PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan asas penyelenggaraan pemerintah yang baik dan guna mewujudkan kepastian tugas dan fungsi penyelenggaraan pelayanan, dipandang perlu menetapkan Standar Operasional Prosedur; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Standar Operasional ProsedurPada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106); 2. Undang-UndangNomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233); 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);
43
Embed
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATANjdih.kalselprov.go.id/uploads/Pergub Kalsel/PERGUB NOMOR 080 Tahun... · STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA DINAS KETAHANAN PANGAN ... Penyusunan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN
NOMOR 080 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
Menimbang:
a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pelayanan
publik sesuai dengan asas penyelenggaraan pemerintah yang baik dan guna mewujudkan kepastian tugas dan fungsi
penyelenggaraan pelayanan, dipandang perlu menetapkan Standar Operasional Prosedur;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang
Standar Operasional ProsedurPada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan;
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai
Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1106);
2. Undang-UndangNomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);
- 2-
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5494);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4254);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);
10. PeraturanPemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 215, Tambahan Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
14. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan
Pangan;
15. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;
16. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
17. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksana Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan Luar Negeri Nomor 199);
- 3-
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya
Lokal;
19. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 704);
21. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
22. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan, dan Penerapan Standar
Pelayanan;
23. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 15);
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
25. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2016 tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas Urusan Pangan dan Dinas Urusan
Pertanian Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
26. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2013 Nomor 4);
27. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 12Tahun 2014 tentang Keterbukaan Informasi Publik Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2014 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2014 Nomor 88);
28. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 11, Tambahan Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 100);
29. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor081 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 81);
- 4-
30. PeraturanGubernur Kalimantan Selatan Nomor072 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor
72);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN GUBERNUR TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PADA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan.
4. Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan yang selanjutnya disebut Dinas Ketahanan Pangan adalah instansi yang bertugas untuk membantu Gubernur Kalimantan Selatan melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang pangan.
5. Biro Organisasi adalah Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan.
6. Biro Hukum adalah Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
7. Badan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat Bakeuda adalah Badan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
8. Kepala Dinas Ketahanan Pangan yang selanjutnya disebut Kadis Ketahanan Pangan adalah Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan.
9. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan yang selanjutnya disebut Sekretaris Dinas
adalah Sekretaris pada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan.
10. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang selanjutnya disingkatKasubbag Umpeg adalah Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
pada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan.
11. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan yang selanjutnya disebut
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan adalah Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
12. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset yang selanjutnya disebut Kasubbag
Keuangan dan Aset adalah Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
13. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan yang selanjutnya disebut Kabid Ketersediaan Pangan adalah Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
- 5-
14. Kepala Seksi Ketersediaan Pangan yang selanjutnya disebut Kasi Ketersediaan Pangan adalah Kepala Seksi Ketersediaan Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
15. Kepala Seksi Kerawanan Pangan yang selanjutnya disebut Kasi Kerawanan Pangan adalah Kepala Seksi Kerawanan Pangan pada Dinas Ketahanan
PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
16. Kepala Bidang Distribusidan Cadangan Pangan yang selanjutnya disebut Kabid Distribusi Pangan adalah Kepala Bidang Distribusi Pangan pada Dinas
Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
17. Kepala Seksi Distribusi Pangan yang selanjutnya disebut Kasi Distribusi Pangan
adalah Kepala Seksi Distribusi Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
18. Kepala Seksi Harga dan Cadangan Pangan yang selanjutnya disebut Kasi Harga
dan Cadangan Pangan adalah Kepala Seksi Harga dan Cadangan Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
19. Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan yang selanjutnya
disebut Kabid Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan adalah Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan pada Dinas Ketahanan
PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
20. Kepala Seksi Konsumsi Pangan dan Pengembangan Pangan Lokal yang selanjutnya disebut Kasi Konsumsi Pangan dan Pengembangan Pangan Lokal
adalah Kepala Seksi Konsumsi Pangan dan Pengembangan Pangan Lokal pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
21. Kepala Seksi Promosi dan Penganekaragaman Pangan yang selanjutnya disebut Kasi Promosi dan Penganekaragaman Pangan adalah Kepala Seksi Promosi dan Penganekaragaman Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan
Selatan.
22. Kepala Bidang Keamanan Pangan yang selanjutnya disebut Kabid Keamanan Pangan adalah Kepala Bidang Keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan
PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
23. Kepala Seksi Pengawasan Keamanan Pangan yang selanjutnya disebut Kasi
Pengawasan Keamanan Pangan adalah Kepala Seksi Pengawasan Keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
24. Kepala Seksi Kelembagaan dan Informasi Keamanan Pangan yang selanjutnya
disebut Kasi Kelembagaan dan Informasi Keamanan Pangan adalah Kepala Seksi Kelembagaan dan Informasi Keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
25. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
26. Rencana Strategis yang selanjutnya disingkat Renstra adalah suatu dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun
waktu 1 (satu)-5 (lima) tahun sehubungan dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
27. Satuan KerjaPerangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Gubernur dalam rangka penyelenggaraan pemerintahandaerah.
- 6-
28. Tim Penyusun Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Tim Penyusun Renstra adalah Tim Penyusun Renstra Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun Renstra terdiri atasKadis, Sekretaris, Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan
serta pejabat atau pelaksana yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
29. Rencana Kerja yang selanjutnya disingkat Renja adalah dokumen acuan
perencanaan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah selama 1 (satu) tahun dan merupakan penjabaran per tahun dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Renja juga merupakan penjabaran Renstra untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan prioritas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta pendanaannya.
30. Tim Penyusun Rencana Kerja yang selanjutnya disebut Tim Penyusun Renja adalah Tim Penyusun Renja Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun Renja terdiri atas Kadis, Sekretaris, Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan serta
pejabat atau pelaksana yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
31. Laporan Kinerja yang selanjutnya disingkat LKj adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun
berdasarkan rencana kinerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
32. Tim Penyusun Laporan Kinerja yang selanjutnya disebut Tim Penyusun LKj adalah Tim Penyusun Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun
LKj terdiri atasKadis, Sekretaris, Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan serta pejabat atau pelaksana yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
33. Review adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai untuk memberikan keyakinan bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan.
34. Ekspose adalah pernyataan atau pengungkapan kegiatan secara formal.
35. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara yang selanjutnya disingkat APN
adalah apresiasi yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dan aparatur pemerintah, baik perseorangan maupun kelompok, yang berprestasi dan berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan
dan ketahanan pangan.
36. Tim Penilai APN adalah adalah tim penilai calon penerima penghargaan APN
pada Dinas Ketahanan Pangan yang bertugas memberikan penilaian kepada calon penerima penghargaan APN, yang terdiri atas masyarakat perseorangan, kelompok/gabungan kelompok masyarakat, kelompok/gabungan kelompok
yang membentuk usaha skala kecil dan menengah, serta aparatur pemerintah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
37. Neraca Bahan Makanan yang selanjutnya disingkat NBM merupakan tabel yang
memuat informasi tentang situasi pengadaan/penyediaan pangan (food supply), dan penggunaan pangan (food utilization), sehingga diketahui ketersediaan
pangan untuk dikonsumsi penduduk pada suatu wilayah (negara/provinsi/kabupaten/kota) dalam suatu kurun waktu tertentu.
38. Tim Penyusun NBM adalah adalah tim penyusun neraca bahan makanan pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun NBM terdiri dari Kadis, Kabid Ketersediaan Pangan, Kasi Ketersediaan Pangan, pelaksana pada Dinas
Ketahanan Pangan serta anggota dari instansi terkait lainnya yang ditetapkan oleh Gubernur.
- 7-
39. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas)/FSVA adalah peta yang menggambarkan kondisi ketahanan pangan dan
kerentanannya dengan menggunakan 13 (tiga belas) indikator yaitu dimensi ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan yang terinci sampai tingkat provinsi dan kabupaten.
40. Tim Penyusun Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas)/FSVA yang selanjutnya disebut Tim Penyusun FSVA adalah
tim penyusun peta ketahanan dan kerentanan pangan pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun FSVA terdiri dari Kadis, KabidKetersediaan Pangan, Kasi
Kerawanan Pangan, pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta anggota dari instansi terkait lainnya yang ditetapkan oleh Kepala DinasKetahanan Pangan.
41. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah.
42. Tim Verifikator Lapang adalah tim yang bertugas untuk melakukan verifikasi terhadap kebenaran informasi yang disampaikan oleh perseorangan, kelompok
masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah yang akan menerima bantuan pemerintah. Tim verifikator lapang ditetapkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan.
43. Verifikasi Lapangan adalah pemeriksaaan tentang kebenaran kondisi lapangan yang meliputi administrasi dan teknis lapangan terhadap pelaku usaha.
44. Check List adalah daftar periksa yang berisi rangkaian pertanyaan yang disusun secara cermat mengenai kegiatan, prosedur dan administrasi.
45. Verifikator adalah orang/petugas yang memenuhi kriteria tertentu dan ditunjuk
oleh lembaga penilai untuk melakukan penilaian kesesuaian.
46. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkatTAPD adalah tim
yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri atas
pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
47. Cadangan Pangan Pemerintah adalah persediaan pangan yang dikuasai dan
dikelola oleh pemerintah. Cadangan beras pemerintah merupakan sejumlah beras tertentu milik pemerintah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap kebutuhan beras dan dalam rangka mengantisipasi masalah kekurangan pangan, gejolak harga, keadaan darurat akibat bencana, dan kerawanan pangan.
48. Panitia Pengadaan adalah unit organisasi kementerian/lembaga/pemerintah daerah/institusi yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit kerja yang
sudah ada.
49. Memorandum of Understanding yang selanjutnya disingkat MoU adalah sebuah
dokumen legal yang menjelaskan persetujuan antara kedua belah pihak.
50. Analisis Harga Pangan adalah serangkaian kegiatan pemantauan,
pengumpulan, kompilasi, pengolahan, dan analisis data harga pangan baik di tingkat produsen maupun di tingkat konsumen agar tersedia data dan informasi harga pangan yang akurat, tepat waktu, objektif, dan konsisten.
- 8-
51. Tim Penyusun Analisis Harga Pangan adalah Tim Penyusun Analisis Harga Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun Analisis Harga Panganterdiri atas Kadis, Kabid Distribusi Pangan, Kasi Harga Pangan,
pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta enumerator dari Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
52. Enumerator adalah orang yang melakukan pengumpulan data sensus dengan mengunjungi rumah responden atau petugas lapangan yang membantu tugas tim survei dalam kegiatan pencacahan atau pengumpulan data.
53. Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
situasi konsumsi penduduk, baik konsumsi energi maupun protein serta perkembangannya serta melihat perkembangan atau perubahan pola konsumsi pangan penduduk.
54. Tim Penyusun Pola Konsumsi adalah tim analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim penyusun pola konsumsi terdiri atas Kadis, Kabid Konsumsi Pangan, Kasi Konsumsi
Pangan, Badan Pusat Statistik, pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta anggota lain yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
55. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden yang ingin diteliti.
56. Technical Meeting adalah rapat yang diadakan sebelum dilakukannya kegiatan
yang berisi pengarahan terhadap jalannya kegiatan yang akan dilaksanakan.
57. Petunjuk pelaksanaan yang selanjutnya disingkat Juklak adalah buku yang
berisikan keterangan dan petunjuk praktis untuk melaksanakan atau menjalankan suatu kegiatan.
58. Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman yang selanjutnya
disebut LombaCipta Menu B2SA merupakan salah satu ajang tahunan yang digelar untuk mendukung upaya percepatan penganekaragaman konsumsi
pangan (P2KP). Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota, kemudian dilanjutkan pada tingkat Provinsi, dan berlanjut hingga tingkat Nasional pada puncak perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS).
59. Tim Juri Lomba B2SA adalah tim juri lomba cipta menu beragam, bergizi seimbang dan aman pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim juri lomba B2SA terdiri atas Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, TP.PKK, juru masak, dan
dinas terkait yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
60. Kawasan Rumah Pangan Lestari yang selanjutnya disngkat KRPL adalah sebuah
konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara intensif untuk dimanfaatkan menjadi sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi
wilayah dan kebutuhan gizi warga setempat.
61. Tim Juri Lomba KRPL adalah tim juri lomba kawasan rumah pangan lestari pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim juri lomba KRPL terdiri atas Dinas
Ketahanan Pangan dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanianserta anggota lain yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
62. Petugas Pengambil Contoh yang selanjutnya disingkat PPC adalah petugas yang memiliki kompetensi dalam pengambilan contoh Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dan telah tersertifikasi oleh lembaga yang terakreditasi atau telah diakui
kompetensinya oleh lembaga yang berwenang.
- 9-
63. Tim Petugas Pengambil Contoh yang selanjutnya disebut Tim PPC adalah tim Petugas Pengambil Contoh Pangan Segar pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim petugas pengambil contoh pangan segar terdiri atas Kadis, Kabid Keamanan
Pangan, Kasi Pengawasan Pangan, pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta anggota lain yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
64. Sampling Plan adalah suatu prosedur yang telah ditentukan untuk memilih, mengambil, menyimpan dan mengemas contoh.
65. Laboratorium Uji adalah Laboratorium uji keamanan pangan segar yang telah
diakreditasi oleh Komite Akreditas Nasional (KAN) atau ditunjuk oleh Menteri Pertanian.
66. Keamanan pangan diselenggarakan untuk menjaga pangan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat. Keamanan pangan dimaksudkan untuk mencegah
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
67. Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dilakukan dengan 2 (dua) jenis, yaitu pengawasan pre market/pengawasan sebelum beredarnya pangan dan pengawasan post market/pengawasan terhadap pangan yang
beredar di pasaran.
68. Tim pengawas keamanan pangan segar yang selanjutnya disebut tim pengawas
KPS adalah tim pengawas keamanan pangan segar pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim pengawas KPS terdiri atas Kadis, Kabid Keamanan Pangan, Kasi Pengawasan Pangan, pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta anggota
lain yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
69. Penanganan pengaduan keamanan pangan adalah proses kegiatan yang
meliputi penerimaan, pencatatan, penelaahan, penyaluran, konfirmasi, klarifikasi, pemeriksaan, tindak lanjut, pelaporan dan pengarsipan. Pengaduan keamanan pangan merupakan bentuk penerapan dari pengawasan masyarakat
yang disampaikan oleh masyarakat kepada Dinas Ketahanan Pangan berupa sumbangan pikiran, permintaan informasi, saran, gagasan atau keluhan/pengaduan yang bersifat membangun.
70. Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu
pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.
71. Audit adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian standar yang dilakukan secara
berkala.
72. Audit Lapangan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian administrasi dan
kondisi lapangan.
73. Sertifikasi adalah pemberian sertifikat kepada pelaku usaha pangan hasil pertanian sebagai bukti pengakuan bahwa pelaku usaha pangan hasil pertanian
tersebut telah memenuhi persyaratan dalam menerapkan sistem jaminan mutu pangan hasil pertanian.
74. Prima tiga (P-3) atau Prima dua (P-2) adalah Peringkat penilaian yang diberikan
terhadap pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.
75. Pangan Segar Asal Tumbuhan yang selanjutnya disingkatPSAT adalah Pangan yang berasal dari tumbuhan dan belum mengalami pengolahan serta dapat dikonsumsi langsung dan/atau menjadi bahan baku pengolahan pangan.
- 10-
76. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah yang selanjutnya disingkatOKKPD adalah institusi atau unit kerja di lingkup pemerintah daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsinya diberikan kewenangan untuk
melaksanakan pengawasan sistem jaminan mutu pangan hasil pertanian dan telah lulus verifikasi Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat.
77. Tim OKKPD adalah timpada Dinas Ketahanan Pangan yang bertugas untuk melakukan seleksi pada pemberian sertifikasi prima dan registrasi pangan segar asal tumbuhan. Tim OKKPD terdiri atas Kadis, Kabid Keamanan Pangan, Kasi
Kelembagaan Pangan, dan Pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta anggota dari instansi terkait lainnya yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan
Pangan.
78. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah serangkaian ketentuan tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi pemerintahan.
BAB II
SOP Bagian Kesatu
Jenis SOP
Pasal 2
Jenis-jenis SOP meliputi:
1. SOP Penyusunan Rencana Strategis (Renstra).
2. SOPPenyusunan Rencana Kerja (Renja).
3. SOPPenyusunan Laporan Kinerja (LKj).
4. SOPPemberian Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN).
5. SOPPenyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
6. SOPPenyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM).
7. SOPPenyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA).
8. SOPPemberian Hibah dan Bantuan Pemerintah.
9. SOPPengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
10. SOPAnalisis Harga Pangan.
11. SOPAnalisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan.
12. SOPLomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).
13. SOPLomba Pekarangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
17. SOPPemberian Sertifikat Prima dan Nomor Registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).
- 11-
Bagian Kedua
SOPPenyusunan Renstra
Pasal 3
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyusun jadwal kegiatan penyusunan
rencana strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep nota dinas permintaan usulan nama anggota tim penyusun Renstra dan meneruskan ke Sekretaris.
Pasal 4
Sekretaris menelaah konsep nota dinaspermintaaan usulan nama anggota tim penyusun Renstra, dan memberi paraf serta meneruskan ke Kadis Ketahanan
Pangan.
Pasal 5
Kadis memeriksa dan menandatangani nota dinas permintaaan usulan nama
anggota tim penyusun Renstra.
Pasal 6
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirimkan nota dinas permintaan
usulan nama anggota tim penyusun Renstra ke seluruh Kabid.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menerima balasan dari seluruh Kabid terkait nama anggota tim penyusun Renstra.
(3) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep Keputusan tim penyusun Renstra dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 7
Sekretaris menelaah konsep Keputusantim penyusun Renstra, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 8
Kadis menerima dan menandatangani Keputusan tim penyusun Renstra.
Pasal 9
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan membuat konsep undangan pertemuan
Rakernis kepada unit kerja yang menangani ketahanan pangan dan menyerahkan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 10
Sekretaris menelaah konsep undangan pertemuan rakernis, memberi paraf, dan
meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 11
Kadis memeriksa dan menandatangani undangan pertemuan Rakernis.
- 12-
Pasal 12
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat undangan
pertemuan rakernis serta mengirim surat undangan pertemuan Rakernis ke dinas/instansi terkait.
Pasal 13
(1) Tim Penyusun Renstra melaksanakan pertemuan Rakernis dengan unit kerja yang menangani ketahanan pangan di Kabupaten/Kota.
(2) Tim Penyusun Renstra melaksanakan rapat persiapan penyusunan Renstra.
(3) Tim Penyusun Renstra mengumpulkan dan mengolah data-data penyusun Renstra menjadi draft Renstra.
Pasal 14
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyempurnakan dan mencetak draft Renstra serta meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 15
Sekretaris mengoreksi draft Renstra, memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 16
Kadis memeriksa dan menandatangani Renstra.
Pasal 17
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mencetak, menggandakan,dan
membubuhkan stempel basah pada naskah Renstra.
Pasal 18
Format SOP Penyusunan Renstrasebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Ketiga SOP Penyusunan Renja
Pasal 19
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyusun jadwal kegiatan penyusunan Renja Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep nota dinas
permintaan usulan nama anggota tim penyusun Renjadan meneruskan ke Sekretaris.
Pasal 20
Sekretaris menelaah konsep nota dinas permintaan usulan nama anggota tim penyusun Renja, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
- 13-
Pasal 21
Kadis memeriksa dan menandatangani nota dinas permintaaan usulan nama
anggota tim penyusun Renja.
Pasal 22
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirimkan nota dinas permintaan
usulan nama anggota tim penyusun Renja ke seluruh Kabid. (2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menerima balasan dari seluruh Kabid
terkait nama anggota tim penyusun Renja.
(3) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep Keputusan tim penyusun Renja dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 23
Sekretaris menelaah konsep Keputusantim penyusun Renja, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 24
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim penyusun Renja.
Pasal 25
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan dan melaksanakan rapat
persiapan penyusunan Renja.
Pasal 26
Tim Penyusun Renja mengumpulkan dan mengolah data-data penyusun Renja.
Pasal 27
Tim Penyusun Renja menyusun data-data penyusun Renja menjadi draft Renja.
Pasal 28
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyempurnakan dan mencetak draft Renja
serta meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 29
Sekretaris mengoreksi draft Renja, memberi paraf, dan meneruskan ke Kadis
Ketahanan Pangan.
Pasal 30
Kadis memeriksa dan menandatangani draftRenja.
Pasal 31
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mencetak, menggandakan, dan membubuhkan stempel basah pada naskah Renja.
- 14-
Pasal 32
Format SOP PenyusunanRenja sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Keempat SOP Penyusunan LKj
Pasal 33
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyusun jadwal kegiatan penyusunan LKj Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep nota dinas permintaan usulan nama anggota tim penyusun LKj dan meneruskan ke
Sekretaris Dinas.
Pasal 34
Sekretaris menelaah konsep nota dinas permintaan usulan nama anggota tim penyusun LKj, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 35
Kadis memeriksa dan menandatangani nota dinas permintaaan usulan nama anggota tim penyusun LKj.
Pasal 36
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirimkan nota dinas permintaan usulan nama anggota tim penyusun LKj ke seluruh Kabid.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menerima balasan dari seluruh Kabid
terkait nama anggota tim penyusun LKj.
(3) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep Keputusan tim penyusun LKj dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 37
Sekretaris menelaah konsep Keputusan tim penyusun LKj, memberi paraf,dan
meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 38
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim penyusun LKj.
Pasal 39
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan rapat persiapan penyusunan LKj.
Pasal 40
(1) Tim Penyusun LKj menerima data capaian kinerja dari seluruh bidang,
menelaah, dan mengoreksi serta meminta data apabila terdapat kekurangan
dalam penyusunan LKj.
- 15-
(2) Tim Penyusun LKj merumuskan hasil kompilasi data capaian kinerjamenjadi draft LKjdan melaksanakan review awal.
(3) Tim Penyusun LKj melaksanakan ekspos draft LKj dengan seluruh Kabid dan
Kasubbag/Kasi.
(4) Tim Penyusun LKj menyempurnakan draft LKj berdasarkan hasil reviewdan ekspos.
Pasal 41
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mencetak draft LKj yang disempurnakan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan membuat konsep surat penyampaian LKj dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 42
Sekretaris mengoreksidraft LKj dan konsep surat penyampaian LKj, memberi paraf, dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 43
Kadis memeriksa dan menandatangani surat penyampaian LKj dandraft LKj.
Pasal 44
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mencetak, menggandakan dan
membubuhkan stempel basah pada naskah LKj.
Pasal 45
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirim surat penyampaian LKj dan naskah LKj ke Biro Organisasi.
Pasal 46
Format SOP Penyusunan LKj sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kelima SOP Penerima Penghargaan APN
Pasal 47
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyusun jadwal kegiatan pemberian
penghargaan APN Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep surat permintaan usulan nama anggota tim penilai APN yang beranggotakan lintas instansi dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 48
Sekretaris menelaah konsep surat permintaan usulan nama anggota tim penilai APN, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
- 16-
Pasal 49
Kadis memeriksa dan menandatangani surat permintaan usulan nama anggota tim
penilai APN.
Pasal 50
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan
usulan nama anggota tim penilai APN dan mengirim ke dinas/instansi terkait.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait nama-nama
anggota tim penilai APN.
Pasal 51
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN dan konsep surat pengantar
KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN ke Biro Hukum serta meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 52
Sekretaris menelaah konsep Keputusan Tim Penilai APN, menelaah, dan memberi paraf pada konsep surat pengantar KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim
Penilai APN dan meneruskanke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 53
Kadis memeriksa dan memberi paraf pada konsep KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN serta memberi tanda tangan pada surat pengantar
KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN.
Pasal 54
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat pengantar
Keputusan Gubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN dan mengirim konsep KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN dan surat pengantar KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN ke Biro
Hukum.
(2) Subbag Umpeg menerima Keputusan Gubernur tentang Pembentukan Tim
Penilai APN yang ditandatangani Gubernur dari Biro Hukum.
Pasal 55
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep undangan rapat tim
penilai APN dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 56
Sekretaris menelaah konsep surat undangan rapat tim penilai APN, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 57
Kadis memeriksa dan menandatangani surat undangan rapat tim penilai APN.
- 17-
Pasal 58
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal dan stempel pada surat undangan rapat tim
penilai APN dan mengirim ke dinas/instansi terkait.
Pasal 59
(1) Tim penilai APN melaksanakan rapat dan melakukan pembagian tugas.
(2) Tim penilai APN memverifikasi data/berkas usulan calon penerima penghargaan APN.
(3) Tim penilai APN melakukan perjalanan dinas dalam rangka verifikasi lapangan terhadap calon penerima penghargaan APN.
(4) Tim penilai APN melaksanakan rapat penentuan calon penerima penghargaan
APN.
Pasal 60
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan membuat konsep KeputusanGubernur tentang Penerima Penghargaan APN, konsep surat pengantar KeputusanGubernur
tentang Penerima Penghargaan APN ke Biro Hukum dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 61
Sekretaris menelaah konsep KeputusanGubernur tentang Penerima Penghargaan APN, menelaah, dan memberi paraf pada konsep surat pengantar penerima penghargaan APN serta meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 62
Kadis memeriksa dan memberi paraf pada konsep KeputusanGubernur tentang Penerima Penghargaan APN serta memeriksa dan memberi tanda tangan pada surat
pengantar KeputusanGubernur tentang Penerima Penghargaan APN.
Pasal 63
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat pengantar
KeputusanGubernur tentang Penerima Penghargaan APN dan mengirim ke Biro
Hukum.
(2) Subbag Umpeg menerima Keputusan Gubernur tentangPenerima Penghargaan
APN yang ditandatangani Gubernur dari Biro Hukum.
Pasal 64
Kadis Ketahanan Panganmengumumkan penerima penghargaan APN tingkat
Provinsi Kalimantan Selatan dan memberikan sertifikat atau piagam penghargaan kepada para penerima penghargaan APN.
Pasal 65
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirim salinan Keputusan Gubernur dan
berkas/profil penerima penghargaan APN tingkat Provinsi Kalimantan Selatan ke panitia pusat di Jakarta.
- 18-
Pasal 66
Format SOP Pemberian Penghargaan APNsebagaimana tercantum dalam Lampiran
IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Keenam SOP Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Pasal 67
(1) Kasubbag Keuangan menyusun jadwal kegiatan capaian kinerja dan keuangan Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Keuangan menerima Keputusan tim pengelola keuangan dari
Kasubbag Umpeg.
(3) Kasubbag Keuangan menyiapkan dokumen permintaan Uang Persediaan (UP) ke Bakeudadan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 68
Sekretaris menelaah dan memberi check listpada dokumen permintaan Uang Persediaan (UP) dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 69
Kadis memeriksa dan menandatangani dokumen permintaan Uang Persediaan (UP).
Pasal 70
Kasubbag Keuangan mengirim kelengkapan dokumen Uang Persediaan (UP) ke Bakeuda.
Pasal 71
(1) Bakeuda menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen permintaan Uang
Persediaan (UP).
(2) Bakuda menerbitkan dokumen pencairan dana uang persediaan (UP) dan
mentransfer uang persediaan (UP).
Pasal 72
(1) Tim pengelola keuangan menerima dana Uang Persediaan (UP) dari Bakeuda
melalui rekening bendahara pengeluaran.
(2) Tim pengelola keuangan menginformasikan ke seluruh bidang lingkup Dinas bahwa Uang Persediaan (UP) telah tersedia dan siap digunakan.
Pasal 73
Bidang dan/atau Seksi lingkup Dinas menyiapkan dokumen pertanggungjawaban kegiatan dan menyerahkan ke verifikator.
- 19-
Pasal 74
Verifikator menerima dan memverifikasi kelengkapan dokumen pertanggungjawaban
kegiatan, memberi paraf pada check list, dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 75
Kadis memeriksa dan menandatangani dokumen pertanggungjawaban kegiatan. Pasal 76
(1) Tim pengelola keuangan menerima dokumen pertanggungjawaban kegiatan dan
menyerahkan uang ke Bidang dan/atau Sub Bidang yang telah menyelesaikan
kegiatan.
(2) Tim pengelola keuangan mengumpulkan dan mendokumentasikan Surat
Pertanggung Jawaban (SPJ) serta menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) Ganti Uang (GU).
(3) Tim pengelola keuangan mengajukan dokumen Ganti Uang (GU) ke Bakeuda dan
meminta Bakuda menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
Pasal 77
Bakuda menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen serta mentransfer
permintaan ganti uang (GU).
Pasal 78
(1) Tim pengelola keuangan menerima dana Ganti Uang (GU) dari Bakeuda melalui
rekening bendahara pengeluaran.
(2) Tim pengelola keuangan mengumpulkan, mengolah dan menyusun data-data keuangan menjadi draft Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Pasal 79
Kasubbag Keuangan menyempurnakan dan mencetak draft Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan, membuat konsep surat pengantar Laporan Capaian Kinerja dan
Keuangan ke Bakeuda serta meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 80
Sekretaris mengoreksi draft dan konsep surat pengantar Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan, memberi paraf, dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 81
Kadis memeriksa dan mendatangani Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan dan surat pengantar penyampaian Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Pasal 82
Kasubbag Keuangan mencetak dan menggandakan serta membubuhkan stempel basah pada naskah Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
- 20-
Pasal 83
Kasubbag Keuangan menyampaikan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan dan
surat pengantar laporan ke Kepala Bakeuda.
Pasal 84
Format SOP Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Ketujuh
SOP Penyusunan NBM
Pasal 85
(1) Kasi Ketersediaan Pangan menyusun jadwal kegiatan penyusunan NBM.
(2) Kasi Ketersediaan Pangan menyiapkan konsep surat permintaan usulan nama
anggota tim penyusun NBM yang beranggotakan lintas instansi dan meneruskan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 86
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan usulan nama anggota tim penyusun NBM, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 87
Kadis memeriksa dan menandatangani konsep surat permintaan usulan nama anggota tim penyusun NBM.
Pasal 88
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan usulan nama anggota tim penyusun NBM dan mengirim ke dinas/instansi terkait.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait tentang nama-nama anggota tim penyusun NBM.
Pasal 89
Kasi Ketersediaan Pangan membuat konsep KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penyusun NBM dan konsep surat pengantar Keputusan Gubernur
ke Biro Hukum serta menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 90
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menelaah konsep Keputusan
Gubernurtentang Pembentukan Tim Penyusun NBM dan surat pengantar Keputusan Gubernur tentang PembentukanTim Penyusun NBM, memberi paraf,dan meneruskan keKadis Ketahanan Pangan.
- 21-
Pasal 91
Kadis memeriksa dan menandatangani surat pengantar Keputusan Gubernur
ke Biro Hukum serta memberi paraf pada konsep Keputusan Gubernurtentang Pembentukan Tim Penyusun NBM.
Pasal 92
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat pengantar SK tim penyusun NBM dan mengirim surat pengantar Keputusan Gubernur tentang
PembentukanTim Penyusun NBM dan konsep Keputusan Gubernur tentang PembentukanTim Penyusun NBM ke Biro Hukum.
(2) Subbag Umpeg menerima Keputusan Gubernur tentang Pembentukan Tim
Penyusun NBM yang telah ditandatangani Gubernur dari Biro Hukum.
Pasal 93
Kasi Ketersediaan Pangan membuat konsep surat undangan rapat tim penyusun
NBM dan menyerahkan keKabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 94
Kabid Ketersediaan Pangan menelaah konsep surat undangan rapat tim penyusun
NBM, memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 95
Kadis memeriksa dan menandatangani surat undangan rapat tim penyusun NBM.
Pasal 96
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat undangan rapat tim penyusun NBM dan mengirim surat undangan tersebut.
Pasal 97
(1) Tim penyusun NBM menerima surat undangan rapat dan melaksanakan rapat
tim.
(2) Tim penyusun NBM mengumpulkan data-data, mengolah dan menganalisis data
sebagai bahan untuk menyusun neraca NBM.
(3) Tim penyusun NBM menyusun draft Laporan NBM.
Pasal 98
Kabid Ketersediaan Pangan mengoreksi dan menyempurnakan draft Laporan NBM dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 99
Kadis memeriksa dan menandatangani Laporan Penyusunan NBM.
- 22-
Pasal 100
(1) Kasi Ketersediaan Pangan mencetak, menggandakan dan membubuhkan stempel
Format SOP Penyusunan NBM sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kedelapan
SOP Penyusunan FSVA
Pasal 102
(1) Kasi Kerawanan Pangan menyusun jadwal kegiatan penyusunan FSVA Dinas.
(2) Kasi Kerawanan Pangan membuat konsep surat permintaan usulan nama
anggota tim penyusun FSVA yang beranggotakan lintas instansi dan menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 103
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan usulan nama anggota Tim Penyusun FSVA, memberi paraf dan meneruskanke Kadis
Ketahanan Pangan.
Pasal 104
Kadis memeriksa dan menandatangani konsep surat permintaan usulan nama anggota Tim PenyusunFSVA.
Pasal 105
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan usulan nama anggota Tim Penyusun FSVA dan mengirim surat usulan tersebut ke dinas/instansi terkait.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait tentang nama-nama anggota Tim Penyusun FSVA.
Pasal 106
Kasi Kerawanan Pangan menyusun konsep Keputusan tentang PembentukanTim Penyusun FSVA dan menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 107
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan mengoreksi konsep Keputusan tentang PembentukanTim Penyusun FSVA, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
- 23-
Pasal 108
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan Tim Penyusun FSVA.
Pasal 109
Kasi Kerawanan Pangan menyusun konsep form isian data-data penyusunan FSVA dan konsep surat permintaan datake kabupaten se Kalimantan Selatan serta
menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 110
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan data
ke kabupaten dan form isian data penyusun FSVA, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 111
Kadis memeriksa dan menandatangani surat permintaan data penyusun FSVA ke Kabupaten.
Pasal 112
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan data penyusun FSVA serta mengirim surat permintaan data penyusun FSVA ke dinas/intansi terkait di kabupaten.
(2) Subbag Umpeg menerima surat balasan dari dinas/instansi terkait data penyusun FSVA.
Pasal 113
(1) Kasi Kerawanan Pangan menerima, menelaah, dan mengkoreksi serta menghimpun data penyusun FSVA yang dikirim oleh Kabupaten.
(2) Kasi Kerawanan Pangan meminta kembali data penyusun FSVA apabila terdapat
kekurangan pada data yang dikirim.
Pasal 114
(1) Tim Penyusun FSVA merumuskan hasil kompilasi data-data penyusun FSVA,
mengolah dan menganalisis data menjadi draft laporan penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan(Food Security and Vulnerability Atlas)/FSVA.
(2) Tim Penyusun FSVA melaksanakan validasi dan ekspose draft laporan
penyusunan FSVAdengan mengundang dinas/instansi yang menangani ketahanan pangan di seluruh Kabupaten.
Pasal 115
(1) Kasi Kerawanan Pangan menyusun draft laporan penyusunan FSVA berdasarkan hasil validasi dan ekspos.
(2) Kasi Kerawanan Pangan membuat konsep surat penyampaian laporan penyusunan FSVA ke Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
- 24-
Pasal 116
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menyempurnakan draft laporan
penyusunan FSVA dan konsep surat penyampaian laporan penyusunan FSVA memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 117
Kadis memeriksa dan menandatangani draft laporan penyusunan FSVA dan surat penyampaian laporan penyusunan FSVA.
Pasal 118
(1) Kasi Kerawanan Pangan mencetak dan menggandakan serta membubuhkan
stempel basah pada naskah laporan penyusunan FSVA dan surat penyampaian laporan penyusunan FSVA.
(2) Kasi Kerawanan Pangan menyampaikan surat penyampaian laporan penyusunan
peta FSVA dan naskah laporan penyusunFSVA ke Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian di Jakarta.
Pasal 119
Format SOP Penyusun FSVA sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kesembilan
SOPPenerima Hibah/Bantuan Pemerintah
Pasal 120
Subbag Umpeg menerima dan mencatat permohonan tertulis hibah dan/atau
bantuan pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menyerahkan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 121
Kadis menerima permohonan hibah dan/atau bantuan pemerintah serta memberi disposisi ke Kabid lingkup Dinas sesuai dengan usulan permohonan hibah dan/atau bantuan pemerintah.
Pasal 122
Kabid lingkup Dinas menerima disposisi usulan permohonan hibah dan/atau bantuan pemerintah sesuai dengan bidangnya serta memberi disposisi ke Kasi
sesuai dengan usulan permohonan hibah dan/atau bantuan pemerintah.
Pasal 123
Kasi yang bersangkutan menerima disposisi dan membuat konsep Keputusan tim verifikator lapang penerima dana hibah dan/atau bantuan pemerintah dan menyerahkan ke Kabid.
- 25-
Pasal 124
Kabid yang bersangkutan menerima dan mengoreksi konsep Keputusan tim
verifikator lapang penerima dana hibah dan/atau bantuan pemerintah, memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 125
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim verifikator lapang penerima dana hibah dan/atau bantuan pemerintah.
Pasal 126
(1) Tim Verifikator Lapang menerima Keputusan dan melakukan verifikasi lapangan terhadap pemohon bantuan dana hibah dan/atau bantuan pemerintah.
(2) Tim Verifikator Lapang menyusun rekapitulasi hasil verifikasi lapangan.
(3) Tim Verifikator memberi rekomendasi apakah permohonan bantuan hibah dan/atau bantuan pemerintah diterima atau ditolak.
Pasal 127
(1) Kasi yang bersangkutan membuat konsep surat pemberitahuan penolakan usulan permohonan hibah dan/atau bantuan pemerintah terhadap pemohon
yang tidak memenuhi syarat dan meneruskan ke Kabid dan Kadis Ketahanan Pangan.
(2) Kasi yang bersangkutan mengirim surat pemberitahuan penolakan usulan
permohonan hibah dan/atau bantuan pemerintah terhadap pemohon yang tidak memenuhi syarat.
Pasal 128
Kasi yang bersangkutan menyusun draft Keputusan rekomendasi calon penerima bantuan dana hibah dan/atau bantuan pemerintah sesuai dengan bidang masing-masing dan konsep surat pengantar Keputusan rekomendasi calon penerima
bantuan dana hibah dan/atau bantuan pemerintah ke Koordinator Tim TAPD serta meneruskan ke Kabid.
Pasal 129
Kepala Bidang yang bersangkutan mengoreksi dan menyempurnakan draft Keputusan rekomendasi calon penerima bantuan dana hibah dan/atau bantuan pemerintah dan surat pengantar Keputusan, memberi paraf serta meneruskan ke
Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 130
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan rekomendasi calon penerima
bantuan dana hibah dan/atau bantuan pemerintah dan surat pengantar Keputusan.
Pasal 131
Kasi yang bersangkutan menerima dan menyampaikan Keputusan rekomendasi atas
permohonan bantuan hibah dan/atau bantuan pemerintah kepada Gubernur melalui TAPD.
- 26-
Pasal 132
Kasi yang bersangkutan menerima Keputusan penetapan besaran alokasi anggaran
penerima dana bantuan hibah dan/atau bantuan pemerintah dari Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
Pasal 133
Kasi yang bersangkutan menyusun konsep Naskah Perjanjian Hibah untuk setiap pemohon berdasarkan permohonan pencairan belanja hibah dan/atau bantuan
pemerintah dan menyerahkan ke Kabid.
Pasal 134
Kepala Bidang yang bersangkutan meneliti dan mengoreksi materi dan format Naskah Perjanjian Hibah dana bantuan hibah dan/atau bantuan pemerintah,
memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 135
Kadis bersama-sama dengan pemohon menandatangani Naskah Perjanjian Hibah
dana bantuan hibah dan/atau bantuan pemerintah.
Pasal 136
Kasi yang bersangkutan menginformasikan ke pemohon bahwa bendahara umum
daerah telah melaksanakan pencairan dana belanja hibah berupa uang dan mengirimkan (transfer) ke rekening pemohon belanja hibah dan/atau bantuan pemerintah.
Pasal 137
Format SOP Penerima Hibah dan Bantuan Pemerintah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
Bagian Kesepuluh
SOPPengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP)
Pasal 138
(1) Kasi Harga Pangan menyusun jadwal kegiatan pengadaan Cadangan Pangan
Pemerintah (CPP).
(2) Kasi Harga Pangan membuat konsep surat permintaan pengadaan Cadangan
Pangan Pemerintah (CPP)ke panitia pengadaan dan menyerahkan ke Kabid Distribusi Pangan.
Pasal 139
Kabid Distribusi Pangan menerima, menelaah dan mengoreksi konsep surat
permintaan pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
- 27-
Pasal 140
Kadis memeriksa dan menandatangani surat permintaan pengadaan Cadangan
Pangan Pemerintah (CPP) ke panitia pengadaan.
Pasal 141
Kasi Harga Pangan mengirim surat permintaan pengadaan Cadangan Pangan
Pemerintah (CPP) ke panitia pengadaan.
Pasal 142
(1) Panitia pengadaan menerima surat permintaan pengadaan Cadangan Pangan
Pemerintah (CPP) dari Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Panitia pengadaan menyiapkan dokumen pengadaan barang/jasa pemerintah (jadwal pelaksanaan, spesifikasi barang, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dan lain-
lain) serta memproses dokumen tersebut.
(3) Panitia pengadaan mengembalikan dokumen pengadaan yang telah diproses
untuk penetapan pelaksana pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP)ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 143
Kadis menetapkan Keputusan pelaksana pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Pasal 144
Kasi Harga Pangan membuat konsep Nota Kesepahaman MoUatau perjanjian kerja sama antara Dinas Ketahanan Pangan dan pelaksana pengadaan Cadangan Pangan
Pemerintah (CPP) untuk menyimpan cadangan beras pemerintah di gudang pelaksana pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) serta meneruskan ke
Kabid Distribusi Pangan.
Pasal 145
Kabid Distribusi Pangan menerima konsep MoU, meneliti, dan mengoreksi materi serta format naskah MoU, memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 146
(1) Kadis menerima dan memeriksa konsep MoU antara Dinas Ketahanan Pangan dan pelaksana pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
(2) Kadisbersama dengan pelaksana pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP)
menandatangani MoU antara Dinas Ketahanan Pangan dan pelaksana pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk menyimpan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP)di gudang pelaksana pengadaan Cadangan Pangan
Pemerintah (CPP).
(3) Kadis melakukan serah terima cadangan beras pemerintah dan berita acara
penitipan cadangan beras pemerintah di gudang pelaksana pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Pasal 147
Kasi Harga Pangan mengadministrasikan seluruh kegiatan pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP)sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- 28-
Pasal 148
Format SOP Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kesebelas
SOPAnalisis Harga Pangan
Pasal 149
(1) Kasi Harga Pangan menyusun jadwal kegiatan Analisis Harga Pangan.
(2) Kasi Harga Pangan membuat konsep surat permintaan usulan nama petugas
enumerator di setiap kabupaten/kota dan menyerahkan ke Kabid Distribusi Pangan.
Pasal 150
Kabid Distribusi Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan usulan nama petugas enumerator, memberi paraf, dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 151
Kadis memeriksa dan menandatangani surat permintaan usulan nama petugas enumerator di setiap Kabupaten/Kota.
Pasal 152
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan usulan nama petugas enumerator di setiap kabupaten/kota dan mengirim ke
dinas/instansi terkait di Kabupaten/Kota.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait tentang nama-nama petugas enumerator.
Pasal 153
Kasi Harga Pangan menyusun konsep Keputusan tim penyusun analisis harga
pangan dan menyerahkan ke Kabid Distribusi Pangan.
Pasal 154
Kabid Distribusi Pangan menerima dan menelaah konsep Keputusan tim penyusun analisis harga pangan, memberi paraf, dan meneruskan ke Kadis Ketahanan
Pangan. Pasal 155
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim penyusun analisis harga pangan Dinas Ketahanan Pangan.
Pasal 156
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal dan stempel pada Keputusan timpenyusun analisis harga pangan dan mengirim ke Kabupaten/Kota.
- 29-
Pasal 157
(1) Tim penyusun analisis harga pangan menerima Keputusan tim penyusun
analisis harga pangan, melaksanakan survei dan melakukan pengambilan sampel data harga pangan serta melaporkan pada petugas di seksi harga dan
cadangan pangan.
(2) Tim penyusun analisis harga pangan menginput data yang dilaporkan oleh enumerator, menganalisis, dan menyusundraft laporan analisis harga pangan.
Pasal 158
Kasi Harga Pangan menerima dan mengoreksi draft laporan analisis harga pangan dan menyerahkan ke Kabid Distribusi Pangan.
Pasal 159
Kabid Distribusi Pangan menerima dan menyempurnakan draft laporan analisis harga pangan, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 160
Kadis memeriksa dan menandatangani laporan analisis harga pangan.
Pasal 161
Kasi Harga Pangan mencetak dan menggandakan laporan analisis harga pangan serta membubuhkan stempel basah pada naskah laporan analisis harga pangan.
Pasal 162
Format SOP Analisis Harga Pangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Keduabelas
SOP Analisis Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan
Pasal 163
(1) Kasi Konsumsi Pangan menyusun jadwal kegiatan analisis penyusunan pola
konsumsi dan suplai pangan.
(2) Kasi Konsumsi Pangan membuat konsep Keputusan tim analisis penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan dan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 164
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menelaah konsep Keputusan tim analisis penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan, memberi paraf dan meneruskan ke
Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 165
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim analisis penyusunan pola
konsumsi dan suplai pangan.
- 30-
Pasal 166
(1) Tim penyusun pola konsumsi menerima Keputusantim analisis penyusunan pola
konsumsi dan suplai pangan.
(2) Tim penyusun pola konsumsi menyusun dan mengoreksi bahan kuesioner serta
melakukan survei dan mengumpulkan data untuk analisis penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan.
(3) Tim penyusun pola konsumsi mengolah dan menganalisis serta menyusun draft
laporan analisis penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan.
Pasal 167
Kasi Konsumsi Pangan mengoreksi draft laporan analisis penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan dan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 168
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menyempurnakandraft laporan analisis penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan, memberi paraf serta meneruskan ke
Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 169
Kadis memeriksa dan menandatangani laporan analisis penyusunan pola konsumsi
dan suplai pangan.
Pasal 170
Kasi Konsumsi Pangan mencetak dan menggandakan sertamembubuhkan stempel basah pada naskah laporan analisis penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan.
Pasal 171
Format SOP Analisis Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
Bagian Ketigabelas SOP Lomba Cipta Menu B2SA
Pasal 172
(1) Kasi Konsumsi Pangan menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan Lomba Cipta Menu B2SA.
(2) Kasi Konsumsi Pangan membuat konsep surat permintaan usulan nama anggota
tim juri Lomba Cipta Menu B2SAyang beranggotakan lintas instansi dan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 173
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan usulan nama anggota tim juri Lomba Cipta Menu B2SA, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
- 31-
Pasal 174
Kadis memeriksa dan menandatangani surat permintaan usulan nama anggota tim
juri Lomba Cipta Menu B2SA.
Pasal 175
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan
usulan nama anggota tim juri Lomba Cipta Menu B2SAdan mengirim ke dinas/instansi terkait.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait tentang nama-nama anggota tim juri Lomba Cipta Menu B2SA.
Pasal 176
Kasi Konsumsi Pangan membuat konsep Keputusan tim juri pelaksanaan Lomba
Cipta Menu B2SAdan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 177
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menelaah konsep Keputusan tim juri
pelaksanaan Lomba Cipta Menu B2SA, memberi paraf,danmeneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 178
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim juri pelaksanaan Lomba Cipta
Menu B2SA.
Pasal 179
Kasi Konsumsi Pangan membuat konsep surat undangan rapat tim juri Lomba Cipta
Menu B2SAdan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 180
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menelaah konsep surat undangan rapat tim
juri Lomba Cipta Menu B2SA, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 181
Kadis memeriksa dan menandatangani surat undangan rapat tim juri Lomba Cipta
Menu B2SA.
Pasal 182
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal dan stempel pada surat undangan rapat tim juri Lomba Cipta Menu B2SAserta mengirim ke dinas/instansi terkait.
Pasal 183
Tim juri Lomba Cipta Menu B2SAmelaksanakan rapat tim dan menyusun Juklak Lomba Cipta Menu B2SA.
- 32-
Pasal 184
Kasi Konsumsi Pangan menyusun konsep undangan tehnical meeting peserta Lomba
Cipta Menu B2SA, mengoreksi naskah Juklak Lomba Cipta Menu B2SAdan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 185
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menelaah konsep undangan tehnical meeting peserta Lomba Cipta Menu B2SAserta menyempurnakan naskah Juklak Lomba
Cipta Menu B2SA, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 186
Kadis memeriksa dan menandatangani undangan tehnical meeting peserta Lomba
Cipta Menu B2SAdan Juklak Lomba Cipta Menu B2SA.
Pasal 187
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat undangan tehnical meeting peserta Lomba Cipta Menu B2SAdan mengirim ke peserta di13 (tiga belas)Kabupaten/Kota.
Pasal 188
(1) Tim juri lomba cipta menu B2SA melaksanakan tehnical meeting dengan peserta Lomba Cipta Menu B2SA.
(2) Tim juri Lomba Cipta Menu B2SA melaksanakan Lomba Cipta Menu B2SA.
(3) Tim juri Lomba Cipta Menu B2SA melakukan penilaian terhadap peserta Lomba Cipta Menu B2SA.
(4) Tim juri Lomba Cipta Menu B2SA melaksanakan rapat untuk menetukan pemenang Lomba Cipta Menu B2SA.
(1) Tim juri Lomba Cipta Menu B2SA menyerahkan hadiah kepada pemenang Lomba
Cipta Menu B2SA.
Pasal 189
Kasi Konsumsi Pangan menyusun draft laporan Lomba Cipta Menu B2SA dan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 190
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menyempurnakan draft laporan Lomba Cipta Menu B2SA, memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 191
Kadis memeriksa dan menandatangani laporan Lomba Cipta Menu B2SA.
Pasal 192
Kasi Konsumsi Pangan mencetak dan menggandakan membubuhkan stempel basah
pada naskah laporan Lomba Cipta Menu B2SA.
- 33-
Pasal 193
Format SOP Lomba Cipta Menu B2SA) sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(2) Kasi Konsumsi Pangan membuat konsep surat permintaan usulan nama anggota tim juri lomba pekarangan KRPL yang beranggotakan lintas instansi dan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 195
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan usulan nama anggota tim juri lomba pekarangan KRPL, memberi paraf,dan meneruskan ke
Kadis Ketahanan Pangan. Pasal 196
Kadis memeriksa dan menandatangani surat permintaan usulan nama anggota tim juri lomba pekarangan KRPL.
Pasal 197
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal dan stempel pada surat permintaan usulan nama anggota tim juri lomba pekarangan KRPL serta mengirim ke
dinas/instansi terkait.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait tentang nama-nama anggota tim juri lomba pekarangan KRPL.
Pasal 198
Kasi Konsumsi Pangan membuat konsep Keputusan tim juri lomba pekarangan KRPL dan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 199
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menelaah konsep Keputusan tim juri lomba
pekarangan KRPL, memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 200
Kadis memeriksa dan menandatangani SK tim juri lomba pekarangan KRPL.
Pasal 201
Kasi Konsumsi Pangan membuat konsep surat undangan rapat tim juri lomba pekarangan KRPL dan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
- 34-
Pasal 202
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menelaah konsep surat undangan rapat tim
juri lomba pekarangan KRPL, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 203
Kadis memeriksa dan menandatangani surat undangan rapat tim juri lomba pekarangan KRPL.
Pasal 204
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal dan stempel pada surat undangan rapat tim juri lomba pekarangan KRPL serta mengirim ke dinas/instansi terkait.
Pasal 205
(1) Tim juri lomba pekarangan KRPL melaksanakan rapat tim juri lomba pekarangan
KRPL serta menyusun kuesioner lomba pekarangan KRPL.
(2) Tim juri lomba pekarangan KRPL melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka penilaian lomba pekarangan KRPL di 13 Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan.
(3) Tim juri lomba pekarangan KRPL melaksanakan rapat penentuan pemenang lomba pekarangan KRPL
Pasal 206
Kasi Konsumsi Pangan menyusun konsep Keputusan pemenang lomba pekarangan KRPL dan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 207
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan mengoreksi konsep Keputusanpemenang lomba pekarangan KRPL, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan
Pangan.
Pasal 208
(1) Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan pemenang lomba pekarangan
KRPL.
(2) Kadis mengumumkan dan menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba pekarangan KRPL.
Pasal 209
Kasi Konsumsi Pangan menyusun draft laporan kegiatan lomba pekarangan KRPL dan menyerahkan ke Kabid Konsumsi Pangan.
Pasal 210
Kabid Konsumsi Pangan menerima dan menyempurnakan draft laporan kegiatan lomba pekarangan KRPL, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan
Pangan.
- 35-
Pasal 211
Kadis memeriksa dan menandatangani laporan kegiatan lomba pekarangan KRPL.
Pasal 212
Kasi Konsumsi Pangan mencetak dan menggandakan serta membubuhkan stempel
basah pada naskah laporan kegiatan lomba pekarangan KRPL.
Pasal 213
Format SOP Lomba Pekarangan KRPLsebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kelimabelas SOPPengambilan Contoh Pangan Segar
Pasal 214
(1) Kasi Pengawasan Pangan menyusun jadwal kegiatan pengambilan contoh pangan
segar Provinsi Kalimantan Selatan.
(2) Kasi Pengawasan Pangan membuat konsep surat tugas tim pengambil contoh
pangan segar dan menyerahkan ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 215
Kabid Keamanan Pangan menerima dan menelaah konsep surat tugas Tim PPCmemberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 216
Kadis memeriksa dan menandatangani surat tugas Tim PPC.
Pasal 217
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat tugas Tim PPC dan
menyerahkan ke anggota tim.
Pasal 218
(1) Tim PPC melaksanakan rapat tim pengambil contoh pangan segar.
(2) Tim PPC membuat detail rencana pengambilan contoh pangan segar
(menetapkan produk, membuat sampling plan, menetapkan metode pengambilan contoh, menyiapkan sarana pengambilan contoh, dan lain-lain).
(3) Tim PPC melakukan pengambilan contoh pangan segar di lapangan.
(4) Tim PPC membuat berita acara pengambilan contoh pangan segar.
(5) Tim PPC mengkonfirmasi data pendukung terkait kegiatan pengambilan contoh
pangan segar.
(6) Tim PPC melakukan penanganan dan pengemasan contoh pangan segar.
(7) Tim PPC mendistribusikan unit contoh pangan segar yang diambil sebagai sampel ke laboratorium uji.
- 36-
Pasal 219
Subbag Umpeg menerima dokumen hasil pengujian sampel pengambilan contoh
pangan segar.
Pasal 220
Kasi Pengawasan Pangan mengolah dan menganalisis data menjadi draft laporan
pengambilan contoh pangan segar dan menyerahkan ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 221
Kabid Keamanan Pangan menerima dan menyempurnakan draft laporan
pengambilan contoh pangan segar, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 222
Kadis memeriksa dan menandatangani laporan kegiatan pengambilan contoh
pangan segar.
Pasal 223
Kasi Pengawasan Pangan mencetak dan menggandakan laporan serta
membubuhkan stempel basah pada naskah laporan kegiatan pengambilan contoh pangan segar pada kegiatan pengambilan contoh pangan segar.
Pasal 224
Format SOP Pengambilan Contoh Pangan Segar sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur
ini.
Bagian Keenambelas
SOPPengawasan Keamanan Pangan Segar
Pasal 225
(1) Kasi Pengawasan Pangan menyusun jadwal kegiatan pengawasan pangan segar
Provinsi Kalimantan Selatan.
(2) Kasi Pengawasan Pangan membuat konsep pedoman umum pengawasan pangan
segar dan konsep Keputusantim pengawas keamanan pangan segar serta menyerahkan ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 226
Kabid Keamanan Pangan menerima dan menelaah konsep pedoman umum dan konsep Keputusan tim pengawas keamanan pangan segar, memberi paraf,dan
meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 227
Kadis memeriksa dan menandatangani konsep pedoman umum dan konsep
Keputusan tim pengawas keamanan pangan segar.
- 37-
Pasal 228
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada Keputusan tim pengawas
keamanan pangan segar serta menyerahkan ke anggota tim.
Pasal 229
(1) Kasi Pengawasan Pangan mencetak dan menggandakan pedoman umum
pengawasan keamanan pangan segar.
(2) Kasi Pengawasan Pangan membuat draft surat tugas tim pengawasan keamanan
pangan segar dan menyerahkan ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 230
Kabid Keamanan Pangan menerima dan menelaah draft surat tugas tim pengawas keamanan pangan segar, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis.
Pasal 231
Kadis memeriksa dan menandatangani surat tugas tim pengawas keamanan pangan segar.
Pasal 232
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat tugas tim pengawas keamanan pangan segar dan menyerahkan ke anggota tim.
Pasal 233
Tim Pengawas Keamanan Pangan Segar melakukan pengawasan keamanan pangan segar.
Pasal 234
Kasi Pengawasan Pangan membuat draft laporan pengawasan keamanan pangan
segar dan menyerahkan ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 235
Kabid Keamanan Pangan menerima dan menyempurnakan draft laporan
pengawasan keamanan pangan segar, memberi paraf serta meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 236
Kadis memeriksa dan menandatangani laporan kegiatan pengawasan keamanan
pangan segar.
Pasal 237
Kasi Pengawasan Pangan mencetak dan menggandakanmembubuhkan stempel
basah pada naskah laporan kegiatan pengawasan keamanan pangan segar.
- 38-
Pasal 238
Format SOP Pengawasan Keamanan Pangan Segar sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Ketujuhbelas
SOPPenanganan Pengaduan Keamanan Pangan Segar
Pasal 239
Masyarakat umum atau pemohon mengirim surat pengaduan keamanan pangan segar ke Dinas Ketahanan Pangan.
Pasal 240
Subbag Umpeg menerima dan membukukan surat pengaduankeamanan pangan
segar dari pemohon ke surat masuk serta menyerahkan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 241
Kadis menerima surat pengaduan keamanan pangan segar dan mendisposisi ke
Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 242
Kabid Keamanan Pangan menerima disposisi surat pengaduan keamanan pangan segar dari Kadis dan mendisposisikan ke Kasi Kelembagaan Pangan.
Pasal 243
(1) Kasi Kelembagaan Pangan menerima disposisi surat pengaduan keamanan
pangan segar dari Kabid Keamanan Pangan.
(2) Kasi Kelembagaan Pangan membuat konsep surat tugas tim pengawas keamanan pangan segar dan meneruskan ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 244
Kabid Keamanan Pangan menerima dan menyempurnakan draft surat tugas tim
pengawas keamanan pangan segar, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis.
Pasal 245
Kadis memeriksa dan menandatangani surat tugas tim pengawas keamanan pangan segar.
Pasal 246
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat tugas tim pengawas keamanan pangan segar dan menyerahkan ke anggota tim.
Pasal 247
(1) Tim pengawas keamanan pangan menerima surat tugas tim pengawas keamanan pangan segar.
- 39-
(2) Tim pengawas keamanan pangan melakukan perjalanan dinas ke lokasi yang diadukan dan melakukan pengecekkan perihal syarat teknis yang berlaku serta memberi saran/masukan dan mediasi.
(3) Tim pengawas keamanan pangan membuat laporan hasil pemeriksaan lapangan.
Pasal 248
Kasi Kelembagaan Pangan membuat konsep surat balasan pengaduan yang
ditujukan kepada terlapor dengan tembusan ke instansi terkait denganmelampirkan hasil pemeriksaan lapangan dan menyerahkan ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 249
Kabid Keamanan Pangan menerima dan mengoreksi draft surat balasan pengaduan keamanan pangan segar, memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan
Pangan.
Pasal 250
Kadis memeriksa dan menandatangani surat balasan pengaduan keamanan pangan segar.
Pasal 251
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel dan selanjutnya membukukan surat balasan pengaduan keamanan pangan segar serta mengirim surat balasan pengaduan keamanan pangan segar ke pemohon.
Pasal 252
Pemohon menerima surat balasan pengaduan keamanan pangan segar.
Pasal 253
Format SOP Penanganan Pengaduan Keamanan Pangan Segar sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kedelapanbelas
SOP Pemberian Sertifikat Prima dan Nomor Registrasi PSAT
Pasal 254
(1) Kasi Kelembagaan Pangan menyusun jadwal kegiatan pemberian sertifikat prima
dan nomor registrasi PSAT.
(2) Kasi Kelembagaan Pangan membuat konsep surat permintaan usulan nama anggota tim OKKPD yang beranggotakan lintas instansi dan menyerahkan ke
Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 255
Kabid Keamanan Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan usulan
nama anggota tim OKKPD, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
- 40-
Pasal 256
Kadis memeriksa dan menandatangani surat permintaan usulan nama anggota tim
OKKPD.
Pasal 257
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan
usulan nama anggota tim OKKPD dan mengirim ke dinas/instansi terkait.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait tentang nama-
nama anggota tim OKKPD.
Pasal 258
Kasi Kelembagaan Pangan membuat konsep Keputusan tim OKKPD dan menyerahkan ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 259
Kabid Keamanan Pangan menerima dan menelaah konsep Keputusan tim OKKPD, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 260
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim OKKPD.
Pasal 261
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal dan stempel pada Keputusan tim
OKKPD serta mengirim ke anggota tim OKKPD.
(2) Subbag Umpeg menerima dokumen permohonan sertifikasi dan/atau registrasi PSAT dari pemohon dan menyerahkan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 262
Kadis menerima dokumen permohonan sertifikasi dan/atau registrasi PSAT dan
mendisposisi ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 263
Kabid Keamanan Pangan menerima disposisi permohonan sertifikasi dan/atau registrasi PSAT dari Kadis dan menyerahkan ke Kasi Kelembagaan Pangan.
Pasal 264
(1) Kasi Kelembagaan Pangan menerima dan mencatat permohonan sertifikasi
(3) Kasi Kelembagaan Pangan membuat konsep surat tugas tim audit lapang dan PPC sebagai bagian dari tim OKKPD dan menyerahkan ke Kabid Keamanan Pangan.
- 41-
Pasal 265
Kabid Keamanan Pangan menerima dan menelaah konsep surat tugas Tim Audit
Lapang dan Tim PPC, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 266
Kadis memeriksa dan menandatangani surat tugas Tim Audit Lapang dan Tim PPC.
Pasal 267
(1) Tim OKKPD melaksanakan audit lapang.
(2) Tim OKKPD melakukan pengambilan contoh untuk pengujian laboratorium.
(3) Tim OKKPD mengirim sampel yang telah diambil ke laboratorium.
(4) Tim OKKPD menerima hasil uji sampel dari laboratorium.
(5) Tim OKKPD menyusun laporan hasil audit lapang.
(6) Tim OKKPD melaksanakan rapat untuk membahas hasil penilaian.
(7) Tim OKKPD memberi rekomendasi apakah permohonan sertifikasi dan/atau registrasi diterima atau ditolak.
Pasal 268
(1) Kasi Kelembagaan Pangan membuat konsep surat pemberitahuan penolakan usulan permohonan sertifikasi dan/atau registrasiterhadap pemohon yang tidak memenuhi syarat dan meneruskan ke Kabid dan Kadis.
(2) Kasi Kelembagaan Pangan mengirim surat pemberitahuan penolakan usulan permohonan sertifikasi dan/atau registrasiterhadap pemohon yang tidak
memenuhi syarat.
(3) Kasi Kelembagaan Pangan membuat konsep sertifikat untuk calon penerima sertifikat Prima tiga (P-3) atau Prima dua (P-2)dan/atau nomor registrasi PSAT
dan menyerahkan ke Kabid Keamanan Pangan.
Pasal 269
Kabid Keamanan Pangan menerima dan mengoreksi konsep sertifikat calon penerima sertifikat Prima tiga (P-3) atau Prima dua (P-2)dan/atau nomor registrasi PSAT dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 270
Kadis memeriksa dan menandatangani sertifikat calon penerima sertifikat Prima tiga (P-3) atau Prima dua (P-2)dan/atau nomor registrasi PSAT.
Pasal 271
Subbag Umpeg memberi tanggal, nomor dan membubuhkan stempel basah pada sertifikat Prima tiga (P-3) atau Prima dua (P-2)dan/atau nomor registrasi PSAT.
Pasal 272
Kadis menyerahkan sertifikat Prima 3 atau Prima 2 dan/atau nomor registrasi PSAT ke pemohon.
- 42-
Pasal 273
Kasi Kelembagaan Pangan menyusun konsep laporan kegiatan pemberian sertifikat prima dan/atau nomor registrasi PSAT dan menyerahkan ke Kabid Keamanan
Pangan.
Pasal 274
Kabid Keamanan Pangan menerima dan mengoreksi konsep laporan kegiatan pemberian sertifikat prima dan/atau nomor registrasi PSAT, memberi paraf,dan
meneruskan ke Kadis.
Pasal 275
Kadis memeriksa dan menandatangani laporan kegiatan pemberian sertifikat prima dan/atau nomor registrasi PSAT.
Pasal 276
(1) Kasi Kelembagaan Pangan mencetak dan menggandakan serta membubuhkan stempel basah pada laporan kegiatan pemberian sertifikat prima dan/atau
nomor registrasi PSAT.
(2) Kasi Ketersediaan Pangan menyampaikan laporan kegiatan pemberian sertifikat
prima dan/atau nomor registrasi PSAT ke Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat (OKKPP) di Jakarta.
Pasal 277
Format SOP Pemberian Sertifikat Prima dan Nomor Registrasi PSAT sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XVII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
BAB III
TATA KERJA
Pasal 278
(1) Setiap petugas pelaksana SOP pada Dinas, wajib menguasai, memahami, dan
melaksanakan prinsip umum layanan terpadu.
(2) Setiap petugas pelaksana SOP pada Dinas Ketahanan Pangan, wajib
membangun komitmen tinggi untuk mendukung pelaksanaannya.
(3) Setiap petugas pelaksana SOP pada Dinas Ketahanan Pangan, wajib mengembangkan koordinasi dan kerja sama secara optimal dalam upaya
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik.
(4) Setiap petugas yang terlibat dalam pelaksanaan SOPpada Dinas, wajib memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
SARANA DAN PRASARANA
Pasal 279
(1) Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan SOPpada Dinas, dipandang perlu
menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
- 43-
(2) Sarana dan prasarana pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dioperasionalkan secara khusus pada Dinas secara efisien, efektif, dan tepat waktu sesuai dengan standar waktu maksimal untuk setiap pelaksanaan
maupun keseluruhan waktu pelayanan.
BAB V KETENTUAN PENUTUP
Pasal 280
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
Ditetapkan di Banjarmasin
pada tanggal 20 September 2017
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
ttd
H. SAHBIRIN NOOR
Diundangkan di Banjarbaru pada tanggal 20 September 2017
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN, ttd
H. ABDUL HARIS
BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 NOMOR 80