Top Banner
PERBANDINGAN BERITA HEADLINE (Analisis Framing) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berita headline (berita utama) mencerminkan perhatian terhadap peristiwa tertentu. Headline dalam sebuah surat kabar merupakan representasi dari media itu sendiri dalam memandang penting tidaknya suatu peristiwa. Pemilihan headline sangat berpengaruh pada khalayak pembacanya. Terutama masyarakat yang daya kritis dan analitiknya kurang. Pengaruh media massa terutama berita headline terhadap masyarakat ditanggapi ketua umum Partai Hanura, Wiranto terkait Pemilu mendatang. Inggried Dwi Wedhaswary dalam kompas.com mengutip pernyataan Wiranto. Calon Wakil Presiden pasangan Jusuf Kalla itu mengatakan pers memegang peranan penting dalam Pemilu mendatang bagi Indonesia yang didominasi masyarakat tradisional, daya analitiknya rendah. Sehingga apa yang disajikan media, itu yang diikuti.
33

PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Mar 27, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

PERBANDINGAN BERITA HEADLINE (Analisis Framing)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berita headline (berita utama) mencerminkan perhatian

terhadap peristiwa tertentu. Headline dalam sebuah surat

kabar merupakan representasi dari media itu sendiri dalam

memandang penting tidaknya suatu peristiwa. Pemilihan

headline sangat berpengaruh pada khalayak pembacanya.

Terutama masyarakat yang daya kritis dan analitiknya kurang.

Pengaruh media massa terutama berita headline terhadap

masyarakat ditanggapi ketua umum Partai Hanura, Wiranto

terkait Pemilu mendatang. Inggried Dwi Wedhaswary dalam

kompas.com mengutip pernyataan Wiranto. Calon Wakil Presiden

pasangan Jusuf Kalla itu mengatakan pers memegang peranan

penting dalam Pemilu mendatang bagi Indonesia yang

didominasi masyarakat tradisional, daya analitiknya rendah.

Sehingga apa yang disajikan media, itu yang diikuti.

Page 2: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Setiap media dalam memandang suatu peristiwa mempunyai

peluang berbeda dalam mengkonstruksikannya. Sehingga boleh

jadi satu peristiwa yang sama bisa berbeda dalam

penyajiannya. Sesuai dengan sudut pandang mana memandangnya.

Atau sangat mungkin dirasuki oleh ideologi dan kepentingan

tertentu. Sehingga peristiwa satu bisa dinggap penting oleh

media yang satu, tapi tidak bagi yang lain. Tergantung pada

siapa dalam media itu.

Amin Rais pernah menggambarkan posisi media sebagai

layaknya ’anjing penjaga’. Mudah dikendalikan pemiliknya dan

media tak ubahnya sebagai ’sirkus’ semata yang gampang

dikendalikan oleh pihak yang punya kepentingan.

Dalam pemberitaan, terutama pemilihan headline media

dituntut untuk bersikap adil dan netral serta objektif.

Namun pada kenyataan tidak. Sangat banyak peristiwa yang

sebenarnya sangat krusial namun media cenderng

mengabaikannya. Sebagai contoh kasus model Indonesia,

Manohara Adelia Pinot yang cenderung dibesar-besarkan namun

Page 3: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

pada saat bersamaan terjadi penertiban PKL yang menyebabkan

meninggalnya anak kecil.

Kasus lain, pada saat SBY berkunjung ke Korea Selatan

dan Vietnam, media ramai-ramai meliput itu dan sanga sedikit

ruang untuk demonstrasi besar-besaran para buruh menuntut

kenaikan gaji mereka. Di sinilah terlihat bagaimana media

membingkai sebuah peristiwa sehingga seolah-olah sangat

penting walau pada hakikatnya biasa-biasa saja. Karena

mereka punya kepentingan.

Media massa pada dasarnya sangat sulit bersikap netral

karena mereka dihantui oleh berbagai kepentingan. Belum lagi

aspek ideologi. Berbagai kepentingan, baik bisnis maupun

politik sangat berpengaruh pada bagaimana membingkai

peristiwa terntentu.

Dalam proses perkembangan kebudayaan manusia,

komunikasi massa menjadi proses dan bidang ilmu komunikasi

yang mempunyai tingkat pengaruh yang cukup penting pada

kehidupan manusia sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam

perkembangan manusia, komunikasi massa memainkan peranan

Page 4: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

penting bagi perubahan dan dinamika sosial manusia. Berita,

dalam konteks komunikasi massa yang berkembang sampai

sekarang, selalu muncul dalam benak dan pikiran manusia.

Berita yang disusun dalam benak manusia bukan merupakan

peristiwa manusia. Berita bukan adalah peristiwa itu

sendiri. Berita merupakan usaha rekonstruksi kerangka

peristiwa yang terjadi. Berita dalam konteks komunikasi

massa, lebih merupakan inti yang disesuaikan dengan kerangka

acuan yang dipertimbangkan agar peristiwa itu memiliki makna

bagi para pembacanya.

Berita dalam kapasitasnya sebagai pembentuk dan

dinamisator pengolahan interpretasi atas peristiwa manusia,

menjadi hal yang sangat penting dalam proses pembentukan

konstruk sosial. Berita, pada titik tertentu, sangat

mempengaruhi manusia merumuskan pandangannya tentang dunia.

Pandangan terhadap dunia adalah bingkai yang dibuat oleh

manusia untuk menggambarkan tentang apa dan bagaimana dunia

dipahami. Berbagai pengalaman hidup manusia dimaknai dalam

bingkai tersebut. Tanpa adanya bingkai yang jelas, kejadian,

Page 5: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

peristiwa dan pengalaman manusia akan terlihat “kacau” dan

chaos. Bingkai pengalaman dapat dilihat sebagai “skenario

awal” yang memposisikan setiap pengalaman dan peristiwa

dalam plot cerita yang kurang lebih runtut, rasional dan

sistematis.

Kehadiran surat kabar merupakan pengembangan suatu

kegiatan yang sudah lama berlangsung dalam dunia diplomasi

dan di lingkungan dunia usaha. Surat kabar pada masa awal

ditandai oleh wujud yang tetap, bersifat komersial (dijual

secara bebas), memiliki beragam tujuan (memberi informasi,

mencatat, menyajikan adpertensi, hiburan, dan desas-desus),

bersifat umum dan terbuka.

Surat kabar lahir di abad tujuh belas di mana sudah

terdapat pemisahan yang jelas antara surat kabar pemerintah

dan surat kabar komersial. Namun, surat kabar pemerintah

lebih sering dijadikan corong penguasa saat itu. Hal ini

berbeda dengan surat kabar komersial. Pengaruh surat kabar

komersial merupakan tonggak penting dalam sejarah komunikasi

Page 6: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

karena lebih menegaskan perannya dalam pelayanan masyarakat

dan buka sebagai terompet penguasa.

Sejak awal perkembangannya surat kabar telah menjadi

lawan yang nyata atau musuh penguasa mapan. Secara khusus,

surat kabar pun memiliki persepsi diri demikian. Citra pers

yang dominan dalam sejarah selalu dikaitkan dengan pemberian

hukuman bagi para pengusaha percetakan, penyunting dan

wartawan, perjuangan untuk memperoleh kebebasan pemberitaan,

pelbagai kegiatan surat kabar untuk memperjuangkan

kemerdekaan, demokrasi, dan hak kelas pekerja, serta peran

yang dimainkan pers bawah tanah di bawah penindasan kekuatan

asing atau pemerintahan diktator. Penguasa mapan biasanya

membalas persepsi diri surat kabar yang cenderung tidak

mengenakan dan menegangkan bagi kalangan pers.

Terlepas dari adanya kemunduran besar, sejarah juga

mencatat adanya kemajuan yang pesat dan menyeluruh dalam

rangka mewujudkan kebebasan mekanisme kerja pers. Kemajuan

itu kadangkala menimbulkan sistem pengendalian yang lebih

ketat terhadap pers. Pembatasan hukum menggantikan tindak

Page 7: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

kekerasan, termasuk penerapan beban fiskal. Dewasa ini,

institusionalisasi pers dalam sistem pasar berfungsi sebagai

alat pengendali sehingga surat kabar modern sebagai badan

usaha besar justru menjadi lebih lemah dalam menghadapi

semakin banyak tekanan dan campur tangan.

Lebih dari itu, penyampaian sebuah berita ternyata

menyimpan subjektivitas penulis. Bagi masyarakat biasa,

pesan dari sebuah berita akan dinilai apa adanya. Berita

akan dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan

objektivitas. Namun, berbeda dengan kalangan tertentu yang

memahami betul gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam

terhadap pemberitaan, yaitu dalam setiap penulisan berita

menyimpan ideologis/latar belakang seorang penulis. Seorang

penulis pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis

terhadap data-data yang diperoleh di lapangan.

Misalnya, analisis tentang Ekonomi Pancasila. Ekonom

yang memiliki ideologi sosialis akan menulis dengan analisis

yang dibumbui ideologinya. Demikian pula dengan penulis yang

memiliki latar belakang kapitalis. Meskipun keduanya

Page 8: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

memiliki data-data yang sama, tapi hasil analisis keduanya

pasti akan memiliki cita rasa ekonomi sosialis dan

kapitalis.

Oleh karena itu, diperlukan sebuah analisis tersendiri

terhadap isi berita sehingga akan diketahui latar belakang

seorang penulis dalam menulis berita. Hal ini akan

memberikan dampak positif terhadap pembaca itu sendiri.

Pembaca akan lebih memahami mengapakah seorang penulis (atau

institusi pers: Kompas, Republika, Jawa Pos, dan lain-lain)

menulis berita sehingga seminimal mungkin menghindari

terjadinya respon yang reaksional. Pembaca tidak akan

fanatik terhadap salah satu institusi pers dengan alasan

ideologi. Artinya, masyarakat akan lebih dewasa terhadap

pers. Dari berbagai asumsi dasar di atas, maka penulis

mengangkat judul :

Perbandingan Berita Headline Pada Halaman Depan AntaraHarian Fajar dan Harian Tribun Timur Periode Agustus-

Desember 2009

(Analisis Framing)

B. Rumusan Masalah

Page 9: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Dari Latar Belakang di atas, maka penulis dapat menarik

rumusan masalah :

1. Bagaimana perbandingan kecenderungan tema yang diangkat

sebagai headline antara harian Fajar dan Tribun Timur

periode Agustus-Desember 2009.

2. Tema-tema apa saja yang sering menjadi berita headline

pada halaman muka harian Fajar dan Tribun Timur

periode Agustus-Desember 2009.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbandingan kecenderungan tema

yang diangkat sebagai headline antara harian Fajar dan

Tribun Timur periode Agustus-Desember 2009.

2. Untuk mengetahui Ideologi di balik Tema-tema yang

sering menjadi berita headline pada halaman muka

harian Fajar dan Tribun Timur periode Agustus-

Desember 2009.

Page 10: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

b. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teroritis

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

sumbangsih teoritis bagi pengembangan ilmu komunikasi,

khususnya bagi pengembangan penelitian yang bersifat

analis framing.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat

menjelaskan bagaimana Harian Fajar dan Tribun Timur

membingkai dan memandang suatu peristiwa.

D. Kerangka Konseptual Penelitian

a. Studi tentang Headline

Headline dapat diartikan sebagai berita utama.

Secara bahasa head berarti kepala. Line berarti garis.

Jadi dapat diartikan kepala garis atau kepala berita.

Dalam media cetak, headline merupakan berita yang

paling banyak dibaca dan menarik perhatian. Jika

Page 11: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

peristiwa itu dijadikan headline maka pihak terkait

atau khalayak menganggapnya sebagai peristiwa penting.

Di sinilah media sangat berperan membentuk opini publik

(public opinion).

Headline yang peneliti maksud adalah berita utama

yang ditempatkan pada halaman depan surat kabar yang

diteliti. Hal ini menjadi pertimbangan karena headline

yang berada pada halaman depan adalah peristiwa yang

dianggap penting oleh pemilik dan orang-orang yang

berada di media tersebut.

Menurut Grand, M. Hyde dalam bukunya The Journalitic

Writing, mengatakan bahwa judul dalam sebuah surat kabar

dapat dinamakan headline. Sedangkan dalam Majalah

disebut heading atau titles.

Terdapat dua pengertian tentang headline. Headline

sebagai judul berita. Dan headline sebagai berita utama

yang ditonjolkan. Cirinya menggunakan huruf lebih besar

dibanding dengan yang lain.

Page 12: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

b. Analisis Framing pada Headline Harian Fajar dan Harian

Tribun Timur

Dalam analisis framing merupakan analisis

bagaimana media membingkai sebuah berita. Dalam

analisis ini yang ditekankan adalah bagaimana berita

dibingkai. Sisi mana yang ditekankan dan pada sisi mana

yang hendak dilupakan.

Menurut Panuju (2003:1), frame analysis adalah

analisis untuk membongkar ideologi di balaik penulisan

informasi. Robert N. Entman, seorang ahli yang

meletakkan dasar-dasar bagi analisis framing untuk

studi isi media, mendefinisikan framing sebagai seleksi

dari berbagai aspek realitas yang diterima dan membuat

peristiwa itu lebih menonjol dalam suatu teks

komunikasi. Dalam banyak hal seperti menyajikan secara

khusus definisi terhadap masalah, interpretasi sebab

akibat, evaluasi moral dan tawaran penyelesaian

sebagaimana masalah itu digambarkan.

Page 13: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Entman melihat framing dalam dua dimensi besar,

yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-

aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan

adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna,

lebih menarik, berarti atau lebih diingat oleh

khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau

mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk

diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami

suatu realitas.

Dalam praktiknya, framing dijalankan oleh media

dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang

lain, dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan

menggunakan berbagai strategi wacana, penempatan yang

mencolok (headline depan atau bagian belakang),

pengulangan, pemakaian label tertentu ketika

menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan,

asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi dan

simplifikasi. Semua aspek itu dipakai untuk membuat

Page 14: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi

bermakna dan diingat oleh khalayak.

Dengan framing kita juga bisa mengetahui bagaimana

perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh

wartawan ketika menyeleksi dan menulis berita. Cara

pandang atau persfektif ini pada akhirnya menentukan

fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan

dan hendak dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita

tersebut.

Gamson dan Modigliani, peneliti yang konsisten

mengimplementasikan konsep framing, menyebut cara

pandang itu sebagai kemasan (package) yang mengandung

konstruksi makna atas peristiwa yang akan diberitakan

(Eriyanto, 2002:217-287). Menurut mereka, frame adalah

cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir

sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu

wacana.

Page 15: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Kemasan (package) adalah serangkaian ide-ide yang

menunjukkan isu apa yang dibicarakan dan peristiwa mana

yang relevan. Package adalah semacam skema atau

struktur pemahaman yang digunakan individu untuk

mengonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan,

serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia

terima. Package tersebut dibayangkan sebagai wadah atau

struktur data yang terorganisir sejumlah informasi yang

menunjukkan posisi atau kecendrungan politik, dan yang

membantu komunikator untuk menjelaskan muatan–muatan di

balik suatu isu atau peristiwa.

Keberadaan suatu package terlihat dari adanya

gagasan sentral yang kemudian didukung oleh perangkat-

perangkat wacana seperti kata, kalimat, pemakaian

gambar atau grafik tertentu atau proposisi dan

sebagainya, awalnya elemen dan struktur wacana tersebut

mengarah pada ide tertentu dan mendukung ide sentral

suatu berita.

Page 16: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Proses pemberitaan dalam organisasi media akan

sangat mempengaruhi frame berita yang akan

diproduksinya. Frame yang diproses dalam organisasi

media tidak lepas dari latar belakang pendidikan

wartawan sampai ideologi institusi media tersebut. Ada

tiga proses framing dalam organisasi media. Proses

tersebut :

1. Proses framing sebagai metode penyajian realitas

dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak

diingkari secara total, melainkan dibalikkan

secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap

aspek-aspek tertentu saja, dengan menggunakan

istilah-istilah yang mempunyai konotasi tertentu,

dan dengan bantuan foto, karikatur dan alat

ilustrasi lainnya.

2. Proses framing merupakan bagian tak terpisahkan dari

proses penyuntingan yang melibatkan semua pekerja

di bagian keredaksian media cetak. Redaktur,

dengan atau tanpa konsultasi dengan redaktur

Page 17: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

pelaksana, menentukan apakah laporan si reporter

akan dimuat ataukah tidak, serta menentukan judul

yang akan diberikan.

3. Proses framing tidak hanya melibatkan para pekerja

pers, tetapi juga pihak-pihak yang bersengketa

dalam kasus-kasus tertentu yang masing-masing

berusaha menampilkan sisi informasi yang ingin

ditonjolkannya (sambil menyembunyikan sisi lain).

Proses framing menjadikan media massa sebagai

arena di mana informasi tentang masalah tertentu

diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara

berbagai pihak yang sama-sama menginginkan

pandangannya didukung pembaca.

Dalam proses framing pada akhirnya akan membawa

efek. Karena sebuah realitas bisa jadi dibingkai dan

dimaknai berbeda oleh media, bahkan pemaknaan itu bisa

jadi akan sangat berbeda. Realitas sosial yang kompleks

penuh dimensi dan tidak beraturan, disajikan dalam

berita sebagai sesuatu yang sederhana, beraturan dan

Page 18: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

memenuhi logika tertentu. Berdasarkan penyederhanaan

atas kompleksnya realitas yang disajikan media,

menimbulkan efek framing, yaitu: Pertama. Framing yang

dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu dan

mengaburkan aspek yang lain. Framing umumnya ditandai

dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas,

akibatnya ada aspek lain yang tidak mendapat perhatian

yang memadai. Kedua. Framing yang dilakukan oleh media

akan menampilkan sisi tertentu dan melupakan sisi yang

lain. Dengan menampilkan sisi tertentu dalam berita ada

sisi lain yang terlupakan, menyebabkan aspek lain yang

penting dalam memahami realitas tidak mendapat liputan

dalam berita. Ketiga. Framing yang dilakukan media akan

menampilkan aktor tertentu dan menyembunyikan aktor

yang lain. Efek yang segera terlihat dalam pemberitaan

yang memfokuskan pada satu pihak, menyebabkan pihak

lain yang mungkin relevan dalam pemberitaan menjadi

tersembunyi.

Page 19: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Analisis framing dapat digambarkan sebagai

analisis untuk mengetahui bagaimana realitas

(peristiwa, aktor, atau apa saja) dibingkai oleh media.

Pembingkaian ini melalui proses yang disebut

konstruksi. Di sini realitas sosial dimaknai dan

dikonstruksi dengan makna tertentu.

Analisis ini berangkat dari pertanyaan-pertanyaan,

kenapa peristiwa yang satu diberitakan sementara

peristiwa yang lainnya tidak diberitakan? Mengapa sisi

yang ini dibicarakan sementara sisi yang itu tidak

dibahas sama sekali? Mengapa realitas didefinisikan

seperti itu? Mengapa narasumber itu yang diwawancarai,

bukan yang lain? Pertanyaan itu adlalah bagaimana

pentingnya melihat framing atau bingkai dalam

pemberitaan media.

Dalam analisis framing mengenai headline halaman

depan surat kabar harian Fajar dan Tribun Timur

bertujuan untuk mengetahu bagaimana realitas

dikonstruksi antara kedua media tersebut. Juga dengan

Page 20: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

cara apa peristiwa itu ditonjolkan. Apakah dalam

pemberitaannya ada bagian yang dihilangkan, luput atau

disengaja disembunyikan. Dengan cara seperti itu

peneliti berharap mampu mengidentifikasi ideologi yang

diperjuangkan.

Analisi Framing adalah metode untuk melihat cara

bercerita (story telling) media atas suatu peristiwa. Cara

bercerita itu tergambar pada ’cara melihat’ terhadap

realitas yang dijadikan berita. Sebagai suatu metode,

analisis framing banyak mendapat pengaruh dari

sosiologi dan psikologi. Dari sosiologi banyak mendapat

sumbangan pemikiran dari Peter Berger dan Ervin

Goffman. Dari psikolg mendapat sumbangan dari teori

yang berhubungan dengan skema dan kognisi. Dalam ranah

penelitian media, Analisis ini masuk dalam paradigma

konstruksionis. Pandangan in banyak dipengaruhi Berger

dan Luckaman.

Media dilihat dari paradigma kontruksionis bahwa

fakta/peristiwa yang disajikan adalah hasil dari

Page 21: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

konstruksi realitas. Dalam media, realitas bersifat

subjektif. Realitas hadir karena konsep subjektifitas

dan sudut pandang tertentu dari wartawan.

c. Harian Fajar

Pada mulanya harian Fajar berada pada naungan

yayasan penerbit mingguan yang bernama Yayasan Penerbit

Express yang didirikan Rasyid Djibbie pada tahun 1967.

Surat kabar mingguan ini terbit atas izin pemerintah

dengan nomor SIT 0565/pers/SK/Dirjen-PPG/SIT/1967.

Beberapa tahun kemudian, menteri penerangan RI dengan

nomor 0565/Pers/SK/Dirjen-PG/SIT/1972 tanggal 28 Maret

1972 dan surat izin cetak pelaksanaan khusus panglima

komando pemulihan keamanan dan ketertiban daerah

Sulselra nomor Kep/29/Kamd/STC/1974 tanggal 30 Juli

1974. memutuskan bahwa Express mingguan berubah menjadi

harian.

Tahun 1981 Harian Express dirundung masalah

kesulitan dana, sehingga Express tidak terbit.Tahun

1981,Harun Rasyid Djibe memohon surat izin penerbitan

Page 22: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

kembali surat kabar Harian Express bekerja sama dengan

Muh. Alwi Hamu dan S. Sinansari Ecip. Hingga pada

tanggal 6 April 1981, Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika

Departemen Penerangan kembali memberi izin terhadap

pemohon, Rasyid Djibbie, Muh. Alwi Hamu dan S.

Sinansari Ecip.

Sejak saat itu, harian yang bernama Express

berganti nama dengan Harian Fajar. Tepat 17 Agustus

1981 terbit perdananya sebagai coba-coba dan sekedar

perkenalan. Nanti pada 1 Oktober 1981 Harian Fajar

terbit secara resmi dengan opla sekitar 5000 Eksemplar

di bawah naungan Yayasan Ekspress.

Naman Harian Ekspres berubah menjadi Harian Fajar

disebabkan pada waktu dilakukan permintaan untuk

menerbitkan harian Ekspress harus menggunakan nama

baru, Harian Fajar. Nama ”Fajar” secara filosofis

mengandung arti bahwa fajar selalu terbit dibagian

timur wilayah Indonesia. Hal ini diharapkan Harian

Page 23: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Fajar menjadi penerang bagi alam disekitarnya

(terkhusus Indonesia Timur).

Pada 1987 , Harian Fajar kembali mengalami

kemunduran karena faktor dana. Karena itulah 1988

Harian Fajar berusaha untuk bangkit dengan cara

bergabung dengan perusahaan media yang mapan. Harian

Fajar kemudian bergabung pada Group Jawa Pos dan Tempo,

bersama Manunung di Balikpapan. Saat itulah Harian

Fajar kembali bangkit dan berkembang sampai sekarang.

d. Harian Tribun Timur

Tribun Timur adalah salah satu dari sembilan

kelompok surat kabar daerah yang dikelola PT.

Indopersada Primamedia, devisi koran daerah kelompok

Kompas Gramedia (KKG). Di Makassar KKG bekerja sama

dengan Bosowa Group dalam mendirikan Tribun Timur. Aksa

Mahmud adalah nama besar yang berada di balik

berdirinya Tribun Timur. Keberadaan Aksa juga dapat

dilihat dari susunan pengurus perusahaan yang masuk

dalam jajaran redaksi pada jajaran direksi ada putra

Page 24: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Aksa, yakni H. Erwin Aksa sebagai komisaris Utama, dan

komisaris oleh Sadikin Aksa.

Tribun Timur terbit perdana pada 9 Februari 2003

sekaligus hari ngannngatiapulang tahunnya, juga

bertepatan dengan Hari Pers Nasional. Sejak terbit pada

bulan pertama harian Tribun Timur disebar dan dibagi-

nbagi gratis sebagai perkenalan bagi calon pelanggan.

Pada bulan pertama Tribun Timur terbit dengan 30.000

ekslampar setiap harinya. Di tahun 2005 Harian Tribun

Timur sudah terbit dengan opla 42.000 ekslampar.

Lima bulan lamanya terbit,Tribun Timur

melaksanakan pelatihan penulisan bagi reporter dan

redaktur yang nantinya akan menjadi ciri dan gaya khas

redaksi dalam pembuatan berita. Kompetisi surat kabar

di Sulsel tak membuat Tribun Timur harus kehilangan

karakter. Pada ulang tahunnya yang ketiga. Tribun Timur

mendeklarasikan satu tahapan penting perkembangannya,

hadir dengan motto ”Pemimpin Baru” yang sebelumnya

”Spirit Baru Makassar”. Lima tahun bersaing dengan

Page 25: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

surat kabar yang sudah lama eksis di Sulsel. Ternyata

Tribun Timur di bidang bisnis, mampu menempatkan

dirinya sebagai pimpinan di bidang jurnalistik dan

Public Opinion.

Penulis dengan menggunakan teori kostruksionis Berger

dan Luckman, dalam menganalisa headline pada halaman depan

surat kabar harian Fajar dan Tribun Timur menempuh tahapan

analisis seperti di bawah ini:

E. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasi

judul penelitian ini. Dan sekaligus menyamakan persepsi

terhadap judul ini, maka penulis menguraikannya terlebih

dahulu.

1. Perbandingan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia

adalah sebuah kata untuk mengetahui perbedaan (selisih)

dan kesamaan.

2. Berita Headline (berita utama) adalah berita yang

dianggap penting melalui rapat redaksi dan kebijakan

Page 26: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

redaksional, judulnya besar dan beritanya panjang,

biasanya ditempatkan pada halaman muka yang mudah

dilihat. Headline yang dimaksud hanya yang ada pada

halaman depan, selain itu tidak termasuk.

3. Halaman Depan yang dimaksud di sini adalah lembaran

paling depan dari sebuah surat kabar.

4. Harian Fajar adalah nama sebuah lembaga media massa

cetak lokal di Sulawesi Selatan. Pada terbitan

perdananya 17 Agustus 1981 bernaung di bawah yayasan

Express dan di bawah pengawasan (group) Jawa Post.

5. Harian Tribun Timur adalah nama media massa cetak lokal

di Sulsel yang dinaungi PT. Indopersada Primadia.

Terbitan perdanya pada 9 Februari 2003.

6. Analisi Framing adalah metode untuk melihat cara

bercerita (story telling) media atas suatu peristiwa.

Cara bercerita itu tergambar pada ’cara melihat’

terhadap realitas yang dijadikan berita.

F. Metode Penelitian

a. Objek dan Waktu Penelitian

Page 27: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Objek penelitian ini adalah berita headline pada

halama muka media massa cetak lokal yang tersebar di

Sulselbar, yakni Harian Fajar dan Tribun Timur. Waktu

penelitian akan berlangsung pada Agustus-Desember 2009.

b. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini bersifat kualitatif.

Penelitian ini didasarkan pada berita headline Harian

Fajar dan Tribun Timur dari bulan Agustus-Desember

2009. Penggunaan analisis framing ini adalah berusaha

bagaimana membongkar ideologi di balik pemberitaan

kedua surat kabar lokal tersebut. Penelitian ini bisa

juga disebut penelitian interpretatif. Karena data

hasil yang dikumpulkan merupakan interpretasi terhadap

data dari objek penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, data utama diperoleh

dari peneliti sendiri yang secara langsung turun di

lapangan untuk memperoleh data dari objek penelitian.

Penelitian ini dilakukan secara intensif tiap hari

Page 28: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

dengan menganalisis berita headline pada kedua surat

kabar tersebut.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini tentunya berpatokan pada kebutuhan

analisa. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan

adalah:

Ø Penelitian Pustaka (library research) atau studi

literatur. Dengan jalan mempelajari dan mengkaji

literatur-literatur yang berhubungan dengan

permasalahan yang dikaji.

Ø Pengamatan (observasi), dengan mengamati secara

langsung kondisi yang terjadi di lapangan yang

memiliki relevansi terhadap permasalahan yang

dikaji.

Ø Dokumentasi, pengumpulan data-data kedua surat kabar

tersebut, harian Fajar dan Tribun Timur.

Page 29: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

d. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah berita

headline pada halaman muka harian Fajar dan Tribun

Timur periode Agustus-Desember 2009. Untuk menjaga

kurangnya data, maka penentuan sampel dilakukan dengan

menggunakan total sampling. Hal ini dimaksudkan untuk

mentabulasi berita headline secara keseluruhan agar

tidak ada berita yang lepas.

Penentuan surat kabar ditetapkan peneliti karena

kedua media cetak ini merupakan media cetak lokal yang

tergolong besar dan menguasai pasar se Sulawesi Selatan

dan Sulawesi Barat.

e. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis framing

Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Model ini

membagi struktur analisis menjadi empat bagian:

a. Sintaksis adalah cara wartwan menyususn berita.

Struktur sintaksi memiliki perangkat: 1) Headline

Page 30: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

merupakan berita yang dijadikan topik utama oleh

media. 2) Lead (teras berita) merupakan paragraf

pembuka dari sebuah berita yang biasanya mengandung

kepentingan lebih tinggi. Struktur ini sangat

tergantung pada ideologi penulis terhadap

peristiwa. 3) Latar 4) informasi, 5) Kutipan, 6)

Sumber, 7) Pernyataan, dan 8) Pentup berita.

c. Skrip adalah cara wartawan mengisahkan fakta.

Struktur skrip memfokuskan perangkat framing pada

kelengkapan berita: What (apa), When (kapan), Who

(siapa), Where (di mana), Why (mengapa), How

(bagaimana). Tematik adalah cara wartawan menulis

fakta. Struktur tematik mempunyai perangkat

framing: a) Detail, b) Maksud dan hubungan kalimat,

c) Nominalisasi antar kalimat, d) Koherensi, e)

Bentuk kalimat, f) Kata ganti. Unit yang diamati

adalah paragraf atau proposisi

d. Retoris adalah cara wartawan menekankan fakta.

Struktur retoris mempunyai perangkat framing:

Page 31: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

1. Leksikon/pilihan kata. Perangkat ini merupakan

penekanan terhadap sesuatu yang penting.

2. Grafis

3. Metafor

4. Pengandaian

Unit yang diamati adalah kata, idiom, gambar/foto,

dan grafis

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2004. Methods for Media Analysis. www.lboro.com

Budiman, Kris. 2004. Semiotika Visual. Yogayakarta: Buku Baik &

Seni Cemeti.

Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Panuju, Redi. 2003. Framing Analysis. Makalah. Surabaya:

Universitas dr. Sotomo.

Page 32: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Tafsir Sosial atas Kenyataan:

Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES

Panuju, Redi. 2002. Relasi kuasa negara, media massa, dan publik: pertarungan

memenangkan opini publik dan peran dalam transformasi social. Pustaka

Pelajar.

Rakhmat, Jalaluddin dan Rakhmat , Miftah F. 1997. Catatan Kang Jalal:

Visi Media, Politik dan Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Scheufele, Dietram A. 1999. Framing as Theory of Media Effect.

Makalah. International Communication Assosiation.

Sobur, Alex. 2001. Analisis teks media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Suyanto, Bagong dan Sutina. Cetakan ke-3,September. 2007.

Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta.

Kencana.

Utomo, Mochtar W. 2003. Perbandingan Content Analysis,

Framing Analysis, Discourse Analysis, dan |Semiotic

Analysis. Makalah. Surabaya: Universitas dr. Sotomo.

--------------------------------------

Proposal Penelitian

PERBANDINGAN BERITA HEADLINE PADA HALAMAN DEPAN ANTARA HARIANFAJAR DAN HARIAN TRIBUN TIMUR PERIODE AGUSTUS-DESEMBER 2009(Analisis Framing)

Page 33: PERBANDINGAN BERITA HEADLINE

Oleh : Abd Rauf NIM : 50500106021

JURUSAN JURNALISTIK FAKULTAS DAKWAH & KOMUNIKASI UNIVERSITASISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2009