PERBEDAAN LOYALITAS FUNGSIONARIS PADA PIMPINAN SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Oleh: YESICA CHRISTOPHERY 802010103 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014
28
Embed
Perbedaan Loyalitas Fungsionaris Pada Pimpinan Senat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9009/2/T1_802010103_Full... · menunjukkan kenaikan. Tetapi, jika dilihat dari jumlah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBEDAAN LOYALITAS FUNGSIONARIS PADA PIMPINAN
SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA
WACANA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN
Oleh:
YESICA CHRISTOPHERY
802010103
TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai
gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
ii
iii
iv
v
PERBEDAAN LOYALITAS FUNGSIONARIS PADA PIMPINAN
SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA
WACANA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN
Oleh:
YESICA CHRISTOPHERY
SUTARTO WIJONO
JUSUF TJAHJO P.
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara loyalitas
fungsionaris pada pimpinan senat mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang ditinjau
dari jenis kelamin. Sebanyak 86 orang diambil sebagai sampel yang dilakukan dengan
menggunakan teknik sampel purposive sampling. Metode penelitian yang dipakai dalam
pengumpulan data yakni dengan metode skala, yaitu skala loyalitas to supervisor. Teknik analisa
data yang dipakai adalah dengan formula uji-t. Dari hasil analisa data diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0.338 (p>0.05), yang berarti tidak ada perbedaan loyalitas antara laki-laki dan
perempuan.
Kata Kunci : loyalitas, jenis kelamin
vii
ABSTRACT
This study aims to determine the significance of the difference between loyalty
functionaries on the chairman of Senate of Satya Wacana Christian University viewed from the
gender. 86 people taken as samples conducted using technique samples purposive sampling.
Research methods used in the data collection was scale, the scale of loyalty to supervisors. Data
analysis technique used is the test-t with a formula. From the analysis result of data obtained the
value of significance of 0.338 ( p> 0.05 ), which means there is no difference loyality between
men and women.
Keywords: loyalty, gender
1
PENDAHULUAN
Perkembangan global yang terjadi saat ini memiliki dampak multidimensional pada
berbagai bidang di Indonesia. UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di
peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks
Pembangunan Pendidikan. Sementara itu, The United Nations Development Programme (UNDP)
tahun 2011 juga telah melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Development Index (HDI) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 108 pada 2010
menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara. Pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik
tiga peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara berdasarkan hasil dari data statistik Human
Development Report 2013 (hdr.undp.org/en/data, diakses 8 Januari 2014). Data ini meliputi
aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang
menunjukkan kenaikan. Tetapi, jika dilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya tetap saja
Indonesia tidak naik peringkat. Hal ini menandakan bahwa masih kurangnya kualitas SDM di
Indonesia.
Sementara itu di Indonesia, hasil tersebut selaras dengan survei yang dilakukan Towers
Watson dalam harian tribunnews.com tanggal 12 September 2012 yang merupakan seorang
konsultan perusahaan di bidang tenaga kerja dan merilis penelitian terbarunya mengenai Global
Workforce Study 2012 yang mengikutkan 29 negara termasuk Indonesia dengan total responden
sebanyak 32.000 karyawan. Khusus untuk Indonesia, hasilnya ditemukan bahwa sekitar dua
pertiga karyawan di Indonesia tidak memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya dan
berencana pindah ke organisasi lain jika tawaran jabatan, bidang pekerjaan, serta kompensasi
lebih tinggi dari perusahaan tempat individu tersebut bekerja sekarang. Namun bukan berarti
pembenahan di Indonesia tidak dilakukan oleh masing-masing institusi. Perkembangan global
2
yang juga berdampak khususnya pada bidang pendidikan secara tidak langsung mendorong
institusi pendidikan tinggi melakukan perubahan yang lebih baik dalam bidang pengembangan
pembelajaran dan hal ini menyebabkan sebuah persaingan antar Perguruan Tinggi (PT).
Persaingan antara (PT) itu memang ada, baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan
Perguruan Tinggi Swasta (PTS).Pada saat ini PTS mendapatkan perhatian khusus dari
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah V DIY yang mendorong perguruan
tinggi di wilayah ini meningkatkan kualitasnya, karena PTS yang bagus pasti diserbu calon
mahasiswa (Harianjogja.com, 24 Agustus 2013). Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
Salatiga sebagai salah satu PTS swasta terakreditasi B terkenal di Jawa Tengah masih tetap eksis
sampai saat ini. UKSW telah berpengalaman memberikan pelayanan pada bidang pendidikan
hingga menginjak usia 58 tahun. Hal tersebut tidak hanya dalam bidang pendidikan, namun
keunggulan UKSW adalah juga memberikan bekal hidup dalam bidang soft skills yang
didapatkan dari kegiatan-kegiatan kemahasiswaan seperti kepanitian termasuk, Kelompok Bakat
Minat (KBM) ataupun Lembaga Kemahasiswaan (LK). Universitas Kristen Satya Wacana
sebagai penyelenggara pendidikan, memfasilitasi para mahasiswanya untuk berkembang tidak
hanya dalam bidang akademik, namun juga membina mahasiswa untuk memiliki soft skills yang
dituangkan pada organisasi kemahasiswaan di UKSW yang biasa disebut sebagai Lembaga
Kemahasiswaan (LK) UKSW yang memiliki berbagai program kerja yang dilaksanakan setiap
periode. LK UKSW terdiri atas Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas (BPMU), Senat
Mahasiswa Universitas (SMU), Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF) dan Senat
Mahasiswa Fakultas (SMF). BPMU dan BPMF adalah lembaga perwakilan, sedangkan SMU
dan SMF adalah lembaga eksekutif. LK adalah wahana satu-satunya bagi mahasiswa dalam
berperan serta mewujudkan visi dan misi Universitas demi mewujudkan Tri Darma Perguruan
3
Tinggi dan juga berguna bagi mahasiswa yang ingin mencari pengalaman pada bidang
kepemimpinan.
Tri Darma Perguruan Tinggi adalah kegiatan Universitas yang meliputi kegiatan
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (diakses dari
http://www.uksw.edu/id.php/kemahasiswaan). UKSW juga merupakan satu-satunya PT yang
memiliki kebijakan Lembaga Kemahasiswaan ini merupakan suatu organisasi non profit, yaitu
ketika anggota yang berperan serta dalam keorganisasian ini merupakan orang-orang yang peduli
terhadap suatu jenis aktifitas tertentu dan lebih condong bergerak pada bidang jasa serta tidak
mencari ataupun mendapatkan upah kerja berupa materi. Anggota tidak selalu ingin meraih
kompensasi finansial saja, namun juga nonfinansial seperti penghargaan nonfinansial dan karir
(Mangkuprawira, 2004).
Dalam perwujudan visi dan misi suatu organisasi dibutuhkan Sumber Daya Manusia
(SDM). Dalam hal ini mahasiswa yang memiliki loyalitas agar dapat mendukung perwujudan
visi dan misinya karena SDM menjadi penentu maju atau mundurnya suatu organisasi. Semakin
tinggi keterikatan anggota dengan organisasinya akan semakin baik kinerjanya dan akan berefek
pada meningkatnya keberhasilan sebuah organisasi tersebut (Mangkuprawira, 2004). Ada
berbagai fenomena terkait loyalitas yang akan muncul dari berbagai perilaku yang ada seperti
dedikasi kepada atasan,upaya ekstra untuk atasan, kelekatan pada atasan, identifikasi pada
atasan, dan internalisasi nilai-nilai atasan. Selanjutnya dapat muncullah sebuah perilaku, yakni
perilaku untuk bertahan menghadapi setiap tantangan demi tantangan atau menyerah pada
keadaan. Anggota yang memiliki dedikasi kepada atasan, upaya ekstra untuk atasan, kelekatan
pada atasan, identifikasi pada atasan dan internalisasi nilai-nilai atasan akan bertahan dan terus
mendukung atasannya, bahkan jika atasannya memilih untuk keluar dari organisasi anggota