Top Banner
PERBANKAN Kontan Senin, 7 Desember 2020 Target Pengguna QRIS KONTAN/Carolus Agus Waluyo Konsumen melakukan pembayaran menggunakan QRIS di salah satu kedai minuman di Tangerang Selatan, Minggu (6/12). Bank Indonesia (BI) menargetkan, tahun depan pengguna alat pembayaran digital QR Code Indonesian Standard (QRIS) akan mencapai 12 juta merchant UMKM. Likuiditas Bank di Akhir Tahun Masih Longgar Penyaluran kredit yang masih minim menjadi penyebab JAKARTA. Akselerasi dana pihak ketiga (DPK) tertahan pada Oktober 2020, setelah lima bulan berturut tumbuh positif. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pada Oktober 2020 terjadi kontraksi 0,4% DPK bank dibandingkan pada bulan se- belumnya. Meski melambat, sejumlah bankir mengaku kondisi likui- ditas masih cukup besar meng- ingat ekspansi kredit masih terbatas karena pandemi. Di- rektur Keuangan Bank Rakkyat Indonesia (BRI), Haru Koesma- hargyo mengaku kondisi likui- ditas masih mencukupi untuk bekal ekspansi tahun depan. "Rasio loan to deposit ratio (LDR) pada Oktober 2020 se- besar 83,3% dan cukup untuk menutup rencana ekspansi kredit tahun depan," ungkap Haru kepada KONTAN, Minggu (6/12). Sampai Oktober 2020, bank ini tercatat telah menghimpun DPK senilai Rp 1.049,161 trili- un. Terkontraksi 1,27% diban- dingkan September 2020. Sementara baki debet kredit perseroan tersebut senilai Rp 874,04 triliun. Angka itu menurun 0,4% dibandingkan September 2020. Tahun depan pertumbuhan kredit diproyeksi bisa menca- pai 7%-8%. "Sementara sampai akhir tahun kami menarget- kan kredit bisa tumbuh di ki- saran 4%," lanjut Haru. Kondisi likuiditas bank pe- lat merah lain, yaitu Bank Mandiri juga serupa. DPK pada Oktober 2020 merosot 3,76% menjadi Rp 860,159 trili- un secara bulanan. Sedangkan penyaluran kre- dit turun tipis 0,79% secara bulanan menjadi Rp 745,220 triliun. "Rasio LDR kami 85,6% pada Oktober 2020," ujar Sek- retaris Perusahaan Bank Man- diri, Rudi As Aturridha pada KONTAN. Hal berbeda justru dicatat Bank Central Asia (BCA). Bank terafiliasi Grup Djarum ini masih mencatat pertum- buhan DPK 1,87% secara bu- lanan sampai Oktober 2020. BCA juga masih menahan eks- pansi hingga akhir tahun ini. Terbukti dari pertumbuhan kredit yang juga masih negatif 0,68% pada Oktober 2020 di- banding September 2020. Tetap berhati-hati Sampai September 2020, li- kuiditas bank swasta terbesar di Tanah Air ini masih relatif longgar dengan rasio LDR pada level 69,6%. EVP Secretariat and Cor- porate Communication BCA Hera F Haryn menyata- kan, pihaknya bakal hati-hati menyalurkan kredit dalam kondisi pandemi. "Di tengah kondisi pemulihan ekonomi kami terus berupaya menya- lurkan kredit seiring permin- taan dengan prinsip kehati- hatian dan manajemen risiko yang dilakukan dengan disip- lin," ungkap Vera. n Anggar Septiadi Konter Bank BNI Targetkan Kredit Korporasi Tumbuh 2%-4% JAKARTA. Bank BNI menargetkan menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di kisaran 2%-4% secara year on year (yoy). Kredit segmen korporasi pada sektor yang relatif tidak terdampak pandemi akan menjadi fokus utama. Termasuk berorientasi ekspor dan padat karya. Sampai kini, kredit korporasi BNI berkontribusi terha- dap 53% terhadap total kredit keseluruhan. Direktur Cor- porate Banking BNI, Silvano Rumantir menyatakan, seg- men korporasi juga akan ditopang oleh sejumlah kredit sindikasi. Sementara kontribusi kredit sindikasi, terhadap portofo- lio sampai Oktober 2020 adalah 17% dari keseluruhan kre- dit korporasi. "Hingga akhir tahun kontribusi sindikasi bisa sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 20%," ujar Silvano dalam keterangan resmi, MInggu (6/12). Sejauh ini Bank BNI menyalurkan kredit pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk korporasi seni- lai Rp 3,7 triliun atau 15% dari total kredit. Sektor pertam- bangan, serta makanan dan minuman mencatat permintaan yang baik. "Barang-barang yang affordable di pasar, konsu- mer, pertambangan, komoditas permintaannya cukup se- hat," sambungnya. Sementara sektor pertanian, informasi, komunikasi, jasa, kesehatan, kegiatan sosial dan jasa pendidikan sudah me- nunjukkan pemulihan di kuartal III-2020. Sektor perda- gangan, transportasi, pergudangan, makanan dan minuman juga diperkirakan akan pulih. "Kami siapkan rasio kecu- kupan pencadangan atau coverage ratio BNI hingga kuar- tal III-2020 di level di atas 200%," ujarnya. Anggar Septiadi TRANSAKSI QRIS n Transaksi QRIS Tumbuh, Kontribusi Minim JAKARTA. Layanan QR Code Indonesian Standard (QRIS) se- makin marak. Penggunaan sis- tem pembayaran ini semakin masif, setelah diperkenalkan sejak awal tahun 2020 oleh Bank Indonesia (BI). Sejumlah bankir mengakui ada peningkatan transaksi menggunakan QRIS. Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan menyatakan, seca- ra tahunan transaksi QRIS berhasil tumbuh dua digit. Kendati demikian, ia meng- akui transaksi nasabah belum mendominasi total transaksi digital banking yang terjadi di CIMB Niaga. "QRIS tetap tum- buh, tapi kontribusinya masih 10% dari total transaksi," ujar dia, Minggu (6/12). Tren pertumbuhan penggu- naan QR code sebagai sistem pembayaran bisa terus tum- buh seiring sosialisasi QRIS yang semakin gencar dari pe- laku usaha maupun pemerin- tah. Apalagi cara pembayaran seperti ini lebih aman di te- ngah pandemi Covid-19. Begitupun dengan Mandiri Syariah yang juga berperan menerapkan QRIS sejak awal tahun ini. Riko Wardhana, Group Head Sales and Part- nership Mandiri Syariah me- nyatakan, hingga November 2020, Mandiri Syariah menca- tat penggunaan QRIS sebesar 259.000 transaksi. Sementara dari sisi volume mencapai Rp 17,9 miliar. Per- tumbuhan setiap bulan rata- rata sekitar 32%. "Mandiri Syariah telah bekerja sama dengan lebih dari 23.000 mer- chant," tutur Riko. Hingga akhir tahun 2020 Mandir Syariah berharap, transaksi yang menggunakan QRIS mencapai 300.000-an, dengan volume Rp 20 miliar. Mandiri Syariah akan meng- edepankan masjid dan lemba- ga zakat infaq sodakoh (Zis). Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Djamin Nainggolan menambahkan, pada Septem- ber 2020 volume transaksi QRIS lebih dari 10 juta. Pencapaian tersebut sudah meningkat dibanding sepan- jang Juni 2020 yang berada di angka 8 juta transaksi. Nilai itu memang tertinggal dari transaksi di bulan Maret yang hampir mencapai 10 juta kali. Namun nilainya lebih tinggi dari Maret. Artinya pengguna kini merasa lebih nyaman me- makai fasilitas QRIS untuk ticket size yang lebih tinggi. Maizal Walfajri Bank Sosialisasikan Kenaikan Bea Materai JAKARTA. Para pemegang kartu kredit bersiap mengha- dapi kenaikan bea materai yang akan dikenakan dalam ta- gihan bulanan kartu kredit. Ini seiring ketentuan UU 10/2020 tentang Bea Materai yang akan mulai berlaku pada Januari 2021 mendatang. Beleid tersebut menyatakan akan mulai mengenakan bea materai Rp 10.000 buat dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai lebih dari Rp 5 juta. Sementara transaksi di bawah itu akan dibebaskan bea materai. Sebelumnya maksimum pengenaan bea materai adalah Rp 6.000 untuk transaksi di atas Rp 1 juta. Kemudian Rp 3.000 untuk transaksi Rp 250.000 hingga di bawah Rp 1 juta dan di bawah itu tidak dikenakan biaya materai. SVP Credit Card Group Bank Mandiri, Lila Noya me- nyampaikan, sesuai ketentuan yang baru, kartu kredit Bank Mandiri juga akan menyesuaikan pembebanan bea materai tersebut. "Kami juga sudah menginformasikan ke- pada para nasabah melalui surel, maupun lembar tagihan kepada nasabah,"kata Lila, akhir pekan lalu. Ketentuan ini ditaksir tak akan mempengaruhi transaksi kartu kredit secara keseluruhan. Apalagi saat ini transaksi kartu kredit masih redup akibat pandemi. Bank Indonesia (BI) mencatat volume transaksi kartu kredit sampai Okto- ber 2020 masih terkontraksi 34,69% year to date (ytd). Se- mentara nilai transaksinya juga masih negatif 2,64% ytd. Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga, Lani Darmawan menyatakan, pertumbuhan kartu kredit masih negatif, ka- rena kegiatan perjalanan masih terganggu. "Sampai akhir tahun diproyeksi masih minus 5%-8%," ujar Lani. Anggar Septiadi ANTARA/Nova Wahyudi Kinerja Kredit dan DPK Bank di 2020 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jul Agu Sep Okt Kredit (Rp triliun) 5.514,4 5.544,0 5.703,4 5.601,1 5.585,0 5.552,6 5.536,4 5.520,9 5.529,4 5.484,9 Kredit (∆ yoy) 5,7% 5,5% 7,2% 4,9% 2,4% 1,0% 1,0% 0,6% -0,4% -0,9% DPK (Rp triliun) 5.721,9 5.806,9 5.979,3 5.883,4 5.931,8 6.016,5 6.058,7 6.228,1 6.383,8 6.366,5 DPK (∆ yoy) 6,6% 7,5% 9,6% 8,0% 8,2% 7,6% 7,7% 10,9% 12,1% 11,6% Sumber: Bank Indonesia (BI)
1

Perbankan...Bank BNI Targetkan Kredit Korporasi Tumbuh 2%-4% JAKARTA. Bank BNI menargetkan menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di kisaran 2%-4% secara year on year

Dec 08, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perbankan...Bank BNI Targetkan Kredit Korporasi Tumbuh 2%-4% JAKARTA. Bank BNI menargetkan menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di kisaran 2%-4% secara year on year

Perbankan �Kontan Senin, 7 Desember 2020

Target Pengguna QRIS

KONTAN/Carolus Agus Waluyo

Konsumen melakukan pembayaran menggunakan QRIS di salah satu kedai minuman di Tangerang Selatan, Minggu (6/12). Bank Indonesia (BI) menargetkan, tahun depan pengguna alat pembayaran digital QR Code Indonesian Standard (QRIS) akan mencapai 12 juta merchant UMKM.

Likuiditas Bank di Akhir Tahun Masih LonggarPenyaluran kredit yang masih minim menjadi penyebab

JAKARTA. Akselerasi dana pihak ketiga (DPK) tertahan pada Oktober 2020, setelah lima bulan berturut tumbuh positif. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pada Oktober 2020 terjadi kontraksi 0,4% DPK bank dibandingkan pada bulan se-belumnya.

Meski melambat, sejumlah bankir mengaku kondisi likui-ditas masih cukup besar meng-ingat ekspansi kredit masih terbatas karena pandemi. Di-rektur Keuangan Bank Rakkyat Indonesia (BRI), Haru Koesma-hargyo mengaku kondisi likui-ditas masih mencukupi untuk bekal ekspansi tahun depan.

"Rasio loan to deposit ratio (LDR) pada Oktober 2020 se-besar 83,3% dan cukup untuk menutup rencana ekspansi kredit tahun depan," ungkap Haru kepada KONTAN, Minggu (6/12).

Sampai Oktober 2020, bank ini tercatat telah menghimpun DPK senilai Rp 1.049,161 trili-un. Terkontraksi 1,27% diban-dingkan September 2020.

Sementara baki debet kredit perseroan tersebut senilai Rp 874,04 triliun. Angka itu menurun 0,4% dibandingkan

September 2020. Tahun depan pertumbuhan

kredit diproyeksi bisa menca-pai 7%-8%. "Sementara sampai akhir tahun kami menarget-kan kredit bisa tumbuh di ki-saran 4%," lanjut Haru.

Kondisi likuiditas bank pe-lat merah lain, yaitu Bank Mandiri juga serupa. DPK pada Oktober 2020 merosot 3,76% menjadi Rp 860,159 trili-un secara bulanan.

Sedangkan penyaluran kre-dit turun tipis 0,79% secara bulanan menjadi Rp 745,220 triliun. "Rasio LDR kami 85,6% pada Oktober 2020," ujar Sek-retaris Perusahaan Bank Man-diri, Rudi As Aturridha pada KONTAN.

Hal berbeda justru dicatat Bank Central Asia (BCA). Bank terafiliasi Grup Djarum ini masih mencatat pertum-buhan DPK 1,87% secara bu-lanan sampai Oktober 2020. BCA juga masih menahan eks-

pansi hingga akhir tahun ini. Terbukti dari pertumbuhan

kredit yang juga masih negatif 0,68% pada Oktober 2020 di-banding September 2020.

Tetap berhati-hatiSampai September 2020, li-

kuiditas bank swasta terbesar di Tanah Air ini masih relatif longgar dengan rasio LDR

pada level 69,6%. EVP Secretariat and Cor-

porate Communication BCA Hera F Haryn menyata-kan, pihaknya bakal hati-hati menyalurkan kredit dalam kondisi pandemi. "Di tengah kondisi pemulihan ekonomi kami terus berupaya menya-lurkan kredit seiring permin-taan dengan prinsip kehati-

hatian dan manajemen risiko yang dilakukan dengan disip-lin," ungkap Vera. n

Anggar Septiadi

Konter

Bank BNI Targetkan Kredit Korporasi Tumbuh 2%-4%

JAKARTA. Bank BNI menargetkan menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di kisaran 2%-4% secara year on year (yoy). Kredit segmen korporasi pada sektor yang relatif tidak terdampak pandemi akan menjadi fokus utama. Termasuk berorientasi ekspor dan padat karya.

Sampai kini, kredit korporasi BNI berkontribusi terha-dap 53% terhadap total kredit keseluruhan. Direktur Cor-porate Banking BNI, Silvano Rumantir menyatakan, seg-men korporasi juga akan ditopang oleh sejumlah kredit sindikasi.

Sementara kontribusi kredit sindikasi, terhadap portofo-lio sampai Oktober 2020 adalah 17% dari keseluruhan kre-dit korporasi. "Hingga akhir tahun kontribusi sindikasi bisa sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 20%," ujar Silvano dalam keterangan resmi, MInggu (6/12).

Sejauh ini Bank BNI menyalurkan kredit pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk korporasi seni-lai Rp 3,7 triliun atau 15% dari total kredit. Sektor pertam-bangan, serta makanan dan minuman mencatat permintaan yang baik. "Barang-barang yang affordable di pasar, konsu-mer, pertambangan, komoditas permintaannya cukup se-hat," sambungnya.

Sementara sektor pertanian, informasi, komunikasi, jasa, kesehatan, kegiatan sosial dan jasa pendidikan sudah me-nunjukkan pemulihan di kuartal III-2020. Sektor perda-gangan, transportasi, pergudangan, makanan dan minuman juga diperkirakan akan pulih. "Kami siapkan rasio kecu-kupan pencadangan atau coverage ratio BNI hingga kuar-tal III-2020 di level di atas 200%," ujarnya.

Anggar Septiadi

Transaksi Qrisn

Transaksi QRIS Tumbuh, Kontribusi MinimJAKARTA. Layanan QR Code Indonesian Standard (QRIS) se-makin marak. Penggunaan sis-tem pembayaran ini semakin masif, setelah diperkenalkan sejak awal tahun 2020 oleh Bank Indonesia (BI). Sejumlah bankir mengakui ada peningkatan transaksi menggunakan QRIS.

Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan menyatakan, seca-ra tahunan transaksi QRIS berhasil tumbuh dua digit. Kendati demikian, ia meng-akui transaksi nasabah belum mendominasi total transaksi digital banking yang terjadi di CIMB Niaga. "QRIS tetap tum-buh, tapi kontribusinya masih 10% dari total transaksi," ujar dia, Minggu (6/12).

Tren pertumbuhan penggu-naan QR code sebagai sistem pembayaran bisa terus tum-buh seiring sosialisasi QRIS yang semakin gencar dari pe-laku usaha maupun pemerin-tah. Apalagi cara pembayaran seperti ini lebih aman di te-ngah pandemi Covid-19.

Begitupun dengan Mandiri Syariah yang juga berperan menerapkan QRIS sejak awal tahun ini. Riko Wardhana, Group Head Sales and Part-nership Mandiri Syariah me-

nyatakan, hingga November 2020, Mandiri Syariah menca-tat penggunaan QRIS sebesar 259.000 transaksi.

Sementara dari sisi volume mencapai Rp 17,9 miliar. Per-tumbuhan setiap bulan rata-rata sekitar 32%. "Mandiri Syariah telah bekerja sama dengan lebih dari 23.000 mer-chant," tutur Riko.

Hingga akhir tahun 2020 Mandir Syariah berharap,

transaksi yang menggunakan QRIS mencapai 300.000-an, dengan volume Rp 20 miliar. Mandiri Syariah akan meng-edepankan masjid dan lemba-ga zakat infaq sodakoh (Zis).

Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Djamin Nainggolan menambahkan, pada Septem-ber 2020 volume transaksi QRIS lebih dari 10 juta.

Pencapaian tersebut sudah

meningkat dibanding sepan-jang Juni 2020 yang berada di angka 8 juta transaksi. Nilai itu memang tertinggal dari transaksi di bulan Maret yang hampir mencapai 10 juta kali. Namun nilainya lebih tinggi dari Maret. Artinya pengguna kini merasa lebih nyaman me-makai fasilitas QRIS untuk ticket size yang lebih tinggi.

Maizal Walfajri

Bank Sosialisasikan Kenaikan Bea Materai

JAKARTA. Para pemegang kartu kredit bersiap mengha-dapi kenaikan bea materai yang akan dikenakan dalam ta-gihan bulanan kartu kredit. Ini seiring ketentuan UU 10/2020 tentang Bea Materai yang akan mulai berlaku pada Januari 2021 mendatang.

Beleid tersebut menyatakan akan mulai mengenakan bea materai Rp 10.000 buat dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai lebih dari Rp 5 juta. Sementara transaksi di bawah itu akan dibebaskan bea materai.

Sebelumnya maksimum pengenaan bea materai adalah Rp 6.000 untuk transaksi di atas Rp 1 juta. Kemudian Rp 3.000 untuk transaksi Rp 250.000 hingga di bawah Rp 1 juta dan di bawah itu tidak dikenakan biaya materai.

SVP Credit Card Group Bank Mandiri, Lila Noya me-nyampaikan, sesuai ketentuan yang baru, kartu kredit Bank Mandiri juga akan menyesuaikan pembebanan bea materai tersebut. "Kami juga sudah menginformasikan ke-pada para nasabah melalui surel, maupun lembar tagihan kepada nasabah,"kata Lila, akhir pekan lalu.

Ketentuan ini ditaksir tak akan mempengaruhi transaksi kartu kredit secara keseluruhan. Apalagi saat ini transaksi kartu kredit masih redup akibat pandemi. Bank Indonesia (BI) mencatat volume transaksi kartu kredit sampai Okto-ber 2020 masih terkontraksi 34,69% year to date (ytd). Se-mentara nilai transaksinya juga masih negatif 2,64% ytd.

Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga, Lani Darmawan menyatakan, pertumbuhan kartu kredit masih negatif, ka-rena kegiatan perjalanan masih terganggu. "Sampai akhir tahun diproyeksi masih minus 5%-8%," ujar Lani.

Anggar Septiadi

ANTARA/Nova Wahyudi

Kinerja Kredit dan DPK Bank di 2020Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jul Agu Sep Okt

Kredit (Rp triliun) 5.514,4 5.544,0 5.703,4 5.601,1 5.585,0 5.552,6 5.536,4 5.520,9 5.529,4 5.484,9Kredit (∆ yoy) 5,7% 5,5% 7,2% 4,9% 2,4% 1,0% 1,0% 0,6% -0,4% -0,9%DPK (Rp triliun) 5.721,9 5.806,9 5.979,3 5.883,4 5.931,8 6.016,5 6.058,7 6.228,1 6.383,8 6.366,5DPK (∆ yoy) 6,6% 7,5% 9,6% 8,0% 8,2% 7,6% 7,7% 10,9% 12,1% 11,6%

Sumber: Bank Indonesia (BI)