PERANCANGAN ULANG TATA LETAK UNTUK MENGURANGI JARAK MATERIAL HANDLING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) (STUDI PADA PERUSAHAAN KONVEKSI CV. DAMAI JAYA) Choirul Anam Faculty of Economics and Business Universitas Brawijaya [email protected]Supervisor: Bayu Ilham Pradana, SE., MM., CMA. ABSTRACT This research is motivated by the author's observations of the production flow at CV. Damai Jaya. Based on the observations of several materials handling inefficiencies, which is the distance between the interconnected divisions located far apart and the occurrence of a backtracking operation process. The purpose of this research is to find alternative layout changes that can be proposed using the Systematic Layout Planning (SLP) method and continue to determine the most efficient alternative. In this study, three (3) alternative layouts were proposed to improve material handling on the CV. Damai Jaya. Of the three alternative layouts generated, the third alternative layout has the highest efficiency. The application of the 3rd alternative layout will reduce the daily material handling distance by 177.66m from the initial distance of 648.60m to 470.95m. In addition, the 3rd layout alternative reduces the percentage backward from 53.43% to 46.85%. Keywords: layout, material handling, systematic layout planning ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis terhadap alur produksi pada CV. Damai Jaya. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan beberapa inefisiensi material handling, yaitu jarak ruangan antar divisi yang saling berhubungan terletak berjauhan serta adanya proses operasi yang bersifat backtracking. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari alternatif perubahan tata letak yang dapat diusulkan dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) dan dilanjutkan dengan menentukan alternatif paling efisien. Pada menelitian ini didapatkan tiga (3) alternatif tata letak yang diusulkan untuk memperbaiki material handling pada CV. Damai Jaya. Dari ketiga alternatif tata letak yang dihasilkan, alternatif tata letak ke-3 memiliki efisiensi paling tinggi. Penerapan alternatif tata letak ke-3 akan mengurangi jarak material handling harian sebesar 177.66m dari jarak awal 648.60m menjadi 470.95m. Selain itu alternatif tata letak ke-3 menurunkan persentasi backward dari 53.43% menjadi 46.85%. Kata Kunci: material handling, systematic layout planning, tata letak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK UNTUK MENGURANGI JARAK MATERIAL HANDLING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT
PLANNING (SLP) (STUDI PADA PERUSAHAAN KONVEKSI CV. DAMAI JAYA)
Choirul Anam
Faculty of Economics and Business Universitas Brawijaya [email protected]
Supervisor:
Bayu Ilham Pradana, SE., MM., CMA.
ABSTRACT This research is motivated by the author's observations of the production flow at CV. Damai Jaya. Based on the observations of several materials handling inefficiencies, which is the distance between the interconnected divisions located far apart and the occurrence of a backtracking operation process. The purpose of this research is to find alternative layout changes that can be proposed using the Systematic Layout Planning (SLP) method and continue to determine the most efficient alternative. In this study, three (3) alternative layouts were proposed to improve material handling on the CV. Damai Jaya. Of the three alternative layouts generated, the third alternative layout has the highest efficiency. The application of the 3rd alternative layout will reduce the daily material handling distance by 177.66m from the initial distance of 648.60m to 470.95m. In addition, the 3rd layout alternative reduces the percentage backward from 53.43% to 46.85%. Keywords: layout, material handling, systematic layout planning
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis terhadap alur produksi pada CV. Damai Jaya. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan beberapa inefisiensi material handling, yaitu jarak ruangan antar divisi yang saling berhubungan terletak berjauhan serta adanya proses operasi yang bersifat backtracking. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari alternatif perubahan tata letak yang dapat diusulkan dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) dan dilanjutkan dengan menentukan alternatif paling efisien. Pada menelitian ini didapatkan tiga (3) alternatif tata letak yang diusulkan untuk memperbaiki material handling pada CV. Damai Jaya. Dari ketiga alternatif tata letak yang dihasilkan, alternatif tata letak ke-3 memiliki efisiensi paling tinggi. Penerapan alternatif tata letak ke-3 akan mengurangi jarak material handling harian sebesar 177.66m dari jarak awal 648.60m menjadi 470.95m. Selain itu alternatif tata letak ke-3 menurunkan persentasi backward dari 53.43% menjadi 46.85%. Kata Kunci: material handling, systematic layout planning, tata letak
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri fashion di Indonesia
berkembang dengan sangat pesat.
Berdasarkan survey yang dilakukan
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
2016, subsektor fashion berada di urutan
nomor 2 sebagai penyumbang PDB
terbesar pada sektor ekonomi kreatif
dengan persentase 18,01%.
Perkembangan Industri fashion yang
terjadi berdampak secara langsung pada
perusahaan konveksi.
Sebagai salah satu produsen
kebutuhan fashion, perkembangan
industri fashion membuat perusahaan
konveksi turut mengalami kenaikan
permintaan. Dalam upaya memenuhi
permintaan pasar, perusahaan harus
malakukan kegiatan produksi secara
efisien sebelum mengambil langkah
selanjutnya berupa penambahan
kapasitas produksi. Upaya efisiensi dapat
dilakukan dengan memaksimalkan
faktor-faktor produksi seperti bahan
baku, mesin, tenaga kerja, hingga tahapan
produksi. Faktor bahan baku menjadi
salah satu penentu produktifitas pada
perusahaan terutama berkaitan dengan
ketersediaan dan aliran perpindahan
bahan baku selama proses produksi.
Proses pemindahan bahan baku
menjadi aktivitas yang penting karena
akan menentukan hubungan atau
keterkaitan antar fasilitas produksi
(Wignjosoebroto, 2009). Salah satu
upaya membuat perpindahan bahan baku
berjalan dengan baik adalah dengan
melakukan pengaturan tata letak
sebagaimana pendapat Heizer et al.
(2018) bahwa tata letak merupakan salah
satu kunci dalam melakukan efisiensi
secara jangka panjang pada proses
produksi.
Salah satu perusahaan konveksi yang
mengalami kenaikan permintaan adalah
CV. Damai Jaya. Tingginya tingkat
permintaan yang dialami perusahaan dan
kemampuan produksi yang tidak mampu
memenuhi permintaan pasar membuat
CV. Damai Jaya harus kehilangan
peluang pasar. CV. Damai Jaya
merupakan perusahaan konveksi yang
terletak di Kota Malang dengan jumlah
karyawan sekitar 50 orang. CV. Damai
Jaya melakukan kegiatan produksinya
pada satu gedung dengan tiga lantai yang
terletak dikawasan padat penduduk.
Menurut Wignjosoebroto (2009),
diusahakan tata letak pabrik menghindari
adanya gerakan balik (back-tracking),
gerakan memotong (cross-movement),
kemacetan (congestion) dan sedapat
mungkin material bergerak terus tanpa
ada interupsi. Tata letak pada CV. Damai
Jaya mengalami beberapa permasalahan
terkait aliran bahan antara lain jarak
beberapa divisi yang berjauhan sehingga
membuat waktu tempuh bahan semakin
lama. Selain itu terjadi cross-mevement
dari ruang sablon menuju persiapan jahit
karena harus melalui ruang packing.
CV. Damai Jaya telah berdiri sejak
tahun 2000 dan tetap mampu bersaing
dengan perusahaan konveksi lainnya.
Kemampuan perusahaan untuk mampu
bersaing selama 21 tahun serta belum
optimalnya tata letak yang ada pada
perusahaan membuat peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut
pada CV. Damai Jaya. Pembuatan tata
letak yang optimal memerlukan beberapa
pertimbangan terkait dengan desain
produk, desain proses, dan desain
schedule.
Sebuah produk beserta detail
komponen yang diperlukan untuk
membuat produk tersebut dihasilkan dari
Kegiatan desain produk. Output dari
desain produk akan berpengaruh pada
Kegiatan desain proses. Hal ini terkait
dengan bagaimana produk tersebut akan
dibuat, bagaimana proses pembuatannya,
mesin apa saja yang dibutuhkan, hingga
berapa lama proses pengerjaan produk.
Hasil akhir dari desain proses akan
memberi petunjuk bagi perusahaan ketika
produksi akan dijalankan. Hal ini terkait
berapa banyak produk yang mampu
diciptakan perusahaan dalam waktu
tertentu, sehingga perusahaan dapat
menentukan kapasitas produksi, serta
kapan setiap proses produksi harus mulai
berjalan. Hal ini disebut sebagai desain
schedule. Ketiga hal tersebut secara
langsung akan mempengaruhi bentak tata
letak yang optimal bagi perusahaan.
Pada CV. Damai Jaya hasil desain
produk merupakan permintaan
kustomisasi dari pelanggan, di mana
biasanya terletak pada warna bahan dan
penempatan identitas organisasi pada
produk. Secara garis besar CV. Damai
Jaya telah membagi Kegiatan desain
proses menjadi 4 pemodelan untuk
memproduksi produk sesuai permintaan
pelanggan, di mana setiap pemodelan
produksi memiliki rata-rata waktu
penyelesaian yang berbeda. Berdasarkan
hal tersebut CV. Damai Jaya memiliki
master schedule yang digunakan untuk
mengontrol setiap divisi pada proses
produksi. Selain itu setiap divisi juga
memiliki schedule harian. Hal ini karena
tingkat kustomisasi yang tinggi serta
jumlah produksi untuk setiap produk
yang tidak terlalu besar. Sehingga dalam
waktu satu hari setiap divisi dapat
mengerjakan beberapa produk yang
berbeda. Tata letak fasilitas akan sangat
berpengaruh pada jarak tempuh serta
aliran bahan pada keempat pemodelan
produksi yang ada, sehingga tata letak
yang optimal diharapkan dapat membuat
jarak tempuh lebih pendek dan akan
meningkatkan jumlah produksi.
Berdasarkan beberapa permasalahan
yang terjadi, penting untuk dilakukan
penelitian mengenai perbaikan
perencanaan tata letak pada CV. Damai
Jaya. Perencanaan tata letak dilakukan
dengan memberikan ususlan tata letak
yang memiliki jarak perpindahan bahan
paling singkat serta memiliki aliran bahan
yang lancar. Perbaikan tata letak yang
diusulkan harapannya mampu
mengurangi jarak perpindahan bahan
selama proses produksi dan membuat
proses produksi lebih efisien sehingga
terjadi peningkatan output dan
meminimalisir cost harian perusahaan.
Pada perencanaan tata letak ini,
peneliti menggunakan metode Systematic
Layout Planning (SLP). Systematic
Layout Planning (SLP) merupakan
pendekatan sistematis dan terorganisir
untuk perencanaan tata letak yang
dikembangkan oleh Muther pada tahun
1973 (Wignjosoebroto, 2009). Metode
SLP merancang tata letak dengan
pertimbangan jarak antar stasiun
sehingga menghasilkan aliran material
dan perpindahan jarak yang minimum.
Selain itu SLP memilik prosedur yang
terperinci dalam merancang tata letak dan
dapat memunculkan lebih dari satu
alternatif tata letak. Dengan
menggunakan metode SLP, diharapkan
dapat menghasilkan alternatif rancangan
tata letak yang lebih baik dan memiliki
jarak perpindahan material seminimal
mungkin serta aliran bahan yang baik.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah untuk mendapatkan
alternatif tata letak berdasarkan metode
Systematic Layout Planning (SLP) yang
mampu meminimalisir jarak material
handling dan backtracking.
LANDASAN TEORI
Tata letak
Tata letak fasilitas (fasilities layout)
dapat didefinisikan sebagai tata cara
pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik
meliputi pemanfaatan luas lahan pabrik,
penempatan mesin dan fasilitas
penunjang produksi, personel kerja,
hingga kelancaran alur perpindahan
bahan baku saat produksi yang bertujuan
melancarkan proses produksi
(Wignjosoebroto, 2009).
Secara garis besar tujuan utama tata
letak fasilitas adalah sebagai upaya
perusahaan melakukan kegiatan produksi
dan operasi secara efisien yang membuat
biaya produksi lebih minim dan output
produksi bisa maksimal. Menurut
Wignjosoebroto (2009), suatu tata letak
yang baik akan dapat memberikan
keuntungan-keuntungan dalam sistem
produksi, antara lain sebagai berikut:
1. Menaikkan output produksi.
2. Mengurangi waktu tunggu (delay).
3. Mengurangi proses pemindahan
bahan (material handling).
4. Pengehematan area produksi.
5. Pendayagunaan maksimal pada
mesin, tenaga kerja, dan fasilitas
produksi lainnya.
6. Mengurangi inventory-in-process.
7. Proses manufacturing yang lebih
singkat.
8. Mengurangi resiko bagi kesehatan
dan keselamatan kerja bagi operator.
9. Memperbaiki moral dan kepuasan
kerja.
10. Mempermudah aktivitas supervise.
11. Mengurangi kemacetan dan
kesimpang-siuran mengurangi faktor
yang bisa merugikan dan
mempengaruhi kualitas pada bahan
baku atau produk jadi.
Material Handling
Dalam perencanaan tata letak fasilitas,
sistem pemindahan bahan menjadi
komponen penting yang perlu
dipertimbangkan. Menurut Tompkins
(2010), Penanganan material (material
handling) merupakan seni dan sains
terkait dengan pergerakan, penyimpanan,
kontrol, dan perlindungan barang dan
material selama proses pembuatan,
distribusi, konsumsi, dan pembuangan.
Penanganan material berarti
menyediakan jumlah yang tepat dari
material yang tepat, pada tempat yang
tepat, pada posisi yang tepat, pada urutan
yang tepat, dan dengan biaya serta
metode yang tepat.
Sementara menurut Assauri (2008),
secara sederhana material handling dapat
dikatakan sebagai kegiatan mengangkat,
mengangkut dan meletakan bahanbahan
atau barang-barang dalam proses di
dalam pabrik di mulai sejak bahan masuk
hingga menjadi sebuah produk.
Berdasarkan penjelasan teori di atas
maka dapat disimpulkan bahwa material
handling adalah sebuah penanganan
terhadap bahan atau produk mulai dari
proses perpindahan, pengolahan, hingga
penyimpanan.
Systematic Layout Planning (SLP)
Systematic Layout Planning (SLP)
merupakan suatu pendekatan sistematis
dan terorganisir dalam perencanaan tata
letak yang diciptakan oleh Richard
Muther (1973). Tujuan dari penerapan
metode ini adalah menghasilkan tata letak
dengan alur perpindahan bahan yang
sesuai dengan alur produksi dan memiliki
jarak perpindahan seminimal mungkin.
Pembuatan tata letak dengan metode
Systematic Layout Planning didasarkan
pada hubungan kedekatan antar ruangan
yang dianalisa melalui Activity
Relationship Chart (ARC).
Sumber: Tompkins, 2010
Dalam pelaksanaannya data yang
dibutuhkan dapat diklasifilasikan ke
dalam 5 kategori yaitu Produk (Product),
Kuantitas (Quantity), Proses (Routing),
Sistem Pendukung (Supporting System),
Waktu (Time). Prosedur pelaksanaan SLP
diawali dengan pengumpulan data yang
akan digunakaan untuk perencanaan tata
letak berdasarkan kegiatan produksi baik
yang sedang berlangsung atau yang
diramalkan. Setelah data terkumpul
dilakukan analisis aliran material dan
dikombinasikan dengan analisis aktivitas
yang akan digunakan untuk membuat
perencanaan diagram hubungan aktivitas
(Activity Reationship Diagram). Dari
langkah tersebut akan didapatkan
hubungan kedekatan antar ruangan yang
akan digunakan sebagai dasar
penempatan fasilitas. Langkah
selanjutnya adalah pembuatan Space
Relationship Diagram dengan
pertimbangan kebutuhan luas area dan
juga ketersediaan area. Berdasarkan
Space Relationship Diagram dengan
pertimbangan modifikasi seperlunya
serta batasan yang ada, maka alternatif
tata letak bisa dibuat. Pada langkah
terakhir dilakukan evaluasi terhadap
alternatif tata letak yang telah dibuat.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam
perencanaan ulang tata letak pada CV.
Damai Jaya ini termasuk dalam jenis
penelitian terapan dengan pendekatan
deskriptif. Di mana penelitian memiliki
tujuan mendeskripsikan atau
menggambarkan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki dengan tujuan
menghasilkan solusi bagi permasalahan
tersebut.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di CV.
Damai Jaya yang berlokasi di Jl. Kolonel
Sugiono VII No.7 RT.08/RW.02 Kec.
Kedungkandang Kota Malang. Penelitian
ini dimulai pada 21 Desember 2020.
Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini terdiri
dari data primer dan sekunder. Data
primer didapatkan melalui observasi dan
wawancara secara langsung. Data primer
pada penelitian ini meliputi tata letak
awal perusahaan, gambaran umum
perusahaan, alur produksi, detail proses
dan waktu produksi. Pada penelitian ini
data sekunder didapatkan melalui
dokumen perusahaan. Data sekunder
pada penelitian ini meliputi company
profile perusahaan, data fasilitas
produksi, data kapasitas produksi, dan
data pesanan selama tiga tahun terakhir
(2018-2020).
Metode Analisis Data
Pada penelitian ini proses yang
dilakukan dalam analisis data adalah
sebagai berikut:
1. Evaluasi tata letak awal
Dilakukan evaluasi terhadap tata
letak awal, meliputi proses idetifikasi
aliran material, perhitungan jarak
antar divisi, hingga perhitungan total
momen jarak perpindahan bahan.
2. Perancanaan tata letak usulan
Proses perancangan tata letak usulan
meliputi pengumpulan data sebagai
input metode Systematic Layout
Planning (SLP), analisis aliran
material, analisis hubungan aktivitas,
diagram hubungan ruangan, hingga
penetapan modifying consideration
dan practical limitation.
3. Pembuatan alternatif tata letak
dengan metode Systematic Layout
Planning (SLP)
4. Langkah berikutnya adalah membuat
rancangan alternatif tata letak
berdasarkan data yang telah di olah
sebelumnya dengan menggunakan
block layout pada skala tertentu dan
batasan-batasan ruangan yang
dimiliki. Setelah dilakukan olah data
berdasarkan sistematika SLP, maka
tata letak usulan dibuat berdasarkan
hubungan kedekatan pada ARC
dengan Batasan-batasan tertentu.
Diagram hubungan ruangan menjadi
dasar dalam pembuatan alternatif tata
letak.
5. Perbandingan tata letak awal dengan
tata letak usulan
Berikutnya akan dilakukan
perbandigan antara tata letak awal
dengan alternatif tata letak yang ada.
dari alternatif tata letak yang ada
akan dipilih alternatif tata letak yang
memiliki tota momen perpindahan
jarak paling minimal serta memiliki
aliran bahan yang lebih baik
berdasarkan aliran proses produksi.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pengumpulan Data
CV. Damai Jaya beroperasi pada
bangunan 3 lantai dengan luas lantai 1
sebesar 225 m2, luas lantai 2 sebesar 192
m2, dan luas lantai 3 sebesar 129 m2.
Selain lokasi produksi, bangunan tersebut
juga difungsikan sebagai kantor dan
tempat display untuk menerima pesanan
serta melakukan penjualan produk jadi
Sumber: Data primer, 2021
Adapun ukuran dari ruangan setiap
divisi yang ada beserta fasilitasnya pada
CV. Damai Jaya.
Sumber: Data primer, 2021
Alur produksi pada CV. Damai Jaya
terbagi menjadi 4 model yaitu model
pembuatan produk polos, produk sublim,
produk sablon, dan produk bordir.
Adapun alur dari produksinya sebagai
berikut.
Sumber: Data primer, 2021
Evaluasi Tata Letak Awal
Berdasarkan data tata letak awal
tersebut, maka dapat disusun evaluasi
yang dibagi menjadi 3 aspek yaitu
identifikasi aliran material, perhitungan
jarak antar divisi, dan perhitungan
momen perpindahan jarak.
Model produksi 1 memiliki total 13
proses dan membutuhkan waktu 35,5
menit hingga produk jadi. Berikut peta
prosesnya
Sumber: Data primer, 2021
Model produksi 2 memiliki total 16
proses dan membutuhkan waktu 70,5
menit hingga produk jadi.
Sumber: Data primer, 2021
Total model produksi 3 memiliki 19
proses dan membutuhkan waktu 59,5
menit hingga produk jadi.
Sumber: Data primer, 2021
Total model produksi 4 memiliki 25
proses dan membutuhkan waktu 111,5
menit hingga produk jadi.
Sumber: Data primer, 2021
Penghitungan Jarak Antar Divisi
Dalam menentukan jarak antar divisi,
perlu diketahui terlebih dahulu koordinat
titik pusat (centroid) dari setiap ruangan
yang dilalui saat proses produksi.
Sebelum menemukan titik pusat setiap
ruangan, perlu diketahui koordinat setiap
ruangan pada setiap lantai menggunakan
Block Layout.
Up
Musholla
R. S
ablo
n 1
R. Sablon 2
Lantai 3
Up
Up
Up R. Bordir
R. Printing
R. Potong
R. M
anaj
er
R. Display
R. KantorR.
Sub
limR. Rapat
R. P
enyi
mpa
nan
Lantai 1
U
Skala 1:200
Up
Up
Up
R. Hiburan
R. Persiapan JahitR. Packing
R. Jahit
Lantai 2
1 1
1 1
Up
11
11
22
2
3
2
2
2
2
11
11
3
4
4
4
33
32
34
44
55
54
56
66
3
3
Polos (Model 1)
Sublim (Model 2)
Sablon (Model 3)
Bordir (Model 4)
Operasi
Inskepsi
Gabungan
Keterangan:
Berdasarkan Block Layout maka dapat
dilakukan identifikasi koordinat setiap
ruangan. Setelah koordinat setiap
ruangan diketahui, titik tengah setiap
ruangan dapat ditemukan. Berikut ini
adalah contoh perhitungan centroid pada
ruang penyimpanan:
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑋𝑋 =𝑋𝑋1 + 𝑋𝑋2
2
=1 + 2.65
2= 1.83
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑌𝑌 =𝑌𝑌1 + 𝑌𝑌2
2
=1 + 4
2 = 2.5
Berikut koordinat centroid dari setiap
ruangan produksi.
Setelah diketahui centroid setiap
ruangan, maka dihitung jarak dari setiap
ruangan pada lantai yang sama
menggunakan rumus rectilinear. Berikut
ini adalah contoh perhitungan jarak dari
ruang penyimpanan menuju ruang
potong:
𝐾𝐾𝑖𝑖𝑖𝑖 = |𝑥𝑥𝑖𝑖 − 𝑥𝑥𝑖𝑖| + |𝑦𝑦𝑖𝑖 − 𝑦𝑦𝑖𝑖|
𝐾𝐾17 = |𝑥𝑥1 − 𝑥𝑥7| + |𝑦𝑦1 − 𝑦𝑦7|
= |1.83 − 7.05|+ |2.5 − 5.5| = 8.22𝑐𝑐𝑐𝑐
Block Layout dibuat pada skala 1:200
maka jarak sebenarnya dari ruang
penyimpanan menuju ruang potong
adalah 8.22 × 200 = 1644cm atau 16.4m.
Jarak antar ruangan pada setiap lantai
produksi dapat dilihat pada tabel berikut.
Setelah diketahui jarak antar ruangan
pada setiap lantai produksi, selanjutnya
perlu diketahui jarak setiap tangga yang
ada. Berikut ini adalah contoh
perhitungan jarak tangga lantai 1 sebelah
barat menggunakan rumus phytagoras: Tangga Lt 1 (Barat)
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
Kumparan.com, 2018. Pengertian Garmen dan Konveksi, Inilah
Perbedaannya Yang Perlu Kamu Ketahui. di akses pada 15 Januari 2021: https://kumparan.com/ahmad-debi/pengertian-garmen-dan-konveksi-inilah-perbedaannya-yang-perlu-kamu-ketahui
Nazir, 2017. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Sekaran, Uma., 2017. Metode Penelitian Untuk Bisnis (Pendekatan PengembanganKeahlian) Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Sutalaksana, Iftikar Z., 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Institut Teknologi Bandung: MTI-ITB.
Tampubolon, M. P., 2018. Manajemen Operasi dan Rantai Pemasok. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Tompkins J.A., White J.A., Bozer, Tanchoco J.M.A. 2010. Facilities Planning, Fourth Edition. California: John Willey & Sons, Inc.