Top Banner
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN ANTHROPOMETRI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2006/2007 SKRIPSI OLEH MARTINA IKA RATNA SARI NIM: K.5603013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2007
105

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Mar 31, 2019

Download

Documents

vannhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN

ANTHROPOMETRI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT

TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2006/2007

SKRIPSI

OLEH

MARTINA IKA RATNA SARI

NIM: K.5603013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2007

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN

ANTHROPOMETRI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT

TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Oleh :

MARTINA IKA RATNA SARI

NIM : K.5603013

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2007

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes Drs. Sapta Kunta Purnama, M.Pd

NIP.131 658 562 NIP. 132 050 356

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Jumat

Tanggal : 20 April 2007

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Mulyono, M.M ( )

Sekretaris : Drs. Budi Satyawan ( )

Anggota I : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes ( )

Anggota II : Drs. Sapta Kunta Purnama, M.Pd ( )

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Drs. H. Trisno Martono, M.M

NIP. 130 529 720

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ABSTRAK

Martina Ika Ratna Sari. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN ANTHROPOMETRI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2006/2007. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2007.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh latihan berbeban dan anthropometri terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. (2) Perbedaan pengaruh anthropometri lingkar paha besar dan anthropometri lingkar paha kecil terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. (3) Ada tidaknya interaksi antara latihan berbeban dan anthropometri terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007 sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Sampel diambil sebanyak 40 orang dengan stratifiednya adalah anthropometri lingkar paha besar dan anthropometri lingkar paha kecil. Sampel dibagi menjadi 4 (empat) kelompok sesuai rancangan faktorial 2 X 2. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran. Pengukuran anthropometri lingkar paha dan tes kekuatan otot tungkai. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANOVA 2 X 2.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Ada perbedaan pengaruh antara latihan berbeban linear dan latihan berbeban non-linear terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. Pengaruh peningkatan kekuatan otot tungkai yang ditimbulkan oleh latihan berbeban linear lebih baik dari pada latihan berbeban non-linear, rata-rata peningkatannya adalah 0,35 dan 0,26. (2) Tidak ada perbedaan pengaruh antara anthropometri lingkar paha besar dan anthropometri lingkar paha kecil terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. Pengaruh peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa yang memiliki anthropometri lingkar paha besar sama dengan siswa yang memiliki anthropometri lingkar paha kecil. (3) Tidak terdapat interaksi antara latihan berbeban dan anthropometri terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 0,0742 dengan Ftabel = 4,10, maka (Fhit < Ftabel).

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MOTTO

Ø “Mensana in corpore sano”, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang

kuat

Ø “You can if you think you can”. Dengan berpikir bahwa kamu bisa maka

menghadapi keadaan sesulit apapun kamu akan bisa disertai dengan usaha

dan doa.

Ø Ilmu lebih penting dari harta, karena ilmu akan menjagamu sedangkan

harta harus kau jaga

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

- Bapak dan Ibu tercinta dengan segala kasih

sayangnya

- Nug, Adit dan Chacha, adik-adikku tersayang

- Keluarga di Sragen, Solo dan Pekalongan

- Sahabat-sahabatku POK O3

- PJKR 03”06” dengan semua semangatmu

- Adik-adik JPOK FKIP UNS

- Keluarga besar VITA SOLO tercinta

- Almamater

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes. sebagai Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Drs. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. sebagai Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala Sekolah dan Guru Penjaskes SMP Negeri 4 Sragen yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007 yang

telah bersedia menjadi sampel penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, April 2007

MIRS

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...................................................................................................... i

PENGAJUAN ........................................................................................... ii

PERSETUJUAN....................................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................ iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

MOTTO .................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN..................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5

D. Perumusan Masalah ................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 8

1. Hakekat Latihan................................................................ 8

a. Pengertian Latihan...................................................... 8

b. Prinsip-prinsip Latihan................................................. 9

c. Latihan Untuk Kekuatan .............................................. 13

2. Latihan Berbeban.............................................................. 14

a. Hal-hal yang harus Diperhatikan Dalam Latihan

Berbeban..................................................................... 15

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

b. Penyusunan Program Latihan Berbeban..................... 17

c. Latihan Berbeban Untuk Meningkatkan Kekuatan

Otot Tungkai............................................................... 18

3. Latihan Berbeban Linear .................................................. 20

4. Latihan Berbeban Non-Linear .......................................... 21

5. Anthropometri .................................................................. 23

6. Kekuatan Otot................................................................... 25

a. Pengertian Kekuatan Otot ........................................... 25

b. Kekuatan Otot Tungkai ............................................... 26

B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 28

C. Perumusan Hipotesis .............................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 32

A. Tempat Dan Waktu Penelitian................................................ 32

1. Tempat Penelitian............................................................... 32

2. Waktu Penelitian ................................................................ 32

B. Metode Penelitian ................................................................... 32

1. Metode Eksperimen ........................................................... 32

2. Rancangan Penelitian ......................................................... 32

C. Variabel Penelitian ................................................................ 33

D. Definisi Operasional Variabel ............................................... 34

E. Populasi dan Sampel............................................................... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 35

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................... 41

A. Deskripsi Data ........................................................................ 41

B. Uji Prasyarat Analisis ............................................................. 44

1. Uji Normalitas .................................................................. 44

2. Uji Homogenitas Varians ................................................. 44

C. Pengujian Hipotesis ................................................................ 45

1. Pengujian Hipotesis Pertama............................................ 46

2. Pengujian Hipotesis Kedua............................................... 46

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

3. Pengujian Hipotesis Ketiga .............................................. 46

D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 47

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 49

A. Simpulan ................................................................................. 49

B. Implikasi ................................................................................ 50

C. Saran ....................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 52

LAMPIRAN – LAMPIRAN.................................................................... 53

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pengaturan Urutan Kelompok Otot yang Dilatih.................. 12

Gambar 2. Pelaksanaan latihan half squat .............................................. 20

Gambar 3. Latihan Berbeban Dengan Beban Meningkat Secara Linear 20

Gambar 4. Latihan Berbeban Dengan Peningkatan Beban Secara Non-Linear

............................................................................................... 22

Gambar 5. Grafik Nilai Rata-Rata Kekuatan Otot Tungkai

Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat

Anthropometri Lingkar Paha ................................................ 42

Gambar 6. Grafik Nilai Rata-rata Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai

Antara Kelompok Perlakuan. ................................................ 43

Gambar 7. Pengukuran diameter anthropometri lingkar paha ................ 70

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Kekuatan Otot

Tungkai Menurut Kelompok Penelitian................................... 41

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors ..................................... 44

Tabel 3. Tabel Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet .................... 44

Tabel 4. Ringkasan Nilai Rerata Kekuatan Otot Tungkai Berdasarkan

Latihan Berbeban dan Anthropometri Lingkar Paha Sebelum

dan Sesudah Diberi Perlakuan ................................................. 45

Tabel 5. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor.... 45

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Tes Pengukuran Anthropometri Lingkar Paha

Pada Siswa Putra Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun

Pelajaran 2006/2007........................................................ 54

Lampiran 2. Kelompok Sampel Penelitian Berdasar Hasil Tes

Anthropometri Lingkar Paha Dengan Kategori Besar

dan Kecil Diatas dan Dibawah Nilai Rata-rata ............... 55

Lampiran 3. Data Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai Dengan Back

and Leg Dynamometer Pada Siswa Putra Kelas II SMP

Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007.................. 56

Lampiran 4. Kelompok Treatment Latihan Beban Squat Pada Siswa

Putra Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran

2006/2007……………………………………………… 57

Lampiran 5. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai

dengan Back and Leg Dynamometer Pada Siswa Putra

Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran

2006/2007........................................................................ 58

Lampiran 6. Uji Normalitas Data Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai

Pada Kelompok 1 , Kelompok 2, Kelompok 3, dan

Kelompok 4..................................................................... 61

Lampiran 7. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kekuatan Otot

Tungkai Pada Siswa Putra Kelas II SMP Negeri 4

Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007 ................................ 64

Lampiran 8. Data Tes Akhir Kekuatan Otot Tungkai Dengan Back

and Leg Dynamometer Pada Siswa Putra Kelas II SMP

Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007.................. 65

Lampiran 9. Rekapitulasi dan Deskriptif Statistik Data Tes Kekuatan

Otot Tungkai Pada Siswa Putra Kelas II SMP Negeri 4

Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007 ................................ 66

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 10. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata-Rata Antar

Kelompok Sampel Sebagai Persiapan Analisis ANOVA

Faktorial 2 X 2 ................................................................ 67

Lampiran 11. Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran Anthropometri

Lingkar Paha ................................................................... 70

Lampiran 12. Petunjuk Pelaksanaan Tes Dan Pengukuran Kekuatan

Otot Tungkai ................................................................... 71

Lampiran 13. Program Latihan Berbeban Dengan Latihan Linear Dan

Non-Linear ...................................................................... 72

Lampiran 14. Jadwal Treatment atau Perlakuan Latihan Beban ........... 74

Lampiran 15. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian.............................. 86

Lampiran 16. Ijin Penelitian Dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta ......................................................................... 91

Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian Dari SMP Negeri 4 Sragen 97

Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian Dari Tempat Fitness .......... 98

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga sebagai bagian dari upaya kehidupan berperanan mengingatkan

bahwa tubuh manusia adalah alat yang utama bagi kehidupan. Hal ini telah

disadari bersama, sehingga pada masa kini dimana-mana terlihat banyak manusia

melakukan aktivitas ini, setelah merasakan manfaat dari gerak yang dilakukannya.

olahraga menjadi kebutuhan hidup setiap individu berdasarkan pentingnya

olahraga sebagai suatu medium bagi perkembangan fisik, motorik, mental, sosial

dan emosional.

Perkembangan olahraga dewasa ini semakin pesat dan memperlihatkan

gejala yang sangat komplek karena aktivitas ini tidak berdiri sendiri, melainkan

berinteraksi langsung dengan berbagai bidang seperti : ekonomi, politik, sosial,

budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Upaya pencapaian hasil

yang baik dalam penampilan dan prestasi membutuhkan penguasaan ketrampilan

yang tinggi. Ini hanya bisa dicapai dengan belajar dan berlatih secara benar dan

teratur.

Olahraga melibatkan komponen jasmani atau fisik dan rohani atau psikis.

Faktor yang paling dominan adalah jasmani atau fisik, karena kebugaran jasmani

merupakan salah satu nilai yang langsung dapat dirasakan dari sekian banyak nilai

yang diperoleh saat melakukan olahraga secara teratur. Latihan fisik yang

dilakukan secara teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani, sehingga tubuh

akan mampu menghadapi beban kerja secara efektif. Hal ini merupakan

manifestasi dari penyesuaian faal tubuh terhadap peningkatan beban kerja fisik.

Latihan fisik diartikan sebagai suatu kegiatan menurut cara dan aturan tertentu

yang bertujuan untuk meningkatkan berbagai aspek kemampuan fisik manusia

seperti : daya tahan, kekuatan, kecepatan, keterampilan dan lain sebagainya.

Latihan fisik atau olahraga telah diketahui sebagai salah satu cara untuk

memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani. Salah satu latihan fisik yang

sering dilakukan adalah latihan kekuatan menggunakan beban (weight training).

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Latihan beban merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban untuk

meningkatkan kekuatan terutama kekuatan otot. Jenis dari latihan beban memiliki

manfaat yang berbeda pada jenis otot yang akan dilatih. Latihan beban biasanya

untuk meningkatkan kekuatan otot dada, otot perut, otot lengan dan otot tungkai.

Berkaitan dengan peningkatan kekuatan otot, penelitian ini akan mengkaji dan

meneliti cara untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dengan latihan beban.

Jenis latihan beban yang bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot

tungkai antara lain reguler leg press, upper leg press, leg extension, leg curl dan

half squat. Latihan beban yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan

latihan half squat. Half Squat adalah latihan beban dengan posisi berdiri

membawa beban dipundak kemudian disertai gerak tungkai ditekuk dan

diluruskan. Melalui gerak tungkai ynag ditekuk lalu diluruskan serta adanya beban

dipundak menyebabkan tungkai mengeluarkan kekuatan ototnya untuk melawan

beban yang didapat. Dengan latihan teratur dan beban yang semakin bertambah,

maka kekuatan otot tungkai dapat meningkat dalam jangka waktu yang telah

ditentukan.

Upaya meningkatkan kekuatan otot tungkai harus melalui metode latihan

beban yang sesuai. Metode latihan beban antara lain adalah metode latihan beban

linear dan non-linear. Dengan metode latihan beban linear, beban latihan

ditingkatkan secara bertahap dan meningkat secara terus menerus. Peningkatan

latihan secara teratur dan semakin bertambah beban yang diangkat. Sedangkan

dengan latihan beban non-linear, latihan secara bertahap dengan adanya

peningkatan dan penurunan beban yang diangkat. Dari metode latihan beban

tersebut masing-masing memiliki efektifitas yang berbeda terhadap peningkatan

kekuatan otot tungkai.

Latihan beban pada prinsipnya mempunyai tujuan untuk memberi

kemudahan dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai. Namun ditinjau dari segi

anthropometri, bentuk dan proporsi tubuh yang ideal cukup banyak berpengaruh

pada kekuatan otot tungkai. Proporsi tubuh yang ideal untuk meningkatkan

kekuatan otot tungkai adalah memiliki massa otot tungkai yang besar. Hal ini

dapat dilihat pada besarnya massa otot tungkai yang ada pada tungkai bagian atas.

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai bergantung pada

besarnya massa otot tungkai yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar massa

otot tungkai, semakin besar pula kekuatan otot tungkai tersebut. Besarnya massa

otot tungkai yang diukur pada tungkai bagian atas, yaitu pada paha sepertiga

bagian dibawah tulang panggul dan dua pertiga bagian diatas tulang patella atau

tempurung lutut. Oleh karena itu diperlukan pengukuran besarnya massa otot

tungkai untuk mengetahui peningkatan kekuatan otot tungkai yang telah dilatih

dengan latihan beban half Squat.

Bertolak dari latihan beban (weight training) diatas, metode latihan beban

yang akan dikaji dan diteliti adalah latihan beban linear dan non-linear serta

pengaruh besar massa otot tungkai atau lingkar paha terhadap peningkatan

kekuatan otot tungkai. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari latihan

beban linear dan non-linear terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai perlu

dibuktikan melalui penelitian baik secara teori maupun praktek.

Sebagai orang coba dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas II SMP

Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. Pada umumnya siswa putra kelas II

SMP berada pada usia 13-15 tahun. Pada usia ini, otot tungkai masih dalam tahap

berkembang kearah kekuatan maksimal otot tungkai. Sedangkan pada siswa putra

kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007, belum diketahui cara

meningkatkan kekuatan otot tungkai secara efektif. Kekuatan otot tungkai yang

belum terlatih dengan baik, sulit untuk berkembang kekuatan maksimalnya.

Dengan kekuatan otot tungkai yang terlatih, siswa dapat memaksimalkan

gerak dengan kekuatan otot tungkai, antara lain melompat, meloncat, berlari,

berenang dan sebagainya. Gerak tersebut terdapat pada berbagai cabang olahraga

seperti atletik, olahraga permainan, olahraga air, dan sebagainya. Sehingga siswa

yang mempunyai bakat, kemampuan dan kemauan dari salah satu cabang olahraga

tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut ke tahap yang lebih tinggi melalui

latihan-latihan khusus.

Sebenarnya pelaksanaan kegiatan olahraga untuk meningkatan kekuatan

otot tungkai melalui pelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 4 Sragen telah

berjalan dengan baik, namun jenis latihan yang tepat belum dilakukan. Kondisi

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

semacam ini harus diperhatikan dan perlu dilakukan upaya-upaya untuk

melakukan kegiatan olahraga dengan jenis yang tepat untuk meningkatkan

kekuatan otot tungkai siswa.

Ditinjau dari sarana latihan peningkatan otot tungkai, pada umumnya

disekolah tidak mempunyai alat-alat untuk latihan beban (termasuk di SMP

Negeri 4 Sragen), karena alat-alat ini hanya terdapat ditempat-tempat fitness dan

harganya cukup mahal. Kurangnya sarana alat beban menyebabkan latihan

peningkatan otot tungkai tidak maksimal. Untuk mengatasi hal ini, sekolah dapat

menggunakan alat beban alternatif yang harganya lebih murah seperti besi

panjang yang kedua ujungnya diberi beban dari semen. Hanya saja kelemahan alat

ini adalah bebannya tetap atau tidak dapat ditambah dan dikurangi, sehingga harus

dibuat beberapa alat dengan besar beban yang berbeda-beda sesuai kebutuhan

siswa.

Sarana dan pengetahuan yang kurang tentang cara peningkatan kekuatan

otot tungkai menuntut seorang guru untuk memiliki kreatifitas dengan alat yang

ada disekolah, agar semua siswa dapat melakukan latihan untuk meningkatkan

otot tungkai. Melalui penelitian ini diharapkan guru pendidikan jasmani

memperoleh pengetahuan tentang latihan beban yang benar untuk meningkatkan

kekuatan otot tungkai siswa dan siswa dapat mengetahui bentuk latihan beban

yang tepat untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini mengambil judul “ Perbedaan Pengaruh Latihan Berbeban Dan

Anthropometri Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai Pada Siswa Putra

Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007 “

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah

dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pengetahuan tentang metode latihan yang tepat untuk meningkatkan kekuatan

otot tungkai siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen masih rendah.

2. Para siswa belum menguasai metode latihan yang tepat untuk meningkatkan

kekuatan otot tungkai dan belum memanfaatkan besar massa otot tungkai yang

dimiliki.

3. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran anthropometri lingkar paha dan

kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun

Pelajaran 2006/2007.

4. Belum diketahui kekuatan otot tungkai siswa putra kelas II SMP Negeri 4

Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007.

5. Belum diketahui efektifitas antara latihan berbeban linear dan latihan

berbeban non-linear terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai.

6. Upaya meningkatkan kekuatan otot tungkai siswa putra kelas II SMP Negeri 4

Sragen dengan latihan berbeban.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda perlu dibatasi permasalahan

dalam penelitian ini. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Latihan berbeban linear dan non-linear terhadap peningkatan kekuatan otot

tungkai.

2. Anthropometri lingkar paha yaitu besarnya lingkar paha siswa putra kelas II

SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007.

3. Kekuatan otot tungkai siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun

pelajaran 2006/2007.

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah, masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan berbeban linear dan non-linear

terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP

Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007?

2. Adakah perbedaan pengaruh antara anthropometri lingkar paha besar dan

anthropometri lingkar paha kecil terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai

pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007?

3. Adakah interaksi antara latihan berbeban dan anthropometri terhadap

peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4

Sragen tahun pelajaran 2006/2007?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh latihan berbeban linear dan non-linear terhadap

peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4

Sragen tahun pelajaran 2006/2007.

2. Perbedaan pengaruh anthropometri lingkar paha besar dan anthropometri

lingkar paha kecil terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa

putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007.

3. Ada tidaknya interaksi antara latihan berbeban dan anthropometri terhadap

peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4

Sragen tahun pelajaran 2006/2007.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

F. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini sangat penting untuk diteliti dengan harapan

:

1. Dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai siswa yang dijadikan obyek dalam

penelitian ini.

2. Dapat dijadikan masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes di SMP Negeri 4

Sragen pentingnya metode latihan beban dan anthropometri tubuh dalam

meningkatkan kekuatan otot tungkai, sehingga akan diperoleh hasil yang

maksimal.

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakekat Latihan

a. Pengertian Latihan

Dalam upaya untuk mencapai dan meningkatkan prestasi olahraga dapat

dicapai melalui latihan. Menurut Harsono (1988:10) latihan adalah “Proses yang

sistematis, berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan

atau pekerjaan”. Selanjutnya menurut Soedjarwo (1993:14) yang dimaksud

dengan latihan adalah “suatu proses sistematis secara berulang-ulang secara ajeg

dengan selalu memberikan peningkatan beban latihan”. Adapun menurut A.

Hamidsyah Noer (1995:90) bahwa “Latihan adalah suatu proses yang sistematis

dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontiyu

dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan”.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa latihan adalah proses kerja

yang dilakukan secara sistematis, berulang-ulang dengan peningkatan beban

secara periodik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi

olahraga. Yang dimaksud dengan sistematis adalah berencana, menurut jadwal,

pola dan sistem tertentu, metodis dari yang mudah ke yang sukar, latihan teratur

dari yang sederhana ke yang lebih komplek. Berulang-ulang maksudnya agar

gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis

dan reflektif pelaksanaannya sehingga semakin menghemat energi. Kian hari

maksudnya setiap kali secara periodik dan segera setelah tiba saatnya untuk

ditambah jumlah beban latihannya.

Latihan fisik merupakan salah satu unsur dari latihan olahraga secara

menyeluruh. Dengan latihan fisik yang terencana, sistematis, kontinyu dan

pembebanan tertentu dapat mengubah faal tubuh yang selanjutnya akan mengubah

tingkat kesegaran jasmani ke tingkatan fitnes yang tinggi, sehingga dapat

menunjang penampilan atlet dalam olahraga.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

b. Prinsip-prinsip Latihan

Agar dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan, program latihan yang

disusun dan dilakukan harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan secara

benar.Prinsip- prinsip latihan berbeban yang perlu digunakan sebagai pedoman

dalam pelaksanaan latihan, menurut E.L. Fox yang dikutip M. Sajoto (1995:30-

31) yaitu:

1. Prinsip overload

2. Prinsip penggunaan beban secara progresif

3. Prinsip pengaturan latihan

4. Prinsip kekhususan program latihan

Dengan latihan yang terprogram dengan berdasarkan prinsip-prinsip

latihan secara benar, akan dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Prinsip-

prinsip dasar latihan tersebut perlu dipedomani dalam melaksanakan latihan.

Prinsip-prinsip latihan tersebut diuraikan sebagai berikut :

1) Prinsip Beban Lebih

Prinsip beban lebih ( overload principle ) merupakan dasar dari program

latihan berbeban. Prinsip beban lebih ini merupakan faktor penting dalam

peningkatan kemampuan atlet. Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin (1996:131)

mengemukakan bahwa, “prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang

menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat daripada yang mampu

dilakukan oleh atlet” .

Kemampuan seseorang dapat meningkat jika mendapatkan beban latihan

lebih berat dari beban yang diterima sebelumnya secara teratur dan kontinyu.

Dalam hal ini Pate R. Rotella R. & Mc. Clenaghan S. (1993:318) mengemukakan

bahwa, “ sebagian besar sistem fisiologi dapat menyesuaikan diri pada tuntutan

fungsi yang melebihi dari apa yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari”.

Berdasarkan hal tersebut maka latihan yang dilakukan haruis berdasarkan pada

prinsip beban lebih. Dapat dikatakan bahwa prinsip beban lebih merupakan

prinsip dasar dalam latihan.

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Dengan pembebanan yang lebih berat dari sebelumnya, akan merangsang tubuh

untuk beradaptasi dengan beban tersebut. Tubuh manusia akan beradaptasi secara

positif terhadap beban yang diberikan, yang berarti bahwa kemampuan tubuh akan

meningkat. Di dalam tubuh manusia akan timbul superkompensasi terhadap beban

latihan yang diberikan. Suharno H.P. (1993:8) mengemukakan bahwa,

“superkompensasi artinya kenaikan kemampuan atlet setelah di beri beban berat,

teratur dan cukup ulangannya”.

Prinsip beban lebih ini harus benar-benar diterapkan dalam pelaksanaan

latihan. Tetapi harus selalu diingat, bahwa beban latihan yang diberikan tidak

boleh terlalu berat atau berlebihan. Sebab jika beban latihan yang diberikan

tersebut terlalu berat dan berlebihan, yang diperoleh bukanlah kemajuan kondisi

fisik, tetapi malah sebaliknya akan terjadi cedera dan fisik menurun karena

overtraining atau kelebihan beban latihan. Untuk menghindari pemberian beban

yang berlebihan, maka harus memperhatikan cara penambahan beban yang benar.

2) Prinsip Penggunaan Beban Secara Progresif

Penggunaan beban secara progresif adalah latihan yang dilakukan dengan

menggunakan beban yang ditingkatkan secara teratur dan bertahap sedikit demi

sedikit. Pemberian beban latihan yang dilakukan secara bertahap yang kian hari

kian meningkat jumlah pembebanannya akan memberikan efektifitas kemampuan

fisik. Dengan pemberian beban, tubuh akan beradaptasi dengan beban yang

diberikan tersebut. Jika itu sudah terjadi maka beban tersebut harus ditambah

sedikit demi sedikit untuk meningkatkan kemampuan tubuh.

Peningkatan pemberian beban merupakan hal yang sangat penting dalam

meningkatkan kemampuan tubuh. Harus diperhatikan bahwa peningkatan beban

latihan yang diberikan tidak boleh terlalu berat, tapi tetap berada dalam ambang

rangsang latihan. Untuk menghindari pemberian beban yang berlebihan, maka

peningkatan beban latihan diberikan sedikit demi sedikit secara bertahap. Beban

yang diberikan harus dinaikkan terus-menerus secara teratur atau secara progresif.

Menurut Soekarman (1987:60) bahwa, “Dalam latihan, beban harus ditingkatkan

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

sedikit demi sedikit sampai maksimum. dan jangan berlatih melebihi

kemampuan”

Peningkatan beban latihan dilakukan setiap 1 minggu latihan, karena

organisme tubuh baru akan beradaptasi setelah kurun waktu 1 minggu. Hal ini

sesuai dengan pendapat Nosseck (1982) yang menyatakan bahwa “Periode

stabilitas atau adaptasi organisme terhadap rentetetan beban yang lebih tinggi

selesai dalam waktu yang berbeda, paling tidak satu atau dua minggu”. Hal ini

senada dikemukakan Suharno H.P. (1993:14) yang menyatakan bahwa,

Peningkatan beban latihan jangan dilakukan setiap kali latihan, sebaiknya dua atau tiga kali latihan baru dinaikkan. Bagi si atlet masalah ini sangat penting, karena ada kesempatan untuk beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya yang memerlukan waktu paling sedikit dua puluh empat jam agar timbul superkompensasi.

Peningkatan beban yang diberikan harus diperhitungkan dengan cermat

dan tepat. Peningkatan atau penambahan beban yang dilakukan dengan tepat akan

dapat menimbulkan adaptasi tubuh terhadap latihan secara yang tepat pula.

Dengan hal tersebut, maka hasil latihan akan optimal.

3) Prinsip Pengaturan Latihan

Dalam latihan berbeban, pemberian beban terhadap otot-otot tubuh harus

diatur sedemikian rupa sehingga latihan tersebut dapat efektif. Dalam hal ini M.

Sajoto (1995:31) mengemukakan bahwa :

Latihan hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga kelompok otot-otot besar dulu yang dilatih, sebelum otot yang lebih kecil. Hal ini dilaksanakan agar kelompok otot kecil tidak akan mengalami kelelahan lebih dulu.

Selain itu menurut M. Sajoto (1995:31) bahwa “program latihan

hendaknya diatur agar tidak terjadi dua bagian otot pada tubuh yang sama

mendapat dua kali latihan secara berurutan”. Oleh karena itu, untuk memberikan

latihan yang tepat adalah mendahulukan otot-otot yang lebih besar, kemudian

otot-otot yang kecil sebelum mengalami kelelahan. Misalnya kelompok otot

tungkai bawah dan paha dilatih lebih dahulu daripada kelompok otot lengan yang

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

lebih kecil. Mengenai pengaturan urutan kelompok otot yang dilatih dalam latihan

berbeban menurut M. Sajoto (1995:32) adalah sebagai berikut :

1. Kaki bagian atas dan pinggul 2. Dada dan lengan atas 3. Punggung dan bagian posterior kaki 4. Kaki bagian bawah dan pergelangan kaki 5. Bahu dan bagian posterior lengan atas 6. Otot perut 7. Bagian anterior lengan atas

Gambar 1. Pengaturan urutan kelompok otot yang dilatih

( M. Sajoto, 1995:32)

4) Prinsip Kekhususan

Prinsip kekhususan dapat juga disebut Principle of Specifity. Pengaruh

yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik

kondisi fisik, gerakan dan sistem energi yang digunakan selama latihan. Latihan

yang ditujukan pada unsur kondisi fisik tertentu hanya akan memberikan

pengaruh yang besar terhadap komponen tersebut. Berdasarkan hal tersebut, agar

aktifitas latihan itu mempunyai pengaruh yang baik, latihan yang dilakukan harus

bersifat khusus, sesuai dengan unsur kondisi fisik dan jenis olahraga yang akan

dikembangkan. Dalam hal ini Soekarman (1987:60) mengemukakan bahwa,

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

“latihan itu harus khusus untuk meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang

digunakan dalam cabang olahraga yang bersangkutan”.

c. Latihan Untuk Kekuatan

Cara yang paling populer dan paling berhasil dalam meningkatkan

kekuatan adalah dengan latihan-latihan tahanan (resistence exercise). Menurut

Aip Syarifudin dan Yusuf Hadisasmita (1996:108), “Latihan tahanan adalah

latihan di mana seorang atlet harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu

beban, baik itu badan atlet itu sendiri, maupun bobot dari luar (external

resistence). Latihan eksternal harus maksimal atau sub maksimal untuk menahan

beban tersebut. Beban harus sedikit demi sedikit bertambah berat, agar

perkembangan otot terjamin. Karena itu latihan tahanan harus selalu merupakan

latihan yang semakin meningkat bobot latihannya.

Bentuk beban latihan yang dapat dipergunakan dalam latihan ada

bemacam-macam. Beberapa bentuk tahanan dalam latihan misalnya : (a) tahanan

dengan berat badan sendiri, (b) tahanan berupa teman atau orang lain, (c)

Tahanan berupa gesekan, (d) tahanan berupa alat, seperti barbell dan dumbell.

Latihan tahanan menurut kontraksi ototnya dapat digolongkan dalam dua

kategori, yaitu kontraksi isotonis dan kontraksi isometris. Dalam kontraksi

isotonis akan tampak terjadi suatu gerakan dari anggota tubuh yang disebabkan

oleh karena otot memanjang dan memendek, sehingga terdapat perubahan dalam

panjangnya otot. Kontraksi ini disebut kontraksi dinamis (dynamic contraction).

Sedangkan untuk kontraksi isometris tidak tampak gerakan yang nyata karena otot

tidak memanjang atau memendek, dengan kata lain tidak ada jarak yang

ditempuh. Kontraksi demikian disebut kontraksi statis.

Meskipun telah dibuktikan bahwa kontraksi isometris dapat

mengembangkan kekuatan, latihan kekuatan yang paling populer adalah latihan

isotonis, karena bentuk latihan ini mempunyai keuntungan-keuntungan yang lebih

bila dibandingkan dengan bentuk latihan kontraksi isometrik. Keuntungan-

keuntungan tersebut menurut Aip Syarifuddin dan Yusuf Hadisasmita (1996:108)

adalah :

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

1) Ruang geraknya lebih luas, hal ini menjamin tetap terlatihnya fleksibilitas. 2) Perbaikan daya tahan bersamaan dengan perkembangan kekuatan. 3) Lebih memberikan kepuasan dalam mengatasi bobot-bobot yang ditahan, dan

yang sedikit demi sedikit bertambah. 4) Lebih memberikan kepuasan dalam menggerakkan bagian-bagian tubuh

terhadap suatu beban. 5) Gerakan-gerakannya lebih menjamin fungsi peredaran zat-zat dalam alat-alat

tubuh kita. Salah satu macam latihan tahanan isotonis yang paling populer dalam olahraga

adalah latihan beban (weight training).

2. Latihan Berbeban

Latihan beban (weight training) merupakan latihan yang cukup efektif

untuk meningkatkan kekuatan dan power otot. Sehingga untuk meningkatkan

prestasi olahraga yang memerlukan kekuatan otot, sangat efektif jika

menggunakan latihan berbeban (weight training).

Yang dimaksud dengan latihan berbeban, menurut Harsono (1988:185)

“ Latihan berbeban adalah latihan yang sistematis di mana beban hanya dipakai

sebaga alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai tujuan tertentu”.

Selanjutnya Iwan Setiawan (1994:6) berpendapat bahwa : “latihan beban yang

dilakukan secara sistematis dan fungsi beban latihan hanya untuk tujuan

menambah kekuatan otot dalam rangka memperbaiki kondisi fisik, kesehatan,

kekuatan, prestasi dalam cabang olahraga”. Sedangkan menurut M. Furqon

(1996:1) latihan berbeban adalah “suatu cara menerapkan prosedur pengkondisian

secara sistematis pada berbagai otot tubuh”. Latihan beban (weight training)

adalah latihan yang sistematis, dimana beban hanya dipakai sebagai alat untuk

menambah tahanan kontraksi otot untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu

beban yang digunakan tidak terlalu berat, namun sesuai dengan kebutuhan atlet.

Latihan beban merupakan latihan fisik dengan cara menambah beban,

yang utamanya memberikan efek terhadap otot-otot rangka dan memberikan

perubahan- perubahan secara morfologis. Sesuai dengan pendapat Nosseck

(1982:16) yang menyatakan bahwa, ”Seorang atlet yang sedang berlatih atau

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

latihan beban akan mengalami perubahan-perubahan morfologis daripada seorang

atlet yang lari menempuh jarak 15 km yang akan mengalami perubahan

fungsional dalam lari jarak jauh”.

Pelaksanaan dan penerapan latihan beban, harus dilakukandengan tepat

dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan agar tujuan latihan beban

benar-benar tercapai. Latihan beban jika dilaksanakan dengan benar kecuali dapat

mempertinggi kekuatan fisik secara keseluruhan juga dapat mengembangkan

kecepatan, daya ledak otot, kekuatan dan keuletan, yang merupakan faktor-faktor

yang penting dalam olahraga.

a. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Berlatih Beban

Latihan fisik dengan beban tidak boleh tanpa ukuran atau porsi yang tidak

tepat , tetapi harus dilakukan secara sistematis dan hati-hati. Jika latihan berbeban

dilakukan tanpa ukuran yang sesuai, kemungkinan akan menyebabkan terjadi

cedera, terganggunya pertumbuhan dan perkembangan atlet.

Agar pengaruh yang ditimbulkan dari latihan berbeban yang dilakukan

dapat efektif, latihan berbeban harus dilakukan dengan hati-hati. Pelatih harus

dengan cermat dan seksama memperhitungkan dengan tepat beban yang harus

dilakukan oleh atlet. Disamping itu pelatih harus memperhatikan kondisi fisik

yang dimiliki oleh atletnya. Dalam latihan berbeban perlu pula diperhatikan

mengenai umur seseorang boleh latihan beban. Harsono (1988:207) berpendapat

bahwa :

Cukup aman kalau melalui weight training pada umur 14 tahun asal mulai dengan beban-beban yang ringan, oleh karena tulang-tulang masih lunak dan belum sempurna perkembangan, sendi-sendi anak-anak muda belum tumbuh secara sempurna serta belum stabil.

Latihan berbeban memang cukup banyak resikonya, oleh karena itu dalam

mempergunakan peralatan, pelatih dan atlet harus mengetahui cara penggunannya

demi kebaikan dan keselamatan atlet.

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Adapun petunjuk pengamanan dalam penggunaan peralatan latihan

berbeban menurut Harsono (1988:195-196) antara lain sebagai berikut :

1) Barbells (bobot-bobot besi) harus diteliti sehingga tidak mungkin bergeser-geser, karena itu untuk kunci penahan harus kencang

2) Sikap permulaan adalah penting, perhatikan bahwa pada waktu megangkat beban dari lantai, kepala, bahu, punggung harus lurus dan pinggang rendah.

3) Setiap bentuk latihan harus dilakukan dengan gerakan yang benar.

4) Konsentrasi adalah penting untuk mampu mengeluarkan tenaga maksimal.

5) Gerakan harus smooth dan penuh tenaga, bukan mendadak atau kaku.

6) Setelah setiap set istirahat sebentar sambil meregangkan otot-otot yang baru bekerja.

7) Setiap berlatih catatlah jumlah beban yang diangkat dan jumlah repetisi yang telah dilakukan.

8) Setiap session latihan sebaiknya diakhiri dengan latihan peregangan statis dan latihan relaksasi.

Hal ini senada dengan beberapa syarat dan prinsip yang penting

diperhatikan dalam latihan beban yang menurut Aip Syarifuddin dan Yusuf

Hadisasmita (1996:109) adalah sebagai berikut :

1) Latihan beban harus didahului oleh pamanasan yang menyeluruh.

2) Prinsip beban lebih harus diterapkan.

3) Sebagai patokan, dianjurkan untuk melakukan tidak lebih dari 12 dan tidak kurang dari 8 ulangan untuk setiap bentuk latihan.

4) Setiap mengangkat, mendorong atau menarik beban, harus dilaksanakan dengan teknik yang benar.

5) Ulangan angkatan sedikit, dengan beban maksimum akan menghasilkan adaptasi terhadap kekuatan, artinya akan membentuk kekuatan sedangkan ulangan banyak dengan beban ringan pada umumnya akan mengasilkan perkembangan daya tahan otot.

6) Setiap bentuk latihan harus dilakukan dalam ruang gerak seluas-luasnya, yaitu sampai batas gerak sendi-sendi, sehingga otot-otot agak terasa tertarik.

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

7) Setelah latihan, pengaturan pernapasan harus diperhatikan

8) Pada akhir melakukan suatu bentuk latihan, atlet harus berada dalam keadaan lelah otot lokal yang berlangsung hanya untuk sementara.

9) Latihan beban setidaknya dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat.

10) Latihan beban harus diawasi oleh pelatih yang mengerti betul dengan latihan beban.

Program latihan berbeban harus disusun dan dilaksanakan dengan baik dan

benar. Jika latihan berbeban dapat dlakukan dengan baik dan benar maka ini

merupakan pengamanan bagi atlet itu sendiri. Hal-hal yang telah diuraikan diatas

perlu diperhatikan dan dipenuhi agar latihan yang dilakukan dapat mencapai hasil

yang diinginkan.

b. Penyusunan Program Latihan Berbeban

Latihan beban akan memberikan manfaat pada aspek yang dilatih jika

dalam pelaksanaan dan penerapannya dilakukan dengan tepat dan memenuhi

prinsip-prinsip

latihan beban yang telah disarankan. Dalam menyusun program latihan harus

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan latihan.

Menurut M. Sajoto (1995:33-35) , hal-hal yang harus diperhatikan dalam latihan

beban yaitu : “(1) Jumlah beban, (2) Repetisi dan set (3) Frekuensi dan lama

latihan “.

1) Jumlah Beban

Jumlah beban yang harus diberikan dalam latihan harus tepat. Berkaitan

dengan jumlah beban yang harus diberikan dalam latihan kekuatan, Nosseck

(1982:46) mengelompokkan menjadi tiga tujuan yaitu “ (a) kekuatan maksimum,

(b) kekuatan kecepatan, dan (c) ketahanan kekuatan”. Beban yang diberikan

dalam latihan kekuatan berbeda-beda, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Unsur kondisi fisik yang diperlukan meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

terutama kekuatan maksimal, menurut Nosseck (1982:55) bebannya adalah “80-

100% dari beban maksimum”.

Dalam penelitian ini tujuan yang akan dicapai adalah untuk meningkatkan

kekuatan otot tungkai. Beban yang akan diberikan adalah 80-90% dari beban

kekuatan maksimum. Jumlah beban ini disesuaikan dengan usia sampel penelitian

yang berkisar antara 13-15 tahun, sehingga beban yang diangkat tidak boleh

sampai 100% dari beban maksimal. Beban awal yang harus diberikan kepada tiap

individu berbeda-beda. Beban awal yang diberikan kepada tiap individu dihitung

sesuai dengan kemampuan maksimal masing-masing atlet.

2) Repetisi dan Set

Repetisi adalah jumlah ulangan mengangkat suatu beban, sedangkan set

adalah suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi. Penentuan jumlah repetisi dan

set disesuaikan dengan tujuan latihan, yaitu meningkatkan kekuatan. Latihan

untuk meningkatkan kekuatan maksimal, menurut Nosseck (1982:55) yaitu,

“dengan jumlah repetisi 6 - 10 kali, 3-4 set, dengan istirahat antar set 2-4 menit”.

Menurut O Shea dalam M.Sajoto (1995:70) “apabila menggunakan beban

maksimal maka waktu istirahat antara repetisi atau set adalah 2 menit, sedang

untuk beban ringan atau menengah adalah ½ - 1 menit”. Adapun menurut M.

Sajoto (1995:34) latihan dengan beban dapat dilakukan dengan “10-12 repetisi

untuk 3-4 set”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan

beban untuk meningkatkan kekuatan adalah dengan jumlah repetisi 6-10 kali, 3-4

set dan istirahat antar set 2-4 menit.

c. Latihan Berbeban Untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Tungkai

Otot tungkai memiliki penampang otot yang besar pada bagian pangkal

paha dan kecil namun kuat pada bagian tumit pergelangan kaki. Otot-otot dari

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

pangkal paha sampai tumit saling mendukung gerak tungkai. Untuk meningkatkan

kekuatan otot-otot pendukung gerak tungkai diperlukan latihan yang tepat.

Salah satu bentuk latihan yang tepat untuk kekuatan otot tungkai adalah

latihan berbeban. Jenis latihan beban tersebut antara lain reguler leg press, upper

leg press, leg extension, leg curl dan half squat. Latihan berbeban yang sesuai

untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah half squat. Menurut M. Furqon

(1996:112) latihan half squat ini terutama dapat “ mengembangkan otot-otot paha

bagian depan dan kaki bagian bawah “ .

Latihan half squat dipilih karena sampel penelitian ini adalah siswa

dengan usia antara 13-15 tahun. Pada usia ini siswa dalam masa pertumbuhan

dimana tulang dan otot tubuh mulai tumbuh. Oleh karena itu latihan berbeban

yang diberikan tidak melebihi beban maksimal yang dianjurkan, karena dapat

mengganggu pertumbuhan tubuh siswa. Dengan gerak half squat yang hanya

setengah dari gerak squat, otot tungkai siswa dapat ditingkatkan kekuatannya

secara tepat dan mengurangi rasa sakit pada persendian lutut karena beban yang

diangkat.

Pelaksanaan dari latihan half squat adalah sebagai berikut :

1) Sikap awal :

Berdirilah dengan kaki terbuka selebar bahu. Peganglah barbell dengan

pegangan overhand dibelakang leher dan disandarkan di bahu.

2) Gerakan :

Tekuklah lutut untuk melakukan half squat (kurang lebih 90 derajat ).

Kembali ke posisi awal.

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Gambar 2. Pelaksanaan latihan half squat

( M. Furqon, 1996:112)

3. Latihan Berbeban Linear.

Latihan berbeban dengan beban meningkat secara linear yaitu beban

latihan ditingkatkan secara bertahap dan meningkat secara terus menerus.

Peningkatan kekuatan secara terus menerus hanya dapat dicapai dengan

peningkatan beban latihan. Berdasarkan hal tersebut maka beban latihan harus

ditingkatkan terus secara progresif. Peningkatan beban latihan dilakukan setelah

tiga kali latihan.

Gambaran mengenai peningkatan beban secara linear dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 3. Latihan Berbeban Dengan beban Meningkat Secara Linear

( Bompa, 1990:48 )

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Peningkatan beban secara linear didasarkan pada peningkatan beban

secara progresif dan terus menerus, dan berdasarkan pada prinsip overload. M.

Sajoto (1995:31) menyatakan bahwa, “Dalam latihan harus ada peningkatan atau

penambahan beban kerja secara progresif”. Apabila dalam pelaksanaan latihan,

beban tidak dinaikkan maka superkompensasi tidak terbentuk dan terjadi stagnasi

prestasi.

Tiap latihan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal ini menyebabkan

seorang pelatih memilih jenis latihan yang tepat untuk atlitnya berdasarkan

kelebihan dan kekurangan suatu metode latihan. Demikian pula untuk latihan

beban linear terdapat kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari latihan linear berdasarkan kesimpulan yang diambil dari

pendapat beberapa ahli adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas fungsional sistem didalam tubuh meningkat

2. Kekuatan daya tahan otot semakin meningkat

3. Beban latihan meningkat teratur

Sedangkan untuk kekurangan dari latihan linear adalah sebagai berikut :

1. Kesempatan organisme untuk regenerasi sedikit

2. Persiapan kondisi tubuh untuk mengantisipasi peningkatan beban latihan

kurang.

3. Pemulihan energi secara fisiologis relatif sedikit.

4. Latihan Berbeban Non Linear

Latihan pembebanan non-linear ini dapat pula disebut dengan “sistem

tangga (step- type approach) (Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin, 1996 : 134).

Latihan dengan peningkatan beban secara non-linear yaitu suatu latihan dengan

peningkatan beban latihan yang dilakukan secara bertahap tetapi terdapat fase

peningkatan dan penurunan beban latihan ( bergelombang ). Yusuf Hadisasmita &

Aip Syarifuddin (1996:134) menyatakan bahwa, “ agar adaptasi terhadap latihan

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

dapat dicapai dengan baik, maka penerapannya harus diselingi dengan masa-masa

pemulihan atau penurunan intensitas dan volume latihan”.

Yang dimaksud dengan cara penambahan beban dalam latihan yang

disusun secara berjenjang, bergelombang yaitu bergantian antara jenjang naik

disuatu saat dan jenjang turun disaat yang lain. Beban bertambah secara bertahap

dan bergelombang atau non-linear memberi kesempatan kepada organisme untuk

melakukan regenerasi yang memungkinkan atlet untuk mengakumulasi cadangan

fisiologis serta psikologisnya dalam mengantisipasi peningkatan beban latihan

berikutnya.

Gambaran mengenai pembebanan secara non-linear dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 4. Latihan Berbeban Dengan Peningkatan Beban Secara Non-Linear

( Bompa, 1990:47)

Dalam pembebanan non-linear ini setelah tiga kali latihan beban

ditingkatkan kemudian dilanjutkan satu persiapan penurunan atau fase tanpa

beban. Fase penurunan beban ini sangat baik untuk memberikan kesempatan pada

organisme tubuh untuk melakukan regenerasi.

Kelebihan dari latihan berbeban non-linear adalah sebagai berikut :

1. Adanya regenerasi organisme dalam tubuh

2. Persiapan kondisi tubuh dalam peningkatan beban semakin matang

3. Dapat mengembalikan energi secara fisiologis

1

2

3

4

5

6

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Sedangkan kekurangan dari latihan non-linear adalah :

1. Kekuatan daya tahan kurang berkembang

2. Peningkatan beban tidak teratur

3. Peningkatan kekuatan fungsional sedikit

5. Anthropometri

Anthropometri adalah cabang ilmu yang mengkaji tentang pertumbuhan

dan pegukuran tubuh manusia Menurut Barham (1973) dalam Soeharsono (1993),

“Anthropometri adalah ilmu pengetahuan tentang permasalahan pengukuran

terhadap berat (weight), ukuran (size) dan proporsi tubuh manusia serta bagian-

bagiannya (proportions of the human body and its parts). Sehingga bagian-bagian

anthropometri menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:72-75)

terdiri dari :

a. Berat badan, dapat dibedakan menjadi 2 komponen pokok yaitu :

1) Komponen lemak (fat component)

2) Komponen bebas lemak (fat free component)

b. Ukuran badan (body size), yang meliputi :

1) Dimensi linear dari badan,

2) Lilitan (lingkaran) dari badan

3) Bagian badan (the girth/circumference/of body parts)

4) Daerah permukaan badan (the body surface area)

Adapun menurut Sugiyanto (2003:35) “pengukuran anthropometri

meliputi tinggi badan, berat badan, besarnya penampang, kelebaran dan panjag

bagian-bagian tubuh”. Pertumbuhan fisik dapat diketahui melalui pengukuran

dalam hal-hal tersebut yang dilakukan secara berkala sejak bayi. Dengan

mengetahui peningkatan ukuran dari waktu ke waktu maka dapat diketahui

pertumbuhannya.

Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau

tidak, bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang

bersangkutan dengan ukuran tubuh anak-anak seusia pada umumnya. Apabila

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

anak yang bersangkutan memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak

yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju.

Sebaliknya bila ukurannya lebih kecil maka pertumbuhannya lambat.

Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh erat kaitannya dengan

keterbentukan setiap individu kearah tipe bentuk tubuh tertentu. Bentuk tubuh

seseorang merupakan wujud dari perpaduan antara tinggi badan, berat badan serta

berbagai ukuran anthropometri lainnya yang ada pada seseorang. Variasi dari

ukuran-ukuran bagian tubuh akan membentuk kecenderungan tipe bentuk tubuh.

Pada masa anak besar kecenderungan setiap anak untuk tumbuh kearah tipe tubuh

tertentu mulai terlihat, namun masih belum begitu jelas. Kecenderungan itu akan

makin jelas pada masa adolesensi atau masa dewasa.

Sheldon dalam Sugiyanto (2003:53) berhasil membuat cara untuk

mengklasifikasi tipe tubuh menjadi 3 tipe tubuh yang ekstrim, yaitu :

1. Tipe Mesomorph ( sedang, tubuh berotot, tangkas)

2. Tipe Endomorph (pendek, gemuk, kurang lincah)

3. Tipe Ectomorph (tinggi, kurus,pendiam)

Dalam kenyataannya, tipe tubuh yang dimiliki oleh setiap orang seringkali

sulit untuk diklasifikasi dalam satu dari ketiga tipe tubuh tersebut secara pasti dan

pada umunya hanya berupa kecenderungan kearah tipe tubuh tertentu atau

merupakan perpaduan dari ketiga tipe tubuh.

Dari ketiga tipe tubuh diatas, sama-sama memiliki anggota-anggota tubuh

yang mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan seseorang dalam

melakukan aktifitas sehari-hari. Anggota-anggota tubuh tersebut antara lain

kepala, badan, dan anggota gerak atas dan bawah.

Salah satu anggota gerak tubuh adalah anggota gerak bawah yang

berfungsi untuk menopang tubuh pada saat melakukan gerak. Anggota gerak

bawah adalah tungkai dengan bagian-bagiannya yaitu tungkai bawah dan tungkai

atas. Dari masing-masing bagian mempunyai tulang, sendi, otot dan saraf yang

saling bekerjasama pada saat tungkai bergerak.

Tubuh manusia yang dibentuk oleh tulang-tulang,sendi-sendi dilekati otot

dan digerakkan atas perintah dari saraf-saraf. Bentuk tubuh sangat dipengaruhi

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

oleh tulang-tulang dan otot-otot. Melalui tulang-tulang dan otot-otot dapat dilihat

bentuk tubuh seseorang tinggi, sedang, pendek, kurus, gemuk, dan sebagainya.

Tetapi bagian yang sangat terlihat adalah otot. Besar kecilnya otot tergantung

pada tulang yang dilekati dan fungsi otot tersebut, misalnya otot besar terdapat

pada tulang lengan atas atau otot bisep yang berfungsi sebagai penggerak aktif

dari tulang lengan atas.

Otot tungkai merupakan salah satu otot terbesar, terutama otot kuadrisep

yang berada di tungkai atas atau paha bagian depan. Otot ini berfungsi sebagai

penggerak aktif dari kerangka anggota gerak bawah yang merupakan penyangka

tubuh. Seperti yang telah disebutkan diatas, otot tungkai memiliki berbagai

macam jenis otot yang saling bekerjasama dalam melakukan gerak. Jenis gerak

yang dilakukan oleh otot tungkai juga tergantung pada kekuatan otot tungkai,

misalnya pemain bola voli mempunyai kekuatan otot tungkai yang besar untuk

melompat pada saat melakukan smes.

6. Kekuatan Otot

a. Pengertian Kekuatan Otot

Kekuatan merupakan kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau

beban, menahan atau memindahkan beban dalam menjalankan aktifitas olahraga.

Kekuatan otot merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang penting dalam

kehidupan sehari-hari terutama untuk aktifitas fisik seperti olahraga. Menurut

Suharno HP. (1978:21), “Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat

mengatasi tahanan atau beban dalam melakukan aktifitas”. Tingkat kekuatan otot

yang tinggi sangat bermanfaat bagi aktifitas olahraga, karena kekuatan otot

merupakan salah satu unsur yang penting guna meningkatkan kondisi fisik.Ada

tiga alasan yang mendasar pentingnya kekuatan menurut Harsono (1988:177)

yaitu :

1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik.

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2) Kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet atau orang

dari kemungkinan cedera.

3) Dengan kekuatan, atlet akan dapat berlari lebih cepat, melempar dan

menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat

membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.

Kekuatan otot sendiri menurut Nosseck (1982:54) terdiri dari tiga macam, yaitu :

1) Kekuatan Maksimal : adalah kemampuan otot dalam kontraksi maksimal serta

dapat melawan atau menahan dan memindahkan beban maksimal pula.

2) Kekuatan Daya Ledak ( Explosive Power ) : adalah kemampuan otot untuk

mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi.

3) Kekuatan Daya Tahan ( Power Endurance ) : adalah kemampuan tahan

lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi

intensitasnya.

Berdasarkan jenis kekuatan tersebut, berbagai macam aktifitas dapat dilakukan

sesuai dengan kebutuhan masing-masing, seperti mengangkat beban, melompat,

lari, dan sebagainya.

Untuk dapat meningkatkan kekuatan otot, perlu dipertimbangkan beberapa

faktor penentunya. Menurut Nosseck (1982:65) faktor-faktor penentu baik

tidaknya kekuatan otot adalah :

1) Besar kecilnya potongan melintang otot 2) Jumlah serabut otot yang turut bekerja dalam melawan beban. 3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh. 4) Keadaan zat kimia dalam otot. 5) Umur. 6) Jenis kelamin. Dengan berbagai faktor tersebut, dapat diketahui besarnya kekuatan yang di miliki

seseorang dan dapat dicari upaya peningkatannya.

b. Kekuatan Otot Tungkai

Yang dimaksud dengan tungkai adalah anggota gerak badan bagian bawah

yang terdiri dari tulang anggota gerak bawah bebas ( sceleton extremitas inferior

liberae ). Adapun menurut Prof. Drs. Soedarminto (1992:60) tulang-tulang

anggota gerak bawah bebas terdiri dari :

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

1) Femur ( tulang paha )

2) Crus / crural ( tungkai bawah ) :

a. tibia

b. fibula

3) Ossa pedis :

a. Ossa tarsalia :

Tulang-tulang pergelangan kaki yang terdiri dari 7 buah tulang.

b. Ossa metatarsalia :

Tulang-tulang telapak kaki yang terdiri dari 5 buah tulang.

c. Ossa palangea digitorum pedis :

Tiap-tiap jari terdiri dari tiga ruas tulang kecuali ibu jari hanya terdiri dari

dua ruas tulang.

Sebagai tulang anggota gerak bawah bebas ( sceleton extremitas inferior

liberae) tungkai bawah mempunyai tugas yang sangat penting untuk melakukan

gerak. Namun untuk dapat melakukan gerak tersebut secara sistematis, harus

merupakan hasil dari gerak yang dilakukan oleh adanya suatu sistem penggerak,

yang meliputi : otot, tulang, sendi dan saraf. Dalam hal ini, otot-otot tungkai, dan

articulatio coxae, articulatio genus, articulatio talo cruralis.

Ada tiga otot penggerak tungkai, dimana masing-masing otot penggerak terdiri

dari beberapa otot, yaitu :

1) Otot penggerak paha : iliopsoas, rectus femoris, gluteus maximus, gluteus

medius, gluteus minimus, tensor fascialatae, piriformis, adductor brevis,

adductor longus, adductor magnus, gracilis.

2) Otot penggerak tungkai bawah : rectus femoris, vastus lateralis, vastus

medialis, vastus intermedius, sartorius, biceps femoris, semitendonisus, semi

membranosus.

3) Otot penggerak kaki : tibialis anterior, gastrocnemius, soleus, peroneus

longus, peroneus brevis, tibialis posterior, peroneus tertius.

Dari bermacam-macam otot tersebut ditambah dengan tulang ,sendi, dan saraf,

tungkai dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan.

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Menurut Sugiyanto (1994:39) ”kekuatan otot adalah kualitas yang

memungkinkan pengembangan ketegangan otot-otot dalam kontraksi maksimal

atau bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakangaya tegang untuk

melawan beban atau hambatan. Sedangkan menurut M. Sajoto(1995:8) “kekuatan

adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam

mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja”.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa kekuatan

otot tungkai adalah kemampuan dari otot atau sekelompok otot tungkai untuk

dapat mengatasi tahanan atau berkontraksi melawan beban dalam menjalankan

berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mendapatkan kekuatan otot yang maksimal harus dilatih secara

teratur. Kekuatan otot tungkai dapat dilatih dengan latihan beban (weight

training). Dengan otot-otot tungkai yang kuat, maka akan membantu dalam

pencapaian prestasi dibidang olahraga.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat

diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut :

1) Perbedaan Pengaruh Latihan Berbeban Dengan Latihan Berbeban Linear

dan Non-Linear

Latihan berbeban dengan latihan berbeban linear dan non-linear

merupakan salah satu bentuk latihan beban dengan menekankan pada beban yang

akan ditingkatkan. Latihan berbeban linear adalah suatu latihan dengan beban

latihan ditingkatkan secara bertahap dan meningkat secara terus menerus. Dalam

latihan ini setelah 3 kali latihan beban dalam 1 minggu, beban bisa ditambah

sesuai kebutuhan siswa, demikian seterusnya sampai 6 minggu latihan selesai.

Sedangkan latihan dengan peningkatan beban secara non-linear yaitu

suatu latihan dengan peningkatan beban latihan yang dilakukan secara bertahap

tetapi terdapat fase peningkatan dan penurunan beban latihan ( bergelombang ).

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Beban latihan terus meningkat selama 3 minggu latihan. Pada minggu keempat

terdapat penurunan beban latihan, kemudian beban meningkat lagi pada minggu

kelima dan keenam.

Perbedaan peningkatan beban latihan dari kedua metode latihan diatas

akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap peningkatan kekuatan

otot tungkai. Perbedaan perlakuan yang diberikan selama proses latihan akan

menimbulkan hasil yang berbeda pula terhadap hasil latihan.

2) Perbedaan Pengaruh Anthropometri Lingkar Paha dengan Peningkatan

Kekuatan Otot Tungkai

Tungkai merupakan anggota gerak tubuh bagian bawah yang digunakan

manusia untuk bergerak. Tungkai terdiri dari tulang, otot, sendi, dan saraf yang

saling bekerjasama untuk melakukan gerak. Dari besarnya otot tungkai dapat

diketahui kekuatan otot tungkai yang dimiliki oleh seseorang.

Berdasarkan pengukuran anthropometri, besarnya otot tungkai diukur pada

lingkar paha, yaitu diantara sepertiga paha dibawah tulang pinggul dan dua pertiga

paha diatas tulang patella. Pada umumnya semakin besar massa otot tungkai

seseorang, semakin besar pula kekuatan otot tungkainya.

Kekuatan otot tungkai yang besar memberikan banyak manfaat dalam

berolahraga. Dengan otot tungkai yang kuat, seseorang dapat melakukan berbagai

macam gerak seperti berjalan, berlari, melompat, meloncat, berenang dan

sebagainya. Berbagai macam gerak diatas banyak terdapat pada cabang-cabang

olahraga seperti atletik, sepakbola, bola voli, renang dan banyak lagi.

3) Interaksi Latihan Berbeban dan Anthropometri Lingkar Paha Terhadap

Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai

Latihan beban merupakan latihan fisik dengan cara menambah beban,

yang utamanya memberikan efek terhadap otot-otot rangka dan memberikan

perubahan- perubahan secara morfologis pada tubuh manusia. Metode latihan

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

beban yang diterapkan pada siswa akan memberikan pengaruh yang berbeda

sesuai jenis metode latihannya.

Latihan berbeban linear merupakan metode latihan beban dengan

peningkatan beban terus menerus sampai waktu yang telah ditentukan. Sedangkan

latihan beban non-linear merupakan suatu latihan dengan peningkatan beban

latihan yang dilakukan secara bertahap tetapi terdapat fase peningkatan dan

penurunan beban latihan (bergelombang). Secara metodis metode latihan tersebut

diatas akan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai.

Disisi lain untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai tidak hanya

dipengaruhi oleh metode latihan saja. Faktor yang dapat mempengaruhi besarnya

peningkatan kekuatan otot tungkai, salah satunya adalah faktor anthropometri

tubuh bagian tungkai khususnya lingkar paha. Besar lingkar paha merupakan

bagian tubuh yang mempunyai peran penting mendukung peningkatan kekuatan

otot tungkai. Oleh karenanya metode latihan berbeban yang digunakan hendaknya

dengan besar lingkar paha yang dimiliki siswa harus mampu dimanfaatkan secara

optimal.

Dari kedua variabel ini masing-masing dapat mempengaruhi terhadap

peningkatan kekuatan otot tungkai. Metode latihan berbeban linear dan non-linear

mempengaruhi anthropometri lingkar paha. Dengan demikian diduga antara

metode latihan berbeban dan anthropometri lingkar paha ada interaksi terhadap

peningkatan kekuatan otot tungkai

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh latihan berbeban linear dan non-linear terhadap

peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4

Sragen tahun pelajaran 2006/2007

2. Ada perbedaan pengaruh antara anthropometri lingkar paha besar dan

anthropometri lingkar paha kecil terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai

pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007.

3. Tidak ada interaksi antara latihan berbeban dan besarnya anthropometri

lingkar paha terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra

kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007.

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Sragen dan di Cha-Cha Gym

& Fitness Sragen.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Maret

2007, dengan frekuensi latihan tiga kali dalam satu minggu.

B. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dasar

penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan

memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 x 2. Rancangan

faktorial adalah rancangan dimana bisa dimasukkan dua variabel atau lebih untuk

memanipulasi secara simultan. Dengan rancangan ini bisa diteliti pengaruh setiap

variabel independen terhadap variabel dependen, dan juga pengaruh interaksi

antara variabel-variabel independen (Sugiyanto1995:30).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan berbeban

linear dan latihan berbeban non-linear, pengaruh besar anthropometri lingkar

paha, dan interaksi antara latihan berbeban dan besar anthropometri lingkar paha

terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai. Rancangan penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Latihan berbeban

Anthropometri

lingkar paha

Linear

(A1)

Non Linear

(A2)

Besar (B1) A1B1 A2B1

Kecil (B2) A1B2 A2B2

Keterangan :

A1B1 = Kelompok latihan peningkatan otot tungkai dengan latihan berbeban

linear dan memiliki anthropometri lingkar paha besar.

A1B2 = Kelompok latihan peningkatan kekuatan otot tungkai dengan latihan

berbeban linear dan memiliki anthropometri lingkar paha kecil.

A2B1 = Kelompok latihan peningkatan kekuatan otot tungkai dengan latihan

berbeban non-linear dan anthropometri memiliki lingkar paha besar.

A2B2 = Kelompok latihan peningkatan kekuatan otot tungkai dengan latihan

berbeban non-linear dan memilki anthropometri lingkar paha kecil.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu

variabel terikat (dependen) yaitu :

1. Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain:

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu :

a. Latihan berbeban dengan latihan linear

b. Latihan berbeban dengan latihan non-linear

2. Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada sampel dan menjadi sifat

dari sampel tersebut. Variabel atributif dalam penelitian ini adalah

anthropometri lingkar paha yang dibedakan antara anthropometri lingkar paha

besar dan anthropometri lingkar paha kecil.

3. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kekuatan otot tungkai.

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

D. Definisi Operasional Variabel

1. Latihan Linear

Latihan linear yaitu latihan dengan beban latihan yang ditingkatkan secara

bertahap dan meningkat secara terus menerus. Beban akan ditingkatkan setelah

tiga kali latihan.

2. Latihan Non-Linear

Latihan non-linear yaitu suatu latihan dengan peningkatan beban latihan

yang dilakukan secara bertahap tetapi terdapat fase peningkatan dan penurunan

beban latihan ( bergelombang ). Beban latihan meningkat selama tiga minggu

latihan, pada minggu keempat terjadi penurunan beban latihan dan beban latihan

meningkat kembali untuk minggu kelima dan keenam.

3. Anthropometri Lingkar Paha

Anthropometri lingkar paha adalah besarnya lingkar paha yang dihitung

pada tungkai bagian atas yaitu paha sepertiga bagian dibawah tulang panggul dan

dua pertiga bagian diatas tulang patella.

4. Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan dari otot tungkai untuk dapat

mengatasi tahanan atau beban dalam melakukan aktifitas.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas II SMP Negeri 4

Sragen tahun pelajaran 2006/2007 sebanyak 100 orang yang terbagi atas enam

kelas.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random

sampling. Sampel diambil 40 orang, kemudian stratifiednya adalah anthropometri

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

lingkar paha besar dan anthropometri lingkar paha kecil, kemudian

dikelompokkan secara random sesuai rancangan faktorial 2 x 2 yaitu menjadi 2

kelompok.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes

dan pengukuran meliputi pengukuran anthropometri lingkar paha dan tes kekuatan

otot tungkai dengan Back and Leg Dynamometer.

G. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh, teknik pengolahannya menggunakan

ANOVA Rancangan 2 x 2. Sebelum menguji dengan ANOVA Rancangan 2 x 2,

terlebih dulu digunakan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji

normalitas dan uji homogenitas, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji Prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Uji Normalitas ( Metode Lilliefors )

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.

Langkah-langkah :

1) Pengamatan X1, X2, X3,……..Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,

Z3,……..Zn dengan menggunakan rumus:

Zi = { Xi – X} / SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan

simpangan baku.

2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (Z ≤ Zi)

4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu: S

(Zi) = i/n

5) Mencari selisih antara F (Zi) – S (Zi) dan ditentukan harga mutlaknya.

6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.

Rumusnya : Lo = | F (Zi) – S (Zi) | maksimum

Kriteria:

Lo ≤ Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

a) Uji Homogenitas (Metode Bartlett)

Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah

pengujiannya sebagai berikut:

1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok sampel :

dk (n-1), 1/sk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.

2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel

Rumusnya : SD2 = )1(

)1...............)1(( 2

−−

nSdn i

B = log 2iSd (n – 1)

3) Menghitung X2

Rumusnya : X2 = (Ln) B – (n-1) Log Sdi 1 ………..(2)

Dengan (Ln 10) = 2,3026

Hasilnya (X2 hitung) kemudian dibandingkan dengan (X2 tabel), pada taraf

signifikansi α = 0,05 dan dk (n –1).

4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima

Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2

tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2. Analisis Data

a. ANOVA Rancangan Faktorial 2 x 2

1) Metode AB untuk Perhitungan ANOVA Dua Faktor

Tabel Ringkasan ANOVA untuk Eksperimen faktorial 2 x 2

Sumber Variansi JK db RJK Fh Ft

A JKA a - 1 JKA / dbA RJKA / RJKe

B JKB b - 1 JKB / dbB RJKB / RJKe

AB JKAB (a-1)(b-1) JKAB / dbAB RJKAB / RJKe

Error JKe G (n-1) JKe / dbe

Total JKT Nt - 1

Keterangan:

A = Antar Kolom Perlakuan A

B = Antar Baris Perlakuan B

N = Jumlah Sampel

Langkah-langkah perhitungan:

a) Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)

- Jumlah Kuadrat Total (JKt)

JKt = ∑Xt2 -

( )NX 2

t∑

- Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKak)

JKak = ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

nX

nX

nX

nX

nX 2

t2

42

32

22

1 ∑∑∑∑∑ −+++

- Jumlah Kuadrat Kesalahan/Error (JKe)

JKe = JKt - JKak

- Jumlah kuadrat Antar Kolom Kelompok Perlakuan (JKA)

JKA = ( ) ( ) ( )

NX

nX

nX 2

t

a2

2a2

a1

2a1 ∑∑∑ −+

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

- Jumlah Kuadrat Antar Baris Kelompok Perlakuan (JKB)

JKB = ( ) ( ) ( )

NX

nX

nX 2

t

b2

2b2

b1

2b1 ∑∑∑ −+

- Jumlah Kuadrat Interaksi (JKAB)

JKAB = JKak – JKA - JKB

b) Perhitungan Derajat Bebas (db)

- Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Total (dbt)

dbt = Nt – 1

- Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (dbak)

dbak = G – 1

- Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kesalahan/Error (dbe)

dbc = G (n – 1)

- Derajat Bebas Kuadrat Antar Kolom Kelompok Perlakuan (JKA)

dbA = a – 1

- Derajat Bebas Kuadrat Antar Baris Kelompok Perlakuan (JKB)

dbB = b – 1

- Derajat Bebas Interaksi (JKAB)

dbAB = (a – 1) (b – 1)

c) Perhitungan Rata-rata Jumlah Kuadrat

- Rata-rata Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKak)

RJKak = ak

ak

dbJK

- Rata-rata Jumlah Kuadrat Kesalahan (JKe)

RJKe = e

e

dbJK

- Rata-rata Jumlah Kuadrat Antar Kolom Kelompok Perlakuan (JKA)

RJKA = A

A

dbJK

- Rata-rata Jumlah Kuadrat Antar Baris Kelompok Perlakuan (JKB)

RJKB = B

B

dbJK

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

- Rata-rata Jumlah Interaksi (JKAB)

RJKAB = AB

AB

dbJK

d) Perhitungan Rasio – F

- Rasio F untuk Perlakuan Metode Latihan (F-A)

F-A = e

A

RJKRJK

- Rasio F untuk Perlakuan Metode Latihan (F-A)

F-B = e

B

RJKRJK

- Rata-rata Jumlah Interaksi (JKAB)

F-AB = e

AB

RJKRJK

2) Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika F ≥ F (1 - α) (V1 – V2), maka hipotesis nol ditolak

Jika F < F (1 - α) (V1 – V2), maka hipotesis nol diterima dengan : dk pembilang

V1 (K – 1) dan dk penyebut V2 = (n1 + ……..nk – k) α = taraf signifikan untuk

pengujian hipotesis.

b. Uji Rentang Newman – Keuls Setelah ANOVA

Menurut Sudjana (1994:36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman-Keuls

adalah sebagai berikut :

1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil

sampai yang terbesar

2) Dari rangkaian ANOVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.

3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus :

Sy = RJKE(Kekeliruan) RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman

N

ANOVA.

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

4) Tentukan taraf signifikan α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji

Newman-Keuls, diambil V = dk dari RJK (Kekeliruan) dan P = 2,3,…,k.

Harga-harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P

supaya dicatat.

5) Kalikan harga-harga yang didapat dititik……..di atas masing-masing dengan

Sy dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan

yang terkecil (RST).

6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih

rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-1), dan

seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua

rata-rata terkecil dengan RST untuk P = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua

dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-2), dan

seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada 1/2K(k-1) pasangan yang

harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar daripada

RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata perlakuan

c. Hipotesa Statistik

Hipotesa 1 H0 = µ A1 ≥ µ A2

HA = µ A1 < µ A2

Hipotesa 2 H0 = µ B1 ≥ µ B2

HA = µ B1 < µ B2

Hipotesa 3 H0 = Interaksi A x B = 0

HA = Interaksi A x B ≠ 0

Keterangan:

µ = Nilai rata-rata

A1 = Latihan berbeban linear

A2 = Latihan berbeban non-linear

B1 = Anthropometri lingkar paha besar

B2 = Anthropometri lingkar paha kecil

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian beserta interprestasinya akan disajikan secara ringkas pada

bab ini. Pada tahap awal hasil analisis data menggunakan statistik deskripitif, dan

dilanjutkan pengujian hasil penelitian dengan statistik inferensial yang merupakan

pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik analisis

varians (ANOVA) yang memerlukan pengujian persyaratan analisis, maka

disajikan pula hasil uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan

hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil tes kekuatan otot tungkai pada siswa

putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun pelajaran 2006/2007, yang dilakukan

sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

Tabel 1. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Kekuatan Otot

Tungkai Menurut Kelompok Penelitian

Perlakuan

Tingkat Anthropometri Lingkar Paha

Statistik

Tes Awal

Tes Akhir

Peningkatan

Besar

Jumlah Mean SD

705 70,5 20,27

930 93,0 22,14

225 22,5 6,77

Latihan Berbeban Linear

Kecil

Jumlah Mean SD

560 56,0 12,65

775 77,5 17,83

215 21,5 10,01

Besar

Jumlah Mean SD

690 69,0 13,09

865 86,5 17,65

175 17,5 10,61

Latihan Berbeban Non-Linear

Kecil

Jumlah Mean SD

570 57,0 21,37

720 72,0 24,63

150 15,0 6,67

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan latihan berbeban

dengan latihan linear dan latihan non-linear dibandingkan, maka dapat

diketahui bahwa kelompok latihan berbeban dengan latihan linear sebesar

lebih besar daripada kelompok latihan berbeaban dengan latihan non-linear.

2. Jika antara kelompok siswa yang mempunyai anthropometri lingkar paha

besar dan anthropometri lingkar paha kecil dibandingkan, maka dapat

diketahui bahwa kelompok siswa yang mempunyai anthropometri lingkar

paha besar sama dengan kelompok siswa yang mempunyai anthropometri

lingkar paha kecil.

3. Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil peningkatan

kekuatan otot tungkai sebelum dan sesudah diberi perlakuan, maka dapat

dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut :

63.25 6369.5

56.5

8579.25

89.75

74.75

21.7516.25 20.25 18.25

0102030405060708090

100

K.L.L K.L.N-L ALPbsr ALPkcl

Pre TPost TNP

Gambar 5. Grafik Nilai Rata-Rata Kekuatan Otot Tungkai Berdasarkan Tiap

Kelompok Perlakuan dan Tingkat Anthropometri Lingkar Paha

Keterangan :

K.LL : Latihan Linear

K.L.N-L : Latihan Non-Linear

ALPbsr : Anthropometri Lingkar Paha Besar

ALPkcl : Anthropometri Lingkar Paha Kecil

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

4. Agar nilai rata-rata peningkatan kekuatan otot tungkai yang dicapai tiap

kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan kekuatan otot

tungkai pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk grafik sebagi

berikut :

22.5 21.5

17.515

0

5

10

15

20

25

A1B1 A1B2 A2B1 A2B2

Nilai Rt

Gambar 6. Grafik Nilai Rata-rata Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai Antara

Kelompok Perlakuan.

Keterangan :

A1B1 : Kelompok latihan berbeban dengan latihan linear siswa yang memiliki

anthropometri lingkar paha besar

A1B2 : Kelompok latihan berbeban dengan latihan linear siswa yang memiliki

anthropometri lingkar paha kecil

A2B1 : Kelompok latihan berbeban dengan latihan non-linear siswa yang

memiliki anthropometri lingkar paha besar

A2B2 : Kelompok latihan berbeban dengan latihan non-linear siswa yang

memiliki anthropometri lingkar paha kecil

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors.

Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan

A1B1

A1B2

A2B1

A2B2

10

10

10

10

0,05

0,05

0,05

0,05

0,2064

0,1112

0,2319

0,1401

0,258

0,258

0,258

0,258

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini

menunjukkan bahwa, sampel yang terambil berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah

terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat dalam lampiran.

2. Uji Homogenitas

Dengan data yang sama, setelah dianalisis mengguanakan uji Bartlet, maka

diperoleh hasil pengujian yang tercantum dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3. Tabel Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.

∑ Kelompok Ni SD2gab X2hit X2

tabel Kesimpulan

4 10 304,5488 4,2138 7,81 Homogen

Dari tabel di atas dapat diketahui X2hit lebih kecil daripada X2

tabel. Hal ini

menunjukkan bahwa sampel-sampel penelitian pada kelompok perlakuan bersifat

homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai

rincian dan prosedur uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi

analisis varians.

Tabel 4. Ringkasan Nilai Rerata Kekuatan Otot Tungkai Berdasarkan Latihan

Berbeban dan Anthropometri Lingkar Paha Sebelum dan Sesudah

Diberi Perlakuan.

A1

A2

Variabel penelitian

Rerata

B1 B2 B1 B2

Sebelum

Sesudah

70,5

93,0

56,0

77,5

69,0

86,5

57,0

72,0

Peningkatan 22,5 21,5 17,5 15,0

Tabel 5. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber Variansi JK db RJK Fn Ft

Antar kolom perlakuan (A) 330,625 1 330,625 4,3639* 4,10

Antar baris perlakuan (B) 30,625 1 30,625 0,4042 4,10

Interaksi 5,625 1 5,625 0,0742 4,10

Dalam kelompok (Error) 3517,5 36 75,7639

3094,375

Keterangan :

A : Latihan berbeban linear dan non-linear

B : Tingkat anthropometri lingkar paha (besar dan kecil)

AB : Interaksi antar faktor

• : Analisis Fo di tolak (signifikan)

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, latihan berbeban dengan latihan

linear memiliki peningkatan yang berbeda dengan kelompok latihan berbeban

dengan latihan non-linear. Hal ini karena dalam latihan beban linear, peningkatan

beban dilakukan secara terus menerus sehingga siswa mendapatkan peningkatan

beban yang signifikan. Dengan demikian pada latihan beban linear memiliki

beban latihan yang terus meningkat yang dapat membantu siswa memperkuat otot

tungkainya. Dari analisis dengan nilai Fhit = 4,3639 yang lebih besar dari Ftabel =

4,10. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak. Yang berarti bahwa latihan

berbeban dengan latihan linear dan latihan non-linear terdapat perbedaan yang

signifikan. Dari analisis data diperoleh latihan linear lebih baik daripada latihan

non-linear, dengan nilai rata-rata 0,35 dan 0,26.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Dari pengukuran anthropometri lingkar paha menunjukkan tidak adanya

perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa

putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. Siswa yang

memiliki anthropometri lingkar paha besar mempunyai peningkatan yang sama

dengan siswa yang memiliki anthropometri lingkar paha kecil, rata-rata

peningkatannya adalah 0,29. Dari penghitungan data yang dilakukan diperoleh

nilai Fh = 0,04042 , ternyata lebih kecil dari Ft = 4,10 (Fh < Ft) pada taraf

signifikansi 5%. Ini berarti bahwa hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki anthropometri lingkar paha besar

memiliki peningkatan kekuatan otot tungkai sama dengan siswa yang memiliki

anthropometri lingkar paha kecil.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor

menunjukkan tidak adanya interaksi antara latihan berbeban dan tingkat

anthropometri lingkar paha, yang ditunjukkan oleh Fh = 0,0742 lebih kecil dari Ft

= 4,10 (Fh < Ft) pada taraf signifikansi 5% sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak.

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Dengan demikian dapat dapat disimpulkan bahwa, antara latihan berbeban dan

anthropometri lingkar paha tidak ada interaksi terhadap peningkatan kekuatan otot

tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajran 2006/2007.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai

hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan

pengujian hipotesis telah menghasilkan kesimpulan analisis yaitu : (1) ada

perbedaan yang signifikan antara latihan beban linear dan latihan beban non-

linear terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai, (2) tidak ada perbedaan yang

signifikan antara anthropometri lingkar paha besar dan anthropometri lingkar paha

kecil terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai, (3) tidak terdapat interaksi

antara latihan berbeban dan anthropometri lingkar paha terhadap peningkatan

kekuatan otot tungkai. Kelompok kesimpulan analisis tersebut dapat dipaparkan

lebih lanjut secara rinci sebagai berikut :

1. Pengaruh Latihan Berbeban Linear dan Non-Linear Terhadap

Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan

antara latihan beban linear dan non-linear terhadap peningkatan kekuatan otot

tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran

2006/2007. Pada kelompok siswa yang mendapat perlakuan latihan berbeban

linear memiliki peningkatan lebih baik dibandingkan dengan kelompok latihan

berbeban non-linear. Hal ini karena latihan berbeban linear memiliki beban

latihan yang terus meningkat sehingga siswa melakukan latihan beban dengan

peningkatan beban latihan secara teratur, mulai dari yang terendah sampai yang

tertinggi. Dengan peningkatan beban latihan yang teratur, tubuh siswa akan

melakukan adaptasi terhadap beban latihan yang diberikan. Melalui adaptasi ini,

kekuatan otot tungkai dapat ditingkatkan. Hal ini juga dibuktikan dari hasil

analisis data menunjukkan rata-rata peningkatan latihan berbeban dengan latihan

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

linear lebih besar 0,09 daripada hasil analisis data latihan berbeban dengan latihan

non-linear. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan ada perbedaan latihan

berbeban linear dan non-linear terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada

siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007, dapat

diterima kebenarannya.

2. Pengaruh Anthropometri Lingkar Paha Besar dan Kecil Terhadap

Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa, tidak ada

perbedaan antara anthropometri lingkar paha besar dan anthropometri lingkar

paha kecil terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II

SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. Kelompok siswa yang memiliki

anthropometri lingkar paha besar mempunyai pengaruh yang sama dengan siswa

yang memiliki anthropometri lingkar paha kecil. Hal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain yaitu : sampel tidak bisa dikontrol penuh saat

diberikan treatment / perlakuan dan sampel selaku siswa kelas II SMP mempunyai

aktivitas lain diluar jadwal treatment sehingga aktivitas tersebut juga

mempengaruhi hasil penelitian.

3. Interaksi Antara Latihan Berbeban dan Anthropometri Terhadap

Peningkatan Kekutan Otot Tungkai.

Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa, tidak ada

interaksi antara latihan berbeban dan anthropometri terhadap peningkatan

kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun

Pelajaran 2006/2007. Dengan penghitungan secara matematis terjadi peningkatan,

namun peningkatan tersebut sangat kecil sehingga sulit dilihat maupun dibuktikan

dengan penghitungan statistik. Peningkatan juga dipengaruhi oleh waktu

pelaksanaan treatment atau perlakuan selama 6 minggu latihan. Lamanya waktu

ini ternyata belum menunjukkan peningkatan yang besar pada kekuatan otot

tungkai, sehingga kekuatan otot tungkai hanya mengalami sedikit peningkatan.

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan

pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan berbeban linear dan non-linear

terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP

Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. Pengaruh peningkatan kekuatan

otot tungkai yang ditimbulkan oleh latihan berbeban linear lebih baik daripada

latihan berbeban non-linear, rata-rata peningkatannya adalah 0,35 dan 0,26.

2. Tidak ada perbedaan pengaruh antara anthropometri lingkar paha besar dan

lingkar paha kecil terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa

putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007. Pengaruh

peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa yang memiliki anthropometri

lingkar paha besar sama dengan siswa yang memiliki anthropometri lingkar

paha kecil, rata-rata peningkatannya adalah 0,29.

3. Tidak terdapat interaksi antara latihan berbeban dan anthropometri terhadap

peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4

Sragen tahun pelajaran 2006/2007. Dari hasil analisis data menunjukkan

bahwa Fhitung = 0,0742 dengan Ftabel = 4,10, maka (Fhit < Ftab)

B. Implikasi

Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas, jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut :

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa latihan berbeban dan anthropometri

lingkar paha merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi

peningkatan kekuatan otot tungkai.

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2. Latihan berbeban linear ternyata memberikan pengaruh yang lebih tinggi

daripada latihan berbeban non-linear terhadap peningkatan kekuatan otot

tungkai, hal ini berarti latihan berbeban linear menekankan pada latihan beban

dengan peningkatan beban yang meningkat secara terus menerus sesuai beban

maksimal dari masing-masing siswa.

3. Latihan berbeban dan anthropometri lingkar paha tidak terdapat interaksi,

karena meningkatnya beban latihan tidak mempengaruhi perubahan besarnya

anthropometri lingkar paha, sehingga kedua faktor tersebut ada hubungannya

secara dependen.

C. Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Pentingnya peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa, untuk

memaksimalkan kekuatan otot tungkai siswa yang sangat bermanfaat pada

waktu melakukan berbagai aktivitas terutama olahraga. Seorang guru atau

pelatih harus menerapkan cara latihan yang benar, diantaranya dengan latihan

berbeban linear. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan

berbeban linear memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan

kekuatan otot tungkai daripada latihan berbeban non-linear.

2. Untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai disamping ketepatan dalam

memilih latihan berbeban, maka kepada guru SMP Negeri 4 Sragen, perlu

memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi kekuatan otot tungkai

khususnya anthropometri lingkar paha yang dimiliki siswa harus dimanfaatkan

seefektif mungkin, sehingga akan mendukung keberhasilan latihan.

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

DAFTAR PUSTAKA

A. Hamidayah Noer. 1995. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta : Universitas

Sebelas Maret Press. Bompa I.O. 1990. Theory and Methodology Of Training. Kendall/Hant : Java of

University. FKIP. 2002. Penyusunan Skripsi. FKIP Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti. Iwan Setiawan. 1994. Kepelatihan Olahraga. Jakarta : POI KONI Pusat. Johnson BL & Nelson JK, 1986. Practical Measurement for Evaluation in

Physical Education, New York: McMillan Publishing Company M. Furqon H. 1996. Latihan Berbeban. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

Press. M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam

Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Nosseck. J. 1982. General Theory of Training Logos: Pan Africun Press. Pate R.R., Mc. Clenaghan B. & Rocella R., 1993. Dasar-dasar Ilmiah

Kepelatihan Alih Bahasa Kasiyo Dwijowinoto, Semarang : IKIP Semarang Press.

Soedarminto. 1992. Kinesiologi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendididkan Tinggi. Protyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Soekarman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta :

Inti Dayu Press Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito. Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Suharno HP. 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Jakarta : KONI Pusat. Sugiyanto. 1994. Perkembangan Gerak. Surakarta : UNS Press

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta : UNS Press. Sugiyanto. 2003. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta : Universitas

Terbuka. Sutrisno Hadi. 1982. Statistika III. Yogyakarta : Andi Offset. Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 1. Tabel 1. Data Tes Pengukuran Anthropometri Lingkar Paha Pada Siswa Putra

Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007. No Nama Besar(Cm) 1 Agus Santoso 45 2 Aji Erry Indra P 43 3 Al Aziz 42 4 Anang Dwi Sulistianto 54 5 Apriyanto Deni S 47,5 6 Ardianto Ferry D.P 47 7 Arizal Dedy Krisnanto 40 8 Candra Sakti S 42 9 Dedy Budi L 46

10 Febri Ari Astoko 38 11 Hendra Danang Prayogi 46 12 Ndaru Riantaka 38 13 Nono 48 14 Satria Surya Wardana 52,5 15 Septian Prabowo 60 16 Sumarno 43 17 Aditya Wedha V 40 18 Aldila Maharesa 62 19 Alfian Budiarto 53 20 Andi Susilo 40 21 Arivudin 46 22 Danang Sukoco 39 23 Dimas Prayogo 56 24 Feri Hariyanto 44 25 Galuh Dita Arizona 47 26 Guntur Bayu Aji 48 27 Johan Adi M 42 28 Mulyono 50 29 Oky Iskandar 59 30 Wawan Setyawan 43 31 Andika Ndaru P.A 47 32 Andreas 43 33 Denny Haryanto 49 34 Dita Arifin 44 35 Eka Rohmat Syaifudin 56 36 Feri Irawan 40 37 Filardhi Tri Purnomo 48 38 Iwan Setyo Wibisono 43 39 Maryanto 52 40 Moh Ahsanul Ibad 45 41 Oky Yudi Wardana 44 42 Tri Wahyu Wijayanto 41 43 Usman Khoirudin 46 44 Wibowo Dwi Atmojo 54 45 Septian 42 46 Wahyu Dwi 51 47 Wisnu Singgih 53

Jumlah 2201 Mean 46,83 SD : 5,94

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 2. Tabel 2. Kelompok Sampel Penelitian Berdasar Hasil Tes Anthropometri Lingkar

Paha Dengan Kategori Besar dan Kecil Diatas dan Dibawah Nilai Rata-rata.

No Nama Besar (Cm) Kategori 1 Aldila Maharesa 62 2 Septian Prabowo 60 3 Oky Iskandar 59 4 Dimas Prayogo 56 5 Eka Rohmat Syaifudin 56 6 Anang Dwi Sulistianto 54 7 Wibowo Dwi Atmojo 54 8 Alfian Budiarto 53 9 Wahyu Dwi 53

10 Satria Surya Wardana 52,5 11 Maryanto 52 12 Wisnu Singgih 51 13 Mulyono 50 14 Denny Haryanto 49 15 Nono 48 16 Guntur Bayu Aji 48 17 Filardhi Tri Purnomo 48 18 Ardianto Ferry D.P 48 19 Apriyanto Deni S 47,5 20 Galuh Dita Arizona 47

BESA

R

21 Andika Ndaru P.A 46 22 Dedy Budi L 46 23 Hendra Danang Prayogi 46 24 Arivudin 46 25 Usman Khoirudin 46 26 Agus Santoso 45 27 Moh. Ahsanul Ibad 45 28 Feri Hariyanto 45 29 Dita Arifin 44 30 Oky Yudi Wardana 44 31 Aji Erry Indra P 44 32 Sumarno 43 33 Wawan Setyawan 43 34 Andreas 43 35 Iwan Setyo Wibisono 43 36 Al Aziz 42 37 Candra Sakti S 42 38 Johan Adi M 42 39 Septian 42 40 Tri Wahyu Wijayanto 41 41 Arizal Dedy Krisnanto 40 42 Aditya Wedha V 40 43 Andi Susilo 40 44 Feri Irawan 40 45 Danang Sukoco 39 46 Febri Ari Astoko 38 47 Ndaru Riantaka 38

Jumlah 2201

KEC

IL

Mean 46,83 SD : 5,94

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 3 Tabel 3. Data Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai Dengan Leg Dynamometer Pada

Siswa Putra Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007. Hasil No Nama

1 2 3 Tertinggi

1 Aldila Maharesa 85 70 85 85 2 Septian Prabowo 65 70 60 70 3 Oky Iskandar 55 50 55 55 4 Dimas Prayogo 40 55 55 55 5 Eka Rohmat Syaifudin 45 65 65 65 6 Anang Dwi Sulistianto 55 75 85 85 7 Wibowo Dwi Atmojo 70 75 75 75 8 Alfian Budiarto 45 40 50 50 9 Wahyu Dwi 105 100 115 115 10 Satria Surya Wardana 55 70 60 70 11 Maryanto 70 75 80 80 12 Wisnu Singgih 65 60 65 65 13 Mulyono 40 50 50 50 14 Denny Haryanto 55 60 55 60 15 Nono 75 75 85 85 16 Guntur Bayu Aji 75 85 85 85 17 Filardhi Tri Purnomo 55 75 80 80 18 Ardianto Ferry D.P 40 45 45 45 19 Apriyanto Deni S 45 50 65 65 20 Galuh Dita Arizona 45 50 55 55 21 Andika Ndaru P.A 40 45 45 45 22 Dedy Budi L 50 50 60 60 23 Hendra Danang Prayogi 70 75 80 80 24 Arivudin 50 55 50 55 25 Usman Khoirudin 50 55 50 55 26 Agus Santoso 40 55 75 75 27 Moh. Ahsanul Ibad 15 20 15 20 28 Feri Hariyanto 30 40 45 45 29 Dita Arifin 55 55 60 60 30 Oky Yudi Wardana 40 50 50 50 31 Aji Erry Indra P 50 60 70 70 32 Sumarno 40 45 45 45 33 Wawan Setyawan 40 35 45 45 34 Andreas 70 65 70 70 35 Iwan Setyo Wibisono 20 25 20 25 36 Al Aziz 75 70 80 80 37 Candra Sakti S 65 60 75 75 38 Johan Adi M 30 35 45 45 39 Septian 60 70 75 75

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

40 Tri Wahyu Wijayanto 45 55 55 55 Lampiran 4.

Tabel 4. Kelompok Treatment Latihan Beban Squat Pada Siswa Putra Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007

Kelompok 1 Kelompok 2

B.Latihan(Kg) B.Latihan(Kg) No Nama K.

Max 80% 85% 90

%

No Nama K.

Max 80% 85% 90%

1 Aldila 25 Kg 21 22 24 1 Septian 20 Kg 17 18 19

2 Dimas 15 Kg 13 13,5 14 2 Oky Iska 20 Kg 17 18 19

3 Eka R 20 Kg 17 18 19 3 Anang 25 Kg 21 22 24

4 Alfian 20 Kg 17 18 19 4 Wibowo 25 Kg 21 22 44

5 Wahyu 25 Kg 21 22 24 5 Satria S 25 Kg 21 22 24

6 Wisnu 25 Kg 21 22 24 6 Maryanto 25 Kg 21 22 24

7 Mulyono 20 Kg 17 18 19 7 Denny 15 Kg 13 13,5 14

8 Guntur 25 Kg 21 22 24 8 Nono 25 Kg 21 22 24

9 Filardhi 20 Kg 17 18 19 9 Ardian 15 Kg 13 13,5 14

10 Galuh 20 Kg 17 18 19 10 Apriyan 15 Kg 13 13,5 14

Kelompok 3 Kelompok 4

B.Latihan(Kg) B.Latihan(Kg) No Nama K.Max

80% 85% 90%

No Nama K.Max

80% 85% 90%

1 Andika 15 Kg 13 13,5 14 1 Dedy B 25 Kg 21 22 24

2 Arivudin 15 Kg 13 13,5 14 2 Hendra 15 Kg 13 13,5 14

3 Usman 15 Kg 13 13,5 14 3 Agus 25 Kg 21 22 24

4 Feri H 25 Kg 21 22 24 4 Moh A 10 Kg 8 8,5 9

5 Dita A 15 Kg 13 13,5 14 5 Oky Y 15 Kg 13 13,5 14

6 Sumarno 15 Kg 13 13,5 14 6 Aji Erry 20 Kg 17 18 19

7 Wawan 20 Kg 17 18 19 7 Andreas 15 Kg 13 13,5 14

8 Al Aziz 25 Kg 21 22 24 8 Iwan S 10 Kg 8 8,5 9

9 Candra 25 Kg 21 22 24 9 Johan A 15 Kg 13 13,5 14

10 Tri W 15 Kg 13 13,5 14 10 Septian 20 Kg 17 18 19

Ket. Ø Kelompok 1 : Latihan Beban Linear dengan Anthropometri besar Ø Kelompok 2 : Latihan Beban Non-Linear dengan Anthropometri besar Ø Kelompok 3 : Latihan Beban Linear dengan Anthropometri kecil

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Ø Kelompok 4 : Latihan Beban Non-Linear dengan Anthropometri kecil Lampiran 5. Tabel 5. Uji Reliabilitas data tes awal kekuatan otot tungkai dengan Back and Leg

Dynamometer pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 2006/2007.

No Nama X1 X2 X3 Ti X12 X2

2 X32 Ti

2

1 Aldila Maharesa 85 70 85 240 7225 4900 7225 57600 2 Septian Prabowo 65 70 60 195 4225 4900 3600 38025 3 Oky Iskandar 55 50 55 160 3025 2500 3025 25600 4 Dimas Prayogo 40 55 55 150 1600 3025 3025 22500 5 Eka Rohmat S 45 65 65 175 2025 4225 4225 30625 6 Anang Dwi Santoso 55 75 85 215 3025 5625 7225 46225 7 Wibowo Dwi A 70 75 75 220 4900 5625 5625 48400 8 Alfian Budiarto 45 40 50 135 2025 1600 2500 18225 9 Wahyu Dwi 105 100 115 320 11025 10000 13225 102400

10 Satria Surya W 55 70 60 185 3025 4900 3600 34225 11 Maryanto 70 75 80 225 4900 5625 6400 50625 12 Wisnu Singgih 65 60 65 190 4225 3600 4225 36100 13 Mulyono 40 50 50 140 1600 2500 2500 19600 14 Denny Haryanto 55 60 55 170 3025 3600 3025 28900 15 Nono 75 75 85 235 5625 5625 7225 55225 16 Guntur Bayu Aji 75 85 85 245 5625 7225 7225 60025 17 Filardhi Tri P 55 75 80 210 3025 5625 6400 44100 18 Ardianto Ferry 40 45 45 130 1600 2025 2025 16900 19 Apriyanto Denny S 45 50 65 160 2025 2500 4225 25600 20 Galuh Dita A 45 50 55 150 2025 2500 3025 22500 21 Andika Ndaru 40 45 45 130 1600 2025 2025 16900 22 Dedy Budi L 50 50 60 160 2500 2500 3600 25600 23 Hendra Danang P 70 75 80 225 4900 5625 6400 50625 24 Arivudin 50 55 50 155 2500 3025 2500 24025 25 Usman Khoirudin 50 55 50 155 2500 3025 2500 24025 26 Agus Santoso 40 55 75 170 1600 3025 5625 28900 27 Moh Ahsanul I 15 20 15 50 225 400 225 2500 28 Feri Haryanto 30 40 45 115 900 1600 2025 13225 29 Dita Arifin 55 55 60 170 3025 3025 3600 28900 30 Oky Yudi W 40 50 50 140 1600 2500 2500 19600 31 Aji Erry Indra P 50 60 70 180 2500 3600 4900 32400 32 Sumarno 40 45 45 130 1600 2025 2025 16900 33 Wawan Setyawan 40 35 45 120 1600 1225 2025 14400 34 Andreas 70 65 70 205 4900 4225 4900 42025 35 Iwan Setyo W 20 25 20 65 400 625 400 4225 36 Al Aziz 75 70 80 225 5625 4900 6400 50625 37 Candra Sakti 65 65 70 200 4225 4225 4900 40000 38 Johan Adi M 30 35 45 110 900 1225 2025 12100 39 Septian 60 70 75 205 3600 4900 5625 42025 40 Tri Wahyu W 45 55 55 155 2025 3025 3025 24025 Jumlah 2045 2310 2475 6915 124500 154600 166775 1296425

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

a. Mencari ∑X, ∑X2, ∑Ti2

∑X = 6915

∑X2 = 445875

∑Ti2 = 1296425

b. Mencari SST, SSA, SSW

SST = 445875 – ( )3.40

6915 2

= 120

47817225445875 −

= 445875 – 398476,875

= 47398,125

SSA = 875,3984763

1296425−

= 432141,6667 – 398476,875

= 33664,7917

SSW = 6667,432141445875 −

= 13733,3333

dfT = (40.3) – 1

= 120 – 1

= 119

dfA = 40 – 1

= 39

dfW = 40 (3-1)

= 40.2

= 80

MSA = 39

7917,33664

= 863,1998

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MSW = 80

13733,3333

= 171,6667

L8. tabel anava

Sumber df SS MS

Diantara subjek (A)

Di dalam subyek (W)

39

80

33664,7917

13733,3333

863,1998

171,6667

47398,125

L9.R = 1998,863

667,1711998,863 −

= 1998,8635331,691

= 0,80

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran6. Tabel 6. Uji Normalitas Data Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai Pada Kelompok 1

(A1B1) Kelompok 1 A1B1

No Nama Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] 1 Alfian Budiarto 50 -0,99 0,1611 0,20 0,0389 2 Mulyono 50 -0.99 0,1611 0,20 0,0389 3 Dimas Prayogo 55 -0,75 0,2266 0,40 0,1734 4 Galuh Dita Arizona 55 -0,75 0,2266 0,40 0,1734 5 Eka Rohmat Syaifudin 65 -0,27 0,3936 0,60 0,2064 6 Wisnu Singgih 65 -0,27 0,3936 0,60 0,2064 7 Filardhi Tri Purnomo 80 0,46 0,6772 0,70 0,0288 8 Aldila Maharesa 85 0,70 0,7586 0,90 0,1414 9 Guntur Bayu Aji 85 0,70 0,7586 0,90 0,1414 10 Wahyu Dwi 115 2,15 0,9842 1,00 0,0158 Jumlah 705 Mean 70,5 SD 20,27

Kesimpulan

Dari kesimpulan di atas padat diperoleh Lhitung = 0,2064 , dengan N =10 dan taraf

signifikansi 5 %. Nilai Ltabel = 0,258, dimana nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel

( Lhitung < Ltabel ). Dengan demikian hipotesis nol ( Ho ) diterima. Yang artinya

data tes awal kekuatan otot tungkai pada kelompok 1 tersebut berdistribusi

normal.

Tabel 7. Uji Normalitas Data Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai Pada Kelompok 2 (A1B2)

Kelompok 2 A1B2 No Nama Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] 1 Andika Ndaru P A 45 -0,87 0,1922 0,40 0,2078 2 Feri Haryanto 45 -0,87 0,1922 0,40 0,2078 3 Sumarno 45 -0,87 0,1922 0,40 0,2078 4 Wawan Setyawan 45 -0,87 0,1922 0,40 0,2078 5 Arivudin 55 -0,08 0,4681 0,70 0,2319 6 Usman Khoirudin 55 -0,08 0,4681 0,70 0,2319 7 Tri Wahyu Wijayanto 55 -0,08 0,4681 0,70 0,2319 8 Dita Arifin 60 0,32 0,6255 0,80 0,1745 9 Candra Sakti S 75 1,50 0,9332 0,90 0,0332 10 Al Aziz 80 1,90 0,9773 1,00 0,0287

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jumlah 560 Mean 56,0 SD 12,65

Kesimpulan

Dari kesimpulan di atas padat diperoleh Lhitung = 0,2319 , dengan N =10 dan taraf

signifikansi 5 %. Nilai Ltabel = 0,258, dimana nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel

( Lhitung < Ltabel ). Dengan demikian hipotesis nol ( Ho ) diterima. Yang artinya

data tes awal kekuatan otot tungkai pada kelompok 2 tersebut berdistribusi

normal.

Tabel 8. Uji Normalitas Data Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai Pada Kelompok 3 (A2B1)

Kelompok 3 A2B1 No Nama Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] 1 Ardianto Ferry D 45 -1,83 0,0336 0,10 0,0664 2 Oky Iskandar 55 -1,07 0,1423 0,20 0,0577 3 Denny Hartanto 60 -0,69 0,2451 0,30 0,0549 4 Apriyanto Deni S 65 -0,31 0,3783 0,40 0,0217 5 Septian Prabowo 70 0,08 0,5319 0,60 0,0681 6 Satria Surya Wardana 70 0,08 0,5319 0,60 0,0681 7 Wibowo Dwi A 75 0,46 0,6772 0,70 0,0228 8 Maryanto 80 0,84 0,7996 0,90 0,0004 9 Anang Dwi S 85 1,22 0,8888 1,00 0,1112 10 Nono 85 1,22 0,8888 1,00 0,1112 Jumlah 690 Mean 69,0 SD 13,09

Kesimpulan

Dari kesimpulan di atas padat diperoleh Lhitung = 0,1112 , dengan N =10 dan taraf

signifikansi 5 %. Nilai Ltabel = 0,258, dimana nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel

( Lhitung < Ltabel ). Dengan demikian hipotesis nol ( Ho ) diterima. Yang artinya

data tes awal kekuatan otot tungkai pada kelompok 3 tersebut berdistribusi

normal.

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Tabel 9. Uji Normalitas Data Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai Pada Kelompok 4 (A2B2)

Kelompok 4 A2B2 No Nama Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] 1 Moh Ahsanul Ibad 20 -1,73 0,0518 0,10 0,0482 2 Iwan Setyo Wibisono 25 -1,50 0,0668 0,20 0,1332 3 Johan Adi M 45 -0,56 0,2877 0,30 0,0123 4 Oky Yudi W 50 -0,33 0,3707 0,40 0,0293 5 Dedy Budi L 60 0,14 0,5557 0,50 0,0557 6 Aji Erry Indra P 70 0,61 0,7291 0,70 0,0291 7 Andreas 70 0,61 0,7291 0,70 0,0291 8 Agus Santoso 75 0,84 0,7996 0,90 0,1004 9 Septian 75 0,84 0,7996 0,90 0,1004 10 Hendra Danang P 80 1,08 0,8599 1,00 0,1401 Jumlah 570 Mean 57,0 SD 21,37

Kesimpulan

Dari kesimpulan di atas padat diperoleh Lhitung = 0,1401 , dengan N =10 dan taraf

signifikansi 5 %. Nilai Ltabel = 0,258, dimana nilai Lhitung lebih kecil dari Ltabel

( Lhitung < Ltabel ). Dengan demikian hipotesis nol ( Ho ) diterima. Yang artinya

data tes awal kekuatan otot tungkai pada kelompok 4 tersebut berdistribusi

normal.

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 7.

Tabel 10. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai Pada Siswa

Putra Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007.

Kelompok

Sampel

dk

1/dk

SD2

Log SD2

(dk) Log SD2

A1B1 9 0,1111111 430,1476 2,6336 23,7026

A1B2 9 0,1111111 171,3481 2,2339 20,1049

A2B1 9 0,1111111 160,0225 2,2042 19,1049

A2B2 9 0,1111111 456,6769 2,6596 23,9365

87,5816

Perhitungan :

a. Menghitung varian gabungan dari semua sampel

Rumus :

Sdi2gab = (9) (430,1476) + (9) (171,3481) + (9) (160,0225) + (9) (456,6769)

36

= 304,5488

B = (36) Log 304,5488

= 894116

b. Menghitung X2

Rumus : X2 = (Ln 10) (B-(n-1) Log Sdi2)

= (2,3026) (89,4116-87,5816)

= 4,2138

X2tabel = X2 (0,95(3))

= 7,81

X2hitung < X2

tabel. Jadi varian homogen

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 8.

Tabel 11. Data Tes Akhir Kekuatan Otot Tungkai Dengan Back and Leg Dynamometer Pada Siswa Putra Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007.

Hasil No Nama 1 2 3

Tertinggi

1 Aldila Maharesa 105 95 95 105 2 Septian Prabowo 70 75 70 75 3 Oky Iskandar 75 70 65 75 4 Dimas Prayogo 80 75 70 80 5 Eka Rohmat Syaifudin 90 70 80 90 6 Anang Dwi Sulistianto 100 80 90 100 7 Wibowo Dwi Atmojo 70 80 80 80 8 Alfian Budiarto 50 55 65 65 9 Wahyu Dwi 115 120 130 130

10 Satria Surya Wardana 80 95 100 100 11 Maryanto 115 115 110 115 12 Wisnu Singgih 85 80 95 95 13 Mulyono 65 70 65 70 14 Denny Haryanto 80 85 85 85 15 Nono 90 105 100 105 16 Guntur Bayu Aji 110 120 120 120 17 Filardhi Tri Purnomo 85 90 105 105 18 Ardianto Ferry D.P 60 55 60 60 19 Apriyanto Deni S 65 70 60 70 20 Galuh Dita Arizona 70 70 65 70 21 Andika Ndaru P.A 85 70 75 85 22 Dedy Budi L 60 55 65 65 23 Hendra Danang Prayogi 100 105 105 105 24 Arivudin 65 60 55 65 25 Usman Khoirudin 70 70 65 70 26 Agus Santoso 100 95 100 100 27 Moh. Ahsanul Ibad 25 30 25 30 28 Feri Hariyanto 70 70 70 70 29 Dita Arifin 80 75 80 80 30 Oky Yudi Wardana 55 60 65 65 31 Aji Erry Indra P 65 60 80 80 32 Sumarno 60 70 80 80 33 Wawan Setyawan 55 55 50 55 34 Andreas 75 90 95 95 35 Iwan Setyo Wibisono 35 40 40 40 36 Al Aziz 100 100 115 115 37 Candra Sakti S 95 100 100 100

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

38 Johan Adi M 50 55 60 60 39 Septian 80 85 80 85 40 Tri Wahyu Wijayanto 60 65 65 65

Lampiran 9.

Tabel 12. Rekapitulasi dan Deskriptif Statistik Data Tes Kekuatan Otot Tungkai Pada Siswa Putra Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007.

Kelompok 1 (A1B1)

Kelompok 3(A2B1) No Nama Pre Post GS No Nama Pre Post GS

1 Alfian B 50 65 15 225 1 Ardianto F 45 60 15 225

2 Mulyono 50 70 20 400 2 Oky Iskandar 55 75 20 400

3 Dimas P 55 80 25 625 3 Denny H 60 85 25 625

4 Galuh Dita A 55 70 15 225 4 Apriyanto D 65 70 5 25

5 Eka Rohmat 65 90 25 625 5 Septian P 70 75 5 25

6 Wisnu S 65 95 30 900 6 Satria Surya 70 100 30 900

7 Filardhi TP 80 105 25 625 7 Wibowo Dwi 75 80 5 25

8 Aldila M 85 105 20 400 8 Maryanto 80 115 35 1225

9 Guntur Bayu 85 120 35 1225 9 Anang Dwi S 85 100 15 225

10 Wahyu Dwi 115 130 15 225 10 Nono 85 105 25 625

Jumlah 705 930 225 5475 Jumlah 690 865 175 4075

Mean 70,5 93,0 22,5 547,5 Mean 69,0 86,5 17,5 407,5

SD 20,27 22,14 6,77 SD 13,09 17,65 10,61

Kelompok 2 (A1B2)

Kelompok 4 (A2B2) No Nama Pre Post GS No Nama Pre Post GS

1 Andika Ndaru 45 75 30 900 1 Moh Ahsanul 20 30 10 100

2 Feri Haryanto 45 70 25 625 2 Iwan Setyo 25 40 15 225

3 Sumarno 45 80 35 1225 3 Johan Adi M 45 60 15 225

4 Wawan S 45 55 10 100 4 Oky Yudi W 50 65 15 225

5 Arivudin 55 65 10 100 5 Dedy Budi L 60 65 5 25

6 Usman K 55 70 15 225 6 Aji Erry Indra 70 80 10 100

7 Tri Wahyu 55 65 10 100 7 Andreas 70 90 20 400

8 Dita Arifin 60 80 20 400 8 Agus Santoso 75 100 25 625

9 Candra Sakti 75 100 25 625 9 Septian 75 85 10 100

10 Al Aziz 80 115 35 1225 10 Hendra D P 80 105 25 625

Jumlah 560 775 215 5525 Jumlah 570 720 150 2650

Mean 56,0 77,5 21,5 552,5 Mean 57,0 72,0 15,0 265,0

Page 82: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SD 12,65 17,83 10,01 SD 21,37 24,63 6,67

Lampiran 10.

Tabel 13. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata-Rata Antar Kelompok Sampel

Sebagai Persiapan Analisis ANOVA Faktorial 2 X 2.

Latihan Berbeban Anthropometri

Lingkar Paha Linear Non-Linear

Jumlah

225 175 400

5475 4075 9550

Besar

10 10 20

215 150 365

5525 2650 8175

Kecil

10 10 20

440 325 765

11000 6725 17725

Total

20 20 40

A. Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)

1. JKt = 17725 - ( )40

765 2

= 17725 – 14630,625 = 3094,375

2. JKak = ( ) ( ) ( ) ( ) 625,1463010

15010

21510

17510

225 2222

−+++

= 5062,5 + 3662,5 + 4622,5 + 2250 – 146360,625

= 14997,5 – 14630,625

= 366,875

3. JKe = 3094,375 – 366,875 = 2727,5

4. JKA = ( ) ( ) 625,1463020

32520

440 22

−+

= 9680 + 5281,25 – 14630,625

= 14961,25 – 14630,625

= 330,625

Page 83: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

5. JKB = ( ) ( ) 625,1463020

36520

400 22

−+

= 8000 + 6661,25 – 14630,625

= 14661,25 – 14630,625

= 30,625

6. JKAB = JKak – JKA – JKB = 366,875 – 330,625 – 30,625

= 5,625

B. Perhitungan Derajat Bebas (db)

1. dbt = 40 – 1 = 39

2. dbak = 4 – 1 = 3

3. dbe = 4 (10-1) = 36

4. dbA = 2 – 1 = 1

5. dbB = 2 – 1 = 1

6. dbAB = (2-1) (2-1) = 1

C. Perhitungan Rta-Rata Jumlah Kuadrat (RJK)

1. RJKak = ak

ak

dbJK

= 3875,366 = 122,2917

2. RJKe = e

e

dbJK

= 36

5,2727 = 75,7639

3. RJKA = A

A

dbJK

= 1625,330 = 330,625

4. RJKB = B

B

dbJK

= 1625,30 = 30,625

5. RJKAB = AB

AB

dbJK

= 1625,5 = 5,625

D. Perhitungan Rasio – F

1. Rasio F untuk perlakuan metode latihan (F-A)

F-A = e

A

RJKRJK

= 7639,75

625,330 = 4,3639

2. Rasio F untuk anthropometri (F-B)

Page 84: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

F-B = e

B

RJKRJK

= 7636,75625,30 = 0,4042

3. Rata-rata jumlah interaksi (JKAB)

F-AB = e

AB

RJKRJK

= 7639,75625,5 = 0,0742

Tabel 14. Rangkuman Hasil Perhitungan ANOVA 2 X 2, Taraf Signifikansi 0,05

Sumber Variansi JK db RJK Fn Ft

Antar kolom perlakuan (A) 330,625 1 330,625 4,3639 4,10

Antar baris perlakuan (B) 30,625 1 30,625 0,4042 4,10

Interaksi 5,625 1 5,625 0,0742 4,10

Dalam kelompok (Error) 3517,5 36 75,7639

3094,375

Kesimpulan :

1. Harga F hitung perlakuan latihan berbeban = 4,3639 lebih besar dari Ft = 4,10,

berarti terdapat perbedaan yang signifikan (P > 0,05)

2. Harga F hitung kelompok anthropometri lingkar paha = 0,4042 lebih kecil dari

Ft = 4,10, berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan (P < 0,05)

3. Harga F hitung interaksi = 0,0742 lebih kecil dari Ft = 4,10, berarti tidak

terdapat perbedaan yang signifikan (P < 0,05)

Page 85: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 11.

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUKURAN ANTHROPOMETRI

LINGKAR PAHA

Untuk mengukur anthropometri lingkar paha dari Barry L. Johnson & Jack

K. Nelson (1986:178-179).

a. Tujuan : untuk mengukur besarnya lingkar paha

b. Alat / fasilitas : meteran, blanko atau formulir, alat tulis.

c. Tester : 1 orang pengukur, 1 orang pencatat hasil.

d. Pelaksanaan tes :

Testee memakai celana pendek, berdiri tegak, kemudian pada paha bagian

tengah meteran dilingkarkan dan dihitung besarnya angka.

Setiap testee diukur 2 kali.

e. Pencatat hasil : hasil yang dicatat adalah ukuran dari lingkar paha yang

telah dilingkari dengan meteran.

Gambar 7. Pengukuran diameter anthropometri lingkar paha

(Barry L.Johnson & Jack Nelson 1986:178)

Page 86: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 12.

PETUNJUK PELAKSANAAN TES DAN PENGUKURAN

KEKUATAN OTOT TUNGKAI

Untuk mengukur kekuatan otot tungkai dilakukan pengukuran dengan

Back and Leg Dynamometer dari Practical Measuremant for Evaluation in

Physical Education (Johnson BL. & Nelson JK:1986)

a. Tujuan : Mengukur kekuatan statis otot tungkai.

b. Alat / fasilitas : Back and Leg Dynamometer, blanko dan alat tulis.

c. Tester : 1 orang pengukur, 1 orang pencatat hasil.

d. Pelaksanaan tes :

- Testee berdiri di atas back and leg dynamometer, tangan memegang

handel, badan tegak, kaki ditekuk membentuk sudut kurang lebih 45

- Panjang rantai disesuaikan kebutuhan testee.

- Testee menarik handel dengan cara meluruskan lutut sampai berdiri tegak.

- Dilakukan 3 kali ulangan.

e. Pencatat hasil : hasil yang dicatat adalah jumlah berat yang terbanyak dari

ketiga angkatan yang dilakukan.

Page 87: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 13.

PROGRAM LATIHAN BERBEBAN DENGAN PENINGKATAN BEBAN

SECARA LINEAR

Minggu Hari Intens. Repetisi Set Istirahat

Antar Set

Irama Ket

- - - - - - PRETEST

I Senin

Rabu

Jumat

80 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

II Senin

Rabu

Jumat

80 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

III Senin

Rabu

Jumat

85 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

IV Senin

Rabu

Jumat

85 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

V Senin

Rabu

Jumat

90 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

VI Senin

Rabu

Jumat

90 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

- - - - - - POSTTEST

Page 88: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM LATIHAN BERBEBAN DENGAN PENINGKATAN BEBAN

SECARA NON-LINEAR

Minggu Hari Intens. Repetisi Set Istirahat

Antar Set

Irama Ket

- - - - - - PRETEST

I Senin

Rabu

Jumat

80 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

II Senin

Rabu

Jumat

85 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

III Senin

Rabu

Jumat

90 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

IV Senin

Rabu

Jumat

80 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

V Senin

Rabu

Jumat

85 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

VI Senin

Rabu

Jumat

90 % 10 3 3 menit Lambat Latihan

- - - - - - POSTTEST

Page 89: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 14.

Jadwal Treatment atau Perlakuan Latihan Beban A. Minggu Pertama Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Linear Kelompok 1

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

80%(Kg)

1 SENIN Aldila Maharesa 3 10 3 menit 21

2 Dimas Prayogo 13

3 Eka Rohmat S 17

4 Alfian Budiarto 17

5 RABU Wahyu Dwi 3 10 3 menit 21

6 Wisnu Singgih 21

7 Mulyono 17

8 Guntur Bayu Aji 21

9 Filardhi Tri P 17

10 SABTU Galuh Dita A 3 10 3 menit 17

Kelompok 3

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

80%(Kg)

1 SENIN Andika Ndaru PA 3 10 3 menit 13

2 Arivudin 13

3 Usman Khoirudin 13

4 Feri Haryanto 21

5 RABU Dita Arifin 3 10 3 menit 13

6 Sumarno 13

7 Wawan Setyawan 17

8 Al Aziz 21

9 Candra Sakti S 21

10 SABTU Tri Wahyu W 3 10 3 menit 13

Page 90: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Non-Linear

Kelompok 2

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

80%(Kg)

1 SENIN Septian Prabowo 3 10 3 menit 17

2 Oky Iskandar 17

3 Anang Dwi S 21

4 Wibowo Dwi A 21

5 RABU Satria Surya W 3 10 3 menit 21

6 Maryanto 21

7 Denny Hartanto 13

8 Nono 21

9 Ardianto Ferry D 13

10 SABTU Apriyanto Deni S 3 10 3 menit 13

Kelompok 4

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

80%(Kg)

1 SENIN Dedy Budi L 3 10 3 menit 21

2 Hendra Danang P 13

3 Agus Santoso 21

4 Moh Ahsanul I 8

5 RABU Oky Yudi W 3 10 3 menit 13

6 Aji Erry Indra P 17

7 Andreas 13

8 Iwan Setyo W 8

9 Johan Adi M 13

10 SABTU Septian 3 10 3 menit 17

Page 91: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

B. Minggu Kedua

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Linear

Kelompok 1

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

80%(Kg)

1 SENIN Aldila Maharesa 3 10 3 menit 21

2 Dimas Prayogo 13

3 Eka Rohmat S 17

4 Alfian Budiarto 17

5 RABU Wahyu Dwi 3 10 3 menit 21

6 Wisnu Singgih 21

7 Mulyono 17

8 Guntur Bayu Aji 21

9 Filardhi Tri P 17

10 SABTU Galuh Dita A 3 10 3 menit 17

Kelompok 3

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

80%(Kg)

1 SENIN Andika Ndaru PA 3 10 3 menit 13

2 Arivudin 13

3 Usman Khoirudin 13

4 Feri Haryanto 21

5 RABU Dita Arifin 3 10 3 menit 13

6 Sumarno 13

7 Wawan Setyawan 17

8 Al Aziz 21

9 Candra Sakti S 21

10 SABTU Tri Wahyu W 3 10 3 menit 13

Page 92: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Non-Linear

Kelompok 2

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

85%(Kg)

1 SENIN Septian Prabowo 3 10 3 menit 18

2 Oky Iskandar 18

3 Anang Dwi S 22

4 Wibowo Dwi A 22

5 RABU Satria Surya W 3 10 3 menit 22

6 Maryanto 22

7 Denny Hartanto 13,5

8 Nono 22

9 Ardianto Ferry D 13,5

10 SABTU Apriyanto Deni S 3 10 3 menit 13,5

Kelompok 4

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

85%(Kg)

1 SENIN Dedy Budi L 3 10 3 menit 22

2 Hendra Danang P 13,5

3 Agus Santoso 22

4 Moh Ahsanul I 8,5

5 RABU Oky Yudi W 3 10 3 menit 13,5

6 Aji Erry Indra P 18

7 Andreas 13,5

8 Iwan Setyo W 8,5

9 Johan Adi M 13,5

10 SABTU Septian 3 10 3 menit 18

Page 93: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

C. Minggu Ketiga

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Linear

Kelompok 1

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

85%(Kg)

1 SENIN Aldila Maharesa 3 10 3 menit 22

2 Dimas Prayogo 13,5

3 Eka Rohmat S 18

4 Alfian Budiarto 18

5 RABU Wahyu Dwi 3 10 3 menit 22

6 Wisnu Singgih 22

7 Mulyono 18

8 Guntur Bayu Aji 22

9 Filardhi Tri P 18

10 SABTU Galuh Dita A 3 10 3 menit 18

Kelompok 3

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

85%(Kg)

1 SENIN Andika Ndaru PA 3 10 3 menit 13,5

2 Arivudin 13,5

3 Usman Khoirudin 13,5

4 Feri Haryanto 22

5 RABU Dita Arifin 3 10 3 menit 13,5

6 Sumarno 13,5

7 Wawan Setyawan 18

8 Al Aziz 22

9 Candra Sakti S 22

10 SABTU Tri Wahyu W 3 10 3 menit 13,5

Page 94: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Non-Linear

Kelompok 2

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

80%(Kg)

1 SENIN Septian Prabowo 3 10 3 menit 19

2 Oky Iskandar 19

3 Anang Dwi S 24

4 Wibowo Dwi A 44

5 RABU Satria Surya W 3 10 3 menit 24

6 Maryanto 24

7 Denny Hartanto 14

8 Nono 24

9 Ardianto Ferry D 14

10 SABTU Apriyanto Deni S 3 10 3 menit 14

Kelompok 4

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

90%(Kg)

1 SENIN Dedy Budi L 3 10 3 menit 24

2 Hendra Danang P 14

3 Agus Santoso 24

4 Moh Ahsanul I 9

5 RABU Oky Yudi W 3 10 3 menit 14

6 Aji Erry Indra P 19

7 Andreas 14

8 Iwan Setyo W 9

9 Johan Adi M 14

10 SABTU Septian 3 10 3 menit 19

Page 95: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

C. Minggu Keempat

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Linear

Kelompok 1

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

85%(Kg)

1 SENIN Aldila Maharesa 3 10 3 menit 22

2 Dimas Prayogo 13,5

3 Eka Rohmat S 18

4 Alfian Budiarto 18

5 RABU Wahyu Dwi 3 10 3 menit 22

6 Wisnu Singgih 22

7 Mulyono 18

8 Guntur Bayu Aji 22

9 Filardhi Tri P 18

10 SABTU Galuh Dita A 3 10 3 menit 18

Kelompok 3

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

85%(Kg)

1 SENIN Andika Ndaru PA 3 10 3 menit 13,5

2 Arivudin 13,5

3 Usman Khoirudin 13,5

4 Feri Haryanto 22

5 RABU Dita Arifin 3 10 3 menit 13,5

6 Sumarno 13,5

7 Wawan Setyawan 18

8 Al Aziz 22

9 Candra Sakti S 22

10 SABTU Tri Wahyu W 3 10 3 menit 13,5

Page 96: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Non-Linear

Kelompok 2

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

80%(Kg)

1 SENIN Septian Prabowo 3 10 3 menit 17

2 Oky Iskandar 17

3 Anang Dwi S 21

4 Wibowo Dwi A 21

5 RABU Satria Surya W 3 10 3 menit 21

6 Maryanto 21

7 Denny Hartanto 13

8 Nono 21

9 Ardianto Ferry D 13

10 SABTU Apriyanto Deni S 3 10 3 menit 13

Kelompok 4

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

80%(Kg)

1 SENIN Dedy Budi L 3 10 3 menit 21

2 Hendra Danang P 13

3 Agus Santoso 21

4 Moh Ahsanul I 8

5 RABU Oky Yudi W 3 10 3 menit 13

6 Aji Erry Indra P 17

7 Andreas 13

8 Iwan Setyo W 8

9 Johan Adi M 13

10 SABTU Septian 3 10 3 menit 17

Page 97: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

E. Minggu Kelima

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Linear

Kelompok 1

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

90%(Kg)

1 SENIN Aldila Maharesa 3 10 3 menit 24

2 Dimas Prayogo 14

3 Eka Rohmat S 19

4 Alfian Budiarto 19

5 RABU Wahyu Dwi 3 10 3 menit 24

6 Wisnu Singgih 24

7 Mulyono 19

8 Guntur Bayu Aji 24

9 Filardhi Tri P 19

10 SABTU Galuh Dita A 3 10 3 menit 19

Kelompok 3

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

90%(Kg)

1 SENIN Andika Ndaru PA 3 10 3 menit 14

2 Arivudin 14

3 Usman Khoirudin 14

4 Feri Haryanto 24

5 RABU Dita Arifin 3 10 3 menit 14

6 Sumarno 14

7 Wawan Setyawan 19

8 Al Aziz 24

9 Candra Sakti S 24

10 SABTU Tri Wahyu W 3 10 3 menit 14

Page 98: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Non-Linear

Kelompok 2

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

85%(Kg)

1 SENIN Septian Prabowo 3 10 3 menit 18

2 Oky Iskandar 18

3 Anang Dwi S 22

4 Wibowo Dwi A 22

5 RABU Satria Surya W 3 10 3 menit 22

6 Maryanto 22

7 Denny Hartanto 13,5

8 Nono 22

9 Ardianto Ferry D 13,5

10 SABTU Apriyanto Deni S 3 10 3 menit 13,5

Kelompok 4

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

85%(Kg)

1 SENIN Dedy Budi L 3 10 3 menit 22

2 Hendra Danang P 13,5

3 Agus Santoso 22

4 Moh Ahsanul I 8,5

5 RABU Oky Yudi W 3 10 3 menit 13,5

6 Aji Erry Indra P 18

7 Andreas 13,5

8 Iwan Setyo W 8,5

9 Johan Adi M 13,5

10 SABTU Septian 3 10 3 menit 18

Page 99: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

F. Minggu Keenam

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Linear

Kelompok 1

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

90%(Kg)

1 SENIN Aldila Maharesa 4 10 3 menit 24

2 Dimas Prayogo 14

3 Eka Rohmat S 19

4 Alfian Budiarto 19

5 RABU Wahyu Dwi 4 10 3 menit 24

6 Wisnu Singgih 24

7 Mulyono 19

8 Guntur Bayu Aji 24

9 Filardhi Tri P 19

10 SABTU Galuh Dita A 4 10 3 menit 19

Kelompok 3

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

90%(Kg)

1 SENIN Andika Ndaru PA 4 10 3 menit 14

2 Arivudin 14

3 Usman Khoirudin 14

4 Feri Haryanto 24

5 RABU Dita Arifin 4 10 3 menit 14

6 Sumarno 14

7 Wawan Setyawan 19

8 Al Aziz 24

9 Candra Sakti S 24

10 SABTU Tri Wahyu W 4 10 3 menit 14

Page 100: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jadwal Treatment Weight Training Squat dengan Metode Latihan Non-Linear

Kelompok 2

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

90%(Kg)

1 SENIN Septian Prabowo 4 10 3 menit 19

2 Oky Iskandar 19

3 Anang Dwi S 24

4 Wibowo Dwi A 44

5 RABU Satria Surya W 4 10 3 menit 24

6 Maryanto 24

7 Denny Hartanto 14

8 Nono 24

9 Ardianto Ferry D 14

10 SABTU Apriyanto Deni S 4 10 3 menit 14

Kelompok 4

No Hari Nama Set Ulangan Istirahat Beban

90%(Kg)

1 SENIN Dedy Budi L 4 10 3 menit 24

2 Hendra Danang P 14

3 Agus Santoso 24

4 Moh Ahsanul I 9

5 RABU Oky Yudi W 4 10 3 menit 14

6 Aji Erry Indra P 19

7 Andreas 14

8 Iwan Setyo W 9

9 Johan Adi M 14

10 SABTU Septian 4 10 3 menit 19

Page 101: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lampiran 15.

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN

Pengukuran Anthropometri Lingkar Paha

Page 102: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Pelaksanaan Tes Awal Kekuatan Otot Tungkai

Pengukuran Kekuatan Maksimal

Page 103: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Pelaksanaan Pemanasan

Latihan Berbeban Dengan Latihan Linear

Page 104: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Latihan Berbeban Dengan Latihan Non-Linear

Pelaksanaan Tes Akhir Kekuatan Otot Tungkai

Page 105: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN … fileSarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Siswa Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Selaku Sampel Penelitian