Page 1
PERBANDINGAN PENCAPAIAN LEVEL KOGNITIF SISWA SMPN/MTSN
PADA SOAL UN, TIMMS, DAN PISA BERDASARKAN TAKSONOMI
BLOOM TEREVISI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Rakhil
NIM 1111016100059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Page 3
Scanned by CamScanner
Page 4
Scanned by CamScanner
Page 5
i
ABSTRACT
Rakhil (1111016100059), “Comparison Achievement of Junior High School
Student’s Level Cognitive in Instruments of UN, TIMMS, and PISA based on
Taxonomy Bloom Revised”. Undergraduate Thesis, Biology Education Program,
Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of
Syarif Hidayatullah State Islamic University.
This research aimed to described the comparison of year 9th
student’s
cognitive level in Instruments National Examination (UN), Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMMS), and Program for International Student
Assessment (PISA) based on Taxonomy Bloom revised and to know the weakness of
students ability in Biology items. This research was used describe method with
documentation and instrument analysis of student’s answer. The sample was taken by
using purposive sampling technique. The amount sample was 171 students of four top
UN’s rank schools in South Tangerang and South Jakarta. The data was taken by
using UN, TIMMS, and PISA’s instruments which had tested its validity and
reliability. The data analysis was used percentage of student’s answer which was
classified based on taxonomy Bloom revised. The result showed that students had
weakness to answer literate instrument items and higher cognitive level. It’s about
70% of students cannot answer PISA’s instrument. The lowest percentage was had in
procedural knowledge and knowing cognitive category (C2 P3). It’s about 70% of
students can answer TIMSS’s instrument. The lowest percentage was had in factual
knowledge and analysis cognitive category (C4 P1). In UN’s instrument, it’s almost
80% of students could choose the correct answer. The lowest percentage was had in
conceptual knowledge and evaluate cognitive category (C5 P2).
Keywords : Student’s cognitive level, taxonomy Bloom revised, National Examination
(UN), Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS), and
Program for International Student Assessment (PISA).
Page 6
ii
ABSTRAK
Rakhil (1111016100059), “Perbandingan Pencapaian Level Kognitif Siswa
SMPN/MTsN pada Soal UN, TIMMS, dan PISA berdasarkan Taksonomi Bloom
Terevisi”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan pencapaian
level kognitif siswa SMPN/MTsN kelas 9 pada soal Ujian Nasional (UN), Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Program for
International Student Assessment (PISA) berdasarkan taksonomi Bloom terevisi serta
mengetahui kelemahan kemampuan Biologi siswa yang dikaji melalui beberapa butir
soal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
dokumentasi dan analisis soal dan jawaban peserta didik SMPN/MTsN kelas 9.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian
berjumlah 171 siswa dari perwakilan empat sekolah negeri yang memiliki predikat
UN terbaik di Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan. Pengambilan data
menggunakan instrumen tes tulis, yaitu soal UN 2015, TIMSS 2011, dan PISA 2015
yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Analisis data menggunakan persentase
dari hasil jawaban siswa berdasarkan taksonomi bloom terevisi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa peserta didik SMPN dan MTsN memiliki kelemahan pada tipe
soal literasi dan ranah kognitif yang tinggi. 70% peserta didik tidak mampu
menjawab soal PISA. Persentase yang paling rendah yaitu pada ranah pengetahuan
prosedural dan kognitif memahami (C2 P3). 70% peserta didik mampu menjawab
soal TIMSS dengan tepat. Persentase terendahnya terdapat pada ranah pengetahuan
faktual dengan dimensi kognitif analisis (C4 P1). Sedangkan pada soal UN 2015,
hampir 80% peserta didik mampu menjawab soal dengan tepat. Persentase terendah
pada soal UN yaitu pada ranah pengetahuan konseptual dan kognitif evaluasi (C5 P2).
Kata Kunci: Level kognitif siswa, taksonomi Bloom terevisi, Ujian Nasional, Trends
in International Mathematics and Science Study (TIMMS), dan Programme for
International Student Assessment (PISA).
Page 7
iii
KATA PENGANTAR
Ungkapan rasa syukur yang berlimpah atas segala nikmat yang luas tanpa
batas serta anugerah Allah SWT, karena berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta seluruh muslimin dan
muslimah.
Proses penyusunan skripsi, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik moral maupun meterial, maka penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti,M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang memberikan dukungan penuh
kepada penulis.
4. Ibu Yuke Mardiati, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah senantiasa
membimbing penulis dengan sabar.
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang telah mengajarkan dan
memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga Allah SWT
membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan. Aamiin.
6. Kepala SMPN/MTsN Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan serta Guru
bidang studi yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua, Dra. Nurbaiti Rasyid dan Bapak Ir.
Muhammad Ichwan, serta abang, kakak dan adik yang selalu penulis
banggakan, tak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, dan
melimpahkan kasih sayang kepada penulis.
Page 8
iv
8. Sahabat-sahabat penulis Annisa Puteri, Erna Sofyana, Ade Faridah, , Uliyyatul
Fikriyyah, dan Irma Nurmalasari yang selalu membantu memberikan
masukan, dukungan, dan perhatian kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat Boys Day Out (BDO), Didi Abdi Rahim, Arfan Amrullah,
Hasbi Ashshiddiqi, Yunita, Reinaldi, Kak Fikri, dan Kak Bayuda yang selalu
membantu, memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat penulis lainnya Faramudita Dwi Iriani, Kak Dewi Astuti, dan
Isna Rahmah Sholihatin yang selalu mendoakan dan memberikan semangat
kepada penulis.
11. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan, semoga persahabatan
ini tetap abadi selamanya.
12. Teman-Teman Guru Mumtaza Islamic School yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya.
Penulis berterima kasih atas bantuan yang sangat berharga, penulis berdo’a
semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh
dan ketaatan kepada-Nya.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 28 Januari 2018
Penulis
Rakhil
Page 9
v
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................... .5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .............................................................................. 7
1. Hakikat Pembelajaran IPA ................................................... 7
2. Evaluasi Pendidikan ............................................................. 9
a. Pengertian ........................................................................ 9
b. Teori-Teori Pembelajaran sebagai Landasan Evaluasi ..... 14
3. Ujian Nasional (UN) ........................................................... 19
4. Trends in International Mathematics and Science Studies
(TIMSS) ................................................................................ 23
5. Program for International Student Assessment (PISA) ........ 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 34
C. Kerangka Berfikir ..................................................................... 36
Page 10
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 37
B. Metode Penelitian ..................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 38
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 39
1.Tes ............................................................................................ 39
2.Wawancara ............................................................................... 40
3.Dokumentasi ............................................................................ 40
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 40
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 45
1. Rekapitulasi Level Kognitif Siswa SMPN dan MTsN
pada Dimensi Pengetahhuan Faktual ................................... 46
2. Rekapitulasi Level Kognitif Siswa SMPN dan MTsN
pada Dimensi Pengetahuan Konseptual .............................. 49
3. Rekapitulasi Level Kognitif Siswa SMPN dan MTsN
pada Dimensi Pengetahuan Prosedural ................................ 52
B. Pembahasan .............................................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 60
B. Saran ......................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 61
LAMPIRAN .................................................................................................. 65
Page 11
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Taksonomi Bloom Anderson dan Krathwohl...................................17
Tabel 2.2 Ringkasan Hasil Ujian Nasional (UN) 2014/2015 ........................... 21
Tabel 2.3 Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional IPA Materi Biologi
SMP/MTs 2015 ................................................................................ 22
Tabel 2.4 Indikator TIMSS berdasarkan Standar Internasional .......................24
Tabel 2.5 Peringkat dan Skor Indonesia berdasarkan Hasil TIMSS ................ 25
Tabel 2.6 Domain Kognitif Penilaian PISA ..................................................... 27
Tabel 2.7 Contoh Soal PISA 2015 ...................................................................30
Tabel 2.7 Persentase Distribusi Soal PISA 2015 .............................................33
Tabel 2.8 Peringkat dan Skor Indonesia berdasarkan Hasil PISA ..................34
Tabel 3.1 Komposisi Domain Konten Butir Soal Biologi PISA 2015 .............40
Tabel 3.2 Komposisi Domain Konten Butir Soal Biologi TIMSS 2011 ..........41
Tabel 3.3 Komposisi Domain Konten Butir Soal Biologi UN 2015 ................41
Tabel 3.4 Analisis Level Kognitif Soal PISA 2015 ........................................42
Tabel 3.5 Analisis Level Kognitif Soal TIMSS 2011 ......................................43
Tabel 3.6 Analisis Level Kognitif Soal UN 2015 ............................................43
Tabel 4.1 Persentase Level Kognitif Siswa SMPN dan MTsN pada soal
PISA 2015, TIMSS 2011, dan UN 2015 ......................................... 45
Page 12
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Statistik Hasil Ujian Nasional Jenjang SMP/MTs/Terbuka
Negeri dan Swasta …………………………………………. …21
Gambar 2.2 Aspek Literasi Saintifik……………………………………..… 29
Gambar 4.1 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P1 C1 ..……………………………………………… 46
Gambar 4.2 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P1 C2…....………………………………………..…. 47
Gambar 4.3 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P1 C3…....………………………………………..…. 47
Gambar 4.4 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P1 C4…....………………………………………..…. 48
Gambar 4.5 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P1 C5…....………………………………………..…. 48
Gambar 4.6 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P2 C1…....………………………………………..…. 49
Gambar 4.7 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P2 C2…....………………………………………..…. 49
Gambar 4.8 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P2 C3…....………………………………………..…. 50
Gambar 4.9 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P2 C4…....………………………………………..…. 51
Gambar 4.10 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P2 C5…....………………………………………..…. 52
Gambar 4.11 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P3 C2…....………………………………………..…. 52
Gambar 4.12 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level
Kognitif P3 C4…....………………………………………..…. 53
Page 13
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Matrik Penelitian…………………………………………………66
Lampiran 2. Daftar KKO berdasarkan Taksonomi Bloom Terevisi…………...67
Lampiran 3. Daftar Indikator Taksonomi Bloom Terevisi…………………….68
Lampiran 4. Daftar Peringkat UN SMPN dan MTsN ………………………..69
Lampiran 5. Kisi-Kisi PISA 2015……………………………………………..71
Lampiran 6. Kisi-Kisi TIMSS 2011…………………………………………..72
Lampiran 7. Kisi- Kisi Ujian Nasional 2015………………………………….74
Lampiran 8. Hasil Anates Validasi Lapangan………………………………...75
Lampiran 9. Hasil Validasi Pemetaan Soal dan Kunci Jawaban……………...99
Lampiran 10. Lembar Soal UN 2015, TIMSS 2011, dan PISA 2015………….116
Lampiran 11. Lembar Jawaban Peserta Didik…………………………………134
Lampiran 12. Lembar Klasifikasi Soal………………………………………...139
Lampiran 13. Hasil Jawaban Peserta Didik……………………………………140
Lampiran 14. Hasil Uji T PISA, TIMSS, dan UN……………………………..156
Lampiran 15. Lembar Uji Referensi…………………………………………...158
Lampiran 16. Surat Bimbingan Skripsi ……………………………………….165
Lampiran 17. Surat Permohonan Izin Penelitian………………………………167
Page 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebijaksanaan pengembangan pendidikan, baik di negara-negara maju maupun
berkembang, mencerminkan kecenderungan dalam meningkatkan sumber daya
manusia yang terampil dan dapat berkompetisi secara global. Tatanan ekonomi dunia
sedang berubah ke era perdagangan bebas dan investasi bebas. Bentuk perdagangan
bebas di era global ini dampaknya adalah Indonesia harus mempersiapkan
pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi dan
standarisasinya mengikuti kualifikasi dunia. Sumber daya manusia yang bermutu
hanya dapat diwujudkan melalui pendidikan yang bermutu. Karena itu, peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi dalam
rangka meningkatkan mutu sumber daya bangsa Indonesia.
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik. Melalui pendidikan manusia memiliki kualitas keimanan, ketakwaan,
akhlak dan budi pekerti yang baik, memiliki daya intelektualitas dan kemampuan
berpikir yang baik sehingga dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat
untuk mengembangkan teknologi, serta keterampilan teknis.
Globalisasi pendidikan di Indonesia harus mampu mengejar ketertinggalannya
untuk menyamai kualitas pendidikan di negara-negara maju. Kenyataannya Indonesia
belum siap untuk mencapai kualitas tersebut. Pendidikan di Indonesia masih berkutat
menyuguhkan pengetahuan yang bersifat textbook yang menjadikan daya nalar siswa
tidak berkembang dan hanya berpatokan pada satu buku pegangan yang dipakai
sekolah. Jika Indonesia tidak ikut dalam arus globalisasi, Indonesia akan semakin
tertinggal. Pendidikan di Indonesia dituntut untuk segera melakukan perubahan mind
set dan paradigma dalam konsep pendidikannya.
Page 15
2
Beberapa program telah dijalankan untuk memajukan bidang pendidikan
termasuk wajib belajar 9 tahun. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia, pemerintah juga telah menetapkan standar-standar pendidikan diantaranya
standar isi, standar kelulusan, standar penilaian, standar proses, standar implementasi,
dan standar buku teks mata pelajaran. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional terdapat penjelasan mengenai standar nasional
pendidikan yang mencakup standar isi dan standar kompetensi lulusan1. Selain itu,
untuk menilai hasil pembelajaran pun tidak hanya mencakup aspek kognitif tetapi
juga aspek psikomotorik dan afektif sesuai dengan kharakteristik mata pelajaran.
Ketetapan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan menyatakan terdapat tiga jenis penilaian yaitu penilaian hasil belajar oleh
pendidik penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar
oleh pemerintah.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.
Penilaian ini digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik serta
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.2
Penilaian oleh pemerintah antara lain Ujian Nasional (UN). Hasil ujian nasional juga
dipakai sebagai bahan evaluasi pendidikan dan acuan guna menyeleksi calon peserta
didik baru. Ujian nasional menguji kemampuan kognitif peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu.
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, hal. 18. 2 Peratuan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar
Nasional Pendidikan, hal. 19.
Page 16
3
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengatakan bahwa dari hasil
Ujian Nasional (UN) SMP/sederajat tahun 2015 menunjukkan dari total 52.163
SMP/sederajat yang melaksanakan UN tahun 2015, hanya 12 persen yang memiliki
nilai UN dan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) tinggi. Sebanyak 50 persen dari
total tersebut meraih nilai UN tinggi tetapi IIUN rendah. 17 persennya meraih nilai
UN rendah tetapi IIUN tinggi. 22 persen sisanya meraih nilai UN rendah dan IIUN
rendah. Hal demikian membuktikan bahwa banyak ketidakjujuran yang terjadi saat
Ujian Nasional berlangsung, sehingga sebagian besar peserta didik di Indonesia
belum dapat diperkirakan memiliki tingkatan kognitif yang tinggi. Mendikbud
mengajak seluruh pelaku pendidikan menjadikan capaian hasil UN dan IIUN sebagai
potret awal untuk melakukan perbaikan ke depan. Sehingga menjadi koreksi bagi
seluruh sekolah di Indonesia untuk menerapkan zona integritas dan zona kejujuran.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan
bahwa rerata nilai UN tahun 2015 meningkat sebesar 0.29 poin, dari 61.00 pada
tahun lalu, menjadi 61.29 pada tahun 2015 termasuk persentase hasil akhir UN
SMP/MTs 2015 juga meningkat dari persentase tahun sebelumnya yang 99,56%.3
Hasil tersebut menunjukkan tingginya tingkat kelulusan Ujian Nasional. Namun,
angka tersebut belum dapat menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia baik dan
mampu bersaing secara global.
Sekolah menengah pertama di Indonesia memiliki dua jenis sekolah negeri
dengan menggunakan integrasi kurikulum yang berbeda. SMPN menggunakan
kurikulum dari dinas pendidikan dan MTsN menggunakan kurikulum dari kementrian
agama. Kurikulum yang digunakan SMPN memiliki integrasi spiritual di dalam
pendekatan saintifik per mata pelajaran sedangkan MTsN memiliki tambahan mata
pelajaran keislaman.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional melakukan
evaluasi dengan mengikuti berbagai jenis program evaluasi Internasional di luar
3 Konferensi Pers, Hasil UN SMP-Sederajat Tahun Ajaran 2014/2015, (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta, 2015), hal. 3.
Page 17
4
negeri yaitu Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Programme for International Student Assesment (PISA) yang bertujuan untuk
mengevaluasi hasil proses pendidikannya agar bersaing secara global.
Laporan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun
2011, menyebutkan bahwa nilai rata-rata sains siswa Indonesia menempati urutan ke-
38 dari 42 Negara.4 Indikator berbeda ditunjukkan oleh Programme for International
Student Assesment (PISA) 2015, yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan,
matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia baru dapat menduduki
peringkat ke 63 dari 70 Negara.5
Hasil kajian PISA maupun TIMSS menunjukkan hasil-hasil ujian siswa-siswa
sekolah menengah di Indonesia masih memprihatinkan, selalu masuk dalam
peringkat-peringkat terendah. Oleh karena itu, harus ada upaya perbaikan
pembelajaran untuk lebih menyiapkan siswa-siswa kita, yang tentu saja
ditindaklanjuti dengan kegiatan penilaian dan evaluasi yang sesuai dan relevan.
Hasil evaluasi dari TIMSS dan PISA yang diperoleh siswa Indonesia
membuktikan adanya kesenjangan antara soal Ujian Nasional dengan soal TIMSS
dan PISA salah satunya adalah level kognitif. Hasil TIMSS dan PISA masih sangat
rendah sementara hasil UN yang tinggi namun dengan IIUN yang tergolong rendah,
maka menuai permasalahan sejauh mana level kognitif yang dimiliki peserta didik di
Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah penelitian ini, antara lain:
1. Rendahnya peringkat hasil evaluasi Indonesia pada TIMSS dan PISA
sementara hasil UN yang menunjukkan tingkat kelulusan yang tinggi tetapi
dengan IIUN yang tergolong rendah.
4 Martin Michael O., Ina V.S. Mullis, Pierre Foy and Gabrielle M. Stanco, TIMSS 2011
International Results in Science, (International Association for the Evaluation of Educational
Achievement: Amsterdam, 2012), hal. 38. 5 OECD, PISA 2015 Result in Focus, (OECD, 2016), hal. 5.
Page 18
5
2. Terdapat kesenjangan antara level kognitif pada soal UN, TIMSS, dan PISA
berdasarkan taksonomi Bloom terevisi.
3. Terdapat kelemahan kemampuan IPA peserta didik di Indonesia pada
beberapa butir soal.
4. Siswa tidak terlatih untuk menyelesaikan soal yang menuntut kemampuan
penalaran, logika, dan analisis.
5. Level kognitif siswa SMP di Indonesia masih dalam katagori rendah.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Siswa berumur 15 tahun atau setara kelas III SMPN/ MTsN
2. Sekolah SMPN dan MTSN yang memiliki peringkat terbaik di Tangerang
Selatan dan Jakarta Selatan
3. Soal yang digunakan untuk mengidentifikasi level kognitif siswa hanya soal-
soal mata pelajaran Biologi pada soal TIMSS, PISA dan UN
4. Mendeskripsikan level kognitif dalam soal biologi Ujian Nasional SMP-
sederajat tahun 2015, soal TIMSS tahun 2011, dan soal PISA tahun 2015
berdasarkan taksonomi Bloom terevisi.
5. Mengidentifikasi level kognitif siswa SMP kelas VIII dalam menyelesaikan
soal Biologi Ujian Nasional SMP-sederajat tahun 2015, soal TIMSS tahun
2011, dan soal PISA tahun 2015.
6. Membandingkan pencapaian level kognitif siswa SMP kelas VIII pada soal
Biologi Ujian Nasional SMP-sederajat tahun 2015, soal TIMSS tahun 2011,
dan soal PISA tahun 2015.
7. Mengidentifikasi kelemahan kemampuan biologi siswa SMP kelas VIII.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah perbandingan
pencapaian level kognitif siswa SMP pada soal UN, TIMSS, dan PISA berdasarkan
taksonomi bloom terevisi?”
Page 19
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbandingan
pencapaian level kognitif siswa SMPN kelas 9 pada soal UN, TIMSS, dan PISA
berdasarkan taksonomi Bloom terevisi serta mengetahui kelemahan kemampuan
Biologi siswa SMP kelas VIII yang dikaji melalui beberapa butir soal.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sejauh mana pencapaian level kognitif siswa SMP Kelas 9
dalam soal Ujian Nasional, TIMSS, dan PISA
2. Mengetahui aspek kognitif penalaran siswa melalui soal UN, TIMSS, dan
PISA.
3. Mengetahui kelemahan kemampuan biologi siswa SMP.
4. Bagi guru, dapat memberikan masukan yang berarti sebagai bahan kajian
untuk meningkatkan kualitas penilaian dalam pembelajaran
5. Bagi sekolah, dapat memberikan informasi yang berguna untuk
meningkatkan kualitas pendidikan
6. Menjadi acuan untuk memperbaiki pembelajaran untuk lebih
mengembangkan dimensi kognitif siswa-siswa ke depan, yang
ditindaklanjuti dengan kegiatan assessment dan evaluasi yang sesuai dan
relevan.
7. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
Page 20
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada SMP/MTs merupakan ilmu yang
dibertujuan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri.1 Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) sekurang-kurangnya terdiri atas Fisika, Kimia, dan
Biologi.2 Definisi tentang IPA (Sains) telah banyak dikemukakan, antara lain
menurut I Made Alit M (1999), Jenins dan Whitefield (1974), Conant (1975),
menyatakan sains merupakan rangkaian konsep dan skema konseptual yang saling
berhubungan dan dikembangkan dari hasil percobaan atau pengamatan.3
Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22
Tahun 2006 menyebutkan bahwa mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik
mampu meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan dan keteraturan alam semesta, mengembangkan
pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA
sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa
ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.4
Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional (Permendiknas) menekankan
pembelajaran saling temas (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat) pada
tingkat SMP/MTs sehingga peserta didik mampu merancang dan membuat suatu
karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah.
1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia:
Jakarta, 2005), hal. 80. 2 Ibid, hal. 83.
3 Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartinini, Strategi Pembelajaran Sains,
(Jakarta Selatan: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009) hal.46. 4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs), hal. 377.
Page 21
9
Bidang IPA pada jenjang SMP/MTs meliputi kajian energi dan
perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi
serta sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik
untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
pengetahuan ilmiah, ilmu yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode
ilmiah.
Departemen Pendidikan Nasional (2006) menyatakan bahwa hakikat IPA
meliputi empat unsur utama yaitu: 1) Sikap, rasa ingin tahu tentang benda,
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan
masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat
open ended. 2) Proses, prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3) Produk, berupa
fakta, prinsip, teori, dan hukum. 4) Aplikasi, penerapan metode ilmiah dan konsep
IPA dalam kehidupan sehari-hari.5
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah ilmu yang mempelajari alam sekitar
dan semua gejala-gejalanya baik itu yang terjadi pada makhluk hidup maupun
benda tak hidup. Pendidikan IPA secara keseluruhan terdiri dari kemampuan apa
yang diamati, kemampuan memprediksi, kemampuan untuk menguji melalui
eksperimen dan juga sikap ilmiah. Pendidikan IPA dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan diri lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Evaluasi Pendidikan
a. Pengertian
Beberapa istilah penting yang sering digunakan dalam evaluasi yaitu:
penilaian, pengukuran tes dan nontes. Istilah tersebut sering dipertukarkan satu
sama lain. Padahal masing-masing memiliki makna dan penekanan yang berbeda.
Banyak definisi mengenai penilaian. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional, Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
5 Zulfiani, Op.Cit,. hal. 47.
Page 22
10
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.6 Penilaian
pendidikan pada jenjang pendidikan menengah terdiri atas; penilaian hasil belajar
peserta didik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil
belajar oleh pemerintah.7 Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemjuan, dan perbaikan hasil dalam
bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Penilaian ini digunakan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik, sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.8
Department of Education of the States, Territories and Commonwealth of
Australia memaknai penilaian sebagai bukti-bukti yang digunakan oleh peserta
didik dan para guru untuk menentukan apakah peserta didik tersebut terlibat
dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran siswa, dan bagaimana jalan yang
terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pakar pendidikan dari King College,
London mendefinisikan penilaian sebagai seluruh kegiatan yang dilaksanakan
oleh guru dan para siswanya dalam menilai diri sendiri, yang kemudian
dipergunakan sebagai informasi yang dapat digunakan sebagai umpan balik untuk
mengubah, membuat modifikasi kegiatan pengajaran, dan pembelajaran.9
Penulis menyimpulkan berdsarkan beberapa definisi penilaian tersebut,
penilaian adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang keberhasilan belajar peserta didik serta bermanfaat untuk
meningkatkan efektifitas pembelajaran. Fungsi penilaian pula berguna untuk
memandu menuju pada perbaikan pembelajaran terus-menerus.
Pengukuran adalah suatu proses pemberian angka kepada suatu atribut atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut
6
Himpunan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tanggal 11
Juni 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Departemen Pendidikan Nasional;
2007), hal. 53. 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Op.Cit., hal. 48.
8 Ibid, hal. 49.
9 Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), hal. 7
Page 23
11
aturan atau formulasi yang jelas.10
Pengukuran sebagai suatu proses untuk
membuat kuantifikasi prestasi individu, kepribadiannya, sikapnya, kebiasaannya,
dan kecakapannya. Kuantifikasi tersebut dilandasi oleh fenomena yang dapat
diamati.11
Pengukuran dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan how much?
Pengukuran dapat menggunakan tes dan nontes. Pengukuran pendidikan dapat
pula bersifat kuantitatif atau kualitatif.
Pengukuran adalah pemberian angka terhadap kemampuan atau kinerja
tertentu pada peserta didik. Pengukuran bersifat kuantitatif. Pengukuran dapat
dilakukan melalui tes dan nontes. Tes memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
mempunyai soal, 2) dikerjakan di dalam ruangan/ kelas, 3) memiliki jawaban
yang benar dan salah. Tes dapat dilakukan secara tertulis, lisan, dan dalam bentuk
unjuk kerja. Sementara itu nontes tidak selalu memerlukan soal/tugas. Nontes
dapat dikerjakan di dalam atau di luar kelas dengan waktu yang dibutuhkan
relative lebih panjang. Nontes dinilai menggunakan rubrik penilaian.12
Terkait dengan pengertian tes, sebelumnya perlu diklarifikasi dulu bahwa
terdapat tes sebagai alat atau perangkat, dan ada testing (pengujian) yang
bermakna metode atau cara. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang
biasanya dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. Secara sederhana, pengujian
bermakna melaksanakan ujian atau suatu cara untuk meraih nilai tertentu pada
sebuah tes.
Evaluasi memiliki arti yang berbeda-beda bergantung kepada orang atau
lembaga yang mendefinisikan. Nitko dan Brookhart dalam Rasyid dan Mansur
mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berhubungan
dengan kinerja dan hasil karya peserta didik.13
Menurut Sukardi, evaluasi
merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar.14
Sementara itu evaluasi menurut Guba dan Lincoln (1988) dalam Wina Sanjaya
10 Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV. Wacana
Prima, 2009), hal. 9. 11 Ismet Basuki dan Hariyanto, Op. Cit., hal. 5 12
Ana Ratna Wulan, Penilaian Proses dan Hasil Belajar IPA, (FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung, 2013), hal. 1 13
Harun Rasyid dan Mansur, Lo. Cit., hal. 9. 14 Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 2.
Page 24
12
(2013) didefinisikan sebagai suatu proses memberikan pertimbangan mengenai
nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan itu
bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.15
Menurut Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee
on Evaluation) dari UCLA, Stark dan Thomas (1994), menyatakan bahwa
evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, anlisis,
dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan serta penyusunan program selanjutnya.16
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1 tertulis bahwa evaluasi dilakukan
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program
pendidikan.17
Evaluasi memiliki fungsi yang bervariasi didalam proses belajar mengajar,
yaitu: 1) sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang
guru; 2) untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar; 3) mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam
kegiatan belajar; 4) sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang
bersumber dari siswa; 5) sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar
siswa; 6) sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua
siswa.18
Makna evaluasi berdasarkan beberapa pendapat sebelumnya disimpulkan
bahwa, evaluasi dimaknai sebagai penilaian yang sistematik melalui proses
pengumpulan, analisis, dan penafsiran untuk menetapkan sampai sejauh mana
15 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2013), hal. 241 16 Eko Puto Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014), hal. 6 17
Ibid, hal. 1. 18 Sukardi,Op.Cit,. hal. 4.
Page 25
13
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seperti yang dinyatakan dalam
kurikulum. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan hasil penilaian yang
mencakup dimensi kemampuan, kreativitas, sikap, minat, dan keterampilan.
Melalui evaluasi akan didapatkan informasi mengenai apa yang telah dicapai dan
mana yang belum, dan selanjutnya informasi ini digunakan bagi pengelola
pendidikan untuk perbaikan dan peningkatan suatu program dan kualitas
pendidikan.
Hasil evaluasi dikomunikasikan berupa laporan kepada seluruh pemangku
kepentingan sehingga pihak-pihak tersebut tahu apa yang telah terjadi selama
pembelajaran yang baru berlalu, dan mengetahui serta merancang apa yang perlu
dipersiapkan agar pembelajaran di masa yang akan datang dapat berlangsung
lebih efektif. Tidak semua pencapaian hasil belajar dapat diukur menggunakan
alat evaluasi yang sama. Oleh karena itu sangat penting bagi para guru agar
ketika merencanakan kegiatan evaluasi, sebaiknya perlu mempertimbangkan
lebih dahulu fungsi dan karakteristik evaluasi manakah yang hendak dibuat untuk
para siswa. Jika evaluasi yang dibuat untuk mengetahui tingkat ketercapaian
siswa dari hasil proses belajar mengajar, maka instrumen evaluasi yang
digunakan pun harus dapat mengukur setiap ranah kognitif siswa baik dari
kognitif C1 hingga C6. Sehingga tingkat kognitif siswa dapat berkembang dan
meningkat. Evaluasi juga harus dilakukan secara kontinu agar dapat
menggambarkan kemampuan siswa yang dievaluasi.
b. Teori-Teori Pembelajaran sebagai Landasan Evaluasi
Teori teori pembelajaran bersumber dari teori atau aliran-aliran psikologi.
Teori pembelajaran muncul berdasarkan proses berpikir dan hasil berpikir peserta
didik. Menurut Wowo Sunaryo, proses berpikir merupakan urutan kejadian
mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks
ruang, waktu, dan media yang digunakan, serta menghasilkan suatu perubahan
terhadap objek yang memengaruhinya. Proses berpikir merupakan peristiwa
mencampur mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-
konsep persepsi-persepsi, dan pengalaman sebelumnya. Sedangkan hasil berpikir
merupakan susuatu yang dihasilkan melalui proses berpikir dan membawa atau
Page 26
14
mengarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Hasil berpikir dapat berupa ide,
gagasan penemuan, dan pemecahan masalah, keputusan, serta selanjutnya dapat
dikonkretisasi kearah perwujudan, baik berupa tindakan untuk mencapai tujuan
keilmuan tertentu.19
Banyak terdapat teori tentang pembelajaran, tetapi hanya ada tiga teori
pembelajaran yang menurut Shrock dan Coscarelli (1989) penting untuk menjadi
landasan evaluasi. Ketiga teori itu adalah teori taksonomi pembelajaran dari
Bloom, teori kemampuan belajar (learning capabilities) dari Gagne, dan teori
pajangan komponen dari (component display theory) dari Merrill.20
Ketiga teori
ini dicirikan oleh satu hal, yaitu adanya hirarki dari sejumlah konsep. Konsep
yang satu lebih tinggi dan membawahi konsep yang lain, atau suatu konsep
menjadi bagian dari konsep lain yang lebih tinggi. Namun, dalam penelitian ini
hanya akan membahas teori taksonomi pembelajaran dari Bloom yang saat ini
sudah direvisi oleh Krathwohl (2001).
Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari
taksonomi. Benyamin S. Bloom mengkosentrasikan pada domain kognitif,
sementara domain afektif dikembangkan oleh Krathwohl, dan domain psikomotor
dikembangkan oleh Simpson.21
1) Teori Taksonomi Tujuan Pembelajaran Bloom
Teori tersebut disampaikan dalam karya monumental Benjamin S. Bloom
(1956) berjudul Taxonomy of Educational Objectives, Handbook 1: Cognitive
Domain. Bloom membagi domain kognisi ke dalam enam tingkatan (level) yang
terdiri dari:
a) Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan,
definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, prinsip dasar, dan pengingatan
data serta informasi yang lain.
19 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir,(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 3. 20 Ismet Basuki dan Hariyanto , Op.Cit, hal. 12. 21 Hamzah B.Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), hal. 60.
Page 27
15
b) Pemahaman (Comprehension)
Siswa memahami makna, translasi, membuat interpolasi dan menafsirkan
pembelajaran dan dapat menyatakan masalah dengan bahasanya sendiri.
c) Aplikasi (Application)
Pada tingkat ini, siswa memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan,
prosedur, metode, rumus, teori, dan lain lain di dalam kondisi pembelajaran.
Siswa mampu menerapkan apa-apa yang dipelajari dalam kelas ke dalam
suatu situasi yang baru.
d) Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seorang siswa memiliki kemampuan untuk menerapkan
gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan lain-lain di dalam kondisi
pembelajaran. Siswa mampu menerapkan apa-apa yang dipelajari dalam
kelas ke dalam suatu situasi yang baru sama sekali di tempat kerja.
e) Sintesis (Synthesis)
Seorang siswa di tingkat sintesis akan mampu menjelaskan struktur atu pola
dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali
data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang
dibutuhkan. Siswa dapat menempatkan bagian-bagian bersama-sama
menjadi suatu keseluruhan, dengan penekanaan menciptakan makna baru
dari suatu struktur.
f) Evaluasi (Evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi,
gagasan, metodologi, prosedur kerja, dan lain-lain, dengan menggunakan
kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas
atau manfaatnya. Mampu membuat pertimbangan tentang nilai-nilai suatu
gagasan atau bahan-bahan kajian.
2) Taksonomi penilaian menurut Bloom yang direvisi
Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan
hirarki (tingkatan) tertentu.22
Taksonomi terdiri dari kelompok (taksa) dan
22 Wawo, Op.Cit., hal. 7.
Page 28
16
materi pelajaran yang diurutkan berdasarkan persamaan dan perbedaan,
prinsip atau dasar klasifikasi.
Merumuskan tujuan pembelajaran dan asesmennya perlu dipetakan jenis
tingkatan kemapuan yang dituju. Tujuan pembelajaran (yang juga merupakan
indikator hasil belajar) harus bersifat operasional dan dapat diukur. Untuk
keperluan tersebut diperlukan suatu framework yang menjadi acuan dalam
pembelajaran dan penilaian. Taksonomi bloom sudah lama dianut dalam
pendidikan di banyak Negara. Taksonomi bloom yang lama tersebut telah
mengalami revisi. Taksonomi Bloom baru memisahkan antara dimensi
pengetahuan (knowledge) dan dimensi proses kognitif (cognitive processes).23
Dalam taksonomi lama kedua dimensi tersebut menjadi satu yaitu kategori
pengetahuan.
Kemampuan mengevaluasi diturunkan levelnya menjadi C5 pada
taksonomi Bloom yang baru. Sementara itu kemampuan mensintesis naik
menjadi level C6 dan berganti nama menjadi “create” pada taksonomi Bloom
yang baru lebih tinggi bila dibandingkan dengan “sintesis” pada taksonomi
lama. Pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif juga mendapat
perhatian penting pada taksonomi Bloom yang baru.
Taksonomi Bloom yang baru memiliki empat dimensi pengetahuan,
yaitu: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural
dan pengetahuan metakognitif. Hal ini sangat memudahkan guru dalam
menyusun tujuan pembelajaran dan penyusunan alat evaluasi. Guru dapat
menggabungkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif dalam satu
tujuan pembelajaran. Guru dapat menggabungkan setiap dimensi pengetahuan
dengan masing-masing dimensi proses kognitif. Dengan demikian, guru dapat
membuat soal C-1 konseptual, C-1 prosedural, C-2 faktual, C-2 metakognitif,
dsb. Contohnya: guru dapat meminta peserta didik untuk menyebutkan cara
menggunakan alat yang benar (C1-prosedural), guru juga dapat meminta
23 Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning and
Teaching and Assessing: a Revision of Taxonomy of Educational Objectives, (David
McKay Company, Inc.: New York, 1956), hal. 39
Page 29
17
siswa untuk menjelaskan alasan mengapa alat tertentu harus dioperasikan
dengan cara tertentu (C2- prosedural), dan seterusnya. Tabel taksonomi
Bloom yang terevisi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Taksonomi Bloom terevisi
Taksonomi Bloom terevisi
Dimensi pengetahuan Dimensi proses kognitif
1. Pengetahuan Faktual
a. Pengetahuan terminologi
b. Pengetahuan
metakognitif bagian
detail dan unsur-unsur
2. Pengetahuan Konseptual
a. Pengetahuan mengenai
klasifikasi dan katagori
b. Pengetahuan mengenai
prinsip dan generalisasi
c. Pengetahuan mengenai
teori, model dan struktur
3. Pengetahuan Procedural
a. Pengetahuan mengenai
keterampilan khusus
yang berhubungan
dengan suatu bidang
tertentu dan pengetahuan
algoritme
b. Pengetahuan teknik dan
metode
c. Pengetahuan mengenai
kriteria penggunaan suatu
prosedur
C.1 Mengingat (remember)
Mengenali (recognizing)
Mengingat (recalling)
C.2 Memahami (understand)
Menafsirkan (interpreting)
Memberi contoh (exemplifying)
Meringkas (Summarizing)
Menarik inferensi (inferring)
Membandingkan (comparing)
Menjelaskan (explaining)
C.3 Mengaplikasikan (apply)
Menjalankan (executing)
Mengimplementasikan
(implementing)
C.4 Menganalisis (analyze)
Menguraikan (differentiating)
Mengorganisir (organisazing)
Menemukan makna tersirat
(attributing)
C.5 Evaluasi (Evaluate)
Page 30
18
4. Pengetahuan Metakognitif
a. pengetahuan strategi
b. pengetahuan tentang
operasi kognitif
c. pengetahuan diri sendiri
Memeriksa (checking)
Mengkritik (Critiquing)
C.6 Mencipta (Create)
Merumuskan (generating)
Merencanakan (planning)
Memproduksi (producing)
Sumber: Anderson and Krathwohl, 2001
Tabel 2.1 menunjukkan terdapat empat jenis unsur dimensi pengetahuan
yaitu, pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan
pengetahuan metakognitif. Pengetahuan faktual berisikan unsur-unsur dasar yang
harus dimiliki siswa ketika mempelajari suatu ilmu pengetahuan. Pengetahuan
faktual terdiri atas pengetahuan terminologi serta pengetahun tentang detail dan
unsur-unsur yang spesifik. Pengetahuan terminologi melingkupi pengetahuan
tentang istilah-istilah tertentu seperti bagian-bagian sel, simbol-simbol dan kosa
kata. Pengetahuan tentang detail dan unsur-unsur yang spesifik merupakan
pengetahuan tentang hal-hal yang fakta melalui suatu peristiwa, gambar, data,
lokasi, sumber informasi dan lain sebagainya.
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang prinsip, hukum,
klasifikasi, hubungan antara teori, model dan struktur. Contoh pengetahuan
konseptual misalnya teori evolusi, model-model genetika dan lain sebagainya.
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu.
Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang keterampilan, teknik, metode
serta kriteria penggunaan suatu prosedur. Siswa dituntut untuk mengetahui
beragam proses dan strategi untuk menyelesaikan masalah. Siswa harus
mengetahui kapan menggunakan prosedur yang tepat. Menyelesaikan persamaan
dan menggunakan rumus-rumus fisika juga termasuk pengetahuan prosedural.
Page 31
19
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi secara umum,
kesadaran dan kognisi diri sendiri.24
3. Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan.25
Menurut Prosedur Operasional Standar (POS)
Ujian Nasional 2015, Ujian Nasional (UN) adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian pencapaian standar kompetensi lulusan SMP/ MTs, SMPLB, SMA/
MA/ SMAK/ SMTK, SMALB, SMK/ MAK secara nasional meliputi mata
pelajaran tertentu.26
Berkaitan dengan mutu pendidikan, UN hanya melakukan evaluasi terhadap
peserta didik. Pemerintah menggunakan ujian nasional (UN) sebagai instrumen
evaluasi hasil pembelajaran. Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.27
Ujian ini bertujuan untuk mengukur kompetensi lulusan
pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk
pemetaan mutu pendidikan, seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,
sebagai penentuan kelulusan siswa, serta intervensi kebijakan.
Evaluasi yang berbentuk ujian akhir di jenjang pendidikan dasar dan
menengah telah mengalami banyak perubahan. Pada tahun 1965 evaluasi ini
bernama ujian negara, kemudian berubah sistem menjadi ujian sekolah pada
tahun 1972. Tahun 1980 sistem ini dirubah menjadi Evaluasi Belajar Tahap
24 Lorin W. Anderson dan David Krathwohl, Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, (Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2010), hal. 82. 25
Himpunan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
Op.Cit., hal. 54. 26
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Prosedur Operasional Standar
Penyelenggaran Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2014/2015,( Nomor 0031/ P/
BSNP/III/2015), hal. 2. 27 Erika Sandrayani, dan Budi Murtiyasa, Pemetaan Soal-Sola Ujian Nasional
Matematika SMP/MTs (Analisis Validitas Isi dan Aspek Kognitif), (FKIP UMS:
Surakarta, 2010), hal. 49
Page 32
20
Akhir, yang berlaku sampai tahun 2000. Tahun 2001 adalah awal
diberlakukannya Ujian Akhir Nasional atau UNAS. Hingga tahun 2005, sistem
evaluasi ini disempurnakan menjadi Ujian Nasional (UN) untuk jenjang
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA/MAK. Sedangkan untuk jenjang SD/MI ujian
nasional mulai diterapkan sejak 2008.28
Ujian Nasional merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
untuk menentukan standar mutu pendidikan, walaupun materi ujian nasional
hanya mengukur aspek kognitif dengan mata kajian terbatas pada yang diujikan
dan aspek lain sama sekali tidak tergambarkan. Lepas dari berbagai keterbatasan
dan kelemahan ujian nasional, melalui ujian nasional pemerintah memiliki
kepentingan untuk mengetahui kemampuan lulusan pendidikan dan berbagai
jenjang dalam bidang kajian tertentu sebagai indikator keberhasilan sistem
pendidikan dan kemampuan siswa dalam mata ujian.
Ujian Nasional tahun 2015 terdapat perbedaan, yaitu adanya indeks integritas
ujian nasional atau disingkat menjadi IIUN. Menurut kementerian pendidikan
hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai kejujuran dalam pelaksanaan ujian
nasional 2015. Hasil ujian nasional 2015, menteri pendidikan Anies Baswedan
menyebutkan tujuh provinsi yang memiliki nilai indeks integritas ujian nasional
tertinggi yaitu DI Yogyakarta, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Bengkulu,
Kepulauan Riau, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).29
Pengumuman
hasil IIUN ini akan terus berlanjut untuk kedepan dengan tujuan untuk
menciptakan ekosistem pendidikan yang baik dan bermoral. Ringkasan hasil UN
yang dicapai siswa tingkat SMP tahun 2010 hingga 2015 dapat dilihat pada
Gambar 2.1 dan Tabel 2.2.
28 Lulu Choirun Nisa, Pemetaan Hasil Ujian Nasional Tahun 2013 Mata
Pelajaran Matematika Madrasah Aliyah di Kota Semarang, (Jurnal Pendidikan MIPA
Phenomenon: Semarang, 2011), hal. 6 29 Yulianto Sri Utomo, Kemendikbud Umumkan Tujuh Provinsi dengan Indeks
Integritas Tertinggi dalam UN 2015, (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/4194).
Page 33
21
Gambar 2.1 Statistik hasil Ujian Nasional jenjang SMP/ MTs/ Terbuka
Negeri dan Swasta
Tabel 2.2 Ringkasan Hasil Ujian Nasional (UN) 2014-2015
2014 2015 Naik/
Turun
Nasional Sekolah Peserta Rerata Sekolah Peserta Rerata
Negeri &
Swasta
18.452 1.632.671 61,00 19.215 1.661.832 61,29 0,29
Negeri 6.455 1.026.008 61,50 6.687 1.059.962 62,64 1,14
Swasta 11.997 606.663 60,20 12.528 601.870 58,91 1,29
Ringkasan data pada Tabel 2.2, menunjukkan bahwa hasil kelulusan siswa
terus meningkat di tiap tahun. Soal-Soal Ujian Nasional pun sudah mencapai level
kognitif Evaluasi (C5). Adapun materi Biologi pada Ujian Nasional IPA jenjang
SMP dapat dilihat pada tabel kisi-kisi (Tabel 2.3).
Tabel 2.3 Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional IPA Materi Biologi SMP/MTs
2015
Level Kognitif Makhluk Hidup dan Lingkungannya Struktur dan Fungsi Makhluk Hidup
Pengetahuan
-Mengidentifikasi
-Mendeskripsikan
Siswa mampu memahami dan
menguasai konsep:
- Gejala alam biotik dan abiotik
- Ciri-ciri/karakteristik makhluk hidup
Siswa mampu memahami dan menguasai
konsep:
- Sistem gerak pada manusia
- Sistem pencernaan manusia
7.2
7.25
7.3
7.35
7.4
7.45
7.5
7.55
7.6
2010 2011 2012
Hasil Ujian Nasional Jenjang SMP/ MTs/ Terbuka
Negeri dan Swasta
Page 34
22
-Mengklasifikasi
-Menunjukkan
-Menjelaskan
-Menentukan
- Keragaman pada sistem organisasi
kehidupan
- Interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungan
- Sistem peredaran darah
- Sistem pernafasan
- Sistem ekskresi
- Sistem reprodusi manusia
- Jaringan tumbuhan
- Kelangsungan hidup organisme melalui
kemampuan bereproduksi
Aplikasi
-Memberi contoh
-Menyimpulkan
-Menerapkan
-Menghubungkan
-Memprediksi
-Membandingkan
Siswa mampu mengaplikasikan
pengetahuan dan pemahaman tentang:
- Interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungan
- Kepadatan populasi manusia
- Pencemaran lingkungan
- Alat untuk mengenal gejala-gejala
kehidupan
- Prosedur pengklasifikasian makhluk
hidup
Siswa mampu mengaplikasikan
pengetahuan dan pemahaman tentang:
- Faktor-faktor yang berpengaruh pada
sistem gerak
- Percobaan dalam sistem pencernaan
- Mekanisme peredaran darah
- Percobaan sistem pernapasan
- Menjaga kesehatan sistem ekskresi
- Kelainan dan penyakit pada sistem
reproduksi manusia
- Keterkaitan struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan
- Percobaan fotosintesis
- Kelangsungan hidup organisme melalui
kemampuan bereproduksi
Penalaran
-Menganalisis
-Mensintesis
-Mengevaluasi
-Menilai
-Mempertimbangkan
-Memecahkan masalah
-Memberi argumen
Siswa mampu menggunakan nalar
dalam mengkaji:
- Pengelolaan lingkungan untuk
mengatasi pencemaran dan
kerusakan lingkungan
- Dampak interaksi makluk hidup dan
lingkungannya
- Pengaruh kepadatan populasi manusia
pada makhluk hidup dan
lingkungannya
Siswa mampu menggunakan nalar dalam
mengkaji:
- Keterkaitan antara sistem organ pada
manusia
- Keterkaitan antara struktur dan fungsi
jaringan pada tumbuhan
- Pola hidup sehat
- Manfaat perkembangbiakan tumbuhan
dan hewan untuk kesejahteraan
manusia
- Percobaan fotosintesis
4. TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) adalah studi
Internasional tentang prestasi matematika dan sains siswa sekolah lanjutan
tingkat pertama. Studi ini dikoordinasikan oleh IEA (The International
Association for the Evaluation of Educational Achievement) yang berkedudukan
di Amsterdam, Belanda.30
IEA merupakan institusi penelitian Internasional yang
30
Margaret Wu, A Comparison of PISA and TIMSS 2003 Achievement Results in
Mathematics and Science, (Unimelb: Melbourne, 2003), hal. 3.
Page 35
23
bekerja sama dengan institusi penelitian nasional dan agensi kepemerintahan
sejak tahun 1959.
The International Association for the Evaluation of Educational Achievement
(IEA) merupakan pionir dari perbandingan penilaian pendidikan internasional
yang dicapai di tahun 1960. Dari sekian banyak studi internasional, ada tiga
studi utama yang disebut-sebut sebagai instrumen untuk menguji kompetensi
global saat ini sehingga diketahui kesiapan siswa bersaing di dunia global.
Mengingat pentingnya studi tersebut, Indonesia juga telah mengikutsertakan
siswa-siswinya dalam jumlah yang cukup banyak sesuai dengan ketentuan
penyelenggara studi. Ketiganya adalah PIRLS, TIMSS, dan PISA. TIMSS
merupakan studi yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali, yaitu pada
tahun 1995, 1999, 2003, 2007, 2011, 2015 dan seterusnya. Pada penilaian
TIMSS 2015 mencakup alat ukur dari tahun tahun sebelumnya. Indonesia mulai
sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 1999.
Sebanyak 38 negara berpartisipasi sebagai peserta di tahun 1999, sedangkan
pada tahun 2003 meningkat menjadi 46 negara dan pada tahun 2007 bertmbah
menjadi 49 negara hingga saat ini sebanyak 70 negara yang berpartisipasi di
TIMSS 2015.
Tujuan TIMSS adalah untuk mengukur prestasi matematika dan sains siswa
kelas VIII di negara-negara peserta, mengetahui tingkat pencapaian siswa
berbagai negara dunia sekaligus memperoleh informasi yang bermanfaat tentang
konteks pendidikan matematika dan IPA. TIMSS merekapitulasi kinerja peserta
didik pada berbagai macam tes yang dirancang untuk mengukur seberapa luas
kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam, seperti halnya pada proses
kognitif dalam pengetahuan, penerapan, dan penalaran. Bagi Indonesia, manfaat
yang dapat diperoleh antara lain adalah untuk mengetahui posisi prestasi siswa
Indonesia bila dibandingkan dengan prestasi siswa di negara lain dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Karena itu, hasil studi ini diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan untuk peningkatan
mutu pendidikan.
Page 36
24
Dasar penilaian prestasi matematika dan sains dalam TIMSS dikategorikan ke
dalam dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif. Distribusi
dimensi pengetahuan sains antara lain terdiri dari Biologi sebanyak 35%, Kimia
sebanyak 20%, Fisika sebanyak 25%, dan Ilmu Bumi sebanyak 20%. Distribusi
dimensi kognitif Sains pada eighth grade (8th
Grade) yaitu pengetahuan
sebanyak 35%, penerapan sebanyak 35% dan penalaran 30%.31
TIMSS
melaporkan empat poin indikator pencapaian yang mendekati standar
internasional, adapun indikatornya dapat dilihat di Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Indikator TIMSS berdasarkan Standar Internasional
No Standar Internasional Indikator
1 Advanced International
Benchmark (625)
Peserta didik mengkomunikasikan
konsep pengetahuan IPA yang
kompleks dan abstrak.
2 High International Benchmark
(550)
Peserta didik mendemonstrasikan
pemahaman konsep yang berkaitan
dengan siklus sains, sistem dan
prinsip-prinsipnya
3 Intermediete International
Benchmark (450)
Peserta didik mengaplikasikan
pemahamannya tentang teori dan
konsep dasar sains dalam berbagai
konteks.
4 Low International Benchmark
(400)
Peserta didik mengenal beberapa
fakta dasar mengenai kahidupan dan
wujud sains.
Hasil TIMSS Science 2011 menunjukkan performa terbaik diraih oleh
Singapura, Teipei-China, Korea, Jepang, dan Finlandia.32
Berdasarkan
31
Martin Michael O., Ina V.S. Mullis, Pierre Foy and Gabrielle M. Stanco,
TIMSS 2011 International Results in Science, (International Association for the
Evaluation of Educational Achievement: Amsterdam, 2012), hal. 6. 32
Ibid, hal. 7.
Page 37
25
perbandingan hasil data TIMSS Science di tahun 1995 hingga 2011, terdapat
sebelas negara yang mengalami peningkatan yaitu; Chile, Hongkong, Iran,
Jepang, Korea, Lithuania, Russia, Singapore, Slovenia, Tunisia, dan United
States.33
Sedangkan Indonesia berada pada peringkat ke 40 dari 42 negara dengan
skor 406.34
Indonesia mengalami penurunan skor bila dibandingkan dengan hasil
skor sains di TIMSS 2007 (Lihat Tabel 2.5).
Indonesia tidak lagi berpartisipasi dalam TIMSS 2015 untuk katagori 8th
grade (setara dengan siswa SMP kelas 2 atau 3), tetapi hanya berpartisipasi
dalam katagori 4th
grade (setara dengan kelas 5 SD).35
Populasi dalam studi ini
adalah seluruh siswa kelas VIII sekolah lanjutan tingkat pertama di Indonesia.
Penentuan sampel dilakukan berdasarkan tiga strata, yaitu jenis sekolah
(SMP/MTs), status sekolah (negeri/swasta), dan performance sekolah (baik/
sedang/ kurang). Secara keseluruhan, sebanyak 150 SMP/MTs negeri dan swasta,
dengan kategori baik, sedang, dan kurang, terpilih sebagai sampel. Sejumlah
5.848, 5.762, dan 5.648 siswa berpartisipasi di setiap tahun putaran studi.
Tabel 2.5 Peringkat dan Skor Indonesia berdasarkan Hasil TIMSS
Tahun
Studi
Mata
Pelajaran
Skor Rata-Rata Peringkat
Indonesia
Jumlah Negara
Peserta Studi Indonesia Internasional
1999 Matematika 403 500 34 38
Sains 435 500 32
2003 Matematika 411 500 35 46
Sains 420 500 37
2007 Matematika 397 500 36 49
Sains 427 500 35
2011 Matematika 386 500 38 42
Sains 406 500 40
Sumber: http://litbang.kemendikbud.go.id/ -international-timss, 2011
33
Ibid, hal. 8. 34
Ibid, hal. 40. 35
Perkins Robert, Judy H. Tang, Highlights from TIMSS and TIMSS Advanced
2015, (National Center for Education Statistic: United States, 2016), hal. 3.
Page 38
26
Hasil analisis kemampuan IPA (Sains) peserta didik SMP se Indonesia
menurut Benchmark Internasional TIMSS 2011 menunjukkan capaian rata-rata
kemampuan IPA peserta didik SMP di Indonesia secara umum berada pada level
rendah (54%) dan di bawah median internasional (79%). Dengan capaian tersebut,
rata-rata peserta didik di Indonesia hanya mampu mendemonstrasikan dari
beberapa ilmu Biologi. Perolehan kemampuan IPA peserta didik di Indonesia
berada di bawah capaian peserta didik setingkat di beberapa negara Asia
(Singapura, China, Taipei, Republik Korea, Jepang, Malaysia, Thailand).36
5. PISA (Programme for International Student Assessment)
Programme for International Student Assessment (PISA) merupakan program
internasional dari Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca, sains dan
matematika anak usia 15 tahun yang telah siswa pelajari di sekolah dan
menerapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari.37
Program ini juga menggunakan
angket untuk mendapatkan informasi terkait sikap siswa untuk belajar serta
kondisi sekolah. Survei ini dilakukan pertama kali di tahun 2000, dan sejak saat
itu terus berkelanjutan setiap tiga tahun sekali. PISA telah mengases kemampuan
matematika siswa usia 15 tahun dari berbagai negara di dunia. PISA mengukur
kemampuan siswa pada akhir usia wajib belajar untuk mengetahui kesiapan siswa
menghadapi tantangan masyarakat pengetahuan (knowledge society). Penilaian
yang dilakukan dalam PISA berorientasi ke masa depan, yaitu menguji
kemampuan anak muda untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan
mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan nyata, tidak hanya mengukur
kemampuan yang dicantumkan dalam kurikulum sekolah.
Aspek membaca bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami bacaan (understanding), menggunakan (using), dan mengidentifikasi
(identifying) informasi yang ada di dalam bacaan, dan merefleksi serta
36 Laporan TIMSS 2011, Profil Kemampuan IPA Peserta Didik Indonesia
Menurut Benchmark Internasional, 2011, hal. 1. 37 Kaye Stacey, The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia , (Vol. 2,
No. 2, 2011), hal. 95.
Page 39
27
mengevaluasi bacaan (reflecting on written text).38
Aspek IPA bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masalah dalam rangka
memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta menggunakan pengetahuannya
untuk memahami berbagai fenomen alam dan perubahan yang terjadi pada
lingkungan kehidupan. Aspek matematika bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengidentifikasi, memahami, dan menggunakan dasar-
dasar matematika yang diperlukan siswa dalam menghadapi kehidupan sehari-
hari.
Organisation for Economic Co-operation and Development mengidentifikasi
dasar keutamaan dari PISA yaitu: Pertama, memiliki tujuan umum untuk
memberikan informasi tentang pendidikan dan prakteknya. Kedua, konsep PISA
yaitu literasi. Ketiga, PISA relevan terhadap pembelajaran jangka panjang
sehingga penilaiannya dapat menjadi perbaikan motivasi untuk belajar, tingkah
laku dalam pembelajaran, serta strategi pembelajaran. Keempat, PISA sifatnya
beraturan (regular) artinya memungkinkan negara-negara untuk memonitor
kemajuan dalam hasil pendidikan melalui ketercapaian penilaiannya selama tiap
tiga tahun. Kelima, sebagai alat ukur karakter siswa dan sekolah dengan harapan
untuk menggali tujuan utama dari pendidikan sukses. Keenam, Luas artinya PISA
diikuti lebih dari 60 negara yang berpartisipasi.39
Hasil survei PISA selama ini di Tahun 2000, 2003, 2006, 2009 hingga 2015
fokus kepada reading, matematika dan IPA dan pola ini akan terus berkelanjutan.
Dalam setiap siklus terdapat salah satu topik diantara ketiga topik tersebut yang
menjadi domain penilaian mayoritas (Tabel 2.6).
Tabel 2.6. Domain Kognitif Penilaian PISA
Assessment 2000 2003 2006 2009 2012 2015
Reading Major Minor Minor Major Minor Minor
Mathematika Minor Major Minor Minor Major Minor
Sains Minor Minor Major Minor Minor Major
38 Bahrul Hayat dan Suhendra Yusuf, Benchmark Internasional Mutu
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal.10. 39
Kaye Stacey, Mathematical and Scientific Literacy Around The World, (Journal of
Science and Mathematics Education in Southeast Asia, Vol. 33, No.1, 2010), hal. 1.
Page 40
28
Lainnya Problem
solving
Problem
solving
Epistemik
Computer
based begins
Sains Electronic
reading
Matematika
(Sumber: Draft PISA Science Framework, 2015)
Penelitian PISA pada tahun 2000 difokuskan kepada kemampuan membaca
peserta didik, sementara dua aspek lainnya menjadi pendaping. Pada tahun 2003
aspek matematika yang menjadi focus utama kemudian diteruskan aspek IPA
pada tahun 2006 begitupun seterusnya berganti secara berkala hingga tahun 2015.
Programme for International Student Assessment juga mengembangkan
penilaian lainnya. Seperti saat ini PISA mengukur keahlian Teknologi Informasi
dan Komunikasi (Information and Communication Skill) dan menilai keterbacaan
dari teks elektronik. Sejak penilaian sains di 2006, Penilaian berbasis komputer
(Computer-based Assessment) juga digunakan untuk mendukung rentangan yang
lebih luas dan interaktif. PISA juga mengadakan tes dari problem solving, dan
diadaakan kembali di Tahun 2012.
Gambar 2.5 Aspek Saintifik Literasi PISA 201540
40
OECD, PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading,
Mathematic, and Financial Literacy, (OECD Publishing: Paris, 2016), hal. 24).
Konteks:
Personal
Lokal/ National
Global
Pengetahuan:
Konten
Prosedural
Epistemik
Kompetensi:
Menjelaskan fenomena
secara saintifik
Evaluasi dan desain
saintifik inkuiri
Intepretasi data dan
bukti saitifik
Sikap:
Ketertarikan
dengan sains
Peduli
lingkungan
diperlukan untuk
menampilkan
dipengaruhi oleh
Page 41
29
Aspek saintifik literasi PISA 2015 antara lain: (1) Konteks, yaitu berupa isu-
isu global, pemahaman sains dan teknologi; (2) Pengetahuan, yaitu pemahaman
fakta, konsep, penjelasan teori dan ilmu-ilmu dasar IPA; (3) Kompetensi, yaitu
kemampuan dalam menjelaskan fenomena sains, mengevaluasi, interpretasi data
dan mampu menunjukkan bukti ilmiah; (4) Sikap, Menerapkan perilaku ilmiah
dan persepsi kepedulian terhadap isu lingkungan. Hubungan antara keempat aspek
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Tes PISA terdiri atas pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda (multiple choice)
dan pertanyaan-pertanyaan gagasan (constructed response questions). Pada
matematika dan sains, item tesnya dikelompokkan ke dalam unit-unit yang
dimulai dengan deskripsi situasi atau masalah di dunia nyata yang dimasukkan
berupa informasi didalam teks, gambar, grafik, tabel dan lain-lain. Item sains
biasanya dimulai dengan artikel berita yang sederhana, misalnya tentang
membunuh parasit menggunakan profil DNA dari sampel darah si pelaku
kejahatan. Peserta didik ditanya untuk memilih definisi yang benar dari DNA
pada format pilihan ganda, dan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan tersebut
tentang si pelaku yang dapat dijawab dengan bukti-bukti saintifik. Contoh lainnya
seperti tentang malaria, terdapat teks yang berisi tentang keseriusan dari penyakit
malaria, dan siklus hidup parasit malaria dalam bentuk kata-kata dan gambar.
Peserta didik diharuskan untuk mengkatagorikan metode-metode pencegahan
penyebaran malaria berdasarkan dari siklus hidup parasitnya. Contoh soal dari tes
PISA 2015 dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.7 Soal PISA 2015
TUMOR
Didunia ini banyak sekali macam penyakit yang bisa menjangkiti tubuh kita.
Ada yang tidak berbahaya dan ada juga yang berbahaya. Seperti penyakit
tumor, penyebab timbulnya penyakit itu pun juga bermacam-macam ada yang
karena akibat pola hidup kita yang tidak baik ada dari virus dan ada pula yang
datang menjangkit karena faktor keturunan. Jika kita tidak jeli, maka kita
tidak akan tahu berapa lama penyakit itu menjangkit tubuh kita.
Pertanyaan 20.1 TUMOR
Page 42
30
Manakah di antara penyakit berikut yang dapat diobati dengan menggunakan
radioterapi? Lingkari Ya atau Tidak.
Penyakit yang dapat diobati
dengan menggunakan radioterapi
Ya/ Tidak
1. Diabetes Ya/ Tidak
2. Tumor Ya/ Tidak
3. Kanker Ya/ Tidak
Sumber: Tes Ilmu Pengetahuan Alam PISA 2015, Pusat Penilaian Pendidikan.
Banyak butir soal PISA diamankan sehingga soal tersebut dapat digunakan
kembali tiap pemerintah untuk memonitoring kemajuan sistem pendidikan. Skor
PISA dilampirkan dalam bentuk skala yang dibagikan menjadi level-level,
dimulai dari level 1 dengan pertanyaan-pertanyaan kemampuan dasar hingga
kemampuan tingkat tinggi. Berdasarkan tuntutan kognitifnya, PISA 2015
framework mengakategorikan menjadi tiga tingkat yaitu; Low, peserta didik
mengulang kembali fakta, prinsip atau konsep atau poin informasi dari grafik atau
tabel. Medium, peserta didik mengaplikasikan pengetahuan konsep untuk
menjelaskan fenomena , mengorganisir data, dan intepretasi data dan grafik. High,
menganalisis informasi yang kompleks atau data, mensintesis atau mengevaluasi
bukti, alasan dari berbagai sumber, mengembangkan cara untuk menyelesaikan
masalah.41
Kunci konsep dalam penilaian PISA adalah bagaimana peserta didik dapat
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari di sekolah
untuk menghadapi tantangan atau problema dunia nyata melalui literasi, dalam
bacaan (reading), sains dan matematika. Konsep literasi saintifik dalam penilaian
PISA tahun 2015 adalah kembali kepada pengetahuan sains dan teknologi sains
(knowledge of science and science-based technology). Saintifik literasi tidak
hanya mengharuskan pengetahuan konsep dan teori sains tetapi juga pengetahuan
41
OECD, PISA 2015: Draft Science Framework, (OECD Publishing: Paris
2013), hal. 42.
Page 43
31
tentang prosedur dan praktik yang berhubungan dengan saintifik inquiri dan
bagaimana memungkinkan sains untuk maju.
Saintik literasi PISA 2015 dapat didefinisikan menjadi tiga kompetensi, yaitu:
pertama, menjelaskan fenomena secara saintifik, diantaranya mengenali,
berpendapat dan mengevaluasi penjelasan terkait alam dan fenomena teknologi.
Kedua, mengevaluasi dan merencanakan saintifik inquiri diantaranya
mendeskripsikan dan menaksir investigasi saintifik dan mengajukan rumusan
pertanyaan secara saintifik. Ketiga, interpretasi data dan menunjukkan fakta-
fakta secara saintifik diantaranya menganalisis dan mengevaluasi data,
menggugat dan berpendapat dalam berbagai representasi serta memberikan
kesimpulan yang tepat secara saintifik.
Keseluruhan kompetensi saintifik literasi PISA 2015 membutuhkan
pengetahuan. Menjelaskan saintifik dan fenomena teknologi, semisal menuntut
pengetahuan konten sains dalam hal ini dikenal dengan content knowledge.
Mengenali dan mengidentifikasi karakteristik saintifik inquiri membutuhkan
pengetahuan tentang standar prosedur yang menjadi dasar dari berbagai macam
cara dan praktis yang digunakan untuk membangun pengetahuan saintifik yaitu
pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Kompetensi terakhir
membutuhkan pengetahuan epistemik (epistemic knowledge), yaitu pengetahuan
tentang alasan dasar praktik-praktik saintifik inquiri yang lazim terjadi, status
dari gugatan pengetahuan yang dihasilkan, dan arti dari istilah-istilah dasar
seperti teori, hipotesis, dan data. Yang termasuk pengetahuan epistemik antara
lain yaitu memahami kegunaan dari rumusan pertanyaan, observasi, teori,
hipotesis, model, dan berargumen dalam sains, dan mengenali berbagai bentuk
saintifik inquiri. Sebagai contoh, peserta didik akan mengidentifikasi kesimpulan
yang diambil dari data, atau membuktikan hipotesis yang mendukung dari soal
dan menjelaskan mengapa.42
Pengetahuan prosedural dan pengetahuan epistemik
sangat penting untuk diidentifikasi melalui pertanyaan-pertanyaan saintifik
inquiri. Distribusi soal PISA Science 2015 dapat dilihat pada tabel 2.7.
42
OECD, Op.Cit., hal.28.
Page 44
32
Tabel 2.7 Persentase Distribusi Soal PISA Science 2015 43
Sistem
Jenis
Pengetahuan
Fisika Makhluk Hidup Bumi dan Angkasa Total
Konten 20-24% 20-24% 14-18% 54-66%
Prosedural 7-11% 7-11% 5-9% 19-31%
Epistemik 4-8% 4-8% 2-6% 10-22%
Total 36% 36% 28% 100%
Seluruh negara anggota OECD berpartisipasi pada survey PISA di tahun 2000
hingga 2006. Terdapat 43 negara mengambil bagian di PISA 2000 dan sebanyak
75 negara di survey tahun 2009. Sejak PISA dimulai di OECD, negara-negara
wilayah Asia (Jepang, Korea, Autralia dan New Zealand) mulai berpartisipasi
menjadi anggota OECD sejak tahun 2000. Kemudian partisipasi negara-negara
Asia lainnya juga semakin bertambah. Di penilaian tahun 2009, Indonesia,
Thailand, Singapore, Teipei China, Hongkong, Shanghai, dan Macao juga ikut
berpartisipasi.
Sekolah-sekolah di setiap negara secara random diseleksi oleh kontaktor
internasional untuk berpartisipasi di PISA. Di sekolah-sekolah tersebut, tes
diberikan kepada siswa berumur antara 15 tahun 3 bulan hingga 16 tahun 2 bulan
secara random sampling. Terdapat berbagai sistem sampling yang berakibat pada
hasil, dan perlu pertimbangan terutama ketika membandingkan hasil dari berbagai
negara, atau ketika membandingkan hasil TIMSS dan PISA. Survey PISA
memilih peserta didik berdasarkan umur, berbeda dengan survey TIMSS yang
menggunakan sampling berdasarkan level tingkatan kelasnya. Usia dan tingkatan
di sekolah berakibat pada hasil yang dimiliki siswa dan juga perbedaan metode
pengambilan sampel menjadi salah satu alasan perbedaan rangking yang
dihasilkan. Hal ini relevan ketika membandingkan hasil di TIMSS dan PISA di
Indonesia. Siswa usia 15 tahun di beberapa daerah membutuhkan waktu yang
43
Ibid, hal. 29.
Page 45
33
lebih lama di sekolah dibanding dengan daerah yang lain sehingga berbeda pula
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Hasil PISA, peringkat dan skor
Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Peringkat dan Skor Indonesia berdasarkan Hasil PISA
Tahun
Studi
Mata
Pelajaran
Skor Rata-Rata Peringkat
Indonesia
Jumlah Negara
Peserta Indonesia Internasional
2000 Membaca 371 500 39 41
Matematika 367 500 39
Sains 393 500 38
2003 Membaca 382 500 39 40
Matematika 360 500 38
Sains 395 500 38
2006
Membaca 393 500 48 57
Matematika 391 500 50
Sains 393 500 50
2009 Membaca 402 500 57 65
Matematika 371 500 61
Sains 383 500 60
2012 Membaca 375 496 65
Matematika 375 494
Sains 382 501 64
(Sumber: http://litbang.kemendikbud.go.id/ -international-pisa, 2012)
B. Hasil Penelitian yang Relavan
Beberapa penelitian telah menunjukkan domain kognitif dalam soal Ujian
Nasional. Erika Sandrayani, Budi Murtiyasa, dan Masduki dalam penelitiannya
yang berjudul Pemetaan Soal-Soal Ujian Nasional Matematika SMP/ MTs
menunjukkan bahwa Soal-soal UN mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs
tahun pelajaran 2009/2010 dan 2010/2011 tersebar merata baik dari aspek
kognitif menurut penilaian TIMSS 2011 maupun validitas isi terhadap
kurikulum nasional, akan tetapi untuk persentase perbandingan masing masing
aspek berbeda. Dalam kaitannya dengan aspek kognitif, soal-soal tersebut
Page 46
34
tersebar dalam tiga cognitive domains yang pertama yaitu Knowing
(pengetahuan), Applying (penerapan), dan Reasoning (penalaran). Dan dalam
aspek topik tersebar dalam empat topik, yaitu bilangan, aljabar, geometri dan
pengukuran, statistika dan peluang. Kelemahan soal-soal UN matematika tingkat
SMP/MTs tahun pelajaran 2009/2010 dan 2010/2011 terletak pada tingkat
kesulitan soal-soal itu sendiri. Soal-soal ini terlalu kontekstual, dengan
didominasi oleh aspek kognitif pengetahuan.44
Danny Ramadhan (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Perbandingan level Kognitif dan Keterampilan Proses Sains dalam Standar Isi
dan Soal Ujian Nasional menunjukkan bahwa level kognitif dalam standar isi
lebih dominan pada level C3 (menerapkan), sedangkan keterampilan proses
sains yang terukur sebesar 48% dari seluruh standar isi yang dianalisis.
Sedangkan level kognitif dalam soal UN lebih dominan pada C3 (menerapkan),
sedangkan keterampilan proses sains yang terukur sebesar 78% dari seluruh soal
UN yang dianalisis.45
Margareth Wu (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Using PISA and
TIMSS Mathematics Assessment to Identify the Relative Strengths of Students in
Western and Asian Countries menunjukkan bahwa negara-negara Barat lebih
unggul dalam tes PISA daripada TIMSS dikarenakan soal-soal TIMSS lebih
kepada diluar konteks matematika formal pada umumnya. Sementara negara
Eropa Timur dan Asia lebih unggul di tes TIMSS dibanding tes PISA.46
C. Kerangka Berpikir
Level kognitif adalah tingkatan pembelajaran yang berfokus pada bidang
pengetahuan dan keahlian intelektual. Berdasarkan taksonomi Bloom yang telah
direvisi Krathwohl dan Anderson, tingkatan taksonomi terdiri dari mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
44
Erika Sandayani dan Budi Murtiyasa, Op.Cit., hal. 1. 45
Danny Ramadhan, Analisis Perbandingan level Kognitif dan Keterampilan
Proses Sains dalam Standar Isi dan Soal Ujian Nasional, (Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika, 2013), hal.1. 46
Margaret Wu, Using PISA and TIMSS Mathematics Assessment to Identify the
Relative Strengths of Students in Western and Asian Countries, (Journal of Research in
Education Sciences, 2011), hal. 67.
Page 47
35
Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
menguji level kognitif siswa di Indonesia. Untuk membandingkan
perkembangan pendidikan Indonesia dengan negara-negara luar, Indonesia
mengikuti program evaluasi Internasional TIMSS dan PISA. Hasil UN dalam
empat tahun terakhir menunjukkan peningkatan dan mencapai 99,94% tingkat
kelulusan di tahun 2015. Sementara itu hasil TIMSS dan PISA menunjukkan
Indonesia berada di peringkat yang rendah. Hal ini membuktikan bahwa terdapat
kesenjangan antara soal UN dengan soal TIMSS dan PISA. Salah satunya adalah
level kognitif. Level kognitif dalam soal UN lebih rendah dibanding level
kognitif dalam soal TIMSS dan PISA. Terdapat sebab yang mempengaruhi level
kognitif dalam soal UN tidak dapat mencapai level kognitif dalam soal TIMSS
dan PISA yaitu diantaranya adalah siswa. Siswa Indonesia tidak terlatih dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menuntut penalaran kognitif,
logika, dan kemampuan analisanya.
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pembelajaran untuk lebih
mengembangkan dimensi kognitif siswa-siswa ke depan, yang ditindaklanjuti
dengan kegiatan asesmen dan evaluasi yang sesuai dan relevan. Dengan
demikian level kognitif dalam siswa mampu bernalar, logika dan memiliki
kemampuan dalam menganalisa.
Page 48
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Panelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga April tahun 2016. Untuk
pengambilan subjek penelitian uji soal peserta didik dilakukan di SMPN dan
MTsN Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan. Pemilihan sekolah dilakukan
secara purposive, karena tidak semua sekolah memiliki peluang yang sama untuk
dipilih sebagai subjek penelitian1. Daerah yang dipilih adalah wilayah Jakarta dan
Banten, karena Jakarta masih menduduki peringkat pertama dalam perolehan hasil
UN dan Banten menduduki peringkat yang rendah dalam perolehan hasil UN.
Dari kedua propinsi diambil perwakilan daerah yang terbaik yaitu Jakarta Selatan
dan Tangerang Selatan.
Sekolah yang dipilih sebagai sampel adalah sekolah yang memiliki peringkat
baik berdasarkan hasil UN di tahun 2013-2015. Maka, peneliti mengambil satu
SMPN dan MTsN di Jakarta Selatan serta satu SMPN dan MTsN di Tangerang
Selatan. sekolah yang dipilih yaitu SMPN 3 Tangerang Selatan, MTsN 2
Tangerang Selatan, SMP 41 Jakarta Selatan dan MTsN 3 Jakarta Selatan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
metode penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan mengenai suatu
fenomena atau kenyataan sosial berdasarkan data empiris, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenan dengan masalah dan unit yang
diteliti.2
Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara
fenomena yang sedang diselidiki dengan tujuan mendapatkan kesimpulan yang
diharapkan.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan ke 20,
(Alfabeta, 2014), hal. 85. 2
Muhammad Ali dan Muhammad Asori, Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), hal. 42.
Page 49
38
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian
deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi, atau pengubahan pada
variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.3
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk menuturkan
pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi dalam
penelitian deskriptif juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi.
Penelitian deskriptif juga bisa bersifat komperatif dan korelatif.4 Namun, dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif komparatif. Jenis penelitian
ini digunakan untuk mendeskripsikan pencapaian level kognitif siswa SMP pada
soal UN, TIMSS, dan PISA berdasarkan taksonomi Bloom terevisi. Setelah
memilih butir-butir soal dari soal UN, TIMSS, dan PISA 2015 melalui hasil
validasi soal, soal tersebut akan diujikan ke siswa SMP dan MTsN Negeri kelas
VIII. Hasil jawabannya dianalisis dengan persentase dan dideskripsikan per butir
soal untuk mengetahui perbandingan kemampuan level kognitif siswa pada tiga
jenis instrumen menggunakan taksonomi Bloom terevisi.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.5 Populasi dalam penelitian ini diambil
secara purposive yaitu diambil sekolah negeri dan MTs Negeri yang memiliki
tingkat predikat yang baik dalam memperoleh hasil UN di Jakarta Selatan dan
Tangerang Selatan. Berdasarkan data UN 2015 6, maka sekolah yang dijadikan
penelitian adalah SMPN 41 Jakarta Selatan, MTsN 3 Jakarta Selatan, SMPN 3
Tangerang Selatan dan MTsN II Tangerang Selatan.
3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. VII, hal. 72. 4 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), Cet. VI, hal. 44. 5 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), Cet. III, hal. 116. 6 Daftar Peringkat Sekolah Lengkap pada Lampiran 7, hal. 100.
Page 50
39
Sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu.7 Sampel uji soal UN, TIMSS dan PISA
2015 dipilih dua kelas dari masing-masing sekolah secara simple random
sampling dari siswa SMPN dan MTsN Kelas 9 atau setara dengan umur 15 tahun
secara Internasional.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data penelitian yang
akan dilakukan. Dalam penelitian ini, data penelitian dikumpulkan melalui data
primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini menggunakan teknik
tes yaitu soal-soal UN, TIMSS, dan PISA tahun 2015 diujikan ke siswa SMPN
dan MTsN kelas 9. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui teknik
wawancara dan dokumentasi.
1. Tes
Tes dilakukan untuk mengukur level kognitif siswa yang dicapai siswa. Tes
ini dilaksanakan dengan mengujikan soal UN Tahun 2015, TIMSS Tahun 2011,
dan PISA Tahun 2015 8
ke siswa SMPN dan MTsN kelas VIII. Setelah
mendapatkan hasil ujinya, jawaban siswa dianalisis per item soal menggunakan
tingkatan taksonomi Bloom terevisi kemudian di persentasekan untuk melihat
perbandingannya pada ketiga jenis soal.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan percakapan antara peneliti dengan informan.
Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh pengalaman dalam melakukan tes
TIMSS dan PISA serta informasi terkait hasil UN, TIMSS dan PISA yang telah
dilaksanakan di SMPN dan MTsN. Jenis wawancara yang digunakan adalah
wawancara tidak terstruktur, maksudnya dalam setiap wawancara peneliti tidak
menggunakan instrument terstandar atau pedoman wawancara yang bersifat baku.
Dengan pertimbangan peneliti ingin melakukan komunikasi secara langsung
dengan informan secara mendalam.
7 Nurul Zuriah, Op. Cit, hal. 119. 8 Lembar Soal pada Lampiran 10, hal. 141.
Page 51
40
3. Dokumentasi
Melalui metode dokumentasi ini peneliti mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa data Ujian Nasional 2010-2015, data TIMSS, data PISA,
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh,
mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden
yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.9 Berdasarkan teknik
pengumpulan data, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yang digunakan untuk uji level kognitif
siswa yaitu soal Ujian Nasional SMP tahun 2015, soal TIMSS 2011, dan soal
PISA tahun 2015. Komposisi butir soal Biologi PISA 2015, TIMSS 2011 dan UN
2015 terdapat pada Tabel 3.1 sampai Tabel 3.3.
Tabel 3.1 Komposisi Domain Konten Butir Soal Biologi PISA 2015
Sub Domain Cakupan Domain Jumlah Item
Biologi
Ruang lingkup biologi 2
Pengelompokan hewan dan interaksi 2
Populasi dan adaptasi 4
Pencemaran lingkungan 3
Pertumbuhan penduduk dan kualitas lingkungan 3
Peredaran darah 3
Pewarisan sifat 1
Pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi 5
Tabel 3.2 Komposisi Domain Konten Butir Soal Biologi TIMSS 2011
Sub Domain Cakupan Domain Jumlah Item
Biologi Sel dan fungsi sel 4
Siklus hidup, reproduksi dan hereditas 4
Keanekaragaman, adaptasi, dan seleksi alam 2
9 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), hal. 161.
Page 52
41
Kesehatan manusia 4
Ekosistem 8
Karakteristik, klasifikasi dan proses kehidupan
organisme
5
Tabel 3.3 Komposisi Domain Konten Butir Soal Biologi UN 2015
Sub Domain Cakupan Domain Jumlah Item
Biologi
Ciri dan pengelompokan makhluk hidup 2
Jaring makanan dan ekosistem 1
Pencemaran lingkungan 2
Populasi penduduk 1
Rangka manusia 1
Pertumbuhan dan perkembangan 1
Proses pencernaan manusia 1
Pernapasan 2
Peredaran darah 2
Ekskresi 1
Alat reproduksi 1
Alat indra 1
Proses fotosintesis 2
Adaptasi makhluk hidup dan seleksi alam 2
Pewarisan sifat 2
Penerapan bioteknologi 1
Soal-soal PISA 2015, TIMSS 2011 dan UN 2015 divalidasi ke siswa
sebelum melakukan penelitian. Berdasarkan hasil Anates V4 dihasilkan soal PISA
dari 23 butir soal yang valid adalah sebanyak 12 butir soal diantaranya 8 butir soal
pilihan ganda dan 4 butir soal uraian. Soal TIMSS Tahun 2011 bidang Biologi
yang dipublikasikan di TIMSS Released Items hanya 27 butir soal dan yang valid
adalah sebanyak 20 butir soal diantaranya 12 butir soal pilihan ganda dan 8 butir
Page 53
42
soal uraian. Soal UN bidang Biologi dari 23 butir soal pilihan ganda yang valid
adalah sebanyak 14 butir soal pilihan ganda.10
Jumlah soal PISA, TIMSS, dan UN yang telah divalidasi dihitung
persentasenya sesuai dengan dimensi pengetahuan dan proses kognitif. Pada
ketiga jenis soal tersebut memiliki level kognitif terbanyak di level kognitif
pemahaman dan pengetahuan konseptual (C2 P2). Hasil pembagian jumlah soal
sesuai dengan ranah kognitifnya dapat dilihat pada Tabel 3.5, 3.6, dan 3.7.
Tabel 3.5 Analisis Level Kognitif Soal PISA 2015
Dimensi
Pengetahuan
Dimensi Proses Kognitif dan Jumlah Butir Soal % Mengingat
(C1)
Memahami
(C2)
Aplikasi
(C3)
Analisis
(C4)
Evaluasi
(C5)
Mencipta
(C6)
Faktual (P1) 0 = 2 0 = 1 0 0 3 25%
Konseptual (P2) 0 = 4 0 = 2 0 0 6 50%
Prosedural (P3) 0 = 1 0 = 2 0 0 3 25%
Metakognitif (P4) 0 0 0 0 0 0 0 0%
0 7 0 5 0 0 12
% 0% 58% 0% 42% 0% 0% 100%
Tabel 3.6 Analisis Level Kognitif Soal TIMSS 2011
Dimensi
Pengetahuan
Dimensi Proses Kognitif dan Jumlah Butir Soal %
Mengingat
(C1)
Memahami
(C2)
Aplikasi
(C3)
Analisis
(C4)
Evaluasi
(C5)
Mencipta
(C6)
Faktual (P1) 0 = 4 = 1 = 3 = 2 0 10 50 %
Konseptual (P2) = 2 = 5 0 0 = 1 0 8 40%
Prosedural (P3) 0 = 2 0 0 0 0 2 10 %
Metakognitif (P4) 0 0 0 0 0 0 0 0%
2 11 1 3 3 0 20
% 10% 55% 5% 15% 15% 0% 100%
10
Hasil Anates V4 pada Lampiran 9, hal. 117.
Page 54
43
Tabel 3.7 Analisis Level Kognitif Soal UN 2015
Dimensi
Pengetahuan
Dimensi Proses Kognitif dan Jmlah Butir Soal %
Mangingat
(C1)
Memahami
(C2)
Aplikasi
(C3)
Analisis
(C4)
Evaluasi
(C5)
Mencipta
(C6)
Faktual (P1) = 3 = 4 0 = 1 0 0 8 57%
Konseptual (P2) 0 = 4 = 1 0 = 1 0 6 43%
Prosedural (P3) 0 0 0 0 0 0 0 0%
Metakognitif (P4) 0 0 0 0 0 0 0 0%
3 8 1 1 1 0 14
% 22% 57% 7% 7% 7% 0% 100%
Keterangan :
= Jumlah Soal
Instrumen nontes yang digunakan antara lain taksonomi Bloom terevisi dan
pedoman wawancara informal tidak terstruktur. Indikator taksonomi Bloom
terevisi digunakan sebagai instrumen analisis level kognitif dalam soal UN,
TIMSS, dan PISA.11
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis taksonomi. Seluruh
data siswa yang terkumpul, kemudian dikategorikan diolah secara deskriptif.
Adapun perhitungan persentasenya adalah sebagai berikut: Data yang diperoleh
dari mengukur level kognitif soal, kemudian dicari persentase tiap level
kognitifnya dengan menggunakan rumus:
P=
Keterangan:
F = frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi / banyaknya soal)
P = angka presentase12
11
Indikator Taksonomi Bloom Terevisi pada Lampiran 6, hal. 88. 12 Ngalim purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2008).
Page 55
44
Data yang dikumpul kemudian diidentifikasi, dipaparkan hingga
menemukan kesimpulan. Setelah data diverifikasi sekaligus dilakukan triangulasi
data yaitu menguji tingkat transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas
data. Untuk memperoleh data yang terpercaya maka langkahnya antara lain
dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi
(pengecekan data melalui berbagai sumber), diskusi, dan member check.13
13 Sugiyono, Op. Cit., hal. 365.
Page 56
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil analisis level kognitif peserta didik SMPN dan MTsN pada soal
PISA 2015, TIMSS 2011 dan UN 2015 secara umum tertera pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Persentase Level Kognitif Peserta didik SMPN dan MTsN pada
soal PISA 2015,TIMSS 2011 dan UN 2015
Dimensi
Soal
UN PISA TIMSS
MTsN SMPN MTsN SMPN MTsN SMPN
P1
C1 94 69 0 0 0 0
C2 78 72 60 55 85 65
C3 0 0 0 0 64 66
C4 84 72 48 57 58 22
C5 0 0 0 0 87 75
C6 0 0 0 0 0 0
P2
C1 0 0 0 0 77 81
C2 73 59 82 76 62 48
C3 65 36 0 0 0 0
C4 0 0 71 80 0 0
C5 52 55 0 0 50 71
C6 0 0 0 0 0 0
P3
C1 0 0 0 0 0 0
C2 0 0 32 16 73 40
C3 0 0 0 0 0 0
C4 0 0 92 87 0 0
C5-
C6
0 0 0 0 0 0
C6 0 0 0 0 0 0
P4 C1-
C6
0 0 0 0 0 0
Rerata 74 60 64 61 70 59
Hasil analisis level kognitif pada soal PISA 2015, TIMSS 2011 dan UN 2015
berdasarkan taksonomi Bloom terevisi menunjukkan bahwa soal PISA 2015 dominan
Page 57
46
pada dimensi kognitif memahami (C2) dan dimensi kognitif analisis (C4). Sedangkan
soal TIMSS 2011 dan soal UN 2015, distribusi soal tersebar merata pada dimensi
kognitif mengingat (C1) hingga dimensi kognitif mengevaluasi (C5). Hasil analisis
tersebut kemudian dideskripsikan per kategori kognitif dan dimensi pengetahuannya,
sebagai berikut:
1. Rekapitulasi Level Kognitif Siswa SMPN dan MTsN pada Dimensi
Pengetahuan Faktual (P1)
a. Dimensi Kognitif Mengingat (C1)
Gambar 4.1 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P1 C1
Grafik pada Gambar 4.1 menunjukkan persentase siswa SMPN dan MTsN yang
mampu menjawab soal kategori pengetahuan faktual (P1) dengan kognitif mengingat
(C1). Soal yang berada di dimensi ini adalah butir soal UN. Berdasarkan hasil
persentase, siswa MTsN menunjukkan persentase yang lebih tinggi dibandingkan
siswa SMPN, yaitu 25 %. Terdapat beberapa butir soal UN 2015 yang berada pada
dimensi ini yaitu soal nomor 6, 8 dan 9.
0% 0%
69%
0% 0%
94.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l Ko
gnit
if (
%)
SMPN
MTsN
Page 58
47
b. Dimensi Kognitif Memahami (C2)
Gambar 4.2 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P1 C2
Gambar 4.2 menunjukkan persentase siswa SMPN dan MTsN pada dimensi
pengetahuan faktual (P1) dengan kognitif memahami (C2). Persentase peserta didik
MTsN pada dimensi ini lebih unggul 10% dibandingkan hasil peserta didik di SMPN.
Pada soal Ujian Nasional (UN) memiliki persentase yang paling tinggi dibandingkan
soal TIMSS dan PISA.
c. Dimensi KognitifAplikasi (C3)
Gambar 4.3 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P1 C3
Soal yang berada dimensi ini hanyalah soal TIMSS 2011. Persentase peserta
didik pada Gambar 4.3 menunjukkan peserta didik MTsN dan SMPN hampir sama.
55% 65%
72%
60%
85% 78.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l K
ogn
itif
(%
)
SMPN
MTsN
0%
66%
0% 0%
64%
0.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l Ko
gnit
if
(%) SMPN
MTsN
Page 59
48
Perbandingan yang dimiliki hanya 2%. Hal ini menunjukkan peserta didik SMPN dan
MTsN pada dimensi ini memiliki ketercapaian yang sama.
d. Dimensi Kognitif Menganalisis (C4)
Gambar 4.4 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P1 C4
Gambar 4.4 menunjukkan persentase siswa SMPN dan MTsN pada dimensi
pengetahuan faktual (P1) dengan kognitif menganalisis (C4). Persentase peserta didik
MTsN pada dimensi ini secara keseluruhan lebih unggul 13% dibandingkan hasil
peserta didik di SMPN. Pada soal Ujian Nasional (UN) memiliki persentase yang
paling tinggi dibandingkan soal TIMSS dan PISA.
e. Dimensi Kognitif Mengevaluasi (C5)
Gambar 4.5 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P1 C5
57%
22%
72%
48% 58%
84.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l Ko
gnit
if
(%) SMPN
MTsN
0%
75%
0% 0%
87%
0.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l Ko
gnit
if
(%) SMPN
MTsN
Page 60
49
Soal yang berada dimensi ini juga hanya soal TIMSS 2011. Persentase peserta
didik pada Gambar 4.5 menunjukkan peserta didik MTsN memiliki persentase lebih
tinggi dibandingkan SMPN pada dimensi kognitif ini. Perbandingan persentasenya
yaitu 12%. Hal ini menunjukkan peserta didik MTsN pada dimensi ini memiliki
ketercapaian level kognitif yang lebih baik dibandingkan peserta didik SMPN.
2. Rekapitulasi Level Kognitif Siswa SMPN dan MTsN pada Dimensi
Pengetahuan Konseptual (P2)
a. Dimensi Kognitif Mengingat (C1)
Gambar 4.6 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P2 C1
Soal yang berada dimensi ini juga hanya soal TIMSS 2011. Persentase peserta
didik pada Gambar 4.6 menunjukkan peserta didik MTsN dan SMPN memiliki
persentase yang hampir setara pada dimensi kognitif ini. Perbandingan persentasenya
yaitu 4%. Hal ini menunjukkan ketercapaian level kognitif peserta didik MTsN dan
SMPN pada dimensi ini hampir tidak memiliki perbedaan.
0%
81%
0% 0%
77%
0.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l Ko
gnit
if (
%)
SMPN
MTsN
Page 61
50
b. Dimensi Kognitif Memahami (C2)
Gambar 4.7 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P2 C2
Gambar 4.7 menunjukkan persentase siswa SMPN dan MTsN pada dimensi
pengetahuan faktual (P2) dengan kognitif memahami (C2). Persentase peserta didik
MTsN pada dimensi ini secara keseluruhan lebih unggul 12% dibandingkan hasil
peserta didik di SMPN. Pada soal PISA memiliki persentase yang paling tinggi
dibandingkan soal TIMSS dan UN.
c. Dimensi Kognitif Aplikasi (C3)
Gambar 4.8 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P2 C3
76%
48%
59%
82%
62%
73.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l Ko
gnit
if
(%) SMPN
MTsN
0% 0%
36%
0% 0%
65.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l Ko
gnit
if
(%) SMPN
MTsN
Page 62
51
Soal yang berada dimensi ini juga hanya soal Ujian Nasional (UN). Persentase
peserta didik pada Gambar 4.8 menunjukkan peserta didik MTsN memiliki
persentase ketercapaian level kognitif yang jauh lebih tinggi dibandingkan peserta
didik SMPN pada dimensi kognitif ini. Perbandingan persentasenya yaitu 31%. Hal
ini menunjukkan ketercapaian level kognitif peserta didik MTsN dan SMPN pada
memiliki perbedaan yang signifikan.
d. Dimensi Kognitif Menganalisis (C4)
Gambar 4.9 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P2 C4
Soal yang berada dimensi ini hanyalah soal PISA. Persentase peserta didik pada
Gambar 4.9 menunjukkan peserta didik SMPN memiliki persentase ketercapaian
level kognitif yang jauh lebih unggul tipis dibandingkan peserta didik MTsN pada
dimensi kognitif ini. Perbandingan persentasenya yaitu hanya 9%. Hal ini
menunjukkan ketercapaian level kognitif peserta didik MTsN dan SMPN pada tidak
memiliki perbedaan yang signifikan.
80%
0% 0%
71%
0% 0.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l Ko
gnit
if (
%)
SMPN
MTsN
Page 63
52
e. Dimensi Kognitif Mengevaluasi (C5)
Gambar 4.10 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P2 C5
Soal PISA tidak ada pada dimensi ini. Persentase peserta didik pada Gambar
4.10 menunjukkan secara keseluruhan peserta didik SMPN memiliki persentase
ketercapaian level kognitif yang jauh lebih unggul dibandingkan peserta didik MTsN
pada dimensi kognitif ini. Perbandingan persentasenya yaitu 12%. Hal ini
menunjukkan ketercapaian level kognitif peserta didik MTsN dan SMPN memiliki
perbedaan yang signifikan.
3. Rekapitulasi Level Kognitif Siswa SMPN dan MTsN pada Dimensi
Pengetahuan Prosedural
a. Dimensi Kognitif Memahami (C2)
Gambar 4.11 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P3 C2
0%
71%
55%
0%
50% 52.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l K
ogn
itif
(%
) SMPN
MTsN
16%
40%
0%
32%
73%
0.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l K
ogn
itif
(%
)
SMPN
MTsN
Page 64
53
Soal yang berada dimensi ini adalah soal PISA dan soal TIMSS. Persentase
peserta didik pada Gambar 4.11 menunjukkan peserta didik MTsN memiliki
persentase ketercapaian level kognitif yang jauh lebih unggul dibandingkan peserta
didik SMPN pada dimensi kognitif ini. Perbandingan persentasenya yaitu hanya 34%.
Hal ini menunjukkan ketercapaian level kognitif peserta didik MTsN dan SMPN pada
memiliki perbedaan yang signifikan.
b. Dimensi Kognitif Menganalisis (C4)
Gambar 4.12 Ketercapaian Siswa SMPN dan MTsN pada Level Kognitif P3 C4
Soal yang berada dimensi ini hanyalah soal PISA. Persentase peserta didik pada
Gambar 4.12 menunjukkan peserta didik MTsN memiliki persentase ketercapaian
level kognitif yang jauh lebih unggul tipis dibandingkan peserta didik SMPN pada
dimensi kognitif ini. Perbandingan persentasenya yaitu hanya 5%. Hal ini
menunjukkan ketercapaian level kognitif peserta didik MTsN dan SMPN pada tidak
memiliki perbedaan yang signifikan.
87%
0% 0%
92%
0% 0.00%
PISA TIMSS UN
Ke
terc
apai
an L
eve
l Ko
gnit
if
(%) SMPN
MTsN
Page 65
54
B. Pembahasan
Data hasil penelitian mendeskripsikan bahwa hasil analisis jawaban siswa dari
keempat sekolah yang mewakili siswa SMPN/MTsN Tangerang Selatan telah
memahami konsep-konsep sains dibeberapa materi pembelajaran sains dengan baik.
Tetapi belum dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada aplikasi untuk
menyelesaikan masalah. Hal ini dikarenakan siswa kurang terlatih terhadap soal yang
bersifat problem solving dan kurangnya siswa membaca tentang aplikasi-aplikasi
sains yang bersifat lokal dan global.
Soal yang telah valid berdasarkan hasil analisis level kognitif dengan panduan
taksonomi Bloom terevisi didapat bahwa soal PISA, TIMSS dan UN memiliki konten
level kognitif dominan yang sama, yaitu memahami (C2) dengan dimensi
pengetahuan konseptual (P2). Tetapi, ketiga tipe soal tersebut memiliki tingkat
kesukaran yang berbeda-beda. Secara keseluruhan terdapat beberapa aspek dalam
soal yang mempengaruhi hasil kesercapaian level kognitif peserta didik, yaitu skala
kompetensi sains yang berbeda, tingkat pemahaman konsep oleh peserta didik,
wawasan literasi yang dimiliki peserta didik, pemahaman peserta didik terhadap teori
sains, serta jenis butir soal (pilihan ganda, isian, dan essay).
Berdasarkan persentase jawaban peserta didik pada soal PISA, TIMSS dan
UN, menunjukkan bahwa peserta didik lemah dalam menjawab soal pada dimensi
yang tinggi. Peserta didik kurang mampu menjawab soal dengan dimensi
pengetahuan prosedural (P3) dan pada dimensi kognitif evaluasi (C5). Dari ketiga
jenis soal, persentase peserta didik paling rendah dalam menjawab soal-soal PISA.
Sementara pada soal UN, hampir 80% peserta didik mampu menjawab dengan tepat.
Hasil ini menunjukkan bahwa soal-soal IPA pada Ujian Nasional (UN) terlalu
kontekstual, dengan didominasi oleh aspek kognitif pengetahuan. Soal yang diberikan
cukup jelas arahannya sehingga peserta didik tidak dilatih untuk menggunakan
penalaran, logika, dan kemapuan analisanya.1
1 Erika Sandayani dan Budi Murtiyasa, Op.Cit., hal. 53.
Page 66
55
Pada soal PISA 2015, peserta didik dituntut untuk memahami fenomena
saintifik melalui berbagai teks dan intepretasi data. Oleh sebab itu, setiap butir soal
mengarah pada teks dan data saintifik yang ada. Keseluruhan soal PISA 2015 yang
telah divalidasi yaitu sebanyak 12 butir soal diantaranya 8 butir soal pilihan ganda
dan 4 butir soal uraian. Hasil jawaban peserta didik menunjukkan peserta didik lebih
mahir menjawab butir soal pilihan ganda dibandingkan soal uraian. Peserta didik
mampu menyelesaikan 7 butir soal pilihan ganda dan hanya 1 butir soal uraian
dengan baik. Hal ini disebabkan pilihan jawaban pada soal membantu peserta didik
untuk menganalisa masalah.
Hasil analisis jawaban peserta didik pada soal PISA 2015 secara umum
menunjukkan bahwa peserta didik kurang mampu menjawab soal literasi sains.
Persentase siswa SMPN lebih rendah dari pada siswa MTsN. Hasil analisis data
menggunakan Uji T pada soal PISA menunjukkan nilai signifikansi 0.023 lebih kecil
dari 0.05, artinya hasil analisis tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara siswa SMPN dengan MTsN.2 Hasil yang sama ditunjukkan pada soal TIMSS
2011 dan UN 2015.
Dasar penilaian sains dalam TIMSS adalah materi dan kognitifnya. Dimensi
kognitif pada TIMSS tidak jauh berbeda dengan dimensi kognitif pada taksonomi
Bloom terevisi, antara lain pengetahuan, penerapan , dan penalaran. Hasil analisis
jawaban peserta didik pada TIMSS 2011 menunjukkan bahwa secara keseluruhan
peserta didik mampu menjawab soal dimensi kognitif mengingat (C1) dengan
pengetahuan konseptual (P2). Ini merupakan persentase tertinggi dari keseluruhan
soal. Persentase terkecilnya terdapat pada soal dimensi kognitif analisis (C4) dengan
pengetahuan faktual. Hasil Uji T pada soal TIMSS menunjukkan nilai signifikansi
0.00 lebih kecil dari 0.05, artinya hasil analisis tersebut menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara siswa SMPN dengan MTsN.3
2 Hasil Uji T pada Lampiran 13.
3 Hasil Uji T soal TIMSS pada Lampiran 13,
Page 67
56
Soal-soal Ujian Nasional (UN) digunakan sebagai alat evaluasi yang dapat
memberikan informasi tentang taraf penguasaan peserta didik terhadap materi
pembelajaran yang telah dipelajari dalam suatu jenjang pendidikan. Oleh karena itu,
soal UN mencakup seluruh materi dan dapat mewakili berbagai tingkat kemampuan
berpikir serta ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. Berbeda dengan
soal TIMSS dan PISA, soal UN hanya terdiri dari jenis soal pilihan ganda. Secara
keseluruhan, persentase peserta didik MTsN memiliki ketercapaian level kognitif
yang lebih tinggi dibandingkan dari persentase siswa SMPN. Hasil Uji T
menunjukkan nilai signifikansi 0.00 lebih kecil dari 0.05, artinya terdapat perbedaan
yang signifikan antara siswa di MTsN dengan SMPN.4
Persentase dari jawaban peserta didik tingkat SMPN dan MTsN menunjukan
perbedaan yang signifikan. Peserta didik MTsN lebih unggul dalam menjawab soal-
soal aspek mengingat hingga memahami (C1-C2). Tetapi, peserta didik SMPN lebih
unggul dalam menjawab soal-soal aspek analisa (C4). Semua mata pelajaran umum di
MTsN diajarkan di SMPN hanya waktu pengajaran dan jumlah jam belajarnya yang
berbeda. Sistem dan kurikulum di jenjang MTsN dan SMPN tetap sama. Proses
beban belajar mata pelajaran IPA pada SMPN dan MTsN tidak berbeda. Akan tetapi,
dalam konteks aplikasi pembelajaran IPA pada SMPN dan MTsN sedikit berbeda.
MTsN lebih mengarahkan setiap pembelajaran dengan pendekatan spiritual.
Sedangkan pada pembelajaran IPA di SMPN lebih mengarahkan kepada pendekatan
saintifik, pengetahuan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab
itu, peserta didik di SMPN lebih terlatih logika dan penalarannya dalam mempelajari
ilmu pengetahuan alam. Banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran, antara lain
faktor sosial, sikap, kebiasaan, dan pengalaman.5
Hasil analisis jawaban peserta didik pada soal biologi PISA 2015
menunjukkan persentase terendah adalah pada pertanyaan dengan level kognitif
4 Hasil Uji T soal UN pada Lampiran 13.
5 Awaluddin Tjalla, Potret Mutu Pendidikan Indonesia di Tinjau dari Hasil-Hasil
Studi Internasional, (Jurnal Universitas Negeri Jakarta), hal. 4.
Page 68
57
memahami (C2) dan pengetahuan prosedural (P3). Soal PISA 2015 dilandasi dengan
tiga kompetensi yang diuji dan setiap kompetensi memiliki skala literasi saintifik
masing-masing di semua domain pengetahuan. Setiap butir pertanyaan PISA 2015
memiliki jenis skala yang berbeda-beda yaitu rendah (low), sedang (medium), dan
tinggi (high). Oleh karena itu, walaupun analisa butir soal berdasarkan taksonomi
bloom terevisi menunjukkan soal tersebut berada di dimensi pengetahuan konseptual
(P2) dengan domain kognitif pemahaman (C2),
Rata-rata siswa SMPN/MTsN Tangsel berdasarkan analisa butir soal PISA
2015 ini, memiliki level kognitif taksonomi di pengetahuan konseptual (P2) dengan
domain kognitif pemahaman (C2). Artinya siswa mampu mengkonstruksi makna dari
teori dan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran. Hasil analisis ini tidak jauh
berbeda dengan hasil analisis siswa Indonesia di PISA 2015 yang menunjukkan
bahwa siswa Indonesia memiliki skala literasi sains di bawah Level 2 (L2). Pada level
ini siswa mampu menggunakan konten pengetahuan untuk menjelaskan dan
mengintepretasi data di beberapa situasi dan kondisi kehidupan yang tidak asing
baginya dan biasanya berada di tingkat kognitif yang rendah (low). Berbeda dengan
soal PISA 2015, Soal TIMSS 2011 mengukur pengetahuan dan kemampuan siswa di
bidang sains. Siswa diuji kemampuannya untuk mengkontruksi pengetahuan yang
mereka dapat untuk menyelesaikan suatu masalah (problem solving).
Hasil analisis jawaban peserta didik pada soal biologi TIMSS 2011
menunjukkan persentase terendah adalah pada level kognitif analisis (C4) dan
pengetahuan faktual (P1). Peserta didik kesulitan menjawab soal yang menuntut
peserta didik untuk menguraikan dan memahami makna dari suatu kejadian dan dari
data yang diberikan. Peserta didik SMPN/MTsN sulit untuk memahami data dan
grafik untuk memprediksi perubahan yang terjadi selanjutnya. Peserta didik
SMP/MTs di Indonesia pada umumnya belajar sains lebih bersifat teoritis dan
kontekstual. Soal seperti ini menurut peserta didik sangat sulit dipahami karena data
dan grafik yang sulit dipahami.
Page 69
58
Berbeda dengan soal PISA 2015 dan soal TIMSS 2011, soal UN tidak
menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan literasi sains dan pemecahan
masalah (Problem Solving). Soal UN mengukur pengetahuan dan kemampuan
peserta didik di bidang sains. Siswa hanya diuji pemahamannya tentang suatu konsep
materi pembelajaran. Pengetahuan yang diuji biasanya pengetahuan faktual dan
konseptual. Pengetahuan faktual biasanya menggunakan grafik dan data seperti grafik
penduduk atau data dari suatu populasi. Soal UN cenderung kaku dan bersifat
textbook, karena soal UN ditujukan untuk mengukur kemampuan akhir peserta didik
selama belajar di Sekolah. Hasil dari Ujian Nasional ini sangat menentukan kelulusan
peserta didik. Sehingga soal UN tidak jauh dari materi pembelajaran dan soal-soal
yang pernah digunakan guru untuk melatih peserta didik selama belajar di tingkat
SMP/MTs.
Butir soal UN hanya terdiri dari soal dengan pilihan ganda. Soal UN yang
kurang mampu dijawab peserta didik rata-rata dikarenakan peserta didik belum
paham tentang konsep yang diajarkan. Secara keseluruhan, persentase peserta didik
yang paling rendah di soal UN 2015 adalah dalam menjawab soal mengenai konsep
persilangan dan hereditas. Penerapan untuk dimensi kognitif aplikasi (C3) pada soal
UN, rata-rata dibentuk dalam soal-soal persilangan dan hereditas lainnya. 50%
peserta didik dapat menjawab dengan tepat pada soalkonsep ini. Sebagian peserta
didik lainnya belum memahami tentang konsep persilangan dengan baik. Peserta
didik terbiasa untuk menghafalkan metode dan konsep pada materi Biologi pada
umumnya, hal ini dapat membuat peserta didik mudah lupa pada konsep-konsep
tertentu.
Setiap soal memiliki penekanan dan tingkat kesukaran yang berbeda-beda
dilihat dari ketiga jenis soal (soal PISA, TIMSS, dan UN). Soal PISA fokus terhadap
pemahaman literasi peserta didik sehingga dapat menyelesaikan masalah pada soal.
Soal TIMSS fokus terhadap pengetahuan dan kemampuan peserta didik tentang sains
sehingga dapat memecahkan masalah. Sedangkan soal UN menekankan pada
pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan lebih kepada pengetahuan konsep-
Page 70
59
konsep yang pernah dipelajari peserta didik. Penelitian ini menunjukkan pula bahwa
tipe soal dan kemampuan kognitif berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik,
baik dari jenis soal pilihan ganda atau essai, soal dengan kemampuan kognitif tinggi
atau berkemampuan kognitif rendah.6
6 Nita Juniar, Pengaruh Tipe Tes dan Kemampuan Kognitif terhadap Hasil Belajar
Materi Sistem Peredaran Darah, (Artikel Penelitian Universitas Tanjung Pura; 2014), hal.
15.
Page 71
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Level kognitif pada soal UN 2015, TIMSS 2011, dan PISA 2015 terbanyak di ranah
pengetahuan konseptual dengan dimensi kognitif memahami (C2 P2) berdasarkan taksonomi
Bloom terevisi. Berdasarkan hasil analisis dari ketiga jenis soal, soal dengan ranah level
kognitif terendah terdapat pada soal UN 2015 yaitu dimensi pengetahuan faktual dan
kognitif mengingat (C1 P1). Soal dengan ranah tertinggi terdapat pada soal TIMSS 2011
dengan ranah dimensi pengetahuan konseptual dan kognitif evaluasi (C5 P2). Dari ketiga
jenis soal memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Pencapaian level kognitif peserta
didik SMPN dan MTsN kelas 9 pada soal-soal tersebut pun berbeda. Peserta didik belum
terbiasa dengan soal jenis literasi seperti soal PISA, dari keseluruhan peserta didik dibawah
70% peserta didik tidak mampu menjawab soal PISA. Persentase yang paling rendah yaitu
pada ranah pengetahuan prosedural dan kognitif memahami (C2 P3). 70% peserta didik
mampu menjawab soal TIMSS dengan tepat. Persentase terendahnya terdapat pada ranah
pengetahuan faktual dengan dimensi kognitif analisis (C4 P1). Sedangkan pada soal UN
2015, hampir 80% peserta didik mampu menjawab soal dengan tepat. Persentase terendah
pada soal UN yaitu pada ranah pengetahuan prosedural dan kognitif evaluasi (C5 P2).
Dengan demikian, berdasarkan hasil persentase membuktikan bahwa peserta didik SMPN
dan MTsN memiliki kelemahan pada tipe soal literasi dan ranah kognitif yang tinggi.
B. Saran-Saran
Saran-saran yang dapat diberikan dari penelitian ini meliputi:
1. Bagi Guru mata pelajaran IPA SMP/MTs, dalam mempersiapkan peserta didik
menghadapi ujian dan tes dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan dalam
memilih soal-soal latihan yang akan diberikan kepada peserta didik.
2. Hasil penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai acuan untuk menyususn soal-soal IPA
sesuai dengan tingkat kognitif pada Taksonomi Bloom terevisi.
Page 72
61
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad dan Muhammad Asori, Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2014.
Anderson dan Krathwohl.A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Terj.
AgungPrihantoro. Yogyakarta: PustakaPelajar. 2010.
Anderson Lorin W. and David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning and
Teaching and Assessing: a Revision of Taxonomy of Educational Objectives,
David McKay Company, Inc.: New York, 1956
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara. 2012.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Prosedur Operasional Standar
Penyelenggaran Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2014/2015, (Nomor 0031/ P/
BSNP/III/2015).
B.Uno Hamzah dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2012
Choirun Nisa Lulu, Pemetaan Hasil Ujian Nasional Tahun 2013 Mata Pelajaran
Matematika Madrasah Aliyah di Kota Semarang, Jurnal Pendidikan MIPA
Phenomenon: Semarang, 2011.
Hayat Bahrul dan Suhendra Yusuf, Benchmark Internasional Mutu Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi, Prestasi Pusaka: Jakarta, 2013.
Himpunan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tanggal 11
Juni 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Departemen Pendidikan
Nasional; 2007).
Page 73
62
Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014.
Juniar Nita, Pengaruh Tipe Tes dan Kemampuan Kognitif terhadap Hasil Belajar
Materi Sistem Peredaran Darah, Artikel Penelitian Universitas Tanjung Pura,
2014.
Konferensi Pers, Hasil UN SMP-Sederajat Tahun Ajaran 2014/2015, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta, 2015.
Kumano, Y, Authentic Assessment and portofolio Assessment-Its Theory and
Practice, Japan: Shizuoka University, 2001.
Laporan TIMSS 2011, Profil Kemampuan IPA Peserta Didik Indonesia Menurut
Benchmark Internasional, 2011.
Maesarah Sitti, Sikap Siswa terhadap Ujian Nasional Tahun Ajaran 2007/2008 dan
Tahun 2009/2010 Bidang Studi Matematika diKabupaten Belitung, Pusat
Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan: Jakarta, 2010
Martin Michael O., Ina V.S. Mullis, Pierre Foy and Gabrielle M. Stanco, TIMSS 2011
International Results in Science, International Association for the Evaluation of
Educational Achievement: Amsterdam, 2012
Narbuko Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara,
2004.
OECD, PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading,
Mathematic, and Financial Literacy, OECD Publishing: Paris, 2016.
OECD, PISA 2015: Draft Science Framework, OECD Publishing: Paris 2013.
OECD, PISA 2015 Result in Focus, (OECD, 2016).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia:
Jakarta, 2005).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs).
Page 74
63
Puto Eko Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014.
Purwanto Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2008.
Ramadhan Danny, Analisis Perbandingan level Kognitif dan Keterampilan Proses
Sains dalam Standar Isi dan Soal Ujian Nasional, (Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika, 2013).
Rasyid Harun dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: Cv Wacana Prima,
2009
Ratna Ana Wulan, Penilaian Proses dan Hasil Belajar IPA, FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia: Bandung, 2013),
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi
Kurikulum.Jakarta: PT BumiAksara, 2013.
Ria Yulia Gloria, Kajian Penilaian Aspek Nonkognitif Siswa di Pesantren Assunnah
dalam Kegiatan Praktikum IPA Pokok Bahasan Sistem Pencernaan pada
Manusia, Jurnal Pendidikan MIPA Phenomenon Volume 4 Nomor 2:
Semarang, 2014
Robert Perkins, Judy H. Tang, Highlights from TIMSS and TIMSS Advanced 2015,
(National Center for Education Statistic: United States, 2016.
Sandrayani Erika, dan Budi Murtiyasa, Pemetaan Soal-Sola Ujian Nasional
Matematika SMP/MTs (Analisis Validitas Isi dan Aspek Kognitif), FKIP UMS:
Surakarta, 2010.
Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013.
Siregar Syofian, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Stacey Kaye, The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia , Vol. 2, No. 2,
2011.
Stacey Kaye, Mathematical and Scientific Literacy Around The World, Journal of
Science and Mathematics Education in Southeast Asia, Vol. 33, No.1, 2010.
Page 75
64
Sudjana Nana, Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 1992.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2014.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Sunaryo,Wowo.Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Syaodih Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011
Tjalla Awaluddin, Potret Mutu Pendidikan Indonesia di Tinjau dari Hasil-Hasil Studi
Internasional, Jurnal Universitas Negeri Jakarta.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wu Margaret, A Comparison of PISA and TIMSS 2003 Achievement Results in
Mathematics and Science, Unimelb: Melbourne, 2003
Wu Margaret, Using PISA and TIMSS Mathematics Assessment to Identify the
Relative Strengths of Students in Western and Asian Countries, (Journal of
Research in Education Sciences, 2011).
Yulianto Sri Utomo, Kemendikbud Umumkan Tujuh Provinsi dengan Indeks
Integritas Tertinggi dalam UN 2015,
(http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/4194).
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartinini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta
Selatan: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
Zuriah Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
Page 76
66
Lampiran 1
MATRIK PENELITIAN
Judul Permasalahan Variabel Indikator Sumber
Data
Metode Penelitian
Perbandingan
Pencapaian
Level Kognitif
Siswa SMP pada
Soal Ujian
Nasional (UN),
Trends in
International
Mathematics and
Science Study
(TIMMS), dan
Programme for
International
Student
Assesment
(PISA)
berdasarkan
Taksonomi
Bloom Terevisi
1. Bagaimanakah
perbandingan
pencapaian level
kognitif siswa
SMPN kelas 9
pada soal UN,
TIMSS, dan PISA
berdasarkan
taksonomi bloom
terevisi?
2. Dimanakah letak
kelemahan siswa
dalam butir soal?
Perbandingan level
kognitif soal UN
2015, TIMSS 2011
dan PISA 2015
berdasarkan
taksonomi bloom
terevisi.
1. Taksonomi
Bloom
Terevisi.
2. Perbandingan
soal UN 2015,
PISA 2015,
dan TIMSS
2011.
Subjek
Penelitian :
Peserta didik
SMPN dan
MTsN
Tangerag
Selatan dan
Jakarta
Selatan kelas
9.
Objek
Penelitian :
Soal Ujian
Nasional
2015, soal
PISA 2015,
dan soal
TIMSS 2011.
1. Jenis Penelitian : Penelitian
Deskriptif
2. Metode Pengumpulan Data: Metode
Dokumentasi
3. Analisa Data:
a. Menghitung jumlah soal
berdasarkan taksonomi
Bloom terevisi.
b. Tingkat Kognitif Peserta
Didik Berdasarkan
Taksonomi Bloom Terevisi
P =
x 100%
Keterangan :
P : Persentase tingkat kognitif
peserta didik dalam
menjawab soal.
f : Jumlah peserta didik yang
mampu menjawab soal.
N : Jumlah seluruh peserta
didik.
c. Mendiskripsikan hubungan
tingkat kognitif soal dan
kemampuan peserta didik
dalam menjawab soal
berdasarkan Taksonomi
Bloom terevisi, kemudian
menarik kesimpulan.
Page 77
67
Lampiran 2
DAFTAR CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL BERDASARKAN TAKSONOMI
BLOOM TEREVISI
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta Mengutip
Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi Label
Memberi Indeks
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadari
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi Kode
Menelusuri
Menulis
Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Mengkontraskan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan
Menugaskan
Mengurutkan
Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasikan
Memodifikasi
Mengklasifikasi
Menghitung
Membangun
Mengurutkan
Membiasakan
Mencegah
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki
Mengoperasikan
Mempersoalkan
Mengkonsepkan
Melaksanakan
Meramalkan
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi
Menganalisis
Mengaudit
Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Memerinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Mengkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit
Mengaitkan
Memilih
Mengukur
Melatih
Mentransfer
Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memperediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan
Mengabstraksi
Mengatur
Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengkombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk
Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan
Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi
Sumber : Depdiknas (2003)
Page 78
68
Lampiran 3
DAFTAR INDIKATOR TAKSONOMI BLOOM TEREVISI
Taksonomi Bloom terevisi
Dimensi pengetahuan Dimensi proses kognitif
1. Pengetahuan Faktual
a. Pengetahuan terminologi
b. Pengetahuan metakognitif bagian detail
dan unsur-unsur
2. Pengetahuan Konseptual
a. Pengetahuan mengenai klasifikasi dan
katagori
b. Pengetahuan mengenai prinsip dan
generalisasi
c. Pengetahuan mengenai teori, model dan
struktur
3. Pengetahuan Prosedural
a. Pengetahuan mengenai keterampilan
khusus yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu dan pengetahuan
algoritme
b. Pengetahuan teknik dan metode
c. Pengetahuan mengenai kriteria
penggunaan suatu prosedur
4. Pengetahuan Metakognitif
a. pengetahuan strategi
b. pengetahuan tentang operasi kognitif
c. pengetahuan diri sendiri
C.1 Mengingat (remember)
Mengenali (recognizing)
Mengingat (recalling)
C.2 Memahami (understand)
Menafsirkan (interpreting)
Memberi contoh (exemplifying)
Meringkas (Summarizing)
Menarik inferensi (inferring)
Membandingkan (comparing)
Menjelaskan (explaining)
C.3 Mengaplikasikan (apply)
Menjalankan (executing)
Mengimplementasikan
(implementing)
C.4 Menganalisis (analyze)
Menguraikan (differentiating)
Mengorganisir (organisazing)
Menemukan makna tersirat
(attributing)
C.5 Evaluasi (Evaluate)
Memeriksa (checking)
Mengkritik (Critiquing)
C.6 Mencipta (Create)
Merumuskan (generating)
Merencanakan (planning)
Memproduksi (producing)
Sumber : Anderson dan Krathwohl, 2001
Page 79
69
Lampiran 4
DAFTAR SEKOLAH MTs N DAN SMPN BERDASARKAN NILAI IPA UJIAN
NASIONAL SMP/MTS TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Page 80
70
Sumber: Pusat Penilaian Pendidikan (2015)
Page 81
71
Lampiran 5
ASPEK LITERASI SAINS PADA PISA 2015
Personal Lokal/ Nasional Global
Kesehatan dan
Penyakit
Menjaga kesehatan,
Pertolongan
Kecelakaan, dan
Nutrisi.
Kontrol penyakit,
transmisi sosial,
pemilihan makanan,
kesehatan masyarakat
Epidemik dan
penyebaran penyakit
menular
Sumber Daya Alam
Material dan energi
yang dikonsumsi
personal
Pengendalian populasi
manusia, kualitas
hidup, keamanan,
produksi dan
distribusi makanan,
suplai energi
Sistem alam
terbarukan dan tidak
terbarukan,
pertumbuhan
populasi, pemakaian
berkelanjutan.
Kualitas
Lingkungan
Tindakan ramah
lingkungan,
penggunaan dan
pembuangan material
dan saluran
Distribusi populasi,
pembuangan limbah,
dampak lingkungan
Biodiversitas, Ekologi
berkelanjutan, Kontrol
polusi, Produksi dan
kehilangan
tanah/biomassa
Resiko (Dampak)
Resiko dari gaya
hidup
Perubahan yang cepat
(mis; gempa bumi,
cuaca buruk),
Perubahan lambat
(mis; sedimentasi,
erosi pantai), evaluasi
dampak
Perubahan iklim,
Dampak dari
telekomunikasi
modern
Sains dan Teknologi
Aspek sains dari hobi,
teknologi personal,
musik dan aktifitas
olahraga
Material baru,
perangkat dan proses,
modifikasi genetic,
teknologi kesehatan,
transportasi
Kelangkaan spesies,
eksplorasi ruang, asal
dan struktur alam
semesta
Sumber : Draft PISA 2015 Science Framework
Page 82
72
Lampiran 6
ASPEK BIOLOGI PADA SOAL TIMSS 2011
Karakteristik,
Klasifikasi, dan
Proses Kehidupan
Organisme
Menerangkan definisi karakteristik yang membedakan beberapa
kelompok taksonomi dan organisme dalam kelompoknya,
mengklasifikasi organisme berdasarkan karakteristik fisik.
Menemukan organ-organ pokok pada tubuh manusia,
mengidentifikasi komponen dari sistem organ, menjelaskan peran
dari organ dan sistem organ dalam kehidupan (mis; sistem sirkulasi,
dan respirasi), membandingkan organ dan sistem organ pada manusia
dengan organisme lain.
Menjelaskan respon biologis pada perubahan internal dan eksternal
dalam menstabilkan keseimbangan tubuh (mis; berkeringat ketika
panas, merinding ketika dingin, meningkatnya denyut jantung ketika
olahraga).
Sel dan Fungsi Sel
Menjelaskan bahwa makluk hidup terdiri atas sel, jaringan, organ,
dan sistem organ yang terbentuk dari kumpulan sel-sel yang memiliki
struktur dan fungsi tersendiri, mengidentifikasi struktur sel, fungsi
dan organel sel (mis; dinsing sel, membrane sel, nucleus, kloroplas,
vakuola), membandingkan sel tumbuhan dengan sel hewan.
Mendeskripsikan proses fotosintesis (peran cahaya, karbon dioksida,
air, dan klorofil; produksi makanan; dan pelepasan oksigen) serta
respirasi seluler (peran oksigen, pemecahan makanan untuk
memproduksi energy dan melepaskan karbon dioksida).
Siklus Hidup,
Reproduksi, dan
Hereditas
Membandingkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
organisme (mis; manusia, tumbuhan, aves, insekta).
Membandingkan reproduksi aseksual dan seksual secara keseluruhan.
Menghubungkan sifat organisme dengan material genetik.
Diversitas,
Adaptasi, dan
Seleksi Alam
Menghubungkan pertahanan hidup atau kepunahan spesies dengan
keragaman pada karakteristik tingkah laku/ fisik dalam populasi dan
keberhasilan perkembang biakan dalam perubahan lingkungan.
Page 83
73
Mengenal fosil sebgai bukti adanya organisme di muka bumi (mis;
manusia, reptile, ikan, dan tumbuhan), mendeskribsikan kesamaan
dan perbedaan antara spesies hidup dengan fosil sebagai bukti dari
perubahan yang terjadi pada makhluk hidup.
Ekosistem
Menjelaskan perpindahan energy dalam ekosistem; mengidentifikasi
perbedaan organisme sebagai produsen, konsumen, dan decomposer;
Menginterpretasi piramida makanan.
Menjelaskan peran dari makhluk hidup dalam siklus dari elemen dan
senyawa (mis; oksigen, karbon, dan air)
Menjelaskan populasi dari organisme dalam ekosistem dan dampak
kompetisi dan predasi.
Mengidentifikasi faktor yang dapat membatasi jumlah populasi (mis;
penyakit, predator, sumber makanan); memprediksikan dampak dari
perubahan ekosistem (mis; iklim, sumber air, perubahan populasi,
migrasi) terhadap ketersediaan sumber daya dan keseimbangan
populasi.
Mengenal pertumbuhan populasi manusia dan mengidentifikasi
penyebabnya, mendiskusikan dampak dari pertumbuhan populasi
terhadap lingkungan.
Kesehatan
Manusia
Menjelaskan penyebab dari penyakit umum (mis; influenza, campak,
malaria, HIV), proses infeksi atau transmisi, pencegahan, dan
pentingnya ketahanan tubuh (imunitas) dan kemampuan
penyembuhan.
Menjelaskan pentingnya diet, olahraga, dan gaya hidup dalam
menjaga kesehatan dan menghindari penyakit (mis; penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, diabetes, kangker kulit, kangker paru);
mengidentifikasi sumber makanan dan peran dari nutrisi dalam
makanan sehat (vitamin, mineral, protein, karbohidrat, lemak).
Sumber : TIMSS 2011 Assessment Framework
Page 84
74
Lampiran 7
KISI-KISI UJIAN NASIONAL SMP/MTS MATA PELAJARAN BIOLOGI (IPA)
TAHUN AJARAN 2014/2015
NO KOMPETENSI INDIKATOR 1. Mendeskripsikan ciri-ciri dan
Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup.
Keanekaragaman makhluk hidup, serta
pentingnya pelestarian makhluk hidup
dalam kehidupan.
Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup.
Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-
cirinya
2. Mendeskripsikan komponen ekosistem,
interaksi antarmakhluk hidup dalam
lingkungan, serta peran manusia dalam
pengelolaan lingkungan.
Menjelaskan interaksi antar makhluk hidup dalam
ekosistem.
Menjelaskan usaha manusia untuk mengatasi
pencemaran/kerusakan lingkungan.
Menjelaskan hubungan antara kepadatan populasi
manusia dengan kualitas lingkungan berdasarkan
hasil pengamatan/kasus.
3. Menjelaskan sistem organ pada manusia. Menjelaskan sistem gerak pada manusia dan
penyakit yang berhubungan dengannya.
Menjelaskan sistem pencernaan manusia dan
enzim-enzim yang berperan pada proses
pencernaan.
Menjelaskan sistem pernapasan pada manusia dan
penyakit yang berhubungan dengannya.
Menjelaskan sistem peredaran darah pada manusia
dan penyakit yang berhubungan dengannya.
Menjelaskan sistem ekskresi dan reproduksi pada
manusia dan penyakit yang berhubungan
dengannya.
Menjelaskan sistem saraf dan alat indera pada
manusia.
4. Menjelaskan sistem organ dalam
kehidupan tumbuhan
Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan (organ)
pada tumbuhan.
Menjelaskan cara beradaptasi (respon) tumbuhan
terhadap pengaruh lingkungan luar.
Menjelaskan proses fotosintesis melalui percobaan-
percobaan tentang proses tersebut.
5. Mengaplikasikan konsep pertumbuhan
dan perkembangan, kelangsungan hidup
dan pewarisan sifat pada organisme serta
kaitannya dengan lingkungan, teknologi
dan masyarakat.
Memberi contoh adaptasi makhluk hidup dan
seleksi alam dalam kelangsungan hidup makhluk
hidup.
Menginterpretasi proses persilangan berdasarkan
hukum Mendel.
Menjelaskan pemanfaatan bioteknologi untuk
kehidupan manusia.
Sumber : Peraturan Badan Standar Nasional Tentang Kisi-Kisi Soal UN untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah Tahun Ajaran 2014/2015.
Page 85
74
Lampiran 8
HASIL VALIDASI DIMENSI PENGETAHUAN DAN KOGNITIF PADA SOAL PISA, TIMSS DAN UN BERDASARKAN
TAKSONOMI BLOOM TEREVISI
SOAL PISA 2015
Domain Konten : Biologi
Materi: Ruang Lingkup Biologi Key C P
1. Pertanyaan 1.2. Taman Asri
Untuk menjaga agar rumput di taman tetap sehat dan hijau, Pak Suhiman melakukan percobaan pada 16
petak taman dengan luas yang sama masing-masing 1 ditanami satu jenis rumput yang sama secara
merata dan dalam jumlah yang sama. 4 macam perlakuan yang berbeda diterapkan sedemikian rupa
sehingga tiap macam perlakuan diterapkan pada 4 petak yang berbeda, jadi ada 4 petak mendapat perlakuan
yang sama seperti ditunjukkan pada diagram berikut.
D C4 P3
Perlakuan 1
Petak 1,2,3,4 masing-masing
diberi pupuk organik 0.5 kg
1 2 3 4
Perlakuan 2
Petak 5,6,7,8 masing-masing
diberi pupuk organik 0.75 kg
5 6 7 8
Perlakuan 3
Petak 9,10,11,12 masing-masing
diberi ppuk organik 1 kg
9 10 11 12
Perlakuan 4
Petak 13,14,15,16 masing-masing
diberi pupuk organik 1.25 kg
13 14 15 16
Page 86
75
Pertanyaan manakah yang dapat dijawab dengan rancangan percobaan Pak Suhiman di atas?
A. Bagaimana pengaruh waktu pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan rumput
B. Bagaimana pengaruh jenis pupuk organik yang diberikan terhadap pertumbuhan rumput?
C. Bagaimana pengaruh merk pupuk organik yang diberikan terhadap pertumbuhan rumput?
D. Bagaimana pengaruh jumlah pupuk organik yang diberikan terhadap pertumbuhan rumput?
Materi: Pengelompokan Hewan dan Interaksi Key
2. Pertanyaan 2. Kemampuan berlari hewan karnivora
Perhatikan gambar berikut ini:
Postur tubuh cheetah Cheetah berlari
Cheetah memiliki kemampuan berlari hingga 115 kilometer perjam. Hewan ini merupakan karnivora.
Hewan ini dapat berlompat sejauh 23 kaki, sehingga jarang yang lolos dari serangan cheetah karena
kemampuan berlari yang sangat cepat.
Berdasarkan informasi di atas, faktor yang mempengaruhi perkembangan kemampuan berlari seekor
cheetah adalah …
A. Jenis hewan yang dimangsa
B. Habitat dan daya adaptasi
C. Bentuk kaki dan elastisitas tubuh
D. Ukuran tubuh dan panjang ekor
C C2 P1
Materi: Mengatasi pencemaran lingkungan Key C P
3. Ledakan Populasi Fitoplankton
Ganggang/ Alga (organisme mikroskopik yang menyerupai tumbuhan) merupakan organisme yang umum
terdapat di perairan yang disinari cahaya matahari. Organisme ini disebut fitoplankton dan dasar dari rantai
A C4 P2
Page 87
76
makanan di perairan. Lebih dari 5000 spesies fitoplankton terdapat di seluruh dunia, dengan 2% diantaranya
merupakan fitoplankton berbahaya atau beracun. Ledakan populasi alga dari spesies yang membahayakan
dapat memiliki berbagai dampak bagi ekosistem lautan, tergantung pada jenis spesiesnya, lingkungan, dan
mekanisme biokimia alga dalam mempengaruhi lingkungan.
Ledakan populasi alga dapat memiliki dampak yang membahayakan bagi berbagai jenis hewan laut.
Kematian masal lumba-lumba hidung botol yang terjadi di Florida pada musim semi tahun 2004
dikarenakan konsumsi ikan dari genus Brevoortia dan Ethimidium yang mengakumulasi brevetoksin dari
plankton Dinoflgellatakarenia brevis. Kematian masal manatee juga diakibatkan oleh brevetoksin, namun
vektornya bukan ikan melainkan lamun (rumput laut) Thalassia testudinium. Mamalia laut lainnya, yaitu
paus Eubalaena glacialis telah terpapar neurotoksin karena memakan zooplankton berbahaya.
Pertanyaan 3.1. Ledakan Populasi Fitoplankton
Ledakan populasi alga dari spesies yang membahayakan dapat memiliki berbagai dampak bagi ekosistem
lautan, tergantung pada jenis spesiesnya, lingkungan, dan mekanisme biokimia alga dalam mempengaruhi
lingkungan.
Manakah dari pernyataan berikut yang menjelaskan pengaruh antar populasi dalam ekosistem perairan?
A. Populasi lumba-lumba hidung botol mengalami penurunan disebabkan memakan ikan genus
Brevoortia yang memakan plankton Dinoflagellata.
B. Populasi lumba-lumba hidung botol mengalami peningkatan disebabkan populasi ikan genus
Brevoortia meningkat dengan meningkatnya plankton Dinoflagellata.
C. Menurunnya populasi plankton Dinoflagellata menurunkan populasi lumba-lumba hidung botol.
D. Meningkatnya populasi ikan genus Brevoortia yang disebabkan meningkatnya plankton
Dinoflagellata menyebabkan meningkatnya populasi lumba-lumba hidung botol.
Pertanyaan 3.2.
Ganggang hijau merupakan golongan terbesar diantara ganggang, sebagian besar hidup di permukaan air
tawar, beberapa diantaranya hidup di permukaan air laut dan air payau.
Mengapa ganggang/ alga hijau hidup di permukaan air?
A. Mempermudah mendapatkan
B. Mempermudah mendapatkan sinar matahari sebagai salah satu bahan fotosintesis
C. Ganggang/ Alga tidak mempunyai akar sehingga tidak perlu mendapatkan unsur hara dari tanah
D. Mempermudah untuk berkembang biak
B C4 P2
Page 88
77
Materi: Hubungan pertumbuhan penduduk dengan kualitas lingkungan Key
4. Resiko Bencana
Rumah di lahan miring atau lereng pegunungan memiliki kekurangan, berupa terjadinya tanah longsor.
Tanah longsor disebabkan oleh ketahanan geser batuan yang menurun tajam jauh melebihi tekanan geser,
dan terjadi seiring dengan meningkatnya tekanan air akibat pembasahan atau peningkatan kadar air
(Wuryanata Agus, Sukresno, dan Sunaryo, 2004).
Selain itu juga disebabkan oleh vibrasi dari gempa bumi, letusan, mesin, lalu lintas, dan guntur. Beberapa
tanah longsor yang dahsyat telah dipicu oleh gempa bumi. Hilangnya penopang dari samping oleh gugurnya
lereng sebelumnya, konstruksi, dan penggalian. Hilangnya vegetasi karena kebakaran, penebangan, dan
penggundulan hutan yang menyebabkan erosi, lalu pembebanan oleh hujan, beban bangunan, atau rembesan
irigasi dan sistem pembuangan sampah (UNDP, 2008).
Pertanyaan 4.1.
Rumah yang dibangun di pegunungan memerlukan perluasan tanah datar di sekitar pegunungan. Mengapa
cara memindahkan tanah sekarang lebih cepat dan mudah dibandingkan dahulu?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
Key:
Sekarang menggunakan teknologi/dahulu masih manual.
C4 P3
Pertanyaan 4.2.
Sempitnya lahan pembangunan di perkotaan pada saat ini membuat sebagian dari penduduk yang
mengambil cara memindahkan tanah dari pegunungan dan menimbun lembah di sekitar lereng gunung
untuk dijadikan tempat pembangunan pemukiman, sehingga hutan di pegunungan menjadi gundul.
Amati diagram di bawah ini
C2 P1
Page 89
78
Berdasarkan diagram diatas manakah daerah yang tampak pada diagram yang paling beresiko jika
mendirikan bangunan diatasnya? Jelaskan alasannya!
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
Key:
Daerah bagian B karena mudah runtuh
Materi : Peredaran Darah Key C P
5. Jantung Sebagai Mesin Tubuh
B C2 P2
Persentase Lahan Pembangunan Provinsi KALTARA
A. Dataran 70%
B. Tanah Timbunan22%
C. Pegunungan 8%
Page 90
79
Banyak yang masih mencari tahu hubungan antara darah dan jantung, padahal sudah sangat jelas bahwa
darah sangat berkaitan erat dengan jantung, dimana jantung adalah mesin utama dalam tubuh makhluk
hidup. Tekanan darah terjadi karena adanya aktifitas jantung. Jantung terletak di dalam rongga dada, bagian
dalam jantung berongga dan terbagi menjadi 4 ruangan yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan
bilik kiri.
Bila jantung mengalami gangguan, jantung tidak dappat ebrfungsi dengan baik. Tubuh akan mengalami
kekurangan oksigen, dan peredaran darah menjadi tidak lancar, sehingga akan menyebabkan kerusakan
organ tubuh lainnya bahkan dapat menyebabkan kematian.
Banyak macam gangguan terhadap jantung, maka perlu dilakukan pengobatan yang tepat, salah satunya
dengan operasi bypass. Operasi ini dilakukan biasanya pada keadaan jantung dihentikan sementara dengan
menggunakan mesin “cardiopulmonary” atau mesin jantung-paru. Dapat pula dengan tehnik lain, yaitu
operasi tanpa menggunakan mesin “cardiopulmonary” disebut operasi “off pump”. Penyakit jantung pada
orang dewasa yang memerlukan operasi pada umumnya sebagian besar disebabkan suatu proses
aterosklerosis pembuluh darah koroner, yakni pembuluh darah arteri yang bertanggung jawab terhadap
sirkulasi darah otot-otot jantung.
Pertanyaan 5.1.
Page 91
80
Diagram Peredaran Darah
Peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali ke jantung akan mengalami
proses. Jantung bilik kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri paru-paru.
Berdasarkan pernyataan di atas, hal apakah yang terjadi pada darah dalam paru-paru?
A. Penyerapan karbondioksida dan pelepasan uap air
B. Difusi oksigen dan pengeluaran karbondioksida
C. Pengeluaran oksigen dan penyerapan uap air
D. Pelepasan oksigen dan karbondioksida
Page 92
81
Pertanyaan 5.2.
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia. Dokter sering menasehati kita tentang hal
menjaga kesehatan jantung, salah satu diantaranya dengan menjaga tekanan darah.
Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan fungsi utama dari jantung?
A. Memompa darah yang kaya karbondioksida
B. Menyaring darah yang mengandung karbondioksida
C. Memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh
D. Mengangkut oksigen dari udara yang dihirup ke dalam darah
C C2 P2
Pertanyaan 5.3.
Suhu tubuh manusia yang sehat normalnya 36°C- 37°C. Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun dioperasi
selama 3 jam di RS Jantung Harapan kita, saat operasi berat badannya 60 kg, tinggi badannya 160 cm dan
suhu tubuhnya dijaga agar memiliki suhu tubuh 35°C.
Mengapa suhu tubuh pasien saat operasi harus lebih rendah dari suhu normal?
A. Untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh penurunan aliran darah
B. Untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh peningkatan aliran darah
C. Untuk meningkatkan aliran darah
D. Untuk mengurangi tekanan darah
B C4 P1
Materi: Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bioteknologi Key C P
6. PABRIK PENISILIN
Sir Alexander Fleming adalah orang yang dikenal sebagai penemu penisilin (antibiotik untuk melawan
bakteri). Alexander Fleming sangat pandai, tetapi ceroboh dan laboratoriumnya sering terlihat berantakan.
Tahun 1928, setelah pulang dari liburan panjang, Fleming teringat akan bakteri bakteri di piringan
laboratorium lupa disimpan baik-baik, dan telah terkontaminasi dengan sejenis jamur. Beberapa piring
laboratorium yang berisikan bakteri dibuang, tetapi kemudian Fleming memperhatikan bahwa
perkembangan bakteri pada daerah yang terkontaminasi oleh jamur tersebut menjadi terhambat. Fleming
kemudian mengambil sampel dari jamur tersebut dan menelitinya, dia menemukan bahwa jamur tersebut
berasal dari genus Penicillium. Inilah sebabnya mengapa obat tersebut bernama Penicillin atau penisilin
(Indonesia).
Pembuatan penisilin dilakukan di dalam suatu alat yang dinamakan Fermentor (bioreactor). Fermentor
adalah tangki atau wadah yang di dalamnya seluruh sel (mikroba) mengubah bahan dasar menjadi produk
biokimia dengan atau tanpa produk sampingan. Rancangan dan konstruksi fermentor perlu diperhatikan
Page 93
82
agar dapat dioperasikan dalam jangka waktu lama, kondisi yang memadai untuk kelangsungan proses
metabolik mikroba, sistem kontrol suhu, pH, dan penambahan nutrien, bejana harus dapat dicuci dan
disterilisasi.
Bagian-Bagian Fermentor
Pertanyaan 6.1
Fermentor berfungsi untuk fermentasi. Pada fermentor terdapat bagian yang bernama selubung air dingin.
Apa hubungan selubung air dingin dengan proses fermentasi?
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
Key:
Untuk mengatur suhu yang sesuai dengan kebutuhan mikroba sehingga proses fermentasi dapat berlangsung
dengan baik.
C4
P3
7. PENGOLAHAN SUSU
Reproduksi bakteri terjadi secara pembelahan biner. Kecepatan pembelahan sel ditentukan dengan waktu
generasi. Waktu generasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah, bervariasi tergantung
dari spesies dan kondisi pertumbuhan. Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah pembelahan biner
B C2 P2
Page 94
83
melintang. Pembelahan biner melintang adalah suatu proses reproduksi aseksual, setelah pembentukan
dinding sel melintang, maka satu sel tunggal membelah menjadi dua sel yang disebut dengan sel anak.
Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu
generasi. Pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang
memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari. Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru,
pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan
pertumbuhan. Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan.
Tabel perbedaan waktu pembelahan bakteri pada suhu yang sama
No Jenis Bakteri Waktu pembelahan Suhu
1 Lactobacillus bulgaricus 60-70 menit 37°C
2 Streptococcus lactis 10 menit- 2 jam 37°C
3 Streptococcus termophilus 2,4- 3,5 jam 37°C
4 Lactobacillus lactis 60-70 menit 37°C
Pertanyaan 7.1. Pengolahan Susu
Berdasarkan tabel perbedaan waktu pembelahan bakteri di atas, apabila diperlukan suhu 37°C pada keempat
bakteri tersebut, bakteri manakah yang paling cepat membelah …
A. Lactobacillus bulgaricus
B. Streptococcus lactis
C. Streptococcus termophilus
D. Lactobacillus lactis
Perhatikan tabel produk susu yang melibatkan bakteri berikut ini.
No Jenis produk Nama bakteri
1 Yoghurt Lactobacillus bulgaricus
2 Keju Streptococcus termophilus
3 Mentega Streptococcus lactis
Pertanyaan 7.2.
Pemberian antibiotik pada puting susu sapi yang sedang terluka atau sakit akan menghasilkan susu yang
mutunya kurang bagus. Apabila susu itu digunakan untuk membuat produk seperti yoghurt, keju, dan
mentega seperti pada tabel di atas. Jelaskan apa pengaruhnya!
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
C2 P3
Page 95
84
Key:
Antibiotik akan membunuh bakteri sehingga produk susu tidak dihasilkan
SOAL TIMSS 2011
Content Domain : Biologi
Materi: Sel dan Fungsi sel
Cognitive Domain: Knowing
Key C P
1. Manakah diantara berikut ini yang paling mendeskripsikan tujuan dari respirasi selular?
A. Menyediakan energi untuk aktivitas sel
B. Memproduksi gula untuk penyimpanan sel
C. Melepaskan oksigen untuk bernapas
D. Mensuplai Karbondioksida untuk fotosintesis
A C2 P2
2. Manakah ringkasan persamaan dari proses respirasi?
A. Air + Karbon dioksida + energi –› gula + oksigen
B. Oksigen + Gula –› Karbon dioksida + air + energi
C. Karbon dioksida + oksigen + air –› gula + energi
D. Gula + karbon dioksida + energi –› oksigen + air
B C2 P2
Materi: Siklus hidup
Cognitive Domain: Applying
3. Diagram di bawah ini menunjukkan lapisan tanah yang tertanam fosil-fosil. Lapisan F merupakan lapisan
atas, dan lapisan A merupakan lapisan paling bawah. A C2 P1
Page 96
85
Manakah pernyataan tentang umur fosil-fosil tersebut yang paling tepat?
A. Fosil-fosil di lapisan A merupakan fosil tertua, karena bertempat di lapisan paling bawah.
B. Fosil-fosil di lapisan C merupakan fosil yang paling muda, karena memiliki keserupaan dengan
organisme yang ada
C. Fosil-fosil di lapisan D lebih tua dibandingkan fosil di lapisan A, karena fosil-fosil di lapisan D lebih
besar ukurannya.
D. Fosil-fosil di lapisan E memiliki umur yang sama dengan fosil di lapisan F karena memiliki
kesamaan.
Cognitive Domain: Knowing
4. Banyak bibit dan berkecambah baik di tempat terang ataupun gelap. Kemukakan dua kondisi yang
dibutuhkan untuk perkecambahan.
1.
2.
Key:
Kelembaban
Suhu yang basah
Tanah basah
C2 P3
Materi: Keanekaragaman, Adaptasi dan Seleksi Alam
Cognitive Domain: Applying
Key
5. Beberapa burung memakan siput. Jenis siput yang tinggal di hutan memiliki cangkang yang gelap. Jenis C2 P2
Page 97
86
siput yang sama yang tinggal di tanah lapang memiliki cangkang yang berwarna terang. Jelaskan bagaimana
perbedaan warna cangkang tersebut dapat membantu siput untuk hidup lebih lama di lingkungannya.
Key:
Siput yang memiliki cangkang berwarna gelap di hutan akan tersamar dengan warna-warna gelap dihutan
dan jenis siput yang berhabitat di tanah lapang akan tersamar dengan warna terang. Sehingga hewan-hewan
predator sulit untuk menemukan mereka. Perbedaan warna dapat membantu siput untuk tersamarkan dan
beradaptasi dengan lingkungannya sehingga dapat bertahan hidup.
Cognitive Domain: Knowing
6. Dimanakah organisme hidup ketika pertama kali muncul di bumi?
A. Di air
B. Di udara
C. Di daratan
D. Didalam tanah
A C1 P2
Materi: Kesehatan Manusia
Cognitive Domain: Knowing
Key
7. John memiliki diabetes. Manakah pilihan makanan dan minuman berikut ini yang harus dia hindari?
A. Daging sapi
B. Telur
C. Susu
D. Jus buah
D C3 P1
8. Sel tipe manakah yang menghancurkan bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia?
A. Sel darah putih
B. Sel darah merah
C. Sel ginjal
D. Sel paru-paru
A C1 P2
Materi: Ekosistem
Cognitive Domain: Reasoning
Key
9. Susi memiliki tanaman pot. Dia melakukan percobaan yang menunjukkan bahwa air melalui tanaman ke
udara.
B C2 P3
Page 98
87
Percobaan manakah yang dapat memperlihatkan hal tersebut?
A. Meletakkan air dalam konteiner di bawah pot; air akan menghilang dari konteiner.
B. Menutup salah satu bagian dari tanaman dengan kantong plastik dan menyiram tumbuhan; tetesan
air akan terlihat pada kantong plastik.
C. Menempatkan potongan bagian tumbuhan di dalam kantong plastik; air akan terlihat di kantong
plastik.
D. Menempatkan potongan bagian tumbuhan di dalam gelas yang diisi air; daun tanaman akan
mengalami perubahan warna.
10. Meningkatnya jumlah kendaraan di kota besar menyebabkan meningkatnya jumlah karbondioksida di udara
melebihi kadar yang seharusnya. Walikota ingin penanaman pohon diperbanyak.
Apakah kamu setuju dengan pendapat walikota?
(Beri tanda centang pada salah satu kotak)
Yes
No
Jelaskan alasanmu.
Key:
Ya. Karena pohon dapat menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen ke udara selama proses
fotosintesis.
C5 P1
Page 99
88
11.
Grafik di atas mengindikasi angka kijang pada suatu wilayah selama beberapa periode waktu. Manakah
faktor-faktor dari berikut ini yang paling menyebabkan perubahan tiba-tiba dalam populasi antara 1999 dan
2000?
A. Pemanasan global
B. Ketiadaan predator
C. Menipisnya lapisan ozon
D. Kebakaran hutan yang menghancurkan persediaan makanan
D C5 P1
Page 100
89
12. Lebih dari 6 miliyar orang didunia yang membagi sumber kekayaan alam dunia. Lihat tabel berikut ini.
Tabel berikut memperlihatkan beberapa informasi untuk untuk negara samaran (Negara 1 dan 2).
Negara 1 Negara 2
Populasi (Juta) 200 500
Angka kelahiran tiap tahun (kelahiran per 1000 orang) 10 40
Angka kematian tiap tahun (kematian per 1000 orang) 10 10
Area dalam kilometer persegi 2.000.000 2.000.000
Produksi Padi (Persentase total dunia) 40% 20%
Konsumsi Minyak (Persentase total dunia) 20% 5%
A. Berdasarkan informasi pada tabel di atas, prediksikan bagaimana populasi dari setiap negara akan
berubah setelah 10 tahun. (Beri tanda centang pada salah satu kotak dalam tiap baris).
Populasi akan
meningkat
Populasi akan
menurun
Populasi tetap
sama
Negara 1
Negara 2
B. Prediksikan bagaimana populasi dari dua negara dapat berdampak pada faktor lingkungan setelah 10
tahun.
Penggunaan tanah:
Polusi:
Key:
Negara 1: Populasi tetap
Negara 2: Populasi akan meningkat
Prediksi Penggunaan tanah: negara 1 tidak akan berdampak sangat banyak tetapi negara 2 membutuhkan
tanah yang dapat menmpung banyak orang.
Prediksi polusi: Polusi di negara 2 akan meningkat seiring meningkatnya populasi.
C4 P1
C4
Cognitive Domain: Applying
13. Seorang petani menanam jagung. Rumput liar mulai tumbuh di antara penyemaian bibit. Jelaskan mengapa C4 P1
Page 101
90
petani tersebut harus membuang rumput liar itu.
Key:
Rumput liar dan bibit jagung akan berkompetisi dalam memperoleh makanan dan air.
14. Di dalam danau yang terletak dekat ladang terdapat alga yang pertumbuhannya tiba-tiba meningkat.
Peningkatan ini disebabkan oleh ?
A. Penurunan temperatur
B. Penurunan kadar air
C. Limpahan pupuk dari ladang
D. Gas dari peralatan ladang
C C2 P1
15. Pada daerah terpencil terdapat populasi dari kelinci dan rubah. Rubah tidak memiliki predator. Ilmuwan
menghitung jumlah kelinci dan rubah selama periode yang panjang dan membuat grafik hasilnya seperti
yang terlihat di bawah ini.
A. Pada tahun berapakah populasi kelinci meningkat?
B. Jelaskan bagaimana perubahan jumlah populasi kelinci dan rubah saling berhubungan.
Key:
Jika populasi kelinci meningkat maka populasi rubah juga meningkat karena bertambahnya kelinci sebagai
makanan rubah.
Jika populasi kelinci menurun maka populasi rubah juga menurun karena banyaknya rubah yang kelaparan.
C4 P1
Cognitive Domain: Knowing
16. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang tepat tentang organisme yang berperan sebagai produsen? A C5 P2
Page 102
91
A. Mereka menggunakan energi dari matahari untuk membuat makanan
B. Mereka menyerap energi dari hewan
C. Mereka mendapat energi dengan memakan tumbuhan yang hidup
D. Mereka mendapat energi dengan mengurai tumbuhan dan hewan yang telah mati.
Materi: Karakteristik, klasifikasi dan proses kehidupan organisme
Cognitive Domain: Reasoning
Key C P
17. John mengukur denyut nadinya sebelum latihan. Yaitu sekitar 70 beat per menit. Dia latihan selama satu
menit dan mengukur kembali denyut nadinya. Kemudian dia kembali mengukurnya setiap menit untuk
beberapa menit selanjutnya. Dia menggambar grafik untuk melihat hasilnya.
Apa yang dapat disimpulkan dari hasil tersebut?
A. Denyut nadinya meningkat 50 beat per menit
B. Denyut nadinya membutuhkan waktu yang sedikit untuk menurun daripada meningkat
C. Denyut nadinya setelah 4 menit adalah 80 beat per menit
D. Denyut nadinya kembali normal dalam waktu kurang dari 6 menit
D C2 P1
Cognitive Domain: Applying
18. Tabel di bawah ini menunjukkan klasifikasi beberapa hewan ke dalam dua kategori.
Kategori 1 Kategori 2
Kelinci Katak
Jerapah Laba-laba
Gajah Singa
Manakah pilihan berikut ini yang digunakan untuk mengklasifikasikan hewan-hewan tersebut?
B C2 P2
Page 103
92
A. Organ yang digunakan untuk bernapas
B. Sumber makanan
C. Cara reproduksi
D. Pola pergerakan
19.
Gambar 1 dan 2 mengilustrasikan sepasang mata yang sama yang bereaksi terhadap perubahan kondisi
lingkungan.
Kondisi lingkungan apa dan bagaimana perbedaannya mata di Gambar 1 dan 2?
Key:
Pada diagram 1 kurang cahaya sehingga pupil melebar untuk menangkap cahaya lebih banyak. Pada
diagram 2 mata berada di tempat terang sehingga pupil mengecil agar mengurangi cahaya yang masuk ke
dalam mata.
C2 P2
Cognitive Domain: Knowing
20. Uterus (rahim) merupakan bagian dari sistem reproduksi mamalia. Sebutkan salah satu fungsi dari uterus.
Key:
Uterus melindungi bayi selama pertumbuhan dalam kandungan.
Bayi berkembang dari telur didalam uterus.
Uterus mensuplai makanan dan oksigen ke embrio.
Dinding uterus sebagai tempat melekatnya telur yang telah dibuahi.
C2 P1
Gambar 1
Gambar 2
Page 104
93
SOAL UJIAN NASIONAL (UN) 2015
Content Domain: Biologi
Materi: Ciri dan Pengelompokkan Makhluk Hidup Key C P
1. Pengamatan beberapa obyek menghasilkan data sebagai berikut:
Dari data tersebut, kemungkinan paling benar yang merupakan mahluk hidup adalah
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
B C5 P2
Materi: Jaring makanan dan ekosistem
2. Dalam ekosistem persawahan terdapat jaring makanan sebagai berikut:
Bila dalam ekosistem tersebut, ular habis diburu manusia, apa yang dapat diupayakan manusia agar hama
tikus tidak mengganggu pertanian padi.
A C2 P2
Page 105
94
A. menjaga kelestarian elang
B. menjaga kelestarian katak
C. membasmi hama belalang dengan pestisida
D. mengiusir burung pemakan padi
Materi: Populasi penduduk
3. Perhatikan grafik jumlah penduduk di suatu wilayah dalam 8 tahun berikut ini!
Dari grafik pertumbuhan penduduk tersebut, persoalan lingkungan yang akan dihadapi oleh wilayah tersebut
adalah......
A. menurun hasil pertanian
B. langkanya kesempatan kerja
C. menurunnya kualitas air minum/mandi
D. meningkatnya kasus penyakit menular
C C4 P1
Materi: Pertumbuhan dan Perkembangan
4. Perhatikan Gambar! A C2 P1
Page 106
95
Dari gambar, fenomena biologis yang teramati adalah....
A. Pertumbuhan, yaitu bertambah besar dan panjangnya batang
B. Perkembangan, yaitu bertambahnya jumlah daun
C. Pertumbuhan, yaitu terbentuknya radikula/akar
D. Perkembangan, yaitu bertambahnya jumlah kotiledon
Materi: Pernapasan
5. Perhatikan pernyataan berikut!
p. alveolus mengembang
q. otot diafragma kontraksi
r. ruang rongga dada membesar
s. udara masuk
Proses inspirasi pada pernafasan perut terjadi apabila....
A. p, q, r, s
B. q, r, p, s
C. r, q, s, p
D. r, p, q, s
B C2 P2
6. Pak. Karto beberapa hari ini selalu berobat ke dokter. Hasil dari diagnosis dokter ia divonis menderita bronkitis. Penyakit ini disebabkan oleh....
A. radang pada laring, penderita serak atau kehilangan suara
B. serangan bakteri Mycobacterium tuberculosis sehingga dada terasa sesak
C. peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lendir sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah.
D C1 P1
Page 107
96
D. peradangan pada percabangan saluran pernafasan yang diakibatkan oleh infeksi.
Materi : Peredaran Darah
7. Perhatikan data pada tabel berikut!
Pernyataan pada tabel yang sesuai adalah...
A. P dan Q
B. P dan R
C. Q dan R
D. Q dan S
D C2 P2
Materi : Ekskresi
8. Perhatikan gambar berikut!
Bagian yang ditunjuk dengan huruf X
A. Kulit Ginjal (kortek)
B. sumsum ginjal (medulla)
C. Rongga Ginjal (pelvis)
B C1 P1
Page 108
97
D. saluran urine (ureter)
Materi: Alat Reproduksi
9. Perhatikan gambar berikut!
Bagian yang ditunjuk oleh huruf X berfungsi....
A. menyalurkan sperma dari testis ke penis
B. menghasilkan hormon testosteron dan sperma
C. menghasil senyawa bersifat basa dan bahan makanan sperma
D. merangsang perkembangan kelamin sekunder
B C1 P1
Materi: Proses fotosintesis
10. Seorang siswa melakukan percobaan fotosintesis seperti tampak pada gambar .
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan tersebut adalah bahwa fotosintesis ….
A. memerlukan air
B. membutuhkan oksigen
C C2 P1
Page 109
98
C. menghasilkan oksigen
D. membutuhkan sinar matahari
Materi: Adaptasi Makhluk Hidup dan Seleksi Alam
11. Pada kondisi yang kurang menguntungkan, seperti musim kemarau yang panjang tumbuhan jati mengugurkan daunnya. Tujuannya adalah ….
A. mengurangi terjadinya penguapan melalui daun
B. menghemat persediaan air dalam batang
C. agar tumbuhan tidak cepat mati
D. mengurangi proses fotosintesis melalui daun
A C2 P1
12. Populasi badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon saat ini semakin menurun, kalau tidak kita lestarikan keberadaanya akan punah. Faktor yang mempengaruhi punahnya hewan tersebut adalah ....
A. ekosistemnya tidak seimbang
B. adanya predator yang mengancam
C. adanya suaka margasatwa
D. tingkat reproduksinya rendah
D C2 P1
Materi: Pewarisan sifat
13. Persilangan antara tanaman bunga pukul empat warna merah dengan warna putih menghasilkan tanaman (F1)
berbunga merah jambu. Apabila F1 disilangkan dengan sesamanya dan menghasilkan tanaman F2 sebanyak 32 tanaman, maka kemungkinan akan dihasilkan tanaman berbunga merah sebanyak ....
A. 6
B. 8
C. 12
D. 16
B C3 P2
Materi: Penerapan Bioteknologi
14. Manfaat produk bioteknologi dalam bidang kesehatan diantaranya adalah...
A. ditemukannya vaksin untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu
A C2 P2
Page 110
99
B. antibodi monoklonal yang dimanfaatkan untuk menjaga serangan bakteri dan jamur
C. insulin dimanfaatkan untuk menyerang dan membunuh sel tumor atau kanker
D. antibiotik mengontrol kadar gula darah bagi penderita kencing manis (diabetes mellitus)
Yang Mengesahkan;
PembimbingI Pembimbing II
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd Yuke Mardiati, M.Si
NIP.19710119 200801 2 010 NIP. 19760117 200701 2 013
Page 117
106
LEMBAR SOAL
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Waktu : 60 menit
Petunjuk Umum:
1. Tulislah identitas Anda pada lembar jawaban yang disediakan
2. Periksalah dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab
3. Dahulukan menjawab soal-soal yang Anda anggap mudah
4. Kerjakan pada lembar jawaban yang disediakan
5. Lingkari pilihan jawaban yang Anda anggap benar dengan menggunakan
bolpoin
6. Jika soal tersebut berupa uraian, tulislah jawaban Anda pada kolom yang
tersedia pada lembar jawaban yang disediakan.
7. Apabila ada jawaban yang Anda anggap salah maka silanglah jawaban yang
salah tersebut kemudian lingkari kembali pada pilihan jawaban lain yang
Anda anggap benar.
Contoh:
a. Sebelum dijawab
A B C D
b. Sesudah dijawab
A B C D
c. Sesudah diperbaiki
A B C
A. Tes Kemampuan Soal PISA
1. Bacalah teks berikut ini!
Taman Asri
Untuk menjaga agar rumput di taman tetap sehat dan hijau, Pak Suhiman melakukan
percobaan pada 16 petak taman dengan luas yang sama masing-masing 1 ditanami
satu jenis rumput yang sama secara merata dan dalam jumlah yang sama. 4 macam
perlakuan yang berbeda diterapkan sedemikian rupa sehingga tiap macam perlakuan
diterapkan pada 4 petak yang berbeda, jadi ada 4 petak mendapat perlakuan yang
sama seperti ditunjukkan pada diagram berikut.
B
D B
Page 118
107
Pertanyaan manakah yang dapat dijawab dengan rancangan percobaan Pak Suhiman
di atas?
A. Bagaimana pengaruh waktu pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan
rumput
B. Bagaimana pengaruh jenis pupuk organik yang diberikan terhadap
pertumbuhan rumput?
C. Bagaimana pengaruh merk pupuk organik yang diberikan terhadap
pertumbuhan rumput?
D. Bagaimana pengaruh jumlah pupuk organik yang diberikan terhadap
pertumbuhan rumput?
2. Perhatikan gambar berikut ini!
Kemampuan Berlari Hewan Karnivora
Postur tubuh cheetah Cheetah berlari
Perlakuan 1
Petak 1,2,3,4 masing-masing
diberi pupuk organik 0.5 kg
1 2 3 4
Perlakuan 2
Petak 5,6,7,8 masing-masing
diberi pupuk organik 0.75 kg
5 6 7 8
Perlakuan 3
Petak 9,10,11,12 masing-masing
diberi pupuk organik 1 kg
9 10 11 12
Perlakuan 4
Petak 13,14,15,16 masing-
masing diberi pupuk organik
1.25 kg
13 14 15 16
Page 119
108
Cheetah memiliki kemampuan berlari hingga 115 kilometer perjam. Hewan ini
merupakan karnivora. Hewan ini dapat berlompat sejauh 23 kaki, sehingga
dikatakan jarang yang lolos dari serangan cheetah karena kemampuan berlari yang
sangat cepat.
Berdasarkan informasi diatas, faktor yang mempengaruhi perkembangan kemampuan
berlari seekor cheetah adalah …
A. Jenis hewan yang dimangsa
B. Habitat dan daya adaptasi
C. Bentuk kaki dan elastisitas tubuh
D. Ukuran tubuh dan panjang ekor
3. Bacalah teks berkut ini!
Ledakan Populasi Fitoplankton
Ganggang/ Alga (organisme mikroskopik yang menyerupai tumbuhan)
merupakan organisme yang umum terdapat di perairan yang disinari cahaya matahari.
Organisme ini disebut fitoplankton dan dasar dari rantai makanan di perairan. Lebih
dari 5000 spesies fitoplankton terdapat di seluruh dunia, dengan 2% diantaranya
merupakan fitoplankton berbahaya atau beracun. Ledakan populasi alga dari spesies
yang membahayakan dapat memiliki berbagai dampak bagi ekosistem lautan,
tergantung pada jenis spesiesnya, lingkungan, dan mekanisme biokimia alga dalam
mempengaruhi lingkungan.
Ledakan populasi alga dapat memiliki dampak yang membahayakan bagi
berbagai jenis hewan laut. Kematian masal lumba-lumba hidung botol yang terjadi di
Florida pada musim semi tahun 2004 dikarenakan konsumsi ikan dari genus
Brevoortia dan Ethimidium yang mengakumulasi brevetoksin dari plankton
Dinoflgellatakarenia brevis. Kematian masal manatee juga diakibatkan oleh
brevetoksin, namun vektornya bukan ikan melainkan lamun (rumput laut) Thalassia
testudinium. Mamalia laut lainnya, yaitu paus Eubalaena glacialis telah terpapar
neurotoksin karena memakan zooplankton berbahaya.
Pertanyaan 3.1. Ledakan Populasi Fitoplankton
Ledakan populasi alga dari spesies yang membahayakan dapat memiliki berbagai
dampak bagi ekosistem lautan, tergantung pada jenis spesiesnya, lingkungan, dan
mekanisme biokimia alga dalam mempengaruhi lingkungan.
Page 120
109
Manakah dari pernyataan berikut yang menjelaskan pengaruh antar populasi dalam
ekosistem perairan?
A. Populasi lumba-lumba hidung botol mengalami penurunan disebabkan
memakan ikan genus Brevoortia yang memakan plankton Dinoflagellata.
B. Populasi lumba-lumba hidung botol mengalami peningkatan disebabkan
populasi ikan genus Brevoortia meningkat dengan meningkatnya plankton
Dinoflagellata.
C. Menurunnya populasi plankton Dinoflagellata menurunkan populasi lumba-
lumba hidung botol.
D. Meningkatnya populasi ikan genus Brevoortia yang disebabkan meningkatnya
plankton Dinoflagellata menyebabkan meningkatnya populasi lumba-lumba
hidung botol.
Pertanyaan 3.2.
Ganggang hijau merupakan golongan terbesar diantara ganggang, sebagian besar
hidup di permukaan air tawar, beberapa diantaranya hidup di permukaan air laut dan
air payau.
Mengapa ganggang/ alga hijau hidup di permukaan air?
A. Mempermudah mendapatkan
B. Mempermudah mendapatkan sinar matahari sebagai salah satu bahan
fotosintesis
C. Ganggang/ Alga tidak mempunyai akar sehingga tidak perlu mendapatkan
unsur hara dari tanah
D. Mempermudah untuk berkembang biak
4. Bacalah teks berikut ini!
Resiko Bencana
Rumah di lahan miring atau lereng pegunungan memiliki kekurangan, berupa
terjadinya tanah longsor. Tanah longsor disebabkan oleh ketahanan geser batuan yang
menurun tajam jauh melebihi tekanan geser, dan terjadi seiring dengan meningkatnya
tekanan air akibat pembasahan atau peningkatan kadar air (Wuryanata Agus,
Sukresno, dan Sunaryo, 2004).
Selain itu juga disebabkan oleh vibrasi dari gempa bumi, letusan, mesin, lalu
lintas, dan guntur. Beberapa tanah longsor yang dahsyat telah dipicu oleh gempa
Page 121
110
bumi. Hilangnya penopang dari samping oleh gugurnya lereng sebelumnya,
konstruksi, dan penggalian. Hilangnya vegetasi karena kebakaran, penebangan, dan
penggundulan hutan yang menyebabkan erosi, lalu pembebanan oleh hujan, beban
bangunan, atau rembesan irigasi dan sistem pembuangan sampah (UNDP, 2008).
Pertanyaan 4.1.
Rumah yang dibangun di pegunungan memerlukan perluasan tanah datar di sekitar
pegunungan. Mengapa cara memindahkan tanah sekarang lebih cepat dan mudah
dibandingkan dahulu?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 4.2.
Sempitnya lahan pembangunan di perkotaan pada saat ini membuat sebagian dari
penduduk yang mengambil cara memindahkan tanah dari pegunungan dan menimbun
lembah di sekitar lereng gunung untuk dijadikan tempat pembangunan pemukiman,
sehingga hutan di pegunungan menjadi gundul.
Amati diagram di bawah ini
Berdasarkan diagram diatas manakah daerah yang tampak pada diagram yang paling
beresiko jika mendirikan bangunan diatasnya? Jelaskan alasannya!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Persentase Lahan Pembangunan Provinsi KALTARA
A. Dataran 70%
B. Tanah Timbunan22%
C. Pegunungan 8%
Page 122
111
5. Bacalah teks berikut ini!
Jantung sebagai Mesin Tubuh
Banyak yang masih mencari tahu hubungan antara darah dan jantung, padahal
sudah sangat jelas bahwa darah sangat berkaitan erat dengan jantung, dimana jantung
adalah mesin utama dalam tubuh makhluk hidup. Tekanan darah terjadi karena
adanya aktifitas jantung. Jantung terletak di dalam rongga dada, bagian dalam jantung
berongga dan terbagi menjadi 4 ruangan yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik
kanan, dan bilik kiri.
Bila jantung mengalami gangguan, jantung tidak dappat ebrfungsi dengan
baik. Tubuh akan mengalami kekurangan oksigen, dan peredaran darah menjadi tidak
lancar, sehingga akan menyebabkan kerusakan organ tubuh lainnya bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Banyak macam gangguan terhadap jantung, maka perlu dilakukan pengobatan
yang tepat, salah satunya dengan operasi bypass. Operasi ini dilakukan biasanya pada
keadaan jantung dihentikan sementara dengan menggunakan mesin
“cardiopulmonary” atau mesin jantung-paru. Dapat pula dengan tehnik lain, yaitu
operasi tanpa menggunakan mesin “cardiopulmonary” disebut operasi “off pump”.
Penyakit jantung pada orang dewasa yang memerlukan operasi pada umumnya
sebagian besar disebabkan suatu proses aterosklerosis pembuluh darah koroner, yakni
pembuluh darah arteri yang bertanggung jawab terhadap sirkulasi darah otot-otot
jantung.
Pertanyaan 5.1.
Page 123
112
Diagram Peredaran Darah
Peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali ke
jantung akan mengalami proses. Jantung bilik kanan memompa darah ke paru-paru
melalui arteri paru-paru.
Berdasarkan pernyataan di atas, hal apakah yang terjadi pada darah dalam paru-paru?
A. Penyerapan karbondioksida dan pelepasan uap air
B. Difusi oksigen dan pengeluaran karbondioksida
C. Pengeluaran oksigen dan penyerapan uap air
D. Pelepasan oksigen dan karbondioksida
Pertanyaan 5.2.
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia. Dokter sering
menasehati kita tentang hal menjaga kesehatan jantung, salah satu diantaranya dengan
menjaga tekanan darah.
Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan fungsi utama dari jantung?
A. Memompa darah yang kaya karbondioksida
B. Menyaring darah yang mengandung karbondioksida
Page 124
113
C. Memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh
D. Mengangkut oksigen dari udara yang dihirup ke dalam darah
Pertanyaan 5.3.
Suhu tubuh manusia yang sehat normalnya 36°C- 37°C. Seorang pasien laki-laki usia
50 tahun dioperasi selama 3 jam di RS Jantung Harapan kita, saat operasi berat
badannya 60 kg, tinggi badannya 160 cm dan suhu tubuhnya dijaga agar memiliki
suhu tubuh 35°C.
Mengapa suhu tubuh pasien saat operasi harus lebih rendah dari suhu normal?
A. Untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh penurunan aliran darah
B. Untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh peningkatan aliran darah
C. Untuk meningkatkan aliran darah
D. Untuk mengurangi tekanan darah
6. Bacalah teks berikut ini!
PABRIK PENISILIN
Sir Alexander Fleming adalah orang yang dikenal sebagai penemu penisilin
(antibiotik untuk melawan bakteri). Alexander Fleming sangat pandai, tetapi ceroboh
dan laboratoriumnya sering terlihat berantakan. Tahun 1928, setelah pulang dari
liburan panjang, Fleming teringat akan bakteri bakteri di piringan laboratorium lupa
disimpan baik-baik, dan telah terkontaminasi dengan sejenis jamur. Beberapa piring
laboratorium yang berisikan bakteri dibuang, tetapi kemudian Fleming
memperhatikan bahwa perkembangan bakteri pada daerah yang terkontaminasi oleh
jamur tersebut menjadi terhambat. Fleming kemudian mengambil sampel dari jamur
tersebut dan menelitinya, dia menemukan bahwa jamur tersebut berasal dari genus
Penicillium. Inilah sebabnya mengapa obat tersebut bernama Penicillin atau penisilin
(Indonesia).
Pembuatan penisilin dilakukan di dalam suatu alat yang dinamakan Fermentor
(bioreactor). Fermentor adalah tangki atau wadah yang di dalamnya seluruh sel
(mikroba) mengubah bahan dasar menjadi produk biokimia dengan atau tanpa produk
sampingan. Rancangan dan konstruksi fermentor perlu diperhatikan agar dapat
dioperasikan dalam jangka waktu lama, kondisi yang memadai untuk kelangsungan
proses metabolik mikroba, sistem kontrol suhu, pH, dan penambahan nutrien, bejana
harus dapat dicuci dan disterilisasi.
Page 125
114
Bagian-Bagian Fermentor
Pertanyaan 6.1.
Fermentor berfungsi untuk fermentasi. Pada fermentor terdapat bagian yang bernama
selubung air dingin.
Apa hubungan selubung air dingin dengan proses fermentasi?
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
7. Bacalah teks berikut ini!
Pengolahan Susu
Reproduksi bakteri terjadi secara pembelahan biner. Kecepatan pembelahan
sel ditentukan dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu yang dibutuhkan
oleh sel untuk membelah, bervariasi tergantung dari spesies dan kondisi
pertumbuhan. Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah pembelahan biner
melintang. Pembelahan biner melintang adalah suatu proses reproduksi aseksual,
setelah pembentukan dinding sel melintang, maka satu sel tunggal membelah
menjadi dua sel yang disebut dengan sel anak. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel
untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Pada
setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang
memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari. Bila bakteri diinokulasikan ke
dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada periode penyesuaian
Page 126
115
pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan memperbanyak
diri (replikasi) dengan laju yang konstan.
Tabel perbedaan waktu pembelahan bakteri pada suhu yang sama
N
o
Jenis Bakteri Waktu pembelahan Suhu
1 Lactobacillus bulgaricus 60-70 menit 37°C
2 Streptococcus lactis 10 menit- 2 jam 37°C
3 Streptococcus termophilus 2,4- 3,5 jam 37°C
4 Lactobacillus lactis 60-70 menit 37°C
Pertanyaan 7.1. Pengolahan Susu
Berdasarkan tabel perbedaan waktu pembelahan bakteri di atas, apabila diperlukan
suhu 37°C pada keempat bakteri tersebut, bakteri manakah yang paling cepat
membelah …
A. Lactobacillus bulgaricus
B. Streptococcus lactis
C. Streptococcus termophilus
D. Lactobacillus lactis
Pertanyaan 7.2.
Perhatikan tabel produk susu yang melibatkan bakteri berikut ini.
No Jenis produk Nama bakteri
1 Yoghurt Lactobacillus bulgaricus
2 Keju Streptococcus termophilus
3 Mentega Streptococcus lactis
Pemberian antibiotik pada puting susu sapi yang sedang terluka atau sakit akan
menghasilkan susu yang mutunya kurang bagus. Apabila susu itu digunakan untuk
membuat produk seperti yoghurt, keju, dan mentega seperti pada tabel di atas.
Jelaskan apa pengaruhnya!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Page 127
116
B. Tes Kemampuan Soal TIMSS
1. Manakah diantara berikut ini yang paling mendeskripsikan tujuan dari respirasi
selular?
A. Menyediakan energi untuk aktivitas sel
B. Memproduksi gula untuk penyimpanan sel
C. Melepaskan oksigen untuk bernapas
D. Mensuplai Karbondioksida untuk fotosintesis
2. Manakah ringkasan persamaan dari proses respirasi?
A. Air + Karbon dioksida + energi –› gula + oksigen
B. Oksigen + Gula –› Karbon dioksida + air + energi
C. Karbon dioksida + oksigen + air –› gula + energi
D. Gula + karbon dioksida + energi –› oksigen + air
3. Diagram di bawah ini menunjukkan lapisan tanah yang tertanam fosil-fosil.
Lapisan F merupakan lapisan atas, dan lapisan A merupakan lapisan paling
bawah.
Manakah pernyataan tentang umur fosil-fosil tersebut yang paling tepat?
A. Fosil-fosil di lapisan A merupakan fosil tertua, karena bertempat di lapisan
paling bawah.
B. Fosil-fosil di lapisan C merupakan fosil yang paling muda, karena memiliki
keserupaan dengan organisme yang ada
Page 128
117
C. Fosil-fosil di lapisan D lebih tua dibandingkan fosil di lapisan A, karena fosil-
fosil di lapisan D lebih besar ukurannya.
D. Fosil-fosil di lapisan E memiliki umur yang sama dengan fosil di lapisan F
karena memiliki kesamaan.
4. Banyak bibit dan berkecambah baik di tempat terang ataupun gelap. Kemukakan
dua kondisi yang dibutuhkan untuk perkecambahan.
1. ….
2. ….
5. Beberapa burung memakan siput. Jenis siput yang tinggal di hutan memiliki
cangkang yang gelap. Jenis siput yang sama yang tinggal di tanah lapang
memiliki cangkang yang berwarna terang. Jelaskan bagaimana perbedaan warna
cangkang tersebut dapat membantu siput untuk hidup lebih lama di
lingkungannya!
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
6. Dimanakah organisme hidup ketika pertama kali muncul di bumi?
A. Di air
B. Di udara
C. Di daratan
D. Didalam tanah
7. John memiliki diabetes. Manakah pilihan makanan dan minuman berikut ini yang
harus dia hindari?
A. Daging sapi
B. Telur
C. Susu
D. Jus buah
8. Sel tipe manakah yang menghancurkan bakteri yang masuk ke dalam tubuh
manusia?
A. Sel darah putih
B. Sel darah merah
C. Sel ginjal
D. Sel paru-paru
Page 129
118
9. Susi memiliki tanaman pot. Dia melakukan percobaan yang menunjukkan bahwa
air melalui tanaman ke udara.
Percobaan manakah yang dapat memperlihatkan hal tersebut?
A. Meletakkan air dalam konteiner di bawah pot; air akan menghilang dari
konteiner.
B. Menutup salah satu bagian dari tanaman dengan kantong plastik dan
menyiram tumbuhan; tetesan air akan terlihat pada kantong plastik.
C. Menempatkan potongan bagian tumbuhan di dalam kantong plastik; air akan
terlihat di kantong plastik.
D. Menempatkan potongan bagian tumbuhan di dalam gelas yang diisi air; daun
tanaman akan mengalami perubahan warna.
10. Meningkatnya jumlah kendaraan di kota besar menyebabkan meningkatnya
jumlah karbondioksida di udara melebihi kadar yang seharusnya. Walikota ingin
penanaman pohon diperbanyak.
Apakah kamu setuju dengan pendapat walikota?
(Beri tanda centang pada salah satu kotak)
Ya
Tidak
Jelaskan alasanmu!
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Page 130
119
11. Perhatikan grafik berikut ini!
Grafik di atas mengindikasi angka kijang pada suatu wilayah selama beberapa
periode waktu. Manakah faktor-faktor dari berikut ini yang paling menyebabkan
perubahan tiba-tiba dalam populasi antara 1999 dan 2000?
A. Pemanasan global
B. Ketiadaan predator
C. Menipisnya lapisan ozon
D. Kebakaran hutan yang menghancurkan persediaan makanan
12. Lebih dari 6 miliyar orang didunia yang membagi sumber kekayaan alam dunia.
Lihat tabel berikut ini. Tabel berikut memperlihatkan beberapa informasi untuk
untuk negara samaran (Negara 1 dan 2).
Negara 1 Negara 2
Populasi (Juta) 200 500
Angka kelahiran tiap tahun (kelahiran per 1000 orang) 10 40
Angka kematian tiap tahun (kematian per 1000 orang) 10 10
Area dalam kilometer persegi 2.000.000 2.000.000
Produksi Padi (Persentase total dunia) 40% 20%
Konsumsi Minyak (Persentase total dunia) 20% 5%
a. Berdasarkan informasi pada tabel di atas, prediksikan bagaimana populasi dari
setiap negara akan berubah setelah 10 tahun. (Beri tanda centang pada salah
satu kotak dalam tiap baris).
Populasi akan
meningkat
Populasi akan
menurun
Populasi tetap
sama
Negara 1 ... … …
Negara 2 … … …
Page 131
120
b. Prediksikan bagaimana populasi dari dua negara dapat berdampak pada faktor
lingkungan setelah 10 tahun.
Penggunaan tanah: …………………………………..........................................
Polusi: ………………………………………………………………….............
13. Seorang petani menanam jagung. Rumput liar mulai tumbuh di antara
penyemaian bibit. Jelaskan mengapa petani tersebut harus membuang rumput liar
itu?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
14. Di dalam danau yang terletak dekat ladang terdapat alga yang pertumbuhannya
tiba-tiba meningkat. Peningkatan ini disebabkan oleh ?
A. Penurunan temperatur
B. Penurunan kadar air
C. Limpahan pupuk dari ladang
D. Gas dari peralatan ladang
15. Pada daerah terpencil terdapat populasi dari kelinci dan rubah. Rubah tidak
memiliki predator. Ilmuwan menghitung jumlah kelinci dan rubah selama
periode yang panjang dan membuat grafik hasilnya seperti yang terlihat di bawah
ini.
A. Pada tahun berapakah populasi kelinci meningkat?
B. Jelaskan bagaimana perubahan jumlah populasi kelinci dan rubah saling
berhubungan?
Page 132
121
………………………………………………………………………………….
16. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang tepat tentang organisme yang
berperan sebagai produsen?
A. Mereka menggunakan energi dari matahari untuk membuat makanan
B. Mereka menyerap energi dari hewan
C. Mereka mendapat energi dengan memakan tumbuhan yang hidup
D. Mereka mendapat energi dengan mengurai tumbuhan dan hewan yang telah
mati.
17. John mengukur denyut nadinya sebelum latihan. Yaitu sekitar 70 beat per menit.
Dia latihan selama satu menit dan mengukur kembali denyut nadinya. Kemudian
dia kembali mengukurnya setiap menit untuk beberapa menit selanjutnya. Dia
menggambar grafik untuk melihat hasilnya.
Apa yang dapat disimpulkan dari hasil tersebut?
A. Denyut nadinya meningkat 50 beat per menit
B. Denyut nadinya membutuhkan waktu yang sedikit untuk menurun daripada
meningkat
C. Denyut nadinya setelah 4 menit adalah 80 beat per menit
D. Denyut nadinya kembali normal dalam waktu kurang dari 6 menit
18. Tabel di bawah ini menunjukkan klasifikasi beberapa hewan ke dalam dua
kategori.
Kategori 1 Kategori 2
Kelinci Katak
Jerapah Laba-laba
Page 133
122
Gajah Singa
Manakah pilihan berikut ini yang digunakan untuk mengklasifikasikan hewan-
hewan tersebut?
A. Organ yang digunakan untuk bernapas
B. Sumber makanan
C. Cara reproduksi
D. Pola pergerakan
19. Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar 1 dan 2 mengilustrasikan sepasang mata yang sama yang bereaksi
terhadap perubahan kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan apa dan bagaimana
perbedaannya mata di gambar 1 dan 2?
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
20. Uterus (rahim) merupakan bagian dari sistem reproduksi mamalia. Sebutkan
salah satu fungsi dari uterus!
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
Gambar 1
Gambar 2
Page 134
123
C. Tes Kemampuan Soal UN
1. Pengamatan beberapa obyek menghasilkan data sebagai berikut:
Dari data tersebut, kemungkinan paling benar yang merupakan mahluk hidup adalah
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
2. Dalam ekosistem persawahan terdapat jaring makanan sebagai berikut:
Bila dalam ekosistem tersebut, ular habis diburu manusia, apa yang dapat diupayakan
manusia agar hama tikus tidak mengganggu pertanian padi.
A. menjaga kelestarian elang
B. menjaga kelestarian katak
C. membasmi hama belalang dengan pestisida
D. mengiusir burung pemakan padi
Page 135
124
3. Perhatikan grafik jumlah penduduk di suatu wilayah dalam 8 tahun berikut ini!
Dari grafik pertumbuhan penduduk tersebut, persoalan lingkungan yang akan
dihadapi oleh wilayah tersebut adalah......
A. menurun hasil pertanian
B. langkanya kesempatan kerja
C. menurunnya kualitas air minum/mandi
D. meningkatnya kasus penyakit menular
4. Perhatikan Gambar!
Dari gambar, fenomena biologis yang teramati adalah....
A. Pertumbuhan, yaitu bertambah besar dan panjangnya batang
B. Perkembangan, yaitu bertambahnya jumlah daun
C. Pertumbuhan, yaitu terbentuknya radikula/akar
D. Perkembangan, yaitu bertambahnya jumlah kotiledon
5. Perhatikan pernyataan berikut!
p. alveolus mengembang
q. otot diafragma kontraksi
r. ruang rongga dada membesar
Page 136
125
s. udara masuk
Proses inspirasi pada pernafasan perut terjadi apabila....
A. p, q, r, s
B. q, r, p, s
C. r, q, s, p
D. r, p, q, s
6. Pak. Karto beberapa hari ini selalu berobat ke dokter. Hasil dari diagnosis dokter
ia divonis menderita bronkitis. Penyakit ini disebabkan oleh....
A. radang pada laring, penderita serak atau kehilangan suara
B. serangan bakteri Mycobacterium tuberculosis sehingga dada terasa sesak
C. peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lendir sehingga oksigen sulit
berdifusi mencapai darah.
D. peradangan pada percabangan saluran pernafasan yang diakibatkan oleh
infeksi.
7. Perhatikan data pada tabel berikut!
Pernyataan pada tabel yang sesuai adalah...
A. P dan Q
B. P dan R
C. Q dan R
D. Q dan S
8. Perhatikan gambar berikut!
Bagian yang ditunjuk dengan huruf X
Page 137
126
A. Kulit Ginjal (kortek)
B. sumsum ginjal (medulla)
C. Rongga Ginjal (pelvis)
D. saluran urine (ureter)
9. Perhatikan gambar berikut!
Bagian yang ditunjuk oleh huruf X berfungsi....
A. menyalurkan sperma dari testis ke penis
B. menghasilkan hormon testosteron dan sperma
C. menghasil senyawa bersifat basa dan bahan makanan sperma
D. merangsang perkembangan kelamin sekunder
10. Seorang siswa melakukan percobaan fotosintesis seperti tampak pada gambar .
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan tersebut adalah bahwa fotosintesis ….
A. memerlukan air
B. membutuhkan oksigen
C. menghasilkan oksigen
D. membutuhkan sinar matahari
11. Pada kondisi yang kurang menguntungkan, seperti musim kemarau yang panjang
tumbuhan jati mengugurkan daunnya. Tujuannya adalah ….
A. mengurangi terjadinya penguapan melalui daun
B. menghemat persediaan air dalam batang
C. agar tumbuhan tidak cepat mati
Page 138
127
D. mengurangi proses fotosintesis melalui daun
12. Populasi badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon saat ini semakin
menurun, kalau tidak kita lestarikan keberadaanya akan punah. Faktor yang
mempengaruhi punahnya hewan tersebut adalah ....
A. ekosistemnya tidak seimbang
B. adanya predator yang mengancam
C. adanya suaka margasatwa
D. tingkat reproduksinya rendah
13. Persilangan antara tanaman bunga pukul empat warna merah dengan warna putih
menghasilkan tanaman (F1) berbunga merah jambu. Apabila F1 disilangkan dengan
sesamanya dan menghasilkan tanaman F2 sebanyak 32 tanaman, maka kemungkinan akan dihasilkan tanaman berbunga merah sebanyak ....
A. 6
B. 8
C. 12
D. 16
14. Manfaat produk bioteknologi dalam bidang kesehatan diantaranya adalah...
A. ditemukannya vaksin untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
tertentu
B. antibodi monoklonal yang dimanfaatkan untuk menjaga serangan bakteri dan
jamur
C. insulin dimanfaatkan untuk menyerang dan membunuh sel tumor atau kanker
D. antibiotik mengontrol kadar gula darah bagi penderita kencing manis (diabetes
mellitus)
***Selamat Mengerjakan***
Page 139
128
Lampiran 11
LEMBAR JAWABAN
TES KEMAMPUAN IPA (BIOLOGI)
Identitas Siswa
Nama :
Kelas :
Nama Sekolah :
Petunjuk: Kerjakan dengan teliti sesuai dengan perintah pada lembar soal.
A. Tes Kemampuan Soal PISA
1. Lingkari pilihan jawaban yang anda anggap benar.
A B C D
2. Lingkari pilihan jawaban yang anda anggap benar.
A B C D
3. Ledakan Populasi Fitoplankton
Pertanyaan 3.1
Lingkari pilihan jawaban yang anda anggap benar.
A B C D
Pertanyaan 3.2
Lingkari pilihan jawaban yang anda anggap benar.
A B C D
4. Resiko Bencana
Tuliskan uraian Anda pada bagian yang disediakan berikut ini.
Pertanyaan 4.1
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 4.2
Page 140
129
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
5. Jantung sebagai Mesin Tubuh
Pertanyaan 5.1
Lingkari pilihan jawaban yang anda anggap benar.
A B C D
Pertanyaan 5.2
Lingkari pilihan jawaban yang anda anggap benar.
A B C D
Pertanyaan 5.3
Lingkari pilihan jawaban yang anda anggap benar.
A B C D
6. Pabrik Penisilin
Tuliskan uraian Anda pada bagian yang disediakan berikut ini.
Pertanyaan 6.1
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
7. Pengolahan Susu
Pertanyaan 7.1
Lingkari pilihan jawaban yang anda anggap benar.
A B C D
Pertanyaan 7.2
Tuliskan uraian Anda pada bagian yang disediakan berikut ini.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
B. Tes Kemampuan Soal TIMSS
Page 141
130
1. A B C D
2. A B C D
3. A B C D
4. a. …………………………………………
b. …………………………………………
5. …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
6. A B C D
7. A B C D
8. A B C D
9. A B C D
10. (Beri tanda centang pada salah satu kotak)
Ya
Tidak
Alasan :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
11. A B C D
12. a. (Beri tanda centang pada salah satu kotak dalam tiap baris)
Populasi akan
meningkat
Populasi akan
menurun
Populasi tetap
sama
Negara 1 ... … …
Negara 2 … … …
b. Penggunaan tanah: …………………………………………………………...
Polusi: ………………………………………………………………………..
Page 142
131
13. …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
14. A B C D
15. …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
16. A B C D
17. A B C D
18. A B C D
19. …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
20. …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
C. Tes Kemampuan Soal UN
Petunjuk: Lingkari pilihan jawaban yang Anda anggap benar.
1. A B C D
2. A B C D
3. A B C D
4. A B C D
5. A B C D
6. A B C D
7. A B C D
Page 143
132
8. A B C D
9. A B C D
10. A B C D
11. A B C D
12. A B C D
13. A B C D
14. A B C D
Page 144
Lampiran 12
LEMBAR KLASIFIKASI LEVEL KOGNITIF SOAL DAN SISWA BERDASARKAN
TAKSONOMI BLOOM TEREVISI
Dimensi
Pengetahuan
Dimensi Proses Kognitif %
Mangingat
(C1)
Memahami
(C2)
Aplikasi
(C3)
Analisis
(C4)
Evaluasi
(C5)
Mencipta
(C6)
Faktual (P1)
Konseptual (P2)
Prosedural (P3)
Metakognitif
(P4)
%
Page 145
134
Lampiran 13
HASIL LEVEL KOGNITIF PESERTA DIDIK BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM TEREVISI
A. Analisis Soal PISA 2015
MTsN 3 Jakarta Selatan
Butir Soal —› 1 2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2 5.3 6 7.1 7.2
Level Kognitif —› C4.P3 C2.P1 C4.P2 C4.P2 C4.P3 C2.P1 C2.P2 C2.P2 C4.P1 C2.P2 C2.P2 C2.P3 TOTAL
Nama Siswa|Skor —› 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 13
Ma'ruf Syaifullah 1 1 1 1 0 2 1 1 1 0 1 0 10
Rizky Khasanah 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
Elsa Kusumah D. 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
Syifa Ananda Pratiwi 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9
Ghandi Khairan F. 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 12
M. Divo 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 7
Thoriq Rizky R. 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Aji Risky F. 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 12
Nabilah Azizah A. 1 1 0 0 1 2 1 1 0 1 1 0 9
Miftha Rizky A 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 8
Indah Rifdah M. 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9
Nabilah Marwah 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
Inayatul Fauziah 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10
Reina Tri Amanda 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9
Rahmah 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9
Auliatuzzahra 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 7
Nadaya Shakila 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 9
Ghea safirna 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
Nurisma H. 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 8
Nafisha T.D. 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9
Page 146
135
Reja Reinda Cayari 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 8
Aditama Candra K. 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9
Nisa Kartika Wibowo 1 1 1 0 1 2 1 1 0 1 1 0 10
Naufal Lathif 1 1 1 1 0 2 1 1 0 0 1 0 9
Hilsya Aliffia P. 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 6
Luthfiyah hana 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 8
Ahda Syafiera Andin 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 8
Muhammad Rakha R 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9
R.M. Bagaswara Aryo 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 8
Shafa Anis Salsabila 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 9
Husnaini 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8
Izza Marizatul A. 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 6
Selly Meliana 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 7
Syaputri Maharani 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10
Khonsa Nauratul 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Ahmad Syauqi Fadhillah 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10
M. Fadhel Ananda 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 10
Ananda Mulia A. 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 10
Muhammad Fikri M. 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
Achmad Muflihuddin 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10
Dian Zafira Adelia 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 9
JUMLAH 39 36 36 19 34 14 41 39 13 32 37 14
PERSENTASE 95% 88% 88% 46% 83% 34% 100% 95% 32% 78% 90% 34%
MTsN 2 Tangerang Selatan
Butir Soal —› 1 2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2 5.3 6 7.1 7.2
Level Kognitif —› C4.P3 C2.P1 C4.P2 C4.P2 C4.P3 C2.P1 C2.P2 C2.P2 C4.P1 C2.P2 C2.P2 C2.P3 TOTAL
Nama Siswa|Skor —› 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 13
Page 147
136
Lathifah Fitri Luqyana 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 8
Oza Azahwatu Azra 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 9
Nabila Zalfa Aulia 1 0 1 1 1 2 1 1 1 0 1 0 10
Febrina Asadiya 1 0 1 1 1 2 1 1 1 0 1 0 10
Intania Precelia M 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10
Gaby Aprilia Saputri 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9
Faraditya Praba S. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10
Helmi Irawan 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 0 10
M. Fahreza A 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 8
M. Zayyan Abhinaya 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 7
M. Abiyyu Mufid 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 12
Rayhan Jhufeil A. 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 0 1 11
Zidni Rizky 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 9
Muhammad Ramdanizam 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Akbar Khulaifi 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 7
fahri fahrurozi 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9
Hizbillah Atqiya 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 8
Kharisma Azzahra 1 0 1 0 1 2 1 1 1 0 1 0 9
Monika Putri Maharani 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 8
Ayunda Maulita Alya 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10
Muhammad Aryo P. 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Hanifah Zahra Surahman 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 8
Aghi Rahmat 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 9
Muhammad Emir Aldrian 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Hanifah Syahidah 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 8
Nindya Nurul Fauziah 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 0 0 9
Putri Cahyanti 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 0 0 9
Izrafy Ferina Yaskci 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 9
Page 148
137
Alya Luthfiana Amari 1 0 1 0 1 2 1 1 1 0 1 0 9
Dian Maulidya Hanif 1 1 1 0 1 2 1 1 1 0 1 0 10
Syarifuddin Alawy 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 8
Mutiara Zaehan Adhira 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 0 11
Luthfia Fadhni K 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
Abdullah 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 9
Gamal M. Nasser 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 7
M. Luthfi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
Syifa Fauziyah 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 9
Nida Salsabila 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 7
Amira Nabila 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 7
Syah Luna Haura 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 8
Muhammad Wildan 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 6
JUMLAH 39 33 38 29 39 15 39 40 26 9 33 12
PERSENTASE 95% 80% 92% 70% 95% 36% 95% 97% 63% 21% 80% 29%
SMPN 41 Jakarta Selatan
Butir Soal 1 2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2 5.3 6 7.1 7.2
Level Kognitif C4.P3 C2.P1 C4.P2 C4.P2 C4.P3 C2.P1 C2.P2 C2.P2 C4.P1 C2.P2 C2.P2 C2.P3 TOTAL
Nama Siswa| Skor —› 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 13
Haikal A.D 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
Raihan Hilmi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10
Aryana Citra Fahira 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 12
Abiyyu Reza Firmansyah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8
Udkhiya Navidza Zahra 0 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 0 10
Putri Ayu Andira 0 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 9
Izza Nizhomi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8
Rheza Maulida Fauzi 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 9
Page 149
138
Nazhif Haqqi Baidhowi 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8
Rafa Salama 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 12
Rafi Dwizulfa 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 8
Cici Marselis Cahyani 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 11
Khairunnisa Ifla 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 11
Siti Zulaikha 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 0 11
Mutiara Zahra Arifin 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Salsabila Wahdah 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 8
Nazwa Syahira 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7
Auliya Azka Wigati 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 8
M. Faqih Nefawan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8
Muhammad Taufiq P. 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
Azhar Bintang 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10
Herfyan Omar 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 9
M. Idzhar Abisina 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
Alwi Y. 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 8
Nada Irza Salsabila 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 11
Rizqi Suci Agree 1 1 1 0 0 2 1 1 0 1 0 0 8
Nabila Rubianti 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8
Fakhira Amelia 1 0 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 9
Azura Trias Maharani 1 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 0 9
Maharra Ulfa K. 1 0 1 0 1 2 1 0 0 1 1 0 8
Fairuz Hisad Zhafir 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 9
M. Yusron 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 7
Qulbiah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 9
M. Reyhan Surya 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 7
Muhammad Alif Fauzan 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Olivia hakiem 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 0 10
Musthofa 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 7
Mayaesha 1 1 1 0 0 2 1 1 1 0 1 1 10
Page 150
139
Salwa Salsabila 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 11
Muzayin Sufal Karim 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 0 0 10
Nafian R.S 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10
Dzikri Mustaqim 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 7
JUMLAH 33 38 42 35 39 18 35 40 19 25 30 8
PERSENTASE 78% 90% 100% 83% 92% 42% 83% 95% 45% 59% 71% 19%
SMPN 3 Tangerang Selatan
Butir Soal 1 2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2 5.3 6 7.1 7.2
Level Kognitif C4.P3 C2.P1 C4.P2 C4.P2 C4.P3 C2.P1 C2.P2 C2.P2 C4.P1 C2.P2 C2.P2 C2.P3 TOTAL
Nama Siswa | Skor —› 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 13
Mediana Rahma 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Riska Dwi Narni 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 7
Fariha 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5
Ocha Yolanda 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 0 0 10
Amanda Destrita Aulia 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
Nadhira Amanda Putri 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 8
Putri Fatma Azzahra 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 9
Alifia Septiany 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9
Raysa Faisafa Nahla 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8
Nandra Ahmad Saputra 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 9
Dhanny 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 8
Bintang Pramudya 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9
Yuandika Nur aprian 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9
Saffana Fajrih 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 6
Raden Monica Anjani 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 8
Viqi Ibnu Sabil 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Ian Saputra 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 6
Page 151
140
Muhammad Arif Firdiansyah 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 6
Hozy Nur R 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 6
Keisia Febria 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2
Yoga Perwira 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 5
Adam Muhammad 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 5
M. Nurfalah 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 6
Rudolf Eduard satria 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7
Rofly Ramadhan 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 6
Rayhan S. 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 6
Sekar Sari Agustin 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 7
Firda Vatika Akmal 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 5
Ramma Fathul Mizan 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 7
Delian Agustina 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 8
Ikram Mahesa 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
Angellica Beatrice Londah 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 9
Sabrina Rahmadini V. 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 8
Yusuf Wiyono 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 9
Ramadhan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10
Zafira Putri Andari 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 8
Aris Saputra 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 8
Saffinnahtun Nazzah 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 7
Galuh Syawitri 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 8
Linda 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10
Kamang Dindha Ayuniken 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9
Asyiatul Asshifa 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 7
Anand Devia Ramadhan 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5
Vito Gary Michael 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
Page 152
141
Muhammad Rizqi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8
Yudhistira Giri Jatya 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
JUMLAH 44 37 33 30 35 3 37 44 32 26 23 6
PERSENTASE 95% 80% 71% 65% 76% 6.5% 80% 95% 69% 56% 50% 13%
B. Analisis Soal TIMSS 2011
MTsN 3 Jakarta Selatan
Butir Soal —› 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Level Kognitif —› C2.P2 C2.P2 C2.P1 C2.P3 C2.P2 C1.P2 C3.P1 C1.P2 C2.P3 C5.P1 C5.P1 C4.P1 C4.P1 C2.P1 C4.P1 C5.P2 C2.P1 C2.P2 C2.P2 C2.P1 TOTAL
Nama Siswa|Skor —› 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 25
Ma'ruf Syaifullah 1 1 0 1 2 0 0 1 1 2 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 13
Rizky Khasanah 1 0 1 1 2 1 1 1 0 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 18
Elsa Kusumah D. 1 1 0 1 2 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 15
Syifa Ananda Pratiwi 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 17
Ghandi Khairan F. 0 0 1 1 2 0 1 1 0 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
M. Divo 0 0 1 1 2 0 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17
Thoriq Rizky R. 0 0 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
Aji Risky F. 0 0 1 1 2 0 1 1 0 2 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 14
Nabilah Azizah A. 0 0 1 1 1 0 0 1 1 2 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 13
Miftha Rizky A 1 1 1 1 2 1 1 1 0 2 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 17
Indah Rifdah M. 1 1 1 1 2 0 1 1 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 17
Nabilah Marwah 0 0 0 1 2 1 0 0 0 2 1 2 0 0 1 0 1 0 2 1 14
Inayatul Fauziah 0 0 0 1 2 1 0 0 0 2 1 2 0 0 1 0 0 0 2 1 13
Reina Tri Amanda 1 1 1 1 2 1 1 1 0 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19
Rahmah 1 1 1 1 2 1 1 1 0 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 19
Auliatuzzahra 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
Page 153
142
Nadaya Shakila 1 0 1 1 2 1 1 0 1 2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 16
Ghea safirna 1 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 15
Nurisma H. 1 1 0 1 2 1 1 1 0 2 1 2 0 1 1 1 1 1 2 1 21
Nafisha T.D. 0 0 1 1 1 0 0 1 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15
Reja Reinda Cayari 0 0 1 1 2 0 0 1 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16
Aditama Candra K. 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 12
Nisa Kartika Wibowo 1 1 0 1 2 1 1 1 1 2 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 17
Naufal Lathif 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 15
Hilsya Aliffia P. 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 8
Luthfiyah hana 1 1 1 1 2 0 1 0 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 21
Ahda Syafiera Andin 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 2 1 0 1 1 1 1 1 1 18
Muhammad Rakha R 0 1 1 1 1 0 0 1 1 2 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 17
R.M. Bagaswara Aryo 0 0 1 1 1 0 1 1 1 2 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 17
Shafa Anis Salsabila 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 14
Husnaini 1 0 1 0 2 0 1 1 1 2 0 2 0 1 0 1 1 1 2 1 18
Izza Marizatul A. 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 2 0 0 0 0 1 0 1 1 11
Selly Meliana 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 2 0 0 0 0 1 0 1 1 11
Syaputri Maharani 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 2 0 0 0 0 1 0 1 1 11
Khonsa Nauratul 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 2 0 0 0 0 1 0 1 1 11
Ahmad Syauqi Fadhillah 1 0 1 0 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 16
M. Fadhel Ananda 0 1 1 1 1 0 0 1 0 2 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 12
Ananda Mulia A. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 11
Muhammad Fikri M. 0 0 1 1 2 1 1 1 1 2 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 19
Achmad Muflihuddin 1 0 1 0 0 1 0 1 1 2 0 2 1 1 0 0 1 0 0 1 13
Dian Zafira Adelia 1 0 1 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 10
Page 154
143
JUMLAH 26 18 34 35 33 16 22 32 19 41 30 31 15 24 14 26 34 28 33 38
PERSENTASE 63% 44% 83% 85% 80% 39% 54% 78% 46% 100% 73% 76% 37% 59% 34% 63% 83% 68% 80% 93%
MTsN 2 Tangerang Selatan
Butir Soal —› 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Level Kognitif —› C2.P2 C2.P2 C2.P1 C2.P3 C2.P2 C1.P2 C3.P1 C1.P2 C2.P3 C5.P1 C5.P1 C4.P1 C4.P1 C2.P1 C4.P1 C5.P2 C2.P1 C2.P2 C2.P2 C2.P1 TOTAL
Nama Siswa|Skor —› 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 25
Lathifah Fitri Luqyana 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 20
Oza Azahwatu Azra 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 18
Nabila Zalfa Aulia 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 1 1 0 1 1 16
Febrina Asadiya 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 1 1 0 1 1 16
Intania Precelia M 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
Gaby Aprilia Saputri 1 0 0 1 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
Faraditya Praba S. 1 0 0 1 1 1 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 14
Helmi Irawan 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15
M. Fahreza A 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
M. Zayyan Abhinaya 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 16
M. Abiyyu Mufid 0 0 1 0 0 1 1 1 1 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
Rayhan Jhufeil A. 0 0 1 0 2 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 2 1 18
Zidni Rizky 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 13
Muhammad Ramdanizam 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
Akbar Khulaifi 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 17
fahri fahrurozi 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
Hizbillah Atqiya 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
Kharisma Azzahra 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 16
Monika Putri Maharani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 19
Ayunda Maulita Alya 1 0 1 1 2 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
Page 155
144
Muhammad Aryo P. 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 17
Hanifah Zahra Surahman 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 16
Aghi Rahmat 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 14
Muhammad Emir Aldrian 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 17
Hanifah Syahidah 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16
Nindya Nurul Fauziah 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 19
Putri Cahyanti 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 20
Izrafy Ferina Yaskci 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 13
Alya Luthfiana Amari 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15
Dian Maulidya Hanif 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
Syarifuddin Alawy 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
Mutiara Zaehan Adhira 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15
Luthfia Fadhni K 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 12
Abdullah 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 9
Gamal M. Nasser 1 0 1 0 1 0 1 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 12
M. Luthfi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 17
Syifa Fauziyah 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
Nida Salsabila 1 0 0 1 0 1 1 1 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 14
Amira Nabila 0 1 0 0 2 1 0 1 1 2 1 2 0 1 0 1 1 0 1 1 16
Syah Luna Haura 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 0 1 0 1 1 0 1 1 19
Muhammad Wildan 1 0 1 0 0 0 0 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 13
JUMLAH 31 8 32 31 16 37 30 41 34 35 36 36 17 36 29 37 40 25 38 39
PERSENTASE 75% 19% 78% 76% 39% 90% 73% 100% 82% 85% 87% 87% 41% 87% 70% 37% 97% 60% 92% 95%
SMPN 41 Jakarta Selatan
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Level Kognitif C2.P2 C2.P2 C2.P1 C2.P3 C2.P2 C1.P2 C3.P1 C1.P2 C2.P3 C5.P1 C5.P1 C4.P1 C4.P1 C2.P1 C4.P1 C5.P2 C2.P1 C2.P2 C2.P2 C2.P1 TOTAL
Page 156
145
Nama Siswa| Skor —› 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 25
Haikal A.D 1 1 1 0 2 0 0 1 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
Raihan Hilmi 1 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 2 0 0 0 1 1 0 1 1 15
Aryana Citra Fahira 1 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 13
Abiyyu Reza Firmansyah 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1 1 0 1 11
Udkhiya Navidza Zahra 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
Putri Ayu Andira 1 1 1 1 1 0 0 1 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 15
Izza Nizhomi 0 1 1 0 0 0 1 1 0 2 1 2 0 1 1 0 1 1 1 1 15
Rheza Maulida Fauzi 0 1 1 0 1 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 13
Nazhif Haqqi Baidhowi 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 1 2 0 1 0 1 1 1 0 1 14
Rafa Salama 1 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 14
Rafi Dwizulfa 1 0 1 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 12
Cici Marselis Cahyani 1 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 14
Khairunnisa Ifla 1 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 14
Siti Zulaikha 1 0 1 0 2 0 0 1 0 2 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 14
Mutiara Zahra Arifin 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
Salsabila Wahdah 1 1 1 0 1 0 0 1 0 2 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 12
Nazwa Syahira 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 13
Auliya Azka Wigati 1 1 1 0 1 1 0 1 0 2 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 14
M. Faqih Nefawan 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 14
Muhammad Taufiq P. 1 1 1 1 1 0 0 1 0 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
Azhar Bintang 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 14
Herfyan Omar 1 1 1 1 1 0 0 1 0 2 1 2 0 1 0 0 1 0 1 1 15
M. Idzhar Abisina 0 1 1 1 2 0 0 1 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
Alwi Y. 1 1 0 0 0 0 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8
Nada Irza Salsabila 1 1 1 1 2 0 1 1 1 2 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 22
Rizqi Suci Agree 0 0 1 1 2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 12
Nabila Rubianti 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7
Page 157
146
Fakhira Amelia 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 9
Azura Trias Maharani 0 1 1 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 9
Maharra Ulfa K. 0 1 1 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 9
Fairuz Hisad Zhafir 1 1 1 0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 13
M. Yusron 1 0 1 0 1 0 1 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 13
Qulbiah 1 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 11
M. Reyhan Surya 0 0 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 14
Muhammad Alif Fauzan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 14
Olivia hakiem 0 0 1 1 1 0 0 1 1 2 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 11
Musthofa 0 0 1 0 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 13
Mayaesha 0 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 2 1 0 0 0 1 1 1 1 14
Salwa Salsabila 1 0 1 1 2 0 1 1 1 2 0 2 0 1 0 0 1 1 1 0 16
Muzayin Sufal Karim 1 0 0 1 2 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 14
Nafian R.S 0 0 1 0 1 1 1 1 1 2 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 15
Dzikri Mustaqim 0 0 1 0 1 0 1 1 1 2 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11
JUMLAH 25 28 39 16 27 4 18 41 25 36 31 26 6 28 2 28 40 24 28 39
PERSENTASE 59% 66% 92% 38% 64% 95% 42% 97% 59% 85% 73% 61% 14% 66% 4.7% 66% 95% 57% 66% 92%
SMPN 3 Tangerang Selatan
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Level Kognitif C2.P2 C2.P2 C2.P1 C2.P3 C2.P2 C1.P2 C3.P1 C1.P2 C2.P3 C5.P1 C5.P1 C4.P1 C4.P1 C2.P1 C4.P1 C5.P2 C2.P1 C2.P2 C2.P2 C2.P1 TOTAL
Nama Siswa | Skor—› 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 25
Mediana Rahma 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 10
Riska Dwi Narni 0 1 1 0 0 1 1 1 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 12
Fariha 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5
Ocha Yolanda 0 1 1 1 2 1 1 1 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 14
Amanda Destrita Aulia 0 0 1 1 2 1 1 1 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 14
Page 158
147
Nadhira Amanda Putri 0 1 1 1 2 1 1 1 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 15
Putri Fatma Azzahra 0 0 1 1 1 1 1 0 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 12
Alifia Septiany 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 14
Raysa Faisafa Nahla 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 8
Nandra Ahmad Saputra 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 2 0 13
Dhanny 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 9
Bintang Pramudya 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6
Yuandika Nur aprian 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
Saffana Fajrih 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 8
Raden Monica Anjani 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
Viqi Ibnu Sabil 0 1 1 0 1 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 0 1 2 0 12
Ian Saputra 0 0 0 1 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 11
Muhammad Arif Firdiansyah 0 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 11
Hozy Nur R 0 1 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 10
Keisia Febria 1 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
Yoga Perwira 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 7
Adam Muhammad 0 0 1 1 0 1 1 1 1 2 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 10
M. Nurfalah 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 8
Rudolf Eduard satria 0 1 1 0 2 0 1 1 0 2 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 14
Rofly Ramadhan 0 0 1 1 0 0 0 1 0 2 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 8
Rayhan S. 1 0 1 1 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
Sekar Sari Agustin 1 0 1 0 0 0 1 1 0 2 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11
Firda Vatika Akmal 0 0 1 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 7
Ramma Fathul Mizan 0 0 1 0 2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 10
Delian Agustina 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 10
Ikram Mahesa 0 1 1 0 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 13
Angellica Beatrice Londah 0 1 1 0 1 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 9
Sabrina Rahmadini V. 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 8
Page 159
148
Yusuf Wiyono 0 0 1 0 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 12
Ramadhan 0 1 1 0 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 13
Zafira Putri Andari 0 0 1 0 2 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 10
Aris Saputra 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 8
Saffinnahtun Nazzah 0 0 1 0 2 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 10
Galuh Syawitri 0 1 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
Linda 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 9
Kamang Dindha Ayuniken 0 1 1 1 2 1 1 1 0 2 1 2 0 1 0 1 0 1 0 0 16
Asyiatul Asshifa 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 16
Anand Devia Ramadhan 0 1 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
Vito Gary Michael 1 1 1 1 0 0 1 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 10
Muhammad Rizqi 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11
Yudhistira Giri Jatya 0 0 1 1 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 13
JUMLAH 6 17 38 18 18 18 41 43 11 44 22 14 7 31 3 35 11 21 15 2
PERSENTASE 13% 36% 82% 39% 39% 39% 89% 93% 23% 95% 47% 30% 15% 67% 6.5% 76% 23% 45% 32% 4.3%
C. Analisis Soal UN 2015
MTsN 3 Jakarta Selatan
Butir Soal —› 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Level Kognitif —› C5.P2 C2.P2 C4.P1 C2.P1 C2.P2 C1.P1 C2.P2 C1.P1 C1.P1 C2.P1 C2.P1 C2.P1 C3.P2 C2.P2 TOTAL
Nama Siswa|Skor —› 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
Ma'ruf Syaifullah 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10
Rizky Khasanah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Elsa Kusumah D. 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
Syifa Ananda Pratiwi 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Ghandi Khairan F. 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
Page 160
149
M. Divo 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
Thoriq Rizky R. 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
Aji Risky F. 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
Nabilah Azizah A. 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
Miftha Rizky A 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Indah Rifdah M. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Nabilah Marwah 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 9
Inayatul Fauziah 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 9
Reina Tri Amanda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
Rahmah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
Auliatuzzahra 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Nadaya Shakila 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 6
Ghea safirna 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5
Nurisma H. 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 11
Nafisha T.D. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 11
Reja Reinda Cayari 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
Aditama Candra K. 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7
Nisa Kartika Wibowo 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 11
Naufal Lathif 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10
Hilsya Aliffia P. 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 9
Luthfiyah hana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
Ahda Syafiera Andin 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Muhammad Rakha R 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 8
R.M. Bagaswara Aryo 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Shafa Anis Salsabila 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6
Husnaini 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 9
Izza Marizatul A. 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 7
Selly Meliana 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 7
Syaputri Maharani 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 7
Khonsa Nauratul 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 7
Page 161
150
Ahmad Syauqi Fadhillah 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13
M. Fadhel Ananda 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10
Ananda Mulia A. 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10
Muhammad Fikri M. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Achmad Muflihuddin 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11
Dian Zafira Adelia 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 10
JUMLAH 23 35 31 30 18 38 21 38 39 33 34 25 22 35
PERSENTASE 56% 85% 76% 73% 44% 93% 51% 93% 95% 80% 83% 61% 54% 85%
MTsN 2 Tangerang Selatan
Butir Soal —› 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Level Kognitif —› C5.P2 C2.P2 C4.P1 C2.P1 C2.P2 C1.P1 C2.P2 C1.P1 C1.P1 C2.P1 C2.P1 C2.P1 C3.P2 C2.P2 TOTAL
Nama Siswa|Skor —› 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
Lathifah Fitri Luqyana 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Oza Azahwatu Azra 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Nabila Zalfa Aulia 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Febrina Asadiya 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Intania Precelia M 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Gaby Aprilia Saputri 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
Faraditya Praba S. 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 11
Helmi Irawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12
M. Fahreza A 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10
M. Zayyan Abhinaya 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 10
M. Abiyyu Mufid 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 11
Rayhan Jhufeil A. 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 10
Zidni Rizky 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 11
Muhammad Ramdanizam 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
Page 162
151
Akbar Khulaifi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13
fahri fahrurozi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13
Hizbillah Atqiya 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 8
Kharisma Azzahra 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 8
Monika Putri Maharani 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Ayunda Maulita Alya 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13
Muhammad Aryo P. 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
Hanifah Zahra Surahman 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Aghi Rahmat 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Muhammad Emir Aldrian 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Hanifah Syahidah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Nindya Nurul Fauziah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Putri Cahyanti 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Izrafy Ferina Yaskci 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
Alya Luthfiana Amari 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Dian Maulidya Hanif 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 10
Syarifuddin Alawy 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13
Mutiara Zaehan Adhira 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 8
Luthfia Fadhni K 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Abdullah 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11
Gamal M. Nasser 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12
M. Luthfi 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10
Syifa Fauziyah 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 10
Nida Salsabila 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11
Amira Nabila 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10
Syah Luna Haura 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 9
Muhammad Wildan 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12
JUMLAH 20 39 38 38 32 38 21 39 38 37 39 20 31 39
Page 163
152
PERSENTASE 48% 95% 92% 92% 78% 92% 51% 95% 92% 90% 95% 48% 75% 95%
SMPN 41 Jakarta Selatan
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Level Kognitif C5.P2 C2.P2 C4.P1 C2.P1 C2.P2 C1.P1 C2.P2 C1.P1 C1.P1 C2.P1 C2.P1 C2.P1 C3.P2 C2.P2 TOTAL
Nama Siswa| Skor —› 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
Haikal A.D 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11
Raihan Hilmi 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Aryana Citra Fahira 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Abiyyu Reza Firmansyah 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12
Udkhiya Navidza Zahra 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10
Putri Ayu Andira 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Izza Nizhomi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
Rheza Maulida Fauzi 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11
Nazhif Haqqi Baidhowi 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11
Rafa Salama 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
Rafi Dwizulfa 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11
Cici Marselis Cahyani 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12
Khairunnisa Ifla 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12
Siti Zulaikha 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10
Mutiara Zahra Arifin 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11
Salsabila Wahdah 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10
Nazwa Syahira 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8
Auliya Azka Wigati 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10
M. Faqih Nefawan 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12
Muhammad Taufiq P. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12
Azhar Bintang 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11
Herfyan Omar 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11
M. Idzhar Abisina 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12
Page 164
153
Alwi Y. 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 5
Nada Irza Salsabila 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Rizqi Suci Agree 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
Nabila Rubianti 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7
Fakhira Amelia 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 10
Azura Trias Maharani 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 11
Maharra Ulfa K. 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 4
Fairuz Hisad Zhafir 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10
M. Yusron 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 11
Qulbiah 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11
M. Reyhan Surya 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 10
Muhammad Alif Fauzan 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 9
Olivia hakiem 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 8
Musthofa 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 10
Mayaesha 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11
Salwa Salsabila 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 8
Muzayin Sufal Karim 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 9
Nafian R.S 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 9
Dzikri Mustaqim 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11
JUMLAH 26 41 35 32 18 34 33 38 37 38 36 22 21 25
PERSENTASE 62% 98% 83% 76% 42% 81% 78% 90% 88% 90% 85% 52% 50% 59%
SMPN 3 Tangerang Selatan
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Level Kognitif C5.P2 C2.P2 C4.P1 C2.P1 C2.P2 C1.P1 C2.P2 C1.P1 C1.P1 C2.P1 C2.P1 C2.P1 C3.P2 C2.P2 TOTAL
Nama Siswa| Skor—› 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
Mediana Rahma 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 5
Riska Dwi Narni 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7
Page 165
154
Fariha 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 6
Ocha Yolanda 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 7
Amanda Destrita Aulia 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6
Nadhira Amanda Putri 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7
Putri Fatma Azzahra 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 6
Alifia Septiany 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5
Raysa Faisafa Nahla 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 8
Nandra Ahmad Saputra 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 8
Dhanny 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 6
Bintang Pramudya 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12
Yuandika Nur aprian 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11
Saffana Fajrih 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 8
Raden Monica Anjani 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 6
Viqi Ibnu Sabil 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5
Ian Saputra 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6
Muhammad Arif Firdiansyah 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 9
Hozy Nur R 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 6
Keisia Febria 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7
Yoga Perwira 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 10
Adam Muhammad 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 9
M. Nurfalah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12
Rudolf Eduard satria 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 6
Rofly Ramadhan 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 9
Rayhan S. 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 11
Sekar Sari Agustin 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 8
Firda Vatika Akmal 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 8
Ramma Fathul Mizan 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 8
Page 166
155
Delian Agustina 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7
Ikram Mahesa 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 6
Angellica Beatrice Londah 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6
Sabrina Rahmadini V. 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
Yusuf Wiyono 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 6
Ramadhan 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 7
Zafira Putri Andari 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6
Aris Saputra 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 9
Saffinnahtun Nazzah 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7
Galuh Syawitri 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10
Linda 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 8
Kamang Dindha Ayuniken 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 6
Asyiatul Asshifa 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8
Anand Devia Ramadhan 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 7
Vito Gary Michael 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 8
Muhammad Rizqi 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9
Yudhistira Giri Jatya 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 9
JUMLAH 22 32 28 32 16 19 16 30 21 28 36 30 10 26
PERSENTASE 47% 69% 60% 69% 34% 41% 34% 65% 45% 60% 78% 65% 21% 56%
Page 167
156
Lampiran 14
T-Test PISA
Group Statistics
Sekolah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai MTSN 43 87.4419 8.04541 1.22691
SMPN 43 82.9070 9.95421 1.51800
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai
Equal variances
assumed 1.442 .233 2.323 84 .023 4.53488 1.95183 .65345 8.41632
Equal variances not
assumed
2.323 80.461 .023 4.53488 1.95183 .65095 8.41881
T-Test TIMSS
Group Statistics
Sekolah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai MTsN 41 62.0732 9.13343 1.42640
SMPN 41 47.0244 8.07616 1.26128
Page 168
157
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Nilai
Equal variances
assumed .111 .740 7.904 80 .000 15.04878 1.90406 11.25957 18.83799
Equal variances
not assumed
7.904 78.819 .000 15.04878 1.90406 11.25870 18.83886
T-Test Ujian Nasional
Group Statistics
Sekolah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
NIlai MTsN 41 77.4390 11.90808 1.85973
SMPN 41 64.0000 10.00750 1.56291
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
NIlai
Equal variances
assumed .944 .334 5.532 80 .000 13.43902 2.42925 8.60465 18.27340
Equal variances
not assumed
5.532 77.697 .000 13.43902 2.42925 8.60245 18.27560