Page 1
1 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita persembahkan kepada Allah SWT, karena izin dan
hidayahNya kita telah dapat menyelesaikan Profil Pembagunan Kesehatan Kabupaten
Agam Tahun 2010.
Profil Kesehatan Kabupaten Agam merupakan salah satu hasil penting dari
pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), dimana profil ini merupakan
suatu sarana untuk melihat dmendapatkan gambaran dan melakukan evaluasi sampai
sejauh mana Kabupaten Agam mencapai sasaran dan target melalui indikator-indikator
sesuai dengan RPJM 2006-2010 serta visi dan misi “Agam Sehat dan Mandiri 2010 “ yang
merupakan pencapaian indikator-indikator tahun terakhir dari RPJM Pembangunan
Kesehatan Kabupaten Agam Tahu 2006-2010.
Oleh karena itu, penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010 ini
menjadi wajib dilaksanakan dan diterbitkan setiap tahunnya. Data dan informasi yang
tercantum dalam profil ini merupakan analisis pencapaian program-program
pembangunan kesehatan yang diukur melalui indikator-indikator SPM dan Indonesia
Sehat 2010. Adapun sumber data berasal dari Puskesmas dan RSUD Lubuk Basung
termasuk lintas sektoral terkait di Kabupaten Agam.
Kami menyadari bahwa Profil Kesehatan ini masih banyak kekurangan terhadap
data-data yang disajikan karena tidak seluruhnya ditampilkan dan belum dapat
disajikan lebih awal sesuai dengan yang diharapkan. Mudah-mudahan Profil Kesehatan
Kabupaten Agam tahun 2010 ini bermanfaat dalam memberikan data dan informasi
tentang pembangunan kesehatan selama tahun 2010.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam,
Dr. INDRA, MPPM
NIP. 19630821 199011 1 001
Page 2
2 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profil Kesehatan Kabupaten Agam merupakan suatu gambaran kondisi dan
situasi hasil pembangunan kesehatan di Kabupaten Agam yang diterbitkan setiap
tahunnya sejak diterbitkannya pertama kali tahun 1988. Profil ini memuat berbagai
data dan informasi tentang hasil pelaksanaan program pembangunan kesehatan
sebagai sarana penyedia dan informasi dalam untuk mengevaluasi dan memonitor
pencapaian indikator Agam Sehat dan Mandiri 2010. Profil pembangunan
kesehatan Kabupaten Agam ini juga merupakan produk dari Sistem Informasi
kesehatan Daerah (SIKDA) dan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) yang
sangat penting artinya bagi Kabupaten Agam sebagai sarana penyedia indikator-
indikator yang menunjukkan tercapai/belumnya Visi “Agam Sehat dan Mandiri
2010”
Profil Kesehatan Kabupaten Agam diharapkan dapat menyediakan data-
data dan informasi khusus tentang pembangunan kesehatan dalam rangka
penyusunan rencana pembangunan kesehatan serta dapat melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan kesehatan selama tahun 2009,
Page 3
3 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
yang merupakan hasil cakupan tahun ke-4 dari rangkaian pencapaian indikator
SPM Kabupaten Agam tahun 2006-2010.
Penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten Agam setiap tahunnya selalu
dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas profil itu sendiri melalui berbagai
upaya perbaikan, baik dari segi materi, analisis maupun dalam bentuk tampilan,
sehingga profil kesehatan ini dapat dibaca dan dipahami serta bermanfaat dalam
pelaksanaan program pembangunan kesehatan di Kabupaten Agam. Penyusunan
buku Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010 ini masih tetap mengacu pada
Buku Petunjuk Tekhnis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yaitu
berdasarkan Kepmenkes dan Kesejahteraan Sosial Depkes RI Nomor 580 Tahun 2004.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan dan penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten Agam
Tahun 2010 ini adalah penyediaan sarana dan informasi program dan kegiatan
pembangunan kesehatan selama tahun 2010 berdasarkan data-data indikator SPM
dan Agam Sehat dan Mandiri 2010.
Sedangkan tujuan penyusunan dan penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten
Agam tahun 2010 ini adalah media evaluasi dan monitoring program dan kegiatan
pembangunan kesehatan selama Tahun 2010 dan sebagai media atau sarana
perencanaan program dan pembangunan kesehatan Kabupaten Agam Tahun
2011-2015.
Untuk mencapai tujuan dalam pembangunan kesehatan tidak luput dari
peran manajemen kesehatan yaitu data dan informasi kesehatan berupa hasil
pengumpulan dan pengolahan dan analisa data yang merupakan masukan bagi
pengambil keputusan bidang kesehatan. Dengan berlakunya Sistem Kesehatan
Nasional tersebut, dilaksanakan pengumpulan dan pengolahan serta analisa data
yang dituangkan dalam sebuah Profil Kesehatan.
C. Sistematika Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Agam tahun 2010
Gambaran dan sistematika penyajian Profil kesehatan Kabupaten Agam
tahun 2010 hampir sama dengan Tahun 2009, yaitu menyajikan indikator
keberhasilan pembangunan kesehatan : indikator Indonesia Sehat 2010 dan
indikator kinerja dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan
berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor: 1202/Menkes/SK/VII/2003 dan
indikator kinerja dan SPM bidang kesehatan di Kabupaten/Kota berdasarkan
Page 4
4 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor: 741/Menkes/Per/VII/2008. Namun dari sisi
narasinya kami coba terus melakukan perubahan-perubahan dalam melakukan
analisis pencapaian indikator-indikator SPM dan Agam Sehat dan Mandiri 2010.
Jelasnya sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Agam tahun 2010 ini
adalah sebagai berikut:
BAB I
BAB II
BAB III
:
:
:
PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan tentang latar belakang, maksud dan
tujuan serta sistematika penyusunan dan penerbitan Profil Kesehatan
Kabupaten Agam Tahun 2010.
ANALISIS SITUASI KABUPATEN AGAM
Bab ini menampilkan gambaran umum dan analisis situasi
Kabupaten Agam yang meliputi:
1. Keadaan geografi, Demografi dan Topografi Kabupaten Agam;
2. Kependudukan;
3. Manajerial Dinas Kesehatan Kabupaten Agam.
4. Fasilitas dan sarana beserta prasarana pelayanan kesehatan,
Pembiayaan kesehatan termasuk peran serta swasta.
PENCAPAIAN AGAM SEHAT DAN MANDIRI TAHUN 2010
Bab ini menyajikan hasil-hasil dan pencapaian indikator SPM
dan Agam Sehat dan Mandiri 2006-2010, khususnya capaian program
dan kegiatan tahun 2009, yaitu:
1. Derajat kesehatan, khususnya angka kematian, angka kesakitan
dan usia harapan hidup sesuai dengan indikator Agam Sehat dan
Mandiri 2010 yang yang dicapai selama Tahun 2009;
2. Angka kesakitan (Morbiditas) penyakit infeksi dan menular
termasuk penyakiat potensi KLB dan wabah dan penanganannya;
3. Status gizi masyarakat dan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan;
4. Upaya kesehatan yang meliputi: pelayanan kesehatan dasar
masyarakat; pembinaan kesehatan lingkungan; peerbaikan gizi
masyarakat;
5. Sumber daya kesehatan yang meliputi: sarana dan prasarana
Page 5
5 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
BAB IV
:
puskesmas termasuk Rumah Sakit (RSUD) dan sarana kesehatan
bersumber daya kesehatan;
6. Gambaran tentang ketenagaan (SDM) kesehatan;
7. Gambaran tentang pembiayaan pembangunan kesehatan
Kabupaten Agam;
PENUTUP
Bab ini menyajikan beberapa kesimpulan tentang
pencapaian pembangunan kesehatan Kabupaten Agam Tahun
2010.
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN
Page 6
6 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Keadaan Geografi, Demografi dan Topografi Kabupaten Agam
Kabupaten Agam memiliki luas wilayah sebesar 2.232,30 km2 yang berarti
hanya 5,29 % dari luas wilayah Propinsi Sumatera Barat yang mencapai 4.229.730
Ha (42,297,30 km2). Topografi daerah Kabupaten Agam bervariasi antara
dataran bergelombang dan berbukit dengan ketinggian antara 22 meter
(Kecamatan Tanjung Mutiara) sampai dengan 1.031 meter (Kecamatan Matur)
dari permukaan laut (dpl).
Ditinjau dari batas daerah, maka Kabupaten Agam mempunyai batas:
1. Sebelah utara dengan kabupaten Pasaman Barat;
2. Sebelah selatan dengan kabupaten Padang Pariaman dan Tanah Datar;
3. Sebelah timur dengan kabupaten 50 Kota;
4. Sebelah barat dengan Samudera Hindia
Page 7
7 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Dilihat dari segi kondisi alamnya, Kabupaten Agam merupakan daerah
yang paling lengkap sumber daya alamnya, karena selain memiliki laut di
kecamatan Tanjung Mutiara, juga memiliki 2 (dua) gunung, yaitu gunung Merapi
di kecamatan Sungai Puar dengan ketinggian 2.891 meter dpl dan gunung
Singgalang di kecamatan IV Koto dengan ketinggian 2.877 meter dpl serta
terdapat 1 (satu) buah danau, yaitu danau Maninjau di kecamatan Tanjung Raya
dengan luas 9.950 Ha dengan kedalaman mencapai 157 meter dan keliling
danau sepanjang 66 Km. Dengan demikian, Kabupaten Agam memiliki potensi
yang sangat besar untuk pengembangan usaha perikanan laut, perikanan
darat/air tawar, pertanian, perkebunan serta pengembangan usaha pariwisata.
Pada tahun 2010, kabupaten Agam mempunyai wilayah administrasi
terdiri atas 16 kecamatan dengan 84 Nagari. Pusat Pemerintahan berada di kota
Lubuk Basung, yang berjarak 114 km dari kota Padang atau 63 km dari kota
Bukittinggi.
B. Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat
1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk oleh BPS kabupaten Agam
pada akhir tahun 2010, jumlah penduduk kabupaten Agam meningkat 4,7 %
dari tahun 2009. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Agam adalah
sebanyak 467.348 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 225.182
jiwa (48,2 %) dan penduduk perempuan berjumlah 242.166 (51,8 %).
Sedangkan ratio jenis kelamin laki-laki dengan perempuan adalah 92,9 untuk
jenis kelamin perempuan. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 105.773 KK,
dengan ratio beban tanggungan keluarga per rumah tangga adalah sebesar
1,72 orang. Kecamatan Lubuk Basung merupakan kecamatan penduduk
terbanyak yaitu sebanyak 65.195 jiwa (13,9 %) dari semua penduduk di
Kabupaten Agam dan kecamatan Malalak merupakan kecamatan dengan
penduduk terkecil yaitu 11.159 jiwa (2,4 %) dari seluruh penduduk.
2. Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kepadatan Penduduk
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada akhir tahun 2009
yaitu sebesar 445.387 jiwa dengan jumlah penduduk akhir tahun 2010 yang
berjumlah 467.348 jiwa, maka laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten
Agam (Growth Rate) sebesar 0,43 %. Tingkat kepadatan penduduk di
Page 8
8 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Kabupaten Agam adalah sebesar 209,36/Km2, meningkat dari tahun 2009
yang hanya 199,52/Km2. Hal ini berarti bahwa terjadin peningkatan
kepadatan penduduk di Kabupaten Agam dalam kurun waktu selama tahun
2010 ini. Kecamatan Banuhampu merupakan daerah kecamatan yang
terpadat penduduknya dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Agam,
yaitu dengan kepadatan 1.224 jiwa/km2 dengan luas 28,45 km2 dan
rumahtangganya sebanyak 7.977 KK. Sedangkan kecamatan IV Nagari
merupakan kecamatan yang terjarang penduduknya yaitu dengan
kepadatan 26,61 jiwa/km2 dengan luas wilayah 268,69 km2 dan KK sebanyak
3.975 KK.
3. Profil Penduduk Miskin
Sampai akhir tahun 2010 masih tercatat sebanyak 20.368 KK miskin
dengan jumlah jiwanya sebanyak 107.841 jiwa (Peserta Jamkesmas dan
Jamkesda). Sementara itu kondisi rumah tidak sehat adalah sebanyak 10.005
rumah. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keluarga miskin,
tabel berikut memberikan gambaran penduduk miskin menurut kecamatan.
Tabel Distribusi Penduduk Miskin di Kabupaten Agam Tahun 2010
No. Kecamatan Jlh. KK KK Miskin
Jlh. Kondisi
Rumah Tdk.
Sehat
% KK Miskin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Tanjung Mutiara
Lubuk Basung
Ampek Nagari
Tanjung Raya
M a t u r
Palembayan
IV Koto
Malalak
Banuhampu
Sungai Pua
Ampek Angkek
Canduang
Tilatang Kamang
Kamang Magek
Baso
Palupuh
5.435
14.082
3.975
7.642
4.456
4.886
5.599
2.888
7.977
5.376
8.968
7.672
8.877
5.139
8457
3.324
1.029
2.024
1.419
2.128
1.215
1.810
1.209
702
910
665
934
1.305
1.189
910
1.623
1.296
586
929
434
670
476
773
469
298
329
321
354
491
461
283
712
419
18,93
13,67
35,70
27,85
27,27
37,04
20,49
24,31
11,41
12,37
10,41
17,01
13,39
8,68
19,19
38,99
KAB. AGAM 105.773 20.368 10.005 19,25
Sumber : Agam dalam Angka Tahun 2008 (BPS Kab. Agam)
Dari tabel tersebut, ternyata kecamatan yang tertinggi porsentase keluarga
miskinnya adalah kecamatan Palupuh yaitu 38,99 % dari total KK yang ada,
sedangkan yang terendah adalah kecamatan Ampek Angkek, yaitu 10,41 %
Page 9
9 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
dari total kepala keluarga yang ada. Secara Kabupaten, persentase KK miskin
adalah sebesar 19,25 % dari 105.773 KK yang ada.
4. Kelahiran
Kelahiran ( Fertilitas) merupakan salah satu bagian dari parameter
demografi yang memberi pengaruh langsung terhadap pertumbuhan
penduduk. Jumlah kelahiran di Kabupaten Agam selama tahun 2010 adalah
sebanyak 7.662 kelahiran, dimana jumlah lahir hidup sebanyak 7.566 dan
kelahiran mati sebanyak 96 orang. Untuk kelahiran hidup dengan BBLR selama
Tahun 2010 adalah sebanyak 266 (3,4 %).
5. Keadaan Pendidikan
Tingkat dan keadaan pendidika di Kabupaten Agam tercermin dari
tingkat pendidikan yang ditamatkan, dimna berdasarkan sumber dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Agam selama tahun 2010, terdapat 13,47 % penduduk
laki-laki yang berumur diatas 10 tahun yang telah menamatkan
pendidikannya baik pada tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggai (PT),
sedangkan penduduk perempuan sebesar 15,18 %. Kemampuan baca tulis
penduduk di Kabupaten Agam tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu
persentase penduduk umur 10 tahun keatas yang tidak dapat membaca dan
menulis huruf latin atau huruf lainnya sebesar 91,1 % untuk penduduk laki-laki
dan 85,7 % penduduk perempuan, dengan persentase penduduk yang
tidak/belum pernah sekolah sebesar 0,06 %.
6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Agam (Agam dalam Angka
Tahun 2009) bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Agam
asih rendah yaitu 71,1, dimana masih dibawah angka IPM Propinsi Sumatera
Barat yaitu 71,2 dengan rangking 130 dari seluruh Kabupaten/Kota di seluruh
Indonesia.
Page 10
10 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
C. Manajerial Dinas Kesehatan Kabupaten Agam
1. Kemampuan manajerial Dinas Kesehatan Kabupaten Agam
Pelaksanaan fungsi-fungsi manajerial bidang kesehatan, mulai dari
penetapan masalah/pengambilan keputusan, perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan
informasi sepenuhnya sudah menjadi tanggung jawab pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten agam. Tapi pada sisi lain, kemampuan aparat Dinas kesehatan
untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut sangat terbatas, dimana salah
satunya disebabkan oleh adanya keterbatasan sarana dan prasarana
terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sistem informasi kesehatan
(SIK) dan pengolahan serta analisis data.
2. Peran Sektor Swasta
Pada dasarnya pembangunan sektor kesehatan tidak hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga melibatkan peran serta
pihak swasta. Berdasarkan fakta dilapangan, peranan sektor swasta dan
LSM dalam bidang kesehatan khususnya di Kabupaten Agam mulai
meningkat dan adanya koordinasi.
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat, maka keadaan dan situasi sarana/unit pelayanan kesehatan di
Kabupaten Agam yaitu
Pada setiap kecamatan terdapat 1 unit Puskesmas, bahkan ada
beberapa kecamatan yang memiliki 2 unit Puskesmas, seperti: Kecamatan
Lubuk Basung, IV Nagari, Tanjung Raya, Baso, Palembayan, Tilatang
Kamang;
Pada setiap kecamatan rata-rata meiliki 8-10 unit Puskesmas
Pembantu/Polindes/Poskesri;
Perbandingan jumlah sarana pelayanan kesehatan dengan jumlah
penduduk adalah 1 Puskesmas melayani 20.000 penduduk;
Page 11
11 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
4. Tenaga Kesehatan
Dalam rangka pelaksanaan berbagai program pembangunan
kesehatan di Kabupaten Agam, maka SDM tenaga kesehatan didukung oleh
812 orang tenaga dengan berbagai latar belakang pendidikan baik
kesehatan maupun non kesehatan, yaitu:
a. Dari 812 orang tenaga yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan dan
Puskesmas, jenis ketenagaan (dokter umum dan dokter gigi termasuk
dokter spesialis (Tenaga Medis) dan tenaga Bidan serta Perawatan
(Paramedis) masih sangat dibutuhkan dibandingkan dengan jenis tenaga
kesehatan lainnya ( 26,6 % );
b. Khusus Tenaga Bidan di Nagari, masih menjadi prioritas dimana masih
banyak Pustu dan Polindes serta Poskesri yang masih kekurangan dan
belum ada tenaga Bidannya;
c. Pengisian formasi tenaga kesehatan melalui penerimaan CPNSD masih
dirasakan kurang setiap tahunnya;
d. Sebanyak 22 Puskesmas dan di Dinas Kesehatan Kabupaten, masih
kekurangan tenaga administrasi, sedangkan pengangkatan untuk
pegawai administrasi yaitu tenaga PTT atau kontrak tidak dibolehkan lagi
sejak tahun 2009 lalu, sehingga masih banyak tenaga kesehatan fungsional
yang diperbantukan kepada tugas dan pekerjaan administrasi, sehingga
terjadi kekurangan SDM administrasi sebanyak 67 orang;
Page 12
12 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
BAB III
PENCAPAIAN AGAM SEHAT DAN MANDIRI TAHUN 2010
Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Agam yang ditujukan untuk
membangun manusia yang berkualitas seperti yang diamanatkan dalam visi dan misi
Dinas Kesehatan Kabupaten Agam dilaksanakan melalui pemerataan dan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan cendrung mengalami perubahan (trend) yang dinamis.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Agam selama tahun 2010 lebih ditekankan
kepada upaya promotif dan preventif yang dipadukan secara seimbang dengan
upaya kuratif dan rahabilitatif. Perhatian khusus diberikan kepada pelayanan kesehatan
bagi penduduk miskin. Dalam rangka pelaksanaan program pembangunan kesehatan
tersebut yang dilakukan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Agam selama tahun
2010, dapat dilihat berdasarkan pencapaian indikator-indikator SPM dan Agam Sehat
Mandiri 2010 yang merupakan tahun terkahir dari pencapaian SPM dan RPJM periode
tahun 2006-2010, yaitu sebagai berikut:
Page 13
13 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
A. DERAJAT KESEHATAN
1. Angka Kematian ( Mortalitas )
a. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Anak Balita (AKABA)
Selama periode 2006 s/d 2010, secara normatif jumlah kematian
bayi (AKB) dan Anak balita (AKABA) dapat ditunjukkan pada grafik
dibawah ini.
Sumber : Seksi KIA Dinkes Agam Tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, maka selama tahun 2010, terjadi kasus
kematian neonatus (0-28 Hari) sebanyak 11 orang, bayi (0-1 Tahun)
sebanyak 121 orang dan anak balita (1-5 Tahu) sebanyak 11 orang.
Kecamatan yang mempunyai jumlah kematian bayi (0-11 bulan) tertinggi
adalah Kecamatan Tilatang Kamang yaitu sebanyak 37 orang bayi dan
sebanyak 1 orang anak balita meninggal, sementara itu.
Secara umum perkembangan jumlah kematian kematian bayi dan
anak balita (AKB dan AKABA) di Kabupaten Agam sejak tahun 2008-2010
kecendrungan mengalami penurunan, walau tidak signifikan, namun hal ini
menandakan bahwa upaya pencegahan disamping promotif berjalan
dengan baik. Apabila dikonversikan kepada angka kematian bayi dan
anak balita, maka sampai dengan akhir tahun 2010 ini maka terjadi
penurunan dari tahun 2009 yaitu untuk AKB sebesar 15,5/1.000 KH dan
38
78
98
86 82
80
164
178
121117
11
23 1922
11
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2006 2007 2008 2009 2010
Perkembangan Jumlah Kematian Bayi dan Anak balita (AKB dan AKABA) di Kabupaten Agam Periode Tahun 2006-2010
JLH.K'MATIAN NEONATUS JLH.K'MATIAN BAYI JLH.K'MATIAN A.BALITA
Page 14
14 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
AKABA sebesar 1,5/1.00 KH sedangkan pada tahun 2009 AKB sebesar
15,7/1.000 KH dan AKABA 2,8/1.000 KH, apabila dibandingkan dengan
target nasional, maka AKB dan AKABA sudah cukup rendah yaitu 40/1.000
KH pada tahun 2010.
b. Angka Kematian Ibu ( AKI )
Tingkat perkembangan jumlah kematian ibu (AKI) maternal selama
periode 2006-2010 juga mengalami penurunan sejak tahun 2007, seperti
terlihat pada grafik dibawah ini.
Grafik Tingkat Perkembangan Kematian Ibu Maternal
di Kabupaten Agam Periode Tahun 2005-2010
Sumber : Seksi KIA Dinkes Agam Tahun 2010
Dari grafik diatas, bahwa selama periode tahun 2007 – 2010 terjadi
penurunan jumlah kematian setiap tahunnya. Namun secara angka, AKI
mengalami penurunan dari tahun 2005 yang sebesar 204,1/100.000 Kelahiran
menjadi 158,3/100.000 kelahiran pada tahun 2008. Penurunan yang signifikan
justeru terjadi selama tahun 2010, dimana jumlah kematian ibu maternal hanya
sebanyak 5 orang, yang terdiri dari kematian ibu bersalin sebanyak 4 orang dan
ibu nifas senbanyak 1 orang, sementara itu kematian ibu hamil selama tahun
2010 ini tidak terjadi, hal ini menandakan pelaksanaan ANC sudah menunjukkan
peningkatan di Kabupaten Agam. Sehingga apabila dikonversikan kepada AKI,
204,1
139
177,4158,3 156,3
66,1
13 1013 12
125
0
50
100
150
200
250
2005 2006 2007 2008 2009 2010
ANGKA KEMATIAN JUMLAH KEMATIAN
Page 15
15 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
maka pada tahun 2010 ini mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu menjadi
66,1/00.000 kelahiran.
Berdasarkan audit maternal yang dilakukan selama tahun 2010, maka
dari 5 (lima) kematian ibu maternal tersebut, didapatkan penyebab
kematiannya adalah sebagai berikut:
3 (tiga) orang kematian ibu disebabkan oleh HPP (Perdarahan);
1 (satu) orang kematian ibu disebabkan oleh Anemia;
Dan 1 (satu) orang kematian ibu disebabkan oleh penyakit Hipertensi.
c. Umur Harapan Hidup ( UHH )
Umur Harapan Hidup (UHH) berdasarkan HDI Propinsi Sumatera Barat
tahun 2005, dimana untuk Kabupaten Agam terjadi peningkatan dari rentang
tahun 1996 – 2005, yaitu pada tahun 2005 UHH adalah 67,8 dan mengalami
kenaikan dari tahun 2002 (67,3). Sedangkan untuk Umur Harapan Hidup Tahun
2010 masih mengacu pada hasil HDI tahun 2006 tersebut yaitu 67,8. Hal ini
menandakan bahwa meningkatnya tingkat usia harapan hidup masyarakat di
Kabupaten Agam, sehingga hal ini juga meningkatkan tingkat produktifitas dan
indikator derajat pelayanan kesehatan.
2. Prevalensi Angka Kesakitan ( Morbiditas )
Page 16
16 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Angka kesakitan dan prevalensi penyakit di Kabupaten Agam selama
periode tahun 2010 menunjukkan kecendrungan perkembangan yang naik
turun sejak tahun 2006, disatu sisi ada yang mengalami trend penurunan dan
ada juga beberapa indikator morbiditas yang mengalami peningkatan.
Adapun gambaran prevalensi angka kesakitan (morbiditas) penduduk di
Kabupaten Agam dapat disimpulkan dibawah ini.
a. Prevalensi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas
Jumlah kejadian kecalakaan lalu lintas di Kabupaten Agam
selama tahun 2010 berdasarkan sumber data dari 22 Puskesmas dan RSUD
Lubuk Basung, dilaporkan bahwa terdapat sebanyak 1.894 kejadian.
Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun 2010 ini
mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu sebanyak 1.793 kecelakaan
lalu lintas.
Dari 1.894 kejadian kecelakaan, sebanyak 9 kasus adalah kasus
meninggal atau 0,5 %, luka berat sebanyak 242 kasus atau 12,8 % dan luka
ringan sebanyak 1.643 kasus atau 86,7 %. Kecamatan Lubuk Basung
merupakan kecamatan dengan tingkat kecelakaan lalu lintas tertinggi di
Kabupaten Agam, yaitu sebanyak 405 kejadian, namun tidak ada korban
meninggal. Sementara itu, korban meninggal yang paling banyak akibat
kecelakaan lalu lintas adalah Kecamatan Tanjung raya dengan 6 kasus
meninggal.
b. Prevalensi Penderita AFP Polio (AFP Rate)
Di Kabupaten Agam selama tahun 2010, Jumlah penderita AFP
Polio < 15 tahun meningkat dari tahun 2009 dari tidak ada kasus (0),
menjadi 3 (tiga) kasus AFP Polio tahun 2010 dengan angka kesakitan (AFP
Rate)nya yaitu 1,80/100.000 penduduk.
c. Prevalensi Penderita TB Paru dan Tingkat Kesembuhannya
Prevalensi penderita TB Paru positif (+) baru di Kabupaten Agam
tahun 2010 apabila dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami
peningkatan, dari 368 kasus TB Paru (+) pada tahun 2010 menjadi 447
kasus TB Paru (+). Hal ini apabila dibandingkan dengan target/sasaran
penemuan kasus TB Paru (+) yaitu sebanyak 729 kasus (70 %).
Page 17
17 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Dari 447 kasus TB Paru (+) baru tersebut, sebanyak 23 kasus (5,15 %)
merupakan kasus TB Paru (+) yang kambuh. Sementara itu, penderita TB
Paru (+) baru yang baru dilakukan pengobatan paket TB paru adalah
sebanyak 232 kasus selama tahun 2010 (51,9 %), dan sebanyak 208 atau
89,7 % orang penderita TB Paru (+) dinyatakan sembuh, cakupan ini
apabila dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami penurunan yaitu
sebesar 93,4 %. Kecamatan Lubuk Basung merupakan kecamatan dengan
jumlah kontribusi tertinggi penyumbang kasus TB Paru (+) baru yaitu
sebanyak 46 kasus atau 10,3 % dari seluruh penderita TB Paru (+) baru.
Untuk lebih jelasnya tingkat prevalensi penderita TB Paru (+) dan
tingkat kesembuhannya di Kabupaten Agam selama periode 2006-2010
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber Bidang P2PL Dinkes Aham Tahun 2010
0
100
200
300
400
500
600
2006 2007 2008 2009 2010
287
511490
368
447
245
447490
376
232245
413 395351
208
Grafik Perkembangan Prevalensi Penderita TB Paru di Kabupaten Agam Periode Tahun 2006 - 2010
TB Paru (+) Ditemukan TB Paru (+) Di Obati TB Paru (+) Sembuh
Page 18
18 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Sumber Bidang P2PL Dinkes Aham Tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, maka perkembangan kesembuhan
penderita TB paru (+) selama periode 2006-2010 mengalami trend yang
naik turun, sehingga pada akhir tahun 2010 persentase kesembuhan
penderita TB Paru (+) yaitu 89,7 %, sedangkan target SPM adalah 85 %,
sehingga cakupan program ini sampai dengan akhir tahun 2010 sudah
mencapai dan melampaui target yang ditetapkan.
d. Prevalensi Penderita Pneumonia pada Balita
Jumlah penderita Pneumonia di Kabupaten Agam selama tahun
2010 adalah sebanyak 840 kasus dengan jumlah penderita Pneumonia
Balita sebanyak 288 kasus atau 34,3 % dari seluruh kasus Pneumonia yang
tersebar pada 16 kecamatan atau 22 wilayah kerja Puskesmas, sedangkan
semua Balita yang menderita pneumonia dilakukan penanganan dan
pengobatannya yaitu sebanyak 288 penderita (100 %). Perkembangan
penanganan penderita Balita Pneumonia Balita selama periode 2006-2010
sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 100 % sampai dengan akhir
tahun 2010.
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
2006 2007 2008 2009 2010
85,4
92,4
80,6
93,4
89,7
Grafik Tingkat OPerkembangan Kesembuhan Penderita
TB Paru (+) di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010
% Kesembuhan TB Paru (+)
Target: 85 %
Page 19
19 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
e. Prevalensi Penderita HIV/AIDS dan IMS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Agam sampai
dengan tahun 2010 ini mengalami kenaikan dari tahun 2009 yang hanya 4
kasus, sedangkan selama tahun 2010 dilaporkan bahwa terdapat 18 kasus
penderita HIV/AIDS yang tersebar pada 7 Kecamatan di Kabupaten
Agam.
Sedangkan perkembangan kasus Penyakit Infeksi Menular melalui
Hubungan Seksual (IMS) sampai akhir tahun 2010 dilaporkan tidak adanya
ditemukan kasus (0).
f. Prevalensi Penderita DBD
Pada tahun 2010 ini, kasus prevalensi penyakit DBD di Kabupaten
Agam mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu dari 85 kasus pada
tahun 2009 menurun menjadi 53 kasus, sedangkan cakupan penanganan
penderita DBD ini adalah 100 %, yang artinya sebanyak 53 kasus DBD
dilakukan penanganannya. Perkembangan cakupan penanganan
penderita DBD selama periode 2006-2010 mencapai target yang
ditetapkan yaitu 100 %.
Selama tahun 2010 juga dilakukan focus fogging terhadap 824
rumah yang tersebar pada 6 kecamatan yang ada. Kemungkinan terjadi
peningkatan kasus disebabkan oleh mobilitas penduduk yang sangat
tinggi disamping penduduk perkotaan yang padat.
Tabel Perkembangan Kasus DBD di Kabupaten Agam
Periode tahun 2006-2010
Tahun Jumlah Kasus
DBD
Kasus DBD
Ditangani
% Penanganan
Kasus DBD
2006
2007
2008
2009
2010
17
40
24
85
53
17
40
24
85
53
100
100
100
100
100
Sumber Bidang P2PL Dinkes Aham Tahun 2010
g. Prevalensi Penderita Diare
Selama tahun 2010, terjadi 3 (tiga) kasus KLB Diare pada 3 (tiga)
kecamatan) yang mengancam sebanyak 2.268 orang penduduk dengan
Page 20
20 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
jumlah penderita sebanyak 270 orang, namun tidak ditemukan adanya
kasus meninggal.
Kasus diare yang terjadi di Kabupaten Agam selama tahun 2010
adalah sebanyak 12.220 kasus dengan type diare ringan dan sedang
dengan angka kesakitan (morbiditas) yaitu 26,2/100.000 penduduk. Kondisi
ini mengalami penurunan dari tahun 2009 yang dengan jumlah kasusnya
sebanyak 12.727 atau morbiditas sebesar 28,6/100.000 penduduk.
h. Prevalensi Penderita Penyakit Malaria
Selama tahun 2010, prevalensi penderita penyakit Malaria di
Kabupaten Agam menunjukkan perkembangan yang menurun
dibandingkan dengan tahun 2009 dengan 3 (tiga) orang atau kasus
Malaria klinis dengan hasil pemeriksaan positif. Jumlah kasus Malaria klinis
selama tahun 2010 di Kabupaten Agam adalah sebanyak 1 (satu) kasus
atau 0,002/100.000 penduduk, dengan hasil pemeriksaanya positif (100 %),
sedangkan untuk cakupan pengobatan dan penanganannya adalah 100
% sesuai dengan target SPM yang ditetapkan.
i. Prevalensi Penderita Penyakit Kusta
Jumlah kasus penderita Kusta pada tahun 2010 di Kabupaten
Agam berdasarkan hasil dan kompilasi data dari 22 Puskesmas, maka
ditemukan 9 kasus Kusta atau 1,9/100.000 penduduk, dimana kondisi ini
mengalami penurunan dari tahun 2009 dengan 20 kasus Kusta atau
4,5/100.000 penduduk.
Penderita Kusta ini tersebar pada 5 kecamatan di Kabupaten
Agam dengan jumlah pasien yang telah selesai melakukan pengobatan
(RFT) baru sebanyak 2 (satu) orang penderita atau 22,2 %, sedangkan
pada tahun 2009 jumlah penderita Kusta yang sudah RFT adalah 100 %.
Dari 9 kasus Kusta tersebut, maka Kusta dengan PB berjumlah 2 (dua)
orang atau (22,2 %) dan RFT PB sebanyak 2 orang atau 100 %. Sedangkan
penderita Kusta MB yaitu sebanyak 7 orang atau 78,8 % dengan tingkat
kesembuhannya (RFT MB) belum ada atau 0 %.
Page 21
21 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
j. Prevalensi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)
Kabupaten Agam merupakan salah satu Kabupaten/Kota di
Sumatera Barat yang merupakan daerah endemis Filaria bersama dengan
10 Kabupaten/Kota lainnya. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya
jumlah kasus penderita Filariasis yaitu sebanyak 55 kasus atau 12,2/100.000
penduduk, dimana menurun dari tahun 2009 yang 57 kasus.
Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Agam, dalam
hal ini Dinas Kesehatan selama tahun 2010 tidak lagi melakuan
pengobatan massal, namun melakukan evaluasi dan monitoring dengan
melakukan pemeriksaan atau survey darah jari penderita Filariasis.
Untuk lebih jelasnya tingkat perkembangan pencapaian indikator
SPM pelayanan dan pencegahan dan penanganan penyakit infeksi dan
menular di Kabupaten Agam selama periode tahun 2006-2010 dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik Perkembangan Penanganan Prevalensi Penyakit Menular (P2M)
di Kabupaten Agam Periode 2006 – 2010
Sumber : Seksi P2M Bidang P2PL Dinkes Agam tahun 2010
Dari grafik diatas, dapat disimpulkan, secara pencapaian
indikator SPM tahun 2010, dimana 4 (empat) dari 5 indikator sudah
mencapai target, kecuali untuk RFT Kusta yang yang cakupannya
mengalami penurunan secara drastis yaitu 11,1 % pada tahun 2010.
DB Di Obati
Malaria Di Obati
Penanganan Filariasis
0
20
40
60
80
100
2006 2007 2008 2009 2010
100 100 100 100 100100 100 100 100 100
0
100 100 100 100100
40
70
100
11
100 100 100 100 100
Page 22
22 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
k. Prevalensi Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (P3DI)
Perkembangan jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi selama 2006-2010 tidak
terlalu signifikan. Berdasarkan hasil pemantauan (surveilance penyakit)
yang telah dilakukan, terjadi sebanyak 30 kasus penyakit Campak (Morbili)
atau 6,4/1000.000 penduduk di Kabupaten Agam. Kondisi ini mengalami
peningkatan dari tahun 2009 yaitu sebanyak 22 kasus atau 0,49/100.000
penduduk, dimana kasus yang banyak terjadi adalah di Kecamatan
Tanjung Mutiara dengan 18 kasus. Sementara itu, kasus penyakit Difteri,
Pertusis, Tetanus, TN Polio dan Hepatitis B selama tahun 2010 tidak ada
ditemukan.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi, Usia Pra Sekolah dan Usia Sekolah,
Kesehatan Remaja serta Pelayanan Pra Usila dan Usila
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Seorang ibu mempunyai peran yang cukup penting didalam siklus
pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang
dialami seorang ibu bisa sangat berpengaruh pada kesehatan janin dalam
kandungan hingga masa kelahiran dan masa pertumbuhan. Tingkat
pertumbuhan dan perkembangan selama bayi dan balita juga akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan sampai pada
masa usia pra sekolah dan usia sekolah serta sampai usia remaja.
1) Pelayanan Antenatal (K4) Ibu Hamil
Pelayanan antenatal (ANC) pada ibu hamil adalah
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan (Nakes) profesional
(dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang
mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan
titik berat pada kegiatan promotif dan preventif.
Cakupan K4 di Kabupaten Agam selama tahun 2010,
mengalami penurunan dari tahun 2009, dimana ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan lengkap dan mendapatkan akses pelayanan
sesuai standar minimal 4 kali selama kehamilan kepada petugas
kesehatan adalah sebanyak 7.040 ibu hamil dari 10.889 orang sasaran
Page 23
23 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
atau sebesar 64,65 %, sementara itu pada tahun 2009 cakupan K4 yaitu
68,6 %.
2) Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes) dengan
Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi lahir
sebahagian besar terjadi pada masa persalinan, hal ini disebabkan
masih banyaknya pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga
non kesehatan atau yang tidak mempunyai kompetensi kebidanan
(profesional).
Cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan (Linakes) di Kabupaten Agam tahun 2010 adalah sebanyak
7.290 kelahiran atau sebesar 69,2 %. Cakupan ini mengalami
penurunan dari tahun 2009 yang sebesar 78,2 %. Sementara itu,
apabila dibandingkan dengan target SPM sampai akhir tahun 2010
masih dibawah target 95 %.
Grafik Perkembangan Cakupan ANC Bumil dan Linakes
di Kabupaten Agam Periode Tahun 2006-2010
Sumber : Seksi KIA Bidang Kesmas Tahun 2010
K4
Linakes
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2006 2007 2008 2009 2010 Target 2010
71,962,6
71,3 68,664,7
95
73,9 70,376,8 78,2
69,2
95
Page 24
24 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
3) Ibu Hamil Resio Tinggi/Komplikasi yang Ditangani
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh Bidan di Pustu,
Poskesri/Polindes atau di Puskesmas, beberapa ibu hamil diantaranya
tergolong dalam kasus risiko tinggi (Risti) dan memerlukan pelayanan
dan penanganan lebih lanjut serta upaya pelayanan rujukan. Jumlah
ibu hamil risiko tinggi (Risti) selama tahun 2010 di Kabupaten Agam
adalah sebanyak 1.785 ibu hamil atau sebesar 16,3 %. Kondisi ini
mengalami penurunan dari tahun 2009 yang sebesar 25,3 %. Dari
jumlah ibu hamil Risti tersebut, sebanyak 1.661 ibu hamil Risti dilakukan
penanganan dan rujukan atau sebesar 93,1 %. Cakupan ini mengalami
peningkatan dari tahun 2009 yang hanya sebesar 92,6 %. Sedangkan
target SPM tahun 2010 adalah 90 %, sehingga cakupan ini sudah
mencapai target yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya perkembangan
cakupan selama tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel Perkembangan Cakupan SPM Penanganan Ibu Hamil Risti
di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010
Tahun Sasaran Ibu
Hamil
Jumlah
Bumil Risti
Target SPM
(%)
Cakupan Penanganan
Bumil Risti
Cakupan %
2006 10.056 1.454 70 1.163 79,99
2007 10.232 1.326 75 897 67,65
2008 10.232 1.623 80 1.380 85,03
2009 10.416 2.631 85 2.436 92,59
2010 10.889 1.785 90 1.661 93,05
Sumber : Seksi KIA Bidang Kesmas tahun 2010
4) Kunjungan Neonatus (KN), Bayi dan Bayi Lahir
Bayi hingga usia < 1 bulan merupakan golongan umur yang
paling rentan memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dalam
melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu. Selama tahun 2010, kunjungan neonatus
(KN) adalah sebanyak 6.915 kunjungan dari 10.328 sasasarn Neonatus
di Kabupaten Agam atau 66,9 %. Apabila dibandingkan target yang
Page 25
25 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
harus dicapai selama tahun 2010, maka pencapaian KN tersebut masih
dibawah target 90 %.
Untuk cakupan kunjungan bayi selama tahun 2010, sesuai
dengan definisi operasional (DO) program KIA, bahwa kunjungan bayi
dibagi atas kunjungan kontak pertama (Kt. I) dan kunjungan kontak
lengkap (Kt. IV). Apabila diambil cakupan kunjungan bayi secara
umum, maka selama tahun 2010 didapatkan hasilnya 73,6 % yang
berarti dari jumlah bayi sebanyak 10.328 orang yang melakukan
kunjungan adalah sebanyak 7.566 orang. Sementara itu, kunjungan
lengkap bayi (Kt. IV) selama tahun 2010 hanya sebanyak 1.412 orang
atau 13,7 %.
Sedangkan untuk cakupan bayi dengan BBLR selama tahun
2010 adalah sebanyak 266 dari 7.662 orang bayi yang lahir atau
sebesar 3,5 %. Cakupan ini mengalami peningkatan dari tahun 2009
yang hanya 3,2 %, yang berarti selama tahun 2010 terjadi peningkatan
kasus bayi lahir dengan BBLR dibandingkan dengan tahun 2009. Dari
256 kasus BBLR yang terjadi di Kabupaten Agam selama tahun 2010
tersebut, maka yang mendapatkan pelayanan dan ditangani oleh
petugas kesehatan adalah sebanyak 204 kasus BBLR atau sebesar 76,7
%. Apabila dibandingkan dengan target yang harus dicapai selama
tahun 2010, maka baik kunjungan neonatus dan kunjungan bayi belum
mencapai target yaitu 90 %. Hal serupa juga terjadi pada cakupan
penanganan bayi BBLR yang masih dibawa target 100 % pada akhir
tahun 2010. Untuk lebih jelasnya perkembangan cakupan KN,
kunjungan bayi dan penanganan bayi dengan BBLR dapat dilihat
pada grafik dibawah ini.
Page 26
26 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Grafik Perkembangan Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi (KN, Bayi
dan Penanganan Bayi BBLR) di Kabupaten Agam
Periode Tahun 2006-2010
Sumber : Seksi KIA Bidang Kesmas Tahun 2010
5) Penanganan Neonatus Risti dan Komplikasi
Selama tahun 2010 terdapat kasus Neonatus dengan gejala
resiko tinggi (Risti) dan komplikasi sebanyak 136 bayi dari 7.566 bayi
yang ada atau 1,80 %, cakupan ini mengalami penurunan dari tahun
2009 yaitu 2,4 %, sedangkan yang mendapatkan penanganan dan
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan serta dilakukan rujukan
adalah sebanyak 77 orang bayi neonatal risti atau sebesar 56,5 % yang
justeru mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu 97,3 %, apabila
dibandingkan dengan target SPM tahun 2010 yang ditetapkan,
cakupan ini belum mencapai target 90 %. Adapun perkembangan
cakupan selama tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel Perkembangan Cakupan SPM Penanganan Neonatal Risti
di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010
Tahun Sasaran
Neonatal
Jumlah
Neonatal
Risti
Target SPM
(%)
Cakupan Penanganan
Neonatal Risti
Cakupan %
2006 9.170 71 75 57 80,28
2007 9.302 217 80 189 87,10
2008 9.302 140 85 140 100
2009 7.802 184 88 179 97,28
2010 7.566 136 90 77 56,62
Sumber : Seksi KIA Bidang Kesmas tahun 2010
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kunj. Neonatus Kunj. Bayi Penanganan BBLR
82,3
24
66,9
75,7
62
84,577,9
66,6
88,987,6
62,9
78,1
66,973,3 76,7
90 90
100
Cak. 2006 Cak. 2007 Cak. 2008 Cak. 2009 Cak. 2010 Target 2010
Page 27
27 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
b. Pelayanan Deteksi Dini Tumbuh kembang Anak Balita dan Pelayanan
Kesehatan Anak Usia Prasekolah dan Remaja
Usia prasekolah, usia sekolah dan usia remaja dilakukan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan dibantu kader
kesehatan remaja, Guru UKS dan Dokter kecil disekolah-sekolah.
Untuk tahun 2010, cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak
balita dan pemeriksaan kesehatan siswa SD/SMP/SMU, yaitu:
1) Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita adalah sebanyak
2.838 orang dari 17.384 anak balita yang ada atau 16,3 %. Cakupan ini
mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu 25,4 %, apabila
dibandingkan dengan target SPM sampai akhir tahun 2010 yaitu 90 %,
maka cakupan tersebut masih jauh dibawah target;
2) Cakupan pemeriksaan kesehatan murid SD dan sederajat adalah
sebanyak 17.149 dari 44.538 orang murid SD/MI atau 38,5 %, cakupan
ini mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu 29,05 %, sementara itu
target SPM tahun 2010 adalah sebesar 100 %;
3) Cakupan pemeriksaan kesehatan remaja (Murid SMP dan SMU) adalah
3.779 orang murid dari jumlah murid SMP/SMU 23.777 orang siswa atau
15,9 %, cakupan ini juga mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu
18,9 %, sedangkan target SPM sampai akhir tahun 2010 adalah 80 %.
Page 28
28 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Grafik Perkembangan Cakupan SPM DDTK Anak Balita dan Pemeriksaan
Kesehatan remaja di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010
Sumber: Seksi KIA dan Promkes Tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, maka sampai dengan akhir tahun 2010,
untuk ketiga indikator tersebut belum semuanya mencapai target SPM
yang ditetapkan. Disamping itu, juga dapat dilihat perkembangan
cakupan yang selalu mengalami penurunan setiap tahunnya.
c. Pelayanan dan Pemeriksaan Kesehatan Pra Usila dan Usia Lansia
Pelayanan kesehatan lanjut usia (Usila) merupakan bagian integral
yang tidakmdapat dipisahkan dalam rangka meningkatkan usia harapan
hidup (UHH) dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Selama
tahun 2010, dari 32.125 pra usila (45-59 tahun) dan sebanyak 31.062 usia
lanjut (60 tahun keatas), maka sebanyak 9.360 pra usila atau sebesar 29,1
% mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga atau petugas
kesehatan dan sebanyak 9.046 usila mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan atau sebesar 29,1 %, sehingga pelaksanaan
kegiatan dan program pemeriksaan dan pelayanan kesehatan prausila
dan usila selama tahun 2010 adalah sebesar 29,1 %, sedangkan target
yang harus dicapai pada SPM tahun 2010 adalah 40 %. Secara target
program ini telah terlaksana, namun untuk tingkat pencapaiannya masih
dibawah target yang ditetapkan. Apabila dibandingkan dengan cakupan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Target 2010
Cak. 2006
Cak. 2007
Cak. 2008
Cak. 2009
Cak. 2010
DDTK A. Balita dan Apras 90 54,2 49,6 33,2 25,4 16,3
Pemeriksaan Kes. SD/MI 100 55,5 58,4 58,6 29,1 38,5
Pemeriksaan Kes. SMP/SMU 80 25 3,7 35,3 18,9 15,9
90
54,2 49,6
33,2
25,4
16,3
100
55,558,4 58,6
29,138,5
80
25
3,7
35,3
18,9 15,9
DDTK A. Balita dan Apras Pemeriksaan Kes. SD/MI Pemeriksaan Kes. SMP/SMU
Page 29
29 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
tahun 2009, maka pencapaian cakupan selama tahun 2010 mengalami
penurunan yaitu 43,9 %.
Sumber : Seksi KIA Dinkes Agam Tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, disimpulkan bahwa sampai dengan
akhir tahun 2010, cakupan pelayanan Lansia mengalami penurunan dari
tahun 2009 menjadi 29,1 %.
4. Upaya Peningkatan dan Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya peningkatan dan perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya
dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi oleh
masyarakat khususnya terhadap permasalaha gizi anak balita dan ibu hamil.
1) Pemantauan Pertumbuhan Balita (Status Gizi Balita)
Hasil pemantauan status gizi balita di Kabupaten Agam selama
tahun 2010 berdasarkan Laporan LB-3 Gizi dan Laporan Hasil Survey PSG-
Kadarzi tahun 2010.
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan ini selama tahun 2010 pada 16
kecamatan yang ada di Kabupaten Agam dapat dilihat dari cakupan
penimbangan balita (D/S) yaitu sebanyak 29.904 balita dari 47.904 sasaran
balita yang ada di Kabupaten Agam atau 62,02 %, cakupan ini mengalami
peningkatan dari tahun 2009 yaitu penimbangan balita sebanyak 26.912
balita dari 44.982 balita yang ada atau sebesar 59,8 %. Sementara itu dari
21,2
28,2 29,1
43,9
29,1
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2006 2007 2008 2009 2010
Grafik Perkembangan Cakupan SPM pelayanan Lansia di Kabupaten Agam tahun 2006-2010
Yankes Lansia
Page 30
30 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
jumlah balita yang ditimbang, sebanyak 22.778 balita mengalami kenaikan
berat badannya (N/D) atau 76,7 % yang juga mengalami peningkatan dari
tahun 2009 yang hanya 64,7 %, dan apabila dibandingkan dengan target
SPM tahun 2010, maka masih dibawah target yaitu 80 %.
Sementara itu, balita dengan status gizi yang buruk (BGM) yang
disesuaikan dengan hasil PSG-Kadarzi tahun 2010 dengan kategori gizi
sangat kurang yaitu sebanyak 1.046 orang balita atau 3,5 %, dimana
dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun 2009
yaitu 3,05 %, sehingga dibandingkan dengan target SPM masih tinggi yaitu
< 2,5 %. Untuk status gizi kurang selama tahun 2010 adalah sebanyak 5.505
orang balita atau 18,5 %, sehingga apabila dijumlah kasus gizi sangat
kurang (BGM) dan gizi kurang pada anak balita, maka selama tahun 2010
berjumlahs ebanyak 6.541 orang balita atau 22,02.
Adapun tingkat perkembangan cakupan pemantauan
pertumbuhan balita dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Seksi Gizi Dinkes Agam Tahun 2010
2) Perawatan Balita Gizi Buruk
Selama tahun 2010, Bayi BGM yang mendapatkan MP-ASI adalah
sebanyak 293 bayi dari 293 bayi BGM GAKIN yang ada atau 100 %,
sesuai dengan target SPM tahun 2010 yaitu 100 %. Persentase cakupan
bayi BGM mendapat MP-ASI ini sama dengan tahun 2009 yaitu 100 %.
Tahun 2010 terdapat sebanyak 1.572 balita gizi buruk berdasarkan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Target 2010 Cak. 2006 Cak.2007 Cak.2008 Cak. 2009 Cak. 2010
2,5 1,5 1,5 3 2,4 3,5
15 13,8
22,2
13,15,4
22,0
85
55,4 56,8
81,5
59,8 62,0
80 77,767,5
50,6
64,776,7
Grafik Perkembangan Cakupan SPM Pemantauan Status Gizi Masyarakat di Kabupaten Agam Periode Tahun 2006-2010
BGM (Sangat Kurang) G.Buruk+G.Kurang D/S N/D
Page 31
31 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
laporan bulanan puskesmas LB-3 Gizi, sedangkan yang mendapat
perawatan adalah sebanyak 1.572 orang balita atau 100 % sesuai
dengan target SPM tahun 2010 yaitu 100%. Untuk perkembangan
cakupan bayi BGM GAKIN mendapat ASI dan balita gizi buruk
mendapatkan perawatan selama periode tahun 2006-2010, angka
cakupannya tetap sama yaitu 100 %. .
3) Pemberian Kapsul Vitamin A
Cakupan Vitamin A pada anak balita dengan sasaran usia 6
bulan s/d 5 tahun pada tahun 2010 adalah sebanyak 34.756 orang
balita dari 35.717 sasaran balita yang ada atau 97,3 %, dimana cakupan
ini dibandingkan dengan target SPM tahun 2010 sudah melampaui
target yaitu 90 %. Cakupan Vitamin Anak Balita 2kali setahun ini selama
tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu 88,8 %.
4) Pemberian Tablet Fe
Pada tahun 2010, dari 10.889. orang sasaran ibu hamil di
Kabupaten Agam, maka sebanyak 8.202 Bumil mendapatkan Tablet Fe-
1 atau 75,3 %, sedangkan untuk Tablet Fe 90 tablet (Fe-3) adalah
sebanyak 7.038 Bumil atau 64,6 %. Cakupan ini mengalami penurunan
dari tahun 2009 yaitu untuk Fe-1 menurun dari 75,8 % dan Fe-3 juga
menurun dari 68,9 %. Dibandingkan dengan target pencapaian SPM
cakupan distribusi tablet Fe 3 bumil sampai dengan akhir tahun 2010,
maka pencapaiannya masih rendah atau dibawah target 90 %.
5) Distribusi Kapsul Yodium bagi Wanita Usia Subur (WUS)
Sejak tahun 2008, maka 16 Kecamatan di Kabupaten Agam
dinyatakan Non Endemis GAKY, sehingga untuk tahun 2009-2010 tidak
dilakukan distribusi kapsul yodium. Pemberian kapsul yaidum bagi WUS
hanya diberikan apabila terdapat kapsul penyakit gondok yang
menyerang para wanita WUS pada suatu daerah, maka untuk cakupan
kapsul yodium bagi WUS untuk tahun 2010 ini adalah 0.
Berikut ini akan digambarkan memalui grafik tentang tingkat
perkembangan pencapaian program peningkatan pelayanan gizi
masyarakat.
Page 32
32 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Grafik Perkembangan Peningkatan Pelayanan Gizi Masyarakat di
Kabupaten Agam Periode Tahun 2006 – 2010
Sumber : Seksi Gizi Dinkes Agam Tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, dari 4 indikator peningkatan pelayanan gizi
masyarakat selama periode tahun 2006-2010 maka yang selalu konsisten
mencapai target adalah pencapaian indikator MP-ASI Bayi BGM dan
Balita BGM yang mendapatkan perawatan yaitu 100 %. Sedangkan
untuk indikator Vitamin A balita 2 kali sampai dengan akhir tahun 2010
juga sudah dapat mencapai target SPM 90 % yaitu 97,3 %, kecuali
cakupan Fe-3 (90 tablet) ibu hamil yang sampai akhir tahun masih
dibawah target 90 % yaitu 64,4 %.
5. Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana ( KB )
Selama tahun 2010, peserta KB baru di Kabupaten Agam adalah
sebanyak 7.108 PUS dari target/sasaran 11.320 PUS atau 62,8 % sedangkan
untuk cakupan peserta KB aktif adalah sebanyak 43.321 dari sasaran PUS
59.153 atau 73,2 %. Cakupan peserta KB aktif selama tahun 2010 mengalami
kenaikan sebesar 0,7 % dari tahun 2009.
Dari Cakupan pelayanan peserta KB Aktif tersebut, maka 8,5 %
memakai jenis kontrasepsi IUD, 4,6 % memakai Implant, 3,1 % memakai
MOP/MOW, 11,5 % memakai pil KB, 3,4 % memakai Kondom, sedangkan yang
memaki Suntik KB adalah 42,2 %.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Target 2010 Cak. 2010 Cak. 2009 Cak. 2008 Cak. 2007 Cak. 2006
9097,3
88,8
69,5
86,1
73
90
64,668,9 69,6
61,7
72
100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100
Vit. A Balita 2 kl Fe Bumil (Fe-3) Bayi BGM dpt.MP-ASI Balita G.Buruk dtp. P'watan
Page 33
33 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Untuk cakupan pelayanan peserta KB baru yang sebesar 62,8 %
tersebut, maka sebanyak 5,6 % memakai jenis kontrasepsi IUD, 5,01 % memakai
Implant, 0,3 % memakai MOP/MOW, 12,3 % memakai pil KB, 1,3 % memakai
Kondom, dan yang memaki Suntik KB adalah 31,4 %.
6. Pelayanan Kesehatan Imunisasi
Keberhasilan pelayanan kesehatan imunisasi terhadap bayi dan ibu
hamil dapat dilihat pada cakupan pencapaian universal child immunization
(UCI) yaitu merupakan gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah
mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan
batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan
bahwa tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (P3DI) seperti Polyomielitis, campak,
dsb.
a. Pelayanan Imunisasi Bayi
Dari 10.328 sasaran bayi yang telah ditetapkan pada tahun 2010,
maka tidak ada satupun cakupan jenis imunisasi yang telah mencapai
target SPM tahun 2010 yaitu 95 % untuk BCG dan DPT/HB1, dan target 85 %
untuk jenis imunisasi DPTHB3, Polio 4, Campak dan DPT/HB3. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan cakupan pelayanan imunisasi bayi, yaitu: cakupan
BCG sebesar 73,8 %, DPTHB 1 sebesar 72,6 %, DPTHB 3 sebesar 70,2 %, Polio 4
sebesar 67,9 % dan Campak sebesar 67,6 %. Sehingga cakupan persentase
bayi yang diimunisasi lengkap adalah 67,6 yang menglamai penurunan
dari tahun 2009 yaitu 77 % dengan Droup Out (DO) sebesar 6,8 % yang
menurun dari tahun 2009 yaitu 8,6 %. Secara keseluruhan cakupa imunisasi
bayi selama tahun 2010 mengalami penurunan dari tahun 2009.
b. Pelayanan Imunisasi Ibu Hamil
Adapun tingkat pencapaian pelayanan imunisasi ibu hamil selama
tahun 2010 di Kabupaten Agam apabila dibandingkan dengan target SPM
tahun 2010 juga masih belum mencapai target, yaitu 95 % untuk TT1 dan 85
% untuk TT2, atau lebih dikenal sekarang dengan TT2+. Cakupan imunisasi
TT1 adalah sebanyak 8.092 bumil atau sebesar 74,3 % dan mengalami
peningkatan dari cakupan tahun 2009 yaitu sebesar 36,9 %, cakupan TT2+
adalah sebanyak 5.662 bumil atau sebesar 52,0 % dan mengalami
Page 34
34 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
penurunan dari tahun 2009 yaitu sebesar 53,9 %. Untuk lebih jelasnya
perkembangan cakupan imunisasi bayi dan ibu hamil selama tahun 2010
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik Perkembangan Pelayanan Imunisasi Bayi dan Ibu Hamil
di Kabupaten Agam Periode tahun 2006 – 2010
Sumber : Seksi Surepid Bidang P2PL Dinkes Agam Tahun 2010
Dari grafik diatas, hampir semua pelayanan imunisasi belum mencapai
target SPM sampai dengan tahun 2010. Disamping itu, hamper semua
cakupan imunisasi bayi dan ibu hamil juga mengalami penurunan sejak
tahun 2006. Namun untuk DO imunisasi mengalami penurunan dari tahun
2009 yang berarti penggunaan dan pemanfaatan (efektifitas) vaksin
imunisasi mulai baik.
c. Pelayanan Imunisasi Wanita Usia Subur (WUS)
Imunisasi TT WUS merupakan pemberian pelayanan imunisasi bagi
wanita usia subur yang tidak hamil yang dilakukan pada saat calon
Pengantin (Catin), adapun pemberian imunisasi TT WUS ini adalah
sebanyak 5 kali dengan sasaran tahun 2010 adalah 92.966 WUS. Selama
tahun 2010, maka cakupan pelayanan imunisasi WUS adalah untuk TT1
sebanyak 1.201 WUS atau 1,3 %, TT2 sebanyak 373 WUS atau 0,4 %, TT3
adalah sebanyak 373 WUS atau 0,4 %, TT4 sebanyak 151 WUS atau 0,2 %
dan TT5 adalah sebanyak 1100 WUS atau 0,1 %. Secra total, cakupan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Target 2010 2006 2007 2008 2009 2010
BCG 95 95,6 80,1 83,7 79,4 73,8
DPTHB3 90 78,9 66,8 77,8 75,5 72,6
Campak 90 82,7 78,4 75,5 73,3 70,2
TT2+ 90 58,4 37,2 49,9 53,9 52
DO 11,1 8,9 7,3 3 8,6 6,8
Page 35
35 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
imunisasi 5 TT adalah sebanyak 2,7 %, dimana dibandingkan dengan
cakupan tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu 2,1 %.
d. Jorong UCI
Universal Child Immunizaztion (UCI) di Kabupaten Agam sampai
dengan akhir tahun 2010 masih belum mencapai target SPM yang
ditetapkan yaitu 90 %, dimana cakupan Jorong UCI tahun 2010 yaitu 54,5 %
dari 468 Jorong yang ada di Kabupaten Agam, walaupun secara kuantitas
pelaksanaan program terjadi peningkatan cakupan dari tahun 2007-2009.
Cakupan ini mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu sebesar 72,1 %.
Grafik perkembangan Pencapaian Jorong UCI
di Kabupaten Agam periode Tahun 2006-2010
Sumber : Seksi Surepid Bidang P2PL Dinkes Agam tahun 2010
7. Pelayanan Akses Ketersediaan Darah untuk Ibu Hamil dan Neonatus yang
Dirujuk
Selama periode tahun 2006 – 2010, perkembangan pencapaian akses
terhadap ketersediaan darah untuk kasus rujukan ibu hamil risti di Kabupaten
Agam berturut-turut adalah sebesar 50,3 % pada tahun 2006, meningkat tahun
2007 menjadi 50,6 % dan tahun 2008 mengalami sedikit peningkatan menjadi
51,8 % dan tahun 2009 terjadi peningkatan bahkan mencapai 100 %, namun
pada akhir tahun 2010 mengalami penurunan drastis menjadi 0 %, yang berarti
selama tahun 2010 dari 1.975 orang calon pendonor, maka tidak ada (0 %)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Target 2010Cak. 2006
Cak. 2007Cak. 2008
Cak. 2009Cak. 2010
90
6866,7
46,6
72,1
54,5
UCI Jorong
Page 36
36 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
yang menerima akses ketersediaan darah untuk kasus rujukan ibu hamil dan
neonatus. Sedangkan target SPM yang dicapai sampai dengan tahun 2010
adalah sebesar 80 %, sehingga akses ketersediaan darah dan komponen
dalam penanganan rujukan ibu hamil, ibu post partum dan bayi neonatal
yang sudah mulai optimal, namun selama atahun 2010 kembali menjadi
kurang optimal lagi.
8. Pelayanan Kesehatan Dasar Perorangan dan Masyarakat
Pelayanan kesehatan dasar perorangan dan masyarakat merupakan
indikator pelayanan kesehatan yang berorientasi terhadap kuratif dan
rehabilitative atau pengoabatan dan pemeliharaan kesehatan individu,
keluarga kelompok dan masyarakat.
a. Kemampuan Kegawat Daruratan Sarana Pelayanan Kesehatan
Persentase sarana kesehatan yang mempunyai kemampuan
pelaksanaan kegawatdaruratan di Kabupaten Agam selama tahun 2010
adalah sebesar 3,72 %. Cakupan ini mengalami penurunan dari tahun 2009
yang sebesar 11,11 %, hal ini disebabkan bahwa pada tahun 2009 sarana
pelayanan kesehatan Pustu/Polindes dan Poskesri tidak dimasukkan atau
hanya berjumlah 23 unit sarana pelayanan kesehatan, sedangkan pada
tahun 2010 jumlah sarana pelayanan kesehatan tersebut terjadi
penambahan sarana pelayanan kesehatan, sehingga dari 269 unit sarana
pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Agam yang mempunyai
kemampuan kegawatdaruratan hanya 10 unit, yaitu 1 unit RSUD dan 9 unit
Puskesmas rawatan. Sedangkan target SPM yang ditetapkan sampai akhir
tahun 2010 adalah 90 %, apabila dibandingkan dengan cakupan sarkes
dengan kemampuan gawat darurat masih jauh dibawah target.
b. Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap (Visite Rate)
Akses dan mutu pelayanan pengobatan dan perawatan kesehatan
individu (perorangan), keluarga dan masyarakat juga ditentukan oleh
cakupan kunjungan rawat jalan dan rawat nginap.
Cakupan kunjungan rawat jalan penderita baru sesuai dengan
indikator SPM selama tahun 2010 adalah sebanyak 226.492 kunjungan atau
48,5 % dan sebanyak 8.858 jumlah kunjungan rawat inap atau 1,9 % dari
jumlah penduduk 467.348 jiwa. Sehingga untuk cakupan jumlah kunjungan
Page 37
37 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
pasien selama tahun 2010 (visite rate) baik kunjungan rawat jalan dan
rawat inap adalah 235.350 kunjungan atau 50,1 %.
Dari cakupan visite rate Kabupaten Agam tahun 2010 tersebut,
maka kunjungan pasien rawat inap sarana pelayanan kesehatan
puskesmas dan jaringannya adalah sebanyak 4.233 orang atau 47,8 % dari
jumlah kunjungan rawat jalan dan cakupan kunjungan pasien baru rawat
jalan di sarana pelayanan kesehatan Puskesmas adalah sebanyak 211.478
kunjungan pasien atau 91,6 % dari jumlah kunjungan pasien rawat inap dan
rawat jalan di Kabupaten Agam.
Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di
Kabupaten Agam selama Tahun 2010, juga dapat dilihat pada indikator
tingkat kunjungan (Visite rate) masyarakat ke Rumah Sakit dalam hal ini
RUSD Lubuk Basung. Selama tahun 2010, kunjungan rawat jalan sebanyak
4.625 kunjungan pasien atau 52,2 % dan kunjungan rawat jalan sebanyak
19.639 kunjungan atau 8,4 %.
Apabila dibandingkan dengan target SPM kunjungan rawat jalan
tahun 2010 yaitu 15 %, maka cakupan kunjungan rawat tahun 2010 telah
mencapai target yang ditetapkan selama sampai dengan akhir tahun 2010
yaitu 48,5 % dan begitu juga dengan pencapaian cakupan kunjungan
rawat inap stelah mencapai target SPM tahun 2010 yaitu sebesar 1,9 % dari
target 1,5 %.
c. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Sementara itu, cakupan pelayanan kesehatan jiwa di Kabupaten
Agam selama tahun 2010 cendrung mengalami peningkatan dari tahun
2009. Adapun cakupan pelayanan kesehatan melalui kunjungan pasien
gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan Puskesmas dan jaringannya
yaitu 4.987 kunjungan pasien atau 86,4 % dan kunjungan pasien gangguan
jiwa ke RSUD Lubuk Basung yaitu 782 kunjungan atau 13,6 %. Sehingga
selama tahun 2010 ini, maka cakupan kunjungan pasien gangguan
kejiwaan adalah sebanyak 5.769 atau 1,30 % dari 235.350 kunjungan pasien
di Kabupaten Agam. Target SPM kunjungan pasien gangguan jiwa tahun
2010 adalah 15 %, sehingga cakupan pelayanan kesehatan gangguan jiwa
selama tahun 2010 masih dibawah target SPM yaitu 2,45 %. Cakupan ini
dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu dari 1,2 %.
Page 38
38 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Untuk lebih jelasnya tingkat perkembangan cakupan pelayanan kesehatan
dasar perorangan dan masyarakat sesuai dengan indikator SPM dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik Perkembangan Indikator Pelayanan Kesehatan Perorangan dan
masyarakat di Kabupaten Agam Periode Tahun 2006-2010
Sumber : Seksi Puskesmas dan Sarkes Bidang Yankes Tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, perkembangan cakupan indikator kunjungan
rawat jalan sudah mencapai target 15 % pada tahun 2010 yaitu sebesar
25,6 % dan kunjungan rawat inap sebesar 1,9 % tinggi 0,4 % dari target SPM
yaitu 1,5 %. Sementara itu untuk indikator pelayanan kesehatan jiwa, maka
pencapaian sampai akhir tahun 2010 masih jauh dibawah target 15 %
dengan hasil pencapaian sampai dengan tahun 2010 sebesar 1,6 %.
d. Kemampuan Sarana Laboratorium Kesehatan dan Spesialis Dasar di Sarana
Pelayanan Kesehatan
Selama tahun 2010, dari 23 unit sarana pelayanan kesehatan yang
ada di Kabupaten Agam ( 22 unit Puskesmas + 1 unit RSUD Lubuk Basung),
maka sebanyak 23 unit (100 %) telah mempunyai laboratorium kesehatan.
Walaupun dari 23 unit tersebut, sarana Labkes yang lengkap adalah RSUD
Lubuk Basung, sebanyak 2 unit Labkes Puskesmas yaitu Puskesmas Pakan
Kamis dan Lubuk Basung merupakan laboraorium rujukan dari beberapa
puskesmas terdekat, sedangkan puskesmas lainnya masih bersifat
laboratorium sederhana.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
VR R.Inap VR R.Jalan VR G.Jiwa
1,5
1512
1,9
48,5
2,51,9
23,9
1,22,1
25
1,30,8
10,7
1,11,6
25,6
3,3
Target 2010 Cak. 2010 Cak.2009 Cak.2008 Cak. 2007 Cak. 2006
Page 39
39 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Indikator persentase RS yang menyelenggarakaan 4 (empat) jenis
pelayanan kesehatan spesialis dasar adalah sebesar 100 %, dimana RSUD
sudah memiliki dan melakukan pelayanan kesehatan spesialis penyakit
kandungan dan kebidanan, spesialis anak, spesialis penyakit dalam dan
spesialis bedah.
9. Penyelenggaraan Surveilance Epidemiologi dan Penanggulangan KLB dan Gizi
Buruk
Nagari yang terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit selama tahun
2010 di Kabupaten Agam adalah sebanyak 9 dari 468 Nagari yang ada atau
1,9 %. Dari 9 Nagari yang terjadi KLB tersebut, maka secara cepat dimana < 24
jam sudah dilakukan penanganannya atau 100 %, sesuai dengan target SPM
yang ditetapkan sampai dengan akhir tahun 2010 yaitu 100 %.
Penduduk yang terancam akibat terjadinya KLB penyakit tersebut,
adalah sebanyak 7.175 penduduk. Sedangkan jumlah penderita dari kejadian
KLB tersebut adalah sebanyak 398 penduduk atau Attack Rate (AR) sebesar 5,6
%, dan jumlah penderita yang meninggal akibat KLB penyakit adalah
sebanyak 1 orang atau CFR sebesar 0,3 % yaitu akibat penderita dengan kasus
gigitan anjing Rabies.
Terdapat 5 (lima) jenis KLB yang terjadi selama tahun 2010, yaitu:
a. KLB Diare yang menyerang 3 Nagari dan mengancam 2.268 penduduk
dengan jumlah penderita sebanyak 270 orang (atau AR : 11,9 %);
b. KLB Keracunan Makanan yang menyerang 1 Nagari yaitu di PLTA Maninjau
dan mengancam sebanyak 250 orang penduduk dengan jumlah
penderita sebanyak 115 orang (AR : 46,0 %);
c. KLB Campak yang menyerang 1 Nagari dan mengancam penduduk
sebanyak 2.326 orang dengan jumlah penderita sebanyak 10 orang (AR :
0,43 %);
d. KLB Rabies yang menyerang 2 Nagari dengan jumlah penderita sebanyak
1 orang dari 885 penduduk yang terancam (AR : 0,11 %), dari 1 orang
penderita tersebut akhirnya meninggal dunia (CFR : 100 %);
e. KLB Flu Burung (H5N1) yang menyerang 2 Nagari dengan jumlah penderita
sebanyak 2 orang dari 1.446 penduduk yang terancan (AR : 0,14 %).
Page 40
40 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Selama tahun 2010, Nagari yang mengalami KLB gizi yang ditangani <
24 jam adalah sebesar 100 %, sedangkan kecamatan bebas rawan gizi
(prevalensi < 15 %) pada tahun 2010 adalah sebesar 62,5 %, sedangkan target
SPM adalah 60 %, sehingga apabila dibandingkan dengan cakupannya maka
targetnya sudah terpenuhi. Terdapat 2 (dua) kecamatan yang merupakan
kecamatan dengan cakupan persentase kerawanan gizinya diatas 20 % yaitu
kecamatan Lubuk Basung (24,8%) dan Palupuh (24,2 %). Adapun cakupan ini
sama dengan cakupan tahun 2009 yaitu 68,7 %.
Grafik Perkembangan Cakupan Penanganan KLB Penyakit dan KLB Gizi Buruk
serta Kecamatan bebas rawan Pangan dan Gizi di Kabupaten Agam
Tahun 2006-2010
Sumber : Seksi Surveilance dan Seksi Gizi Dinkes Tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa perkembangan Nagari KLB
yang ditangani < 24 jam sesuai dengan target yaitu 100, sementara itu, untuk
kecamatan bebas rawan pangan gizi masih dibawah target 80 % pada akhir
tahun 2010 yaitu masih 68,7 %.
10. Mutu Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Masyarakat
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat
perhatian khusus karena lingkungan merupakan media penularan penyakit.
Untuk itu penanganan sanitasi dasar rumah tangga dan lingkungan
0
20
40
60
80
100
2006 2007 2008 2009 2010 Target 2010
100 100 100 100 100 10081,2 81,2 81,2
68,7 68,7
80
0 1,2 3,7 0
10,9
Nagari/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 Jam Kecamatan bebas rawan gizi Nagari KLB
Page 41
41 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
masyarakat perlu selalu dilakukan dalam rangka mencipatakan lingkungan
masyarakat yang sehat.
a. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah salah satu indikator mutu sanitasi dan
kesehatan lingkungan masyarakat yang merupakan gambaran suatu
bangunan rumah tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuagan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan
hunian yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Selama tahun 2010 dilakukan pemeriksaan rumah sehat sebanyak
82.423 unit rumah dari 95.455 unit rumah yang ada di Kabupaten Agam
atau 86,4 % dimana mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu 92,3 %
yang dilakukan pemeriksaan rumah sehat.
Dari 82.423 unit rumah yang dilakukan pemeriksaannya, maka
didapatkan sebanyak 69.844 unit rumah dalam berkategori rumah sehat
atau 73,2 %, dibandingkan dengan cakupan tahun 2009 maka cakupan
tahun 2010 mengalami kenaikan 0,1 % yaitu dari 73,1 %, sementara target
SPM yang ditargetkan adalah 60 %, sehingga cakupan tahun 2010 ini
sudah mencapai target SPM yang ditetapkan.
b. Keluarga Memiliki Akses Air Bersih
Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah/bangunan yang dilakukan
selama tahun 2010, salah satunya yaitu pemeriksaannya terhadap akses
keluarga terhadap kepemilikan air bersih.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, maka sebanyak 337.348 anggota
keluarga menggunakan akses air bersih atau 72,2 %, yang terdiri dari :
Ledeng /Pipa PDAM sebanyak 79.945 anggota keluarga atau 17,1 %;
SPT/Pipa Non PDAM + Pipa PAMSIMAS sebanyak 76.828 anggota keluarga
atau 16,4 %; SGL sebanyak 106.106 anggota keluarga atau 22,7 %; PAH
sebanyak 52.439 anggota keluarga atau 15,5 %; Sumur Bor dan SPT
termasuk jenis lainnya sebanyak 20.927 anggota keluarga atau 4,5 %.
Sehingga akses anggota keluarga yang paling banyak menggunakan
sumber air bersih adalah SGL dan PMA yaitu 22,9 %. Target SPM yang
dibebankan sampai dengan akhir tahun 2010 adalah 65 %, sehingga
Page 42
42 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
apabila dilihat dari cakupan sampai akhir tahun 2010, maka target SPM
dapat tercapai
c. Keluarga Memiliki Sarana Sanitasi Dasar
Dari jumlah keluarga yang dilakukan pemeriksaan, maka yang
memiliki akses terhadap kepemilikan jamban sehat adalah sebanyak
67.636 KK (73,7 %) dengan akses terhadap anggota keluarga sebanyak
sebanyak 342.737 (73,3 %), sedangkan yang dikategorikan jamban yang
memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 54.777 KK (73,7 %) dengan
akses terhadap anggota keluarga yaitu sebanyak 342.737 jiwa (73,3 %).
KK yang memiliki jtempat pembuangan sampah dari yang dilakukan
pemeriksaan adalah sebanyak 64.564 KK (70,3 %), dan yang memenuhi
syarat kesehatan adalah sebanyak 50.556 KK (78,3 %) dengan akses
terhadap anggota keluarga yaitu sebanyak 330.742 orang (70.8 %).
Sementara itu, KK yang memiliki SPAL adalah sebanyak 67.308 KK
(73,3 %), sedangkan yang memnuhi syarat-syarat kesehatan adalah
sebanyak 35.552 KK (52,8 %) dengan akses terhadap anggota keluarga
yaitu sebanyak 342.737 orang (73,3 %). Target SPM yang dibebankan
sampai dengan akhir tahun 2010 adalah 65 %, sehingga apabila dilihat dari
cakupan sampai akhir tahun 2010, maka target SPM dapat tercapai.
d. Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM)
Sehat
TTU dan TUPM juga merupakan salah satu indikator mutu sanitasi
dan kesehatan lingkungan masyarakat yang merupakan gambaran suatu
sarana yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat
penyebaran penyakit. Sarana TUPM itu sendiri adalah seperti pasar, hotel,
restoran/rumah makan, dsb, sedangkan TUPM sehat adalah tempat-
tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang
memenuhi syarat kesehatan seperti memiliki sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, SPAL, ventilasi yang baik, pencahayaan, luas ;antai
dan (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung.
Cakupan TTU dan TUPM tahun 2010 secara umum mengalami
peningkatan dari tahun 2009 yang hanya 65,2 % meningkat menjadi 396
Page 43
43 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
unit yang memiliki syarat kesehatan dari 573 unit yang dilakukan
pemeriksaan atau 69,1 %.
Adapun rinciannya adalah jenis sarana Hotel yang memenuhi
syarat kesehatan adalah sebanyak 19 unit dari 26 unit yang dilakukan
pemeriksaan atau 73,1 %; sarana restoran/Rumah makan/Catering yang
memenuhi syarat kesehatan adalah sebanyak 93 unit dari 236 unit yang
dilakukan pemeriksaan atau 39,4 %; jenis sarana Pasar yang memenuhi
syarat kesehatan adalah sebanyak 15 unit dari 42 unit pasar yang
dilakukan pemeriksaan atau 35,7 %; jenis sarana TUPM lainnya seperti
industri rumah tangga dan objek rekreasi yang memenuhi syarat kesehatan
adalah sebanyak 269 unit dari 688 unit yang dilakukan pemeriksaan atau
39,1 %. Sedangkan target SPM yang harus dicapai sampai dengan tahun
2010 adalah 80 %, sehingga apabila dibandingkan dengan hasil cakupan
selama tahun 2010, maka cakupan tersebut (69,1 %) masih belum
mencapai target 80 %. Sehingga masih perlu kerja keras dan upaya
bersama dalam rangka meningkakan kualitas sanitasi pada TTU dan TUPM.
e. Pembinaan Lingkungan Institusi
Beberapa insitusi yang merupakan binaan petugas kesehatan
setiap tahunnya berdasarkan indikator SPM yaitu sarana kesehatan sendiri
(Puskesmas, Pustu, Poskesri/Polindes, Puskel), sarana pendidikan (SD/MI,
SMP/MTsN, SMU), sarana ibadah (Mesjid, Musholla, dsb) dan sarana
perkantoran.
Selama tahun 2010, pembinaan sarana dan institusi ini oleh
petugas kesehatan mengalami peningkatan dari tahun 2009, yaitu dari
43,1 % menjadi 72,1 %, sedangkan target SPM yang dibebankan sampai
akhir tahun 2010 adalah 70 %, sehingga cakupan pencapaian SPM
indikator isntitusi yang dibina kesehatan lingkungannya dapat mencapai
dan melebihi target yaitu 72,1 %.
Dari cakupan 72,1 % tersebut, maka pembinaan institusi sarana
kesehatan cakupannya adalah 34 unit atau 73,9 %; pembinaan institusi
sarana pendidikan dengan cakupan sebanyak 431 unit atau 78,7 %;
pembinaan institusi sarana ibadah sebanyak 386 unit atau 77,8 %;
pembinaan institusi sarana perkantoran sebanyak 172 unit atau 53,1 % dan
pembinaan sarana lainnya (objek rekreasi) sebanyak 6 unit atau 42,8 %.
Page 44
44 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
f. Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Agypti
Cakupan rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes
agypti dalam rangka mencegah terjangkitnya penyakit DBD selama tahun
2010 mengalami penurunan dari tahun 2009. Dimana rumah/bangunan
yang dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk selama tahun 2010 yaitu
sebanyak 82.423 rumah dari 95.455 rumah yang ada di Kabupaten Agam
atau 86,4 %, sedangkan cakupan pada tahun 2009 adalah 96,2 %.
Sementara itu, rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk adalah
sebanyak 58.880 unit rumah atau 71,4 % dan mengalami penurunan dari
tahun 2009 yaitu 73,1 %. Target SPM sampai akhir tahun 2010 adalah 95 %,
sehingga masih jauh dari target yang harus dicapai sampai akhir tahun
2010.
Grafik Perkembangan Cakupan Indikator Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan di Kabupaten Agam Periode 2006-2010
Sumber : Seksi PL Dinkes Agam tahun 2010
11. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Peningkatan perilaku kesehatan masyarakat dalam rangka
meningkatkan partisipasi aktif masyarakat merupakan salah program pokok
dan prioritas pembangunan kesehatan di Kabupaten Agam sampai dengan
tahun 2010 dan juga merupakan indikator SPM 2006-2010.
0102030405060708090
100
Rumah Sehat TTU dan TUPM Sehat
Institusi Dibina Rumah bebas Jentik Nyamuk
2006 17 66,6 0 93,7
2007 45,2 31,3 35,1 0
2008 71,9 63,8 28,2 4,5
2009 73,1 65,2 43,1 73,1
2010 73,2 69,1 72,1 71,4
Target 2010 65 80 70 95
17
66,6
0
93,7
45,2
31,3 35,1
0
71,9
63,8
28,24,5
73,165,2
43,1
73,1
73,269,1
72,1
71,465
8070
95
Page 45
45 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
a. Rumah tangga ber-PHBS
Untuk cakupan rumah tangga sehat berdasarkan pelaksanaan
survey Pemberdayaan Hidup Bersih dan Sehat dengan 10 (sepuluh
indikator)nya selama tahun 2010 yang juga sama dengan tahun 2009.
Adapun 10 indikator tersebut adalah: pertolongan persalinan dengan
petugas kesehatan; ASI Ekslusif; keluarga dengan JPKM, anggota keluarga
tidak merokok; melakukan aktifitas fisik; makan sayur dan buah setiap hari;
beraktifitas fisik; akses terhadap SAB; ketersediaan jamban keluarga yang
sehat; rumah/bangunan yang sehat.
Selama tahun 2010, dilakukan pemeriksaan dan survey rumah
tangga ber-PHBS di Kabupaten Agam sebanyak 80.667 rumah tangga,
dimana mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2009
yang hanya 9.917 rumah tangga. Berdasarkan hail pemeriksaan dan
survey tersebut didapatkan yang ber-PHBS dengan 10 indikator PHBS
adalah sebanyak 59.258 rumah tangga atau 73,5 %. Sementara itu, target
SPM yang ditarget sampai dengan akhir tahun 2010 adalah 65 %, sehingga
cakupan selama tahun 2010 sudah dapat mencapa target SPM.
Tabel Perkembangan cakupan Rumah Tangga ber-PHBS
di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010
No. Tahun
Rumah Tangga
di
Pantau/Survey
Rumah Tangga
ber-PHBS % Target
1. 2006 4.410 750 17,01 45
2. 2007 10.020 4.527 45,18 50
3. 2008 6.483 1.997 30,80 55
4. 2009 9.917 6.056 61,07 60
5. 2010 80.667 59.258 73,46 65
Sumber: Seksi Promkes Dinkes Kab. Agam Tahun 2010
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa sampai dengan akhir
tahun 2010, pencapaian rumah tangga ber-PHBS sudah mencapai target
SPM yang ditetapkan yaitu 73,5 % dari target 65 %. Peningkatan cakupan
rumah tangga ber-PHBS ini sudah mengalami peningkatan sejak tahun
2007.
Page 46
46 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
b. Bayi ( Usia 0-6 Bulan) dengan ASI Ekslusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan zat gizi yaitu Colostrum yang
mengandung zat kekebalan tubuh bagi bayi dan juga dapat melindungi
bayi dari sindrom kematian secara mendadak (Sudden Infant Death
Syndrome/SIDS).
Jumlah sasaran bayi usia 0-6 bulan di Kabupaten Agam tahun 2010
adalah sebanyak 4.119 orang dan mengalami penurunan dari tahun 2009
yaitu 7.805 orang. Sedangkan yang mendapatkan ASI Eklsusif selama
tahun 2010 adalah sebanyak 2.596 orang bayi atau 63,032 %. Cakupan ini
mengalami peningkatan dari athun 2009 yaitu sebanyak 3.271 bayi atau
sebesar 41,9 %. Secara pencapaian, indikator ini masih belum bisa
mencapai target SPM 80%.
Tabel perkembangan Cakupan Bayi (0-6 Bulan) ASI Ekslusif
di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010
No. Tahun Sasaran Bayi
(0-6) Bln
Jumlah Bayi
ASI Ekslusif % Target
1. 2006 3.658 1.574 43,03 30
2. 2007 3.721 1.819 48,88 40
3. 2008 3.917 1.712 43,71 60
4. 2009 7.805 3.271 41,91 70
5. 2010 4.119 2.596 63,03 80
Sumber: Seksi Gizi Bidang Kesmas Tahun 2010
Berdasarkan tabel diatas, sampai dengan akhir tahun 2010, cakupan ASI
Ekslusif bayi usia 0-6 bulan belum mencapai target SPM 80 %, sementara itu
terlihat bahwa sejak tahun 2007 cakupan ASI Ekslusif ini selalu mengalami
penurunan cakupan dari 48,9 % pada tahun 2007 menurun sampai tahun
2010 menjadi 34,2 %.
c. Jorong dengan Pendistribusian Garam Beryodium yang baik
Cakupan sampel kadar atau pemakaian garam beryodium
dengan baik pada tahun 2010, dimana dari 4.411 sampel pada 468 jorong
yang ada di Kabupaten Agam yang dilakukan pemeriksaan garam
beyodium, maka sebanyak 4.215 sampel dari 468 jorong adalah dengan
kategori sampel yang mengandung garam beryodium yang baik atau 95,6
%. Sedangkan dari 131 jorong yang dilakukan pengambilan sampel
garam, maka terdapat sebanyak 125 jorong yang mengkonsumsi dan
Page 47
47 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
memakai garam beryodium adalah sebanyak 125 jorong atau 95,42 %.
Cakupan ini mengalami peningkatan dari athun 2009 yaitu 93,1 %.
Cakupan ini dibandingkan dengan target SPM tahun 2010 sudah
melampaui target yang ditetapkan yaitu 90 %.
d. Tingkat/Telaah Kemandirian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
bersumber daya Masyarakat (UKBM) dengan menyelenggarakan minimal
5 program prioritas. Tingkat kemandirian posyandu diukur dengan indikator
posyandu purnama dan mandiri. Selama tahun 2010, cakupan posyandu
purnama adalah sebanyak 312 buah atau 37,6 % dan posyandu mandiri
adalah sebanyak 97 buah atau 11,7 %, sedangkan untuk posyandu
purnama dan mandiri berjumlah sebanyak 409 buah atau 49,3 % dimana
mengalami peningkatan dari tahun 2009 yang hanya 42,2 %. Sedangkan
untuk cakupan persentase posyandu yang aktif melakukan kegiatan
selama tahun 2010 adalah sebanyak 49,3 %.
Grafik Perkembangan SPM Telaah kemandirian Posyandu
di Kabupaten Agam Periode 2006 – 2010
Sumber : Seksi Promkes Bidang Promkes Dinkes Agam tahun 2010
Berdasarkan grafik diaatas, disimpulkan bahwa cakupan posyandu
purnama dan mandiri (aktif) sampai dengan akhir tahun 2010 sudah
mencapai target SPM yang ditetapkan yaitu 49,3 % dari target 40 %.
0
10
20
30
40
50
Posy. Purnama+Mandiri
28,223
36,9
42,2
49,3
40
Cak. 2006 Cak. 2007 Cak. 2008 Cak. 2009 Cak. 2010 Target 2010
Page 48
48 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
12. Penyuluhan Kesehatan (Promkes) NAPZA
Kegiatan penyuluhan kesehatan di Kabupaten Agam selama tahun
2010 berjumlah 2.809 kali. Penyuluhan kesehatan NAPZA yang merupakan
salah satu indikator pelaksanaan SPM bidang kesehatan di Kabupaten Agam,
dan selama tahun 2010 ini, target SPM adalah 60 %. Cakupan keberhasilan
pelaksanaan penyuluhan kesehatan NAPZA di Kabupaten Agam selama tahun
2010 adalah sebanyak 1.318 kali atau 46,8 %, dimana mengalami peningkatan
dari tahun 2009 yaitu 190 kali dari 4.393 jumlah penyuluhan kesehatan yang
dilaksanakan atau 4,3 %.
13. Jaminan Pemeliharaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( JPKM )
Jumlah sasaran penduduk di Kabupaten Agam sampai akhir Desember
2010 sesuai dengan prediksi BPS adalah sebanyak 467.348 jiwa dengan jumlah
KK sebanyak 105.733 KK. Dari jumlah penduduk tersebut, maka sebanyak
146.081 jiwa sudah tercakup menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan
pra bayar atau 31,26 %. Namun dari target SPM yang ditetapkan pada tahun
2010 ini, maka hasil cakupan tersebut belum berhasil mencapai target yaitu 35
%.
Berdasarkan jumlah penduduk yang mendapatkan JPKM di Kabupaten
Agam selama tahun 2010 tersebut, maka maka sebanyak 36.997 KK adalah
peserta JPKM Askes PNS atau 7,9 %, sebanyak 1.243 KK adalah peserta JPKM
Jamsostek atau 0,3 %, peserta Jamkesmas sebanyak 101.841 KK atau 21,8 %
dan sebanyak 3.000 KK adalah peserta JPKM Jamkesda atau 1,3 %.
14. Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin (GAKIN) dan JPKM GAKIN
Dari 105.733 KK yang ada di Kabupaten Agam, maka sebanyak 20.368
KK merupakan KK Miskin (GAKIN) dan selama tahun 2010 telah mendapat kartu
jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM), ditambah dengan
adanya peserta Jamkesda dan Jamkesmas. Adapun cakupan KK miskin yang
mendapat pelayanan kesehatan di Kabupaten Agam selama tahun 2010
adalah sebanyak 20.368 KK miskin atau 100 %, sedangkan target SPMnya
adalah 100 %. Cakupan tahun 2010 ini sama dengan pencapaian dengan
tahun 2009 yaitu 100 %. Hal ini disebabkan karena masih ada KK miskin yang
belum memanfaatkan fasiltas pelayanan kesehatan gratis.
Page 49
49 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Selama tahun 2010 juga terdapat sebanyak 293 orang bayi dari GAKIN,
yang mendapatkan PMT penyuluhan (MP-ASI) atau 100 %. Sedangkan target
SPM bayi BGM dari GAKIn ayng mendapat MP-ASI adalah 100 %.
Dari 26.958 KK miskin tersebut, maka terdapat sebanyak 259 orang
merupakan bayi (0-11 bulan) yang merupakan kasus gizi buruk (BGM)
berdasarkan indikator BB/U. Dari jumlah bayi BGM dari KK miskin tersebut, maka
yang mendapat bantuan MP-ASI adalah sebanyak 259 orang (100 %).
Cakupan ini sudah mencapai target SPM yang telah ditetapkan yaitu juga 100
%.
Grafik Perkembangan Cakupan JPKM dan Pelayanan kesehatan Penduduk
Miskin di Kabupaten Agam Periode Tahun 2006-2010
Sumber : Seksi Jampemkes Bidang Promkes Tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, maka untuk KK miskin yang mendapatkan akses dan
jangkauan pelayanan kesehatan serta Bayi BGM yang mendapatkan MP-ASI
sejak tahun 2006 sampai 2009 adalah 100 %, namun pada akhir tahun 2010
mengalami penurunan yaitu 94 %.
15. Pelayanan kesehatan Pekerja Formal ( Upaya Kesehatan Kerja)
Jumlah kelompok pekerja formal di Kabupaten Agam pada tahun 2010
berjumlah sebanyak 16 kelompok yang terdiri dari Pengrajin, tukang, buruh,
dsbnya. Selama tahun 2010 ini, cakupan pelayanan kesehatan pada pekerja
formal adalah sebanyak 4 kelompk atau 25 %. Cakupan ini mengalami
peningkatan dari tahun 2009 yaitu 0,6 %, dimana hal ini disebabkan karena
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
Tahun 2006Tahun 2007
Tahun 2008Tahun 2009
Tahun 2010Target 2010
23,4 23,7 32,4
32,3 31,3
35
100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100
KK dengan JPKM Yankes KK Miskin Bayi GAKIB BGM dng MP-ASI
Page 50
50 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
pelaksanaan program UKK masih belum menjadi program dan kegiatan
unggulan atau prioritas .
16. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat dan Anak Sekolah (UKGMD
dan UKGSD)
a. Pelayanan Kesehatan Dasar Gigi (UKGMD)
Selama tahun 2010, masyarakat yang melakukan tumpatan gigi ke
sarana kesehatan (puskesmas, dsb) adalah sebanyak 1.330 orang, yang
melakukan pencabutan gigi tetap sebanyak 8.458 orang, sehingga jumlah
pelayanan kesehatan tumpatan dan pencabutan gigi tetap adalah
sebanyak 9.788 orang dengan rasio penambalan terhadap pencabutan
gigi tetap yaitu 0,16. Cakupan ratio ini mengalami penurunan dari tahun
2009 yaitu 0,19.
b. Pelayanan Usaha Kesehatan Gizi Anak Sekolah (UKGS)
Jumlah murid SD/MI di Kabupaten Agam adalah tahun 2010
adalah sebanyak 44.538 orang, maka yang dilakukan pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut oleh petugas kesehatan adalah sebanyak 23.419
orang murid atau 52,6 %, cakupan ini mengalami peningkatan dari tahun
2009 yang hanya 29,1 %, sedangkan target SPM yaitu 100 %.
Dari jumlah murid 23.419 yang dilakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut, sebanyak 3.549 orang siswa atau 15,2 % perlu
mendapatkan perawatan gigi dan mulut, sehingga selama tahun 2010
dilakukan perawatan terhadap kesehatan gigi dan mulut anak SD/MI
sebanyak 3.549 orang siswa SD/MI atau 100 %. Cakupan ini sesuai dengan
target SPM tahun 2010 yaitu 100 %.
Tabel Perkembangan Cakupan Pelayanan Kesehatan UKGMD dan UKGS
di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010
No. Tahun Tumpatan
Gigi tetap
Penambalan
Gigi tetap
Ratio
Tambal/Cabut
Murid SD
Diperiksa
Murid SD
dapat
Perawatan
1. 2006 731 4.424 0,16 30,184 5,181
2. 2007 647 2,650 0,24 36,498 4,521
3. 2008 1.534 5.413 0,28 36,796 6.669
4. 2009 1.093 5.647 0,19 17.988 5.977
5. 2010 1.339 8.458 0,16 23.419 3.549
Sumber : Seksi Institusi dan Puskesmas Bidang Yankes Tahun 2010
Page 51
51 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
17. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
Disamping posyandu, ada beberapa sarana pelayanan kesehatan
yang termasuk UKBM di Kabupaten Agam. Berdasarkan hasil pendataan dan
pelaksanaan program UKBM pada bidang Promkes Dinas Kesehatan
Kabupaten Agam pada tahun 2010, maka dari 82 Nagari yang ada di
Kabupaten Agam, terdapat Nagari Siaga sebanyak 82 buah (100 %), Pos
Kesehatan Nagari (Poskesri) sebanyak 36 buah (43,9 %), Poliklinik Bidan Desa
(Polindes) sebanyak 101 buah (100 %).
18. Skrining Donor Darah terhadap HIV/AIDS
Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS
dan menghalangi penularannya secara langsung melalui media transfusi
darah, apalagi ditransfusikan untuk kasus rujukan ibu hamil resiko tinggi. RSUD
Lubuk Basung merupakan tempat sarana dan prasarana untuk melakukan
skrining donor darah. Selain untuk mencegah penularan langsung HIV/AIDS,
skrining donor darah juga mencegah penularan penyakit Hepatitis B.
Selama tahun 2010 di PMI RSUD Lubuk Basung dilakukan pengambilan
sampel darah untuk HIV/AIDS sebanyak 437 sampel, dimana meningkat dari
tahun 2009 yang hanya 117 sampel dari pendonor darah (100 %). Adapun hasil
pemeriksaan dari sampel yang diperiksa, didapatkan jumlah positif HIV/AIDS
sebanyak 2 (dua) sampel atau 0,005 %.
19. 10 (Sepuluh) Macam Jenis Penyakit Terbanyak
Berdasarkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui pengobatan
dasar masyarakat ke puskesmas, Pustu dan Polindes serta Poskesri, maka
selama tahun 2010 ditemukan 10 (sepuluh) macam jenis penyakit terbanyak
sesuai dengan ICD-10, yaitu:
ISPA : 38.572 kasus (21,2 %)
Rheumatik : 12.864 kasus (21,03 %)
Gastritis : 9.933 kasus (10.2 %)
Infeksi Penyakit Kulit : 8.966 kasus (9,7 %)
Hypertensi : 8.231 kasus (8,8 %)
Alergi Kulit : 6.120 kasus (7,8 %)
Asthma : 4.207 kasus (7,3 %)
Penyakit lain pada : 4.138 kasus (6,2 %)
Saluran Pernafasan Atas
Diare : 3.862 kasus (4,7 %)
Penyakit Gigi : 3.157 kasus (3,1 %)
Page 52
52 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
20. Pelayanan Kesehatan di RSUD Lubuk Basung
Pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan di RSUD Lubuk Basung
selama periode 2006 – 2010 perkembangannya bersifat statis dan dan
peningkatannya tidak terlalu signifikan, hal ini berkaitan erat dengan
penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana serta penunjang
pelayanan medis RSUD Lubuk Basung. RSUD Lubuk sampai dengan kondisi akhir
tahun 2010 masih memiliki tempat tidur sebanyak 112 unit sama dengan
kondisi tahun 2009.
Selama tahun 2010, jumlah pasien yang dirawat dan keluar baik dalam
keadaan sehat/hidup maupun dalam keadaan sudah meninggal adalah
sebanyak 4.625 jiwa dan mengalami penuruna dari tahun 2009 yaitu sebanyak
6.652 jiwa. Berdasarkan laporan dari RSUD Lubuk Basung, bahwa dari jumlah
pasien yang keluar tersebut, maka dapat dirinci, yaitu: pasien yang keluar
dalam keadaan meninggal yaitu sebanyak 111 (2,4 %), dan diantaranya
meninggal dalam keadaan dirawat setelah >= 48 jam yaitu sebanyak 31
pasien, dimana mengalami peningkatan dari tahun 2009 yang hanya 11
pasien pasien meninggal setelah dirawat > 48 jam.
Selama tahun 2010, jumlah hari perawatan adalah selama 15.014 hari
terhadap 4.625 pasien yang dirawat, sehingga BOR RSUD Lubuk Basung selama
tahun 2010 yaitu 36,74 hari, dimana mengalami penurunan dari tahun 2009
yaitu 20.806 hari terhadap sejumlah 6.652 pasien atau BORnya 50,3 %.
Sedangkan jumlah/lama hari yang efektif pasien dirawat (LOS) selama tahun
2010 adalah 3,20 hari dimana mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu
3,01 hari, sehingga secara kualitas pelayanan pasien dengan lamanya pasien
dirawat sudah mulai membaik.
Sejak diterbitkannya kegiatan Jamkesda dan Jamkesmas yang
merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan penduduk atau
masyarakat miskin di Kabupaten Agam, maka pelayanan kesehatan
kegawatdaruratan untuk level pertama (I) di RSUD merupakan indikator yang
harus dilaksanakan. Dimana selama tahun 2010 terjadi 487 kasus rujukan
kegawatdaruratan tingkat pertama di RSUD Lubuk Basung dengan persentase
cakupan adalah 100%.
Page 53
53 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Grafik Perkembangan Cakupan Pelayanan di RSUD Lubuk Basung
Kabupaten Agam Periode 2006 – 2010
Sumber : RSUD Lubuk Basung Tahun 2010
B. SUMBER DAYA KESEHATAN
Cakupan perkembangan sumber daya kesehatan di Kabupaten Agam
selama tahun 2010 terdiri dari beberapa indikator yang sangat erat hubungannya
dalam menentukan pencapaian indikator peningkatan derajat kesehatan sumber
daya kesehatan.
1. Sarana Kesehatan
Perkembangan sarana kesehatan di Kabupaten Agam dari tahun 2006-
2010 ini telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik dan terjadi
peningkiatan, hai ini ditandai dengan terlaksananya pembangunan dan
rehabilitasi unit-unit sarana pelayanan kesehatan di Nagari-nagari dan
ditambah dengan perlengkapan peralatan peralatan penunjang sarana
pelayanan kesehatan.
a. Rumah Sakit
RSUD Lubuk Basung adalah RS Pemerintah Kabupaten Agam type
C atau Rumah Sakit Ibukota Kabupaten dengan 6 jenis pelayanan
kesehatan dasar dan mempunyai 112 unit tempat tidur. RSUD Lubuk
Basung sampai dengan tahun 2010 ini telah merencanakan untuk menjadi
RS dengan Badan Layanan Umum (BLU) dan pengembangan jenis
pelayanan kesehatan dasar menjadi 12 jenis pelayanan.
0
10
20
30
40
50
60
BOR LOS TOI GDR NDR
55,6
3,2 2,52,2
0,4
56,9
3,32,5
2,31,6
56,9
3,42,5
2,31,6
36,7
3,25,5
2,40,5
2006 2007 2008 2010
Page 54
54 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Disamping RSUD Lubuk basung yang notabene milik Pemerintah
Kabupaten Agam, pada tahun 2010 ini juga berdiri 1 unit Rumah Bersalin
(RSB) yang dikelola oleh pihak swasta. RS ini tentu saja mempunyai
pelayanan khusus terhadap kesehatan ibu dan anak (KIA) dan khususnya
lagi merupakan RS dengan pelayanan kesehatan persalinan serta juga
merupakan RS rujukan untuk kasus-kasus kebidanan dari daerah-daearh
yang dekat dengan RS ini.
b. Puskesmas Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Sampai dengan akhir tahun 2010 ini, terdapat 22 Puskesmas yang
ada di Kabupaten Agam yang tersebar pada 16 kecamatan, bahkan ada
1 kecamatan memiliki 2 unit Puskesmas. Dari 22 Puskesmas tersebut, 9 unit
diantaranya merupakan Puskesmas Perawatan yang melayani pasien
rawat inap dan 13 unit Puskesmas Non Rawatan. 4 Puskesmas merupakan
Puskesmas PONED yaitu; Puskesmas Lubuk Basung, Matur, Pakan kamis dan
Baso.
c. Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Polindes serta Poskesri
Seiring dengan pengembangan sarana dan prasarana Puskesmas,
maka selama periode 2006-2010 juga terjadi peningkatan dan
pengembangan Pustu, Polindes dan Poskesri melalui pembangunan
sarana baru dan rehabilitasi. Sehingga pada akhir tahun 2010 terdapat 212
unit sarana Pustu, Polindes dan 17 unit Poskesri di Kabupaten Agam.
2. Ketersediaan Tenaga Kesehatan (SDM Kesehatan)
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Agam selama
tahun 2010, juga dipengaruhi dan ditentukan oleh ketersediaan tenaga
kesehatan (Ratio) di Kabupaten Agam dalam memberikan pelayanan
kesehatan secara komprehensif kepada masyarakat untuk meningkatkan
pencapaian cakupan pembangunan kesehatan Kabupaten Agam.
a. Persebaran Tenaga Kesehatan
Persebaran tenaga kesehatan di Kabupaten Agam tahun 2010 ini
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Page 55
55 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Grafik Persebaran tenaga Kesehatan di Kabupaten Agam Tahun 2010
Sumber : Subbag Perencanaan Dinkes Agam tahun 2010
Berdasarkan grafik persebaran diatas, maka dari 4 (empat) unit kerja
kesehatan yang ada di Kabupaten Agam, maka unit kerja Puskesmas dan
jaringannya termasuk Pustu/Polindes/Poskesri mempunyai persebaran
tenaga kesehatan yang banyak dibandingkan dengan unit kerja lainnya.
b. Ketersediaan (Ratio) Tenaga Medis
Tingkat ketersediaan (Ratio) tenaga medis di Kabupaten Agam
selama tahun 2010 yaitu 16,7/100.000 penduduk, yaitu:
1) Jumlah dokter spesialis yang merupakan kontribusi dari RSUD Lubuk
Basung berjumlah 4 orang, dengan rationya 0,9/100.000 penduduk,
dimana ratio ketersediaan dokter spesialis cakupannya sama dengan
tahun 2009;
2) Jumlah dokter umum di Kabupaten berjumlah sebanyak 51 orang,
dengan kontribusi dari Puskesmas sebanyak 37 orang, RSUD Lubuk
Basung 11 orang, STIKES Ceria Buana sebanyak 1 orang dan Dinas
Kesehatan sebanyak 2 orang, sehingga rationya yaitu 10,9/100.000
penduduk;
3) Jumlah dokter gigi di Kabupaten Agam adalah sebanyak 23 orang,
yang merupakan kontribusi dari unit kerja Puskesmas sebanyak 21
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Medis Perawat & Bidan
Farmasi Gizi Tekhnisi Medis
Sanitasi Kesmas
74,578,1
50,9
78,6
49,2
76,5
49,1
21,816,5
27,5
14,3
49,2
11,8 12,7
1,3 3,50 0 0 0
5,52,6 1,9
21,6
7,11,6
11,8
32,7
Puskesmas/Pustu/Poskesri RSUD Lubuk Basung STIKES Ceria Buana Dinkes
Page 56
56 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
orang, RSUD Lubuk Basung 2 orang, dengan ratio ketersediaannya
yaitu 4,9/100.000 penduduk.
Tabel Perkembangan Ratio Tenaga Medis di Kabupaten Agam
Tahun 2006-2010
No. Tahun
Ratio Tenaga Medis
(Ratio per/100.000 penduduk)
Dr. Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Jumlah
1. 2006 0,9 9,2 4,6 14,7
2. 2007 0,9 7,9 0,004 8,9
3. 2008 0,7 7,9 3,8 12,4
4. 2009 0,7 9,2 4,9 14,8
5. 2010 0,9 10,9 4,9 16,7
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab. Agam tahun 2010
c. Ketersediaan (Ratio) Tenaga Farmasi
Tingkat ketersediaan tenaga farmasi di Kabupaten Agam selama
tahun 2010 berjumlah sebanyak 51 orang dengan ratio ketersediaannya
yaitu 11/100.000 penduduk, yaitu:
1) Jumlah Asisten Apoteker (AA) berjumlah 40 orang dengan ratio
ketersediaannya di Kabupaten agam yaitu 8,6/100.000 penduduk,
terdiri dari lulusan SMF/SAA sebanyak 27 orang atau 5,8/100.000
penduduk; Ahli madya Farmasi sebanyak 13 orang atau 2.8/100.000
penduduk dengan kontribusi terbanyak yaitu dari Puskesmas
sebanyak 24 orang dan RSUD serta Dinas kesehatan Kabupaten
Agam sebanyak 16norang; 2009;
2) Jumlah Apoteker di Kabupaten Agam adalah 11 orang dengan ratio
ketersediaannya di Kabupaten Agam adalah 2,4/100.000 penduduk,
terdiri dari S-1 Farmasi sebanyak 1 orang atau 0,2/100.000 penduduk
dan Apoteker sebanyak 8 orang atau ratio 1,7/100.000 penduduk;
Tabel Perkembangan Ratio Tenaga Farmasi di Kabupaten Agam
Tahun 2006-2010
No. Tahun
Ratio Tenaga Farmasi
(Ratio : per/100.000 penduduk) JUMLAH
Asisten Apoteker Apoteker
1. 2006 9,6 0,9 10,5
2. 2007 8,4 0,9 9,3
3. 2008 11,4 0,0 11,4
4. 2009 1,02 0,33 1,35
5. 2010 8,6 2,4 11,0
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab. Agam tahun 2010
Page 57
57 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
d. Ketersediaan (Ratio) Tenaga Gizi Masyarakat
Tingkat ketersediaan tenaga gizi masyarakat di Kabupaten Agam
selama tahun 2010 yaitu 28 orang dengan dengan ratio ketersediaannya
yaitu 6/100.000 penduduk, yaitu ahli gizi lulusan SPAG/D-1 Gizi sebanyak 2
orang dengan ratio ketersediannya yaitu 0,43/100.000 penduduk; Lulusan
D-3 Gizi berjumlah 26 orang dengan ratio ketersediannya yaitu 5,57/100.000
penduduk.
Tabel Perkembangan Ratio Tenaga Gizi Masyarakat di Kabupaten Agam
Tahun 2006-2010
No. Tahun
Ratio Tenaga Farmasi
(Ratio : per/100.000 penduduk) JUMLAH
Lulusan SPAG-D-1
Gizi
Lulusan D-3, D-4
Gizi
1. 2006 0,9 3,9 4,8
2. 2007 0,5 3,9 4,4
3. 2008 1,6 3,6 5,2
4. 2009 0,4 4,5 4,9
5. 2010 0,4 5,96 6,0
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab. Agam tahun 2010
e. Ketersediaan (Ratio) Tenaga Perawat
Tingkat ketersediaan tenaga perawat di Kabupaten Agam
selama tahun 2010 berjumlah 239 orang dengan ratio ketersediaannya
yaitu 51,1/100.000 penduduk, yaitu:
1) Jumlah tenaga perawat dengan latar belakang pendidikan SPK, D-3
keperawatan, S-1 Keperawatan dan ners serta S-2 Keperawatan
adalah 238 orang dengan ratio ketersediannya di Kabupaten Agam
yaitu 50,9, dengan kontribusi yang paling banyak berasal dari
Puskesmas dan jaringannya serta RSUD Lubuk Basung, serta kontribusi
latar belakang pendidikan yang paling banyak adalah D-3
Keperawatan yaitu sebanyak 116 orang dari 238 tenaga keperawatan
yang ada di Kabupaten agam;
2) Jumlah tenaga perawat gigi dengan latar belakang pendidikan SPRG,
D-3 Keperawatan Gigi, D-4 Gigi yaitu sebanyak 43 orang dengan ratio
ketersediannya di Kabupaten Agam yaitu 9,2/100.000 penduduk.
Page 58
58 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Tabel Perkembangan Ratio Tenaga Perawat di Kabupaten Agam
Tahun 2006-2010
No. Tahun
Ratio Tenaga Perawat
(Ratio : per/100.000 penduduk) JUMLAH
Perawat Perawat Gigi
1. 2006 34,0 7,8 41,8
2. 2007 59,8 6,4 66,2
3. 2008 52,3 7,4 59,7
4. 2009 48,05 6,3 54,3
5. 2010 50,9 9,2 51,1
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab. Agam tahun 2010
f. Ketersediaan (Ratio) Tenaga Bidan
Tingkat ketersediaan tenaga Bidan di Kabupaten Agam selama
tahun 2010 berjumlah sebanyak 341 orang dengan ratio ketersediaannya
yaitu 73/100.000 penduduk dan merupakan ratio tenaga kesehatan yang
paling banyak diantara jenis tenaga kesehatan lainnya, yaitu:
3) Jumlah Asisten Apoteker (AA) berjumlah 40 orang dengan ratio
ketersediaannya di Kabupaten agam yaitu 8,6/100.000 penduduk,
terdiri dari lulusan SMF/SAA sebanyak 27 orang atau 5,8/100.000
penduduk; Ahli madya Farmasi sebanyak 13 orang atau 2.8/100.000
penduduk dengan kontribusi terbanyak yaitu dari Puskesmas
sebanyak 24 orang dan RSUD serta Dinas kesehatan Kabupaten
Agam sebanyak 16norang; 2009;
4) Jumlah Apoteker di Kabupaten Agam adalah 11 orang dengan ratio
ketersediaannya di Kabupaten Agam adalah 2,4/100.000 penduduk,
terdiri dari S-1 Farmasi sebanyak 1 orang atau 0,2/100.000 penduduk
dan Apoteker sebanyak 8 orang atau ratio 1,7/100.000 penduduk;
Tabel Perkembangan Ratio Tenaga Kebidanan di Kabupaten Agam
Tahun 2006-2010
No. Tahun
Ratio Tenaga Kebidanan
Ratio per/100.000 penduduk)
Bidan D-1 Bidan D-3 Bidan D-4 Jumlah
1. 2006 57,7 11,0 0,0 68,7
2. 2007 52,4 10,0 0,0 62,4
3. 2008 50,2 12,4 0,0 62,6
4. 2009 52,1 21,6 0,0 81,7
5. 2010 38,3 34,5 0,9 72,9
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab. Agam tahun 2010
Page 59
59 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
g. Ketersediaan (Ratio) Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tingkat ketersediaan tenaga kesehatan masyarakat di
Kabupaten Agam selama tahun 2010 berjumlah 55 orang dengan ratio
ketersediaannya yaitu 11,8/100.000 penduduk. Tenaga kesehatan
masyarakat yang ada di Kabupaten Agam terdiri dari dari S-1 Kesehatan
Masyarakat sebanyak 39 orang dengan ratio ketersediannya 8,3/100.000
penduduk dan S-2 kesehatan masyarakat yang berjumlah 16 orang
(3,5/100.000 penduduk).
Tabel Perkembangan Ratio Tenaga Tenaga Kesehatan Masyarakat
di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010
No. Tahun Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat
Ratio per/100.000 penduduk)
1. 2006 6,4
2. 2007 6.8
3. 2008 7,2
4. 2009 6,5
5. 2010 11,8
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab. Agam tahun 2010
h. Ketersediaan (Ratio) Tenaga Sanitasi
Tingkat ketersediaan tenaga sanitasi di Kabupaten Agam selama
tahun 2010 berjumlah sebanyak 17 orang dengan ratio ketersediaannya
yaitu 3,6/100.000 penduduk, yang terdiri dari lulusan SPPH sebanyak 5
orang dengan ratio ketersediannya yaitu 1,1/100.000 penduduk, lulusan D-3
kesling adalah sebanyak 12 orang dengan rationya yaitu 2,6/100.000
penduduk. Terbatasnya tenaga sanitasi kesehatan baik di Puskesmas dan
sarana kesehatan linnya disebabkan oleh kurang minatnya tenaga
kesehatan yang berbasis melanjutkan pendidikan kesehatan lingkungan
yang lebih tinggi seperti S-1 dan S-2 Kesehatan Lingkungan, walaupun dari
tahun 2009 terjadi peningkatan ratio yaitu dari 2,5/100.000 penduduk.
Page 60
60 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
Tabel Perkembangan Ratio Tenaga Tekhnisi Medis di Kabupaten Agam
Tahun 2006-2010
No. Tahun Ratio Tenaga Sanitasi Lingkungan
Ratio per/100.000 penduduk)
1. 2006 4,8
2. 2007 4,4
3. 2008 3,4
4. 2009 2,5
5. 2010 3,6
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab. Agam tahun 2010
i. Ketersediaan (Ratio) Tenaga Tekhnisi Medis
Tingkat ketersediaan tenaga tekhnisi medis di Kabupaten Agam
selama tahun 2010 berjumlah sebanyak 61 orang dengan ratio
ketersediaannya yaitu 13,1/100.000 penduduk, dimana mengalami
peningkatan dari tahun 2009 yang hanya 8,5/100.000 penduduk, yang
terdiri dari:
1) Jumlah tenaga Radiografer yang merupakan kontribusi RSUD Lubuk
Basung yaitu sebanyak 7 orang;
2) Jumlah tenaga Radio Therapis yang juga merupakan kontribusi dari
RSUD Lubuk Basung berjumlah sebanyak 2 orang;
3) Jumlah tenaga elektromedis yang berasal dari RSUD Lubuk Basung
berjumlah sebanyak 3 orang;
4) Jumlah analis kesehatan yang juga termasuk tenaga tekhnisi medis di
Kabupaten Agam berjumlah sebanyak 44 orang, yang terdiri dari
sebanyak 29 orang dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan dan
sebanyak 14 orang berasal dari RSUD Lubuk Basung;
5) Jumlah tenaga rekam medis berjumlah sebanyak 4 orang yang
berasal dari RSUD Lubuk Basung.
Tabel Perkembangan Ratio Tenaga Tekhnisi Medis di Kabupaten Agam
Tahun 2006-2010
No. Tahun Ratio Tenaga Tekhnisi Medis
Ratio per/100.000 penduduk)
1. 2006 8,1
2. 2007 3,7
3. 2008 6,5
4. 2009 8,5
5. 2010 13,1
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab. Agam tahun 2010
Page 61
61 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
3. Pembiayaan Pembangunan Kesehatan
Keberhasilan indikator manajemen pembangunan kesehatan di
Kabupaten Agam sampai akhir tahun 2010 juga diukur dengan besaran
pembiayaan (anggaran) pembangunan kesehatan selama periode 5 (lima)
tahun ini yaitu 2006 – 2010, seperti terlihat pada grafik dibawah ini.
Sumber : Subag Perencanaan dan Keuangan Dinkes Agam tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, disimpulkan bahwa sampai dengan tahun
2010 ini, anggaran/pembiayaan pembangunan kesehatan yang bersumber dari
APBD Kabupaten Agam masih rendah apalagi dibandingkan dengan target
yang diharapkan yaitu 10 % yaitu 6,27 %, dan juga harapan untuk meningkatkan
anggaran/pembiayaan pembangunan kesehatan sesuai dengan himbauan
WHO yaitu 15 % dari total APBD belum terwujud. Masih rendahnya anggaran
pembangunan kesehatan dari dana APBD Kabupaten Agam pada tahun 2010,
sangat berpengaruh terhadap anngaran kesehatan bagi penduduk di
Kabupaten Agam (angaran kesehatan perkapita) yang untuk tahun 2010 ini
mencapai Rp.1.414,42,- artinya setiap penduduk di Kabupaten Agam secara
tidak langsung telah mendapatkan anggaran/pembiayaan kesehatan sebesar
Rp.1.414,42,- per tahunnya.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2006 2007 2008 2009 2010
7,67
6,72 6.67 6,776,27
Grafik Perkembangan Pembiayaan Pembangunan Kesehatan dan Anggaran Kesehatan Perkapita Kabupaten Agam Periode Tahun
2006 - 2010
% Angg.Kes thd APBD Agam
Page 62
62 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010
BAB IV
P E N U T U P
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat di Kabupaten Agam
terus dilaksanakan dan ditingkatkan dalam rangka mencapai Visi Agam Sehat dan
Mandiri 2010. Namun demikian, nampaknya krisis ekonomi global dan sosial
masyarakat yang dialami sampai saat sekarang ini masih sangat berpengaruh
terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Agam.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Agam tahun 2010 telah dapat
dilaksanakan sesuai RPJM Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam 2006 – 2010.
Pelayanan kesehatan dasar terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan perencanaan yang telah disusun. Pembangunan kesehatan tetap
merupakan kebutuhan masyarakat yang akan meningkat secara terus-menerus,
sesuai dengan perkembangan pembangunan secara propinsi dan nasional. Untuk
itu, upaya-upaya di bidang kesehatan dalam mengantisipasi akibat krisis ekonomi
perlu lebih ditingkatkan, agar hasil pembangunan kesehatan selama ini tetap dapat
dipertahankan.
Pelayanan kesehatan dasar kepada individu, keluarga dan masyarakat di
Puskesmas dan RSUD Lubuk Basung cendrung menunjukkan peningkatan, walaupun
masih ada beberapa program dan kegiatan yang mengalami penurunan, hal ini
dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan ( Visite Rate ) dan
tingkat kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan, walaupun
masih ada beberapa hal dan aspek-aspek pelayanan yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan. Pencapaian realisasi indikator program dan kegiatan pembangunan
kesehatan di Kabupaten Agam secara umum ada peningkatan dan ada juga
penurunan. Untuk kedepan beberapa program dan kegiatan seperti promosi
kesehatan dan kesehatan lingkungan harus menjadi prioritas disamping program
dan kegiatan yang lainnya, sehingga untuk mencapaian SPM 2010 bidang
kesehatan dapat tercapai dan berhasil dengan baik.
Page 63
63 Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2010