BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Waktu Kerja (Motion Time Measurement) Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator terlatih dan qualified dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja mutlak berhubungan dengan waktu kerja yang digunakan da1am berproduksi.Dengan demikian pengukuran waktu ini merupakan suatu proses kuatitatif, yang diarahkan untuk mendapatkan suatukriteria yang obyektif. Study mengenai pengukuran waktu kerja dilakukan untuk dapat melakukan perancangan atau perbaikan dari suatu sistem kerja. Untuk keperluan tersebut, dilakukan penentuan waktu baku, yaitu waktu yang diperlukan dalam bekerja dengan telah mempertimbangkan faktor-faktor diluar elemen pekerjaan yang dilakukan (Wignjosoebroto, 2002). 1) Pengukuran Kerja Secara Langsung Pengukuran kerja secara langsung harus dilakukan pada waktu kerja di tempat berlangsungnya kerja dan ketika sedang terjadinya pekerjaan tersebut.Kelebihan pengukuran langsung antara lain lebih praktis dalam mencatat waktu tanpa harus penguraikan pekerjaan dalam elemen – elemen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Waktu Kerja (Motion Time Measurement)
Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang
dibutuhkan seorang operator terlatih dan qualified dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang
terbaik pada saat itu. Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja mutlak berhubungan
dengan waktu kerja yang digunakan da1am berproduksi.Dengan demikian pengukuran
waktu ini merupakan suatu proses kuatitatif, yang diarahkan untuk mendapatkan
suatukriteria yang obyektif. Study mengenai pengukuran waktu kerja dilakukan untuk
dapat melakukan perancangan atau perbaikan dari suatu sistem kerja. Untuk keperluan
tersebut, dilakukan penentuan waktu baku, yaitu waktu yang diperlukan dalam bekerja
dengan telah mempertimbangkan faktor-faktor diluar elemen pekerjaan yang dilakukan
(Wignjosoebroto, 2002).
1) Pengukuran Kerja Secara Langsung
Pengukuran kerja secara langsung harus dilakukan pada waktu kerja di tempat
berlangsungnya kerja dan ketika sedang terjadinya pekerjaan tersebut.Kelebihan
pengukuran langsung antara lain lebih praktis dalam mencatat waktu tanpa harus
penguraikan pekerjaan dalam elemen – elemen pekerjaannya. Pengukuran kerja secara
langsung dapat berupa :
a. Pengukuran waktu dengan jam henti (Stop Watch Jam )
Pada pengukuran waktu yang menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat
utamanya. Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan karena
kesederhanaannya. Asumsi- asumsi dasar SWTS seperti :
Metode dan fasilitas kerja sudah baku
Operator yg diukur waktu kerjanya paham prosedur dan metode kerja baku &
punya kemampuan kerja rata-rata
Kondisi lingkungan fisik kerja- sama dgn saat pengukuran
Performance kerja terkendali.
Terdapat beberapa jenis pekerjaan yang sesuai diukur dengan SWTS,
misalnya pekerjaan yang Repetitive dan uniform, macam kerja yg dilakukan
homogen atau tidak variatif, Output dapat dihitung, dan banyak dilakukan
serta teratur sifatnya.
b. Sampling pekerjaan ( Work Sampling )
Dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas (the law of probability)
sampling acak/random. Asumsi dari work sampling yaitu kejadian seorang
operator akan ditemukan sedang bekerja atau sedang menganggur terjadi secara
acak. Work Samplingmerupakan salah satu cara pengukuran dari bagianTime
Studyyang dilakukan secara langsung di tempat berjalannya pekerjaan
sepertihalnya pengukuran waktu jam henti. Work sampling efektif untuk mengukur
“Ratio Delay” dari sejumlah mesin, karyawan / operator, atau fasilitas kerja
lainnya. “Performance Level” dari seseorang selama waktu kerjanya. Waktu
baku untuk suatu proses / operasi kerja.
Work Sampling mempunyai beberapa kegunaan diantaranya:
1.Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh pekerja
ataukelompok kerja.
2.Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau peralatan kerja.
3.Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tak langsung
4.Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.
5.Untuk mengetahui beban kerja dari pekerjaan tak langsung
2) Pengukuran Kerja SecaraTidak Langsung
Definis pengukuran kerja tidak langsungyang menjadi bahasan kita kali ini
adalah : melakukan perhitungan waktu kerja pengamat tanpa menggunakan alat
stopwact dan tidak perlu langsung mengamati ke lokasi kerja, hanya melakukan
perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel waktu yang tersedia, asalkan
mengetahui jalanya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen
gerakan. Cara ini bisa dilakukan dalam aktivitas data waktu baku (standart data) dan
data waktu gerakan (predetermined time system)
1. Tujuan
Penilitian kerja dan metode kerja pada dasarnya akan memusatjan perhatiannya pada
bagaimana (how) suatu macam pekerja, dengan mengaplikasikan prinsip teknik
pebgaturan cara kerja yang optimal dalam sistem tersebut.maka akan diperoleh
alternatif metode pelaksaan kerja yang diangap memberikan hasil yang paling
efektif dsn efesien.Suatu pekerjaan dikatakan efesien apabila suatu pekerjaan
dikerjakan paling singkat.
Maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuran kerja Waktu baku
ini sangat diperlukan terutama sekali untuk:
a. Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja)
b. Estimasi biaya-biaya untuk upahkaryawan
c. Penjadwalan produksi danpenganggaran
d. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan
e. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja
Beberapa aktivitas pengukuran kerja seringkali dilaksanakan hanya untuk satu
jenis operasi tertentu saja dan sama sekali tidak ada pemikiran bahwa data yang
diperoleh akan bisa dimanfaatkan untuk operasi kerja lainnya (Wignjosoebroto,
2002).
2.2 Gerakan Fundamental (Therblig’s)
Bila kita mengamati suatu pekerjaan yang sedang berlangsung hal yang sudah
pasti terlihat adalah gerakan-gerakan yang membentuk kerja tersebut.Untuk
mempermudah penganalisaan terhadap gerakan–gerakan yang akan dipelajari perlu
dikenal terlebih dahulu gerakan–gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna
melaksanakan maksud ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan
symbol/kode dari gerakan–gerakan dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG
(dieja dari nama Frank dan Lilian Gilberth secara terbalik). Disini mereka menguraikan
gerakan-gerakan kerja kedalam 17 gerakan dasar Therbligs.Sebagian besar dari elemen–
lemen dasar therblig merupakan gerakan tangan yang biasa terjadi apabila suatu
pekerjaan terjadi, terlebih–lebih bila bersifat manual.Suatu pekerjaan dapat diuraikan
menjadi beberapa elemen gerakan untuk mana studi dilakukan guna mendapatkan
rangkaian gerakan yang lebih efisien. Suatu pekerjaan yang akan mempunyai uraian
yang berbeda – beda bila dibandingkan dengan pekerjaan yang lain tergantung pada
jenis pekerjaan tersebut.
Istilah ini Therblig merupakan anagram dari "Gilbreth" dan diciptakan oleh
Frank dan Lillian Gilbreth untuk sistem mereka belajar, waktu dan menganalisis
gerakan pekerja. Therbligs biasanya bertujuan untuk tugas-tugas manual dan sering
digunakan dalam bidang studi waktu dan gerak .
Meskipun motion study dan Therbligs biasanya berhubungan dengan tempat
kerja mereka sama-sama dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses lain, misalnya
di rumah. Teorinya adalah bahwa dengan menganalisis dan mengoptimalkan langkah-
langkah yang terlibat dalam waktu tugas dapat diselamatkan. Dalam sebuah pabrik,
waktu disimpan berarti produktivitas yang lebih tinggi.. Di rumah menghemat waktu
pada tugas-tugas berarti lebih banyak waktu luang
Meskipun Frank dan Lilian Gilberth telah menyatakan bahwa gerakan-gerakan
kerja manusia dilaksanakan dengan mengikuti 17 elemen dasar Therblig dan/atau
kombinasi dari elemen-elemen Therblig tersebut, akan tetapi didalam membuat peta
operator akan lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan Therblig berikut ini yang
digunakan yaitu:
• Search (S)
Merupakan elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasisuatu obyek,
dalam hal ini dilakukan oleh mata. Gerakan ini dimulaipada saat mata bergerak mencari
obyek dan berakhir bila obyektersebut sudah ditemukan.
• Select (SE)
Merupakan gerakan kerja untuk menemukan atau memilih suatu obyekdiantara dua
atau lebih obyek yang sama lainnya.
• Grasp (G)
Merupakan elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutupjari-jari tangan
pada obyek yang dikehendaki dalam suatu operasikerja.
• Reach (RE)
Merupakan gerakan yang menggambarkan gerakan tangan berpindahtempat tanpa
beban atau hambatan baik gerakan menuju atau menjauhiobyek.
• Move (M)
Merupakan gerakan perpindahan tangan, hanya di sini tangan bergerakdalam
kondisi membawa beban.
• Hold (H)
Elemen gerakan yang terjadi pada saat tangan memegang obyek
tanpamenggerakkan obyek tersebut.
• Release (RL)
Elemen gerakan yang terjadi pada saat tangan operator melepaskankembali
terhadap obyek yang dipegang sebelumnya.
• Position (P)
Elemen gerakan yang terdiri dari menempatkan obyek pada lokasiyang dituju
secara tepat.
• Pre-Position (PP)
Elemen gerakan yang mengarahkan obyek pada suatu tempatsementara sehingga
pada saat kerja mengarahkan obyek benar-benardilakukan maka dengan mudah obyek
akan bisa dipegang dan dibawake arah tujuan yang dikehendaki.
• Inspect (I)
Langkah kerja untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhipersyaratan kualitas
yang ditetapkan.
• Assembly (A)
Elemen gerakan yang menghubungkan dua obyek atau lebih menjadisatu kesatuan.
• Dis-Assembly (DA)
Elemen gerakan yang memisahkan atau menguraikan dua obyek yangtergabung
menjadi satu menjadi obyek-obyek terpisah.
• Use (U)
Elemen gerakan dimana salah satu atau kedua tangan digunakan unrukmemakai
atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuan tertentu.
• Unavoidable Delay (UD)
Kondisi kerja ini merupakan kondisi yang diakibatkan oleh hal-halyang di luar
kontrol dari operator dan merupakan interupsi terhadapproses kerja yang sedang
berlangsung.
• Avoidable Delay (AD)
Waktu menganggur yang terjadi selama siklus kerja yang dapatdihindarkan.
• Plan (P)
Merencanakan merupakan proses mental dimana operator berhentisejenak bekerja
dan memikirkan untuk menentukan tindakanselanjutnya.
• Rest to Overcome Fatiaue (R)
Waktu untuk memulihkan kondisi badan dari kelelahan fisik (Wignjosoebroto,
2002).
Gagasan mengefektifkan penerapan Therblig muncul dari seorang konsultan
“Methods Engineering” ternama dari Jepang, yaitu Mr. Shigeo Shingo.Ia
mengklasifikasikan Therblig yang telah dibuat oleh Gilbreth menjadi 4 kelompok yakni
sebagai berikut
a. Kelompok gerakan utama
Elemen-elemen gerakan yang bersifat memberi nilai tambah termasuk di
dalamnya, yaitu assemble, disassemble dan use.
b. Kelompok gerakan penunjang
Elemen-elemen gerakan yang kurang memberikan nilai tambah, namun
diperlukan. Terdiri dari elemen gerakan reach, grasp, move dan released
load.
c. Kelompok gerakan pembantu
Elemen-elemen gerakan yang tidak memberikan nilai tambah dan
memungkinkan untuk dihilangkan. Elemen-elemen gerakan yang termasuk
di dalamnya, yaitu search, select, position, hold, inspection dan pre-position.
d. Kelompok gerakan luar
Elemen-elemen gerakan yang sama sekali tidak memberikan nilai tambah,
sehingga sedapat mungkin dihilangkan. Terdiri dari elemen gerakan rest to
overcome fatigue, plan, unavoidable delay dan avoidable delay.
2.3 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan
Prinsip-prinsip ekonomi gerakn terdiri atas beberapa tipe yakni dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Gerakan yang berhubungan tubuh manusia dan gerakannya terdiri atas:
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali sedang
istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris
dan berlawanan arah gerakannya.
4. Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam
atau natural dari gerakan tubuh atau tangan.
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam
bekerja.
6. Gerakan yang patah-patah bayak perubahan arah akan memperlambat
gerakan tersebut.
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada
gerakan yang dikendalikan.
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan
irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya.
9. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.
b. Gerakan berhubungan dengan pengaturan tata letak tempat kerja terdiri atas
hal-hal sebagai berikut:
1. Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari
tempat tertentu dan tetap.
2. Bahan dan peralatan diletakan pada tempat yang mudah, cepat dan enak
untuk dicapai atau dijangkau.
3. Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip
gaya berat akan memudahkan kerja karena bahan yang akan diproses selalu
siap di tempat yang mudah untuk diambil. Hal ini menghemat tenaga dan
biaya.
4. Objek yang sudah selesai penyalurannya dirancang menggunakan
mekanisme yang baik
5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga gerakan–gerakan dilakukan dengan urutan terbaik.
6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif
berdiri dan duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang
menyenangkan.
c. Gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan terdiri atas hal-hal
sebagai berikut:
1. Tangan sebaiknya dapat dibedakan dari semua pekerjaan bila penggunaan
dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat
ditingkatkan.
2. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu
kegunaan.
3. Peralatan sebaiknya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pemegangan dan penyimpanannya.
4. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti
pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai
dengan kekuatan masing-masing jari.
5. Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur
sedemikian sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik dan
dengan tenaga yang minimum (Kurniawan, 2006).
2.4 Peta Kerja
2.4.1 Pengertian Peta Kerja
Peta kerja meruapakan alat komunikasi yang sistematis dan logis guna
menganalisis proses kerja dari tahap awal sampai akhir, melalui peta proses ini kita
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki sistem dan
metode kerja. Di dalam pembuatan peta kerja akan dipergunakan simbol-simbol
standard dari. ASME (American Society of Mechanical Engineers) untuk
menggambarkan masing-masing aktivitas. Simbol - simbol ASME adalah sebagai
berikut (Suryadi, 2010):
Tabel 2.1 Macam-macam Simbol ASME
No Simbol Keterangan Contoh
1 operasi Operasi, benda kerja mengalami perubahan
sifat atau bentuk, baik fisik maupun
kimiawi.
Menyerut, menghaluskan,
dan mengukur.
2 inpeksi Pemeriksaan, terjadi apabila benda kerja
atau peralatan mengalami pemeriksaan
baik untuk segi kualitas maupun kuantitas.
Mengukur dimensi dan
memeriksa kehalusan.
3 transpotasi Transportasi, terjadi bila benda kerja,
pekerja atau perlengkapan mengalami
perpindahan tempat dan bukan bagian dari
proses operasi.
Suatu obyek dipindahkan
dari tempat perakitan ke
gudang penyimpanan dan
pemindahan barang dari
mesin bubut ke mesin frais
4 delay Menunggu, terjadi apabila benda kerja,
pekerja atau perlengkapan tidak mengalami
kegiatan apa-apa selain menunggu.
Bahan menunggu untuk
diangkut ke tempat lain,
menunggu diperiksa, dan
lain sebagainya.
5 Sigitiga Penyimpanan, terjadi apabila benda kerja
disimpan untuk jangka waktu yang cukup
lama.
Dokumen-dokumen dan
bahan baku disimpan
dalam gudang.
6 aktivitas ganda Aktivitas gabungan, terjadi apabila antara
aktivitas dan pemeriksaan dilakukan secara
bersamaan atau dilakukan pada suatu
tempat kerja.
Perakitan benda kerja.
2.4.2 Peta Kerja Menyeluruh
Menurut Sutalaksana (1979), peta aliran proses adalah diagram yang
menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan
penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Secara
terperinci dapat dikatakan bahwa peta aliran proses pada umumnya terbagi dalam dua
tipe, yaitu:
1. Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang menggambarkan kejadian
yang dialami bahan dalam suatu proses atau prosedur operasi.
2. Peta aliran proses tipe orang, pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu:
- Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang
operator.
- Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok
manusia, sering disebut Peta proses kelompok kerja.
3. Peta aliran proses tipe kertas, ialah suatu peta yang menggambarkan tentang
aliran suatu kertas yang menjalani sekumpulan urutan proses mengikuti prosedur
tertentu (Diyan, UMM, 2010).
Berikut adalah manfaat dari peta proses operasi :
1) Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya
2) Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku dengan
memperhitungkanefisiensi pada setiap elemen operasi/pemeriksaan
3) Dapat menentukan pola tata letak operasi dan aliran pemindahan bahannya
4) Untuk perbaikan prosedur dan tata kerja yang sedang dipakai
Peta kerja keseluruhan yaitu menganalisis kondisi kerja pada seluruh area lantai
produksi. Macam-macam peta kerja menyeluruh adalah :
1. Diagram aliran
Merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung yang
menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses.
Kegunaan dari Diagram Aliran adalah sebagai berikut :
a. Lebih memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran
merupakan faktor yang penting.
b. Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja
2. OPC – Operation Process Chart (Peta Proses Operasi)
Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami
bahan baku (urutan operasi dan pemeriksaan) sampai menjadi produk jadi ataupun
komponen. Kegunaannya adalah :
a. Dapat mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya.
b. Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku
c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
3. Peta Aliran Proses
Diagram yang menunjukkan urut-urutan operasi, pemeriksaan, transportasi,
menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses atau prosedur
berlangsung, serta memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa
seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak pemindahan. Setelah kita mempunyai
gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi, seperti yang
diperlihatkan dalam Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses menggambarkan setiap
komponen dalam pembentukan produk secara rinci.
4. MPPC –Multiple Product Process Chart (Peta Produk Proses Banyak).
Peta untuk menganalisis aliran process dari berbagai macam/banyak produk
yang menggunakan mesin proses yang sama tapi dengan urutan proses yang
berbeda – beda. Tata letak fasilitas dikelompokkan menurut jenis proses.
5. Assembly Chart
Gambaran grafis yang menunjukkan aliran komponen dari perakitan sampai
menjadi finish produk. Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan-bagian
tidak selalu harus menunjukkan lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan atau
bahkan lintasan orang, tapi hanya benar-benar menunjukkan urutan operasi yang
harus dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan akan
menetukan apa yang harus dilakukan operator. Tujuan utama dari peta rakitan
adalah untuk menunjukkan keterkaitan , yang dapat juga digambarkan oleh sebuah
‘gambar terurai’. Teknik-teknik ini dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja
yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit (Apple,1990).
2.4.3 Peta Kerja Setempat
Peta kerja setempat yaitu menganalisa kondisi kerja untuk satu area atau
sebagian area kerja. Macam-macam peta kerja setempat yaitu :
1. MMPC –Man Machine Process Chart (Peta Pekerja & Mesin)
- Untuk menganalisa keseimbangan waktu kerja antara kerja manusia
(operator) dan kerja mesin.
- Disebut juga string diagram tujuan penggunaannya untuk menentukan beban
operator/menghitung jumlah mesin yang dapat dilayani tiap operator dan
menentukan strategi pengupahan.
2. GPC –Gang Process Chart (Peta Kelompok Kerja) yaitu peta untuk pekerjaan yang
memerlukan kerja sama yang baik dari sekelompok pekerja: pergudangan,
pemeliharaan, atau pekerjaan-pekerjaan pengangkutan material. Tujuan dari peta
kerja ini adalah meminimumkan waktu menunggu sehingga bisa mengurangi
ongkos produksi atau proses dan mempercepat waktu penyelesaian produksi atau
proses.
3. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan adalah Peta yang menggambarkan semua
gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan
kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang
dibebankan tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. Peta
tangan kanan dan kiri menggambarkan sketsa gerakan-gerakan saat benkerja dan
menganggur, diantaranya:
1) Mengembangkan gerakan dan mengurangi kelelahan
2) menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan
produktif
3) menganalisa letak-letak stasiun kerja
4) Alat melatih pekrja lain dengan cara yang ideal
2.5 Presendence Diagram
Presedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian
menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sebenarnya
merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada
operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan
kegiatan yang terkait di dalamnya (Baroto, 2002).
Presedence diagram memiliki jaringan kerja yang lebih sederhana karena
kegiatan atau tugas – tugas digambarkan pada node. Metode menggambarkan kegiatan
pada node, yang dalam hal ini garis panah merupakan hubungan logis antar kegiatan,
disebut metode diagram Activity on Node (AON).Diagram AON akanmemfokuskan
pada kegiatan yang berlangsung.
Untuk menggambarkan kegiatan dalam presedence diagram, didasarkan pada
hubungan kegiatan yang mendahului (predecessor) atau hubungan kegiatan yang
mengikuti (successor). Berikut beberapa keterangan antar kegiatan:
Tabel 2.2 Contoh Presedence Diagram
AOA/CPM AON/PDM Keterangan
(a) Kegiatan B dimulai setelah kegiatan A selesai
A predecessor B,
B successor A
(b) Kegiatan B dan C dapat dimulai setelah kegiatan A selesai
A predecessor B dan C, B
dan C successor A
(c) Kegiatan C dan D dapat dimulai setelah kegiatan A dan B selesai
A dan B predecessor C dan
D, C dan Dsuccessor A
dan B
(d) Hubungan ketergantungan dengan memakai dummy pada AOA
A dan B
menjadi predecessor C
karena ada
kegiatan dummy dari B ke
C di AOA
Pada tabel diatas, termasuk terdapat konsep kegiatan ‘dummy’ yang disimbolkan
dengan garis panah putus-putus (- – - >). Kegiatan dummy merupakan kegiatan semu
yang durasinya nol (tidak membutuhkan sumber daya), yang diselipkan ke dalam
jaringan untuk menjaga logika pada jaringan. Menurut Herjanto (2008), terdapat dua
jenis kegiatan dummy, yaitu grammatical dummy dan logical dummy.
a. Gramatical dummy
Gramatical dummy adalah dummy yang digunakan untuk menghindari
kerancuan penyebutan suatu kegiatan jika ditemukan dua atau lebih kegiatan
yang berasal dari peristiwa yang sama dan berakhir pada peristiwa yang sama
pula, contoh: tiga kegiatan A, B, dan C pada Gambar 2.a, yang mana A dan B
dimulai dan berakhir pada waktu yang sama, dan C tidak dapat dimulai setelah
A dan B selesai. Kondisi A dan B dimulai dan berakhir pada waktu yang sama
ini sulit dibedakan oleh algoritma penjadwalan pada komputer karena yang