PERBEDAAN PENGARUH JENIS RECOVERY AKTIF, CORSTABILITY, DAN PASIF, SESUDAH LATIHAN MAKSIMUM TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT DITINJAU DARI INDEKS MASSA TUBUH (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan Oleh: HAJAR DANARDONO A 121108018 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBEDAAN PENGARUH JENIS RECOVERY AKTIF, CORSTABILITY, DAN PASIF, SESUDAH LATIHAN
MAKSIMUM TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT DITINJAU DARI INDEKS MASSA TUBUH
(Studi Eksperimen pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta)
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh:
HAJAR DANARDONO A 121108018
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERBEDAAN PENGARUH JENIS RECOVERY AKTIF, CORSTABILITY, DAN PASIF, SESUDAH LATIHAN
MAKSIMUM TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT DITINJAU DARI INDEKS MASSA TUBUH
(Studi Eksperimen pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta )
TESIS
Oleh
HAJAR DANARDONO A 121108018
Telah disetujui oleh tim pembimbing
Komisi Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing Pembimbing I Prof. Dr. Sugiyanto ....................... ..... 2013 NIP 194911081976091001
Pembimbing II Prof. Dr. Kiyatno., dr., PFK., ...................... ..... 2013 M.Or., AIFO NIP 194801181976031002
Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal...........................2013
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana UNS
Dr. Agus Kristiyanto., M.Pd NIP 196511281990031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERBEDAAN PENGARUH JENIS RECOVERY AKTIF, CORSTABILITY, DAN PASIF, SESUDAH LATIHAN
MAKSIMUM TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT DITINJAU DARI INDEKS MASSA TUBUH
TESIS
Oleh
HAJAR DANARDONO
A 121108018
Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua
Sekretaris
Anggota Penguji
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr.,
AIFO
1. Prof. Dr. Sugiyanto
2. Prof. Dr.Kiyatno, dr., PFK.,
M.Or., AIFO
-------------------
-------------------
-------------------
-------------------
---------------
---------------
---------------
---------------
Telah dipertahankan di depan penguji
Dinyatakan telah memenuhi syarat
Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
NIP. 196107171986011001 NIP 196511281990031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN ORISIONALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Perbedaan Pengaruh Jenis Recovery Aktif,
Corstabilty, Dan Pasif, Sesudah Latihan Maksimum terhadap Penurunan
Kadar Asam Laktat Ditinjau dari Indeks Massa Tubuh adalah karya
penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17,
tahun 2010)
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain
harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS
sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester
(enam bulan sejak pengesahan tesis) saya tidak melakukan publikasi dari
sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Ilmu Keolahragaan PPs-UNS
berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi
Ilmu Keolahragaan PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari
ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik
yang berlaku.
Surakarta, 2013
Yang Membuat Pernyataan
Hajar Danardono NIM. A.121108018
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
KANTHI SUMARAH MARANG
KANG KAESTHI BAKAL DADI
(MEMAHAMI, MENIRUKAN, DAN
MENGEMBANGKAN)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karyainidipersembahkankepada:
Kedua orangtuaku, yang telah mendidik dan selalu berdoa demi kesuksesan dan
kebahagiaanku.
Adik-adikku yang selalu memotivasi dan mengiringi langkah-langkahku
setiap saat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Dengan memanjatkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
Perbedaan Pengaruh Jenis Recovery Aktif, Corstabilty, Dan Pasif, Sesudah
Latihan maksimum Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Ditinjau Dari Indeks
Massa Tubuh
Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan
serta dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
kepada :
a. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
b. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
c. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keolahragaan program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, terima
kasih atas rekomendasi bapak sehingga penulis dapat kuliah di
Pascasarjana UNS serta terimaksih atas bimbingan dan arahannya.
d. Prof. Dr. Sugiyanto selaku pembimbing I yang telah secara seksama dan
dengan penuh kesabaran dalam membimbing, mencurahkan pikiran,
mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk proses bimbingan hingga
terwujudnya penulisan ini.
e. Prof. Dr. Kiyatno, dr, PFK, M.Or, AIFO. selaku pembimbing II yang telah
mencurahkan pikiran, waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan
arahan sampai terselesaikannya tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
f. Drs. Margono, M.Pd. yang telah membantu terlaksananya penelitian ini
(membantu mencarikan sampel dan meluangkan jam kuliah untuk
penelitian saya) serta terimakasih atas rekomendasinya dulu sehingga
penulis dapat melanjutkan studi S2 di UNS.
g. Dr. Widiyanto, M.Kes. yang dengan senang hati dan sungguh-sungguh
membantu dalam proses penelitian di lapangan (baik mencarikan sampel,
pengukuran TB, BB, dan pengambilan darah) tidak lupa alat dan bahan
penelitian yang telah dipinjami serta segala kebaikan yang tidak dapat
disebutkan satu per satu karena terlalu banyak sekali membantu.
h. Drs. Bambang Priyonoadi, M.Kes. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menerima dan
memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian.
i. Yudik Prasetyo, S.Or, M.Kes. selaku Kapprodi Ilmu Keolahragaan
(IKORA) Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
yang telah mengijinkan mahasiswanya untuk menjadi subyek penelitian
saya.
j. Semua mahasiswa yang menjadi subyek penelitian yang dengan sungguh-
sungguh dan rela hati meluangkan waktu dan tenaga untuk mengikuti
program penelitian ini.
k. Rekan-rekan program studi IOR angkatan 2011 yang telah membantu
dalam proses penyelesaian penulisan tesis ini.
l. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik
moril atau materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang
diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh
dari sempurna, oleh sebab itu, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta, 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
ABSTRAK ....................................................................................................... xv
ABSTRACT ....................................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
A. Kajian Teori ......................................................................................... 8
1. Hubungan Sistema Kerja Fisik dengan Olahdaya (Metabolisme)
Kadar Asam Laktat dan Sistem Energi............................................ 8
a. Terbentuknya Asam Laktat dalam Otot ...................................... 10
b. Sistem Energi .............................................................................. 11
c. Sumber Energi ............................................................................ 14
d. Penyediaan Energi ...................................................................... 15
e. Sistem Anaerobik ........................................................................ 15
f. Sistem Aerobik ........................................................................... 18
g. Sistem Energi Predominan dalam Olahraga ............................... 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
h. Sistem Energi Saat Istirahat dan Latihan .................................... 21
2. Latihan Fisik .................................................................................... 22
a. Ruang Lingkup Latihan .............................................................. 22
b. Pengertian Latihan ...................................................................... 24
c. Ciri-ciri Latihan .......................................................................... 26
d. Tujuan dan Sasaran Latihan ........................................................ 27
e. Komponen-komponen Latihan ................................................... 29
f. Latihan maksimum ..................................................................... 35
Hajar Danardono. 2013. Perbedaan Pengaruh Jenis Recovery Aktif, Corstabilty, Dan Pasif, Sesudah Latihan Maksimum Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Ditinjau Dari Indeks Massa Tubuh. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Sugiyanto, Pembimbing II: Prof. Dr. Kiyatno, dr., PFK., M.Or., AIFO. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana UNS Surakarta.
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara jenis recovery aktif, corstabilty, dan pasif, sesudah latihan maksimum terhadap penurunan kadar asam laktat, (2) Perbedaan penurunan kadar asam laktat antara mahasiswa yang memiliki indeks massa tubuh kurang, normal, dan lebih, sesudah latihan maksimum, (3) Interaksi antara jenis recovery dan kategori indeks massa tubuh (IMT) terhadap penurunan kadar asam laktat.
Penelitian dilaksanakan di Stadion Atletik FIK UNY Yogyakarta selama 1 hari. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 3 x 3. Populasi penelitian adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang mempunyai kategori indeks massa tubuh kurang, normal, dan lebih. Sampel penelitian berjumlah 45 mahasiswa laki-laki yang diambil dengan teknik purposive random sampling. Variabel penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu variabel independen, variabel atributif dan variabel dependen. Rinciannya sebagai berikut: 1) Variabel independen yaitu recovery aktif, corstabilty, dan pasif, 2) Variabel atributif yaitu indeks massa tubuh kurang, normal, dan lebih. 3) Variabel dependen yaitu penurunan kadar asam laktat. Seluruh data yang diperlukan diperoleh melalui laktat tes yang digunakan untuk mengukur ambang laktat, Timbangan untuk mengukur berat badan, stadiometer untuk mengukur tinggi badan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ANAVA dua jalur dengan bantuan aplikasi computer menggunakan seri program SPSS for window versi 19 dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara jenis recovery aktif, corstabilty, dan pasif, sesudah latihan maksimum terhadap penurunan kadar asam laktat, (Sig = 0.000 < 0.05) di mana jenis recovery aktif memiliki penurunan kadar asam laktat yang lebih besar dari pada recovery corstabilty, Dan Pasif. (2) Ada perbedaan penurunan kadar asam laktat yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki indeks massa tubuh kurang, normal, dan lebih, (Sig = 0.000 < 0.05) di mana mahasiswa yang memiliki indeks massa tubuh normal memiliki penurunan kadar asam laktat yang lebih besar dari pada mahasiswa yang memiliki indeks massa tubuh kurang, dan lebih. (3) tidak terdapat interaksi yang signifikan antara jenis recovery dan kategori IMT terhadap penurunan kadar asam laktat, mahasiswa laki-laki Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, (Sig = 0.113 > 0.05). Kata Kunci : Recovery, Latihan maksimum, Kadar Asam Laktat, dan Indeks
Massa Tubuh (IMT).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Hajar Danardono. 2013. The Differences Effect of Type Active Recovery, Corstabilty, and Passive, After Weight Exercise Toward Decreased levels of lactic acids Seen From the Body Mass Index. Thesis. Supervisor I: Prof. Dr. Sugiyanto, Supervisor II: Prof. Dr. Kiyatno, dr., PFK., M.Or., AIFO. Study Program of Sport Science, Postgraduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta.
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out: (1) The difference effect between of type active recovery, corstabilty, and passive, after weight exercise toward decreased levels of lactic acid, (2) The difference changes of lactic acid levels between the students that have less than body mass index, normal, and more, after weight exercise, (3) The interaction between the type of recovery and categories of body mass index (BMI) toward decreased levels of lactic acids.
The research was conduct at the Athletic Stadium FIK UNY Yogyakarta for 1 day. The research method that used was experiment method with the 3 x 3 factorial design. The research population was students of study program of sport Science, Faculty of Sport Science, Yogyakarta State University, who have less body mass index categories, normal, and more. The number of research sample was 45 male students taken with the technique of purposive random sampling. This research variables include three variables, that is independent variable, attributive variable and dependent variable. Its detail as follows 1) Independent variable that is active recovery, corstabilty, and passive, 2) Attributive variable that is body mass index is less, normal, and more, 3) Dependent variable that is decreased levels of lactic acids. All data obtained through lactic necessary tests used to measurement the lactate threshold, Scales to measurement weight, stadiometer to measurement height. The technique of data analyzes that used in this research was two way ANAVA with the help of computer applications using serial SPSS for windows version 19 with a significance level of 5%.
The result of research indicate: (1) There was significant difference effect between the type of active recovery, corstabilty, and passive, after weight Exercise toward decreased levels of lactic acid, (Sig = 0.000 <0.05), effect of type active recovery better than the recovery corstabilty, and passive toward lactic acid levels reduction/change. (2) There was significant difference of lactic acid levels reduction/change between the students that have body mass index less than, normal, and more, (Sig = 0.000 <0.05)), students group with normal body mass index category have larger lactic acid levels reduction/change than students group with body mass index less, and more. (3) There was no significant interaction between the type of recovery and BMI categories on decreased levels of lactic acid/reduction, male students of Study Program of Sport Science, Faculty of Sport Science, Yogyakarta State University, (Sig = 0113> 0.05). Key Word : Recovery, Weight Exercise, Lactic Acid Levels, and Body Mass
Index (BMI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga
metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan nutrisi
dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Olahraga merupakan keperluan
dalam kehidupan kita, apalagi bagi yang ingin meningkatkan kesehatannya.
Kebanyakan orang latihan untuk mendapatkan manfaat dari latihan mereka:
seperti olahraga untuk peningkatan prestasi, olahraga meningkatkan kinerja,
ketahanan yang lebih baik, lemak tubuh kurang, tambah dan bahkan hanya
merasa lebih baik. Dalam rangka mempertahankan latihan rutin sangat penting
untuk pulih sepenuhnya setelah latihan. Pemulihan merupakan bagian penting
dari latihan rutin. Hal ini memungkinkan atlet untuk melatih lebih sering dan
melatih lebih keras sehingga atlet mendapatkan lebih banyak dari pelatihannya
(Muhammad Arief Setiawan, 2012).
Proses yang terjadi selama pemulihan dari suatu latihan fisik (exercise)
sama pentingnya dengan proses selama latihan fisik itu sendiri. Pemulihan
yang tidak sempurna antara latihan satu dengan latihan fisik lainnya atau antara
satu pertandingan dengan pertandingan berikutnya pada akhirnya akan
menurunkan kinerja fisik seseorang (Ilhamjaya, 2000).
Pada kasus atlet, seringkali hanya istirahat sehari atau 2 hari antara satu
perlombaan dengan perlombaan lainnya. Sebenarnya, bukan suatu hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
luar biasa bagi atlet untuk berpartisipasi pada beberapa perlombaan dalam
seminggu atau beberapa pertunjukkan dalam sehari, khususnya selama waktu
turnamen. Persoalannya adalah bagaimana para pelatih dapat memulihkan
atlet-atlet mereka secara sempurna dan secepatnya dari satu kinerja ke kinerja
berikutnya (Ilhamjaya, 2000).
Konsep yang paling erat kaitanya dengan proses pemulihan dari suatu
latihan fisik (exercise) adalah hutang oksigen (the oxygen debt). Selain itu, ada
beberapa hal penting lainnya dalam proses pemulihan tersebut, yaitu:
pemulihan cadangan fosfagen otot, pengisian mioglobin dengan oksigen,
pengisian cadangan glikogen otot, dan pemusnahan asam laktat darah dan otot
(Fox, Bower & Foss, 1993).
Tubuh manusia secara normal mengalami metabolisme energi yang
menjadi sumber pergerakan tubuh salah satunya berasal dari ATP yang
digunakan antara lain untuk pergerakan otot (Guyton, 1986).
Energi yang digunakan saat beraktivitas pada kondisi anaerob akan
menghasilkan produk samping berupa asam laktat. Asam laktat secara normal
terdapat dalam tubuh dan menggambarkan kondisi glikolisis anaerob. Asam
laktat berkaitan erat dengan kemampuan otot untuk berkontraksi. Tubuh
memiliki keterbatasan dalam mentoleransi jumlah asam laktat dan tiap individu
memiliki batas ambang asam laktat yang berbeda-beda. Kadar asam laktat akan
meningkat saat beraktivitas dimana sumber energinya berasal dari sistem
glikolisis anaerob (Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph Sigit, Serlyana
Herman, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Asam laktat yang terbentuk melalui glikolisis anaerobic ini akan
menurunkan pH (meningkatkan keasaman) dalam otot maupun darah.
Penurunan pH ini akan menghambat kerja enzim-enzim atau reaksi kimia
dalam sel tubuh, terutama dalam sel otot tersebut sehingga menyebabkan
kontraksi otot bertambah lemah dan akhirnya mengalami kelelahan (Ilhamjaya,
2000).
Adanya aktivitas tinggi tanpa memperhatikan waktu pemulihan yang
cukup, dapat menyebabkan penumpukan asam laktat darah yang
mengakibatkan terhalangnya asupan energi dari sistem aerob pada sel otot dan
timbulnya rasa lelah (Guyton, 1986). Kondisi tersebut berakibat pada turunnya
kinerja otot. Namun adanya asam laktat dalam tubuh juga penting karena asam
laktat dapat diubah menjadi sumber energi. Asam laktat dalam kondisi cukup
oksigen dapat diubah kembali menjadi asam piruvat dan selanjutnya
mengalami sistem oksidatif untuk menghasilkan energi.
Asam laktat merupakan indikator kelelahan, yaitu suatu hasil
sampingan dari metabolisme pembentukan energi. Di dalam tubuh kita,
terjadi proses kimia yang mengubah energi kimia dalam makanan menjadi
energi mekanik yang membuat otot kita dapat berkontraksi. Energi mekanik
yang menjadikan otot berkontraksi berasal dari molekul yang disebut ATP
(Adenosin Tri Phosphate, merupakan gugus adenosine yang mengikat tiga
gugus fosfat). Jika satu gugus fosfat lepas dari ATP, maka energi sebesar 30 kJ
akan dilepas. Salah satu penggunaan energy tersebut, yaitu untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
menggerakkan otot (Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph Sigit, Serlyana
Herman, 2009).
Pada beberapa cabang olahraga, pertambahan berat badan berupa lemak
tubuh justru dapat menghambat pergerakan atlet. Contoh atlet yang tidak
membutuhkan berat badan adalah atlet lompat tinggi, lompat jauh, ballerina,
gimnastik, pelari cepat dan marathon. Lemak tubuh hanya akan meningkatkan
berat tubuh atlet tetapi tidak berkontribusi pada produksi energi. Jadi, lemak
tubuh yang berlebihan akan mengganggu tubuh ketika bergerak. Pertambahan
berat badan biasanya akan sejalan dengan pertambahan lemak tubuh.
Kehilangan lemak berlebih tidak akan mempengaruhi total Vo2max tapi akan
meningkatkan ketika diubah dalam millimeter per kilogram berat tubuh
(Fatmah, 2011). Jadi seseorang yang memiliki berat badan lebih cenderung
tidak bugar karena dalam tubuhnya banyak lemak yang mengakibatkan kurang
lincah dalam bergerak sehingga untuk pemulihan memerlukan waktu yang
lebih lama, begitu pula dengan orang yang kurus, cenderung tidak bugar karena
banyak kekurangan energy/asupan gizi sehingga untuk pemulihan dalam
aktivitas olahraga juga agak lama.
Mekanisme pemulihan laktat dari otot dan darah dipengaruhi oleh
aktivitas yang dilakukan setelah aktivitas dengan intensitas maksimal. Hal ini
akan mempengaruhi mekanisme keluarnya laktat dari otot ke darah,
meningkatnya aliran darah, ambilan laktat oleh hati, jantung, dan otot rangka.
Kecepatan pengeluaran laktat dari otot ke pembuluh darah akan mempengaruhi
proses metabolisme berikutnya, sehingga laktat dapat segera dimetabolisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kembali membentuk energy melalui siklus krebs (Widiyanto, 2012). Menurut
Santoso Giriwijoyo & Dikdik Zafar (2012) proses aerobik merupakan salah
satu cara menghilangkan zat kelelahan, karena selama proses aerobik aliran
darah dapat dialirkan menuju otak dan jantung, proses respirasi berjalan lancer
yang menyebabkan oksigen banyak masuk ketubuh sehingga cepat membentuk
energy kembali.
Optimalisasi masa recovery sejalan dengan kajian teoritik yang
menyatakan bahwa pengkondisian fisiologis seseorang tidak hanya pada masa
latihan tapi juga pada masa recovery latihan, masa pertandingan, dan masa
recovery antar pertandingan. Optimalisasi jenis recovery penting untuk
dilakukan mengingat kualitas recovery yang baik dapat menurunkan kelelahan
baik secara objektif maupun subjektif, serta dapat mengurangi cedera
(Widiyanto, 2012). Dalam kesempatan ini peneliti akan membandingkan teknik
recovery aktif, corstability, dan pasif dengan Indeks Massa Tubuh yang
harapannya dapat membantu meningkatkan penurunan kadar asam laktat.
Dengan meningkatnya penurunan kadar asam laktat diharapkan mampu
memberikan sumbangan pada efisiensi pemulihan dan dapat mengetahui
ketahanan atlet selama training dan mempersiapkan kompetisi, bahkan juga
saat proses kompetisinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Adakah perbedaan pengaruh antara jenis recovery aktif, corstability, dan
pasif, sesudah latihan maksimum terhadap penurunan kadar asam laktat?
2. Adakah perbedaan penurunan kadar asam laktat antara mahasiswa yang
memiliki indeks massa tubuh kurang, normal, dan lebih, sesudah latihan
maksimum?
3. Adakah pengaruh interaksi antara jenis recovery dan kategori indeks massa
tubuh terhadap penurunan kadar asam laktat?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh antara jenis recovery aktif, corstability, dan pasif,
sesudah latihan maksimum terhadap penurunan kadar asam laktat.
2. Perbedaan penurunan kadar asam laktat antara mahasiswa yang memiliki
indeks massa tubuh kurang, normal, dan lebih, sesudah latihan maksimum.
3. Pengaruh interaksi antara jenis recovery dan kategori indeks massa tubuh
terhadap penurunan kadar asam laktat?
D. Manfaat Penelitian
1. Secara metodologis penelitian ini penting karena dapat memberi landasan
yang tepat dan rasional pada semua orang tentang jenis recovery aktif,
corstability, dan pasif, sesudah latihan maksimum terhadap penurunan kadar
asam laktat. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat adanya
kecenderungan bahwa masyarakat umum, pecinta olahraga, dan atlet, sering
mengabaikan recovery sehingga sering mengalami kelelahan yang
berlebihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan teori recovery, untuk
mempertegas konsep, pemikiran, dan temuan yang telah dilakukan oleh para
ahli terdahulu.
3. Teknik recovery menjadi peluang yang harus dikembangkan dalam
menyusun program latihan sehingga dapat mengurangi kelelahan yang
berlebihan karena antara latihan dan recovery seimbang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hubungan Sistema Kerja Fisik dengan Olahdaya (Metabolisme) Kadar
Asam Laktat dan Sistem Energi
Dalam kehidupan sehari-hari bila kita melakukan aktifitas fisik berat,
misalnya olahraga berat, maka akan timbul kelelahan. Salah satu penyebab
terjadinya kelelahan adalah akibat penumpukan sampah olahdaya
(metabolisme) misalnya yang berupa asam laktat. Sesungguhnya asam laktat
di dalam sel otot bukan merupakan sampah akhir, namun bila jumlahnya
berlebihan, dapat menggangu kinerja sel, sehingga oleh karena itu harus
segera diangkut ke luar dari otot oleh sistem sirkulasi untuk didaur ulang
kembali menjadi glikogen di hati dan jaringan otot lain yang tidak aktif.
Oleh karena itu dengan semakin baiknya kemampuan seseorang untuk
mengangkut sisa olahdaya tersebut keluar dari otot yang lelah ke dalam hati
dan otot lain, maka semakin cepat pula seseorang pulih dari kelelahan
(Astrand yang dipaparkan oleh Santosa Giriwijoyo, Neng Tine K, dan Lilis
K, 2012).
Perlu pula diingat kembali bahwa tertimbunnya asam laktat terjadi
oleh karena pembentukan asam laktat lebih cepat daripada pembuangannya,
dan hal ini berkaitan dengan tidak adekuatnya sistem sirkulasi dalam otot
yang bersangkutan dan tidak adekuatnya pasokan O2, baik secara absolut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
maupun relatif. Pasokan O2 yang secara absolut tidak adekuat disebabkan
oleh rendahnya kapasitas aerobik yang dimilikinya, sedangkan pasokan O2
yang secara relatif tidak adekuat disebabkan oleh tingginya intensitas
kerja/olahraga yang dilakukannya (olahraga dilakukan secara overload).
Salah satu cara untuk pulih kembali dari kelelahan yaitu dengan pemulihan
/Recovery (Santosa Giriwijoyo, Neng Tine K, dan Lilis K, 2012).
Sebelum membahas pelatihan fisik perlu terlebih dahulu dipahami apa
yang dimaksud dengan kondisi pelatihan. Untuk dapat memahami kondisi
pelatihan harus dipahami tata hubungan olahdaya anaerobik dan aerobik.
Fungsi olahdaya anaerobik adalah memasok daya untuk terjadinya gerak
(kontraksi otot), sedang fungsi olahdaya aerobik ialah untuk memulihkan
perubahan, termasuk menghilangkan sampah yang terjadi akibat adanya
olahdaya anaerobik (lihat bagan dibawah ini).
Bagan: olahdaya untuk menghasilkan daya (energi) untuk kerja dan mekanisme pencegahan/pemulihan kelelahan (Santoso Giriwijoyo, 2012).
OLAH DAYA
DAYA (ENERGI)
KERJA/OR
SAMPAH KELELAHAN
ANAEROBIK (TANPA O2)
AEROBIK (+ O2)
PEMBUANGAN MELALUI PROSES OKSIDASI (+ PEMBUANGAN MELALUI SIRKULASI)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Kelelahan yang berlebihan setelah berolahraga umumnya sinyal
bahwa Anda berolahraga terlalu keras. Cooper memiliki dua rekomendasi.
Pertama, ia menulis bahwa Anda harus berjalan perlahan-lahan selama
setidaknya lima menit setelah latihan maksimum karena berhenti tiba-tiba
dapat menyebabkan aliran darah tidak memadai ke otak dan jantung. Kedua,
ia menulis bahwa Anda harus memeriksa detak jantung Anda setelah
periode pemulihan lima menit. Jika denyut jantung Anda di atas 120 detak
jantung per menit dan Anda berada di bawah 50 tahun atau detak jantung
Anda di atas 100 detak jantung per menit dan Anda lebih dari 50 tahun,
latihan berikutnya Anda harus lebih pendek dan kurang berat. Pemantauan
denyut jantung Anda terus-menerus dapat membantu Anda membuat
penyesuaian secara cepat (Martin Zabell, 2011).
a. Terbentuknya Asam Laktat dalam otot
Perasaan tegang atau capek di badan adalah indikasi menumpuknya
asam laktat atau asam susu di otot. Asam laktat ini timbul pada proses
pembakaran di dalam otot yang aktif. Dalam kegiatan ini selain
dihasilkan energi juga didapat sisa pembakaran, yaitu berupa asam laktat.
Makin lama aktivitas dijalankan, energi yang dihasilkan semakin kecil
sementara sisa pembakaran berupa asam laktat itu justru menumpuk.
Penumpukan asam laktat inilah yang menyebabkan rasa lelah atau capek.
Secara fisik, otot yang lelah terasa lebih kaku dan keras. Jika dipegang
tidak terasa elastis dan tidak rileks. Otot yang tidak rileks akan
mengganggu alat-alat tubuh, misalnya pembuluh darah vena atau arteri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Juga pembuluh limpa dan persarafan, Bisa jadi pembuluh darah tertekan
atau saraf-saraf terjepit akibatnya peredaran darah menjadi kurang lancar
dan saraf menjadi kurang sensitive (thobib, 2012).
Stephen M. Roth (2012) menjelaskan bahwa Sel-sel otot yang
sedang bekerja dapat melanjutkan jenis produksi energi anaerobik pada
tingkat tinggi selama satu sampai tiga menit, selama waktu itu laktat
dapat mengakumulasi ke tingkat tinggi. Efek samping dari tingkat laktat
yang tinggi adalah peningkatan keasaman sel-sel otot, bersamaan dengan
gangguan metabolit lainnya. Jalur metabolisme yang sama
memungkinkan pemecahan glukosa menjadi energi berkinerja buruk
dalam lingkungan asam. Di permukaan, tampaknya kontraproduktif
bahwa otot bekerja akan menghasilkan sesuatu yang akan memperlambat
kapasitasnya untuk bekerja lebih, Pada kenyataannya, ini adalah
mekanisme pertahanan alami untuk tubuh mencegah kerusakan permanen
saat beraktivitas ekstrim dengan memperlambat sistem kunci yang
dibutuhkan untuk mempertahankan kontraksi otot. Setelah tubuh
melambat, oksigen menjadi tersedia dan laktat kembali menjadi piruvat,
sehingga metabolisme aerobik jalan terus dan energi untuk pemulihan
tubuh dapat tersedia dari latihan maksimum.
b. Sistem Energi
Olahraga atau aktivitas fisik lainnya memerlukan energi. Kerja
yang dihasilkan oleh aktivitas fisik merupakan hasil penerapan gaya oleh
anggota gerak tubuh terhadap suatu massa pada suatu jarak. Gerakan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
gerakan yang dilakukan oleh anggota gerak tubuh merupakan hasil
atau berat. Mempunyai keuntungan mudah untuk mempertahankan
keseimbangan. Hal ini penting bagi olahraga yang memerlukan
mempertahankan keseimbangan, seperti gulat, judo, dan sejenisnya.
Komponen bebas lemak (fat free component), komponen bebas
lemak dari berat badan, sebagian terbentuk oleh berat otot dan tulang. Bila
dibandingkan dengan komponen lemak pada, apabila yang lainya sama
besar kecuali kandungan lemak dalam badan, komponen bebas lemak jauh
lebih ringan sehingga akan menguntungkan bagi olahraga yang aktivitasnya
bersifat daya tahan maupun akselerasi. Bobot mati adalah berat senmua
bagian badan yang secara langsung tidak terlibat dalam memproduksi
gerakan. Berat ini terdiri dari berat skeleton, kulit, alat dalam, darah dan
terutama berat otot yang tidak aktif dan lemak badan.
Berat Badan
Cara pengukuran:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
a) Angka dalam timbangan benar-benar menunjukkan angka nol.
b) Pakaian subyek seminim mungkin.
c) Subyek berdiri tegak di atas timbangan sampai jarum angka
menunjukkan hasil berat.
Gambar 3.3. Pengukuran berat badan (ISAK, 2001)
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis varian
(ANAVA) rancangan factorial 3 x 3 taraf
memenuhi asumsi dalam teknik anava, maka dilakukan uji normalitas (uji
Kolmogorov - Smirnov) dan uji homogenitas varians (dengan uji bartlet)
setelah itu dilanjutkan dengan uji hipotesis.
Setelah semua data terkumpul, kemudian disusun dan dianalisis secara
statistik melalui proses sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
1. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis populasi dilakukan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas (uji Kolmogorov - Smirnov) dan uji homogenitas
varians (dengan uji bartlet). Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah sampel yang digunakan dalam penelitian berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui apakah variansi pada tiap-tiap kelompok homogeny atau tidak.
a. Uji normalitas
Uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, Uji
normalitas ini di analisis dengan menggunakan bantuan program
komputerisasi staistical product and service solution (SPSS) versi 19
Dalam proses analisis data karena menggunakan bantuan komputer maka
(sig) lebih besar dari 0,05 disimpulkan normal.
b. Uji homogenitas
Untuk menaksir selisih rata-rata dan menguji kesamaan atau
perbedaan dua rata-rata perlu ditekankan adanya asumsi bahwa kedua
populasi mempunyai variansi yang sama. Populasi-populasi dengan
dengan variansi yang sama besar dinamakan variansi yang homogen.
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis Ho adalah :
F = terkecilVariansi terbesarVariansi
(Sudjana, 1996)
Uji homogenitas ini dilakukan dcngan menggunakan UJI BARTLETT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Rumus X2 = C303,2
(f log MSerror- fi log Si2)
Hasilnya dibandingkan dengan tabel distribusi X2 dengan taraf
signifikansi. H0 diterima bila X2hit < X2tab , yang berarti sampel-sampel
berasal dari populasi yang homogen.
Untuk memudahkan perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan
untuk uji Bartlett akan lebih mudah dan lehih baik disusun ke dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.2. Satuan Harga untuk Uji Bartlet Sampel
Ke Dk
1
Dk Si2 Log Si2 (dk) log Si2
1 N1-1 1/( n1-1) S12 Log S1
2 ( n1-1) Log S12
2 N2-1 1/( n2-1) S22 Log S2
2 ( n2-1) Log S22
.
.
.
K nk-1 1/( nk-1) Sk2 Log Sk
2 ( nk-1) Log Sk2
Jumlah (n1-
1) 1n1
1
- - (n1-1) Log S12
(Sudjana, 1996)
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Statistik Anava
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Data hasil pengukuran kadar asam laktat dianalisis dengan statistika
anava dua jalur dan pengujian hipotesis dengan perhitungan uji F pada taraf
signifikan 0,05 %
Tabel 3.3. Analisis Variansi Dua Jalur
Source of Variance SS df MS F
Between groups
A
B
A*B
Within groups
Total
SSB
SS1
SS2
SS1x2
SSW
SST
dfB
df1
df2
df1x2
dfW
dfT
MSB
MS1
MS2
MS1x2
MSW
FB
F1
F2
F1x2
Langkah-Langkah Perhitungan :
1) Sum of Square
a) Total Sum of Square (SSr)
N
XXSS r
2
2
b) Between group sum of square (SSB)
N
X
N
X
N
X
N
XSS
k
kB
22
2
2
2
1
2
1
c) Within group sum square (SSw)
SSw = SSr - SSB
d) Sum of square for factor 1 (SS1)
N
X
columneachinNcolumneachofSum
SS22
1
e) Sum of square for factor 2 (SS2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
N
X
roweachinNroweachofSum
SS22
2
f) Sum of square for Interactions (SS1x2)
SS1x2 = SSB SS1 SS2
2) Degrees of freedom
a) Total Degrees of Freedom
dfr = N 1
b) Degrees of Freedom Within Groups
dfW = N K
c) Degrees of Freedom for Factor 1
df1 = one less than the number of levels for factor 1
d) Degrees of Freedom for Factor 2
df1 = one less than the number of levels for factor 2
e) Degrees of Freedom for Interaction
df1x2 = df1xdf2
f) Degrees of Freedom Between Groups
dfB = k 1
3) Mean Square
a) Mean Square Between Group (MSB)
B
BB df
SSMS
b) Mean Square within Group (MSW)
W
WW df
SSMS
c) Mean Square for factor 1 (MS1)
1
1
df
SSMS B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
d) Mean Square for factor 2 (MS2)
2
2
df
SSMS B
e) Mean Square for interaction (MS1x2)
21
2121
x
xx df
SSMS
4) F rations and tests of significance
a) Effect of Between group (FB)
W
B
MSMS
F
b) Effect of factor 1 (F1)
WMSMS
F 1
c) Effect of factor 2 (F2)
WMS
MSF 2
d) Effect of interaction (F1x2)
W
x
MS
MSF 21
b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava
Penggunaan Anava harus memenuhi persyaratan: (1) observasi
untuk masing-masing kelompok independen, (2) setiap kelompok
perlakuan memiliki variansi yang sama (Homogen), (3) populasi
berdistribusi normal. Selanjutnya untuk menguji perbedaan pengaruh
perlakuan menggunakan Uji Newman-Keuls dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dari yang
paling kecil sampai kepada yang terbesar.
2) Dari rangkuman ANAVA, diambil harga RJKE disertai dk-nya.
3) Hitung Kekeliruan Baku Rata-Rata untuk tiap perlakuan dengan
rumus dibawah ini :
yS
= 1
)(
n
RJK keke liruan
RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA
4) Tentukan taraf signifikansi a, lalu gunakan Daftar Rentang Student.
Daftar ini mengandung dk = v dalam kolom kiri dan p dalam baris
atas. Untuk uji Newman-Keuls, diambil v = dk dari RJK (kekeliruan)
dan p = 2, 3, .... k. Harga-harga yang didapat dari badan daftar
sebanyak (k-1) untuk v dan p supaya dicatat.
5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik 8 di atas masing-masing
dengan s1. Dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan
Rentang Signifikan Terkecil (RST).
6) Bandingkan selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil dengan
RST untuk p = k, selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua
dengan RST untuk p = (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya
perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata terkecil
dengan RST untuk p = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-
rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-2), dan seterusnya.
Dengan jalan begini, semuanya akan ada Vt k (k-1) pasangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar
daripada RST-,nya masing-masing, maka disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan di antara rata-rata perlakuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian telah dilakukan pada tiga kelompok sampel mahasiswa yang
memiliki Indeks Massa Tubuh Lebih, Normal, dan Kurang, pada Program Studi
Ilmu Keolahragaan (IKORA) Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta, masing-masing kelompok sebanyak lima belas mahasiswa. Data
dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran terhadap variabel independen
atributif dari ketiga kelompok, yaitu kelompok Indeks Massa Tubuh Lebih dari
jumlah sampel 15 dibagi tiga masing-masing diberi perlakuan recovery aktif,
corstability, dan pasif. Kelompok Indeks Massa Tubuh Normal dari jumlah
sampel 15 dibagi tiga masing-masing diberi perlakuan recovery aktif, corstability,
dan pasif. Kelompok Indeks Massa Tubuh Kurang dari jumlah sampel 15 dibagi
tiga masing-masing diberi perlakuan recovery aktif, corstability, dan pasif.
Ketiga kelompok tersebut dilakukan tes sebanyak dua kali, yaitu satu kali
tes awal (pretest) dan satu kali tes akhir (posttest). Item tes pada pretest maupun
posttest sama, yaitu kadar asam laktat darah. Dalam penelitian ini dilakukan
beberapa analisa statistik. Semua analisa statitik dikerjakan dengan aplikasi
computer menggunakan seri program SPSS for windows versi 19 dengan taraf
signifikansi 5%.
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.
Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan
pada tes awal dan tes akhir kadar asam laktat darah. Berikut disajikan mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
deskripsi data, pengujian prasarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan
hasil penelitian.
A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data hasil pengukuran kadar asam laktat darah
yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai
berikut:
Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Pengukuran kadar asam laktat darah pada mahasiswa yang memiliki Indeks Massa Tubuh Lebih, Normal, dan Kurang Berdasarkan jenis recovery yaitu recovery aktif, corstability, dan pasif.