LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA Pendirian LPD Secara Bersama-sama. 1. Formulir Permohonan Pendirian LPD Secara Bersama-sama. ……, ................. Kepada Yth, Bapak Bupati/Walikota di_ Tempat Perihal : Permohonan Pendirian LPD secara bersama Kami yang bertanda tangan dibawah ini; (1) Nama : ......................................... Jabatan : Bendesa Desa Pakraman .................... Bertindak untuk dan atas nama Desa Pakraman ................. (2) Nama : ......................................... Jabatan : Bendesa Desa Pakraman .................... Bertindak untuk dan atas nama Desa Pakraman ................. Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendirikan LPD secara bersama-sama. Untuk bahan pertimbangan Bapak, kami lampirkan; 1. Berita Acara Keputusan Paruman Desa Pakraman untuk mendirikan LPD secara bersama 2. Surat Pernyataan Desa Pakraman untuk memiliki hanya 1(satu) LPD secara bersama 3. Berita Acara Keputusan Bersama Paruman Prajuru Desa Pakraman untuk mendirikan LPD secara bersama. Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. (__________________________) (__________________________) Bendesa Desa Pakraman .............. Bendesa Desa Pakraman….
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA
Pendirian LPD Secara Bersama-sama. 1. Formulir Permohonan Pendirian LPD Secara Bersama-sama.
……, .................
Kepada Yth,
Bapak Bupati/Walikota
di_
Tempat
Perihal : Permohonan Pendirian LPD secara bersama
Kami yang bertanda tangan dibawah ini;
(1) Nama : .........................................
Jabatan : Bendesa Desa Pakraman ....................
Bertindak untuk dan atas nama Desa Pakraman .................
(2) Nama : .........................................
Jabatan : Bendesa Desa Pakraman ....................
Bertindak untuk dan atas nama Desa Pakraman .................
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendirikan LPD
secara bersama-sama.
Untuk bahan pertimbangan Bapak, kami lampirkan;
1. Berita Acara Keputusan Paruman Desa Pakraman untuk mendirikan
LPD secara bersama
2. Surat Pernyataan Desa Pakraman untuk memiliki hanya 1(satu) LPD
secara bersama
3. Berita Acara Keputusan Bersama Paruman Prajuru Desa Pakraman
untuk mendirikan LPD secara bersama.
Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami
Bendesa Desa Pakraman .............. Bendesa Desa Pakraman .....
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA
Sistem Administrasi LPD
I Umum
Sebagai badan usaha keuangan, LPD harus melaksanakan sistem
administrasi yang mampu menghasilkan laporan keuangan secara
transparan dan auditable.
Seluruh transaksi dicatat berdasarkan jenis transaksi, selanjutnya
dilakukan pengelompokan transaksi dan disajikan dalam bentuk laporan
keuangan serta seluruh dokumen diarsip dengan tertib.
Transaksi di LPD dilakukan secara tunai (cash) dan tidak tunai (non cash).
Transaksi secara tunai maksudnya terjadi perubahan kas dan transaksi
non tunai tidak mempengaruhi perubahan kas. Transaksi secara tunai
yang menambah kas pada LPD (penerimaan) dilengkapi dengan Bukti Kas
Masuk (BKM) dan transaksi yang mengurangi kas (pengeluaran) dilengkapi
dengan Bukti Kas Keluar (BKK). Transaksi non tunai dilengkapi dengan
bukti slip pemindah bukuan rekening.
Berdasarkan BKM dan BKK, LPD membuat buku kas harian dan
berdasarkan buku kas harian pada akhir hari dilakukan rekapitulasi
sesuai pos/perkiraan untuk diproses dalam slip jurnal. Untuk penerimaan
kas, maka jumlah penerimaan (cash) dimasukkan dalam kolom debet
sedangkan sumbernya (lawannya) dimasukkan dalam kolom kredit.
Demikian sebaliknya untuk pengeluaran kas, maka jumlah pengeluaran
(cash) dimasukkan dalam kolom kredit sedangkan penggunaannya
(lawannya) dimasukkan dalam kolom debet.
Pengisian slip jurnal pada akhir hari selain dari buku kas harian juga dari
slip pemindah bukuan, dilakukan melalui rekapitulasi sesuai
pos/perkiraan yang kolom debet dan lawannya kolom kredit. Hasil jurnal,
digunakan untuk dasar mengisi kolom mutasi hari ini dalam neraca
percobaan. Dari saldo akhir neraca percobaan dapat disusun laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba / rugi.
Administrasi di LPD menganut tahun buku yang dimulai pada tanggal 1
Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Pada tanggal 31
Desember dilakukan tutup buku, dimana pendapatan dan biaya di nol kan
untuk menjadi laba/rugi. Pada tanggal 1 Januari, laba/rugi yang yang
dihasilkan selama tahun sebelumnya yang belum dialokasikan pada pos-
pos tertentu sesuai ketentuan disebut laba/rugi tahun lalu.
II Bukti Dasar Administrasi Pembukuan LPD
Sistem administrasi LPD mempunyai seperangkat formulir berupa kartu,
lembar lepas atau buku catatan yakni;
Nomor Bukti Dasar Administrasi Pembukuan
1 Bukti Kas Masuk (BKM)
2 Bukti Kas Keluar (BKK)
3 Slip Pemindah Bukuan
4 Bukti Serah Terima
5 Slip Jurnal
6 Tabungan
7 Simpanan Berjangka (Deposito)
8 Perkreditan
9 Buku Kas Harian
10 Berita Acara Perhitungan Uang Kas
11 Buku Bank
12 Neraca Percobaan
Bentuk formulir administrasi dan cara pengisiannya disajikan dalam
Petunjuk Teknis Operasional Sistem administrasi LPD.
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA A
LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA
TATA CARA PENILAIAN KESEHATAN LPD
I. Umum
Sejalan dengan pesatnya perkembangan yang terjadi dibidang keuangan
dan LPD, maka timbul berbagai tantangan yang cukup berpengaruh terhadap kinerja LPD. Untuk itu, LPD wajib memelihara tingkat kesehatannya agar terus menerus dapat berkembang dan memberikan
manfaat bagi masyarakat desa dan mendukung pembangunan Desa Pakraman dalam arti luas.
Kesehatan LPD juga dipentingkan semua pihak yang terkait, baik Desa Pakraman selaku pemilik LPD, pengawas internal, pengelola LPD, masyarakat pengguna jasa LPD, lembaga pemberdayaan LPD maupun
pemerintah selaku pembina LPD. Penilaian kesehatan LPD dilaksanakan secara rutin tiga bulanan maupun
secara insidentil atau sesuai dengan kebutuhan. Hasil penilaian kesehatan LPD disampaikan kepada pihak yang terkait untuk mendapatkan pembinaan guna memperbaiki kinerja LPD.
II. Obyek Penilaian dan Indikator
Tingkat kesehatan LPD pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif
atas 5(lima) faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan LPD sebagai lembaga keuangan, yaitu ; (1) permodalan; (2) kualitas aktiva
produktif; (3) manajemen; (4) earning atau rentabilitas dan (5) likwiditas. Faktor tersebut memiliki beberapa komponen yang diberikan bobot penentu kesehatan LPD sebagaimana disajikan pada matrik berikut:
Faktor Komponen Bobot
Penentu
1.Permodalan
Kecukupan
Modal (CAR)
Prosentase perbandingan antara
Modal LPD terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)
25%
2.Aktiva
Produktif
1.Kualitas Aktiva
Produktif (KAP)
Prosentase perbandingan antara
aktiva produktif yang diklasifikasikan
terhadap total aktiva produktif.
25%
2.Cadangan
Pinjaman Ragu-
ragu (CPRR)
Prosentase perbandingan antara
CPRR yang dibentuk terhadap CPRR
yang wajib dibentuk.
10%
3.Manajemen Terdiri dari 25 pertanyaan manajemen, masing-masing pertanyaan diberi nilai antara 0 s/d 4.
10%
3.Earning /
Rentabilitas
1.ROA Prosentase perbandingan antara laba
terhadap total aktiva
10%
2. BOPO Prosentase perbandingan antara
biaya terhadap pendapatan
10%
4.Likwiditas
1.Alat likuid Prosentase perbandingan antara alat
likuid terhadap hutang lancar
5%
2.LDR Prosentase perbandingan antara
pinjaman yg diberikan terhadap dana yang diterima
5%
Total 100%
Disamping kelima faktor di atas, pelampauan terhadap batas maksimum pemberian kredit (BMPK) juga diperhitungkan sebagai faktor pengurang
terhadap total hasil nilai kesehatan LPD.
III. Tata Cara Penilaian
Pelaksanaan penilaian kesehatan LPD berdasarkan laporan keuangan LPD dan penilaian manajemen pada periode waktu penilaian. Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, perkembangan
pinjaman dan BMPK. Tahapan penilaian kesehatan LPD sebagai berikut:
(1) memeriksa kebenaran data laporan keuangan dan informasi manajemen LPD.
(2) menghitung rasio masing-masing faktor atau komponen yang dinilai
(3) menghitung nilai kredit masing-masing faktor atau komponen berdasarkan kriteria atau indikator penilaian.
(4) menghitung nilai kontribusi masing-masing faktor atau komponen
berdasarkan bobot penentu kesehatan. (5) menghitung nilai kesehatan dengan menjumlahkan nilai kontribusi
semua faktor atau komponen penentu kesehatan LPD. Besarnya nilai kesehatan digunakan sebagai penentu kriteria kesehatan LPD. Kriteria kesehatan LPD ditetapkan dengan nilai sebagai berikut:
Total nilai kesehatan Kriteria 81 – 100 Sehat 66 - <81 Cukup Sehat 51 - <66 Kurang Sehat 0 - <51 Tidak Sehat
III.1. Penilaian terhadap Permodalan
Dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal LPD yaitu prosentase perbandingan antara modal LPD terhadap aktiva tertimbang menurut
risiko (ATMR), atau disajikan dalam bentuk rumus:
Modal LPD
Rasio Kecukupan Modal (CAR) = ------------------------------------------------------ X 100% Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
(1) Perhitungan modal LPD, menggunakan bentuk format sebagai berikut:
No Jenis Nominal Bobot Jumlah
A. Modal Inti
1. Modal Disetor 100%
2. Modal Donasi 100%
3. Modal Cadangan 100%
4. Laba tahun lalu yg belum dibagi 60%
5. Laba tahun berjalan 50%
6. Rugi tahun lalu -/- (100%)
7. Rugi tahun berjalan -/- (100%)
Total Modal Inti (A)
B. Modal Pelengkap
1. Cadangan Penyusutan Aktiva
Tetap & Inventaris
100%
2. CPRR, maks 1,25% x ATMR 100%
3. Modal titipan Desa Pakraman 100%
Total Modal Pelengkap (B)
Total Modal LPD (A + B)
(2) Perhitungan ATMR, menggunakan bentuk format sebagai berikut:
No Jenis Nominal Bobot Jumlah
1. Kas 0%
2. a.Antar Bank Aktiva 20%
b.Antar Bank Aktiva Macet *) 100%
3. Pinjaman yang diberikan 100%
4. Aktiva Tetap & Inventaris 100%
5. Aktiva Lain/Rupa-rupa Aktiva 100%
Total ATMR *) Penempatan Dana LPD (giro/tabungan/deposito) pada bank atau lembaga keuangan lainnya yang dalam kondisi pengawasan khusus/ macet.
Nilai kredit faktor kecukupan modal: a. Hasil rasio kecukupan modal 12%, diberi nilai 81
b. Hasil rasio 0% atau negatif diberi nilai 0. c. Setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan kecukupan modal 12% nilai
ditambah 1 hingga maksimum 100.
d. Setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan kecukupan modal 12% nilai dikurangi 1 hingga minimum 0.
Nilai kredit faktor kecukupan modal, disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Rasio CAR - 12
Nilai CAR = 81 + ---------------------------
0,1
III.2. Penilaian terhadap Aktiva Produktif
Terdiri dari 2(dua) komponen yang dinilai yaitu rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan rasio Cadangan Pinjaman Ragu-ragu (CPRR).
(1) Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Dimaksudkan untuk menilai kualitas aktiva produktif yaitu prosentase perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap total
aktiva produktif atau disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Aktiva produktif yang diklasifikasikan
Rasio KAP = -------------------------------------------------------- X 100%
Aktiva Produktif
1. Perhitungan aktiva produktif yang diklasifikasikan
No Jenis Nominal Bobot Jumlah
A. Pinjaman yang diberikan
1. Lancar 0%
2. Kurang Lancar 50%
3. Diragukan 75%
4. Macet 100%
Jumlah pinjaman diklasifikasi (A)
B. Antar Bank Aktiva (ABA)
1. ABA 0%
2. ABA macet*) 100%
Jumlah Antar Bank Aktiva (B)
Total (A+B) *) Penempatan Dana LPD (giro/tabungan/deposito) pada bank atau lembaga keuangan lainnya yang dalam
kondisi pengawasan khusus/ macet.
2. Perhitungan aktiva produktif No Jenis Nominal Bobot Jumlah
1. Pinjaman yang diberikan 100%
2. Antar Bank Aktiva 100%
Total aktiva produktif
Nilai kredit faktor atau komponen kualitas aktiva produktif (KAP): a. Hasil rasio 20% atau lebih diberi nilai nol (0)
b. Setiap penurunan 0,15% mulai dari 20% diberi point 1 dengan maksimum 100.
Nilai kredit faktor atau komponen kualitas aktiva produktif (KAP) disajikan dalam rumus sebagai berikut: 20 - rasio
Nilai KAP = -------------------- 0,15
(2) Rasio Cadangan Pinjaman Ragu-ragu
Dimaksudkan untuk menilai kecukupan penyediaan CPRR yaitu prosentase perbandingan antara CPRR yang dibentuk terhadap CPRR
yang wajib dibentuk, atau disajikan dalam rumus sebagai berikut:
CPRR yang dibentuk
Rasio CPRR = ---------------------------------------- X 100% CPRR yang wajib dibentuk
a. CPRR yang dibentuk diambil dari komponen biaya tahun berjalan. b. CPRR yang wajib dibentuk berdasarkan klasifikasi pinjaman yang
diberikan dengan bobot sebagai berikut: No Klasifikasi Pinjaman yg diberikan Nominal Bobot Jumlah
1. Lancar 0,5%
2. Kurang Lancar 10%
3. Diragukan 50%
4. Macet 100%
Total CPRR yang wajib dibentuk
Nilai kredit faktor atau komponen penyediaan cadangan pinjaman ragu-
ragu (CPRR): a. Rasio 0 diberi nilai/point 0
b. Setiap kenaikan 1 % dari 0 diberi nilai/point 1. dengan maksimum 100
Nilai kredit faktor atau komponen penyediaan CPRR disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Nilai CPRR = Rasio CPRR X 1
III.3. Penilaian Manajemen
Penilaian manajemen LPD berdasarkan atas pertanyaan atau pernyataan yang terkait dengan manajemen umum dan manajemen risiko. Penilaian manajemen umum difokuskan pada komponen antara lain: (a)
strategi/sasaran; (b) struktur organisasi; (c) sistem dan (d) kepemimpinan. Penilaian manajemen risiko difokuskan pada komponen antara lain; (a) risiko likwiditas; (b) risiko kredit; (c) risiko operasional; (d)
risiko hukum dan (e) risiko pemilik. Daftar pertanyaan/pernyataan manajemen LPD disajikan sebagai
berikut:
No
Jenis Risiko / Pernyataan / Pertanyaan
Nilai
0 1 2 3 4
I. MANAJEMEN UMUM
A STRATEGI / SASARAN
1 RK-RAPB tahunan LPD digunakan sebagai dasar
acuan kegiatan usaha LPD selama 1 tahun
B STRUKTUR
2
Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan
seluruh kegiatan LPD dan tidak terdapat jabatan
kosong atau perangkapan jabatan yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas;
3
LPD memiliki batasan tugas dan wewenang yang
jelas untuk masing-masing karyawannya yang
tercermin pada kegiatan operasionalnya;
C SISTEM
4
Kegiatan operasional dan pemberian pinjaman yang
diberikan telah dilaksanakan sesuai dengan sistim
dan prosedur tertulis;
5
Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat
dan laporan keuangan disusun sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku;
6
LPD mempunyai sistem pengamanan yang baik
terhadap semua dokumen penting
7
Pimpinan senantiasa melakukan pengawasan
terhadap perkembangan pelaksanaan kegiatan
bawahannya;
D KEPEMIMPINAN
8 Pengambilan Keputusan-keputusan yang bersifat
operasional dilakukan oleh pengurus secara independen
9 Pimpinan LPD komit untuk menangani
permasalahan LPD yang dihadapi serta senantiasa
melakukan langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan
10 Pengurus dan karyawan memiliki tertib kerja yang
meliputi disiplin serta komitmen dan didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanakan
pekerjaan.
II. MANAJEMEN RISIKO
A RISIKO LIKWIDITAS
11 LPD melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan
dan kewajiban yang jatuh tempo utuk mencegah
kemungkinan timbulnya kesulitan likwiditas;
12 LPD senantiasa memelihara likwiditas dengan baik;
B RISIKO PINJAMAN YANG DIBERIKAN
13 Dalam memberikan pinjaman yang diberikan LPD
melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajiban
14 Setelah pinjaman diberikan, LPD melakukan
pemantauan terhadap penggunaan pinjaman yang
diberikan serta kemampuan dan kepatuhan debitur
dalam memenuhi kewajibannya;
15 LPD melakukan peninjauan, penilaian dan
pengikatan terhadap agunan.
C RISIKO OPERASIONAL
16 LPD menerapkan kebijaksanaan pembentukan penyisihan penghapusan piutang berdasarkan
prinsip kehati-hatian;
17 LPD tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan
kepada pemilik/pengurus LPD untuk memperoleh
fasilitas dari LPD;
18 Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut
secara efektif terhadap temuan hasil pembinaan oleh
LPLPD dan atan Pembina Umum
D RISIKO HUKUM
19 Perjanjian pinjaman yang diberikan telah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
20 LPD telah memastikan bahwa agunan yang diterima
telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku;
21 LPD menatausahakan secara baik dan aman blangko
bilyet deposito dan buku tabungan yang belum
digunakan (kosong), dan blangko bilyet deposito yang
telah dicairkan dananya serta buku tabungan yang
dikembalikan ke LPD karena rekeningnya telah ditutup;
E RISIKO PEMILIK DAN PENGURUS
22 Pemilik LPD tidak mencampuri kegiatan operasional
sehari-hari yang cenderung menguntungkan
kepentingan sendiri, keluarga atau grupnya sehingga
merugikan LPD;
23 Pemilik LPD mempunyai kemampuan dan kemauan
untuk meningkatkan permodalan LPD sehingga senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku;
24 Pengurus LPD didalam melaksanakan kegiatan
operasional tidak melakukan hal-hal yang cenderung
menguntungkan diri sendiri, keluarga dan grupnya,
atau berpotensi akan merugikan LPD;
25 Pengawas melaksanakan fungsi pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas Pengurus dalam batasan
tugas dan wewenang yang jelas, yang dilakukan secara efektif.
Total
Cara pengisiaan formulir penilaian manajemen: setiap pertanyaan/pernyataan diberikan nilai antara 0 s/d 4 dengan
kriteria: (0) = tidak sama sekali/tidak mau dipenuhi; (1) belum ada tetapi sudah ada rencana untuk memenuhi; (2) sudah dipenuhi, sebagian besar kurang; (3) sudah dipenuhi, tetapi beberapa ada yang kurang; (4) sudah
dipenuhi, lengkap.
Nilai kredit manajemen diperoleh dengan menjumlahkan nilai yang diberikan pada masing-masing pertanyaan/pernyataan manajemen, dengan nilai maksimum 100.
Kontribusinya terhadap nilai kesehatan LPD ditetapkan 10% atau nilai x 10%.
III.4. Penilaian terhadap Earning/Rentabilitas Terdiri dari 2(dua) komponen yaitu rasio return on asset (ROA) dan rasio
kehematan biaya terhadap pendapatan (BOPO).
(1) Return on Asset (ROA) Dimaksudkan untuk menilai kemampuan LPD dalam menghasilkan laba terhadap rata-rata asset yang dimiliki atau disajikan dalam rumus:
Laba tahun berjalan*)
ROA = -------------------------------- X 100%
Rata-rata Asset
Laba tahun berjalan disetahunkan Nilai kredit faktor atau komponen ROA: a. Rasio 0 atau negatif diberi nilai/point 0
b. Setiap kenaikan 0,025 % dari 0 diberi nilai/point 1 dengan maksimum 100
Nilai kredit faktor atau komponen ROA disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Rasio
Nilai ROA = ----------------
0,025
(2) Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Dimaksudkan untuk menilai kehematan belanja LPD yaitu prosentase
perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional LPD atau disajikan dalam rumus:
Biaya Operasional
Rasio BOPO = ------------------------------------------- X 100% Pendapatan Operasional
Nilai kredit faktor atau komponen BOPO: a. Rasio 100% atau lebih diberi nilai 0 (nol) b. Setiap penurunan sebesar 0,25% dari 100% diberi nilai kredit 1
dengan maksimum nilai kredit 100.
Nilai kredit faktor atau komponen BOPO disajikan dalam rumus sebagai berikut:
100 - Rasio
Nilai BOPO = ---------------------------
0,25
III.5. Penilaian terhadap Likwiditas
Terdiri dari 2(dua) komponen yaitu rasio alat likuid dan rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima (LDR).
(1) Rasio alat likuid Dimaksudkan untuk menilai kemampuan LPD dalam memenuhi kewajiban lancar yaitu prosentase perbandingan antara alat likuid
terhadap hutang lancar atau dengan rumus sebagai berikut:
Kas + ABA
Rasio alat Likuid = ------------------------- X 100%
Hutang Lancar
a. Alat likuid terdiri dari kas dan penempatan dana LPD (antar bank aktiva) dalam bentuk giro, tabungan. Antar bank aktiva dalam
bentuk deposito dan antar bank aktiva pada bank atau lembaga keuangan lainnya yang dalam pengawasan khusus atau macet tidak diperhitungkan.
b. Hutang lancar meliputi kewajiban segera (termasuk kewajiban membayar angsuran pinjaman / hutang pada bank atau lembaga keuangan lainnya) Tabungan dan Deposito;
Nilai kredit faktor atau komponen rasio alat likuid:
Rasio 0 diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0.15% dari 0 nilai ditambah 1 dengan maksimum 100.
Nilai kredit faktor atau komponen rasio alat likuid disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Rasio Nilai alat likuid = -----------------------
0,15
(2) LDR (loan to deposit ratio)
Dimaksudkan untuk menilai rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima. Dana yang diterima terdiri:
a. Deposito dan tabungan masyarakat;
b. Pinjaman dari bank dan atau lembaga keuangan lainnya. c. Modal Inti;
d. Modal pinjaman / Titipan Nilai kredit faktor atau komponen LDR :
a. Rasio 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 b. Untuk setiap penurunan 1% dari rasio 115% nilai kredit ditambah
4 dengan maksimum 100 c. Apabila Nilai ≤ 94.75 % maka nilainya langsung maksimum atau
:
Nilai kredit faktor atau komponen LDR disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Nilai LDR = (115 – Rasio) X 4
III.6. Perhitungan pelampauan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) Ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) kepada seorang
peminjam atau kelompok peminjam adalah sebesar 20% dari modal LPD. Pelampauan BMPK merupakan pelanggaran terhadap ketentuan BMPK, dikenakan sanksi yang dikaitkan dengan penilaian kesehatan LPD.
Pelanggaran terhadap ketentuan BMPK sebagaimana dimaksud dalam dihitung berdasarkan jumlah kumulatif pelanggaran BMPK kepada peminjam individual, peminjam kelompok terhadap modal LPD, dengan
rumus sebagai berikut:
Saldo pinjaman pada satu orang atau kelompok
peminjam pada tanggal laporan BMPK
----------------------------------------------------------- X 100 % - BMPK Modal pada tanggal laporan BMPK
Pelanggaran menjadi pos pengurang nilai kredit hasil penilaian tingkat
kesehatan dengan perhitungan : a. Untuk setiap pelanggaran BMPK, nilai kredit dikurangi 5, dan b. Untuk setiap 1% pelanggaran BMPK nilai kredit dikurangi lagi
0,05 dengan maksimum 10. IV. Kompilasi Hasil Penilaian Kesehatan LPD
Berdasarkan perhitungan rasio-rasio komponen, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai kredit kontribusi komponen tersebut. Hasilnya disajikan
pada bentuk format sebagai berikut:
No
(1)
Faktor CAMEL
(2)
Rasio
(3)
Nilai
(4)
Bobot
(5)
Nilai Kesehatan
(6)=(5x4)
1. CAR 25%
2. KAP 25%
CPRR 10%
3. MANAJEMEN 10%
4 ROA 10%
BOPO 10%
5 Likwiditas 5%
LDR 5%
Total nilai CAMEL
Pelanggaran/Pelampauan BMPK -/-
Total nilai kesehatan
Kriteria
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
LAMPIRAN IV PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA
TATA CARA PENILAIAN PERINGKAT RISIKO LPD
(LPD RISK RATING) I. UMUM
Kinerja dan kelangsungan usaha LPD dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menangani berbagai risiko yang dihadapi. Sebagai lembaga
keuangan, LPD menghadapi jenis risiko meliputi antara lain risiko kredit, risiko modal, risiko likwiditas dan risiko operasional. Kelemahan dalam penanganan risiko-risiko tersebut akan berpengaruh terhadap daya saing
LPD atau kemampuan dalam menghadapi persaingan (risiko pasar), berpengaruh terhadap reputasi LPD, reputasi Desa Pakraman/pemilik. Risiko kredit timbul karena peminjam tidak dapat memenuhi
kewajibannya kepada LPD sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan antara LPD dan peminjam yang bersangkutan, sehingga berakibat kredit tergolong
kurang lancar, diragukan atau macet. Risiko likwiditas merupakan risiko LPD karena tidak mampu membayar kewajibannya dalam jangka pendek, atau mampu membayar namun harus dengan mencari pinjaman darurat
dengan suku bunga tinggi, atau dengan menjual asset / harta LPD dengan menderita rugi. Risiko modal timbul karena besarnya modal LPD berada di
bawah kebutuhan modal minimum yang berakibat mengganggu kelancaran usaha LPD. Risiko operasional merupakan risiko yang dihadapi oleh LPD karena tidak dapat bekerja secara efektif, efisien, ekonomis,
lancar, aman dan tertib ( E 3 – LAT). Untuk menangani risiko tersebut, LPD wajib melaksanakan penilaian terhadap peringkat risiko yang dimiliki sebagai dasar untuk menetapkan
dan melaksanakan tindakan perbaikan.
II. OBYEK PENILAIAN DAN INDIKATOR Peringkat Risiko LPD dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor risiko yang dihadapi oleh LPD, meliputi faktor-faktor risiko kredit,
risiko likwiditas, risiko operasional, dan risiko modal. Setiap faktor dinilai terdiri atas beberapa komponen yang diberikan bobot sesuai dengan besarnya dampak risiko terhadap kondisi LPD.
Penilaian peringkat risiko dilakukan dengan menetapkan besarnya nilai penalty terhadap faktor risiko ditetapkan mulai dari angka 100 sampai
dengan 500. Penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan nilai bobot ditetapkan mulai dari 0 sampai 100. Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai penalty dapat ditambahkan
penalty bilamana dijumpai adanya pelanggaran-pelanggaran yang sanksinya dikaitkan dengan ketentuan LPD Risk Rating.
Hasil kualifikasi dari komponen-komponen dinilai lebih lanjut dengan memperhatikan informasi dan aspek-aspek lain yang secara material berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan masing-masing faktor.
Berdasarkan penilaian ditetapkan lima peringkat risiko LPD sebagai berikut :
Peringkat Risiko Predikat Penalty 1 Sangat Rendah 100
2 Rendah 200 3 Sedang 300 4 Tinggi 400
5 Sangat Tinggi 500 Besarnya penalty adalah penalty didasarkan pada bobot kegiatan
perkreditan sebesar 40 %. Besarnya penalty setiap peringkat risiko lainnya disesuaikan dengan bobot masing-masing faktor risiko dalam kegiatan
LPD. Nilai Penalty LPD didasarkan pada nilai penalty rata-ratanya, yang diperoleh dari penyumlahan nilai LPD keseluruhan dibagi banyaknya faktor
risiko yang dihitung.
FAKTOR RISIKO , KOMPONEN, BOBOT PENALTY RISIKO
FAKTOR RISIKO
KOMPONEN FAKTOR RISIKO
BOBOT
PENALTY TERHADAP
RATING RISIKO
1 2 3 4 5
1.KREDIT
a. Rasio aktiva yang
diklassifikasi terhadap
aktiva produktif
b. Rasio penyisihan
penghapusan aktiva
produktif terhadap
aktiva produktif yang
wajib dibentuk.
40 %
20 %
20 %
100
50
50
200
100
100
300
150
150
400
200
200
500
250
250
2.LIKWIDITAS
a. Basic Surplus
b. Liquidity Index
24 %
12 %
12 %
60
30
30
120
60
60
180
90
90
240
120
120
300
150
150
3.OPERASIO
NAL
a. Efektif
b. Efisien
c. Ekonomis
d. Lancar
e. Aman
f. Tertib
6 %
1%
1%
1%
1 %
1 %
1 %
15
2,5
2.5
2.5
2,5
2,5
2,5
30
5
5
5
5
5
5
45
7,5
7,5
7,5
7.5
7,5
7,5
60
10
10
10
10
10
10
75
12,5
12,5
12.5
12,5
12,5
12,5
4. MODAL Rasio modal terhadap
aktiva tertimbang
menurut risiko.
30 %
75
150
225
300
375
Jumlah 100 % 250 500 750 1.000 1.250
Rata-rata Penalty Risiko 62,5 125 187,5 250 312,5
Peringkat risiko LPD yang tergolong sedang, rendah dan sangat rendah
akan dijadikan rating sangat tinggi apabila terdapat: a. perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan
dalam LPD yang bersangkutan.
b. campur tangan pihak ketiga di luar LPD dalam kepengurusan (manajemen) LPD, yang dapat menimbulkan kesulitan dalam LPD.
c. “window dressing” dalam pembukuan dan atau laporan LPD yang secara material dapat berpengaruh terhadap keuangan LPD sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap LPD.
d. praktik Pengurus LPD yang bersangkutan melakukan kegiatan LPD dalam LPD.
III. PELAKSANAAN PENETAPAN RISIKO
III.1. Faktor Risiko Kredit
(1) Penetapan faktor risiko kredit didasarkan pada komponen
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) didasarkan 2 (dua) rasio, yaitu : a. Rasio Aktiva Produktif yang diklassifikasikan terhadap Aktiva
Produktif.
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh LPD terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif yang wajib dibentuk oleh LPD.
(2) Penetapan Rating Risiko atas komponen faktor risiko kredit
tersebut adalah sebagai berikut :
Peringkat Risiko
Rasio
Aktiva Prod.yang
diklasifikasikan
terhadap aktiva
produktif
CPRR DIBENTUK
CPRR WD
1. Sangat Rendah ≤ 5 % 90 % - 100 %
2. Rendah > 5 % - 7,85 % 81 % - <90 %
3. Sedang > 7,85 % - 10,1 % 66 % - < 81 %
4. Tinggi > 10,1 % - 12,35 % 51 % - < 66 %
5. Sangat Tinggi > 12,35 % 0 % - < 51 %
(3) Penetapan penalty atas rating risiko kredit didasarkan bobot
faktor risiko kredit sebesar 40 % adalah sebagai berikut : Peringkat
Risiko
Penalty
Akt.Prod.diklassifikasikan
/Aktiva Produktif
CPRR
DIBENTUK/CPRRWD
1. Sangat Rendah 50 50
2. Rendah 100 100
3. Sedang 150 150
4. Tinggi 200 200
5. Sangat Tinggi 250 250
III.2. Faktor Risiko Likwiditas
(1) Untuk menetapkan risiko likwiditas, dibuat Daftar Profil Jatuh
Tempo Asset dan Liabilities (Maturity Profile) pada akhir bulan takwim yang bentuk formatnya sebagai berikut:
PROFIL JATUH TEMPO ASSETS DAN LIABLITIES (MATURITY PROFILE)
PER AKHIR BULAN :…………………………. PERIODE MATURITY
ASSETS (a)
LIABILITIES
(b) (a) -(b) BOBOT
( c ) WEIGHTED
ASSETS
(a ) x ( c )
WEIGTHED LIABILITIES
(b) x ( c )
s/d 7 hari 1
8 - 30 hari 2
>1 bln – 3 bln 3
>3 bln – 6 bln 4
>6 bln –12 bln 5
>1 thn – 3 thn 6
>3 thn – 5 thn 7
>5 thn 8
Jumlah
Basic Surplus = (Assets - Liabilities ) yang maturity sampai dengan 7
hari dikurangi lagi sebesar Cash Rasio 5 %. Cash Rasio 5% = (kewajiban segera+Tabungan+Deposito)x5%
∑ B
Liquidity Index : --------- = ∑ A
Kas + Tabungan di bank + saldo giro di bank + Tabungan LPD lain Cash Rasio = ---------------------------------------------------------------------------------
Kewajiban segera + tabungan + deposito
(2) Penetapan terhadap faktor risiko likwiditas didasarkan pada 2(dua) rasio yaitu :
a. Rasio Basic Surplus terhadap kewajiban segera dapat dibayar. Basic surplus adalah selisih antara aktiva likuid yang dapat dipakai dengan kewajiban yang segera dapat dibayar satu
minggu ke depan. Bila aktiva likuid lebih besar dari kewajiban yang segera dapat dibayar akan merupakan selisih lebih (positif) dan akan merupakan selisih kurang (negatif) bila
sebaliknya.
b. Rasio Liquidity Index Liquidity index adalah suatu bilangan yang menunjukka besarnya rasio antara jumlah dari perkalian liabilities dengan
bobot masing-masing terhadap jumlah dari perkalian assets dengan bobot masing-masing.
(3) Penetapan peringkat risiko atas komponen faktor risiko likwiditas
adalah sebagai berikut :
Peringkat
Risiko
Rasio
Basic surplus /
kewajiban yang segera dapat dibayar
Liquidity Index
1. Sangat Rendah > 10 % > 1,00
2. Rendah > 5 % - 10 % 1,00
3. Sedang 0 - 5 % 0,81 - < 1,00
4. Tinggi <0 – negative 10 % 0,66 - < 0,81
5. Sangat Tinggi < dari negatif 10 % < 0,66
(4) Penetapan penalty atas peringkat risiko likwiditas didasarkan
bobot faktor risiko likwiditas sebesar 24 % masing-masing untuk Basic Surplus 12 % dan Liquidity Index 12 %.
Peringkat
Risiko Likwiditas
Penalty
Basic Surplus
Liquidity Index
1. Sangat Rendah 30 30
2. Rendah 60 60
3. Sedang 90 90
4. Tinggi 120 120
5. Sangat Tinggi 150 150
III.3. Faktor Risiko Operasional (1) Penetapan terhadap faktor risiko operasional didasarkan pada 6
(enam) rasio komponen operasional yaitu: a. rasio efektifitas, didasarkan pada pencapaian nilai kredit
tingkat kesehatan LPD. Penetapan risiko efektifitas sebagai
berikut: Rating Risiko Pencapaian Nilai Kredit TKS
1. Sangat Rendah 90 ke atas
2. Rendah 81 - < 90
3. Sedang 66 - < 81
4. Tinggi 51 - < 66
5. Sangat Tinggi < 51
b. rasio efisiensi, didasarkan atas rasio antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional pada posisi akhir bulan laporan. Penetapan risiko efisiensi adalah sebagai berikut
c. rasio ekonomis, dihitung berdasarkan rasio antara total asset
terhadap jumlah sumber daya manusia . Rasio ini
dibandingkan setiap akhir bulan/periode dan dari perbandingan ini dihitung perkembangannya dengan rata-rata ukur selama satu kuartal/periode terakhir.
Rating Risiko
Trend Rata-rata rasio per bulan total
asset / jumlah SDM selama satu
kuartal
1. Sangat Rendah > 1,00 %
2. Rendah 0,75 % - 1,00 %
3. Sedang > 0,50 % - 0,75 %
4. Tinggi 0,00 % - 0,50 %
5. Sangat Tinggi < 0,00 %
d. rasio lancar, diukur dari lama rata-rata pencairan pinjaman
setelah dokumen diterima secara lengkap. Penetapan rating
risiko sebagai berikut:
Rating Risiko
Lama rata-rata pencairan kredit
setelah dokumen diterima secara
lengkap.
1. Sangat Rendah 1 - 2 hari.
2. Rendah >2 - 3 hari
3. Sedang >3 - 4 hari
4. Tinggi > 4 - 5 hari
5. Sangat Tinggi > 5 hari
e. rasio aman, diukur dari jumlah terjadinya peristiwa yang
merugikan LPD karena manipulasi, korupsi, kolusi, dan nepotisme dan musibah dalam kurun waktu satu tahun terakhir. (Diambil dari data satu tahun terakhir)
Rating Risiko Jumlah peristiwa yang merugikan
1. Sangat Rendah 0
2. Rendah 1
3. Sedang 2
4. Tinggi 3
5. Sangat Tinggi > 3
f. rasio tertib, diukur dari jumlah pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dalam kurun waktu satu tahun.
(dari hasil pemeriksaan terakhir).
Rating Risiko Pelanggaran terhadap ketentuan yang
berlaku
1. Sangat Rendah 0
2. Rendah 1
3. Sedang 2
4. Tinggi 3
5. Sangat Tinggi 4
(2) Penetapan penalty atas peringkat risiko komponen operasional sebagai berikut:
Rating
Risiko
Penalty
Efektif Efisien Ekonomis Lancar Aman Tertib
1.Sangat Rendah 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
2.Rendah 5 5 5 5 5 5
3.Sedang 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5
4.Tinggi 10 10 10 10 10 10
5.Sangat Tinggi 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5
III.4. Faktor Risiko Modal (1) Faktor risiko modal didasarkan pada rasio antara modal
terhadap Aktiva Produktif Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur tentang Prinsip hehati-hatian Pengelolaan LPD.
(2) Penetapan besarnya faktor risiko modal adalah sebagai berikut :
Rating Risiko Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM)
1. Sangat Rendah > 15,00 %
2. Rendah > 12,00 % - 15,00 %
3. Sedang 12,00 %
4. Tinggi 6,80 % - 11,90%
5. Sangat Tinggi < 6,80 %
(3) Penetapan penalty atas rating risiko modal didasarkan bobot faktor risiko modal sebagai berikut:
Rating Risiko Penalty
1. Sangat Rendah 75
2. Rendah 150
3. Sedang 225
4. Tinggi 300
5. Sangat Tinggi 375
IV. HASIL PENILAIAN NILAI PENALTY DAN PREDIKAT PERINGKAT RISIKO (1) Atas dasar nilai penalty dari faktor-faktor risiko yang ditetapkan
diperoleh nilai penalty gabungan. Dari nilai penalty gabungan dapat
diperoleh hasil rata-rata nilai penaly LPD dan pada gilirannya akan diketahui peringkat dan predikat risiko LPD yang bersangkutan.
a. nilai penalty sampai dengan 62,5 diberi predikat Risiko Sangat Rendah, (Peringkat 1).
b. nilai penalty di atas 62,5 sampai dengan 125 diberi predikat Risiko
Rendah, (Peringkat II). c. nilai penalty di atas 125 sampai dengan 187,5 diberi predikat Risiko
Sedang, (Peringkat III).
d. nilai penalty di atas 187,5 sampai dengan 250 diberi predikat Risiko Tinggi, (Peringkat IV).
e. nilai penalty di atas 250 sampai dengan 312,5 diberi predikat Risiko Sangat Tinggi, (Peringkat V).
(2) Laporan hasil penilaian peringkat risiko LPD disajikan pada bentuk
format sebagai berikut:
Laporan Peringkat Risiko LPD
Periode bulan:......... tahun.....
No Faktor dan Komponen yg dinilai Bobot Rasio yg
dicapai
Score
Penalty
Peringkat
Risiko
1 Kredit (a) Kualitas Aktiva
Produktif
20%
(b) CPRR 20%
2 Likwiditas (a) Basic Surplus 12%
(b) Likwidity Index 12%
3 Operasional (a) Efektif 1%
(b) Efisien 1%
(c) Ekonomis 1%
(d) Lancar 1%
(e) Aman 1%
(f) Tertib 1%
4 Modal 30%
Rata-rata 100%
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
LAMPIRAN V PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA
FORMAT LAPORAN LPD
I. FORMAT LAPORAN BULANAN Terdiri dari format laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman, format laporan neraca dan format laporan perhitungan laba rugi
I.1. Format laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman Laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman adalah laporan yang
menggambarkan kegiatan LPD pada bulan yang bersangkutan yang
meliputi; (1) potensi/sumberdaya; (2) perkembangan pinjaman yang
diberikan; (3) antar bank aktiva; (4) tabungan dan deposito masyarakat dan
(5) antar bank pasiva serta rinciannya. Bentuk format laporan kegiatan
dan perkembangan pinjaman sebagai berikut:
LPD ________________________
LAPORAN KEGIATAN & PERKEMBANGAN PINJAMAN
Periode Bulan:_________________
(1) Potensi /Sumber daya Desa Pakraman .............................
1.1.Jml Banjar 1.2.Jml KK 1.3.Jml Jiwa 1.4.Jml Pengelola/Karyawan
Laki-laki Perempuan
(2) Pinjaman yang diberikan (nilai dalam Rp.000)
2.1. Realisasi
Pinjaman bulan
ini
Nilai Jml org 2.2. Saldo
Pinjaman bulan
ini
Nilai Jml org
2.3.Kolektibilitas
Pinjaman bulan
ini
Klasifikasi Nilai Jml org 2.4.Pembentukan CPRR
1.Lancar 1.Bln ini
2.Kurang Lancar 2.S.d bln ini
3.Diragukan 2.5.Penghapusan Pinjaman
4.Macet 1.Hps Buku
Total 2.Hps Tagih
(3) Penempatan dana pada bank / LPD lain (Antar Bank Aktiva ) (Nilai dalam Rp.000)
3.1. ABA di
BPD Bali
Rekening Nilai 3.2. ABA di
Bank lain /
lembaga
keuangan
lainnya
Rekening Nilai
1.Giro 1.Giro
2.Tabungan 2.Tabungan
3.Deposito 3.Deposito
Total Total
(4) Tabungan, Deposito Masyarakat
4.1.Tabungan
Masyarakat
Nilai Jml org 4.2.Deposito
Masyarakat
Nilai Jml org
(5) Antar Bank Pasiva / Pinjaman yang diterima
5.1. Saldo ABP
BPD Bali
Nilai 5.2.Saldo ABP Lembaga
Keuangan lainnya
Nilai
I.2. Format laporan perhitungan laba rugi Laporan laba-rugi berisikan informasi mengenai jumlah pendapatan sesuai
pos-pos pendapatan LPD, biaya / belanja sesuai dengan pos-pos biaya dan
perhitungan laba/rugi sampai periode bulan laporan. Adapun format
laporan perhitungan laba / rugi sebagai berikut:
LPD____________________
Laporan Perhitungan Laba-Rugi
Periode Bulan: ___________
Perkiraan Sandi Jumlah (Rp)
A. Pendapatan Operasional
1. Hasil
a. Dari Bank-Bank Lain
i. Giro 120
ii. Tabungan 121
iii. Simpanan Berjangka 122
iv. Pinjaman yang Diberikan 123
v. Lainnya 124
b. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
i. Pinjaman yang Diberikan 126
ii. Lainnya 129
2. Pendapatan Operasional Lainnya 170
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL 100
B. Biaya Operasional
1. Biaya Bunga
a. Kepada Bank-Bank Lain
i. Simpanan Berjangka 194
ii. Pinjaman yang Diterima 195
iii. Lainnya 199
b. Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank
i. Simpanan Berjangka 203
ii. Tabungan 206
iii. Lainnya 209
2. Tenaga Kerja 241
3. Pemeliharaan dan Perbaikan 280
4. Penyusutan
a. Aktiva Tetap dan Inventaris 291
b. Piutang 299
5. Barang dan Jasa dari Pihak Ketiga 300
6. Biaya Operasional Lainnya 301
JUMLAH BIAYA OPERASIONAL 180
JUMLAH LABA RUGI TAHUN BERJALAN 470
I.3. Format laporan necara
Format laporan neraca berisikan informasi tentang jumlah aktiva sesuai
dengan pos-pos aktiva dan jumlah pasiva sesuai dengan pos-pos pasiva
pada periode bulan laporan. Adapun format laporan necara LPD sebagai
berikut:
LPD ____________________________
LAPORAN NERACA BULANAN
Periode Bulan: _____________
AKTIVA
Perkiraan Sandi Jumlah (Rp)
1. Kas 100
2. Antar Bank Aktiva
a. Giro 171
b. Tabungan 171
c. Deposito 171
3. Pinjaman
a. Pinjaman yang diberikan 171
b. Cadangan Piutang Ragu-ragu -/- 172
4.Aktiva Tetap dan Inventaris
a. Harga Perolehan 211
b. Akumulasi Penyusutan -/- 212
5. Rupa-Rupa Aktiva 230
JUMLAH AKTIVA
PASIVA
Perkiraan Sandi Jumlah (Rp)
1. Tabungan 320
2. Simpanan Berjangka (Deposito) 330
3. Antar Bank Pasiva 350
4. Pinjaman yang diterima 369
5. Rupa-rupa Passiva 400
MODAL
6. Modal disetor: Modal Dasar 421
7. Cadangan Umum 430
8. Laba/Rugi Tahun Lalu 441
9. Laba/Rugi Tahun Berjalan 442
JUMLAH PASIVA
II. FORMAT LAPORAN 3(TIGA) BULANAN
Terdiri dari format laporan penilaian kesehatan LPD dan penilaian peringkat risiko LPD.
II.1. Format laporan penilaian kesehatan LPD Laporan penilaian kesehatan LPD berisikan informasi mengenai rasio, nilai
kredit masing-masing komponen dan nilai kesehatannya. Pelanggaran terhadap batas maksimum menjadi faktor pengurang terhadap total nilai kesehatan LPD. Adapun bentuk format laporan kesehatan LPD sebagai
berikut:
LPD ____________________________
LAPORAN HASIL PENILAIAN KESEHATAN LPD
Periode Bulan: _____________
No (1)
Faktor CAMEL (2)
Rasio (3)
Nilai (4)
Bobot (5)
Nilai Kesehatan (6)=(5x4)
1. CAR 25%
2. KAP 25%
CPRR 10%
3 Manajemen 10%
4 ROA 10%
BOPO 10%
5 Likwiditas 5%
LDR 5%
Total nilai CAEL
Pelanggaran/Pelampauan BMPK -/-
Total nilai kesehatan
Kriteria
II.2. Format laporan penilaian peringkat risiko LPD Laporan penilaian peringkat risiko LPD berisikan informasi mengenai rasio
yang dicapai, bobot, score penalty dan peringkat risiko masing-masing komponen yang dinilai. Adapun bentuk format laporan kesehatan LPD
sebagai berikut:
Laporan Peringkat Risiko LPD
Periode bulan:......... tahun.....
No Faktor dan Komponen yg dinilai Bobot Rasio
yg
dicapai
Score
Penalty
Peringkat
Risiko
1 Kredit (a) Kualitas Aktiva
Produktif
20%
(b) CPRR 20%
2 Likwiditas (a) Basic Surplus 12%
(b) Likwidity Index 12%
3 Operasional (a) Efektif 1%
(b) Efisien 1%
(c) Ekonomis 1%
(d) Lancar 1%
(e) Aman 1%
(f) Tertib 1%
4 Modal 30%
Rata-rata 100%
III. FORMAT LAPORAN TAHUNAN
Terdiri dari format laporan rencana kerja dan anggaran pendapatan belanja
LPD (RK-RAPB); format laporan pertanggung jawaban pengurus akhir tahun; laporan hasil pertanggung jawaban audit pengawas internal.
III.1. Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Belanja LPD Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Belanja LPD (RK-RAPB) disusun
oleh Pengurus, dibahas dan disetujui dalam paruman Desa Pakraman serta
disyahkan oleh Bendesa. Pelaksanaan RK-RAPB LPD dipertanggung
jawabkan Pengurus dan Pengawas Internal pada paruman Desa Pakraman.
Adapun kertas kerja penyiapan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja LPD
sebagai berikut:
i. Rasio-rasio Standar
No
Rasio
Realisasi Des Th..
Standar Proyeksi Des Th. ......... catatan
Rendah Tinggi Target
1 Cash Rasio
%
2 KPMM Rp.
3 CAR %
4 LDR %
5 ATMR Rp.
6 KAP %
7 PPAP %
8 BOPO %
9 ROA %
10 PYD
ii. Prakiraan / Proyeksi Biaya Overhead (Rp.000)
No
Jenis
Realisasi
Des Th..
Proyeksi Des Th. ........... catatan
Rendah Tinggi Target
1 Premi Ass.
2 Tenaga Kerja
a Gaji, upah, hon
b Pendidikan
c Lainnya
3 Sewa
4 Pemeliharaan / Perbaikan
5 Penyusutan
a Ak.Tetap + Inv.
b Beban ditghk.
6 Barang +Jasa
7 Lainnya
iii. Prakiraan / Proyeksi Modal (Rp.000)
No
Jenis
Realisasi Des Th..
Proyeksi Des Th. .......... Catatan
Rendah Tinggi Target
1. MODAL INTI
a Modal Disetor
b Modal Sumbangan
c Cadangan Umum
d Cadangan Khusus
f Laba ditahan
g Laba tahun lalu
h Laba tahun berjalan
2. MODAL PELENGKAP
a CPRR
b Cadangan Rev.A.T.
c Pinj. Subordinasi
d Modal Pinjaman
JUMLAH 1 + 2
iv. Prakiraan Realisasi Pinjaman yang diberikan LPD (Rp.000)
No
Jenis
Realisasi Des Th..
Proyeksi Des Th. .............. Catatan
Rendah Tinggi Target
1 Modal kerja
2 Investasi
3 Konsumtif
JUMLAH
v. Prakiraan / Asumsi Tingkat Bunga di terima (Rp.000)
No
Jenis
Realisasi Des Th..
Proyeksi Des Th. ............. Catatan
Rendah Tinggi Target
1 Antar Bank Aktiva
a Giro
b Tabungan
c Deposito
2 Antar LPD
a Tabungan
b Deposito
c Kredit diberikan
3 Kredit Diberikan
4 Lainnya
Jumlah
vi. Prakiraan / Asumsi Bunga dibayar (Rp.000)
No
Jenis
Realisasi
Des Th..
Proyeksi Des Th. .............. Catatan
Rendah Tinggi Target
1 Tabungan
2 Deposito
3 Bank Pasiva
a Tabungan
b Deposito
c Kredit diterima
4 Antar LPD
a Tabungan
b Deposito
c Kredit diterima
5 Pinjaman diterima
a Subordinasi
b Lainnya
Jumlah
Formulir Laporan Rencana Anggaran Belanja LPD
1. Proyeksi pos-pos Neraca
Pos-pos Neraca Estimasi
Des Th ....
Proyeksi Des Th ….. Target Des
Th… Rendah Tinggi
A. AKTIVA
1. Kas
2. Antar Bank Aktiva
a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito
3. Pinjaman
a. Pinjaman yang
diberikan
b. Cad Piutang Ragu2 -/-
4.Aktiva Tetap dan Inventaris
a. Harga Perolehan
b. Akum Penyusutan -/-
5. Rupa-Rupa Aktiva
JUMLAH AKTIVA
B. PASIVA
1. Tabungan
2. Simpanan Berjangka
3. Antar Bank Passiva
4. Pinjaman yang diterima
5. Rupa-rupa Passiva
MODAL
6. Modal disetor: Modal Dasar
7. Cadangan
8. Laba/Rugi Tahun Lalu
9. Laba/Rugi Tahun Berjalan
JUMLAH PASIVA
2. Proyeksi pos-pos Laba Rugi
Pos-pos laba rugi Estimasi Des
Th...
Proyeksi Des Th... Target Des Th...
Rendah Tinggi
A.Pendapatan Operasional
1. Hasil
a. Dari BankLain
Giro
Tabungan
Simpanan Berjangka
Pinjaman yang
Diberikan
Lainnya
b. Dari Pihak Ketiga
Bukan Bank
Pinjaman yang Diberikan
Lainnya
2. Pendapatan
Operasional Lainnya
JML Pendapatan
Operasional
B. Biaya Operasional
1. Biaya Bunga
a. Kepada Bank-
Bank Lain
Simpanan
Berjangka
Pinjaman yang
Diterima
Lainnya
b. Kepada Pihak
Ketiga Bukan Bank
Simpanan
Berjangka
Tabungan
Lainnya
2. Tenaga Kerja
3. Pemeliharaan dan
Perbaikan
4. Penyusutan
a. Aktiva Tetap dan
Inventaris
b. Piutang
5. Barang dan Jasa
dari Pihak Ketiga
6. Biaya Operasional Lainnya
Jml Biaya Opr
Jml Laba – Rugi
III.2. Laporan Pertanggung Jawaban Akhir Tahun
Setiap tahun pengurus LPD wajib membuat Laporan Pertanggung Jawaban
Pemeriksaan terhadap kepatuhan (complient test), melalui diskusi, wawancara, memeriksa dokumen/file, pengambilan sampel, pengamatan langsung, dll.
Pemeriksaan substantive, seperti antara lain pemeriksaan kas, ABA, pinjaman yang diberikan, aktiva tetap dan inventaris, rupa-rupa aktiva / aktiva lain, tabungan, deposito, rupa-rupa pasiva, pinjaman yang diterima, modal, pos-pos pendapatan, pos-pos biaya, dll.
Kesehatan LPD Rating risiko LPD, dll
BAB. III– POKOK-POKOK TEMUAN DAN REKOMENDASI PEMERIKSA INTERNAL
Dari temuan pemeriksa tercermin masih terdapat beberapa kelemahan seperti : Sistem dan Prosedur, uraian jabatan , yang belum lengkap agar
dilengkapi dan seterusnyanya .............. Tingkat kesehatan LPD ........ bulan ........ menurun dari bulan
sebelumnya karena .............. untuk itu perlu diditingkatkan kinerjanya dengan ..........................
Ada beberapa bagian unit kerja menunjukkan seringnya ada kekeliruan dalam menjurnal ........ membuku terutama ...........
Masih ada penyelesian kredit bermasalah yang tertunda seperti
debitar ………… . beberapa dokumen kredit yang Belem ditandatangani, kurang kelengkapan identitas dan seterusnya ………
Pelayanan bagi from office perlu ditingkatkan dalam penguasaan produk LPD
Beberapa bagian sering dirangkap sedangkan bagian tersebut masih ada hubungan keterkaitan yang rawan frauds (pemisahan tugas dan wewenang masih longgar)
Terhadap temuan tersebut telah diberikan rekomendasi untuk penyempurnaan, dan pihak yang diperiksa telah dan sedang melakukan tidak lanjut untuk perbaikan.
BAB. IV KESIMPULAN 1. Pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan pemeriksaan pada
LPD ........... oleh pemeriksa bernama .................... sejak ............ sampai ..........
2. temuan yang ada mencerminkan adanya kelemahan pengendalian internal dan kecerobohan dari petugas LPD
3. dari temuan yang ada, telah dilakukan informasi dan komunikasi dengan pihak yang diperiksa baik secara tertulis maupun dibahas dalam pertemuan, dan sedang/telah ada tindak lanjutnya (bukti terlampir)
........., .................................. Pemeriksa Diketahui Oleh : (----------------------------) (---------------------------)
Lampiran :
- Perbaikan temuan
- Hasil cek list
- Form Pemeriksaan
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
LAMPIRAN VI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA
STRUKTUR ORGANISASI LPD
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
Paruman Desa Pakraman
Panureksa
Pamucuk
Patengen Penyarikan
Kabag Umum Kabag Dana Kabag Kredit
Satpam Sopir
Kolektor
Pembina
Kredit
Dhana
Sepelan
Analis
Kredit
Dhana
Sesepelan
Clining
Service Kolektor
pengembangan
LAMPIRAN VII PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA
STRUKTUR ORGANISASI BKS-LPD
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
Pembina
Patengan Penyarikan
Musyawarah LPD
Kabag Litbang Kabag Kerjasama
Pamucuk
BKS-LPD
Kabupaten/Kota
LAMPIRAN VIII PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA
STRUKTUR ORGANISASI LPLPD
GUBERNUR BALI,
MADE MANGKU PASTIKA
Kepala LPLPD Provinsi
Kepala Tata Usaha
Sub Bidang
Perencanaan & Anggaran
Sub Bidang Umum
Bidang Pembinaan Teknis
& Pelatihan
Bidang Audit dan Penanganan
Pengaduan Masalah LPD
Sub Bid Perlindungan
Sub Bid Penjaminan
Koordinator/ Wkl Koordinator LPLPD
Kab/Kota
Pembina
Staf dan Petugas Lapangan
LPLPD
Kab/Kota
Tenaga Ahli
Sub Bidang Penyangga Likwiditas
Bidang Audit
LPD
Bidang Penanganan Pengaduan Masalah
LAMPIRAN IX PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SEKRETARIAT DAN PEGAWAI LPLPD
A. Fungsi dan Uraian Tugas Kepala LPLPD Provinsi
Kepala LPLPD Provinsi mempunyai fungsi memimpin, merencanakan,
mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan
tugas pokok baik tugas-tugas di kesekretariatan maupun tugas-tugas
Pemberdayaan LPD yang meliputi antara lain pembinaan teknis,