PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGIN MESIN TOYOTA KIJANG 5K (KOMPRESOR DAN KONDENSOR) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh : TAUFIQ DWI SETIAWAN NIM. I 8609032 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
79
Embed
PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN …... · Gambar 2.9 Kondensor laluan tunggal ... Gambar 2.19 Gambar komponen kopling magnetic ... Gambar 4.5 Melepas plat penekan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGIN MESIN TOYOTA KIJANG 5K
(KOMPRESOR DAN KONDENSOR)
PROYEK AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
Oleh :
TAUFIQ DWI SETIAWAN NIM. I 8609032
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan terhadap Allah SWT, yang
telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan proyek akhir dengan
judul PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM
PENDINGIN MESIN TOYOTA KIJANG 5K (KOMPRESOR DAN KONDENSOR)
dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu halangan apapun. Laporan proyek akhir
ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah proyek akhir
dan merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa D III Teknik Mesin Otomotif
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memperoleh gelar Ahli
Madya (A.Md)
Dalam penulisan laporan Proyek Akhir ini penulis menyampaikan banyak terima
kasih atas bantuan semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun, dengan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Didik Djoko Susilo, ST. MT. selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Bapak Heru Sukanto, ST. MT. selaku Ketua Program D III Teknik Mesin
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Bapak Eko Prasetya Budiana, ST. MT. selaku pembimbing Proyek Akhir I
4. Bapak Zainal Arifin, ST. MT. selaku pembimbing Proyek Akhir II
5. Bapak Ir. Wijang Wisnu Raharjo, MT. selaku Pembimbing Akademik
6. Bapak Rohmat dan Bapak Solikin selaku laboran di Laboratorium Motor Bakar
7. Bapak Saryanto selaku mekanik ahli yang mendampingi saat perbaikan
berlangsung
8. Rekan-rekan D III Otomotif yang angkatan 2009 semuanya, terima kasih atas
kerjasama, dukungan, dan motivasinya selama ini.
Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Proyek Akhir ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari sempurna, dikarenakan oleh keterbatasan penulis sebagai
manusia. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya, aamiin.
Surakarta, 5 Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAKSI
Taufiq Dwi Setiawan, 2012, PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGIN MESIN TOYOTA KIJANG 5K (KOMPRESOR DAN KONDENSOR) Program Studi Diploma III Teknik Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju seperti saat ini, Air Conditioner (AC) pada mobil bukanlah sesuatu yang baru. Seperti halnya pada mobil Toyota Kijang 5K ini, pada awalnya mobil ini telah dilengkapi dengan sistem AC, akan tetapi tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga sistem AC hanya bisa menghembuskan udara saja namun suhunya tidak dingin. Sehingga memerlukan adanya perbaikan pada komponen-komponennya, dan penambahan refrigerant ke dalam sistem AC.
Setelah diamati unjuk kerja sistem AC, ditemukan beberapa kerusakan. Yang pertama kompresor tidak bekerja karena magnetic clutch tidak aktif. Yang kedua yaitu tidak adanya refrigerant dalam sistem AC tersebut, yang dikarenakan terdapat kebocoran pada sistem AC tersebut. Juga diketahui bahwa jenis dari kompresornya adalah tipe swash plate, dan kondensornya adalah tipe parallel flow. Perbaikan dilakukan pada setiap komponen AC meliputi pembongkaran komponen, pemeriksaan part setiap komponen, dan perakitan kembali komponen.
Dari perancanaan kerja yang dibuat berdasarkan dasar-dasar dari literature yang ada, maka sistem AC dapat diperbaiki dengan lancar. Sehingga sistem AC kembali bekerja dengan baik, dan semua komponen dapat bekerja dengan maksimal. Diperoleh suhu ruangan yang cukup dingin pada kabin mobil Toyota Kijang 5K ini.
Kata kunci : Kompresor dan kondensor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAKSI .................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 1 1.3 Tujuan Proyek Akhir ................................................................... 2 1.4 Batasan Masalah .......................................................................... 2 1.5 Manfaat Proyek Akhir ................................................................. 2 1.6 Metode Penulisan ......................................................................... 2 1.7 Sistematika Penulisan .................................................................. 3
BAB II DASAR TEORI ................................................................................. 5 2.1 Sistem Pengkondisian Udara ....................................................... 5 2.2 Komponen Sistem AC Mobil ...................................................... 6
2.2.1 Komponen utama sistem AC mobil ................................... 6 2.2.2 Bahan tambahan sistem AC mobil ................................... 19 2.2.3 Komponen elektrik sistem AC mobil ............................... 21 2.2.4 Prinsip kerja sistem AC .................................................... 25 2.2.5 Langkah penvakuman mesin pendingin ........................... 27 2.2.6 Langkah pengisian refrigeran ........................................... 27 2.2.7 Throuble shooting ............................................................ 28
2.3 Sistem Pendingin Mesin ............................................................ 29 2.3.1 Macam sistem pendinginan .............................................. 31 2.3.2 Proses pendinginan pada mesin ........................................ 34 2.3.3 Komponen-komponen sistem pendingin air .................... 34
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR ................................................ 42 3.1 Perencanaan Perbaikan Sistem AC ............................................ 42
3.1.1 Tahap pemeriksaan sistem ............................................... 42 3.1.2 Tahap pemeriksaan komponen ......................................... 43 3.1.3 Tahap perbaikan komponen ............................................. 44
3.2 Gambar Komponen Sistem AC ................................................. 46
BAB IV PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 49 4.1 Pemeriksaan Sistem AC .............................................................. 49
4.1.1 Pemeriksaan secara visual ................................................ 49 4.1.2 Pemeriksaan secara fungsional ......................................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4.1.3 Analisa penyebab kerusakan ............................................ 50 4.2 Rencana Perbaikan Sistem AC ................................................... 50 4.3 Data Hasil Pengukuran Awal ..................................................... 51 4.4 Daftar Harga Barang Yang Dibutuhkan ................................... 52 4.5 Perbaikan Komponen AC .......................................................... 52
4.6 Data Hasil Pengukuran Akhir .................................................... 64 4.7 Pembahasan ............................................................................... 64
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 67 5.1 Kesimpulan ................................................................................. 67 5.2 Saran ........................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kompresor torak tipe crankshaft ..................................................... 7 Gambar 2.2 Mekanisme kompresi kompresor tipe crankshaft ........................... 8 Gambar 2.3 Kompresor tipe swash plate ............................................................ 9 Gambar 2.4 Mekanisme kompresi kompresor swash plate ................................ 9 Gambar 2.5 Kompresor tipe Wobble plate.......................................................... 10 Gambar 2.6 Kompresor tipe through vane.......................................................... 11 Gambar 2.7 Mekanisme kerja kompresor Through vane .................................... 12 Gambar 2.8 Kondensor ....................................................................................... 12 Gambar 2.9 Kondensor laluan tunggal ............................................................... 13 Gambar 2.10 Gambar pipa kapiler ...................................................................... 14 Gambar 2.11 Katup ekspansi otomatis ............................................................... 15 Gambar 2.12 Katup ekspansi thermostatik ......................................................... 15 Gambar 2.13 Evaporator ..................................................................................... 16 Gambar 2.14 Konstruksi evaporator tipe plate fin .............................................. 16 Gambar 2.15 Konstruksi evaporator tipe serpentine fin ..................................... 17 Gambar 2.16 Konstruksi evaporator tipe drawn cup .......................................... 17 Gambar 2.17 Receiver dryer ............................................................................... 18 Gambar 2.18 Extra fan ........................................................................................ 21 Gambar 2.19 Gambar komponen kopling magnetic ........................................... 22 Gambar 2.20 Kopling magnetic switch menutup ................................................ 22 Gambar 2.21 Pressure switch ............................................................................. 23 Gambar 2.22 Tipe aliran fan blower ................................................................... 23 Gambar 2.23 Sirocco fan .................................................................................... 24 Gambar 2.24 Rangkaian saat suhu evaporator dingin......................................... 24 Gambar 2.25 Rangkaiaan saat suhu evaporator hangat ...................................... 25 Gambar 2.26 Prinsip Kerja AC Mobil ................................................................ 26 Gambar 2.27 Proses pengosongan refrigerant .................................................... 27 Gambar 2.28 Proses pengisian Refrigerant ......................................................... 28 Gambar 2.29 Neraca panas pada mesin .............................................................. 30 Gambar 2.30 Pendinginan Udara Secara Alamiah .............................................. 31 Gambar 2.31 Kipas pada roda gila dengan pengarah aliran ............................... 32 Gambar 2.32 Sirkulasi alamiah di mesin dengan radiator ................................. 33 Gambar 2.33 Sirkulasi dengan tekanan pompa ................................................... 33 Gambar 2.34 Konstruksi radiator ....................................................................... 35 Gambar 2.35 Konstruksi tutup radiator .............................................................. 35 Gambar 2.36 Kerja katup pengatur tekanan dan katup vakum ........................... 36 Gambar 2.37 Radiator dengan tangki reservoir ................................................. 36 Gambar 2.38 Konstruksi pompa air .................................................................... 37 Gambar 2.39 Penggerak kipas dengan motor listrik ........................................... 38 Gambar 2.40 Cara kerja kipas pendingin listrik ................................................. 39 Gambar 2.41 Thermostat tipe wax ...................................................................... 39 Gambar 2.42 Katup thermostat pada saat suhu 80-90 ºC ................................... 40 Gambar 2.43 Thermostat dengan katup by pass ................................................. 40 Gambar 2.44 Thermostat dengan katup by pass pada saat dingin ...................... 41 Gambar 2.45 Thermostat dengan katup by pass pada saat panas ....................... 41 Gambar 3.1 Diagram alir pemeriksaan sistem .................................................... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3.2 Diagram alir pemeriksaan komponen ............................................. 43 Gambar 3.3 Diagram alir perbaikan kompresor .................................................. 44 Gambar 3.4 Diagram alir perbaikan fan kondensor ............................................ 45 Gambar 3.5 Diagram alir perbaikan kondensor .................................................. 46 Gambar 3.6 Kompresor swash plate ................................................................... 47 Gambar 3.7 Piston kompresor ............................................................................. 47 Gambar 3.8 Poros Kompresor ............................................................................. 47 Gambar 3.9 Kondensor parallel flow .................................................................. 48 Gambar 3.10 Katup ekspansi thermal type ......................................................... 48 Gambar 4.1 Sirip-sirip kondensor ....................................................................... 49 Gambar 4.2 Kompresor pada engine Toyota Kijang 5K .................................... 53 Gambar 4.3 Kompresor yang akan dibongkar .................................................... 53 Gambar 4.4 Melepas mur pengikat magnetic clutch ........................................... 54 Gambar 4.5 Melepas plat penekan ...................................................................... 54 Gambar 4.6 Melepas snap ring pulley kompresor .............................................. 54 Gambar 4.7 Melepas pulley dengan tracker kaki tige ........................................ 55 Gambar 4.8 Melepas snap ring .......................................................................... 55 Gambar 4.9 Melepas kumparan magnetic clutch ................................................ 55 Gambar 4.10 Melepas lubang dischard dan suction ........................................... 55 Gambar 4.11 Melepas baut pengikat cover atas ................................................. 56 Gambar 4.12 Melepas cover atas ........................................................................ 56 Gambar 4.13 Melepas plat katup hisap dan seal cover ....................................... 56 Gambar 4.14 Melepas silinder atas dan silinder bawah ...................................... 57 Gambar 4.15 Poros .............................................................................................. 57 Gambar 4.16 Piston dan silinder ......................................................................... 57 Gambar 4.17 Mencuci poros dengan bensin ....................................................... 58 Gambar 4.18 Pemeriksaan silinder kompresor ................................................... 58 Gambar 4.19 Pemeriksaan piston kompresor ..................................................... 59 Gambar 4.20 Kompresor di kompresi udara ....................................................... 60 Gambar 4.21 Kompresor dimasukan dalam air .................................................. 60 Gambar 4.22 Komponen unit kondensor ............................................................ 61 Gambar 4.23 Kondensor disikat.......................................................................... 62 Gambar 4.24 Kondensor disemprot udara .......................................................... 62 Gambar 4.25 Meluruskan sirip-sirip kondensor ................................................. 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Beberapa gangguan, penyebab, dan perbaikan pada sistem AC ......... 29 Tabel 4.1 Daftar harga barang yang dibutuhkan ................................................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pengkondisian udara merupakan sistem yang penting di dalam suatu
kendaraan. Karena hal ini menyangkut dengan kenyamanan dalam berkendara. Pada
mobil Toyota Kijang 5K ini sudah terdapat sistem AC, namun sistem ini tidak bekerja
atau rusak. Sehingga mengakibatkan rasa kurang nyaman saat mobil dikendarai
terutama pada siang hari, karena udara dalam kabin yang panas.
Agar kondisi dalam kabin dapat nyaman saat dikendarai maka sistem AC
perlu diperbaiki. Sehingga sistem AC dapat kembali bekerja dengan baik, dan dapat
mengkondisikan udara di dalam kabin mobil Toyota Kijang 5K. Apabila sistem AC
dapat bekerja dengan baik, maka ruang dalam kabin mobil Toyota Kijang 5K akan
terasa nyaman saat dikendarai meskipun pada siang hari yang panas.
1.2 Perumusan Masalah
Sebagai alat pengkondisian udara, AC sangat mudah kita temukan di rumah,
gedung, perkantoran, hotel, bahkan di kendaraan. Bisa dikatakan dimana terdapat
aktivitas manusia maka disitu ada AC sebagai penyejuk udara yang bertujuan untuk
kenyamanan manusia.
Dalam kendaraan, sistem AC sudah cukup dikenal. Terlebih sekarang dengan
populasi kendaraan yang terus bertambah, maka keberadaan AC sudah tidak asing
lagi sebagai bagian dari kendaraan atau mobil. Bahkan sudah menjadi fitur utama
pada sebagian besar mobil zaman sekarang. Dengan adanya pemakaian AC dalam
mobil, maka akan membutuhkan suatu perawatan pada sistem maupun komponen-
komponennya.
Proyek akhir ini dimaksudkan untuk memperbaiki sistem AC yang sudah ada
dalam mobil Toyota Kijang 5K yang sedang mengalami kerusakan yang
mengakibatkan sistem AC tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga menimbulkan
suasana yang kurang nyaman saat mobil dikendarai pada cuaca yang panas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Agar sistem AC pada mobil Toyota Kijang 5K dapat bekerja dengan baik lagi,
diperlukan perbaikan pada sistem AC meliputi beberapa komponen AC terutama
pada kompresor dan kondensor yang mungkin sedang terjadi kerusakan. Perlu
dilakukan pengamatan secara teliti pada sistem kerja AC pada mobil ini, untuk
mencari letak kerusakan dan penyebab kerusakan tersebut agar dapat diperbaiki
dengan tuntas dan agar dapat berfungsi dengan baik kembali.
1.3 Tujuan Proyek Akhir
Tujuan dari pelaksanaan proyek akhir ini adalah :
1. Dapat mengetahui dan memahami sistem AC pada mobil Toyota Kijang 5K.
2. Dapat mencari letak kerusakan yang terjadi pada sistem AC Toyota Kijang 5K
3. Dapat memperbaiki kerusakan pada komponen sistem AC Toyota Kijang 5K
terutama kompresor dan kondensor
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas agar permasalahan yang dibahas tidak
melebar, maka batasan-batasan masalah proyek akhir ini adalah :
1. Perhitungan performance sistem AC Toyota Kijang 5K diabaikan
2. Perhitungan mekanika dudukan kompresor dan kondensor Toyota Kijang 5K
diabaikan
3. Pembahasan komponen AC Toyota Kijang 5K lebih ditekankan pada kompresor
dan kondensor
1.5 Manfaat Proyek Akhir
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang sistem pendingin
udara khususnya proses perbaikan kompresor dan kondensor pada sistem pendingin
udara mobil Toyota Kijang 5K.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Bagi Universitas
Sebagai referensi untuk perbaikan sistem pendingin udara yang lebih baik
dan efektif terutama pada mobil Toyota Kijang 5K.
1.6 Metode Pengambilan Data
Data-data yang didapatkan penulis sebagai bahan-bahan dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dengan:
1. Eksperimen
Dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung dan mencatat
secara langsung pada objek yang diperbaiki. Juga dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada narasumber atau kepada pihak-pihak lain yang
dapat memberikan informasi sehingga membantu dalam penulisan laporan ini.
2. Literatur
Dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari buku-buku
yang ada kaitannya dengan judul tugas akhir.
1.7 Sistematika Penulisan
Laporan penulisan Proyek Akhir ini disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan proyek akhir,
batasan masalah, manfaat proyek akhir, metode pengambilan data, dan sistematika
penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari dari beberapa sistem yang
dikerjakan dalam proyek ini.
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
Bab ini berisi dari beberapa rencana kerja dan gambar yang dapat menjelaskan
dari langkah-langkah kerja yang akan dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB IV PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi dari proses perbaikan yang telah menjadi perencanaan kerja di
awal, dan berisi mengenai pembahasan masalah yang ada pada saat perbaikan
berlangsung.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Sistem Pengkondisian Udara
Air Conditioner (AC ) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur atau
mengkondisikan kualitas udara yang meliputi sirkulasi udara, mengatur
kelembaban udara, mengatur kebersihan udara dan untuk memurnikan udara.
Dalam kebanyakan bangunan berukuran sedang dan besar, panas dipindahkan
dengan menggunakan udara, air dan kadang – kadang refrigerant. Perpindahan
panas ini seringkali dengan membawa energi tersebut dari suatu ruangan ke suatu
penyerap kalor sentral ( unit refrigerasi ) atau membawa kalor dari sumber kalor
(pemanas atau ketel ) ke ruangan.
Keberadaan AC mobil sudah tidak asing lagi bagi pemakai kendaraan
pribadi di Indonesia. Pada kondisi iklim tropis yang umumnya bertemperatur
tinggi ( rata-rata 30ºC ) serta kelembaban tinggi ( rata-rata 75%) sehingga
keberadaan AC mobil sangat dibutuhkan. Kondisi udara tropis ini memberikan
rasa tidak nyaman saat berkendara di dalam mobil, terlebih di daerah perkotaan
dengan tingkat hunian serta polusi yang tinggi.
Tuntutan kehadiran AC mobil hampir menjadi suatu keharusan. Di sisi lain,
saat musim penghujan tiba, ketiadaan AC mobil dalam kendaraan sangat
merepotkan pengemudi. Kelembaban yang sangat tinggi di dalam kabin
kendaraan serta temperatur permukaan kaca depan yang sering berada di bawah
titik embun akan memudahkan terbentuknya lapisan embun pada kaca depan
bagian dalam. Akibatnya pandangan pengemudi menjadi kabur sehingga sangat
membahayakan keselamatan pengguna kendaraan tersebut.
Dengan demikian keberadaan AC mobil memberikan dua fungsi penting bagi
pengemudi mobil. Pertama di saat hari yang panas, AC mobil dapat
mempertahankan temperatur serta kelembaban dalam kabin pada kondisi nyaman
( sekitar 23ºC, kelembaban 50% ) sepanjang perjalanan. Kedua, saat kondisi jalan
dalam keadaan hujan, AC mobil dapat menjaga temperature permukaan kaca
depan dibawah titik embun sehingga mencegah terbentuknya embun pada kaca
depan bagian dalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Air Conditioning System atau sistem pengkondisian udara dialirkan ke dalam
ruang penumpang. Bila suhu udara di dalam kendaraan cukup tinggi akan
menimbulkan gerah. Suhu udara yang nyaman secara umum bagi setiap orang
berkisar 20º-28ºC dengan kelembaban udara antara 30%-70%. Dengan kata lain,
kondisi ruang akan nyaman bila udaranya dingin dan relatif kering.
Pada dasarnya sistem AC mobil bekerja berdasarkan siklus refrigerasi
kompresi uap. Dalam hal ini AC mobil berfungsi mengatur kondisi udara di dalam
kabin kendaraan dengan cara mengambil panas serta mengkondensasikan uap air
melalui evaporator. Panas yang diserap dari kabin dialirkan keluar melalui
kondensor. Proses perpindahan panas ini dapat terjadi karena adanya refrigerant
yang mengalir dalam saluran tertutup dengan bantuan kompresor. Pada proses ini
perlu adanya perbedaan tekanan untuk mengimbangi perbedaan temperatur di
dalam serta di luar kabin. Perbedaan tekanan ini dipertahankan oleh kompresor
dan katup ekspansi.
Udara panas di dalam ruangan kabin dialirkan oleh blower melewati
evaporator. Refrigerant di dalam evaporator yang bersuhu dingin menyerap panas
dari udara yang dialirkan sehingga udara yang berhembus keluar evaporator
menjadi dingin dan nyaman bagi pengemudi mobil. Refrigeran yang menyerap
panas akan berubah wujud dari cair menjadi uap bersuhu panas lalu dialirkan
menuju konensor.
Di dalam kondensor panas refrigerant dilepas, diserap oleh udara luar yang
lebih dingin. Sehingga uap refrigerant yang ada kembali berubah wujud menjadi
cair. Refrigeran cair ini dialirkan kembali ke evaporator
sehingga diperoleh siklus yang terus menerus.
2.2. Komponen Sistem AC Mobil
2.2.1. Komponen Utama Sistem AC mobil
Sistem AC mobil terdiri dari komponen utama sebagai berikut :
1. Kompresor
Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem AC. Kompresor akan
mengkompresi gas refrigerant sampai tekanan dan suhu yang tinggi pada sisi
discharge (sisi tekanan tinggi) dan menghisap gas refrigerant bertekanan rendah
pada sisi suction (sisi tekanan rendah).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Gas refrigerant dalam evaporator yang bertekanan rendah dihisap oleh
kompresor melalui sisi suction, kemudian akan dikompresi sehingga tekanannya
akan naik dan keluar melalui sisi discharge. Selanjutnya gas refrigerant
bertekanan tinggi akan mengalir ke kondensor untuk didinginkan. Tekanan gas
refrigerant yang tinggi mengakibatkan gas refrigerant dapat terkondensasi pada
suhu yang tinggi (suhu udara lingkungan).
Kompresor dalam sistem AC memiliki 2 fungsi berikut :
a) Mensirkulasikan refrigerant di dalam sistem AC.
b) Menciptakan perbedaan tekanan antara daerah sisi tekanan tinggi dan daerah
sisi tekanan rendah.
Jenis kompresor ini dapat dibedakan menjadi :
1) Tipe Reciprocating
Terdapat 3 macam kompresor tipe reciprocating, yaitu :
a. Tipe Crank
Pada tipe ini putaran crankshaft diubah menjadi gerak naik turun piston.
Sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Untuk
mengurangi kebocoran refrigerant dari ruang kompresi, pada torak dipasang
cincin (ring). Pada kepala silinder ( valve plate ) terdapat dua katup yaitu katup
isap (suction) dan katup penyalur (discharge). Gambar dari kompresor tipe Crank
dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1. Kompresor torak tipe crankshaft
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Saat torak bergerak bergerak turun, discharge valve pada posisi tertutup
karena tekanan refrigerant pada sisi discharge lebih besar dibandingkan tekanan
di dalam silinder. Pada saat yang sama suction valve terbuka akibat kevakuman
dalam silinder sehingga refrigerant dapat masuk ke dalam silinder. Saat piston
bergerak naik, refrigerant dalam silinder ditekan keluar melalui discharge valve
dan dialirkan ke kondensor dengan tekanan yang tinggi. Pada saat yang sama
suction valve tertutup akibat tekanan dalam silinder lebih tinggi daripada tekanan
di sisi isap. Gambar siklus dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Mekanisme kompresi kompresor tipe crankshaft
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
a. Tipe Swash Plate
Sejumlah piston diatur pada swash plate dengan jarak tertentu dengan
jumlah silinder 5 atau 10. Ketika salah satu sisi pada piston melakukan langkah
tekan, sisi lain melakukan langkah isap. Pada dasarnya, prinsip proses kompresi
sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe torak. Piston akan bergerak ke
kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan pengatur (swash plate) untuk
menghisap dan menekan refrigerant. Gambar dari kompresor tipe swash plate
dapat dilihat pada gambar 2.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Gambar 2.3 Kompresor tipe swash plate (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
Saat piston bergerak ke arah dalam dalam, katup pemasukan terbuka dan
menghisap refrigerant ke dalam silinder. Sebaliknya ketika piston bergerak keluar
katup pemasukan menutup dan katup pengeluaran membuka untuk menekan
refrigerant keluar. Katup pemasukan dan pengeluaran yang bekerja satu arah
mencegah terjadinya pemasukan balik. Karena perpindahan gaya dari poros
penggerak dilakukan oleh swash plate, getaran yang dihasilkan saat kompresor
bekerja lebih kecil daipada kompresor tipe torak dimana perpindahan gaya
dilakukan oleh con rod. Gambar dari mekanisme kerja kompresor tipe Crank
dapat dilihat pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Mekanisme kompresi kompresor swash plate (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Tipe Wobble plate
Sistem kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate.
Namun, dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan
kompresor tipe wobble plate lebih menguntungkan diantaranya adalah kapasitas
kompresor dapat diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban
pendinginan. Selain tiu, pengaturan kapaitas yang bervariasi akan mengurangi
kejutan yang disebabkan oleh operasi kopling magnetic (magnetic clutch).
Gambar dari kompresor tipe wobble plate dapat dilihat pada gambar 2.5
Gambar 2.5. Kompresor tipe Wobble plate
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi
gerakan bolak-balik oleh plate penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan
bantuan guide ball. Gerakkan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston
melalui batang penghubung. Berbeda dengan tipe swash plate, satu piston bekerja
untuk satu silinder.
b. Kompresor Rotary
Pada rotary action compressor, efek kompresi diperoleh dengan menekan
gas yang berasal dari ruang chamber menuju ke saluran tekan yang berdiameter
kecil untuk menurunkan volume gas.
Berikut beberapa jenis kompresor dengan sistem rotary :
a. Tipe Through vane
Kompresor tipe ini memiliki dua buah bilah (vane) yang terpasang saling
tegak lurus pada bagian dalam silinder. Jika rotor berputar maka bilah akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
bergeser pada arah radial dan menyentuh bagian dalam silinder (stator). Ruang
yang dibentuk oleh bilah, dinding silinder dan rotor membentuk ruang pemasukan
dan pengeluaran refrigerant. Gambar dari kompresor tipe through vane dapat
dilihat pada gambar 2.6
Gambar 2.6. Kompresor tipe through vane
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
Pada saat bilah berputar bersama rotor, gaya sentrifugal bekerja pada bilah
sehingga bergerak menyentuh dinding stator. Ketika saluran pemasukan terbuka,
refrigerant terhisap masuk. Seiring berputarnya bilah, refrigerant yang sudah
masuk kemudian dikompresikan dengan cara mempersempit ruang dan
selanjutnya menekan refrigerant pada saluran pengeluaran. Terlihat pada gambar
bahwa pada saat terjadi langkah pengeluaran refrigerant, pada sisi lain dari rotor
dan bilah melakukan langkah pemasukan refrigerant. Gambar dari mekanisme
kerja kompresor through vane dapat dilihat pada gambar 2.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Gambar 2.7. Mekanisme kerja kompresor Through vane
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
2. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas refrigerant pada tekanan
dan suhu yang tinggi. Pendinginan refrigerant menggunakan udara lingkungan
yang dialirkan melewati kisi-kisi kondensor. Gas refrigerant akan terkondensasi
sehingga berubah wujud menjadi refrigerant cair bertekanan. Selajutnya
refrigerant dialirkan ke katup ekspansi untuk diturunkan tekanannya.
Kondensor di pasang di depan kendaraan. Hal ini bertujuan agar kondensor
mendapatkan pendinginan dari fan kondensor dan udara yang berhembus saat kendaraan
berjalan. Gambar dari kondensor dapat dilihat pada gambar 2.8
Gambar 2.8. Kondensor
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kondensor terdiri dari coil dan fin. Coil atau tube adalah pipa sebagai jalan
mengalirnya refrigerant. Untuk mempercepat pelepasan panas ke udara, diantara
coil tersebut diberikan fin untuk memperluas permukaan kontak dengan udara.
Beberapa tipe kondensor :
a) Tipe Single Pass atau disebut Laluan Tunggal.
Di sini uap refrigerant mengalir melewati satu laluan. Kelemahan tipe ini
adalah penurunan tekanan yang besar karena kecepatan refrigerant didalam pipa
kondensor tinggi. Gambar dari kondensor tipe sigle pass dapat dilihat pada
gambar 2.9
Gambar 2.9. Kondensor laluan tunggal
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
b) Tipe Double pass
Pada tipe ini terdapat dua arah laluan refrigerant yang berfungsi untuk
menaikan tingkat pendinginan. Karena aliran dibagi dua, kecepatan aliran menjadi
setengah dari kecepatan aliran pada laluan tunggal. Penurunan kecepatan ini akan
diikuti oleh berkurangnya penurunan tekanan di dalam kondensor sehingga
kinerja AC menjadi lebih baik.
c) Tipe Three Passage yang memiliki 3 laluan.
d) Tipe Multi passage.
Tipe ini dikembangkan untuk mengurangi berat dan ukurannya khusus
untuk sistem AC R-134a.
3. Pipa kapiler atau katup ekspansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Katup ekspansi digunakan untuk menurunkan tekanan dan suhu serta
menginjeksikan refrigerant melalui orifice, sehingga refrigerant yang keluar
menjadi bertemperatur dan bertekanan rendah.
Katup ekspansi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya adalah:
a. Pipa Kapiler (Capillary Tube)
Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah
tangga adalah pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter
lubang kecil dan panjang tertentu. Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada
ukuran diameter lubang dan panjang pipa kapiler. Gambar dari pipa kapiler dapat
dilihat pada gambar 2.10
Gambar 2.10. Gambar pipa kapiler
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
b. Katup Ekspansi Otomatis
Katup ekspansi otomatis menjaga agar tekanan hisap atau tekanan
evaporator besarnya tetap konstan. Bila beban evaporator bertambah maka
temperatur evaporator menjadi naik karena banyak cairan refrigerant yang
menguap sehingga tekanan di dalam saluran hisap (di evaporator) akanmenjadi
naik pula. Akibatnya “bellow” akan bertekan ke atas hingga lubang aliran
refrigerant akan menyempit dan cairan refrigerant yang masuk ke evaporator
menjadi berkurang.Keadaan ini menyebabkan tekanan evaporator akan
berkurang dan “bellow” akan tertekanan ke bawah sehingga katup membuka
lebar dan cairan refrigerant akan masuk ke evaporator lebih banyak. Demikian
seterusnya. Gambar dari katup ekspansi otomatis dapat dilihat pada gambar 2.11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gambar 2.11. Katup ekspansi otomatis
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
c. Katup ekspansi thermostatik
Katup ekspansi thermostatik adalah katup ekspansi yang memper tahankan
besarnya panas lanjut pada uap refrigerant di akhir evaporator tetap konstan,
apapun kondisi beban di evaporator. Gambar dari katup ekspansi tipe
thermostatik dapat dilihat pada gambar 2.12
Gambar 2.12. Katup ekspansi thermostatic
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
Tipe Thermostatik lebih banyak dipergunakan pada AC mobil. Katup
ekspansi ini akan mengatur jumlah aliran refrigerant yang diuapkan di
evaporator sesuai dengan keadaan temperatur pada evaporator. Akibat dari
pengaturan aliran refrigerant ini, maka suhu ruangan dapat diturunkan
berdasarkan panas yang ada pada evaporator.
4. Evaporator
Evaporator adalah alat yang digunakan untuk menguapkan refrigerant.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Refrigerant cair yang dikabutkan dan diturunkan tekanannya oleh katup
ekspansi, masuk ke dalam evaporator. Di dalam evaporator, refrigerant akan
menyerap panas dari udara ruangan. Panas udara ruangan yang diserap
mengakibatkan refrigerant berubah wujud menjadi gas/uap (terjadi penguapan
refrigerant akibat dari panas udara ruangan). Gambar dari evaporator dapat dilihat
pada gambar 2.13
Gambar 2.13. Evaporator
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
Prinsip terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adalah
penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigerant. Karena
kalor dalam udara yang berada di sekeliling refrigeran diserap sehingga
temperatur udara akan bertambah dingin. Pada saat bersamaan, refrigeran akan
mengalami penguapan. Hal ini dapat terjadi mengingat proses penguapan
refrigerant memerlukan panas yang diambil dari udara luar.
Ada tiga tipe Evaporator yang terbuat dari aluminium yaitu :
a. Tipe Plate Fin
Gambar dari evaporator tipe plate fin dapat dilihat pada gambar 2.14
Gambar 2.14. Konstruksi evaporator tipe plate fin
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
b. Tipe Serpentine fin
Gambar dari evaporator tipe serpentine fin dapat dilihat pada gambar 2.15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 2.15. Konstruksi evaporator tipe serpentine fin
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
c. Tipe Drawn Cup
Gambar dari evaporator tipe drawn cup dapat dilihat pada gambar 2.16
Gambar 2.16. Konstruksi evaporator tipe drawn cup
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
Di dalam suatu alat pendingin, kalor diserap di evaporator dan dibuang di
kondensor. Uap refrigerant yang berasal dari evaporator yang bertekanan dan
bertemperatur rendah masuk ke kompresor melalui saluran hisap. Di kompresor,
uap refrigerant tersebut dimampatkan, sehingga ketika keluar dari kompresor, uap
refrigeran akan bertekanan dan bersuhu tinggi, jauh lebih tinggi dibanding
temperatur udara sekitar. Kemudian uap refrigerant menuju ke kondensor. Di
kondensor, uap refrigerant tersebut akan melepaskan kalor, sehingga akan
berubah fasa dari uap menjadi cair (terkondensasi) dan selanjutnya refrigeran cair
tersebut terkumpul di penampungan cairan refrigeran. Cairan refrigerant yang
bertekanan tinggi mengalir dari penampung refrigerant ke katup ekspansi. Keluar
dari katup ekspansi, tekanan menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan
refrigerant bersuhu sangat rendah. Pada saat itulah refrigeran mulai menguap
yaitu di evaporator, dengan menyerap kalor dari udara luar. Kemudian uap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
refrigerant akan dihisap oleh kompresor dan demikian seterusnya proses-proses
tersebut berulang kembali. (Suyitno, 2010)
5. Receiver Dryer
Komponen receiver dryer terdiri dari beberapa komponen yang tergabung
menjadi satu komponen, komponen-komponen tersebut antara lain :
· Receiver tank
· Dryer
· Filter
· Sight glass
Receiver adalah komponen yang digunakan untuk menyimpan cairan refrigerant
dan juga berfungsi memisahkan refrigerant dalam bentuk gas dan cairan. Dryer
dan filter pada receiver berfungsi menyerap air dan kotoran yang ada dalam
Refrigerant. Gambar dari receiver dryer dapat dilihat pada gambar 2.17
Gambar 2.17. Receiver dryer
(www.batavia2008.blogspot.com, 2011)
Beberapa komponen seperti Sight glass dapat dipasang diatas reciever
ataudipasang pada liquid tube diantara reciever dan expansion. Sight glass
berfungsi sebagai alat untuk mengetahui jumlah refrigerant yang berada di dalam
sirkulasi. (Batavia Official Blog, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2.2.2. Bahan Tambahan Sistem AC
1. Pelumas Kompresor
Pelumas kompresor dibutuhkan untuk memberi pelumasan pada bantalan
kompresor dan komponen yang bergerak dan bergesekan di dalam kompresor.
Pelumas kompresor bersirkulasi bersama sama refrigerant sehingga harus
digunakan pelumas khusus yang dapat bercampur dengan refrigerant dan tidak
membeku pada temperature evaporator.
Jenis pelumas yang biasa digunakan adalah PAG (polyaliyleneglycol) untuk
refrigerant R134a dan minyak pelumas mineral untuk R-12. Minyak pelumas R-
12 tidak dapat digunakan untuk R134a karena tidak akan bercampur dengan
refrigerant ini. Saat sistem AC beroperasi, sebagian pelumas tercampur dengan
refrigerant dan akan terbawa keluar kompresor sehingga sejumlah pelumas akan
ditemukan di kondensor, evaporator, receiver dryer, dan komponen lainnya.
Namun, sejumlah tertentu pelumas harus bersirkulasi bersama-sama refrigerant
untuk melumasi bagian lain yang memerlukan dalam sistem AC.
Jumlah pelumas di dalam kompresor tidak boleh terlalu banyak atau terlalu
sedikit. Jika pelumas terlalu banyak, maka pelumas akan menempel pada dinding
pipa kondensor dan evaporator sehingga menghalangi perpindahan panas dari
lingkungan ke sistem atau sebaliknya. Akibatnya kapasitas pendinginan akan
menurun. Kandungan pelumas dalam refrigerant yang mencapai 10% dapat
menurunkan kapasitas pendinginan sebesar 8%. Jika pelumas dalam kompresor
terlalu sedikit maka akan menyebabkan temperatur kompresor meningkat,
komponen cepat aus dan rusak akibat temperatur tinggi.
Dalam menangani pelumas untuk R134a perlu diperhatikan agar pelumas
ini tidak terkena udara terlalu lama karena sifatnya yang sangat higroscopic.
2. Refrigerant
Suatu proses pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah di ubah
wujudnya dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Bahan pendingin disebut dengan
refrigerant adalah suatu zat yang mudah diubah wujudnya serta dapat mengambil
panas di evaporator dan membuangnya di konsendor.
Karakteristik thermodinamika dari refrigerant antara lain meliputi
temperatur penguapan, temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Bahan pendiingin ( refrigerant ) banyak sekali macamnya, tetapi tidak satupun
yang dapat dipakai untuk semua keperluan pendinginan. Sangat diperlukan
refrigerant dengan karakteristik thermodinamika yang tepat.
Adapun syarat thermodinamika yang umum untuk refrigerant adalah :
a. Tidak beracun dan tidak berbau dalam semua keadaan.
b. Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, minyak
pelumas, dan sebagainya.
c. Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem
pendingin.
d. Bila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat-alat yang sederhana
maupun dengan alat detektor kebocoran.
e. Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.
f. Mempunyai susunan struktur kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali
dimanfaatkan, diembunkan dan diuapkan.
g. Mempunyai kalor laten penguapan yang besar agar panas yang diserap
evaporator dapat sebesar-besarnya.
h. Tidak merusak tubuh manusia.
i. Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah agar tahanan aliran
refrigerant dalam pipa sekecil mungkin.
j. Konstanta dielektrika dari refrigerant yang kecil, tahanan listrik yang besar
serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik.
k. Harga relatif murah dan mudah didapat.
Dewasa ini banyak digunakan bahan refrigerant yang mengandung CFC
(Clorofluoro carbon), yang dewasa ini sangat gencar dibicarakan oleh pakar-
pakar lingkungan hidup mengenai penipisan lapisan ozon atsmosfir yang
dirusakan oleh gas-gas klorine yang dilepaskan manusia melalui proses ilmiah.
Indonesia sudah meratifikasi pemberhentian pemakaian refrigerant CFC sejak
1997.
Bahan refrigerant yang tidak baik mengandung CFC terdiri dari :
a. CFC-11 atau R-11
b. CFC-12 atau R-12, R-502
c. CFC C-113, 114, 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Bahan refrigerant yang baik yang boleh digunakan antara lain :
a. HFC-134a, HFC-125
b. HCFC-123, 124, HCFC-22
c. R-401 B, R-407 C, R-409 A
Refrigerant yang biasa dipkai untuk sistem AC mobil adalah R-12 atau
HFC-134a, mengingat R-12 tidak lagi diproduksi maka digunakan HFC-134a atau
biaa disebut R-134a yang lebih ramah lingkungan. (Suyitno, 2010)
2.2.3. Komponen elektrik pada AC mobil
1. Ekstra Fan
Ekstra Fan berfungsi untuk memberikan pendinginan tambahan kepada
refrigerant di dalam kondenser, dengan jalan menghembuskan udara dari luar atau
menghisap udara yang ada disekeliling kondensor. Gambar dari exstra fan dapat
dilihat pada gambar 2.18
Gambar 2.18. Extra fan
(Sutjipto, 2000)
2. Magnetic Clutch
Kopling magnetic adalah perlengkapan kompressor yaitu suatu alat yang
digunakan untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin.
Peralatan intinya adalah : Stator, rotor dan pressure plate. Sistem kerja dari alat
ini adalah elektromagnetic.
Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat
mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak akan berputar, dan
kompressor hanya akan berputar apabila switch AC dalam posisi hidup (on) hal
ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator
coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure plate dan bidang
singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit ( Clutch
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
assembly ) memutar kompresor. Gambar dari komponen kopling magneticdapat
dilihat pada gambar 2.19
Gambar 2.19. Gambar komponen kopling magnetic
(Sutjipto, 2000)
Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya
menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan
compressor housing, pressure plate terpasang mati pada poros kompressor.
Ketika arus listrik mengalir ke coil, gaya magnet mengakibatkan besi seolah-olah
seperti ditarik ( besi 2 menarik besi 1). Gambar dari kopling magnetic switch
menutup dapat dilihat pada gambar 2.20
Gambar 2.20. Kopling magnetic switch menutup
(Sutjipto, 2000)
3. Pressure Switch
Pressure Switch dipasangkan pada pipa liquid tube diantara receiver dan