Top Banner
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS VIII ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULER SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Tony Prihatmoko 09601244004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2013
124

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Jan 21, 2017

Download

Documents

trinhthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANISENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS VIII

ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULERSMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagai Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Tony Prihatmoko09601244004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASIFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAAPRIL 2013

Page 2: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

PERSETUJUAI\T

Skripsi yang berjudul '?erbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasrnani Senam

Ianfai Guling B€lakang Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas

Prihahoko, NIM i oleh pembimbing untuk

diujikan.

rl Ivttret 2013

flosen Penrbimbimg

Drs. F. Suharjana M.Pd,

NIP. 19580VO6198403 t ffiz

Page 3: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul'Ferbedaan llasil B€lajar Pendidikan Jasmani Sffam LantaiGuling Belakang Siswa Kelas VItr antara Kelas Akselerasi dan Kelas RegulerSMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta" ymg disus-un oleh Tony Prihahoko,NIM: 096017MW4 ini telah dipertahankan di depan fbwan Penguji pada tanggal25 lvtarct 2013 dan dinyffikan lulus.

Nema

Drs. F-

Dr. Sri

Tanggal

.r./.e.-.)1.

.?...l...:.qlrr -.)

l/q -t)

Universibs Negeri Yoryakarh

IvLs.I 002

lv

April2013

6yS3r\

Page 4: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

ST]RAT PERIYYATAAI\I

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

dit€rbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau lnrtipan dengan mengikuti

penulisan karya ikaiah-yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesdran adalatr asli.

Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditmda yudisium pada periode

berikutnya.:

YogyakartaltMarct 2013

Yang menyatakan

Tony Prihatmoko

NIM.096012MW4

rll

Page 5: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

v

MOTTO

Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah.

Tegarlah dalam menghadapi cobaan, bagai karang di laut yang tetap

berdiri kokoh walau omabak dan badai datang menerjang.

Keberhasilan adalah perjungan tanpa batas.

Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu

pengetahuan beberapa derajat (QS. AL Mujaadillah: 11)

Page 6: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

Ayahanda Suprihono, Ibunda Sudarti tercinta yang tanpa henti-hentinya

selalu memberikan Ananda dorongan dan doanya

Kakakku Edi Sudarmono dan adik-adikku, Atika Evi Kurniawati, Rochman

Kurniawan tercinta yang selalu menjadi inspirasi.

Kekasihku Resita Arum Fitria penyemangatku trimakasih atas dukungan,

bantuan dan nasehatnya..

Page 7: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

vii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANISENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS VIII

ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULERSMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

OlehTony PrihatmokoNIM 09601244004

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

pendidikan jasmani pada pokok materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun Pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, kelas akselerasi dan reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta pada tahun pelajaran 2012/2013, denganjumlah sampel kelas akselerasi 20 respoden dan kelas reguler 20 responden. Masing-masing kelas terdiri dari 10 responden laki-laki dan 10 responden perempuan. Untuk teknik pengambilan sampel kelas akselerasi adalah sampel jenuh dan untuk kelas reguler menggunakan teknik proporsional random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang berbentuk daftar periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale) untuk penilaian hasil belajar psikomotor senam lantai guling belakang. Teknik pengujian instrumen adalah uji validasi dosen ahli kemudian uji validasi dan uji reabilitas siswa. Teknik analisis data adalah uji persyaratan dan uji hipotesis. Uji pesyaratan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t (t-test) dan uji anova, ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan taraf signifikasi 5 %.

Hasil ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasilbelajar psikomotor senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Denganperbedaan rata-rata sebesar 2,8 dimana kelas regular lebih baik dibanding kelas akselerasi. Dengan hasil perhitungan data hasil belajar siswa diperoleh nilai = 2,859 lebih besar dari pada = 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena harga lebih besar dari dan berada dalam daerah Ha atau p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan data di atas maka dapat di lihat bahwa kelas regular memiliki hasil belajar psikomotor senam lantai guling belakang yang lebih baik dibandingkan dengan kelas akselerasi.

Kata kunci: hasil belajar, senam lantai, guling belakang

Page 8: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat

dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang

Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler SMP

Muhammadiyah 2 Yogyakarta”.

Terselesaikanya skripsi ini tidak lepas berkat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini ungkapan penghargaan dan terima kasih

penulis persembahkan kepada:

1. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin

penelitian.

2. Bapak Drs. Amat Komari, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyetujui penelitian ini.

3. Bapak Drs. F. Suharjana, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Suhadi, M. Pd. selaku dosen Penasehat Akademik terima kasih

atas bantuan yang diberikan.

5. Ibu Hj. Nilawati Isdwantari, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP

Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

6. Ibu Dra. Ismiyati selaku guru pembimbing di SMP Muhammadiyah 2

Yogyakarta, terima kasih atas segala bantuan yang diberikan.

Page 9: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

ix

7. Semua keluargaku yang selalu mendoakan, membimbing dan memberi

semangat di setiap langkahku.

8. Sahabat dan teman-temanku lainnya serta semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan bagi penulis

dalam menyelesaikan karya ini.

Mungkin tidak cukup sekedar rangkaian kalimat terima kasih untuk

membalas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Harapan dan doa semoga

amal baik kita mendapatkan balasan yang lebih baik lagi dari Sang Pemberi

Nikmat. Tiada gading yang tak retak, sungguh karya ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan. Semoga karya ini bermanfaat.

Yogyakarta, Maret 2013

Penulis

Page 10: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

x

DAFTAR ISIHalaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv

HALAMAN MOTTO................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah................................................................................... 5

C. Batasan Masalah ........................................................................................ 6

D. Rumusan Masalah...................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Belajar..................................................................................... 8

2. Pengertian Hasil Belajar ....................................................................... 10

3. Pengertian Pendidikan Jasmani............................................................. 17

4. Karakter Anak Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)....................... 18

5. Siswa Kelas Akselerasi......................................................................... 21

6. Siswa Kelas Reguler............................................................................. 24

Page 11: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

xi

7. Pembelajaran Senam Lantai.................................................................. 25

8. Pembelajaran Guling Belakang............................................................. 28

B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 31

C. Kerangka Berpikir...................................................................................... 33

D. Hipotesis .................................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ....................................................................................... 35

B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................... 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................. 35

D. Desain Operasional Variabel Penelitian...................................................... 38

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data.................................. 38

F. Teknik Analisis Data.................................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Peneltian ............................................................................ 43

B. Analisis Data.............................................................................................. 46

C. Pembahasan ............................................................................................... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................................ 51

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 51

C. Saran.......................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53

LAMPIRAN

Page 12: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Kelas Reguler ...................................... 37

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................ 39

Tabel 3. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ................................. 40

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler .................... 44

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi ................ 45

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang ........................................... 46

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Ketiga Variabel ............................................ 47

Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler dan Kelas Akselerasi ........................................................................ 48

Page 13: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Rangkaian Guling Belakang dengan Matras Miring ..................... 28

Gambar 2. Rangkaian Guling Belakang ........................................................ 29

Gambar 3. Rangkaian Guling Belakang dengan Awalan Berdiri.................... 29

Gambar 4. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Regular............................... 44

Gambar 5. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi........................... 45

Page 14: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 . Surat Pembimbing TAS ................................................... 56

LAMPIRAN 2. Lembar Pengesahan TAS ................................................. 57

LAMPIRAN 3. Surat Permohonan Ijin Observasi ..................................... 58

LAMPIRAN 4. Hasil Obsevasi dan Wawancara dengan Guru Penjas SMP

Muhammadyah 2 Yogyakarta .......................................... 59

LAMPIRAN 5. Daftar Nama Siswa Kelas VIII Akselerasi dan Reguler

SMP Muhammadyah 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran

2012/2013........................................................................ 61

LAMPIRAN 6. Surat Permohonan dan Pernyataan Validasi Dosen Ahli... 65

LAMPIRAN 7. Data Uji Coba Validasi Siswa .......................................... 71

LAMPIRAN 8. Uji Validasi dan Reabilitas Siswa..................................... 78

LAMPIRAN 9. Lembar Penilaian Hasil Belajar Psikomotor ”Senam

Lantai Guling Belakang”.................................................. 79

LAMPIRAN10. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Dekan FIK-UNY .. 82

LAMPIRAN 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Pengurus Daerah

Muhammadyah ................................................................ 83

LAMPIRAN 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................. 84

LAMPIRAN 13. Data Mentah Hasil Penelitian ........................................... 85

LAMPIRAN 14. Deskripsi Statistika .......................................................... 98

LAMPIRAN 15. Tabel Distribusi Frekuensi ............................................... 99

LAMPIRAN 16. Uji Normalitas ................................................................. 100

Page 15: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

xv

LAMPIRAN 17. Uji Homogenitas .............................................................. 101

LAMPIRAN 18. Uji Hipotesis .................................................................... 102

LAMPIRAN 14. Dokumentasi Penelitian ................................................... 103

Page 16: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan

sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh

peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan

dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan bagian

dari kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan

pengelolaan yang tepat, maka pengaruhnya bagi pertumbuhan dan

perkembangan jasmani, rohani dan sosial peserta didik tidak pernah diragukan.

Menurut Nixon dan Cozen (dalam Yusuf Adisasmita, 1989: 2),

mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan

keseluruhan dengan melibatkan penggunaan sistem aktivitas kekuatan otot

untuk belajar, sebagai akibat peran serta dalam kegiatan ini. Bidang-bidang lain

yang erat kaitannya dengan pendidikan jasmani dan olahraga adalah

pendidikan kesehatan, rekreasi dan tari. Pendidkan kesehatan mungkin paling

erat dengan pendidikan jasmani dan olahraga. Membahas kesehatan sering kali

selalu mencangkup kesegaran total individu, yakni: kesegaran fisikal, mental,

sosial dan emosional (Abu Kadir Ateng, 1989: 3). Pendidikan kesehatan dititik

beratkan pada pencapaian keadaan sehat melalui usaha sendiri yang didahului

dengan timbulnya minat, kebutuhan seseorang untuk memperbaiki keadaan

Page 17: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

2

hidupnya dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap diri, keluarga dan

masyarakat.

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup (M. Ichsan, 1988: 169). Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan,

maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera

rohani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup sehat WHO berarti

sehat rohani. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan

yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik

dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Pendidikan

jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total,

dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik

dan mentalnya.

Pendidikan jasmani berkewajiban meningkatkan jiwa dan raga yang

mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari seseorang atau keseluruhan

pribadi seseorang. Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan keseluruhan

yang mencakup semua kawasan baik prikomotorik, koqnitif, maupun afektif

(Abu Kadir Ateng, 1989: 2). Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan

yang bermutu bagi generasi penerus bangsa Indonesia. Pendidikan memberikan

sumbangan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga

kerja berpengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keahlian dan

keterampilan, seperti dikemukakan oleh Maryono (2010: 3), untuk

memperbaiki kualitas pendidikan disusunlah Undang-Undang Sistem

Page 18: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

3

Pendidikan Nasional, diikuti dengan peraturan-peraturan pendukungnya

melalui PP, Permen, Kapmen dan lain-lain. Di antara kebijakan-kebijakan

tersebut adalah pembentukan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI),

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Sekolah Imersi, Sekolah Akselerasi,

Sekolah Bilingual.

Menurut Reni Akbar dan Hawadi (2006: 11), program akselerasi

merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat akademik.

Diharapkan program akselerasi ini dapat memenuhi kebutuhan layanan

pendidikan yang berbeda bagi mereka yang tergolong gifted. Penyelenggaraan

program akselerasi yang benar menuntut sejumlah hal yang patut diperhatikan

dengan sungguh-sungguh oleh pihak sekolah. Program akselerasi memberikan

keuntungan bagi anak berbakat akademik, namun juga beberapa kelemahan

yang perlu diantisipasi dengan baik-baik sebelum program ini ditawarkan

kepada publik.

Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari guru pendidikan jasmani

di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta menyatakan bahwa minat dan motivasi

siswa untuk belajar pendidikan jasmani masih sangat kurang sehingga akan

berdampak pada hasil belajarnya. SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

mempunyai 1 kelas berbasis Kelas Akselerasi ditiap masing-masing tingkatan.

Kelas akselerasi adalah kelas yang memperoleh konten materi dengan irama

yang lebih dipercepat. Siswa yang mengikuti kelas akselerasi ini hanya

menempuh pendidikan selama 2 tahun saja untuk jenjang Sekolah Menengah

Pertama. Setiap jenjang kelas terdapat 2 Kelas Unggulan, 3 Kelas Regular,

Page 19: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

4

2 Kelas RSBI dan 1 Kelas Akselerasi. Kelas VIII dirasa sebagai kelas yang

bisa dijadikan sebagai sampel penelitian karena sudah menjalani aktivitas yang

sama selama satu tahun.

Kelas VIII akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2

Yogyakarta merupakan siswa yang sama, keduanya mempunyai karakteristik

yang sama sebagai remaja yang sedang berkembang menjadi individu yang

bugar dan sehat. Siswa kelas akselerasi dan reguler ini memiliki kesempatan

yang sama di sekolah untuk beraktivitas fisik. Penjasorkes yang diberikan

kepada keduanya terbilang sama dilihat dari frekuensi materi maupun

intensitasnya. Penjasorkes diberikan 1 kali seminggu dilakukan selama 2 jam

pelajaran. Materi yang diberikan pun sama mengacu pada kurikulum yang ada

kelas akselerasi dan reguler boleh mengikuti ekstrakulikuler olahraga di

sekolah. Melihat dari kesempatan yang dimiliki keduanya memungkinkan

mereka memiliki tingkat hasil pendidikan jasmani yang sama.

Melalui olahraga kebanyakan dari siswa kelas reguler menyalurkan

bakatnya. Selain itu anak-anak kelas regular juga lebih sering mengikuti

perlombaan-perlombaan yang khususnya perlombaan dibidang olahraga.

Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyak yang mengikuti

ekstrakulikuler olahraga. Anak-anak kelas akselarasi lebih suka yang

mengikuti ekstrakulikuler dibidang akademik seperti olimpiade sains,

olimpiade matematika, English club dan KIR. Melihat dari fenomena ini

muncul keinginan untuk meneliti tentang hasil belajar pendidikan jasmani pada

pokok materi “senam lantai guling belakang” siswa kelas VIII antara kelas

Page 20: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

5

akselerasi dengan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun

pelajaran 2012/2013. Adapun alasan peneliti hanya membatasi pada hasil

belajar pokok materi senam lantai guling belakang dan tidak memilih hasil

belajar pendidikan jasmani secara keseluruhan karena peneliti ingin fokus pada

hasil belajar psikomotor tiap individu siswa. Dalam penilian senam hanya

berfokus pada gerakan siswa secara individu saja, berbeda dengan pendidikan

jasmani yang dapat dilakukan secara individu, berpasangan maupun beregu

(kelompok) sehingga penilaian yang bagus tidak hanya berpusat pada skill

individu saja namun juga harus mampu untuk berkerjasama dalam regu atau

kelompok.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut :

1. Kurangnya minat dan motivasi siswa kelas VIII akselerasi untuk aktivitas

olahraga di sekolah karena lebih fokus kepada hal-hal akademis saja.

2. Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyak yang

mengikuti ekstrakulikuler olahraga. Selain itu siswa regular juga lebih

banyak yang mengikuti perlombaan-perlombaan dibidang olahraga.

3. Siswa kelas VIII reguler lebih berhasil dibidang olahraga dan dalam

menjalani aktivitasnya di sekolah, hal ini dapat dilihat karena siswa kelas

reguler lebih berantusias dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

pendidikan jasmani.

Page 21: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

6

4. Belum diketahui perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani khususnya

pada pokok materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII di SMP

Muhammadiyah 2 Yogyakarta antara kelas akselerasi dan reguler tahun

pelajaran 2012/2013.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perlu

adanya pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih

fokus. Penelitian ini dibatasi pada perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani

pada pokok materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas

Akselerasi dan Reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun pelajaran

2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang

dikemukakan di atas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

“Adakah perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling

belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP

Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun Pelajaran 2012/2013 ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

pendidikan jasmani senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas

akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun Pelajaran

2012/2013.

Page 22: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

7

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diajukan kepada setiap insan pendidikan untuk

memberikan pandangan atau gambaran mengenai program akselerasi juga

harus memperhatikan aspek-aspek lain yang diperlukan siswa, salah satunya

adalah hasil belajar siswa terhadap pendidikan jasmani khususnya senam

lantai guling belakang. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teroritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan

wawasan baru sebagai bekal masa depan yang lebih baik.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

1) Dapat memberikan gambaran mengenai program akselerasi melalui

aspek lain seperti hasil belajar pendidikan jasmani khususnya pada

pokok materi senam lantai guling belakang.

2) Memberikan pengetahuan dan masukan bagi sekolah-sekolah

khususnya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tentang hasil

belajar pendidikan jasmani pada senam lantai guling belakang

siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dengan reguler pada tahun

pelajaran 2012/2013.

Page 23: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

8

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Belajar

Belajar merupakan keharusan bagi siapapun selama manusia itu

masih hidup pasti membutuhkan belajar, karena dengan belajar orang

tidak mengerti bahwa menjadi tahu, orang yang tidak mengerti berubah

menjadi mengerti. Nasution M.A. (1988:23), pembelajaran adalah

menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung

jawab belajar dalam pembelajar ke arah belajar seumur hidup.

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri

manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar, maka tidak dapat

dikatakan bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi proses belajar

(http//blog Achive.b539-15.htpl.2010).

Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai

belajar diantaranya adalah W, S. Winkel (1991: 36), dalam bukunya

yang berjudul “Psikologi Pengajaran”. Menurutnya pengertian belajar

adalah suatu aktifitas mental / psikis yang belangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap.

Perubahan itu bersifat secara relatif kostan dan berbekas.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang di lakukan

secara sadar dan berlangsung di dalam diri untuk tujuan mengubah

Page 24: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

9

tingkah laku, cara berfikir, aktivitas yang bertujuan, bersifat integratif

dan berbuat sesuai dengan kaidah dan aturan yang tidak menyimpang

dari proses pembelajaran.

Dalam proses belajar bagi anak normal tentunya ada wujud nyata

yaitu keberhasilan dari proses pembelajaran tersebut. Sama halnya

dengan proses belajar bagi anak yang mengalami gangguan mental

dimana salah satu tujuan dalam proses belajar yang dilaksanakan adalah

untuk mengetahui hasil belajar.

Menurut Gagne (http/blog-indonesia.com.) belajar didefinisikan

sebagai berikut:

a. Suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan serta tingkah laku.

b. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari

institusi.

Jadi bisa disimpulkan teori belajar disebut juga teori

perkembangan mental yang pada prinsipnya berisi tentang apa yang

terjadi dan apa yang akan diharapkan terjadi pada mental anak didik

yang dapat dilakukan pada usia tertentu. Jadi kesiapan anak didik untuk

bisa belajar, sedangkan teori mengajar adalah uraian tentang petunjuk

bagaimana semestinya mengajar anak didik pada usia siap untuk

menerima pelajaran.

Page 25: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

10

Nasution M.A. (1982: 3), tujuan belajar yang utama ialah bawa

apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari, yakni membantu kita

untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal

sebagai transfer belajar. Transfer serupa inilah yang menjadi inti dalam

proses belajar. Transfer serupa ini membuka kemungkinan untuk

memperluas dan memperdalam pengetahuan seseorang berdasarkan

prinsip-prinsip umum.

2. Pengertian Hasil Belajar

Dalam literatur hasil selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu

seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne yang dikutip oleh W.S.

Winkel (1983: 48), bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil

nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar seseorang.

Menurut Lanawati dikutip oleh Reni Akbar (2006: 168), hasil

belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil

belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi

pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa.

Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam penguasaan

materi dan keterampilan berfikir yang meliputi ranah kognitif, psikomotor

dan afektif yang dinyatakan dalam proses belajar-mengajar melalui

pengukuran penilaian pendapat Bloom yang dikutip oleh Syaifudin

Anwar (1987:58), tes hasil belajar secara luas mencakup 3 kelompok

yakni:

Page 26: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

11

a. Afektif tentang nilai dan sikap.

b. Kognitif mencakup tentang intelektual.

c. Pesikomotor mencakup tentang keterampilan.

Jadi hasil belajar bisa diartikan sebagai tingkat kemampuan

intelektual yang diukur dengan penguasaan pengetahuan dan

keterampilan dalam belajar sebagai hasil dari proses belajar mengajar.

Hasil belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

2007: 895) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan tes atau

angka nilai diberikan oleh guru. Pendapat lain mengatakan bahwa hasil

dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap orang tua terhadap

anaknya. Hasil yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang

baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa

menjadi bisa dari perilaku lama keperilaku yang baru dari pemahaman

lama kepemahaman baru.

Dalam proses belajar hal yang harus diutamakan adalah

bagaimana anak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan

rangsangan yang ada sehingga terjadi reaksi yang muncul dari anak.

Reaksi yang dilakukan anak merupakan usaha untuk menciptakan

keinginan belajar sekaligus menyelesaikanya sehingga nantinya anak

akan mendapat hasil yang mengakibatkan perubahan pada anak sebagai

hal yang baru serta menambah pengetahuan. Jadi bisa disimpulkan

kegiatan penting baik untuk anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun.

Page 27: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

12

Hasil belajar ditentukan oleh interaksi berbagai faktor. Peranan

faktor itu tidak selalu sama dan tetap besarnya kontribusi, salah satu

faktor akan ditentukan oleh kehadiran faktor lain dan sangat bersifat

situasional yang tidak dapat diprediksikan dengan cermat akibat

keterlibatan faktor lain yang sangat variatif.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang

dapat memberikan kepuasan emosional dan dapat diukur dengan alat atau

tes tertentu dalam proses pendidikan hasil dapat juga diartikan sebagai

hasil dari proses belajar mengajar yakni penguasaan materi, perubahan

emosional atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes

tententu.

Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar

dari ranah psikomotor. Menurut Bloom dalam Depdiknas (2008: 2),

berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar

yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan

otot dan kekuatan fisik. Singer dalam Depdiknas (2008: 2) menambahkan

bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata

pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada

reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri

menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau

sekumpulan tugas tertentu. Untuk melakukan pengukuran hasil belajar

ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu

Page 28: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

13

membuat soal dan membuat perangkat atau instrumen untuk mengamati

unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat

berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan lembar

eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat

berupa lembar observasi atau portofolio (Depdiknas, 2008: 6). Dalam

penelitiana ini instrument yang digunakan untuk menilai hasil belajar

psikomotor adalah berupa lembar observasi. Lembar observasi adalah

lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda

atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang diamati. Lembar

observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian

(rating scale). Daftar periksa berupa daftar pertanyaan atau pernyataan

yang jawabannya tinggal memberi check (centang) pada jawaban yang

sesuai dengan aspek yang diamati. Skala penilaian adalah lembar yang

digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau menilai kualitas

pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang diamati dengan skala

tertentu, misalnya skala 1 – 5 (Depdiknas, 2008: 6).

Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes

unjuk kerja atau tes perbuatan. Kriteria atau rubrik adalah pedoman

penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik. Dengan adanya kriteria,

penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau paling tidak

dikurangi, guru menjadi lebih mudah menilai hasil yang dapat dicapai

peserta didik, dan peserta didik pun akan terdorong untuk mencapai hasil

sebaik-baiknya karena kriteria penilaiannya jelas. Rubrik terdiri atas dua

Page 29: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

14

hal yang saling berhubungan. Hal pertama adalah skor dan hal lainnya

adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skor itu. Banyak

sedikitnya gradasi skor (misal 5, 4, 3, 2, 1) tergantung pada jenis skala

penilaian yang digunakan dan hakikat kinerja yang akan dinilai

(Depdiknas, 2008: 9)

Menurut W.S. Winkel (1983: 54), pembelajaran psikomotorik

akan berjalan secara efisien dan efektif dengan memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

a. Mengadakan analisis terhadap keseluruhan gerak-gerik: urutan,

kordinasi, prosedur; keterampilan-bagian (sub-skills) yang

dibutuhkan; pengetahuan dan pengertian yang diperlukan.

b. Memberikan penjelasan verbal tentang keseluruhan gerak-gerik,

dengan menggunakan gambar-gambar dan memberikan demonstrasi.

Siswa dituntut untuk membahasakan sendiri semua penjelasan

supaya dapat diingat dengan baik; bahkan siswa dapat dituntut

menjalankan rangkaian gerak-gerik secara mental (latihan mental).

c. Menyuruh siswa untuk berlatih. Kadang-kadang perlu siswa berlatih

keterampilan-bagian lebih dahulu sebelum menjalankan keseluruhan

latihan. Perlu disediakan waktu secukupnya untuk latihan-latihan ini.

Demonstrasi masih sering dilakukan pula.

d. Memberikan umpan balik mengenai hasil dalam berlatih itu: gerakan

mana yang sudah baik, mana yang salah. Umpan balik diberikan baik

selama langkah-langkah dalam berlatih maupun sesudah keseluruhan

Page 30: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

15

rangkaian telah selesai. Pemberian informasi ini lain dan informasi

yang diperoleh oleh siswa sendiri dari reaksi otot dan urat dalam

tubuh.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut

Miranda, Winkel, dan Santrock (Reni Akbar, 2006: 168-169), menyatakan

bahwa hasil belajar siswa ditentukan oleh faktor-faktor berikut.

a. Faktor-faktor yang ada pada siswa

1) Taraf intelegensi

2) Bakat khusus

3) Taraf pengetahuan yang dimiliki

4) Taraf kemampuan berbahasa

5) Taraf organisasi kognitif

6) Motivasi

7) Kepribadian

8) Perasaan

9) Sikap

10) Minat

11) Konsep diri

12) Kondisi fisik dan psikis (termasuk cara fisik dan kelima

psikologis)

Page 31: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

16

b. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah

1) Hubungan antar orang tua.

2) Hubungan orang tua anak.

3) Jenis pola asuh.

c. Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah

1) Guru: Kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, keterampilan

didaktik, dan gaya mengajar.

2) Kurikulum.

3) Organisasi sekolah.

4) Sistem sosial di sekolah.

5) Keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan.

6) Hubungan sekolah dengan orang tua.

7) Lokasi sekolah.

d. Faktor-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas

1) Keadaan sosial, politik, dan ekonomi.

2) Keadaan fisik: cuaca dan iklim.

Menurut Matindas (Reni Akbar, 2006: 168), menyebutkan bahwa

faktor-faktor diatas sebagai kenyataan internal (yang ada pada diri siswa

dan kenyataan eksternal (yang ada di luar diri siswa). Jadi, selain

kenyataan yang ada, keberhasilan yang dapat dicapai seseorang juga

ditentukan oleh ambisi (suatu yang diinginkan) dan usaha (sesuatu yang

dilakukan oleh individu untuk mencapai ambisinya dan mengatasi

kenyataan yang ada).

Page 32: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

17

3. Pengertian Pendidikan Jasmani

J.B. Nase (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan

pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari preoses pendidikan

keseluruhan yang menggunakan dorongan aktivitas untuk

mengembangkan fitnes, organik, kontrol, neuro-muscular, kekuatan

intelektual dan kontrol emosi.

William, Brownell dan Vernier (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2),

mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani, kegiatan-kegiatan

jasmani tertentu yang terpilih dapat membentuk sikap yang berguna bagi

perilaku.

Nixon dan Cozen (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan

pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan keseluruhan dengan

melibatkan penggunaan sistem aktif kekuatan otot untuk belajar, sebagai

akibat peran serta dalam kegiatan ini.

Baley dan Field (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan

pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam

penyesuaian dan belajar organik, neuro-muscular, intelektual, sosial,

kebudayaan, emosional dan etika sebagai akibat dan timbul melalui

pilihan dan aktifitas kekuatan otot yang agak baik.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan jasmani adalah sebuah proses atau kegiatan pendidikan

jasmani yang melibatkan belajar organik, neuro-muscular, intelektual,

Page 33: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

18

sosial, kebudayaan, emosional dan etika sebagai akibat dan timbul

melalui pilihan dan aktifitas kekuatan otot yang agak baik.

b. Tujuan Pendidikan dari Pendidikan Jasmani

Menurut Arma Abdoellah (1988: 11), tujuan umum dari pendidikan

jasmani menentukan ranahnya (domain) dalam rumusan umum. Secara

tradisional tujuan-tujuan umum itu adalah sebagai berikut:

1) Perkembangan organik: unsur-unsur kesegaran jasmani seperti

kekuatan, daya ledak, daya tahan, dan daya tahan kardiovaskuler.

2) Perkembangan neuro-muscular: kordinasi, unjuk-kerja gerak,

keterampilan olahraga, aktifitas gerak lain.

3) Perkembangan personal-sosial: sikap positif, jiwa sportif,

kepemimpinan, dan perilaku demokratis.

4) Perkembangan kemampuan menalar: pengetahuan, strategi, dan

pemahaman.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Gerak

Pencapaian suatu keterampilan gerak dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun

faktor–faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal yang utama,

yaitu: (1) faktor proses belajar mengajar, (2) faktor pribadi, dan

(3) factor situasional (lingkungan). Ketiga faktor ini yang diyakini telah

menjadi penentu utama untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari

keterampilan gerak. Untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif

dan jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian keterampilan

gerak maka dapat dilihat pada gambar bagan berikut ini:

Page 34: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

19

Gambar 1: Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan GerakSumber: Singer (Depdiknas, 2000: 74)

5. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan

sebagai usia remaja. Masa remaja 12-21 tahun merupakan masa peralihan

antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa

(Desmita, 2010: 37). Agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal

dan sesuai dengan potensi yang dimiliki perlu diperhatikan sifat pertumbuhan

Keterampilan

Bimbingan guru, kesesuaian kelompok, kondisi pembelajaran, lingkungan,

perubahan

Motivasi

Keadaan latihan, cita-cita

Pengalaman masa lalu, keterampilan spesifik

Pengalaman masa kecil, yang bersifat umum

Faktor keturunan: Ciri fisik, kemampuan gerak & kognitif

Pengaruh budaya, keluarga, rekan

sebaya

Pengaruh budaya, keluarga, rekan

sebaya

Page 35: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

20

dan perkembangan yang ada pada mereka. Pada waktu remaja terdapat

2 masa perkembangan dan pertumbuhan yang cepat umur 11-14 tahun untuk

putri dan 14-18 tahun untuk putra.

Aktifitas gerak yang optimal dapat secara efektif akan mendukung

tercapainya pertumbuhan dan perkembangan anak secara baik dimasa remaja

itu. Karakteristik masa usia SMP menurut Desmita (2010: 36),

ada 8 diantaranya:

1. Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan.

2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.

3. Kecenderungan ambivalas, antara keinginan menyendiri dengan

keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi

dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.

4. Serta membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau

norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang

dewasa.

5. Mulai memperhatikan secara skeptik mengenai eksistensi dan

sifat kemurahan dan keadilan tuhan.

6. Reaksi dan emosi masih labil.

7. Mulai mengembangakan standar dan harapan terhadap perilaku

diri sendiri sesuai dengan dunia sosial.

8. Kecenderungan minat dan pilihan relatif sudah lebih jelas.

Page 36: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

21

Menurut Sri Rumini yang dikutip oleh Sundoyo (2010:19),

karakteristik remaja awal usia sekitar 12/13-17/18 tahun adalah:

a. Keadaan perasaan dan emosi

Keadaan perasaan dan emosinya sangat peka sehingga tidak stabil.

b. Keadaan mental

Keadaan mental khususnya kemampuan pikirannya mulai sempurna

atau kritis dan dapat melakukan abstraksi.

c. Keadaan kemauan

Kemauan atau keinginan mengetahui beberapa hal dengan jalan

mencoba segala hal yang dilakukan orang lain atau orang dewasa.

d. Keadaan moral

Pada awal remaja dorongan seks cenderung memperoleh pemuasan

sehingga mulai berani menunjukan sikap-sikap agar menarik perhatian

(sex appeal).

Anak usia SMP memiliki karakteristik fisik dan psikis yang khas,

sehingga merupakan insan yang unik. Potensi yang dimilikinya ini perlu

dikembangkan dan diaktualisasikan. Melalui aktivitas fisik yang profesional

dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia

remaja yang optimal. Perubahan yang terjadi dimasa remaja diperlukan hal-

hal yang menyenangkan, penuh tantangan dan diisi dengan kegiatan-kegiatan

yang merangsang organ tubuhnya agar berkembang secara baik. Dalam

proses ini akan terbentuk tingkat kesegaran tubuh seseorang yang akan

berguna untuk melaksanakan kehidupanya dimasa mendatang.

Page 37: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

22

Anak akan menghabiskan waktunya berada dilingkungan sekolah, hal

itu harus dimaanfatkan dengan baik dengan mengoptimalkan aktifitas

geraknya dengan baik. Menurut R.A Dewi Sekar Mlati (2007: 25), aktivitas

yang sering dilakukan anak di sekolah adalah:

a. Aktifitas fisik yang cukup, yang merupakan penggunaan otot –otot besar,

misalnya otot kaki, lengan dan bahu.

b. Permainan sederhana yang hanya memerlukan penjelasan sedikit,

pengorganisasian yang sederhana, dan tidak terlalu lama untuk setiap

macam permainan atau segera beralih pada permainan yang lain setelah

beberapa saat.

c. Kesempatan mencoba-mencoba berbuat sesuatu dan meniru gerakan-

gerakan.

d. Belajar bekerja sama dan berusaha bersama dengan temen-temennya.

e. Kesempatan menggunakan sarana bermain dengan berbakai ukuran

mula-mula memainkan objek yang agak besar kemudian semakin kecil.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

karakteristik anak usia SMP adalah :

a. Keadaan emosi yang kurang stabil.

b. Terjadi pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang cepat.

c. Kemauan atau keinginan mengetahui beberapa hal dengan jalan

mencoba segala hal yang dilakukan orang lain atau dewasa.

d. Lebih suka berkelompok dengan teman sebaya.

e. Memiliki rasa keingintahuan yang besar dan bersifat praktis.

Page 38: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

23

6. Siswa Kelas Akselerasi

Menurut Maryono (2010: 41-42), dalam PP Nomor 28 tahun 1990

tenteng Pendidikan dasar dan Kep. Mendikbud Nomor 0487/U/1992 untuk

Sekolah dasar, SMP dan SMA. Dalam Kepmendikbud tersebut pasal 15

ayat 2 menyatakan bahwa pelayanan pendidikan bagi siswa yang memiliki

bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat melalui jalur pendidikan

sekolah dengan menyelenggarakan program percepatan, dengan ketentuan

telah mengikuti pendidikan SD sekurang-kurangnya lima tahun. Siswa yang

memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat menyelesaikan

program belajar lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, dengan

ketentuan telah mengikuti pendidikan SMP sekurang-kurangnya dua tahun

dan mengikuti pendidikan SMA sekurang-kurangnya dua tahun.

Menurut Reni Akbar dan Hawadi (2006: 11), program akselerasi

merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat

akademik. Prinsip akselerasi dalam cangkupan kurikulum atau program

berarti meningkatkan kecepatan waktu dalam menguasai materi yang dimiliki

seseorang, yang dilakukan dalam kelas khusus, kelompok khusus atau

sekolah khusus, dalam waktu tertentu (Conny Semiawan, 1995: 119).

Menurut United States Office of Education (Reni Akbar dan Hawadi,

2006: 35), anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasikan oleh orang-

orang yang berkualitas professional memiliki kemampuan luar biasa dan

mampu berpresasi. Menurut Depdiknas (Reni Akbar dan Hawadi, 2006: 34),

pengertian tentang anak berbakat sangat luas sehingga masing-masing orang

Page 39: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

24

sangat berbeda. Untuk itu pengertian anak berbakat dalam program

percepatan dalam belajar yang dikembangkan oleh pemerintah dibatasi oleh

dua hal yaitu mereka yang mempunyai taraf intelegensi atau IQ diatas 140

dan mereka yang oleh psikolog dan atau guru diidentifikasikan sebagai

peserta didik yang telah mencapai hasil yang memuaskan dan memiliki

kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, dan

keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik serta kreativitas yang

memadai.

Definisi anak berbakat di atas membawa konsekuensi pada calon

akselerasi. Mereka yang direkomendasikan untuk ikut dalam program

pencepatan belajar haruslah siswa yang memiliki hasil yang memuaskan.

Dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan (Depdiknas 2001b)

indikator dari hal itu diperoleh dari tiga sumber, yaitu: NEM, Tes

Kemampuan Akademis, dan Raport. Idealnya persyaratan nilai calon siswa

akselerasi yang diminta untuk nilai rata-rata bidang studi IPA, Matematika,

dan Bahasa di Raport ataupun Tes Kemampuan Akademis tidak kurang dari

8.0, tanpa adanya nilai 6.0 dalam bidang studi lain ( Reni Akbar dan Hawadi,

2006: 34).

Menandakan semakin tinggi kelas semakin berat beban yang dipikul

siswa. Penekanan pada kompetensi kognitif dirasa wajib dimiliki oleh setiap

siswa. Akibat yang ditimbulkan mereka hanya fokus pada mata pelajaran

yang mempunyai bobot pemikiran yang tinggi atau sering disebut hard

scinces seperti Matematika, Fisika, Biologi dan lain-lain. Melihat dari sisi

Page 40: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

25

tersebut jelas berakibat pada jenis aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari

dalam kehidupannya. Aktivitas mereka hanya diisi dengan belajar dan

belajar. Kemungkinan besar untuk melakukan aktivitas gerak sangat kurang

baik di sekolah maupaun di rumah.

Kecenderungan orang pintar adalah orang yang hanya pasif diam dan

belajar. Mereka malas melakukan aktifitas yang dianggap tidak berguna bagi

bertambahnya kemampuan ilmu pengetahuan mereka. Salah satu aktifitas

yang biasanya mereka kesampingkan adalah olahraga dan bermain. Padahal

pada pertumbuhan seperti mereka diperlukan gerak yang cukup untuk bisa

membuat otot dan tulang mereka tumbuh dengan baik. Hal ini kemungkinan

berdampak pada pola hidup yang diterapkan.

7. Siswa Kelas Reguler

Setiawan Adi Nugroho (2010: 30), kelas reguler atau biasa adalah

dimana kelas yang siswanya memiliki kemampuan tidak terlalu menonjol

atau kemampuan yang dimiliki rata-rata, jadi siswa kelas reguler hanya

diperuntukkan bagi siswa yang bersekolah di kelas biasa dan tidak ada jam-

jam tambahan dalam kurikulum yang diberikan, statusnya tidak

diistimewakan.

Sore harinya siswa kelas ini dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

yang dipilihnya. Dengan demikian dapat dilihat waktu istirahat yang

diperoleh kelas reguler lebih banyak dari pada kelas akselerasi dan

penggunaan waktu istirahat itupun dapat dipilih mereka sesuka selera.

Kebanyakan dari mereka banyak melakukan aktivitas bermain di sekolah.

Page 41: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

26

Kegiatan-kegiatan di sekolah jarang mereka ikuti, mereka hanya mengikuti

ekstrakurikuler dalam bentuk praktek. Kebanyakan setelah pulang sekolah

mereka langsung pulang dan dengan segera dihadapkan dengan rutinitas baru

lingkungan rumah mereka.

8. Pembelajaran Senam Lantai

Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan dalam senam

merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani seperti, kekuatan,

daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh, selain itu senam juga berpotensi

mengembangkan keterampilan gerak dasar sebagai landasan penguasaan

keterampilan teknik suatu cabang olahraga. Selain itu banyak manfaat yang

bisa diperoleh dari senam (gymnastik) seperti yang dikemukakan oleh,

Newton C. Loken dan Robert J Willoughby (1986:14-16), bahwa dengan

senam (gymnastik) gerakan gerakan membangun kekuatan dan tenaga,

mengembangkan otot-otot pundak, lengan, dada serta perut. Mengembangkan

kualitas-kualitas seperti keberanian, ketepatan dan kesiapsiagaan,

mengembangkan kebiasaan-kebiasaan membuat keputusan yang cepat dan

tepat. Mengembangkan pemahaman mengenai simetri, kontiunitas,

koordinasi, keseimbangan, penentuan waktu selain itu manfaat yang

diperoleh adalah kegembiraan dan kesenangan yang muncul dari keterlibatan

mereka dalam kegiatan itu.

Kata senam berasal dari bahasa Yunani yaitu gymnastik (gymnos yang

berarti telanjang dan gymnazien yang berarti berlatih tanpa memakai busana).

Page 42: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

27

“senam atau gymnastik merupakan suatu sistem yang dilakukan untuk

meningkatkan pengembangan fisik melalui latihan tubuh “ Sayuti Sahara

(2002: 14).

Menurut Peter Hwerner yang dikutip oleh Agus Mahendara (2001: 3),

“senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai, atau pada

alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan,

kelincahan, kooerdinasi, serta kontrol tubuh”

Selain itu Imam Hidayat (1982: 2), mengemukakan “senam ialah

latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencan,

disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

pribadi secara harmonis”.

Maka dari beberapa pendapat mengenai pengertian senam di atas

dapat disimpulkan bahwa senam yaitu suatu bentuk latihan tubuh yang dipilih

dan dikonstruk dengan sengaja yang disusun secara sistematis dan dalam

gerakan mencakup atau mengandung unsur kekuatan, keseimbangan,

kelentukan, dan keterampilan yang dilaksanakan secara berirama.

Senam lantai merupakan gerakan senam yang gerakan atau bentuk

latihanya dilakukan di lantai atau beralasan matras. Menurut Agus Mahendra

(2001: 133), “senam lantai merupakan suatu bentuk latihan tubuh terutama di

lantai. Umumnya ditandai gerakan–gerakan berjenis tumbing dan akrobatik”.

Tumbing gerakan yang bercirikan cepat dan meledak, sementara akrobatik

bercirikan dengan gerakan yang banyak memanfatkan kelentukan dan

membutuhkan unsur keseimbangan.

Page 43: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

28

Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistik.

Dikatakan senam lantai karena seluruh keterampilan gerakan dilakukan pada

lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainya. Luas lantai yang

digunakan dalam kejuaraan senam adalah 12 X 12 meter persegi dengan

menambah 1 meter di setiap sisinya sebagai pengaman (Muhajir, 2007: 69).

Selain itu K. Mahmud Sholeh (1991: 46), mengemukakan bahwa ”senam

lantai adalah merupakan satu rumpun dari senam, sesuai dengan istilah lantai

maka gerakan-gerakan atau bentuk latihanya di atas lantai beralaskan matras

atau permadani”.

Dari beberapa pengertian senam lantai di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa senam lantai adalah suatu latihan tubuh yang umumnya

gerakan-gerakan atau bentuk latihannya yang dilakukan secara cepat,

meledak dan banyak memanfaatkan kelentukan serta keseimbangan yang

dilakukan di atas lantai beralaskan matras atau permadani.

Manfaat yang bisa diperoleh dengan latihan senam lantai diantaranya;

senam lantai mengembangkan kemampuan menentukan waktu/kesempatan,

ketangkasan dan kelentukan otot. Dengan latihan keseimbangan, kita akan

dapat mengembangkan kemampuan koordinasi dan keseimbangan.

Meningkatkan kekuatan otot dan ketahanan, khususnya untuk tubuh bagian

atas, tuntutan kreatifitas mendorong mempercepat pengembangan imajinasi

dan ekspresi yang tidak ditemukan dalam senam-senam lain, (Newton C.

Loken dan Robert JK Willoughby, 1986: 89).

Page 44: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

29

Berdasarkan teori-teori di atas, penelitian ini hanya membatasi materi

tentang senam lantai guling belakang, sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang digunakan di SMP/MTs adalah sebagai berikut:

Standar Kompetensi:

10. Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang

terkandung didalamnya

Kompetensi Dasar:

10.2 Mempraktikkan teknik dasar guling belakang serta nilai disiplin,

keberanian dan tanggung jawab

9. Pembelajaran Guling Belakang

“Dimulai dengan sikap jonggok, telapak tangan menghadap ke atas, jari

menuju ke belakang, ibu jari tangan menyentuh kepala di atas telinga.

Sentuhkan dagu ke dada, gerakan gerakan pinggul ke belakang, untuk mulai

berguling. Menurut Muhajir (2007: 70), guling ke belakang adalah

mengguling badan ke belakang dengan posisi badan tetap membulat yaitu

kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditunduhkan sampai dagu

melekat di dada. Pada saat berguling ke belakang, jaga agar badan tetap

tertekuk, dengan kedua tangan menekan matras.

Page 45: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Gambar

Usahakan lutut menyentuh matras dan akhi

belakang ini dengan sikap jongko

30

Gambar 1. Rangkaian Guling Belakang dengan Matras Miringsumber: (Muhajir, 2007: 71)

lutut menyentuh matras dan akhirilah sikap guling ke

belakang ini dengan sikap jongkok”, (Jhon dan Mary Jean Traetta 1985: 12)

Gambar 2. Rangkaian Guling Belakangsumber: (Jhon dan Mary Jean Traetta, 1985:12)

dengan Matras Miring

sikap guling ke

Jhon dan Mary Jean Traetta 1985: 12)

Page 46: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

31

Sedangkan definisi guling ke belakang menurut Satrio Ahmad Y

(2007: 15), adalah “berguling ke belakang merupakan kebalikan dari guling

ke depan. Gerakan dimulai dari sikap jongkok, telapak tangan ke atas, jari

menuju ke belakang. Bergulinglah ke belakang dengan cara menggelinding

kedua kaki luruskan ke belakang. Jaga agar badan tetap bertekut dengan

kedua tangan menekan matras”. Sedangkan menurut Roji (2004: 116)

berguling ke belakang ialah gerakan badan berguling ke arah belakang

melalui bagian belakang badan mulai dari panggul bagian belakang,

pinggang, punggung dan tengkuk. Teknik melakukan gerak berguling ke

belakang dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3. Rangkaian Guling Belakang dengan awalan berdirisumber : Roji (2007: 115)

Beberapa faktor pendukung bagi keberhasilan penguasaan

keterampilan senam. Dalam keterampilan senam untuk dapat berhasil dalam

penguasan gerakan setidaknya kamu memiliki dua faktor pendukung Agus

Mahendara (1999: 30-43), yaitu:

Page 47: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

32

a. Kualitas fisik, yang meliputi kelentukan, kekuatan, power, dan daya

tahan.

1) Kelentukan sangat penting dalam senam berkenaan dengan

a) Jarak yang luas dari kelentukan penting untuk

keindahan, irama dan keanggunan gerak.

b) Banyak ketrampilan senam memerlukan kelentukan

derajat tinggi sebelum dapat ditampilkan.

c) Kelentukan yang baik menurunkan kemungkinan

terjadinya cidera dan memperbaiki kesehatan tubuh.

2) Kekuatan

Kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat dihasilkan oleh

suatu otot ketika otot itu berkontraksi. Dalam penampilan

senam kekuatan mempunyai manfaat langsung:

a) Keselamatan: Pesenam yang lebih kuat akan mampu

mencegah terjadinya cidera.

b) Ketrampilan: Banyak ketrampilan senam tidak

ditampilkan tanpa kekuatan lebih.

c) Mendukung kemampuan lain: kemampuan seperti

kecepatan, daya tahan, power, dalam batas tertentu

tergantung pada kekuatan.

Page 48: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

33

b. Kualitas motorik, yang meliputi, keseimbangan, orintasi ruang:

1) Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk

mempertahankan titik berat dekat dengan tubuh/memperkecil

sudut bidang tumpu. Dalam hal ini unsur keseimbangan

merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam senam.

2) Orientasi ruang

Orientasi ruang adalah kemampuan seseorang untuk bisa

merasakan dan berfungsi dalam situasi-situasi seperti; posisi

tubuh terbalik, berputar, pada ketinggian, dan posisi tubuh

pada saat melayang.

B. Penelitian Relevan

1. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah di lakukan oleh

Zainal Arifin yang berisi tentang perbedaan prestsi akademik antara

kelas umum dengan kelas olahraga pada kelas X SMA Negeri 5

Magelang. Hasilnya terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas

umum dan kelas olahraga pada kelas SMA Negeri 5 Magelang. Dari

hasil analisis statistik diperoleh t hitung = 2,615 dan t tabel = 2,00 dengan db

= 70 kelas umum memiliki nilai rata-rata 67,92 dan kelas olahraga

memiliki nilai rata-rata 66,05

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kadarsih (2010) dengan judul

“Perbedaan Hasil Akademik Kelas 8 Cerdas Dan Kelas Olahraga Di

SMP 2 Imogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil Penelitian diketahui

Page 49: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

34

bahwa ada perbedaan yang nyata hasil akademik kelas 8 cerdas dan

kelas 8 olahraga di SMP 2 Imogiri, Bantul tahun ajaran 2009/2010.

Dengan hasil perhitungan data hasil akademik siswa diperoleh nilai thitung

= 4,441 dan P =0,000 < 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha

diterima.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Prasetiya (2009) dengan judul

“Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VII RSBI dengan

Kelas Reguler di SMP Negeri 1 Bantul”. Dengan populasi siswa kelas

VIII SMP N 1 Bantul. Hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa

tingkat kebugaran jasmani siswa kelas reguler lebih baik dari pada siswa

kelas RSBI di SMP Negeri 1 Bantul.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Wahid (2010) dengan judul

“Perbedaan Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Kelas VII

Bilingual Dengan Kelas VII Reguler di SMP Negeri 1 Sleman”. Hasil

Penelitian diketahui bahwa adanya perbedaan motivasi belajar

pendidikan jasmani siswa kelas bilingual dan siswa kelas reguler. Rerata

motivasi belajar pendidikan jasmani siswa yang berada dikelas bilingual

adalah 84,70 sedangkan rerata motivasi belajar pendidikan jasmani siswa

yang berada dikelas reguler adalah 94,26, ternyata besarnya rerata

motivasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas bilingual dengan kelas

reguler lebih baik siswa dari kelas reguler.

Page 50: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

35

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia

pendidikan walaupun istilah ini masih umum dan luas penggunaannya.

Istilah hasil belajar diberikan kepada keadaan yang menggambarkan tentang

hasil optimal suatu aktifitas belajar sehingga arti hasil belajar berkaitan erat

dengan pengertian belajar. Pendidikan jasmani adalah sebuah proses atau

kegiatan pendidikan jasmani yang melibatkan aktifitas kekuatan otot yang

agak baik. Senam lantai guling belakang umumnya dilakukan dengan

gerakan-gerakan atau bentuk latihannya yang dilakukan secara cepat,

meledak dan banyak memanfaatkan kelentukan serta keseimbangan yang

dilakukan di atas lantai beralaskan matras atau permadani. Hasil belajar

pendidikan jasmani khususnya pada senam lantai guling belakang lebih

menekankan pada hasil belajar yang berkaitan dengan ranah psikomotor,

yaitu hasil belajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan

pada reaksi–reaksi fisik.

Program akselerasi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan

bagi anak berbakat akademik. Prinsip akselerasi dalam cangkupan

kurikulum atau program berarti meningkatkan kecepatan waktu dalam

menguasai materi yang dimiliki seseorang, yang dilakukan dalam kelas

khusus, kelompok khusus atau sekolah khusus, dalam waktu tertentu.

Kelas reguler merupakan kelas yang siswanya memiliki kemampuan

tidak terlalu menonjol atau kemampuan yang dimiliki rata-rata, jadi siswa

Page 51: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

36

kelas reguler hanya diperuntukkan bagi siswa yang bersekolah di kelas biasa

dan tidak ada jam-jam tambahan dalam kurikulum yang diberikan, statusnya

tidak diistimewakan

Karakter siswa kelas akselerasi yang cenderung pendiam dan malas

untuk beraktifitas serta fokus konsentrasi mereka yang tertujuh kepada mata

pelajaran yang diwajibkan atau diutamakan dari pihak sekolah membuat

minat belajar siswa akselerasi tesebut terhadap pelajaran pendidikan jasmani

yang ditunjukkan siswa kelas reguler yang cenderung aktif serta rasa

antusias yang tinggi terhadap pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

Berdasrkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pendidikan

jasmani di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta hasil belajar yang tinggi

siswa kelas akselerasi lebih ditujukkan terhadap mata pelajaran yang

diwajibkan dan diutamakan di kelas akselerasi seperti mata pelajaran IPA,

Matematika dan Bahasa sehingga minat belajar mereka terhadap pendidikan

jasmani sangat rendah dibandingkan siswa kelas reguler yang lebih terminat

dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani disekolah. Dalam pokok

materi senam khususnya senam lantai guling belakang siswa kelas

akselerasi masih kurang percaya diri untuk mencoba gerakan. Dengan

pendapat di atas, diduga ada perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani

antara siswa kelas VIII akselerasi dan kelas reguler khususnya pada pokok

materi senam lantai “guling belakang”.

Page 52: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

37

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori. Penelitian yang relevan dan kerangka berfikir

maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikomotor

pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas

akselerasi dan kelas reguler

Ha : terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikomotor pendidikan

jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan

kelas reguler

Page 53: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, yaitu penelitian

kelompok yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan variabel tertentu

pada kelompok yang berbeda-beda (Sumadi Suryabrata, 1983: 23).

Adapun variabel yang ini diteliti adalah perbedaan hasil belajar pendidikan

jasmani pada pokok bahasan senam lantai guling belakang siswa kelas

VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2

Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah survey dengan menggunakan

lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan berbentuk daftar

periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale). Penilaian yang

diambil adalah hasil belajar psikomotor.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

pada tahun 2012/2013. Adapun waktu yang digunakan untuk pengambilan

data penelitian ini adalah pada bulan Februari 2013.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173), populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VIII, kelas akselerasi dan reguler SMP Muhammadiyah 2

Yogyakarta pada tahun pelajaran 2012/2013, dengan jumlah populasi

sebanyak 133 siswa. Klasifikasinya perkelas ada 1 kelas akselerasi dan

3 kelas reguler. Populasi penelitian yang diambil adalah kelas VIII

Page 54: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

39

didasarkan pada karakteristik siswa yang sama dan telah menjalani

aktivitas atau pola hidup yang sama di sekolah selama satu tahun setelah

mereka masuk ke jenjang SMP.

Populasi siswa kelas VIII akselerasi adalah 20 siswa dengan

jumlah siswa perempuan 10 dan laki-laki 10. Untuk populasi untuk kelas

VIII reguler adalah 113 siswa dengan jumlah per kelas sekitar 38 siswa.

Dalam pengambilan data untuk diambil sampel penelitian pada kelas

akselerasi adalah menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu teknik

pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel

Sugiyono (2007: 85) keseluruhan populasi kelas VIII untuk kelas

akselerasi diambil menjadi sampel penelitian karena jumlah siswa kurang

dari 100 orang. Sedangkan teknik pengambilan sampel kelas reguler

digunakan teknik proporsional random sampling. Menurut Sumadi

Suryabrata (2009: 36) proporsional random sampling adalah teknik

pengambilan sampel secara rambang atau acak dengan mengambil sampel

yang sebanding dengan besarnya kelompok dari kelompok-kelompok lain

yang tersedia. Proporsional random sampling juga dapat diartikan suatu

metode pengambilan sampel dengan mencari proporsi sampel dari jumlah

populasi dan kemudian dilakukan pengambilan secara acak. Menurut

Suharsimi Arikunto (2006 : 134), apabila subyek kurang dari 100 lebih

baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi.

Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau

20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini hanya diambi 20 siswa dari

Page 55: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

40

keseluruhan kelas reguler. Adapun cara untuk menentukan besarnya

presentasi pengambilan sampel kelas reguler dapat menggunakan rumus

menurut Suhasimi Arikunto (2010: 54), sebagai berikut:

%100(%) xalskormaksim

jumlahskorpresentase

maka diperoleh besarnya presentase sampel yang diambil dari kelas regular

adalah sebagai berikut ini:

%18%69,17%100113

20x

Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Kelas Reguler

No Sampel Terpilih Perempuan No Sampel Terpilih Laki-laki

15, 19, 25, 34, 41, 42, 52, 79, 88, 110

4, 9, 36, 55, 58, 66, 74, 93, 105, 109

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161), yang dimaksud dengan

variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil

belajar senam lantai guling belakang. Hasil belajar merupakan

kemampuan siswa dalam penguasaan materi dan keterampilan berfikir

yang meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif yang dinyatakan

dalam proses belajar-mengajar melalui pengukuran atau penilaian. Hasil

belajar senam lantai guling belakang yang digunakan dalam penelitian ini

adalah hasil belajar ranah psikomotor. Adapun penilian hasil belajar ini

Page 56: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

41

meliputi geraka awal, gerakan pelaksanaan dan gerakan akhir dalam

melakukan senam lantai guling belakang.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian yang

menggunakan suatu metode (Suharsimi Arikunto, 2010: 192). Teknik

pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan lembar

observasi. Lembar observasi yang digunakan berbentuk daftar periksa

atau check list atau skala penilaian (rating scale). Penilaian yang

diambil adalah hasil belajar psikomotor. Adapun kisi-kisi instrumen

yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Kisi –Kisi Instrumen

NoAspek yang

diukurIndikator

Jumlah butir

1Gerakan

Awal

a. Posisi lutut dan kaki waktu jongkok rapat

3b. Posisi lengan ditekuk membuka

ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga

c. Posisi dagu menempel di dada

2Gerakan

Pelaksanaan

a. Gerakan pinggul sangat kuat sehingga posisi mengguling menjadi bulat

4b. Posisi kedua lutut deket dengan

badanc. Posisi dagu menempel di dada

d. Kedua telapak tangan dengan kuat menekan matras sehingga tangan lurus dan kepala terangkat

3Gerakan

akhirKembali mendarat dengan kedua kaki dan stabil 1

Page 57: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

42

2. Analisis Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian dianggap valid

apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan

tujuan penelitian. Selain itu validitas sebuah instrumen juga dapat

diketahui apabila instrumen tersebut benar-benar dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk mengetahui ketepatan data tersebut diperlukan teknik uji

validitas.

Instrumen dalam penelitian ini divalidasi secara logis dan

teoritis oleh para ahli (judgment expert) yaitu dosen pembimbing

dari program studi pendidikan jasmani. Hasil validasi tersebut

adalah instrumen yang siap digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Instrumen tes yang telah diuji judgment expert kemudian

dilakukan uji validasi dan reabilitas siswa. Indikator yang diuji

validitas dan reliabilitasnya sebanyak 8 dengan 38 jumlah

validator siswa dari kelas IX E. Analisis indikator penilaian yang

digunakan adalah program SPSS. Kriteria koefisien reliabilitas

ditentukan dengan nilai alpha cronbach, maka ukuran

kemantapan alpha dapat dinyatakan sebagai berikut:

Page 58: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

43

Tabel 3. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha.

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 sd. 0,20 Kurang reliabel

>0,20 s.d.0,40 Agak Reliabel

>0,40 s.d. 0,60 Cukup Reliabel

>0,60 s.d. 0,80 Reliabel

>0,80 s.d. 1,00 Sangat Reliabel

Sumber: Triton (2006: 248)

c. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara

mengukur kemampuan hasil belajar psikomotor pendidikan

jasmani senam lantai guling belakang dengan menggunakan

lembar observasi penilaian psikomotor antara siswa kelas VIII

akselerasi dan reguler.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis statistik yang digunakan untuk menentukan hubungan

antar variabel bebas dengan variabel terikat.

1. Uji Persyaratan Analisis

Pengujian prasyarat dilakukan sebagai syarat data yang diperoleh

dapat ditindaklanjuti untuk diuji hipotesisnya. Uji prasyarat analisis

meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Tes parametrik akan lebih valid apabila datanya memiliki

distribusi normal. Distribusi normal merupakan suatu distribusi

atau peresebaran yang simetris sempurna dari skor rata-rata. Uji

Page 59: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

44

normalitas data dilakukan dengan uji satu sampel Kolmogorov-

Smirnov (One Sample Kolmogorov-Smirnov). Pedoman dalam

pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika nilai sig > 0,05

berarti data berasal dari populasi-populasi yang berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Jika skor-skor paling mudah untuk dikomparasikan secara

parametris apabila varian atau sebarannya pada kedua kelompok

adalah sama. Pengujian homogenitas dilakukan dengan bantuan

program SPSS 16. Kriteria ketentuan yang diambil jika nilai

sig > 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang homogen.

2. Pengujian Hipotesis

Setelah persyaratan analisis terpenuhi (uji normalitas dan uji

homogenitas) langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian

hipotesis. Uji yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu uji t.

Uji t digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang berarti

dari dua hasil pengukuran suatu variabel atau dua variable yang

diteliti. Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Sampel independent

(Independent-Sample-t-Test), selanjutnya untuk mengetahui

efektivitasnya dilakukan dengan cara membandingkan rata-ratanya.

Page 60: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

45

Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar

psikomotor pendidikan jasmani senam lantai guling belakang

antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler

Ha : terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikomotor

pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa

kelas akselerasi dan kelas reguler

Page 61: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

46

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Untuk mendeskripsikan dan menguji perbedaan hasil belajar

pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan kelas

akselerasi dalam penelitian ini, maka sebelumnya akan disajikan diskripsi data

dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan.

Deskripsi data penelitian yang diperoleh masing-masing variabel secara rinci

di uraian sebagai berikut:

1. Deskripsi Statistik Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai

Guling Belakang Kelas Reguler

Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel hasil belajar

pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler yang terdiri

dari 20 siswa diperoleh nilai maksimal = 24, nilai minimal =17, rata-rata

(mean) = 20,35, median = 20, modus sebesar = 20; standar deviasi =

2,153. Adapun rumus menghitung jumlah kelas interval dan menentukan

interval kelas adalah :

a. Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas

interval menggunakan rumus sebagai berikut:

529,520log3,31log3,31 nK

Page 62: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

47

b. Menurut Sugiyono, 2010: 36 cara menentukan interval kelas

menggunakan rumus sebagai berikut:

5

1724

sjumlahkela

rengei = 1,4 dibulatkan ke atas = 2,

jadi jumlah kelas interval adalah 5 dan interval kelasnya adalah 2,

sehingga deskripsi hasil penelitian hasil belajar pendidikan jasmani senam

lantai guling belakang kelas reguler dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah

ini:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler

Interval Kelas Frekuensi Persen24 - 25 3 15,00%22 - 23 4 20,00%20 - 21 7 35,00%18 - 19 4 20,00%16 - 17 2 10,00%

Total 20 100.00%

(Sugiyono, 2010: 39)

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat

skor 24-25 sebanyak 3 siswa atau 15%, pada interval skor antara 22-23

sebanyak 4 siswa atau 20%, pada interval skor 20-21 sebanyak 7 siswa

atau 35%, dan untuk interval skor antara 18-19 sebanyak 4 siswa atau

sebesar 20%, serta untuk interval skor 16-17 sebanyak 2 siswa atau 10%.

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Page 63: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Gambar 4. Grafik Frekuensi Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler

2. Deskripsi Statistik

Guling Belakang Kelas Akselerasi

Hasil analisis statistik desk

pendidikan jasmani senam

terdiri dari 20 siswa

rata-rata (mean) =

deviasi =2,911.

menentukan interval kelas adalah :

c. Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas

interval menggunakan rumus sebagai berikut:

log3,31K

d. Menurut Sugiyono, 2010: 36 cara m

menggunakan rumus sebagai beri

jumlahkela

rengei

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

Frek

uens

i (%

)

48

Grafik Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler

Deskripsi Statistik Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai

Guling Belakang Kelas Akselerasi

Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel hasil

pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi

terdiri dari 20 siswa diperoleh nilai maksimal = 22, nilai minimal =

rata (mean) = 17,55, median = 17,25, modus sebesar = 20

. Adapun rumus menghitung jumlah kelas interval dan

menentukan interval kelas adalah :

Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas

interval menggunakan rumus sebagai berikut:

529,520log3,31log n

Menurut Sugiyono, 2010: 36 cara menentukan interval kelas

menggunakan rumus sebagai berikut:

5

1122

sjumlahkela

renge= 2,2 dibulatkan keatas = 3

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

16-17 18-19 20-21 22-23 24-25

10.00%

20.00%

35.00%

20.00%15.00%

Interval Kelas

Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani Senam Lantai

hasil belajar

lantai guling belakang kelas akselerasi yang

, nilai minimal = 11,

20; standar

menghitung jumlah kelas interval dan

Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas

enentukan interval kelas

25

15.00%

Page 64: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

jadi jumlah kelas interval adalah 5 dan

sehingga hasil penelitian

guling belakang kelas akselerasi

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi

Interval Kelas22 - 2419 - 2116 - 1813 - 1510 - 12

Total

(Sugiyono, 2010: 39)

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat

skor 22-24 sebanyak 2 siswa atau 10%, pada interval skor antara 19

sebanyak 6 siswa atau 30%, pada interval skor 16

atau 40%, dan untuk

sebesar 15%, serta untuk interval skor 10

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%

Frek

uens

i (%

)

49

jumlah kelas interval adalah 5 dan interval kelasnya adalah 3,

hasil penelitian hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai

guling belakang kelas akselerasi dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini:

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi

Interval Kelas Frekuensi Persen24 2 10,00%21 6 30,00%18 8 40,00%15 3 15,00%12 1 5,00%

20 100.00%

(Sugiyono, 2010: 39)

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat

24 sebanyak 2 siswa atau 10%, pada interval skor antara 19

sebanyak 6 siswa atau 30%, pada interval skor 16-18 sebanyak 8 siswa

atau 40%, dan untuk interval skor antara 13-15 sebanyak 3 siswa atau

sebesar 15%, serta untuk interval skor 10-12 sebanyak 1 siswa atau 5%.

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%

10-12 13-15 16-18 19-21 22-24

5.00%15.00%

40.00%30.00%

10.00%

Interval Kelas

kelasnya adalah 3,

pendidikan jasmani senam lantai

bawah ini:

Pendidikan Jasmani

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat

24 sebanyak 2 siswa atau 10%, pada interval skor antara 19-21

18 sebanyak 8 siswa

15 sebanyak 3 siswa atau

12 sebanyak 1 siswa atau 5%.

24

10.00%

Page 65: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

50

Gambar 5. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi

B. Analisis Data

Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

Penggunaan uji normalitas untuk mengetahui normal dan tidaknya distribusi

data yang diperoleh, sedangkan penggunaan uji homogenitas untuk

mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang bersifat

homogen. Hasil uji prasyarat analisis disajikan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas diujikan pada masing-masing data penelitian yaitu

hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas

reguler, dan kelas akselerasi. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov-Z. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal

dan tidaknya suatu sebaran adalah taraf signifikansi yang digunakan 5%

sehingga bila nilai sig (). lebih besar dari 0,05 maka distribusi datanya

dianggap normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah

ini:

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang

Variabel KSZ Sig. KeteranganKelas Reguler 0,736 0,651 NormalKelas Akselerasi 0,447 0,988 Normal

Page 66: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

51

Dari hasil diatas diperoleh nilai sig. masing-masing variabel lebih

besar dari 0,05, sehingga disimpulkan semua data dinyatakan normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan uji F dalam penelitian ini akan

menguji (Ho) bahwa varians dari variabel-variabel tersebut sama. Untuk

menerima atau menolak hipotesis dengan membandingkan harga Fhitung

dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5 % dan dk yang dipakai atau

membandingkan nilai p dengan 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Kriteria

pengambilan keputusan adalah apabila Sig > 0,5 berarti varian sampel

tersebut homogen. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 7

berikut ini:

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Ketiga Variabel

F hitung df1 Df2 F tabel Sig keterangan11,965 1 38 4,17 0,220 Homogen

Dari perhitungan diatas diperoleh harga Sig. sebesar 0,220, harga

pada taraf signifikansi 5 % nilai Sig. 0,956 > 0,05. Karena nilai

Sig. 0,220 > 0,05 pada taraf signifikansi 5 %, maka hipotesis yang

menyatakan varians dari ketiga variabel yang ada sama diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa varians populasi homogen.

3. Uji Hipotesis

Hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas menunjukakn

bahwa sebarannya normal dan variansnya homogen, sehingga data

dianalisis lebih lanjut dengan statistik parametrik. Berikut adalah hipotesis

yang akan diuji

Page 67: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

52

Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang

pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP

Muhammadiyah 2 Yogyakarta .

Ha : Ada perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang pada siswa

kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah

2 Yogyakarta .

Untuk menerima dan menolak hipotesis adalah dengan

membandingkan harga t hitung dengan t tabel atau membandingkan nilai

p dengan 0,05 pada taraf signifikansi 5 %. Hasil analisis uji-t dapat dilihat

pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler dan Kelas Akselerasi

Variable N rerata t hitung t table (0,05)(38) P (sig.)Kelas RegulerKelas Akselerasi

2020

20,3517,55

2,859 2,021 0,001

Dari hasil tersebut dapat diketahui t hitung=2,859 lebih besar dari

pada t tabel = 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena

harga t hitung lebih besar dari t tabel dan berada dalam daerah Ha atau

p <0.05 pada taraf signifikansi 5 %, maka hipotesis yang menyatakan ada

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam

lantai guling belakang kelas regular dan kelas akselerasi pada siswa kelas

VIII SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta diterima. Dengan demikian Ha

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

Page 68: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

53

signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling

belakang kelas regular dan kelas akselerasi pada siswa kelas VIII di SMP

Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Besarnya rerata yang diperoleh dari

masing-masing variabel adalah sebesar 20,35 untuk hasil belajar

pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan 17,55

untuk hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas

akselerasi. Sedangkan perbedaan rata-rata keduanya sebesar 2,8 dengan

hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas

reguler lebih banyak.

C. Pembahasan

Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil

belajar psikomotorik pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas

reguler dan Kelas Akselerasi siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2

Yogyakarta. Dalam pengujian hipotesis pada penelitian yang dilkakukan di

SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta untuk hasil belajar psikomotorik senam

lantai guling belakang kelas reguler dan kelas akselerasi diperoleh

t hitung > t tabel dan p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 % dan menunjukkan

bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani

senam lantai guling belakang kelas reguler dan hasil belajar pendidikan

jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi pada siswa kelas VIII di

SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar gerak

perbedaan hasil belajar pendidkan jasmani senam lantai guling belakang yaitu:

Page 69: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

54

1. Keterampilan

a. Gerakan awal, siswa kelas akselerasi masih banyak yang posisi lutut

dan kaki saat jongkok membuka, telapak tangan berada di atas

telinga selain itu posisi dagu juga tidak menempel dada. Sedangkan

untuk siswa kelas reguler rata-rata melakukan gerakan awalan

dengan benar

b. Gerakan pelaksanaan, siswa kelas akselerasi dan kelas reguler rata-

rata gerakan pinggul kurang kuat mendorong ke atas, posisi lutut

juga agak jauh dari badan, posisi kepala tidak menempel dada.

Namun siswa dari kelas akselerasi ada beberapa yang gerakan

pinggulnya tidak mendorong sehingga gerakan saat mengguling

menjadi miring ke samping

c. Gerakan akhir, siswa kelas akselerasi dan kelas reguler rata-rata saat

posisi mendarat kedua kaki kurang stabil, tetapi untuk kelas

akselerasi masih banyak yang posisi mendaranya menggunakan lutut

2. Bimbingan guru dan kondisi pembelajaran

Dalam memberikan bimbingan guru tidak memberikan perbedakan

antara kelas akselerasi dan keas reguler. Namun karena kelas akserasi

adalah program percepatan maka guru lebih memadatkan dalam membe

rikan materi untuk kelas akserasi dibandingkan dengan kelas reguler.

Ujian semester dilakukan tiap 4 bulan sekali untuk kelas akserasi

sedangkan kelas reguler dilakukan 6 bulan sekali.

Page 70: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

55

3. Motivasi

Siswa kelas akserasi rata-rata tergolong pendiam sehingga saat kondisi

pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani senam lantai

guling belakang kurang berminat dan termotivasi.

4. Keadaan latihan

Siswa kelas akserasi lebih takut untuk mencoba melakukan gerakan

senam lantai guling belakang dibandingkan dengan siswa kelas reguler

sehingga kedaan latihan siswa kelas akselerasi lebih rendah disbanding

kelas reguler.

Untuk faktor-faktor yang lain seperti pengalaman masa lalu, faktor

keturunan dan faktor lingkungan tidak dapat dijelaskan oleh peneliti karena

keterbatasan peneliti dalam melakukan pengamatan. Dari hasil analisis

tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar senam lantai

guling belakang yang dimiliki oleh siswa kelas regular lebih baik dibanding

dengan kelas akselerasi, karena kelas regular lebih aktif dalam bergerak dan

lebih senang untuk mengikuti pelajaran penjas dibadingkan kelas akselerasi.

Kelas akselerasi lebih cenderung terpacu pada pelajaran dibidang akademik

saja. Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi guru terutama guru penjas

agar anak-anak yang berada dalam kelas akselerasi juga memiliki hasil belajar.

Page 71: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis menggunakan program SPSS versi 19.0

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar psikomotor senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII

kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Dengan perbedaan rata-rata sebesar 2,8 dimana kelas regular lebih baik

dibanding kelas akselerasi. Dengan hasil perhitungan data hasil belajar

siswa diperoleh nilai t hitung =2,859 lebih besar dari pada t tabel = 2,021 dan

nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena harga t hitung lebih besar

dari t tabel dan berada dalam daerah Ha atau p < 0.05 pada taraf

signifikansi 5 %, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

B. Keterbatasan Penelitian

Meskipun dalam penelitian ini telah diusahakan dengan sebaik-

baiknya, namun tidak lepas dari keterbatasan dan kelemahan yang ada,

diantaranya :

1. Siswa kurang kondusif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Keterbatasan pengamatan observer dalam memberikan penilaian

gerakan siswa yang melakukan guling belakang karena gerakannya

cepat.

Page 72: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

57

3. Keterbatasan peneliti hanya membandingkan hasil belajar psikomotor

senam lantai guling belakang. Peneliti tidak mencari tingkat hasil

belajar dari ranah kognitif dan afektif.

4. Keterbatasan peneliti dalam menentukan teknik pengambilan sampel

lemah sehingga peneliti kurang fokus dalam pengambilan data.

C. Saran

a. Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

hendaknya lebih tegas dalam menyikapi siswa yang bercanda saat

melakukan pembelajaran senam lantai guling belakang.

b. Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

hendanya lebih memotivasi siswa, meningkatkan rasa percaya diri

siswa untuk berani melakukan guling belakang.

Page 73: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

58

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ateng. 1989. Pengantar Asas-Asas dan Landasarn Pendidikan Jasmani Olahraga dan Rekreasi. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.

Agus Mahendra. 1999. Senam. Jakarta: Depdikbud.

Arma Abdoellah. 1988. Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.

Conny Semiawan. 1995. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Depdiknas. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Disdakmen 2002.

Desmita, M.Si. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Farida Mulyaningsih dkk. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Kelas IV SD / MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Imam Hidayat. 1981. Senam dan Metodik. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan.

Jhon & Traetta Mary. 1985. Dasar-Dasar Senam. Bandung: Penerbit Angkasa

Kadarsih. 2010. Perbedaan Prestasi Akademik Kelas VIII Cerdas dan Kelas VIII Olahraga di SMP N 2 Imogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Yogyakarta: FIK UNY. Diakses 5 Desember 2012

K. Mahmudi Sholeh. 1991. Olahraga Pilihan Senam. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jendral Pendidikan Tinggi Protek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Loken, Newton C & Willoughboy. Rober J. 1986. Petunjuk Langkah Gimnastik. Semarang: Effar Offset Semarang.

Page 74: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

59

Maryono. 2010. Menakar Kebijakan RSBI Analisis Kritik Studi Implementasi. Yogyakarta: Magnum Pustaka.

M. Ichsan. 1988. Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Nana Sudjana. 1989. Penelitian dan Penilian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Bandung

Nasution M. A. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Prestasi Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara.

RA. Dewi Sekar Melati. 2007. Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Minat Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Unggulan Dan Kelas Biasa SD Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-2007. Semarang: Skripsi. Diakses 9 Oktober 2012.

Reni Akbar dan Hawadi. 2004. Akselerasi; A_Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Sayuti Sahara. 2002. Senam Dasar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Setiawa Adi Nugroho. 2011. Perbedaan Tinkat Kesegaran Jasmani Siswa kelas VIII Bilingual dengan Reguler di SMP N 3 Godean Tahun Pelajaran 2010/2011. Yogyakarta: Skripsi, FIK UNY. Diakses 8 Oktober 2012.

Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Bandung

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 75: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

60

Sundoyo.2010. Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kepatihan Di Daerah Perkotaan Dengan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Benowo Di Daerah Benowo Di Daerah Pegunungan Di Kabupaten Purworejo. Yogyakarta: Skripsi, FIK UNY. Diakses 13 Desember 2012

Syaifuddin Azwar. 1987. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

W.S. Winkel S.J. 1991. Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadil.

W.S. Winkel S.J. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia

Yusuf Adisasmita. 1989. Prinsip-Prinsip Pendidikan Jasmani: Hakekat, Filsafat dan Peranan Pendidikan Jasmani dalam Masyarakat. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.

Page 76: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Lampiran 1: Surat Pembimbing Proposal TAS

KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAANTINIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANJURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

Alamat : Jl. Colombo No. l, yogyakarta Telp. SrcAg2

Nomor : 288/PORD(I120L2Lamp. : I bendelHal : Pembimbing proposal TAS

Kepada: Yth. Drs. F- Suharjana, M.pd.Fakultas Ilrnu KeolahragaanUniversitas Negeri yogyakarta

Diberitahukan dengan hormat, bahwa dalam rangka membantuTAS untuk persyaratan ujian TAS, climohon kesediaanpembimbing penulisan TAS saudara :

Nama ; .TonyprihatmokoNIM : 09601244004Judul Skripsi 2 Perbetlaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani "Senam Lantai Guling

Belakang" Sisrva Kelas VIII Antara Kelas Akselerasi dan Regurer tliSMP Muhammadiyah 2 y ogyakarta .

Bersama ini pula kami lampirkan proposal penulisan TAS yang telah dibuat oleh mahasiswayang bersangkutan' topil/judul tidaklah mutlak. Sekiranya kurang sesuai, mohon kiranyadiadakan pembenahan sehingga tidak mengurangi makna iari masalah yang diajukan.

Atas perhatian dan kesecriaan Bapak/rbu disampaikan rerima kasih.

POR,

NIP. t9620422199001 I 001

File. : Pemb. TAShnyelctc/ I 2

I November 2012

mahasiswa dalam rnenyusunBapaMbu untuk menjadi

61

ffi@

Page 77: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Lampiran 2:Lembar Pengesahan TAS

LEMBAR PENGESAIHN

Prosal penelitian tentang :

.?ERBEDAAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM LANTAI GIJLINGBELAKA}IG SISWA KELAS VIII ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELASREGULER SMP MTJIIAMMADTYAH 2 YOGYAKARTA.'

Nama : TONY PRIIIA'TMOKO

NtrtzI : O9601244A04

Program Studi : pJKR

Telah diperiksa dan dikatakan layakuntuk ditetiti :

Yogyakarta, 23 J anuai 2013

Dosen Pembimbing

Dm. F. Suharjana M.PdNrP.19580706 1984A3 t OO2

Kasubag Pendidikan FIK Uhl-Y

Sutiyun, S.SiNrP. 19760s22 t99903 2 00t

NIP. 19620422199001 | oor

62

Page 78: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Lampiran 3: Surat Permohonan Ijin Obsevasi

KEMENTRIAN PEIYDIDIKAN DAN KEBUDAYAANI]NTVERSITAS IVEGERI YOGYAKARTAFAKULTAS ILMU KEOLAIIRAGAANTAlamat: JI. KolomboNo. I Yogyakart4 Telp, (0274) 513092psw255Website : http://fik.uny.ac.id (email : [email protected])

Nomor : 2293/llN.34.l6nP/2013

Lam:-Hal : Permohonan Ijin Observasi

Yogyakarta" 17 Desernber 2Al2

Kepada

Yth Kepala SMP Muhammadiyah2 Yogyakarta

di Yogyakarta

Dengan hormat, disampaikan bahwa untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi dengan judul

"Perbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas

VIII antara Kelas RSBI dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta" kami mohon

Bapakllbu berkenan memberikan ijin obsevasi mahasiawa FIK Universitas Negeri Yogyakarta :

Nama Mahasiswa : Tony Prihatmoko

NomorMatrasiswa : 096A1244004

Program Studi : PJKR

Pelaksanaan Observasi :

Wakhl : 14 Januari 2013

Tempat/Sekolah : SMPMuhammadiyah2 Yogyakarta

Demikian atas bantuan dun lji" yang diberikan, karri mengucapkan banyak terima kasih.

Dosen Pembimbing,

Drs. F. Suharjana" M.Pd.

NrP. 19580706 198403 I

63

Page 79: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Lampiran 4: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Guru Penjas -

HASIL OBSERVASI DAI\T WAWAI\ICARADENGAN GT]RU MATA PELAJARAN PEIYDIDIKAI\I JASMAM

Sekolah

Nama GuruAlamatTanggal

SMP Muharnmadyah 2 YogyakartaDra.IsmiyatiJl. Kapas IINo. 7A, Kec. Umbulharjo, Yogyakarta.l5 Januari 2013

Daftar Pertanyaan Wawancara

l. Bagaimana pembelajaran perfas untuk kelas akselerasi? Adakah perbedaannyadengan kelas reguler?

2. Bagaimana minat dan motivasi siswa dari kelas akselerasi dan reguler selamamengikuti pembelajaran penjas?

3. Bagaimana minat siswa kelas akselerasi dan reguler dalam mengikutiekshakulikuler?

4. Siswa yang lebih sering mengikuti perlombaan khususnya dibidang olahragaantara kelF akselerasi dengan reguler, lebih dominan yang mana?

5' Bagaimana jumlah KKM untuk kelas akselerasi dan kelas reguler? Sama atauberbeda?

6. Untuk siswa sendiri apakah sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjaspada materi senam lantai guling belakang?

7. Kesulitan-kesulitan apa yang sering dirasakan siswa dalam melalrukan gulingbelakang?

Jawaban Wawancara Dengan Guru Mata pelajaran

l. Bagaimana pembelajaran penjas untuk kelas akselerasi? Adakah perbedaannyadengan kelas reguler?Jawaban:Pelaiaran penias diberikan I kali seminngu dilakukan selama 2 jam pelajaranuntuk masing-mosing kelas tersebut. Materi penjas yang diberikan kepadakeduanya sama namun untuk kelas akselerast lebih diperpadat karena kelasakselerssi merupakon kelas percepatan yang hanya menempuh pendidilmnselama 2 tahun.

2. Bagaimana minat dan motivasi siswa dari kelas akselerasi dan reguler selamamengikuti pembelajaran penjas?.Iawaban:

Minat dan motivasi siswa dari kelas akselerasi memang lebih rendah dibandingkelas regulqr karena lebih fofus kcpada hal-hal akodemis saja. Namun merekasadar balwa penias membuat tubuh mereka bergerak dan penting untukmenduhtng mere ka dalam beraHivitos.

Page 80: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

3. Bagaimana minat siswa kelas akselerasi dan reguler dalam mengikutiekstzkulikuler?Jawaban:

Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyakyang menyalurkanbakat olahraga dengan mengihtti ekstralatlihtler olahraga sedangkan siswa ketasalrselerasi lebih suka mengilwti ekstrafulihtler dibidang akademik seperti KIR,PMR" English Club dan lain-lain.

Siswa yang lebih sering mengikuti perlombaan khususnya dibidang olahragaantarakelas akselerasi dengan reguler, lebih dominan yang mana?Jawaban:

Siswa dari kelas regular juga lebihperlombaan dibidang olahraga knrenabanyakwahu berlatih.

banyak yang mengilaii perlombaan-siswa kelas regular lebih mempunyai

4.

5. Bagaimana nilai KJ<M untuk kelas akselerasi dan kelas reguler? Sama atauberbeda?

Jawaban':.

Untuk nilai KKM antara kelas akserasi dan kelas regular itu berbeda. Nilai KKMuntuk kelas alxelerasi 76 sedangkan untuk kelas regular 7I

Untuk siswa sendiri apakah sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjaspada materi senam lantai guling belakang?Jawab:

Pembelajaran penias pada materi senam lantoi guling belakang latrang begitudiminati oleh siswo. Materi yang lebih diminati oleh siswa adalah materipermainan seperti sepak bola, futsal dan basket.

7. Kesulitan-kesulitan apa yang sering dirasakan siswa dalam melakukan gulingbelakang?

Jawab:

Kesuliatan-kesulitan yang sering dialarni oleh siswa dalam melakukan gulingbelakang adalah swalan dan tumpuhan tangan kttrang kuat sehinggamengakibatlran gerakan berguling tidak sempurna. Selatn itu rasa percrya dirisiswa juga sangat kurang dikarenakan ketalutan sebelum mencoba.

Yogyakarta" l3 Februari 2013

yati

19600209 198703 2 00365

ruNrM.09601244A04

Page 81: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

66

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII C

SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

No Nama Jenis Kelamin1 ARR P2 AA L3 AWP L4 AND L5 ARM L6 ADBC P7 DS P8 DAY P9 DRP L

10 ETP L11 EFH L12 FAR L13 FAFNJ L14 FHO L15 FEA P16 FNF L17 GAW L18 HIP L19 LRA P20 MGW L21 MM L22 MW P23 MYN P24 MAPU P25 MD P26 MBR L27 MIW L28 MRAP L29 MRP L30 MRN L31 NA P32 RF P33 RFH L34 RN P35 RANE P36 RAP L37 SA L38 SR P

LAMPIRAN 5: Daftar Nama Kelas VIII Akaselerasi dan Reguler

Page 82: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

67

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII D

SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

No Nama Jenis Kelamin1 ASS L2 AN L3 ARK P4 AH P5 ASH L6 CR P7 EPP L8 FAG L9 FAW L

10 GAM P11 GKW L12 HH P13 KDP P14 LAS P15 LNP P16 MBRB L17 MRZ L18 ML P19 MHA L20 MBA L21 MDS L22 MFRI L23 MFSA L24 MRA L25 MS L26 NDN P27 NH P28 NRSW L29 RADH P30 SLM P31 SMM P32 SC L33 SR L34 VDH L35 VTH P36 WIF L37 YNF L38 YBS L39 ZRP L

Page 83: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

68

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII E

SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

No Nama Jenis Kelamin1 ABYU L2 ABS P3 AMM L4 AFBM P5 AL P6 AF P7 ADS P8 AVWM P9 APS L

10 BPA L11 DSK P12 EDA P13 FAK L14 FP P15 GMCH L16 IRS L17 JWP L18 JDPP L19 KA L20 KNMNS L21 MWIP L22 MHA L23 MRS L24 MHCM P25 NK P26 NIS P27 PK P28 RBS L29 RDN L30 RFRM L31 RYP L32 RA L33 RNLA P34 SAZS P35 VSS L36 YJS L

Page 84: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

69

DAFTAR NAMA SISWA KELAS AKSELERASI

SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

No Nama Jenis Kelamin1 AR P2 AS L3 AR L4 ARR L5 ADL P6 ARFB L7 CSPP P8 DPW P9 DIZ L

10 EE P11 ERP L12 FBM L13 FMKQ P14 HW P15 MNZR L16 NAP P17 NRA P18 PAC P19 REH L20 VI L

Page 85: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Lampiran 6: Surat Permohonan dan Pernyataan Validasi Dosen Ahli

STIRAT PARMOHONAN

Dengan hormat, disampaikan bahwa untuk keperluan Tugas Akliir Skripsi kami mohon

kepada Ibu Farida MulyaningsitL M.Kes. bersdia untuk memberikan penilaian dan masukan

pada Lembar Penilaian Presrasi Belajar Psikomotor *Senam Lantai Guling Belakang'

yang disusun oleh :

Demikian, atas bantuan yang diberikan kami mengucapkan banyak terima kasih

NIM

hograrn Studi

Drs. F. Suharjan4 M-Pd.

NrP.19580706 198403 I 002

: Tony Prihatmoko

: 096012440A4

: " PJKR

Yogyakarta I 6 Januari 201 3

"2",,f-Y

rony nih#roko

NIM 0960124/;004

Dosen Pembimbing

70

Page 86: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

PERIYYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Farida Mulyaningsih, M.Kes.

Pekerjaan : Dosen

: FIKUNY

Menyatalcan bahwah saya telah memberikan penilaian dan masukan pada LembarPenilaian

hestasi Belajar Psikomotor oSenarn Lantai Guling Belakang-yang disusun oleh :

Nama

NIM -': A960|?44AA4I

Program Sturdi , PJKR

I&rapan sayq masukan yang saya berikan dapat digunakan mhrk menyempuraakan laporan

Tugas Akhir rnahasiswa yang ber,sangkutan.

Yogyakat4 2l Januari 2013

Farida Mulyanine$h M.Kes.

NIP. l96307rit l9E8t2 2 001

7l

Page 87: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

ST}RAT PERMOHONAN

Dengan horrnat, disampaikan bahrva untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi kami mohon

kepada lbu Sri Winarni, M-Pd. bersedia untuk memberikan penilaian dan masukan pada

Lembar Penilaian Prcstasi Belajar Psikomotor "Senam Lantai Guling Belakang" yang

disusun oleh :

Nama

NIM

Program Studi

Drs. F. Suharjan4 M.Pd.

NIP.19580706 198403 I 002

Tony Prihatmoko

0960t24400,4

. : PJKR

Demikian, atas banttun yang diberikan kami mengucapkan banyak lerirna kasih

Yogyakarra, l6 Januari 2013

Dosen Pembimbing

Tony Prihatmoko

NIM 09601244W4

72

Page 88: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

PERI\TYATAAN

Saya yang b€rtanda tangan di barvah ini:

Nama : Dr. Sri Winarni,M.Pd.

Pekerjaan : Dosen

Instasi : EIKLJNY

Menyatakan bahwatr saya telah memberikan penilaian dan rnasukan pada Lembar Penilaian

Prestasi BelajarPsikomotor 'Senam Lailtai Guling Belakang"yang disusun oleh :

Nama ,.-: TonyPrihafinoko

NIM ' .', .09601244A04

hogram Studi : FJKR

Ilaapan seya rlrasukan )@g saya beriken dapat digunakan untuk n€nyempurnakan laporan

Tuga* Akhir mahasiswa yang bersangkutan.

Yogyakarta, 23 Januari 2013

Validator

Dr. Sri Winarni, M.Pd.

NIP. 19700205 199403 2 001

v3

Page 89: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

CAdqoMod c.l4 c.r.lH=cocA€b9o\g!iE! lif

=O5caZ, \O

€3.FgHrV

cf|

Oc\LC\'

GIl<

Fgo.l cl

.EEdshoo

sft\

dJ4(l9al

k-4

'a--c{}kd

-tde{l<c)

FA60

-trJo

.H9

G!J

d

c{,Fd)U,-- .1kAAt<-;5 Gio (t,

E.Eq=_v th t,'6 '5 g;a-4)- L..6.9. x '5cd'

= q)FE:*td

=bocE* 8E-t?q€EY=&.Eo,H a';€4

Z H; EEJ=c.:t'>,p F t €se.c-4L)/.E h X X€-(U19.*Ae-1 JF{n Fr'--:,U iK- A .i ..ilJ

::: ,::\:- e./.:i: -:.J-

I -l:\::.1 :: 5:: e.::,ss'. r'-:a:::: ":.\t'.:{:. -t-f: -T:::

zVpq

FI

zdrJD

z

-e;)

i-zfElz

Page 90: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

o:oE".rJco.2, o

-\f,'FeHCrrrFR'o'tro.'z)r--o\'Hn A

z

efl

Oc\tLc'{

=cllal.c.9C\d^€ct=Edid ^>-v.<c>'hoo

i.|F*

-u

4

IcdA-uh

aeoF

JGI

a)pao0d

J/h\J

60pgdJF

Fc)

U):d

h6J9lsO rr)dFcs

-51 ut 66

n a)L U')63 33 'a

:.!vu;=l<;PCH-d

=roa4i:-€ET EJZ? q'o s9<F AE =.* .=' :l co.3*=

Z3:zEJ:-\rr '=u.i=-l-r1:i

JoA^')\)b<rL:u:rroZ, d /ir ,- -Oiixsda7J-.lF! i -j tR,..i\-)

Page 91: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

76

DATA UJI COBA VALIDASI INSTRUMEN

NoButir

Total1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 2 2 2 2 1 2 1 142 2 2 1 2 1 2 2 1 133 3 1 1 1 1 2 1 1 114 2 2 1 1 2 1 1 1 115 2 2 2 2 2 2 2 2 166 3 2 2 2 2 2 2 2 177 2 3 1 1 2 3 2 2 168 2 2 2 1 1 2 3 2 159 3 3 2 2 3 1 2 1 1710 2 2 2 1 2 2 2 1 1411 2 3 3 2 2 1 2 1 1612 2 2 1 1 1 2 2 1 1213 1 1 2 2 1 1 2 1 1114 3 2 2 2 1 2 2 1 1515 2 1 2 1 1 2 2 1 1216 2 2 1 2 2 2 2 2 1517 2 1 2 1 2 1 2 1 1218 2 2 2 2 2 2 3 2 1719 2 2 1 2 1 2 2 1 1320 2 3 2 2 1 1 2 2 1521 1 2 2 1 2 2 2 1 1322 2 3 2 2 3 2 3 3 2023 3 2 1 2 1 1 1 1 1224 2 2 2 2 1 1 2 1 1325 2 3 2 1 2 1 2 3 1626 2 3 2 3 2 3 2 2 1927 3 3 2 2 3 3 2 3 2128 1 2 2 3 2 1 2 3 1629 2 1 2 1 1 2 1 1 1130 2 2 1 1 2 1 2 1 1231 2 2 2 3 3 2 1 1 1632 2 3 2 1 2 2 1 1 1433 3 1 2 3 3 2 2 2 1834 3 1 2 2 2 1 2 2 1535 2 2 2 3 1 1 3 1 1536 3 2 3 1 2 2 2 1 1637 3 3 2 2 2 2 2 2 1838 3 3 3 2 1 2 2 1 17

LAMPIRAN 7: Data Uji Coba Validasi Instrumen

Page 92: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

t-r-

a)

o42o)d

oC{

9

6

(| ).s

I

q-

ca\

cJ

o

6l

c,

<F

..o

L

sr

co

s(

6l

trc)ALa&

.g 19

F.d.UtsEg€Jcli-d _g5a-v;3'd goox

J{GI

F

*d)1 *FEAJtr

c)5tre6:36f.i

5llGI

-v(rt.l1celgExHe-E*r-at'6}4'6 go

--v= crlGt O..- Gl

Eg._J1 s€.8€sg ooFroHRdoF*l.qPE € gaD - '.= dooc(t^C\lo-.E€ SEtr:.qs 3

uqSAE€d Hi(g'.= rD bo-v it ct5bXbnx€ tr.9q

.iJ J i> d)€.9 E i'FE€.9h0 I li .91e,Grxo'iDJ4 tr (^

;EFE'=trbod69Ec)a.tss.!4

*g*H.c 9p

Ese$#r*9$* E's06),XE.r,;AnE'=EU0d69Eci,A ts$}4

o,!ac't co t\l c4

s.E6l ct,aa ==c)

Es=.rl *€!16-Y,dX'A q# Pd€ F.g

ctl! -rdc, 1q-'o6Rl:Ycd-dX'A S5. P-E S

Hd€9?.-

oz (\l

clacl56l

E{

(g-Jdctti.i(l)(\lo

;3-54l-.a.)

-oGtbo6.oC).hEo

.!a(/)

clbodL4)c)

.!4t(gbt)

0)€c$

!C)(ttc)Pbo(l>'clgE(D

€.SoC(l

(d

oA6dbl)trc)Eclatc)(n

ooCIhlEoo

J4d€ctA

al-zIralc)tol..r I€lctallPl-clcllLlolcnl

st63-6t)6ls(()>-

g"r,- -9!5co6S-rtco6c.{ .g'5

-'E'i-ul3f;!ES&_d- uF{Cr''=.i a-g E.qoa(DTF}4A

otro-OrX()6ZAitt \4?l! i{

jFAHe?BFrhAY9?z3{FIzztr1 f-lA3&Fq1=lafrlFl

Page 93: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

oot\

q)

ou,g)&

ocl : \

I@

g\0

(r

c.l

c\

\o

s)

@

+

{ \tA

{cc'

c.l

EI6tct

(D

P'(5f.

,cl

il

c)J-!l d

€F,((I

ooY.:l Gteo.€J4'(J

=Kt \t(g=co.= €c)io-V E€

c!-3€o'oO-.<.* "c'o.-cl()PO.JtrEHEEg*!E(lssM€

.oc)o.c)q)

bod.o

.2d6rlodA€

boccl}4CI

-sd ?i'dx

Pd

=ctSs'ePcPdxGIYrDOOE

E PooA4 Gl.=ep* Egg $'t/l(DcCC

=llH

$e:a'E pRr6 O t\l=3 b s.d-f, E tr'-vI Hsg

Eg'F$3Eb0 cl,

H H.Ec S^:-E SEFf'roaE

(ll!

aat

cl€(D

J4

.2FQic.) (tlO.5

36l

J1(\lot)cr,

I3d3

€E:rD Gtr€'69a'E(JdA=t

It)J4(t)13

cdd5.E'

EGI(r).oJ:a s"atrfi€

E

E$'sH5 'Ctboc6t cl€AFV!lclX^E

= Fggs

o.}aa

c.l e.t 6l trl c{ ca

s.d-qsE8

ho -:€ 8. +-4oqut -\1, E X

#sE {

E_9Ebn

Ed!A3=a

'XbO-6dg ho E bol58.4* "E E

3€Ex .e"

EE€BEG'.9E

Egz co r+ rn \o

gct

clGI

Fr

gB#a!v@

E*o.

Page 94: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

q)

a(D

&

Jcl ct.13 bD-'ti b0 l:c.E'o$g a.sEEet H P6SE g H_Loc.=ider{*eRlJtrct3 (l) cl=E 8 PFvEs-v

GIhoctr(DKt'osCtAgsE g

FE?A* E btro_g'# E E

* E S:gEEg

at-ot) .=

€EESct((l-o=dJEE

al(B*€cltr)gE

ct -u,.Y (lt '6t :r

$€-q'so-vEs

boH

Id=LJ';€€ S.N 6E FdEBE

o\.t-

Page 95: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

iloFoeO*XO6z0.dXf-H

F]lqHer{z?dae?313FIzzF{ FI1P.i ?&FA

iaF]Fl

6.PL6

_lL6>\6'\o

c{

.<6.ta6€S6

_s:Ta- lll

tz

oct

65cG

@c(

,eo)dl

GIhog",.l

-w 9 -a8-'F.ri' d- cg A

ffrsgd

q,E

0c,

- .sa-=dcl O.ESao)J4 d'(,.i€sg aoF:5s Sd GIJ=SE € go-'jf bt!(l)E:g; $ F8.8,8 S

o.-vE€(t !f ct'E! c) bll

x;Es"+{€ H.gg

^lJ .v i; c)€.EE:Eg€ $fls E:Ecst; c)o,x ii ut

;EFEf; E gJ

*g!i. cl

e9p*EE&tt:€.=J U c)ild=P

EE€ S*t E'FAA F E'=trb0d69goo- ES-:4

d€v--}l tik a k

tARlXd-d.v'A S -E" g',-H Sr-(l)!DClH-99?.*)

P.l-)

:* -tuill .dX

tr5E q

cl-J(r'Cg

o(tlO

ooo

;uJl{c.),o(gbI)ag-o(l)tht<o(a

CS60(\lLoc)&dooa)

$r5()q,t<oonGI

c3otr0)

al€Gllo.l((llctlcl(l)lo.l

"lcdlol)lcl(l)l:lcdl5t6lc)l6loolclRll1ltstolol

lll

*7j4o)C)(9

trct

GI

t.Q)n

Page 96: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

oo

c)

oc,{t

&

I

oovr \ \d.vr.trAl/lCA

vt^ \ :t(\

s(0^ \

<.\ \o \se{ \ \ac{ \({-s( \al,c{ \Vcl \(N \tnc{

cla(

r{ \

trgll

6t

q)F{

t€&

c).sa

-UddEpbb'5 c-cl

ooH

€*(B"c'ct=trtu= cl(l);io-V E€

.- ({t.H€oEQ.<.-Eo.-Kl q)eq.JF€BEEB-Ee€clBSM€

Eq)otrit)q)tr

a0GI€.2 ctrt) Ttodoi€

o0

clJCI*E

eftl

=slS.?.=blrgtr-cpdxTEo()OE

E gPooJ4 (\l.=oo* =E3 $(t .h C)cle3 at.-ss a'E SetaE E SE-f,9 tr-v,g Bgg

tsbn=c.x=s*3EbII(,9p'r E.8. AEd rs^.-E ry€rs .!i 'Fbl6o3E

kslE

ct

a

cl.o(DJ.45

8€tr{-o

cC

J4dboGI

E'it C

-s€'6 .oa'E96tOr€

d)Jo.o

)al clt'o

€ (!,(l)-ojl.9 Bb86or€

c)l<*F"ii 9peid3dbDtrcl Gl.dgFx'q€d

E e 5gEgo.L(n

c\t (O c..l ca a.l co

!trE-d.gsEEF.l tl

b0 -Pal cl€a.{'a3e-V'# -ll o0

EE g.E

eC)ct -\aSo0r:_ cFl 3=6

E $e $ f;v 0.'d -o tr

3rO

EEsee(ll

.988Bor'j4oz ca + i \o

tra6,

clF{

f,H#B8E

Page 97: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

o-6t0.i'r Jt

$E ]Nl* t o,\E$8ryib0 0..o ?-

c.too

q,

0go(D&

qd \ \

(t.'

*-! \ \l/^ \srCf\ \Cl.|$ \ \clvr \ \

cO

occl \s\el \ \

6al

i*e{ \.,c( \ \

s(

([c{ \

cl \ \c/c{

ct

trcct

trq)A{,lafrE&

GIC')fr'adopo..-o.-clOea.*E€HZEC)vEEGl.-.ilssV€

€{Doq)

q)

hocl€.2aralt dOFArd

JzCI\'ct tAhodKl id€c

.\lH8.tttl

-6Rcttra !.)EtrooME

ct at19 ED-'jf o0 !:c-=E$E ?s=EeT H P6tsE E H

- Loc- d)ed*€

clJ4 g d3 (l) (\l=€ g hoxEEEg

du0stro(l€ 'lttrv'9(ltdPgpj]

=EE!e* E btroET E Eg F s"gtt tr Sc)UgEEg

JqlJ€hI)

€gGI*aES+a O)!I' Et(rt -!:Egalt cao

cal-P5€sEHGt CtE!6-!4E!

GIEJ4.o GlC=

EE

ql

PO-'o5ESL rt)

{F5'rfEX

GI?j43dc=JE

Lo&aa.l cO (\t c.t ol an

!El+3 .Eql6!,aa =EEFt l{

Gl .Y-v(tcl=$€-q'P(5-vg.E

bI)k

9cl=L!'aS€ S.A FE 6dESE

oz r- oo

EGIa6t

clE{

ct14L.A{D tt()?

Page 98: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

83

Lampiran 8: Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Correlations

1 2 3 4 5 6 7 8Total Pearson

Correlation.332* .604** .443** .507** .631** .417** .440** .687**

Sig. (2-tailed)

.041 .000 .005 .001 .000 .009 .006 .000

N 38 38 38 38 38 38 38 38

Interpretation Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

2. Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

AlphaN of Items Interpretation

.632 2 Reliable

Page 99: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

84

LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR

“SENAM LANTAI GULING BELAKANG”

Hari, Tanggal : Tempat :Kelas :PetunjukBerilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan penilaian pada tempat yang tersedia dengan keterangan skor sebagai berikut :

Tahapan NoIndikator Penilaian

Skor Rubrik PenilaianResponden

4 9 15 19 25 34 36 41 42 52 55 58 66 74 79 88 93 105 109 110

Gerakan awal

1. Posisi lutut dan kaki waktu jongkok

1 Posisi lutut dan kaki waktu jongkok terlalu membuka

2 Posisi lutut dan kaki waktu jongkok membuka

3 Posisi lutut dan kaki waktu jongkok rapat

2. Posisi lengan dan telapak tangan waktu jongkok

1 Posisi lengan ditekuk terlalu jauh ke belakang dan telapak tangan tidak berada di samping telinga

2 Posisi lengan ditekuk tidak membuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga

3 Posisi lengan ditekukmembuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga

LAMPIRAN 9: Lembar Penilaian Hasil Belajar Senam Lantai Guling Belakang

Page 100: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

85

Tahapan NoIndikator Penilaian

Skor Rubrik PenilaianResponden

4 9 15 19 25 34 36 41 42 52 55 58 66 74 79 88 93 105 109 110

3. Posisi dagu dan kepala waktujongkok

1 Kepala dan dagu tidak menunduk (pandangan ke depan)

2 Kepala menunduk tapi posisi dagu tidak menempel di dada

3 Posisi dagu menempel di dada

Gerakan pelaksanaan

4. Gerakan pinggul saat akan berguling ke matras

1 Gerakan pinggul tidak mendorong ke atas belakang

2 Gerakan pinggul kurang kuat mendorong ke atas belakang sehingga posisi mengguling tidak bulat

3 Gerakan pinggul sangat kuat sehingga posisi mengguling menjadi bulat

5. Posisi kedua lutut saat badan berguling di matras

1 Posisi kedua lutut jauh dari badan

2 Posisi kedua lutut agak jauh dari badan

3 Posisi kedua lutut deket dengan badan

6. Posisi kepala

1 Kepala dan dagu tidak menunduk (pandangan ke depan)

Page 101: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

86

Tahapan NoIndikator Penilaian

Skor Rubrik PenilaianResponden

4 9 15 19 25 34 36 41 42 52 55 58 66 74 79 88 93 105 109 110

2 Kepala menunduk tapi posisi dagu tidak menempel di dada

3 Posisi dagu menempel di dada

7. Gerakan kedua telapaktangan

1 Kedua telapak tangan tidak menempel di matras

2 Kedua telapak tangan tidakmenekan matras sehingga tangan kurang lurus dan kepala terangkat

3 Kedua telapak tangan dengan kuat menekan matras sehingga tangan lurus dan kepala terangkat

Gerakan akhir

8. Posisi mendarat setelah mengguling

1 Mendarat bukan dengan kaki contoh dengan lutut

2 Kembali mendarat dengan kedua kaki kurang stabil

3 Kembali mendarat dengan kedua kaki dan stabil

Yogyakarta, Februari 2013

Observer

(.…….…………………...)

Page 102: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Lamp :

Hal :

Lampiran 10: Surat Permohonan ljin Penelitian dari Dekan FIK I-Il.iY

I bendel Proposal penelitianPermohonan Ijin Penelitian

KepadaYth. Dekan FlK-Universitas Negeri YogyakartaJalan Kolombo No. IYogyakarta

Dengan hormat, disampaiakn bahwa untuk keperluan pengambilan data dalam rangka

penulisan Tugas Akhir Skripsi, kami mohon Bapak Dekan berkenan membuat surat ijin

penelitian bagr :

Nama Mahasisrva

Nomor Mahasiswa

Program Studi

Judul Skripsi

Pelaksanaan pengambilan data

Waktu

Tempat/Objek

Tony Prihatmoko

09601244004

PJKR

Perbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam LantaiGuling Belakang Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi danKelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogtakarta

: I Februari Vd 28 Febnta{i 2013

: SMP Muhammadiyah2 Yogyakarta

Atas perhatian, bantuan dan terkabulnya permohonan ini, diucapkan terima kasih.

Mengetahuai

Dosen Pembimbing

Yogyakarta" 23 Januari 2013

Yang mengajukan

?-/Tony Prihatmoko

NIM:096012M004

NIP.19620422 199001 I 001 NIP.19580706 198403 I 002

Page 103: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Lampiran ll: Surat Permohonan ljin Penelitian dari Pengurus Daerah Muhammadyah

KBME]$TERIAN PENBIFIK-{N NA8IONAL

UHTVEBSITAS HESEBT Y0GV.+6ASTAFA EULT46 ILMII SPSTATIg-+GAAH

-4ltniqr ; Jl. Kciorrla He,l Ye€IaBcr,rqr Ta!ed0??{} tISs? F? 2es

hismgrI-aBp,Hcl

Yrh.

$gna}JiM

4l ruH,34,16/Bpla0l3I Eks,FserTlebeeqs laitr Fei:sl ilian

28 Je'iuari i0i3

FErgsrus Deerah L'iubanrnadiyah tPnM)Yagi'Akarfa

Dengbn hormet, disamBaikan bahwa untuk keperluan penganrbilan dnta dalg$l rangkapenulisan tugas akhir skripsi, karni mohon berkena.n BapaUlbrr/Saudara unilk rnemberikan

iiin Fenelitian bagi mahasicwa Fakultas llmu Keslahragasn Universitas Negeri Yogyaka$a :

: T*qfy Prii:Aiileko: i)9f0i2.4e**4

Prograrn Sludi : PJKRPenelitian akan diiaksspai(an pada r

Waktu " .: I Febzuari s/d ?8 Februari 2013TempaV0byek. : 8MP Muhanrmadiyah 2 YogyakartaJudul Skripsi : Perbedaan Frestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai

Guling Belakang Siswa Kelas VIII Antarn Kelas Akselorasi DanKelas Reguler SMP Muharnmadiyah 2 Ypgyakarta.

[-]emikian surat ijin penelitinn ini dibuat agnr yang berkepentingan m.aklurn- seiladapat dipergunakan sebagairnana rnestinya.

s Eudarko, h!.$,98601 I 001

Tembusatr:i. Kepala Sekolah SMP7. Kajur. FOR3. Fe$bircbing TAS4. lvlahqsirwa ybs,

futuhamrrrad iyah 2 Yo gyakarta

rA

24

B8

Page 104: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Laffiprran tZ: iiurat Keterangan lelah ivtetaKuKan tsenelltran

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHPIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOIA YOGYAKARTA

IilP ftlUHAIlll,lADlYAH 2 YOEYAKARIATERAKREDITASI : A No, 22.01|BAPITU/X|/2008 TANGGAL 22 NOVEMBER 2008Alamat : Jl- Kapas II No. 7A Telp. (0274) 51 4807 - 564136, Kec. Umbulharjo, Yoryakarta 55 1 66

Website : www.smpmuh2yk-sch-id I Email : [email protected]. id

SURAT KETERANGANNomor : E.6/ 100 /a.2/ll 12013

Yang bertanda tangan di bawah ini , Kepala SMP Muhammadiyah 2 Yogyakartamenerangkan dengan sesungguhnya bahrva mahasiswa yang tersebut di barvah ini :

Nama. : TONY PRIHATI\4OKO

No.Mahasisrva :09601241004

Program Studi : pJKR

Benar - benar telah melakukan Penelitian dan pengumpulan ciata di SIvIP Mu-hamrladiyah 2 Yogyakarta guna penyuslrnan Skripsi yang berjudul "Perbeclaan PrestasiBelajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Gr"rling Belakang Siswa Kelas VIII ;\ntaraKelas Akselerasi f)an Kelas Reguler SIv{P lv{uharnmacliyal.r 2 Yoeyakarta yang tela}rdilaksanakan mulai pada tanggal 2 s.d 6 Februari Z0l3 _

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sesunggutrnya semoga iiapatdipergr:nakan sebagaimana mestinya.

89

NIP 19620530 198403 2002

Page 105: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Lampiran 13: Data Mentah Hasil Penelitian

Data Mentah Ifasil PenelitianData Kelas

respd I 2 3 5 6 7 g r..*t-l I 2 3 4 5 6 7 f Iumlal4 a.' J 3 J J J J a) 24 2 2 2 J J ) a.' 2 l9 21.5

9 2 J 2 J aJ J J J 22 3 2 a.' 2 2 2 2 2 18 20

15 3 3 3 J 3 3 3 3 ' :) *,'," 3 ,. J 3 2 J 2 z ":,lg.t:' 2r.519 3 2 , 1 ) 2 2 ll:" 7

,r. 1 I "} 2 '), 7 t725 tl 3 3 3 3 2 J 3

':"8,,.2 2 2 2 2 2 2 l, ":lJ:',:, 20

34 3 L 3 -' I t 3 2 1:ill:., 2 I ,,2 2 3 3 20

36 2 3 ') J aJ J J J 22 J J J JaJ 2 2 2 2t 21.5

4t I J 2 2 2 1 2 z 18 3 3 2 2 1 2 z 2 1,.I.8:,r 18

42 3 3 1 2 2 2 2 2 :,18 aJ J 2 ) .,

1 I 2 1 r8

52 3., 2 2 z 2 I 2 ,t7 -, 2 1 2 1 2 2 2 ,,t;t'l': t7

5J J 2 2 a) J J aJ 2 2l J 3 ) J J 2 2 2 2t 2l58 3 J J J 3 J 2 3 23 a) 2 2 2 2 2 2 2 t7 2A

66 2 J 5 J J J aJ J 23 J J .J -t -t -t 2 J 23 23

74 5 J J a) 3a-t

at J 24 2 2 2 2 2 2 2 I 15 r 9.5

79 3 3 J 3 J 2 2 t,21t 3 7: J 3,, ,)

2 2 ''' 29 2A

88 3 3 .} 3 3 3 ? 3 24 3 3 3 J 3 3 t 3 ,'24', 24

93 3 J J 2 2 2 2 2 t9 J I 2 2 aJ 2 2 J l8 18.5

105 J J 3aJ

aJ J J J 24 2 J a

J J 3 aJ

aJ J 23 23.s

109 J aJ 3 J J J J 3 24 J J 5 a

J J t.' aJ 3 24 24

110 3aJ 2 2 2 2 2 2 . 18..: J 3 3 3 z J 2 1 ',..20t,t l9

Data Kelas Akselerasirespd rl 2 3 *l€ 6 7 I Iumlal 1 7 3 4 t 6 E Jumlat

I 3 J 3 3 3 I 2 I ,x, J 3 3 3 J 3j 7 t.":l:t,' 22

2 2 2 2 z 2 2 a-l 2 l7 2 2 2 2 1 2 2 2 l5 t6

3 J 3 J J J 2 3 I 2l 3 2 J 2 2 J 2 2 l9 20

4 2 2 2 1 2 2 2 ) 15 2 2 2 I 2 2 2 2 15 15

5 3, J 3 2 3 2 2 1, :.19, J ? 3 2 3 2 2 l. 't9,., l96 2 I 2 I 2 2 2 2 15 2 1 2 2 I I I l1 13

7 J J 3 1 2 3 , 2 ,,20,, J aJ 3 2 2 3

,,,2iS, 20

I 3 -t+J 2 2 ) 2 2 i',2S,. 3 2 a

J 2 j 3 I 2 ,,r:'lg:' 20

9 I J 2 1 2 aJ 2 I t5 2 I 2 2 2 2 ? 1 l4 14.s

10 3 2 2 2 3 3 3 2 20 aJ a) a, ,, 2 I 2 ,,,:18,', t911 J J J J 3 3 2 2 22 J J 3 J J J 2

j 22 22

t2 3 2 aJ J J J 2 2 2t J 2 J aJ 3 J 2 2 2t 2t13 J: J 2 2

j 2 2 ,,,.1*,: J ? 2 2 2 2 ,, ) .'::18...: l8

l4 3 2 '2 2 2 2 3 I ,l?' 2 2 a, j 2 2 2 \ 16.5

t5 I 2 2 I 2 I I I l1 I 2 2 I 2 I I I 1l 11

t6 3 j2 2 2 2 2 t ':11 ,', 3, 2 2 j 2 2 2. 2 t7

t7 2 2 2 2 2 2 t , ,,.16, , 2 2 2 2 7 2 1 :116:'t: t618 2 a n 2 2 7 2 2 ', -,16f .' 2 3

.,2 1 2 2 t ': li[:., 16.5

19 J 2 2 2 2 -t J 2 l9 2 2 2 2 2 2 2 2 t6 17.5

2A 2 2 tJ 2 2 J 2 2 l8 2 2 2

,,2 2 2 2 16 t7

[T] PUTRI

90

Page 106: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

s

,

rto

oArtioJ'.

&

ccl \o\

a \c- :\0 \ \rn

t \ta t

l:t

\e

c\

€tr \\o

ia

!f, \ra

N

\

6

q)Afr,a

&,

=tjd*.va .L)

=(LrJH($ .:<t(g9t<- {l)JrP3:z'6 .v,'d 10

=H,yCd

FJId(gJJ4H*13tr

o

.-ah&'d 9p

+JJICS

&dJ4,

(g€!d

tr4(gF- ti

'a .v'= boox

J4(Ba.4(dgE._,& d'oJ.dA-V -r3 ;:-g boFEE[$d-v* cad cd-V=bo --. (s o)ax'oeoP'j3 aD4{)cu) - 6d i^i.

':{ 51 6I} e-

s d,g fi

\/ O..v x'ds &'g

vF{*'.5()boI

\/ !EEgtbJt* tr tr.l

.9 .14 l: 'o'o.gE:HE€.9Hr g F

1a'aa a.s'H fi bO irt

E H Es

4s!ui UdXobo

P-5g9bbJd+i'H tr.gJ sB.ri Q'l P

F"E € $H's H

's4=6:FE S€

S HEeoa c.t cn (\t

q.=Gtd.:(#EF

)g=e {(E (Jos/"8,&'EE#Pd'u B.g

qGIU\/a-VA7H A. Hv)€gXcd-d.Y

' A H _q--------------', S * $a-OO€dH-€#-.-

z o.l

acc€F

ddJ4EE(l.)O6

;Jll-rq.)

'o(\tsp(.).Alro

J4(f)

cdb0(gl-<{D+-lq)J4

db{)

()

al"o(.)v,kq)

boc(d>\I(6o.ldIHI(!)tPldl

'dlcdlo.l-lidtcsldliDlo.t-lHIbolc1 I0)l:ftco li3llcn l;(1)ljvt I,

ooldldt)[trt^l-vlclvt(dte.J

,^I*7 I\vL

JllOI9l

"rJ I

HIPlaldtkt()l

c0 I

6-{)g-

-,,5s5pc(

-S6.5\

-66EE5.---! u>

EEc96-.9JJ'6<

&d€-8, '?

iJclAb6 6FM A.i

c{

5-{5-o6T6dbo,b0

RIt--LiCdH

.i

"t

&oFror<iaORX(J6ZF.<t4. V?bFl

ld rhHZV)J4q

6epE2E4si{Ezzfrl HOi?

Fqr=iaf-]F1i

Page 107: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

r.l

v

/j

^J

t

AJ

q).v

-5/ c(sd-o boP K

a3

doESEvC.(c _v.

cJ 't?cc:ldr}. ii qd

,,9gBtr.('

.d 0dvtd=tLuo't'Q5

a--(tt q)ep<Jltr€Etr6=cleHg*: 'ctct! .dcv

E€'

b{)

(dJ4(d

{6#-o6!6

=(dQQ c.r

9P J<

trtrdO

ld ,:dYt<kc) q)

OE

Esrov d H

oo* =::(v-H6 *H.o ACuiC)*

-eH= ((t.-

b()ar(/tbo -v '6E"p&rdO(d=g 5 $5dYLr-.l4

E Hgg

cs bo

=c+la

s$:tru9bO EDqp'6 ELi.|-'aL=Atll.-

-s s€g.!'?lU +. q.)rhq)C

3{d

'13.q

Cd

E')

clrtolj1,

.2d6AOE& .o-

J4GIo{)cd

H

G}5{r q.(l)((,J4E'A .o6'fo El

C)-v

vC'2 cd#hoeCti

='oootrdcd€: o.ExE€6JdA

EEF# HT

6d''.8OEQ. .-O.-dE)!A

-vC2c)EBEE0)vEE.E .JJcdQ("

EE'

,y,Cd'o

d6bo cd

(dhrJ4k8.scd-EB.'a)q)€tr0)()ME

e()'dJdgbodd

S9==tht Se FoE.P.EEbF\./ o. d -o Et

CSt.oXobO-vs .g.rt/)aE=.3. *r E C" i:8 €€ EiEoi.€.o€ tr

(d.9Gqa(J 0)Or J4

dqEi:a* -v,tr (v

EEs

Page 108: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

I

ca

ocq

l-.cll

F{Iof! '$io/ .9doPr/)H-oJZO>)b0o

J

a

cvlo\

-vdd'obo-'5 bo:JrvEH

F,€ T-9n-eH* S P.6FEEF

N Hod[7cl€ir{FPoc [,Gl

€(dFPdJ d ct€ g S'Ecl(utrlk4M Eg.V

clboErCo(g'oatrv)9(gi Gl rra0H=€ )kfrr*diiet: sge€ s E'(l) L' AI. CJ*, al brb €c! tr bdGl3e.-H(dggfg

gGI

J4d(dboqd'u4

cCdt4,

=1b0-t) d*l0)(v .clts(q-l1E.gaitrao

€d

f!

.54acd!Jlfoo(l)c!

b0:d

9.dd=Fs 6ri 'd' Gt b0.A 8E 8dEHE

F*-bti i{dt

Page 109: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

.+

drdb0

s

tr()

aaqtq)

&

(3cl

o\

Q -\ts

t-

\o)b'

l,a \s

rq.r!

crl \

o

o\ \6 \

(dbI)

oo

>.

qc)

0)q

50

1)

F

\o \ \n \t

rf)

FI

cq

C)

F.{

L.Q:

=g_sx"e*q&tsGl ;-<'o(g*Et 0,)JJPAyIoi.&'d :o

IJ1(g

B

'iil ct-v#H*'(Jtr

C)

+rH)\rH.;'r -v'dgo^ob

EJ4d

.,9(g#

"o(garCdc: r<3v-='6 .y,'6 !PA.a

*JZda.r{(dgE.*J1 d 'TJ

=ddJ€;ig boFIHRtbE€I.Es6 s sb€'i ho:9 tr.Eu2 -. cJ o-'A E OO i-!'

E.EgE

\/ O.*& x'(l-g &.sY-*'50)ho

4; E $t/ rY H 4*HH.gJ sErJ q= P

FE€gl0; E .b()Xi=vj-R(h'4fl F-s';x tr bo i\t

€ BEe

*Fx'o*d

d=-*qJ bo#

*d(t i'ill ,ix tr tr

#r-gFF"g € sE" c 9'arcr,l<l!m4..6p_Hii'li trl b,0 ld

S HEeli.

ac!, ta. €\ (fi

5E!.=

-gg;a=q)

P

:* -iq-Y,d-\'As*Pd€ b.q

dUV^-v 7

/)dXd-dJ4'i bo )f bo _:l bs'AEl-:d-dq

a-O()dHd€€p.'i

z e.i

CE

[-{

d.v(d-iLr (g(D

LJd

pC)U)ko

J1tt)

o.ocd

'1,(.)v)lr6.)

.ocdo,d(d

T'dv)0)tAbo

cd

oJ1(tt

(EO.

-7j4q)().o(g

' {-,.tr

CO

t<0)cal

,vL..q), .;.o

4

'66t-cr5r/)

'<

gHI

9-8,- '?iJCCAl.i .:: +.(l) q,l O)F-M A.<

6-Pi;6

JL

$s-<6t-665E6

-g5to-te5\

oqcs5g

ct

a-+)-o6dl

(sbob0

crtFL(d

'l., I

&'oForsa9r,6zO-tvU?Fr h{d fE1

lr1 riFaz7FF rtravr-'lp

2Zjizzld fYlo., 3

FAHafri'-I

Page 110: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

oil

rr

q,

tJ

I-t

t

d

\th

t

rno

c)-v&tr(lt aJ'q o0

doEcll 4.

Esz(d€csndo.= dJEBxd.

.d Cg64..i Yr/)luo'(JR50-cd C)€t)"Jtr€9tr6ZE9-vIa cd!Eo:"V'U

hocd

J4(tl.: q)

-cJ *U)€(€

' cd

bo 61

PP.v.= br)p.gdOsbdYt< H-0)(}OE

E svJ( cd.=oo{ E

E3 $A u) c.)(dc€ L.;

= cd.-

$ j.Htr^^o'ai'aHdO<d=s b s.d(t} Y Li-v

.g sEg

#cu bo2tr-:4 .ieiS^ ooYo039b0 iriq0'a H!nd.A E-Bdct

S $€c6 l<. '=L '= t<'

EE H

J4bo

=

Cd

.i-t edtd

Jl "oGI'6 -o

a'-oA

J4

4F.(59pe(tt)Eioo ctdd."og€*E*C6d X^E"EFs Hg

.d Cd.HEo'o.3t0=d 11)€pr-vtr1 (.)

HSEEH-Ha\JGl .ts.=*

'T E'

J4drc'

ddv)h0 cJ

cqd

rd'qp< '!f,(d*6gdtsJa)€tr(Dq)ME

FoscC <d'oo. {(l)(JvtJ/'d)4'A E* So:€ F.g

H0)61 &Sho

4-HQ:J=nj4bo:jd

.E H5 B'E.\J o.(d-O tl.

(c

Bli 90.YH g 6'i;'tr'lcd.-Pdl-,^f+

S gE #Eo. -l -o -o 11

.98u, ci,O(L)"O. ll

(1ir :tIY;;-& .g

8es

Page 111: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

cft

oc.l

tr(g

tr..oIt)tr{ t{

1E'$G)fu)a€J (J:Cd>rboo

\cCt

.\Z<!63'o h0-'E bo IJtvts#

H.H

PH gsn:E* E Po6FHEE0()L<ci t)€ad*€(t-!4 trl at

= rD-cd=i5trb0x

EHEg

(tIbo

d

oct€ "ctFs3AOF* Alr. Gt

-(tlilePELicl4; SD*.H.gsasErsg(l)Li(tt0)# !l bo#cltr-MGt-5e-!Jclscfg

vdJIcRIbD

€E

3S.+.| il.)fs 'E(E-dE€aitrac)

E

PE€at bI)i:trcd cd.oH6JZEg

clEJ1.o, cqql

=Hd

g-9

tr(cboc(D'.' *

HgL,t

EE6.ltE!

.d. clEjl-O ctd.aH4

g-e

!pk9.dd'=H.c doira€ cg bO.{i:A9'6EddEgs

s*.c!totlot

Page 112: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

F-o

aoG'oau,€)&

C'

o\

l.Jc

(.tg\

€6g\F

$F

\e\o

6|.)

rav')

6trl

t\t

t\c(.l

t(.1

v)t\

o\

v)

q\

!t

6!

6)A,!treA

E-sx3*qJlHtr5Gl-'o -gEg-e;'a -v'd g0

!

(n'

B_v.

SEEE'cltrEgE*.;J'a 90

J4cV

B

J4(gJg(tl e'lJFh(lJ5 r.{g#'a J4'6 90

-lzda.

cl(l)d)

J c'13=dd-Y€;ig ooF€FESocll-. trcd clJL=6I)=l Gr c)vE9de'E ho(l)r-d

vH.!ur- d a).'6€9ptr'8.EEH

o.ualJcS H*d'5()bo

'u

E5 H'!P()aiE-lJJ U c)'fr6t=€ Jd;ises-g E'Fwir.:d(t'-X(1)'iDx El (,)

A3*HE'; tr o0iltE H Fe

rd*cl-:Y.U_E990

ES B $c) -=.=#ud)'o .9. E :'F"g €.$E-cs9'adlJ E (n

;E E E'# tr bO irl

EHEsLo,Lu)

e.l tt c!, c.).

!EJJ .E6l ct,r( ==q)t-{ Fl

=J/ +Gt s.16-Y,E&,'d s'd i"pi€ '.H

d,!,V-_vA.',HEHEg

'A S-q S# S'a-(l)(l}cl>AH<€€P.*r

oz at,

trl6!aE6l['r

ct-,V GfGI

rD (d,

I

It;t-gl.-l.Ltc)t:IdI, bI)l(dt,otc)i3lot-vlvtl-ctdI bI)t.-I .' Rllldlot€t' c)IJlcldlhoItrIo)IElcl.rI '!,td)lal&lc)l?lbolctdl3tdlo-IEI C;'t9lcI 'rJlctlo.lcldl€ €lJ 8.l6l:rf=ts Hltt ^, :

J5=* fit;T trll - .rt'Es Elds €l's+,- tli; € EE;s €l. #l-9lS" €lS x Hl-cd - = =l! H .-tsl( x E'dl.f r d - GItsgF-Hl(ll iD q o OI;EF}4Ata

&otrFAOaXO6Z0idNfi t-{

hl FACn rhIrz2daeH?tll Li

a3Elzzri FqF.. ?&FA!,.aFEIFI

Page 113: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

aco

oEEo&o{)&

g\o

|a(t

r)g\

6ct

o\t-

*F-

\a\a

at

r11l'I

alY)

GI=ll

\ol.t

rel')

raal

o\

lo

o\

!'

cg.

GI

€,*5;ILE&:

i)J{.

J4CGl d.Ebo'r5 C

SESF

€#sP ^ct:?ccL=,(!o;1 0.M E€

.d (d.HEo"(fo..*o.-tdo+rAJtrEEE: iiEEH*!ESFv€

T,'c)ELEG)

c,)

uhoG}rt.9. Rt

8EA. 'd

bro

(dJ4.d*E

e((l5ctSe.E ooFl tr'6OEh,c!6ioOE

E slpJ Gl.=ao* =E3 $j./)c)*de

hO ar v)9s'a'E Sexd O 6i=E b s5?! tr.-v

,g HEg

irt bo-trx5$$3gb0 v,g.F E'5. a

-B

E $t$E g

LCg'rtaG}

d.o0)

.t4

.9, e8EcL5

6)4GIb0cliU

6,5'ir Eg€

G'cnP.B .FO{€

C)J

6")n1

!

Gt crt

']'o'o. cso-sJ4

.9 tsb88A€

c)J'*5..u 9p

5'l'bocal G,.d a"

Fx'lJ *-''t+X^E=Fts6 FME'Uto]

aot ao. c.l: i.l e!. c.t

E.E61 d,l( =

Ss€8" *'

rs€E

!- C)dlzgboH-L!tl:3=hi4bo=(cF $E P€.

.h.F*vF\J O.6d-o tr

6Erotsx qP]zH .H.*ttaEY!

aa€t$.p{'=-o5 Ei

(o,-=8S&Ji

z a?t !d:: ia \o,

trclG.EcF.

Eg*Hb-lo#

o.

Page 114: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

!.l

cn

ool

(ll

si)g.slic

-Vd>tboo

oo

Ac)

Foenit)&

c

o\o

to€

dto\

66

g\F

tts-

\a\o

€rararo

.{ra

olt

i

\o(r)

tft

vlal

q\

rl

€\

i

E

G.

EIoFi

E.E&

d.HEo'(,Q.r.-'(]d-s8.*E€gtriD5ccLioJaH€(l .nR,-B$Mii

€()a.EC)6(|),

sh0(a-E.9 co

8Eo{E

'v6d

(g(ao0 srl

ct ct

ai io(d-6R6J, E=o)ttroll)VE

J]cgd-9 brD -'5 ho I:

ps H.s 3.e Hr * 86HE E H4 Ld)c.vo)€Ri*+

dJ4 tr (d:'tu(g="o.trooxo_otrtfvEs-v

(dbI)ctrc)lq<, 'otrutgCdCdtts9pE 4HRI_6Aa9;; $sB* F E

:' E Sfr

EEEg

l4cd

Jd,u0

€Ecla

*- cB

"dPra ll)fsEG-eE96Eao

Rt-905€#H9pRt G'€b6J1E!

al?Jlii ct

ll)lxv-v

dbo()-v.oHs.kan(ltEH0)vE!

(gEJ1.o(tl

gELo,iia

e.l cn e.l c.) C\] eo,

!E.u .gf,ct5=:Q)

cd -vJlclcd=fl€Fib,dEEE

bocI--LJ'a€€ $.E FE 8dE9E

oz t\ oo

c{aCIg6l[-r

RIJ4trFo 'i:L/ ct

Page 115: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

oEoctc,6)&

o

CAo

|a

rrG\

66

o\F.

;llLoI(rla0RI

..od)v,to

J4(hEcto0

GIkrt)!)

14trdh0cc)€(lt

otc,

bI)trcl>.do.c)

(lt

r!o.gcd

c€

c)o.

G'a0ett)€dutott)b0

GIxooll

X

.cF

\a\0

Gv,

ralvt

CIta

6l*t\o('t

?{t)

ra(^l

a

v.)

o\

!t

g€ri(lElo

F{,:ll-,4

&o

E_sB5c-sHRIEE-gia*:'6 -v'd go

-dJ4

Cq

ts

-v,ad sqjz*FEE9E*'6 -v'd, 9P

51GI

F

-\d(tl-!dtde.oa

I+Eggx';!'6: 9P

-.v-=dcd 9i.cL

O 'oi

J clJ-?€sg ooF'dHPUld,:2- trki KlJa=SE € E.)-'E b0q-.ct:g

= $8,

8.EE fr

\/ O,r ad.Gtfd'5(l)h0EE9bllt* tr c.:-v tt oE.gE:tr6€Esr E s06)*86;Ess':; tr o0dE HEe

-v+ll cd

a) bI)*;Esr) t9 H F'o -=.'eJ u c)

iE € $Hc 9'F6-Ix l: tA

AEss';;tro0td&HEE

L.axu)

6l c.) 6li c.)

!eE- .g!E[ d,'la ==of.l l-l

{-l!! *'a-9a-V'1 - -v o0:

eE $.8

trcq1Jv-XtdA.-k-k4Yi^d:!Rtr=&.# ao !f o0 ll o{)xtrj:Edtra-o()Rl>OH-99t.n

ruo(d13cd

oz e..l

cCac6lF

tr(U-JRtdt-?o$o

st6

_lls:r?g

\,s)c{\

9€:r)u-6665<t-L*EEG

-s(S5L.E o')-Ad FaeF&-

$ *€.? F# F*tF\4CiCa

&oFIaOaXO6Z0i

4{)t F{

jnfd rhirYl-{ l-a

?dF rrrav

ZE{FtzzlEl frlA?d,

FEFaf-lJ

Page 116: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

troEoaa€)d

(t\

o\€

v1 \a?t6\

66'

6\F

tF

\o\D

6ra

raY)

6lrt1

d!i

i

\aotra

rntl

o\

ra

o\

+

GI

cd

(l)r&L.g

&

lL):

'\lJ4cag cd'o a0

clbox

€*sE^dHrEd.= G!oncL14 E€

.d 6t-2T'(,GlOEQ.q

.-Eo.Eart o+)p.-vtrEHEEH*!EQ'=g&'

'ctOa.

c)0)

oo(ll'rf,

.9. corlOEOi EJ

o0

GIJ4((l

*Ee(d

a(l'Se.= uoAtr'cPcdXLH(Lr(l)OE

E EoEJ4 cg .=

E'E EAtAC)de= ((r.-sE.fi.'E Per

s€$E

cd bO7cr

$$SEh0 rt

H efg $EF #'FoaE

li(o.o

cl

I

(g

do,

,:4ti.5u) rlodeL5

cl

'!4((b,063

H

Gt5'HEg€

(g'6 .o

6hA{E

lt)J4,G)\t

Gt cl

'E!trl cdc} -c)lltr.ES88O. 'tri

c)ldvClESPad5'dbotrdd'rt r:.

-E -$crt X^F?HiD Or )+V E€

o&a r\, tt. ol eO cn c.t

!E.iJ .EGld,1,

==o

FoScl (d€ c). +('a-EE&tr€E A

eiDaJl3uoF_Hq3=6

E $s Sg.s.5l?bg(J O*d5 Er

cl:1 '1CB: eP,&H.50

€fr€*fi.Or=-O.al:

d^='6O-ou'O.ll

z et) rf, tat \o

6coCll

i..

-d'hs-v H.fd;,stC)CL

Page 117: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

Nc.l

oe.l

LGI

,o()fr.r

dcl*d>\u0o

c..l

c!h0trEc, agT,EEv)g&s EH c'-.Ef"c:E-H ; stlg*: E Eg F s"ed Ft b/i Gl

gE€B

q

:05gsESct cd!h6J4E!Er-O GlEt'-28

*ctE bD-'.5 ho=tr.!'l,

$E a.9g-ltEE HFrDEi il)eGl-e(!JdEtrs'5 t) G!=g E $g

al -y,.y(lt(g!l

SEtS

bog.d

.oE* S'46E6fiE8E

clJl(g .=o -.:1

l-,/ d

Page 118: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

103

Lampiran 14: Deskripsi Statistik

Statistics

Kelas Reguler

Kelas

Akselerasi

N Valid 20 20

Missing 0 0

Mean 20,35 17,55

Median 20,00 17,25

Mode 20 20

Std. Deviation 2,15272 2,91051

Range 7 11

Minimum 17 11

Maximum 24 22

Page 119: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

104

Lampiran 15: Tabel Distribusi Frekuensi

Prestasi Guling Belakang Kelas Reguler

Interval Kelas Frekuensi Persen24 - 25 3 15,00%22 - 23 4 20,00%20 - 21 7 35,00%18 - 19 4 20,00%16 - 17 2 10,00%

Total 20 100.00%

Prestasi Guling Belakang Kelas Akselerasi

Interval Kelas Frekuensi Persen 22 - 24 2 10,00%

19 - 21 6 30,00%16 - 18 8 40,00%13 - 15 3 15,00%10 - 12 1 5,00%

Total 20 100.00%

Page 120: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

105

Lampiran 16: Uji Normalitas

One-SampleKolmogorov-Smirnov Test

Kelas Reguler

Kelas

Akselerasi

N 20 20

Normal Parametersa,b Mean 20,3500 17,5500

Std. Deviation 2,15272 2,91051

Most Extreme Differences Absolute ,165 ,100

Positive ,165 ,075

Negative -,091 -,100

Kolmogorov-Smirnov Z ,736 ,447

Asymp. Sig. (2-tailed) ,651 ,988

a. Test distributionis Normal.

b. Calculated from data.

Page 121: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

106

Lampiran 17: Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,556 1 38 ,220

ANOVA

Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 313,600 1 313,600 11,965 ,001

Within Groups 996,000 38 26,211

Total 1309,600 39

Page 122: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

107

Lampiran 18: Uji Hipotesis (Uji-t)

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi Penjas Senam Lantai

Guling Belakang

Kelas Reguler 20 20,35 2,153 ,481

Kelas Akselerasi 20 17,55 2,911 ,651

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Prestasi Penjas Senam

Lantai Guling Belakang

Equalvariances assumed 1,556 ,220 3,459 38 ,001 2,800 ,809 1,161 4,439

Equalvariances not

assumed

3,459 35,000 ,001 2,800 ,809 1,157 4,443

Page 123: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

108

Lampiran 19: Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Persiapan Sebelum Pembelajaran dimulai

Gambar 2. Siswa Melakukan Pemanasan Sebelum Melakukan Gerakan Senam Lantai Guling Belakang

Gambar 3. Memberikan Contoh Gerakan Senam Lantai Guling Belakang yang Benar

Page 124: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM ...

109

Gambar 4. Siswa Melakukan Gerakan Guling Belakang

Gambar 5. Observer Memberikan Penilaian Gerakan Siswa Saat Melakukan Guling Belakang