Perbaikan Perforasi Akar Gigi Molar Sulung Menggunakan MTA :
Laporan KasusP. Seyed Akhavan, M.Afsharianzadeh, E.Asnaashari
AbstrakPerforasi akar merupakan kesalahan prosedur endodontik.
Perawatan perforasi bergatung pada lokasi dan ukuran dari
perforasi, durasi ekposi terhadap rongga mulut, kekooperatifan
pasien dan derajat inflamasi jaringan. Beberapa material telah
diperkenalkan untuk merintangi perforasi. MTA adalah salah satu
material terbaik untuk tujuan tersebut. Penulis melaporkan
perbaikan perforasi akar distal gigi molar kedua mandibular pada
anak laki-laki 9 tahun dengan tidak adanya gigi premolar kedua
secara kongenital pada kedua kuadran. Sisi perforasi ditutupi
menggunakan MTA dan 3 saluran akar diisi dengan gutta percha.
Peninjauan kembali pada bulan ke 1, 3, 6, 12, 21 dan 24 menunjukkan
kesuksesan perawatan secara klinis dan radiografi.
PendahuluanPerforasi akar dapat terjadi sebagai hasil dari
resorpsi, karies atau kesalahan prosedur endodontik. Prognosis dari
perforasi akar bergantung pada ukuran dan lokasi dari perforasi,
durasi eksposi terhadap rongga mulut dan derajat inflamasi jaringan
pada periodontium. Semakin pendek waktu interval antara perforasi
dengan perbaikan, semakin kecil ukuran perforasi dan semakin apikal
lokasi perforasinya, semakin besar kemungkinan perawatan berhasil.
Disamping dari rekomendasi perawatan untuk perbaikan perforasi
akar, properti dari material yang digunakan juga penting. Material
yang ideal untuk tujuan ini sebaiknya mampu untuk menutup bagian
perforasi dan mempunyai biokompabilitas yang optimal. Induksi
osteogenesis dan sementogenesis, aplikasi yang mudah, radiopasiti,
mempunyai properti bakterisidal atau bakteristatik dan harga yang
murah merupakan faktor lainnya.Mineral Trioxide Aggregate (MTA)
diperkenalkan kepada pasaran pada tahun 1998 dan mempunyai beberapa
aplikasi untuk perbaikan perforasi akar, direct pulp capping , dan
apeksifikasi. MTA mencegah kebocoran tepi, biokompatibel dan
menginduksi regenerasi jaringan periodontal. MTA merupakan bubuk
mineral berisikan partikel hidrofilik. Ini terdiri dari 50-70%
calcium oxide dan 12-25% silicone dioxide. Dua material ini mengisi
70-95% semen. Dua material ini bereaksi dan membentuk tricalcium
silicate, dicalcium silicate, tricalcium aluminate dan tetracalcium
aluminoferrite. Dengan menambahkan mineral, semen ini terhidrasi
dan membentuk silicat hydrate gel. Material radiopak (bismuth
oxide) juga ditambahkan. Iron ditambahkan ke MTA putih agar
memperoleh MTA abu-abu. Material ini mempunyai pH 12,5 dan
polimerisasi jika memperoleh kelembaban selama 4 jam. Beberapa
studi menyatakan biokompabilitas dan kemampuan menutup dari MTA.
MTA tidak sensitive terhadap kontaminasi cairan jaringan atau
darah; material ini mempunyai sitotoksis rendah dan memiliki
aktifitas antibakteri. Material ini juga mampu menginduksi
sementogenesis jika digunakan sebagai root end filler. Beberapa
studi eksperimental telah menunjukkan MTA mempunyai potensi
penutupan yang superior lebih dari amalgam, ZOE, dan semen ionomer
kaca yang menggunakan light cure. Terlebih lagi, derajat toksisitas
lebih rendah dari IRM atau super EBA. Studi histologi pada jaringan
periodontium setelah perforasi pada furkasi telah teridentifikasi
menyembuhkan periodontium dan sementum yang baru telah terbentuk
diatas material. Perbaikan jaringan sebagai hasil dai aplikasi MTA
dijelaskan dengan pelepasan ion kalsium untuk beberapa hari setalah
setting. Ion ini menyebar keseluruh kerusakan. AKhir-akhir ini,
properti biologi MTA telah terkontribusi ke produksi hydroxyapatite
sebagai hasil dari kontak ion kalsium dan cairan jaringan.Beberapa
laporan kasus mendeskribsikan perbaikan pada furkasi dengan MTA
tetapi tidak ada studi ditemukan pada perbaikan perforasi akar
lateral pada gigi sulung. Laporan kasus ini mendeskribsikan
kesuksesan perbaikan pada perforasi akar lateral menggunakan MTA
dan peninjauannya hingga 24 bulan.
Laporan KasusPasien kami adalah anak laki-laki yang sehat
berumur 9 tahun dengan tidak adanya penyakit sistemik pada
Departemen Kedokteran Gigi Anak Universitas Azad pada Januari 2010
mengeluh mengenai karies gigi.Pemeriksaan ekstra oral tidak ada
yang istimewa. Pemeriksaan intraoral mengungkapkan kebersihan mulut
yang sedang dan karies yang berat padagigi molar kedua sulung
mandibular kiri. Radiografi PA mengungkapkan tidak adanya benih
gigi premolar kedua pada kedua kuadran secara kongenital. Konsultan
orthodontik menyingkirkan perlunya perawatan orthodontik dan maka,
persetujuan didapatkan untuk menyelamatkan gigi sulung tersebut.
Rencana perawatan termasuk debridement, irigasi dari saluran,
obturasi dengan gutta perca dan mahkota stainless steel. Interior
alveolar nerve block dilakukan dengan menggunakan 2% lidocaine plus
1/100.000 epinephrine. Rubber dam digunakan dan preparasi untuk
mendapatkan akses dilakukan. File awal (#15 K file untuk mesial dan
#20 K file untuk saluran distal) digunakan ke dalam saluran akar
untuk penentuan panjang kerja. Panjang kerja yang akurat telah
ditemukan dengan radiografi. Preparasi saluran akar telah dilakukan
dengan mengisi dan irigasi dengan larutan saline. Saluran distal
terus menerus perdarahan. Radiografi PA menunjukkan adanya
perforasi pada sepertiga tengah ke sepertiga apikal dari akar
distal (gambar 1).
Gambar 1. Terdeteksinya perforasi akar dengan PAMengingat tidak
adanya benih gigi secara kongenital dari gigi premolar kedua
permanen dan kekooperatifan pasien, kami menentukan untuk
memperbaiki perforasi dengan MTA. Saluran akar dikeringkan dengan
paper point sebanyak mungkin dan cotton pellet yang direndam dengan
5,25% sodium hypochlorite yang diletakkan pada akses kavitas (untuk
disinfeksi bagian perforasi). Proroot MTA dimanipulasi sesuai
dengan anjuran pabrik dan diantarkan ke bagian perforasi pada
saluran distal menggunakan endodontic plugger. Pembersihan dan
pembentukan saluran mesial dilakukan dan diisi dengan gutta percha
dan AH26 sealer. Beberapa studi dapat ditemukan pada literature
melaporkan kesuksesan hasil dari MTA dan tumpatan immediate pada
saluran akar pada satu kali kunjungan. Maka, saluran akar diisi
pada waktu yang sama. Agar memastikan penutupan koronal, preparasi
gigi untuk mahkota SS telah diselesaikan dan #3 3M mahkota
stainless steel telah dipasangkan. Radiografi dilakukan untuk
memastikan adaptasi yang akurat dan marginal fit dan mahkota telah
disemen dengan smen zinc poly carboxylate.Pasien diingatkan untuk
peninjauan kembali pada 1 bulan berikutnya dan gigi tersebut
diperiksa secara klinis dan radiograf.
Perbaikan perforasi tidak mengakibatkan lesi pada struktur
pendukung gigi (PDL atau tulang alveolar). Peninjauan kembali
dilakukan lanjut pada bulan ke 3, 6, 12, 21 dan 24. Radiograf
dilakukan setiap peninjauan kembali mengkonformasi perbaikan yang
sukses pada bagian perforasi.
Diskusi
Aplikasi MTA yang sukses untuk penutupan perforasi furkasi pada
gigi sulung dan permanen telah dilaporkan pada beberapa literature.
Namum, tidak ada studi ditemukan untuk perbaikan perforasi lateral
akar pada gigi sulung. Beberapa material telah dipelajari pada
biokompabilitas dan keefektifan pada perbaikan perforasi akar pada
gigi permanen. Holland et al. studi mereka pada periodontium anjing
melaporkan reaksi pulpa yang bervariasi yang terjadi pada 30 hari
setelah terekspos MTA. Namun, tidak ada tanda inflamasi yang
terlihat pada periodontium setalah 180 hari. Noetzel, et al.
menyatakan karena MTA mempunyai biokompabilitas yang tinggi, MTA
dapat membuat penutupan yang sempurna pada perforasi akar.Prognosis
dari perforasi bergantung pada lokasi, ukuran dan durasi
kontaminasi (terekspos ke rongga mulut). Pasien kami mempunyai
perforasi akar lateral dengan prognosis yang menguntungkan; karena
resiko kontaminasi bakteri pada area via sulkus gingiva dan PDL
sedikit. Pada suatu laporan kasus, Oliviera et al.
mendeminstrasikan radiolusensi pada furkasi menghilang pada 20
bulan setelah diperbaiki dengan MTA mengindikasikan bentukan tulang
baru dan penyembuhan dari jaringan periodontal. Maka, mereka
merekomendasikan MTA sebagai material pilihan untuk perbaikan
furkasi pada gigi sulung dan meningkatkan kemungkinan gigi
terselamatkan.
Pada kasus kami, karena kurangnya akses atau penglihatan
langsung pada bagian perforasi, tidak memungkinkan untuk mengetahui
seberapa besar ukuran yang tepat dari perforasi tersebut. Tetapi
dari pemeriksaan radiografi, kami memperkirakan ukuran dari
perforasi adalah sama dengan ujung file #35. Tidak ada tanda
kehilangan tulang atau inflamasi yang terobservasi disekitar MTA
pada peninjuan kembali menggunakan radiografi (Gambar 2).
Gambar 2. Peninjuan kembali pada bulan 1Pada proses ini,
ekstrusi MTA kedalam periodontium tidak bisa dihindarkan dan
matriks diperlukan untuk diletakkan dibawah material penutup untuk
mencegah ekstrusi kedalam jaringan periodontium. Ini adalah
prosedur yang kompleks dan beberapa matriks diperkenalkan untuk
tujuan ini, mengurangi kemampuan penutupan material saat beberapa
tidak biokompatibel.Beberapa peneliti menggunakan calcium hydroxide
sebelum aplikasi MTA; sedangkan beberapa peneliti merekomendasikan
material kolagen dengan kemampuan resorpsi untuk mencegah ekstrusi
MTA. Al-Dafaas dan Al-Nazhan menggunakan calcium hydroxide untuk
mencegah ekstrusi MTA dan mengobservasi inflamasi ringan-sedang
dengan stratified squamous epitel disekitar bagian perforasi. Kami
tidak menggunakan matriks pada pasien kami, beberapa material
ekstrusi dari dinding distal dimana tidak bisa dihindarkan.
Peninjauan radiografik mengkonfirmasi tidak ada tanda lesi
periodontal atau kehilangan tulang yang terobservasi.
Gambar 3. Enam bulan peninjuan kembali
Gambar 4. Dua belas bulan peninjuan kembali
Gambar 5. Delapan belas bulan peninjuan kembali
Gambar 6. Dua puluh empat bulan peninjuan kembaliPenutupan yang
segera pada bagian perforasi meningkatkan proses perbaikan karena
ini menurunkan resiko kontaminasi bakteri. Holland, et al.
menunjukkan perforasi akar lateral yang ditutup dengan MTA setelah
kontaminasi bakteri mempunyai hasil yang buruk dibandingkan dengan
penutupan segera. Pada pasien kami, segera setalah diagnosis
perforasi yang tepat, bagian perforasi diperbaiki dengan MTA
menurunkan resiko kontaminasi.Kesimpulan
Perbaikan perforasi akar dengan MTA pada pasien kami (gigi molar
kedua sulung mandibular) dihubungkan dengan hasil klinis dan
radiografi yang sukses saat peninjauan kembali hingga 24 bulan. Uji
coba klinis dengan ukuran sampel yang adekuat dibutuhkan.