PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh MOHAMAD F0305079 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
86
Embed
PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI …/Per... · PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF SKRIPSI Diajukan untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI
PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI
STRATEGI KOMPETITIF
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh
MOHAMAD
F0305079
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul
PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI
PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI
STRATEGI KOMPETITIF
Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing untuk diajukan kepada tim penguji
skripsi.
Surakarta, 24 Juli 2009
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Dra. Muthmainah, M.Si., Ak.
NIP 195711241985032003
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.
Surakarta, Agustus 2009
Tim Penguji Skripsi
1. Dr. Bandi, M.Si., Ak.
NIP 196411201991031002
Ketua
2. Dra. Muthmainah, M.Si., Ak.
NIP 195711241985032003
Pembimbing
3. Dra. Yasmin Umar Assegaf, MM., Ak.
NIP 195511261985032001
Anggota (………………..)
vi
MOTTO
“ Sungguh bersama kesukaran pasti ada kemudahan.
Dan bersama kesukaran pasti ada kemudahan.
Karena itu, bila selesai suatu tugas, mulailah tugas
yang lain dengan sungguh-sungguh. Hanya kepada
Tuhanmu hendaknya kau berharap.”
( Q.S. Asy Syarh : 5 – 8 )
“Berdamailah dengan keadaanmu, karena apapun
keadaanmu sekarang adalah keadaan dimana engkau
akan mencapai semua kecemerlanganmu.”
(Mario Teguh)
vii
PERSEMBAHAN
I dedicate this research for
my family, my friends, and
all the people who care if I life or die...
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA
AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI
STRATEGI KOMPETITIF”, sebagai tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas
Maret.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Ibu Dra. Muthmainah, M.Si., Ak. selaku pembimbing skripsi atas semua
kritik, saran, dan perhatianya yang sangat membantu penulis untuk
mencapai hasil yang terbaik. Makasih sudah mempercayai saya dan
menerima permintaan konsultasi saya di sela-sela jadwal Ibu yang sangat
padat menjelang mengikuti program doktoral.
4. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen, serta karyawan FE UNS, terimakasih
penulis ucapkan atas ilmu dan pengalaman tak terlupakan selama berada di
ix
kampus. Bapak Dr. Bandi, M.Si., Ak. untuk pelajaran statistik singkatnya
di saat-saat yang krusial, dan Ibu Dra. Yasmin Umar Assegaf, MM., Ak.
yang telah memberikan memberikan pencerahan pada saya di awal-awal
periode pembuatan skripsi.
5. Keluarga dan kerabatku (Mamah, Ati, Elil, Ima dan keluarga di Sragen)
yang selalu memberikan dukungan, kepercayaan, dukungan finansial, dan
doa-doa yang selalu mengiringi langkahku. Semoga ini bisa menjadi awal
dari pengabdianku membalas semua kebaikan kalian.
6. Atininah, yang ditengah sakitnya dulu masih berjuang membelikan buku-
buku kuliahku, dan Riza, yang telah memberikan pengalaman
menyenangkan di lingkungan sekitar kampus menjelang hari-hari
akhirnya. Semoga kalian bahagia di sisi-NYA.
7. Temen2ku, para cecengoh akuntansi ’05, terutama Indro yang udah
ngajari banyak banget dan Munawir, temen seperjuanganku. Mochi dan
Manchu, kedua temanku yang ajaib dan penuh misteri, Jon Surip temenku
berdebat soal hal-hal yg ga jelas, Hendy, tukang donlot seperjuangan,
Dindoel yang nggak pernah bisa aku kalahin dalam berdebat, Aio’ yang
super jaim, Begug pembimbing spiritual komedi, Yoga & Novrian sbg
benchmark pembentukan rival dari semester 2 dulu, Bintang yang selalu
menerima pendapat nylenehku, juga Fijri si korti cengoh. Anggota cengoh
lainnya, seperti Elick yang tetap tidak bisa menyebut namanya sendiri,
Feby, Karjo, Sapto, Ahmad, Donny ”Temon”, Professor, Pokil, Bebek,
Sogol, Poah, Susilo, dll, yang masing- masing punya ciri yang aneh2.
x
8. Mari, Mieke, Putri, dan Angga atas benchmarkingnya.
9. Genknya Adjenk, Rita, dkk untuk bimbingan berkelas cumlaudenya.
Anggota wonder women belakang kampus, terutama Nelly yang sering
menjawab pertanyaanku, dan Laras, yang mengajariku cara
mempertahankan pendapat. Genknya Laura, Keket, dkk yang membuat
suasana semakin semarak..
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan
demi perbaikan yang berkelanjutan.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan di kemudian hari. Terima kasih.
Miles dan Snow (1978) membagi tipologi strategi kompetitif perusahaan menjadi empat, dengan prospector dan defender sebagai tipologi yang ekstrim. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengukuran kinerja akuntansi perusahaan pada dua tipologi strategi kompetitif yang ekstrim, yaitu prospector dan defender. Penelitian dilakukan dengan memisahkan perusahaan bertipologi prospector dan defender dengan life cycle theory, selanjutnya kinerja akuntansi yang diwakili oleh pertumbuhan penjualan dan laba, dividend pay out dan return on investment (ROI) kedua tipologi perusahaan itu dibandingkan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 70 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2004 sampai dengan 2007. Sampel ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Pemisahan perusahaan dari kedua tipologi dilakukan dengan menggunakan common factor analysis.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan laba kedua tipologi perusahaan tidak berbeda secara signifikan. Pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi prospector lebih kecil dibanding dengan rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi defender. Rata-rata dividend pay out ratio dan ROI kedua tipologi perusahaan tidak berbeda secara signifikan. Kata Kunci: Defender, prospector, kinerja akuntansi, strategi kompetitif, Ketersediaan Data: JSX Statistics, Situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
xviii
FIRM'S ACCOUNTING PERFORMANCE MEASUREMENT
COMPARISON BASED ON DIFFERENCES OF COMPETITIVE
STRATEGY'S TYPOLOGY
ABSTRACT
MOHAMAD
F0305079
Miles and Snow (1978) devide firm’s competitive strategy into four types,
with prospector and defender as the two extremes. The objective of the study is to obtain empirical evidence of significant difference in firm’s accounting performance measurement in two extreme typology of competitive strategy, prospector and defender. This research separate prospector and defender with life cycle theory, and then the accounting performance, which is represented by sales and profit growth, dividend pay out and return on investment (ROI), are being compared.
This research used 70 sample which is listing from 2004 to 2007 at Indonesian Stock Exchange. Sample in this research was selected using purposive sampling method. Common factor analysis used to devide the two typologies.
The results show that average income are not significantly difference between prospector and defender firms. Sales growth of prospector firms are lower than sales growth of defender firms. Dividend pay out and ROI, however, are not significantly difference between prospector and defender firms.
Keyword: Defender, prospector, accounting performance, competitive strategy Data Avaibability: JSX Statistics, Indonesian Stock Exchange’s Homepage
(www.idx.co.id)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi banyak perubahan dalam dunia
bisnis, khususnya di Indonesia. Berbagai macam peristiwa ekonomi telah terjadi
dan mampu mengubah komposisi persaingan antar perusahaan. Untuk itu,
perusahaan dituntut untuk dapat bertahan, menjaga daya saing dan kelangsungan
usahanya. Manajemen perusahaan dituntut untuk menentukan strategi yang sesuai
dengan core competencies dan kondisi eksternal perusahaan.
Memilih strategi yang digunakan bukan merupakan hal yang mudah bagi
suatu perusahaan karena harus melihat setiap perubahan yang terjadi dalam
lingkungan dan dari segi lain seperti jenis produk yang akan ditawarkan, target
pasar, kondisi finansial guna menunjang promosi, dan harus dapat mengenal
pesaing dengan baik, artinya perasahaan harus dapat mengerti tentang eksistensi
pesaing selama ini. Banyak macam strategi yang bisa dipilih untuk menjalankan
bisnis guna mencapai kesuksesan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh
masing-masing perusahaan (Purmiranti dan Sopamena, 2003)
Salah satu strategi yang paling penting adalah strategi kompetitif. Miles
dan Snow (1978) membagi empat tipologi strategi kompetitif, yaitu prospector,
defender, analyzer dan reactor. Begitu pula Olson et al. (2005) yang membaginya
menjadi empat macam, yaitu prospectors, analyzers, low cost defenders dan
differentiated defenders. Miles dan Snow (1978) mendefinisikan prospector
sebagai:
2
organizations which almost continually search for market opportunities, and they regularly experiment with potential responses to emerging environmental trends. Thus, these organizations often are the creators of change and uncertainty to which their competitors must respond. However, because of their strong concern for product and market innovation, these organizations usually are not completely efficient.
Sementara defender sebagai:
organizations which have narrow product-market domains. As a result of this narrow focus, these organizations seldom need to make major adjustments in their technology, structure, or methods of operation. Instead, they devote primary attention to improving efficiency of their existing operations.
Keduanya mengartikan prospector dan defender sebagai strategi yang
ekstrim berbeda. Prospector merupakan strategi yang mengidentifikasi dan
mengembangkan produk baru serta memanfaatkan peluang pasar, sedangkan
defender adalah strategi yang cenderung mempertahankan pasar yang telah
dicapai dan produk yang stabil dengan harga yang murah (low cost leadership)
(Saraswati dan Atmini, 2007).
Perusahaan defender membatasi jenis produksinya atau melakukan
pembatasan pasar. Kinerja perusahaan dinilai berdasarkan keuangan, produksi dan
perekayasaan teknis dengan menekan pengeluaran untuk pemasaran dan riset dan
pengembangan (R & D). Perusahaan prospector secara kontinyu mengawasi
peluang pasar dan melakukan kreasi terhadap perubahan dan ketidakpastian untuk
merespon pesaing. Fungsi pemasaran dan R & D menjadi lebih dominan. Kinerja
tidak hanya berdasarkan laba dan efisiensi tetapi yang lebih penting adalah
menjadi leader dalam inovasi produk (Faisal dan Prabowo, 2006)
3
Ittner et al. (1997) mengungkapkan bahwa perusahaan dengan strategi
prospector memiliki karakter inovasi produk-produk baru, variasi dan
diversifikasi produk. Untuk menjalankan strategi tersebut, investasi di bidang
pengembangan tenaga kerja, pengeluaran riset dan pengembangan, dan
pengeluaran modal relatif lebih tinggi dibanding perusahann defender.
Ittner et al. (1997) juga mengungkapkan bahwa strategi yang berbeda akan
menghasilkan rata-rata pertumbuhan laba dan penjualan yang berbeda pula. Rata-
rata pertumbuhan perusahaan bertipe prospector lebih besar dibanding dengan
rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan bertipe defender. Demikian pula rata-
rata pertumbuhan laba perusahaan bertipologi prospector lebih besar dibanding
dengan rata-rata pertumbuhan laba pada perusahaan bertipe defender.
Anthony dan Ramesh (1992) dalam Habbe dan Hartono menemukan
bahwa dalam fase pertumbuhan (tipologi perusahaan prospector), terjadi
pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan pada fase kematangan dan
penurunan (tipologi perusahaan defender), Selain itu, pembayaran dividen relatif
lebih kecil, karena pada fase pertumbuhan laba ditanamkan kembali ke
perusahaan.
Alat ukur finansial yang sering digunakan untuk mengukur tingkat laba
adalah Return on Investment (ROI). ROI (Return on Investment) adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (tingkat pengembalian), yang akan digunakan untuk menutupi
investasi yang dikeluarkan (Yuniawan, 2006). Penelitian Ittner et al. (2003) dan
Anderson dan Zeithaml (1984) menemukan bahwa ROI perusahaan bertipologi
4
prospector relatif lebih kecil dibandingkan dengan ROI perusahaan bertipologi
defender.
Sesuai dengan penjelasan di atas, maka variabel bebas yang hendak
dibandingkan dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja akuntansi.
Pengukuran kinerja akuntansi dapat diukur dengan berbagai macam indikator,
misalnya mengukur dengan rasio EPS, PER, DER, ROI, ROA, maupun ROE.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengukuran kinerja akuntansi yang
terdiri dari pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, pembayaran dividen, dan
return on investment (ROI). Variabel-variabel tersebut dipisahkan berdasarkan
tipologi strategi kompetitifnya, dalam penelitian ini hanya mengambil tipologi
yang berbeda secara ektrim, yaitu prospector dan defender dengan menggunakan
metode yang digunakan Habbe dan Hartono (2001), yaitu dengan menggunakan
empat macam indikator, yaitu KARPEN, PBV, CETA, dan CEMVE.
Dalam penelitian ini, penulis berusaha menjawab pertanyaan yang sama
dengan dua penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Habbe dan Hartono (2001)
dan Saraswati dan Atmini (2007), yaitu apakah terdapat perbedaan yang
signifikan pengukuran kinerja akuntansi perusahaan pada dua tipologi strategi
kompetitif ekstrim, yaitu prospector dan defender. Perbedaan terletak pada
periode waktu yang diteliti, dan juga penambahan variabel lain untuk indikator
pengukuran kinerja, yaitu ROI, seperti yang dilakukan Ittner et al. (2003). Periode
waktu yang hendak diteliti penulis dimulai dari tahun 2004 hingga 2007.
Pemilihan periode tersebut karena antara tahun 2004 hingga 2007, tidak terjadi
gejolak ekonomik yang cukup signifikan, sebagaimana terjadi pada tahun 1997-
5
1998, ketika terjadi krisis moneter yang melanda dunia, khususnya Asia. Penulis
juga sengaja tidak memasukkan tahun 2008 ke dalam penelitiannya, karena
dikhawatirkan akan mengubah hasil penelitian secara signifikan, dimana pada
tahun tersebut mulai terjadi krisis finansial yang sangat mempengaruhi dunia
bisnis. Pada penelitian Habbe dan Hartono (2001), data yang digunakan adalah
periode waktu sebelum krisis moneter, yaitu tahun 1992-1996, sedangkan
penelitian Saraswati dan Atmini (2007) mengambil data tepat setelah krisis
berakhir, yaitu dimulai pada tahun 1999 hingga 2005. Maka dari itulah penulis
mengambil sampel data dari periode waktu yang cukup jauh dari waktu terjadinya
krisis, dengan harapan tidak terjadi bias sebagaimana dikhawatirkan atas
penelitian Saraswati dan Atmini (2007).
Penentuan perusahaan prospector dan defender dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan konsep siklus hidup (life cycle concept) seperti yang
digunakan oleh Habbe dan Hartono (2001) serta Kallapur dan Trombley (1999).
Setiap fase dalam life cycle berhubungan dengan strategi, kompetisi dan kinerja
organisasi. Oleh karena prospector merupakan tipe strategi yang lebih
menekankan produk yang unik dan perluasan pasar, maka lebih dekat dengan
strategi differentiation. Strategi defender yang menawarkan produk yang murah
lebih berkaitan dengan strategi low cost leadership (Porter, 1985)
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini berjudul:
6
“Perbandingan Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan
Berdasarkan Perbedaan Tipologi Strategi Kompetitif”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini
dirumuskan dengan pertanyaan riset sebagai berikut:
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengukuran kinerja akuntansi
perusahaan pada dua tipologi strategi kompetitif yang ekstrim, yaitu prospector
dan defender?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh bukti empiris apakah terdapat perbedaan yang signifikan
dalam pengukuran kinerja akuntansi perusahaan pada dua tipologi strategi
kompetitif yang ekstrim, yaitu prospector dan defender.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Dapat memberikan kontribusi terhadap literatur penelitian akuntansi khususnya mengenai
karakteristik perusahaan terhadap pengukuran kinerja akuntansi.
2. Bagi perusahaan, dapat memberikan masukan dalam penentuan kebijakan mengenai
tipologi strategi kompetitif yang lebih tepat dipilih.
7
3. Bagi investor, kreditor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, dapat menjadi
acuan tambahan dalam menganalisis keinformatifan terkait dengan pengukuran kinerja
akuntansi perusahaan.
4. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
meningkatkan perannya untuk memenuhi kepentingan pihak pemakai informasi.
5. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur
dalam bidang ilmu akuntansi, khususnya keuangan dan pasar modal.
E. Sistematika Laporan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam 5 bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan, bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis, bab ini membahas
landasan teori yang diantaranya berupa tinjauan pustaka, kerangka teoritis, dan
dilanjutkan dengan penelitian terdahulu yang dikembangkan (hipotesis).
Bab III Metodologi Penelitian, bab ini berisi desain penelitian, populasi,
sample dan teknik sampling, pengukuran variable, instrumen penelitian, sumber
data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan, bab ini membahas mengenai data
yang digunakan, pengolahan data tersebut dengan alat analisis yang diperlukan
dan hasil dari analisis data.
Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh
dari hasil analisis data yang telah dilakukan, saran-saran yang diajukan dari hasil
penelitian, dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Strategi Kompetitif
Perusahaan dalam memasuki persaingan yang semakin ketat akan menetapkan strategi
bersaing agar tetap dapat bertahan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah pemilihan strategi yang
diterapkan disesuaikan dengan core competencies yang dimiliki serta kondisi eksternal perusahaan
(Habbe dan Hartono, 2001).
9
Strategi kompetitif menurut Miles dan Snow (1978) terdiri atas empat tipologi, yaitu
prospector, analyzer, reactors dan defender. Pengertiannya adalah sebagai berikut:
a. Prospector adalah tipe organisasi yang hampir setiap saat secara terus menerus
mengamati peluang pasar, dan secara reguler melakukan percobaan-percobaan
untuk memunculkan kecenderungan dalam lingkungan konsumen. Organisasi-
organisasi ini sering rnembuat perubahan-perubahan dan ketidakpastian. Namun
karena konsentrasinya sangat kuat pada inovasi produk dan pasar, maka biasanya
organisasi-organisasi ini kurang efisien.
b. Defender adalah tipe organisasi yang mempunyai domain product market yang
sempit. Manajer puncak dalam organisasi tipe ini sangat ahli dalam membatasi
daerah operasinya karena tidak cenderung mencari peluang baru yang keluar dari
domainnya. Sebagai suatu hasil yang berfokus sempit, perusahaan-perusahaan
ini jarang membutuhkan penyesuaian penting dalam teknologi, struktur, atau
metode operasinya. Sebagai gantinya mereka mencurahkan perhatian utamanya
kepada peningkatan efisiensi operasi.
c. Analyzer adalah tipe organisasi yang beroperasi dalam dua tipe yakni domain
product market yang relatif stabil dan tetap melakukan perubahan-perubahan.
Dalam areanya yang stabil, organisasi-organisasi ini beroperasi secara rutin dan
efisien melalui penggunaan struktur-struktur dan proses-proses yang
terformulasi. Dalam situasi yang lebih tidak pasti, manajer puncak
memperhatikan secara dekat ide-ide baru pesaingnya dan kemudian secara cepat
mengadopsinya.
d. Reactors adalah tipe organisasi yang manajer puncaknya seringkali
mempersepsikan bahwa telah terjadi perubahan dan ketidakpastian dalam
lingkungan organisasionalnya, tetapi tidak dapat meresponnya secara efektif.
Karena tipe organisasi ini kurang konsisten mengenai hubungan antara strategi
dan struktur, maka jarang rnembuat penyesuaian yang dapat memberi kekuatan
untuk melakukan seperti yang dilakukan oleh lingkungannya.
10
2. Konsep Siklus Hidup
Konsep siklus hidup (life-cycle theory) menjelaskan bahwa ada empat fase dalam siklus
hidup suatu perusahaan, yaitu dimulai dari fase perkenalan (introduction/pioneering),
pertumbuhan (growth/expansion), kematangan (mature/harvest), dan fase penurunan (decline).
Beberapa literatur juga menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan dan capital expenditure, yang
merupakan indikator utama untuk strategi perusahaan, serta strategi cost yang efektif adalah fungsi
dari tahap siklus hidup organisasi (Saraswati dan Atmini, 2007). Tiap fase evolusi akan
berpengaruh terhadap strategi, kompetisi, dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu pembahasan
strategi organisasional tidak dapat dipisahkan dengan Konsep siklus hidup (Habbe dan Hartono,
2001).
Pashley dan Philppatos (1990) menjelaskan konsep siklus hidup perusahaan yang
dikaitkan dengan penjualan, pembayaran dividen dan capital expenditure. Perusahaan yang berada
pada fase perkenalan, market share dan market power-nya sangat tinggi, sedangkan volume
penjualan rendah dan kemungkinan rugi dikarenakan biaya permulaan (start up costs) yang tinggi
dengan adanya bisnis baru. Dana perusahaan lebih banyak tergantung pada dana pinjaman,
sehingga likuiditas perusahaan rendah dan tidak ada pembayaran dividen.
Pada fase perkenalan sampai kepada fase pertumbuhan, diferensiasi produk merupakan key
success factor. Untuk itu, pemilikan teknologi dan pengetahuan serta dukungan dana merupakan aspek
penting dalam pencapaian key success factor tersebut. Pengembangan pada fase ini membutuhkan
dana yang sangat banyak untuk penyempurnaan permodalan, pencapaian kemampuan produksi,
pemasaran, dan distribusi (Grant, 1995 dalam Habbe dan Hartono, 2001).
Pembelanjaan Modal (Capital Expenditure) dalam penelitian ini adalah pengeluaran yang
digunakan untuk mendapatkan atau menyempurnakan aktiva modal, seperti bangunan dan
peralatan. Atau pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan yang diharapkan menghasilkan
manfaat selama periode waktu yang lebih dari satu tahun.
11
Dalam hal kinerja, Porter (1980) mengemukan bahwa perusahaan yang berada pada fase
pertumbuhan mempunyai margin dan profit serta pertumbuhan penjualan yang relatif lebih tinggi
dibanding pada fase kematangan dan fase penurunan. Namun return atas investasi (ROI) pada fase
ini relatif lebih kecil dibanding perusahaan yang berada pada fase kematangan (Anderson dan
Zeithaml, 1984). Hal ini disebabkan pada fase perkenalan dan pertumbuhan, perusahaan masih
dalam taraf membangun (build) yang terus masih melakukan investasi, sedangkan pada fase
kematangan dan penurunan, perusahaan sudah berada pada taraf panen (harvest).
Dari sisi sistem pengendalian manajemen, Shank dan Govindarajan (1993) secara implisit
mengemukakan bahwa perusahaan yang berada pada fase perkenalan dan pertumbuhan (build)
menerapkan sistem pengendalian yang tidak ketat, tetapi bila sudah mencapai pada fase
kematangan (harvest) dan penurunan, maka akan menerapkan sistem pengendalian yang ketat.
Lebih lanjut dikatakan bahwa pada fase perkenalan dan pertumbuhan, penggunaan standar kos
sebagai penilaian kinerja dan penggunaan konsep penganggaran untuk manufacturing cost control
relatif lebih rendah.
Pada fase expansion (growth), perusahaan akan mengalami kenaikan dalam penjualan,
laba dan likuiditas. Perusahaan mulai membayar dividen. Equity relatif terhadap debt financing
meningkat karena laba dikembalikan lagi ke perusahaan dan sebagian hutang terbayar. Market
power dan market share turun dengan adanya kompetisi. Oleh karena pada fase perkenalan dan
pertumbuhan, peluang pasar yang tinggi, memperkenalkan produk dan biaya awal perusahaan juga
tinggi, kedua fase ini bisa dikatakan menerapkan strategi prospector.
Perusahaan dengan fase mature mempunyai karakteristik pasar mature product dan
kompetisi. Penjualan memuncak dan likuiditas tinggi sehingga pembayaran dividen juga tinggi.
Dalam fase decline, penjualan turun secara signifikan perusahaan mengalami kerugian dan
mungkin tidak ada pembayaran dividen.
Transformasi dari fase pertumbuhan ke fase kematangan dan penurunan berdampak pada
competitive advantage, yaitu berkurangnya kesempatan untuk melanggengkan competitive
advantage dan bergesernya kesempatan tersebut dari differentiation based factor ke cost based
12
factor. Dengan demikian, strategi yang tepat dalam fase kematangan dan penurunan adalah cost
leadership atau strategi defender (Habbe dan Hartono, 2001).
3. Prospector dan Defender
Prospector dan defender adalah dua jenis tipe organisasi yang berada pada dua titik
ekstrim. Karakter dan strateginya sangat bertolak belakang. Perusahaan prospector dalam
melakukan persaingan lebih mengutamakan aspek produk sebagai senjata atau competitive
advantage, sehingga perusahaan prospector memiliki karakter inovasi produk-produk baru, variasi
dan diversifikasi produk. Untuk menopang strategi tersebut, investasi dibidang pengembangan
tenaga kerja, penganggaran di bidang riset dan pengembangan (R&D) dan capital expenditure relatif
lebih tinggi dibandingkan perusahaan defender (Ittner et al., 1997).
Karakter lainnya dalam strategi prospector adalah pengejaran pertumbuhan penjualan dan
peningkatan pangsa pasar. Karakter ini sangat logis karena dengan adanya produk-produk baru
serta variasi produk tersebut akan membuka peluang pasar baru yang berkonsekuensi pada
peningkatan penjualan dan peningkatan pangsa pasar. Miles dan Snow (1978) mengemukakan
bahwa ada dua karakteristik pertumbuhan perusahaan bertipologi prospector, yaitu:
a. Pertumbuhan sebagai hasil dari lokasi pasar baru dan pengembangan produk.
b. Pertumbuhan dalam arti rate of growth yang tinggi.
Bila pemilihan strategi dihubungkan dengan Konsep siklus hidup, maka perusahaan ber-
tipologi prospector yang berkarakter inovator memiliki intensitas tinggi pada fase pertumbuhan.
Sedangkan perusahaan bertipologi defender yang menekankan pada aspek efisiensi berada pada
fase kematangan, sebab pada fase ini sangat beralasan untuk diterapkannya kebijaksanaan
pengontrolan biaya secara ketat.
Pada fase pertumbuhan, Anthony dan Ramesh (1992) menemukan pertumbuhan
penjualan yang tinggi dibanding pada fase kematangan dan fase penurunan. Pada fase itu pula
ditemukan dividend payout yang relatif kecil dibanding pada fase kematangan. Hal ini dapat
13
dijelaskan bahwa perusahaan prospector memberikan dividen kepada pemegang saham relatif
lebih kecil karena mangantisipasi reinvestasi dan pengembangan produk.
Sebaliknya pada perusahaan yang menerapkan strategi defender menekankan pada
efisiensi dan kos rendah, lebih rendah dari pesaingnya. Penekanan pada efisiensi terlihat pada
pengontrolan biaya secara ketat, misalnya biaya-biaya riset dan pengembangan, pelayanan, dan
biaya promosi diminimalisir (Habbe dan Hartono, 2001).
Dalam hal produk, perusahaan defender berusaha menyediakan produk yang stabil di
pasaran. Pengembangan produk biasanya disesuaikan product line yang sudah ada, dan
pengembangan pemasaran disesuaikan dengan area yang tidak jauh dengan area yang sudah ada
(Miles dan Snow 1978). Perusahaan ini tidak secara cepat beradaptasi dengan perubahan
lingkungan ekstemal, oleh karena itu perusahaan ini tidak menerapkan strategi first-to-market
sebagaimana perusahaan bertipologi prospector (Ittner et al., 1997).
4. Kinerja Akuntansi
Kinerja akuntansi dalam penelitian ini diwakili oleh variabel pertumbuhan laba,
perumbuhan penjualan, dividend payout, dan return on assets (ROI).
a. Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan laba adalah tingkat persentase perubahan laba sebelum
pajak yang diperoleh selama periode tertentu.
b. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan Penjualan adalah tingkat prosentase penjualan bersih
yang diperoleh selama periode tertentu.
c. Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio adalah persentase tertentu dari laba perusahaan
yang dibayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham.
14
d. Return on Investment (ROI)
ROI adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian).
Dari uraian literatur tersebut di atas dapat disimpulkan implikasi strategi prospector dan
defender terhadap pengukuran kinerja akuntasi seperti di tabel II.1 berikut ini:
Tabel II.1
Prediksi Perbedaan Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan
Prospector dan Defender
Income
Growth
Sales Growth
Dividend
Payout
ROI
Prospector
Defender
Relatif
Tinggi
Relatif
Rendah
Relatif Tinggi
Relatif
Rendah
Relatif
Rendah
Relatif
Tinggi
Relatif
Rendah
Relatif
Tinggi
5. Hubungan Antar Konsep
Miles dan Snow (1978) memetakan empat tipologi strategi organisasional. Untuk
menentukan tipologi tersebut digunakan variabel jumlah karyawan dibagi total penjualan
(KARPEN), price to book value (PBV), capital expenditure dibagi dengan market value
(CEMVE), dan capital expenditure dibagi dengan total asset
(CETA) (Habbe dan Jogiyanto, 2001). Namun dalam penelitian ini hanya dua tipologi yang
dianalisa untuk mencari perbedaan yang bertolak belakang yaitu prospector dan defender.
15
B. Kerangka Pemikiran
C. Perumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis berikut ini didasarkan pada simpulan prediksi di tabel 1 di atas dengan
kembali menguraikan secara singkat landasan teori yang digunakan. Semua hipotesis yang dirumus-kan
adalah hipotesis alternatif.
Intensitas perusahaan bertipologi prospector yang tinggi pada fase pertumbuhan dalam
siklus hidup produk berdampak terhadap kemampuan menciptakan margin dan pertumbuhan laba
yang relatif lebih tinggi. Sementara perusahaan yang bertipologi defender yang intensitasnya lebih
besar pada fase kematangan memperoleh margin dan pertumbuhan laba yang relatif lebih kecil.
Pendapat ini cukup beralasan karena pada fase pertumbuhan, produk-produk baru yang dikeluarkan
oleh perusahaan belum mendapat saingan dalam jangka pendek, aspek produk differentiation masih
lebih dominan dan produknya masih dapat dijual dengan harga yang relatif lebih tinggi. Sedangkan
perusahaan defender yang domainnya adalah cost advantage, harus mampu bersaing melalui
persaingan harga yang ketat.
· KARPEN · PBV · CETA · CEMVE
Prospector
Defender
Kinerja Akuntansi: · Pertumbuhan laba · Pertumbuhan
penjualan · Dividend payout · ROI
16
Anthony dan Ramesh (1992) menemukan pertumbuhan unexpected earnings lebih besar
pada fase pertumbuhan daripada fase kematangan dan fase penurunan. Perbedaan pengukuran
kinerja pertumbuhan laba sebagai implikasi strategi organisasional akan diuji dengan perumusan
hipotesis sebagai berikut:
H1 : Rata-rata pertumbuhan laba perusahaan bertipologi prospector lebih besar dibanding
dengan rata-rata pertumbuhan laba perusahaan bertipologi defender.
Perusahaan prospector mempunyai karakter pengejaran pertumbuhan penjualan dan
peningkatan pangsa pasar melalui inovasi-inovasi produk baru yang berbeda dengan para
pesaingnya (Miles dan Snow 1978). Penciptaan pasar yang luas dilakukan dengan penciptaan
selera baru terhadap konsumen melalui produk-produk yang berbeda. Karakter penciptaan
produk baru bagi perusahaan bertipologi prospector menjadikan perusahaan ini lebih sering
berada pada fase pertumbuhan dalam konsep siklus hidup. Sementara perusahaan bertipologi
defender yang menekankan efisiensi lebih cenderung berada pada fase kematangan, sebab pada
fase inilah dapat diterapkan pengontrolan biaya secara ketat. Selain itu pada fase ini pula telah
terjadi persaingan yang ketat. Secara empiris Anthony dan Ramesh (1992) menemukan
pertumbuhan penjualan yang tinggi pada fase pertumbuhan dibanding pada fase kematangan dan
fase stagnasi.
Merujuk pada telaah literatur di atas, maka perbedaan pengukuran kinerja pertumbuhan
penjualan sebagai implikasi dari strategi prospector dan defender akan diuji dengan rumusan
hipotesis sebagai berikut:
H2 : Rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi prospector lebih besar
dibanding dengan rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi defender.
Perusahaan bertipologi prospector membagikan dividen kepada investor atau pemegang
saham relatif lebih kecil dibanding perusahaan bertipologi defender. Hal ini dikarenakan perusahaan
prospector mengantisipasi reinvestasi dalam capital expenditure, riset pengembangan produk
baru, dan pengembangan tenaga kerja (Ittner et al., 1997).
17
Perusahaan yang masih berada pada fase pertumbuhan akan memberikan dividen yang
lebih kecil kepada pemegang saham dan akan membesar bila telah mencapai fase kematangan.
Anthony dan Ramesh (1992) menggunakan dividend payout ratio sebagai prediktor dalam membagi
siklus kehidupan perusahaan. Mereka menemukan secara signifikan rasio dividen yang lebih kecil
pada fase pertumbuhan dibanding pada fase kematangan dan penurunan. DeAngelo et al. (2006)
menguji pembayaran dividen yang dikaitkan dengan siklus hidup, dan menemukan bukti adanya
hubungan yang kuat antara pembayaran dividen dengan tahapan siklus hidup.
Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut:
H3 : Rata-rata dividend payout perusahaan bertipologi prospector lebih kecil
dibanding dengan rata-rata dividend payout perusahaan bertipologi defender.
Return On Investment (ROI) merupakan alat ukur finansial yang lazim digunakan untuk
mengukur tingkat laba perusahaan, atau dengan kata lain ROI merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROI umumnya
digunakan investor sebagai pedoman dalam membuat kepututsan investasi. Anderson dan
Zeithaml (1984) dan Ittner et al. (1997) menemukan perbedaannya secara signifikan, yaitu
bahwa ROI pada perusahaan bertipologi prospector relatif lebih kecil daripada perusahaan
bertipologi defender.
Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut:
H4 : Rata-rata ROI perusahaan bertipologi prospector lebih kecil dibanding dengan rata-
rata ROI perusahaan bertipologi defender.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing), yang biasanya
digunakan dalam menjelaskan suatu hubungan tertentu (Sekaran, 2000). Dalam penelitian ini
hipotesis yang diuji adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh kinerja akuntansi
yang diwakili dengan variabel pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, dividend payout, dan
return on investment perusahaan-perusahaan yang dipisahkan dalam dua golongan berdasarkan
tipologinya, yaitu prospector dan defender.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga
(Djarwanto, 1993). Sekaran (2000) mendefinisikannya sebagai kumpulan atau kelompok orang,
peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan sampel yang diambil
bisa merepresentasikan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, karena menurut peraturan
yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK, setiap perusahaan yang telah go public diwajibkan
mengeluarkan laporan tahunan. Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 ada 393
perusahaan (Institute for Economic and Financial Research, 2008).
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen–elemen yang diharapkan
memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran, 2000). Sampel adalah sebagian dari
populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi,
19
jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasi (Djarwanto dan Pangestu 1998, p. 107). Sampel
dalam penelitian ini adalah hasil seleksi dari populasi, yaitu semua perusahaan yang mencatatkan
diri di Bursa Efek Indonesia, dengan teknik penyeleksian seperti dijelaskan di poin berikutnya.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode purpossive sampling dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Perusahaan
yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi syarat-
syarat berikut:
a. Sampel merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-
turut selama tahun 2002 sampai dengan 2007.
b. Sampel adalah perusahaan manufaktur menurut klasifikasi Indonesian Capital
Market Directory 2007. Perusahaan manufaktur dipilih dengan alasan
terdapat unsur perhitungan capital expenditure yang dipakai sebagai salah
satu kriteria pemilihan sampel prospector dan defender. Selain itu, jumlah
perusahaan manufaktur yang cukup banyak dianggap bisa mewakili dari
keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Sampel adalah perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan auditan
berturut-turut selama tahun 1998 sampai 2004.
d. Mempunyai laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan
melaporkannya dalam mata uang rupiah (Rp). Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari adanya bias karena perbedaan tanggal laporan keuangan dan
perbedaan mata uang.
e. Data sampel perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang
dibutuhkan dalam penelitian ini harus tersedia lengkap selama periode tahun
2002 sampai dengan 2007.
f. Perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel merupakan
perusahaan manufaktur yang tidak melakukan aktivitas luar biasa, misalnya
20
aktivitas merger dan akuisisi. Alasan penggunaan syarat ini adalah untuk
menghindari terdapatnya bias dalam hasil penelitian ini, karena
dikhawatirkan aktivitas tersebut menjadi faktor penentu lain yang lebih kuat.
Prosedur pemilihan sampel selengkapnya adalah seperti tampak dalam tabel III.1 berikut:
Tabel III.1 Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 393
Perusahaan bukan manufaktur (242)
Tanggal tutup buku bukan 31 Desember (1)
Laporan keuangan tidak dinyatakan dalam rupiah (6)
Perusahaan mulai terdaftar di BEI sesudah tahun 2002 (13)
Data tidak lengkap atau tidak tersedia (10)
Terdapat faktor penentu lain (17)
Tidak termasuk kriteria perusahaan prospector dan defender (34)
Perusahaan yang terpilih sebagai sampel
(masing-masing 35 perusahaan prospector dan 35 perusahaan defender)
70
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah data sekunder (archival). Data
sekunder merupakan data yang bukan diusahakan sendiri atau data yang diperoleh dan disusun dari
pihak lain dan atau publikasi. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data akuntansi yang diambil dari laporan keuangan perusahaan sampel selama tahun
2002 sampai dengan 2007, yaitu penjualan bersih, capital expenditure, total aktiva,
jumlah karyawan dan laba sebelum pajak.
2. Dividend payout dan earnings per share, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) tahun 2002 sampai dengan 2008.
21
Tahun pengamatan yang diambil adalah dari tahun 2004 sampai tahun
2007. Pengamatan dimulai tahun 2004 karena tahun tersebut dapat dianggap
sebagai awal periode setelah krisis. Data tahun 2001 dan 2002 diperlukan untuk
mendapatkan angka pertumbuhan.
D. Indikator, Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Sekaran (2000) menyatakan bahwa variabel merupakan sesuatu yang mempunyai nilai
yang dapat berbeda atau berubah. Nilai ini dapat berbeda dalam waktu yang lain untuk objek atau
orang yang sama atau dapat juga berbeda pada waktu yang sama untuk orang atau objek yang
berbeda.
Penelitian ini menggunakan variabel moderasi untuk memisahkan perusahaan yang
diteliti menjadi dua macam tipologi, yaitu prospector dan defender. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan dua variabel utama, yaitu variabel independen dan dependen. Definisi dan
pengukuran masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Indikator
Indikator adalah alat ukur berupa statistik yang dapat menunjukkan
perbandingan, kecenderungan atau perkembangan. Ada 4 indikator yang digunakan dalam
penelitian ini untuk memisahkan perusahaan berdasar tipologi strategi kompetitifnya.
a. KARPEN
Merupakan hasil bagi antara total karyawan tahun yang bersangkutan dengan total
penjualan pada akhir tahun yang sama.
KARPEN = KAR/PENJ
b. Price to Book Value (PBV)
Merupakan hasil bagi antara harga pasar per lembar saham pada akhir tahun tahun
yang bersangkutan dengan nilai buku per lembar saham pada akhir tahun yang sama.
PBV = MV/BV
22
c. CEMVE
Dihitung dengan cara mengurangkan capital expenditure (CE) tahun yang
bersangkutan dengan CE tahun sebelumnya, kemudian hasilnya dibagi dengan nilai
pasar ekuitas akhir tahun sebelumnya.
CEMVE = (CEt – Cet-1)/MVEt-1
d. CETA
Dihitung dengan cara mengurangkan capital expenditure (CE) tahun yang
bersangkutan dengan CE tahun sebelumnya, kemudian hasilnya dibagi dengan nilai
total assets akhir tahun sebelumnya.
CETA = (CEt – Cet-1)/TAt-1
Setelah diperoleh hasil perhitungan dari KARPEN, PBV, CETA, dan CEMVE
maka melakukan common factor analysis atau analisa faktor untuk menentukan tipologi
perusahaan prospector dan defender.
2. Variabel
Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah variabel bebas. Variabel bebas
menurut Sekaran (2000) merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi variabel
dependen, baik pengaruh itu secara positif maupun negatif. Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel pengukuran kinerja akuntansi yang diprediksi
terimplikasi oleh strategi organisasional, yaitu pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan,
dividend payout, dan return on investment. Keempat variabel tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
dIBED = (IBED – IBEDt-1)/MVEt-1
dSG = (SGt – SGt-1)/SGt-1
DP = DPS/EPS
ROI = EAT/TA x 100%
Keterangan:
dIBED = Pertumbuhan Laba
23
IBEDt = Laba sebelum pajak, tidak termasuk extraordinary items, dan
discontinued operations pada tahun t.
IBEDt-1 = Laba sebelum pajak, tidak termasuk extraodinary items, dan
discontinued operations pada tahun t-1
MVEt-1 = Nilai Pasar Ekuitas pada akhir tahun t-1
dSG = Pertumbuhan Penjualan
SGt = Total Penjualan Bersih pada tahun t
SGt-1 = Total Penjualan Bersih pada tahun t-1
DP = Dividend Payout Ratio
DPS = Dividen per lembar Saham
EPS = Laba per lembar Saham
EAT = Pendapatan setelah pajak
TA = Total Aktiva
E. Teknik Analisis Data
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji beda dua sampel independen
(two independent samples). Sebelum dilakukan analisis data, dilakukan uji normalitas data
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test.
Untuk mendapatkan dua sampel independen tersebut dilakukan uji common factor
analysis terhadap empat indikator atau proksi strategi kompetitif. Common factor analysis adalah
model faktor dimana faktor-faktor didasarkan pada suatu pengurangan matrik korelasi. Menurut Hair et
al. (1995) dalam Habbe dan Hartono (2001), communality adalah jumlah varian variabel-variabel asli
yang terbagi kepada semua variabel yang termasuk dalam analisis.
24
Tabel III.2
Communalities
Initial Extraction
KARPEN 1.000 .563
PBV 1.000 .556
CETA 1.000 .887
CEMVE 1.000 .887
Tabel III.3
Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues
Total % of Variance Cumulative %
1 1.775 44.365 44.365
2 1.118 27.950 72.315
3 .882 22.047 94.362
4 .226 5.638 100.000
Di dalam tabel III.2 diatas ini terlihat bahwa jumlah nilai communalities tersebut adalah
sebesar 2.893. untuk mencapai nilai tersebut dibutuhkan hanya dua faktor saja yang mempunyai
nilai eigenvalues di atas satu (tabel III.3), yaitu faktor satu (1,775) dan faktor dua (1,118) dengan
jumlah 2.893. Hal ini sesuai dengan the rule of thumb bahwa jumlah faktor yang digunakan
sebagai variabel representasi adalah sebanyak faktor yang memiliki nilai eigenvalues sama dengan
atau lebih dari satu (Habbe dan Hartono, 2001).
Maka dari itu, dua faktor dibutuhkan untuk menjelaskan hubungan timbal balik di antara
indikator. Faktor satu berkaitan dengan capital expenditure perusahaan. Loading atas CETA dan
CEMVE secara berturut-turut adalah 0,937 dan 0,942 (lihat tabel 6C). Faktor kedua berkaitan
25
dengan KARPEN dan PBV. Loading masing-masing indikator adalah 0,745 dan 0,744
sebagaimana diperlihatkan dalam tabel III.4 berikut.
Tabel III.4
Component Matrix
Component
1 2
KARPEN -.087 .745
PBV -.051 .744
CETA .937 .096
CEMVE .942 .014
Penentuan perusahaan bertipologi prospector atau defender didasarkan pada penjumlahan
indeks kedua faktor tersebut. Penjumlahan indeks ini kemudian diperingkat. Sepertiga peringkat
pertama diidentifikasi sebagai perusahaan bertipologi defender dan sepertiga terakhir diidentifikasi
sebagai perusahaan bertipologi prospector. Dengan prosedur ini diidentifikasi masing-masing 35
perusahaan bertipologi defender dan prospector dari 104 perusahaan.
F. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paired-samples
t-test. Pengujian ini dipergunakan untuk membandingkan dua jenis data yang telah dikelompokkan
dan dihitung rata-rata (mean)-nya.
Penjelasan teknis pengujian hipotesis lebih lanjut akan dibahas di bab IV.
26
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengukuran kinerja akuntansi
perusahaan berdasarkan tipologi strategi kompetitifnya. Pengukuran kinerja akuntansi diwakili
empat indikator, yaitu KARPEN, PBV, CETA, dan CEMVE. Tipologi strategi kompetitif yang
dibandingkan adalah tipologi strategi kompetitif prospector dan defender.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis, pembahasan,
serta perbandingan dengan penelitian sebelumnya. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan software SPSS release 17.0
A. Deskripsi Data
Deskripsi mengenai data dalam penelitian ini meliputi seleksi sampel dan analisis statistik
deskriptif.
1. Seleksi Sampel
27
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan emiten tahun 2001
sampai dengan tahun 2007 yang dipublikasikan oleh situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI),
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008, maupun situs resmi masing-masing
perusahaan. Ada 393 perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007, seperti tercantum dalam
ICMD 2008 (lihat Tabel IV.1).
Tabel IV.1
Populasi Perusahaan yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2007
No Tipe Industri Jumlah
1 Manufaktur 151
2 Keuangan 72
3 Jasa 62
4 Lainnya 108
Total 393
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria yang
telah ditentukan sebagaimana telah disebutkan cara penyeleksian datanya pada bab sebelumnya.
Setelah dilakukan penyeleksian, diperoleh sampel akhir sebanyak 70 perusahaan yang memenuhi
kriteria untuk digunakan dalam penelitian ini. Nama-nama perusahaan sampel dapat dilihat pada
(lampiran 1).
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai minimum, nilai maksimum, nilai
rata-rata (mean), dan standar deviasi variabel-variabel yang akan diuji. Deskripsi statistik
selengkapnya disajikan dalam Tabel IV.2 berikut ini.
ROI Prospector 35 -14.1425 12.5725 .613286 5.5083024
ROI Defender 35 -85.6625 37.8950 2.551000 18.4553168
Valid N (listwise) 35
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS 17.0
B. Pengujian Asumsi Model Analisis
Pengujian asumsi model analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas.
Model analisis yang dimaksud adalah pengujian t-test.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas menggunakan metode Kolmogorov–Smirnov. Dengan pengujian ini
dapat diketahui sampel yang diamati terdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah pengujian dua arah (2 tailed test) yaitu dengan membandingkan nilai p yang
diperoleh dengan nilai signifikansi yang sudah ditentukan. Jika data tersebut mempunyai level of
significance sama atau diatas 5% (α≥ 0,05) maka data tersebut terdistribusi dengan normal.
Sedangkan jika data kurang dari 5% (α< 0,05) maka data tersebut tidak terdistribusi dengan
normal. Data hasil pengujian normalitas Kolmogorov-Smirnov test ini dapat diamati pada Tabel
IV.3 berikut:
Tabel IV.3
29
Uji Normalitas Data Sebelum Mengalami Perubahan
Variabel Kolmogorov-Smirnov
Keterangan Kolmogorov-Smirnov Z Sig
DIBED Prospector 1.026 .243 normal
DIBED Defender 2.500 .000 tidak normal
DSG Prospector 1.082 .193 normal
DSG Defender 1.088 .187 normal
DP Prospector 2.172 .000 tidak normal
DP Defender 1.856 .002 tidak normal
ROI Prospector .822 .508 normal
ROI Defender 1.488 .024 tidak normal
.
Dari hasil pengujian normalitas tersebut, dapat diamati bahwa nilai DIBED defender, DP
prospector, DP defender, dan ROI defender berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, Penulis
mencoba untuk mentransform data mentah yang ada menggunakan model transformasi ln
(logaritma natural) dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik dan selain itu untuk
mengatasi data spread yang dominan negatif. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat dalam Tabel
IV.4.
Tabel IV.4
Uji Normalitas Data Setelah Ditransform
Variabel Kolmogorov-Smirnov
Keterangan Kolmogorov-Smirnov Z Sig
DIBED Prospector 1.026 .243 normal
DIBED Defender .337 .999 normal
DSG Prospector 1.082 .193 normal
DSG Defender 1.088 .187 normal
DP Prospector .429 .993 normal
DP Defender .604 .858 normal
30
ROI Prospector .822 .508 normal
ROI Defender .853 .461 normal
Hasil dari data yang sudah ditransform ternyata dapat mengatasi masalah normalitas pada
DIBED defender, DP prospector, DP defender, dan ROI defender. Walaupun hasilnya sudah
normal, penulis juga mencoba berbagai alternatif lain untuk menormalkan data DIBED defender,
DP prospector, DP defender, dan ROI defender. Menggunakan logaritma 10 juga didapat hasil
yang sama dengan menggunakan logaritma natural pada nilai Z dan signifikansinya (dapat dilihat
pada lampiran 2). Selain itu penulis juga mencoba menambahkan angka tertentu agar nilai nol
dapat dihilangkan, akan tetapi hasil DP Prospector dan DP Defender tetap tidak normal. Hal ini
dapat dimaklumi karena variabel yang diteliti adalah dividend payout, dimana perusahaan yang
tidak memberikan dividen dinotasikan dengan angka 0 (nol). Dalam sampel penelitian ini, jumlah
perusahaan yang tidak memberikan dividen cukup banyak. Selain itu besaran nilai dividen yang
dibayarkan tergantung manajemen perusahaan yang bersangkutan, tidak terdapat formula yang
seragam untuk menentukan nilainya. Secara statistik, uji parametrik dapat pula dilakukan dengan
menggunakan asumsi bahwa jika sampel yang digunakan n ≥ 30 maka distribusi sampling dapat
dianggap mendekati distribusi normal (Djarwanto 1993, p. 130). Gujarati (2003) juga menyatakan
bahwa jika sampel yang digunakan cukup besar (n>30) maka distribusi sampling diasumsikan
mendekati normal. Dengan dasar ini, maka dalam penelitian ini diasumsikan berdistribusi normal
karena jumlah sampelnya ≥ 30.
2. Uji T-Test
Hasil pengujian t-test atas keempat variabel bebas disajikan dalam tabel IV.5 sebagai
berikut:
Tabel IV.5
Hasil Perbandingan Mean Pada Pengukuran Kinerja Akuntansi
Perusahaan Prospector dan Defender
Variabel Strategi Mean t-value Sig.
31
DIBED Prospector
Defender
0,31646
-3,36110
1,706
0,125
DSG Prospector
Defender
0,124820
0,210929
-2,091
0,044
DP Prospector
Defender
3,074100
3,385500
-0,938
0,401
ROI Prospector
Defender
0,613286
1,609600
-1,771
0,091
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata DIBED (pertumbuhan laba) yang
dihipotesiskan H1 pada perusahaan bertipologi prospector (0,31646) lebih besar daripada
perusahaan bertipologi defender (-3,36110), namun nilai perbedaan itu tidak signifikan secara
statistik, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 5%. Hasil ini konsisten dengan hasil
penelitian Anthony dan Ramesh (1992) serta Habbe dan Hartono (2001), tetapi tidak sesuai
dengan hasil penelitian Saraswati dan Atmini (2007). Hasil penelitian ini, karena tidak berbeda
secara signifikan, maka hipotesis pertama (H1) ditolak.
Sedangkan untuk pengujian rata-rata penjualan (DSG) yang dihipotesiskan H2 pada
perusahaan bertipologi prospector yaitu sebesar 0,1214820 lebih kecil daripada perusahaan yang
bertipologi defender yaitu sebesar 0,210929, dan nilai perbedaan di antara keduanya signifikan
secara statistik, dimana nilai signifikansinya kurang dari 5%. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil
penelitian Anthony dan Ramesh (1992), Habbe dan Hartono (2001), dan Saraswati dan Atmini
(2007). Hasil penelitian ini, walaupun ditemukan perbedaan secara signifikan, akan tetapi tidak
searah dengan perumusan hipotesis kedua (H2) yang merumuskan rata-rata penjualan (DSG) pada
perusahaan bertipologi prospector lebih besar daripada perusahaan yang bertipologi defender.
Karena itu hipotesis kedua (H2) ditolak.
Untuk pengujian rata-rata Dividend Payout (DP) yang dihipotesiskan dalam H3 pada
perusahaan yang bertipologi prospector yaitu sebesar 3,074100 lebih kecil daripada perusahaan
yang bertipologi defender yaitu sebesar 3,3855000. Akan tetapi nilai perbedaan itu tidak signifikan
secara statistik, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 5%. Hasil ini konsisten dengan hasil
32
penelitian Anthony dan Ramesh (1992) namun tidak konsisten dengan hasil penelitian Habbe dan
Hartono (2001). Hasil penelitian Saraswati dan Atmini (2007) menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Hasil penelitian ini, karena tidak berbeda secara signifikan, maka hipotesis ketiga (H3)
ditolak.
Hasil pengujuan rata-rata ROI yang dihipotesiskan H4 pada perusahaan yang bertipologi
prospector yaitu sebesar 0,613286 lebih kecil daripada perusahaan yang bertipologi defender yaitu
sebesar 1,609600. Akan tetapi nilai perbedaan itu tidak signifikan secara statistik, dimana nilai
signifikansinya lebih besar dari 5%. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Ittner et al. (2003)
yang menemukan perbedaannya secara signifikan. Hasil penelitian ini, karena tidak berbeda secara
signifikan, maka hipotesis keempat (H4) ditolak.
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menguji signifikansi perbedaan pengukuran kinerja akuntansi perusahaan
berdasarkan strategi kompetitifnya, yang diwakili dua golongan saja, yaitu prospector dan
33
defender. Kinerja akuntansi diwakili oleh empat variabel, yaitu pertumbuhan laba, pertumbuhan
penjualan, dividend pay out, dan return on investment.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan laba perusahaan bertipologi
prospector lebih besar dibanding dengan rata-rata pertumbuhan laba perusahaan bertipologi
defender. Namun, perbedaan tersebut tidak signifikan. Bukti ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian Saraswati dan Atmini (2007). Sebaliknya hasil ini mendukung hasil penelitian Anthony
dan Remesh (1992), Habbe dan Hartono (2001) yang mengambil data sebelum periode krisis
moneter. Temuan ini dapat dijelaskan, bahwa periode waktu penelitian ini, yang dimulai dari tahun
2004 hingga 2007, telah tercapai kestabilan ekonomi sebagaimana terjadi pada periode sebelum
krisis, yang diwakili oleh penelitian Anthony dan Remesh (1992) dan Habbe dan Hartono (2001).
Sebaliknya penelitian Saraswati dan Atmini (2007) mengambil data pada tahun 1999-2003,
dimana saat itu sangat dimungkinkan belum tercapai kestabilan ekonomi karena 2 tahun
sebelumnya dihantam krisis moneter.
Akan tetapi pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi prospector ternyata lebih
kecil dibanding dengan rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi defender. Hasil ini
bertolak belakang dengan penelitian Porter (1980), Anthony dan Remesh (1992), Habbe dan
Hartono (2001), yang secara signifikan menyatakan bahwa bahwa rata-rata pertumbuhan penjualan
perusahaan bertipologi prospector lebih besar dibanding dengan rata-rata pertumbuhan penjualan
perusahaan bertipologi defender. Saraswati dan Atmini (2007), mendapat hasil yang sama dengan
ketiga penelitian terdahulu di atas, tetapi tidak signifikan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam
periode penelitian ini, masyarakat tersegmentasi pada kepercayaan produk yang telah memiliki
nama besar. Kejenuhan pasar juga diduga berpengaruh terhadap hasil ini. Jika digambarkan dalam
grafik menurut waktu, maka penelitian-penelitian terdahulu bergerak ke arah yang sama dengan
penelitian ini.
Rata-rata dividend pay out ratio kedua tipologi perusahaan tidak berbeda secara
signifikan. Bukti ini sejalan dengan temuan Habbe dan Hartono (2001), akan tetapi tidak sejalan
dengan hasil penelitian Saraswati dan Atmini (2007) yang menyatakan bahwa perusahaan yang
berkesempatan untuk tumbuh mempunyai free of cash flow yang lebih kecil dan membayar
34
dividen lebih rendah. Hal yang dapat dijelaskan atas tidak signifikannya variabel dividend pay out
ini adalah kemungkinan perusahaan prospector maupun defender lebih menganut signaling theory
daripada contracting theory, sehingga membayar dividen yang relatif sama. Kemungkinan yang
lain adalah baik perusahaan prospector maupun defender mengalami kesulitan free of cash flow
untuk membayar dividen yang berbeda (Habbe dan Hartono, 2001)
ROI perusahaan bertipologi prospector lebih kecil dari ROI perusahaan bertipologi
defender, akan tetapi tidak berbeda secara signifikan. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
Ittner et al. (2003), dan Anderson dan Zeithaml (1984) yang menyatakan perbedaannya secara
signifikan. Hal ini dapat dijelaskan karena kondisi pasar di Indonesia yang dipergunakan dalam
penelitian ini sangat berbeda dengan kondisi pasar di Amerika Serikat yang dipakai dalam dua
penelitian sebelumnya. Di Amerika Serikat telah tercapai kestabilan dan kepastian dalam pasarnya,
yang tidak ditemui dalam pasar Indonesia.
B. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat dijadikan perhatian oleh peneliti yang
akan datang, yaitu masih belum dapat menemukan dua variabel penting sebagaimana yang
dipergunakan oleh Ittner et al. (1997), yaitu biaya penelitian dan pengembangan, dan jumlah
produk baru yang diluncurkan selama tiga tahun terakhir. Keterbatasan ini dapat membuat
kelemahan dalam mengidentifikasi perusahaan bertipologi prospector dan defender.
C. Saran
Mempertimbangkan keterbatasan penelitian, maka penelitian yang akan datang dapat melakukan
perbaikan yaitu dengan menyertakan biaya penelitian dan pengembangan, dan jumlah produk baru
yang diluncurkan selama tiga tahun terakhir dalam mengidentifikasi berusahaan bertipologi
prospector dan defender. Mengingat tidak tersedianya data tersebut dalam bursa efek dalam
negeri, maka sebaiknya peneliti selanjutnya mencari data dari bursa efek luar negeri yang
menyediakan data tentang kedua variabel ini.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Joseph H. dan K. Ramesh. 1992. Association Between Accounting Performance Measures and Stock Prices. Journal of Accounting and Economics Vol.15: 203-227.
Anderson, Carl R. dan Carl P. Zeithaml. 1984. Stage of the Product Life Cycle,
Business Strategy, and Business Performance. The Academy of Management Journal, Vol.27: 5-24
DeAngelo, Harry; Linda DeAngelo; dan Rene M. Stulz. 2006. Dividend Policy and the
Earned/Contributed Capital Mix: A Test of the Life-Cycle Theory. Journal of Financial Economics, Vol.81: 227-254.
Djarwanto, P. S. 1993. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE. Djarwanto, P. S. dan Singgih Pangestu. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
36
Fahlevi, Ali Riza; Fuad; Dwiarso Utomo; Ira Septriana; Yusserrie Zainuddin; dan Raman Noordin.
2007. Dampak Volatilitas Lingkungan Terhadap Hubungan Antara Strategi Unit Bisnis, Evaluasi Kinerja Berbasis Informasi Akuntansi dan Kesenjangan Anggaran. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Faisal dan Tri Jatmiko Wahyu Prabowo. 2006. Pengaruh Intensitas Persaingan Pasar, Strategi
dan Ketidakpastian Lingkungan yang Dirasakan Terhadap Penggunaan Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Unit Bisnis. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2003. Buku Pedoman Penyusunan Skripsi. FE
UNS Surakarta. Filson, Darren. 2000. Product And Process Innovations in The Life Cycle of an
Industry. Journal of Economic Behavior & Organization, Vol.49: 97-112. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 3. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics 4th Edition. Singapore: Mac Graw-Hill. Habbe, Abdul Hamid dan Jogiyanto Hartono. 2001. Studi terhadap Pengukuran Kinerja
Akuntansi Perusahaan Prospector dan Defender dan Hubungannya dengan Harga Saham: Analisis dengan Pendekatan Life Cycle Theory. Jurnal Akuntansi dan Riset Indonesia, Vol.4: 111-132.
Hakim, Rahman. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA,
ROA, dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Yogyakarta.
Ittner, Christopher D.; David F. Larcker; dan Taylor Randall. 2003. Performance Implications of
Strategic Performance Measurement in Financial Services Films. Accounting, Organization and Society, Vol 28: 715-741.
Ittner, Christopher D.; David F. Larcker; dan Madhav V. Rajan. 1997. The Choice of
Performance Measure In Annual Bonus Contract. The Accounting Review, Vol.72: 231-255.
Juanda, Ahmad. 2007. Pengaruh Risiko Litigasi dan Tipe Strategi Terhadap Hubungan Antara
Konflik Kepentingan dan Konservatisma Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Kallapur, Sanjay dan Mark Trombley. 1999. The Association Between Investment Opportunity
Set Proxies and Realized Growth. Journal of Business Finance and Accounting, Vol.26: 505-519.
Miles, R. E. dan C. Snow, 1978, Organizational Strategy, Structure, and Process. The Academy
of Management Review, Vol.3: 546-562
37
Olson, Eric M.; Stanley F. Slater; dan G. Tomas M. Hult. 2005. The Importance of Structure and Process to Strategy Implementation. Indiana: Kelley School of Business, Indiana University
Pashley, Mary M. dan George C. Philippatos. 1990. Voluntari Divestitures and Corporate Life-
cycle: Some Empirical Evidence. Applied Economics vol. 22: 1181-1196. Porter, Michael. 1985. Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries Competitors.
New York: Free Press Priyono, Bambang Suko. 2003. Analisis Pengaruh Kesesuaian Hubungan Strategi, Struktur dan
Sistem Karir Pada Kinerja Perusahaan Manufaktur. Semarang: STIE Stikubank. Purmiranti, Conie D. dan Lidya A. Sopamena. 2003. Analisis Pengaruh Kinerja Akuntansi
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Prospektor dan Defender. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Petra Surabaya.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Saraswati, Erwin dan Sari Atmini. 2007. Reaksi Pasar Terhadap Pengukuran Kinerja Akuntansi
Perusahaan Prospector dan Defender: Bukti Tambahan Untuk Periode Setelah Krisis. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business: A Skill-Building Approach Third
Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. Shank, J.K. dan V. Govindarajan. 1993. Strategic Cost Management: The New Tool For
Competitive Advantage. New York: The Free Press. Stathakopoulos, Vlasis. 1998. Enhacing The Performance of Marketing Managers. European
Journal of Marketing, Vol.32: 536-558. Yuniawan, Fandi. 2006. Analisis Pengaruh Penilaian Kinerja Dengan ROI, ROE, OCF, dan
EVA Terhadap Rate Of Return Pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Yogyakarta.
38
Lampiran 1: Daftar Perusahaan Sampel Perusahaan Prospektor
NO NAMA PERUSAHAAN KODE
1 Titan Kimia Nusantara Tbk (formerly Fatrapolindo Nusa Industri) FPNI 2 Argo Pantes Tbk ARGO 3 Karwell Indonesia Tbk KARW 4 Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA 5 Kedaung Indah Can Tbk KICI 6 SMART Tbk SMAR 7 Inter Delta Tbk INTD 8 Indal Aluminium Industry Tbk INAI 9 Prima Alloy Steel Tbk PRAS 10 Nipress Tbk NIPS 11 Berlina Tbk BRNA 12 Intanwijaya Internasional Tbk (formerly Intanwijaya Chemical Industry) INCI 13 Trias Sentosa Tbk TRST 14 Asiaplast Industries Tbk APLI 15 Lautan Luas Tbk LTLS 16 Perdana Bangun Pusaka Tbk KONI 17 Panasia Indosyntec Tbk HDTX 18 Mustika Ratu Tbk MRAT 19 Pyridam Farma Tbk PYFA 20 Suparma Tbk SPMA 21 Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI 22 Sunson Textile Manufacture Tbk SSTM 23 Kageo Igar Jaya (formerly Igarjaya) Tbk IGAR 24 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI 25 Indo Kordsa (formerly Branta Mulia) Tbk BRAM 26 Sumi Indo Kabel Tbk (formerly Iki Indah Kabel Indonesia) IKBI 27 Lion Metal Works Tbk LION 28 Siantar TOP Tbk STTP 29 Delta Djakarta Tbk DLTA 30 Roda Vivatex Tbk RDTX 31 Intraco Penta Tbk INTA 32 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk (formerly Sorini Corporation) SOBI 33 Tira Austenite Tbk TIRA 34 Hanson International Tbk (formerly Hanson Industri Utama) MYRX 35 Resource Alam Indonesia (formerly Kurnia Kapuas Utama Glue Industries) Tbk KKGI
39
Perusahaan Defender
No NAMA PERUSAHAAN KODE
1 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk SAIP 2 Budi Acid Jaya Tbk BUDI 3 Mandom Indonesia Tbk TCID 4 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS 5 Indofarma (Persero) Tbk INAF 6 Indospring Tbk INDS 7 Sugi Samapersada Tbk SUGI 8 Voksel Electric Tbk VOKS 9 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 10 Aqua Golden Mississippi Tbk AQUA 11 Fast Food Indonesia Tbk FAST 12 Ades Waters Indonesia Tbk ADES 13 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 14 Davomas Abadi Tbk DAVO 15 Eratex Djaja Tbk ERTX 16 Astra International Tbk ASII 17 Holcim Indonesia Tbk SMCB 18 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 19 Merck Tbk MERK 20 Sierad Produce Tbk SIPD 21 Colorpak Indonesia Tbk CLPI 22 Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 23 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk DSUC 24 Sekar Laut Tbk SKLT 25 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 26 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 27 Leyand International (formerly Lapindo International) Tbk LAPD 28 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS 29 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 30 Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI 31 HM Sampoerna Tbk HMSP 32 Delta Dunia Petroindo Tbk (formerly Daeyu Orchid Indonesia) DOID 33 Unilever Indonesia Tbk UNVR 34 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI
35 Pioneerindo Gourmet International (formerly Putra Sejahtera Pioneerindo (CFC)) Tbk PTSP