PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNIG (PJBL) DENGAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS X MAN 3 KOTA BANDA ACEH Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Yuli Mutry 1511010011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH 2019
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN
MODEL PROJECT BASED LEARNIG (PJBL) DENGAN DISCOVERY
LEARNING PADA SISWA KELAS X MAN 3 KOTA BANDA ACEH
Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
oleh
Yuli Mutry
1511010011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA BANGSA GETSEMPENA
BANDA ACEH
2019
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk pendapat
gelar akademik (sarjana), baik di STKIP Bina Bangsa Getsempena maupun di
perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim bimbingan dan masukan tim penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naska dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan
dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi. .
Banda Aceh, 18 Februari 2020
Yang membuat pernyataan
Yuli Mutry
Nim. 1511010011
Motto
Dalam hidup kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan maka dari itu kita harus siap
menerima segala konsenkuensi yang akan terjadi.
‘Yuli Mutry’
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Puji Syukur Kepada Allah Sholawat Kepada Nabi
Kupersembahkan Skripsi Ini Truntuk :
Ayahanda dan Ibunda Tercinta
Yang telah berjuang dengan penuh keikhlasan dan ketulusan tanpa
batas waktu. Terimakasih selalu mengutamakan kebahagianku.
Kakak Dan Adik Ku Yang Teristimewa
Terimakasih kalian selalu memberi dukungan penuh kepadaku.
Maaf identitas tidak saya sebutkan, karena kalian terlalu istimewa
sehingga nama kalian cukup dihati saja.
Sahabat Tersayang
Terimakasih selalu membantu selama proses perkuliahan berlansung
Pembimbing
Terimakasih kepada ibu Rika Kustina, M.Pd dan ibu Fitriati, M. Ed
yang selalu sabar membimbingku.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Perbandingan Hasil Belajar Teks Biografi Menggunakan Model Project Based
Learnig dengan Discovery Learning pada siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh”.
Shalawat beriring salam kepada Rasulullah saw yang melalui perjuangan berat
beliaulah penulis dan kita semua dapat menikmati indahnya kehidupan yang penuh
dengan ilmu pengetahuan ini.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Rika Kustina, M.Pd selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan, bimbingan, pengarahan, masukan dan saran-
saran dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini dimasa yang akan datang. Akhirnya semoga jasa dan amal baik yang telah
disumbangkan kepada penulis, dibalas oleh Allah swt. Amin ya rabbal’alamin....
Banda Aceh, Desember 2019
Penulis
Yuli Mutry
1511010011
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 7
1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 8
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
1. Orientasi Bagian orientasi berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku di dalam teks biografi. Disini biasanya menuliskan tentang darimana asal tokoh, dimana tempat dia lahir, siapa orang tuanya, anak keberapa, berapa bersaudara.inilah yang disebut dengan orientasi hanya sebagai pengenalan awal tokoh.
15
2. Peristiwa dan Masalah
Bagian peristiwa dan masalah berisi peristiwa- peristiwa yang terjadi atau pernah dialami oleh
tokoh, termasuk masalah yang dihadapinya
dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
Umumnya pada peristiwa dan masalah berisi
penjelasan suatu cerita baik berupa pemecahan
masalah, proses karir, peristiwa yang
menyenagkan, menyedihkan bahkan
mengesankan yang dialami oleh tokoh. Sehingga
dia bisa meraih mimpinya
30
3. Reorientasi Bagian reorintasi berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.
15
39
Setiap aspek penilaian dalam menulis teks biografi memiliki bobot
nilai maksimal tersendiri. Aspek isi memiliki nilai maksimal 30, aspek
struktur teks terbagi tiga yaitu orientasi, peristiwa masalah, dan reorientasi
masaing masing poin dalam setiap struktur telah terterah pada tabel diatas.
(Depdikbud, 2014: 134).
Isi merupakan uraian isi pesan yang kita sampaikan kepada pembaca
dengan menggunakan bahasa tulis. Bagian isi itu sendiri berfungsi
menjelaskan tema tulisan. Bagian isi tidak hanya terdapat pada teks saja,
semua jenis, macam, dan bentuk tulisan memiliki isi guna menyempurnakan
tulisan tersebut.
Isi pada sebuah teks merupakan inti dari teks atau wacana.
Begitupun dengan teks biografi. Isi tulisan dalam teks biografi adalah
uraian yang menjelaskan tentang informasi yang bersifat informatif dan
argumentatif.
Nilai dari sebuah tulisan pada umumnya didasarkan pada isi. Jika isinya
baik, maka baik pula nilai pembaca dari suatu tulisan tersebut.
(Depdikbud, 2014: 135).
1) Aspek Struktur
Sebuah teks tidak lengkap apabila tidak dibangun oleh
struktur. Terdapat perbedaan antara satu jenis teks tertentu dan jenis
teks lain. Perbedaan dapat terjadi, misalnya pada teks itu sendiri.
Struktur teks membentuk struktur berpikir sehingga di setiap
penguasaan jenis teks tertentu, siswa akan memiliki kemampuan
berpikir sesuai dengan struktur teks yang dikuasainya.
40
Struktur teks dalam teks biografi adalah orientasi, peristiwa dan masalah, dan
reorientasi. t (Depdikbud, 2014: 135).
1. Organisasi Isi sangat baik, Organisasi isi yang dikemukakan
dalam teks biografi sangat baik apabila teks biografi yang
dibuat memiliki ekspresi yang lancar, gagasan yang
diungkapkan dalam teks jelas dan padat, teks biografi tertata
dengan baik, dan urutan struktur teks logis dan kohesif.
2. Organisasi Isi Baik, Organisasi isi yang dikemukakan dalam
teks biografi baik apabila teks biografi yang dibuat memiliki
ekspresi yang kurang lancar, struktur teks kurang
terorganisasi tetapi ide utama ternyatakan, gagasan
pendukung teks terbatas, urutan struktur logis tetapi tidak
lengkap.
3. Organisasi Isi Cukup, Organisasi isi yang dikemukakan
dalam teks biografi cukup apabila teks biografi yang dibuat
memiliki ekspresi yang tidak lancar, struktur teks kurang
terorganisasi, gagasan pendukung teks kacau atau tidak
terkait, urutan struktur dan pengembangan kurang logis.
4. Organisasi Isi Kurang, Organisasi isi yang dikemukakan
dalam teks biografi kurang apabila teks biografi yang dibuat
tidak komunikatif, tidak terorganisasi, atau tidak layak
dinilai.
41
2. Unsur Kebahasaan Teks biografi
No.
Unsur
Kebahasaan
Teks Biografi
Keterangan
Skor
1. Kata Hubung berfungsi sebagai penghubung antara satu
kata dan kata lain dalam satu kalimat.
Contohnya atau, dan, sebelumnya,
selanjutnya,tetapi, untuk, karena,kalau dan
sebagainya.
10
2. Kata Rujukan Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada
kata lain yang telah diungkapkan
sebelumnya
Contohnya dia, ia, beliau.
10
3. Kata Kerja Kata kerja adalah kata yang menyatakan
suatu tindakan, keberadaan, pengalaman
Contohnya menamatkan, mengambil,
menatap, melihat dan sebaganya.
10
4
Kata yang Menunjukkan Urutan Waktu
Kata yang menunjukkan urutan waktu adalah kata yang memaparkan kejadian atau peristiwa dengan waktu yang runtut. Contohnya setelah dan akhirnya.
10
Teks biografi memiliki unsur kebahasaan atau ciri bahasa,
seperti halnya jenis- jenis teks yang lain. Unsur kebahasaan yang
terkandung dalam teks biografi adalah kata hubung, kata rujukan, kata
kerja, dan kata yang menyatakan urutan waktu (Kemendikbud, 2014:
37).
42
d. Kata Hubung Kata hubung atau kata sambung yaitu kata yang
berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan kata lain dalam
satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk
mengubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
3. Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata
dalam satu kalimat, kata hubung itu disebut konjungsi
intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian.
4. Jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain, kata hubung itu disebut
konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi, meskipun
demikian, oleh karena itu.
Jika dilihat berdasarkan perilakunya di dalam kalimat, kata
hubung intrakalimat yang menjadi ciri teks biografi dapat
dikelompokkan menjadi (1) kata hubung koordinatif, (2) kata hubung
korelatif, (3) kata hubung subordinatif.
4. Kata hubung koordinatif digunakan untuk menghubungkan
dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, misalnya dan,
serta, tetapi.
5. Kata hubung korelatif digunakan untuk menghubungkan dua
kata atau frasa yang memiliki status yang sama, biasanya
dipisahkan oleh salah satu kata atau frasa, misalnya baik…
maupun…, tidak hanya …, tetapi juga…
43
6. Kata hubung subordinatif digunakan untuk menghubungan dua
kata atau frasa yang tidak memiliki status yang sama, misalnya
setelah, agar, sehingga, karena.
e. Kata Rujukan Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada kata lain
yang telah diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan dibedakan
menjadi beberapa, seperti berikut:
4. Kata rujukan benda, yaitu : ini, itu, tersebut.
5. Kata rujukan tempat, yaitu: di sini, di situ, dan di sana.
6. Kata rujukan orang atau yang diperlakukan seperti orang, yaitu:
dia, ia, mereka, beliau.
f. Kata Kerja. Kata kerja adalah kata yang menyatakan suatu tindakan,
keberadaan, pengalaman. Kata kerja dibedakan menajadi dua,
seperti berikut:
5. Kata kerja transitif, adalah kata yang membutuhkan objek
dalam struktur kalimatnya.
Contoh: Septi menendang bola di lapangan.
Kata bola pada kalimat tersebut memiliki
kedudukan sebagai objek, tanpa adanya objek
kalimat tersebut tidak akan sempurna.
6. Kata kerja intransitive Kata kerja intransitif adalah kata yang
tidak membutuhkan objek dalam struktur kalimatnya.
Contoh: Seperti berdiri di depan pintu.
44
e. Kata yang Menunjukkan Urutan Waktu Kata yang menunjukkan
urutan waktu adalah kata yang memaparkan kejadian atau peristiwa
dengan waktu yang runtut. Pola urutan waktu ditentukan juga oleh
urutan peristiwa.
Contoh: Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama
dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang
bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa
(Perguruan Nasional Taman Siswa)
Sebuah teks biografi disusun atau dibuat dengan kosakata yang
canggih dengan pemilihan kata dan ungkapan yang efektif. Sehingga teks
biografi yang dihasilkanbersifat komunikatif dan memiliki gagasan yang
jelas. (Depdikbud, 2014: 135).
1. Kosakata sangat baik, Kosakata yang dikemukakan dalam teks biografi
sangat baik apabila teks biografi yang dibuat memiliki penguasaan kata
canggih, pilihan kata dan ungkapan dalam teks bersifat efektif, menguasai
pembentukan kata, dan penggunaan register dalam teks biografi tepat.
2. Kosakata baik, Kosakata yang dikemukakan dalam teks biografi baik
apabila teks biografi yang dibuat memiliki penguasaan kata yang
memadai, pilihan dan bentuk kata terkadang masih salah, dan ungkapan
dalam teks masih salah namun tidak mengganggu.
3. Kosakata cukup, Kosakata yang dikemukakan dalam teks biografi cukup
apabila teks biografi yang dibuat memiliki penguasaan kata yang terbatas,
45
pilihan dan bentuk kata banyak yang salah, dan ungkapan dalam teks
membingungkan atau tidak jelas.
4. Kosakata Kurang, Kosakata yang dikemukakan dalam teks biografi
cukup apabila teks biografi yang dibuat memiliki penguasaan kata yang
rendah, pilihan dan bentuk kata rendah, dan ungkapan dalam sangat
rendah, atau tidak layak nilai.
46
2.4 Penelitian yang Relevan
Kabrina (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Model
Discovery Learning Terhadap Keterampilan Memproduksi Teks Ekposisi
Siswa Kelas VII SMP Negeri 30 Padang”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa setelah menggunakan model Discovery Learning siswa mendapatkan
nilai yang memuaskan, dikarenakan proses pembelajaran tersebut memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih dan mengekspresikan diri,
sehingga siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Marina (2015), mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat dengan
judul “Kemampuan Mengidentifikasi Teks Cerita Biografi Siswa Kelas VII
SMPN 12 Padang dengan Menggunakan teknik pemodelan”. Hasil penelitian
yang telah dilakukan terhadap kemampuan mengidentifikasi teks cerita biografi
siswa kelas VIII SMPN 12 Padang menggunakan teknik pemodelan berada pada
taraf kualifikasi baik (B) dengan nilai rata-rata 83.54 berada pada rentangan
76%-85%.
Dirwan Darmawangsa (2017) dengan judul “Efektivitas Pembelajaran
Menganalisis Cerita Pendek Menggunakan Model Discovery Learning”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model discovery learning dalam
pembelajaran menganalisis karakter dan karakterisasi pada siswa kelas XI SMA
Pasundan 1 Cianjur dapat meningkatkan efektivitas, minat siswa, dan hasil
belajar siswa.
Weni dkk (2018) dengan judul “Pengaruh Model Problem Based
Learning Berbantuan Media Audiovisual Terhadap Keterampilan Menulis Teks
47
Biografi” Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis data, penggunaan
model Problem Based Learning dibantu media audiovisual berpengaruh terhadap
keterampilan menulis teks tentang siswa kelas X SMA Semen Padang.
2.5 Variabel Penelitian
Sugiyono (2015:60) menyatakan bahwa variabel merupakan objek, yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain. Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua
hubungan yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).
Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini model Discovery Learning dan
model Problem Based Learning merupakan variabel bebas, sedangkan variabel
terikatnya adalah hasil belajar teks biografi.
2.6 Hipotesis Penelitian
Menurut Suryabrata (2011:69) Hipotesis penelitian adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, yang sebenarnya masih harus diuji
secara empiris Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah
jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya lewat penelitian.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Hasil Belajar
Teks Biografi yang diajarkan menggunakan Model Project Based Learnig
(PjBL) hampir sama dengan menggunakan model Discovery Learning pada
siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan
Randomized Subject, Posttest Control Group Design. Desain ini adalah salah
satu penelitian eksperimen dengan menggunakan dua kelompok (kelas) yang
keduanya akan diberikan postest, dua kelompok (kelas) tersebut akan dibagi
menjadi kelompok eksperimen dan satu lagi kelompok pembanding (kelas
control). Didalam desain ini kelompok (kelas) eksperimen diberikan perlakuan
dengan menggunakan model Project Based Learning dan pada kelompok (kelas)
pembanding diajarkan dengan Model Discovery Learning. Sesudah diberikan
perlakuan, kedua kelompok (kelas) diberikan tes akhir (postest) untuk mengukur
hasil belajar siswa. Kemudian data hasil belajar siswa tersebut dibandingkan
dengan menggunakan analisis dua rata-rata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dan perlakuan sebagai berikut:
Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian
Kelas Perlakuan Post Test
Model Project Based Learning X MIA1 T1
Model Discovery Learning X MIA 2 T2
49
Keterangan:
T1 = Pemberian Post-test pada kelas Project Based Learning
T2 = Pemberian Post-test pada kelas Discovery Learning
X1 = Pembelajaran dengan menggunakan Model Project Based Learning
X2 = Pembelajaran dengan menggunakan Model Discovery Learning
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek yang dikenakan dalam penelitian.
Menurut Sudjana (2015) “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,
hasil perhitungan ataupun mengukur, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang
dipelajari sifat-sifatnya”. Pada penelitian ini populasi adalah kelas X MAN 3 Kota
Banda Aceh.
Sebagian atau wakil populasi yang diteliti disebut sampel. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil sampel adalah siswa kelas X MIA1 sebagai
kelas eksperimen yang diajarkan dengan Model Project Based Learning dan X
MIA2 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan Model Discovery Learning.
Alasan pemilihan kedua kelas tersebut sebagai sampel adalah berdasarkan
pertimbangan guru bidang studi bahwa siswa kedua kelas tersebut mudah diajak
kerjasama, komunikatif dan kemampuan siswa tergolong heterogen.
50
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah. Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran
dan instrumen pengukuran. Instrumen pembelajaran terdiri atas RPP dengan
Model Project Based Learning, RPP dengan Model Discovery Learning
Learning, LKPD. Instrumen pengukuran berupa lembaran tes. Lembaran tes
berbentuk soal tes yang terdiri dari 1 soal essai yang mempunyai skor 100.
Adapun kisi-kisi dan bentuk soal yang digunakan dalam penelitan ini dapat
dilihat pada lampiran.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, teknik pengumpulan
data yang dilakukan adalah dengan menggunakan tes. Tes merupakan pemberian
soal- soal kepada siswa yang terpilih sebagai sample. Tes berfungsi untuk
memperoleh data tentang hasil belajar siswa. setelah proses pembelajaran
berlangsung peneliti mengadakan tes akhir (post-test). Bentuk tes yang
dilakukan pada kedua kelas. adalah sama yaitu berupa tes essay sebanyak 1
soal yang berbentuk essay dengan skor 100 dikerjakan dalam waktu 60 menit.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. Untuk
memperoleh data peneliti menyiapkan perangkat tes berupa soal-soal. Penyusun
51
butir soal mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.
3.5 Teknik Analisis Data
Tahap pengolahan data merupakan tahap yang paling penting dalam suatu
penelitian, karena pada tahap ini hasil penelitian dapat dirumuskan. Setelah data
terkumpul melalui tes hasil belajar, maka datanya diolah dengan menggunakan
analisis statistik uji – t sebagai alat pengujian hipotesis. Adapun statistik lain
yang diperlukan sehubungan dengan pengujian uji-t adalah:
Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang
diperoleh merupakan sebaran secara normal atau tidak. Untuk menguji
normalitas data digunakan uji chi kuadrat ( Langkah-langkah yang
dilakukan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
a. Sudjana (2002:91) mengemukakan langkah-langkah untuk membuat daftar
distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama yaitu:
1). Menentukan rentang (R) ialah data terbesar dikurangi data terkecil
2). Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan aturan
sturges yaitu: banyak kelas = 1 + (3,3) log n
3). Menentukan panjang kelas interval dengan rumus P =
4). Memilih ujung kelas bawah pertama, untuk ini bisa diambil data sama
dengan data terkecil atau data yang terkecil tetapi selisihnya harus
dikurangi data panjang kelas yang ditentukan.
52
b). Menghitung rata-rata tes akhir, digunakan rumus:
i
ii
f
xfx
Keterangan :
x = rataan
xi = data ke i
fi = frekuensi data ke i
if = ukuran data.
c) Menghitung varians tes akhir dapat digunakan rumus:
)1(
)(22
2
nn
xfxfns
iiii
Keterangan:
n = Banyak sampel
S2 = Varians
S = Simpangan baku
fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval
xi = Tanda kelas interval
d). Menghitung chi-kuadrat (2 ) menurut Sudjana dengan rumus
k
i
ii
E
EO
1 1
2
2)(
53
Keterangan:
2 = Statistik Chi-kuadrat
Oi = frekuensi Pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyak data
Langkah berikutnya adalah membandingkan 2 hitung dengan 2 tabel
dengan taraf signifikan 05,0 dan derajat kebebasan (dk) = k-3, jika
)3)(1(22
k maka data berdistribusi normal, jika sebaliknya maka data
tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui sampel dari
penelitian ini mempunyai varians yang sama atau tidak sama. Untuk menguji
kesamaan varians kedua sampel menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut;
a) H0: 2
2
2
1 (tidak terdapat perbedaan antara varians kelas eksperimen
dengan varians kelas kontrol)
b) H1: 2
2
2
1 (ada perbedaan antara varians kelas eksperimen dengan
varians kelas kontrol)
c) Tetapkan α
d) Kriteria penolakan H0
Tolak H0 bila:
54
F ≥),(
2
1
21vv
F
dengan F =2
2
2
1
S
S, dimana 2
2
2
1SS atau F ≥
),(2
1
21vv
F
dengan F =
2
1
2
2
S
S, dimana 2
1
2
2SS
Dengan v1 = n1-1, v2 = n2-1.
e) Menghitung statistik F
f) Kesimpulan
3. Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah di rumuskan tentang apakah hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Active Learning lebih
baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode Konvensional,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan Hipotesis
H0 : µ1 > µ2 : Hasil Belajar Teks Biografi yang diajarkan
menggunakan Model Problem Based Learnig (PBL) lebih baik
daripada yang diajarkan dengan menggunakan model Discovery
Learning pada siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh.
Ha : µ1 < µ2 : Hasil Belajar Teks Biografi yang diajarkan menggunakan
Model Project Based Learnig (PjBL) lebih rendah daripada yang
diajarkan dengan menggunakan model Discovery Learning pada
siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh.
55
Keterangan:
µ1 = rata-rata kelas eksperimen
µ2 = rata-rata kelas kontrol
2) Menetapkan nilai tingkat signifikan (α) = 5% = 0,05
3) Menetapkan kriteria penolakan H0
Ho diterima jika )1( tt
Ho ditolak untuk harga-harga t lainnya
4) Menentukan statistik hitung
2
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
xxt
dengan
2)(
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
SnSnS ,
Keterangan : = rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen = rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol
1n = jumlah sampel kelas eksperimen
2n = jumlah sampel kelas kontrol
S = varians gabungan
2
1S = varians kelompok eksperimen
2
2S = varians kelompok kontrol
Derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2.
56
6). Menarik kesimpulan ( H0 diterima atau H0 ditolak).
Kriteria pengujian didapat dari distribusi student t dengan dk = n1 + n2
– 2. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika )1( tt dan tolak Ho untuk
harga-harga t lainnya.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi tes mengenai
kemampuan siswa tentang teks biografi dengan menggunakan model Project
Based Learning pada kelas X MIA 1 dan discovery learning pada kelas X MIA 2.
Tes yang diberikan dikerjakan secara individu oleh para siswa. Sehingga,
kemampuan siswa dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan dalam teks
biografi dapat diperoleh dengan rinci.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian ini lebih kurang satu minggu, yaitu sejak
20 Januari sampai 26 Januari 2020. Penelitian dilakukan sebanyak empat kali
pertemuan. Peneliti merincikannya sebagai berikut:
Table 4.1 Rincian Kegiatan Penelitian
No Tanggal /
Hari
Kegiatan
Kelas X MIA 1 Kelas X MIA 2
1. Senin, 20
januari 2020
Pemberian materi teks
biografi kepada siswa kelas
X MIA 1 dengan model
Project Based Learning
-
2. Selasa , 21
januari 2020
-
Pemberian materi teks
biografi kepada siswa
Kelas X MIA 2 dengan
model Discovery
Learning
4. Kamis, 23
januari 2020
Pemberian materi teks
biografi kepada siswa kelas
X MIA 1 dengan model
project based learning
Pemberian materi teks
biografi kepada siswa
Kelas X MIA 2 dengan
model Discovery
Learning
Selasa , 28 Pemberian Posttest kepada
58
januari 2020 siswa kelas X MIA 1
dengan model project
based learning
-
Kamis, 30
januari 2020
-
Pemberian posttest
kepada siswa kelas X
MIA 2 dengan model
Discovery Learning
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Pengumpulan Data Tes
Data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini berupa hasil tes
kemampuan siswa mengubah teks biografi asli ke dalam bentuk bahasa sendiri
dengan mengunakan model pembelajaran project based Learning untuk Kelas X MIA
1 dan discoveri learning untuk Kelas X MIA 2. Setelah pembelajaran berlansung
peneliti mengadakan tes akhir. Tes ini bertujuan untuk melihat hasil keterampilan
mengubah teks biografi asli ke dalam bentuk bahasa sendiri.
Berikut ini analisis hasil penelitian pada post-test terhadap anak dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai Post Test Kelas X MIA 1 Menggunakan Model Project
Basect Learning
No Nama siswa Nilai Posttest
1 AT 70
2 DW 70
3 FA 80
4 FM 85
5 GM 65
6 HAF 80
7 IH 75
8 MK 80
9 MM 70
10 MH 80
11 MZN 85
12 MA 90
59
13 NAM 70
14 NF 60
15 N 70
16 NRF 75
17 NAI 85
18 PL 60
19 RAE 60
20 RU 60
21 RS 80
22 RZO 60
23 RA 65
24 RR 85
25 RKA 65
26 SAP 65
27 SM 80
28 UM 60
29 ZGH 85
30 ZK 75
31 Z 70
Data yang diperoleh dari hasil tes akhir (post-test) dengan penerapan
model Pembelajaran project basect learning pada kelas X MIA 1 dapat dilihat
sebagai berikut sebagai berikut:
4.2.1 Penskoran Data Nilai Kelas X MIA 1 Menggunakan Model Project Based
Learning
Adapun nilai yang diperoleh dari pemberian test akhir dapat dilihat seperti
yang tertera sebagai berikut:
60 60 60 60 60 60 60 65 65 65 65
70 70 70 70 70 70 75 75 80 80 80
80 85 85 85 85 90 95 95 95
Distribusi frekuensi untuk data test awal siswa sebagai berikut:
1. Menentukan rentang
Rentang (R) = Nilai Tertinggi –Nilai Terendah
60
= 95 – 60
= 35
2. Menentukan banyak kelas
Banyak kelas = ; dengan
=
= 5,9214
3. Menentukan panjang kelas (P)
Panjang kelas (P) =
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai test akhir siswa kelas X MIA 1
menggunakan model Project Based Learning
Nilai
Te
s
Frekuensi
( ) Titik
Teng
ah
( )
60 –
65 11 62,5 3.906,25 687,5 42.968,75
66– 71 6 69,5 4.692,25 411 28.153,5
72 –
77 2 74,5 5.550,25 149 11.100,5
78– 83 4 80,5 6.480,25 322 25.921
84 –
89 4 86,5 7.482,25 346 29.929
90 –
95 4 92,5 8.556,25 370 34.225
Jumlah 31 466
2.285,5 172.297,75
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2020
Dari tabel diperoleh nilai rata-rata dan varians sebagai berikut:
61
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )( ) 16,02
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai rata-rata ( )
variansnya ( ) dan simpangan bakunya ( ) Untuk
mengetahui apakah kelas tersebut mempunyai varians yang sama, maka terlebih
dahulu harus mempunyai syarat normalitas.
4.4 Uji Normalitas Data Test Akhir Siswa Kelas X MIA 1 dengan Model Project Based
Learning
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari hasil test
akhir dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.
Berdasarkan perhitungan untuk nilai tes akhir diperoleh ( )
variansnya ( ) dan simpangan bakunya ( ) Selanjutnya
perlu ditentukan batas-batas interval untuk menghitung luas dibawah kurva
normal untuk tiap-tiap kelas interval.
62
Dengan demikian untuk mencari Chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut:
∑( )
= 32,1274
Dengan taraf signifikan = 0,05 dan banyak kelas interval k = 6. Maka
derajat kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat besarnya adalah dk= k-1 = 6-1
= 5, dan tabel chi-kuadrat ( )( ) ) = ( )( ) = . Oleh karena . maka dapat disimpulkan bahwa data tes
akhir menggunakan model Project Based Learning berdistribusi tidak normal.
Setelah mengetahui hasil belajar teks biografi kelas X MIA 1 dengan
model project based learning, maka untuk membandingkan hasil belajar kedua
model tersebut peneliti terlebihdahulu harus mengetahui nilai siswa pada kelas X
MIA 2 dengan menggunakan model discovery learning. Berikut ini hasil akhir
kelas X MIA 2 menggunakan model discovery learning.
63
Tabel 4.4 Nilai Post Test kelas X MIA 2 menggunakan model Discovery Learning
No Nama siswa Nilai Posttest
1 ASF 70
2 AF 70
3 CR 80
4 ZZ 85
5 MWN 65
6 NF 80
7 MZ 75
8 IKS 80
9 SD 70
10 MBS 80
11 MS 85
12 TFR 90
13 MF 70
14 MM 60
15 FI 70
16 MS 75
17 NA 85
18 FF 60
19 KN 60
20 SS 60
21 SA 80
22 TQ 60
23 WHL 65
24 ZAS 85
25 ZFA 65
26 SM 65
27 EU 80
28 MU 60
29 HZ 85
30 YS 75
31 YM 70
64
4.4.1 Pengolahan Rata-rata dan Varians Tes Akhir kelas X MIA 2 menggunakan
model Discovery Learning
Adapun nilai yang diperoleh dari pemberian test akhir dapat dilihat seperti
yang tertera sebagai berikut:
60 60 60 70 70 70 70 70 75
80 80 80 80 85 85 85 85 85
85 85 90 90 90 90 90 90 90
100 100 100 100
Distribusi frekuensi untuk data test akhir kelas A siswa sebagai berikut:
a. Menentukan rentang
Rentang (R) = Nilai Tertinggi –Nilai Terendah
= 100 – 60
= 40
b. Menentukan banyak kelas
Banyak kelas = ; dengan
=
= 5,9214
c. Menentukan panjang kelas
Panjang kelas =
65
Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai test akhir siswa kelas X MIA 2
dengan model Discovery learning
Nilai
Tes
Frekuensi
( ) Titik Tengah
( )
60 – 66 3 63 189 3969 11907
67– 73 5 70 350 4900 24500
74 – 80 5 77 385 5929 29645
81– 87 7 84 588 7056 49392
88 – 94 7 91 637 8281 24843
95 –
101 4 98 392 9604 38416
Jumlah 31 483 254
1 39739 178703
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2020
Dari tabel diperoleh nilai rata-rata dan varians sebagai berikut:
( ) ( )
( ) ( ) ( )
66
( ) ( ) ( )
( )( )
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai rata-rata ( ) ,
variansnya ( ) dan simpangan bakunya ( ) Untuk
mengetahui apakah kelas tersebut mempunyai varians yang sama, maka terlebih
dahulu harus mempunyai syarat normali
Dengan demikian untuk mencari Chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut:
∑( )
= 16,6058
Dengan taraf signifikan = 0,05 dan banyak kelas interval k = 7. Maka
derajat kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat besarnya adalah dk= k-1 = 7-1
= 6, dan tabel chi-kuadrat ( )( ) ) = ( )( ) = . Oleh karena . maka dapat disimpulkan bahwa data tes
akhir kelas X MIA 2 menggunakan model Discovery Learning tidak normal.
67
4.5 Uji Homogenitas Data Tes Akhir
Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui sampel dari penelitian
ini mempunyai varians yang sama atau tidak sama. Untuk menguji kesamaan varians
kedua sampel menggunakan langkah-langkah sebagai berikut;
a) H0: 2
2
2
1 (tidak terdapat perbedaan antara varians kelas x mia 1 dengan varians
kelas x mia 2)
b) H1: 2
2
2
1 (ada perbedaan antara varians kelas X MIA 1 dengan varians kelas X
MIA 2)
Kelompok eksperimen Kelompok pembanding
Subjek Post-test Subjek Post-test
1 70 1 60
2 70 2 60
3 80 3 60
4 85 4 70
5 65 5 70
6 80 6 70
7 75 7 70
8 80 8 75
9 70 9 80
10 80 10 80
11 85 11 80
12 90 12 80
13 70 13 85
14 60 14 85
15 70 15 85
16 75 16 85
17 80 17 85
18 60 18 85
19 60 19 85
20 60 20 90
21 60 21 90
68
22 80 22 90
23 60 23 90
24 65 24 90
25 85 25 90
26 65 26 90
27 85 27 100
28 65 28 100
29 85 29 100
30 75 30 100
31 70 31 100
2580 2260
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata dan varians sebagai berikut:
∑ = 2580 = =83 ∑ = 6.656.400
∑ = 2260 = =72 ∑ = 5.107.600
t= √∑ ∑ ( )
= √ ( )
√
t= = 0,09
derajat kebebasan
t= -2
=31+31-2=60
ts= 0,05=1,67
ts= 0,01=2,39
69
dengan harga t=0,09 dan d.b.=60, kita lihat tabel pada lampiran v, harga t
kritik pada 1,67 dan 2,39. 0,09<1,67<2,39
kesimpulannya tidak terdapat perbedaan antara model project based learning
dan discoveri learning karena nilai t 0,09<1,67<2,39.
Dapat dilihat bahwa model project based learning dan discovery learning
memang sangat bagus untuk diterapkan dalam pembelajaran. Dapat kita lihat dari
pernyataan pakar-pakar sebagai berikut.
Thomas, dkk (dalam Rati, 2017) menyatakan bahwa Pembelajaran berbasis
proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang
lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
Berbasis Proyek (project-based learning) adalah suatu model yang menekankan
pada siswa untuk dapat belajar secara mandiri dengan memecahkan masalah yang
dihadapi serta mahasiswa juga dapat menghasilkan suatu proyek atau karya nyata.
Mulyasa, dkk (2016:127) penggunaan Discovery Learning ditujukan untuk
mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, serta merubah
pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Discovery Learning
mengubah modus expository peserta didik yang hanya menerima infromasi dari guru
ke modus discovery di mana peserta didik menemukan informasi sendiri. Nurdin,
dkk (2016:214-215) menjelaskan discovery learning merupakan model
pembelajaran yang melibatkan berbagai proses mental siswa untuk menemukan
70
suatu pengetahuan (konsep dan prinsip) dengan cara mengasimilasi berbagai
pengetahuan (konsep dan prinsip) yang dimiliki siswa. Pembelajaran discovery
learning bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa membangun
kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses
berpikir reflektif.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
Discovery Learning adalah suatu strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk
mencari dan menemukan sendiri suatu konsep atau prinsip yang tidak
diketahui sebelumnya. Hal ini tidak berarti bahwa guru menghentikan untuk
memberikan suatu bimbingan setelah masalah disajikan kepada siswa, tetapi
bimbingan yang diberikan dikurangi dan memberikan kesempatan yang lebih besar
kepada siswa untuk belajar sendiri. Dalam pembelajaran discovery, siswa
didorong untuk lebih aktif belajar dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan
guru mendorong mereka untuk memiliki pengalaman-pengalaman dan
menghubungkannya.
71
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingkan hasil belajar menggunakan
model project besict Learning dan discoveri learning pada keterampilan menulis
teks biografi dengan bahasa berbeda.
Pelaksanaan treatment dalam kegiatan penelitian ini yaitu penerapan
model project based Learning dan discovery learning selama dua kali. Tahapan
pelaksanaan nya yaitu , treatment pembelajaran menggunakan model project
based learning dan discovery learning dan treatment postest untuk dua kelas. Pada
saat peneliti melakukan tahapan-tahapan penelitian, anak-anak dapat dikontrol
karena peneliti melakukan penelitian dibantu oleh guru mata pelajaran di MAN 3
Kota Banda Aceh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengolahan data rata-
rata tes bahwa kemampuan keterampilan menulis teks biografi siswa berada pada
kategori kurang dan dibawah KKM yaitu 70.
Rendahnya nilai rata-rata disebabkan kurangnya keterampilan menulis
pada siswa dimana diperoleh nilai siswa yaitu dengan inisial AD mendapat
peroleh nilai 10 dimana mendapat skor 10 untuk aspek pemilihan judul
pemilihan judul dan 10 untuk aspek menentukan struktur kebahasaan dan
unsur kebahasaan. Setelah diterapkan model project based Learning dan
discovery learning mengalami peningkatan dengan perolehan nilai 60 dimana
mendapat skor 15 untuk aspek menentukan struktur, aspek pemilihan unsur
kebahasaan 20, 10 untuk aspek biografi pemilihan judul, dan mendapat skor 15
untuk pemilihan. Selain itu, siswa inisial Z mendapat peroleh nilai 65 dimana
72
mendapat skor 15 untuk aspek pemilihan judul dan 5 untuk aspek pemilihan
bahasa
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pada uji Test maka dapat dilihat bahwa
ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara pembelajaran menggunakan
PjBL dan discovery learning pada materi optik. Berikut adalah grafik yang
menggambarkan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah
diterapkannya PjBL dan discovery learning pada kelas X Mia 1 dan kelas X Mia 2.
Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat pada nilai harian siswa. rata-
rata hasil belajar siswa Pada kelas X Mia 1 terjadi peningkatan rata-rata hasil
belajar siswa sebesar 73,79 setelah diterapkannya PJBL. Pada kelas X Mia 2
terjadi peningkatan sebesar 79, setelah diterapkannya discovery learning. Adanya
perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkannya PjBL terjadi
karena siswa akan lebih mudah memahami materi dan lebih terasah hasil
belajarnya jika diberikan permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui permasalahan permasalahan yang diberikan dalam
bentuk LKS siswa akan lebih tertantang dalam menemukan solusi penyelesaiannya
karena permasalahan tersebut mudah mereka temui dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Mengetahui letak kesalahannya jika salah menjawab dan siswa yang
sudah benar dalam menjawab akan lebih memahaminya. Rata-rata hasil belajar
siswa yang menerapkan PjBL lebih tinggi begitu juga dengan menerapkan
discovery learning.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui rata-rata nilai pada kelas X Mia 1
sebesar 73,79 (kategori sedang) dengan rincian: siswa yang memperoleh kategori
73
tinggi sebanyak 5 siswa, kategori sedang 16 siswa dan 10 siswa memperoleh
kategori rendah. Sedangkan pada kelas X Mia 2 diketahui rata rata nilai siswa
hampir sama dengan X Mia 1. nilai rata-rata hasil belajar pada kelas X Mia 1 dan
kelas X Mia terkait proses pembelajaran dari kedua kelas tersebut. Pada kelas
eksperimen diterapkan model PjBL, sedangkan pada kelas control diterapkan
model discovery learning. Pada penelitian ini terungkap bahwa PjBL memberikan
pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini konsisten dengan penelitian
sebelumya, bahwa penelitian Lestari. Penerapan PjBL dalam pembelajaran,
kreatifitas siswa dapat dibangkitkan serta perhatian siswa terhadap masalah dan
pembelajaran yang diberikan sangat baik. Siswa lebih leluasa dalam penyampaian
ide dan pendapat serta kerjasama siswa terlihat sangat baik dalam kerja kelompok.
Konsep pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran, dijelaskan jika siswa
mampu menyusun dan membangun pengetahuannya sendiri melalui proses
pembelajaran maka pengetahuan yang dimiliki siswa akan lebih diingat dalam
jangka waktu yang lebih panjang. Penerapan model PjBL dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman, serta dapat mengasah kemampuan problem solving
yang berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
dalam pembelajaran yang mana dengan pembelajaran berdasarkan proyek
yang ada dalam kehidupan seharihari/kontekstual dengan adanya pemecahan
masalah yang akan mengasah kemampuan berpikir siswa. Siswa dituntut
memecahkan masalah, menganalisis permasalahan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Proses Tinggi Sedang Rendah pembelajaran akan lebih bermakna
dengan siswa menemukan jawabannya sendiri. PjBL membantu siswa terlatih
74
untuk berbagi informasi, mengevaluasi dan mengkritik kinerja anggota kelompok
lain. Melalui PjBL, siswa belajar untuk bekerja secara mandiri dan secara
berkelompok. Meskipun lebih dulu siswa menggunanakan self-direct learning, dan
melalui PBL juga siswa secara teratur berkumpul untuk berbagi, mengevaluasi,
dan mengkritik kinerja anggota kelompok yang lain selama diskusi kelompok.
Dalam pelaksanaannya, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari
4-5 orang. Selain untuk mempermudah proses pembelajaran, pembagian kelompok
juga ditujukan untuk memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampuan
berkomunikasi, teamwork, problem solving, dan kemampuan-kemampuan lainnya.
Seperti yang diungkapkan Awang dan Ramly (2008) bahwa Kelompok belajar
tidak hanya memfasilitasi tentang bertambahnya pengetahuan tapi juga
memfasilitasi beberapa kemampuan lain yang dibutuhkan seperti ke-mampuan
berkomunikasi, teamwork, problem solving, kesadaran untuk belajar secara
mandiri, berbagi informasi, dan meng-hargai anggota kelompok yang lain. Oleh
karena itu, PjB dan DL bisa menjadi gagasan sebagai metode mengajar kelompok
kecil yang mengombinasikan bertambahnya pengetahuan dengan berkembangnya
keterampilan keterampilan umum dan sikap. Dalam penerapannya di sekolah,
PjBL memerlukan waktu yang cukup banyak dan materi yang akan disampaikan
serta kemampuan siswa juga harus diperhatikan. Pada materi optik seharusnya ada
tiga kali percobaan yaitu pada pokok bahasan pembiasan cahaya, dan
pembentukan bayangan pada lensa, namun pada penerapannya hanya dua kali
percobaan dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. Jika
75
tetap dilaksanakan percobaan maka waktu untuk menyelesaikan materi optik akan
lebih lama.
76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Simpulan
Berdasarkan hasil data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
tidak Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas X Mia 1 yang
menerapkan PjBL dan kelas X Mia 2 yang menerapkan discovery learning. Pada
kelas X Mia 1 rata-rata hasil belajar yang diperoleh meningkat menjadi 73,79
dengan kenaikan skor rata-rata. Pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar yang
diperoleh meningkat menjadi 79,62 dengan kenaikan skor rata-rata. Rata rata hasil
belajar siswa pada kelas yang diterapkan PjBL lebih hampir sama dengan kelas
yang diterapkan discovery learning. Hal tersebut juga didukung dengan data
peningkatan hasil belajar siswa.
5.2 Saran
1. Berdasarkan selama proses pembelajaran berlangsung dan analisis hasil
belajar siswa, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1) bagi penulis dan pembaca dapat dijadikan referensi yang lebih inovatif dan
lebih bervariasi serta berperan aktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan keterampilan dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran
kurikulum 2013;
2) Pembelajaran dengan menerapkan PjBL dan DL dapat dijadikan salah satu
alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
77
3) Guru dapat menerapkan PjBL dan DL dengan cara memberikan contoh karya
di awal pembelajaran untuk memancing minat siswa. Dapat juga dalam
bentuk LKS untuk memfasilitasi siswa mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, teamwork, dan problem solving.
4) Guru hendaknya memperkirakan waktu yang akan diperlukan dalam
menerapkan PjBL dan DL.
78
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Simpulan
Berdasarkan hasil data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tidak
Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas X MIA 1 yang menerapkan
Project Based Learning dan kelas X MIA 2 yang menerapkan Discovery
Learning. Pada kelas X MIA 1 rata-rata hasil belajar yang diperoleh meningkat
menjadi 73,72 dengan kenaikan skor rata-rata. Pada kelas kontrol rata-rata hasil
belajar yang diperoleh meningkat menjadi 81,96 dengan kenaikan skor rata-rata.
Rata rata hasil belajar siswa pada kelas yang diterapkan Project Based Learning
hampir sama dengan kelas yang diterapkan Discovery Learning. Hal tersebut
dapat dilihat dari data hasil belajar siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan selama proses pembelajaran berlangsung dan analisis hasil
belajar siswa, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1) bagi penulis dan pembaca dapat dijadikan referensi yang lebih baik dan lebih
bervariasi serta berperan aktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran kurikulum 2013;
2) Pembelajaran dengan menerapkan PjBL dan DL dapat dijadikan salah satu
alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
79
3) Guru dapat menerapkan PjBL dan DL dengan cara memberikan contoh karya di
awal pembelajaran untuk memancing minat belajar siswa.
4) Guru hendaknya memperkirakan waktu yang akan diperlukan dalam menerapkan
PjBL dan DL.
Daftar Pustaka
Afriana, J. (2015). Project Based Learning (PjBL). Bandung: Sekolah Pascasarjana
UPI.
Anggoro, B. S. (2016). Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematis Melalui
Discovery Learning dan Model Pembelajaran Peer Led Guided Inquiry. Al-
Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 11-20.
Abidin y 2012 pembelajaran membaca berbasis pendidikan. Edidi pertama
bandung
Abidin, 2012:190 Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Akhadiah, dkk.
(1996). Menulis. Bandung: Dikbud. Arikunto, S. (2002). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arsyad. A.
(2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Huda, M.
(2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Bruner dalam budiningsih (2012:43) Satriana, E. D., Trisnamansyah, S., & Iriant,
Y. (2018). Manajemen Contextual Teaching and Learning Berbasis
Karakter dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika. Fokus
Manajemen Pendidikan, 1(1), 25-36.
Depdikbud. (2014). PERMENDIKBUD No.58 Th. 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Perrtama/Madrasah Tsanawiyah
Hayati, M. N., Supardi, K. I., & Miswadi, S. S. (2013). Pengembangan pembelajaran
ipa smk dengan model kontekstual berbasis proyek. Innovative Journal of
Curriculum and Educational Technology, 2(1).
Helm dan Katz (dalam nasir, 2017)Analisis Kesulitan Belajar dan Miskonsepsi
Mahasiswa dalam Praktikum Berbasis Proyek Muhammad Nasir Program
Studi Tadris (Pendidikan) Fisika, IAIN Palangka Raya.
Hosnan, 2014:295 Giarti, S. (2015, November). Peningkatan Keterampilan Proses
Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model
PBL Terintegrasi Penilaian Autentik Pada Siswa Kelas VI SDN 2 Bengle,
Wonosegoro. In Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (Vol.
1, No. 1).
Honsan, 2014: 282 Hadi, W. (2016). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Siswa
SMP Melalui Pembelajaran Discovery Dengan Pendekatan
Saintifik. Kalamatika: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 93-108.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Scientific dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Kristin, F., & Rahayu, D. (2016). Pengaruh penerapan model pembelajaran
discovery learning terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas 4
SD. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(1), 84-92.
Kemendikbud, ( dalam afriana, 2015:08-07) Prasetyaningsih, S. A. (2015). Analisis
Deskriptif Faktor–Faktor Penyebab Motivasi Berprestasi Rendah Pada
Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi Universitas Negeri
Semarang (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG).
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Politeknik
Negeri Media Kreatif. Kemendikbud. (2013). Buku Guru Bahasa Indonesia
Kelas X Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. (2013). Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Ekspresi
Diri dan Akademik. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbut (2014:45) NUGRAHA, A. (2017). Pembelajaran Mengabstraksi Teks
Cerita Pendek Dengan Menggunakan Teknik Cutting-Gluing Pada Siswa
Kelas Xi Sma Nugraha Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017 (Doctoral
dissertation, FKIP UNPAS).
Kemendikbud. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mulyadi, E. (2015). Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatan
Kinerja dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMK. Jurnal Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, 22(4), 385-395.
Moursund dan kemendikbut,( dalam afriana, 2015:16) di Mts Negeri Yogyakarta, I. I.
Analisis Manajemen Implementasi Kurikulum 2013.
Mulyadi, 2015 Mulyadi, E. (2015). Penerapan Model Project Based Learning untuk
Meningkatan Kinerja dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMK. Jurnal
pendidikan teknologi dan kejuruan, 22(4), 385-395.
Mulyasa, dkk (2016:127) Munjamil, A., & Bisri, M. (2018). Manajemen Sarana
Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di MAN Karanganom
Klaten Tahun Pelajaran 2016/2017 (Doctoral dissertation, IAIN Surakarta).
Mulyasa. E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Mulyasa. E. (2013). Pengembangan Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: PT. Remaa Rosdakarya.
Muhibbin Syah.2013, Psikologi Pendidikan,Dengan Pendekatan Baru , Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Nurdin (2016:219) Sinulingga, K., Tarigan, R., Bukit, N., & Ginting, E. M. (2006).
Menerapkan Model Pembelajaran Keterampilan Proses Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Bahasan Suhu Dan
Pemuaian DI KELAS VIII SMPN 10 MEDAN.
Nurdin, Syarifuddin dan Adriantoni. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Edisi Ke-
1. Jakarta: Rajawali Pers.
Nasir, M. (2017). Analisis kesulitan belajar dan miskonsepsi mahasiswa dalam
praktikum berbasis proyek. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains &
Matematika, 5(1), 56-65.
Nasir 2017(Dalam Roestiyah, 2012:20) Ayu, N. P. Perbandingan Hasil Belajar Antara
Metode Inquiry Dan Metode Discovery Pada Pelajaran Ekonomi Di
Sma. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(12).
Suprihatiningrum, 2013:145 Maharani, B. Y. (2017). Penerapan model pembelajaran
discovery learning berbantuan benda konkret untuk meningkatkan hasil
belajar IPA. e-Jurnal Mitra Pendidikan, 1(5), 549-561.
Prastowo, 2013: 68 Kusumaningtyas, E. (2017). Analisis Kelayakan Bahan Ajar
Kearsipan Berbasis Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Pemanfaatan Guru Dan
Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 6 Surakarta. Jurnal Informasi Dan Komunikasi Administrasi
Perkantoran, 2(1).
Priyatni, Endah Tri. (2014). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi aksara.
Rati, N. W., Kusmaryatni, N., & Rediani, N. (2017). Model pembelajaran berbasis
proyek, kreativitas dan hasil belajar mahasiswa. JPI (Jurnal Pendidikan
Indonesia), 6(1), 60-71.
Raka joni (dalam nasir, 2017) Noor, A. Y. M., & Rosli, Q. (2017). Perkembangan
Metodologi Pengajaran Dan Pembelajaran Hadith Di Negeri Kedah.
SYAM, A. N. (2016). Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) terhadap hasil belajar biologi siswa di kelas VIII MTs Madani
Alauddin Paopao.
Siwa, I. B., & Muderawan, I. W. (2013). Pengaruh pembelajaran Berbasis Proyek
dalam Pembelajaran Kimia terhadap Keterampilan Proses Sains ditinjau
dari gaya kognitif siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA
Indonesia, 3(1).
Sani, 2013:89 Yazidi, A. (2014). Memahami Model-model Pembelajaran Dalam
Kurikulum 2013 (the Understanding of Model of Teaching in Curriculum
2013). Jurnal Bahasa, Sastra Dan Pembelajarannya (JBSP), 4(1), 89-95.
Trianto, 2013:22 Jaya, M. T. B., Riswandi, R., & Arif, S. (2019, June). Model
Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pada
Kurikulum 2013 Tingkat Sekolah Dasar (Sd) Berbasis Pembentukan
Karakter Siswa. In Seminar Nasional Pendidikan 2015 (pp. 559-567).
Trianto, 2013:24 Sidabutar, C., Ellyza, E., & Hermawati, A. Penerapan Model
Pembelajaran Discovery Learning Pada Materi Lingkaran Untuk
Meningkakatkan Hasil Belajar Matematika. JS (JURNAL SEKOLAH), 3(2),
176-183.
Thomas (dalam rati 2017) MUSLIMAH, R. (2017). Perbandingan Efektivitas
Dynamic Back Stretch Dan Core Stability Untuk Pengurangan Nyeri Low
Back Pain Pada Lansia Di Landungsari (Doctoral dissertation, University
of Muhammadiyah Malang).
Thomas dkk (dalam rati 2017) Muslimah, R. (2017). Perbandingan Efektivitas
Dynamic Back Stretch Dan Core Stability Untuk Pengurangan Nyeri Low
Back Pain Pada Lansia Di Landungsari (Doctoral dissertation, University