lari

jarak pendek atau lari cepat (sprint) adalah suatu cara lari dimana si atlet harus

menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus

melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai

awal (mulai dari start) sampai melewati garis akhir (finish)”.

Berdasar pendapat tersebut menunjukan bahwa, lari 40 meter harus dilakukan

dengan secepat-cepatnya menempuh jarak 40 meter dengan waktu sesingkat mungkin.

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

26

Untuk dapat lari cepat dengan baik dan benar maka harus menguasai teknik dasar lari

cepat dengan baik dan benar.

c. Teknik dasar lari jarak pendek/sprint

Lari dan jalan adalah sejenis, namun gerakan pada lari tekanannya lebih besar.

Lari adalah gerakan berpindah tempat dengan maju kedepan yang dilakukan lebih

lengkap dengan berjalan. Berjalan kedua kaki selalu kontak atau berhubungan dengan

tanah, sedang lari ada saat badan melayang diudara. Pada dasarnya untuk semua gerakan

lari adalah sama, namun mengingat adanya bagian jarak yang ditempuh dan penggunaan

sistem yang berbeda, maka dalam pelaksanaan teknik lari menjadi berbeda antara yang

satu dengan yang lain.

Lari merupakan gerakan dengan jalan memindahkan badan kedepan melalui

gerakan-gerakan langkah kaki. Kecepatan lari merupakan gerakan lari yang dilakukan

dengan secepat-cepatnya. Menurut Aip Syarifuddin(1992:41) bahwa, “Lari jarak pendek atau

lari cepat (sprint) adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan

kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan

mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai melewati garis akhir

(finish)”. Dalam lari 40 meter perlu diperhatikan teknik-teknik khusus lari cepat. Ada tiga

teknik yang harus dipahami dan dikuasai, yaitu teknik start, teknik lari, teknik melewati

garis finish.

a. Teknik Start

Start adalah awalan seorang pelari saat akan melakukan lari dan merupakan kunci

pertama yang harus dikuasai oleh pelari. Kemampuan start yang baik sangat diperlukan

dalam lari 40 meter, karena selisih waktu yang dicapai pelari dengan lawan sangat kecil.

Menurut Arma Abdullah (1981:40) pada atletik ada tiga macam start yaitu, (1) start

berdiri ( standing start), (2) start melayang (flaying start), (3) start berlutut (crounching

start) atau start jongkok.

b. Teknik Lari Sprint

Dalam lari cepat harus memperhatikan teknik lari yang benar. Pada waktu lari

cepat, badan hampir tegak lurus pada tanah dan condong kedepan ±60 derajat. Rusli

Lutan (1992:137) menyatakan,” posisi badan lari cepat dipertahankaan tetap menghadap

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

27

kedepan dan agak condong kedepan. Sikap badan seperti ini memungkinkan titik berat

badan selalu berada didepan”. Namun dengan adanya perbedaan jarak yang harus

ditempuh dalam perlombaan maka tekniknya harus disesuaikan jarak yang akan

ditempuh. Frekuensi gerakan tungkai dalam lari jarak pendek memegang peranan yang

penting, sedang ayunan lengan atau tangan dan kecondongan bahu, selain menjaga

kelajuan lari juga untuk menjaga keseimbangan. Menurut Aip Syarifudin (1992:44)

bahwa: ”kekuatan dan frekuensi dari gerakan tungkai, harus benar-benar dipahami dan

dikuasai oleh setiap atlet pelari jarak pendek serta dapat dilakukan dengan benar,

sehingga merupakan suatu rangkaian urutan gerakan yang terpadu yang dilakukan dengan

cepat, tepat luwes, dan lancar”.

Disamping itu untuk memperoleh kecepatan yang tinggi seorang atlet pelari jarak

pendek hendaknya menerapkan prinsip-prinsip lari cepat. Aip Syarifudin (1992:40)

menjelaskan mengenai prinsip-prinsip teknik lari jarak pendek (sprint) sebagai berikut:

a. Pada saat menolak, kaki belakang harus berada dalam keadaan lurus dan membawanya kedepan tidak dalam sikap lurus (agak dibengkokkan) dan diangkat setinggi mungkin untuk mencapai langkah yang benar.

b. Pendaratan kaki harus selalu pada ujung telapak kaki, sedang lutut agak ditekuk atau dalam keadaan bengkok.

c. Badan condong kedepan, tidak membungkuk dan tidak membusungkan dada,pandangan tidak jauh kedepan, sebaiknya ± 5-10 meter kedepan.

d. Ayunan kedua lengan lemas (relaks) seakan-akan bergantung bebas pada bahu. Siku ditekuk membentuk sudut kira-kira ± 90 selama mengayunkan tangan siku ini tidak berubah. Ayunan kedua tangan tidak tepat kearah depan tetapi agak serong kedepan tangan ( medial). Ayunan lengan kedepan setinggi bahu dan ayunan kebelakang maksimal setinggi pinggang.

e. Pergelangan lengan tetap lurus tetapi tidak dikejangkan, jari-jari tangan setengah mengepal tidak seperti menggenggam sesuatu.

f. Punggung tidak dan segaris dengan kepala, otot leher tetap relaks, mulut agak terbuka.

g. Antara kedua kaki, pinggul dan lengan merupakan suatu kesatuan gerakan yang berlangsung secara tetap dan harmonis.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip diatas, maka diharap kecepatan maksimal

dari pelari akan dapat tercapai, sehingga mendukung dalam usaha untuk mencapai

prestasi optimal dicabang olah raga atletik pada nomor lari jarak pendek.

c. Teknik melewati garis finish

Dalam lari jarak pendek teknik melewati garis finish tidak kalah pentingnya,

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

28

karena gerakan memasuki garis finish merupakan faktor yang paling menentukan kalah

menangnya seorang pelari. Maka gerakan dan sikap memasuki garis finish perlu

mendapat perhatian yang khusus pula. Menurut Aip Syarifuddin(1992:48) bahwa, ” ada

tiga teknik yang dapat digunakan oleh para pelari (sprinter) pada melewarti garis finish,

yaitu dengan cara menjatuhkan salah satu bahu kedepan, menjatuhkan dada kedepan, dan

lari terus secepat-cepatnya sampai beberapa meter melewati garis finish. Dari ketiga

teknik tersebut yang paling banyak dilakukan adalah dengan cara menjatuhkan dada

kedepan, yaitu pada saat melewati garis finish.

2. Latihan

a. Pengertian Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai

tujuan yang ditetapkan. Tujuan utama latihan olahraga prestasi adalah untuk

mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang paling tinggi, atau dalam arti

fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya

untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. Menurut Harsono

(1988:101),”latihan adalah proses yang sistematis dari latihan atau bekerja, yang

dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah latihan atau

pekerjaannya”. Menurut Suharno HP (1993:7) “Latihan adalah suatu proses

penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi

beban-beban fisik, teknik, taktik, dan mental secara teratur, terarah, meningkat, bertahap

dan berulang-ulang waktunya”. Dari batasan yang dikemukakan diatas, dapat dirumuskan

bahwa latihan olahraga adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan secara berulang-

ulang, secara kontinyu dengan peningkatan beban latihan secara periodik dan

berkelanjutan dan dilakukan berdasar jadwal, pola dan sistem serta metodik tertentu

untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan prestasi olahraga.

b. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Latihan Lari Cepat 40 Meter

Latihan merupakan suatu proses untuk mencapai prestasi yang tinggi. Untuk

mencapai prestasi lari cepat 40 meter, maka harus melakukan latihan secara baik dan

teratur, namun demikian, dalam melakukan latihan lari cepat 40 meter ada berapa hal

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

29

yang harus diperhatikan. Sedangkan faktor-faktor penentu kecepatan menurut Suharno

HP.(1993:48) yaitu:

1) Macam fibril otot yang dibawa sejak lahir (pembewaan), fibril berwarna putih(phasic) baik untuk gerak yang cepat.

2) Pengaturan nervous system

3) Kekuatan otot

4) Kemampuan elastisitas dan relaksasi suatu otot

5) Kemampuan dan disiplin individu atlet

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukan bahwa, kecepatan lari dapat

ditingkatkan dengan baik jika memiliki unsur-unsur penentu kecepatan yang baik jika

unsur-unsur penentu tersebut dalam kondisi baik, maka kecepatan lari dapat ditingkatkan

secara maksimal. Di samping itu juga, dalam melatih kecepatan harus dilakukan dengan

cara yang tepat.

Lebih lanjut Suharno HP.(1993:49) menyatakan:

Cara melatih kecepatan sprint dapat dilakukan yaitu dengan:

1) Volume beban latihan 5-10 kali giliran lari, tiap-tiap giliran atlet lari secepat-cepatnya dengan jarak 30-80 meter.

2) Intensitas lari 80%-100% dengan pedoman waktu dari pelatih.

3) Frekuensi dan tempo secepat-cepatnya.

4) Peningkatan beratnya latihan dapat mencari variasi perubahan ciri-ciri loading sesuai dengan kehendak atlet dan pelatih.

Menerapkan cara latihan yang tepat sangat penting agar diperoleh hasil yang

maksimal. Cara-cara melatih kecepatan tersebut harus dipahami dan dikuasai dengan baik

dan benar. Di samping itu juga, dalam latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip

latihan yang tepat.

c. Tujuan

Tujuan latihan dapat dicapai secara optimal jika berpedoman pada prinsip latihan

yang benar. Dari prinsp-prinsip latihan tersebut harus dipahami dan dilaksanakan dengan

baik dalam latihan. Latihan tanpa berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang tidak

benar, tujuan latihan tidak akan tercapai. Menurut Fox(1984:47-51)“keberhasilan dalam

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

30

penampilan olahraga tidak hanya ditentukan oleh pencapaian pada domain fisik aja,

melainkan juga ditentukan oleh pencapaian pada domain psikomotor, domain kognitif

dan efektif”. Keempat domain tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. Dalam

pencapaian tujuan latihan harus diperhatikan beberapa prinsip dasar latihan khusus.

d. Prinsip-Prinsip Latihan.

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan latihan maka harus berpedoman

pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Menurut Sudjarwo (1993:21) bahwa, “prinsip-

prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat

dan tidak merusak atlet”.

Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam

latihan yang terorganisir dengar baik. Agar tujuan latihan dapat tercapai secara optimal,

hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat. Menurut

Harsono(1988:102-112) adalah “(1) prinsip beban lebih (overload principle), (2) prinsip

perkembangan menyeluruh, (3) prinsip spesialisasi, (4) prinsip individualis.

Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam latihan.

Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan tersebut

dilaksanakan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip latihan dapat

diuraikan sebagai berikut :

1) Prinsip beban lebih (overload principle)

Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang harus dipenuhi, prinsip beban

lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk memperoleh peningkatan

kemampuan kerja. Hal ini disebabkan kemampuan seseorang dapat meningkat jika

mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat, yaitu diatas dari beban

latihan biasa terima. Menurut M Sajoto ( 1995:43) “prinsip beban lebih tersebut akan

merangsang penyesuaian fungsi fisiologis dalam tubuh”.pendapat tersebut menunjukan,

prinsip beban lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh.

Pembebanan latihan yang lebih berat dari latihan sebelumnya tersebut akan merangsang

tubuh untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

31

meningkat. Kemampuan tubuh yang meningkat dimungkinkan akan mampu mencapai

prestasi yang baik.

Salah satu hal yang harus di ingat, dalam peningkatan beban latihan tidak boleh

terlalu tinggi atau berlebihan. Peningkatan beban latihan hendaknya disesuaikan dengan

tingkat kemampuan atlet serta ditingkatkatkan secara bertahap. Sebab bila suatu latihan

yang diberikan ditingkatkan secara cepat pula maka akan menyebabkan terjadi kelainan-

kelainan dalam tubuh.

Salah satu yang harus tepat diperhatikan dalam peningkatan beban latihan harus

tetap berada diatas diambang rangsang latihan. Hal ini karena beban latihan yang terlalu

berat tidak akan meningkatkan kemampuan lari, tetapi malah justru Sebaliknya yaitu

kemunduran kondisi fisik pelari.

2) Prinsip perkembangan menyeluruh

Komponen kondisi fisik pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisah-pisahkan baik dalam peningkatan maupun dalam pemeliharaannya.

Perkembangan menyeluruh dari kemampuan kondisi fisik merupakan dasar dalam

pembentukan prestasi, meski pada akhinya tujuan dalam latihan adalah kemampuan yang

bersifat khusus, namun kemampuan yang bersifat khusus tersebut harus didasari oleh

kemampuan kondisi fisik secara menyeluruh. Prinsip perkembangan menyeluruh

merupakan dasar yang diperlukan lari dalam mencapai prestasi olahraga. Menurut Yususf

Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:134) mengemukakan bahwa “prinsip

perkembangan multilateral didasarkan pada fakta bahwa selalu ada interdipensi (saling

ketergantungan) antara semua organ dan system tubuh manusia, antara komponen-

komponen biomotorik dan antara proses-proses fisik dan psikologi”.

Prinsip perkembangan menyeluruh terutama diterapkan pada periode awal latihan.

Sebab perkembangan menyeluruh ini merupakan landasan dalam pelaksanaan latihan

berikutnya. Meskipun pada akhirnya tujuan dalam latihan adalah kemampuan kondisi

fisik yang baik secara menyeluruh.

3) Prinsip spesialisasi

Pada dasarnya pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

32

dengan karakteristik gerakan keterampilan, unsur kondisi fisik dan sistem energi yang

digunakan selama latihan. Latihan harus dikhususkan pada olahraga yang dipilihnya serta

memenuhi kebutuhan khusus dan strategi untuk olahraga yang dipilih. Proses latihan

yang dilakukan harus menyangkut pengembangan potensi energi maupun penampilan

dari keterampilan olahraga yang dikembangkan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, program latihan yang dilaksanakan

harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Bentuk latihan yang

dilakukan harus bersifat khas dan sesuai dengan cabang olahraga yang akan

dikembangkan. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot maupun kelompok otot yang dilatih

harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangkan.

Agar memperoleh hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan maka program

latihan yang disusun untuk meningkatkan kemampuan lari juga harus berpegang teguh

pada prinsip kekhususan latihan ini. Baik dalam pola gerak, jenis kontraksi otot ,

kelompok otot yang dilatih dan sistem energi yang di kembangkan dalam latihan tersebut

harus disesuaikan dengan ciri-ciri dan karakteristik lari.

4) Prinsip individual

Manfaat latihan akan lebih berarti jika didalam pelaksanaan latihan didasarkan pada

karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara atlet yang satu dengan yang

lainnya tentu tingkat kemampuan dasar serta prestasinya juga berbeda. Oleh karena

perbedaan individu harus diperhatikan dalam pelaksanakan latihan. Prinsip individual

merupakan salah satu syarat dalam melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini harus

diterapkan kepada setiap atlet, sekali atlet tersebut memiliki prestasi yang sama. Konsep

latihan ini harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki setiap individu agar tujuan

latihan dapat tercapai”.

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang diterapkan

direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi setiap atlet.

Sudjarwo(1993:21) menyatakan, “pemberian beban latihan harus selalu mengingat

kemampuan dan kondisi masing-masing atlet. Factor-faktor individu yang harus

mendapat perhatian misalnya tingkat ketangkasan atlet, umur, atau lamanya latihan,

kesehatan dan kesegaran jasmani serta psikologi”.

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

33

3. Latihan Kecepatan Lari Dengan Acceleration Sprint

a. Metode Acceleration Sprint

Metode acceleration sprint merupakan suatu bentuk latihan yang dimulai dari

pelan, semakin cepat, dan lari secepatnya. Untuk mencapai kecepatan maksimum seorang

pelari harus mampu mengembangkan kecepatan startnya secepat mungkin. Akselerasi

mempertahankan kecepatan maksimum dan deselerasi (perlambatan) untuk setiap pelari

berbeda-beda. Menurut Fox(1984:208) bahwa, “Akselerasi adalah pertambahan secara

gradual dalam kecepatan lari, mulai dari pelan-pelan, semakin cepat, dan lari secepatnya

dalam jarak 50-120 yard”. Pelari-pelari yang berkualitas akan mencapai kecepatan yang

maksimum lebih cepat mempertahankan kecepatan maksimum pada jarak yang lebih

panjang dan kecepatan maksimum menurun lebih lambat dari pada rata-rata pelari cepat

yang lain atau pelari cepat yang tidak terkondisi atau tidak terlatih. Dalam kecepatan

maksimum ini terjadi proses akselerasi pik up (pik up ecceleration) yaitu jarak yang

diperlukan pelari sesudah tahap akselerasi start untuk mencapai kecepatan maksimal.

b. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Acceleration Sprint

Metode acceleration sprint merupakan bentuk latihan yang pelaksanaannya

dimulai dari pelan, semakin cepat, dan lari secepatnya yang pelaksaannya diselinggi

dengan istirahat diantara waktu latihan. Waktu istirahat sangat penting diantara waktu

latihan. Waktu istirahat membaerikan kesempatan kesempatan untuk mengadakan

pemulihan diantara perulangan gerakan.

Ditinjau dari pelaksanaan latihan acceleration sprint dapat diidentifikasikan

kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan dengan metode acceleration sprint

antara lain : (1). Waktu latihan lebih efisien, karena latihan acceleration sprint dilakukan

secara berkelanjutan dalam satu set. (2). Penguasaan teknik lebih cepat tercapai, karena

dalam latihan acceleration sprint terdapat session latihan dengan intensitas rendah yang

mungkin untuk memperbaik teknik yang salah.

Disamping kelebihan diatas latihan acceleration sprint juga memiliki beberapa

kelemahan. Kelemahan latihan acceleration sprint diantarannya : Kurangnya frekuensi

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

34

latihan kecepatan dengan intensitas maksimal karena dalam pelaksanaan hanya sekitar

sepertiga dari jarak yang ditempuh yang merupakan kecepatan denagn intensitas

maksimal.

Latihan acceleration sprint jika dilakukan secara berulang ulang dapat

meningkatkan kecepatan lari 40 meter. Perkembangan kondisi fisik latihan acceleration

sprint juga berpengaruh terhadap sistem energi. Menurut Mulyono B(1988:4) adalah

ATP-PC bila 98% dan LA-O2 sebesar 2%, hal ini menandakan bahwa system energi

yang baik pada lari 40 meter adalah ATP-PC L atau anaerob.

4. Latihan Kecepatan Lari Dengan Sprint Traning

a. Metode Sprint Training

Sprint training merupakan program latihan yang dilakukan dengan intensitas atau

kecepatan penuh yang diselingi waktu istirahat pada setiap sesi latihannya. Menurut

Mulyono B (1998:1) bahwa, “Sprint training adalah latihan yang diselesaikan dalam

waktu yang singkat, dikerjkan berulang-ulang dengan intensitas yang relative tinggi”.

Pelaksanaan sprint training pada lari 40 meter dengan intensitas tinggi dilakukan

berulang-ulang dengan diselingi istirahat diantara ulangan tersebut. Jadi pelaksanaan

dalam 1 repetisi adalah lari dengan intensitas maksimal.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Sprint Training

Metode sprint training merupakan bentuk latihan yang pelaksanaanya dari awal

hingga akhir lari dengan menggunakan intensitas atau kekuatan maksimal yang

pelaksanaanya diselingi istirahat disetiap sesi latihannya

Ditinjau dari pelaksanaan sprint training dapat diidentifikasikan kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan lari dengan metode sprint training antara lain :

1. Frekuensi latihan kecepatan lebih efektif, karena jarak yang ditempuh harus dengan

intensitas maksimal.

2. Terdapat pemulihan sempurna, karena pemulihan diperlukan setelah melakukan kerja

dengan intensitas maksimal beban latihan.

Disamping kelebihan diatas, metode sprint training juga memiliki kelemahan

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

35

yaitu:

1. Penguasaan teknik sulit tercapai, karena gerakan yang dilakukan secara terus

menerus dengan intensitas maksimal akan menyebabkan kelelahan sehingga akan

berpengaruh pada kesempurnaan gerak.

2. Pengontrolan dan perbaikan gerakan sulit dilakukan karena selalu cepat.

Sprint training yang dilakukan secara berulang-ulang dapat meningkatkan

kemampuan kondisi fisik sesuai dengantipe kerja dan sistemenergi yang dikembangkan.

Tipe kerja sprint training adalah kerja anaerobic yaitu latihan yang dilakukan denagn

jangka waktu yang singkat dan memerlukan kerja maksimal, yang bertujuan

mengembangkan kondisi fisik , kecepatan dengan sistem energi (ATP-PC dan LA).

Dengan demikian peningkatan kecepatan lari ini maka pelari dalam melakukan kerja

dapat meningkat pula. Jadi sprint training dapat meningkatkan kecepatan lari 40 meter.

5. Kemampuan gerak dasar (motor ability)

a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar (Motor Ability)

Kemampuan gerak dasar (motor ability) merupakan kemampuan yang dimiliki

seseorang sejak kecil dari masa kanak-kanak yang akan berpengaruh terhadap

keterampilan geraknya. Rusli Lutan (1988:96) menyatakan “kemampuan motorik lebih

tepat disebut sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan

peragaan suatu keterampilan yang relative melekat setelah masa kanak-kanak”. Menurut

Mulyono B (1994:294) bahwa “kemampuan motorik atau kemampuan gerak dasar adalah

hadirnya kemampuan bawaan dan kemampuan yang diperoleh dalam melakukan

keterampilan gerak (motor skill) dari sifat yang umum atau fundamental diluar

kemampuan olahraga spesialisasi tingkat tinggi”.

Dari pengertian motor ability yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat

disimpulkan, bahwa motor ability merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir yang

mendasari gerak baik olahraga maupun non olahraga diluar teknik khusus atau

spesialisasi pada suatu cabang olahraga tertentu. Motor ability berperan sebagai landasan

bagi perkembangan keterampilan, karena keterampilan olahraga banyak tergantung pada

kemampuan motor ability.

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

36

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik

Dalam perkembangnya kemampuan motorik sangat ditentukan oleh dua faktor

yakni pertumbuhan dan perkembangan dan masih didukung dengan latihan sesuai dengan

kematangan anak dan gizi yang baik”. Sedang Burke E. J(1980:79) menyatakan faktor

seperti tipe tubuh, dasar fisiologi, intelegasi, usia dan jenis kelamin merupakan faktor

pembawaan yang dapat mempengaruhi kemampuan motorik.

1. Pengaruh unsur kondisi fisik terhadap kemampuan motorik

Kemampuan motorik merupakan unsur yang mendasari kemampuan gerak dari

seseorang. Kemampuan motorik terdiri dari unsur gerak dasar yang dimiliki manusia.

Unsur-unsur gerak dasar dari kemampuan motorik tersebut,terdiri dari unsur kondisi fisik

yang mendasari pembentukan keterampilan motorik anak. Kemampuan gerak

(kemampuan motorik) yang ditampilkan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat

tergantung pada komponen-komponen kondisi fisik yang dimiliki.

Antara komponen gerak (motorik) dengan kondisi fisik tidak dapat dipisahkan.

Unsur kondisi fisik merupakan unsur yang mendasari terhadap tampilnya gerak yang

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur kondisi fisik yang mendasari

keterampilan gerak anak menurut Ismaryati (2006:41) terdiri dari ” (a) kecepatan, (b)

power, (c) koordinasi, (d) kelincahan, (e) keseimbangan dan (f) kecepatan reaksi”. Unsur

daya tahan, kekuatan otot dan kelentukan juga berpengaruh terhadap kemampuan

motorik yang ditampilkan anak.

2. Pengaruh intelegensia tehadap kemampuan motorik

Intelegensia merupakan kemampuan dasar seseorang untuk berfikir dan berbuat

sesuatu. Secara luas dan terperinci Oxidene yang dikutip Rusli Lutan (1988:350)

mengemukan bahwa:

”Intelegensia pada dasarnya merupakan (1) kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru, (2) kemampuan untuk berfikir abstrak, (3) pembedaan kualitas antara manusia dan hewan,(4) abilitas untuk berfikir dengan cepat, (5) cara orang berperilaku dalam menghadapi maslah yang berubah-ubah.”

Penguasaan terhadap keterampilan motorik juga dipengaruhi tingkat intelegensia

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

37

anak. Kecepatan anak dalam mempelajari suatu gerak yang rumit dan kompleks sangat

tergantung pada tingkat intelegensia yang dimiliki. Anak yang cerdas (intelegensianya

tinggi) tentu memiliki kemampuan yang lebih baik dan cepat untuk menguasai jenis

keterampilan yang lebih kompleks dari pada anak yang intelegensianya rendah.

3. Pengaruh usia terhadap kemampuan motorik

Kemampuan motorik anak berkembang sesuai tingkat usia dan taraf pertumbuhan

fisiknya sesuai dengan kodrat alamiah pada manusia, seseorang pada usia muda

mengalami pertumbuhan dan perkembangan seiring dengan bertambahnya usia, anak

mengalami pertumbuhan, perkembagan dan kematangn baik fisik, fisiologi maupun

psikologi. Anak mengalami pertumbuhan yaitu berupa, bertambahnya masa otot,

bertambahnya ukuran tubuh, bertambahnya ukuran organ jantung dan paru-paru. Seiring

dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia dari anak-anak hingga dewasa

kemampuan motorik seseorang akan meningkat.

Penguasaan gerak yang dimiliki anak berbeda sesuai dengan tahap perkembangan

anak. Pertumbuhan dan perkembangan masa anak kecil, anak besar, masa pra pubertas

dan masa pubertas memiliki karakteristik yang berbeda. Penguasaan gerak anak pada

anak lebih besar lebih baik jika dibandingkan dengan masa aank kecil. Semakin tingkat

usia seseorang sampai pada taraf tertentu, maka semakintinggi pula tingkat kemampuan

motorik yang harus dimiliki.

4. Pengaruh jenis kelamin terhadap kemampuan motorik

Jenis kelamin merupakan suatu ciri yang menandakan seseorang dibawa sejak

lahir. Antara laki-laki dan perempuan memiliki ciri-ciri fisik dan kemampuan yang

berbeda. Rusli Lutan (1988:349) bahwa ”Empat alasan mengapa terjadi perbedaan dalam

penampilan fisik antara laki-laki dan perempuan yaitu: (1) bentuk tubuh, (2) struktur

anatomis, (3) fungsi fisiologis, (4) faktor-faktor budaya”. Dalam kegiatan sehari-hari

anak laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas sehingga peneliti ingin meneliti

kemampuan motori anak laki-laki, hal ini dilakukan karena laki-laki ukuran tubuh,

komposisi tubuh serta kemampuan fungsi paru dan jantung lebih baik dari perempuan.

Siswa putra SD kelas V adalah anak yang berumur 10-12 tahun. Pada usia tersebut terjadi

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

38

perkembangan yang besar dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik yang

melibatkan kelompok otot yang lebih kecil dan otot besar, dikarenakan dalam usia

tersebut anak mulai dapat perlakuan teknik latihan atau penekanan beban latihan.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam belajar gerak (motorik) anak usia

10 sampai 11 tahun menurut Purnomo Ananto (2000:2) ada 6 hal penting yang harus

diperhatikan dalam belajar gerak yaitu:

a. Kesiapan belajar

Apabila pelajaran itu berkaitan dengan kesiapan belajar, maka yang dipelajari

dengan waktu dan usaha yang sama oleh orang yang sudah siap akan lebih unggul

ketimbang oleh orang yang belum siap untuk belajar.

b. Kesempatan belajar

Banyak anak yang tidak berkesempatan untuk mempelajari motorik karena hidup

dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua

takut hal yang demikian akan melukai anaknya.

c. Kesempatan latihan

Anak harus diberi waktu untuk berpraktek/ latihan sebanyak yang diperlukan

untuk dikuasainya. Meskipun demikian, kualitas praktek/ latihan jauh lebih penting

ketimbang kuantitasnya. Jika anak berpraktek/ belatih dengan model sekali sekali

pukul hilang, maka akan berkembangkebiasaan kegiatan yang jelek dan gerakan

yang tidak efisien.

d. Model yang baik

Dalam belajar gerak (motorik), meniru suatu model memainkan peran yang

penting, maka untuk mempelajari sesuatu yang dengan baik, anak harus dapat

mencontoh dengan baik.

e. Bimbingan

Untuk meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan.

Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan

tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali.

f. Motivasi

Motivasi belajar penting untuk mempertahankan minat dari ketertinggalan,

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

39

sumber motivasi adalah kepuasan pribadi yang diperoleh anak dari kegiatan tersebut,

kemandirian dan ego yang diperoleh dari kelompok sebayanya serta kompensasi

terhadap perasaan kurang mampu dalam bidang lain khususnya dalam tugas sekolah.

6. Komponen Tes Kemampuan Gerak Dasar

Usia sekolah dasar (SD) merupakan masa-masa yang sangat menentukan dalam

kemungkinan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan yang baik di kemudian hari.

Pendidikan harus mampu menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan,

perkembangan dan kematangan anak SD, serta sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai

tingkat perkembangan yang diharapkan.

Menurut Sugiyanto (1998:154) “Untuk mengetahui kemampuan motorik pada

anak-anak dengan menggambarkan kemampuan melompat, melempar dan berlari”.

Diuraikan sebagai berikut:

1. Perkembangan kemampuan lari

Perkembangan kemampuan berlari dapat bias diukur antara lain dengan cara

mengukur kecepatan dan kelinahan yaitu dengan lari zig-zag. Kecepatan berlari

dihasilkan dari panjangnya langkah dan cepatnya irama langkah.panjang langkah

dipengaruhi oleh otot-otot kaki sedangkan kelincahan dipengaruhi oleh kemampuan

membelok atau mengubah arah. Pada anak besar pertumbuhan panjang kaki cukup cepat

demikian juga pertumbuhan jaringan ototnya terutama pada tahun-tahun terahir. Dengan

kecenderungan pertumubuhan tersebut sangat mendukung perkembangan kemampuan

berlari. Kemampuan berlari meningkat cukup cepat pada masa anak besar.

2. Perkembangan kemampuan meloncat

Kemampuan melompat dapat bisa digunakan sebagai prediktor kekuatan tubuh

dan juga merupakan tes diagnostic dalam hal koordinasi gerak. Perkembangan

kemampuan meloncat berkaitan erat dengan peningkatan dan koordinasi tubuh.

Pada masa anak besar terjadi perkembangan kemampuan meloncat yang cukup

cepat. Perkembanganya bentuk peningkatan daya loncat (semakin jauh atau makin tinggi)

dan berbentuk peningkatan kualitas bentuk gerakan. Bentuk gerakan semakin baik atau

semakin efisien ditinjau secara mekanik.

Perbandingan kemampuan meloncat antara anak laki-laki dengan anak perempuan

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

40

sampai umur lebih kurang 9 tahun hanya sedikit perbedaannya dan sesudah itu perbedaan

semakin besar itu semakin besar anak laki-laki lebih baik dalam kemampuan

meloncatnya, baik ditinjau dari segi daya lompat maupun dari segi kualitas geraknya.

3. Perkembangan kemampuan melempar.

Perkembangan kemampuan melempar terjadi pada anak besar meliputi dua aspek

perkembangannya, yaitu perkembangan yang bersifat kuantitatif (anak semakin jauh

kemampuannya melemparnya) dan bersifat kualitatif ( kualitas gerakan lemparan

semakin baik atau semakin efisien).

Kemampuan melempar bisa dinilai dengan cara mengukur jauhnya lemparan

menggunakan bola dengan beberapa ukuran, juga menggunakan cara menilai ketepatan

melempar suatu sasaran. Sedangkan untuk menilai kemampuan yang bersifat kualitatif

bisa menggunakan analisis sinematografis, yaitu analisis rekaman gambar gerakan untuk

melihat kebenaran mekaniknya.

Berdasarkan uraian diatas maka untuk mengukur kemampuan gerak dasar dapat

digunakan komponen-komponen tes Barrow Motor Ability dari Barry L Johnson and Jack

K Nelson (1986:365

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diurai tersebut diatas, dapat disusun kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

41

1. Perbedaan pengaruh latihan acceleration sprint dan sprint training terhadap

kecepatan lari 40 meter.

Metode acceleration sprint merupakan bentuk latihan yang pelaksanaannya

dimulai dari pelan, semakin cepat, dan lari secepatnya yang pelaksaannya diselinggi

dengan istirahat diantara waktu latihan. Sedangkan metode Sprint training merupakan

program latihan yang dilakukan dengan intensitas atau kecepatan penuh yang diselingi

waktu istirahat pada setiap sesi latihannya. Berdasarkan hal tersebut sudah jelas bahwa

kedua latihan diatas mempunyai perbedaan yang mencolok, sehingga hal ini akan

mempunyai pengaruh berbeda terhadap peningkatan kemampuan lari 40 meter.

Ditinjau dari hal tersebut, latihan acceleration sprint dan Sprint training juga

memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda pula. Kelebihan dan kelemahan yang

berbeda dari masing-masing kedua latihan tersebut telah disebutkan diatas. Perbedaan-

perbedaan tersebut tentunya akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap

peningkatan kemampuan lari 40 meter.

2. Pengaruh kemampuan gerak dasar (motor ability) tinggi dan rendah terhadap

kemampuan lari 40 meter.

Kemampuan motorik merupakan unsur yang mendasari kemampuan gerak dari

seseorang. Kemampuan motorik terdiri dari unsur gerak dasar yang dimiliki manusia.

Unsur-unsur gerak dasar dari kemampuan motorik tersebut,terdiri dari unsur kondisi fisik

yang mendasari pembentukan keterampilan motorik anak. Kemampuan gerak

(kemampuan motorik) yang ditampilkan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat

tergantung pada komponen-komponen kondisi fisik yang dimiliki. Unsur-unsur kondisi

fisik yang mendasari keterampilan gerak anak menurut Ismaryati (1999:8) terdiri dari

”(a) kecepatan, (b) power, (c) koordinasi, (d) kelincahan, (e) keseimbangan dan (f)

kecepatan reaksi”. Unsur daya tahan, kekuatan otot dan kelentukan juga berpengaruh

terhadap kemampuan motorik yang ditampilkan anak. Kemampuan gerak dasar (motor

ability) mempunyai peranan peting terhadap kemampuan lari 40 meter karena motor

ability sebagai pengontrol suatu gerakan yang dilakukan. Baik tidaknya kemampuan

gerak dasar (motor ability) yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi penampilannya.

Jika orang mempunyai motor ability tingkat yang baik, maka kumungkinan gerakan dan

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

42

kecepatan lari 40 meter yang akan dilakukan juga akan baik dan dapat terkontrol. Namun

sebaliknya, jika tingkat kemampuan gerak dasar kurang baik, maka dimungkinkan

hasilnya juga tidak dapat dikuasai dengan baik.

3. Interaksi pengaruh latihan acceleration sprint, sprint training dan kemampuan

gerak dasar (motor ability) terhadap kecepatan lari 40 meter.

Setiap latihan yang diterapkan tentu mempunyai manfaat terhadap tujuan yang

telah ditetapkan atau diinginkan. Namun demikian selain faktor latihan yang diberikan

ada factor lain yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan.

Dari kedua latihan yang diberikan diatas masing-masing memiliki nilai lebih

terhadap peningkatan kemampuan lari 40 meter. Kedua latihan tersebut akan memberikan

pengaruh terhadap peningkatan kemampuan lari 40 meter, namun pengaruh yang

ditimbulkan tentu berbeda karena keduanya memiliki perbedaan.

Selain faktor latihan factor internal (siswa) juga akan mempengaruhi kualitas

teknik lari 40 meter. Salah satunya adalah kemampuan gerak dasar(motor ability) yang

dimiliki oleh siswa atau pelari. Baik tidaknya kemampuan gerak dasar(motor ability)

akan mempengaruhi kemampuan lari 40 meter.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan

diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh acceleration sprint dan sprint traning terhadap

kemampuan lari cepat 40 meter pada siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3

kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

2. Ada pengaruh kemampuan gerak dasar (motor ability) tinggi dan kemampuan

gerak dasar (motor ability) rendah terhadap kemampuan lari cepat 40 meter pada

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

43

siswa putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010.

3. Ada interaksi antara latihan acceleration sprint, sprint traning dan kemampuan

gerak dasar (motor ability) terhadap kemampuan lari cepat 40 meter pada siswa

putra kelas V SD Se-Dabin 3 kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Desa Pulosari, Jl. Solo – Sragen, Km.

13, Kebakkramat, Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 25 November 2009 sampai 8 Januari

2010, dengan frekuensi latihan tiga kali dalam seminggu selama enam minggu.

B. Metode Penelitian

1. Metode Eksperimen

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dasar penggunaan metode ini

adalah kegiatan diawali dengan memberikan perlakuan kepada subyek dan diakhiri

dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan faktorial 2 x 2 ”Rancangan faktorial adalah

rancangan dimana bisa dimasukkan dua variabel atau lebih untuk memanipulasi secara

simultan. Dengan rancangan ini bisa diteliti pengaruh setiap variabel independen

terhadap variabel dependen dan juga pengaruh interaksi antara variabel-variabel

independen (Sugiyanto, 1995 : 30)”.

Model rancangan faktorial 2 x 2 disajikan pada bagan dibawah ini : 29

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

45

Keterangan :

A : Variasi pendekatan latihan lari 40 meter

B : kemampuan gerak dasar (motor ability)

A1B1 : Kelompok lari 40 meter pendekatan acceleration sprint yang memiliki

kemampuan gerak dasar (motor ability) tinggi.

A1B2 : Kelompok lari 40 meter dengan pendekatan acceleration sprint kemampuan

gerak dasar (motor ability) rendah.

A2B1 : Kelompok lari 40 meter pendekatan sprint training yang memiliki

kemampuan gerak dasar (motor ability) tinggi.

A2B2 : Kelompok lari 40 meter pendekatan sprint training yang memiliki kemampuan

gerak dasar (motor ability) rendah.

C. Variabel Penelitian

Pendekatan latihan

( A )

Motor ability

( B )

Acceleration sprint

A1

Sprint training

A2

Tinggi ( B1 )

A1B1

A2B1

Rendah ( B2 )

A1B2

A2B2

Variabel terikat : kemampuan lari 40 meter

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

46

Dalam penelitian ini terapat dua variabel bebas (independent), dan satu varibel

terikat (dependen), yaitu :

1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel independent dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel manipulatif

a) Latihan dengan pendekatan acceleration sprint.

b) Latihan dengan pendekatan sprint training

2. Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada sampel dan menjadi sifat

dari sampel itu sendiri. Variabel atributif dalam penelitian ini adalah dibedakan

antara:

a) Kemampuan gerak dasar (motor ability) tinggi.

b) Kemampuan gerak dasar (motor ability) rendah.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat

pada penelitian ini adalah kecepatan lari 40 meter.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Latihan acceleration sprint

Latihan acceleration sprint merupakan bentuk latihan yang pelaksanaannya

dimulai dari pelan, semakin cepat, dan lari secepatnya yang pelaksaannya diselinggi

dengan istirahat diantara waktu latihan.

2. Latihan sprint training

Latihan Sprint training merupakan program latihan yang dilakukan dengan

intensitas atau kecepatan penuh yang diselingi waktu istirahat pada setiap sesi latihannya

3. Kemampuan gerak dasar

Kemampuan gerak dasar (motor ability) merupakan kemampuan yang dimiliki

seseorang sejak kecil dari masa kanak-kanak yang akan berpengaruh terhadap

keterampilan geraknya. Kemampuan motorik merupakan unsur yang mendasari

kemampuan gerak dari seseorang. Kemampuan motorik terdiri dari unsur gerak dasar

yang dimiliki manusia. Unsur-unsur gerak dasar dari kemampuan motorik tersebut,terdiri

dari unsur kondisi fisik yang mendasari pembentukan keterampilan motorik anak.

Menurut Soe

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

47

giyanto (1998:154) untuk “Mengetahui kemampuan motorik pada anak-anak

dengan menggambarkan kemampuan melompat, melempar dan berlari”.

Strata I : Kemampuan gerak dasar tinggi

Strata II : Kemampuan gerak dasar rendah

4. Kemampuan lari 40 meter

Kemampuan lari 40 meter merupakan unjuk kerja anak atau siswa melakukan

gerakan lari 40 meter secepatnya berdasarkan aturan yang telah ditetapkan atau alat ukur

yang digunakan.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas V SD se-Dabin 3

Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 70 siswa.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah Stratified Random Sampling

yaitu penentuan sampel dengan peringkat dan dikelompokan secara acak. Adapun

besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa. Populasi yang ada

yaitu sejumlah 70 siswa dilakukan tes tingkat kemampuan gerak dasar (motor ability).

Kemudian dirangking dan dikelompokan antara kemampuan gerak dasar (motor ability)

tinggi, kemampuan gerak dasar (motor ability) sedang, dan kemampuan gerak dasar

(motor ability) rendah. Sampel yang digunakan yaitu 20 siswa dengan kategori motor

ability tinggi dan 20 siswa dengan kategori motor ability rendah. Sedang siswa dengan

kategori kemampuan gerak dasar (motor ability) sedang tidak dijadikan sampel. Untuk

mengelompokan sampel penelitian ke masing-masing kolompok dengan cara random

atau acak.

Selanjutnya dikelompokan menjadi 4 sesuai dengan rancangan faktorial 2 X 2.

a. Latihan lari 40 meter acceleration sprint dengan kemampuan gerak dasar (motor

ability) tinggi.

b. Latihan lari 40 meter acceleration sprint dengan kemampuan gerak dasar (motor

ability) rendah.

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

48

c. Latihan lari 40 meter sprint training dengan kemampuan gerak dasar (motor

ability) tinggi.

d. Latihan lari 40 meter sprint training dengan kemampuan gerak dasar (motor

ability) rendah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes dan

pengukuran.

1. Tes dan pengukuran kemampuan gerak dasar (motor ability) dilakukan tes

Barrow Motor Ability dari Barry L Johnson and Jack K Nelson (1986:365).

2. Tes dan pengukuran dalam pendidikan jasmani untuk lari 40 meter dari Mulyono

Biyakto Atmojo (2008:68).

G. Teknik Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Untuk Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi interklas, dengan

Rumus:

R = A

WA

MS

MSMS -

Keterangan :

R : koefisien reliabilitas

MSA : Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW : Jumlah rata-rata antar kelompok

2.Uji Prasyarat analisis

Uji Prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini mengunakan metode Lilliefors dari

Sudjana ( 2002 : 466 ). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah

sebagai berikut :

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

49

1) Penggunaan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,……., Zn dengan

menggunakan rumus :

Zi = {Xi – X }/ SD , dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan

simpangan baku.

2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

3) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi)

4) Selanjutnya menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n,

yaitu : S(Zi) = i/n

5) Menghitung selisih F(Zi)-S(Zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya.

6) Menentukan harga paling besar dari harga-harga mutlak diambil sebagai Lo.

Rumusnya : Lo = | F(Zi) - S(Zi) | maksimum.

Kriteria :

Lo ≤ Ltab : Sampel berasal dari populasi yang distribusi normal.

Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih

besar dengan varians yang lebih kecil. Adapun rumus yang digunakan adalah :

Fdbvk : dbvk = SD2bs / SD2kt

( Sutrisno Hadi, 1982 : 386 )

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

50

Keterangan =

Fdbvk : dbvk = Derajat kebebasan K1 dan K2

SD2bs = Standar deviasi KE1

SD2kt = Standar deviasi KE2

3. Analisis Data

a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 X 2

1). Metode AB untuk ANAVA dua faktor.

Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen faktorial 2 X 2,

Sumber Variasi Dk JK RJK Fo

Rata-rata perlakuan

A

B

AB

1

a-1

b-1

(a-1) (b-1)

Ry

Ay

By

ABy

R

A

B

AB

A/E

B/E

AB/E

Kekeliruan Ab ( n-1 ) Ey E

Keterangan :

A = Taraf faktorial A

B = Taraf faktorial B

N = Jumlah sampel

2). Langkah-langkah penghitungan :

a) åå= =

U=SUa

i

b

jij

1 1

22

b) abn

R

a

i

b

jY

å å= == 1 1

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

51

c) y

a

i

b

jijab RJJ -= åå

= =

2

1 1

)(

d) y

a

iy RbnAiA -= å

=

)/(1

2

e) å-

-=b

jyy BanBiA

1

2 )/(

f) Aby = Jab – Ay –By

g) Ey = Y2 – Ry – ( By + ABy )

3). Kriteria pengujian hipotesis :

Jika F ≥ F (1- ά) (V1- V2), maka hipotesis nol ditolak.

Jika F < F (1ά) (V1- V2), maka hipotesis nol diterima dengan : dk pembilang .

Vi (K-1) dan dk penyebut V2 = ( n1 + ……..nk-k ), ά = taraf signifikasi untuk

pengujian hipotesis.

Keterangan :

ΣY2 : Jumlah kuadrat data.

Ry : Rata-rata peningkatkan karena perlakuan.

Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan latihan acceleration

sprint dan sprint training

By : Jumlah peningkatan berdasarkan Motor Ability.

ABy : Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah

peningkatan kelompok perlakuan dan Motor Ability.

Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata peningkatan perlakuan.

b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah ANAVA

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

52

Langkah-langkah untuk melakukan uji Newman-Keuls sebagai berikut :

1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil

sampai pada yang terbesar.

2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.

3) Hitung kekeliruan baku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus :

N

kekeliruanRJKS E

y

)(=

RJK kekeliruan juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.

4) Tentukan taraf signifikasi ά , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji

Newman-Keuls, Diambil V = dk dari RJK ( kekeliruan ) dan p = 2,3……k.

Harga-harga yang didapat dari daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P supaya

dicatat.

5) Kalikan harga-harga yang didapat dititik …….diatas masing-masing dengan Sy .

dengan jalan emikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikasi

terkecil (RST).

6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih rata-

rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-1) dan

seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih yang rata-rata terbesar kedua

rata-rata terkecil dengan RST dengan P= (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan

begitu, semua akan ada 1/2K(k-1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika

selisih-selisih yang didapat lebih besar daripada RST-nya masing-masing akan

disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

perlakuan.

c. Hipotesa Statistik

Hipotesa 1 Ho = µ A1 ≥ µ A2

HA = µ A1 < µ A2

Hipotesa 2 Ho = µ B1 ≥ µ B2

HA = µ B1 < µ B2

Hipotesa 3 Ho = Interaksi A X B = 0

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

53

HA = Interaksi A X B ≠ 0

Keterangan =

µ = Nilai rata-rata

A1 = Latihan acceleration sprint

A2 = Latihan sprint training

B1 = Motor ability tinggi

B2 = Motor ability rendah

BAB IV

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

54

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tes awal

dan tes akhir kemampuan kecepatan lari 40 meter. Berturut-turut berikut disajikan

mengenai diskripsi data, uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil

penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil kemampuan kecepatan lari 40 meter pada

siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010 yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1.Deskriptif Data Hasil Kemampuan kecepatan lari 40 meter.Tiap Kelompok Berdasarkan Perlakuan.

Perlakuan Motor

ability

Statistik Tes

Awal

Tes

Akhir

Peningkatan

Jumlah 77.26 68.34 8.92

Mean 7.73 6.83 0.89

Tinggi

(B1) SD 0.07 0.24 0.22

Jumlah 77.59 69.25 8.34

Mean 7.76 6.93 0.83

Acceleration

sprint

(A1)

Rendah

(B2) SD 0.11 0.25 0.20

Jumlah 77.6 70.34 7.26

Mean 7.76 7.03 0.73

Tinggi

(B1) SD 0.10 0.17 0.16

Jumlah 74.65 70.83 3.82

Mean 7.47 7.08 0.38

Sprint

training

(A2)

Rendah

(B2) SD 0.22 0.21 0.08

Hal-hal yang menarik dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel diatas adalah sebagai 46

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

55

berikut :

1. Jika kelompok siswa dengan motor ability tinggi yang mendapat perlakuan dengan

bentuk pendekatan acceleration sprint mempunyai rata-rata tes awal 7.73 dan tes

akhir 6.83 dengan rata-rata peningkatan 0.89 . Sedangkan kelompok siswa yang

mendapat pelakuan dengan bentuk pendekatan sprint training mempunyai rata-rata

tes awal 7.76 dan tes akhir 7.03 dengan rata-rata peningkatan 0.73 . Bila kedua

pendekatan latihan dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan

dengan bentuk pendekatan acceleration sprint lebih baik daripada kelompok

perlakuan dengan bentuk pendekatan sprint training .

2. Kelompok perlakuan pada siswa dengan motor ability rendah dengan perlakuan

bentuk pendekatan acceleration sprint mempunyai rata-rata tes awal 7.76 dan tes

akhir 6.93 dengan peningkatan 0.83. Sedangkan pada kelompok siswa dengan

perlakuan bentuk pendekatan sprint training mempunyai rata-rata tes awal 7.47 dan

tes akhir 7.08 dengan peningkatan 0.39. Bila kedua kelompok dibandingkan, maka

dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan dengan bentuk pendekatan acceleration

sprint lebih baik daripada kelompok perlakuan dengan bentuk pendekatan sprint

training terhadap kemampuan kecepetan lari 40 meter pada siswa putra kelas V

Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.Untuk

mengetahui gambaran secara menyeluruh dari nilai-nilai hasil kecepatan lari 40

meter maka dapat dibuat diagram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut :

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

56

Diagram Deskripsi Data Hasil Lari 40 Meter

0123456789

1 2 3 4

Kelompok

Sebelum

Sesudah

Peningkatan

Gambar 1. Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan kecepatan lari 40 meter Tiap Kelompok Berdasarkan Perlakuan dan Tingkat Motor Ability

3. Agar nilai rata-rata peningkatan hasil kemampuan kecepatan lari 40 meter yang

dicapai tiap kelompok mudah dipahami, maka nilai peningkatan hasil kemampuan

kecepatan lari 40 meter pada tiap kelompok perlu disajikan dalam bentuk diagram

sebagai berikut :

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

1 2 3 4

Kelompok

Peningkatan

Gambar 2. Histogram Perbandingan Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Kemampuan kecepatan lari 40 meter antar Kelompok Perlakuan.

B. Mencari Reliabilitas

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

57

Dalam penelitian ini dilakukan penghitungan reliabilitas data hasil tes, dengan

maksud untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang diperoleh. Hasil uji reliabilitas

tes awal dan tes akhir kemampuan lari 40 meter dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 2. Ringkasan hasil uji reliabilitas data tes awal dan akhir

Hasil tes Reliabilitas Kategori

Tes awal lari 40 meter

Tes akhir lari 40 meter

0.593

0.893

Cukup

Tinggi sekali

Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut,

menggunakan pemedoman tabel korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyonyo

B.(1992:15) sebagai berikut:

Tabel 3. Tabel range kategori reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0,80-1,0

0,70-0,79

0,50-0,69

0,30-0,49

0,00-0,29

0,90-1,0

0,80-0,89

0,60-0,79

0,40-0,59

0,00-0,39

0,95-1,0

0,85-0,94

0,70-0,84

0,50-0,69

0,00-0,49

Tabel 4. Hasil klasifikasi dan norma penilaian hasil tes Motor Ability pada siswa putra

kelas V sekolah dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

Nilai Kategori Jumlah siswa Jumlah siswa dalam %

≥ 191

163-190

140-162

108-139

≤107

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

3

35

19

10

3

4,29

50

27,14

14,28

4,29

C. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas Dari data hasil prediksi kemampuan kecepatan lari 40 meter sebelum diberi

perlakuan, setelah dianalisis menggunakan uji Liliefors, maka diperoleh hasil pengujian

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

58

seperti tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors. Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan

A1B1 10 0.05 0.140 0.285 Distribusi Normal

A2B1 10 0.05 0.087 0.285 Distribusi Normal

A1B2 10 0.05 0.197 0.285 Distribusi Normal

A2B2 10 0.05 0.222 0.285 Distribusi Normal

Dari tabel diatas diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini menunjukkan bahwa sampel

yang terambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian

persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur Uji Normalitas dapat

dilihat dalam lampiran.

2. Uji Homogenitas Varians

Dengan data yang sama dianalisis menggunakan uji Barlett, maka diperoleh

hasil pengujian yang tercantum dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Dengan Uji Barlett Σ

Kelompok

Ni

S2gab

X2hit

X2tabel

Kesimpulan

4 10 0.0193 6.8743 7.815 Homogen

Dari tabel diatas dapat diketahui X2hit lebih kecil dari pada X2

tabel . Hal ini

menunjukkan sampel-sampel penelitian pada kelompok bentuk pendekatan acceleration

sprint dan bentuk pendekatan sprint training, keduanya bersifat homogen . Dengan

demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Rincian dan prosedur analisis uji

homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.

Setelah uji homogenitas dan normalitas dilakukan, maka dapat dilakukan

analisis varians dua faktor untuk kepentingan pengujian hipotesis.

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

59

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi

analisis varians. Uji rentang Newman Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji rata-

rata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh

kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang Newman Keuls, dimaksud untuk

mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.

Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang Newman Keuls, ada beberapa

hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti yang tercantum dalam

tabel berikut ini.

Tabel 7. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber Variasi dk JK RJK Fo Ft

RatarataPerlakuan 1 20.08 20.08 - -

A

B

AB

Kekeliruan

1

1

1

36

0.95

0.40

0.21

1.12

0.95

0.40

0.21

0.03

30.565 ***

12.870 ***

6.863 ***

-

4.110

Total 40 22.76

Keterangan :

A : Kelompok Siswa Berdasarkan Pendekatan Latihan

B : Kelompok siswa berdasarkan motor ability

AB : Interaksi Antara Kelompok Siswa Berdasarkan Pendekatan

Latihan dan motor ability

*** : Tanda Signifikans

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

60

A2B2 A2B1 A1B2 A1B1 RST KP Mean

0.38 0.73 0.83 0.89 a=0.05

A2B2 0.38 - 0.34*

0.45* 0.51* 0.16

A2B1 0.73 - -

0.11 0.17 0.19

A1B2 0.83 - - -

0.06 0.21

A1B1 0.89 - - - - -

Keterangan :

*** : Signifikasi pada p < 0.05.

A1B1 : Kelompok latihan lari 40 meter dengan latihan acceleration sprint yang

memiliki motor ability tinggi.

A1B2 : Kelompok latihan lari 40 meter dengan latihan acceleration sprint yang

memiliki motor ability rendah.

A2B1 : Kelompok latihan lari 40 meter dengan latihan sprint training yang memiliki

motor ability tinggi.

A2B2 : Kelompok latihan lari 40 meter dengan latihan sprint training yang memiliki

motor ability rendah.

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Untuk perlakuan dengan bentuk latihan acceleration sprint dan sprint training,

hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan

hasil kemampuan kecepetan lari 40 meter pada siswa kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3

Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. Perbedaan peningkatan ini karena F0 =

30.565 lebih besar dari Ft = 4.110 pada taraf signifikan 5%. Ini berarti bahwa hipotesis

nol (Ho) ditolak sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok

perlakuan.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara

*

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

61

siswa yang memiliki motor ability tinggi dengan siswa yang memilki motor ability

rendah terhadap peningkatan hasil belajar kemampuan kecepetan lari 40 meter pada

siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010. Dari hasil perhitungan diperoleh F0 =12.870 lebih besar dari Ft = 4.110 pada

taraf signifikasi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak sehingga ada perbedaan yang

signifikasi antara kedua kelompok kategori motor ability.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada interaksi antara,

yang ditunjukkan oleh F0 = 6.863 lebih besar dari Ft = 4.110 pada taraf signifikasi 5%

sehingga H0 ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa antara bentuk bentuk latihan

acceleration sprint, sprint training dan motor ability ada interaksi dalam peningkatan

hasil kemampuan kecepetan lari 40 meter pada siswa putra kelas 5 Sekolah Dasar se-

dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai

hasil-hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan pengujian

hipotesis telah mengahasilkan tiga kemungkinan analisis yaitu : (1) Ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara latihan acceleration sprint dan sprint training terhadap

peningkatan hasil kemampuan kecepetan lari 40 meter pada siswa putra kelas V Sekolah

Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. (2) Ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap

peningkatan hasil kemampuan kecepetan lari 40 meter pada siswa putra kelas V Sekolah

Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. (3) Ada interaksi

antara bentuk pendekatan latihan dan motor ability terhadap peningkatan hasil

kemampuan kecepetan lari 40 meter pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3

Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. Kelompok kesimpulan analisis

tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut secara rinci sebagai berikut :

1. Pengaruh Latihan Acceleration Sprint, dan Sprint Training Terhadap

Kecepetan Lari 40 Meter Pada Siswa Putra Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin 3

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

62

Kecamatan Kebakkramat Tahun Ajaran 2009/2010.

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa, ada pengaruh

latihan acceleration sprint, sprint training terhadap kecepetan lari 40 meter pada siswa

putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010. Kelompok yang mendapat perlakuan dengan bentuk latihan acceleration

sprint memiliki peningkatan lebih baik dibanding dengan kelompok perlakuan dengan

bentuk latihan sprint training. Ditinjau dari hasil kemampuan kecepatan lari 40 meter

yang dihasilkan ternyata kelompok perlakuan pendekatan latihan dengan bentuk

pendekatan acceleration sprint lebih baik daripada kelompok perlakuan dengan bentuk

pendekatan sprint training. Hal ini karena latihan acceleration sprint merupakan latihan

yang dapat mengembangkan unsur-unsur fisiologis terutama pengembangan ATP PC, LA

yang sangat berperan dalam lari 40 meter, sedangkan latihan sprint training dengan jarak

40 meter dengan kecepatan maksimal terus menerus yang dilakukan berulang-ulang

sehingga latihan ini lebih mengembangkan unsur daya tahan.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 30.565

>Ft 4.110. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh

latihan acceleration sprint, dan sprint training terhadap kecepetan lari 40 meter pada

siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010.

2. Pengaruh Motor Ability Terhadap Kecepetan Lari 40 Meter Pada Siswa

Putra Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat Tahun Ajaran

2009/2010

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan antara motor

ability tinggi dan rendah terhadap kecepetan lari 40 meter pada siswa putra kelas V

Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. Pada

kelompok motor ability tinggi dimungkinkan akan menghasilkan kekuatan yang lebih

besar dalam melakukan kemampuan lari 40 meter daripada kelompok siswa yang

mempunyai motor ability rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 12.870

>Ft 4.110. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh latihan

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

63

motor ability tinggi, dan motor ability rendah terhadap kecepetan lari 40 meter pada

siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran

2009/2010.

3. Interaksi Antara Latihan Acceleration Sprint, Sprint Traning Dan

Kemampuan Gerak Dasar (Motor Ability) Terhadap Kecepatan Lari Cepat 40 Meter

Pada Siswa Putra Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin 3 Kecamatan Kebakkramat

Tahun Ajaran 2009/20109.

Penggunaan pendekatan latihan dalam kemampuan lari 40 meter dapat dijadikan

sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan motor ability. Untuk terbentuknya

kekuatan yang memadai, seseorang harus memiliki unsur-unsur utama dari kekuatan

yaitu power dan kecepatan. Jika seseorang memiliki unsur power yang baik maka akan

mendukung terbentuknya kekuatan yang memadai dan sebaliknya. Dengan demikian

penggunaan pendekatan latihan dan motor ability mempunyai interaksi yang positif,

dimana motor ability yang baik dapat mendukung pencapaian hasil kemampuan

kecepetan lari 40 meter yang lebih optimal. Untuk mengetahui interaksi antara

pendekatan latihan dan motor ability, disajikan sebagai berikut :

Tabel 9. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama,dan interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Hasil Kemampuan lari 40 meter.

A1 A2 Rerata A1-A2

B1 0.89 0.73 0.81 0.16

B2 0.83 0.38 0.61 0.45

Rerata 0.86 0.56 0.71 0.30

B1-B2 0.06 0.35 0.05 -0.29

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

64

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

2

A1 A2

B2

B1

Gambar3. Bentuk Interaksi Nilai Peningkatan Hasil kemampuan lari 40 meter .

Gambar diatas menunjukkan bahwa, Bentuk garis perubahan besarnya nilai

kemampuan lari 40 meter adalah tidak sejajar, sehingga jika garis tersebut diteruskan

akan mendapat suatu titik pertemuan (perpotongan) antara pendekatan latihan dan motor

ability. Berarti terdapat kecenderungan ada interaksi antara keduanya. Hal ini sesuai

dengan kajian teori yang dikemukakan bahwa peningkatan hasil tidak dipengaruhi oleh

pendekatan latihan saja, tetapi juga faktor internal, dimana kedua faktor tersebut

mempengaruhi secara berkaitan. Tinggi rendahnya motor ability yang dimiliki akan

mempengaruhinya terbentuknya motor ability yang memadai, sehingga dapat

mempengaruhi kemampuan kecepatan lari 40 meter. Dengan kata lain, siswa yang

memiliki motor ability akan lebih optimal dalam melakukan lari sehingga hasil kecepatan

lari 40 meter lebih baik jika dibanding dengan siswa yang motor abilitynya rendah.

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

65

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh yang menyakinkan antara latihan acceleration sprint dengan

latihan sprint training terhadap kecepetan lari 40 meter pada siswa putra kelas V

Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. Dari

hasil analisis data menunjukan F0 30.565 > Ft 4.110, dengan selisih perbedaan 0.30

2. Ada pengaruh yang menyakinkan antara motor ability tinggi dan motor ability rendah

terhadap kecepetan lari 40 meter pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3

Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data

menunjukan F0 12.870 > Ft 4.110, dengan selisih perbedaan 0.16

3. Ada interaksi antara bentuk bentuk latihan acceleration sprint, sprint training dan

motor ability tehadap kecepetan lari 40 meter pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar

se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun ajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data

menunjukan F0 6.863 > Ft 4.110.

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang

lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan

yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut :

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk latihan acceleration sprint dan sprint

training merupakan bentuk latihan yang dapat mempengaruhi peningkatan kecepetan

lari 40 meter.

2. Penggunaan latihan acceleration sprint memberikan pengaruh lebih baik dari pada

bentuk latihan sprint training. Hal ini berarti bahwa penggunaan bentuk latihan

dengan bentuk latihan acceleration sprint secara menyakinkan memberikan pengaruh

yang efektif dalam kemampuan kecepatan lari 40 meter, karena dalam penggunaanya 57

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

66

hasil lari 40 meter dapat meningkat yang optimal. Sedangkan latihan dengan bentuk

latihan sprint training hasil kurang optimal dalam peningkatan hasil kecepetan lari

40 meter, sehingga latihan ini efektifitasnya kurang optimal dalam lari 40 meter.

3. Penggunaan bentuk latihan acceleration sprint, sprint training dan motor ability ada

interaksi, hal ini karena ada perubahan taraf dari faktor yang satu berarti ada

perubahan atau taraf faktor lain.

C. Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kemampuan kecepatan lari 40 meter dapat diterapkan dengan

bentuk latihan acceleration sprint dan sprint training. Dari hasil penelitian ini

menunjukan bahwa, bentuk latihan acceleration sprint lebih baik pengaruhnya

terhadap peningkatan kecepatan lari 40 meter, sehingga bentuk latihan acceleration

sprint dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan lari 40 meter

pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar se-dabin 3 Kecamatan Kebakkramat tahun

ajaran 2009/2010.

2. Dalam peningkatan hasil kemampuan kecepatan lari 40 meter, disamping pemilihan

bentuk latihan yang tepat perlu juga mempertimbangkan komponen kondisi fisik

yang dapt mendukung keberhasilannya. Dalam penelitian ini untuk meningkatkan

hasil kemampuan kecepatan lari 40 meter perlu mempertimbangkan motor ability.

Karena tingkat motor ability yang baik akan berpengaruh terhadap kemapuan

kecepatan lari 40 meter.

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan... · TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint Dan Sprint Training Pada

67

DAFTAR PUSTAKA Aip Syariffudin. 1992. Atletik. Jakarta: Depdikbud Arma Abdullah. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta. PT. Sastra Husada. Barry L. Johnson dan Nelson Kack K. 1986. Pratical Measurement For Evolution

Physical Education. Menesota. Publishing Company. Burke E.J. 1980. Toward And Understanding Of Uman Perfoment. New York:

Mouvement Plubication. Fox. Edward L. 1984. Sport Physiokology.New york. WB. Sounders Company. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga Pengembangan

Pendidikan dan Universitas Sebelas Maret Mulyono B. 1998. Pembinaan dan Peningkatan Kondisi Fisik. Surakarta : UNS Press Mulyono B. 2002. Tes dan Pengukuran Olah Raga. Surakarta : UNS Press. M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Olah Raga. Semarang : IKIP Semarang Press. M Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin. 1996. ilmu kepelatihan dasar. Jakarta :

Dedikbud. Dirjendirti. Purnomo Ananto. 2000. Kemampuan Motorik Murid Sekolah Dasar Kelas 2 di DKI.

Jakarta.www.google.com Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta:

Depdikbud. Dirjendikti. Rusti Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjakes.

Depdiknas. Direktorat Jenderal pendidikan Dasar dan Menengah bagian Proyek Penataran guru SLTP Setara D-III.

Sudjarwo, 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta. UNS Prees. Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta

Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar motorik. Jakarta . universitas Terbuka Sutrisno Hadi.1983. Metode research. Yogyakarta. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi

UGM. Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Andang Suherman.1999. Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Derektoral Jendral dan Pendidikan Dasar dan menengah Bagian Proyek Penataran SLTP Setara D-III