PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENYAMPAIAN PESAN IKLAN MELALUI MEDIA PERIKLANAN: TELEVISI, MAJALAH, DAN RADIO Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta terhadap Iklan Produk AXE Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Disusun oleh: Lusia Titis Satyosanti (032214085) PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
165
Embed
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENYAMPAIAN PESAN IKLAN … · PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENYAMPAIAN PESAN IKLAN MELALUI MEDIA PERIKLANAN: TELEVISI, MAJALAH, DAN RADIO Studi pada Mahasiswa Universitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENYAMPAIAN PESAN IKLAN MELALUI MEDIA PERIKLANAN: TELEVISI,
MAJALAH, DAN RADIO Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta terhadap Iklan Produk AXE
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun oleh: Lusia Titis Satyosanti
(032214085)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Bunda Maria, Yesus Kristus Tuhan dan Penolongku
Bapak, Ibu, Mas, dan Adikku tercinta
Om Pri dan Tante Dar tersayang
Kekasihku Elman tercinta
Dan sahabat-sahabatku....
MOTTO
Saya belajar,
Bahwa tidak ada yang instant atau
serba cepat di dunia ini.
Semua butuh proses dan pertumbuhan,
kecuali saya ingin sakit hati......
Selalu berkata “itu sulit tetapi mungkin” daripada
berkata “itu mungkin tetapi sulit” dalam menghadapi
setiap persoalan.
( L. Titis Satyosanti )
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul
“Perbedaan Efektivitas Penyampaian Pesan Iklan melalui Media Periklanan:
Televisi, Majalah, dan Radio.” Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Mrican, Yogyakarta terhadap iklan Produk AXE, dapat selesai dengan
baik.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini tidak akan terselesikan dengan baik tanpa adanya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis hendak
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Manajemen yang telah membantu dalam proses penentuan
pembimbing II.
3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku pembimbing I yang telah
berkenan memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh
kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi hingga selesai.
vii
4. Ibu M.T. Ernawati, S.E, M.A selaku pembimbing II yang telah
berkenan membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh
ketulusan dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.
5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican,
Yogyakarta yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi ini.
6. Segenap Staf dan Karyawan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi yang
telah banyak memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu
tentang perkuliahan.
7. Segenap Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Mrican,
Yogyakarta yang selama ini memberikan pelayanan yang baik kepada
penulis.
8. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta yang telah
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Orang tua saya yang sangat saya hormati, sayangi, cintai, dan kasihi
Bapak Y. Hendrito. Susmadi dan Ibu Y. Retno. Widayati, yang selalu
mendoakan dan mendukung. Mas Bimo dan Dimas tersayang yang
selalu memberi semangat. Om Pri dan Tante Dar yang selalu memberi
perhatian yang tulus sebagai orang tua selama saya menyelesaikan
kuliah. Wida yang sangat berbaik hati membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan meminjamkan laptop.
10. Elman yang selalu ada untuk saya dan selalu memotivasi saya dalam
menyelesaikan skripsi ini, you’re my everything. Untuk sahabat-
viii
sahabatku Eka, Yusnita, dan Wika yang selalu bersedia mendengarkan
keluh kesah pada saat menyusun skripsi ini. Sony, Windra, Yoyok, Isa,
Sigit, Adi, Edy Sitepu, Christian, Camelia yang selalu memberi
semangat. Semua sahabat-sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu
per satu. Anak- anak mitra perpustakaan (Eko, Bambang, Markus,
Fandi, Zico, Melon, Henni yang menjadi terang untuk skripsi ini,
Iis, Mas Banu) yang selalu memberikan keceriaan dan pengertian.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang dapat menjadikan skripsi ini
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Penulis
Lusia Titis Satyosanti
ix
ABSTRAK
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENYAMPAIAN PESAN IKLAN MELALUI MEDIA PERIKLANAN: TELEVISI,
MAJALAH, DAN RADIO Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta terhadap Iklan Produk AXE
Lusia Titis Satyosant i
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan: televisi, majalah, dan radio. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui manakah di antara media periklanan: televisi, majalah, dan radio yang paling efektif dalam menyampaikan pesan iklan. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta pada bulan November 2007 sampai dengan bulan Januari 2008. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta, yaitu mahasiswa berjenis kelamin laki- laki, sudah pernah melihat iklan AXE di televisi, majalah, dan sudah pernah mendengar iklan AXE di radio. Sampel penelitian ini sebanyak 120 responden, terbagi dalam tiga bagian yaitu, 40 responden media televisi, 40 responden media majalah, dan 40 responden media radio. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling. Data dikumpukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan statistik parametrik One Way ANOVA (Analysis of Variance) dengan taraf signifikan α = 0.05 (5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan: televisi, majalah, dan radio. Melalui penelitian ini juga ditunjukkan bahwa secara umum dari ketiga media periklanan: televisi, majalah, dan radio, yang paling efektif dalam menyampaikan pesan iklan kepada audiens adalah media periklanan televisi.
x
ABSTRACT
THE COMPARATIVE STUDY ON THE EFFECTIVENESS OF DELIVERING ADVERTISEMENT MESSAGE USING
ADVERTISING MEDIA: TELEVISION, MAGAZINES, AND RADIO
A Study on AXE Product Advertisement
Lusia Titis Satyosanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aimed to find out the effectiveness differences of delivering the advertisement message using advertising media: television, magazines, and radio. It also aimed to find out the most effective media among television, magazines, and radio in delivering the advertisement message. This research was conducted at Sanata Dharma University, Mrican Yogyakarta from November 2007 to January 2008. The populations of this research were the male students of Sanata Dharma University, Mrican Yogyakarta, who ever saw the AXE advertisement in the television, magazines and listened AXE advertisement through the radio. There were 120 respondents of this research. The respondents were divided into three groups that were, 40 respondents of television, 40 respondents of magazines, and 40 respondents of radio. Accidental sampling technique was used in this research. The data were collected by distributing questionnaire. To analyze the data, the researcher used normality test, homogeneity test, and One Way ANOVA (Analysis of Variance) parametric statistic techniques with the level of significance α = 0.05 (5%). The results showed that there were effectiveness differences of delivering the advertisement message using advertising media: television, magazines, and radio. Among three advertising media: television, magazines, and radio, the most effective medium to convey the advertisement message to audience was television.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xviii BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 4
C. Batasan Masalah.................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian................................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 7
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran............................................................................ 9
B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)...................................................... 10
C. Pengertian Manajemen Pemasaran........................................................ 12
xii
D. Konsep Pemasaran ................................................................................ 13
E. Segmentasi Pasar ................................................................................... 15
F. Pemasaran Sasaran (Target Marketing)................................................. 17
G. Pengertian Produk dan Jasa ................................................................... 18
H. Product Positioning............................................................................... 19
I. Perilaku Konsumen................................................................................. 20
J. Proses Keputusan Pembelian.................................................................. 21
K. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen..................................................... 23
L. Pengertian Iklan..................................................................................... 25
M. Sejarah Iklan......................................................................................... 27
N. Klasifikasi Periklanan............................................................................ 28
O. Prinsip-prinsip Dasar Iklan.................................................................... 30
P. Tujuan Periklanan.................................................................................. 32
Q. Fungsi Iklan........................................................................................... 35
R. Media Periklanan................................................................................... 36
1. Media Cetak .................................................................................... 37
2. Media Siaran .................................................................................... 43
S. Perencanaan Periklanan ......................................................................... 48
T. Merancang Pesan yang Efektif ............................................................. 51
U. Kriteria untuk Periklanan yang Efektif ................................................ 55
V. Mengukur Efektivitas Program Periklanan........................................... 58
W. Penelitian Sebelumnya...... ................................................................... 59
dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap (Chandra, 2001:185):
1. Respon kognitif, menyangkut penerimaan pesan.
2. Respon afektif, menyangkut pengembangan sikap (suka atau tidak suka)
terhadap produk atau perusahaan.
3. Respon perilaku/behavioral, menyangkut tindakan aktual yang dilakukan para
anggota audiens sasaran.
34
Tabel 2.1 Efek Komunikasi pada Berbagai Tahap Respon
(Chandra, 2001: 185) Tahap Efek Spesifik
1. Tahap kognitif
2. Tahap afektif 3. Tahap behavioral
Eksposur terhadap pesan Ingatan terhadap pesan (message recall) Kesadaran/pengenalan terhadap produk Pengetahuan tentang atribut dan penggunaan produk Kesediaan untuk mencari lebih banyak informasi Minat pada atribut produk Evaluasi produk atau merek yang positif Minat untuk mencoba atau membeli Pencobaan produk Pembelian produk
Secara sederhana tujuan iklan dirumuskan dalam AIDCA sebagai berikut
(Ambarwati, 2003: 135):
1. Attention, iklan yang dibuat bertujuan untuk menarik perhatian khalayak
sasarannya.
2. Interest, setelah perhatian direbut pelanggan sasaran dirangsang untuk
berminat dan ingin tahu lebih jauh akan merek produk.
3. Desire, selanjutnya iklan juga bertujuan untuk menggerakkan keinginan orang
untuk memiliki dan memakai.
4. Conviction, tahap ini pesan iklan sudah menciptakan kebutuhan pembeli dan
mereka mulai yakin akan kualitas merek yang diiklankan.
5. Action, tahap ini bertujuan untuk membujuk calon pembeli agar segera
melakukan tindakan pembelian.
Menurut Lohse (dalam Ambarwati, 2003: 130) pesan yang disampaikan
melalui informasi yang jelas dan pemakaian warna-warna yang menarik terbukti
35
dapat mempengaruhi pilihan produk, karena warna yang menarik dan kejelasan
informasi dapat mencerminkan kredibilitas dan kualitas periklanan. Namun yang
paling penting adalah para pengiklan harus memahami khalayak mereka. Mereka
harus mengakrabkan diri dengan cara berpikir para konsumen, dengan faktor-
faktor yang memotivasi mereka, serta dengan lingkungan di mana mereka hidup.
Q. Fungsi Iklan
Menurut Widyatama (2005: 151) secara garis besar fungsi iklan hampir
sama dengan fungsi komunikasi pada umumnya. Secara pokok ada empat fungsi
iklan, yaitu:
1. Iklan mampu memberikan informasi- informasi yang berharga bagi
masyarakat. Informasi tersebut dapat berupa pengenalan adanya produk,
bagaimana cara menggunakan produk, manfaat tambahan atas produk,
perkembangan produk, di mana dan kapan produk dapat dibeli, dan
sebagainya.
2. Iklan mampu mempersuasi masyarakat agar mengikuti apa yang disarankan
dalam isi pesan iklan.
3. Iklan mampu mendidik masyarakat dengan mengajarkan atas suatu konstruksi
tertentu.
4. Iklan mampu memberi penghiburan.
Menurut Lee dan Johnson (2004: 11), fungsi iklan yang tidak kalah penting yaitu,
periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat.” Ia terus-menerus
36
mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap
membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya.
Bukan hanya perusahaan atau organisasi saja yang merasakan manfaat
dari periklanan. Bagi konsumen periklanan juga memberikan beberapa manfaat,
antara lain (Ambarwati, 2003: 131):
1. Memperluas wawasan konsumen, artinya dengan iklan dapat mengetahui
alternatif pilihan produk yang ada.
2. Memperkenalkan dan mengingatkan keberadaan suatu produk.
3. Membangun kesadaran merek (brand awareness).
4. Menimbulkan kepercayaan akan produk (belief).
5. Menarik pelanggan sasaran menjadi konsumen yang loyal selama jangka
waktu tertentu.
6. Mengembangkan sikap positif pelanggan sasaran yang diharapkan dapat
menjadi pembeli potensial di masa datang.
Untuk mencapai itu semua membutuhkan waktu dan proses yang lama, paling
tidak hasil atau manfaat itu baru dapat dilihat setelah dilakukan kampanye iklan
secara terus menerus dan berkelanjutan.
R. Media Periklanan
Lee dan Johnson (2004: 241-277) membagi media yang secara umum
digunakan dalam kegiatan periklanan sebagai berikut:
37
1. Media cetak
Setiap media dan sarana periklanan memiliki karakteristik dan keunggulan
yang unik. Oleh sebab itu para pengiklan selalu memilih media dan sarana-
sarana yang karakteristiknya paling sesuai dengan produk yang diiklankan,
dan yang akan memajukan citra produk. Banyak majalah mampu
mereproduksi iklan- iklan dengan tingkat ketajaman warna yang sempurna.
Kebutuhan akan reproduksi warna yang baik adalah jelas bagi jenis-jenis
periklanan produk tertentu seperti makanan dan make up.
a. Periklanan Majalah
Periklanan majalah adalah informasi yang dibuat (diproduksi) dan
disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan)
dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca. Informasi
itu (yang umum maupun yang komersial) hanya akan sampai pada
khalayak sasaran atau target audience bila sasaran melihat atau
membacanya (Madjadikara, 2004:11).
Dalam beberapa dekade terakhir, majalah merupakan satu media yang
tumbuh pesat untuk melayani kebutuhan dan kepentingan pendidikan,
informasi, serta hiburan dari banyak pembaca dalam pasar konsumen
maupun bisnis. Keragaman majalah yang besar ini menjadikannya media
yang menarik bagi banyak pengiklan. Majalah umumnya dikategorikan
berdasarkan khalayak luas yang mereka layani:
38
1) Majalah Konsumen
Para pengiklan tidak memilih majalah sebagai media sesering yang
mereka lakukan dengan produk berdaya tarik massal pada umumnya.
Walaupun demikian, majalah sangat baik untuk menjangkau segmen
konsumen tertentu (kelompok sasaran). Sebagai contoh, terdapat
publikasi-publikasi bagi kaum wanita yang senang mendekorasi,
berkebun, memasak, dan menjahit. Terdapat pula majalah-majalah
tentang perkawinan, perjalanan, kebugaran, busana, karier, dan
kesehatan. Ada juga yang sedikit-sedikit mencoba mencakup
kesemuanya (majalah-majalah minat umum). Majalah juga semakin
baik menjangkau pasar-pasar target dalam wilayah-wilayah geografis.
2) Majalah Bisnis
Majalah bisnis lebih diarahkan kepada para pembaca bisnis. Terdapat
beberapa tipe majalah bisnis:
a) Majalah industri, diarahkan kepada para pelaku manufaktur.
b) Majalah perdagangan, diarahkan kepada para perantara.
c) Majalah profesional, diarahkan kepada sebuah profesi spesifik.
3) Majalah Pertanian
Kategori majalah ini adalah publikasi-publikasi pertanian, diarahkan
kepada para petani dan keluarga-keluarga mereka atau kepada
perusahaan-perusahaan yang memproduksi atau menjual peralatan,
pasokan, dan jasa pertanian. Sebagian pengiklan kurang menganggap
penting pasar publikasi pertanian. Dan kalaupun menggunakan
39
publikasi pertanian sebagai sebuah media periklanan, mereka mungkin
tidak menggunakannya dengan baik.
4) Majalah Komputer atau Internet
Kategori majalah baru ini ditargetkan kepada para pengguna komputer
dan internet. Majalah ini berisi informasi- informasi umum tentang
topik-topik komputer atau internet, termasuk perangkat lunak terbaru.
5) Majalah Online
Para penerbit cetak pada mulanya merasa ragu untuk meluncurkan
versi online majalah mereka, takut kalau itu akan “menganibal
properti-properti cetak mereka”. Namun kelebihan utama dari majalah
online berupa loyalitas pembaca. Selain itu pena rgetan khusus juga
dimungkinkan. Kebanyakan majalah online mempromosikan publikasi
cetak perusahaan, menyediakan informasi umum dan cara
berlangganan dari publikasi cetak terkait.
Majalah memiliki sejumlah karakteristik dan kualitas yang menjadikannya
menarik sebagai sebuah media periklanan:
1) Kemampuan untuk menuju khalayak-khalayak spesifik adalah ciri
yang paling membedakan periklanan majalah dari media periklanan.
2) Majalah dicatat atas usia panjangnya dan keterlibatan pembaca yang
tinggi. Kebanyakan pembaca menghabiskan beberapa hari untuk
membaca majalah baru, kemudian menyimpannya untuk jangka waktu
lama. Para pelanggan majalah (pembaca primer) sering kali
meminjamkan majalahnya kepada pembaca-pembaca lain (pembaca
40
sekunder atau pinjaman), semakin menambah guna/manfaat bagi
pembaca-pembaca lain dari sebuah majalah.
3) Iklan- iklan majalah memiliki kualitas cetak dan warna yang baik.
4) Majalah menawarkan format-format luwes yang memungkinkan
ukuran-ukuran iklan berbeda, demikian pula dengan sisipan-sisipan
dan sampel aroma. Perusahaan-perusahaan parfum sering kali
menambahkan sampel aroma pada iklan- iklan mereka sehingga
penerima dapat benar-benar membaui produknya.
5) Terkadang satu pengiklan menggunakan sisipan majalah. Pengiklan
mencetak iklannya pada kertas khusus berkualitas tinggi dan
mengirimkan iklan jadinya ke penerbit untuk disisipkan ke dalam
majalah dengan harga khusus.
Meskipun demikian, media ini dibatasi oleh faktor-faktor tertentu.
Kekurangan terjelasnya adalah biaya yang tinggi, waktu tampilan (lead
time) yang lama, kepadatan, dan persaingan:
1) Periklanan dalam majalah-majalah bertiras bisa sangat mahal. Meski
demikian, harga ruang iklan dalam publikasi-publikasi yang lebih
khusus yang bertiras lebih kecil akan lebih sedikit.
2) Iklan- iklan majalah harus diserahkan jauh sebelum waktu publikasi,
biasanya 30 hingga 90 hari.
3) Majalah-majalah biasanya mengukur kesuksesan mereka dalam
lingkup jumlah halaman iklan yang mereka tarik. Dengan demikian,
kepadatan menjadi sebuah masalah yang besar bagi para pengiklan.
41
b. Periklanan Koran
Koran tetap menjadi sebuah media periklanan yang penting bagi para
pengiklan lokal, dan khususnya bagi para pengecer yang mengandalkan
periklanan koran dalam jumlah besar. Karena koran memungkinkan
komunikasi segera, para pengecer menggunakan media ini untuk
mengumumkan penjualan dan menawarkan kupon-kupon diskon. Banyak
orang membeli koran khusus demi kupon-kupon potongan dan informasi
penjualan.
Klasifikasi-klasifikasi atau tipe-tipe koran: harian, mingguan, nasional,
khalayak khusus, dan pennysaver (publikasi-publikasi lokal dengan format
koran dan isi non-iklan yang mininmal, terutama didanai oleh iklan dan
dikirimkan secara gratis ke seluruh alamat dalam satu wilayah geografis).
Koran biasanya tersedia dalam dua ukuran. Pertama koran sebagai tabloid,
berukuran panjang 14 inci dan lebar 11 inci. Ukuran standar atau lembaran
besar, berukuran panjang 22 inci dan lebar 13 inci, serta dibagi menjadi 6
kolom.
Kelebihan koran:
1) Koran memberikan cakupan lengkap dan tidak dibatasi pada
kelompok-kelompok sosioekonomi atau demografis tertentu. Hampir
setiap orang membaca koran.
2) Periklanan koran dapat dilakukan dengan cepat. Waktu tampilan yang
singkat (waktu di antara pemesanan sebuah iklan dan pemunculannya)
memungkinkan para pengik lan mengaitkan materi iklan dengan
42
perkembangan-perkembangan pasar lokal atau peristiwa-peristiwa
yang layak diminati), sehingga hasilnya akan lebih responsif.
3) Iklan dapat dengan cepat dan mudah diubah.
4) Koran menarik mereka yang telah berminat untuk membaca, jadi koran
memberikan khalayak sekaligus ruang bagi materi panjang dan terinci,
termasuk daftar produk dan harga.
5) Edisi-edisi khusus memungkinkan penargetan secara tepat misalnya,
mereka yang membaca bagian-bagian makanan akan mencari iklan-
iklan yang dilengkapi resep dan kupon, dan sebagainya.
6) Kebanyakan koran ditargetkan secara geografis. Bahkan koran-koran
kota besar memiliki edisi-edisi khusus bagi berbagai lingkungan
hunian dan pemukiman perkotaan.
Kekurangan koran:
1) Koran tidak memiliki usia baca sepanjang majalah. Kebanyakan didaur
ulang atau disingkirkan setelah dibaca.
2) Pengiklan nasional harus melakukan penanganan terpisah terhadap
setiap penerbit koran. Satu masalah lain yang dialami para pengiklan
nasional adalah tingkat harga yang dibebankan kepada mereka bisa
lebih tinggi daripada yang ditagihkan kepada para pengiklan lokal.
3) Terdapat pula variasi-variasi besar dalam kualitas cetak dan warna
dalam berbagai koran. Seandainya dikehendaki iklan berwarna,
pengiklanlah yang harus menyediakan separasi reproduksi warna bagi
plat-plat warna terpisah yang digunakan dalam proses pencetakan
43
empat warna rotogravure. Kebanyakan koran menekankan kecepatan,
bukan kualitas. Secara umum, janganlah mengharapkan kualitas cetak
dan warna seperti penerbitan majalah. Kualitas kertas juga lebih
rendah, permukaan kertas tidak halus seperti kertas majalah.
4) Serupa dengan periklanan majalah, banyak iklan koran harus muncul
di tengah kepadatan iklan- iklan lain.
2. Media Siaran
Media siaran terdiri dari radio dan televisi. Pertumbuhan media siaran yang
semakin meningkat membuat para pengiklan banyak membelanjakan dana
mereka, dan sebagian besar pertumbuhan ini berasal dari televisi.
a. Periklanan Televisi
Dua kategori utama siaran televisi yang penting dalam periklanan adalah
televisi jaringan dan kabel. Dalam televisi jaringan, sebuah bisnis
independent yang disebut jaringan (misalnya ABC, CBS, NBC, dan Fox)
menggabungkan stasiun-stasiun televisi individual yang menyiarkan
program-program dan periklanannya. Biasanya, hanya satu stasiun per
pasar yang menjalankan program-program setiap jaringan. Namun
kenyataannya sedikit pengiklan yang cukup mampu membayar waktu
periklanan jaringan yang mahal, sehingga kebanyakan dari mereka
memilih berurusan dengan stasiun-stasiun lokal.
Para pelanggan kabel membayar iuran bulanan untuk tiga puluh atau lebih
saluran-saluran yang mereka terima, termasuk afiliasi jaringan di tingkat
lokal dan stasiun-stasiun independent, berbagai jaringan kabel (misalnya,
44
CNN, MTV, dan ESPN), superstasiun-superstasiun (misalnya WTBS-
Atlanta dan WGN-Chicago), serta saluran-saluran sistem kabel lokal.
Sebagaimana televisi jaringan, periklanan televisi kabel dapat dibeli pada
tingkat lokal, regional, atau nasional.
Kelebihan televisi:
1) Metode biaya per seribu televisi cukup efisien: bagi satu pengiklan
yang berupaya menjangkau satu pasar utuh, spot 30 detik pada acara
berating tinggi mungkin senilai satu sen atau kurang untuk setiap orang
yang dijangkau.
2) Televisi memungkinkan demonstrasi produk atau jasa.
3) Televisi gampang beradaptasi, memungkinkan adanya kombinasi
suara, warna, dan gerakan. Sebagai media visual utama, TV
menggunakan teknik bercerita dengan gambar (pictorial storytelling),
sebuah poin kuat dalam dunia di mana jumlah waktu yang dicurahkan
untuk membaca telah menurun. Riset juga menunjukkan bahwa citra-
citra visual melompati proses logika otak dan lansung disampaikan ke
pusat emosi otak, menciptakan dampak emosi kuat yang menjadi
karakteristik televisi dan film.
4) Sulit bagi para pemirsa untuk mengalihkan pandangan dari sebuah
komersial: iklan- iklan televisi memikat indera dan menarik perhatian
bahkan ketika seseorang lebih suka untuk tidak melihat sebuah iklan.
45
Kekurangan televisi:
1) Biaya absolut untuk memproduksi dan menayangkan komersial telah
menjadi demikian tinggi.
2) Dengan penemuan remote control dan VCR, banyak waktu pemirsa
yang digunakan untuk berpindah dari satu stasiun ke stasiun lain,
mempercepat iklan (melewatkan iklan dalam program yang direkam
menggunakan VCR) atau mengalihkan iklan (mengubah saluran di saat
jeda iklan dengan menggunakan remote control).
3) Meningkatnya penggunaan pengumuman-pengumuman promosi oleh
jaringan untuk merangsang pemirsa melihat program-program yang
gencar dipromosikan dan menigkatnya komersial pendek, 10 hingga
15 detik, telah menciptakan kepadatan iklan.
b. Periklanan Radio
Radio adalah media populer bagi periklanan eceran lokal karena biayanya
yang relatif rendah dan cakupan lokalnya. Meski demikian, ini tidak
berlaku bagi setiap pengiklan. Seandainya para pengecer menggunakan
radio dengan tepat untuk mempromosikan produk mereka, mereka akan
mendapatkan keuntungan dari periklanan. Periklanan radio tersedia di
jaringan-jaringan nasional (misalnya ABC, CBS, NBC) dan di pasar-pasar
lokal (spot radio). Para pengiklan bisa menggunakan salah satu jaringan
radio nasional untuk menyampaikan pesan-pesan mereka ke seluruh pasar
nasional secara simultan melalui stasiun-stasiun yang berlangganan
program-program dari jaringan bersangkutan. Dalam periklanan spot
46
radio, satu pengiklan menempatkan iklan di stasiun individual ketimbang
jaringan.
Kelebihan radio:
1) Radio bersifat luwes. Iklan- iklan dapat diudarakan hampir kapan pun
diinginkan dan hanya memerlukan perhatian awal yang singkat.
2) Komersial-komersial radio juga tidak mahal untuk diproduksi.
Komersial-komersial langsung yang dibaca oleh penyiar adalah yang
termurah karena menghapuskan biaya produksi. Biaya waktu radio
juga relatif rendah. Rendahnya biaya radio juga berarti bahwa
berdasarkan anggapan tetap, para pengiklan dapat memperluas
jangkauan dan frekuensi di dalam jadwal media mereka.
3) Radio dapat menjangkau khalayak spesifik seperti kaum pria, kaum
wanita, orang-orang lanjut usia, dan pasar-pasar etnik. Kelompok-
kelompok etnik seperti kaum Hispanik menikmati program-program
yang secara khusus dipersembahkan mengikuti minat mereka. Beriklan
pada berbagai radio memungkinkan untuk menjangkau hampir setiap
khalayak khusus.
Kelemahan Radio:
1) Meskipun konsolidasi-konsolidasi “goliath” telah menciptakan
khalayak-khalayak yang lebih luas dan membukukan rekor pendapatan
periklanan, mereka secara negatif mempengaruhi kepemilikan
minoritas dari stasiun-stasiun FM dan stasiun-stasiun AM.
47
2) Radio hanyalah sebuah media yang didengarkan, dan para pendengar
tidak dapat melihat produk yang diiklankan. Oleh karenanya, radio
tidak akan tepat bagi periklanan yang membutuhkan demonstrasi. Para
pendengar juga perlu mendengarkan komersial lebih dari sekali agar
bisa efektif. Sebuah naskah radio yang baik akan mengulangi nama
perusahaan dan atau produk setidaknya tiga kali untuk memastikan
bahwa pendengar telah menangkapnya. Pengulangan seperti ini
mungkin tidak estetis, namun diperlukan.
3) Satu masalah lain menyangkut radio adalah tingginya tingkat
fragmentasi khalayak yang terjadi karena banyaknya jumlah stasiun.
Para pendengar radio dapat memilih satu dari sekian banyak stasiun,
dan persentase pasar yang setia kepada stasiun tertentu biasanya sangat
kecil. Jadi para pengiklan mungkin harus membeli waktu pada
sejumlah stasiun untuk mendapatkan jangkauan luas, bahkan di sebuah
pasar lokal. Para pengiklan harus berurusan dengan setiap stasiun
individual, dan kebijakan tingkat harganya bisa bervariasi. Masalah ini
agak berkurang pada tahun-tahun terakhir ini, ketika jumlah jaringan
radio meningkat dan jumlah program-program bersindikasi tumbuh,
menawarkan satu paket dengan cakupan beberapa ratus stasiun.
48
S. Perencanaan Periklanan
Proses perencanaan periklanan adalah sebuah proses tersendiri di dalam
fungsi pemasaran. Ini terdiri dari enam langkah utama yang dirinci sebagai berikut
(Lee dan Johnson, 2004: 156):
1. Mengulas Rencana Pemasaran
Manajer periklanan pertama-tama mengulas rencana pemasaran untuk
memahami ke mana arah perusahaan, cara apa yang diniati, dan peran yang
akan dimainkan periklanan dalam bauran pemasaran.
2. Analisis Situasi Internal dan Eksternal Perusahaan
Analisis-analisis situasi internal dan eksternal secara ringkas menyatakan
kembali situasi perusahaan sekarang, pasar-pasar target, tujuan-tujuan
pemasaran jangka pendek dan jangka panjang, serta keputusan-keputusan
menyangkut posisi produk di pasar, tahapnya dalam siklus kehidupan, dan
bauran pemasarannya yang terkait.
3. Menentukan Tujuan Periklanan
Langkah pengiklan berikutnya adalah menentukan apa yang perusahaan
harapkan dari pelaksanaan periklanan. Tujuan-tujuan periklanan hendaknya
dinyatakan secara jelas, tepat dan dalam lingkup- lingkup yang terukur.
Ketepatan dan daya ukur memungkinkan para pengiklan mengevaluasi
kesuksesan periklanan pada akhir kampanye periklanan, menilai apakah
tujuan-tujuannya telah dipenuhi. Tujuan-tujuan periklanan dapat berorientasi
penjualan atau berorientasi komunikasi. Seandainya sebuah periklanan
mendefinisikan tujuan-tujuan berdasarkan penjualan, maka tujuan ini berfokus
49
pada peningkatan dolar absolut penjualan, peningkatan sekian persen
penjualan, atau peningkatan pangsa pasar perusahaan.
Meskipun tujuan jangka panjang pengiklan adalah untuk meningkatkan
penjualan, tidak semua kampanye dirancang untuk menghasilkan penjualan
langsung. Sebagian kampanye dirancang untuk meningkatkan kepekaan
produk dan merek, membuat sikap konsumen lebih menguntungkan produk
atau merek, atau meningkatkan pengetahuan konsumen tentang ciri-ciri
produk.
4. Mengembangkan dan Melaksanakan Strategi Periklanan
Tujuan-tujuan periklanan menyatakan di mana pengiklan ingin berada dalam
kaitannya dengan pangsa pasar dan kepekaan publik. Strategi periklanan
menggambarkan cara untuk mencapainya. Strategi ini terdiri dari elemen-
elemen berikut:
a. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran adalah kelompok orang yang dituju iklan- iklan.
b. Konsep Produk atau Jasa
Sebuah produk dapat berupa gagasan, jasa, atau barang, atau kombinasi
dari ketiganya. Definisi ini juga mencakup jasa-jasa pendukung yang
mengiringi barang-barang seperti garansi dan perawatan. Saat menulis
rencana periklanan, manajer periklanan harus mengembangkan satu
pernyataan sederhana untuk menggambarkan konsep produk, yaitu
bagaimana periklanan akan menyajikan produk. Untuk menciptakan
pernyataan ini, pengiklan pertama-tama mempertimbangkan cara
50
konsumen akan menangkap produk dan kemudian menimbangnya dengan
strategi pemasaran perusahaan.
c. Media Periklanan
Para pengiklan memerlukan sebuah metode sistematik untuk menentukan
media mana yang digunakan, bagaimana menggunakan mereka, kapan
menggunakan mereka, dan di mana menggunakan mereka untuk secara
efektif dan efisien menyampaikan pesan-pesan periklanan mereka.
d. Pesan Periklanan
Apa yang ingin dikatakan perusahaan dalam iklan- iklan dan bagaimana
cara menyampaikannya, secara verbal atau nonverbal membentuk pesan
iklan. Setiap iklan memerlukan baris judul atau pembukaan untuk
menciptakan minat konsumen dan tulisan yang menampilkan pesan.
Keputusan-keputusan tentang isi juga melibatkan penggunaan warna dan
ilustrasi, ukuran atau panjang iklan, sumber, penggunaan simbolisme, dan
adaptasi-adaptasi yang diperlukan bagi pasar-pasar luar negeri. Peran
faktor- faktor ini bergantung pada berbagai tujuan dan sumber daya
perusahaan.
5. Mengembangkan dan Melaksanakan Strategi Media
Perencanaan media membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti
berikut:
Khalayak-khalayak apa yang ingin diraih?
Kapan dan di mana ingin meraih mereka?
Seberapa banyak orang yang perlu diraih?
Seberapa sering perlu meraih mereka?
Seberapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk meraih mereka?
51
Media menyertakan metode-metode tradisional seperti koran, majalah,
televisi, radio, dan papan reklame, serta media pelengkap, seperti media
periklanan Yellow Pages, periklanan internet, dan periklanan khusus.
6. Mengevaluasi Efektivitas Periklanan
Dalam mengelola kampanye iklan, sebuah perusahaan hendaknya secara teliti
mengevaluasi efektivitas iklan- iklan sebelumnya dan menggunakan hasil
evaluasi tersebut untuk memperbaiki kualitas iklan di masa mendatang. Para
eksekutif puncak menginginkan bukti bahwa periklanan yang mereka beli
adalah sepadan. Mereka ingin mengetahui apakah dolar yang dibelanjakan
pada periklanan menghasilkan volume penjualan yang dapat dipanen dari
dolar yang sama apabila dibelanjakan pada kegiatan-kegiatan pemasaran lain.
Efektivitas sebuah iklan bisa diuji sebelum, sedang, atau sesudah disajikan ke
khalayak target.
T. Merancang Pesan yang Efektif
Perancangan pesan berkaitan erat dengan empat hal utama, yaitu
(Chandra, 2001: 170):
1. Isi pesan (message content), yaitu menyangkut tiga macam daya tarik atau
Unique Selling Proposition (USP) yang ditawarkan kepada para audiens:
a. Daya tarik rasional (rational appeals) menekankan manfaat produk seperti
kualitas, harga, value, atau kinerja. Konsumen industrial merupakan tipe
pelanggan yang sangat responsif terhadap daya tarik rasional.
52
b. Daya tarik emosional (emotional appeals) berusaha memanfaatkan emosi
positif (seperti humor, cinta, rasa bangga, rasa senang, dan sejenisnya)
atau emosi negatif (seperti rasa takut, rasa bersalah, malu, tegang, sedih,
dan seterusnya) untuk memotivasi pembelian. Daya tarik emosi positif
banyak dimanfaatkan dalam mengkomunikasikan produk-produk eksklusif
dan prestisius, seperti Harley Davidson, Rolex, Roll-Royce, Mercedes, dan
lain- lain. Daya tarik emosi negatif dapat dipakai untuk mendorong
seseorang agar berbuat sesuatu (misalnya menyikat gigi, membeli
asuransi, melakukan chekup kesehatan secara rutin, berolahraga, dan
seterusnya), maupun mendorong seseorang agar menghentikan kebiasaan
lembaga pusat/ serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik,
82
penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat. Berikut adalah
nama-nama Rektor Sanata Dharma:
1. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967)
2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)
3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984)
4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988)
5. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993)
6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001)
7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)
8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006- sekarang)
2. Visi dan Misi
a. Visi
USD didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.) bersama para imam dan
awam Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan
meningkatkan martabat manusia melaui perpaduan keunggulan akademik
dan nilai-nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran
secara obyektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang
didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian,
yaitu menjadi manusia bagi sesama (human for and with others), perhatian
pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat
dialogis.
83
b. Misi
USD didirikan sebagai lembaga akademis yang menekankan perpaduan
IPTEK dan nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga
yang menjunjung tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan
humanis dan dialogis yang mengembangkan segi ntelektual, moral,
emosional, dan spiritualitas mahasiswa secara terpadu, lembaga yang
mendidik mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan
memiliki kepekaan sosial, lembaga yang memberikan pelayanan
masyarkat, dan lembaga yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara
profesional.
3. Tujuan Pendidikan
Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa
dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai kristiani yang
universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam
Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang
studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.
4. Fasilitas yang Dimiliki
Adapun fasilitas yang dimiliki yaitu koleksi buku di Perpustakaan, Ruang
Baca di Perustakaan, Ruang Server, Apotek, Poliklinik, Kapel,
Laboratorium Komputer Dasar, Kampus I, II, III, IV, V, Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yang terdir i dari: Sepak Bola, Bola Basket, Bulu
Tangkis, Tenis Meja, Bola Voli, twins lapangan, Taekwondo, Cheerleaders,
Paduan Suara, Teater, Pecinta Alam, Fotografi, Jurnalistik, Kerohanian, dan
84
fasilitas yang lainnya yaitu, Bank, Kantin, mesin foto kopi, bimbingan dan
konsultasi, komputer dan internet, Pojok Bursa Efek Jakarta (BEJ), Koperasi
Mahasiswa (KOPMA).
B. Gambaran Umum Perusahaan Unilever Indonesia
Produk AXE diproduksi oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Oleh karena itu
gambaran umum perusahaan yang akan diulas di sini adalah gambaran umum PT
Unilever Indonesia Tbk.
1. Sejarah Singkat
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933
sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever, dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.
A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur
Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16
Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302
pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant
pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang
dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi pada tanggal 22 Juli 1980, nama
perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Tanggal 30 Juni 1997,
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk, dengan akta
No. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. Akta ini disetujui
oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98
tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620
tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan bergerak dalam bidang
85
produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat
dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk
kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan
pada tanggal 13 Juni 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82,
dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan
juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian
pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan
dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
2. Tujuan
Tujuan perusahaan Unilever menyebutkan bahwa, untuk berhasil diperlukan
“standar tertinggi etika perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja di
perusahaan, masyarakat sekitar dan lingkungan tempat perusahaan
melakukan kegiatan usaha.” Berikut yang menjadi tujuan perusahaan
Unilever:
a. Selalu bekerja atas dasar integritas
Perusahaan melakukan kegiatan usaha atas dasar integritas dan
menghormati setiap orang, perusahaan dan lingkungan tempat
perusahaan beroperasi merupakan faktor utama yang menjadi tanggung
jawab perusahaan.
b. Dampak positif
Tujuan perusahaan adalah memberikan dampak positif dengan berbagai
cara yaitu: melalui produk, kegiatan dan hubungan niaga, melalui
86
bantuan sukarela, dan melalui beragam cara lain yang melibatkan
masyarakat.
c. Komitmen sinambung
Perusahaan juga berkomitmen untuk secara terus menerus memperbaiki
cara perusahaan mengelola dampak lingkungan dan bekerja untuk
mencapai tujuan jangka panjang dalam mengembangkan usaha yang
berwawasan lingkungan.
d. Menetapkan aspirasi perusahaan
Tujuan perusahaan adalah menetapkan aspirasi dalam menjalankan
usaha. Hal ini didukung oleh aturan asas usaha yang menguraikan
standar usaha yang ditaati oleh setiap karyawan Unilever, di mana pun
mereka berada di seluruh dunia. Aturan tersebut juga mendukung
pendekatan perusahaan terhadap tanggung jawab pengawasan
perusahaan.
e. Bekerja dengan orang lain
Perusahaan bersedia bekerjasama dengan para pemasok yang memiliki
nilai kerja yang sama seperti perusahaan dan bekerja dengan standar
yang sama seperti perusahaan lakukan. Etika usaha mitra usaha
perusahaan, sejalan dengan asas etika usaha perusahaan, terdiri dari
sepuluh asas yang mencakup integritas dan tanggung jawab usaha yang
terkait dengan para karyawan, konsumen dan lingkungan.
87
3. Misi
Misi Unilever Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen
b. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas
c. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses
d. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi
e. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
f. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup
4. Nilai Perusahaan
Di Unilever Indonesia, perusahaan mempunyai nilai-nilai dan perusahaan
bangga terhadap nilai-nilai tersebut dan menjalankannya dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai-nilai yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Fokus kepada pelanggan, konsumen dan masyarakat
Perusahaan memusatkan perhatian untuk memenangkan hati para
pelanggan (internal dan eksternal) dan membuat konsumen dan
masyarakat merasa senang dengan selalu memahami dan mengantisipasi
kebutuhan pelanggan, konsumen dan masyarakat serta memberikan
jawaban secara kewirausahaan.
88
b. Kerjasama
Perusahaan mengakui adanya ketergantungan satu sama lain dan kita
bekerja bersama-sama guna mencapai tujuan yang sama, dengan
semangat untuk menang, dan saling percaya.
c. Integritas
Perusahaan bersikap jujur, berpegang teguh pada prinsip, konsisten, dan
terpercaya dalam semua transaksi yang perusahaan lakukan. Perusahaan
percaya diri dalam mempertahankan keyakinan perusahaan, bahkan
dalam situasi sulit. Perusahaan melaksanakan apa yang perusahaan
katakan.
d. Membuat sesuatu terjadi
Perusahaan berpikir positif dalam mengambil keputusan yang cepat
berdasarkan fakta yang ada dan dalam membuat sesuatu terjadi.
Perusahaan mengadopsi semangat perusahaan kecil sehingga dapat
memberikan fleksibilitas, ketangkasan dan imajinasi yang perusahaan
perlukan agar berhasil.
e. Berbagi kegembiraan
Perusahaan harus berhasil bersama-sama. Semangat perusahaan yang
melimpah menandakan bahwa perusahaan berbagi penghargaan atas
hasil kerja keras perusahaan. Perusahaan melaksanakan tugas dengan
gembira sehingga perusahaan mendapatkan energi dan membantu
perusahaan meraih sukses.
89
f. Excellence
Perusahaan bersemangat untuk melampaui harapan pelanggan,
konsumen, dan masyarakat melalui produk dan cara kerja perusahaan.
Perusahaan memiliki kebebasan untuk berkarya di dalam suatu kerangka
kerja.
C. Gambaran Umum Produk AXE
Produk AXE diluncurkan untuk pertama kalinya pada tahun 1983 di
Prancis. Sebagaimana yang dinyatakan oleh jutaan pria Prancis, merek AXE
begitu terkenal sehingga dalam waktu tidak terlalu lama merek tersebut sudah
dikenal di negara-negara lain, dan sekarang telah menikmati kemasyhurannya
selama lebih dari dua dasawarsa. Dewasa ini AXE dapat dengan mudah ditemui di
lebih dari 60 negara dan telah menjadi deodoran nomor satu di pasar Eropa dan
Amerika Latin, dan sudah dikenal di Amerika Serikat (dikenal sebagai Lynx) dan
Asia. Di Indonesia, produk AXE menjadi produk terkemuka dalam segmen
deodoran pria. Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang AXE:
1. Catatan reputasi yang membanggakan dengan meraih sejumlah penghargaan
adi pariwara, termasuk Cannes Lions.
2. Gagasan aktivasi kreatif, karena tim AXE telah berhasil membawa efek
produk AXE di kota-kota Indonesia.
3. Merek perawatan pria paling terkenal di dunia.
Para ilmuwan memiliki bukti yang kuat bahwa badan yang berbau harum
terbukti ampuh membantu para pria mendapatkan pasangan kencannya. Survei
90
yang dilakukan perusahaan menunjukkan bahwa para wanita menganggap aroma
tubuh kaum pria lebih penting daripada penampilannya. Para ilmuwan juga
percaya bahwa para wanita menghubungkan bau harum tubuh pria dengan
kesehatannya, dan dengan hal tersebut mereka dapat memperkirakan bagaimana
kesehatan keturunan mereka nanti.
Kesukaan terhadap satu bau harum ternyata juga mampu menghapus
emosi yang timbul. Ini bukan hanya sekedar teori, tetapi berdasarkan realitas
ilmiah. Receptor indra penciuman dalam hidung kita secara langsung terhubung
dengan otak yang mengendalikan emosi, sistem limbic. Seperti dalam kampanye
iklan high-profile untuk deodoran pria Lynx/AXE, mengajak para pengguna untuk
‘menyemprot lebih banyak, dan mendapatkan harum yang lebih menawan.’
Semua produk AXE dengan perlindungan anti- keringat yang efektif,
diformulasikan untuk membuat wanita terpikat dengan keharumannya. Beberapa
macam produk AXE yang sudah dipasarkan adalah ‘pulse with sandalwood and
pear’ untuk memperoleh kesegaran maksimal, ‘Classis Africa’ untuk aroma
vanila yang memikat, dan masih banyak lagi.
91
BAB V
ANALISIS DATA
A. Data untuk Analisis
Pada bab ini peneliti akan menganalisis data yang telah dikumpulkan
berupa kuesioner yang diberikan kepada responden, yaitu Mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta, yang berjenis kelamin laki- laki, sudah
pernah melihat iklan AXE di televisi, majalah, dan sudah pernah mendengar iklan
AXE di radio. Setiap responden hanya boleh mengisi salah satu kuesioner media
saja, hal ini tergantung dari media habbit setiap responden. Adapun kuesioner
yang disebarkan, kembali, dan benar-benar dapat digunakan untuk dianalisis
sebanyak 120 kuesioner, yaitu 40 kuesioner media televisi, 40 kuesioner media
majalah, dan 40 kuesioner media radio. Kuesioner ini berisi beragam pernyataan
tentang efektivitas penyampaian pesan iklan melalui suatu media periklanan.
Skala yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah Skala Likert, dengan
ketentuan:
Tanggapan Sangat Setuju (SS) mendapat nilai 5
Tanggapan Setuju (S) mendapat nilai 4
Tanggapan Netral (N) mendapat nilai 3
Tanggapan Tidak Setuju (TS) mendapat nilai 2
Tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat nilai 1
92
Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel yaitu, efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan televisi ( )1X , efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan majalah ( )2X , dan efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan radio ( )3X . Dari 3 (tiga)
variabel tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui 3 (tiga) media di atas. Selain itu peneliti juga
ingin mengetahui manakah di antara 3 (tiga) media tersebut yang paling efektif
menyampaikan pesan iklan kepada audiens sasaran.
Data utama yang akan dianalisis dalam penelitian ini diperoleh dari
jawaban responden, melalui kuesioner yang dibagikan kepada mereka. Adapun
kuesioner yang dibagikan kepada responden sebagai sampel penelitian, terdiri dari
dua bagian yaitu:
1. Bagian satu berisi daftar pertanyaan mengenai karakteristik responden, yang
meliputi:
a. Nama (jika berkenan)
b. Usia
c. Tempat tinggal
d. Uang saku per bulan
e. Media yang dimiliki di tempat tinggal
2. Bagian dua berisi daftar pernyataan mengenai variabel penyampaian pesan
iklan melalui suatu media periklanan.
93
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi dalam 3 (tiga)
kelompok yaitu, karakteristik responden media televisi, karakteristik responden
media majalah, dan karakteristik responden media radio. Dari hasil penelitian
yang dilakukan terhadap Mahasiswa (laki- laki) Universitas Sanata Dharma
Mrican, Yogyakarta, maka berikut adalah keterangan mengenai karakteristik
responden yang dirasa relevan dengan penelitian ini:
1. Karakteristik Responden Media Televisi
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden media televisi dalam
penelitian ini bervariasi, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.1a Klasifikasi Responden Media Televi si
Berdasarkan Usia No. Usia Jumlah Presentase
1 <17 tahun 3 7.5% 2 17-24 tahun 31 77.5% 3 >24 tahun 6 15.0% Total 40 100%
Tabel 5.1a di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media televisi,
responden yang berusia kurang dari 17 tahun sebanyak 3 (7.5%)
responden, responden yang berusia antara 17-24 tahun sebanyak 31
(77.5%) responden, dan responden yang berusia lebih dari 24 tahun
sebanyak 6 (15.0%) responden. Jadi sebagian besar responden media
televisi dalam penelitian ini berusia antara 17-24 tahun, yaitu sebanyak
77.5%. Hal ini dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah
mahasiswa, dan rata-rata usia normal mahasiswa ialah antara 17-24 tahun.
94
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Berdasarkan tempat tinggal, maka tempat tinggal responden media televisi
dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 5.1 b Klasifikasi Responden Media Televisi
Berdasarkan Tempat Tinggal No. Tempat Tinggal Jumlah Presentase 1 dengan orang tua 14 35% 2 dengan saudara 6 15% 3 Kos/kontrak 20 50% Total 40 100%
Tabel 5.1b di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media televisi,
responden yang bertempat tinggal dengan orang tua sebanyak 14 (35%)
responden, responden yang bertempat tinggal dengan saudara sebanyak 6
(15%) responden, dan responden yang kos atau kontrak sebanyak 20
(50%) responden. Jadi sebagian besar responden media televisi dalam
penelitian ini kos atau kontrak, yaitu sebanyak 50%. Mayoritas mahasiswa
di Yogyakarta berasal dari luar Yogyakarta dan bahkan banyak juga dari
luar Pulau Jawa. Inilah yang menyebabkan sebagian besar responden
tempat tinggalnya kos atau kontrak.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan
Berdasarkan uang saku per bulan, hasil penelitian menunjukkan tingkat
uang saku per bulan responden media televisi adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1c Klasifikasi Responden Media Televisi Berdasarkan Uang Saku per Bulan
No. Uang Saku per Bulan Jumlah Presentase 1 <Rp 500.000 15 37.5% 2 Rp 500.000- Rp 1.000.000 20 50.0% 3 >Rp 1.000.000 5 12.5% Total 40 100%
95
Tabel 5.1c di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media televisi,
responden yang memiliki uang saku per bulan kurang dari Rp 500.000
sebanyak 15 (37.5%) responden, responden yang memiliki uang saku per
bulan antara Rp 500.000- Rp 1.000.000 sebanyak 20 (50.0%) responden,
dan responden yang memiliki uang saku per bulan lebih dari Rp 1.000.000
sebanyak 5 (12.5%) responden. Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden media televisi mayoritas memiliki uang saku per bulan antara
Rp 500.000- Rp 1.000.000, yaitu sebanyak 50.0%. Karena mayoritas
mahasiswa di Yogyakarta tempat tinggalnya kos atau kontrak, maka
mereka otomatis membutuhkan uang saku yang cukup banyak untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Media yang Dimiliki di Tempat
Tinggal
Berdasarkan media yang dimiliki di tempat tinggal, hasil penelitian
menunjukkan bahwa media yang dimiliki di tempat tinggal responden
media televisi beragam. Berikut gambaran yang lebih rinci:
Tabel 5.1d Klasifikasi Responden Media Televisi Berdasarkan
Media yang Dimiliki di Tempat Tinggal No. Media yang dimiliki di tempat tinggal Jumlah Presentase 1 Televisi saja 10 25% 2 Televisi dan Majalah 8 20% 3 Televisi dan Radio 18 45% 4 Televisi, Majalah, dan Radio 4 10% Total 40 100%
Tabel 5.1d di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media televisi,
media yang dimiliki di tempat tinggal responden yang berupa televisi saja
96
sebanyak 10 (25%) responden, televisi dan majalah sebanyak 8 (20%)
responden, televisi dan radio sebanyak 18 (45%), sementara itu responden
yang memiliki televisi, majalah, dan radio di tempat tinggal mereka
sebanyak 4 (10%) responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
media yang paling banyak dimiliki di tempat tinggal responden media
televisi adalah media televisi dan media radio, yaitu sebanyak 45%.
Responden media televisi pasti mempunyai televisi di tempat tinggalnya,
entah itu milik sendiri atau bukan. Radio saat ini menjadi media elektronik
yang mudah dinikmati, hal ini terbukti dari banyaknya alat-alat elektronik
yang memadukannya dengan fasilitas radio,misalnya handphone, handy
light, TV kabel, dan lain- lain.
2. Karakteristik Responden Media Majalah
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden media majalah dalam
penelitian ini bervariasi, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.2a Klasifikasi Responden Media Majalah
Berdasarkan Usia No. Usia Jumlah Presentase
1 <17 tahun 0 0% 2 17-24 tahun 30 75% 3 >24 tahun 10 25% Total 40 100%
Tabel 5.2a di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media majalah,
responden yang berusia kurang dari 17 tahun sebanyak 0 (0%) responden,
responden yang berusia antara 17-24 tahun sebanyak 30 (75%) responden,
dan responden yang berusia lebih dari 24 tahun sebanyak 10 (25%)
97
responden. Jadi sebagian besar responden media majalah dalam penelitian
ini berusia antara 17-24 tahun, yaitu sebanyak 75%. Hal ini dikarenakan
responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dan rata-rata usia
normal mahasiswa ialah antara 17-24 tahun.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Berdasarkan tempat tinggal, maka tempat tinggal responden media
majalah dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 5.2b Klasifikasi Responden Media Majalah
Berdasarkan Tempat Tinggal No. Tempat Tinggal Jumlah Presentase 1 dengan orang tua 9 22.5% 2 dengan saudara 8 20.0% 3 Kos/kontrak 23 57.5% Total 40 100%
Tabel 5.2b di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media majalah,
responden yang bertempat tinggal dengan orang tua sebanyak 9 (22.5%)
responden, responden yang bertempat tinggal dengan saudara sebanyak 8
(20.0%) responden, dan responden yang kos atau kontrak sebanyak 23
(57.5%) responden. Jadi sebagian besar responden media majalah dalam
penelitian ini kos atau kontrak, yaitu sebanyak 57.5%. Mayoritas
mahasiswa di Yogyakarta berasal dari luar Yogyakarta dan bahkan banyak
juga dari luar Pulau Jawa. Inilah yang menyebabkan sebagian besar
responden tempat tinggalnya kos atau kontrak.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan
Berdasarkan uang saku per bulan, hasil penelitian menunjukkan tingkat
uang saku per bulan responden media majalah adalah sebagai berikut:
98
Tabel 5.2c Klasifikasi Responden Medi a Majalah
Berdasarkan Uang Saku per Bulan No. Uang Saku per Bulan Jumlah Presentase
1 <Rp 500.000 16 40% 2 Rp 500.000- Rp 1.000.000 20 50% 3 >Rp 1.000.000 4 10% Total 40 100%
Tabel 5.2c di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media majalah,
responden yang memiliki uang saku per bulan kurang dari Rp 500.000
sebanyak 16 (40%) responden, responden yang memiliki uang saku per
bulan antara Rp 500.000- Rp 1.000.000 sebanyak 20 (50%) responden,
dan responden yang memiliki uang saku per bulan lebih dari Rp 1.000.000
sebanyak 4 (10%) responden. Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden media majalah mayoritas memiliki uang saku per bulan antara
Rp 500.000- Rp 1.000.000, yaitu sebanyak 50%. Karena mayoritas
mahasiswa di Yogyakarta tempat tinggalnya kos atau kontrak, maka
mereka otomatis membutuhkan uang saku yang cukup banyak untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Media yang Dimiliki di Tempat
Tinggal
Berdasarkan media yang dimiliki di tempat tinggal, hasil penelitian
menunjukkan bahwa media yang dimiliki di tempat tinggal responden
media majalah beragam. Berikut gambaran yang lebih rinci:
99
Tabel 5.2d Klasifikasi Responden Media Majalah Berdasarkan
Media yang Dimiliki di Tempat Tinggal No. Media yang dimiliki di tempat tinggal Jumlah Presentase 1 Majalah saja 0 0% 2 Majalah dan Televisi 20 50.0% 3 Majalah dan Radio 7 17.5% 4 Majalah, Televisi, dan Radio 13 32.5% Total 40 100%
Tabel 5.2d di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media majalah,
media yang dimiliki di tempat tinggal responden yang berupa majalah saja
sebanyak 0 (0%) responden, majalah dan televisi sebanyak 20 (50.0%)
responden, majalah dan radio sebanyak 7 (17.5%), sementara itu
responden yang memiliki majalah, televisi, dan radio di tempat tinggal
mereka sebanyak 13 (32.5%) responden. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa media yang paling banyak dimiliki di tempat tinggal responden
media majalah adalah media majalah dan media televisi, yaitu sebanyak
50.0%. Responden media majalah pasti mempunyai majalah di tempat
tinggalnya, entah itu milik sendiri atau bukan. Media televisi saat ini
bukanlah suatu media yang sulit untuk dapat dinikmati, selain itu media
televisi juga dianggap penting oleh kebanyakan orang sebagai media
informasi.
3. Karakteristik Responden Media Radio
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden media radio dalam
penelitian ini bervariasi, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
100
Tabel 5.3a Klasifikasi Responden Media Radio
Berdasarkan Usia No. Usia Jumlah Presentase
1 <17 tahun 0 0% 2 17-24 tahun 29 72.5% 3 >24 tahun 11 27.5% Total 40 100%
Tabel 5.3a di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media radio,
responden yang berusia kurang dari 17 tahun sebanyak 0 (0%) responden,
responden yang berusia antara 17-24 tahun sebanyak 29 (72.5%)
responden, dan responden yang berusia lebih dari 24 tahun sebanyak 11
(27.5%) responden. Jadi sebagian besar responden media radio dalam
penelitian ini berusia antara 17-24 tahun, yaitu sebanyak 72.5%. Hal ini
dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dan rata-
rata usia normal mahasiswa ialah antara 17-24 tahun.
b. Karakteristik Responden Media Radio Berdasarkan Tempat Tinggal
Berdasarkan tempat tinggal, maka tempat tinggal responden media radio
dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 5.3b Klasifikasi Responden Media Radio
Berdasarkan Tempat Tinggal No. Tempat Tinggal Jumlah Presentase 1 dengan orang tua 10 25% 2 dengan saudara 10 25% 3 Kos/kontrak 20 50% Total 40 100%
Tabel 5.3b di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media radio,
responden yang bertempat tinggal dengan orang tua sebanyak 10 (25%)
responden, responden yang bertempat tinggal dengan saudara sebanyak 10
(25%) responden, dan responden yang kos atau kontrak sebanyak 20
101
(50%) responden. Jadi sebagian besar responden media radio dalam
penelitian ini kos atau kontrak, yaitu sebanyak 50%. Mayoritas mahasiswa
di Yogyakarta berasal dari luar Yogyakarta dan bahkan banyak juga dari
luar Pulau Jawa. Inilah yang menyebabkan sebagian besar responden
tempat tinggalnya kos atau kontrak.
c. Karakteristik Responden Media Radio Berdasarkan Uang Saku per Bulan
Berdasarkan uang saku per bulan, hasil penelitian menunjukkan tingkat
uang saku per bulan responden media radio adalah sebagai berikut:
Tabel 5.3c Klasifikasi Responden Media Radio Berdasarkan Uang Saku per Bulan
No. Uang Saku per Bulan Jumlah Presentase 1 <Rp 500.000 17 42.5% 2 Rp 500.000- Rp 1.000.000 23 57.5% 3 >Rp 1.000.000 0 0% Total 40 100%
Tabel 5.3c di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media radio,
responden yang memiliki uang saku per bulan kurang dari Rp 500.000
sebanyak 17 (42.5%) responden, responden yang memiliki uang saku per
bulan antara Rp 500.000- Rp 1.000.000 sebanyak 23 (57.5%) responden,
dan responden yang memiliki uang saku per bulan lebih dari Rp 1.000.000
sebanyak 0 (0%) responden. Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden media radio mayoritas memiliki uang saku per bulan antara
Rp 500.000- Rp 1.000.000, yaitu sebanyak 57.5%. Karena mayoritas
mahasiswa di Yogyakarta tempat tinggalnya kos atau kontrak, maka
mereka otomatis membutuhkan uang saku yang cukup banyak untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
102
d. Karakteristik Responden Media Radio Berdasarkan Media yang Dimiliki
di Tempat Tinggal
Berdasarkan media yang dimiliki di tempat tinggal, hasil penelitian
menunjukkan bahwa media yang dimiliki di tempat tinggal responden
media radio beragam. Berikut gambaran yang lebih rinci:
Tabel 5.3d Klasifikasi Responden Media Radio Berdasarkan
Media yang Dimiliki di Tempat Tinggal No. Media yang dimiliki di tempat tinggal Jumlah Presentase 1 Radio saja 6 15.0% 2 Radio dan Televisi 16 40.0% 3 Radio dan Majalah 11 27.5% 4 Radio, Televisi, dan Majalah 7 17.5% Total 40 100%
Tabel 5.3d di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden media radio,
media yang dimiliki di tempat tinggal responden yang berupa radio saja
sebanyak 6 (15.0%) responden, radio dan televisi sebanyak 16 (40.0%)
responden, radio dan majalah sebanyak 11 (27.5%), sementara itu
responden yang memiliki radio, televisi, dan majalah di tempat tinggal
mereka sebanyak 7 (17.5%) responden. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa media yang paling banyak dimiliki di tempat tinggal responden
media radio adalah media radio dan media televisi, yaitu sebanyak 40.0%.
Responden media radio pasti memiliki radio di tempat tinggalnya, entah
itu milik sendiri atau bukan. Media televisi saat ini bukanlah suatu media
yang sulit untuk dapat dinikmati, selain itu media televisi juga dianggap
penting oleh kebanyakan orang sebagai media informasi.
103
C. Uji Instrumen
Uji instrumen adalah uji yang dilakukan terhadap instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini, dalam hal ini adalah kuesioner, yang meliputi uji
validitas dan uji reliabilitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan
komputer melalui program SPSS for Windows versi 12.00. Jumlah kuesioner yang
sudah disebar dan terkumpul adalah 40 kuesioner untuk media televisi, 3
kuesioner untuk media radio, dan 2 kuesioner untuk media majalah. Sehingga uji
instrumen (validitas dan reliabilitas) dilakukan hanya pada 40 responden media
televisi saja. Isi dari kuesioner media: televisi, majalah, dan radio adalah sama.
Perbedaannya hanya pada media saja. Oleh karena itu hanya dengan
menggunakan 40 responden media televisi untuk diuji validitas dan
reliabilitasnya, sudah dapat mewakili validitas dan reliabilitas kuesioner media:
radio dan majalah. Adapun hasil pengujian sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk setiap item
pernyataan dari kuesioner tentang efektivitas penyampaian pesan iklan melalui
media periklanan: televisi, majalah, dan radio, yang diberikan kepada
responden televisi, responden majalah, dan responden radio yang sudah
pernah melihat iklan produk AXE di televisi, majalah, dan sudah pernah
mendengar iklan produk AXE di radio. Pengujian validitas ini dilakukan
dengan menggunakan data ( )n sebanyak 40 responden media televisi.
Kesimpulan hasil pengujian validitas diperoleh dengan membandingkan hitungr
dengan tabelr , untuk =df 38 (40-2) sebesar 0.320 dengan taraf signifikan 5%.
104
Jika hitungr lebih besar atau sama dengan tabelr , maka butir soal tersebut valid.
Sebaliknya jika hitungr lebih kecil dari tabelr , maka butir soal tersebut tidak
valid. Dari 7 item pernyataan yang diuji untuk mengukur efektivitas
penyampaian pesan melalui media periklanan: televisi, majalah, dan radio,
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5.4
Hasil Uji Vaiditas Efektivitas Penyampaian Pesan Iklan melalui Media
Periklanan: Televisi, Majalah, dan Radio Validitas No.
* The mean difference is significant at the .05 level. Keterangan: 1 = efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan televisi 2 = efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan majalah 3 = efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan radio
Dasar uji signifikansi perbedaan Mean ini adalah pada nilai probabilitas:
a. Jika probabilitas = taraf signifikan 0.05, 0H diterima
b. Jika probabilitas < taraf signifikan 0.05, 0H ditolak
Pada kolom Sig. baris pertama, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas adalah
0.001. Oleh karena probabilitas < taraf signifikan 0.05, maka 0H ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata efektivitas
penyampaian pesan media periklanan televisi dan efektivitas penyampaian
pesan iklan media periklanan majalah benar-benar nyata. Hasil uji signifikan
juga dapat dengan mudah dilihat pada output dengan ada atau tidaknya tanda *
pada kolom Mean Difference. Jika tanda * ada di angka Mean Difference
(perbedaan rata-rata) maka perbedaan tersebut nyata. Sebaliknya jika tidak ada
tanda *, maka tidak ada perbedaan. Dengan melihat ada tidaknya tanda * pada
kolom Mean Difference, terlihat bahwa Mean dari efektivitas penyampaian
pesan iklan melalui media periklanan televisi berbeda secara nyata dengan
110
efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan majalah. Begitu
juga sebaliknya, Mean dari efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media
periklanan majalah berbeda secara nyata dengan efektivitas penyampaian
pesan iklan melalui media periklanan televisi. Uji berikutnya dalam pengujian
hipotesis ini adalah Homogeneous Subsets. Dalam Homogeneous Subsets akan
dicari grup/ subset mana saja yang mempunyai perbedaan rata-rata yang tidak
berbeda.
Tabel 5.10 Hasil Uji Homogeneous Subsets
Perbedaan Efektivitas Penyampaian Pesan Iklan melalui Media Periklanan: Televisi, Majalah, dan Radio
Subset for alpha = .05
EPPImMP N 1 2 2 40 23,18 3 40 24,73 24,73 1 40 26,38 Sig. ,155 ,121
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 40,000.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Pada subset 1, terlihat grup dengan efektivitas penyampaian pesan iklan
melalui media periklanan majalah dan efektivitas penyampaian pesan iklan
melalui media periklanan radio. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan majalah dan efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan radio tidak punya
perbedaan yang signifikan satu dengan yang lain.
b. Pada subset 2, terlihat grup dengan efektivitas penyampaian pesan iklan
melalui media periklanan radio dan efektivitas penyampaian pesan iklan
melalui media periklanan televisi. Hal ini berarti efektivitas penyampaian
111
pesan iklan melalui media periklanan radio dan efektivitas penyampaian
pesan iklan melalui media periklanan televisi tidak punya perbedaan yang
signifikan satu dengan yang lain.
Selain itu melalui uji One Way ANOVA ini bisa dilihat di antara media
periklanan: televisi, majalah, dan radio, mana yang paling efektif
menyampaikan pesan iklan kepada audiens sasaran. Berikut hasil
perhitungannya:
Tabel 5.11 Ringkasan Statistik
Perbedaan Efektivitas Penyampaian Pesan Iklan melalui Media Periklanan: Televisi, Majalah, dan Radio
Dari tabel di atas terlihat bahwa ternyata di antara media periklanan: televisi,
majalah, dan radio yang paling efektif menyampaikan pesan iklan kepada
audiens sasaran adalah media periklanan televisi. Dari nilai Mean, media
periklanan televisi memiliki nilai yang paling tinggi di antara media
periklanan: majalah dan radio, yaitu sebesar 26.38. Nilai minimum media
periklanan televisi sebesar 19 dan maksimum sebesar 32.
E. Pembahasan
Kegiatan promosi merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam
memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang yang positif kepada
112
perusahaan. Kegiatan promosi yang paling sering dilakukan oleh setiap pemasar
adalah periklanan. Kegiatan periklanan adalah komunikasi komersiil dan
nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya (barang atau jasa)
yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media yang bersifat massal.
Periklanan memang terbukti sangat manjur dalam memberi informasi tentang
barang atau jasa kepada konsumen. Contoh periklanan misalnya iklan media
cetak, iklan media elektronik, direktori, billboards, dan lain- lain.
Seturut perkembangan zaman, kegiatan periklanan dewasa ini pun
semakin canggih. Baik itu dari ide kreatif sang kreator atau bahkan dari media
yang digunakan dalam kegiatan periklanan. Berbagai media periklanan disediakan
demi untuk menghasilkan komunikasi pemasaran yang efektif. Oleh sebab itu
setiap pemasar perlu memahami proses komunikasi secara umum. Salah satu
prosesnya adalah memilih media periklanan. Proses pemilihan media periklanan
menjadi sangat penting karena media periklanan menentukan apakah informasi
yang akan disampaikan melalui iklan benar-benar sampai kepada sasaran yang
tepat atau tidak.
Dalam penelitian ini terlihat bahwa ada perbedaan efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan. Efektivitas penyampaian
pesan iklan melalui media periklanan yang dibedakan di sini adalah penyampaian
pesan iklan melalui media periklanan: televisi, majalah, dan radio. Dari hasil uji
hipotesis terbukti efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan
televisi berbeda dengan efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media
periklanan majalah.
113
Media periklanan televisi adalah media yang paling kaya akan stimulus
atau rangsangan. Banyak hal-hal menarik yang bisa ditampilkan di media televisi.
Selain suara, televisi juga mampu menampilkan gambar-gambar bergerak yang
bisa mempengaruhi pikiran. Walaupun periklanan media televisi juga memiliki
banyak kemungkinan gangguan (noise) yang dapat menghambat efektivitas
penyampaian pesan iklan, seperti intervensi pesan pesaing, gangguan fisik
(misalnya, bunyi dering telepon di tengah-tengah presentasi produk yang dapat
mengalihkan perhatian calon pembeli), perbedaan budaya, dan masih banyak lagi,
namun periklanan media televisi mampu menyampaikan pesan iklan dari suatu
produk (barang atau jasa) dengan efektif. Hal ini juga dikarenakan sifat media
periklanan di televisi yang sangat agresif. Misalnya saja dalam sepuluh atau lima
belas menit jeda iklan, pasti ada satu iklan yang penayangannya lebih dari satu
kali penayangan. Inilah yang membuat media periklanan televisi mampu
menyampaiakan pesan iklan dari suatu produk (barang atau jasa) dan merangsang
pikiran audiens, terutama audiens sasaran untuk menimbulkan pengetahuan,
kesadaran, dan preferensi terhadap suatu produk (barang atau jasa).
Sedangkan media periklanan majalah hanya mampu memberikan
rangsangan berupa gambar dan kata-kata yang tidak bergerak. Sifat periklanan di
media majalah juga kurang agresif dibandingkan dengan periklanan di media
televisi. Sebuah iklan di media majalah hanya dapat dilihat kembali jika pembaca
membuka majalah. Selain itu terkadang pesan iklan di media majalah tidak
sampai kepada sasaran. Entah itu karena pemilihan kata yang kurang tepat atau
karena pemilihan gambar yang kurang mewakili maksud iklan. Inilah yang
114
membuat efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan televisi
berbeda dengan efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan
majalah.
Efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan radio tidak
berbeda dengan efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan
televisi dan efektivitas penyampaian pesan ik lan melalui media periklanan
majalah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa walaupun media periklanan radio
hanya mampu memberi rangsangan berupa audio, namun keberhasilannya dalam
menyampaikan pesan iklan dari suatu produk (barang atau jasa) tidak berbeda
dengan media periklanan televisi. Tetapi tidak selamanya begitu. Apabila
kemungkinan gangguan (noise) efektivitas komunikasi terjadi, maka bisa saja
informasi yang akan disampaikan justru tidak sampai dan akhirnya komunikasi
tersebut menjadi tidak efektif.
Dari kesimpulan di atas ternyata kebanyakan para audiens (sasaran)
menerima pesan iklan dengan baik jika melalui media periklanan yang minimal
menggunakan audio sebagai stimulusnya. Namun bukan berarti semua produk
harus diiklankan melalui media televisi atau media radio. Banyak hal yang harus
diperhitungkan, agar semua menjadi efektif dan efisien. Menurut Trisnanto (2006:
143), jika sasaran berjumlah jutaan dan tersebar di seluruh Indonesia maka stasiun
televisi nasional atau koran-koran nasional memang punya audience dalam
jumlah besar dan tersebar di seluruh Indonesia. Jika sasaran berhimpun di suatu
wilayah yang lokal, maka media lokal mampu menjangkau sasaran lokal pula.
Jika sasaran hanya ada di suatu wilayah yang sangat terbatas, maka media yang
115
sangat lokal sangat efektif untuk menjangkau sasaran, misalnya banner, layar
toko, atau radio komunitas. Selain itu media habbit audiens (sasaran) juga hal
yang penting untuk diperhatikan. Sebagai contoh suatu perusahaan semen akan
mengiklankan produknya, maka pemasar harus tahu media habbit calon
pembelinya. Jangan mengiklankan produk semen di majalah, sementara para
kontraktor jarang ada yang membaca majalah.
Oleh sebab itu, sebelum beriklan hendaknya para pemasar dan biro
periklanan memikirkan dan merencanakan perencanaan periklanan dengan
matang, sehingga hasil yang ditimbulkan efektif dan efisien. Dengan kata lain
apabila perencanaan periklanan direncanakan dengan matang maka diharapkan
media periklanan yang telah diputuskan dapat menyampaikan pesan yang ingin
disampaikan dengan efektif, sehingga audiens (sasaran) pun memiliki
pengetahuan akan produk (barang atau jasa) yang diiklankan, timbul kesadaran
akan produk (barang atau jasa), dan preferens pada produk (barang atau jasa) yang
diiklankan.
116
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media
periklanan: televisi, majalah, dan radio, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari kuesioner yang disebarkan kepada Mahasiswa (laki- laki) Universitas
Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta, yang terdiri dari tiga responden
media periklanan diperoleh hasil bahwa:
a. Responden Media Televisi
Mayoritas responden media televisi berumur antara 17-24 tahun, yaitu
sebanyak 31 responden (77.5%). Tempat tinggal responden
kebanyakan kos/kontrak, sebanyak 20 responden (50%), dengan uang
saku per bulan antara Rp 500.000-Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 20
responden (50%). Adapun media yang banyak dimiliki responden
media televisi di tempat tinggalnya adalah media televisi dan radio,
yaitu sebanyak 18 responden (45%).
b. Responden Media Majalah
Mayoritas responden media majalah berumur antara 17-24 tahun, yaitu
sebanyak 30 responden (75%). Tempat tinggal responden kebanyakan
kos/kontrak, sebanyak 23 responden (57.5%), dengan uang saku per
117
bulan antara Rp 500.000-Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 20 responden
(50%). Adapun media yang banyak dimiliki responden di tempat
tinggalnya adalah media majalah dan televisi, yaitu sebanyak 20
responden (50%).
c. Responden Media Radio
Mayoritas responden berumur antara 17-24 tahun, yaitu sebanyak 29
responden (72.5%). Tempat tinggal responden kebanyakan
kos/kontrak, sebanyak 20 responden (50%), dengan uang saku per
bulan antara Rp 500.000-Rp 1.000.000, yaitu sebanyak 23 responden
(57.5%). Adapun media yang banyak dimiliki responden di tempat
tinggalnya adalah media radio dan televisi, yaitu sebanyak 16
responden (40%).
2. Ada perbedaan efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media
periklanan: televisi, majalah, dan radio. Hal ini dibuktikan dari nilai F
sebesar 7.384 dengan probabilitas (Sig.) 0.001. Nilai probabilitas tersebut
lebih kecil dari taraf signifikan 0.05 (5%), sehingga dapat disimpulkan
bahwa 0H ditolak.
3. Dari ketiga variabel, yang benar-benar nyata berbeda adalah efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan televisi dan efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan majalah. Hal ini
dibuktikan dari hasil uji Multiple Comparisons dengan Tukey’s HSD
(Honestly Significantly Different).
118
4. Efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan majalah
dan efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan radio
tidak berbeda satu dengan yang lain. Hal ini terbukti bahwa pada subset 1
terlihat grup dengan adanya kedua variabel tersebut. Efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan radio dan efektivitas
penyampaian pesan iklan melalui media periklanan televisi tidak berbeda
satu dengan yang lain. Hal ini terbukti bahwa pada subset 2 terlihat grup
dengan adanya kedua variabel tersebut.
5. Media periklanan televisi paling efektif dalam menyampaikan pesan dari
sebuah iklan di antara media periklanan: majalah dan radio. Nilai Mean
sebesar 26.38 membuktikan bahwa media periklanan televisi memiliki
nilai yang paling tinggi di antara media periklanan: majalah dan radio,
dengan nilai minimum sebesar 19 dan maksimum sebesar 32.
B. Saran
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka peneliti
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
a. Dari penelitian ini terungkap bahwa efektivitas penyampaian pesan
iklan melalui media periklanan: televisi, majalah, dan radio berbeda
satu dengan yang la in. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk
sungguh mempertimbangkan media periklanan yang benar-benar
119
cocok dalam menyampaikan pesan iklan dari sebuah produk (barang
atau jasa) dan sesuai dengan media habbit audiens sasaran.
b. Berdasarkan nilai Mean, secara umum media periklanan yang paling
efektif menyampaikan pesan iklan dalam penelitian ini (iklan produk
AXE) adalah media periklanan televisi. Namun bukan berarti semua
penyampaian pesan iklan harus menggunakan media periklanan
televisi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kwantitas
audiens sasaran, media habbit audiens sasaran, dan sifat iklan. Ciri
tersendiri televisi adalah bahwa televisi memberikan gambar-gambar
bergerak. Bukanlah pilihan yang baik untuk menyiarkan instruksi-
instruksi atau menyodorkan daftar-daftar informasional (Lee & Carla
Johnson, 2004: 202). Apabila audiens sasaran dalam jumlah besar dan
tersebar di seluruh Indonesia, media habbit audiens sasaran adalah
televisi, maka media periklanan televisi nasional cocok digunakan
(Trisnanto, 2006: 143). Pertimbangan ini tentu saja diluar hal-hal
perencanaan iklan yang lain.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Untuk penelitian yang akan datang perlu mengembangkan kembali
penelitian yang berkaitan dengan perbedaan efektivitas media
periklanan, dilihat dampaknya terhadap minat beli.
b. Untuk penelitian mendatang perlu mengembangkan jenis media
periklanan lain. Misalnya saja periklanan cyber space internet, di mana
perkembangannya dewasa ini pun sangat besar.
120
C. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Apabila jawaban yang diberikan responden tidak jujur atau responden
tidak serius dalam mengisi kuesioner, maka penulis tidak dapat
memperoleh data yang benar-benar akurat sehingga kemungkinan tidak
dapat menghasilkan data yang memuaskan.
2. Dalam kuesioner tidak ditanyakan mengenai fakultas atau program studi
dari setiap responden, sehingga kemungkinan penelitian ini belum merata.
121
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2003. “Upaya Membangun Brand Image dan Brand Equity Melalui Kegiatan Periklanan yang Efektif”. Yogyakarta: Kajian Bisnis STIE WIDYA WIWAHANA, No 29; 127-139.
Chandra, Gregorius. 2001. Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta: ANDI Durianto, Darmadi & Cecilia Liana. 2004. “Analisis Efektivitas Iklan Televisi
‘Softener Soft & Fresh’ di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumer Decision Model”. Jakarta: Jurnal Ekonomi Perusahaan STIE IBII, Volume 11 No 1; 35-55
Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: LSFKKP. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Irianto, H. Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana
Prenada Media: Jakarta. Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. Yogyakarta: BPFE. Kasali, Renald. 1992. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasi di Indonesia.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Kotler, Philip. 2000. Marketing Management, The Millenium Editon. New Jersey:
Perntice Hall International. ---------------- dan Gary Armstrong. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. (Alih Bahasa:
Alexander Sindoro dan Tim MarkPlus). Edisi kesembilan. Jilid 1. Jakarta: Indeks.
122
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Lee, Monle & Carla Johnson. 2004. Prinsip-prinsip Periklanan dalam Perspektif
Yogyakarta, ................... Lampiran : Satu lembar Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Saudara/i Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta Dengan hormat, Saya mengucapkan terima kasih karena saudara/i bersedia meluangkan sedikit waktu menjadi salah satu responden untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Penelitian ini saya lakukan dalam rangka menyusun skripsi berjudul “Perbedaan Efektivitas Penyampaian Pesan Iklan melalui Media: Televisi, Majalah, dan Radio” , yang merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan jenjang studi Strata 1 (S1) pada program studi manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam pengisian kuesioner ini, saya sangat mengharapkan kerja sama yang baik dari saudara/i dalam menjawab semua pernyataan sesuai dengan keadaan yang ada. Informasi yang telah terkumpul dari kuesioner ini akan sangat dirahasiakan. Atas perhatian, bantuan dan kerja sama saudara/i saya mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Titis
124
KUESIONER
Bagian I Identitas Responden
Pertanyaan-pertanyaan berikut hanya untuk tujuan statistik. Informasi yang saudara/i berikan akan dirahasiakan. Berilah tanda silang (X) untuk pilihan jawaban dari setiap pertanyaan yang menurut saudara/i paling tepat. Nama : .................................. (jika berkenan) 1. Usia
a. < 17 tahun b. 17 – 24 tahun c. > 24 tahun
2. Tempat tinggal a. dengan orang tua b. dengan saudara c. kos/kontrak
3. Uang saku per bulan a. < Rp 500.000, - b. Rp 500.000,- – Rp 1.000.000,- c. > Rp 1.000.000
4. Media yang saudara/i miliki di tempat tinggal a. Televisi saja b. Televisi dan Majalah c. Televisi dan Radio (bisa dari HP atau alat elektronik lain yang menyediakan
fasilitas radio) d. Televisi, Majalah, dan Radio
125
Bagian II untuk mengetahui tanggapan saudara/i terhadap efektivitas
penyampaian pesan iklan AXE di televisi
Mohon dijawab pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya. Berilah tanda ceklis (v) pada kolom jawaban yang telah tersedia. No.
Pernyataan Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1. Saya tahu tentang keberadaan produk AXE melaui iklan di televisi.
2. Saya mengenal produk AXE melalui iklan di televisi.
3. Iklan produk AXE di televisi sangat menarik perhatian saya.
4. Iklan produk AXE di televisi menimbulkan rasa penasaran saya terhadap produk AXE.
5. Iklan produk AXE di televisi membuat saya yakin akan efek dari keharumannya.
6. Iklan produk AXE di televisi membuat saya selalu ingat akan produk AXE.
7. Saya dapat memahami isi pesan iklan produk AXE di televisi.
126
KUESIONER
Bagian I Identitas Responden
Pertanyaan-pertanyaan berikut hanya untuk tujuan statistik. Informasi yang saudara/i berikan akan dirahasiakan. Berilah tanda silang (X) untuk pilihan jawaban dari setiap pertanyaan yang menurut saudara/i paling tepat. Nama : .................................. (jika berkenan)
i. Usia a. < 17 tahun b. 17 – 24 tahun c. 24 tahun
2. Tempat tinggal a. dengan orang tua b. dengan saudara c. kos/kontrak
3. Uang saku per bulan a. < Rp 500.000, - b. Rp 500.000,- – Rp 1.000.000,- c. > Rp 1.000.000
4. Media yang saudara/i miliki di tempat tinggal a. Majalah saja b. Majalah dan Televisi c. Majalah dan Radio (bisa dari HP atau alat elektronik lain yang menyediakan
fasilitas radio) d. Majalah, Televisi, dan Radio
127
Bagian II untuk mengetahui tanggapan saudara/i terhadap efektivitas
penyampaian pesan iklan AXE di majalah
Mohon dijawab pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarya. Berilah tanda ceklis (v) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1. Saya tahu tentang keberadaan produk AXE melalui iklan di majalah.
2. Saya mengenal produk AXE melalui iklan di majalah.
3. Iklan produk AXE di majalah sangat menarik perhatian saya.
4. Iklan produk AXE di majalah menimbulkan rasa penasaran saya terhadap produk AXE.
5. Iklan produk AXE di majalah membuat saya yakin akan efek dari keharumannya.
6.
Iklan produk AXE di majalah membuat saya selalu ingat akan produk AXE.
7. Saya dapat memahami isi pesan iklan produk AXE di majalah.
128
KUESIONER
Bagian I Identitas Responden
Pertanyaan-pertanyaan berikut hanya untuk tujuan statistik. Informasi yang saudara/i berikan akan dirahasiakan. Berilah tanda silang (X) untuk pilihan jawaban dari setiap pertanyaan yang menurut saudara/i paling tepat. Nama : .................................. (jika berkenan) 1. Usia
a. < 17 tahun b. 17 – 24 tahun c. 24 tahun
2. Tempat tinggal a. dengan orang tua b. dengan saudara c. kos/kontrak
3. Uang saku per bulan a. < Rp 500.000, - b. Rp 500.000,- – Rp 1.000.000,- c. > Rp 1.000.000
4. Media yang saudara/i miliki di tempat tinggal a. Radio saja (bisa dari HP atau alat elektronik lain yang menyediakan fasilitas
radio) b. Radio dan Televisi c. Radio dan Majalah d. Radio, Televisi, dan Majalah
129
Bagian II untuk mengetahui tanggapan saudara/i terhadap efektivitas
penyampaian pesan iklan AXE di radio
Mohon dijawab pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya. Berilah tanda ceklis (v) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1. Saya tahu tentang keberadaan produk AXE melalui iklan di radio.
2. Saya mengenal produk AXE melalui iklan di radio.
3. Iklan produk AXE di radio sangat menarik perhatian saya.
4. Iklan produk AXE di radio menimbulkan rasa penasaran saya terhadap produk AXE.
5. Iklan produk AXE di radio membuat saya yakin akan efek dari keharumannya.
6.
Iklan produk AXE di radio membuat saya selalu ingat akan produk AXE.
7. Saya dapat memahami isi pesan iklan produk AXE di radio.
* The mean difference is significant at the .05 level. Keterangan: 1 = Efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan televisi 2 = Efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan majalah 3 = Efektivitas penyampaian pesan iklan melalui media periklanan radio
Homogeneous Subsets TOTAL Tukey HSD
Subset for alpha = .05
EPPImMP N 1 2 2 40 23,18 3 40 24,73 24,73 1 40 26,38 Sig. ,155 ,121
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 40,000.