Top Banner
KARYA ILMIAH TERAPAN PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY SESUAI SOLAS 1974 Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran RIZKY RAHADIANTO PRATAMA NIT. 03 15 053 1 41 AHLI NAUTIKA TINGKAT III PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA 2018
45

PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

Mar 04, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

KARYA ILMIAH TERAPAN

PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY

SESUAI SOLAS 1974

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

RIZKY RAHADIANTO PRATAMA

NIT. 03 15 053 1 41

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

2018

Page 2: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY

SESUAI SOLAS 1974

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

RIZKY RAHADIANTO PRATAMA

NIT. 03 15 053 1 41

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2018

Page 3: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rizky Rahadianto Pratama

Nomor Induk Taruna : 03 15 053 1 41

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY SESUAI

SOLAS 1974

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan

yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi

yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ……………………….

RIZKY RAHADIANTO PRATAMA

Page 4: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

iii

PERSETUJUAN SEMINAR

KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA

GLORY SESUAI SOLAS 1974

Nama Taruna : RIZKY RAHADIANTO PRATAMA

N I T : 03 15 053 1 41

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

SURABAYA, …………………………..

Menyetujui:

Pembimbing I

SEMUEL D. PARERUNGAN, SH, MH

Penata (III/c)

NIP. 19740426 199808 1 001

Pembimbing II

DAVIQ WIRATNO, S.Si.T, MT

Penata Tk. I (III/d)

NIP. 19790107 200212 1 002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Capt. DAMOYANTO PURBA, M.Pd.

Penata (III/c)

NIP. 19730919 201012 1 001

Page 5: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

iv

PENGESAHAN

KARYA ILMIAH TERAPAN

PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY SESUAI

SOLAS 1974

Disusun dan Diajukan Oleh :

RIZKY RAHADIANTO PRATAMA

NIT. 03 15 053 1 41

Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan

Politeknik Pelayaran Surabaya

Pada Tanggal, 2018

Menyetujui:

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Capt. DAMOYANTO PURBA, M.Pd

Penata (III/c)

NIP. 19730919 201012 1 001

Penguji I

Capt. DAMOYANTO PURBA, M.Pd

Penata (III/c)

NIP. 19730919 201012 1 001

Penguji II

SEMUEL D. PARERUNGAN, SH, MH

Penata (III/c)

NIP. 19740426 199808 1 001

Penguji III

DAVIQ WIRATNO, S.Si.T, MT

Penata Tk. I (III/d)

NIP. 19790107 200212 1 002

Page 6: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

oleh karena limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah Terapan ini dengan judul:

“PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY SESUAI SOLAS

1974”.

Karya Ilmiah Terapan (KIT) merupakan salah satu persyaratan baku

Taruna untuk menyelesaikan studi program Diploma III dan wajib diselesaikan

pada periode yang di tetapkan. KIT merupakan proses penyajian keadaan tertentu

yang dialami penulis pada saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PRALA)

ketika berada di atas kapal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini

masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi bahasa, susunan kalimat,

maupun cara penulisan serta pembahasan materi akibat keterbatasan penulis

dalam penguasaan materi, waktu dan data-data yang diperoleh.

Untuk itu penulis senantiasa menerima kritikan dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini

dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak, olehnya itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada kedua orang

tua dan saudara tercinta serta kakak kelas yang selalu memberi dukungan baik

moril maupun material serta kepada:

Page 7: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

vi

1. Bapak Capt. Heru Susanto, MM. selaku Direktur Politeknik Pelayaran

Surabaya.

2. Bapak Semuel D. Parerungan, SH, MH. selaku dosen pembimbing materi.

3. Bapak Daviq Wiratno, S.Si.T, MT. selaku dosen pembimbing teknik

penulisan.

4. Bapak Capt. Damoyanto Purba, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Nautika.

5. Para dosen di POLTEKPEL Surabaya pada umumnya dan para dosen jurusan

Nautika pada khususnya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat.

6. Rekan-rekan taruna/i Politeknik Pelayaran Surabaya dan pihak yang

membantu dalam penyusunan karya ilmiah terapan ini.

Terima kasih kepada beliau dan semua pihak yang telah membantu,

semoga semua amal dan jasa baik mereka mendapat imbalan dari Allah SWT.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan

kekurangan didalam penulisan karya ilmiah terapan ini. Penulis berharap semoga

karya ilmiah terapan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis

serta berguna bagi pembaca.

Surabaya, 2018

RIZKY RAHADIANTO PRATAMA

Page 8: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

vii

ABSTRAK

RIZKY RAHADIANTO PRATAMA, 2018, Perawatan Sekoci Penolong di

Kapal Sesuai Solas 1974. Dibimbing oleh Bapak Semuel D. Parerungan, SH, MH.

Dan Bapak Daviq Wiratno, S.Si.T, MT

Banyaknya permasalahan pada saat proses perawatan sekoci yang tidak sesuai

prosedur akan mempengaruhi kelancaran poses pemakaian sekoci. Permasalahan

ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dalam perawatan dan proses

penurunan sekoci. Dalam hal ini jangan sampai terjadi ketidaklancaran penurunan

sekoci dan tidak berfungsinya sekoci yang pada akhirnya mengakibatkan

kecelakaan pada awak kapal pada saat keadaan darurat.. Namun pada dasarnya

segala musibah disebabkan oleh karena (human error) / kesalahan manusia. Untuk

mencegah hal tersebut maka perlu dipersiapkan pengetahuan serta pengawasan

perawatan sekoci yang sesuai dengan prosedur perawatan sekoci yang telah ada,

penelitian ini bertujuan untuk lebih memaksimalkan pengecekan pada sekoci

penolong agar menghindari kerusakan saat digunakan dalam keadaan darurat

diatas kapal.

Penelitian ini dilaksanakan di KM. Isa Glory saat praktek layar, sumber data

yang diperoleh langsung dari kapal, penelitian dengan cara observasi dan

wawancara dengan berbagai narasumber seperti nahkoda beserta seluruh anak

buah kapal.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya

kedisiplinan anak buah kapal dalam melakukan pekerjaan, kurang telitinya anak

buah kapal dalam mengecek sekoci penolong yang mengakibatkan sekoci

penolong tidak bekerja dengan maksimal saat keadaan darurat terjadi.

Kata kunci : Perawatan, Pengecekan, Sekoci Penolong, Keadaan Darurat

Page 9: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

viii

ABSTRACT

RIZKY RAHADIANTO PRATAMA, 2018,Lifeboats maintenance on the ship according

to solas 1974. Guided by Mr. Semuel D. Parerungan, SH, MH. And Mr. Daviq Wiratno,

S.Si.T, MT

The number of problems during the lifeboat process that does not match the

procedure will affect the smoothness of the poses of lifeboats. This problem is due to a lack of

knowledge in care and the process of decreasing the lifeboats. In this case do not let the lack

of decrease in the lifeboat and the non-functioning of the lifeboat that eventually resulted in

an accident on the crew of the ship during an emergency .. But basically all calamities

caused by (human error) / human error. To prevent this, it is necessary to prepare knowledge

and supervision of lifeboat maintenance in accordance with the lifeboat procedure, study

aims to further maximize checks on the lifeboats to avoid damage when used in an emergency

onboard.

This study was conducted on a MV. Isa Glory during a screening practice, data

sources obtained directly from the ship, research by way of observation and interviews with

various speakers such as the captain and all the crew.

The results obtained from this study indicate that the lack of discipline of the crew in

performing the work, the lack of care of the crew in checking the lifeboats that cause

lifeboats do not work maximally when an emergency occurs.

Keywords: Maintenance, Checking, Lifeboat, Emergency

Page 10: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... ii

PERSETUJUAN SEMINAR ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................. vii

ABSTRACT ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ........................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................... 3

C. BATASAN MASALAH ..................................................... 3

D. TUJUAN PENELITIAN ................................................... 3

E. MANFAAT PENELITIAN ................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA ........................ 5

B. LANDASAN TEORI ......................................................... 5

1. Sekoci Penolong .......................................................... 5

2. Sekoci Untuk Penyelamat Diri di Laut ....................... 8

3. Prosedur Darurat ......................................................... 14

4. Teori Perawatan Sekoci ............................................... 16

Page 11: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

x

5. Safety of Life at Sea (SOLAS) .................................... 23

C. KERANGKA PENELITIAN ............................................ 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN ........................................................ 26

B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN ........................... 26

C. JENIS DAN SUMBER DATA .......................................... 27

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................. 28

E. TEKNIK ANALISIS DATA .............................................. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............. 32

B. HASIL PENELITIAN ....................................................... 35

C. PEMBAHASAN ................................................................ 38

BAB V METODE PENELITIAN

A. KESIMPULAN ................................................................. 49

B. SARAN .............................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Review penelitian Sebelumnya ............................................................. 5

Page 13: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Sekoci Tertutup ..................................................................................... ................. 6

2.2 Sekoci Terbuka ..................................................................................... ................. 6

4.1 KM. ISA GLORY ................................................................................. ................. 34

4.2 Sekoci 1 ................................................................................................ ................. 46

4.3 Sekoci 2 ................................................................................................ ................. 46

4.4 Perawatan Sekoci oleh ABK Mesin ..................................................... ................. 47

4.5 Perawatan Sekoci oleh ABK Deck ....................................................... ................. 47

Page 14: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat ini transportasi laut merupakan suatu kebutuhan dan menjadi alternatif

terbaik dalam rantai perdagangan dunia, oleh sebab itu pelayaran yang aman dan

nyaman sangat dibutuhkan, keselamatan pelayaran merupakan saah satu faktor

yang mutlak yang harus dipenuhi agar kapal dapat beroperasi dengan baik. Dalam

dunia pelayaran terdapat berbagai macam bahaya yang dapat mengancam jiwa

awak kapal. Bahaya-bahaya tersebut diantaranya yaitu bahaya yang disebabkan

karena faktor kesalahan/kelalaian manusia seperti tubrukan, kebakaran,

kebocoran, tenggelam dan kandas. Bahaya lainnya yaitu dari faktor alam, seperti

badai dan struktur geografi laut yang dapat menimbulkan bahaya navigasi.

Gangguan apapun pada saat kapal berlayar merupakan keadaan darurat

karena akan memperlambat kapal tiba pada tepat waktuya. Yang dimaksud

dengan keadaan darurat adalah keadaan di luar keadaan normal yang terjadi di

atas kapal sehingga merugian pihak kapal dan mempunyai tingkat kecenderungan

dapat mebahayakan jiwa manusia, harta benda dan lingkungan dimana kapal

berada. Keadaan darurat dapat disebabkan oleh :

1. Bahaya tubrukan di laut.

2. Bahaya kebakaran / ledakan.

3. Bahaya kapal kandas.

4. Bahaya kebocoran / kapal tenggelam.

5. Bahaya orang jatuh ke laut.

6. Bahaya pencemaran di laut.

Page 15: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

2

Untuk mengatasi keadaan-keadaan bahaya di atas kapal, maka IMO

(International Maritime Organization) mengeluarkan peraturan tentang

keselamatan di atas kapal yaitu SOLAS ’74 yang telah mengatur kewajiban

pemilik dan perusahaan kapal untuk keselamatan di atas kapal. Menurut aturan

SOLAS Consolidated Edition 2010 bab III Life-saving Appliances and

Arrangements aturan 20 Operational Readiness, Maintenance and Inspections

terdapat ketentuan-ketentuan tentang perawatan sekoci di atas kapal yang harus

dilakukan oleh setiap kapal agar sekoci selalu siap digunakan pada saat keadaan

daruat, isi dari ketentuan SOLAS tersebut diantaranya sekoci harus diperiksa

secara visual untuk memastikan bahwa sekoci siap untuk digunakan.

Salah satu kejadian darurat dalam kerusakan sekoci akibat tidak terawat yang

dilaporkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi ialah macetnya derek

sekoci sehingga tidak bisa diturunkan yang tejadi di Di KM Madani dewi-dewi

(alat untuk meluncurkan sekoci-red) sekoci penolong tidak terawat sehingga

berpotensi terganggunya proses peluncuran sekoci saat keadaan darurat. Uji petik

ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian

Perhubungan melakukan terhadap tiga kapal yang melakukan sandar di Pelabuhan

Balikpapan pada 25-26 Juli 2012.

Dari fenomena di atas, mendorong penulis untuk mengangkat masalah ini

untuk diteliti dan kemudian dituagkan dalam Karya Ilmiah Terapan yang berjudul:

PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY SESUAI

SOLAS 1974

Page 16: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana cara melakukan perawatan sekoci penolong dengan benar di atas

kapal sesuai solas 1974 ?

2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan pada saat perawatan sekoci

penolong ?

C. Batasan Masalah

Dalam proposal penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup masalah yang

hanya membahas mengenai perawatan sekoci di atas KM. Isa Glory yang

dilakukan oleh Mualim sesuai dengan ketentuan, agar sekoci dapat digunakan

dengan baik saat keadaan darurat oleh para awak kapal serta dapat menunjang

keselamatan awak kapal tersebut.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui cara melakukan perawatan sekoci di atas KM. Isa Glory

dengan cara yang benar sesuai dengan solas 1974 guna menunjang

keselamatan awak kapal saat keadaan darurat.

2. Agar dapat mengetahui apa saja yang diperhatikan dalam perawatan sekoci

penolong dan apa saja kelengkapan dari sekoci penolong tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahaan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

berharap akan beberapa manfaat yang dapat dicapai :

Page 17: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

4

1. Manfaat Teoretis

Dengan membaca penelitian ini diharapkan pembaca, pelaut, maupun

kalangan umum dapat menguasai perawatan sekoci yang dipakai untuk

menanggulangi keadaan darurat sehinga kerusakan materi dan lingkungan

akibat keadaan darurat dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali.

2. Manfaat Praktis

Dengan melaksanakan perawatan – perawatan sekoci penolong dengan

semaksimal mungkin sehingga pembaca, pelaut, maupun kalangan umum

dapat menguasai perawatan sekoci yang benar sehingga dapat diterapkan

nantinya terjadi keadaan darurat tersebut.

Page 18: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

No. Penulis Judul Penelitian Masalah Hasil

1 Yuyun Yuniar Alat keselamatan

sekoci diatas

kapal

Bagaimana peranan

alat keselamatan

sekoci penyelamat

di atas kapal

Sekoci berfungsi

sebagai alat

penyelamat ketika

terjadi kecelakaan

pada kapal ketika

kapal dalam

menghadapi bahaya

kapal tenggelam.

B. Landasan Teori

1. Sekoci Penolong

Sekoci adalah alat penolong yang dapat digunakan untuk evakuasi

seluruh awak kapal dan penumpang karena memilki konstruksi yang lebih

kuat dari alat penolong lainnya dan kapasitas maksimalnya mencapai 150

orang tergantung dari ukuran sekoci (SOLAS 1974, BAB III ayat 41, Pasal

2.2.1)

Page 19: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

6

Gambar 2.1 Sekoci Tertutup

Sumber : https://img1.cgtrader.com/items/95755/ed7180816e/lifeboat-

3d-model.jpg

Gambar 2.2 Sekoci Terbuka

Sumber : https://sc01.alicdn.com/kf/Solas-Open-FRP-lifeboat-rescue-

boat.jpg

Dalam proses perawatan sekoci harus memperhatikan cara menurunkan

sekoci demi kelancaran dan keamanan dalam latihan meninggalkan kapal

ataupun pada saat terjadi situasi darurat :

a) Orang-orang yang ada di belakang dan depan dewi-dewi harus berhati-

hati kemungkinan sekoci meluncur secara mendadak yang dapat

membahayakan.

Page 20: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

7

b) Peralatan untuk menurunkan sekoci harus selalu dalam kondisi baik.

(Personal Safety and Social Responsibility, Badan Diklat Perhubungan,

2000:35)

Selain itu, sekoci penolong beserta perlengkapan untuk menurunkan

sekoci penolong harus selalu siap dipakai dan dapat diluncurkan dalam

waktu 30 menit (SOLAS 1960). Pada kapal-kapal penumpang, setiap

sekoci penolong harus disimpan di atas dewi-dewi masing-masing.

Untuk menggerakkan suatu anggota di kapal dalam melaksanakan

perawatan alat keselamatan pada umumnya dapat dilaksanakan dengan

baik maka diperlukan dan dibutuhkan suatu metode pelaksanaan

perawatan yang baik pula, hal ini tidak terlepas dari peran para Mualim

yang bertanggung jawab atas alat-alat keselamatan tersebut. Para Mualim

harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan bisa

mengarahkan, memberi isntruksi yang jelas, mudah dipahami dengan

sungguh-sungguh dan mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan serta

bekerjasama dengan baik sehingga pelaksanaan perawatan berjalan

dengan maksimal, dan hal ini juga harus didukung dengan peralatan dan

keterampilan awak kapal yang baik.

Setiap awak kapal harus berpartisipasi dalam latihan meninggalkan

kapal. Dalam pelaksanaan perawatan sekoci penolong, pasti dibutuhkan

personil pendukung yang yang dilibatkan dalam proses tersebut. Untuk

itu, Mualim I selaku penanggung jawab keberadaan alat keselamatan dan

Mualim III sebagai penanggung jawab pengoperasian alat-alat

keselamatan haus memberikan penjelasan kepada personil pendukung

Page 21: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

8

tersebut. Kerjasama antar anak buah kapal juga sangat menentukan

dalam kegagalan dan keberhasilan sebuah pekerjaan. Untuk itu harus

saling membantu antara bagian yang satu dengan yang lainnya, dimana

hubungan ini sangat diperlukan demi kelancaran tugas masing-masing.

Kalau lebih dari 25% dari jumlah awak kapal belum berpartisipasi dalam

latihan meninggalkan kapal yang berlangsung dalam bulan yang lalu,

maka latihan dilakukan lagi dalam waktu 24 jam setelah kapal

meninggalkan pelabuhan. (Personal Survival Techniques, Badan Diklat

perhubungan, 2000:21).

2. Sekoci untuk penyelamat diri di laut

a) Persyaratan konstruksi

(1) Sekoci yang disetujui harus dibuat dengan konstruksi yang kuat dan

memiliki stabilitas yang baik pada saat dimuati penuh dan dengan

lambung bebas yang memadai. Sekoci harus memilki lambung yang

tegar sehigga mampu mempertahankan stabilitasnya pada kedudukan

tegak di perairan tenang dengan muatn penuh;

(2) Sekoci yang disetujui harus mampu diturunkan ke air dengan muatan

penuh secara aman serta memiliki kekuatan untuk ditunda/ditarik

dan diturunkan untuk kecepatan kapal 5 knot;

(3) Lambung sekoci tidak boleh terbuat dari bahan yang mudah terbakar

atau muatan terhadap api/panas;

(4) Tempat duduk sekoci harus serendah mungkin dan di bawah

permukaan air serta mampu menahan beban orang dengan berat 100

kg dengan ruang tempat duduk yang nyaman;

Page 22: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

9

(5) Sekoci harus kokoh sehingga tidak terjadi defleksi bila dimuati

beban:

(a) Untuk sekoci metal 1.25 kali berat sekoci;

(b) Untuk sekoci selain metal 2 kali berat sekoci.

(6) Sekoci harus dikonstruksi mampu untuk benturan dengan lambang

kapal pada kekuatan 3 meter/detik dan tidak rusak bila dijatuhkan ke

air pada ketinggian 3 meter.

(7) Jarak tegak antara lantai dengan bagian dalam penutup sekoci yang

menutupi sekoci lebih dari 50% luar lantai harus:

(a) Tidak kurang dari 1.3 m untuk sekoci yang diperbolehan

membawa 9 orang atau lebih;

(b) Tidak kurang dari 1.7 m untuk sekoci yang diperbolehkan

membawa 24 orang atau lebih;

(c) Tidak kurang dari jarak antara 1.3 m sampai 1.7 m untuk sekoci

yang diperbolehkan mengangkut antara 9 sampai 24 orang

dengan cara interpolasi angka-angka tersebut.

b) Daya angkut sekoci

(1) Sekoci yang diijinkan adalah sekoci yang daya angkutnya tidak lebih

dari 150 orang;

(2) Selain daya angkut yang ditentukan berdasarkan kapasitas (volume)

sekoci sebagaimana aturan dari SIMPSON’S Rule, sesuai dengan

SOLAS 1974 penentuan daya angkut sekoci adalah sebagai berikut :

(a) Sedikit mungkin dengan acuan jumalah orang dengan berat rata

– rata 75 kg semuanya menggunakan rompi penolong, dapat

Page 23: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

10

duduk dengan normal tanpa menggaggu operasi mesin atau

pendayung atau;

(b) Sedikit mungkin dengan acuan ruang gerak tiap orang cukup

bebas dan jarak antara injakan kaki dengan tempat duduk tidak

kurang dari 3 cm.

(3) Letak dan posisi tempat duduk harus secara jelas diketahui.

c) Ketentuan lain

(1) Sekoci penolong untuk kaal penumpang harus dapat dinaik turunkan

berulang-ulng dengan beban penuh;

(2) Sekoci penolong untuk kapal barang harus dapat diturunkan dalam

waktu tidak lebih dari 3 menit, dan harus dapat diturunkan berulang-

ulang.

(3) Sekoci harus memiliki tangga embarkasi;

(4) Sekoci harus dirancang sedemikian rupa sehingga orang yang sakit

(tak berdaya) dapat dinaikkan ke sekoci dengan nyaman;

(5) Lantai dan injakan sekoci harus dibuat tidak licin.

d) Perlengkapan sekoci

Perlengkapan bagi sekoci yang diijinkan harus sesuai dengan

ketentuan aturan 41 paragraf 8 SOLAS 1974 bab III.

(1) Spesifikasi sekoci penolong bermotor yaitu :

(a) Dengan mesin pembakaran kompresi, harus bisa distart setiap

saat;

(b) Bahan bakar paling sedikit harus cukup 24 jam dengan

kecepatan penuh terus menerus;

Page 24: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

11

(c) Harus bisa bergerak mundur;

(d) Mesin dan alat-alatnya harus terlindungi pada saat digunakan

dalam keadaan cuaca buruk;

(e) Kecepatan maju dengan kecepatan penuh pada air tenang 6

knots.

(2) Mechanically propeller

(a) Harus mempunyai tenaga yang cukup untuk segera menjauh dari

lambng kapal ketika sekoci diturunukan dan harus bisa

mempertahankan haluan dalam segala cuaca;

(b) Harus bisa digerakkan oleh orang yang tidak terlatih;

(c) Harus dilengkapi dengan alat pengubah putaran (maju menjadi

mundur) oleh juru mudi setiap saat.

(3) Tulisan-tulisan pada badan sekoci:

(a) Nama kapal;

(b) Kapasitas sekoci penolong;

(c) Ukuran-ukuran sekoci;

(d) Nomor sekoci.

(4) Cara pemberian nomor sekoci:

(a) Dimulai dari muka ke belakang;

(b) Nomor ganjil dilambng kanan, nomor genap dilambung kiri;

(c) Nomor ditulis lambung haluan sekoci.

(5) Syarat penyimpanan sekoci :

(a) Jauh dari haluan dan buritan kapal;

Page 25: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

12

(b) Bisa diturunkan ketika kapal kosong, kapal miring 15°, dari sisi

yang tinggi;

(c) Harus bisa diturunkan dalam waktu 30 menit.

(6) Gunanya sekat peluncur :

(a) Menahan benturan sekoci dengan badan kapal;

(b) Membantu penurunan sekoci ketika kapal miring lebih besar

dari 15°.

(7) Perlengkapan sekoci :

(a) Dayung apung dengan 2 cadangan;

(b) Dayung kemudi;

(c) 1.5 set keleti dengan rantai pengikatnya;

(d) Ganco (boad hook)

(e) Dua prop (sumbat) untuk setiap lubang beserta rantai

pengikatnya. Bagi sekoci yang dilengkapi dengan sumbat

otomatis tidak dilengkapi dengan sumbat biasa;

(f) Dua buah ember dari bahan metal;

(g) Kemudi dengan tangkainya (celaga);

(h) Dua buah kampak, satu pada masing – masing ujungnya;

(i) Lampu beserta minyaknya cukup 12 jam;

(j) Dua kotak korek api yang disimpan dalam kemasan kedap air;

(k) Tiang dengan labran dari kawat tahan karet beserta layar

berwarna orange;

(l) Kompas beserta penerangnya;

(m) Tali penolong (life line) terikat sekeliling luar sekoci;

Page 26: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

13

(n) Jangkar/jangkar air;

(o) Dua buah tali pangolin (toggle pointer), di muka dan di

belakang diikat dengan cakil;

(p) 4.5 liter minyak peredam ombak terbuat dari hewan atau

tumbuhan;

(q) Makanan yang disimpan dalam kemasan kedap air;

(r) Air tawar 3 liter untuk tiap orang;

(s) 4 buah cerawat paying (parachute flare);

(t) 6 buah cerawat tangan (hand flare);

(u) 2 isyarat asap orange (smoe signal) untuk siang hari;

(v) Obat-obatan pada kemasan kedap air;

(w) Senter yang bisa dipakai untuk mengirim isyrat morse, dengan

baterai dan balonnya;

(x) Cermin isyarat siang hari;

(y) Pisau lipat (jack knife) beserta pembuka kaleng yang selalu

terikat pada badan sekoci dengan rantai;

(z) Dua buah tai buangan yang terapung;

(aa) Pompa tangan;

(bb) Satu set alat pancing;

(cc) Terpal pelindung yang berawarna orange;

(dd) Khusus sekoci motor harus ada pemadam api untuk jenis

kebakaran minyak;

(ee) Radio injing/emergency portable radio pada salah satu sekoci.

Page 27: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

14

3. Prosedur Darurat

Menurut Zieahmadi (2013: 1) Prosedur keadaan darurat adalah tata cara

atau pedoman kerja dalam menanggulangi atau mencegah keadaan yang

membahayakan jiwa manusia, harta benda maupun lingkungan, untuk

mengurangi kerugian lebih besar.

a) Macam-macam keadaan darurat diatas kapal

(1) Tubrukan

Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal

dengan dermaga maupun dengan benda tertentu akan mungkin

terdapat situasi kerusakan pada kapal, korban manusia, tumpah

minyak ke laut (kapal tangki), pencemaran dan kebakaran. Situasi

lainnya adalah kepanikan atau ketakutan petugas di kapal yang justru

memperlambat tindakan, pengamanan, penyelamatan dan

penanggulangan keadaan darurat tersebut.

(2) Kebakaran / ledakan

Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan

terhadap kebakran, misalnya di kamar mesin, ruang muatan, gudang

penyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dan tempat

akomodasi nahkoda dan anak buah kapal.

Sedangkan ledakan dapat terjadi karena kebakaran atau

sebaliknya kebakaran terjadi karena ledakan, yang pasti kedua-

duanya dapat menimbulkan situasi darurat serta perlu diatasi.

Page 28: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

15

Keadaan darurat pada situasi kebakaran dan ledakan tentu

sangat berbeda dengan keadaan darurat karena tubrukan, sebab pada

situasi demikian terdapat kondisi yang pans dan ruang gerak terbats

dan kadang-kadang kepanikan atau ketidaksiapan petugas untuk

bertindak mengatasi keadaan maupun peralatan yang digunakan

sudah tidak layak atau tempat penyimpanan telah berubah

(3) Kandas

Kapal kandas pada umumnya di dahului dengan tanda-tanda

putaran baling-baling terasa berat, asap di cerobong mendadak

hitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah kemudian

berhenti mendadak.

Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat

tergantung pada permukaan dasar laut atau sungai dan situasi di

dalam kapal tentua akan tergantung juga pada keadaan kapal

tersebut.

Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan

menimbulkan pencemaran atau bahaya tenggelam kalau air yang

masuk ke dalam kapal tidak dapat diatasi, sedangkan bahaya

kebakaran tentu akandapat saja terjadi apabilabahan bakar atau

minyak terkondisi denga jaringan listrik yang rusak menimbulkan

nyala api dan tidak terdeteksi sehingga menimbulkan kebakaran.

Kemungkina kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat saja

terjadi karena situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat terjadi

perubahan posisi kapal.

Page 29: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

16

Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat

sementara tergantung pada posisi permukaan dasar laut dan sungai,

ataupun cara mengatasi sehinga keadan darurat seperti ini aka

membuat situasi di lingkungan kapal akan terjadi rumit.

(4) Kebocoran / Tenggelam

Kebocoran pada kapal dapat terjadi karena kapal kandas, tetapi

dapat juga terjadi karena tubrukan maupun kebakaran serta

kerusakan kulit pelat kapal karena korosi, sehingga kalau tidak

segera diatas kapal akan segera tenggelam.

Air yang masuk dengan cepat sementara kemampuan mengatasi

kebocoran terbatas, bahka kapal menjadi miring membuat situasi

sulit diatasi. Keadaaan darurat ini akan menjadi rumit apabila

pengambilan keputusan dan pelaksanaannya tidak didukung

sepenuhnya oleh seluruh anak buah kapal, karna untuk mengatsi

keadaan tidak didasarkan pada azas keselamatan dan kebersamaan.

(5) Orang jatuh ke laut ( Man Over Board )

Orang jatuh ke laut merupakan salah satu bentuk kecelakaan

yang membuat situasi menjadi darurat dalam upaya melakukan

penyelamatan.

Pertolongan yang diberikan tidak dengan mudah dilakukan

karena akan sangat tergantung pada keadaan cuaca saat itu serta

kemampuan yang akan memberi pertolongan, maupun fasilitas yang

tersedia.

Page 30: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

17

4. Teori Perawatan Sekoci

Menurut ketentuan SOLAS 1974 Consolidated Edition 2014, Chapter III

tentang Life-saving appliances and arrangements, Regulation 20 tentang

Operational readiness, maintenance and inspections, Point 3 tentang

Maintenance (MSC/Circ. 1093) terdapat beberapa teori yang berkaitan

dengan perawatan sekoci :

a) Perawatan dan pemeriksaan sekoci

Perawatan sekoci adalah faktor mutlak sehingga sebelum kapal

meninggalkan pelabuhan dan selama perjalanan sekoci harus dapat

bekerja dan setiap saat dapat digunakan. Menurut SOLAS 1974

Consolidated Edition 2014 Chapter III Regulation 36 instruksi perawatan

sekoci harus mudah dimengerti, diilustrasi dan harus mempunyai :

(1) Checklist yang digunakan saat pemeriksaan;

(2) Instruksi perawatan dan perbaikan;

(3) Jadwal periode perawatan;

(4) Diagram lubrication print dengan lubricant yang direkomendasikan;

(5) Daftar penggantian alat;

(6) Daftar sumber spare part;

(7) Catatan inspeksi dan perawatan.

Perawatan, pengujian dan pemeriksaa sekoci harus dilaksanakan

berdasarkan pedoman yang dikembangkan oleh SOLAS 1974

Consolidated Edition 2014 dengan cara tetap memperhatikan dan

memastikan keadaan peralatan tersebut.

Page 31: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

18

(1) Pemeriksaan Mingguan

Beberapa tes dan pemeriksaan yang harus dimasukkan dalam

log book, adapun pemeriksaan mingguan yaitu :

(a) Sekoci dan peralatan peluncur harus secara visual diperiksa

untuk memastikan bahwa mereka siap untuk digunakan.

(b) Semua mesin dalam sekoci dijalankan selama tidak kurang dari

3 menit dengan suhu lingkungan berada di atas suhu minimum

yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan mesin. Selama

jangka waktu ini, harus dipastikan bahwa gear box dan gear box

train bekerja dengan baik. Jika karakteristik khusus dari sebuah

mesin motor yang dipasang pada sekoci tidak memungkinkan

untuk dijalankan dalam waktu 3 menit dengan baling – baling

tidak terendam oleh air maka tes ini tidak perlu dilakukan.

Kecuali kapal yang dibangun sebelum tanggal 1 Juli 1986.

(c) Sekoci pada kapal kargo diturunkan dari posisinya tanpa orang

di dalamnya, untuk demonstrasi peralatan peluncuran dengan

syarat cuaca dan kondisi laut memungkinkan.

(2) Pemeriksaan Bulanan

Beberapa tes dan pemeriksaan yang harus dilakukan bulanan

harus dimasukkan dalam log book, adapun pemeriksaan bulanan

yaitu :

(a) Sekoci pada kapal kargo diturunkan dari posisinya tanpa orang

didalamnya, untuk demonstrasi peralatan peluncuran dengan

syarat cuaca dan kondisi laut memungkinkan.

Page 32: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

19

(b) Pemeriksaan peralatan sekoci harus dilakukan bulanan

menggunakan checklist yang diminta aturan SOLAS 1974 untuk

memastikan bahwa peralatan tersebut selama keadaan baik dan

harus dicatat dalam log book.

Pemeriksaan dan perawatan secara rutin serta catatannya dilakukan

oleh awak kapal. Perbaikan dan penggantian suku cadang juga harus

dilakukan sesuai dengan persyaratan dan standar pabrik pembuatnya.

Beberapa item yang penting untuk dites dan diperiksa kondisi dan

operasionalnya :

(1) Pemeriksaan pada sekoci yaitu :

(a) Kondisi struktur lifeboat termasuk peralatannya yang tetap

maupun tidak tetap.

(b) Mesin dan sistem propulsi.

(c) Sistem sprinkler.

(d) Sistem air supply.

(e) Sistem kendali.

(f) Sistem bailing.

(2) Syarat penyimpanan sekoci :

(a) Jauh dari haluan dan buritan kapal;

(b) Bisa diturunkan ketika kapal kosong, kapal miring 15°, dari sisi

yang tinggi;

(c) Harus bisa diturunkan dalam waktu 30 menit.

Setiap pemeriksaan dilakukan, sekoci harus dapat bekerja

seperti sebagai berikut :

Page 33: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

20

(i) Dengan mesin pembakaran kompresi, harus bisa distart

setiap saat;

(ii) Bahan bakar paling sedikit harus cukup 24 jam dengan

kecepatan penuh terus menerus;

(iii) Harus bisa bergerak mundur;

(iv) Mesin dan alat-alatnya harus terlindungi pada saat

digunakan dalam keadaan cuaca buruk;

(v) Kecepatan maju dengan kecepatan penuh pada air tenang 6

knots.

(vi) Harus mempunyai tenaga yang cukup untuk segera menjauh

dari lambung kapal ketika sekoci diturunukan dan harus

bisa mempertahankan haluan dalam segala cuaca;

(vii) Harus bisa digerakkan oleh orang yang tidak terlatih;

(3) Pemeriksaan pada release gear yaitu :

(a) Pengoperasian perangkat untuk aktifasi release gear.

(b) Hidrostatik sistem interlock.

(c) Kabel pengontrol dan pelepasan.

(d) Hook pengait.

Dengan catatan :

(i) Pengaturan dan pemeliharaan peralatan pelepasan

merupakan hal yang penting berkaitan dengan keselamatan

operasional dari sekoci dan keselamatan personil dalam

sekoci.

Page 34: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

21

(ii) Pengaturan atau adjustment release gear tidak dapat

dilakukan saat hook sedang menahan beban.

(iii) Release gear harus diperiksa sebelum melakukan tes

operasionalnya. Release gear juga diperiksa setelah tes

operasional disertai tes rem dinamis pada winch. Pastikan

bahwa tidak ada kerusakan telah terjadi selama winch dites

terutama saat hook diikat.

(4) Pemeriksaan pada dewi – dewi yaitu :

(a) Struktur dewi – dewi.

(b) Wire dan sheaves.

(c) Pelumasan pada wire, sheaves dan bagian yang bergerak.

(d) Sistem penyimpanan energi.

(e) Sistem hidrolik.

(5) Pemeriksaan pada winch yaitu :

(a) Membuka dan memeriksa keadaan rem.

(b) Mengganti bantalan rem, jika perlu.

(c) Sistem remote control.

(d) Sitem power supply.

(6) Cara menurunkan sekoci

Adapun cara penurunan sekoci dari kapal ke air juga harus

diperhatikan karena dengan cara menurunkan sekoci sesuai dengan

prosedur dapat merawat dan menjaga sekoci agar tetap dapat

digunakan dengan baik. Sebelum menurunkan sekoci perhatikan

painternya masih terikat dengan benar di sekoci dari railing kapal,

Page 35: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

22

dan tidak kencang atau tegang tertambat di railing agar penurunan

sekoci nantinya tidak tertahan. Berikut cara menurunkan sekoci :

(a) Lepaskan pengunci hand brake pada boat winch dengan cara

mencabut toggle pinnya;

(b) Semua awak kapal naik dan masuk ke dalam sekoci kecuali

orang yang memiliki tugas untuk menurunkan sekoci;

(c) Berdiri dengan benar pada stage untuk melepaskan cradle

stopper handle dari penahannya dengan cara mencabut toggle

pin;

(d) Lepaskan trigger line dan lashing line dari release hook

terhadap badan sekoci agar tidak tersangkut;

(e) Orang yang bertugas menurunkan sekoci selanjutnya naik dan

masuk ke dalam sekoci, kemudian menutup semua pintu sekoci;

(f) Tarik tali remote control wire dari dalam sekoci untuk memutar

keluar dan menurunkan sekoci. Dalam penarikan tali remote

control wire harus dilakukan dengan hati-hati dengan

menariknya secara perlahan karena hal ini akan menyebabkan

terjadi oleng pada sekoci. Akibatnya dapat membahayakan

orang yang berada dalam sekoci tersebut;

(g) Ketika sekoci hampir mencapai permukaan laut, orang yang

bertugas menarik tali remote control wire harus mengurangi

kecepatan penurunan dengan cara sedikit mengendurkan tarikan

terhadap tali remote control wire hingga sekoci bersentuhan

langsung dengan permukaan laut secara perlahan;

Page 36: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

23

(h) Setelah sekoci sudah berada di atas permukaan laut segera

lepaskan tali remote control wire dari dalam sekoci;

(i) Lepaskan sekoci dari kedua boat hooknya dan lepaskan juga

sekoci dari Painternya.

Dari pernyataan di atas bahwa sekoci yang digunakan dalam peluncuran

harus diperiksa secara berkala dengan memperhatikan wilayah secara khusus

dan diperbarui bila perlu atau dengan interval tidak lebih dari 5 tahun.

5. Safety of Life at Sea (SOLAS)

Menurut SOLAS 1974 Consolidated Edition 2014 dari semua konvensi

internasional Berurusan dengan keamanan maritim, yang terpenting adalah

Internasional Konvensi untuk Keselamatan Hidup di Laut, lebih dikenal

sebagai SOLAS, yang meliputi berbagai macam langkah yang dirancang

untuk meningkatkan keamanan pengiriman. Edisi konsilidasi 2014

merupakan salah satu dari yang tertua dari jenisnya: versi pertama adalah

diadopsi pada tahun 1914 setelah tenggelam dari Titanic dengan kerugian

lebih dari 1.500 nyawa. Sejak itu ada sudah empat versi SOLAS lagi. Itu versi

sekarang diadopsi pada tahun 1974 dan mulai berlaku pada tahun 1980.

Untuk memberikan referensi yang mudah untuk semua persyaratan SOLAS

yang berlaku Mulai 1 Juli 2014, edisi ini terbit Sebuah teks konsolidasi

Konvensi, protokolnya tahun 1978 dan 1988 dan semuanya perubahan yang

berlaku sejak tanggal tersebut. Organisasi Maritim Internasional (IMO), yang

bertemu untuk pertama kalinya di Jakarta 1959, adalah badan khusus dari

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengabdikan diri untuk maritim urusan.

Kepentingan utamanya bisa jadi disimpulkan dalam kalimat: Aman, aman

Page 37: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

24

dan pengiriman yang efisien pada lautan bersih. Selama bertahun-tahun, IMO

telah berkembang dan mempromosikan adopsi lebih banyak dari 40 konvensi

dan protokol serta lebih dari 1.000 kode dan rekomendasi berhubungan

dengan keamanan maritim, pencegahan polusi di laut dan hal lainnya. Itu

Yang terpenting adalah wajib untuk kapal yang bergerak dalam perdagangan

internasional, dan bahkan rekomendasinya seringkali universal dalam

dampaknya. Untuk memastikan bahwa tindakannya benar diimplementasikan

di seluruh dunia, IMO beroperasi sebuah program kerjasama teknis,

memberikan konsultasi dan konsultasi layanan, mengatur pelatihan individu

melalui fellowship dan pelatihan umum melalui sejumlah institusi, dan

menyebarkan informasi tentang kegiatan dengan cara yang luas program

penerbitan.

SOLAS juga dapat diartikan hukum atau pedoman untuk pelaut

mengenai keselamatan jiwa di laut yang berfungsi mengatur segala

keterkaitan pelaut dalam bekerja agar sesuai prosedur pada SOLAS sehingga

dapat menghindari dan mengurangi kecelakaan kerja di laut.

Page 38: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

25

C. Kerangka Penelitian

Sering terjadi kerusakan sekoci yang tidak terduga karena kurangnya pengecekan

dan tidak bisa digunakan secara maksimal saat keadaan darurat terjadi.

Penyebabnya ?

1. Awak kapal yang kurang maksimal melaksanakan

perawatan dan pengecekan sekoci

2. Awak kapal yang kurang memahami cara perawatan

dan pengecekan yang baik dan benar sesuai dengan

ketentuan

Bagaimana

penanganannya ?

1. Mempelajari dan memahami cara perawatan dan pengecekan sekoci yang

ada sesuai ketentuan

2. Melaksanakan perawatan dan pengecekan rutin dengan jangka waktu

yang tepat dan berkala sesuai ketentuan

PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY SESUAI SOLAS 1974

Page 39: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini peniliti menggunakan metode penelitian

campuran. Metode penelitian campuran merupakan suatu pendekatan yang

mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kuantitatif dan bentuk kualitatif.

Penelitian metode campuran adalah suatu metode penelitian yang melibatkan

pemakaian 2 metode, yaitu metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif

dalam studi tunggal atau satu penelitian. Penelitian jenis ini lebih kompleks bila

dibandingkan dengan penelitian yang lainnya, tidak hanya sekedar

mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, tetapi juga melibatkan fungsi

dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif sehingga secara keseluruhan

lebih besar bila dibandingkan kedua penelitian tersebut. Penggunaan 2 metode

penelitian ini dipandang lebih dapat memberikan suatu pemahaman yang lebih

lengkap mengenai isu atau masalah penelitian daripada penggunaan salah satu

metode penelitian di antaranya.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Proposal penelitian ini dilakukan sebelum melaksanakan praktek layar

dan dilanjutkan pada saat taruna atau taruni melakukan praktek layar selama

12 bulan diatas KM. Isa Glory.

2. Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini di Politeknik Pelayaran Surabaya dan

akan dilanjutkan pada saat melaksanakan praktek laut di KM. Isa Glory.

Page 40: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

27

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penusunan proposal ini adalah

data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui pengamatan

langsung dan wawancara. Dari sumber-sumber ini diperoleh data sebagai berikut.

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti dengan maksud untuk

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan

sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan. Peneliti mendapatkan data primer ini melalui

wawancara langsung ke responden tentang studi perawatan sekoci di atas

kapal guna menunjang keselamatan awak kapal saat keadaan darurat.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia hingga peneliti

mencari dan mengumpulkan informasi-informasi yang sudah tersedia. Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel,

jurnal serta situs di internet yang berkenan dengan penelitian yang dilakukan.

Data yang peneliti peroleh berupa data-data yang nyata sesuai di lokasi,

karena di KM. Isa Glory sudah tersedia data-data yang ada, seperti data

tentang studi perawatan sekoci di atas kapal guna menunjang keselamatan

awak kapal saat keadaan darurat. Data tersebut digunakan untuk mendukung

penelitian penulis tentang studi perawatan sekoci di atas KM. Isa Glory guna

menunjang keselamatan awak kapal saat keadaan darurat.

Page 41: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

28

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah sebelumnya, maka dalam

penyusunan proposal ini dibutuhkan suatu pengumpulan data sehingga dapat

memperoleh data yang benar dan sesuai agar tujuan penelitian dapat tercapai.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yakni :

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan cara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Tanpa

wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperloeh

dengan jalan bertanya langsung. Adapun wawancara yang dilakukan adalah

wawancara tidak berstruktur, dimana di dalam metode ini memungkinkan

pertanyaan berlangsung luwes, arah pertanyaan lebih terbuka, tetap fokus,

sehingga diperoleh informasi yang kaya dan pembicaraan tidak kaku. Hal ini

dilakukan untuk memperoleh data di lokasi penelitian dengan aktual dan fakta

yang sesuai.

2. Dokumentasi

Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara

dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data

yang diperlukan dalam pnelitian. Dokumentasi dari asal kata dokumen yang

artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis. Dokumentasi yang berbentuk

tulisan seperti catatan-catatan kecil yang berupa informasi dari hasil

wawancara sedangkan dokumen yang berbentuk gambar seperti foto.

Page 42: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

29

Dokumentasi yang berbentuk tulisan seperti catatan-catatan kecil yang

berupa informasi dari hasil wawancara sedangkan dokumen yang berbentuk

gambar seperti di foto. Dokumen yang berbentuk karya misalnya gambar

tentang kejadian yang berhubungan.

3. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan

secara cermat dan sistematik. Observasi harus dilakukan secara teliti dan

sistematik. Observasi harus dilakukan secara teliti dan sistematis untuk

mendapatkan hasil yang bisa diandalkan dan peneliti harus mempunyai latar

belakang atau pengetahuan yang lebih luas tentang objek penelitian

mempunyai dasar teori dan sikap objektif. Observasi yang dilakukan oleh

peneliti bisa direalisasikan dengan cara mencatat informasi yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat

memahami konteks data dalam berbagai situasi, sehingga dapat memperoleh

pandangan secara menyeluruh. Untuk itu peneliti dapat melakukan

pengamatan secara langsung dalam mendapatkan bukti yang terkait dengan

objek penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Tahap menganalisa data adalah tahap yang paling penting dan menentukan

dalam suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan tujuan

menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpresentasikan. Selain itu data dimanfaatkan agar dapat digunakan untuk

menjawab masalah yang diajukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini

berandaskan pada analisa induktif. Peneliti berusaha merumuskan pernyataan atau

Page 43: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

30

abtraksi teoritis lebih umum yang menyatakn induksi analisis yang menghasilkan

proposisi yang berusaha mencakup setiap kasus yang dianalisis dan menghasilkan

proposisi interaktif universal. Salah satu ciri penting induksi analisis adalah

tekanan pada kasus negatif yang menyangkut proposisi yang dibangun peneliti.

Analisis ini dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman

empiris berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan

dokumentasi kemudian disusun untuk mengumpukan data

Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data

yang diperoleh ke dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan

diinterpresentasikan, yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mencari

jawaban atas permasalahan yang ada. Sesuai dengan metode penelitian deskriptif,

maka data akan diuraikan sedetail mungkin dengan uraian-uraian kualitatif.

Artinya dari data yang ada dianalisis serinci mungkin dengan cara

mengabstrasikan secara teliti setiap informasi yang diperoleh selama di lapangan,

sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Dalam penulisan ini peneliti menggunakan

2 macam metode analisis data :

1. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun

secara terpadu dan mudah untuk dapat dipahami yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan kemungkinan adanya

pengambilan suatu tindakan.

2. Menarik Simpulan atau Verifikasi

Menarik kesimpulan merupakan kemampuan seorang peneliti dalam

menyimpulkan berbagai temuan data diperoleh selama penelitian

Page 44: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

31

berlangsung. Metode analisis data yang diperoleh selama penelitian ini adalah

analisis kualitatif, dimana data-data yang diperoleh pengertian dan

pemahaman tentang masalah yang diteliti sehngga dapat menjelskan suatu

kebenaran dari data-data yang diperoleh selama penelitian. Peneliti

menganilisis data tersebut sehingga dapat memperoleh pembahasan mengenai

masalah yang didapat, kemudian dari pembahasan masalah tersebut dapat

diambil kesimpulannya dan peneliti dapat memberian saran-saran yang

diperlukan.

Page 45: PERAWATAN SEKOCI PENOLONG DI KM. ISA GLORY ...

DAFTAR PUSTAKA

Boedi Arianto, Setio., ct al.(2013). Evaluasi Ketersediaan Fasilitas Keselamatan

Kapal Pada Lintas Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Laporan Akhir.

Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia .(2002). Pengertian perawatan, (online) ,

(http://kbbi.co.id/arti-kata/perawatan. Diakses pada 21 April 2017).

Kamus Besar Bahasa Indonesia .(2002). Pengertian memaksimalkan, (online),

(http://kbbi.co.id/arti-kata/memaksimalkan. Diakses pada 21 April 2017).

Novera, Arfianna.(2008). UPAYA MENGATASI KECELAKAAN KAPAL LAUT

BERDASARKAN UU NO. 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN.

Discussion Paper. Fakultas Hukum Unsri.

PT. Isa Lines. Sistem manajemen keselamatan KM. Isa Glory

Sistem Managemen Pemeliharaan Kapal. (2016). Sistem Pemeliharaan Kapal,

(online), (http://smpemeliharaankapal.blogspot.co.id/2016/02/kegiatan-

pemeliharaan-kapal-berbasis.html. Diakses pada 13 Juli 2017).

Sugeng, Mas. (2016). Penelitian Campuran, (online), (http://ayo-nambah-

ilmu.blogspot.co.id/2016/06/metode-penelitian-campuran-tujuan.html.

Diakses pada 16 Juli 2017).

THAMRIN, THAMRIN (2001) IMPLEMENTASI KODE INTERNASIONAL

MANAJEMEN KESELAMATAN (ISM CODE) DALAM

PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PADA KAPAL TANKER

PERTAMINA DI PELABUHAN PANJANG PROVINSI LAMPUNG.

Undergraduate thesis, Diponegoro University.

Tim penyusun. Buku Basic Safety Training. Surabaya: Politeknik Pelayaran

Surabaya

Velasco Indonesia. Perawatan alat keselamatan kapal.

(http://velascoindonesia.com/perawatan-alat-keselamatan-kapal/. Diakses

pada 15 Juli 2017).

Wikipedia. (2015). Sekoci. (https://id.wikipedia.org/wiki/Sekoci. Diakses pada 10

Juli 2017).

Yuniar, Yuyun. (2010). Alat keselamatan sekoci diatas kapal. Surabaya