Page 1
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM
SYARIAH DEVISA DAN BANK UMUM SYARIAH NON DEVISA:
PENDEKATAN RGEC DAN ISLAMICITY PERFORMANCE
INDEX
(Studi Kasus Pada Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin Periode 2012-
2016)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Arinda Haikhal Putri
NIM. 11140850000075
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
Page 2
ii
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM
SYARIAH DEVISA DAN BANK UMUM SYARIAH NON DEVISA:
PENDEKATAN RGEC DAN ISLAMICITY PERFORMANCE
INDEX
(Studi Kasus Pada Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin Periode 2012-
2016)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Arinda Haikhal Putri
NIM. 11140850000075
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
Page 6
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
I. Data Pribadi
Nama : Arinda Haikhal Putri
Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 09 Juni 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Sukarela 7 Nomor 66. RT.003. RW.05
Peninggilan. Ciledug. Tangerang. Banten.
15153
Telepon : 0812 9318 7467
Email : [email protected]
II. Pendidikan Formal
2001-2002 : R.A Al-Husna
2002-2008 : SD Negeri 04 Peninggilan
2008-2011 : SMP Negeri 11 Tangerang
2011-2014 : SMK Yadika 4 Karang Tengah
2014-2018 : Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. Pengalaman Organisasi
Staff Divisi PHDD WeShare LISENSI 2016
Staff Divisi PPM LISENSI Periode 2016-2017
IV. Pengalaman Kerja
1. Karyawan Magang PT Kharisma Jaya Nusantara 2016
2. Karyawan Magang Bank BRI Syariah Cabang Pembantu Meruya 2017
Page 7
vii
ABSTRACT
The research is a quantitative study which compare the financial performance
between foreign bank and non-foreign bank in Indonesia that approach by using RGEC
and Islamicity Performance Index. This study use Bank BNI Syariah as a sample of
foreign bank and Bank Syariah Bukopin as a sample of non-foreign bank. The data that
being used in this study are an annual data that reported by Bank BNI Syariah and
Bank Syariah Bukopin in 2012-2016. This research using different test by using
hypothesis test of Independent Sample T-Test and Mann Whitney which operate by
SPSS 24. Previously performed by Normality Test with Kolmogorov-Smirnov to inform
if the data has a normal distributin or not. The result of this study is prove that there is
significant different between foreign bank and no-foreign bank in NPF, ROA, BOPO,
and PSR. While there is no significant different in FDR, GCG, CAR, ZPR, EDR Qardh,
Halal Income Ratio, and Halal Investment Ratio between foreign bank and non-foreign
bank.
Key Word: Financial Performance, RGEC, Islamicity Performance Index
Page 8
viii
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang membandingkan kinerja
keuangan Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa dengan menggunakan
pendekatan RGEC dan Islamicity Performance Index. Penelitian ini menggunakan
Bank BNI Syariah sebagai sampel dari Bank Umum Devisa dan Bank Syariah Bukopin
sebagai sampel dari Bank Umum Non Devisa. Penelitian ini menggunakan data
tahunan Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin periode tahun 2012-2016.
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda dengan menggunakan uji
hiipotesis Independent Sample T-Test dan Mann Whitney yang pengolahannya melalui
SPSS 24 yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
untuk menentukan apakah data terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal.
Hasil dari peneltitian ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara kinerja Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa dalam rasio NPF,
ROA, BOPO, dan PSR. Sedangkan pada rasio FDR, GCG, CAR, ZPR, EDR Qardh,
Income Halal, dan Investasi Halal tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
kinerja Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa.
Kata Kunci: Kinerja Keuangan, RGEC, Islamicity Performance Index.
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Devisa dan
Bank Umum Non Devisa: Pendekatan RGEC dan Islamicity Performance Index
(Studi Kasus Pada Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin Periode 2012-
2016)”. Shalawat serta salam tidak lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar.
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat
dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mengenai
ide serta gagasan dalam skripsi ini, penulis dapatkan setelah membaca sebuah jurnal
internasional yang ditulis oleh Abdulazeez Y.H. Saif Alyousfi, Asish Saha, dan Rohani
Md-Rus yang berujudul Profitability of Saudi Commercial Banks: A Comparative
Evaluation between Domestic and Foreign Bank using Capital Adequacy, Asset
Quality, Management Quality, Earning Ability, and Liquidity Parameters. Dalam
jurnal tersebut menyatakan bahwa Bank Umum Non Devisa memiliki kinerja yang
lebih baik dibandingkan Bank Umum Devisa. Hal tersebut membantah bahwa semakin
besar cakupan kegiatan operasional maka akan semakin besar profit yang akan
diperoleh. Penulis merasa topic tersebut layak untuk ditelaah lebih jauh dengan
menggunakan sampel Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan
tanpa adanya dukungan, bimbingan, dorongan , dan arahan dari berbagai pihak yang
tentunya tidak dapat dinilai harganya. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
Page 10
x
1. Dr. Arief Mufraini, Lc.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat
neraih gelar Sarjana Ekonomi.
2. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E.,M.B.A. selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syariah, dan Fitri Damayanti, S.E.,M.Si. selaku Sekretaris Jurusan
Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu pemenuhan
berkas-berkas administrasi penulis.
3. Adhitya Ginanjar, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis selama masa studi.
4. Dr. Asyari Hasan, S.H.I.,M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, ilmu, dan tidak ternilai untuk membimbing penulis
selama proses pengerjaan skripsi dari awal hingga selesai
5. Bapak/Ibu dosen dan sifitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik,
membimbingdan mengajarkan ilmu serta akhlak yang tak ternilai. Semoga
selalu diberikan rahmat yang tak terhingga dari Allah SWT.
6. Dua orang yang paling berharga, orang tua penulis Bapak Tri Prasetyo dan Ibu
Fardilah Ardiyanti, yang tak pernah lelah memberikan semangat, dorongan,
serta do’a yang tidak pernah putus. Terima Kasih atas jasa yang tak akan
mungkin bisa terbayar sampai kapanpun. Alhamdulillah anakmu sudah sarjana.
7. Untuk adikku Devany Chandra Putri yang turut memberikan do’a serta
semangat, terima kasih sudah bersedia direpotkan.
8. Untuk teman-teman seperjuangan khususnya Lulu, Vena, Qisthi, Dewi, Vicka,
Zulisa, Rahmi, Almira, Lita. Tanpa kalian ini tidak berarti apa-apa.
9. Untuk yang terbaik dan selalu ada Ulan dan Citra. Kalian itu keluarga.
10. Teman-teman KKN Angkasa 128. Khususnya Lulu, Elis, dan Farisa. Terima
kasih atas pengalaman dan hiburan yang selalu diberikan.
Page 11
xi
11. Untuk teman-teman Perbankan Syariah B 2014, semangat berjuang. Semoga
Allah SWT selalu memberikan kemudahan disetiap langkah kita.
12. Semua pihak yang terlibat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini
dengan baik dan benar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan segala
kerendahan hati Penulis mengharapkan saran, masukan, arahan, maupun kritik
untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
khazanah keilmuan.
Jakarta, 2 April 2018
Arinda Haikhal Putri
Page 12
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF.......................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 14
C. Batasan Masalah............................................................................. 14
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 14
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 17
A. Landasan Teori ............................................................................... 17
Page 13
xiii
1. Bank Umum Syariah ................................................................ 17
2. Kinerja Bank ............................................................................ 26
3. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank ........................................ 27
4. Faktor Penilai Tingkat Kesehatan Bank ................................... 29
5. Islamicity Performance Index .................................................. 34
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 38
C. Kerangka Konseptual ..................................................................... 49
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ..................................... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 60
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 60
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 61
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 62
D. Metode Analisis Data ..................................................................... 63
E. Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 65
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 75
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 75
1. Bank Negara Indonesia Syariah ............................................... 75
2. Bank Syariah Bukopin ............................................................. 77
B. Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan RGEC ............ 79
1. Risk Profile ............................................................................... 79
2. Good Coorporate Governance ................................................. 84
3. Earning ..................................................................................... 87
4. Capital ...................................................................................... 92
C. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Devisa dan
Bank Umum Non Devisa Berdasarkan RGEC............................... 95
D. Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan
Islamicity Performance Index ........................................................ 106
Page 14
xiv
1. Profit Sharing Ratio ................................................................. 106
2. Zakat Performance Index ......................................................... 107
3. Equitable Distribution Ratio .................................................... 109
4. Islamic Investment vs Non Islamic Inestment .......................... 111
5. Islamic Income vs Non Islamic Income .................................... 112
E. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Devisa dan
Bank Umum Non Devisa Berdasarkan IPI .................................... 113
F. Interpretasi...................................................................................... 121
1. Berdasarkan Pendekatan RGEC ............................................... 121
2. Berdasarkan Pendekatan Islamicity Performance Index .......... 125
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 130
A. Kesimpulan .................................................................................... 130
B. Saran ............................................................................................... 134
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 135
LAMPIRAN .................................................................................................... 140
Page 15
xv
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 43
3.1 Matriks Kriteria Penilaian NPF ................................................................. 67
3.2 Matriks Kriteria Penialain FDR ................................................................ 68
3.3 Matriks Kriteria Penialain GCG................................................................ 68
3.4 Matriks Kriteria Penialain ROA................................................................ 69
3.5 Matriks Kriteria Penialain BOPO ............................................................. 70
3.6 Matriks Kriteria Penialain CAR ................................................................ 71
4.1 Nilai Rasio NPF BNI Syariah dan Syariah Bukopin ................................ 80
4.2 Nilai Rasio FDR BNI Syariah dan Syariah Bukopin ................................ 83
4.3 Nilai Rasio GCG BNI Syariah dan Syariah Bukopin ............................... 85
4.4 Nilai Rasio ROA BNI Syariah dan Syariah Bukopin ............................... 88
4.5 Nilai Rasio BOPO BNI Syariah dan Syariah Bukopin ............................. 90
4.6 Nilai Rasio CAR BNI Syariah dan Syariah Bukopin ............................... 93
4.7 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Bank BNI Syariah ......................... 96
4.8 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Bank Syariah Bukopin .................. 97
4.9 Perbandingan Kinerja Rasio NPF BNIS & Bank Syariah Bukopin .......... 98
4.10 Perbandingan Kinerja Rasio FDR BNIS & Bank Syariah Bukopin ........ 100
4.11 Perbandingan Kinerja Rasio ROA BNIS & Bank Syariah Bukopin........ 101
4.12 Perbandingan Kinerja Rasio CAR BNIS & Bank Syariah Bukopin ........ 102
Page 16
xvi
4.13 Perbandingan Kinerja Rasio GCG BNIS & Bank Syariah Bukopin........ 104
4.14 Perbandingan Kinerja Rasio BOPO BNIS & Bank Syariah Bukopin ..... 105
4.15 Nilai Rasio PSR BNI Syariah dan Syariah Bukopin ................................ 106
4.16 Nilai Rasio ZPR BNI Syariah dan Syariah Bukopin ............................... 108
4.17 Nilai Rasio EDR Qardh dan Donasi BNI Syariah dan Syariah Bukopin . 110
4.18 Nilai Rasio Islamic Investment BNI Syariah dan Syariah Bukopin ........ 111
4.19 Nilai Rasio Islamic Income BNI Syariah dan Syariah Bukopin .............. 112
4.20 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Bank BNI Syariah ........................ 113
4.21 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Bank Syariah Bukopin ................. 114
4.22 Perbandingan Kinerja Rasio PSR BNIS & Bank Syariah Bukopin ......... 115
4.23 Perbandingan Kinerja Rasio EDR Qardh BNIS & BSB .......................... 117
4.24 Perbandingan Kinerja Rasio ZPR BNIS & BSB...................................... 118
4.25 Perbandingan Kinerja Rasio Investasi Halal BNIS & BSB ..................... 119
4.26 Perbandingan Kinerja Rasio Income Halal BNIS & BSB ....................... 120
Page 17
xvii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .................................. 3
1.2 Perkembangan Total Aset Perbankan di Indonesia .............................. 10
1.3 Perbandingan Rasio ROA BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa ...... 11
2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 52
Page 18
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Rasio Variabel Penelitian ............................................................ 140
2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ................................................. 141
3. Uji Independent Sample T-Test ........................................................... 143
4. Uji Mann Whitney................................................................................ 144
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perbankan adalah suatu industri di bidang ekonomi yang berperan
dalam memajukan kondisi ekonomi suatu negara. Sebagai lembaga
intermediasi, bank berfungsi sebagai perantara antara pihak yang kelebihan
dana (surplus unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) yang
membantu perputaran uang dalam masyarakat. Perbankan juga merupakan
suatu aspek penting yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Bank merupakan suatu lembaga yang memiliki legalitas untuk
mengerahkan dana yang berasal dari masyarakat berupa simpanan dan
menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang berupa pinjaman, sehingga
bank berfungsi sebagai perantara antara pemilik dana pihak ketiga dan nasabah
yang membutuhkan pinjaman (Said, 2012, 1). Sebagai lembaga yang berperan
sebagai penghubung, bank harus mampu melakukan fungsinya sesuai dengan
aturan yang ada. Hal tersebut sangat penting mengingat Bank merupakan bisnis
yang berkaitan erat dengan prinsip kepercayaan.
Fungsi bank merupakan perantara diantara masyarakat yang
membutuhkan dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh
karenanya bank berfungsi sebagai perantara keuangan, maka dalam hal ini
faktor “kepercayaan“ dari masyarakat merupakan faktor utama dalam
Page 20
2
menjalankan bisnis (Kasmir, 2008, 243). Untuk dapat memperoleh
kepercayaan dari stakeholders (pemegang saham, konsumen, pekerja,
perusahaan pengguna/mitra, dan pemerintah), bank harus mampu melakukan
fungsinya sesuai dengan aturan yang ada. Kepercayaan dapat diperoleh dengan
menjaga tingkat kesehatan bank. Bank yang sehat adalah bank yang dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, yaitu bank yang dapat menjaga dan
memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi,
dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh
pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan
moneter (Permana, 2012, 2).
Pemberlakuan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang merupakan
perubahan Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan telah
memberi kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah.
Sampai akhir tahun 2016 Bank Indonesia menyebutkan bahwa Bank Umum
Syariah di Indonesia berjumlah 12 BUS, jumlah tersebut bertambah 1 unit
setelah diresmikannya Bank Aceh Syariah sebagai BUS pada Mei 2015.
Sedangkan untuk Unit Usaha Syariah, sampai tahun 2016 berjumlah 21 unit.
(OJK, 2017, 5).
Dilansir dari CNN Indonesia, total aset perbankan syariah baru
mencapai Rp424.181 Triliun atau 5,97% persen dari total aset perbankan.
Peningkatan pangsa pasar ini dipicuoleh konversi BPD Aceh dari bank
konvensional menjadi bank syariah. (CNN Indonesia, 2018)
Page 21
3
Gambar 1.1
Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2016
Untuk dapat bersaing, tentu saja setiap Bank harus memiliki kinerja
yang baik. Kinerja yang baik akan membuat Bank memiliki reputasi yang baik
di mata stakeholders (pemegang saham, konsumen, pekerja, perusahaan
pengguna/mitra, dan pemerintah). Kinerja bank secara keseluruhan merupakan
gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut
aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi
maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran
kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan
indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas bank (Hayati, 2013, 1).
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral memiliki suatu kontrol
mengeluarkan kebijakan untuk diterapkan pada masing-masing lembaga
11 11 12 12 1324 23 22 22 21
158 163 163 163 164
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2012 2013 2014 2015 2016
BUS UUS BPRS
Page 22
4
keuangan, termasuk kinerja keuangan suatu lembaga keuangan. Kebijakan
perbankan yang dikeluarkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia pada
dasarnya adalah ditujukan untuk menciptakan dan memelihara kesehatan Bank
tersebut.
Bank Indonesia telah menetapkan kebijakan mengenai tingkat
kesehatan bank umum dengan metode CAMELS. Peraturan ini tercantum pada
PBI No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004. Dalam kebijakan ini tingkat
kesehatan Bank diukur berdasarkan rasio Capital (permodalan), Asset Quality
(kualitas aset), management (manajemen), Earning (permodalan), Likuidity
(likiuditas), Sensitivity to Market Risk (sensitivitas terhadap resiko pasar). Rasio
tersebut pada akhirnya disempurnakan dengan metode RGEC (Risk Profile,
Good Coorporate Governance, Earning, dan Capital) yang tertuang dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011.
Pada 31 Desember 2013 Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
menandatangani Berita Acara Serah Terima pengalihan fungsi pengaturan dan
pengawasan dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan, dengan
demikian segala tugas pengawasan terhadap individual bank (mikroprudensial)
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan, sedangkan Bank Indonesia bertugas
untuk melakukan pengawasan terhadap makroprudensial. Dengan adanya
peralihan fungsi pengaturan dan pengawasan dari Bank Indonesia kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
Page 23
5
Bank Indonesia membuat Peraturan Bank Indonesia Nomor
13/1/PBI/2011 mengenai penilaian tingkat kesehatan Bank dengan
menggunakan metode RGEC. Pada tahun 2014 Otoritas Jasa Keuangan
mengeluarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah dengan menggunakan metode RGEC.
Adapun tujuan dari dibuatnya Peraturan Bank Indonesia dan Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan tersebut adalah agar bank dapat
mengidentifikasikan lebih dini, melakukan tindak lanjur perbaikan yang sesuai
dan lebih cepat, serta menerapkan prinsip Good Coorporate Governance dan
manajemen resiko yang lebih baik, sehingga diharapkan nantinya dapat
menentukan solusi terbaik untuk membuat kebijakan yang lebih baik untuk
Bank Syariah kedepannya. (Duantika, 2015, 4)
Bank yang dikatakan sehat merupakan Bank yang mampu menjalankan
fungsinya dengan baik. Tolak ukur suatu Bank dapat dikatakan sudah
menjalankan fungsinya dengan baik bukan hanya sebatas pada laporan
keuangan tahunan, dapat menjalan fungsi intermediasi, penyaluran dana ke
sektor produktif dan lain sebagainya tetapi juga keberhasilan lembaga dalam
memenuhi kewajiban sosialnya.
Berdasarkan kualitas kinerja dan seluruh kepentingan serta harapan dari
stakeholder terhadap bank syariah dapat dilihat dari penilaian kinerja bisnis dan
kinerja sosial yang dikembangkan secara komprehensif. Kinerja bisnis bagi
Page 24
6
bank syariah diantaranya bisa diwakili dalam beberapa variabel dalam
pengukuran kesahatan finansial bank syariah. Sedangkan untuk melihat kinerja
sosial perlu dikembangkan sebuah model penilaian yang dikembangkan dari
penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah ada, yang diharapkan bisa
mencover kepentingan dan harapan dari manajemen, pegawai, pemegang
saham, pemegang rekening investasi mudharabah, pemegang rekening wadiah,
pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan (Sulistiyono dkk, 2012, 3).
Sebagai lembaga keuangan syariah yang sedang tumbuh dan
berkembang, bank syariah membutuhkan sebuah kontrol atau evaluasi agar
semakin berkembang dan mencapai tujuan. Menurut Hameed et al (2004)
mengukur kinerja lembaga keuangan syariah saat ini dipandang penting karena
ada tumbuh kesadaran dari masyarakat muslim untuk menilai sejauh mana
lembaga-lembaga keuangan syariah khususnya perbankan syariah telah
mencapai tujuannya. (Lutfiandari dan Septiarini, 2016, 431)
Sesuai dengan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan syariah Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan telah
direview oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
prinsip yang harus diikuti pada transaksi syariah meliputi prinsip persaudaraan
(ukhuwah), keadilan (‘adalah), kemaslahatan (mashlahah), keseimbangan
(tawazun), universalisme (syumuliyah). (Setianingsih, 2017, 2)
Evaluasi kinerja Bank Syariah merupakan hal yang sangat penting. Hal
ini dikarenakan peran dan tanggung jawab Bank Syariah tidak hanya terbatas
Page 25
7
pada kebutuhan keuangan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders),
tetapi yang tak kalah penting juga bagaimana lembaga tersebut melakukan
bisnisnya serta langkah-langkah apa yang digunakan dalam rangka untuk
memastikan bahwa semua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan
syariah. Beberapa pakar perbankan syariah internasional telah mencoba
melihat kinerja bank syariah lebih komprehensif. Hal ini didasari oleh sebuah
kesadaran bahwa perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional.
Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem ekonomi Islam didirikan juga
untuk mencapai tujuan sosial – ekonomi Islam seperti mewujudkan keadilan
distribusi dan seterusnya. (Meilani dkk, 2015, 23)
Kesadaran akan sasaran ini kemudian menghasilkan alat ukur bagi Bank
Syariah yang khas dan lebih komprehensif. Samad dan Hasan (2000)
menggunakan pengukuran rasio keuangan yang umum digunakan ditambah
dengan alat ukur baru yaitu Long Term Loan Ratio (LTA), Governant Bond
Investment Ratio (GBD), dan Mudharabah Musyarakah Ratio (MM/L).
(Istichomah, 2017, 4).
Hameed et al. (2004) dalam penelitiannya dengan judul Alternative
Disclosure and Measures Performance for Islamic Bank’s mengemukakan
sebuah alternatif pengukuran kinerja Bank Syariah, melalui sebuah indikator
yang dinamakan Islamicity Indices, yang terdiri dari Islamicity Disclosure
Index dan Islamicity Performance Index. Indeks ini bertujuan membantu para
stakeholder dalam menilai kinerja bank syariah. Rumusan indeks kinerja bank
Page 26
8
syariah ini diaplikasikan Hameed et al. untuk mengetahui kinerja Bank Islam
Malaysia Berhad (BIMB) dan Bahrain Islamic Bank (BIB) secara deskriptif.
Evaluasi kinerja menurut Hameed et al (2004) adalah salah satu metode
untuk mengukur pencapaian perusahaan berbasis pada target-target yang
disusun diawal. Hal ini menjadi bagian penting control pengukur yang dapat
membantu perusahaan memperbaiki kinerja di masa depan. Dalam Islam,
evaluasi kinerja sangat dianjurkan. Konsep mushabahah merupakan
representasi yang mendasar dari evaluasi kinerja, yang bias diterapkan untuk
individu maupun perusahaan. Hal ini kemudian menjadi landasan filosofis
penting mengapa perlu dilakukan evaluasi kinerja bagi bank syariah. (Meilani
dkk, 2015, 23)
Islamicity Performance Index yang dirumuskan oleh Hameed et al.
(2004) digunakan untuk mengukur kinerja bank syariah bukan hanya pada
kajian keuangan tetapi juga pada prinsip keadilan, kehalalan, dan penekanan
pada prinsip-prinsip syariah yang diterapkan dalam kegiatan operasional bank
syariah. Terdapat tujuh indikator umum yang diukur melalui Islamicity
Performance Index yaitu, Profit-Sharing Ratio, Zakat Performance Ratio,
Equittable Distribution Ratio, Director-Employee Welfare Ratio, Islamic
Income vs Non Islamic Income, Islamic Investment vs Non Islamic Investement,
dan AAOIFI Index.
Kinerja keuangan merupakan salah satu indikator yang harus
diperhatikan dalam persaingan perbankan. Persaingan yang ketat ditunjukkan
Page 27
9
oleh persaingan antara Bank Persero atau Bank Pemerintah dan Bank Umum
Swasta Nasional. Persaingan ini terlihat dari besarnya total aset, penghimpunan
dana pihak ketiga, dan pemberian pembiayaan. Menghadapi persaingan yang
ketat, menjaga atau bahkan meningkatkan kinerja perusahaan merupakan
tuntutan untuk dapat bertahan dalam persaingan.
Secara garis besar Bank dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya
adalah Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa. Perbedaan dari
kedua Bank ini terletak pada kegiatan operasionalnya. Bank Umum Syariah
Non Devisa yang hanya bisa melakukan aktivitas dan transaksi dalam ruang
lingkup nasional hanya mengandalkan kegiatan di dalam negeri. Ruang lingkup
yang terbatas tentu kinerjanya akan sulit berubah, namun bukan berarti kinerja
bank non devisa lebih buruk daripada bank devisa. (Aziz, 2015, 3).
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/27/DPNP/2013
yang dimaksud dengan Bank Devisa adalah bank yang memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
Kegiatan dalam valuta asing merupakan kegiatan usaha bank yang meliputi
penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas dalam valuta asing. Bank
yang mendapatkan persetujuan untuk melakukan kegiatan usaha dalam valuta
asing akan menawarkan produk dan/atau aktivitas yang memiliki resiko dan
kompleksitas yang tinggi maka Bank tetap wajib memperoleh persetujuan dari
Bank Indonesia sebelum melakukan penerbitan produk atau aktivitas tersebut.
(SEBI Nomor 15/27/DPNP/2013)
Page 28
10
Gambar 1.2
Perkembangan Total Aset Perbankan di Indonesia
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2016
Berdasarkan gambar 1.2, selama periode 2012-2016 menunjukkan
bahwa total aset pebankan secara keseluruhan mengalami peningkaran setiap
tahun, namun Bank Umum Syariah Nasional Devisa memiliki total aset yang
lebih baik dibandingkan dengan Bank Umum Non Devisa. Perbedaan ini
diakibatkan oleh perbedaan kegiatan operasional yang dijalankan oleh Bank
Devisa dan Non Devisa. Bank Non Devisa dapat meningkatkan statusnya
menjadi Bank Devisa apabila memenuhi ketentuan-ketentuan antara lain:
volume usaha minimal mencapai jumlah tertentu, tingkat kesehatan,
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
2012 2013 2014 2015 2016
Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing
Page 29
11
kemampuan dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang
berpengalaman dalam valuta asing.
Dilihat dari pengertiannya Bank Devisa adalah bank yang dapat
mengadakan transaksi internasional, yang tentunya lebih mudah dalam
menyerap dan menyalurkan dana, baik dari luar maupun dari dalam negeri akan
tetapi resiko yang dihadapi juga lebih tinggi, karena banyak melibatkan mata
uang asing dalam operasionalnya. Sedangkan Bank Non Devisa tidak dapat
melakukan transaksi internasional dengan kata lain Bank Non Devisa memiliki
resiko lebih rendah dibandingkan dengan Bank Devisa. (Hayati, 2013, 3)
Gambar 1.3
Perbandingan Rasio ROA BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2016
2,642,43
2,13
1,75 1,65
3,31 3,26
2,16
0,47
0,98
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
2012 2013 2014 2015 2016BUSN Devisa BUSN Non Devisa
Page 30
12
Berdasarkan gambar 1.3 terlihat bahwa rasio ROA dari Bank Non
Devisa pada tahun 2012-2014 berhasil mengungguli pencapaian dari Bank
Devisa. Hal tersebut tidak sejalan dengan pernyataan yang menyatakan bahwa
perbedaan cakupan kegiatan operasional antara Bank Devisa dan Bank Non
Devisa akan menyebabkan perolehan laba dari Bank Devisa menjadi lebih
tinggi dibandingkan dengan perolehan laba Bank Non Devisa.
Untuk melakukan perbandingan kinerja Bank Syariah Devisa maupun
Non Devisa dibutuhkan sampel yang kuat yang secara relative mampu
merepresentasikan kinerja keuangan Bank Syariah Devisa dan Non Devisa
secara umum. Diakses melalui CNN Indonesia pada tahun 2016 Bank BNI
Syariah menjadi Bank Syariah dengan pertumbuhan laba yang cukup besar
dengan kenaikan yang signifikan yakni dengan posisi laba Rp277,37 Miliar
atau tumbuh 21,38% dan posisi aset yang bergerak positif sebesar Rp28,3
Trilyun atau tumbuh 23,01%. (CNN Indonesia, 2017). Sedangkan Bank
Bukopin Syariah, dikutip melalui website resmi Bank Syariah Bukopin
menyebutkan pada tahun 2016 juga mengalami pertumbuhan laba sekitar 50%
dengan posisi laba Rp60 Miliar dan total aset sebesar Rp7,04 Trilyun atau
tumbuh sebesar 20,75% dibandingkan tahun sebelumnya. (Bank Syariah
Bukopin, 2017). Hal tersebut menjadikan kedua Bank Syariah tersebut sebagai
Bank Syariah yang mengalami pertumbuhan yang baik dinilai dari segi aset dan
juga laba tahun berjalannya.
Page 31
13
Berdasarkan besaran laba yang diperoleh serta total pertumbuhan aset
kedua bank tersebut dapat dilihat bahwa tidak terlalu banyak perbedaan yang
diperlihatkan antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa. Pada tahun 2016 Bank
Syariah Bukopin menunjukkan pertumbuhan laba yang lebih baik jika
dibandingkan dengan Bank BNI Syariah. Hal tersebut dikarenakan tidak
maksimalnya kegiatan operasional dalam lingkup luar negeri yang diterapkan
oleh Bank Devisa. Dalam kegiatan operasional yang melibatkan mata uang
asing, Bank Devisa harus bersaing dengan lembaga keuangan non bank yang
menyediakan jasa yang sama seperti hal nya money changer. Kurang awamnya
masyarakat terhadap hal ini juga menyebabkan kinerja Bank Devisa kurang
optimal.
Tuntutan menjaga kepercayaan para stakeholder membuat Bank harus
menjaga kinerjanya, bukan hanya dilihat dari aspek keuangan saja tetapi juga
fungsi sosial yang wajib dilaksanakan. Untuk itu peneliti menggabungkan dua
metode pengukuran kinerja Bank Umum Syariah dengan konsentrasi
membandingkan kinerja Bank Umum Syariah Devisa dan Non Devisa yang ada
di Indonesia. Dengan demikian judul dari penelitian ini adalah:
“Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank
Umum Syariah Non Devisa di Indonesia: Pendekatan RGEC dan
Islamicity Performance Index (Studi Kasus Pada Bank BNI Syariah dan
Bank Syariah Bukopin Periode 2012-2016)”.
Page 32
14
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Kenaikan laba Bank Umum Syariah Devisa pada tahun 2016 lebih baik dari
Bank Umum Syariah Non Devisa
2. Pengukuran kinerja baik untuk Bank Umum Syariah Devisa dan Bank
Umum Syariah Non Devisa hanya terbatas pada pengukuran rasio keuangan
tanpa dilengkapi pemaparan hasil kinerja berdasarkan prinsip syariah
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti merumuskan batasan
masalah sebagai berikut:
1. Perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non
Devisa menggunakan pendekatan RGEC dan Islamicity Performance Index
2. Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada 1 (satu) Bank Umum
Syariah yaitu Bank BNI Syariah dan 1 (satu) Bank Umum Syariah Non
Devisa yaitu Bank Syariah Bukopin
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian serta identifikasi dan batasan masalah
di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja Keuangan Bank BNI Syariah bila dibandingkan dengan
Bank Syariah Bukopin berdasarkan RGEC periode 2012-2016?
Page 33
15
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank
BNI Syariah bila dibandingkan dengan Bank Syariah Bukopin berdasarkan
pendekatan RGEC pada periode 2012-2016?
3. Bagaimana kinerja Keuangan Bank BNI Syariah bila dibandingkan dengan
Bank Syariah Bukopin berdasarkan Islamicity Performance Index periode
2012-2016?
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank
BNI Syariah bila dibandingkan dengan Bank Syariah Bukopin berdasarkan
pendekatan Islamicity Performance Index pada periode 2012-2016?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan analisis perbandingan antara kinerja keuangan Bank BNI
Syariah bila dibandingkan dengan Bank Syariah Bukopin dengan
menggunakan RGEC periode 2012-2016
b. Melakukan analisis perbandingan antara kinerja keuangan Bank BNI
Syariah bila dibandingkan dengan Bank Syariah Bukopin dengan
menggunakan Islamicity Performance Index periode 2012-2016
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat atau kegunaan
penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Page 34
16
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan berguna bagi perusahaan sebagai bahan
evaluasi manajemen untuk menghadapi kekurangan yang dihadapi
sehingga dapat diambil keputusan untuk mempertahankan atau
meningkatkan kinerja.
b. Bagi Penulis
Sebagai wadah untuk mengaplikasikan berbagai teori yang didapat
selama mengikuti kuliah baik secara formal maupun informal.
c. Bagi Akademisi
Menambah pengetahuan dan wawasan akedemisi khususnya
mahasiswa/I program studi Perbankan Syariah.
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan apakah suatu bank
dinyatakan layak atau tidak sebagai tempat yang dituju untuk
menginvestasikan dananya.
Page 35
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Umum Syariah
a. Pengertian Bank Umum Syariah
Menurut Rodoni (2006, 31) banyak definisi mengenai bank,
pada dasarnya semua definisi tersebut tidak berbeda satu sama lain,
perbedaannya hanya pada tugas atau usaha Bank. Bank dapat
didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang tugas utamanya
sebagai perantara (financial intermediary) untuk menyalurkan
penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan.
Menurut Kasmir (2011, 3) bank adalah lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa lainnya.
Karim (2010, 18) menyatakan bahwa bank adalah lembaga yang
menjalankan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan memberikan jasa.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, terdapat bank
yang menjalankan kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip
syariah. Bank dalam konteks demikian disebut Bank Syariah.
Page 36
18
Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah. (Undang-Undang No.21 Tahun 2008)
Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil, yang memberikan alternatif sistem perbankan
yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan Bank, serta
menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi beretika,
mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam
berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam
bertransaksi keuangan. (Latumaerisssa, 2011, 331)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan Bank Syariah
adalah Bank yang menjalankan kegiatan operasionalnya baik dalam
menghimpun dan menyalurkan dana ke masyarakat berdasarkan
prinsip syariah.
b. Fungsi Perbankan Syariah
Perbankan syariah memiliki tiga fungsi utama, yaitu: (Ismail, 2010,
4)
1) Menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana. Bank
syariah mengimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana.
Bank syariah menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
Page 37
19
titipan dengan menggunakan akad al-wadi’ah dan dalam bentuk
investasi dengan menggunakan akad al-mudharabah.
2) Menyalurkan dana bagi masyarakat yang membutuhkan (user of fund).
Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari Bank Syariah asalkan
dapat memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
3) Memberikan pelayanan jasa perbankan. Pelayanan jasa bank syariah ini
diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
menjalaskan aktivitasnya. Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang
diberikan oleh Bank Syariah antara lain jasa pengiriman uang (transfer),
pemindahbukuan, penagihan surat berharga, kliring, letter of credit,
inkaso, garansi bank, dan pelayanan jasa Bank lainnya.
c. Prinsip Perbankan Syariah
Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah, meliputi kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur riba,
maisir, gharar, haram, dan zalim. Karena itu, dalam transaksi
penghimpunan dana simpanan berupa giro dan tabungan, serta investasi
dalam bentuk deposito, maupun dalam penyaluran dana berupa pembiayaan
dalam perbankan syariah tidak boleh mengandung unsur-unsur tersebut.
(Wangsawidjaja, 2012, 62)
Secara umum, Bank syariah dalam menjalankan usahanya minimal
mempunyai lima prinsip operasional, antara lain sebagai berikut:
Page 38
20
1) Prinsip simpanan giro, yaitu fasilitas simpanan berdasarkan akad
wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
perintah pemindahbukuan. (Soemitra, 2014, 74)
2) Prinsip bagi hasil, yaitu meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara
pemilik dana (Shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib).
Pembagian hasil usaha ini dapat erjadi antara bank dengan penyimpan
dana maupun antara bank dengan nsabah penerima dana.Prinsip ini
dapat digunakan sebagai dasar untuk produksi pendanaan (tabungan dan
deposito) maupun pembiayaan.
3) Prinsip jual-beli dan mark up, yaitu pembiayaan bank yang
diperhitungkan secara lump-sum dalam bentuk nominal di atas nilai
kredit yang diterima nasabah penerima kredit dari bank. Biaya Bank
tersebut ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan
nasabah.
4) Prinsip sewa, terdiri dari dua macam, yaitu sewa murni (operating
lease/Ijarah) dan sewa-beli (financial lease).
5) Prinsip jasa (fee), meliputi pemberian jasa layanan kliring, transfer,
inkaso, pembayaran gaji, letter of guarantee, letter of credit, dan lain
sebagainya. (Yaya dkk, 2014,50)
Page 39
21
d. Klasifikasi Bank
Menurut Ismail (2010, 13) jenis Bank di Indonesia dapat ditinjau dari
beberapa segi antara lain:.
1) Jenis Bank Berdasarkan Fungsi
a) Bank Sentral
Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004, Bank
Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang
untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu
negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
mengatur dan mengawasi perbankan.
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968. Kemudian
di tegaskan kembali dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999. Bank Sentral Indonesia berasal dari De Javasche Bank
yang dinasionalkan pada tahun 1951. (Kasmir, 2011, 16)
Bank Indonesia memiliki kedudukan khusus dalam
struktur kenegaraan sebagai lembaga negara yang independen
dan bebas dari campur tangan pemenrintah dan/atau pihak-pihak
lain. Namun, dalam melaksanakan kebijaksanaan moneter
secara berkelanjutan, konsisten, dan transparan, Bank Indonesia
Page 40
22
harus mempertimbangkan pula kebijaksanaan umum
pemerintah di bidang perekonomian. (Latumaerissa, 2011, 61)
2) Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikan Bank
Ditinjau dari segi kepemilikannya, Bank dibedakan menjadi sebagai
berikut:
a) Bank Milik Negara
Bank Milik Negara adalah Bank yang akta pendirian dan
modal Bank merupakan sepenuhnya milik pemerintah
Indonesia, sehingga keuntungan bank ini merupakan milik
pemerintah pula. Sedangkan Bank Milik Pemerintah Daerah
adalah Bank yang akta pendirian dan modal Bank sepenuhnya
dimiliki oleh pemerintah daerah, sehingga keuntungan Bank
dimiliki oleh pemerintah daerah.
b) Bank Milik Swasta Nasional
Bank Milik Swasta Nasional adalah bank yang seluruh
atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta
pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya diambil oleh swasta.
c) Bank Milik Koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh
perusahaan berbadan hukum koperasi.
Page 41
23
d) Bank Milik Asing
Bank Milik Asing adalah cabang dari Bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu
Negara.
e) Bank Milik Campuran
Bank Milik Campuran adalah Bank yang kepemilikkan
sahnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
3) Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasional
Dilihat dari segi kegiatan operasionalnya, Bank umum
diklasifikasikan menjadi dua jenis, antara lain sebagai berikut:
a) Bank Konvensional
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan
mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat
antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro;
menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara
mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal
kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan
jasa keuangan.
b) Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang
dalam operasinya mengikuti ketentuan - ketentuan syariah
Page 42
24
Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam.
4) Jenis Bank Berdasakan Status
a) Bank Devisa
Bank Devisa adalah Bank yang dapat mengadakan
transaksi internasional. Bank Devisa merupakan Bank Indonesia
yang dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta
asing.
b) Bank Non-Devisa
Bank Non-Devisa adalah Bank yang tidak dapat
melakukan transaksi Internasional dan/ atau hanya dapat
melakukan transaksi dalam satu valuta.
e. Bank Devisa dan Bank Non Devisa
Bank Devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukkan
dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan perbankan
dalam valuta asing. Bank Devisa dapat menawarkan jasa-jasa bank
yang berkaitan dengan mata uang asing, seperti transfer ke luar
negeri, jual-beli valuta asing, transaksi ekspor dan impor, dan lain
sebagainya.
Sedangkan Bank Non Devisa adalah bank yag tidak atau belum
mendapat izin atau surat penunjukkan dari BI sehingga tidak dapat
melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing.
Page 43
25
Adapun persyaratan untuk menjadi Bank Devisa yang
diterapkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 15/27/DPNP/2013 adalah sebagai berikut:
1) Bank yang mengajukan permohonan untuk melakukan Kegiatan
Usaha dalam valuta asing wajib memnuhi:
a. Tingkat kesehatan Bank dengan peringkat komposit 1 (satu)
atau 2 (dua) selama 18 (delapan belas) bulan terakhir
b. Memiliki Modal Inti paling sedikit Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah)
c. Memenuhi rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) sesuai Profil Resiko untuk penilaian KPMM
terakhir, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai KPMM dengan
persyaratan sebagai berikut:
1. Dalam hal KPMM sesuai Profil Resiko kurang dari 10%
(sepuluh persen) maka KPMM ditetapkan paling kurang
10% (sepuluh persen)
2. KPM untuk Bank Umum Syariah (BUS) ditetapkan
paling kurang 10& (sepuluh persen) sepanjang belum
mendapat ketentuan yang mengatur mengenai KPMM
sesuai profil resiko bagi Bank Umum Syariah.
Page 44
26
2) Kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri
dapat melakukan Kegiatan Usaha dalam valuta asing sepanjang
telah memenuhi persyaratan modal inti yang berasal dari dana
usaha yang telah dialokasikan sebagai Capital Equivalency
Maintained Assets (CEMA) sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai KPMM
3) Unit Usaha Syariah (UUS) dapat mengajukan permohonan
untuk melakukan Kegiatan Usaha dalam valuta asing sepanjang
Bank Umum Konvensional (BUK) yang menjadi induknya telah
mendapat persetujuan untuk melakukan Kegiatan Usaha dalam
valuta asing. (SEBI No. 15/27/DPNP/2013)
2. Kinerja Bank
a. Pengukuran Kinerja
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kinerja
adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan.
Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan program
kebijaksanaan dalam mewujudkan saran, tujuan, misi dan visi suatu
organisasi. (Bastian, 2006, 274)
Pengukuran kinerja adalah suatu tingkatan keberhasilan dalam
melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses
jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Pengukuran
Page 45
27
kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu
organisasi dan karyawannya berdasarkan standar, dan kriteria yang
telah ditetapkan. (Mulyadi, 2001, 419). Pengukuran kinerja
(Performance Measurement) dapat juga diartikan sebagai proses di
mana organisasi menetapkan parameter hasil untuk dicapai oleh
program, imvestasi, dan akuisisi yang dilakukan.
Konsep kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan
pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan
diantaranya laporan laba rugi dan neraca. (Gitosudarmo dan Basri,
2002, 275).
3. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan
oleh Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik
yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya
dalam suatu periode sebab kinerja merupakan cerminan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan tertentu. (Kholifah, 2016, 6)
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Indonesia telah menetapkan
kebijakan mengenai tingkat kesehatan bank umum dengan metode
CAMELS. Peraturan ini tercantum pada PBI No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12
April 2004. Bank Indonesia kemudian menyempurnakan metode penilaian
kesehatan bank dari metode CAMELS menjadi metode RGEC (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital). Pelaksanaan
Page 46
28
metode ini tertuang dalam SE BI nomor 13/ 24 /DPNP tanggal 25 oktober
2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. (Paramartha dan
Darmayanti, 2017, 950)
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, kemudian Otoritas Jasa
Keuangan Mengeluarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
10/SEOJK.03/2014 yang mengatur tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Pedoman tata cara tersebut
dikenal dengan metode RGEC, yang terdiri dari cakupan sebagai berikut:
(Pramana dan Artini, 2016, 3851)
a. Risk Profile (Profil Resiko)
b. Good Coorporate Governance (GCG)
c. Earning (Rentabilitas)
d. Capital (Permodalan)
Penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan
berdasarkan resiko merupakan penilaian yang komprehensif dan terstruktur
terhadap hasil integrasi profil resiko dan kinerja yang meliputi penerapan
taa kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan. (Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 9/POJK.3/2014, 2014, 2)
Menurut Permana (2012) dalam Mandasari (2015, 364), metode
CAMELS tidak memberikan tingkat menunjukkan tingkat kesehatan bank
Page 47
29
secara komprehensif. Menurut Dwinanda dan Wiagustini (2014) dalam
Paramartha dan Darmayanti (2017, 950), metode RGEC lebih menekankan
pada pentingnya kualitas dari kinerja manajemen bank itu sendiri. Metode
RGEC terdapat kriteria ditentukan oleh Bank Indonesia telah menetapkan
aturan persyaratan dimana suatu bank dapat dikatakan memenuhi syarat
sebagai bank yang Sehat, serta tidak berdampak buruk bagi stakeholder
(pemegang saham, konsumen, pekerja, perusahaan pengguna/mitra, dan
pemerintah).
4. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SEOJK Nomor
10/SEOJK.03/2014 yang menjadi faktor penilaian tingkat kesehatan bank
adalah sebagai berikut:
a. Risk Profile (Profil Resiko)
Adapun cakupan dari Risk Profile meliputi:
1) Resiko Kredit
Resiko kredit adalah resiko yang timbul akibat kegagalan
nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank
sesuai dengan perjanjian yang disepakati. (OJK, 2016, 27)
Resiko Kredit dapat dihitung dengan menggunakan rasio Non
Performing Financing (NPF):
𝑁𝑃𝐹 = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑋 100%
Page 48
30
2) Resiko Pasar
Resiko pasar adalah resiko pada posisi neraca dan rekening
administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain perubahan
nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. Resiko
pasar meliputi antara lain resiko benchmark suku bunga
(Benchmark Interest Rate Risk), resiko nilai tukar, resiko ekuitas,
dan resiko komoditas.
3) Resiko Likuiditas
Resiko likuiditas adalah resiko akibat ketidakmampuan Bank
untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. (OJK, 2016, 27)
Resiko likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rasio
sebagai berikut:
(a) Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan
perbandingan antara kredit/pembiayaan yang diberikan bank
dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana
oleh deposan dengan mengandalkan kredit/pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. (Rivai, 2007, 724)
𝐹𝐷𝑅 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑋 100%
Page 49
31
4) Resiko Operasional
Resiko operasional adalah resiko kerugian yang diakibatkan
oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/ atau adanya
kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
(OJK, 2016, 27)
5) Resiko Hukum
Resiko hukum adalah resiko akibat tuntutan hukum dan/ atau
kelemahan aspek yuridis.
6) Resiko Reputasi
Resiko reputasi adalah resiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif
terhadap Bank.
7) Resiko Strategik
Resiko strategic adalah resiko akibat ketidaktepatan dalam
pengambilan dan/ atau pelaksanaan suatu keputusan strategik serta
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
8) Resiko Kepatuhan
Resiko kepatuhan adalah resiko yang timbul akibat Bank tidak
mematuhi dan/ atau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku serta prinsip syariah.
Page 50
32
9) Resiko Imbal Hasil
Resiko imbal hasil adalah resiko akibat perubahan tingkat imbal
hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi
perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran
dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga
Bank.
10) Resiko Investasi
Resiko Investasi adalah resiko akibat Bank ikut menanggung
kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil
berbasis profit and loss sharing.
b. Good Coorporate Governance (GCG)
Berdasarkan PBI No 13/1/2011 yang mengharuskan setiap bank
umum mempertimbangkan faktor Good Corporate Governance. Faktor
ini dirasa perlu untuk menjamin adanya tata kelola manajemen yang
baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. (Paramartha dan
Damayanti, 2017, 950)
Penilaian faktor Good Coorporate Governance bagi Bank
merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen Bank atas
pelaksanaan 5 (lima) prinsip Good Coorporate Governance (GCG)
yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan
kewajaran.
Page 51
33
c. Earning (Rentabilitas)
Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan dalam total aktiva.
Penilaian faktor rentabilitas meliputi hasil evaluasi terhadap kinerja
rentabilitas, sumberr-sumber rentabilitas, kesinambungan rentabilitas,
manajemen rentabilitas, dan pelaksanaan fungsi sosial. Penilaian
terhadap rentabilitas dapat dilakukan melalui perhitungan rasio sebagai
berikut:
1) Return On Assets (ROA)
Return on Asset adalah kemampuan bank untuk memperoleh
laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh Bank. (Azis, 2015, 7)
𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%
2) Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional adalah rasio
yang membandingkan antara biaya operasional dan pendapatan
operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasionalnya. (Rivai, 2007, 722)
𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑥 100%
Page 52
34
d. Capital (Permodalan)
Penelitian ini menggunakan rasio CAR (Current Adequacy
Ratio) untuk menilai faktor permodalan dalam komponen RGEC.
Menurut Jogi dan Subha (2015) dalam Paramartha dan Damayanti
(2017, 951), faktor permodalan mencerminkan kondisi sebuah Bank
mampu memenuhi kebutuhan modal tambahan.
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
11/POJK.03/2016 mengatur bahwa setiap bank wajib menyediakan
modal minimum sesuai profil resiko yang diukur dengan prosentase
tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) sebesar
8% dari ATMR. (POJK No 11/POJK.03/2014, 2014, 7)
Current Adequacy Ratio adalah rasio perbandingan rasio modal
terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko. (Mandasari, 2015, 366)
Adapun rasio untuk menghitung kecukupan modal adalah sebagai
berikut:
𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐴𝑇𝑀𝑅 𝑥 100%
5. Islamicity Performance Index (IPI)
Islamicity Performance Index (IPI) merupakan alat pengukuran kinerja
yang mampu mengungkapkan nilai-nilai materialistik dan spiritual yang ada
dalam bank syariah. Pengukuran kinerja dengan menggunakan Islamicity
Page 53
35
Performance Index hanya berdasarkan informasi yang tersedia pada laporan
keuangan tahunan. (Istichomah, 2017, 28)
Dalam pengukuran kinerja bank syariah, rasio yang digunakan antara lain:
(Duantika, 2015, 25)
1. Profit Sharing Ratio
Bagi hasil merupakan tujuan utama dari perbankan syariah dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya. Dengan demikian perlu untuk
mengidentifikasi seberapa jauh Bank Syariah telah berhasil mencapai
tujuannya. (Hameed dkk, 2004, 18).
Komponen yang ada pada rasio ini adalah mudharabah, musyarakah,
dan total pembiayaan yang telah disalurkan. Mudharabah adalah akad kerja
sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh modal sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola.
Dalam akad mudharabah, keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan
yang ada dalam kontrak antara shahibul maal dan pengelola dana. (Antonio,
2001, 95)
Akad kedua adalah musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. (Hasan, 2014, 222)
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Page 54
36
𝑃𝑆𝑅 = 𝑀𝑢𝑑ℎ𝑎𝑟𝑎𝑏𝑎ℎ + 𝑀𝑢𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
2. Zakat Performance Ratio (ZPR)
Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 2 yang
dimaksud dengan zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang
muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan
ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Secara umum zakat bisa dirumuskan sebagai bagian dari harta yang
wajib dibayarkan oleh setiap muslim yang terlah memenuhi syarat-syarat
tertentu berdasarkan aturan dan tuntunan syariat seperti jumlah minimum
harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya, jangka waktu yang
ditentukan, serta ukuran besaran zakat yang harus dikeluarkan. (Al-Arif,
2011, 251)
Zakat merupakan salah satu perintah dalam agama Islam, selain itu
dalam perbankan syariah zakat merupakan suatu indikator yang digunakan
untuk mengukur kinerja Bank Syariah guna menggantikan indikator
konvensional yakni Earning Per Share (EPS).
Kekayaan Bank harus didasarkan pada kekayaan bersih (Net Asset)
dibanding laba bersih seperti yang ditekankan dengan metode
konvensional. Artinya semakin besar kekayaan bersih, maka semakin besar
Bank Syariah dalam menyalurkan Zakat. (Hameed dkk, 2004, 19)
Page 55
37
𝑍𝑃𝑅 =𝑍𝑎𝑘𝑎𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
3. Equitable Distribution Ratio (EDR)
Indikator ini pada dasarnya menjelaskan performa distribusi pendapatan
yang diperoleh Bank Syariah kepada stakeholder. Stakeholder yang
dimaksud adalah penerima qardh dan donasi, pegawai Bank, pemegang
saham, dan laba bersih untuk Bank. Rasio ini mengungkapkan seberapa
besar pendapatan yang didistribusikan ke stakeholder. Pendapatan yang
dihitung tentunya sudah dikurangi pajak dan zakat. (Hameed dkk, 2004, 19)
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝐸𝐷𝑅 = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐷𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑓𝑜𝑟 𝐸𝑎𝑐ℎ 𝑆𝑡𝑎𝑘𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
4. Islamic Investment vs Non Islamic Investment Ratio
Indikator ini membandingkan antara investasi halal dengan total
investasi yang dilakukan oleh Bank Syariah. Sejauh ini prinsip Islam
melarang transaksi-transaksi yang terkait dengan unsur maysir, gharar, riba,
haram, dan dzalim.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai
berikut: (Hameed dkk, 2004, 19)
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙 + 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑜𝑛 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙
Page 56
38
5. Islamic Income vs Non Islamic Income Ratio
Indikator ini digunakan untuk membandingkan pendapatan halal
dengan seluruh pendapatan yang diterima oleh Bank. Nilai yang dihasilkan
merupakan ukuran kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar
Bank Syariah yaitu terbebas dari unsur riba dari segi pendapatan.
Sedangkan pendapatan non-halal adalah semua penerimaan dari kegiatan
yang tidak sesuai dengan prinsip syariah antara lain penerimaan jasa giro
atau bunga yang berasal dari Bank Umum Konvensional. (Duantika, 2015,
30)
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐼𝐻 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙 + 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑁𝑜𝑛 − 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙
B. Penelitian Terdahulu
Shahul Hameed, dkk (2004) dalam jurnal yang berjudul Alternative
Disclosure and Performance Measures for Islamic Bank. Hameed dkk
mengembangkan Islamicity Indies yang terdiri atas Islamicity Disclosure Index
dan Islamicity Performance Index (IPI). IPI mengukur kinerja Bank Syariah
dengan menggunakan tujuh indikator, yaitu Profit Sharing Ratio, Zakat
Performance Ratio, Equitable Distribution Ratio, Director Employee Welfare
Ratio, Islamic Investment vs Non Islamic Investment, Islamic Income vs Non
Islamic Income, dan AAOIFI Index. Hasil dari penelitian Shahul Hameed dkk
adalah dengan menggunakan pendekatan Islamic Disclosure Index Bahrain
Page 57
39
Islamic Bank memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan Bank Islam
Malaysia Berhad meskipun ada beberapa aspek yang belum terpenuhi secara
maksimal dalam penerapan prinsip syariah. Sedangkan dengan menggunakan
pendekatan Islamicity Performance Index hasil yag ditunjukkan lebih
komprehensif, di mana Bahrain Islamic Bank tetap memiliki kinerja yang lebih
baik dibandingkan degan Bank Islam Malaysia Berhad. Hal tersebut
ditunjukkan dengan baiknya kinerja keuangan serta efektivitas Bank dalam
menjalankan tugasnya.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah penulis menggunakan indikator
lain yang digunakan untuk mengukur kinerja Bank Syariah selain Islamicity
Performance Index yaitu RGEC, adapun perbedaan lain adalah objek penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Devisa dan Bank
Umum Non Devisa. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan metode Islamicity Performance Index untuk mengukur kinerja
Bank Syariah.
Abdulazeez Y.H. Saif Alyousfi dkk (2017) dalam jurnal berjudul
Profitability of Saudi Commercial Banks: A Comparative Evaluation between
Domestic and Foreign Bank using Capital Adequacy, Asset Quality,
Management Quality, Earning Ability, and Liquidity Parameters. Berdasarkan
penelitian ini disimpulkan bahwa Bank Umum Non Devisa memiliki
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan Bank Umum Devisa.
Perbedaan keuntungan ditentukan oleh besarnya modal yang dimiliki, semakin
Page 58
40
besar modal yang dimiliki maka akan semakin besar keuntungan yang mungkin
diperoleh. Hasil tersebut diperoleh dengan merujuk pada besarnya resiko yang
mungkin akan ditanggung oleh Bank Umum Devisa akibat kegiatan yang
melibatkan transaksi antar valuta.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama melakukan uji
perbandingan pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa dengan menggunakan
laporan keuangan masing-masing bank. Sedangkan perbedaan dengan
penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan, bila dalam penelitian yang
dilakukan oleh Abdualzeez digunakan pendekatan CAMEL maka dalam
peneltian ini digunakan pendekatan RGEC dan Islamicity Performance Index.
Mahmed Asutay dan Astrid Fiona Harningtyas (2015) dalam jurnal
yang berjudul Developing Maqasid al-Shari’ah Imdex to Evaluate Social
Peformance of Islamic Banks: A Conceptual and Empircal Attemp bertujuan
untuk mengevaluasi kinerja sosial dari Bank Syariah berdasarkan Maqasid
Syariah yang merupakan bentuk nyata dari aspirasi moral ekonomi Islam.
Dalam penelitian Asutay dan Harningtyas menggunakan 13 Bank dari 6 negara
pada periode 2008-2012 sebagai sampel. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan Maqashid Sharia Index
Bank Syariah Mandiri memiliki kinerja paling baik. Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa performa Bank Umum Syariah di Indonesia berada
diurutan teratas berdasarkan pendekatan Maqashid Sharia Index diikuti oleh
Bank Umum Syariah di negara Pakistan, Malaysia, Turki, Qatar, dan Inggris.
Page 59
41
Berdasarkan pendekatan Maqashid Sharia disimpulkan bahwa bank-bank
syariah yang ada tidak cukup baik dalam penerapan Good Coorporate
Governance.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
pendekatan syariah dalam melakukan analisa. Perbedaan dengan penelitian ini
adalah jika penelitian Asutay dan Harningtyas menggunakan pendekatan
Maqashid Sharia sedangkan dalam peneltian ini menggunakan RGEC dan
Islamicity Performance Index.
Yuni Umi Listiani, dkk (2015) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh
Islamicity Performance Index terhadap Profitabiitas Bank Jabar Banten
Syariah Periode 2011-2015. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa
secara keseluruhan kinerja Bank Jabar Banten Syariah telah melaksanakan
kegiatan usahanya sesuai prinsip syariah, dalam hal kepatuhan dan kepedulian
sosial sebagai intitusi Islam kurang memuaskan. Adapun tingkat profitabilitas
Bank Jabar Banten Syariah periode 2011-2015 terus mengalami penurunan.
Dari hasil analisis regresi linear berganda didapatkan kesimpulan bahwa tidak
ada pengaruh signifikan antara Islamicity Performance Index dengan
profitabilitas.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
pendeketan Islamicity Performance Index untuk mengukur kinerja keuangan.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam penelitian ini digunakan pula
pendekatan lain untuk mengukur kinerja keuangan Bank Syariah yaitu RGEC,
Page 60
42
selain itu objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank
Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa.
Umiyati dan Queenindya Permata Ifaly (2015) dalam jurnal yang
berjudul Pengukuran Kinerja Bank Syariah dengan Metode RGEC bertujuan
untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Panin
Syariah sebelum dan sesudah Go Public dengan metode RGEC, juga untuk
mengetahui seberapa besar perbedaan kinerja antara Bank Panin Syariah
sesudah dan sebelum Go Public. Hasil dari penelitian Umiyati dan Ifaly adalah
terdapat perbedaan yang signifikan pada variable CAR Bank Panin Syariah
sebelum dan sesudah Go Public.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
metode RGEC dalam mengukur kinerja Bank. Sedangkan perbedaan dari
penelitian ini adalah metode yang digunakan adalah RGEC dan Islamicity
Performance Index serta objek yang diteliti adalah BUS Devisa dan BUS non
Devisa di Indonesia yaitu Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin.
Azlina Azis (2015) dalam jurnal yang berjudul Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa di Indonesia. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
Bank Devisa dan Bank Non Devisa pada rasio ROE, LDR, dan CAR.
Sedangkan untuk rasio ROA dinyatakan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa.
Page 61
43
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama melakukan uji
perbandingan pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa dengan menggunakan
laporan keuangan masing-masing bank. Sedangkan perbedaan dengan
penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan. Bila dalam penelitian yang
dilakukan Azlina Azis (2015) menggunakan rsaio ROE, ROA, LDR, dan CAR
untuk membandingkan kedua bank, maka dalam penelitian ini digunakan dua
pendekatan yakni, RGEC (Risk Profile, Good Coorporate Governance,
Earning, dan Capital) yang diwakilirasio NPF, FDR, GCG, ROA, BOPO, dan
CAR serta pendekatan Islamicity Performance Index yang diwakili rasio PSR,
ZPR, EDR Qardh. EDR Gaji, EDR Laba, Income Halal, dan Investasi Halal.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama dan
Tahun Terbit
Judul
Penelitian
Model
Analisis
Hubungan dengan Skripsi
Penulis
Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Shaul Hameed,
dkk (2004)
International
Islamic
University
Malaysia
Alternative
Disclosure
and
Performance
Measures for
Islamic Bank
Pengukuran
Index
dengan
perhitungan
Islamic
Disclosure
Index dan
Islamicity
Variabel
yang
digunakan
adalah
variabel
dalam
Islamicity
Performance
Index yaitu,
Penulis
menggunakan
dua pendekatan
pengukuran
kinerja Bank
yaitu RGEC
dan Islamicity
Performance
Index. Objek
Bahrain
Islamic Bank
memiliki
kinerja yang
lebih baik
dibandingkan
dengan
kinerja Bank
Islam
Page 62
44
Performanc
e Index
Profit-
Sharing
Ratio, Zakat
Performance
Ratio,
Equitable
Distribution
Ratio,
Islamic
Investment vs
Non Islamic
Investment,
dan Islamic
Income vs
Non Islamic
Income
penelitian
dalam
penelitian ini
adalah Bank
Umum Syariah
Devisa dan
Non Devisa.
Metode
analisis yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah uji beda
Independent
Sample T-test
dan Mann
Whitney
Malaysia
Berhad dalam
pengukuran
Islamicity
Disclosure
Index dan
Islamicity
Performance
Index
2. Abdulazeez
Y.H. Saif
Alyousfi
(2017)
International
Journal of
Economics and
Financial
Issues,
2017,7(2),477-
484
Profitability
of Saudi
Commercial
Banks: A
Comparative
Evaluation
Between
Domestic and
Foreign Bank
using
Metode
Data Panel
Variabel
yang
digunakan
adalah ROA,
CAR, dan
Liquidity Risk
Penulis
menggunakan
variabel lain
dalam
perhitungan
kinerja
keuangan
dengan
berdasarkan
pada
pendekatan
Bank Umum
Non Devisa
memiliki
kinerja yang
lebih baik
dibandingkan
dengan Bank
Umum
Devisa pada
rasio ROA.
Page 63
45
CAMEL
Parameters.
RGEC yaitu
NPF, GCG,
dan BOPO
serta variabel
dalam
pendekatan
Islamicity
Performance
Index yaitu
PSR, ZPR,
EDR, Islamic
Investment,
dan Islamic
Income.
Metode
analisis yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah uji beda
Independent
Sample T-test
dan Mann
Whitney
3. Mahmed
Asutay dan
Astrid Fiona
Harningtyas
Developing
Maqashid al-
Sharia Index
to Evaluate
Pengukuran
Indeks
dengan
Maqashid
Variabel
yang
digunakan
adalah Profit
Penggunaan
pendekatan
RGEC dalam
pengukuran
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
memiliki
Page 64
46
(2015)
International
Journal of
Islamic
Economics and
Finance
Studies, 2015,
Year: 1,
Volume: 1
Number:1.
Social
Performance
of Islamic
Banks: A
Conceptual
and
Empirical
Attempt
Sharia
Index
Sharing
Ratio, Zakat
Performance
Ratio,
Equitable
Distribution
Ratio,
Islamic
Investment vs
Non Islamic
Investment,
dan Islamic
Income vs
Non Islamic
Income
kinerja
keuangan.
Objek
penelitian yang
digunakan
adalah Bank
Umum Syariah
Devisa dan
Non Devisa.
Metode
analisis yang
digunakan
adalah uji beda
dengan uji
Independent
Sample T-test
dan Mann
Whitney
kinerja yang
paling baik
diantara Bank
Umum
Syariah di
negara
Pakistan,
Malaysia,
Turki, Qatar,
dan Inggris.
Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara kinerja
Bank Umum
Syariah pada
variabel
Good
Coorporate
Governance
4. Yuni Umi
Listiani, dkk
(2015)
Prosiding
Keuangan dan
Perbankan
Syariah
Pengaruh
Islamicity
Performance
Index
terhadap
Profitabilitas
Bank Jabar
Metode
regresi
Linear
Berganda
Variabel yang
digunakan
adalah Profit
Sharing
Ratio, Zakat
Performance
Ratio,
Penggunaan
pendekatan
RGEC dalam
pengukuran
kinerja
keuangan.
Objek
Tidak ada
pengaruh
yang
signifikan
antara
Islamicity
Performance
Page 65
47
Universitas
Islam Bandung
Banten
Syariah
Periode
2011-2015
Equitable
Distribution
Ratio, Islamic
Investment vs
Non Islamic
Investment,
dan Islamic
Income vs
Non Islamic
Income
penelitian yang
digunakan
adalah Bank
Umum Syariah
Devisa dan
Non Devisa.
Metode
analisis yang
digunakan
adalah uji beda
dengan uji
Independent
Sample T-test
dan Mann
Whitney
Index dengan
profitabilitas
Bank BJB
Syariah
5. Umiyati dan
Queenindya
Permata Ifaly
(2015) Jurnal
Akuntansi dan
Keuangan
Islam Vol. 2,
No.2. 2015
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Pengukuran
kinerja Bank
Syariah
dengan
Metode
RGEC
Uji beda
dengan
metode
Wilcoxon
Signed Rank
Test
Variabel yang
digunakan
adalah NPF,
FDR, ROA,
ROE, NIM,
dan CAR
Penggunaan
pendekatan
lain yaitu
Islamicity
Performance
Index.
Penggunaan
pendekatan
RGEC dalam
pengukuran
kinerja
keuangan.
Objek
Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara kedua
objek
penelitian
yaitu pada
rasio FDR
Page 66
48
penelitian yang
digunakan
adalah Bank
Umum Syariah
Devisa dan
Non Devisa.
Metode
analisis yang
digunakan
adalah uji beda
dengan uji
Independent
Sample T-test
dan Mann
Whitney
6. Azlina Azis
(2015) Jom
FEKON Vol.2
No.1. Februari
2015
Universitas
Riau
Analisis
Perbandingan
Kinerja
Keuangan
Bank Devisa
dan Bank
Non Devisa
di Indonesia
Uji beda
dengan
metode
Paired
Sample T-
Test
Variabel yang
digunakan
adalah ROA,
LDR, dan
CAR
Penggunaan
variabel NPF,
GCG, dan
BOPO serta
variabel yang
diambil dari
pendekatan
Islamicity
Performance
Index. Metode
analisis yang
digunakan
adalah uji beda
Tidak
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara kinerja
keuangan
Bank Devisa
dan Non
Devisa pada
rasio ROA.
Sedangkan
pada rasio
Page 67
49
dengan metode
uji Independent
Sample T-Test
dan Mann
Whitney
ROE, LDR,
da CAR
menunjukkan
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara kinerja
keuangan
Bank Devisa
dan Non
Devisa
C. Kerangka Konseptual
Dalam mengukur kinerja keuangan Bank Umum Syariah, penulis
menganalisis indikator berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
13/1/PBI/2011 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
10/SEOJK.03/2014. Indikator tersebut antara lain: Risk Profile, Good
Coorporate Governance, Earning, dan Capital. Sedangkan untuk pengukuran
kinerja syariah dilakukan dengan menggunakan kelima indikator dari Islamicity
Performance Index yang dikembangkan oleh Hameed dkk (2004), adapun
indikator tersebut antara lain: Profit-Sharing Ratio, Zakat Perdormance Ratio,
Equitable Distribution Ratio, Islamic Investment vs Non-Islamic Investment,
dan Islamic Income vs Non-Islamic Income. Berdasarkan teori yang digunakan
Page 68
50
dan analisis yang dilakukan maka penulis menyusun kerangka konseptual
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Persaingan antar
lembaga keuangan
terjadi sangat ketat
baik dalam hal
penghimpunan
maupun penyaluran
dana. Untuk
menjawab tantangan
tersebut dibutuhkan
kepercayaan dari
Stakeholder
Analisis Komparasi
Kinerja Keuangan pada
Bank Umum Syariah
Devisa dan Non Devisa
: Pendekatan RGEC
dan Islamicity
Performance Index
(Studi Kasus pada Bank
BNI Syariah dan Bank
Syariah Bukopin)
Gap Research dari
penelitian terdahulu:
1. Hanya
menganalisis
menggunakan
RGEC
2. Hanya
menganlisis dari
aspek syariah (IPI)
1. Mendeskripsikan kinerja Bank Umum Syariah Devisa dan Non
Devisa dengan menggunakan pendekatan RGEC dan Islamicity
Performance Index
2. Mengetahui perbandingan kinerja melalui pendekatan RGEC dan
Islamicity Performance Index.
Metode Islamicity Performance Index:
1. Profit-Sharing Ratio
2. Zakat Performance Ratio
3. Equitable Distribution Ratio
4. Islamic Investment vs Non Islamic Investment
5. Islamic Income vs Islamic Income
Metode RGEC:
1. Risk Profile
2. Good Coorporate
Governance
3. Earning
4. Capital
Analisis Deskriptif dan Analisis Statistik Uji
Independent Sample t-test & Mann Whitney
Hasil Pembahasan dan
Kesimpulan
Page 69
51
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya di dalam kenyataan (empirical veriefication), percobaan
(experimentation), atau praktek (implementation). (Umar, 2003:56). Jadi
hipotesis, merupakan dugaan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan RGEC
a. Hubungan Antara Indikator Risk Profile dengan Kinerja Keuangan
Indikator ini diwakili oleh rasio Non Performance Financing (NPF) dan
Financing to Deposit Ratio (FDR).
1) Hubungan Antara Non Performing Financing (NPF) dengan
Kinerja Keuangan
Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang digunakan
untuk untuk mengukur kemampuan bank dalam mengcover resiko
kegagalan pengembalian kredit atau pembiayaan oleh debitur.
Menurut Ali (2004) NPF mencerminkan resiko kredit yang
ditanggung oleh Bank, semakin tinggi tingkat NPF maka semakin
besar pula resiko kredit yang ditanggung oleh Bank. Maka dapat
disimpulkan bahwa semakin rendah rasio NPF maka akan semakin
baik tingkat kesehatan suatu Bank, sebaliknya semakin tinggi rasio
NPF suatu bank maka mengindikasikan semakin buruk tingkat
kesehatan suatu Bank. (Susilowati, 2016, 9). Berdasarkan Surat
Page 70
52
Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/2007 rasio NPF yang baik bagi
Bank Syariah adalah 5%. Semakin besar pembiayaan yang diberikan
maka semakin besar resiko NPF yang mungkin timbul. Adanya
perbedaan cakupan kegiatan operasional memungkinkan perbedaan
besaran rasio yang mungkin ditanggung oleh Bank Umum Syariah
Devisa dan Non Devisa. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakuka oleh Fitra Hayati (2013). Berdasarkan uraian diatas maka
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
2) Hubungan Antara Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan
Kinerja Keuangan
Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas Bank
Syariah, sehingga semakin tinggi angka Financing to Debt Ratio
(FDR) maka bank tersebut tergolong kurang likuid dibandingkan
dengan Bank Syariah yang memiliki nilai Financing to Debt Ratio
(FDR) dengan angka lebih kecil. Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 rasio likuiditas memiliki nilai
maksimal 110%..
Page 71
53
Menurut Khoiriyah (2017, 30) resiko likuiditas dipengaruhi oleh
aktivitas yang berasal dari pelaporan aset–aset dan kewajiban–
kewajiban piutang dan utang yang timbul dari investasi diluar negeri
dari satu mata uang ke mata uang lain. Dengan demikian aktivitas
yang melibatkan mata uang asing akan mempengaruhi kinerja dari
Bank Umum Syariah Devisa. Hasil ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Fitra Hayati (2013) dan Khusnu Dian Khoriyah
(2017). Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
b. Hubungan Antara Good Coorporate Governance (GCG) dengan
Kinerja Keuangan
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP/2011
nilai rasio GCG yang baik bagi Bank Syariah adalah ≤ 3,00. Jika Bank
menunjukkan hasil yang melebihi angka 3,00% maka bank dapat
dikatakan memiliki kinerja yang kurang baik. Berdasarkan uraian diatas
maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Page 72
54
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
c. Hubungan Antara Earning dengan Kinerja Keuangan
1) Hubungan Antara Return on Asset (ROA) dengan Kinerja
Keuangan
Tujuan dari rasio ini adalah untuk menguur keberhasilan manajemen
dalam menghasilkan laba, semakin kecil rasio ini mengindikasikan
kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva
untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.
Semakin besar nilai rasio Return on Asset (ROA), maka akan
semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh bank.
Kenaikan ROA menunjukkan peningkatan kinerja keuangan suatu
perusahaan. (Khoiriyah, 2017, 32) Menurut Surat Edaran Bank
Indonesia No.9/24/DPbs/2007 jumlah minimal ROA yang harus
dipenuhi oleh suatu bank adalah 0.5% - 1.25%. Berdasarkan uraian
diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
Page 73
55
2) Hubungan Antara Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) dengan Kinerja Keuangan
Rasio BOPO yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil
rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan
bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdinigtyas, 2005,
138)
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
d. Hubungan Antara Capital dengan Kinerja Keuangan
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012
menyatakan bahwa Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Bank Umum diukur dari prosentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko (ATMR) yaitu 8% dari ATMR. Bank yang memiliki
kinerja yang baik adalah bank yang mampu mempertahankan nilai rasio
Page 74
56
CAR untuk berada sesuai dengan ambang batas yang ditetapkan Bank
Indonesia. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
2. Pendekatan Islamicity Performance Index
a. Hubungan Antara Profit-Sharing Ratio dengan Kinerja Keuangan
Tujuan utama dari perbankan syariah adalah bagi hasil. Dengan demikian
perlu untuk mengidentifikasi seberapa jauh Bank Syariah telah berhasil
mencapai tujuannya. (Hameed dkk, 2004, 18). Rasio ini mengukur seberapa
besar Bank mencapai tujuannya, yaitu menyalurkan dana ke sektor
produktif dengan skema profit-sharing. Semakin besar nilai rasio PSR
maka semakin baik Bank dalam mencapai tujuan utamanya. Berdasarkan
uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
Page 75
57
b. Hubungan Antara Zakat Performance Ratio (ZPR) dengan Kinerja
Keuangan
Kekayaan Bank harus didasarkan pada kekayaan bersih (Net Asset)
dibanding laba bersih seperti yang ditekankan dengan metode
konvensional. Artinya semakin besar kekayaan bersih, maka semakin besar
Bank Syariah dalam menyalurkan Zakat. (Hameed dkk, 2004, 19). Semakin
besar zakat yang disalurkan maka semkakin baik kinerja lembaga keuangan
syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
c. Hubungan Antara Equitable Distribution Ratio (EDR) dengan Kinerja
Keuangan
Indikator ini pada dasarnya menjelaskan performa distribusi pendapatan
yang diperoleh Bank Syariah kepada stakeholder. Stakeholder yang
dimaksud adalah penerima qardh dan donasi, pegawai Bank, pemegang
saham, dan laba bersih untuk Bank. Rasio ini mengungkapkan seberapa
besar pendapatan yang didistribusikan ke stakeholder. Pendapatan yang
dihitung tentunya sudah dikurangi pajak dan zakat. (Hameed dkk, 2004, 19)
Page 76
58
Semakin besar distribusi pendapatan yang dialokasikan kepada stakeholder
maka semakin baik kinerja bank syariah dalam menjalankan fungsinya
sebagai lembaga yang bukan hanya berorientasi pada profit tetapi juga
social. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
d. Hubungan Antara Islamic Investment vs Non Islamic Investment
dengan Kinerja Keuangan
Indikator ini membandingkan antara investasi halal dengan total investasi
yang dilakukan oleh Bank Syariah. Sejauh ini prinsip Islam melarang
transaksi-transaksi yang terkait dengan unsur maysir, gharar, riba, haram,
dan dzalim. Semakin besar nilai rasio ini mengindikasikan bahwa semakin
baik kinerja bank syariah dinilai dari kepatuhan syariah. Berdasarkan uraian
diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
Page 77
59
e. Hubungan Antara Islamic Income vs Non Islamic Income dengan
Kinerja Keuangan
Indikator ini digunakan untuk membandingkan pendapatan halal dengan
seluruh pendapatan yang diterima oleh Bank. Nilai yang dihasilkan
merupakan ukuran kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar
Bank Syariah yaitu terbebas dari unsur riba dalam segi pendapatan.
Semakin besar nilai rasio ini mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja
bank syariah dinilai dari kepatuhan syariah. Berdasarkan uraian diatas maka
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
Bank Umum Syariah Devisa Non Devisa
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa
Page 78
60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu jenis
kegiatan peneltian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan
terstruktur sejak awal hingga pembuatan struktur peneitian, baik tentang tujuan
penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data,
maupun metodologinya. (Suharso, 2009, 3)
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-
komparatif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti yang
melakukan pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan
mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Tipe yang paling umum dari
penelitian deskriptif meliputi penilaian sikap atau pendapat terhadap individu,
organisasi, keadaan, ataupun prosedur. (Kuncoro, 2003, 8) sedangkan
penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan
suatu variabel. Variabel yang digunakan sama namun jumlah sampel lebih dari
satu atau dengan waktu yang berbeda. (Supriyanto, 2009, 117)
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk membandingkan
kinerja keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Non Devisa dengan
menggunakan pendekatan RGEC dan Islamicity Performance Index
Page 79
61
berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan
masing-masing BUS pada tahun 2012-2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2009, 61)
Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah seluruh Bank
Umum Syariah Devisa dan Non Devisa yang ada di Indonesia.
Sedangkan sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh pupulasi. (Sugiyono, 2009, 62). Dalam
penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode
purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria sampel yang digunakan dalan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Laporan keuangan yang membuat laporan posisi keuangan dan laba
rugi, merupakan laporan triwulan, dan data dari lima tahun Bank
Syariah Devisa Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Non Devisa
Bukopin Syariah.
2. Laporan keuangan memberikan informasi mengenai perhitungan
rasio NPF, FDR, GCG, ROA, BOPO, CAR serta memuat infromasi
Page 80
62
besaran indikator yang digunakan untuk menghitung rasio PSR,
ZPR, EDR, Income Halal, dan Investasi Halal.
3. Laporan Good Coorporate Governance yang memberikan
informasi mengenai hasil perhitungan Self Assessment Bank Syariah
Devisa Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Non Devisa Bukopin
Syariah.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah
tersusun dalam data dokumneter yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
(Indriyanto dan Suporno, 2002, 147)
Adapun data-data yang diolah oleh peneliti bersumber dari sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Peelitian kepustakaan ini berupa data yang diambil dari beberapa
literature seperti buku, jurnal, majalah, makalah, modul, dan website
perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
bersumber dari Laporan Keuangan Tahunan Bank BNI Syariah dan Bank
Syariah Bukopin periode tahun 2012-2016 yang bisa diakses melalui situs
resmi Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.
Page 81
63
D. Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis menggunakan beberapa metode analisis sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk megetahui apakah masing-masing
variabel terdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2016, 154). Data yang
penting dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki
distribusi normal. Uji Normalitas Data akan dilakukan dengan metode One
Sample Kolmogorov-Smirnov.
Jika data yang di uji memiliki distribusi yang normal maka akan
dilakukan uji Independent Sanple T-Test, sedangkan jika data yang diuji
tidak terdistribusi secara normal maka akan dilakukan uji Mann-Whitney.
Suatu data dikatakan terdistribusi normal apabila memiiki nilai probabilitas
> 0.05.
2. Uji Independent Sample T-Test
Uji Independent Sample T-Test adalah uji yang digunakan untuk
menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai
rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara
membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standard error
dari perbedaan rata-rata dua sampel. Jadi, tujuan dari uji beda t-test adalah
membandingkan rata-rata dau grup yang tidak berhubungan satu dengan
Page 82
64
yang lain, apakah kedua grup tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama
ataukah tidak sama secara signifikan (Ghozali, 2016, 64)
Jika F hitung dengan Equal Variance Assumed (diasumsi semua
variansi sama) memiliki nilai sig. > 0.05 maka dinyatakan kedua varian
sama. Bila kedua varians sama, maka sebaiknya menggunakan dasar Equal
Variance Assumed (diasumsi untuk kedua variansi sama) untuk t-hitung.
Jika t-hitung sig. < 0.05, dikatakan bahwa kinerja Bank BNI Syariah (Bank
Umum Syariah Devisa) dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Syariah
Non Devisa) tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Jika F-hitung dengan Equal Variance Assumed (diasumsi semua varian
sama) memiliki nilai sig. <0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians
berbeda. Bila kedua varian berbeda, maka untuk membandingkan kedua
BUS dengan t-test sebaiknya menggunakan dasar Equal Variance Not
Assumed (diasumsi kedua variansi tidak sama) untuk t-hitung. Jika t-hitung
dengan Equal Variance Not Assumed (diasumsi kedua variansi tidak sama)
memiliki sig. > 0.05, dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan Bank BNI
Syariah dan Bank Syariah Bukopin tidak terdapat perbedaan yang
signifikan, namun jika sig. < 0.05, dapat dinyatakan bahwa kinerja Bank
BNI Syariah (Bank Umum Syariah Devisa) dan Bank Syariah Bukopin
(Bank Umum Syariah Non Devisa) terdapat perbedaan yang signifikan.
Page 83
65
3. Uji Mann Whitney
Statistik nonparametrik digunakan bila asumsi distribusi dari statistik
parametrik tidak terpenuhi. Salah satu uji statistic nonparametrik yaitu uji
Mann-Whitney (Mann-Whitney Test) disebut juga uji U. Uji Mann-Whitney
merupakan alternatif dari uji T dua sampel independen dengan tujuan
melakukan uji beda statistik nonparametrik. (Stanislaus, 2006, 265).
Jika nilai U hitung memiliki nilai sigma > 0.05, dapat dikatakan bahwa
kinerja keuangan Bank BNI Syariah (Bank Umum Syariah Devisa) dan
Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Syariah Non Devisa) tidak terdapat
perbedaan yang signifikan, namun jika nilai U hitung memiliki nilai sigma
< 0.05, dapat dinyatakan bahwa kinerja keuangan Bank BNI Syariah (Bank
Umum Syariah Devisa) dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Syariah
Non Devisa) terdapat perbedaan yang signifikan.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Pengukuran Berdasarkan RGEC
Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank adapun
faktor-faktor yang digunakan untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan
bank berdasarkan surat edaran tersebut adalah sebagai berikut:
Page 84
66
a. Risk Profile
1) Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang
digunakan untuk untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengcover resiko kegagalan pengembalian kredit atau pembiayaan
oleh debitur. Menurut Ali (2004) NPF mencerminkan resiko kredit
yang ditanggung oleh Bank, semakin tinggi tingkat NPF maka
semakin besar pula resiko kredit yang ditanggung oleh Bank. Maka
dapat disimpulkan bahwa semakin rendah rasio NPF maka akan
semakin baik tingkat kesehatan suatu Bank, sebaliknya semakin
tinggi rasio NPF suatu bank maka mengindikasikan semakin buruk
tingkat kesehatan suatu Bank. (Susilowati, 2016, 9)
Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑁𝑃𝐹 = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥 100%
Jumlah pembiayaan bermasalah yang dimasukkan adalah
pembiayaan yang tergolong dalam tingkat kolektabilitas Kurang
Lancar, Diragukan, dan Macet. Setelah dilakukan perhitungan
dengan rumus di atas maka hasilnya dinilai berdasarkan kriteria
penilaian peringkat:
Page 85
67
Tabel 3.1
Matriks Kriteria Penilaian Rasio NPF
Sangat Baik < 2%
Baik 2% - 5%
Cukup Baik 5% - 8%
Kurang Baik 8% - 12%
Sangat Kurang ≥ 12%
Sumber: Lampiran SE-BI No. 9/24/DPbs Tahun 2007
2) Financing to Debt Ratio (FDR)
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013,
Loan Deposit Rasio (LDR) atau dalam syariah dikenal dengan
Finance to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio kredit (pembiayaan)
yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing,
tidak termasuk kredit (pembiayaan) kepada bank lain, terhadap dana
pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam
Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk antar bank (PBI No.
15/15/PBI/2013).
Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi
rendahnya kemampuan likuiditas Bank. rasio ini diukur dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐹𝐷𝑅 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥 100%
Page 86
68
Tabel 3.2
Matriks Kriteria Penilaian Rasio FDR
Sangat Baik ≤ 75%
Baik 75% - 85%
Cukup Baik 85% - 100%
Kurang Baik 100% - 120%
Sangat Kurang ≥ 120%
Sumber: SEBI No.6/23/DPNP/2004
b. Good Coorporate Governance (GCG)
Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas
manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Pelaksanaan
Good Coorporate Governance merupakan salah satu upaya untuk
melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai
etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan syariah.
Dalam pelaksanaan GCG instansi harus melakukan Self Assessment.
Tabel 3.3
Matriks Kriteria Penilaian GCG
Sangat Baik < 1.5%
Baik 1.5% - 2.5%
Page 87
69
Cukup Baik 2.5% - 3.5%
Kurang Baik 3.5% - 4.5%
Sangat Kurang ≤ 5%
Sumber: SEBI No 13/24/DPNP/2011
c. Earning (Rentabilitas)
1) Return On Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) adalah rasio pajak sebelum pajak dalam
12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode
yang sama. ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur
dari volume penjualan. (Rivai, 2007, 710)
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ROA
adalah sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑥 100%
Setelah diilakukan perhitungan maka hasilnya dinilai
berdasarkan peringkat sebagai berikut:
Tabel 3.4
Matriks Kriteria Penilaian Rasio ROA
Sangat Baik > 2%
Baik 1.25% - 2%
Cukup Baik 0.5% - 1.25%
Page 88
70
Kurang Baik 0% - 0.5%
Sangat Kurang ≤ 0%
Sumber: Lampiran SE-BI No. 9/24/DPbs Tahun 2007
2) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) atau rasio
efisiensi adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan
efetivitas operasional suatu perusahaan dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. (Choiriyah, 2017, 33)
Semakin kecil rasio BOPO maka akan semakin efisien Bank
tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan
adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang akan diperoleh Bank
akan semakin besar.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio BOPO
adalah sebagai berikut:
𝐵𝑂𝑃𝑂 =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑥 100%
Tabel 3.5
Matriks Kriteria Penilaian Rasio BOPO
Sangat Baik > 12%
Baik 9% - 12%
Cukup Baik 8% - 9%
Page 89
71
Kurang Baik 6% - 8%
Sangat Kurang ≤ 6%
Sumber: SEBI No 6/23/DPNP 2004
d. Capital (Permodalan)
Permodalan Bank dapat diukur dengan Current Adequacy Ratio
(CAR). Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
11/POJK.03/2016 mengatur bahwa setiap bank wajib menyediakan
modal minimum sesuai profil resiko yang diukur dengan prosentase
tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) sebesar
8% dari ATMR. (POJK No 11/POJK.03/2014, 2014, 7) Untuk
mengukur CAR dapat digunakan rumus sebagai berikut:
𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐴𝑇𝑀𝑅 𝑥 100%
Setelah dilakukan perhitungan maka hasilnya dinilai berdasarkan
peringkat sebagai berikut:
Tabel 3.6
Matriks Kriteria Penilaian Rasio CAR
Sangat Baik > 12%
Baik 9% - 12%
Cukup Baik 8% - 9%
Kurang Baik 6% - 8%
Page 90
72
Sangat Kurang ≤ 6%
Sumber: Lampiran SE-BI No. 9/24/DPbs Tahun 2007
2. Pengukuran Dengan Menggunakan Islamicity Performance Index
Islamicity Performance Index (IPI) merupakan alat pengukuran kinerja
yang mampu mengungkapkan nilai-nilai materialistik dan spiritual yang
ada dalam bank syariah. Pengukuran kinerja dengan menggunakan
Islamicity Performance Index hanya berdasarkan informasi yang tersedia
pada laporan keuangan tahunan. (Istichomah, 2017, 28)
Dalam pengukuran kinerja bank syariah yang dikembangkan oleh
Hameed, et.al (2004), rasio yang digunakan antara lain: (Duantika,
2015:25)
a. Profit Sharing Ratio
Rasio ini mengukur seberapa besar Bank mencapai tujuannya,
yaitu menyalurkan dana ke sektor produktif dengan skema profit-
sharing. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung Profit-
sharing Ratio adalah sebagai berikut:
𝑃𝑆𝑅 = 𝑀𝑢𝑑ℎ𝑎𝑟𝑎𝑏𝑎ℎ + 𝑀𝑢𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
b. Zakat Performance Ratio
Zakat Performance Ratio digunakan untuk mengukur seberapa
besar zakat yang dikeluarkan oleh Bank.
Page 91
73
Kekayaan Bank harus didasarkan pada kekayaan bersih (Net
Asset) dibanding laba bersih seperti yang ditekankan dengan metode
konvensional. Artinya semakin besar kekayaan bersih, maka semakin
besar Bank Syariah dalam menyalurkan Zakat. (Hameed dkk, 2004, 19)
𝑍𝑃𝑅 =𝑍𝑎𝑘𝑎𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
c. Equitable Distribution Ratio
Equitable Distribution Ratio digunakan untuk mengukur
seberapa besar pendapatan Bank yang telah didistribusikan kepada
Stakeholder. Komponen dalam rasio ini antara lain qardh dan donasi,
dividen, dan laba bersih. Setiap komponen tersebut akan dibagi dengan
pendapatan Bank setelah dikurangi pajak dan zakat. Perhitungan
dilakukan secara terpisah antar komponen di dalamnya.
Adapun dalam penelitian ini digunakan rasio EDR Qardh dan
Donasi untuk mewakili rasio Equitable Distribution Ratio. Adapun
rumus yang digunakan untuk meghitung rasio ini adalah sebagai
berikut:
𝑄𝑎𝑟𝑑ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝑜𝑛𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 − (𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 + 𝑍𝑎𝑘𝑎𝑡)
d. Islamic Investment vs Non-Islamic Investment Ratio
Indikator ini membandingkan antara investasi halal dengan total
investasi yang dilakukan oleh Bank Syariah. Sejauh ini prinsip Islam
Page 92
74
melarang transaksi-transaksi yang terkait dengan unsur maysir, gharar,
riba, haram, dan dzalim.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah
sebagai berikut:
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙 + 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑜𝑛 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙
e. Islamic Income vs Non-Islamic Income
Indikator ini digunakan untuk membandingkan pendapatan halal
dengan seluruh pendapatan yang diterima oleh Bank. Nilai yang
dihasilkan merupakan ukuran kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan
prinsip dasar Bank Syariah yaitu terbebas dari unsur riba dari segi
pendapatan. Sedangkan pendapatan non-halal adalah semua
penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah
antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari Bank
Umum Konvensional. (Duantika, 2015, 30)
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝐼𝐻 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙 + 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑁𝑜𝑛 − 𝐻𝑎𝑙𝑎𝑙
Page 93
75
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bank Negara Indonesia Syariah
a. Profil Singkat Bank BNI Syariah
Nama Perusahaan : PT Bank BNI Syariah
Alamat Perusahaan : Gedung Tempo Pavilion 1.
Jalan HR Rasuna Said Kav 10-11.Lt 3-6
Jakarta 12950. Indonesia
Tanggal Beroperasi : 19 Juni 2010
b. Sejarah Berdirinya Bank BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan
sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya
yaitu, adil, transparan, dan maslahat mampu menjawab kebutuhan
masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan
berlandaskan pada Undang-Undang No 10 Tahun 1998, pada tanggal
29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor
cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin.
Selanjutya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan
31 Kantor Cabang Pembantu.
Page 94
76
Di samping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah
di kantor Cabang BNI Konvensional dengan lebih kurang 1500 outlet
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan
operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan
terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
saat ini diketuai oleh KH. Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah
telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan
syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemeberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Coorporate Plan
UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer
dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana
pada 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank
Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off buan Juni 2010 tidak
terlepas dari factor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu
dengan diterbitkannya UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan
perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan
produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
Page 95
77
2. Bank Syariah Bukopin
a. Profil Singkat Bank Syariah Bukopin
Nama Perusahaan : PT Bank Syariah Bukopin
Alamat Perusahaan : Jalan Salemba Raya No. 55.
Jakarta Pusat. 10440
Tanggal berdiri : 9 Desember 2008
b. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Bukopin
Sejarah pendirian PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya
disebut Perseroan) sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah
berawal dengan masuknya PT Bank Bukopin, Tbk. yang mengakuisisi
PT Bank Persyarikatan Indonesia, yakni sebuah bank konvensional. PT
Bank Persyarikatan Indonesia sebelumnya bernama PT Bank
Swansarindo Internasional yang didirikan di Samarinda, Kalimantan
Timur berdasarkan akta nomor 102 tanggal 29 Juli 1990. PT Bank
Swansarindo Internasional merupakan bank umum yang memperoleh
surat keputusan Menteri Keuangan nomor 1659/KMK.013/1990
tanggal 31 Desember 1990 tentang pemberian izin peleburan usaha 2
(dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan
nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan
operasi berdasarkan surat Bank Indonesia nomor
24/1/UPBD/PBD2/SMR tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian izin
Usaha Bank Umum dan Pemindahan kantor bank.
Page 96
78
Selanjutnya, pada tahun 2001 sampai akhir 2002, Organisasi
Muhammadiyah mengakuisisi dan sekaligus mengubah nama PT Bank
Swansarindo Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia
yang memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia (BI) nomor
5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 yang dituangkan ke dalam
akta nomor 109 Tanggal 31 Januari 2003.
Dalam perkembangannya, terdapat program penyehatan PT
Bank Persyarikatan Indonesia melalui tambahan modal dan asistensi
oleh PT Bank Bukopin, Tbk. Kemudian, pada tahun 2008 memperolah
izin kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip
syariah melalui surat keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor
10/69/KEP.GBI/ DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang
Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional
Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan
Indonesia menjadi PT Bank Syariah Bukopin.
Perseroan sebagai bank syariah secara resmi mulai efektif
beroperasi pada tanggal 9 Desember 2008. Saat itu, kegiatan
operasional perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla,
Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Sampai dengan
akhir Desember 2016 Perseroan memiliki jaringan kantor, yaitu 1 (satu)
Kantor Pusat dan Operasional, 11 (sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh)
Kantor Cabang Pembantu, 4 (empat) Kantor Kas, 5 (lima) unit mobil
Page 97
79
kas keliling, dan 74 (tujuh puluh empat) Kantor Layanan Syariah, serta
31 (tiga puluh satu) mesin ATM BSB dengan jaringan Prima BCA.
B. Analisis Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC
1. Risk Profile
Adapun dalam indicator Risk Profile untuk mengukur kinerja
keuangan Bank Umum Syariah diwakili oleh rasio Non Performing
Financing (NPF) untuk mengukur resiko pasar, dan rasio Financing to
Debt Ratio (FDR) untuk mengukur resiko likiuditas.
a. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang digunakan
untuk melihat seberapa besar pembiayaan bermasalah dibandingkan
dengan seluruh pembiayaan yang diberikan. Apabila rasio Non
Performing Financing (NPF) semakin besar, maka bank harus
menyediakan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).
(Pratiwi, 2015, 23)
Semakin besar rasio ini, maka menunjukkan kualitas
pembiayaan Bank Syariah yang semakin buruk. Buruknya kualitas
pembiayaan Bank Syariah maka akan semakin besar potensi
kerugian suatu Bank. Besarnya nilai rasio Non Performin Financing
(NPF) yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia adalah 5% . Jika nilai
rasio melebihi 5% maka akan mempengaruhi tingkat kesehatan Bank
Page 98
80
yang bersangkutan. Kenaikkan dari rasio ini akan mempengaruhi
profitabilitas Bank Syariah.
Rasio ini dapat diketahui dengan membagi pembiayaan
bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan.
Tabel 4.1
Nilai Rasio NPF BNI Syariah & Syariah Bukopin
Bank
Non Performing Financing (NPF)
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
2.02% 1.86% 1.86% 2.53% 2.94% 2.24%
Bank Syariah
Bukopin
4.59% 4.27% 4.07% 2.99% 3.17% 3.82%
Sumber: Laporan Keuangan BNIS & Syariah Bukopin
Berdasarkan table 4.1, secara berturut turut nilai rasio NPF Bank
BNI Syariah adalah 2.02%, 1.86%, 1.86%, 2.53%, dan 2.94%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya nilai rasio NPF Bank
BNI Syariah mengalami fluktuasi. Adapun nilai rasio NPF Bank BNI
Syariah tertinggi diperoleh pada tahun 2016 sebesar 2.94%, dan nilai
rasio NPF Bank BNI Syariah terendah diperoleh di tahun 2013 dan
2014 dimana nilai rasio NPF sama yaitu 1.86%. Pada periode 2012-
2016 Bank BNI Syariah memiliki nilai rasio NPF di bawah 5% seperti
Page 99
81
yang sudah diatur oleh Bank Indonesia, dengan demikian dapat
dikatakan Bank BNI Syariah memiliki kinerja yang baik.
Serupa dengan Bank BNI Syariah, nilai rasio NPF Bank Syariah
Bukopin juga mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Dengan nilai rasio
berturut turut sebagai berikut 4.59%, 4.27%, 4.07%, 2.99%, dan
3.17%. Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa tahun 2012
merupakan tahun dengan nilai rasio NPF tertinggi sebesar 4.59%, dan
tahun 2015 dengan nilai rasio terendah sebesar 2.990%. Pada periode
2012-2016 Bank Syariah Bukopin memiliki rasio NPF di bawah 5%
seperti yang sudah diatur oleh Bank Indonesia, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Bank Syariah Bukopin memiliki kinerja yang baik.
Berdasarkan table 4.1 nilai rata-rata rasio NPF kedua bank
berturut-turut adalah 2.24% untuk Bank BNI Syariah dan 3.822%
untuk Bank Syariah Bukopin. Dengan nilai rasio NPF masing-masing
Bank yang berada dibawah 5% sesuai ketentuan Bank Indonesia, maka
kedua Bank dikatakan baik. Dari data tersebut juga dapat disimpulkan
bahwa pada periode 2012-2016 Bank BNI Syariah memiliki rasio NPF
yang lebih baik dibandingkan dengan rasio NPF Bank Syariah
Bukopin, karena posisi nilai rasio yang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan nilai rasio Bank Bukopin Syariah.
Page 100
82
b. Financing to Debt Ratio (FDR)
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013, Loan
Deposit Rasio (LDR) atau dalam syariah dikenal dengan Finance to
Deposit Ratio (FDR) adalah rasio kredit (pembiayaan) yang diberikan
kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk
kredit (pembiayaan) kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga
yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam Rupiah dan valuta
asing, tidak termasuk antar bank (PBI no. 15/15/PBI/2013).
Financing to Debt Ratio (FDR) adalah rasio atau perbandingan
antara pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah dengan dana
pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh Bank. Tinggi rendahnya
rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas Bank Syariah, sehingga
semakin tinggi angka Financing to Debt Ratio (FDR) maka bank
tersebut tergolong kurang likuid dibandingkan dengan Bank Syariah
yang memiliki nilai Financing to Debt Ratio (FDR) dengan angka
lebih kecil. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
15/15/PBI/2013 rasio likuiditas memiliki nilai maksimal 110%.
Rasio ini dapat diketahui dengan membagi jumlah pembiayaan
yang diberikan dengan jumlah dana pihak ketiga.
Page 101
83
Tabel 4.2
Nilai Rasio FDR BNI Syariah & Syariah Bukopin
Bank
Non Performing Financing (NPF)
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
84.99% 97.86% 92.58% 91.94% 84.57% 90.39%
Bank Syariah
Bukopin
91.98% 100.29% 92.89% 90.56% 88.18% 92.78%
Sumber: Laporan Keuangan BNI Syariah dan Syariah Bukopin
Berdasarkan table 4.2, nilai rasio FDR Bank BNI Syariah secara
berturut-turut adalah 84.99%, 97.86%, 92.58%, 91.94%, dan 84.57%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap tahun nilai rasio FDR Bank
BNI Syariah mengalami fluktuasi. Dilihat dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tahun 2013 merupakan FDR dengan nilai tertinggi
bagi Bank BNI Syariah, serta tahun 2012 merupakan FDR dengan nilai
terendah bagi Bank BNI Syariah. Dengan dipersyaratkannya angka
110% sebagai nilai maksimal rasio FDR oleh Bank Indonesia, maka
berdasarkan table tersebut dapat dinyatakan bahwa Bank BNI Syariah
memiliki kinerja yang baik.
Keadaan tidak jauh berbeda bagi Bank Syariah Bukopin yang
mengalami fluktuasi di setiiap tahunnya. Bank Bukopin Syariah
Page 102
84
mencatatkan bahwa tahun dengan FDR tertinggi terjadi di tahun 2013,
sedangkan FDR dengan nilai paling rendah terdapat pada tahun 2016.
Bank Syariah Bukopin dinyatakan sebagai bank yang memiliki kinerja
yang baik, sehubungan dengan nilai rasio FDR yang tidak melebihi
nilai maksimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 110%.
Berdasarkan table 4.2 nilai rata-rata rasio FDR kedua bank
berturut-turut adalah 90.39% untuk Bank BNI Syariah dan 92.78%
untuk Bank Syariah Bukopin. Dengan nilai rasio FDR masing-masing
Bank yang berada dibawah 110% sesuai ketentuan Bank Indonesia,
maka kedua Bank dikatakan baik. Dari data tersebut juga dapat
disimpulkan bahwa pada periode 2012-2016 Bank BNI Syariah
memiliki rasio FDR yang lebih baik dibandingkan dengan rasio FDR
Bank Syariah Bukopin, karena posisi nilai rasio yang jauh lebih kecil
dibandingkan dengan nilai rasio Bank Syariah Bukopin.
2. Good Coorporate Governance (GCG)
Good Coorporate Governance (GCG) adalah suau tata kelola
bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency),
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaba (responsibility),
independensi independency), dan kewajaran (fairness). (PBI Nomor
8/4/PBI/2006 )
Page 103
85
Good Coorporate Governance (GCG) adalah peraturan atau
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk
menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
Berdasarkan PBI No 13/1/2011 yang mengharuskan setiap bank
umum mempertimbangkan faktor Good Corporate Governance. Good
Coorporate Governance diukur dengan menggunakan Self Assestment.
Faktor ini dirasa perlu untuk menjamin adanya tata kelola manajemen
yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Tabel 4.3
Nilai GCG BNI Syariah & Syariah Bukopin
Bank
Good Coorporate Governance (GCG)
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
1.30% 1.30% 2.96% 2.00% 2.00% 1.91%
Bank Syariah
Bukopin
1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50%
Sumber: Laporan GCG Tahunan BNI Syariah & Syariah Bukopin
Berdasarkan table 4.3, nilai rasio GCG Bank BNI Syrariah
berturut-turut adalah 1.30%, 1.30%, 2.96%, 2.00%, dan 2.00%. Tabel
rasio GCG di atas menunjukkan bahwa nilai tertinggi Bank BNI Syariah
diraih pada tahun 2014 yaitu sebesar 2.96%, sedangkan untuk nilai
Page 104
86
terendah Bank BNI Syariah diraih pada tahun 2012 yaitu sebesar 1.30%.
Rasio GCG Bank BNI Syariah mengalami fluktuasi setiap tahunnya.
Apabila nilai rasio GCG melewati angka 3% maka Bank Syariah
tersebut dinyatakan memiliki kinerja yang kurang baik. Nilai rasio GCG
Bank BNI Syariah berdasarkan table diatas berada di bawah angka 3%,
maka disimpulkan bahwa kinerja Bank BNI Syariah adalah baik.
Keadaan berbeda terjadi di Bank Syariah Bukopin yang
memiliki nilai rasio GCG cukup stagnan. Nilai rasio GCG Bank Syariah
Bukopin periode 2012-2016 cenderung tidak mengalami perubahan
yaitu sebesar 1.50%. Berdasarkan tabel diatas nilai rasio GCG Bank
Syariah Bukopin berada di bawah angka 3%, maka disimpulkan bahwa
kinerja Bank Syariah Bukopin adalah baik.
Berdasarkan tabel 4.3 rata-rata rasio GCG secara berturut-turut
adalah 1.91% bagi Bank BNI Syariah dan 1.50% bagi Bank Syariah
Bukopin. Nilai rasio GCG kedua Bank tersebut kurang dari 3% maka
kinerja kedua Bank dikatakan baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan
juga bahwa pada periode 2012-2016 Bank Syariah Bukopin memiliki
nilai rasio GCG yang lebih baik karena memiliki nilai rasio GCG yang
lebih rendah dibandingkan dengan Bank BNI Syariah.
Page 105
87
3. Earning
Adapun dalam indikator earning untuk mengukur kinerja
keuangan Bank Umum Syariah diwakili oleh rasio Return on Asset
(ROA), ,dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).
a. Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (laba) yang berasal dari aktivitas investasi. Dapat
dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian investasi yang telah dilakukan bank dengan
menggunakan seluruh dana (aktiva yang dimiliki). Return on Assets
(ROA) menunjukkan tingkat efisiensi pengolahan asset yang
bersangkutan. (Riyadi, 2003, 137).
Tujuan dari rasio ini adalah untuk menguur keberhasilan
manajemen dalam menghasilkan laba, semakin kecil rasio ini
mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam
hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau
menekan biaya. Semakin besar nilai rasio Return on Asset (ROA),
maka akan semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh bank.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbs/2007 jumlah
minimal ROA yang harus dipenuhi oleh suatu bank adalah 0.5% -
1.25%.
Page 106
88
Rasio ini dapat diketahui dengan membagi laba sebelum pajak
dengan total asset.
Tabel 4.4
Nilai ROA BNI Syariah & Syariah Bukopin
Bank
Return On Asset (ROA)
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
1.48% 1.37% 1.27% 1.43% 1.44% 1.40%
Bank Syariah
Bukopin
0.55% 0.69% 0.27% 0.79% 0.76% 0.61%
Sumber: Laporan Keuangan BNI Syariah dan Syariah Bukopin
Berdasarkan tabel 4.4 nilai rasio ROA Bank BNI Syariah secara
berturut-turut adalah 1.48%, 1.37%, 1.27%, 1.43%, dan 1.44%. Nilai
rasio ROA tertinggi pada Bank BNI Syariah adalah 1.48% yang
terjadi pada tahun 2012. Sedangkan nilai terendah rasio ROA Bank
BNI Syariah terjadi pada tahun 2014 sebesar 1.27% atau turun
sebesar 0.1% dari tahun sebelumnya. Besaran nilai rasio ROA Bank
BNI Syariah pada periode 2012-2016 menunjukkan angka yang baik
karena nila rasio berada pada posisi di atas angka 0.5% -1.25% yaitu
besaran yang ditetapkan Bank Indonesia sebagai angka minimal bagi
Page 107
89
rasio ROA, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Bank BNI
Syariah memiliki kinerja yang baik.
Berdasarkan tabel 4.4 nilai rasio ROA Bank Syariah Bukopin
secara berturut-turut adalah 0.55%, 0.69%, 0.27%, 0.79%, dan
0.76%. nilai rasio ROA tertinggi pada Bank Syariah Bukopin adalah
0.79% yang terjadi pada tahun 2015. Setelahnya nilai rasio ROA
Bank Syariah Bukopin terus mengalami fluktuasi hingga pada tahun
2014 berada pada posisi terendah dengan nilai rasio sebesar 0.27%.
Besaran nilai rasio ROA Bank Syariah Bukopin tahun 2012-2016
menunjukkan kinerja yang kurang lebih baik karena mampu
mempertahankan nilai rasio di atas 0.5%, Namun pada tahun 2014
Bank Syariah Bukopin tidak dapat mempertahankan kinerjanya
karena memiliki ROA di bawah angka 0.5%.
Berdasarkan tabel 4.4 rata-rata rasio ROA secara berturut-turut
adalah 1.40% bagi Bank BNI Syariah dan 0.61% bagi Syariah
Bukopin. Nilai rasio ROA kedua Bank tersebut berada di atas kisaran
0.5%, maka dapat disimpulkan bahwa kedua bank memiliki kinerja
yang baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan juga bahwa pada
periode 2012-2016 Bank BNI Syariah memiliki nilai rasio ROA yang
lebih baik karena memiliki nilai rasio ROA yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Bank Syariah Bukopin.
Page 108
90
b. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio BOPO yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional
yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia dan
Herdinigtyas, 2005, 138)
Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO
adalah di bawah 90%, karena apabila rasio BOPO melebihi 90%
hingga mendekati 100% maka bank tersebut dapat dikatakan tidak
efisien dalam menjalankannya operasinya. Rasio BOPO dapat
diketahui dengan membandingkan biaya operasional dengan
pendapatan operasional.
Tabel 4.5
Nilai BOPO BNI Syariah & Syariah Bukopin
Bank
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
85.39% 88.11% 89.80% 89.63% 87.67% 88.80%
Page 109
91
Bank Syariah
Bukopin
91.59% 92.29% 96.77% 91.99% 91.76% 92.88%
Sumber: Laporan Keuangan BNI Syariah & Syariah Bukopin
Berdasarkan tabel 4.5 nilai rasio BOPO Bank BNI Syariah
secara berturut-turut adalah 88.79%, 88.11%, 89.90%, 89.63%, dan
87.67%. Nilai rasio BOPO tertinggi pada Bank BNI Syariah adalah
89.80% yang terjadi pada tahun 2014. Sedangkan nilai terendah rasio
BOPO Bank BNI Syariah terjadi pada tahun 2016 sebesar 87.67%, hal
tersebut menunjukkan nilai rasio BOPO pada Bank BNI Syariah
mengalami fluktuasi setiap tahunnya.. Besaran nilai rasio BOPO Bank
BNI Syariah pada periode 2012-2016 menunjukkan angka yang baik
karena nila rasio berada pada posisi di bawah 90% yaitu besaran yang
ditetapkan Bank Indonesia sebagai angka minimal bagi rasio BOPO,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah
memiliki kinerja yang baik.
Sedangkan untuk Bank Syariah Bukopin, nilai rasio BOPO
secara berturut-turut adalah 91.59%, 92.29%, 96.77%, 91.99%, dan
91.76%. serupa dengan nilai rasio BOPO Bank BNI Syariah, Bank
Syariah Bukopin juga mengalami fluktuasi dalam nilai rasio BOPO.
Diketahui bahwa tahun 2014, rasio BOPO Syariah Bukopin mencapai
96.77% hal tersebut merupakan nilai tertinggi dalam periode 2012-
2016. Sedangkan untuk nilai terendah Syariah Bukopin, tercatat di
Page 110
92
tahun 2012 dengan nilai 91.59%. Besaran rasio BOPO Bank Bukopin
Syariah pada periode 2012-2016 menunjukkan angka yang kurang
baik, mengingat hampir setiap tahun rasio BOPO tercatat selalu
melampaui ambang batas yang telah ditetapkan Bank Indonesia yakni
90%. Tercatat pada tahun 2013-2016 Bank Syariah Bukopin tidak
mampu mengamankan nilai rasio dibawah 90%.
Berdasarkan tabel 4.5 rata-rata rasio BOPO secara berturut-
turut adalah 88.80% bagi Bank BNI Syariah dan 92.88% bagi Bank
Syariah Bukopin.. Nilai rasio BOPO Bank BNI lebih rendah
dibandingkan dengan Bank Syariah Bukopin mengindikasikan bahwa
Bank BNI Syariah lebih efektif dan efisien dalam kegiatan
operasionalnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan juga bahwa pada
periode 2012-2016 Bank BNI Syariah memiliki nilai rasio BOPO yang
lebh baik yang lebih baik karena memiliki nilai rasio BOPO yang lebih
rendah dibandingkan dengan Bank Syariah Bukopin.
4. Capital
Adapun dalam indikator capital untuk mengukur kinerja
keuangan Bank Syariah diwakili oleh rasio Capital Adequacy Ratio
(CAR). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012
menyatakan bahwa Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Bank Umum diukur dari prosentase tertentu terhadap Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yaitu 8% dari ATMR. Rasio
Page 111
93
CAR dapat dihitung dengan membagi modal dengan aktiva tertimbang
menurut resiko.
Tabel 4.6
Nilai CAR BNI Syariah & Syariah Bukopin
Bank
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
19.07% 16.23% 18.42% 15.49% 14.92% 16.83%
Bank Syariah
Bukopin
12.78% 11.10% 14.80% 16.31% 17.00% 14.40%
Sumber: Laporan Keuangan BNI Syariah & Syariah Bukopin
Berdasarkan tabel 4.6 nilai rasio CAR Bank BNI Syariah secara
berturut-turut adalah 19.07%, 16.23%, 18.42%, 15.49%, dan 14.92%.
Nilai rasio CAR tertinggi pada Bank BNI Syariah adalah 19.07% yang
terjadi pada tahun 2012. Sedangkan nilai terendah rasio CAR Bank BNI
Syariah terjadi pada tahun 2016 sebesar 14.92%, hal tersebut
menunjukkan nilai rasio CAR pada Bank BNI Syariah mengalami
fluktuasi setiap tahunnya.. Besaran nilai rasio CAR Bank BNI Syariah
pada periode 2012-2016 menunjukkan angka yang baik karena nila
rasio berada pada posisi di atas 8% yaitu besaran yang ditetapkan Bank
Indonesia sebagai angka minimal bagi rasio CAR, dengan demikian
Page 112
94
dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah memiliki kinerja yang
baik.
Berdasarkan tabel 4.6 nilai rasio CAR Bank Syariah Bukopin
secara berturut-turut adalah 12.78%, 11.10%, 14.80%, 16.31%, dan
17.00%. Nilai rasio CAR tertinggi pada Bank Syariah Bukopin adalah
17.00% yang terjadi pada tahun 2016. Sedangkan nilai terendah rasio
CAR Bank Syariah Bukopin terjadi pada tahun 2013 sebesar 11.10%,
hal tersebut menunjukkan nilai rasio CAR pada Bank Syariah Bukopin
mengalami fluktuasi setiap tahunnya.. Besaran nilai rasio CAR Bank
Syariah Bukopin pada periode 2012-2016 menunjukkan angka yang
baik karena nila rasio berada pada posisi di atas 8% yaitu besaran yang
ditetapkan Bank Indonesia sebagai angka minimal bagi rasio CAR,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah Bukopin
memiliki kinerja yang baik.
Berdasarkan tabel 4.6 rata-rata rasio CAR secara berturut-turut
adalah 17.35% bagi Bank BNI Syariah dan 14.40% bagi Bank Syariah
Bukopin.. Nilai rasio CAR kedua Bank tersebut berada di atas kisaran
8%, maka dapat disimpulkan bahwa kedua bank memiliki kinerja yang
baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan juga bahwa pada periode
2012-2016 Bank BNI Syariah memiliki nilai rasio CAR yang lebih baik
karena memiliki nilai rasio CAR yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Bank Syariah Bukopin.
Page 113
95
C. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank
Umum Syariah Non Devisa Berdasarkan RGEC
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menghitung dan
menganalisis laporan keuangan Tahunan Bank BNI Syariah dan Bank Syariah
Bukopin dengan menggunakan metode teknik statistika yang berupa uji beda
dua rata-rata (independent sample t-test) dan Mann Whitney. Dengan
ketentuan apabila data terdistribusi normal berdasarkan uji normalitas dengan
metode Kolmogorov-Smirnnov maka uji yang digunakan adalah uji
independent sample t-test, sedangkan apabila data tidak terdistribusi normal
maka uji yang digunakan adalah Mann Whitney.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data menggunakan dengan menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov dengan melihat tingkat signifikan 5%. Dasar
pengambilan keputusan dalam pengujian ini adalah apabila nilai P > 0.05
maka variabel residual terdistribusi normal, sebaliknya apabila nilai P < 005
maka variabel residual tidak terdistribusi normal.
Adapun hasil uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-
Smirnov:
Page 114
96
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Bank BNI Syariah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPF FDR GCG ROA BOPO CAR
N 5 5 5 5 5 5
Normal
Parametersa,b
Mean .022420 .904080 .019120 .013980 .888000 .173500
Std. Deviation .0047730 .0564655 .0068244 .0008167 .0092763 .0172048
Most Extreme
Differences
Absolute .279 .231 .249 .252 .215 .271
Positive .279 .231 .249 .158 .172 .159
Negative -.212 -.207 -.185 -.252 -.215 -.271
Test Statistic .279 .231 .249 .252 .215 .271
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d .200c,d .200c,d .200c,d .200c,d
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov secara berturut-
turut diketahui bahwa, NPF, FDR, GCG, ROA, BOPO, dan CAR memiliki
nilai probabilitas > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai
rasio NPF, FDR, GCG, ROA, BOPO, dan CAR memiliki variabel residual
yang terdistribusi normal.
Page 115
97
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Bank Syariah Bukopin
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPF FDR GCG ROA BOPO CAR
N 5 5 5 5 5 5
Normal
Parametersa,b
Mean .038180 .927800 .015000 .006120 .928800 .143980
Std. Deviation .0070166 .0455907 .0000000e .0021241 .0219037 .0245370
Most Extreme
Differences
Absolute .240 .290 .243 .406 .182
Positive .222 .290 .201 .406 .145
Negative -.240 -.156 -.243 -.278 -.182
Test Statistic .240 .290 .243 .406 .182
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .195c .200c,d .007c .200c,d
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov secara berturut-
turut diketahui bahwa, NPF, FDR, ROA, dan CAR memiliki nilai
probabilitas > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rasio
NPF, FDR, ROA, dan CAR memiliki variabel residual yang terdistribusi
normal. Sedangkan BOPO dan GCG memiliki nilai probabilitas < 0.05
artinya rasio BOPO dan GCG memiliki variabel residual yang tidak
terdistribusi normal.
Page 116
98
2. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Devisa dan Bank Umum
Non Devisa dengan Menggunakan Uji Independent Sample T-Test
Uji Independent Sample t-test digunakan pada data yang memiliki
variabel residual terdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa NPF, FDR, ROA, dan CAR memiliki
data yang terdistribusi normal. Adapun hasil uji Independent Sample T-test
antara kedua bank adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Perbandingan Kinerja Rasio NPF BNIS & Bank Syariah Bukopin
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
NPF
Equal
variances
assumed
2.135 .182 -4.153 8 .003 -.0157600 .0037951 -.0245115 -.0070085
Equal
variances not
assumed
-4.153 7.049 .004 -.0157600 .0037951 -.0247213 -.0067987
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa F hitung untuk NPF dengan
equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama)adalah 2.135
Page 117
99
dengan probabilitas 0.182, hal tersebut menyatakan bahwa nilai probabilitas
lebih dari 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
pada varian pada data perbandingan kinerja keuangan Bank BNI Syariah dan
Bank Syariah Bukopin pada rasio NPF.
Bila kedua varian sama, maka digunakan Equal Variance Assumed. T-
hitung untuk Equal Variamce Assumed adalah 4.153 dengan signifikan
0.003 yang artinya t-hitung < t-tabel atau 0.003 < 0.05. Berdasarkan
hipotesis penelitian dimana P > 0.05, dapat disimpulkan bahwa menolak H0
dan menerima H1 dengan menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja keuangan Bank BNI Syariah (Bank Umum Syariah
Devisa) dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Syariah Non Devisa).
Page 118
100
Tabel 4.10
Perbandingan Kinerja Keuangan Rasio FDR BNIS & Bank
Syariah Bukopin
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
FDR
Equal variances
assumed .667 .438 -.740 8 .481 -.0239200 .0323398 -.0984957 .0506557
Equal variances
not assumed -.740 7.677 .482 -.0239200 .0323398 -.0990450 .0512050
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa F hitung untuk FDR dengan
equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama)adalah 0.667 dengan
probabilitas 0.438, hal tersebut menyatakan bahwa nilai probabilitas lebih dari
0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pada varian
pada data perbandingan kinerja keuangan Bank BNI Syariah dan Bank Syariah
Bukopin pada rasio FDR.
Bila kedua varian sama, maka digunakan Equal Variance Assumed. T-
hitung untuk Equal Variamce Assumed adalah 0.740 dengan signifikan 0.4 yang
artinya t-hitung > t-tabel atau 0.481 > 0.05. Berdasarkan hipotesis penelitian P
Page 119
101
> 0.05, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak dengan
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan Bank BNI Syariah (Bank Umum Devisa) dan Bank Syariah Bukopin
(Bank Umum Non Devisa).
Tabel 4.11
Perbandingan Kinerja Keuangan ROA BNIS & Bank Syariah Bukopin
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
ROA
Equal variances
assumed 3.446 .101 7.723 8 .000 .0078600 .0010177 .0055131 .0102069
Equal variances
not assumed 7.723 5.157 .001 .0078600 .0010177 .0052676 .0104524
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa F hitung untuk ROA dengan
equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama)adalah 3.446 dengan
probabilitas 0.101, hal tersebut menyatakan bahwa nilai probabilitas kurang
dari 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pada varian pada
data perbandingan kinerja keuangan Bank BNI Syariah dan Bank Syariah
Bukopin pada rasio ROA.
Page 120
102
Bila kedua varian sama, maka digunakan Equal Variance Assumed. T-
hitung untuk Equal Variamce Assumed adalah 7.723 dengan signifikan 0.000
yang artinya t-hitung < t-tabel atau 0.000 < 0.05 Berdasarkan hipotesis
penelitian di mana P < 0.05, dapat disimpulkan bahwa menolak H0 dan
menerima H1 dengan menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara kinerja keuangan Bank BNI Syariah (Bank Umum Syariah Devisa) dan
Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Syariah Non Devisa).
Tabel 4.12
Perbandingan Kinerja Keuangan Rasio CAR BNIS & Bank
Syariah Bukopin
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
CAR
Equal variances
assumed .918 .366 2.203 8 .059 .0295200 .0134020 -.0013850 .0604250
Equal variances
not assumed
2.203 7.168 .063 .0295200 .0134020 -.0020211 .0610611
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa F hitung untuk CAR dengan
equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama) adalah 0.918 dengan
Page 121
103
probabilitas 0.366, hal tersebut menyatakan bahwa nilai probabilitas lebih dari
0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pada varian
pada data perbandingan kinerja keuangan Bank BNI Syariah dan Bank Syariah
Bukopin pada rasio CAR.
Bila kedua varian sama, maka digunakan Equal Variance Assumed. T-
hitung untuk Equal Variamce Assumed adalah 2.203 dengan signifikan 0.059
yang artinya t-hitung > t-tabel atau 0.059 > 0.05. Berdasarkan hipotesis
penelitian P > 0.05, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
dengan menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kinerja keuangan Bank BNI Syariah (Bank Umum Devisa) dan Bank Syariah
Bukopin (Bank Umum Non Devisa).
3. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Devisa dan Bank
Umum Syariah Non Devisa dengan Menggunakan Mann Whitney
Uji Mann Whitney digunakan pada data yang memiliki variabel residual
yang tidak terdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov diketahui bahwa GCG dan BOPO memiliki data yang tidak
terdistribusi normal. Adapun hasil uji Mann Whitney antara kedua bank adalah
sebagai berikut:
Page 122
104
Tabel 4.13
Perbandingan Kinerja Keuangan Rasio GCG BNIS & Bank Syariah
Bukopin
Test Statisticsa
GCG
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.561
Asymp. Sig. (2-tailed) .575
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.13 nilai Z hitung dari uji Mann Whitney adalah
25.000 dengan signifikan 0.575 yang artinya z hitung > z tabel atau 0.575 >
0.05. Berdasarkan hipotesis penelitian P > 0.05, dapat disimpulkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak dengan menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja keuangan Bank BNI Syariah (Bank Umum
Devisa) dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Non Devisa).
Page 123
105
Tabel 4.14
Perbandingan Kinerja Keuangan Rasio BOPO BNIS & Bank Syariah
Bukopin
Test Statisticsa
BOPO
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.14 nilai Z hitung dari uji Mann Whitney adalah
15.000 dengan signifikan 0.009 yang artinya z hitung < z tabel atau 0.009 <
0.05. Berdasarkan hipotesis penelitian P < 0.05, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima dengan menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja keuangan Bank BNI Syariah (Bank Umum Devisa)
dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Non Devisa).
Page 124
106
D. Analisis Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Islamicity Performance
Index
1. Profit Sharing Ratio
Tujuan utama dari perbankan syariah adalah bagi hasil. Dengan
demikian perlu untuk mengidentifikasi seberapa jauh Bank Syariah telah
berhasil mencapai tujuannya. (Hameed dkk, 2004, 18).
Rasio ini mengukur seberapa besar Bank mencapai tujuannya, yaitu
menyalurkan dana ke sektor produktif dengan skema profit-sharing.
Pembiayaan yang dimaksud mencakup pembiayaan bagi-hasil, sewa-
menyewa, jual-beli, pinjaman, dan multijasa. Rasio ini diketahui dengan
membandingkan jumlah pembiayaan musyarakah dan pembiayaan
mudharabah dengan total pembiayaan.
Tabel 4.15
Nilai PSR Bank BNIS & Bank Syariah Bukopin
Bank
Profit Sharing Ratio (PSR)
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
16.43% 15.73% 16.10% 18.91% 19.95% 17.42%
Bank Syariah
Bukopin
31.70% 33.30% 39.40% 48.09% 52.56% 41.03%
Sumber: Data Diolah Penulis
Page 125
107
Berdasarkan tabel 4.15 nilai rasio PSR Bank BNI Syariah
mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Nilai rasio PSR Bank BNI Syariah
berturut-turut adalah 16.43%, 15.73%, 16.10%, 18.91%, dan 19.95%.
Adapun nilai rasio PSR tertinggi diraih pada tahun 2016 sebesar 19.95%,
dan nilai rasio terendah diraih pada tahun 2012 sebesar 15.73%.
Berbeda dengan Bank BNI Syariah yang mengalami fluktuasi, nilai
rasio PSR Bank Syariah Bukopin cenderung mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Kenaikan nilai rasio PSR tertinggi terjadi pada tahun 2015
dengan tingkaat kenaikan 8.69 poin. Berdasarkan tabel di atas nilai rasio
PSR Bank Syariah Bukopin secara berturut-turut adalah 31.70%, 33.30%,
39.40%, 48.09%, dan 52.56%.
Berdasarkan nilai rasio PSR yang dimiliki oleh Bank BNI Syariah dan
Bank Syariah Bukopin. Besaran nilai rasio Bank Syariah Bukopin memiliki
nilai rasio yang lebih baik di bandingkan dengan Bank BNI Syariah.
Terbukti dari peningkatan nilai rasio PSR Bank Syariah Bukopin setiap
tahun yang tidak mampu diikuti oleh Bank BNI Syariah. Adapun nilai rata-
rata rasio PSR Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin secara
berturut-turut adalah 17.42% dan 41.01%.
2. Zakat Performance Ratio
Zakat Performance Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
jumlah zakat yang dikeluarkan oleh bank dibagi dengan total asset bersih.
Page 126
108
Kekayaan Bank harus didasarkan pada kekayaan bersih (Net Asset)
dibanding laba bersih seperti yang ditekankan dengan metode
konvensional. Artinya semakin besar kekayaan bersih, maka semakin besar
Bank Syariah dalam menyalurkan Zakat. (Hameed dkk, 2004, 19)
Menurut PSAK 101, aktivitas pengelolaan zakat disajikan dalam
laporan dana zakat pada laporan keuagan syariah. Penyajian informasi
pengelolaan dana zakat merupakan wujud kepedulian entitas syariah dalam
memenuhi kewajiban sosialnya kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan
bahwa bank syariah tidak hanya menjalankan aktivitas bisnis saja, tetapi
juga menjalankan aktivitas syariah, yakni menyalurkan zakat kepada
penerimanya. (Muhammad, 2008, 133)
Tabel 4.16
Nilai Rasio ZPR BNI Syariah & Bank Syariah Bukopin
Bank
Zakat Performance Ratio (ZPR)
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
0.04% 0.05% 0.06% 0.06% 0.06% 0.05%
Bank Syariah
Bukopin
0.09% 0.04% 0.00% 0.00% 0.00% 0.03%
Sumber: Data Diolah Penulis
Berdasarkan tabel 4.16 nilai rasio ZPR Bank BNI Syariah mengalami
fluktuasi setiap tahunnya. Nilai rasio ZPR Bank BNI Syariah berturut-turut
Page 127
109
adalah 0.04%, 0.05%, 0.06%, 0.06%, dan 0.06%. Adapun nilai rasio ZPR
pada periode 2014-2016 mengalami stagnansi pada titik 0.06%.
Lain halnya dengan Bank BNI Syariah, nilai rasio ZPR Bank Syariah
Bukopin pada periode 2012-2013 memiliki angka 0.09% dan 0.04%.
Kemudian pada periode 2014-2016 Bank Syariah Bukopin tidak
menunjukkan adanya pembayaran zakat pada setiap periodenya.
Berdasarkan nilai rasio ZPR yang dimiliki oleh Bank BNI Syariah dan
Bank Syariah Bukopin, besaran nilai rasio Bank BNI Syariah memiliki nilai
rasio yang lebih baik di bandingkan dengan Bank Syariah Bukopin. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah menjalankan
kewajiban zakat lebih baik dibandingkan dengan Bank Syariah Bukopin.
3. Equitable Distribution Ratio
Indikator ini pada dasarnya menjelaskan performa distribusi pendapatan
yang diperoleh Bank Syariah kepada stakeholder. Stakeholder yang
dimaksud adalah penerima qardh dan donasi, pegawai Bank, pemegang
saham, dan laba bersih untuk Bank. Rasio ini mengungkapkan seberapa
besar pendapatan yang didistribusikan ke stakeholder. Pendapatan yang
dihitung tentunya sudah dikurangi pajak dan zakat. (Hameed dkk, 2004, 19)
Rasio ini dapat dketahui dengan membandingkan masing-masing
variable seperti qardh dan donas dengan pendapatan setelah dikurangi zakat
dan pajak.
Page 128
110
Tabel 4.17
Nilai EDR Qardh dan Donasi BNIS & Bank Syariah Bukopin
Bank
Equitable Distribution Ratio (EDR)
Qardh dan Donasi Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
7.69% 7.92% 003% 1.60% 13.90% 6.23%
Bank Syariah
Bukopin
0.18% 0.19% 0.19% 0.21% 0.15% 0.18%
Sumber: Data Diolah Penulis
Pada periode 2012-2016 Bank BNI Syariah berhasil mengungguli Bank
Syariah Bukopin dalam penyaluran dana qardh dan donasi. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai rasio qardh dan donasi terhadap pendapatan Bank
BNI Syariah yang lebih besar dibandingkan dengan milik Bank Syariah
Bukopin. Secara berturut-turut nilai rasio EDR qardh dan donasi Bank BNI
Syariah adalah 7.69%, 7.92%, 0.03%, 1.60%, dan 13.90%. Sedangkan nilai
rasio EDR qardh dan donasi Bank Syariah Bukopin adalah 0.18%, 0.19%,
0.19%, 0.21%, dan 0.15%. Berdasarkan tabel 4.17 dapat disimpulkan
bahwa Bank BNI Syariah memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan
dengan Bank Syariah Bukopin dalam rasio EDR qardh dan donasi.
Page 129
111
4. Islamic Investment vs Non Islamic Investment
Indikator ini membandingkan antara investasi halal dengan total
investasi yang dilakukan oleh Bank Syariah. Sejauh ini prinsip Islam
melarang transaksi-transaksi yang terkait dengan unsur maysir, gharar, riba,
haram, dan dzalim. Rasio ini dapat diketahui dengan membandingkan
investasi halal dengan total investasi halal dan haram.
Tabel 4.18
Nilai Islamic Investment Ratio BNIS & Bank Syariah Bukopin
Bank
Islamic vs Non Islamic Investment
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Bank Syariah
Bukopin
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber: Data diolah Penulis
Berdasarkan tabel 4.18 dapat disimpulkan bahwa kedua bank memiliki
investasi halal sebesar 100% dari keseluruhan investasi yang dilakukan.
5. Islamic Income vs Non Islamic Income
Pendapatan atau (return), dalam bahasa sehari-hari disebut dengan
tingkat keuntungan atau kembalian modal. (Hasibuan, 2007, 182)
Indikator ini digunakan untuk membandingkan pendapatan halal
dengan seluruh pendapatan yang diterima oleh Bank. Nilai yang dihasilkan
Page 130
112
merupakan ukuran kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar
Bank Syariah yaitu terbebas dari unsur riba dalam segi pendapatan.
Tabel 4.19
Nilai Islamic Income Ratio BNIS & Bank Syariah Bukopin
Bank
Islamic vs Non Islamic Income
Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
Bank BNI
Syariah
99.98% 99.99% 100% 99.99% 100% 99.99%
Bank Syariah
Bukopin
99.98% 99.99% 99.98% 99.98% 99.96% 99.98%
Sumber: Data diolah Penulis
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa Bank BNI Syariah nilai
pendapatan halal yang diperoleh mencapai hampir 100%. Adapun nilai
rasio secara berturut-turut adalah 99.98%, 99.99%, 100%, 99.99%, dan
100%. Keadaan tidak jauh berbeda terjadi pada Bank Syariah Bukopin di
mana nilai rasio pada periode 2012-2016 hampir mencapai 100%. Adapun
nilai rasio secara berturut-turut adalah 99.98%, 99.99%, 99.98%, 99.98%,
dan 99.96%. Berdasarkan tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa kedua bank
memiliki pendapatan halal hamper mencapai 100% dari keseluruhan
pendapatan yang diterima.
Page 131
113
E. Perbandingan Kinerja Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa
Berdasarkan Islamicity Performance Index
1. Uji Normalitas
Tabel 4.20
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Bank BNI Syariah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PSR ZPR EDR INCOME INVEST
N 5 5 5 5 5
Normal Parametersa,b Mean .174240 .000540 .062280 .999920 1.000000
Std. Deviation .0188411 .0000894 .0556088 .0000837 .0000000e
Most Extreme Differences Absolute .301 .349 .204 .231
Positive .301 .251 .197 .194
Negative -.185 -.349 -.204 -.231
Test Statistic .301 .349 .204 .231
Asymp. Sig. (2-tailed) .157c .046c .200c,d .200c,d
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov secara berturut-
turut diketahui bahwa PSR, EDR Qardh, dan Income memiliki nilai
probabilitas > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rasio
PSR, EDR Qardh, dan Income memiliki variabel residual yang terdistribusi
normal. Berbanding terbalik dengan hasil yang ditunjukan oleh rasio ZPR
yang memiliki nilai probabilitas < 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan
Page 132
114
bahwa nilai rasio ZPR memiliki variabel residual yang tidak terdistribusi
normal.
Tabel 4.21
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Bank Syariah Bukopin
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PSR ZPR EDR QARDH INCOME INVEST
N 5 5 5 5 5
Normal Parametersa,b Mean .410100 .000260 .001840 .999780 1.000000
Std. Deviation .0911374 .0003975 .0002191 .0001095 .0000000e
Most Extreme Differences Absolute .201 .343 .228 .372
Positive .201 .343 .192 .228
Negative -.181 -.257 -.228 -.372
Test Statistic .201 .343 .228 .372
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .054c .200c,d .022c
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov secara
berturut-turut diketahui bahwa PSR, ZPR, dan EDR Qardh memiliki nilai
probabilitas > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rasio
PSR, ZPR, dan EDR Qardh memiliki variabel residual yang terdistribusi
normal. Berbanding terbalik dengan hasil yang ditunjukan oleh rasio ZPR
dan Income yang memiliki nilai probabilitas < 0.05. Dengan demikian dapat
Page 133
115
disimpulkan bahwa nilai rasio ZPR dan Income memiliki variabel residual
yang tidak terdistribusi normal.
2. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Devisa dan Bank
Umum Non Devisa dengan Menggunakan Uji Independent Sample T-
Test
Uji Independent Sample t-test digunakan pada data yang memiliki
variabel residual terdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa PSR dan EDR Qardh memiliki data
yang terdistribusi normal. Adapun hasil uji Independent Sample T-test
antara kedua bank adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22
Perbandingan Kinerja Keuangan PSR BNIS & Bank Syariah
Bukopin
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
PSR
Equal variances
assumed 12.232 .008 -5.667 8 .000 -.2358600 .0416198 -.3318353 -.1398847
Equal variances
not assumed
-5.667 4.341 .004 -.2358600 .0416198 -.3479190 -.1238010
Page 134
116
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat bahwa F hitung untuk PSR dengan
equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama)adalah 12.232
dengan probabilitas 0.008, hal tersebut menyatakan bahwa nilai probabilitas
kurang dari 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pada
varian pada data perbandingan kinerja keuangan Bank BNI Syariah dan Bank
Syariah Bukopin pada rasio PSR.
Bila kedua varian tidak sama, maka digunakan Equal Variance not
Assumed. T-hitung untuk Equal Variamce not Assumed adalah 5.667 dengan
signifikan 0.004 yang artinya t-hitung < t-tabel atau 0.004 < 0.05. Berdasarkan
hipotesis penelitian dimana P > 0.05, dapat disimpulkan bahwa menolak H0
dan menerima H1 dengan menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja rasio PSR antara Bank BNI Syariah (Bank Umum
Devisa) dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Non Devisa).
Page 135
117
Tabel 4.23
Perbandingan Kinerja Keuangan Rasio EDR Qardh dan Donasi
BNIS & Bank Syariah Bukopin
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
EDR
Equal variances
assumed 12.442 .008 2.430 8 .041 .0604400 .0248692 .0030915 .1177885
Equal variances
not assumed
2.430 4.000 .072 .0604400 .0248692 -.0086071 .1294871
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat bahwa F hitung untuk EDR Qardh
dengan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama)adalah
12.442 dengan probabilitas 0.008, hal tersebut menyatakan bahwa nilai
probabilitas kurang dari 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat
perbedaan pada varian pada data perbandingan kinerja keuangan Bank BNI
Syariah dan Bank Syariah Bukopin pada rasio EDR Qardh.
Bila kedua varian sama, maka digunakan Equal Variance not Assumed.
T-hitung untuk Equal Variamce not Assumed adalah 2,340 dengan signifikan
0,072 yang artinya t-hitung > t-tabel atau 0,072 > 0.05. Berdasarkan hipotesis
Page 136
118
penelitian dimana P > 0.05, dapat disimpulkan bahwa menerima H0 dan
menolak H1 dengan menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja rasio EDR Qardh antara Bank BNI Syariah (Bank
Umum Devisa) dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Non Devisa).
3. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Devisa dan Bank Umum
Non Devisa dengan Menggunakan Mann Whitney
Uji Mann Whitney digunakan pada data yang memiliki variabel residual
yang tidak terdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov diketahui bahwa ZPR, Income, dan Investasi memiliki data yang tidak
terdistribusi normal. Adapun hasil uji Mann Whitney antara kedua bank adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.24
Perbandingan Kinerja Keuangan ZPR BNIS & Bank Syariah
Bukopin
Test Statisticsa
ZPR
Mann-Whitney U 5.500
Wilcoxon W 20.500
Z -1.504
Asymp. Sig. (2-tailed) .133
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .151b
Page 137
119
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.24 nilai Z hitung dari uji Mann Whitney adalah
5.500 dengan signifikan 0.133 yang artinya z hitung > z tabel atau 0.133 >
0.05. Berdasarkan hipotesis penelitian P > 0.05, dapat disimpulkan bahwa
menerima H0 dan menolak H1 dengan menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang siginifikan antara kinerja keuangan Bank BNI Syariah
(Bank Umum Devisa) dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Non
Devisa).
Tabel 4.25
Perbandingan Kinerja Keuangan Investasi Halal BNIS & Bank
Syariah Bukopin
Test Statisticsa
INV
Mann-Whitney U 12.500
Wilcoxon W 27.500
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000b
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.25 nilai Z hitung dari uji Mann Whitney adalah
27.500 dengan signifikan 1.000 yang artinya z hitung > z tabel atau 1.000 >
0.05. Berdasarkan hipotesis penelitian P > 0.05, dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima dan H1 ditolak dengan menyatakan bahwa tidak terdapat
Page 138
120
perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank BNI Syariah (Bank
Umum Devisa) dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Non Devisa).
Tabel 4.26
Perbandingan Kinerja Keuangan Income Halal BNIS & Bank
Syariah Bukopin
Test Statisticsa
INC
Mann-Whitney U 6.000
Wilcoxon W 21.000
Z -1.396
Asymp. Sig. (2-tailed) .163
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .222b
Sumber: Output IBM SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.26 nilai Z hitung dari uji Mann Whitney adalah
21.000 dengan signifikan 0.163 yang artinya z hitung > z tabel atau 0.222 >
0.05. Berdasarkan hipotesis penelitian P > 0.05, dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima dan H1 ditolak dengan menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank BNI Syariah (Bank
Umum Devisa) dan Bank Syariah Bukopin (Bank Umum Non Devisa).
Page 139
121
F. Interpretasi
1. Berdasarkan Pendekatan RGEC
a. Perbandingan Rasio Net Performance Financing (NPF)
Berdasarkan penelitian perbandingan NPF Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin menunjukkan terdapat perbedaan dari
keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0.003 yang artinya
t-hitung < t-tabel atau 0.003 < 0.05, sehingga menolak H0 dan
menerima H1.
Didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara nilai rasio NPF Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin.
Hasil ini dimungkinan karena cakupan pemberian pembiayaan Bank
Umum Devisa yang lebih luas dibandingkan dengan Bank Umum Non
Devisa. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/2007
rasio NPF yang baik bagi Bank Syariah adalah 5%. Hasil ini sejalan
dengan hasil penelitian Fitra Hayati (2013) yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Devisa
dan Bank Umum Non Devisa.
b. Perbandingan Rasio Financing to Debt Ratio (FDR)
Berdasarkan penelitian perbandingan FDR Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin menunjukkan tidak terdapat perbedaan dari
keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0.481 yang artinya
Page 140
122
t-hitung > t-tabel atau 0.481 > 0.05, sehingga menerima H0 dan
menolak H1.
Didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai rasio FDR Bank BNI Syariah dan Bank Syariah
Bukopin. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitra
Hayati (2013) dan Khusnu Dian Khoriyah (2017). Berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 rasio likuiditas
memiliki nilai maksimal 110%.
c. Perbandingan Rasio Good Coorporate Governance (GCG)
Berdasarkan penelitian perbandingan GCG Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin menunjukkan tidak terdapat perbedaan dari
keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0.575 yang artinya
t-hitung > t-tabel atau 0.575 > 0.05, sehingga menerima H0 dan
menolak H1.
Didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai rasio GCG Bank BNI Syariah dan Bank Syariah
Bukopin. Hasil inI sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli
Muhayati dan Aditya Sukmana (2016) yang menyatakan tidak terdapat
perbedaan yang signfikn pada kinerja GCG antara Bank Devisa dan
Bank Non Devisa. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
13/24/DPNP/2011 nilai rasio GCG yang baik bagi Bank Syariah adalah
≤ 3,00. Baik Bank BNI Syariah (Bank Umum Devisa) maupun Bank
Page 141
123
Syariah Bukopin (Bank Umum Non Devisa) memiliki nilai rasio GCG
dibawah ketentuan Bank Indonesia, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kinerja kedua Bank adalah baik.
d. Perbandingan Rasio Return on Asset (ROA)
Berdasarkan penelitian perbandingan ROA Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin menunjukkan terdapat perbedaan dari
keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0.000 yang artinya
t-hitung < t-tabel atau 0.000 < 0.05, sehingga menolak H0 dan
menerima H1.
Didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara nilai rasio ROA Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin.
Hal ini disebabkan kegiatan operasional Bank Umum Devisa memiliki
cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan Bank Umum Non
Devisa, sehingga mampu menghasilkan laba yang lebih besar pula.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anita
Febryan dan Rahadian Zulfadin (2003) yang menyatakan terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja ROA Bank Umum Devisa dan
Bank Umum Non Devisa. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 9/24/DPbs Tahun 2007 nilai rasio ROA yang baik bagi Bank
Syariah adalah ≥ 0,5.
Page 142
124
e. Perbandingan Rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO)
Berdasarkan penelitian perbandingan BOPO Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin menunjukkan terdapat perbedaan dari
keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0.009 yang artinya
t-hitung < t-tabel atau 0.009 < 0.05, sehingga menolak H0 dan
menerima H1.
Didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara nilai rasio BOPO Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin.
Hal ini disebabkan oleh kegiatan operasional Bank Devisa yang
memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan Bank Umum
Non Devisa yang berakibat pada penggunaan biaya operasional yang
lebih besar. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Khusnu Dian Khoriyah (2017) yang menyatakan terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja rasio BOPO pada Bank Umum Devisa
dan Bank Umum Non Devisa.
f. Perbandingan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan penelitian perbandingan CAR Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin menunjukkan tidak terdapat perbedaan dari
keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0.059 yang artinya
t-hitung > t-tabel atau 0.059 > 0.05, sehingga menerima H0 dan
menolak H1.
Page 143
125
Didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai rasio CAR Bank BNI Syariah dan Bank Syariah
Bukopin. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Garin
Shasy (2016) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifika
antara kinerja CAR Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa.
Tidak terdapat perbedaan antara rasio CAR Bank Umum Devisa dan
Bank Non Devisa meruapakan bukti penerapan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012 yang mengharuskan setiap bank
mencukup rasio CAR sebesar 8%.
2. Berdasarkan Pendekatan Islamicity Performance Index (IPI)
a. Perbandingan Rasio Profit Sharing Ratio (PSR)
Berdasarkan penelitian perbandingan PSR Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin menunjukkan terdapat perbedaan dari
keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0.004 yang artinya
t-hitung < t-tabel atau 0.004 < 0.05, sehingga menolak H0 dan
menerima H1.
Didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara nilai rasio ZPR Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin.
Hal ini terjadi karena pembiayaan Bank BNI Syariah (Bank Umum
Devisa) meningkat setiap tahunnya namun tidak dibarengi oleh
pembiayaan pada sektir bagi hasil. Perbedaan yang signifikan itu terjadi
karena tidak adanya aturan yang menetapkan standar minimum
Page 144
126
penyaluran dana sektor bagi hasil. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Harvita Ayu Lutfiandari (2016) yang
menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio PSR antara
kedua bank tersebut.
b. Perbandingan ZPR Rasio Bank BNI Syariah dan Bank Syariah
Bukopin
Berdasarkan penelitian perbandingan ZPR Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin menunjukkan terdapat perbedaan dari
keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0.133 yang artinya
t-hitung > t-tabel atau 0.133 < 0.05, sehingga menerima H0 dan
menolak H1.
Didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai rasio ZPR Bank BNI Syariah dan Bank Syariah
Bukopin. Tidak adanya perbedaan yang signifikan pada rasio ZPR
disebabkan adanya ketentuan yang menyebutkan nilai nisab zakat secra
mutlak adalah 2.5%. Namun nilai zakat yang dikeluarkan berbanding
lurus dengan besaran net asset yang diperoleh. Semakin besar nilai aset
maka semakin besar zakat yang dikeluarkan. Hasil ini sejalan dengan
penelian yang dilakukan oleh Harvita Ayu Lutfiandari (2016) dan Defri
Duantika (2015) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada rasio ZPR antara kedua bank tersebut.
Page 145
127
c. Perbandingan Rasio Equitable Distribution Ratio (EDR)
Berdasarkan penelitian perbandingan EDR Qardh dan Donasi
Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin menunjukkan tidak
terdapat perbedaan dari keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-
hitung 0.072 yang artinya t-hitung > t-tabel atau 0.072 > 0.05, sehingga
menerima H0 dan menolak H1.
Didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai rasio EDR Qardh dan Donasi Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin. Hal ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Defri Duantika (2015) yang menyatakan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada rasio EDR Qardh dan Donasi antara
kedua bank tersebut.
d. Perbandingan Rasio Islamic Income vs Non Islamic Income
Berdasarkan penelitian perbandingan Islamic Income vs Non
Islamic Income Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin
menunjukkan tidak terdapat perbedaan dari keduanya. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai t-hitung 0.163 yang artinya t-hitung > t-tabel
atau 0.163 > 0.05, sehingga menerima H0 dan menolak H1.
Didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai rasio Islamic Income vs Non Islamic Income Bank
BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin. Hasil penelitian ini yang
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio
Page 146
128
Islamic Income vs Non Islamic Income mendukung temuan yang
dilakukan oleh Miranata (2014). Berdasarkan laporan keuangan kedua
bank yang menunjukkan bahwa proporsi pendapatan didominasi oleh
pendapatan halal dengan nilai rasio di atas 90% yang dapat diartikan
bahwa kedua bank tersebut berhasil menerapkan unsur dasar bank
syariah dengan terbebas dari unsur riba.
e. Perbandingan Rasio Islamic Investment vs Non Islamic Investment
Berdasarkan penelitian perbandingan Islamic Investment vs
Non Islamic Investment Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin
menunjukkan tidak terdapat perbedaan dari keduanya. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai t-hitung 1.000 yang artinya t-hitung > t-tabel
atau 1.000 > 0.05, sehingga menerima H0 dan menolak H1.
Didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai rasio Islamic Investment vs Non Islamic
Investment Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Bukopin. Menurut
Muhammad dalam Lutfiandari (2016, 441) cara penempatan dana untuk
investasi pada bank syariah diwajibkan pada sektor halal, yaitu dengan
mempertimbangkan sumber dana yang diperolehnya dari investasi yang
berakad wadiah dan mudharabah-mutlaqah serta sumber dana yang
berakad mudharabah-muqayyadah ataupun sebagai pelaksanaan
program pemerintah. Hasil peneltian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Miranata (2014), Defri Duantika (2015), dan Harvita
Page 147
129
Ayu Lutfiandari (2016) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada kinerja rasio Islamic Investment vs Non Islamic
Investment antara kedua bank tersebut.
Page 148
130
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis pengujian data secara
deskriptif dan statistik, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan kinerja keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa
dari metode analisa rasio yang ditinjau dengan pendekatan RGEC (Risk
Profile, Good Coorporate Governance, Earning, dan Capital) pada periode
2012-2016 yang meliputi NPF, FDR, GCG, ROA, BOPO, dan CAR dapat
diperoleh kesimpulan bahwa secara deskriptif kinerja Bank BNI Syariah
(Bank Devisa) lebih baik dibandingkan Bank Syariah Bukopin (Bank Non
Devisa).
2. Analisis statistik yang dilakukan terhadap setiap indikator menunjukkan
bahwa:
a. Faktor R (Risk Profile) yaitu rasio NPF dan FDR. Berdasarkan hasil
uji statistik menunjukkan bahwa pada pengujian rasio NPF terdapat
perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Umum Syariah Devisa
dan Bank Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan melihat nilai
signifikansi lebih kecil dari derajat kesalahan 0,05 atau 0,003 < 0,05.
Dan pada rasio FDR menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah Devisa dan
Page 149
131
Bank Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan melihat nilai
signifkansi lebih besar dari derajat kesalahan 0,05 atau 0,481 > 0,05.
b. Faktor G (Good Coorporate Governance), berdasarkan hasil uji
statistik menunjukkan bahwa pada pengujian rasio GCG tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Umum
Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan
melihat nilai signifikansi lebih besar dari derajat kesalahan 0,05 atau
0,5.75 < 0,05.
c. Faktor E (Earning), yaitu rasio ROA dan BOPO. Berdasarkan hasil
uji statistik menunjukkan bahwa pada pengujian rasio ROA terdapat
perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Umum Syariah Devisa
dan Bank Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan melihat nilai
signifikansi lebih kecil dari derajat kesalahan 0,05 atau 0,000 < 0,05.
Dan pada rasio BOPO menunjukkan hal yang sama yaitu terdapat
perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Umum Syariah Devisa
dan Bank Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan melihat nilai
signifikansi lebih kecil dari derajat kesalahan 0,05 atau 0,009 < 0,05.
d. Faktor C (Capital), yaitu rasio CAR. Berdasarkan hasil uji statistik
menunjukkan bahwa pada pengujian rasio CAR tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Umum Syariah Devisa
dan Bank Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan melihat nilai
Page 150
132
signifikansi lebih besar dari derajat kesalahan 0,05 atau 0,059 <
0,05.
3. Secara keseluruhan kinerja keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa
dari metode analisa rasio yang ditinjau dengan pendekatan Islamicity
Performance Index pada periode 2012-2016 yang meliputi PSR, ZPR, EDR
Qardh, Income Halal, dan Investment Halal dapat diperoleh kesimpulan
bahwa secara deskriptif kinerja Bank BNI Syariah lebih baik dibandingkan
Bank Syariah Bukopin.
4. Analisis statistik yang dilakukan terhadap setiap indikator menunjukkan
bahwa:
a. Variabel PSR (Profit Sharing Ratio) berdasarkan hasil uji statistik
menunjukkan bahwa pada pengujian rasio PSR terdapat perbedaan
yang signifikan pada kinerja Bank Umum Syariah Devisa dan Bank
Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan melihat nilai signifikansi
lebih kecil dari derajat kesalahan 0,05 atau 0,004 < 0,05.
b. Variabel ZPR (Zakat Performance Ratio) berdasarkan hasil uji
statistik menunjukkan bahwa pada pengujian rasio ZPR tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Umum
Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan
melihat nilai signifikansi lebih besar dari derajat kesalahan 0,05 atau
0,133 < 0,05.
Page 151
133
c. Variabel EDR (Equitable Distribution Ratio) Berdasarkan hasil uji
statistik menunjukkan bahwa pada pengujian rasio EDR tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Umum
Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan
melihat nilai signifikansi lebih besar dari derajat kesalahan 0,05 atau
0,072 < 0,05.
d. Variabel INV (Islamic Investment vs Non Islamic Investment)
berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada pengujian
rasio INV tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja
Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa
yaitu dengan melihat nilai signifikansi lebih besar dari derajat
kesalahan 0,05 atau 1,000 < 0,05.
e. Variabel IH (Income Halal vs Non Income Halal) berdasarkan hasil
uji statistik menunjukkan bahwa pada pengujian rasio IH tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Umum
Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa yaitu dengan
melihat nilai signifikansi lebih besar dari derajat kesalahan 0,05 atau
0,163 < 0,05.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Devisa dan Bank Umum
Non Devisa di Indonesia. Perbedaan yang terlihat dalam rasio FDR, ROA, dan
BOPO lebih dipengaruhi oleh jumlah dana pihak ketiga, jumlah asset yang
Page 152
134
dimiliki pada periode tertentu, serta besaran modal yang dimiliki oleh Bank.
Kegiatan operasional Bank Devisa yang mencakup transaksi dengan
menggunakan valuta asing tidak memiliki pengaruh yang signifikan karena
bukan menjadi fokus utama Bank dalam memperoleh keuntungan. Dengan kata
lain kedua bank disimpulkan sudah memiliki kinerja yang baik selama mampu
memenuhi kewajiban menempatkan nilai rasio keuangan pada rasio tertentu
sesuai dengan kebijakan yang diterapkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan. Sedangkan untuk penerapan prinsip syariah, baik Bank Umum
Devisa maupun Bank Umum Non Devisa sudah menjalankan menjalankan
kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah. Hal ini dikarenakan adanya
Dewan Pengawas Syariah yang melakukan pengawasan serta pengendalian
terhadap setiap kegiatan operasional dari Bank Umum Syariah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Penelitian di masa mendatang diharapkan menambah objek peneltian agar
dapat mendapatkan hasil yang lebih akurat.
2. Rentang waktu penelitian dapat ditambah agar dapat mendapatkan
gambaran mengenai keadaan kinerja keuangan perbankan syariah secara
lebih baik.
3. Bagi peneliti yang akan dating diharapkan mampu menambah variabel
penelitian agar mampu memberikan hasil yang lebih baik
Page 153
135
DAFTAR PUSTAKA
Al-Arif, M Nur Rianto. 2011. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT Era Adicitra
Intermedia.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani.
Azis, Azlina. 2015. Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Bank
Non Devisa di Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Riau: Jom FEKON
Vol.2 No.1.
Bank Indonesia. 2012. Booklet Perbankan 2012. Jakarta: Departemen Perizinan dan
Informasi Perbankan.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Choiriyah, Khusnul Dian. 2017. Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Duantika, Defri. Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC dan
Islamicity Performance Index. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Gozhali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 23.
Edisi 8. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hameed, dkk. 2004. Alternative Disclosure & Performance Measures For Islamic
Banks. 2nd International Conference On Administrative Science, King Fahd
University of Potreleum and Minerals. 19-21 April 2004
Hasan, Nurul Ichsan. 2014. Pengantar Syariah (Sebuah Pengantar). Ciputat: GP Press
Group.
Hayati, Fitra. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa Di
Page 154
136
Indonesia. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas.
Indriyanto, Nur dan Suporno, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE.
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana. 2010
Istichomah, Nurul. 2017. Analisis Komparasi Kinerja Perbankan Syariah Di
Indonesia: Pendekatan RGEC dan Islamicity Performance Index (Studi Kasus
Pada Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015). Skripsi S1 Fakultas Ekonomi.
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuagan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2011. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi ke-9. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. 2008. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana.
Kholifah, Andiyani. 2016. Analisis Perbedaan Indikator Kinerja Keuangan Bank
Devisa dan Bank Non Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Latumaerissa, Julius R. 2011 Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Listiani, Yuni Umi, dkk. 2015. Pengaruh Islamicity Performance Index terhadap
Profitabilitas Bank Jabar Banten Periode 2011-2015. Prosiding Keuangan dan
Perbankan Syariah Universitas Islam Bandung.
Mandasari, Jayanti. 2015. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Metode
Page 155
137
RGEC Pada Bank BUMN Periode 2012-2013. E-Journal Ilmu Administrasi
Bisnis Universitas Mulawarman. Volume 3, Nomor 2, 2015: 363-374
Meilani, Sayekti Endah Retno, dkk. 2015. Analisis Kinerja Bank Perbankan Syariah
Dengan Menggunakan Pendekatan Islamicity Indices. Syariah
PeperAccounting FEB UMS ISSN 2460 0784. IAIN Surakarta.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Statistik Perbankan Syariah 2016. Jakarta: Departemen
Perizinan dan Informasi Perbankan Otoritas Jasa Keuangan.
Paramartha, I Made dan Darmayanti, Ni Putu Ayu. 2017. Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank dengan Metode RGEC pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. E-Journal
Management UNUD Vol. 6 No.2, 2017: 948-974
Permana, Bayu Aji. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode
CAMELS dan Metode RGEC. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Pramana, Komang Mahendra dan Artini, Luh Gede Sri. 2016. Analisis Tingkat
Kesehatan Bank (Pendekatan RGEC) Pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
E-Journal Management UNUD Vol. 5 No.6, 2016: 3849-3878
Pratiwi. 2015. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Rivai, Veithzal, dkk. 2007. Bank and Financial Institution Management : Conventional
And Sharia System. Jakarta: Rajawali Press.
Rodoni, Ahmad. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Center or
Social Economics Studies (CSES) Press.
Said, Khaerunisa. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan
Metode CAMEL Pada PT Bank Syariah Mandiri Periode 2001-2010. Skripsi.
Universitas Hasanudin Makassar.
Page 156
138
Said Alyousfi, Abdulazeez Y.H dkk. 2017. Profitability of Saudi Commercial Banks:
A Comparative Evaluation between Domestic and Foreign Bank using Capital
Adequacy, Asset Quality, Management Quality, Earning Ability, and Liquidity
Parameters. International Journal of Economics and Financial Issues. 2017,
7(2), 477-484.
Soemitra, Andri. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.
Stasnilaus, S Uyanto. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: CV ALFABETA.
Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan
Filosofi dan Praktis. Jakarta: PT Indeks.
Sulistiyono, Prasetyo Adi dan Hadianto, Agustian Eko. Ed. 2012. Pengukuran Bank
Syariah Berdasarkan Islamicity Performance Index (Studi Pada Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri). Proceding Paper 28 Finalis
Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah I. Riau.
Supriyanto. 2009. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Indeks.
Susilowati, Enny. 2016. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan Non Performing Financing (NPF) Tehadap Likuiditas Perbankan
Syariah di Indonesia Periode 2011-2015. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Syahputra, Muhammad Wahyu. 2015. Analisis Kinerja Keuangan dan Maqashid
Syariah Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Tahun 2011-2014. Skripsi
S1 Fakultas Syariah dan Hukum. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka.
Umiyati dan Queenindya. 2015. Pengukuran Kinerja Bank Syariah Dengan Metode
RGEC. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol.2, No.2. Tahun 2015. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Page 157
139
Yaya, Rizal dkk. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer.
Ed. 2. Jakarta: Salemba Empat.
Wangsawidjaja. 2012. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
https://www.bi.go.id
https://www.ojk.go.id
https://www.bnisyariah.co.id
https://www.syariahbukopin.co.id
https://www.cnnindonesia.com
Page 158
140
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Rasio Variabel Penelitian
BANK TAHUN NPF FDR GCG ROA BOPO CAR PSR ZPR EDR INV INC
BNIS 2012 2.02 84.99 1.30 1.48 85.39 19.07 16.43 0.04 7.69 100 99.98
2013 1.86 97.86 1.30 1.37 88.11 16.23 15.73 0.05 7.92 100 99.99
2014 1.86 92.58 2.96 1.27 89.80 18.42 16.10 0.06 0.03 100 100
2015 2.53 91.94 2.00 1.43 89.63 15.49 18.91 0.06 1.60 100 99.99
2016 2.94 84.57 2.00 1.44 87.67 14.92 19.95 0.06 13.90 100 100
BSB 2012 4.59 91.98 1.50 0.55 91.59 12.78 31.70 0.09 0.18 100 99.98
2013 4.27 100.29 1.50 0.69 92.29 11.10 33.30 0.04 0.19 100 99.99
2014 4.07 92.89 1.50 0.27 96.77 14.80 39.40 0.00 0.19 100 99.98
2015 2.99 90.56 1.50 0.79 91.99 16.31 48.09 0.00 0.21 100 99.98
2016 3.17 88.18 1.50 0.76 91.76 17.00 52.56 0.00 0.15 100 99.96
Page 159
141
Lampiran 2: Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
A. Uji Normalitas Bank BNI Syariah (RGEC)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPF FDR GCG ROA BOPO CAR
N 5 5 5 5 5 5
Normal
Parametersa,b
Mean .022420 .904080 .019120 .013980 .888000 .173500
Std. Deviation .0047730 .0564655 .0068244 .0008167 .0092763 .0172048
Most Extreme
Differences
Absolute .279 .231 .249 .252 .215 .271
Positive .279 .231 .249 .158 .172 .159
Negative -.212 -.207 -.185 -.252 -.215 -.271
Test Statistic .279 .231 .249 .252 .215 .271
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d .200c,d .200c,d .200c,d .200c,d
B. Uji Normalitas Bank Syariah Bukopin (RGEC)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPF FDR GCG ROA BOPO CAR
N 5 5 5 5 5 5
Normal
Parametersa,b
Mean .038180 .927800 .015000 .006120 .928800 .143980
Std. Deviation .0070166 .0455907 .0000000e .0021241 .0219037 .0245370
Most Extreme
Differences
Absolute .240 .290 .243 .406 .182
Positive .222 .290 .201 .406 .145
Negative -.240 -.156 -.243 -.278 -.182
Test Statistic .240 .290 .243 .406 .182
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .195c .200c,d .007c .200c,d
Page 160
142
C. Uji Normalitas Bank BNI Syariah (IPI)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PSR ZPR EDR INCOME INVEST
N 5 5 5 5 5
Normal Parametersa,b Mean .174240 .000540 .062280 .999920 1.000000
Std. Deviation .0188411 .0000894 .0556088 .0000837 .0000000e
Most Extreme Differences Absolute .301 .349 .204 .231
Positive .301 .251 .197 .194
Negative -.185 -.349 -.204 -.231
Test Statistic .301 .349 .204 .231
Asymp. Sig. (2-tailed) .157c .046c .200c,d .200c,d
D. Uji Normalitas Bank Syariah Bukopin (IPI)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PSR ZPR EDR QARDH INCOME INVEST
N 5 5 5 5 5
Normal Parametersa,b Mean .410100 .000260 .001840 .999780 1.000000
Std. Deviation .0911374 .0003975 .0002191 .0001095 .0000000e
Most Extreme Differences Absolute .201 .343 .228 .372
Positive .201 .343 .192 .228
Negative -.181 -.257 -.228 -.372
Test Statistic .201 .343 .228 .372
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .054c .200c,d .022c
Page 161
143
Lampiran 3: Uji Independent Sample T-test
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
NPF Equal variances
assumed
2.135 .182 -4.153 8 .003 -.0157600 .0037951 -.0245115 -.0070085
Equal variances
not assumed
-4.153 7.049 .004 -.0157600 .0037951 -.0247213 -.0067987
FDR Equal variances
assumed
.667 .438 -.740 8 .481 -.0239200 .0323398 -.0984957 .0506557
Equal variances
not assumed
-.740 7.677 .482 -.0239200 .0323398 -.0990450 .0512050
ROA Equal variances
assumed
3.446 .101 7.723 8 .000 .0078600 .0010177 .0055131 .0102069
Equal variances
not assumed
7.723 5.157 .001 .0078600 .0010177 .0052676 .0104524
CAR Equal variances
assumed
.918 .366 2.203 8 .059 .0295200 .0134020 -.0013850 .0604250
Equal variances
not assumed
2.203 7.168 .063 .0295200 .0134020 -.0020211 .0610611
PSR Equal variances
assumed
12.232 .008 -5.667 8 .000 -.2358600 .0416198 -.3318353 -.1398847
Equal variances
not assumed
-5.667 4.341 .004 -.2358600 .0416198 -.3479190 -.1238010
EDR Equal variances
assumed
12.442 .008 2.430 8 .041 .0604400 .0248692 .0030915 .1177885
Equal variances
not assumed
2.430 4.000 .072 .0604400 .0248692 -.0086071 .1294871
Page 162
144
Lampiran 4: Uji Mann Whitney
Test Statisticsa
GCG BOPO ZPR INC INV
Mann-Whitney U 10.000 .000 5.500 6.000
12.500
Wilcoxon W 25.000 15.000 20.500 21.000
27.500
Z -.561 -2.611 -1.504 -1.396
.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 .009 .133 .163
1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b .008b .151b .222b
1.000b