PERBANDINGAN PANJANG SUMBU BOLA MATA PADA ANAK MIOPIA DAN EMMETROPIA DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 TESIS Oleh AMELIA RIZAR NIM. 117110002 DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN 2015 Universitas Sumatera Utara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBANDINGAN PANJANG SUMBU BOLA MATA PADA ANAK MIOPIA DAN EMMETROPIA DI RSUP.
H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014
TESIS
Oleh
AMELIA RIZAR NIM. 117110002
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
2015
Universitas Sumatera Utara
PERBANDINGAN PANJANG SUMBU BOLA MATA PADA ANAK MIOPIA DAN EMMETROPIA DI RSUP.
H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister
Kedokteran dalam Program Studi Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Oleh
AMELIA RIZAR NIM. 117110002
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2015
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah karya penulis sendiri, dan semua baik yang kutipan
maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar
Nama : Amelia Rizar
NIM : 117110002
Tanda Tangan :
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Amelia Rizar
NIM : 117110002
Program Studi : Ilmu Kesehatan Mata
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non
Exclusif Free Right) atas tesis saya yang berjudul:
“PERBANDINGAN PANJANG SUMBU BOLA MATA PADA ANAK MIOPIA
DAN EMMETROPIA di. RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti
Non-eksklusif ini. Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk database, merawat
dan mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan Pada tanggal : April 2015 Yang Menyatakan
(Amelia Rizar)
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Mata anak-anak mengalami perkembangan baik anatomi maupun secara fisiologis. Panjang sumbu bola mata merupakan salah satu faktor penentu status refraksi seseorang, disamping kelengkungan kornea dan kepadatan lensa. Pada miopia sumbu bola mata lebih panjang dari normal dan dikatakan bahwa pemanjangan tersebut berbanding lurus dengan derajat miopia.
Untuk mengetahui perbedaan panjang sumbu bola mata pada anak Miopia dengan Emmetropia di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2014. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode potong lintang. Jumlah sampel 42 anak dengan Miopia dan 42 anak Emmetropia yang datang ke poliklinik mata sub divisi Pediatrik Opthalmologi dan Refraksi RSUP. H. Adam Malik Medan mulai dari mei sampai september 2014. Setiap anak dinilai visus, lalu dikoreksi. Selanjutnya diperiksa dengan slit lamp (Appasamy) untuk menilai segmen anterior. Jika segmen anterior normal, diukur panjang sumbu bola mata dengan probe Biometri (Tomey UD 6000). Lalu dihitung rata-rata panjang sumbu bola mata, hasilnya dibandingkan.
Rata- rata panjang sumbu bola mata anak Emmetropia mata kanan 23.551(SD 0.366 mm). Rata-rata panjang sumbu bola mata Emmetropia mata kiri 23.548(SD 0.360 mm). Rata-rata panjang sumbu bola mata miopia ringan mata kanan 23.607 (SD 0.734 mm), Miopia sedang 25.089(SD1.118mm) dan Miopia berat 24.867 (SD 0.702mm). Rata-rata panjang sumbu bola mata miopia ringan mata kiri adalah 23.563(SD 0.696 mm), miopia sedang 25.409(SD 1.223mm) miopia berat 24.357 (SD 0.885mm).
Tidak terdapat hubungan antara umur dan jenis kelamin terhadap panjang sumbu bola mata. Terdapat perbedaan yang signifikan panjang sumbu bola mata anak Miopia dan anak Emmetropia. Kata Kunci : Sumbu bola mata, anak Miopia dan Emmetropia.
Comparison of axial length in myopia children and emmetropia children at Adamm Malik General Hospital Medan in 2014
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
The human eye eundergoes anatomical and physiologic development throughout infancy and early childhood. Axial length is one of determining factor refractive state, beside corneal curvature and lens flatten, one said the longer axial length the more refractive state.
To compare axial length of Miopic children and Emmetrotopic children in Adam Malik General Hospital at 2014.
This is an analitic observational study with cross sectional methods. Total sample 42 Myopia children and 42 Emmetropia children who came to Pediatric Opthalmology & refractive division at Adam Malik General Hospital from May 2014 until september 2014. These children were corrected then examined with Slit lamp (Appasamy). If there are no abnormalities in segment anterior, measure axial length by using probe of Biometry (UD Tomey 6000). After the mean result counted, compared the results.
Average axial length in Emmetropia on right eye 23.551 (SD 0.366 mm). Average axial length in Emmetropia on left eye 23.548(SD 0.360 mm). Average axial length in Mild Myopia on right eye 23.607 (SD 0.734 mm), moderate Myopia 25.089(SD1.118mm) and severe Myopia 24.867 (SD 0.702mm). Average axial length in mild Myopia on left eye 23.563(SD 0.696 mm), Moderate myopia 25.409(SD 1.223mm) and severe myopia 24.357 (SD 0.885mm).
There is no correlation of age and gender with axial length. Children wwith mild Myopia usually already had axial length increased. There is also significant difference axial length of Myopia and Emmetropia children.
Keyword :Axial length, Myopia and Emmetropia children
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menuliskan tesis ini.
Tesis ini dibuat untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam menyelesaikan Program Magister Kedokteran Klinik pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam bidang Ilmu Kesehatan Mata.
Penulisan tesis ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan perhatian dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah saya menyampaikan ungkapan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya kepada :
- Dr. Delfi,MkedOpht SpM(K) sebagai ketua Departemen Ilmu Kesehatan Mata.
- Dr. Aryani Atiyatul Amra,MkedOpht, SpM dan Dr. Zaldi SpM sebagai pembimbing dalam bidang penelitian, yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, sekaligus masukan ilmu yang sangat berharga dalam penulisan tesis ini.
- Prof dr Aslim D Sihotang SpMKVR, Dr. Hj. Nurhaida Djamil SpM dan Dr Pinto Y Pulungan SpM(K) sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan yang tak ternilai harganya.
- Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Mata atas bimbingan dan arahannya yang sangat bermanfaat dalam penulisan tesis ini.
- Drs. Abdul Jalil Amri Arma. M.Kes sebagai pembimbing dalam bidang statistik pada peneltian ini.
- Abang, Kakak dan teman-teman sejawat Ilmu Kesehatan Mata dr Erma Dardanela, dr Vera Avliwani,dr Ayrika Yuliani, dr Soraya Fasya, dr Muti Lestari, dr M Syukri Hamonangan, dr Hera Kesumawaty, dr Eka Safriati, dr Chitra Wulandari, dr Wina Fuad Lubis, dr iridha Wahyumi, dr deza Yumardika, dr Faisal Bustami, dr Erli Nur M Lubis, dr Julia sari, dr Dwi Maysaroh Arsa, dr Putri, dr M. Faisal, dr Zulfahri, dr Hendra, dr Ellyani, dr Windy, dr Franky dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Universitas Sumatera Utara
- Pegawai administrasi Departemen Ilmu Kesehatan Mata : kak Sofie, bu Nur, dan bang Jamal yang telah memberikan kerjasama yang baik selama ini.
Sembah sujud dan terimakasih yang tidak terhingga ananda haturkan kehadapan Ibunda Widasari dan Ayahanda dr. Rizar Rizeddin Sp.M yang telah begitu besar mencuruhkan kasih sayang, perhatian, pengorbanan waktu, materi dan tenaga serta tak putus berdoa buat ananda sekeluarga juga memberikan dorongan semangat dalam menyelesaikan tesis ini.
Kepada yang terhormat ibu mertua Asniar terimakasih atas kasih sayang, dorongan semangat dan doa buat ananda sekeluarga.
Suamiku tercinta Faisal Syarif ST terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, kesabaran, pengertian dan dorongan semangat, pengrobanan dan doa yang diberikan selama ini.
Kepada Kakakku dr. Risdawaty Rizar MARS, Abang Adriansyah Rizar ST, Abang Ipar Asrinal dan kak Fitri Julianty dan adik Iparku Erlina. Kak Faradilla Sandy dan abang terimakasih atas bantuan dan dorongan semangatnya selama ini.
Seluruh keluarga dan handai taulan yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak memberikan bantuan serta doa selama ini, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini jauh dari sempurna, namun saya berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat adanya.
Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan berkah dan petunjukNya kepada kita semua. AminYa Rabbal’Alamin.
Medan, April 2015
dr. Amelia Rizar
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK .......................................................................................... i ABSTRACT ........................................................................................ ii KATA PENGANTAR ........................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................ v DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG ...................................................... 1
I.2 RUMUSAN MASALAH ................................................... 3
I.3 TUJUAN PENELITIAN ................................................... 4
Mata anak-anak mengalami perkembangan baik anatomi maupun secara fisiologis. Panjang sumbu bola mata merupakan salah satu faktor penentu status refraksi seseorang, disamping kelengkungan kornea dan kepadatan lensa. Pada miopia sumbu bola mata lebih panjang dari normal dan dikatakan bahwa pemanjangan tersebut berbanding lurus dengan derajat miopia.
Untuk mengetahui perbedaan panjang sumbu bola mata pada anak Miopia dengan Emmetropia di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2014. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode potong lintang. Jumlah sampel 42 anak dengan Miopia dan 42 anak Emmetropia yang datang ke poliklinik mata sub divisi Pediatrik Opthalmologi dan Refraksi RSUP. H. Adam Malik Medan mulai dari mei sampai september 2014. Setiap anak dinilai visus, lalu dikoreksi. Selanjutnya diperiksa dengan slit lamp (Appasamy) untuk menilai segmen anterior. Jika segmen anterior normal, diukur panjang sumbu bola mata dengan probe Biometri (Tomey UD 6000). Lalu dihitung rata-rata panjang sumbu bola mata, hasilnya dibandingkan.
Rata- rata panjang sumbu bola mata anak Emmetropia mata kanan 23.551(SD 0.366 mm). Rata-rata panjang sumbu bola mata Emmetropia mata kiri 23.548(SD 0.360 mm). Rata-rata panjang sumbu bola mata miopia ringan mata kanan 23.607 (SD 0.734 mm), Miopia sedang 25.089(SD1.118mm) dan Miopia berat 24.867 (SD 0.702mm). Rata-rata panjang sumbu bola mata miopia ringan mata kiri adalah 23.563(SD 0.696 mm), miopia sedang 25.409(SD 1.223mm) miopia berat 24.357 (SD 0.885mm).
Tidak terdapat hubungan antara umur dan jenis kelamin terhadap panjang sumbu bola mata. Terdapat perbedaan yang signifikan panjang sumbu bola mata anak Miopia dan anak Emmetropia. Kata Kunci : Sumbu bola mata, anak Miopia dan Emmetropia.
Comparison of axial length in myopia children and emmetropia children at Adamm Malik General Hospital Medan in 2014
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
The human eye eundergoes anatomical and physiologic development throughout infancy and early childhood. Axial length is one of determining factor refractive state, beside corneal curvature and lens flatten, one said the longer axial length the more refractive state.
To compare axial length of Miopic children and Emmetrotopic children in Adam Malik General Hospital at 2014.
This is an analitic observational study with cross sectional methods. Total sample 42 Myopia children and 42 Emmetropia children who came to Pediatric Opthalmology & refractive division at Adam Malik General Hospital from May 2014 until september 2014. These children were corrected then examined with Slit lamp (Appasamy). If there are no abnormalities in segment anterior, measure axial length by using probe of Biometry (UD Tomey 6000). After the mean result counted, compared the results.
Average axial length in Emmetropia on right eye 23.551 (SD 0.366 mm). Average axial length in Emmetropia on left eye 23.548(SD 0.360 mm). Average axial length in Mild Myopia on right eye 23.607 (SD 0.734 mm), moderate Myopia 25.089(SD1.118mm) and severe Myopia 24.867 (SD 0.702mm). Average axial length in mild Myopia on left eye 23.563(SD 0.696 mm), Moderate myopia 25.409(SD 1.223mm) and severe myopia 24.357 (SD 0.885mm).
There is no correlation of age and gender with axial length. Children wwith mild Myopia usually already had axial length increased. There is also significant difference axial length of Myopia and Emmetropia children.
Keyword :Axial length, Myopia and Emmetropia children
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Mata anak-anak adalah mata yang sedang bertumbuh. Sistem
imunitas anak yang sedang berkembang dan sistem saraf pusat yang juga
berfungsi dalam pembentukan, mengakibatkan rentannya mata anak
terhadap gangguan yang bisa mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan abnormal. Pertumbuhan dan perkembangan mata
berlangsung cepat dalam dua tahun pertama kehidupan. Kemudian
berkembang secara berlahan sampai usia pubertas.(Riordan&Eva,2009;
Fouraker, Hared, Isbey et all,2014)
Gangguan refraksi masih merupakan salah satu penyebab
kebutaan di dunia. World Health Organization (WHO) menyatakan
terdapat 45 juta orang menjadi buta di seluruh dunia dan 135 juta dengan
low vision. Diperkirakan gangguan refraksi menyebabkan sekitar 8 juta
orang (18% penyebab kebutaan global) mengalami kebutaan. Angka
kebutaan anak di dunia masih belum jelas, namun diperkirakan ada
sekitar 1,4 juta kasus kebutaan pada anak, dan 500.000 baru terjadi tiap
tahunnya. Penyebab kebutaan pada anak sangat bervariasi pada tiap
negara. Diperkirakan setiap satu menit terdapat satu anak menjadi buta
dan hampir setengahnya berada di Asia Tenggara. (Murthy
QVS,CEHJ,2007)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil survei Indera Penglihatan dan Pendengaran
tahun 1993-1996 yang dilakukan di 8 provinsi menunjukkan prevalensi
kebutaan di Indonesia sebesar 1,5% dengan penyebabnya katarak 0,78%,
2. Sedang : lensa koreksinya sferis -3,25 s/d -6,00 Dioptri.
3. Berat : lensa koreksinya sferis > -6,00 Dioptri.
Axial Length : panjang sumbu bola mata
Sumbu bola mata : didapatkan dengan pengukuran A scan sebanyak 3
kali secara otomatis lalu diambil rata-ratanya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
IV.1 RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode
pengukuran secara cross sectional artinya terhadap subjek yang akan
diteliti dilakukan 1x pengukuran. Dengan mengambil semua pasien anak-
anak dari SMP Pancabudi Medan, Panti Asuhan Ade Irma Suryani yang
datang ke poli mata di sub divisi pediatrik opthalmologi selama tahun 2014
IV.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMP Panca Budi Medan, Panti Asuhan Ade
Irma Suryani Medan, poliklinik mata subdivisi Pediatrik Opthalmologi mulai
dari Mei 2014 – Juli 2014 di. RSUP. H. Adam Malik Medan
IV.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
IV.3.1 Populasi penelitian adalah siswa SMP Pancabudi Medan, anak
Panti Asuhan Ade Irma Suryani Medan dan anak yang datang ke poliklinik
mata sub divisi Pediatrik Opthalmologi RSUP. H. Adam Malik Medan yang
Miopia & Emmetropia.
IV.3.2 Sampel penelitian adalah :
Seluruh pasien anak dengan kelainan refraksi Miopia &
Emmetropia.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan besar sampel pada panelitian ini ditentukan dengan rumus
berikut :
RUMUS-RUMUS :
( )( )
2
221
)1()2/1(2
21
2µµ
σ βα
−
+≥= −− ZZ
nn
Dimana :
)2/1( α−Z = deviat baku alpha. utk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96
)1( β−Z = deviat baku alpha. utk β = 0,10 maka nilai baku normalnya 1,282
σ≡dS = Standar deviasi Panjang Bola Mata pada Remaja Normal = 1,003
(Kepustakaan)
21 µµ − = beda rerata yang bermakna ditetapkan sebesar 0,15
Maka sampel minimal untuk masing-masing kelompok sebanyak 42
orang.
IV.4 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
Kriteria Inklusi
• Seluruh pasien anak yang datang ke poli mata dengan Miopia &
Emmetropia
• Penderita bersedia untuk dilakukan pemeriksaan & mengisi kuesioner
serta menandatangani surat persetujuan untuk menjadi subjek
penelitian.
Kriteria Ekslusi
• Jika selama pemeriksaan pasien tidak kooperatif.
• Jika memiliki kelainan di segmen anterior mata.
Universitas Sumatera Utara
IV.5 IDENTIFIKASI VARIABEL
Penelitian ini memiliki 2 variabel penelitian :
1. Variabel terikat : Panjang sumbu bola mata
- Variabel bebas : - Derajat miopia
- Umur
- Jenis kelamin
IV.6 BAHAN DAN ALAT
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini
• Data rekam medis
• Formulir Inform Consent
• Pulpen
• Senter
• Slit Lamp Appasamy
• Snelen chart, trial lens
• Biometri TOMEY UD 6000
• Pantocain tetes mata 0,5%
• Chloramfenicol tetes mata o,5%
Universitas Sumatera Utara
IV.7 CARA KERJA
IV.8 ANALISA DATA
1. Untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian yang disajikan dalam
bentuk tabulasi data
2. Untuk melihat perbandingan panjang sumbu bola mata pada anak
Miopia dengan Emmetropia digunakan uji T independen.
EMMETROPIA
MIOPIA
POPULASI
SAMPEL
KRITERIA INKLUSI
PENGUKURAN PANJANG SUMBU
BOLA MATA
UJI T INDEPENDEN
Universitas Sumatera Utara
IV.9 PERTIMBANGAN ETIKA
Usulan penelitian ini terlebih dahulu disetujui oleh bagian Ilmu
Penyakit Mata FK USU/ RSUP. H. Adam Malik medan. Penelitian ini
kemudian diajukan untuk disetujui oleh rapat Komite Etika PPKRM
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
IV.10 PERSONALIA PENELITIAN
Peneliti : dr. Amelia Rizar
IV.11 BIAYA PENELITIAN
Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti sendiri.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
metode cross sectional yang dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai
dengan September 2014 dengan jumlah sampel 42 orang anak yang
menderita Miopia dan 42 anak Emmetropia yang datang ke poliklinik mata
sub divisi Pediatrik Opthalmogi di SMP Pancabudi Medan, Panti Asuhan
Ade Irma Suryani Medan dan RSUP. H. Adam Malik Medan.
Tabel V.1. Berdasarkan Kelompok umur subjek penelitian
Usia Kelainan Refraksi Jumlah P
Emmetropia Miopia n % n % N %
13-15 tahun 25 59,5 19 45,2 44 100 0,190
16-18 tahun 17 40,5 23 54,8 40 100
Berdasarkan tabel V.1 didapatkan jumlah sampel terbanyak pada
anak Emmetropia dengan umur 13 - 15 thn sebanyak 25 orang (59,5%).
Pada anak miopia jumlah anak terbanyak pada umur 16 – 18 thn yaitu 23
orang (54,8%). Dari hasil Uji Chi-Square, dapat dilihat p>0,05, hal ini
menggambarkan tidak ada hubungan umur dengan kelainan refraksi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel V. 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Jenis Kelamin Kelainan Refraksi Jumlah p
Emmetropia Miopia
n % n % N %
Laki-laki 20 60,6 13 39,4 33 100,0 0,118
Perempuan 22 43,1 29 56,9 51 100,0
Berdasarkan tabel V.2 didapatkan jumlah sampel terbanyak pada
anak Emmetropia yaitu perempuan sebanyak 22 orang (43,1%). Pada
Miopia, jenis kelamin terbanyak perempuan yaitu 29 orang (56,9%). Dari
hasil uji Chi-Square, dapat dilihat p>0,05, hal ini menggambarkan tidak
ada perbedaan anak laki-laki atau perempuan dengan kelainan refraksi.
Tabel V.3 Berdasarkan Derajat Miopia Mata kanan & Mata kiri Subjek
Peneltian
Derajat Miopia
Mata Kanan Ringan
Jumlah
n % N % 31 73,8 42 100,0
Sedang 8 19,0 Berat 3 7,1
Derajat Miopia
Mata Kiri Jumlah
n % n %
Ringan 30 71,4 42 100,0
Sedang 10 23,8
Berat 2 4,8
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel V.3 pada Emmetropia tidak dijumpai kelainan
refraksi atau mata normal sebanyak 42 orang (100%). Pada Miopia
jumlah sampel terbanyak adalah Miopia Ringan pada mata kanan dan kiri.
Tabel V. 4 Berdasarkan Panjang sumbu bola mata kanan Subjek
Penelitian
Panjang Sumbu Bola Mata Kanan
n X ± SD p
Emmetropia 42 23,551 ± 0,366 0,0001
Panjang Sumbu Bola Mata Kanan
n X ± SD
p
Miopia Ringan 31 23,607 ± 0,734
Miopia Sedang 8 25,089 ± 1,118 0,0001
Miopia Berat 3 24,867 ± 0,702
Total 42 23,979 ± 1,068
Tabel V.4 Berdasarkan hasil uji Anova Oneway menunjukkan ada
perbedaan panjang sumbu bola mata kanan (p < 0,05). Panjang sumbu
bola mata yang berbeda tersebut adalah :
- Panjang sumbu bola mata Miopia ringan dengan panjang sumbu bola
mata Miopia sedang dengan nilai p = 0,0001.
- Panjang sumbu bola mata Miopia ringan dengan panjang sumbu bola
mata Miopia berat dengan nilai p= 0,015.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji T Independen menunjukkan ada perbedaan
panjang sumbu bola mata pada anak Miopia dan Emmetropia kanan (p<
0,05) dengan nilai p = 0,013.
Tabel V.5 Berdasarkan Panjang sumbu bola mata kiri Subjek
Penelitian
Panjang Sumbu
Bola Mata Kiri
n X ± SD p
Emmetropia 42 23,548 ± 0,360 0,0001
Panjang Sumbu Bola Mata Kiri
n X±SD
p
Miopia Ringan 30 23,563 ± 0,696
Miopia Sedang 10 25,409 ± 1,223 0,0001
Miopia Berat 2 24,357 ± 0,885
Total 42 23,971 ± 1,089
Tabel V.5 Berdasarkan hasil uji Anova Oneway menunjukkan ada
perbedaan panjang sumbu bola mata kiri pada anak Miopia (p< 0,05)
dengan nilai p=0,0001. Panjang sumbu bola mata yang berbeda tersebut
adalah :
- Panjang sumbu bola mata Miopia ringan dengan panjang sumbu bola
mata Miopia sedang dengan nilai p= 0,0001.
Berdasarkan hasil uji T Independen menunjukkan ada perbedaan
panjang sumbu bola mata pada anak Miopia dan Emmetropia kanan
(p<0,05) dengan nilai p = 0,021.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
VI.1. Karakteristik umum subjek penelitian anak dengan Miopia dan
Emmetropia di RSUP. H. Adam Malik bulan Mei 2014 -
September 2014
Dari tabel V.1 menunjukkan bahwa berdasarkan usia, anak dengan
Emmetropia lebih banyak dijumpai pada umur 13-15 tahun yaitu 25 orang
(59,5%), anak dengan Miopia lebih banyak dijumpai pada umur 16-18
tahun yaitu 23 orang (54,8%). Hal ini sesuai dengan literatur bahwa
pertumbuhan dan perkembangan mata berlangsung cepat dalam 2 tahun
pertama kehidupan, kemudian berkembang secara perlahan sampai usia
pubertas. Hal ini sejalan dengan penelitian Saerang dkk di Konas Perdami
Semarang tahun 1988 yang menyatakan semakin tinggi tingkat
pendidikan dan pekerjaan maka semakin tinggi derajat miopia. Namun
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmadini di Jakarta
tahun 2009 yang menyatakan anak SD kelas 4 – 6 (9 -11 tahun)
menderita Miopia 51 responden (57,3%), sedangkan Emmetropia 38
responden (42,7%).
Dari Tabel V.2 menunjukkan bahwa jenis kelamin anak dengan
Emmetropia paling banyak perempuan yaitu 22 orang (52,4%), pada anak
dengan Miopia paling banyak perempuan yaitu 29 orang (69%). Hal ini
sejalan dengan penelitian Goh. P.P di Malaysia Study tahun 2005 yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan prevalensi Miopia lebih banyak pada anak perempuan dan
usia lebih tua.
Dari tabel V.3 menunjukkan bahwa prevalensi Miopia ringan mata
kanan & mata kiri paling banyak dijumpai yaitu 31 mata (73,8%) & 30
mata (71,4%). Hal ini sejalan dengan penelitian Rodiah R. L. tahun 2005
yang menyatakan tidak ada perbedaan koreksi mata kanan & mata kiri
pada Miopia sedang berat.
Dari tabel V.4 Menunjukkan bahwa rata- rata panjang sumbu bola
mata kanan anak Emmetropia 23,551 ±0,366 mm sedangkan rata-rata
panjang sumbu bola mata kiri anak Emmetropia 23,548 ± 0,360 mm. Hal
ini sejalan dengan Literatur yang menyatakan panjang sumbu bola mata
kanan & kiri normal umur 61 – 79 bulan (6 tahun) adalah 21,16 ± 1,06mm.
Sejalan dengan penelitian Rodiah Rahmawaty Lubis menyatakan rata -
rata panjang sumbu bola mata pada neonatus 17 mm dan terus
berkembang mencapai usia 13 tahun.
Panjang sumbu bolamata kanan pada anak dengan Miopia Ringan
signifikan berbeda dengan panjang sumbu bolamata kanan pada anak
dengan Miopia Sedang (p = 0,0001) dan panjang sumbu bola mata pada
anak Miopia ringan dengan panjang sumbu bola mata anak Miopia Berat
(p = 0,015) juga signifikan berbeda.
Panjang sumbu bola mata kanan pada anak Miopia signifikan
berbeda dengan panjang sumbu bola mata pada anak Emmetropia
dengan nilai p = 0,013.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel V. 5 menunjukkan panjang sumbu bola mata kiri
pada anak Miopia Ringan signifikan berbeda dengan panjang sumbu bola
mata pada anak Miopia Sedang (p = 0,0001). Panjang sumbu bola mata
kiri pada anak dengan Miopia signifikan berbeda dengan panjang sumbu
bola mata pada anak dengan Emmetropia dengan nilai p = 0,021.
Hal ini sejalan dengan penelitian Rodiah R. L. tahun 2005 yang
menyatakan tidak ada perbedaan pertambahan panjang sumbu bola mata
kanan maupun kiri.
Menurut penelitian Donald O. Mutti et all tahun 2007 menyatakan
sumbu bola mata pada anak Miopia lebih panjang dibandingkan anak
Emmetropia dan pemanjangan sumbu bola mata merupakan salah satu
faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi onset Miopia. (Mutty et
all, 2007)
Menurut penelitian Lim L. S,Yang X.,Gazzard G. et all tahun 2004
menyatakan panjang sumbu bola mata berbeda pada miopia fase awal
disebabkan pembesaran sumbu secara global.
Menurut penelitian David. A. Atchison, Catherine. E. Jones et all
tahun 2005 menyatakan pada Emmetropia bentuk bola mata sudah ada
penipisan di equator, sedangkan pada Miopia penipisan lebih meningkat
sehingga bentuk bola mata menjadi lebih elips.
Menurut penelitian Tabernero J., Schaeffel F. tahun 2009
menyatakan pada Miopia memiliki bentuk bola mata yang lebih ireguler
daripada Emmetropia. Sehingga bentuk retina perifer berubah
disebabkan oleh penipisan sklera walaupun pada miopia ringan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
1. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode
pengukuran secara cross sectional artinya terhadap subjek yang
akan diteliti dilakukan 1 x pengukuran. Subjek penetian diambil
dari semua pasien anak – anak dari SMP Panca Budi, Anak Panti
Asuhan Ade Irma Suryani yang datang ke poli mata sub divisi
Pediatrik Opthalmologi di RSUP. H. Adam Malik Medan mulai bulan
Mei 2014 sampai September 2014.
2. Dari 42 sampel anak Emmetropia dan 42 sampel anak Miopia,
berdasarkan usia, anak dengan Emmetropia paling banyak
dijumpai umur 13 - 15 tahun, sedangkan pada anak Miopia
dijumpai paling banyak pada umur 16 – 18 tahun. Hal ini tidak
signifikan bermakna secara statistik dalam mempengaruhi panjang
sumbu bola mata pada anak di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun
2014.
3. Jenis kelamin terbanyak pada anak Emmetropia paling banyak
adalah perempuan (52,4%). Pada anak dengan Miopia terbanyak
dijumpai adalah perempuan (69%). Hal ini tidak signifikan
bermakna secara statistik dalam mempengaruhi panjang sumbu
bola mata pada anak di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
4. Pada anak Miopia, status refraksi mata kanan & mata kiri terbanyak
dijumpai Miopia Ringan (73,8% & 71,4%). Hal ini signifikan
bermakna terhadap panjang sumbu bola mata anak Miopia di
RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2014.
5. Rata – rata panjang sumbu bola mata kanan pada anak
emmetropia 23,551 ± 0,366 mm dan rata- rata panjang sumbu bola
mata kiri pada anak Emmetropia 23,548 ± 0,360 mm. Dijumpai
perbedaan panjang sumbu bola mata kanan pada anak Miopia
Ringan dengan Miopia Sedang dan Miopia Berat. Terdapat
perbedaan panjang sumbu bola mata kiri pada anak Miopia Ringan
dengan Miopia Sedang. Terdapat perbedaan yang signifikan
panjang sumbu bola pada anak Miopia dan Emmetropia. Hal ini
signifikan bermakna terhadap panjang sumbu bola mata anak
Miopia di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2014.
VI. 2 Saran
1. Diperlukan penyuluhan yang lebih sering kepada masyarakat
mengenai Miopia, penggunaan kacamata dan efek samping dari
ketidakdisiplinan dalam pemakaian kacamata.
2. Diharapkan hasil peneltian ini dapat digunakan sebagai data untuk
peneltian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Abolfotouh dkk.,A Study of some Psycho-social characteristics of Blind & Deaf malestudents in Abha City, Asir Region, Saudi Arabia 1993
American Optometric Association Consensus Panel n Pediatric Eye and Vision Examination, 2006
Atchinson D. A., Jones C. E., Schmid K. L., et all, IOVS, Eye Shape in Emmetropia and Myopia, 2005
Azar D. T., Azar N. F. Brodie S. E., American Academy of Ophthalmology, Basic and Clinical science course section 3 clinical optics. San Francisco: American Academy of Ophthalmology; 2014. P.103-15.
Community Eye Health Journal.2007. Prevention of Childhood Blindness teaching
Departemen Kesehatan RI. Ditjen Binkesmas, Survey Morbiditas mata & Kebutaan di 8 propinsi. 1983. Hasil serta laporan pertemuan kerja upaya kesehatan mata & pencegahan kebutaan di Puskesmas & rujukannya, 1998;12-7available at
Duke Elder, SS. System of ophthalmology Ophthalmic Optic and refractions St. Louis. Cv ,Mosby co. 1970:310-6,322,326-8,347-50
Fouracer, Hered, Isbey et all, American Academy of Ophthalmology, Basic and Clinical science course section 6 Pediatric Opthalmology and Strabismus. San Francisco: American Academy of Ophthalmology; 2014. P.181-84.
Goh P.P., Abqariyah Y.,Pokharel,G.P., Ellwein, L. B., 2005. Refractive error & Visual impairment in school-age children in Gombam District, Malaysian Ophthalmology 112,678-685.
Hammond, C.J., Snieder H., Gilbert, C.E., Spector, T.D., 2001. Genes & Environment in Refractive Errors: the twin eye study. Investigative ophthalmology and visual Science:42(6)
Hamurwono G.B., Upaya Kesehatan Mata & Penurunan kebutaan di Indonesia. Kumpulan masalah Konas V Perdami Yogyakarta 1884:144-9
Hutahuruk M. R., Hubungan antara pengetahuan dengan sikap orangtua tentang kelainan refraksi pada anak.2009
Universitas Sumatera Utara
J. Tabernero., F. Schaeffel., IOVS, More Irreguler Eye Shape in Low Myopia tahn in Emmetropia, 2009
Khurana AK. Comprehensive ophthalmology: optics and refraction. 4th ed. New Delhi: New Age International (P) Ltd; 2007. P.19-49.
L. S. Lim, X. Yang, G Gazzard et all , Pubmed, Variations in eye volume, surface area and shape with refractive error in young children by magnetic resonance imaging analysis, 2011
Lang GK, Spraul CW. Optics and refractive errors. In: Lang GK. Opthtalmology a short Textbook. Stuttgart: Georg Thieme Verlag; 2000. P. 423-56.
Leitman MW. Manual for eye examination and diagnosis: measurement of vision and refraction. 7 th ed. Massachussets: Blackwell Publishing; 2007. P.5-22
Limburg H., Scheinn. Vision 2020 the epidemiology of eye disease, second edition London. Arnold publisher, 2003 p.120-36 Ades AE Evaluating screening ztest & screening programmes: Arch Dis Child, 1990;65;792-5
Lubis R.R., Cara pembacaan Scan A/B, 2009
Lubis R.R., Hubungan panjang sumbu bola mata terhadap perubahan kekuatan refraksi, 2008
Montgomery M. T. Anatomy, Physiology and Pathology of the human eye: how the eye function, 1941:http://medical-dictionary. thefreedictionary.com/axial+length+of+the+eye
Moore B., 2006 The Massachusetts preschool vision screening program optometry 77(8),371-377
Mutty O. D, Hayes J. R., Mitchell G. L., et all Refractive error, Axial length, and refractive peripheral Error before and after onset Myopia, 2007
Olver J, Cassidy L. Ophthamology at a Glance: Basic optics and refraction. Massachussets: Blackwell Science Ltd;2005. P. 22-25.
Perera, CA, May’s manual disease of the eye. Baltimore. The william and wilkins Co, 1957: 371
Pruett, Pathologic Myopia, In Albert, DM, Jackobee,FA,Eds. Priciples and practice of ophthalmology. Clinical practice. Philadelphia, wb saunders co, 1994: p.870-80
Rahmadhini, prevalensi miopia pada siswa SD kelas 4 dan 6 di kelurahan Pondok Ranji Ciputat. 2009
Universitas Sumatera Utara
Riordan and Eva,Vaughan & Asbury,18th edition,Lange Clinical Medicine; 2009
Saerang JSM., Hubungan antara tingkat pendidikan & miopia. Kumpulan masalah konas VI Perdami Semarang, 1988:p.775
Sativa O., Hubungan Tekanan Intra Okuli terhadap Miopia Ringan dan Sedang, 2002.
Soekardi I., Hutahuruk J. A. : transisi Menuju Fakoemulsifikasi, Granit, Kelompok Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, 184-190
Thulasiraj R.D.,Muralikrishan R. Vision2020. The Global initiative for night to sight. Community Ophtahlmology.
World Health Organization. Global data on visual impairments 2010.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN PASIEN (INFORM CONCENT)
Tanggal Pemeriksaan :
No. Penelitian :
No. MR :
Nama :
Alamat lengkap :
Telepon :
Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis Kelamin : a. Laki – laki b. Perempuan
Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMU
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Visus : OD : PH: OS: PH:
Segmen Anterior
Palpebra Superior / Inferior :
Conj. Tarsalis Superior / Inferior :
Conj. Bulbi :
Cornea :
COA :
Pupil :
Iris :
Universitas Sumatera Utara
Lensa :
Hasil koreksi kelainan refraksi
Subjektif
OD : S C x °
OS : S C x °
Panjang Sumbu Bola Mata
OD : - OS : -
- -
- -
Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian tentang ”Perbandingan Panjang Sumbu Bola Mata pada anak Miopia & Emmetropia” yang telah dijelaskan dalam penelitian ini. Keikutsertaan saya bersifat sukarela dan saya telah mengerti sepenuhnya informasi tentang penelitian ini termasuk tujuan dan prosedurnya.
Count% within Suku% within Mata% of TotalCount% within Suku% within Mata% of TotalCount% within Suku% within Mata% of TotalCount% within Suku% within Mata% of TotalCount% within Suku% within Mata% of TotalCount% within Suku% within Mata% of Total
Batak
Jawa
Melayu
Nias
Padang
Suku
Total
Miopia EmmetropiaMata
Total
Status Refraksi OD * Mata Crosstabulation
0 42 42
.0% 100.0% 100.0%
.0% 100.0% 50.0%
.0% 50.0% 50.0%31 0 31
100.0% .0% 100.0%
73.8% .0% 36.9%36.9% .0% 36.9%
8 0 8
100.0% .0% 100.0%
19.0% .0% 9.5%9.5% .0% 9.5%
3 0 3
100.0% .0% 100.0%
7.1% .0% 3.6%3.6% .0% 3.6%
42 42 84
50.0% 50.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%50.0% 50.0% 100.0%
Count% within StatusRefraks i OD% within Mata% of TotalCount% within StatusRefraks i OD% within Mata% of TotalCount% within StatusRefraks i OD% within Mata% of TotalCount% within StatusRefraks i OD% within Mata% of TotalCount% within StatusRefraks i OD% within Mata% of Total
Normal
Ringan
Sedang
Berat
StatusRefraks iOD
Total
Miopia EmmetropiaMata
Total
Universitas Sumatera Utara
Status Refraksi OS * Mata Crosstabulation
0 42 42
.0% 100.0% 100.0%
.0% 100.0% 50.0%
.0% 50.0% 50.0%30 0 30
100.0% .0% 100.0%
71.4% .0% 35.7%35.7% .0% 35.7%
10 0 10
100.0% .0% 100.0%
23.8% .0% 11.9%11.9% .0% 11.9%
2 0 2
100.0% .0% 100.0%
4.8% .0% 2.4%2.4% .0% 2.4%
42 42 84
50.0% 50.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%50.0% 50.0% 100.0%
Count% within StatusRefraks i OS% within Mata% of TotalCount% within StatusRefraks i OS% within Mata% of TotalCount% within StatusRefraks i OS% within Mata% of TotalCount% within StatusRefraks i OS% within Mata% of TotalCount% within StatusRefraks i OS% within Mata% of Total
Normal
Ringan
Sedang
Berat
StatusRefraks iOS
Total
Miopia EmmetropiaMata
Total
Panjang Sumbu Bola Mata : OD * Mata Crosstabulation
24 42 66
36.4% 63.6% 100.0%
57.1% 100.0% 78.6%28.6% 50.0% 78.6%
18 0 18
100.0% .0% 100.0%
42.9% .0% 21.4%21.4% .0% 21.4%
42 42 84
50.0% 50.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%50.0% 50.0% 100.0%
Count% within PanjangSumbu Bola Mata : OD% within Mata% of TotalCount% within PanjangSumbu Bola Mata : OD% within Mata% of TotalCount% within PanjangSumbu Bola Mata : OD% within Mata% of Total
< 24
>= 24
Panjang SumbuBola Mata : OD
Total
Miopia EmmetropiaMata
Total
Universitas Sumatera Utara
Panjang Sumbu Bola Mata : OS * Ma ta Crosstabulation
27 42 69
39.1% 60.9% 100.0%
64.3% 100.0% 82.1%32.1% 50.0% 82.1%
15 0 15
100.0% .0% 100.0%
35.7% .0% 17.9%17.9% .0% 17.9%
42 42 84
50.0% 50.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%50.0% 50.0% 100.0%
Count% within PanjangSumbu Bola Mata : OS% within Mata% of TotalCount% within PanjangSumbu Bola Mata : OS% within Mata% of TotalCount% within PanjangSumbu Bola Mata : OS% within Mata% of Total
1. Identitas Nama : dr. Amelia Rizar Tempat / Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 4 Januari 1985 Suku/Bangsa : Padang / Indonesia Agama : Islam Alamat : Jl. Eka Surya Komp. Grand Monaco blok G no. 5 Medan Suami : Faisal Syarif ST Anak : -
2. Pendidikan - SD Santa Maria Pekanbaru tamat Tahun 1996 - SMP Santa Maria Pekanbaru tamatTahun 1999 - SMA Santa Maria Pekanbaru tamat Tahun 2001 - Missisquoi Valley Union High School Amerika tamat Tahun 2002 - S1 Fakultas Kedokteran Univeristas Islam Sumatera Utara
Medan, tamat Tahun 2009
3. Riwayat Pekerjaan Dokter Umum di Klinik Jamsostek Martubung tahun 2009 Dokter Umum di Klinik Jamsostek Mabar tahun 2009 Dokter Umum di RS. Bakti Medan tahun 2010-2011
4. Perkumpulan Profesi Anggota IDI Sumatera Utara Anggota Muda Perdami Cabang Sumatera Utara
- Peserta One Day Dinner Symosium Grand Elite Hotel Medan, 20 Februari 2013
- Peserta In the Workshop “ Impact of Glaucoma : Challenge That Needs to be Incorporated “ Sumatera Eye Center Conventional Hall Medan, 23-24 Maret 2013
Universitas Sumatera Utara
- Peserta Annual Scientific Meeting “Eye Rehabilitation for Simple Life” Trans Luxury Hotel Bandung, 12-14 April 2013
- Peserta Daily Practice in pediatric Ophthalmology Grand Elite Hotel Medan, 25 Mei 2013
- Peserta The 7th Asian Neuro-Ophthalmology Society Congress Bali, 27-29 September 2013
- Peserta Simposium Myopic Choroidal Neovascularization JW. Marriot Hotel Medan, 24 Juni 2014
- Peserta Practical Pearls in Pediatric Ophthalmology Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, 21 Februari 2015